lp anc uyan baru.docx
TRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL CARE
OLEH
NI DWI ANGGRAENI WULANDARI
P07120012022
3.1 REGULER
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2014
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL CARE
KONSEP DASAR ANTENATAL CARE
A. DEFINISI
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi,
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses
kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (Handaya, 2008). Masa
kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Konsepsi secara formal
didefinisikan sebagai penyatuan antara sebuah telur dan sebuah sperma (Bobak,
dkk 2005).
Menurut DepKes RI (2007) pelayanan antenatal merupakan pelayanan
terhadap individu yang berseifat preventive care untuk mencegah terjadinya
masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin. Pelayanan antenatal merupakan
upaya kesehatan perorangan yang memperhatikan presisi dan kualitas pelayanan
medis yang diberikan. Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan
terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
Dalam sumber lain disebutkan bahwa pelayanan antenatal ialah suatu upaya
untuk mencegah adanya komplikasi obstetrik bila mungkin dan memastikan
bahwa komplikasi obstetrik dideteksi sedini mungkin dan ditangani secara
memadai.
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yg diberikan kepada ibu
selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal seperti
yang ditetapkan dalam buku Pedoman Pelayanan Antenatal bagi Petugas
Puskesmas.
B. TUJUAN
Tujuan dilakukannya antenatal care antara lain yaitu:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu
3. Mengenali dan menanggulangi secara dini adanya penyulit-penyulit atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan
trauma seminimal mungkin
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan mempersiapkan ibu
agar dapat memberikan ASI secara eksklusif
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar
dapat tumbuh kembang secara normal
7. Mengurangi bayi lahir premature, kelahiran mati dan kematian neonatal
8. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin
C. GEJALA KLINIS DAN TANDA KEHAMILAN
1. Tanda kehamilan :
a. Presumtif ( Bukti Subjektif)
1) Amenorea
2) Perubahan payudara
3) Anoreksia
4) Mengidam
5) Lelah (fatigue)
6) Mual & muntah (morning sickness)
7) Frekuensi berkemih
8) Pigmentasi kulit
9) Konstipasi
b. Probabilitas ( Bukti Objektif)
1) Pertumbuhan & perubahan uterus
2) Tanda Hegar’s (melunaknya segmen bawah uterus.
3) Ballotement (lentingan janin dalam uterus saat palpasi)
4) Braxton hick’s (kontraksi selama kehamilan)
5) Perubahan abdomen
6) Pembesaran abdomen
c. Absolut ( Bukti Positif)
1) Gerakan janin dapat dirasa, diraba juga bagian-bagian janin
2) Terdengar denyut jantung janin
3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
D. ADAPTASI FISIOLOGIS ORGAN-ORGAN TUBUH SELAMA
KEHAMILAN
Perubahan-perubahan dan adaptasi fisiologis organ-organ tubuh pada masa
kehamilan adalah sebagai berikut:
1) Trimester I (0-12 minggu)
Seseorang yang mengalami kehamilan akan menunjukkkan gejala-gejala
yang berasal dari janin dan plasenta.
a. Adanya human chorionic gonadotropic (HCG) dalam urine
b. Masalah gastrointestinal
1. Mual dan muntah (4-6 minggu)
2. Morning Sickness
3. Anoreksia
4. Saliva berlebihan
5. Tidak tahan terhadap bau–bau tertentu
c. Pengaruh hormon estrogen
Tonus otot menurun, mengakibatkan mual dan kontipasi
d. Perubahan janin
1. Pada kahamilan 7 minggu rahim kurang lebih sebesar telur itik
2. pada kehamilan 10 minggu rahim kurang lebih sebesar jeruk keprok
3. Pada kehamilan 12 minggu rahim kurang lebih sebesar kepalan tangan
e. Tanda-tanda piscaseck
Pembesaran dan perlunakan pada tempat implantasi
f. Traktus urinarius
Kehamnilan mengakibatkan uterus membesar dan menekan kandung
kemih sehingga didapatkan ibu sering buang air kecil
g. Kardiovaskuler
1. Diafragma terdorong kearah atas oleh karena pembesaran uterus,
posisi jantung pada bagian kiri atas
2. Kardiak output
a) Denyut jantung meningkat
b) Nadi meningkat ± 10-15 x /menit
c) Filtrasi ginjal meningkat
d) transportasi oksigen meningkat
h. Uterus
1. Pada saat tidak hamil beratnya 35-50 gram, volume 10 cc
2. Pada hamil aterm 1000-1100 gram, volume 5-10 liter
3. Ismus hipertropi, panjang, lunak
i. Payudara
Membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan
progesteron yang merangsang duktus alveoli payudara
j. Vagina
1. Peningkatan vaskularisasi
2. Peningkatan sekresi, berwarna putih dan asam
k. Respirasi
1. Estrogen meningkat menyebabkan peningkatan jaringan ikat
2. Progesteron meningkat menyebabkan penurunan resistensi dengan
relaksasi, penurunan otot polos yang memudahkan mengalirnya
carbon dioksida dari janin ke ibu
3. Diafragma tertekan sehingga kurang leluasa bergerak
l. Muskuluskeletal
1. Relaksasi persendian
2. Uterus memanjang mengakibatkan nyeri pada ligamen rotundum
3. Perubahan postural
a) Saat pinggang untuk mengibangi lordosis dan tarikan tulang
belakang
b) Sakit anggota bagian atas oleh karena bahu dan dada terdsorong
kedepan
m. Kulit
Oleh karena pengaruh estrogen, kulit mengalami hiperpigmentasi,
kloasma, linianigra dan strie gravidalum.
