lp pengendalian infeksi.docx

21
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGENDALIAN INFEKSI RUANG JANGER RSUD BADUNG MANGUSADA Disusun Oleh: PUTU EPRILIANI P07!0!"00 DI# KEPERAWATAN TINGKAT ! SEMESTER III KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHAT AN DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN !0$ A% PENGERTIAN

Upload: epril-lylia

Post on 08-Jan-2016

130 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

7/17/2019 LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/lp-pengendalian-infeksidocx 1/21

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN

KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

PENGENDALIAN INFEKSI

RUANG JANGER RSUD BADUNG MANGUSADA

Disusun Oleh:PUTU EPRILIANI

P07!0!"00

DI# KEPERAWATAN TINGKAT !

SEMESTER III

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR 

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN !0$

A% PENGERTIAN

Page 2: LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

7/17/2019 LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/lp-pengendalian-infeksidocx 2/21

Infeksi merupakan invasi dan poliferasi mikroorganisme pada jaringan

tubuh. Mikroorganisme yang menginvasi dan berpoliferasi pada jaringan tubuh

disebut agens infeksi. Apabila mikroorganisme tersebut tidak menimbulkan tanda

klinis penyakit, infeksi yang ditimbulkan disebut infeksi asimptomatik atau

 subklinis (Kozier, 2010).

1. Jenis Mikroorganisme yang Menyebabkan Infeksi

Empat kategori utama yang menyebabkan infeksi pada manusia adalah

 bakteri, virus, jamur, dan parasit.

a. Bakteri merupakan mikroorganisme yang paling sering menyebabkan

infeksi. Beberapa ratus spesies dapat menyebabkan penyakit pada

manusia dan dapat hidup serta ditularkan melalui udara, air, makanan,

tanah, jaringan dan cairan tubuh, serta benda mati.

b. irus terutama tersusun atas asam nukleat sehingga untuk 

memperbanyak diri, harus masuk ke dalam sel hidup

c. Jamur meliputi ragi dan kapang.

d. !arasit hidup pada organisme hidup yang lain. !arasit meliputi

 proto"oa, seperti penyebab malaria, cacing, dan antropoda #tungau,

 pinjal, sengkenit$ #%o"ier, &'(') *$

&. +antai Infeksi

Enam mata rantai membentuk rantai infeksi agens penyebab atau

mikrorganisme, tempat organisme biasanya berada #reservoir$) pintu keluar 

reservoir) metode #cara penyebaran$) pintu masuk ke dalam inang) dan

inang yang rentan.

Agen infeksi

-ostpejamu +eservoir  

Page 3: LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

7/17/2019 LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/lp-pengendalian-infeksidocx 3/21

!ortal de e/it !ortal de entry

0ara penularan

#!erry 1 !otter &''2$

a. Agens penyebab

%emampuan mikroorganisme dalam menimbulkan proses infeksi

 bergantung pada jumlah mikroorganisme yang terdapat dalam tubuh)

virulensi dan potensi mikroorganisme #patogenisitas$, kemampuanmikroorganisme untuk masuk ke dalam tubuh) kerentanan inang) dan

kemampuan mikroorganisme untuk hidup dalam tubuh inang.

 b. +eservoir 

3umber yang umum adalah individu lain, mikroorganisme dalam tubuh

klien, tanaman, he4an, atau lingkungan umum. !emba4a #carrier $

adalah manusia atau he4an yang menjadi reservoir agens infeksi

tertentu dan biasanya tidak menunjukkan tanda klinis penyakit. !ada

keadaan tertentu, keadaan carrier dapat berdurasi singkat #carrier 

sementara atau transien$ atau panjang #carrier kronik$. Makanan, air,

dan feses juga dapat menjadi reservoir.

c. !intu keluar reservoir 

3ebelum terjadi infeksi pada inang, mikroorganisme harus

meninggalkan reservoir. Area tubuh manusia yang sering kali menjadi

reservoir dan pintu keluar reservoir dapat dilihat pada tabel berikut

Area 5ubuh 6rganisme !enyebab Infeksi !intu %eluar +eservoir  3aluran

napas

irus parainfluen"a

 Mycobacterium tuberculosis

Strapylococcus aureus

Mulut atau hidung le4at bersin, batuk,

 bernapas, atau berbicara

3aluran cernairus hepatitis A

3pesies Salmonella

Mulut saliva, muntah) anus feses)

ostomi

3aluran

kemih

 !nterokokus!scericia coli

 "seudomonas aeruginosaMeatus uretra dan alih salir kemih

3aluran

reproduksi

 #eisseria gonorroeae

$reponema pallidum

irus herpes simpleks tipe &

irus hepatitis B #-B$

agina rabas vagina) Meatur urinaria

semen, urine

Page 4: LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

7/17/2019 LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/lp-pengendalian-infeksidocx 4/21

7arah

irus hepatitis B

-I

$rapylococcus aureus

Strapylococcus epidermidis

8uka terbuka, area penusukan jarum,

kerusakan integritas kulit atau

membran mukosa

Jaringan

Strapylococcus aureus !scericia coli

3pesies proteus

3treptococcus beta9hemolitik A

atau B

7rainase dari robekan atau luka

d. 0ara penyebaran 3etelah meninggalkan reservoir, mikroorganisme

membutuhkan cara penyebaran untuk mencapai individu lain atau inang

 baru le4at pintu masuk reseptif. 5erdapat tiga mekanisme penyebaran,

yaitu($ !enyebaran langsung. !enyebaran langsung melibatkan pemindahan

mikroorganisme secara cepat dan langsung dari satu individu ke

individu lain melalui sentuhan, gigitan, ciuman, atau hubungan

seksual.

