lo sk 2 cdfdaffsdfsdfod.scr (autosaved)

20
Learning Objective Juni , 2014 SKENARIO 2 “ dr.MEI DAN KEBIJAKANNYA ” NAMA : I MADE MUSTIKA STAMBUK : N 101 13 087 KELOMPOK : VIII ( DELAPAN )

Upload: yevan-harrybrata

Post on 18-Jan-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dsFdsfdsfsdfsdfdSf

TRANSCRIPT

Page 1: LO SK 2 Cdfdaffsdfsdfod.scr (Autosaved)

Learning Objective Juni , 2014

SKENARIO 2 “ dr.MEI DAN KEBIJAKANNYA ”

NAMA : I MADE MUSTIKA

STAMBUK : N 101 13 087

KELOMPOK : VIII ( DELAPAN )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2014

Page 2: LO SK 2 Cdfdaffsdfsdfod.scr (Autosaved)

LO

1. Bagaimana pengawasan dan kebijkan dari kesehatan masyarakat?

2. Bagaimana proses screening dan pencegahannya ?

3. Apa kebijakan LSM dalam menghadapi yang drug abuse ?

4. Bagaimana pengobatan terbaik pada HIV dan Hepatitis C ?

5. Metode system surveilans apa yang tepat untuk kasus dr.Mei ?

6. Jelaskan prinsip tes diagnostic skala umum ?

7. Siapa saja stekholder terkait yang dikumpulkan dr.Mei ?

8. Konsep promosi kesehatan apa yang digunakan untuk mencegah penggunaan

narkoba ?

9. Bagaimana cara mengontrol penyakit yang berhubungan dengan drug abuse ?

10. Langkah-langkah apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesehatan

masyarakat ?

11. Apa saja kebijakan kesehatan dalam pelayanan kesehatan ?

12. Apa saja penyakit yang dapat di screening dan pencegahannya ?

13. Bagaimana konsep pelayanan kesehatan dan kesehatan masyarakat itu sendiri ?

Jawab :

1. Pengawasan dan kebijkan dari kesehatan masyarakat :

Di Indonesia, pembangunan di bidang kesehatan yang telah digariskan oleh Departemen

Kesehatan, yaitu Rencana Strategis Departemen Kesehatan Tahun 2005-2009 yang

dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

331/Menkes/SK/V/2006 (Depkes-RI, 2006) didalamnya terdapat kebijakan kesehatan yang

meliputi (dalam hal ini diasumsikan bahwa kebijakan lingkungan di Indonesia saat 9 ini

masih memakai atau mirip kebijakan dalam RENSTRA DEPKES TAHUN 2005-2009),

yaitu:

Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

Page 3: LO SK 2 Cdfdaffsdfsdfod.scr (Autosaved)

Lingkungan sehat

Upaya kesehatan masyarakat

Upaya kesehatan perorangan

Pencegahan dan pemberantasan penyakit

Perbaikan gizi masyarakat

Sumberdaya kesehatan

Obat dan perbekalan kesehatan

Kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan

Penelitian dan pengembangan kesehatan

Pendidikan kedinasan

Pengelolaan SDM aparatur

Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan pemerintahan

Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Negara

Secara global permasalahan lingkungan yang harus mendapat pengawasan yang

terkait kesehatan masyarakat itu meliputi hal-hal yang disebutkan oleh Scutchfield & Keck

(1989) sebagai berikut:

Kualitas udara ambient

Pengendalian pencemaran air

Air minum yang aman

Kualitas udara indoor

Pengendalian kebisingan

Perlindungan terhadap radiasi

Perlindungan terhadap makanan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pengawasan daging

Tanggap bencana

Sumber: http://hpm.fk.ugm.ac.id/hpmlama/images/sesi_5_kesehatan_lingkungan.pdf diakses

pada 26 juni 2014

Page 4: LO SK 2 Cdfdaffsdfsdfod.scr (Autosaved)

