lp - intosikasi pestisida

12
INTOSIKASI PESTISIDA A. PESTISIDA 1. Definisi Pestisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh hama, termasuk serangga, hewn pengerat, jamur dan tanaman yang tidak diinginkan (gulma). Menurut Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1973, pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk: - Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit- penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil pertanian - Memberantas rerumputan - Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan - Mengatur atu merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian- bagian tanaman tidak termasuk pupuk - Memberantas atau mencegah ham-hama luar pada hewan-hewan piaraan dan ternak - Memberantas atau mencegah hama-hama air - Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad- jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat- alat pengangkutan - Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah atau air 2. Klasifikasi Menurut Jasad Sasaran: - Insektisida : racun serangga - Fungisida : racun cendawan/jamur - Herbisida : racun gulma/tumbuhan pengganggu - Akarisida : racun tungau dan caplak (Acarina) - Rodentisida : racun binatang pengerat (tikus dsb) - Nematisida : racun nematoda, dst Klasifikas i Bentuk Kimia Bahan Aktif Keterangan Insektisid a Botani Nikotine Tembakau Pyrethrine Pyrtrum Rotenon Carbamat Carbaryl Toksik kontak

Upload: yananda-maulina

Post on 17-Sep-2015

17 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Laporan Pendahuluan

TRANSCRIPT

INTOSIKASI PESTISIDAA. PESTISIDA1. Definisi Pestisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh hama, termasuk serangga, hewn pengerat, jamur dan tanaman yang tidak diinginkan (gulma). Menurut Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1973, pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk: Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil pertanian Memberantas rerumputan Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan Mengatur atu merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman tidak termasuk pupuk Memberantas atau mencegah ham-hama luar pada hewan-hewan piaraan dan ternak Memberantas atau mencegah hama-hama air Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah atau air2. KlasifikasiMenurut Jasad Sasaran: Insektisida: racun serangga Fungisida: racun cendawan/jamur Herbisida: racun gulma/tumbuhan pengganggu Akarisida: racun tungau dan caplak (Acarina) Rodentisida: racun binatang pengerat (tikus dsb) Nematisida: racun nematoda, dstKlasifikasiBentuk KimiaBahan AktifKeterangan