&$ !enyebaran tidak langsung. !enyebaran tidak langsung dapat

 berupa penyebaran le4at perantara atau penyebaran le4at vektor.

a$ !enyebaran le4at perantara. !erantara adalah semua "at yang

 berfungsi sebagai media dalam menghantarkan danmemasukkan agens infeksi ke inang yang rentan melalui pintu

masuk yang sesuai.

 b$ !enyebaran le4at vektor. ektor adalah he4an atau serangga

terbang atau merayap yang bertindak sebagai media transportasi

agens infeksi.

:$ !enyebaran le4at udara. !enyebaran le4at udara meliputi droplet

atau debu. ;uklei droplet, yaitu residu droplet yang menguap yang

dilontarkan oleh inang yang terinfeksi #misalnya, individu pengidaptuberkulosis$ dapat tetap berada di udara dalam jangka 4aktu yang

lama.

e. !intu masuk ke inang yang rentan

%ulit merupakan barier terhadap agens infeksi) namun, adanya

kerusakan pada kulit mudah menjadi pintu masuk mikroorganisme.

f. Inang yang rentan

Inang yang rentan adalah individu yang berisiko mengalami infeksi.

Inang luluh imun adalah individu <berisiko tinggi<, yaitu individu yang

Page 5: LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

7/17/2019 LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/lp-pengendalian-infeksidocx 5/21

lebih mudah terserang infeksi dibanding individu lain karena satu atau

 beberapa alasan.

:. !ertahanan 5ubuh terhadap Infeksi

!ertahanan tubuh tidak spesifik melindungi individu dari semua

mikroorganisme, tanpa menghiraukan pemajanan sebelumnya. 3ebaliknya,

 pertahanan spesifik #imun$, diarahkan terhadap bakteri, virus, jamur, atau

agens infeksi lain yang telah teridentifikasi.

a. !ertahanan tubuh tidak spesifik 

!ertahanan tubuh tidak spesifik meliputi barier anatomis dan fisiologis,

serta respon radang.

($ Barier Anatomis dan =isiologis

a$ %ulit dan membran mukosa yang utuh merupakan lini pertama

 pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme. b$ 3aluran hidung memiliki fungsi defensif. 3aat mele4ati saluran

yang berliku tersebut, udara yang msauk kontak dengan membran

mukosa yang lembap serta silia. Membran mukosa yang lembap dan

silia menjerat mikroorganisme, debu, dan benda asing lain. !aru

memilki makrofag #fagosit besar$ alveolar.

c$ 3etiap orifisium tubuh juga memiliki mekanisme protektif. +ongga

mulut secara teratur melepaskan apitelium mukosa untuk 

membersihkan kolonisasipada mulut.

d$ Mata terlindung dari infeksi karena adanya air mata, yang secara

kontinu membasuh mikroorganisme keluar dan berisi en"im

liso"im. 5ingkat keasaman tinggi pada asam lambung mencegah

 pertumbuhan mikroba.

e$ agina juga memiliki pertahanan alami terhadap infeksi. 3aat

seorang gadis mencapai pubertas, gula memfermentasi laktobasilus

dalam cairan vagina, menghasilkan p- vagina pada rentang :,2

sampai *,2. p- yang rendah ini menghambat pertumbuhan banyak 

mikroorganisme penyebab penyakit.

&$ +espon radang

+adang merupakan respon pertahanan jaringan yang tidak spesifik 

dan setempat terhadap cedera atau agens infeksi. +adang

merupakan mekanisme adaptasi yang menghancurkan atau

melarutkan agens penyebab cedera, mencegah penyebaran cedera

Page 6: LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

7/17/2019 LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/lp-pengendalian-infeksidocx 6/21

lebih lanjut, dan meningkatkan perbaikan jaringan yang rusak.

+adang memiliki karakeristik

a$ ;yeri #dolor$

 b$ !embengkakan #tumor$

c$ %emerahan #rubor$

d$ !anas #kalor$

e$ %erusakan fungsi pada bagian tersebut, jika cederanya berat

#fungsiolesa$

3erangkaian peristi4a dinamis biasanya merujuk pada tiga tahap

respon radang

$aap pertama +espon vaskular dan seluler 

$aap kedua !roduksi eksudat

$aap ketiga =ase penyembuhan

#($ +espon askular dan 3eluler 

!ada tahap a4al radang, terjadi kontriksi pembuluh darah pada

area cedera selama beberapa saat. %ontriksi a4al ini segera

diikuti dengan dilatasi pembuluh darah kecil #akibat pelepasan

histamin oleh jaringan yang mengalami cedera$ sehingga lebih

 banyak aliran darah ke area cedera. !eningkatan suplai darah ini

disebut hiperemia dan menimbulkan tanda kemerahan dan

 panas.

!ermeabiltas pembuluh darah meningkat pada area cedera

dengan dilatasi pembuluh darah sebagai respons terhadap

kematian sel, pelepasan mediator kimia #misalnya, bradikinin,

serotonin, dan prostaglandin$, serta pelepasan histamin.

