logaritma
TRANSCRIPT
LOGARITMA
Logaritma pada hakekatnya merupakan kebalikan dari proses pemangkatan
dan/atau pengakaran. Ia dapat dipakai untuk menyederhanakan operasi-operasi
perkalian, pembagian, pencarian pangkat dan penarikan akar. Logaritma dari
suatu bilangan ialah pangkat yang harus dikenakan pada (memenuhi) bilangan
pokok logaritma untuk memperoleh bilangan tersebut.
Andaikan sebuah bilangan berpangkat sama dengan bilangan positif
tertentu (m), maka dalam bentuk pemangkatan kita dapat menuliskannya menjadi:
dimana x adalah basis
dan a adalah pangkat.
Pangkat a disebut juga logaritma dari m terhadap basis x, yang jika dituliskan
dalam bentuk logaritma menjadi :
A = atau a =
Bilangan pokok (basis) logaritma, x dalam contoh diatas, dapat dituliskan di pojok
kiri atas dari tanda log (singkatan logaritma) atau di pojok-kanan-bawah dari tanda
tersebut. Berdasarkan kesamaan bentuk pemangkatan dan logaritma
sebagaimana ditunjukkan diatas, kita dapat pula menarik analogi untuk
pertanyaan-pertanyaan dibawah ini :
pangkat 2 adalah logaritma dari 25 terhadap basis 5, atau
pangkat 3 adalah logaritma dari 64 terhadap basis 4, atau
pangkat 2 adalah logaritma dari 100 terhadap basis 10, atau
Selain dengan bentuk pemangkatan, bentuk logaritma juga erat
berhubungan dengan bentuk pengakaran. Keeratan hubungan di antara ketiga
macam bentuk ini dapat dilihat sebagai berikut :
Bentuk Pangkat Bentuk Akar Bentuk Logaritma
= x = a
Dalam pemangkatan, kita mengetahui basis (x) serta pangkat (a), dan ingin
mengetahui bilangan yang merupakan hasil pemangkatan basis tersebut
(yaitu m). Dalam pengakaran , kita mengetahui sebuah bilangan tertentu yang
disebut radikan (m) serta pangkat dari akarnya (a), dan ingin mengetahui hasil
pengakaran radikan tadi (yaitu x). sedangkan logaritma, kita mengetahui basis
logaritma (x) serta bilangan logaritma (m), dan ingin mengetahui hasil
logaritmanya (yaitu a ).
Perhatikan kedudukan a, m dan x pada masing-masing bentuk diatas.
Bilangan a yang merupakan hasil logaritma, tak lain adalah pangkat dari basis dan
dalam bentuk pangkat dan pangkat dari akar dalam bentuk akar. Sedangkan m
yang merupakan hasil pemangkatan, tak lain adalah radikan dalam bentuk akar
dan bilangan logaritma dalam bentuk logaritma. Adapun x yang merupakan hasil
dari pengakaran, tak lain adalah basis baik dalam bentuk pangkat dari akar dalam
bentuk logaritma. Adapun x yang merupakan hasil pengakaran, tak lain adalah
basis baik dalam bentuk pangkat logaritma.
Berdasarkan uraian-uraian diatas, dapatlah disimpulkan bahwa:
= a atau = x
contoh :
1.
2.
3. Jika = 2, berarti x = 49, x =
4. Jika = 10, berarti 3 = m, m = 59 049
5. Jika =, a berarti 10 = m, 1.000, 10 a = a
1. Basis Logaritma
Logaritma dapat dihitung untuk basis berapa pun, akan tetapi pada
umumnya basis logaritma selalu berupa bilangan positif dan tidak sama
dengan satu. Basis logaritma yang paling lazim dipakai, karena pertimbangan
praktis dalam perhitungan, adalah bilangan 10 ini pada umumnya tidak
dicantumkan dalam posisi logaritma. Dengan demikian log m berarti adalah
Jika , log 24, dapat dituliskan menjadi log 65 saja. (uraian-
uraian selanjutnya didalam buku ini juga mengikuti kelaziman tersebut; untuk
setiap notasi logaritma yang tidak mencantumkan basis tertentu, berarti
merupakan logaritma berbasis 10).
