lp anoreksia.doc

14
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ANOREKSIA KONSEP TEORI ANOREKSIA A. Pengertian Anoreksia merupakan penurunan napsu makan yang merupakan gejala umum pada banyak penyakit dan dapat disebabakan oleh makanan, obat, emosi, ketakutan, masalah psikologi dan infeksi. Anorexsia Nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan penolakan mempertahankan berat badan dalam batas-batas minimal yang normal. Ciri khasnya adalah mengurangi berat badan dengan sengaja, dipacu dan atau dipertahankan oleh penderita. Anoreksia jangka panjang dapat menyebabkan ketidak seimbangan elektrolit yang dapat menyebabkan dysritmia jatung. Makan merupakan salah satu cara dalam menaikan berat badan akan tetapi pemberian makanan melalui selang atau infuse dapat menjadikan sebuah pilihan. Tanyakan kepada pasien apa oenyebab merekan kehilangan napsu makan dan apa yang dapat meningkatkan napsu makan tersebut. B. Etiologi Berbagai faktor psikologi berhubungan dengan perkembangan perilaku yang khas dari Anorexsia Nervosa. Rasa harga diri yang rendah sering berperan penting dalam munculnya penyakit ini. Penurunan berat badan dipandang sebagai suatu

Upload: kurnia-sangaji

Post on 23-Oct-2015

1.175 views

Category:

Documents


106 download

DESCRIPTION

Asuhan Keperwatan Anoreksia

TRANSCRIPT

Page 1: LP Anoreksia.doc

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ANOREKSIA

KONSEP TEORI ANOREKSIA

A. Pengertian

Anoreksia merupakan penurunan napsu makan yang merupakan gejala

umum pada banyak penyakit dan dapat disebabakan oleh makanan, obat,

emosi, ketakutan, masalah psikologi dan infeksi.

Anorexsia Nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan

penolakan mempertahankan berat badan dalam batas-batas minimal yang

normal. Ciri khasnya adalah mengurangi berat badan dengan sengaja,

dipacu dan atau dipertahankan oleh penderita.

Anoreksia jangka panjang dapat menyebabkan ketidak seimbangan

elektrolit yang dapat menyebabkan dysritmia jatung. Makan merupakan

salah satu cara dalam menaikan berat badan akan tetapi pemberian makanan

melalui selang atau infuse dapat menjadikan sebuah pilihan. Tanyakan

kepada pasien apa oenyebab merekan kehilangan napsu makan dan apa yang

dapat meningkatkan napsu makan tersebut. 

B. Etiologi

Berbagai faktor psikologi berhubungan dengan perkembangan

perilaku yang khas dari Anorexsia Nervosa. Rasa harga diri yang rendah

sering berperan penting dalam munculnya penyakit ini. Penurunan berat

badan dipandang sebagai suatu pencapaian dan harga diri bergantung pada

ukuran dan berat badannya. Ada pula hubungan antara gangguan makan

dengan gangguan alam perasaan. Dinamika keluarga juga dapat berperan

dalam perkembangan gejala anorexsia nervosa. Orangtua mungkin terlalu

memegang kendali dan terlalu melindungi anak. Faktor lain yang juga

berperan dalam munculnya gangguan ini adalah kelangsingan idealik

masyarakat yang berusaha disamai atau bahkan dilampau oleh para remaja.

Individu yang terkena gangguan ini mempunyai citra tubuh yang

menyimpang menganggap dirinya obesitas atau terobsesi tentang ukuran

dan bentuk bagian tubuh tertentu.

Page 2: LP Anoreksia.doc

C. Patofisiologi

Penyebab dari anoreksia hingga saat kini belum diketahui. Akan

tetapi, para ahli kesehatan berpendapat bahwa factor sosial memegang

peranan penting dari anoreksia. Pada beberapa penelitian terdapat faktor-

faktor yang menjadi predisposisi peningkatan resiko anorexsia nervosa

meliputi faktor biologi, sosiokultural, dan psikologi.

