lp waham.docx

19
LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM 1. DEFINISI Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006) Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal. (Stuart dan sundeen, 2004). Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan tidak dapat dibuktikan dalam kenyataan. (Harold K, 2004) Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien (Aziz R, 2003). 1

Upload: nia-milenia

Post on 10-Nov-2015

224 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

LP WAHAM

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUANWAHAM

1. DEFINISI

Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006)

Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal. (Stuart dan sundeen, 2004). Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan tidak dapat dibuktikan dalam kenyataan. (Harold K, 2004)

Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien (Aziz R, 2003).

Ramdi (2000) menyatakan waham merupakan suatu keyakinan tentang isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang kebudayaannya, keyakinan tersebut dipertahankan secara kokoh dan tidak dapat diubah-ubah.

2. ETIOLOGI

A. Faktor Prediposisi

1) Faktor perkembanganHambatan perekembangan akan mengganggu hubungan interpersonal seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakhir dengan gangguan persepsi, klien menekan, perasaannya.2) Biologisadanya gangguan pada korteks pre frontal, korteks limbic, atrofi otak3) Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin dan glutama4) Psikologis Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda/bertentangan dapat menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan

B. Faktor presipitasi

1) Faktor social budayaWaham yang dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau diasingkan dari kelompok2) Factor biokimiaDopamine, norepinefrin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi penyebab waham.3) Proses pengolahan informasi yang berlebihan

3. KLASIFIKASI

a. Waham AgamaKeyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan secara berulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan

b. Waham KebesaranKeyakinan klien yang berlebihan terhadap kemampuan yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai kenyataan

c. Waham SomatikKlien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai kenyataan

d. Waham CurigaKlien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai kenyataan

e. Waham Sisip FikirKlien yakin bahwa ada fikiran orang lain yang disisipkan/dimasukkan kedalam fikiran yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai kenyataan

f. Waham NihilistikKlien yakin bahwa dirinya sudah tidak didunia/meninngal yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai kenyataan

g. Waham Siar FikirKlien yakin bahwa ada orang lain mengetahui apa yang dia butuhkan walaupun dia tidak menyatakan pada orang tersebut apa yang dinyatakan secara berulang dan tidak sesuai kenyataan

4. MANIFESTASI KLINIS

Menurut Azis (2003), tanda dan gejala yang dihasilkan atas penggolongan waham, yaitu: Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan Klien tampak tidak mempunyai orang lain Curiga Merusak (diri, orang lain, lingkungan) Takut, sangat waspada Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas Ekspresi wajah tegang Mudah tersinggung

5. RENTANG RESPON

Respon adaptif Respon maladaptif

Gangguan isi pikir halusinasiPerubahan proses emosiPerilaku tidak terorganisasiIsolasi sosialKadang proses pikir tergangguIlusi Emosi berlebihanBerperilaku yang tidak biasaMenarik diriPikiran logisPersepsi akuratEmosi konsisten dengan pengalamanPerilaku sesuaiHubungan social harmonis

6. AKIBAT

Klien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.

7. PROSES TERJADINYA

a. Fase Lack of Human needWaham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara reality dengan selft ideal sangat tinggi. Misalnya ia seorang sarjana tetapi menginginkan dipandang sebagai seorang dianggap sangat cerdas, sangat berpengalaman dan diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi karena sangat pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang.

b. Fase lack of self esteemTidak ada tanda pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya. Misalnya, saat lingkungan sudah banyak yang kaya, berpendidikan tinggi serta memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang ideal diri yang melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari aspek pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh, support sistem semuanya sangat rendah.

c. Fase control internal externalKlien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara optimal.

Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan. Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain.

d. Fase environment supportAdanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma (Super Ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.

e. Fase comfortingKlien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindar interaksi sosial ( Isolasi sosial ).

f. Fase improvingApabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain.