2. Proses pelaksanaan screening dan pencegahannya :

Pelaksanaan Screening :

Tahap 1 : Melakukan pemeriksaan terhadap kelompok penduduk yang dianggap

mempunyai resiko tinggi menderita penyakit

Apabila hasil negative , dianggap orang tersebut tidak menderita penyakit

Apabila hasil positif dilakukan pemeriksaan tahap 2

Tahap 2 : Pemeriksaan diagnostic

Hasilnya positif dianggap sakit dan mendapat pengobatan

Hasilnya negative maka dianggap tidak sakit ( dilakukan pemeriksaan ulang secara

periodic ).

Pencegahannya dengan tingkat pencegahan penyakit :

Pencegahan tingkat pertama ( primary prevention) sasarannya pada orang sehat

dengan usaha peningkatan derajat kesehatan dan pencegahan khusu terhadap

penyakit tertentu.

Pencegahan tingkat kedua ( Secondary Prevention ) sasaran utamanya pada

mereka yang baru terkena penyakit melalui diagnosis dini serta pengobatan yang

tepat

Pencegahan tingkat ketiga ( Tertiary Prevention ) sasaran terhadap penderita

penyakit tertentu jangan sampai bertambah berat oenyakitnya dan meliputi

rehabilitasi.

SUMBER : http://www.fk.unhas.screening/image.pdf

3. Kebijakan LSM dalam menghadapi kasus drug abuse :

Drug abuse atau penyalahgunaan cara menggunakan obat hanya untuk kesenangan

pribdi atau golongan saja.Dinamakan onat terlarang ( narkoba ) byang dapat

menimbulkan efek perasaan yang senang ( euphoria ) yang biasanya dapat membuat

kecanduan.

BNN dalam upaya-upaya pencegahan , pemberantasan , penyalahgunaan dan

peredaran gelap narkoba ( P4GN ).Forum komunikasi ( FK ) LSM Anti NArkoba ( FK –

Page 5: LO SK 2 Cdfdaffsdfsdfod.scr (Autosaved)

LSM ) adalah wadah baru untuk menampung dan mengkomunikasikan Lembaga

Sawadaya Masyarakat.

Keberadaan forum komunikasi ini juga merupakan amanat pasal 108 Undang-

undang nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,dimana dalam pasal tersebut terungkap

wujud peran serta bmasyarakat dalam program bidang

pencegahan,pemberantasan,penyalahgunaan, peredaran gelap narkoba ( P4GN ).Sesuai

juga dengan Perpres N0 23 Tahun 2009,dan Peraturan Kepala BNN tentang wadah peran

serta masyarakat.

Forum komunikasi LSM Anti Narkoba nantinya tugas utamanya adalah

mensosialisasikan UU No 35 dan P4GN pada masyarakat.Mensingergikan segala potensi

yang ada dalam masyarakat termasuk dalam hal ini adalah LSM / Ormas.Tujuan

diselenggarakannya forum , ini adalah sebagai sarana koordinasi dan sosialisasi kebijakan

nasional P4GN ( Pencegahan,pemberantasan,penyalahgunaan dan peredaran gelap

Narkoba ) , khususnya mengenai program kerja BNN.

SUMBER :http://bnn-dki.com/index.php/berita/477-forum-komunikasi-lsm-anti-

narkoba

4. Pengobatan terbaik pada HIV dan Hepatitis C :

Cara pencegahan HIV :

a. Hindari jarum suntik bekas

b. Hindari berhubungan intim dengan orang lain kecuali pasangan

c. Hindari Memakain Narkoba

d. Hindari pakaian orang yang terkena HIV

e. Hindari Transfusi darah tanpa pengecekan dokter

f. Gunakan alat-alat medis dan non medis yang terjamin steril

Cara Pengobatan Hepatitis C :

Pengobatan hepatitis C memerlukan waktu yang lama.Tujuan pengobatan

hepatitis C adalah menghilangkan virus dari tubuh untuk mencegah

perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati.

