lo minggu 3 alan
TRANSCRIPT
Definisi
Sindrom metabolik adalah kelompok berbagai komponen faktor risikoyang terdiri dari
obesitas sentral, dislipidemia (meningkatnya trigliserida dan menurunnya kolesterol HDL),
hipertensi, dan gangguan toleransi glukosa yangditandai dengan meningkatnya glukosa darah puasa.
Disfungsi metabolik ini dapat menimbulkan konsekuensi klinik yang serius berupa penyakit
kardiovaskuler,diabetes mellitus tipe 2, sindrom ovarium polikistik dan perlemakan hati non-
alkoholik.
Epidemiologi
Prevalensi Sindrom Metabolik bervariasi tergantung pada definisi yangdigunakan dan
populasi yang diteliti. Berdasarkan data dari the Third NationalHealth and Nutrition Examination
Survey (1988 sampai 1994), prevalensisindrom metabolik (dengan menggunakan kriteria NCEP-
ATPIII) bervariasi dari16% pada laki-laki kulit hitam sampai 37% pada wanita Hispanik.
Prevalensi Sindrom Metabolik meningkat dengan bertambahnya usia dan berat badan.Karena
populasi penduduk Amerika yang berusia lanjut makin bertambah danlebih dari separuh
mempunyai berat badan lebih atau gemuk, diperkirakansindrom Metabolik melebihi merokok
sebagai faktor risiko primer terhadappenyakit kardiovaskular. Di indonesia sendiri dilakukan
penelitian yang dilakukanSemiardji pada pekerja PT. Krakatau steel didapatkan prevalensi
sebesar 15,8%pada tahun 2005 dan meningkat sebesar 19,7% pada tahun 2007. Hal inimeningkat dengan
adanya pengaruh gaya hidup yang cenderung kurang dalamaktifitas fisik dan makanan siap saji dan
berlemak.
Etiologi
Etiologi dari sindrom metabolik bersifat multifaktor. Penyebab primeryang menyebabkan
gangguan metabolik yang ditemukan pada sindrom metabolik adalah resistensi insulin yang
berhubungan dengan obesitas sentral yang ditandai dengan timbunan lemak viseral yang dapat
ditentukan dengan pengukuran lingkarpinggang. Hubungan antara resistensi insulin dan
penyakitkardiovaskular diduga dimediasi oleh terjadinya stres oksidatif yang
menimbulkandisfungsi endotel yang akan menyebabkan kerusakan vaskular dan pembentukanatheroma.
Hipotesis lain menyatakan bahwa terjadi perubahan hormonal yangmendasari adalah terjadinya
obesitas abdominal. Suatu studi membuktikan bahwapada individu yang mengalami peningkatan
1
kadar kortisol didalam serum (yangdisebabkan oleh stres kronik) mengalami obesitas abdominal,
resistensi insulindan dislipidemia.
Diagnosis
Setelah Reaven pada tahun 1988 mencanangkan sindrom resistensi insulin,maka WHO
1999 melakukan tata cara diagnostik sindrom metabolik yangmemberi persyaratan harus ada
komponen resistensi insulin atau hiperinsulinemiayang ditandai dengan kadar glukosa darah
puasa > 110 mg/dl ditambah dengankomponen lain. Berikut tabel kriteria diagnosis sindrom
metabolik menurut WHO(1999)
Tabel 1. kriteria diagnosis sindrom metabolik menurut WHO (1999)
Factor resiko Nilai batas
Hiperinsulinemia ≥110 mg/dl (GDP)
Tekanan darah >160/90 mm/Hg
Trigliserida ≥150 g/dl
HDL Pria
Wanita
<35 mg/dl
<39 mg/dl
Obesitas abdominal (Lingkar pinggang)
Pria
Wanita
>0,90
>0,85
Mikroalbuminuria
Rasio albumin:kreatinin >30 mg/gr
Berdasarkan atas kriteria WHO 1999 maka jelas komponen resistensiinsulin dalam hal ini
diabetes mellitus dan atau resistensi glukosa terganggumerupakan titik sentral dari komponen
faktor risiko penyakit kardiovaskuler. Padadasarnya semua komponen dari sindrom metabolik
terkait satu sama lain sehingga dengan penanganan salah satu dari komponen akan memberi
dampak positif pulapada komponen lain.