8. POHON MASALAH

Effect Risiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Core problem Perubahan Sensori Waham

Causa Isolasi sosial : menarik diri

Harga diri rendah kronis

9. MEKANISME KOPING

Mekanisme koping yamg sering digunakan klien adalah :a. Regresi, merupakan usaha klien untuk menanggulangi ansietas.b. Proyeksi, sebagai untuk menjelaskan kerancuan persepsi.c. Menarik dirid. Pada keluarga : mengingkari

10. PENATALAKSANAANMenurut Harnawati (2008) penanganan pasien dengan gangguan jiwa waham antara lain :A. Psikofarmalogi

1) Litium KarbonatLitium Karbonat adalah jenis litium yang paling sering digunakan untuk mengatasi gangguan bipolar, menyusul kemudian litium sitial. Litium Karbonat masih efektif dalam menstabilkan mood pasien dengan gangguan bipolar. Efek yang ditimbulkan hampir serupa dengan efek mengkonsumsi banyak garam, yakni tekanan darah tinggi, retensi air, dan konstipasi. Oleh karena itu, selama penggunaan obat ini harus dilakukan tes darah secara teratur untuk menentukan kadar litium.

2) Haloperidol

Haloperidol efektif untuk pengobatan kelainan tingkah laku berat pada anak-anak yang sering membangkang an eksplosif. Haloperidol juga efektif untuk pengobatan jangka pendek, pada anak yang hiperaktif juga melibatkan aktivitas motorik berlebih disertai kelainan tingkah laku seperti : impulsive, sulit memusatkan perhatian, agresif, suasana hati yang labil dan tidak tahan frustasi.

3) Karbamazepin

Karbamazepin terbukti efektif, dalam pengobatan kejang psikomotor, serta neuralgia trigeminal. Karbamazepin secara kimiawi tidak berhubungan dengan obat antikonvulsan lain maupun obat-obat lain yang digunakan untuk mengobati nyeri pada neuralgia trigeminal.

B. Pasien hiperaktif atau agitasi anti psikotik low potensial

Penatalaksanaan ini berarti mengurangi dan menghentikan agitasi untuk pengamanan pasien. Hal ini berkaitan dengan penggunaan obat anti psikotik untuk pasien waham.

C. Penarikan diri high potensial

Selama seseorang mengalami waham. Dia cenderung menarik diri dari pergaulan dengan orang lain dan cenderung asyik dengan dunianya sendiri (khayalan dan pikirannya sendiri). Oleh karena itu, salah satu penatalaksanaan pasien waham adalah penarikan diri high potensial. Hal ini berarti penatalaksanaannya ditekankan pada gejala dari waham itu sendiri, yaitu gejala penarikan diri yang berkaitan dengan kecanduan morfin biasanya dialami sesaat sebelum waktu yang dijadwalkan berikutnya, penarikan diri dari lingkungan sosial.

D. Psikoterapi

Walaupun obat-obatan penting untuk mengatasi pasien waham, namun psikoterapi juga penting. Psikoterapi mungkin tidak sesuai untuk semua orang, terutama jika gejala terlalu berat untuk terlibat dalam proses terapi yang memerlukan komunikasi dua arah. Yang termasuk dalam psikoterapi adalah terapi perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga dan terapi supportif.

11. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

a. Resiko tinggi perilaku kekerasanb. Perubahan proses pikir: wahamc. Isolasi sosiald. Harga diri rendah

12. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Perubahan proses pikir: waham

13. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATANA. Tindakan keperawatan kepada klien Tujuana. Klien dapat berorientasi terhadap realitas secara bertahapb. Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkunganc. Klien menggunakan obat dengan prinsip 6 benar

Tindakana. Bina hubungan saling percayab. Tidak mendukung atau membantah waham klienc. Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari harid. Jika klien terus menerus membicarakan wahamnya, dengarkan tanpa memberikan dukungan atau menyangkal sampai klien berhenti membicarakannyae. Berikan pujian bila penampilan dan orientasi klien sesuai realitasf. Diskusikan dengan klien kemampuan realitas yang dimilikinya saat yang lalu dan saat inig. Anjurkan klien melakukan aktivitas sesuai kemampuannyah. Berikan pujian yang sesuaii. Jelaskan pada klien tentang program pengobatannyaj. Diskusikan akibat yang terjadi bila klien berhenti minum obat tanpa konsultasi

B. Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga Tujuana. Keluarga mampu mengidentifikasi waham klienb. Keluarga mampu memfasilitasi klien untuk memenuhi kebutuhan yang belum dipenuhi oleh wahamnyac. Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan secara optimal Tindakana. Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami klienb. Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat waham di rumah, follow up, dan keteraturan pengobatan.c. Diskusikan dengan keluarga tentang obat klien

DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Nita. 2009. Aplikasi Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta : Salemba Medikahttp://www.academia.edu/5914468/LAPORAN_PENDAHULUAN_WAHAM (Diakses : 18 Januari 2015)

10