Page 6: LO SK 2 Cdfdaffsdfsdfod.scr (Autosaved)

Terdapat 3 senyawa yang terdapat dalam pengobatan hepatitis C adalah :

a. Interferon Alpa : YAitu suatu protein yang dibuat secara alami oleh tubuh

manusia untuk meningkatkan system daya tahan tubuh/imunitas dan

mengatur fungsi sel lainnya.Obat untuk penyakit hepatitis C adalah

interferon alfa bias dalam bentuk alami ataupun sintesisnya.

b. Pegylated Interferon Alfa : Dibuat dengan menggabungkan molekul yang

larut air disebut “ Polyethylene-Glycol (PEG )” dengan molekul interferon

alfa.Modifikasi interferon alfa ini lebih lama ada dalam tubuh,dan

penelitian menunjukkan lebih efektif dadalam membuat respon bertahan

terhdapa virus dari pasien Hepatitis C dibandingkan dengan interferon alfa

biasa

c. Ribavirin : Obat anti virus yang digunakan bersama interveron aalfa untuk

pengibatan Hepatitis C dengan kombinasi interferon alfa lebih efektif

melawan virus Hepatitis C .

SUMBER : http://www.kesehatan masyarakat/HIV.pdf

5. Jenis-jenis sistem survailens :

a. Survailens Individu : Surveilans individu (individual surveillance) mendeteksi dan

memonitor individu yang mengalami kontak dengan penyakit serius, misalnya

pes, cacar, tuberkulosis, tifus, demam kuning,sifilis. Surveilans individu

memungkinkan dilakukannya isolasi institusional segera terhadap

kontak,sehingga penyakit yang dicurigai dapat dikendalikan. Sebagai contoh,

karantina merupakan isolasiinstitusional yang membatasi gerak dan aktivitas

orang-orang atau binatang yang sehat tetapi telah terpapar oleh suatu kasus

penyakit menular selama periode menular.

b. Survailens Penyakit : Surveilans penyakit (disease surveillance) melakukan

pengawasan terus-menerus terhadap distribusian kecenderungan insidensi

Page 7: LO SK 2 Cdfdaffsdfsdfod.scr (Autosaved)

penyakit, melalui pengumpulan sistematis, konsolidasi, evaluasiterhadap laporan-

laporan penyakit dan kematian, serta data relevan lainnya. Jadi fokus perhatian

surveilans penyakit adalah penyakit, bukan individu.

c. Survailens Sindromik :Syndromic surveillance (multiple disease surveillance)

melakukan pengawasan terus-menerus terhadap sindroma (kumpulan gejala)

penyakit, bukan masing-masing penyakit. Surveilans sindromik mengandalkan

deteksi indikator-indikator kesehatan individual maupun populasi yang bisa

diamati sebelum konfirmasi diagnosis. Surveilans sindromik mengamati

indikator-indikator individu sakit,seperti pola perilaku, gejala-gejala, tanda, atau

temuan laboratorium, yang dapat ditelusuri dari

aneka sumber, sebelum diperoleh konfirmasi laboratorium tentang suatu penyakit.

d. Survailens BerbasisLaboratorium : Surveilans berbasis laboartorium digunakan

untuk mendeteksi dan menonitor penyakit infeksi.Sebagai contoh, pada penyakit

yang ditularkan melalui makanan seperti salmonellosis, penggunaan sebuah

laboratorium sentral untuk mendeteksi strain bakteri tertentu memungkinkan

deteksi outbreak penyakit dengan lebih segera dan lengkap daripada sistem yang

mengandalkan pelaporan sindroma dari klinik-klinik.