!erubahan permeabilitas ini mengakibatkan peningkatan aliran

cairan, protein, dan leukosit #sel darah putih$ ke dalam ruang

interstitial, yang secara klinis dimanisfestasikan dengan tanda

khas radang berupa pembengkakan #edema$ dan nyeri. ;yeri

terjadi karena penekanan akibat penumpukan cairan pada ujung

saraf lokal dan mediator kimia, yang dianggap mengiritasi ujung

saraf. 5erlalu banyak aliran cairan ke area tertentu, seperti

rongga pleura, atau rongga perikardia dapat menyebabkan

gangguan serius pada fungsi organ tubuh. !ada area lain, seperti

sendi, terjadi gangguan mobilitas.

Page 7: LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

7/17/2019 LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/lp-pengendalian-infeksidocx 7/21

Aliran darah pada pembuluh darah yang dilatasi lambat.

!erubahan kecepatan aliran darah ini membantu menggerakkan

lebih banyak leukosit ke jaringan yang mengalami cedera.

 ;ormalnya, sel darah mengalir di sepanjang pusat pembuluh

darah, sementara plasma tanpa sel mengalir di sekelilingnya

memutari dinding pembuluh darah, ketika aliran darah

melambat, leukosit melakukan agregasiatau berjejer di

sepanjang permukaan bagian dalam pembuluh darah ini. !roses

ini disebut marginasi. %emudian, leukosit bergerak di sepanjang

dinding pembuluh darah ke dalam ruang jaringan yang

mengalami cedera. !roses ini disebut emigrasi.!erlintasan korpuskel darah mele4ati dinding pembuluh darah

disebut diapedesis. 8eukosit tertarik menuju sel yang

mengalami cedera oleh kemotaksis.

3ebagai respon terhadap keluarnya leukosit dari pembuluh

darah, sumsum tulang memproduksi banyak leukosit dan

melepaskan leukosit tersebut ke dalam aliran darah. !roses ini

disebut leukositosis. Mekanisme peningkatan leukosit ini

merupakan tanda lain radang.

#&$ !roduksi eksudat.

!ada tahap kedua proses radang, terjadi produksi eksudat

inflamatori, yang berisi cairan dari pembuluh darah, sel

fagositik yang telah mati, serta sel jaringan mati dan produk 

yang dilepaskannya. !rotein plasma yang disebut fibrinogen

#yang berubah menjadi fibrin ketika dilepaskan ke jaringan$,

tromboplastin #produk yang dilepaskan oleh sel jaringan yang

mengalami cedera$, dan platelet membentuk benang9benang

guna menciptakan barier, membatasi area tersebut, dan

mencegah penyebaran agens cedera. !ada tahap kedua, agens

cedera dihancurkan, dan eksudat dibersihkan oleh drainase

limfatik.

Bentuk dan jumlah eksudat bervariasi, bergantung pada jaringan

yang terkena dan intensitas serta durasi radang. Jenis eksudat

utama adalah serosa, purulen, dan hemragik #sanguinosa$.

Page 8: LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

7/17/2019 LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/lp-pengendalian-infeksidocx 8/21

#:$ =ase penyembuhan

5ahap ketiga respon radang meliputi perbaikan jaringan yang

mengalami cedera melalui regenerasi atau penggantian jaringan

dengan pembentukan jaringan fibrosa #jaringan parut$.#*$ !ertahanan tubuh spesifik 

!ertahanan tubuh spesifik meliputi sistem imun. Antien

merupakan "at yang memicu kondisi sensitivitas atau daya

tangkap imun #imunitas$. Apabila protein tersebut berasal dari

dalam tubuh individu, disebut autoantigen.

+espon imun memiliki dua komponen pertahanan tubuh

diperantarai antibodi dan petahanan tubuh diperantarai sel.

#a$ !ertahanan tubuh diperantarai antibodi

 ;ama lain pertahanan tubuh diperantarai antibodi adalah

imunitas humoral #sirkulasi$ karena pada pertengahan tubuh

ini, yang berperan adalah limfosit B dengan perantara

antibodi yang dihasilkan oleh sel B. Antibodi yang disebut

 juga imunoglobulin, merupakan bagian protein plasma

tubuh. +espon diperantarai antibodi terutama melindungi

individu terhadap fase ekstraseluler infeksi bakteri dan virus.

5erdapat dua jenis imunitas aktif dan pasif. !ada imunitas

aktif, inang membentuk antibodi sebagai respon terhadap

antigen alami #mis., mikroorganisme infeksius$ atau antigen

 buatan #mis., vaksin$. 3el B teraktivasi ketika mengenali

adanya antigen. 3el B kemudian berdiferensiasi menjadi sel

 plasma, yang mensekresi antibodi san protein serumyang

 berikatan secara khusus dengan "at asing dan menga4ali

 berbagai respon penghancuran antigen. 3el B membentuk 

molekul antobodi yang terdiri dari lima kelas imunoglobulin

yang diberi nama dengan huruf dan biasanya ditulis sebagai

IgM, Ig>, IgA, Ig7, dan IgE. Adanya IgM pada analisis

laboratorium menunjukkan adanya infeksi yang baru saja

terjadi. 3ebelum respons antibodi menjadi aktif, sel fagosit

yangterdapat dalam darah berikatan dan memakan "at asing.

%ecepatan ikatan dan fagositosis antigen meningkat apabila

terdapat antibodi Ig> #yang mmengindikasikan infeksi di

Page 9: LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

7/17/2019 LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/lp-pengendalian-infeksidocx 9/21

masa lalu dan imunitas yang ditimbulkannya$ dalam tubuh.