InsektisidaBotaniNikotineTembakau

PyrethrinePyrtrum

Rotenon

CarbamatCarbarylToksik kontak

CarbofuranToksik sistemik

MethiocorbBekerja pada lambung juga moluskisida

OrganophosphatThiocarbToksik kontak

DichlorovosToksik kontak

DimethoatSistemik

OrganochlorinPalathionToksik kontak

MalathionToksik kontak

DiazinonKontak dan ingesti

Chlorpyrifos

DDTKontak, Ingesti

LindanePersisen

DieldrinPersisten

EldrinKontak. Ingesti

EndosulfanKontak. Ingesti

Gamma HCH

HerbisidaAset anilidAtachlorSifat residu

AmidaPropachlor

DiazinoneBentazaoneKontak

CarbamateChlorprophan

Asulam

TriazineAthrazin

Metribuzine

TriazinoneMetamitronToksik kontak

FungisidaInorganikBordeaux mixtureProtektan

Copper oxychloridProteoktan

Mercurous chloride Sulfur

BenzimidazoleThiabendazoleProtektan, sistemik

Hydrocarbon-phenolikTar oilProtektan, kuratif

B. INTOKSIKASI PESTISIDA1. Definisi dan KlasifikasiKeracunan pestisida adalah masuknya bahan-bahan kimia ke dalam tubuh manusia melalui kontak langsung, inhalasi, ingesti dan absorbsi sehingga menimbulkan dampak negatif bagi tubuhPenggunaan pestisida dapat mengkontaminasi pengguna secara langsung sehingga mengakibatkan keracunan. Dalam hal ini keracunan dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu: Keracunan akut ringanMengakibatkan pusing, sakit kepala, iritasi kulit ringan, badan terasa sakit dan diare Keracunan akut beratGejala yang timbul mual, menggigil, kejang perut, sulit bernafas, keluar air liur, pupil mata mengecil, pingsan dan denyut nadi meningkat Keracunan kronisLebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa dan sulit menimbulkan gangguan kesehatan. Beberapa gangguan kesehata yang sering dihubungkan dengan penggunaan pestisida antara lain iritasi mata dan kulit, kanker, keguguran, cacat pada bayi, serta gangguan saraf, hati, ginjal dan pernafasan.2. EpidemiologiPerkiraan terbaru oleh kelompok tugas WHO menunjukkan bahwa mungkin ada 1 juta kasus keracunan yang tidak disengaja. Disamping itu terdapat 2 juta orang di rumah sakit akibat usaha bunuh diri dengan pestisida, dan hal ini mencerminkan hanya sebagian kecil dari masalah sebenarnya. Di wilayah Asia, diperkirakan bahwa mungkin ada sebanyak 25 juta pekerja pertanian di negara berkembang menderita sebuah episode dari keracunan setiap tahun (Jeyaratnam J, 1990). Di Kanada pada tahun 2007 lebih dari 6000 kasus keracunan pestisida akut terjadi (W. A. Watson et al, 2005).3. Etiologi + Faktor ResikoA. Penyebab eksposur yang paling umum pada kasus keracunan pestisida adalah akibat kecelakaan, tindakan bunuh diri dan pajanan melalui kontaminasi lingkungan atau tempat kerja.A.1Kecelakaan dan Tindakan Bunuh DiriTindakan bunuh diri dengan pestisida merupakan masalah kesehatan besar yang tersembunyi di masyarakat. Sebagian besar kasus keracunan pestisida yang disengaja adalah tindakan impulsif yang dilakukan oleh seseorang pada kondisi tertekan atau stres, dan ketersediaan pestisida yang mudah diperoleh.A.2okupasionalKeracunan pestisida merupakan masalah kesehatan yang penting pada lingkungan kerja karena pestisida digunakan pada sejumlah besar industri. Hal ini menyebabkan kondisi kategori pekerja beresiko langsung terhadap paparan pestisda. Namun pekerja di industri lain pun bahkan beresiko untuk terkena juga. Sebagai contoh, ketersediaan pestisida secara komersial di toko-toko menyebabkan pekerja ritel berada pada risiko pajanan dan penyakit ketika mereka menangani produk-produk pestisida (Calvret, 2004)Fungsi pekerjaan yang berbeda menyebabkan bervariasinya tingkat paparan. Eksposur pekerjaan Sebagian besar disebabkan oleh penyerapan melalui kulit yang terbuka seperti wajah, tangan, lengan, leher, dan dada. Paparan ini kadang-kadang ditingkatkan dengan inhalasi pengaturan termasuk penyemprotan operasi di rumah kaca dan lingkungan tertutup lain, taksi traktor, dan penyemprotan pestisida menggunakan blower atau spray (Ecobichon, 2001).

Ada 4 macam pekerjaan yang dapat menimbulkan kontaminasi dalam penggunaan pestisida yakni : a. Membawa, menyimpan dan memindahkan konsentrat pestisida (Produk pestisida yang belum di encerkan). b. Mencampur pestisida sebelum diaplikasikan atau disemprotkan. c. Mengaplikasikan atau menyemprotkan pestisida. d. Mencuci alat-alat aplikasi sesudah aplikasi selesai.

Diantara keempat pekerjaan tersebut di atas yang paling sering menimbulkan kontaminasi adalah pekerjaan mengaplikasikan, terutama menyemprotkan pestisida. Namun yang paling berbahaya adalah pekerjaan mencampur pestisida. Saat mencampur, kita bekerja dengan konsentrat (pestisida dengan kadar tinggi), sedang saat menyemprot kita bekerja dengan pestisida yang sudah diencerkan.

B. Hasil pemeriksaan aktifitas kholinesterase darah dapat digunakan sebagai penegas terjadinya keracunan pestisida pada seseorang. Berikut ini faktor yang mempengaruhi kejadian intoksikasi pestisida dilihat dari kadar kholinesteraseFaktor Internala. UsiaSeseorang dengan bertambah usia maka kadar rata-rata cholinesterase dalam darah akan semakin rendah sehingga akan mempermudah terjadinya keracunan pestisida