e. Survailens Terpadu : Surveilans terpadu (integrated surveillance) menata dan

memadukan semua kegiatan surveilans disuatu wilayah yurisdiksi (negara/

provinsi/ kabupaten/ kota) sebagai sebuah pelayanan publik bersama.Surveilans

terpadu menggunakan struktur, proses, dan personalia yang sama, melakukan

Fungsi mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk tujuan pengendalian

penyakit. Kendatipunpendekatan surveilans terpadu tetap memperhatikan

perbedaan kebutuhan data khusus penyakit-penyakit tertentu

f. Survailens Kesehatan Masyarakat Global : Perdagangan dan perjalanan

internasional di abad modern, migrasi manusia dan binatang serta organisme,

memudahkan transmisi penyakit infeksi lintas negara. Konsekunsinya, masalah-

Page 8: LO SK 2 Cdfdaffsdfsdfod.scr (Autosaved)

masalah yang dihadapi negara-negara berkembang dan negara maju di dunia

makin serupa dan bergayut. Timbulnya epidemi global (pandemi) khususnya

menuntut dikembangkannya jejaring yang terpadu di seluruh dunia, yang

manyatukan para praktisi kesehatan, peneliti, pemerintah, dan organisasi

internasional untuk memperhatikan kebutuhan-kebutuhan surveilans yang

melintasi batas-batas negara. Ancaman aneka penyakit menular merebak pada

skala global, baik penyakit-penyakit lama yang muncul kembali (re-emerging

diseases), maupun penyakit-penyakit yang baru muncul (newemerging diseases),

seperti HIV/AIDS, flu burung, dan SARS. Agenda surveilans global yang

komprehensif melibatkan aktor-aktor baru, termasuk pemangku kepentingan

pertahanan keamanan dan

Ekonomi.

SUMBER : Survailens Kesehatan Masyarakat.Pdf < Viewed : 25 Juni 2014

6. Prinsip tes diagnostic skala umum :

.Tes diagnostik dapat digunakan untuk screening, misalnya untuk

mengidentifikasi faktor resiko suatu penyakit. Dengan mengetahui faktor resiko

maka dapat segera dilakukan interfensi untuk mencegah terjadinya suatu penyakit

Test berguna untuk menentukan diagnosis:

Beberapa test digunakan untuk menentukan diagnose awal penyakit setelah

muncul keluhan dan gejala, menentukan deferential diagnose dan menentukan

stadium atau keparahan suatu penyakit.

Test juga berguna untuk menegemen patient:

mengevaluasi keparahan suatu penyakit

memperkirakan prognose

monitoring penyakit (progresifitas, stabilitas, atau resolusi),

mendeteksi kekambuhan suatu penyakit

pemilihan obat dan penilaian terapi

Sumber : Diana Nicoll ,2011,The Pocket Guide to diagnostic,3th ed.,San Francisco

Page 9: LO SK 2 Cdfdaffsdfsdfod.scr (Autosaved)

7. Macam-macam Stakeholder :

Stekholder Utama : Merupakan stekholder yang memiliki kaitan kepentingan yang

memiliki kaitan kepetingan secara langsung dengan suatu kebijakan,program,dan

proyek.Mereka harus ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses

pengambilan keptusan.

Contoh : Masyarakat dan tokoh masyarakat

Stakeholder Pendukung ( Sekunder ) : Stakeholder yang tidak meeemiliki kaitan

kepentingan secara langsung terhadap suatu kebijakan , program , dan proyek

tetapi memiliki kepedulian dan keprihatinan sehingga merka turut bersuara dan

berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan keputusan legal pemerintah.

Contoh : Lembaga ( Aparat ), Lembaga Pemerintah , Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM ) , Perguruan Tinggi , Pengusaha ( Badan Usaha ).

Stakeholder Kunci : Merupakan stakeholder yang memeiliki kewenangan secara

legal dalam hal pemgambilan keptusan.