Logaritma berbasis 10 juga logaritma biasa (common logarithm) atau
logaritma Briggs (berdasarkan nama penemunya, Henry Briggs, 1561 – 1630).
Di samping bilangan 10, basis lain yang juga lazim dipakai dalam logaritma
adalah e (e = 2,718287…. atau sering diringkas menjadi 2,72). Logaritma
berbasis e disebut juga logaritma alam (natural logarithm) atau logaritma
Napier (John Napier, penemunya, hidup antara tahun 1550 – 1617). Jika notasi
logaritma Briggs dilambangkan dengan log, maka logaritma Napier
dilambangkan dengan In. dengan demikian In m berarti log m, In 24 =
log 24, log 65 dapat dituliskan menjadi In 65 saja.
2. Kaidah-kaidah Logaritma
1. sebab x = x
contoh :
1). 2).
2. sebab x = 1
contoh :
1). 2).
3. sebab x = x
contoh :
1). 2).
4.
1).
2).
5.
1).
2).
6.
1).
2).
7.
1).
2).
8. sehingga
1).
2).
9.
1).
2).
3. Penyelesaian Persamaan dengan Logaritma
Logaritma dapat digunakan untuk mencari bilangan yang belum diketahui
(bilangan anu) dalam sebuah persamaan, khususnya persamaan
eksponensial dan persamaan logaritmik. Persamaan eksponensial ialah
persamaan yang bilangan anunya berupa pangkat, misalnya
. Sedangkan persamaan logaritmik ialah persamaan
yang bilangan anunya berupa bilangan logaritma, sebagai contoh
log (3x + 298) = 3.
Untuk menyelesaikan sebuah persamaan eksponensial dengan
menggunakan logaritma, pertama-tama logaritmakan dulu kedua ruas
persamaan, kemudian selesaikan bilangan anunya berdasarkan persamaan
logaritmik yang baru terbentuk.
Contoh :
1). Hitunglah x untuk
Dengan melogaritmakan kedua ruas :
log
(x + 1) log 3 = log 27
x + 1 =
x = 3 – 1 = 2 Bukti :
Untuk contoh ini, karena kebetulan soalnya relatif sederhana, kita
dapat pula memecahkannya secara langsung tanpa menggunakan
logaritma :
x + 1 = 3, x = 3 – 1 = 2
2). Carilah x jika (0,32 + x) = 789
(0,32 + x) = 789
log (0,32 + x) = log 789
15 log (0,32 + x) = 2,8971
log (0,32 + x) =
log (0,32 + x) = 0,1931
(0,32 + x) = antilog 0,1931
(0,32 + x) = 1,56
x = 1,56 – 0,32 = 1,24
3). Selesaikan x untuk log (3x + 289) = 3
Berdasarkan definisi logaritma, kita dapat menuliskan log (3x + 298) = 3
Ke dalam bentuk pangkat menjadi :
(3x + 298) = 10
sehingga :
3x + 298 = 10000
3x = 702, x = 234.