2
Selanjutnya NCEP ATP III merekomendasikan sindrom metabolik dengankriteria
berbeda dimana gangguan resistensi insulin tidak dimasukkan dalam salahsatu persyaratan
melainkan memasukkan dalam kedudukan yang sejajar dengankomponen lainnya. Menurut
rekomendasi ATP III, dikatakan sindrom metabolik apabila ditemukan 3 atau lebih komponen
yang ada pada satu subjek. Berikutkriteria diagnosis sindrom metabolik menurut ATP III dan
ATP III yang dimoifikasi.
Tabel 2. Kriteria diagnosis sindrom metabolik menurut ATP III
Factor resiko NCEP ATP III NCEP ATP III (modifikasi)
Obesitas abdominal
Lingkar perut Pria
Wanita
>102
>88
> 90 cm
≥80 cm
Hipertrigliseridemia ≥150 ≥150
HDL Pria
Wanita
<40
<50
<40
<50
Hipertensi ≥ 130/85 ≥ 130/85
GDP ≥110 ≥110
Selanjutnya klasifikasi ATP III mengalami modifikasi khusus bagi orang Asia dimana
lingkar pinggang dianggap terlalu besar untuk orang Asia dimanalingkar pinggang orang Asia
untuk laki-laki adalah ≥ 90 cm dan wanita ≥ 80 cm.Komponen lainnya tetap sama sebagaimana
ATP III. Namun, jika dilihat darikriteria diagnosis WHO dan NCEP ATP digunakan glukosa
darah puasa terganggu.
3
Faktor Resiko
1) Genetik
Banyak penelitian menyebutkan bahwa orang dengan sindrom metabolik memiliki riwayat
keluarga dengan hipertensi dan diabetes mellitus.
2) Obesitas sentral
Faktor risiko utama dalam perkembangan sindrom metabolik adalahobesitas sentral. Obesitas
sentral ini merupakan faktor risiko utamapenyebab resistensi insulin sebagai penyebab dari
berbagai gangguan yangdapat berkembang dari sindrom metabolik.
3) Kurangnya aktifitas fisik
Kurangnya aktifitas fisik dapat menyebabkan obesitas karenaketidakseimbangan antara
pemasukan dan pengeluaran energi.
4) Usia
Pada sebuah studi di Amerika serikat, terjadi peningkatan jumlah orangdengan sindrom
metabolik seiring dengan peningkatan usia. Ditemukanprevalensi sindrom metabolik sebesar
6.7% pada usia 20-29 tahun dan43.5% pada usia 60-69 tahun.
Patofisiologi
Patofisiogi dari sindrom resistensi insulin tidak didasarkan dari satu faktorutama dan
bersifat multifaktor. Namun, dari beberapa penelitian didapatkanbahwa resistensi insulin dan
obesitas sentral merupakan patofisiologi dasar yangsaling berkaitan erat satu sama lain tanpa
mengesampingkan faktor lainnya darisindrom metabolik.
1) Obesitas sentral
Obesitas adalah penimbunan lemak tubuh melebihi nilai normal sehinggadapat
menyebabkan peningkatan resiko morbiditas dan mortalitas penyakit.Obesitas dapat
disebabkan oleh banyak faktor tetapi prinsip dasarnya adalah samayaitu
ketidakseimbangan dalam penyimpanan dan pengeluaran energi. Energiyang dimasukkan
dalam tubuh tidak digunakan secara efektif sehingga tertimbundalam jaringan lemak.
4
Terdapat dua tipe obesitas yaitu obesitas sentral dan perifer. Pada obesitassentral
terjadi penimbunan lemak dalam tubuh melebihi nilai normal di daerahabdomen.