Contoh : Pemerintah Kabupaten , DPR Kabupaten , Dinas yang membawahi

langsung program yang bersangkutan ( Dinas Kesehatan )

SUMBER : Physis Education Stakeholder.Pdf < Viewed : 25 Juni 2014 )

8. Promosi kesehatan untuk mencegah penggunaan narkoba :

Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar

mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber

daya masyarakat, sesuai dengan kondisi social budaya setempat dan didukung oleh

kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Menolong diri sendiri artinya bahwa

masyarakat mampu berperilaku mencegah timbulnya masalah-masalah dan gangguan

kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta mampu pula

Page 10: LO SK 2 Cdfdaffsdfsdfod.scr (Autosaved)

berperilakumengatasi apabila masalah gangguan kesehatan tersebut terlanjur terjadi di

tengah-tengah kehidupan masyarakat.

Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian

dan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya

menfasilitas

Peningkatan perubahan perilaku. Dengan demikian promosi kesehatan adalah

program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik

di dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya (lingkungan

fisik, sosial budaya, politik dan sebagainya). Atau dengan kata lain promosi kesehatan

tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan

saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (fisik dan non-fisik) dalam

rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

SUMBER : Promosi Kesehatan.pdf

9. Cara mengontrol penyakit yang berhubungan dengan drug abust :

Adiksi, terapi yang tersedia pun ada banyak jenisnya. Untuk napza sendiri

contohnya, jenis terapi ini tergantung dari jenis zat yang dipakai paling banyak/paling

menyebabkan ketergantungan. Karena biasanya seseorang dengan adiksi tak hanya

menggunakan satu jenis zat saja, tapi juga bersama dengan zat lainnya. Ada jenis terapi

yang menggunakan obat dan non obat.

Dengan obat biasanya menggunakan zat pengganti/substitusi yang lebih aman

seperti metadon, buprenorfin, subokson (bubrenorfin + nalokson) atau penggunaan obat

lain untuk mengurangi penderitaan selama proses pengurangan penggunaan zat. Untuk

non obat berupa terapi perilaku (berkelompok) di mana pasien dibimbing untuk hidup

normal tanpa menggunakan zat (napza) dengan berbagai kegiatan yang membangun.

Kegiatan terapi untuk adiksi bisa dilakukan baik rawat inap maupun rawat jalan.

Salah satu terapi rawat jalan untuk adiksi dengan menggunakan obat adalah metadon

yang merupakan terapi subtitusi khusus untuk ketergantungan zat opioid (putaw atau

heroin) yang biasanya disuntikkan. Untuk mengonsumsi metadon diperlukan alat bantu

berupa jarum suntik. Tapi masalah yang muncul adalah, para pecandu putauw ini karena

Page 11: LO SK 2 Cdfdaffsdfsdfod.scr (Autosaved)

berbagai alasan menggunakan jarum suntik secara bergantian. Hal ini merupaka faktor

resiko penularan penyakit HIV/AIDS dan Hepatitis C.

SUMBER : dr Lusia Sirait. 2011. Terapi Obat, Salah Satu Cara Atasi Kecanduan. From

[email protected]

10. Langkah-langkah apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat :

Kebijakan dalam rangka meningkatkan derjajat kesehatan masyarakat dijabarkan

dalam program-program pembangunan sebagai berikut :

a. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

b. Program lingkungan sehat

c. Program upaya kesehatan masyarakat

d. Program upaya kesehatan perorangan

e. Program pemberantasan dan pencegahan penyakit

f. Program perbaikan gizi masyarakat

g. Program sumber daya masyarakat

h. Program Obat dan pembekalan kesehatan

i. Program pengawasan obat dan makanan

j. Program pengembangan obat asli di Indonesia

k. Program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan

l. Program penelitian dan pengembangan masyarakat

SUMBER : http://www.bappenas.go.id.files8713 522 8 3295 bab 28-peningkatan-akses

masyarakat-terhadap-kesehatan-yang-berkualitas.pdf

Page 12: LO SK 2 Cdfdaffsdfsdfod.scr (Autosaved)