2) Trimester II (12-28 minggu)
Perubahan fisiologis yang terjadi adalah sebagai berikut:
a. Uterus
1. Uterus membesar, hipertropi sel-sel otot
2. Dinding uterus tipis dan lunak
3. Fetus dapat di palpasi pada abdomen
4. Uterus jadi bentuk ovale
5. Adanya kontraksi “braxton his”
b. Serviks
1. Terus memanjang
2. Adanya mucous plag
3. Sel otot hipertropi
4. Kelenjar serviks aktif
c. Vagina
1. Sel otot hipertropi
2. Mukosa tebal
3. Adanya lorchea
4. PH asam : 3,5-6,0
d. Payudara
1. Duktus dan alveoli hipertropi
2. Areola dan putting membesar
3. Mulai ada sekresi kolostrum
e. Sistem kardiovaskuler
1. Volume darah meluas
2. Hb menurun akibat eskpirasi plasma lebih besar dari pada sel darah
merah
3. Output meningkat 30-50 %
4. stroke volume meningkat
5. tekanan darah sama dan cenderung sedikit menurun
6. Terjadi hipertropi, supine khusus pada trimerter kedua akhir
f. Sistem respiratory
1. Oksigen dalam darah meningkat
2. Pernafasan lebih dalam
3. Volume darah stabil
4. Kebutuhan oksigen meningkat
5. Uterus membesar dan menekan diagfragma menyebabkan sulit/sesak
nafas
g. Sistem Urinary
1. Perubahan ukuran pada kandung kemih meningkat
2. udema fisiologis pada kandung kemih
3. frekuensi berkemih menurun
4. Dilatasi ginjal dan ureter
5. Ibu rentang terhadap infeksi traktus urinarius
6. Filtrasi glomerolus meningkat 50 %
7. Aliran plasma renal meningkat
8. Ekskresi glokosa, polipeptida, elektrolit dan vitamin yang larut dalam
air meningkat
h. Sistem muskuloskeletal
1. Pusat graviti berubah sebagai akibat membesarnya uterus, lordosis
fisiologis
2. Kram pada kaki
i. Sistem integumen
1. Hiperpigmentasi terutama pada putting dan perinium
2. Adanya linianigra
3. Vaskuler adanya palmar eritema
4. Rambut menjadi lebih halus
5. Kuku lebih lunak dan tingkat pertumbuhan meningkat
j. Sistem gastrointestinal
1. Mulut dan gigi: Hiperimia, sensitif terhadap zat iritan
2. Esofagus dan gaster: Kapasitas lambung menurun, sekresi asam
hidroverolik dan pepsin dalam lambung menurun.
3. Liver: Meningkatnya serum phospotase, menurunnya albumin dan
globulin.
4. Pankreas: Hipertropi, hiperplasia dan hiperaktif yang sering terjadi
pada sel-sel beta, Kebutuhan fisiologis kehamilan, pencetus diabetus
gestasional.
5. Intestinal: Pengosongan lambung meningkat, Absorbsi nutrien dan air
meningkat
k. Sistem endokrin
1. Pituitary: Sekresi hormon luteinising dan folikel stimulating hormon,
Prolaktin meningkat.
2. Tiroid: Vaskularisasi meningkat, Meningkatnya T3 dan T4, BMR
meningkat.
3. Paratiroid: Hiperplasia, sekresi hormon meningkat.
4. Adrenal: Sekresi adenocorticotropik hormon (ACTH) meningkat,
Level kortisol meningkat, Level aldesteron meningkat
5. Plasenta: Fungsi utuh dan komplek.
3) Trimester ketiga (28 minggu – kehamilan berakhir / 38-42 minggu)
a. Sistem reproduksi
1. Uterus
Ukuran bertambah besar, distensi miometrium, dinding menipis,
kontraksi “broxon hicks” semakin jelas.
2. Servik
Effousment, pengeluaran mukosa.
3. Vagina
Hiperemia, pertumbuhan laktobual, leukhorea
4. Payudara
Membesar, tegang, colusterum keluar.
b. Sistem kardiovaskuler
1. COP meningkat 40 %
2. Volume darah ibu meningkat 30 – 50 %
3. HR meningkat 15 kali/menit
4. Stroke volume meningkat
5. Kerja kardiovaskuler meningkat sangat beresiko pada ibu dengan
masalah jantung
c. Sistem pernafasan
1. Diafragma tertekan karena pembesaran uterus keatas
2. Iga-iga ekspansi
3. Kebutuhan oksigen meningkat
d. Sistem perkemihan
1. Dilatasi kaliks renal, filtrasi glomerolus meningkat
2. Frekwensi miksi meningkat
3. Kosentrasi albumin plasma menurun
e. Sistem musculoskeletal
Lordosis, sulit berjalan, rebas – rebas ekstremitas
f. Sistem integumen
1. Strie semakin terlihat, pigmentasi meningkat
2. Rambut tipis dan rontok
3. Kuku cepat tumbuh dan mudah patah
g. Sistem gastrointestinal
1. Mulut dan gusi hiperemia, gusi sangat sensitif
2. Gastrik refluks, kapasitas gaster menurun
3. Mobilitas intestinal menurun, rentan terhadap konstipasi
h. Sistem endokrin
1. Pituitary: Prolaktin meningkat, oksitosin meningkat
2. Tiroid: BMR meningkat
i. Plasenta: Fungsi maksimal
E. PERUBAHAN FISIK PADA IBU HAMIL
Ketika hamil, seorang wanita akan mengalami beberapa perubahan. Menurut
George Adriaanz (2008), perubahan yang terjadi ketika hamil antara lain:
a. Uterus
Pembesaran uterus merupakan perubahan anatomi yang paling nyata pada
ibu hamil. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron pada
awal kehamilan akan menyebabkan hipertrofi miometrium. Hipertrofi tersebut
dibarengi dengan peningkatan yang nyata dari jaringan elastin dan akumulasi
dari jaringan fibrosa sehingga struktur dinding uterus menjadi lebih kuat
terhadap regangan dan distensi. Hipertrofi myometrium juga disertai dengan
peningkatan vaskularisasi dan pembuluh limfatik. Peningkatan vaskularisasi,
kongesti dan edema jaringan dinding uterus dan hipertrofi kelenjar serviks
menyebabkan berbagai perubahan yang dikenali sebagai tanda Chadwick,
Goodell dan Hegar.
b. Payudara
Konsentrasi tinggi estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh plasenta
menimbulkan perubahan pada payudara (tegang dan membesar), pigmentasi
kulit dan pembesaran uterus. Adanya chorionic gonadotropin (hCG) digunakan
sebagai dasar uji imunologik kehamilan. Chorionic somatotropin (Human
Placental Lactogen/HPL) dengan muatan laktogenik akan merangsang
pertumbuhan kelenjar susu di dalam payudara dan berbagai perubahan
metabolik yang mengiringinya.