1. Faktor Biologi

a. Kelaparan atau starvasi akan menyebabkan perubahan pada

aktivitas neuropeptida dan memberikan kontribusi terhadap

gangguan neuroendokrin pada pasien anorexsia nervosa. Sebagai

contoh , perubahan CRH berkontribusi terhadap

hypercortisolemia dan perubahan NPY dapat berkontribusi pada

amenore. Perubahan dari peptida-Peptida ini seperti opiat,

vasopresin, dan aktivitas oksitosin dapat berkontribusi menjadi

karakteristik gangguan psikofisiologis lain, seperti mengurangi

makanan pada kondisi akut anoreksia (Kaye 1999).

b. Pada penelitian fungsi dari hypothalamic- pituitary-

adernal(HPA) Axis pada pasien anoreksia nervosa secara prinsip

ditemukan hyperkortisolisme dimana HPA berperan dalam

melepaskan hormon kortikotropin yang mempengaruhi pasien

menjadi anoreksia (licino,1996).

c. Jalur pusat serotonim mengatur pola makan dan juga

berpartisipasi terhadap regulasi prilaku dan susunan hati.

Gangguan pengaturan regulasi serotonim memberikan implikasi

pada kondisi depresi umum dengan jelas akan menyebabkan

gangguan makan. Pada penelitian regulasi serotonim yang

terganggu memberikan peningkatan resiko anorexsia nervosa

(Jimerson, 1990).

d. Determinasi Ghrelin , glucose-dependent insulinotropic

polypeptide (GIP) memberikan respon peningkatan anoreksia.

pada penelitian didapatkan ghrelin yang berperan dalam

patofisiologi anoreksia. penurunan GIP terjadi pada objek,

meskipun intake sedikit kalori mencegah respon cepat insulin

terhadap pasien yang mengalami anorexsia (Stock, 2005).

Page 3: LP Anoreksia.doc

e. Pada kondisi fungsi tiroid tertekan, kelainan ini hanya bisa

dikoreksi dengan kaliminasi. Kelaparan juga menyebabkan

aminore yang menunjukan kadar hormon (Luitenizing hormon,

FSH, Gonadotropin, realising hormone). Meskipun begitu,

beberapa pasien anoreksia nervosa menderita aminore sebelum

kehilangan berat badan yang signifikan.

2. Faktor sosiokultural

Tidak ada gambaran keluarga yang spesifik untuk anorexsia

nervosa. Walaupun begitu, ditemukan bukti yang menunjukkan

pasien anorexsia nervosa mempunyai masalah hubungannya dengan

keluarga dengan penyakit mereka. Pasien anoxeksia mempunyai

sejarah keluarga depresi ketergantungan alkohol, atau gangguan

makan.

3. Faktor Psikologis

Anorexsia nervosa adalah suatu reaksi dari tuntunan remaja

untuk kebebasan yang lebih dan peningkatan fungsi sosial dan seksual

mereka. Takut gemuk atau merasa terlalu gemuk ini terutama terjadi

pada wanita sehingga membatasi makan dan terkadang tidak makan

atau puasa, akhirnya tidak mau makan hingga penderita kurus kering.

Dimana pada akhirnya kondisi ini menimbulkan efek berbahaya yaitu

kematian penyakit ini dapat menyebabkan kematian pada 10%

penderitanya (neumaker, 1997).

Respon pertama dari anorexsia nervosa adalah gangguan

makanan yang memberikan manifestasi ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh. Kondisi merasa terlalu gemuk

memberikan manifestasi gangguan konsep diri (gambaran diri).

Kondisi anorexsia akut memberikan manifestasi fisik dehidrasi dan

resiko shock hypovolemik akibat kurangnya asupan cairan serta

terjadi ketidakseimbangan elektrolit terutama kalium sehingga

meningkatkan resiko hipokalemia.