11. Kebijakan kesehatan dalam pelayanan kesehatan:

Kebijakan dan peraturan dalam pelayanan medis :Analisis kebijakan kesehatan

adalah penggunaan berbagai metode penelitian dan argument untuk menghasilkan dan

memindahkan informasi yang relevan dengan kebijakan sehingga dapat dimanfaatkan

ditingkat politik dalam rangka memecahkan masalah kebijakan kesehatan.Peran dan fungsi

kebijakan kesehatan yaitu :

Adanya analisis kebijakan kesehatan akan memberikan keputusan yang fokus pada

masalah yang akan diselesaikan

Analisis kebijakan kesehatan mampu menganalisis multi disiplin ilmu.Satu disiplin

kebijakan dan keduan disiplin ilmu kesehatan.

Adanya analisis kebijakan kesehatan,pemerintah mampu memberikan jenis tindakan

kebijakan apakah yang tepat untuk menyelesaikan suatu masalah

Memberikan kepastian dengan memberikan kebijakan/keputusan yang sesuai atas suatu

masalah yang awalnya tidak pasti

Analisis kebijakan kesehatan juga menelaah fakta-fakta yang muncul kemudian akibat

dari produk kebijakan yang telah diputuskan/diundangkan

Sumber : Pengantar tentang kebijakan kesehatan dan analisis kebijakan.pdf

12. Penyakit yang dapat di screening dan pencegahannya :

Sasaran penyaringan adalah penyakit kronis seperti Infeksi Bakteri (Lepra, TBC dll.), Infeksi

Virus (Hepatitis), Penyakit Non-Infeksi : (Hipertensi, Diabetes Mellitus, Jantung Koroner,

Ca Serviks, Ca Prostat, Glaukoma), dan HIV-AIDS.

Contoh dari tes screening adalah tekanan darah, scoliosis, glaucoma, mammography, pap

smear, kolesterol, diabetes, depresi, screening nutrisi, penggunaan narkoba/alkohol,

penyalahgunaan obat.

SUMBER : dr. Indah Puspasari Kiay Demak, M.Med., Ed. 2013. Materi Kuliah Screening

dan Diagnosis

Page 13: LO SK 2 Cdfdaffsdfsdfod.scr (Autosaved)

13. Konsep pelayanan kesehatan dan kesehatan masyarakat :

Pelayanan kesehatan adalah upaya ,pekerjaan atau kegiatan kesehatan yang

ditunjukkan untuk mencapai derajat kesehatan perorangan/masyarakat yang

optimal/setinggi-tungginya.

Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan

kesehatan promotif dan preventif.Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan

kesehatan masyarakat kea rah yang lebih baik lagi dan preventif mencegah agar

masyarakat tiak jatuh sakit sagar terhindar dari penyakit.

a. Pelayanan kesehatan Tingkat Pertama

Pelayanan yang lebih mengutaman pelayanan bersifat dasar dan dilakukan

bersama masyarakat :

Dokter Umum

Dokter Mantri ( Tenaga Paramedis )

Pelayanan kesehatan primer atau pelayanan kesehatan masyarakat adalah

pelayanan kesehatan yang paling depan , yang pertama kali diperlukan

masyarakat pada saat mereka mengalami gangguan kesehatan atau

kecelakaan

b. Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua

Pelayanan yang bersifat spesialis bahkan kadang kala pelayanan subspesialis ,

tetapi masih terbatas.Pelayanan kesehatan sekunder dan tersier adalah rumah

sakit,tempat masyarakat memerlukan perawatan lebih lanjut ( rujukan ).

Pelayanan kesehatan masyarakat dilakukan oleh :

Dokter Spesialis

Dokter Subspesialis terbatas

c. Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga

Pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan subspesialis serta

subspesialis luas.

Page 14: LO SK 2 Cdfdaffsdfsdfod.scr (Autosaved)

Pelayanan kesehatan dilakukan oleh :

Dokter Subspesialis

Dokter Subspesialis Luas

SUMBER : http://www.IKM.Tinjauan Pustaka Pelayanan Kesehatan.pdf