Secara spesifik, estrogen akan merangsang pertumbuhan sistem
penyaluran air susu dan jaringan payudara. Progesteron berperan dalam
perkembangan sistem alveoli kelenjar susu. Hipertrofi alveoli yang terjadi
sejak 2 bulan pertama kehamilan menyebabkan sensasi noduler pada payudara.
Chorionic somatotropin dan kedua hormon ini menyebabkan pembesaran
payudara yang disertai dengan rasa penuh atau tegang dan sensitif terhadap
sentuhan (dalam dua bulan pertama kehamilan), pembesaran puting susu dan
pengeluaran kolostrum (mulai terlihat atau dapat diekspresikan sejak
kehamilan memasuki usia 12 minggu). Hipertrofi kelenjar sebasea berupa
tuberkel Montgomery atau folikel disekitar areola mulai terlihat jelas sejak dua
bulan pertama kehamilan. Pembesaran berlebihan dari payudara dapat
menyebabkan striasi (garis-garis hipo atau hiperpigmentasi pada kulit). Selain
membesar, dapat pula terlihat gambaran vena bawah kulit payudara.
c. Kulit
Walaupun tidak diketahui secara pasti tetapi pigmentasi kulit terjadi
akibat efek stimulasi melanosit yang dipicu oleh peningkatan hormon estrogen
dan progesteron. Bagian kulit yang paling sering mengalami hiperpigmentasi
adalah puting susu dan areola disekitarnya serta umumnya pada linea mediana
abdomen, payudara, bokong dan paha. Chloasma gravidarum adalah
hiperpigmentasi pada area wajah (dahi, hidung, pipi dan leher). Area atau
daerah kulit yang mengalami hiperpigmentasi akan kembali menjadi normal
setelah kehamilan berakhir. Pengecualian terjadi pada striae dimana area
hiperpigmentasi akan memudar tetapi guratan pada kulit akan menetap dan
berwarna putih keperakan
d. Sistem gastrointestinal
Hal lain yang terkait dengan perubahan hormonal dan dikaitkan dengan
tanda kehamilan adalah rasa mual dan muntah yang berlebihan atau
hiperemesis. Walaupun demikian, kondisi ini juga tidak dapat dikategorikan
sebagai tanda pasti kehamilan karena berbagai penyebab metabolik lain dapat
pula menimbulkan gejala yang serupa. Hiperemesis pada kehamilan
digolongkan normal apabila terjadinya tidak lebih dari trimester pertama
1. Perubahan Fisik pada Trimester I
a. Morning Sickness, mual dan muntah.
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual
dimulai sejak awal kehamilan. Mual muntah di usia kehamilan muda
disebut morning sickness tetapi mual muntah ini dapat terjadi setiap saat.
Mual ini biasanya akan berakhir pada 14 mingggu kehamilan. Pada
beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan
ketiga.
b. Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi
peningkatan hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh
darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara
sebagai persiapan menyusui.
c. Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan
rahim yang membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan
menghilang pada trimester II dan akan muncul kembali pada akhir
kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
d. Konstipasi atau Sembelit
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena
peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot
sehingga usus bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan dari keadaan ini
adalah memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil.
e. Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal
kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga
ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi yang lain (berdiri)
tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala /
pusing yang lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor
fisik maupun emosional. Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan
depresi juga dapat menyebabkan sakit kepala.
f. Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat
menstruasi di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang
timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini
sering terjadi karena adanya perubahan hormonal dan juga karena adanya
pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana otot dan ligamen
merenggang untuk menyokong rahim.
g. Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus
dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.
h. Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan
memasang kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada
peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim telah berkembang
dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena pengaruh hormon
estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progresteron
yang menyebabkan tubuh menahan air.
2. Perubahan Fisik pada Trimester II
a. Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan
melewati rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm
setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar
dengan pusar (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada
kebanyakan wanita, perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16
minggu.
b. Sendawa dan buang angin
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini
sudah biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus selama
kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung
dan tidak nyaman.
c. Rasa panas di perut
Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama
kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar
dan juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran
cerna sehingga mendorong asam lambung kearah atas.
d. Pertumbuhan rambut dan kuku
Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat
dan rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak
diinginkan, seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir
dengan rambut yang tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang setelah
bayi lahir.
e. Sakit perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut
bagian bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini
karena perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang
semakin membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan
bersifat tidak menetap.
f. Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan
trimester kedua, karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh
darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.
g. Hidung dan Gusi berdarah
Perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh
termasuk ke daerah hidung dan gusi selama masa kehamilan akan
menyebabkan jaringan disekitarnya menjadi lebih lembut dan lunak.
Akibatnya, hidung dan gusi akan bisa berdarah ketika menyikat gigi.
Keluhan ini akan hilang setelah melahirkan.
h. Perubahan kulit
Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena melanosit
yang menyebabkan warna kulit lebih gelap. Timbul garis kecoklatan mulai
dari pusar ke arah bawah yang disebut linea nigra. Kecoklatan pada wajah
disebut chloasma atau topeng kehamilan. Tanda ini dapat menjadi
petunjuk kurangnya vitamin folat. Strecth mark terjadi karena peregangan
kulit yang berlebihan, biasanya pada paha atas, dan payudara. Akibat
peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal, sedapat mungkin
jangan menggaruknya. Strecth mark tidak dapat dicegah, tetapi dapat
diobati setelah persalinan. Kulit muka juga akan menjadi lebih berminyak
sehingga dapat menimbulkan jerawat
i. Payudara
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang
kekuningan yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin
berwarna gelap dan besar. Bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting,
dan itu adalah kelenjar kulit.
j. Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir
40% wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang
menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak
sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian
bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada
posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.
3. Perubahan Fisik pada Trimester III
a. Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena
meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat
memengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang
belakang.
b. Konstipasi
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang
membesar kearah usus selain perubahan hormon progesteron.
c. Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah
ke paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan
merasa susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang
membesar yang berada di bawah diafragma. Setelah kepala bayi turun
kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu
yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega dan bernapas lebih
mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga ikut hilang, karena
berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah diafragma/tulang iga
ibu.
d. Sering buang air kecil
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan
makin menekan kandungan kencing ibu hamil.
e. Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan
menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena
menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir
kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul yang akan
memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.
f. Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian
perut yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau
istirahat.
g. Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan
meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil,
dan kadang membuat tangan membengkak. Ini disebut edema, yang
disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
F. PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA IBU HAMIL
Menurut Sulistyawati,2009, perubahan psikologis pada ibu hamil menurut
trimester adalah:
1. Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan
kehamilannya
b. Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang ibu
berharap agar dirinya tidak hamil saja
c. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini
dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian
dengan seksama
e. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang
yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau bahkan
merahasiakannya
Berikut ini adalah perubahan-perubahan psikologis lain yang dapat terjadi:
a. Reaksi – reaksi psikologis dan fokus perhatiannya, perasaan “Well being”
menyadari bahwa kehamilan akan mudah dikenal orang lain.
b. Penerimaan terhadap kehamilan.