b. Status Giziburuknya keadaan gizi seseorang akan berakibat menurunnya daya tahan dan meningkatnya kepekaan terhadap infeksi. Kondisi gizi yang buruk, protein yang ada tubuh sangat terbatas dan enzim kholinesterase terbentuk dari protein, sehingga pembentukan enzim kholinesterase akan terganggu. Dikatakan bahwa orang yang memiliki tingkat gizi baik cenderung miliki kadar rata-rata kholinesterase lebih besarc. Jenis KelaminJenis kelamin sangat mempengaruhi akatifitas enzim kholinestrase, jenis kelamin laki-laki lebih rendah dibandingkan jenis kelamin perempuan karena pada perempuan lebih banyak kandungan enzim kolinesterase, meskipun demikian tidak dianjurkan wanita menyemprot dengan menggunakan pestisida, karena pada saat kehamilan kadar rata-rata kholinesterase cenderung turun. Kadar kholin bebas dalam plasma laki-laki normal adalah 4,4 g/ml.d. Tingkat Pendidikanpendidikan formal yang diperoleh seseorang akan memberikan tambahan pengetahuan bagi individu tersebut, dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan tentang pestisida dan bahayanya juga lebih baik jika di bandingkan dengan tingkat pendidikan yang rendah, sehingga dalam pengelolaan pestisida, tingkat pendidikan tinggi akan lebih baik.

Faktor Eksternala. DosisSemakin besar dosis semakin mempermudah terjadinya keracunan pada petani pengguna pestisida. Dosis pestisida berpengaruh langsung terhadap bahaya keracunan pestisida, hal ini di tentukan dengan lama pemajanan.b. Lama bekerja sebagai petanisemakin lama bekerja menjadi petani akan semakin sering kontak dengan pestisida sehingga risiko keracunan pestisida semakin tinggi. Penurunan aktifitas kholinesterase dalam plasma darah karena keracunan pestisida akan berlangsung mulai seseorang terpapar hingga 2 minggu setelah melakukan penyemprotan.c. Tindakan penyemprotan pada arah anginarah angin harus diperhatikan oleh penyemprot saat melakukan penyemprotan. Penyemprotan yang baik bila searah dengan arah angin dengan kecepatan tidak boleh melebihi 750 m per menit. Petani pada saat menyemprot yang melawan arah angin akan mempunyai risiko lebih besar bila dibanding dengan petani yang saat menyemprot tanaman searah dengan arah angin.d. Penggunaan APDPestisida umumnya adalah racun bersifat kontak, oleh sebab itu penggunaan alat pelindng diri pada petani waktu menyemprot sangat penting untuk menghindari kontak langsung dengan pestisida.e. Frekuensi PenyemprotanSemakin sering melakukan penyemprotan, maka semakn tinggi pula resiko keracunannya. Penyemprotan sebaiknya dilakukan sesuai dengan ketentuan. Waktu yang dibutuhkan untuk dapat kontak dengan pestisida maksimal 5 jam perhari

4. Manifestasi Klinika. Gejala umum Kepala & mata: sakit kepala, pusing, masalah pengelihatan, pupil mengecil Hidung & mulut: ingusan, mengeluarkan liur Dada & paru-paru: sakit, sulit bernafas, batuk Kaki & tangan: kejang otot,sakit oto, kedutan Perut:sakit, diare, mual, muntah Tangan: kuku-kuku tangan rusak, jari-jari mati rasa dan geli Kulit: gatal, ruam, bengkak, memerah, melepuh, terbakar, banyak berkeringatb. Pada anak-anak Secara umumKelelahan, daire, sakit di perut, ruam kulit, batuk, kejang mendadak dan gemetar, tidak sadarkan diri Setelah beberapa bulan/tahun terpaparAlergi, gangguan pernafasan, kesulitan belajar, pertumbuhan lambat, kanker.c. Berdasar tingkat keparahan intoksisitas Keracunan akut ringanMengakibatkan pusing, sakit kepala, iritasi kulit ringan, badan terasa sakit dan diare Keracunan akut beratGejala yang timbul mual, menggigil, kejang perut, sulit bernafas, keluar air liur, pupil mata mengecil, pingsan dan denyut nadi meningkat Keracunan kronisLebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa dan sulit menimbulkan gangguan kesehatan. Beberapa gangguan kesehata yang sering dihubungkan dengan penggunaan pestisida antara lain iritasi mata dan kulit, kanker, keguguran, cacat pada bayi, serta gangguan saraf, hati, ginjal dan pernafasan.5. PatofisiologiMari berfikir membentuk bagannya...hahaha... :D6. KomplikasiDapat timbul akibat paparan pestisida dosis rendah dalam jangka waktu lamaa. Paru-paruBiasanya menderita penyakit bronkitis, asma atau penyakit paru lainnya. Kerusakan paru-paru yang berlangsung lama akan mengarah pada kanker paru-parub. KankerMereka yang terpapar pestisida mempunyai kemungkinan lebih tinggi untuk mengidap kanker. Pestisida dan bahan lain didalamnya diyakini sebagai penyebab kanker. Jenis kanker yang paling sering muncul adalah leukemia, limfoma non-Hodgkins dan kanker otakc. HatiPestisida merupakan salah satu racun yang paling berat, sehingga memperberat hati untuk bekerja. Dalam waktu beberapa bulan atau tahun hati akan mengalami kerusakan. Dapat menimbulkan hepatitis