Page 4: LP Anoreksia.doc

D. Manifestasi Klinis

1. Penurunan berat badan mendadak, tanpa penyebab yang jelas.

2. Tampilan kurus kering, hilangnya lemak subcutan

3. Perubahan kebiasaan makan, waktu makan yang tidak lazim

4. Latihan dan aktivitas fisik yang berlebihan

5. Amenorea

6. Kulit kering bersisik

7. Lanugo pada ekstremitas, punggung dan wajah.

8. Kulit berubah kekuningan

9. Gangguan tidur

10. Konstipasi

11. Erosi eosopagus

12. Alam perasaan depresi

13. Fokus yang berlebihan pada pencapaian hasil yang tinggi

14. Perhatian berlebihan terhadap makanan dan penampilan tubuh

15. Erosi email dan dentin tinggi

E. Komplikasi

1. Jantung: bradikardi, tachikardi, aritmia, hipotensi, gagal jantung

2. Gastrointestinal: esofagitis, ulcus peptikum, hepatomegali

3. Ginjal; abnormalitas urea serum dan elektrolit

4. Skelet; osteoporosis, faktor patologik

5. Endokrine; penurunan fertilitas, peningkatan kadar kortisol dan

hormon pertumbuhan, peningkatan glukoneogenesis

6. Metabolik; penurunan BMR, gangguan pengaturan suhu badan,

gangguan tidur

F. Penatalaksanaan

Pengobatan diberikan dengan rawat jalan, kecuali muncul masalah

medis yang berat. Pengobatan rawat jalan ini mencakup:

1. Pemantauan medis

2. Rencana diet untuk memulihkan status nutrisinya

3. Psikoterapi jangka panjang untuk mengatasi penyebab dasarnya

Page 5: LP Anoreksia.doc

4. Pengobatan psikofarmaka untuk mengatasi gejala depresi, kegelisahan

dan perilaku kompulsif – obsesif

Obat-obat yang dapat digunakan :

a. Antidepresan, juga dipakai SSRI (Selective Serotonin Reuptake

Inhibitors), terutama bila salah satu komponen penyakitnya

adalah latihan yang dipaksakan (Imipramin, Desipramin,

Fluoksetin, Sertralin).

b. Penggantian estrogen untuk amenore

Page 6: LP Anoreksia.doc

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Keluhan utama

Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat

pengkajian. Biasanya keluhan utama yang klien rasakan jarang diungkapkan

klien. Klien biasa mengungkapkan bahwa dia tidak menderita anorexsia

nervosa dengan tanda binge dan purge.

2. Riwayat penyakit dahulu

Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau pernah

di riwayat sebelumnya, kapan waktu terjadinya, dan penanganan yang

dilakukan sendiri sebelum di rawat. Klien anorexsia nervosa sering berfokus

pada cara menyenangkan orang lain dan menghindari konflik. Klien sering

memiliki perilaku impulsif seperti penyalahgunaan zat dan pencurian,

ansietas, depresi, dan gangguan keperibadian.

3. Riwayat penyakit sekarang

Merupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui metode

PQRST, paliatif atau provokatif (P) yaitu focus utama keluhan klien, quality

atau kualitas (Q) yaitu bagaimana binge dan purge dirasakan oleh klien,

regional (R) yaitu menjalar binge dan purge kemana, Safety (S) yaitu posisi

yang bagaimana yang dapat mengurangi binge dan purge atau klien merasa

nyaman dan Time (T) yaitu sejak kapan klien merasakan binge dan purge

tersebut.

4. Riwayat penyakit keluarga

Mengkaji ada atau tidaknya keluarga klien pernah menderita penyakit

anorexsia nervosa.

5. Pemeriksaan fisik

a. Penampilan Umum

Mengkaji tentang berat badan dan tinggi badan klien. catat

kehilangan berat badan 15% dibawah normal atau lebih. Klien

anorexsia nervosa dapat kelebihan berat badan atau kekurangan berat

badan, tetapi biasanya mendekati berat badan yang diharapkan sesuai

Page 7: LP Anoreksia.doc

dengan usia dan ukuran tubuhnya. Penampilan umum klien tidak luar

biasa, dan klien tampak terbuka dan mau berbicara.

b. Kesadaran

Kesadaran mencakup tentang kualitas dan kuantitas keadaan

klien. Klien biasanya malu dengan perilaku makan berlebihan dan

pengurasan. Klien mengakui bahwa perilaku tersebut abnormal dan

berusaha keras untuk menyembunyikanya dari orang lain. Klien

merasa lepas kendali dan tidak mampu merubah perilaku tersebut

meskipun klien mengakui perilaku tersebut sebagai hal yang

patologis.

c. Tanda-tanda Vital

Mengkaji mengenai tekanan darah, suhu, nadi dan respirasi

(TPRS).

d. Sistem gastrointestinal

Mengkaji tentang keadaan gigi, mulut, dan abdomen . Biasanya

pada klien anoreksia nervosa dapat terlihat karies gigi, lidah kotor,

membran mukosa mulut kering dan perut agak cekung atau semua ini

bisa tidak terlihat karena terjadi dengan dirahasiakan oleh klien.