“Ambivalence” sebagian besar dapat teratasi dan kehamilan dapat diterima.
c. Maternal role atteinment
Reflikasi berlanjut, peran model yang diperlukan untuk pergerakan janin,
internalisasi dan fantasi.
d. Fantasi
Berlanjut, membantu untuk mengenal perannya.
e. Hubungan dengan ibu
Semakin erat dan penting, tukar pengalaman, perlu penerimaan ibunya yang
membutuhkan support.
f. Hubungan dengan janin
Sadar dengan adanya pergerakan janin, memulai perilaku kontak dengan
janin, gerak janin diartikan sebagai “Bentuk komunikasi yang rutin”.
g. Body image
Janin merupakan bagian yang terpisah dari ibu, tanda-tanda kehamilan
mulai dapat diobservasi.
h. Waktu dan jarak
Kehamilan tidak akan lama lagi berakhir, ibu berfokus pada janinnya, ibu
mungkin menarik diri dari orang lain.
2. Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)
a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang
tinggi
b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
c. Merasakan gerakan anak
d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
e. Libido meningkat
f. Menuntut perhatian dan cinta
g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
h. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang
lain yang baru menjadi ibu
i. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru
3. Perubahan Psikologis pada Trimester IIII
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perharian dan kekhawatirannya
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
f. Merasa kehilangan perhatian
g. Perasaan mudah terluka (sensitif)
h. Libido menurun
Berikut ini adalah perubahan psikologis yang dapat dialami oleh ibu dan
ayah selama trimester III:
1) Perubahan Psikologis Ibu
a. Penerimaan terhadap janin meningkat
b. Fantasi terhadap perubahan peran
c. Rasa cemas akan keadaan janin meningkat
d. Fokus perhatian pada persalinan
e. Menaruh perhatian pada persalinan
2) Perubahan Psikologis Ayah
a. Butuh perhatian, kecemasan meningkat, merasa kehilangan, personal
freedom, covvod sindrom berat
b. Parent hood, fantasi, bicara dengan calon ayah lain
G. JADWAL PEMERIKSAAN ANTENATAL
Sesuai dengan kebijakan Departemen Kesehatan, kunjungan pelayanan
antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan, ketentuan
waktu sebagai berikut:
1. Minimal 1 kali pada trimester pertama = K1
2. Minimal 1 kali pada trimester kedua = K2
3. Minimal 2 kali pada trimester ketiga = K3 & K4
Apabila terdapat kelainan atau penyulit kehamilan, seperti mual, muntah,
keracunan kehamilan, perdarahan, kelainan letak dan lain-lain frekuensi
pemeriksaan disesuaikan dengan kebutuhan.
Dalam sumber lain juga disebutkan interval kunjungan pada pemeriksaan
prenatal yaitu setiap 4 minggu sekali sampai minggu ke-28, kemudian setiap 2-3
minggu sekali sampai minggu ke-36, dan sesudahnya setiap minggu.
H. STANDAR MINIMAL PELAYANAN ANTENATAL
Dalam pelaksanaan operasionalnya, dikenal Standar Minimal Pelayanan Antenatal
“7T”, yang terdiri dari:
1. Timbang berat badan
2. Ukur tekanan darah
3. Ukur tinggi fundus uteri
4. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid) lengkap
5. Pemberian tablet zat besi, minimal 90 hari selama kehamilan
6. Test terhadap penyakit menular seksual, HIV/AIDS dan malaria
7. Temu wicara/ (konseling) dalam rangka persiapan rujukan
I. PEMERIKSAAN ANTENATAL
Pemeriksaan kehamilan terbagi dalam:
a. Anamnesa
Anamnesa pada kunjungan pelayanan antenatal pertama dari ibu hamil
meliputi:
1. Identifikasi ibu (nama, nama suami, usia, pekerjaan, agama & alamat ibu)
2. Keluhan utama atau apa yang diderita, apakah ibu datang untuk
memeriksakan kehamilan atau ada masalah lain
3. Riwayat haid, untuk mengetahui faal alat kandungan
4. Riwayat perkawinan
5. Riwayat kehamilan sekarang, meliputi:
a) HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
b) Gerak janin (kapan mulai dirasakan apakah ada perubahan)
c) Masalah atau tanda-tanda bahaya (termasuk pengelihatan kabur)
d) Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan
e) Penggunaan obat-obatan (termasuk jamu-jamuan)
f) Kekhawatiran-kekhawatiran lain yang dirasakan
6. Riwayat kebidanan yang lalu, meliputi:
a) Berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan tepat waktu,
persalinan premature, keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan
dengan tindakan (dengan forcep, vakum, ekstraksi atau operasi caesar)
b) Perdarahan pada kehamilan, persalinan, kelahiran atau paska persalinan
c) Persalinan yang lalu: spontan atau buatan, aterm atau premature,
perdarahan, siapa yg menolong
d) Riwayat hipertensi
e) Melahirkan janin dengan BB <2,5 kg atau >4 kg
f) Nifas dan laktasi
g) Bayi yg dilahirkan: jenis kelamin, BB & panjang badan, hidup atau
mati, bila mati umur berapa & penyebabnya
h) Masalah-masalah lain yg dialami
7. Riwayat kesehatan (penyatkit yg pernah diderita), meliputi: penyakit
kardiovaskuler, TB paru, hepatitis B, diabetes, hipertensi, PMS atau
HIV/AIDS, malaria, status imunisasi TT, dll.