Sedangkan, obesitas perifer adalah penimbunan lemak didaerahgluteofemoral.
Obesitas sentral merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalammencetuskan
terjadinya resistensi insulin. Hal-hal yang dapat menyebabkanterjadinya resistensi
insulin, antara lain :
a. Lipotoksisitas
Pemaparan asam lemak bebas yang lama pada sel beta pankreasmeningkatkan
pengeluaran insulin basal tapi menghambat sekresi insulinyang disebabkan oleh glukosa.
Selain itu asam lemak bebas juga dapatmenghambat ekspresi insulin pada keadaan glukosa plasma
yang tinggi danmenginduki apoptosis sel beta pankreas.Asam lemak bebas yang meningkat
mengganggu kemampuan insulin untuk menghambat penghasilan glukosa hepatik dan
menghambat pemasokanglukosa ke dalam otot skelet, juga menghambat sekresi
insulin dari sel betapankreas. Hal ini menyebabkan resistensi insulin pada organ hati
dan otot
b. AdipositokinSitokin-sitokin yang dihasilkan oleh sel lemak seperti TNF-α, IL -6
danresistin dapat mencetuskan terjadinya resistensi insulin karena adanya
efek proinflamasi. Efek-efek ini dapat mengganggu fungsi GLUT-4
sebagaitransporter glukosa sehingga tidak dapat memasukkan glukosa ke dalam
sel.Jaringan lemak yang dulu dianggap sebagai deposit trigliserid ternyatamempunyai
fungsi endokrin sitokin dengan menghasilkan hormon TNF- α,leptin, interleukin 6,
resistin. TNFα, interleuk in dan resitin menyebabkanresistensi insulin sedang
adiponektin dan leptin menghambat resistensiinsulin.
- Adinopektin Adinopektin adalah protein sekretorik mirip kolagen yang
dihasilkan olehsel lemak. Kadar adinopektin dalam serum berbanding
terbalik denganberat badan. adinopektin juga memiliki peran dalam
meningkatkansensitifitas insulin, anti-inflamasi dan anti-aterogenik.
5
- Leptin. Kadar leptin serum sangat berhubungan dengan ekspresi mRNA
leptinpada sel lemak dan kadar trigliserida dalam sel tersebut. Tempat
kerjaleptin di hipotalamus, dimana leptin bekerja sebagai regulator
pemasukandan pengeluaran energi. Leptin memiliki efek menurunkan
sintesis lemak,menurunkan sintesis trigliserida dan meningkatkan oksidasi
asam lemak sehingga bisa meningkatkan sensitifitas insulin. Selain itu leptin
berfungsimenurunkan nafsu makan dan meningkatkan penggunaan energy.
- Interleukin-6. IL-6 adalah sitokin yang dihasilkan oleh sel lemak dimana
peningkatankadarnya dipengaruhi oleh peningkatan jumlah dan ukuran sel
lemak. IL-6 disekresi 2-3 kali lebih banyak oleh jaringan lemak viseral
daripada jarigan lemak subkutan pada orang yang obes berat.IL-6 memiliki
sifatpro-inflamasi yang dapat dihubungkan dengan terjadinya
resistensiinsulin. IL-6 diperkirakan dapat mengirimkan sinyal-sinyal
secarasistemik untuk menurunkan sensitifitas sel terhadap insulin khususnya
selhati.
- ResistinResistin adalah hormon yang diekspresi dan disekresi oleh sel
lemak.Ekspresi gen resistin diinduksi pada saat diferensiasi sel lemak.
Resistindiperkirakan memiliki peran dalam obesitas dan resistensi insulin.
- TNF-α Sel lemak merupakan sumber dan target dari sitokin TNF-α. Orang
yangmengalami obesitas mengekspresikan mRNA TNF-α 2 -3 kali lebih
banyak daripada orangbkurus. Kadar TNF- α akan menurun dengan
penurunan berat badan. Efek TNF- α pada jaringan lemak yaitu penurunan
eksresi transporter glukosa GLUT-4 dan peningkatan hormon lipase.TNF- α
memiliki potensi untuk mencetuskan resistensi insulin karena glukosa plasma
yang masuk ke sel berkurang.