d. SyarafPestisida merusak otak dan syaraf. Paparan dalam beberapa tahun dapat menyebabkan mudah lupa, gelisah, emosi tidak stabil dan sulit berkonsentrasie. Sistem imunDapat melemahkan sistem imun. Jika sistem imun melemah maka orang akan lebih mudah mengalami alergi dan infeksi sehingga penyakit awalnya lebih sulit diobati.f. ReproduksiBeberapa masalah yang timbul antara lain sterilitas (mandul), kelahiran bayi cacat, kerusakan kelenjar hormon reproduksi.7. Pemeriksaan Diagnostika. Pengujian Kadar CholinesteraseCholinesterase adalah enzim dalam darah yang diperlukan agar syaraf dapat berfungsi dengan baik. Ketika seseorang keracunan organofosfat atau carbamat, tingkat cholinesterase akan turun.Ada dua tipe cholinesterase dalam darah. Yang satu terdapat dalam sel darah merah dan satunya dalam plasma darah. Karena itu terdapat dua tipe tes cholinesterase. Kedua tes ini memeriksa hal yang berbeda sehingga lebih baik kedua tes dilakukan. Tetapi apabila anda ingin melakukan satu tes, maka lebih baik lakukan tes kadar cholinesterase dalam darah merah.

8. PenatalaksanaanA. PengobatanNon Medis Bila kulit terkena Cepat ganti pakaian yang terkena percikan pestisida Segera cuci bagian tubuh yang terkena dengan sabun dan air dingin Jika masuk ke mata, cucilah mata dengan air bersih selama 15 menit Bila kulit melepuh maka bersihkan dengan air dingin, jangan lepaskan apapun yang menempel pada luka tersebut, jangan oleskan minyak, salep ataupun mentega, jangan pecahkan kulit yang melepuh, jangan lepaskan kulit yang terkelupas, tutup kulit yang melepuh dengan kasa steril bila ada. Bila tertelan Bila orang tersebut tidak sadar baringkan dalam posisi miring dan pastikan ia tetap bernafas Bila orang tersebut tidak bernafas cepat berikan bantuan pernafasan dari mulut ke mulut. Jangan lupa gunakan masker saku/sepotong kain/kantong plastik tipis yang tengahnya dilubangi untuk mencegah anda ikut terkontaminasi Segera cari kemasan pestisida, dikemasan biasanya terdapat label yang menjelaskan apakah anda harus membuatnya memuntahkan racunnya atau tidak Bila orang tersebut dapat minum, berikan air bersih untuk diminum Usahakan agar pasien muntah dengan cara menggelitik bagian belakang tenggorokannya. Hal ini harus dilakukan terutama jika pestisida yang tertelan sangat beracun dan bantuan medis tidak tersedia. Untuk menjaga agar pasien tidak menggigit jari Anda, gunakan tangan Anda yang satu lagi untuk memegang pipi pasien agar mulutnya tetap terbuka. JANGAN memaksakan pasien yang tidak sadar atau kejang-kejang untuk muntah, juga pasien yang mempunyai penyakit jantung, memaksa ibu yang sedang hamil tua untuk muntah juga sangat berbahaya karena bayinya ikut terancam. Pastikan terlebih dahulu apakah dilabel kemasan mengharuskan untuk muntah atau tidak Bila terhirup Tinggalkan segera daerah di mana ia menghirup racun, terutama jika dalam ruangan tertutup. Hiruplah udara segar. Longgarkan pakaian untuk memudahkan bernapas. Duduk dengan posisi kepala diangkat dan bahu ditegakkan. Bila orang tersebut tidak sadarkan diri, baringkan dalam posisi miring dan awasi agar ia dapat bernapas dengan lancar. Bila orang tersebut tidak bernapas, segera lakukan pernapasan dari mulut ke mulut. Jangan lupa gunakan masker saku/sepotong kain/kantong plastik tipis yang tengahnya dilubangi untuk mencegah anda ikut terkontaminasiMedis(BACA BAGIAN OBAT DI JURNAL YG SUDAH DI PRINT)B. Pencegahan1. Primary