8. Riwayat keluarga meliputi penyakit keturunan, anak kembar, penyakit
menular, dll
9. Riwayat sosial ekonomi & budaya meliputi:
a) Status perkawinan
b) Riwayat KB
c) Reaksi orangtua dan keluarga terhadap kehamilan ini
d) Dukungan keluarga
e) Pengambil keputusan dalam keluarga
f) Kebiasaan makan dan gizi yang dikonsumsi (gizi seimbang), dengan
perhatian pada vitamin A dan zat besi
g) Kebiasaan hidup sehat meliputi kebiasaan merokok, minum
obat/alcohol/obat tradisional, & olahraga
h) Beban kerja & kegiatan sehari-hari
i) Tempat melahirkan & penolong yg diinginkan
Menentukan Taksiran Persalinan
a) Untuk siklus 28 hari:
HPHT (+7), bulan (-3), tahun (+1) = tanggal persalinan
b) Untuk siklus 35 hari:
HPHT (+14), bulan (-3), tahun (+1) = tanggal persalinan
Rumus tersebut tidak dapat digunakan apabila:
1. Ibu mempunyai riwayat haid yang tidak teratur atau tidak haid
2. Ibu hamil saat masih menyusui dan belum pernah haid lagi
3. Ibu hamil setelah berhenti mengkonsumsi pil KB dan belum haid lagi
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada kunjungan antenatal pertama meliputi komonen:
1. Pemeriksaan Luar
a. Pemeriksaan umum
c) Keadaaan umum ibu, keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran
d) Adakah anemia, cyanose, icterus atau dyspnoe
e) Keadaan jantung dan paru, periksa suhu badan, TD, denyut nadi, dan
pernapasan
f) Oedema
g) TB
h) BB
i) Reflek
j) Pemeriksaan laboratorium sederhana bila ada, untuk kadar Hb,
golongan darah dan urine rutin
b. Pemeriksaan Kebidanan
Inspeksi
a) Kepala dan leher
b) Dada: bentuk payudara, pigmentasi putting susu, keadaan putting
susu (simetris atau tidak), keluarnya kolostrum (dilakukan
pemeriksaan setelah usia kehamilan >28 minggu)
c) Perut: membesar kedepan atau kesamping (acites), keadaan perut,
linea alba, ada gerakan anak atau tidak, kontraksi rahim, striae
gravidarum, & bekas luka operasi
d) Vulva: keadaan perineum, varices, tanda Chadwick, fluor dan
condyloma
e) Anggota bawah: cari varises, oedema, luka
Palpasi
Periksa raba dilakukan untuk menentukan:
a) Besarnya rahim untuk menentukan tuanya kehamilan
b) Letak anak dalam rahim
Cara melakukan palpasi menurut Leopold terdiri atas 4 bagian, yaitu:
(Manuaba, 1998)
Leopold 1
Pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil
Menentukan tunggi fundus uteri dan bagian janin
dalam fundus
Konsistensi fundus
Leopold 2
Menemukan batas samping rahim kanan-kiri
Menentukan letak punggung janin
Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Leopold 3
Menentukan bagian terbawah janin
Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk
atau masih goyang
Leopold 4
Pemeriksa menghadap ke kaki ibu hamil
Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa
dan berapa jauh janin sudah mask pintu atas
panggul
Mengukur usia kehamilan dengan TFU:
TFU (cm) = tua kehamilan dalam bulan
3,5 cm
Auskultasi
Digunakan stetoskop atau Doppler, untuk mendengan bunyi jantung
janin, bising tali pusat, gerakan janin, bising rahim, bunyi aorta, dan
bising usus
2. Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam dilakukan pada saat kunjungan pertama pemeriksaan
antenatal pada hamil muda dan sekali lagi pada kehamilan trimester III
untuk menentukan keadaan panggul
Pemeriksaan Antenatal Ulangan
Yang dimaksud dengan kunjungan ulang yaitu setiap kunjungan
pemeriksaan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan pemeriksaan
antenatal pertama. Kunjungan ulang lebih diarahkan untuk mendeteksi
kompliaksi-komplikasi, mempersiapkan kelahiran, dan mendeteksi
kegawatdaruratan, pemeriksaan fisik yang terarah serta penyuluhan bagi ibu
hamil.
Pemeriksaan antenatal ulangan meliputi:
a) Riwayat kehamilan sekarang: gerak janin, setiap masalah atau tanda
bahaya, keluhan-keluhan lazim dalam kehamilan, kekhawatiran-
kekhawatiran lain.
b) Pemeriksaan fisik: BB, TD, pengukuran TFU, palpasi abdomen untuk
mendeteksi kehamilan ganda, maneuver Leopold, bunyi jantung janin,
menghitung taksiran BB janin.
c) Pemeriksaan laboratorium:khususnya terhadap protein dalam urin,
pemeriksaan laboratorium lainnya dilakukan apabila ada indikasi
Ringkasan Penilaian dan Penanganan Ibu Hamil
Variabel Penilaian & PenangananKunjunga
n I
Kunjunga
n II
Kunjungan
III
Kunjunga
n IV
1. Penilaian antenatal:
Riwayat kehamilan
Riwayat kebidanan
Riwayat kesehatan
Riwayat sosial
√
√
√
√
√
-
-
-
√
-
-
-
√
-
-
-
Pemeriksaan umum
Pemeriksaan kebidanan (luar)
Pemeriksaan kebidanan
(dalam)
Pemeriksaan laboratorium
√
√
√
√
jika ada
indikasi
√
-
Jika ada
indikasi
Jika ada
indikasi
√
-
Jika ada
indikasi
Jika ada
indikasi
√
√
Cek Hb &
periksa lab
lain jika
ada
indikasi
2. Penanganan:
Pemberian Tetanus Toksoid
Pemberian tablet tambah darah
Konseling umum
Konseling khusus
Perencanaan persalinan
Perencanaan penanganan
komplikasi
Sesuaikan
90 hari
√
Jika ada
indikasi
-
√
Sesuaikan
Memperku
at
Jika ada
indikasi
-
√
Sesuaikan
Memperkuat
Jika ada
indikasi
√
√
Sesuaikan
Memperku
at
Jika ada
indikasi
√
√
c. Diagnosa
Setelah dilakukan anamesa & pemeriksaan fisik, maka dapat ditegakkan
diagnosa. Selain itu dapat pula diketahui:
a) Hamil atau tidak
b) Primi atau multigravida
c) Usia kehamilan
d) Janin hidup atau mati
e) Janin tunggal atau kembar
f) Letak anak
g) Anak intra atau extrauterin
h) Keadaan jalan lahir
i) Keadaan umum penderita
d. Prognosa
Prognosa atau ramalan persalinan dibuat setelah ditegakkan diagnose.