Latihan Pangkat, Akar Dan Logaritma
1. Sederhanakanlah bentuk-bentuk berikut dan selesaikan :
a) c)
b) d)
2. Ubahlah bentuk-bentuk berikut kedalam bentuk akar :
a) c)
b) d)
3. Sederhanakan dan kemudian selesaikan :
a)
b)
4. Ubahlah kedalam bentuk logaritma :
a) c)
b) d)
5. Carilah dalam daftar logaritma atau gunakan kalkulator tangan :
a) Log 9 c) log
b) Log 17 d) log 6 : 2
6. Apabila x dan y masing-masing adalah 100 dan 50, hitunglah :
a) Log xy c) log
b) d) log
7. Carilah x jika :
a) log x = 0,3010 c) log = 1,7482
b) log x = 1,2304 d) log = 2,6021
8. Berapa x jika :
a) b)
9. Hitunglah x yang memenuhi :
a) b)
10.Hitunglah :
a) log 36 c) In e
b) log 512 d) In 17
FUNGSI LOGARITMIK
Fungsi logaritmik merupakan kebalikan dari fungsi eksponensial bebasnya
merupakan bilangan logaritma bentuk umumnya yang sederhana adalah :
Kurvanya terletak dikuadran-kuadran kanan (kuadran I dan kuadran IV) pada
sistem koordinat. Dalam hal 0 n 1, kurva dari y = x bergerak menurun
dari kiri ke kanan, asimtotik terhadap sumbu = - y dan memotong sumbu – x pada
(1,0). Dalam hal n 1, kurvanya bergerak menaik dari kiri kekanan, juga asimtotik
terhadap sumbu –y dan memotong sumbu –x pada (1,0). Besar kecilnya nilai n
menentukan kelengkungan kurvanya, perhatikan Gambar 7-26, kemudian
bandingkan dengan Gambar 7-22 sebelumnya.
Karena y = n merupakan fungsi-fungsi yang berkebalikan
maka, dengan saling menukarkan sumbu-sumbu koordinat, gambar dari salah
satu fungsi tersebut merupakan gambar dari fungsi lainnya. Jika gambar 7-22
diputar 90 searah putaran jarum jam, hasilnya akan mirip dengan Gambar 7-26.
Bentuk fungsi logaritmik yang lebih umum adalah :
y = a In (1 + x ) + b
Kurvanya terletak di sebelah kanan dan asimtotik terhadap garis x = -1. untuk
nilai-nilai a dan b tertentu, kurva dari fungsi logritmik ini dapat dilihat pada gambar
7-27. perpotongannya dengan masing-masing sumbu dapat dicari sebagai berikut:
Perpotongan dengan sumbu –x : y = 0
Dengan demikian, Atau
[Gambar 7-27)
Atau
[Gambar 7-27(b))
Perpotongan dengan sumbu –y : x = 0
y = a In (1 + 0 ) + b = a In 1 + b = (0) + b = b
Kurva logaritmiknya y = a In (1 + x) + b
Contoh :
Tentukan titik potong kurva logaritmik y = 2 In (1 + x) + 6 pada masing-
masing sumbu hitunglah f (4).
Untuk y = 0, 2 In (1 + x) = -6, In (1 + x) = -3, 1 + x =
1 + x = 0,0498, x = -0,9502
titik potong dengan sumbu –x : (-0,9502; 0)
untuk x = 0, y = 6. titik potong dengan sumbu –y : (0;6)
jika x = 4, y = 2 In 5 + 6 = 2(1,6094) + 6 = 9,2188
Pola kurvanya seperti kurva pada Gambar 7-27(a)
Latihan Fungsi Eksponensial dan Fungsi Logaritmik
Berdasarkan Gambar 7-23 atau 7-24, nyatakan seperti kurva yang mana
pola kurva-kurva eksponensial berikut; kemudian tentukan titik potong pada
masing-masing sumbu dan asimtotnya.
1. y = 0,05
2. y = - 0,4
3. y = 3
4. y = 0,05
5. y = 0,6
6. y = - 10
7. y = 4 ; tentukan pula f (2,4661) dan f (7,3983)
8. y = - ; tentukan pula f (3) dan f (-3)
untuk kurva-kurva logaritmik berikut, nyatakan seperti kurva yang mana pola
kurvanya dalam Gambar 7-27.
Tentukan titik potongnya pada masing-masing sumbu koordinat serta f (4) dan
f (9)
9. y = - 0,25 In (1 + x) + 0,75
10. y = - 400 In (1 + x) - 50