!ada imunitas pasif #atau didapat$, inang menerima antibodi

alami #mis. dari ibu yang menyusui$ atau antibodi buatan

#mis., dari injeksi serum imun$ yang dihasilkan dari sumber 

lain

#b$ !ertahanan tubuh diperantarai sel

!ertahanan tubuh diperantarai sel, atau imunitas seluler,

terjadi melalui sistem sel 5. 3aat terpajan dengan antigen,

 jaringan limfosit melepaskan banyak sel 5 yang telah

teraktivasi ke dalam sistem limfe. 3el 5 ini diba4a ke

sirkulasi umum. 3el 5 memiliki tiga kelompok utama

#($ 3el 5 penolong, yang membantu fungsi sistem imun#&$ 3el 5 sitotoksik, yang menyerang dan membunuh

mikroorganisme dan terkadang sel tubuhnya sendiri

#:$ 3el 5 penekan, yang dapat menekan fungsi sel 5

 penolong dan sel 5 sitotoksik.

3aat imunitas diperantarai sel hilang, seperti yang terjadi

 pada infeksi -I, individu tersebut <tidak memiliki

 pertahanan tubuh< terhadap kebanyakan infeksi virus,

 bakteri, dan jamur.

*. =aktor yang Meningkatkan %eretanan terhadap Infeksi

a. ?sia memengaruhi risiko infeksi. Bayi baru lahir dan lansia mengalami

 penurunan perahanan tubuh terhadap infeksi.

 b. -ereditas memengaruhi perkembangan infeksi sedemikian rupa

sehingga beberapa individu memiliki kerentanan genetik terhadap

infeksi tertentu.

c. 3ifat, jumlah, dan durasi stresor fisik dan emosi dapat memengaruhi

kerentanan terhadap infeksi. 3tresor meningkatkan kortison darah.

!eningkatan kortison darah yang berkepanjangan menurunkan respon

antiradang, menurunkan simpanan energi, menyebabkan keletihan, dan

menurunkan pertahanan terhadap infeksi

d. !ertahanan terhadap infeksi bergantung pada status nutrisi yang

adekuat. %arena antibodi merupakan protein, kemampuan untuk 

mensitesis antibodi dapat terhambat akibat asupan nutrisi yang tidak 

adekuat, terutama ketika cadangan protein berkurang.

Page 10: LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

7/17/2019 LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/lp-pengendalian-infeksidocx 10/21

e. Beberapa terapi medis dapat menjadi predisposisi individu terhadap

infeksi. 3ebagai contoh, pengobatan radiasi untuk kanker 

menghancurkan tidak hanya sel kanker, tetapi juga beberapa sel normal

sehingga membuat individu tersebut lebih rentan terhadap infeksi.

B% TANDA DAN GEJALA

5anda9tanda infeksi menurut Abrams, (@@2) +ukmono, (@:) Mitchell 1

0otran, &'': antara lain

($ +ubor  

+ubor atau kemerahan merupakan hal pertama yang terlihat di daerah

yang mengalami peradangan. 3aat reaksi peradangan timbul, terjadi

 pelebaran arteriola yang mensuplai darah ke daerah peradangan. 3ehingga

lebih banyak darah mengalir ke mikrosirkulasi lokal dan kapiler meregang

dengan cepat terisi penuh dengan darah. %eadaan ini disebut hiperemiaatau

kongesti, menyebabkan 4arna merah lokal karena peradangan akut.

&$ %alor  

7isebabkan karena hypervaskularisasi lokal pada tempat terinfeksi

dan adanya sisa metabolisme kalor daripada antibodi.%alor terjadi

 bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut. %alordisebabkan

 pula oleh sirkulasi darah yang meningkat. 3ebab darah yang memiliki suhu

:0 disalurkan ke permukaan tubuh yang mengalami radang lebih banyak 

daripada ke daerah normal.

:$ 7olor  

7olor adalah rasa nyeri, nyeri akan terasa pada jaringan yang

mengalami infeksi. Ini terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi

mengeluarkan histamin atau "at bioaktif lainnya sehingga menimbulkan

nyeri menangis.

*$ 5umor !embengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar 

ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel9sel dari sirkulasi darah ke

 jaringan9jaringan interstitial.

2$ =unctio laesa

Berdasarkan asal katanya, functio laesa adalah fungsi yang hilang.

=unctio laesa merupakan reaksi peradangan yang telah dikenal. Akan tetapi

 belum diketahui secara mendalam mekanisme terganggunya fungsi jaringan

yang meradang.

Page 11: LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

7/17/2019 LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/lp-pengendalian-infeksidocx 11/21

&% POHON MASALAH

D% PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

7alam pemeriksaan penyakit infeksi di laboratorium, ada beberapa tahap

yang dilakukan) antara lain skrining, diagnosis #meliputi routine

laboratory test, dan confirmatory lab.test$, prognosis penyakit terhadap

 pemeriksaan dan melakukan monitoring.

!emeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk penyakit infeksi yaitu

Ru'in:

% -EMA5686>I

Caitu pemeriksaan blood cell count dan pemeriksaan laju endap darah

#E3+$. !emeriksaan blood cell count meliputi pemeriksaan

 pemeriksaan konsentrasi hemoglobin, !eriksaan 3el 7arah !utih

#DB0$, !latelet time, 4hite blood cell differential count, red blood cell

Page 12: LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

7/17/2019 LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/lp-pengendalian-infeksidocx 12/21

count dan hitung hematokrit.!ada penyakit anemia kronik, ditemukan

 penurunan kadar -b.

-itung sel darah putih dilakukan untuk menghitung jumlah total sel

daarah putih tersebut, yang dilakukan baik secara manual maupun

otomatis. !rinsipnya, mendilusikan darah dengan larutan asam untuk 

melisiskan eritrosit. !ada penyakit leukositosis, dengan DB0 ((.' #/

('@8$, biasanya disebabkan karena infeksi bakteri. !ada 8eukopenia,

dengan DB0 F *.' #/('@8$, biasanya disebabkan oleh infeksi virus.

DB0 differential count dilakukan untuk menghitung jumlah relative

dan setiap jenis sel darah putih yang terdapat dalam darah. !ada blood

smear, dapat ditemukan jumlah relative, leukosit imatur dan dapat

melihat morfologi abnormal dari tiap jenis sel darah putih.

Abnormalitas yang ditemukan dapat secara kuantitatif maupun

kualitatif. Jenis leukosit yaitu

G()nul*+,'e N*n-.()nul*+,'e

 ;etrofil, Monosit

Eosinofil, 8imfosit

Basofil

P*li/*(*nu+le)( M*n*nu+le)(

 ;etrofil, Monosit

Eosinofil, 8imfosit

Basofil

Ph).*+,'e I//un*+,'e

 ;etrofil 8imfosit

Monosit

 

 ;eutrofilia disebabkan oleh : penyebab utama yaitu infeksi, inflamasi,

dan maglinansi. %eparahan penyakit neutrofilia dipengaruhi oleh

virulensi organism, umur # pada anak& lebih besar$, dan keadaan imun

 pasien. ;eutrofilia sendiri disebabkan oleh infeksi bacterial, agen

toksik, metabolic #uremia, eklamsia, asidosis metabolic$, obat9obatan

dan bahan kimia # merkuri, digitalis, steroid$, stimulus fisik dan

emosional, kerusakan jaringan dan nekrosis # misalnya pada

Page 13: LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

7/17/2019 LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/lp-pengendalian-infeksidocx 13/21

myocardiac infark, luka, penyakt neoplastik$, perdarahan #khususnya

 pada kavitas intraserosa G peritoneal, pleural, sendi, subdural9$, dan

 penyakit hematologi #leukemia$.

1u)li')'i2e A3n*(/)li',  pada hitung jenis lukosit, dilakukan

 perhitungan jenis dimulai dengan MCE86B8A35 G 

!+6MCE860C5E G MCE860C5E G ME5AMCE860C5E G 

BA5A;> G 3E>ME;, dengan keterangan shift 2 d’left  # yaitu pada

 peningkatan sel imatur, dan merujuk pada infeksi bakteri akut$, dan

shift 2d’right # yaitu terjadi peningkatan segmen hipersegmentasi,

dan merujuk pada infeksi kronik$.

!emeriksaan 8aju endap darah # E3+ $ yaitu kecepatan laju

 pengendapan darah dalam satu jam # di hitung dalam satuan

millimeter$. !emeriksaan ini dilakukan terhadap penyakit inflamatori.

 ;ormalnya '9&' mmjam pada 4anita dan '9(2mmjam pada pria.

!eningkatan laju endap darah mengindikasikan infeksi bakteri.

 

&. ?+I;A8I3

7ilakukan dengan !emeriksaan =isik #meliputi pemeriksaan 4arna,

kekeruhan, berat jenis, volume, odo, maupun clarity$, !emeriksaan

%imia4i #meliputi pemeriksaan 3pecific gravity, p-, Blood,

8eukocyte esterase, ;itrit, !rotein, >lucose, %etones, Bilirubin 1

?robilinogen $, dan !emeriksaan Mikroskopik #Dhite blood cells,

+ed Blood 0ells, Epithelial cells, 0rystal, Bacteria$.

 

:. =E0A8 EHAMI;A5I6;

Meliputi beberapa pemeriksaan antara laina. !emeriksaan Makroskopik) yaitu pemeriksaan terhdap 4arna,

konsistensi dan bentuk, serta mucus. =eses normal ber4arna

kecoklatan karena dipengaruhi oleh pigmen bile. =eses yang

 ber4arna orange9coklat mengindikasikan adanya bakteriuria

ana4robik pada intestinal. !ada feses normal tidak ditemukan

mucus, kecuali pada adenoma vilosa, colitis, 5B intestine,

inflamasi rectal, dll.

Page 14: LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

7/17/2019 LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/lp-pengendalian-infeksidocx 14/21

 b. Microscopic e/amination) yaitup pemeriksaan feses di ba4ah

mikroskop untuk melihat adanya cyst, tropo"oit, telur parasit,

maupun telur cacing. !emeriksaan ini juga dilakukan untuk melihat

leukosit dalam feses. Jika dalam feses ditemukan lemak grd

mengindikasikan terjadinya malabsorpsi atau maldigesti lemak.