e. Nutrisi

Dikaji tentang intake dan output nutrisi, porsi makan, nafsu

makan, pola makan dan aktifitas setelah makan kliem. Klien makan

berlebihan (binge) dan melakukan pengurasan (purge). Klien

mengakui bahwa perilaku tersebut abnormal dan berusaha keras untuk

menyembunyikanya dari orang lain.

f. Cairan

Dikaji tentang intake cairan yang berkurang dan output cairan

berlebih, keseimbangan cairan dan elektrolit (natrium, kalsium,

albumin), turgor kulit tidak elastis dan membran mukosa kering.

g.      Aktivitas

Dikaji tentang aktivitas sehari-hari, kesulitan mengatur pola

makan binge, mencegah terjadinya pengurasan (purge) dan kekuatan

otot. Hal membuat klien dapat cepat lelah karena kekurangan asupan

nutrisi dan cairan yang cukup.

h.      Psikologis

Page 8: LP Anoreksia.doc

Kaji tentang emosi, pengetahuan terhadap penyakit, dan suasana

hati klien. Klien yang mengalami gangguan makan mempunyai mood

yang labil, biasanya berhubungan dengan perilaku makan atau diet

klien. Menghindari makanan yang “buruk” atau makanan yang

menggemukkan memberi klien perasaan kuat dan kendali terhadap

tubuhnya, sedangkan makan berlebihan atau pengurasan menimbulkan

ansietas, depresi, dan perasaan lepas kendali. Klien sering tampak

sedih, cemas, dan khawatir.

Klien anoreksia nervosa pada awalnya senang dan gembira,

seolah-olah tidak ada yang salah. Wajah yang menyenangkan

biasanya hilang saat klien menunjukan perilaku makan berlebihan dan

pengurasan, dan klien mungkin menunjukan emosi yang intens

tentang perasaan bersalah, malu, dan memalukan. Klien merasa lepas

kendali dan tidak mampu merubah perilaku tersebut meskipun klien

mengakui perilaku tersebut sebagai hal yang patologis.

Hal ini menebabkan klien anoreksia nervosa menjalini hidup

yang rahasia, dengan diam-diam melakukan makan yang berlebihan

dan pengurasan dibelakang teman dan keluarga klien. Jumlah waktu

yang diluangkan untuk membeli dan memakan makanan dan

kemudian melakukan pengurasan dapat mengganggu performa peran

baik di rumah maupun di lingkungan.

B. Diagnosa Keperawatan, Intervensi dan Implementasi

1. Ketidakimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan

dnegan tidak adekuat pemasukan, menginduksi muntah,

penggunaan pencahan kronis.

Hasil yang diinginkan: diit sesuai dengan berat badan individu.

a. Monitoring berat badan pasien

b. Monitoring tanda vital dan laboratorium

c. Tingkatkan kepercayaan pasien

d. Berikan makan sedikit tapi sering

2. Kelainan Body image, berhubungan dengan perubahan psikososial

dan kognitif

Page 9: LP Anoreksia.doc

Hasil yang diinginkan: pasien secar verbal menyatakan kepuasan

terhadap tubuhnya.

a. Kaji dan dokumentasikan repon verbal dan nonverbal

b. Dengarkan pasien dan bawa terhadap realitas

c. Monitoring pernyataan negative pasien sess and document

patient’s verbal and nonverbal

d. Kaji kebutuhan rujukan ke pelayanan konseling dan social

e. Berikan penghargaan secra verbal

C. Evaluasi

1. Pasien mendapatkan berat badan yang sesuai

2. pasien puas dengan tubuhnya

3. pasien dapat menilai secara positif terhadap tubuhnya.

Page 10: LP Anoreksia.doc

DAFTAR PUSTAKA

Bachrach, L.K., Guido D., Katzman D. 1990. “Decreased Bone Density in Adolescent Girls with Anorexsia Nervosa”. Pediatrics. 86 (3):440-7/1990 September. New Jersey.

Dixon, J. 1984. “Effect of Nursing Interventions on Nutritional and Performance Status in Cancer Patients”. Nurs Res. 33(6):330-5/1984 November-Desember. New York.

Duker, M., dan Slade, R. 2003. Anorexsia Nervosa: How to Help. UK: Open University Press.