skripsi alan

51
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha atau keinginan yang dilakukan dengan sengaja dan teratur secara berencana dengan maksud mengubah tingkah laku manusia kearah yang diinginkan. Pendidikan memegang peran penting untuk kemajuan suatu bangsa dan negara, karena semakin tinggi pendidikan akan semkin jelas terlihat kemajuan negara tersebut. Setiap warga negara pasti menginginkan negaranya maju dan berkembang, maju dan berkembangnya suatu negara ditentukan oleh kualitas yang dimiliki oleh sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia pada umumnya lahir melalui proses pendidikan yang baik dan pendidikan yang bermutu pula. Pendidikan yang baik dan bermutu itu dilihat dari adanya proses belajar yang baik. Dalam perjalanan suatu negara, pendidikan memegang peran yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan 1

Upload: si-lau

Post on 25-Jun-2015

763 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi alan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha atau keinginan yang dilakukan

dengan sengaja dan teratur secara berencana dengan maksud mengubah tingkah

laku manusia kearah yang diinginkan. Pendidikan memegang peran penting untuk

kemajuan suatu bangsa dan negara, karena semakin tinggi pendidikan akan

semkin jelas terlihat kemajuan negara tersebut. Setiap warga negara pasti

menginginkan negaranya maju dan berkembang, maju dan berkembangnya suatu

negara ditentukan oleh kualitas yang dimiliki oleh sumber daya manusia. Kualitas

sumber daya manusia pada umumnya lahir melalui proses pendidikan yang baik

dan pendidikan yang bermutu pula. Pendidikan yang baik dan bermutu itu dilihat

dari adanya proses belajar yang baik.

Dalam perjalanan suatu negara, pendidikan memegang peran yang sangat

penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena

pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan sumber daya manusia

p(SDM). Perkembangan jaman sekarang ini menuntut peningkatan kualitas

individu. Karena dimanapun kita berada dapat digunakan (siap pakai) setiap saat.

Secara jelas tujuan pendidikan Nasional yang dirumuskan dalam undang-

undang No. 20 tahun 2003 khususnya pasal 3, bahwa pendidikan Nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat. Dalam rangka mencerdaskan kegidupan bangsa, tujuan

1

Page 2: Skripsi alan

2

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan betakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri dan menjadi Warga Negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Tujuan pendidikan sebagaimana terbuat dalam UU tersebut,

harus dipahami dan disadari oleh setiap pengembang kurikulum. Sebab, apapun

yang direncanakan dan dikembangkan serta dilaksanakan dalam setiap proses

pendidikan pada akhirnya harus bermuara pada perkembangan potensi anak agar

mereka menjadi manusia beriman dan bertakwa, memiliki akhlak mulia, manusia

yang sehat, berilmu, cakap dan lain sebagainya.

Belajar adalah suatu kompleks yang terjadi pada diri setiap orang

sepanjang hidupnya. Proses pembelajaran itu terjadi karena adanya interaksi

antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi

kapan saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu belajar adalah adanya

perubahan tingkah laku pada orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya

perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikapnya.

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMK-Bm Taman Siswa

Medan, ditemukan masih banyak siswa yang mendapatkan nilai ujian semester

rendah, dari 35 siswa didalam satu kelas, hanya sekitar 13 siswa yang

mendapatkan nilai memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM ≥ 70) dan 22

siswa yang masih belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM< 70).

Page 3: Skripsi alan

3

Tabel 1.1 Hasil Nilai Semester

Siswa SMK BM Taman Siswa Kelas X Tahun Ajaran 2013/2014

No. Jumlah Siswa Nilai 37,14%1 ≥ 70 13 orang2

<70 22 orang62,86%

Sumber : Guru Mata Pelajaran Akuntansi SMK-Bm Taman Siswa

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa lebih banyak siswa yang memperolah

nilai rendang dibandingkan yang mendapatkan nilai tinggi yang sesuai dengan

Kriteria Ketuntasan Minimum yang ditetapkan (KKM ≥ 70).