Prognosa persalinan dapat diperkirakan apakah akan berjalan normal dan
lahir spontan atau sulit dan berbahaya.
e. Terapi
Tujuan terapi pada ibu hamil adalah untuk mencapai derajat kesehatan yang
setinggi tingginya dalam kehamilan & menjelang persalinan. Berikan
konseling pada ibu hamil mengenai kehidupan waktu hamil, hygiene dan gizi,
pemeriksaan antenatal, tanda-tanda bahaya, dll.
J. PATHWAY ANC
Trimester I
Konsepsi
Fertilitas
Implantasi
Embryogenesis
Maturasi janin
Perubahan pada ibu
Perubahan psikologis Perubahan fisiologis
Krisis situasional, perub.psikologis,
ketidakstabilan hormon
GIT
Instabilitas hormone
Asam lambung meningkat
Rasa sebah/mual
Muntah
Intake makanan menurun
Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
Sist.kardio vascular
Peningkatan TD
Sakit kepala
Nyeri
Sist.urinaria
Penekanan vesika urinaria
karena pembesaran
uterus
Frekuensi BAK
meningkat
Gangguan eliminasi urin
Ansietas Perubahan peran sebagai
calon ibu
Koping individu tdk
efektif
Trimester II
TRIMESTER II
Perubahan fisiologis Perubahan psikologis
Sist.endokrin
Inotropik
Hiperpegmintasi
Gangguan Citra Tubuh
Perub.cardiac output
Resiko cidera janin &
maternal
Sist.kardiovaskular
Sekresi aldosteron meningkat
Retensi H2O & Na+
volume plasma meningkat
TD meningkat
Sakit kepala
Nyeri
Sist.reproduksi
Vaskularisasi serviks &
vagina
Sensitifitas serviks
meningkat
Rangsang seksual
Disfungsi Seksual
Sist.integumen
Estrogen meningkat
Kulit meregang
Striae gravidarum
Gangguan Citra Tubuh
Sist.GIT
Progesterone meningkat
Saliva & asam lambung
meningkat
Peristaltic menurun
Pengosongan lambung lambat
Kembung, mual, muntah
Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
Musculosceletal
BB janin meningkat
Postur tubuh berubah
Lordosis berlebihan
Nyeri
Sist.respirasi
Desakan uterus ke diafragma
Ekspansi paru tidak maksimal
Gangguan pola nafas
Krisis situasional
Proses adaptasi
Persiapan anggota baru dlam keluarga
Ketidakefektifan koping
Trimester III
TRIMESTER III
Perubahan fisiologis Perubahan psikologis
Pembesaran uterus Sistem endokrin
Retensi H2O & Na+
Persiapan melahirkan
Perub.skelet & persendian
Berat uterus menigkat
Perub.pusat gravitasi tubuh
Menekan saraf sekitar
Pelepasan mediator nyeri (prostaglandin,
histamin)
Nyeri
Menekan paru
Ekspansi paru menurun
Gangguan pola nafas
Urine output menurun,
volume plasma meningkat,
tekanan hidrostatik menurun
Edema ekstremitas
Kelebihan volume cairan
Vasokontriksi pembuluh
darah
TD meningkat
Hipertrofi ventrikel
Penurunan cardiac output
Resiko cidera janin &
maternal
Primi:kurang pengetahuan
Ansietas
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Riwayat kehamilan saat ini.
2. Riwayat obstetri dan ginekologi.
3. Riwayat medis.
4. Riwayat penyakit dalam keluarga.
5. Pemeriksaan fisik: kelenjar tiroid, payudara, abdomen, panggul (perubahan
fisiologi sistem tubuh).
6. Pola fungsi kesehatan
a) Nutrisi/Metabolik: jumlah asupan cairan dan nutrisi dalam sehari
b) Persepsi/penatalaksanaan kesehatan: sikap dan perilaku terkait
kehamilan.
c) Tidur/istirahat: kualitas dan kuantitas tidur dalam sehari
d) Aktifitas/latihan: keluhan selama aktifitas, keluhan terkait mobilisasi
fisik, pemenuhan kebutuhan perawatan diri, keluhan terkait respirasi.
e) Eliminasi: frekuensi, pola, volume eliminasi urine dan alvi.
f) Nilai/kepercayaan: pengambilan keputusan, perasaan sedih/berduka,
keyakinan terhadap kesehatan.
g) Seksualitas/reproduksi: keluhan terkait pola seksual
h) Persepsi/konsep diri: ketakutan, kecemasan, penilaian citra tubuh,
identitas personal, harga diri.
i) Kognitif/perseptual: pengetahuan tentang kehamilan, keluhan mual,
nyeri.
j) Koping/toleransi terhadap stres: koping keluarga & komunitas.
k) Hubungan/peran: perubahan penampilan peran akibat kehamilan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
TRIMESTER I
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake makanan menurun
b. Ansietas berhubungan dengan krisi situasional, perubahan psikologis,
ketidakstabilan hormone.
c. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan penekanan vesika urinaria
karena pembesaran uterus
d. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan darah
e. Ketidakefktifan koping berhubungan dengan perubahan peran sebagai calon
ibu
TRIMESTER II
a. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan hiperpigmentasi pada
integument
b. Gangguan pola nafas berhubungan dengan ekspansi paru tidak maksimal
c. Nyeri berhubungan dengan sekeresi aldosteron meningkat
d. Disfungsi seksual berhubungan dengan sensitifitas serviks meningkat
e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake makanan menurun akibat mual dan muntah
f. Resiko cedera berhubungan dengan perubahan cardiac output
g. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan persiapan anggota baru dalam
keluarga.