*. 0-EMI0A8 EHAMI;A5I6;) yaitu pemeriksaan darah dalam feses

#melihat perdarahan pada intestinal $

SERO-IMMUNOLOG4 TESTS

!rinsipnya yaitu reaksi antara antigen dan antibodi

a. Antigen Identification

misalnya -BsAg

 b. Antibody measurementmisalnya Anti -Bs

MI&ROBIOLOGI& E5AMINATION

Caitu mengidentifikasi mikroorganisme dengan cara

($ 7irect staining melihat jamur 9, bacteria dll.

&$ culture of bacteria 1 fungi. 3ensitif terhadap antibiotic.

:$ !olymerase chain reaction yaitu untuk mendeteksi 7;A +;A

mikroorganisme.

E% PENATALAKSANAAN MEDIS

!enatalaksanaan Medis

(. Aseptik, yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan.

Istilah ini dipakai untuk menggambarkan semua usaha yang dilakaukan

untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang

kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi. 5ujuan akhirnya

adalah mengurangi atau menghilangkan jumlah mikroorganisme, baik

 pada permukaan benda hidup maupun benda mati agar alat9alat

kesehatan dapat dengan aman digunakan.

&. Aniseptik, yaitu upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau

menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit dan jaringan

tubuh lain.

:. 7ekontaminasi, tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat

ditangani oleh petugas kesehatan secara aman, terutama petugas

 pembersihan medis sebelum pencucian dilakukan. 0ontohnya adalah

meja pemeriksaan, alat9alat kesehatan, dan sarung tangan yang

Page 15: LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

7/17/2019 LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/lp-pengendalian-infeksidocx 15/21

terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh di saat prosedur

 bedahtindakan dilakukan.

*. !encucian, yaitu tindakan menghilangkan semua darah, cairan tubuh,

atau setiap benda asing seperti debu dan kotoran2. 3terilisasi, yaitu tindakan menghilangkan semua mikroorganisme

#bakteri, jamur,parasit, dan virus$ termasuk bakteri endospora dari

 benda mati.

. 7esinfeksi, yaitu tindakan menghilangkan sebagian besar #tidak semua$

mikroorganisme penyebab penyakit dari benda mati. 7esinfeksi tingkat

tinggi dilakuakn dengan merebus atau menggunakan larutan kimia.

5indakan ini dapat menghilangkan semua mikroorganisme, kecuali

 beberapa bakteri endospora.

!rinsip9prinsip pencegahan infeksi yang efektif berdasarkan

a. 3etiap orang #ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan$ harus dianggap

dapat menularkan penyakit karena infeksi yang terjadi bersifat

asimptomatik #tanpa gejala$.

 b. 3etiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi.

c. !ermukaan tempat pemeriksaan, peralatan dan benda9benda lain yang

akan dan telah bersentuhan dengan kulit tak utuh, selaput mukosa, atau

darah harus dianggap terkontaminasi sehingga setelah selesai digunakan

harus dilakukan proses pencegahan infeksi secara benar.

d. Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainnya

telah diproses dengan benar, harus dianggap telah terkontaminasi.

e. +esiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total tetapi dapat dikurangi

hingga sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan9tindakan

 pencegahan infeksi yang benar dan konsisten.

5indakan9tindakan pencegahan infeksi meliputi

a. !encucian tangan.

 b. !enggunaan sarung tangan.

c. !enggunaan cairan antiseptic untuk membersihkan luka pada kulit.

d. !emrosesan alat bekas pakai #dekontaminasi, cuci dan bilas, desinfeksi

tingkat tinggi atau sterilisasi$.

e. !embuangan sampah.

Page 16: LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

7/17/2019 LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/lp-pengendalian-infeksidocx 16/21

F% PENGKAJIAN KEPERAWATAN

3elama fase pengkajian proses kepera4atan, pera4at mengumpulkan

ri4ayat klien, melakukan pengkajian fisik, dan mengumpulkan data

laboratorium.

(. +i4ayat %epera4atan

3elama pengkajian ri4ayat kepera4atan, pera4at mengkaji

a. 5ingkat risiko klien terkena infeksi

 b. 3emua keluhan klien mengenai adanya infeksi.

?ntuk mengidentifikasi klien berisiko, pera4at meninjau bagan status

klien dan membuat daftar 4a4ancara kepera4atan guna

mengumpulkan data mengenai faktor yang memengaruhi

 perkembangan infeksi, terutama proses penyakit yang ada, ri4ayat

infeksi berulang, pengobatan dan tindakan terapeutik saat ini, stresor

emosi saat ini, status nutrisi dan ri4ayat imunisasi

&. !engkajian =isik 

5anda dan gejala infeksi sangat beragam, bergantung pada area tubuh

yang terkena. 3ebagai contoh, bersin, rabas cair atau mukoid dari

hidung, dan hidung tersumbat biasanya terjadi bersamaan dengan

infeksi pada hidung atau sinus) sering berkemih dan urine keruh atau

gelap sering menyertai infeksi saluran kemih. !ada umumnya, kulit

dan membran mukosa terlibat dalam proses infeksi lokal, yang

mengakibatkan

a. !embengkakan lokal

 b. %emerahan lokal

c. ;yeri atau nyeri tekan saat palpasi atau saat digerakkan

d. 5eraba panas pada area yang terinfeksi

e. %ehilangan fungsi pada bagian tubuh yang terkena, tergantung

 pada area dan perluasan area yang terkena3elain itu, luka terbuka dapat menghasilkan eksudat dengan berbagai

4arna.