2. Resistensi insulin
Perkembangan resistensi insulin pada sindrom metabolik disebabkan olehbanyaknya asam
lemak bebas yang beredar di plasma pada orang dengan obesitassentral.
6
Berdasarkan gambar diatas, adanya resistensi insulin ini akan semakinmeningkatkan
pemecahan asam lemak bebas (lipolisis) di jaringan adiposa yangmenyebabkan terjadinya beberapa
gangguan pada sistem organ antara lain:
- Jaringan otot
Terjadi penurunan ambilan glukosa (Glucose uptake)
- Hati
Terjadi peningkatan pemecahan glukosa di hati (glukoneogenesis)
- Pankreas
Terjadi peningkatan sekresi insulin oleh sel-β pancreas
- Pembuluh darah
Terjadinya vasokonstriksi dan penurunan relaksasi pembuluh darah akibatpenurunan
Nitrit oxide.
Resistensi insulin dapat menyebabkan dislipidemia melalui peningkatanasam lemak
bebas yang dapat meningkatkan sintesis dan sekresi apoB100 sebagaikofaktor dari trigliserid dan
VLDL. Pada hipertrigliseridemia terjadi penurunan isiester kolesterol dari inti lipoprotein
menyebabkan penurunan isi kolesterol HDLdengan peningkatan beragam trigliserida menjadikan
partikel kecil dan padat. Halini menyebabkan peningkatan bersihan HDL di sirkulasi.
Hipertensi pada sindrom metabolik dapat disebabkan oleh mekanismeyang sulit
dipisahkan satu sama lain karena adanya resistensi insulin dan obesitas.Adanya resistensi insulin
akan mengganggu produksi endothelial Nitric OxideSynthase (eNOS) sehingga menyebabkan
vasokonstriksi pembuluh darah.
Selain itu, obesitas juga dapat menimbulkan hipertensi melalui beberapamekanisme
berikut:
- Pada individu obese terjadi peningkatan volume darah, stroke volume dancardiac output
sehingga terjadi peningkatan peripheral vascular resistancepada individu obese yang dapat
menimbulkan kondisi hipertensi
- Obesitas dikaitkan dengan disfungsi endotel, resistensi insulin, perubahansistem saraf
simpatik, dan pelepasan mediator proinflamasi (Tumor NecrosisFactor/TNF-α dan
Intrleukin/IL6) sehingga terjadi peningkatan peripheralvascular resistance.
7
Evaluasi Klinis
Terhadap individu yang dicurigai mengalami Sindrom Metabolik dilakukan evaluasi
klinis, yang meliputi:
1. Anamnesis, tentang :
- Riwayat keluarga dan penyakit sebelumnya.
- Riwayat adanya perubahan berat badan.
- Aktifitas fisik sehari-hari.
- Asupan makanan sehari-hari2.
2. Pemeriksaan fisik, meliputi :
- Pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan darah
- Pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT)
- Pengukuran lingkaran pinggang merupakan prediktor yang lebih baik terhadap risiko
kardiovaskular daripada pengukuran waist-to-hipratio.
3. .Pemeriksaan laboratorium, meliputi :
- Kadar glukosa plasma dan profil lipid puasa.
- Pemeriksaan klem euglikemik atau HOMA (homeostasis modelassessment) untuk
menilai resistensi insulin secara akurat biasanyahanya dilakukan dalam penelitian dan
tidak praktis diterapkandalam penilaian klinis.
- Highly sensitive C-reactive protein
- Kadar asam urat dan tes faal hati dapat menilai adanya NASH.
- USG abdomen diperlukan untuk mendiagnosis adanya fatty liverkarena kelainan ini dapat
dijumpai walaupun tanpa adanya gangguanfaal hati.
8