PreventionDepartemen Kesehatan Republik Indonesi telah membuat pedoman bagi masyarakat yang memanfaatkan pestisida. Berikut isinya: Membeli pestisida : belilah pestisida di tempat penjualan resmi, belilah yang masih memiliki label (label merupakan merek dan keterangan singkat tentang pemakaian dan bahayanya) dan belilah pestisida yang wadahnya masih utuh dan tidak bocor Mengangkut pestisida : sewaktu membawa pestisida, wadahnya harus tertutup kuat. Dalam membawa harus ditempatkan terpisah dari makanan dan pakaian bersih Menyimpan pestisida : harus disimpan dalam wadah/pembungkus aslinya, yang lebelnya masih utuh dan jelas. Letakkan tidak terbalik, bagian yang dapat dibuka berada disebelah atas. Simpan ditempat khusus yang jauh dari jangkauan anak-anak, jauh dari makanan, bahan makan dan alat makan, sumur serta terkunci. Wadah harus tertutup rapat dan tidak bocor. Ruang tempat penyimpanan harus mempunyai ventilasi. Wadah pestisida tidak boleh kean sinar matahari langsung. Wadah pestisida tidak boleh terkena air hujan. Jika terdapat lebih dari 1 macam pestisida maka kelompokkan sesuai dengan jenisnya. Menyiapkan pestisida : sewaktu menyiapkan pestisida untuk dipakai, semua kulit, mulut, hidung dan kepala harus ditutup. Gunakan alat khusus untuk menakar dan mengaduk larutan pestisida yang akan dipakai (jangan menggunakan tangan)2. Secondary PreventionDilakukan ketika orang tersebut terkena keracunan akut. Pelaksanaannya sama dengan tindakan penatalaksanaan non medis yang tertulis diatas.3. Tertiery PreventionUpaya yang dilakukan pada pencegahan keracunan pestisida adalah: Hentikan paparan dengan memindhkan korban dari sumber paparan, lepaskan pakaian korban dan cuci/mandikan korban Jika terjadi kesulitan bernafas maka berikan pernafasan buatan. Instruksikan korban untuk tenang Segera bawa korban ke rumah sakit atau dokter terdekat untuk mendapat pertolongan lebih lanjut. Jangan lupa untuk menjelaskan apa yang terjadi dan bila perlu bawa kemasan pestisida yang mengakibatkan korban keracunan.9. Asuhan KeperawatanMari berfikis bersamaaaa.... :D

DAFTAR PUSTAKADjojosumarto, P. 2008. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius: YogyakartaSudarmo, S. 2007. Pestisida. Kanisius: YogyakartaDirjen PPM & PL. 2000. Pengenalan Pestisida. Depkes RI: JakartaWudianto, R. 2008. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Swadaya: JakartaJeyaratnam, J. 1990. Acute Pesticide Poisoning: A Major Global Health Problem. American Association of Poison Control Centers Toxic Exposure 43 (3): 139-44W. A. Watson, T.L Litovitz, G.C. Rodgers, Jr. et. al. 2005. Annual Report WHO 2004. The Impact of Pesticides on Health: Preventing Intentional and Unintentional Deaths From Pesticide Poisoning.Calvert, G.M; Karnik, J; Mehler, L. Beckman, J; Morrissey, B; Sievert, J; Barrett, R; Lackovic, M. et. al. 2008. Acute Pesticide Poisoning Among Agricultural Workers In The United States, 1998-2005. American Journal of Industrial Medicine 52 (12): 883-898Ecobichon, D.J. 2001. Toxic Effects Of Pesticides. In Klaassen, C.D. Casarett and Doulls Toxicology: The Basic Science of Poisons, 6th Edition. McGraw-Hill ProfessionalJamal, G.A; Hansen, S; Julu, P.P. 2002. Low Level Exposures to Organophosphorus Esters May Cause Neurotoxicity. Toxicology 181-182: 23-33Yayasan Duta Awam. 1999. Pestisida Berbahaya Bagi Kesehatan. Pesticide Action Network Asia and The Pasific