5anda infeksi sistemik mencakup

a. 7emam

 b. !eningkatan frekuensi nadi dan frekuensi napas, jika demam tinggi

c. Malaise dan kehilangan energi

d. Anoreksia, dan pada beberapa situasi, mual dan muntah

e. !embesaran dan nyeri tekan kelenjar limfe yang mengalir ke area

infeksi

Page 17: LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

7/17/2019 LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/lp-pengendalian-infeksidocx 17/21

:. 7ata 8aboratorium

7ata laboratorium yang mengindikasikan adanya infeksi mencakup

a. !eningkatan hitung leukosit #normal *.2'' sampai ((.'''ml$

 b. !eningkatan leukosit tertentu pada hitung jenis leukosit. Jenis sel

darah putih tertentu akan meningkat atau menurun pada infeksi

tertentu.

c. !eningkatan laju endap darah #8E7$. ;ormalnya, sel darah merah

 biasanya mengendap perlahan, tetapi laju tersebut meningkat

saatterjadi proses radang.

d. %ultur urine, darah, sputum, atau drainase lain #membiakkan

mikroorganisme dalam media pertumbuhan khusus di

laboratorium$ yang mengindikasikan adanya mikroorganisme

 patogen.

G% DIAGNOSA KEPERAWATAN

% Resi6* Ine6si

%eadaan ketika individu berisiko terserang agens patogenik atau

opotunistik #virus, jamur,bakteri, proto"oa, atau parasit lain $ yang

 berasal dari sumber9sumber endogen atau eksogen

F)6'*( ,)n. 3e(hu3un.)n en.)n

Berbagai situasi dan masalaah kesehataan dapat memunculkan kondisi

yang mendukung erkembangan infeksi. Beberapa faktor yang umum

dijumpai adalaah sebagai berikut

!atofisilogis

(. +esiko infeksi berhubungan dengan melemahnya daya tahan

hospes,sekunder akibat 0a, gagal ginjal, gangguan hematologis,

7M, alkoholisme, AI73, gangguan hati, gangguan pernapasan,

iunosupresi, perubahan atau insufisiensi leukosit, imunodefisiensi,

 penyakit periodontal, artritis, dan perubahan sistem integumen.&. +esiko infeksi berhubungan dengan gangguan sirkulasi sekunder 

akibat limfe,dema,obesitas, penyakit vaskuler perifer.

5erkait9penangan

:. +esiko infeksi behubungan dengan tempat masuknya organisme

,sekunder akibat pembedahan, dialisis, nutrisi parenteral total,

adanya jalur invasif,intubasi dan pemberian makan enteral.

Page 18: LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

7/17/2019 LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/lp-pengendalian-infeksidocx 18/21

*. +esiko berhubungan dengan melemahnya daya tahan hospes

,sekunder akibat terapi radiasi, transplantasi organ dan terapi

mediasi #mis, kemoterapi, imunosupresan$

3ituasional #!ersonal, lingkungan$

2. +esiko infeksi berhubungan dengan melemahnya daya tahan

hospes ,sekunder akibat imubilitas yang lama, peningkatan lama

ra4at di +3, malnutrisi, stres, merokok, ri4ayat infeksi.

. +esiko infeksi berhubungan tempat masuknya organisme sekunder 

akibat trauma #kecelakaan$, periode postpartum, gigitan

#he4an,serangga,manusia$,cedera termal, lingkungan

hangat,lembab,gelap #lipatan kulit,gips$. +esiko infeksi berhubungan dengan kontak dengan agens yang

menular #nosokomial, atau yang didapat dari komunitas $

Maturasional

K. +esiko berhubungan dengan peningkatan kerentanan bayi,

sekunder akibatkurangya antibodimaternal #bergantung pada

 pemajanan maternal$, luka terbuka #umbilikus,sikumsisi, sistem

imun imatur, kurangnya flora normal$

BayiAnak 

@. +esiko berhubungan dengan peningkatan kerentanan, sekunder 

akibat kurangnya imunisasi

8ansia

('. +esiko infeksi berhubunngan dengan meningkatnya kerentanan

lansia, sekunder akibat) kondisi yang melemah,penurunan respon

imun,penyakit kronis multipel.

H% REN&ANA KEPERAWATAN

N*% Di).n*s)

Ke8e()9)')n

Tuu)n In'e(2ensi R)si*n)l

( +esiko Infeksi

7efinis

Mengalami

 peningkatan resiko

terserang

organisme

 patogenik

3etelah dilakukan

asuhan kepera4atan

selama L. H &* jam

diharapkan status

kekebalan p/

meningkat dengan

K*n'(*l Ine6si

(. Bersihkan lingkungan

setelah dipakai p/ lain

&. !ertahankan teknik 

isolasi

:. Batasi pengunjung

 bila perlu

*. Instruksikan pada

(. (.Menurunkan potensial

terpajan pada penyakit

infeksius

&. &. ?ntuk menjaga

lingkungan tetap steril

:. :. ?ntuk mencegah

 penulaan infeksi virus

Page 19: LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

7/17/2019 LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/lp-pengendalian-infeksidocx 19/21

F)6'*(-)6'*(

(esi6*:

(. !enyakit

kronis 7M

dan 6besitas

&. !engetahuan

yang tidak  

cukup untuk 

menghindari

 pemanjangan

 patogen

:. !ertahanan

tubuh primer 

yang tidak  

adekuat

gangguan

 peritalsis,

kerusakan

integritas kulit

#pemasangan

kateter I,

 prosedur 

invasif$ ,

 perubahan

sekresi p-,

 penurunankerja siliaris,

 pecah ketuban

dini, pecah

ketuban lama,

merokok,

stasis ciran

tubuh, trauma

%-

(. %lien bebas dari

tanda dan gejala

infeksi&. Mendeskripsikan

 proses penularan

 penyakit , faktor 

yang

memengaruhi

 penularan serta

 penatalaksanaann

ya

:. Menunjukkn

kemampuan

untuk 

mencegahtimbun

ya infeksi

*. Jumlah leukosit

dalam batas

normal

2. Menunjukkan

 perilaku hidup

sehat

 pengunjung untuk 

mencuci tangan saat

 berkunjung dan

setelah berkunjun

meninggalkan p/

2. >unakan sabun

antimikroba untuk 

cuci tangan

. 0uci tangan setiap

sebelum dan sesudah

tindakan kolaboratif

. >unakan baju,sarung

tangan sebagai alat

 pelindung

K. !ertahankan

lingkungan aseptik 

selama pemasangan

alat

@. >anti letak I perifer 

dan line central dan

dressing sesuai dg

 petunjuk

('. >unakan kateter 

intermiten utk  

menurunkan infeksi

kandung kemih

((. 5ingkatkan intake

nutrisi

(&. Berikan terapi

antibiotik bila perlu

infection protection

#proteksi terhadap

infeksi$

(:. Monitor tanda dan

gejala infeksi sistemik 

*. *. ?ntuk mencegah

 penulaan infeksi virus

2. 2. Mencegah penyebaran

 patogen melalui cairan. . Mencegah penyebaran

 patogen melalui cairan

. . ?ntuk menghindari

dari tertular infeksivirus

K. K. Agar alat tetap steril

@. @. Mencegah terjadinya

risiko infeksi

('.(' Mencegah terjadinya

infeksi saluran kemih

akibat pemasangan

kateter 

((.((. Malnutrisi dpt

memengaruhi kesehatan

umum dan menurunkan

tahanan terhadap infeksi

(&. Menghambat

 pertumbuhan bakteri

 patogen

(:. Mencegah terjadinya

komplikasi lebih berat

yang diakibatkan

infeksi bakteri

 patogen

(*. Mengetahui tingkat

virulensi suatu infeksi

dan bagaimana sistem

imun tubuh dalam

mempertahankan

kekebalannya

(2. Mengetahui sejauh

mana tubuh dapat

mempertahankan

Page 20: LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

7/17/2019 LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/lp-pengendalian-infeksidocx 20/21

 jaringan # mis,

trauma

destruksi

 jaringan$

*. %etidak 

adekuatan

 pertahanan

sekunder

 penurunan -b,

imunosupresa

n #mis.Imunitas

didapat tidak 

aekuat, agen

farmaseutikal

termasuk 

imunosupresa

n,steroid,

antibodi

monoklonal,

imunomudulat

or,suoresi

respon

inflamasi$

2. aksinasi

tidak adekuat. !emajangan

terhadap

 patogen

lingkungan

meningkat

4abah

. !rosedur 

invasif

dan lokal

(*. Monitor hitung

granulosit, DB0

(2. Monitor kerentanan

terhadap infeksi

(. !ertahankan teknik 

aseptik pd p/ yg

 beresiko

(. !ertahankan teknik 

isolasi kp

(K. Berikan pera4atan

kulit pada area

epidema

(@. Inspeksi kulit dan

membran mukosa

terhadap kemerahan,

 panas dan drainase

&'. Inspeksi kondisi

lukainsisi bedah

&(. 7orong masukan

nutrisi yg cukup

&&. 7orong masukan

cairan

&:. 7orong istirahat

&*. Instruksikan p/ utk 

minum antibiotik 

sesuai resep

&2. Ajarkan p/ dan

keluarga tanda dangejala infeksi

&. Ajarkan cara

menghindari infeksi

&. 8aporkan kecurigaan

infeksi

&K. 8aporkan kultur 

 positif

kekebalannya dan

mencegah terjadinya

komplikasi lebih berat

(. Mencegah terjadinya

infeksi silang

(. Mencegah terjadinya

infeksi silang

(K. Mencegah perluasan

area infeksi

(@. Mencegah terjadinya

komplikasi lebih berat

yang diakibatkaninfeksi bakteri

 patogen

&'. Mencegah terjadinya

infeksi pada area post

operasi

&(. Malnutrisi dpt

memengaruhi

kesehatan umum dan

menurunkan tahanan

terhadap infeksi

&&. 7ehidrasi dapat

memperburuk status

kesehatan pasien

&:. Istirahat yang cukup

Page 21: LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

7/17/2019 LP PENGENDALIAN INFEKSI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/lp-pengendalian-infeksidocx 21/21

K. Malnutrisi

I% REFERENSI

Amin,hardhi.&'(2. #anda nic noc. Cogyakarta Media Action

0arpenito.8ynda Juall,Moyet.&'(&. %uku Saku &iagnosa Kepera'atan.

JakartaE>0

-idayaat,A"i" Alimu. &'(*. "engantar Kebutuan &asar Manusia.Jakarta

3alemba Medika

Marilyn E, 7oenges. (@@@. encana asuan kepera'atan. Jakata E>0

%o"ier.&'('. %uku *ar +undamental Kepera'atan.JakartaE>0