TRIMESTER III
a. Nyeri akut berhubungan dengan penekanan saraf sekitar pada pembesaran
uterus.
b. Gangguan pola nafas berhubungan dengan ekspansi paru menurun
c. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi H2O & Na+
d. Resiko cedera berhubungan dengan cardiac output
e. Ansietas berhubungan dengan krisi situasional, perubahan psikologis,
ketidakstabilan hormone.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
NOC :
a. Nutritional Status
b. Nutritional Status : food
and fluid intake
c. Nutritional Status : nutrient
intake
d. Weight control
Kriteria Hasil :
a. Adanya peningkatan berat
badan sesuai dengan tujuan
b. Berat badan ideal sesuai
dengan tinggi badan
c. Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
d. Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi
e. Menunjukkkan peningkatan
fungsi pengecapan dari
menelan
Tidak terjadi penurunan berat
badan yang berarti
NIC :
Nutrision Management
a. Kaji adanya alergi
makanan
b. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan pasien
c. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake
Fe
d. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein
dan vitamin C
e. Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
f. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
g. Kaji kemempuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
a. BB pasien dalam batas
normal
b. Monitor adanya
penurunan berat badan
c. Monitor tipe dan
jumlah aktivitas yang
act dilakukan
d. Monitor lingkungan
selama makan
e. Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak
selama jam makan
f. Monitor mual muntah
g. Monitor kadar
albumin, total protein,
Hb, dan kadar Ht
h. Monitor kalori dan
intake nutrisi
Nyeri akut/kronis
berhubungan dengan saraf
terbuka, kesembuhan luka
dan penanganan luka bakar.
NOC :
Pain level
Pain control
Comfort level
Kriteria hasil :
a. Mampu mengontrol nyeri
(tahu penyebab nyeri,
mampu menggunakan
teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
b. Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan
menggunakan manajemen
NIC :
Pain Management:
a. Lakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas, dan actua
presipitasi.
b. Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
c. Kontrol actua
lingkungan yang
mempengaruhi nyeri
nyeri.
c. Mampu mengenali nyeri
(skala, intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
d. Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang.
seperti suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan.
d. Kurangi actua
presipitasi nyeri.
e. Ajarkan teknik non
farmakologis (relaksasi,
distraksi dll) untuk
mengetasi nyeri kecuali
pasien bayi
f. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri.
g. Evaluasi tindakan
pengurang nyeri/actual
nyeri.
h. Kolaborasi dengan
dokter bila ada actual
tentang pemberian
analgetik tidak berhasil.
Administrasi analgetik :.
a. Cek program pemberian
analogetik; jenis, dosis,
dan frekuensi.
b. Cek riwayat alergi.
c. Tentukan analgetik
pilihan, rute pemberian
dan dosis optimal.
d. Evaluasi efektifitas
analgetik, tanda dan
gejala efek samping.
e. Tingkatkan istirahat
f. Kolaborasi dengan
dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak
berhasil
Ansietas NOC :
Anxiety Self-control
Anxiety level
Coping
Kriteria Hasil :
a. Klien mampu
mengidentifikasi dan
mengungkapkan gejala
cemas
b. Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan
menunjukkan tehnik untuk
mengontol cemas
c. Vital sign dalam batas
normal
d. Postur tubuh, ekspresi
wajah, bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurangnya kecemasan
NIC :
Anxiety Reduction
(penurunan
kecemasan)
a. Gunakan pendekatan
yang menenangkan
b. Nyatakan dengan jelas
harapan terhadap
pelaku pasien
c. Jelaskan semua
prosedur dan apa yang
dirasakan selama
prosedur
d. Temani pasien untuk
memberikan
keamanan dan
mengurangi takut
e. Berikan informasi
actual mengenai
diagnosis, tindakan
prognosis
f. Libatkan keluarga
untuk mendampingi
klien
g. Instruksikan pada
pasien untuk
menggunakan tehnik
relaksasi
h. Dengarkan dengan
penuh perhatian
i. Identifikasi tingkat
kecemasan
j. Bantu pasien
mengenal situasi yang
menimbulkan
kecemasan
k. Dorong pasien untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
l. Kelola pemberian
obat anti
cemas
Gangguan eliminasi urine NOC :
1. Urinary elimination
2. Urinary continuence
Kriteria hasil :
1. Kandung kemih kosong
secara penuh
2. Tidak ada residu urine >100-
200cc
3. Intake cairan dalam rentang
normal
4. Bebas dari ISK
5. Tidak ada spasme bladder
6. Balance cairan seimbang
NIC
Urinary Retention Care
1. Lakukan penilaian
kandung kemih yang
komprehensif berfokus
pada inkontinensia
( miasal output urine,
fungsi kognitif, dan
masalah kencing
praeksisten)
2. Memantau
penggunakan obat
dengan sifat
antikolinergik atau
property alpha agonis
3. Merangsang reflek
kandung kemih
dengan menerapkan
dingin untuk perut,
membelai tinggi, atau
air.
4. Memantau asupan dan
keluaran
5. Memantau tingkat
distensi kandung
kemih dengan palpasi
dan perkusi
Ketidakefektifan koping NOC :
1. Decision making
2. Role inhasment
3. Social support
Kriteria Hasil :
1. Mengidentifikasi pola
koping yang efektif
2. Mengungkapkan secara
verbal tentang koping yang
efektif
3. Mengatakan penurunan
stress
4. Klien mengatakan telah
menerima tentang
keadaannya
5. Mampu mengidentifikasi
strategi tentang koping
NIC
Dicision making
1. Menginformasikan
pasien alternative atau
solusi lain penanganan
2. Memfasilitasi pasien
untuk membuat
keputusan
3. Bantu pasien
mengidentifikasi
keuntungan, kerugian
dari keadaan
Role inhancement
1. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi
bermacam macam nilai
kebutuhan
2. Bantu pasien
identifikasi strategi
positif untuk mengatur
pola nilai yang dimiliki
Coping enhancement
1. Anjurkan pasien untuk
mengidentifikasi
gambaran perubahan
peran yang realistis
2. Gunakan pendektan
tenang dan
menyakinkan
3. Hindari pengambilan
keptusan pada saat
pasien berada dalam
stress berat
4. Berikan informasi
actual yang terkait
dengan diagnosis, terai
dan prognosis.
Anticipatory Guidance
Gangguan citra tubuh NOC:
1. Body Image
2. Self esteem
Kriteria Hasil:
1. Body image positif
2. Mampu
mengidentifikasi
kekuatan personal
3. Mendiskripsikan secara
faktual perubahan fungsi
NIC:
Body Image Enhancement
1. Diskusikan dengan
klien tentang
perubahan dirinya
2. Bantu klien dalam
memutuskan tingkat
actual perubahan
dalam tubuh atau
tubuh
4. Mempertahankan
interaksi sosial
level fungsi tubuh
3. Monitor frekuensi
pernyataan klien
4. Berikan dukungan
dan suport mental
serta spiritual.
5. Libatkan keluarga
untuk memberikan
dukungan sacara
mental dan spiritual
Gangguan pola nafas NOC:
Respiratory status : Ventilation
Respiratory status : Airway
patency
Vital sign Status
Kriteria hasil:
1. Mendemonstrasikan batuk
efektif dan suara nafas
yang bersih, tidak ada
sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan
sputum, mampu bernafas
dg mudah, tidakada pursed
lips)
2. Menunjukkan jalan nafas
yang paten (klien tidak
merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara
NIC:
1. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan
ventilasi
2. Pasang mayo bila
perlu
3. Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
4. Keluarkan sekret
dengan batuk atau
suction
5. Auskultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
6. Berikan bronkodilator
7. Berikan pelembab
udara Kassa basah
NaCl Lembab
8. Atur intake untuk
cairan
nafas abnormal)
3. Tanda Tanda vital dalam
rentang normal (tekanan
darah, nadi, pernafasan)
mengoptimalkan
keseimbangan.
9. Monitor respirasi dan
status O2
10. Bersihkan mulut,
hidung dan secret
trakea
11. Pertahankan jalan
nafas yang paten
12. Observasi adanya
tanda tanda
hipoventilasi
13. Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
14. Monitor vital sign
15. Informasikan pada
pasien dan keluarga
tentang tehnik
relaksasi untuk
memperbaiki pola
nafas.
16. Ajarkan bagaimana
batuk efektif
17. Monitor pola nafas
Disfungsi seksual NOC :
1. Sexuality
patern,inefefective
2. Self-esteem situasional low
3. Rape trauma syndrome
silent reaction
4. Knowledge : Sexual
NIC
Sexual Counseling
1. Membangun hubungan
terapeutik, berdasarkan
kepercayaan dan rasa
Functioning
Kriteria hasil :
1. Pemulihan dan
penganiayaan seksual
2. Perubahan fisik dengan
penuaan pria dan wanita
3. Pengenalan dan penerimaan
indentitas seksual pribadi
4. Mengetahui masalah
reproduksi
5. Control resiko penyakit
menular seksual (PMS)
hormat
2. Menetapkan panjang
hubungan konseling
3. Menyediakan privasi
dan menjamin
kerahasiaan
4. Memberikan informasi
fungsi seksual
5. Diskusikan tingkat
pengetahuan pasien
tentang seksual pada
umumnya.
6. Diskusikan
diperlukan,modifikasi
dalam aktivitas seksual
Resiko cedera NOC:
1. Risk Kontrol
Kriteria Hasil:
1. Klien terbebas dari
cidera
2. Klien mampu
menjelaskan
cara/metode untuk
mencegah injury/cidera
3. Klien mampu
menjelaskan faktor
resiko dari
lingkungan/perilaku
personal
4. Mampu menggunakan
fasilitas kesehatan yang
ada
NIC :
Enviroment Management
(Manajemen Lingkungan)
1. Indentifikasi
kebutuhan keamanan
pasien berdasarkan
level fisik dan fungsi
koognitif serta
riwayat kebiasaan
sebelumnya.
2. Indentifikasi benda-
benda beresiko di
lingkungan.
3. Pindahkan benda-
benda berbahaya dari
lingkungan pasien.
4. Modifikasi
lingkungan
meminimalisir
bahaya dan resiko.
5. Siapkan pasien
dengan telfon
emergency.
6. Beritahu pasien
terhadap resiko
individual dan
kelompok mengenai
bahaya dan resiko.
7. Kolaborasikan
dengan petugas lain
untuk meningkatakan
keamanan
lingkungan.
Kelebihan volume cairan NOC :
1. Electrolit and acud base
balance
2. Fluid balance
3. Hydration
Kriteria hasil :
1. Terbebas dari edema,efusi
dan anarsaka
2. Bunyi nafas bersih, tidak
ada dyspnue/ortopnue
3. Terbebas dari distensi vena
jugularis, reflek
hepatojugular (+)
4. Memelihara tekanan vena
sentral, tekanan kapiler
paru,output jantung dan
NIC
Fluid management
1. Pertahankan catatan
intake dan output
yang kuat
2. Monitor hasil hb
yang sesuai dengan
retensi cairan
( BUN, HCT,
osmolalitas urine)
3. Memonitor vital
sign
4. Kaji lokasi dan luas
edema
5. Kolaborasi
pemeberian diuretic
vital sign dalam batas
normal.
Fluid monitoring
1. Monitor berat badan
2. Monitor serum dan
elektrolit urine
3. Monitor serom dan
osmolalitas urine
4. Monitor BP,HR dan
RR
5. Catat secara akurat
intakedan output
6. Monitor tanda dan
gejala edema.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri Fisiology.
Bandung: Elemen.
Bobak, I.M. dkk., 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC
Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Pelayanan Antenatal.
http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/768/4/BK2007-
G59.pdf. Diakses tanggal 18 Juni 2012. Pukul 18.37 WIB.
Donges, RE.(2001). Rencana Perawatan Maternal / Bayi Edisi 2. Jakarta: EGC.
George Andriaanz. 2008. Asuhan Antenatal.
http://www.pkmi-online.com/download/ASUHAN%20-ANTENATAL.pdf.
Diakses tanggal 17 November 2010. Pukul 18.14 WIB.
Haen Forer. (1999). Perawatan Maternitas Edisi 2: Jakarta: EGC.
Handaya.2008.Pemeriksaan Obstetri dan Ashuan Antenatal. (online) (http:// www.
harnawatiaj.wordpress.com diakses 28 Oktober 2010)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22463/4/Chapter%20II.pdf.
Israr, Yayan, dkk. 2009. Makalah Antenatal Care dan Preeklampsia.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & KB untuk
Pendidikan Bidan. http://books.google.co.id. Diakses tanggal 18 Juni 2012.
Pukul 18.31 WIB.
Manuaba. (2001).Kapita selekta penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB.
Jakarta: EGC.
Muchtar Rustam.(1998). Sinopsis Obstetri fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2.
Jakarta: EGC.
NANDA NIC-NOC.2011.Buku Saku Diagnosis Keperawatan NANDA NIC-
NOC.Jakarta: Media Action Publishing
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta.
EGC.
45