Rendahnya hasil belajar disebabkan karena guru hanyamenggunakan

metode mengajar Konvensional saja, guru tidak menggunakan metode yang

berfariasi dan guru jarang sekali menggunakan model pembelajaran, sehingga

suasana belajar cenderung pasif dan membosankan. Proses pembelajaran

cenderung berfokus kepada guru dan kurang melibatkan siswa dalam proses

belajar mengajar. Apabila kondisi seperti ini dibiarkan tanpa adanya tindak lanjut

untuk mengatasinya, maka dikwatirkan pembelajaran akuntansi di sekolah tidak

akan mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Teknik pemilihan model pembelajaran yang harus dimiliki guru guna

membantu para siswanya untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Belajar

lebih bermakna jika siswa memahami apa yang dipelajari dan bukan sekedar

mengetahuinya saja, sehingga siswa merasa tertarik dengan mata pelajaran

akuntansi tersebut.

Melihat kondisi yang dikemukakan di atasa, maka perlu dikambangkan

model pembelajaran yang menarik, sehingga siswa tertarik mengikuti

Page 4: Skripsi alan

4

pembelajaran yang meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu alternatif yang

dilakukan adalah dengan mengembangkan dan menerapkan model pembelajaran

kontruktivisme dengan pendekatan scaffolding. Model pembelajaran

kontruktivesme dengan pendekatan scaffolding yaitu dengan cara membimbing

siswa untuk memahami materi baru dan membantu siswa disetiap proses belajar

mengajar dengan mengaitkan kehidupan nyata dengan materi pelajaran yang

diajarkan.

Berdasarkan masalah diatas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kontruktivisme

dengan Pendekatan Scaffolding terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa

Kelas X Akuntansi SMK Bm Taman Siswa Medan T.P 2013/2014. “

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang

menjadi identifikasi masalah penelitian ini adalah :

1. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi.

2. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti mata pelajaran Akuntansi

3. Kurangnya keterlibatan siswa siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

pada mata pelajaran Akuntansi

4. Tidak ada variasi model mengajar guru dalam pembelajaraqn Akuntansi.

Page 5: Skripsi alan

5

C. Batasan Masalah

Berdasarkan permasalah yang disebutkan dalam identifikasi masalah,

maka penelitian ini dibatasi pada:

Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar Akuntansi pokok

bahasan Jurnal Umum siswa kelas X SMK BM Taman Siswa

Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran kontruktivisme dengan pendekatan scaffolding di SMK

Bm Taman Siswa Medan Tahun Pelajaran 2013/2014?.

2. Apakah ada pengaruh model pembelajaran kontruktivisme dengan

pendekatan scaffolding di SMK Bm Taman Siswa Medan Thun

Pembelajaran 2013/2014?.

Page 6: Skripsi alan

6

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui hasil belajar akuntani siswa kelas X AK di SMK

Bm Taman Siswa dengan menggunakan model pembelajaran

kontruktivisme dengan pendekatan scaffolding.

2. Untuk mengtehui pengaruh model pembelajaran kontruktivisme

dengan pendekatan scaffolding terhadap hasil belajar siswa di SMK

Bm Taman Siswa Medan Tahun Pelajaran 2013/2014.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

Meningkatkan kemampuan menulis dalam mengadakan penelitian ilmiah

serta menddapatkan informasi mengenai penerapan model pembelajaran

kontruktivisme dengan pendekatan scaffolding terhadap hasil belajar siswa

di SMK Bm Taman Siswa Medan Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Bagi siswa

Memudahkan siswa dalam memahami dan menguasai pelajaran akuntansi

melalui model pembelajaran kontruktivisme dengan pendekatan

scaffolding.

3. Bagi guru

Page 7: Skripsi alan

7

Memberikan gambaran kepada pendidik untuk memberddayakan model

pembalajaran yang lebih kreatif.

4. Bagi sekolah

Sebagai bahan informasi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam

penyelenggaraan pendidikan disekolah dapat mengambil langkah-langkah

untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 8: Skripsi alan

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Kerangka Teoritis

1. Pengertian Model Pembelajaran Kontrukvesme

Kontruksi berarti bersifat membangun. Dalam konteks filsafat

pendidikan, konstrukvesme adalah suatu upaya membangn tata susunan

hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan salah satu

filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah buatan

kita sendiri. Pengetahuan bukan tiruan dari realitas, bukan juga gambaran

dari kenyataan yang ada. Pengetahuan merupakan hasil dari

konstruksikognitif melalui kehidupan individu dengan membuat struktur,

kategori, konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk

pengetahuan tersebut.

Belajar menurut konstuktivesme adalah suatu proses mengasimilasikan

dan mengaitkan pengalaman atau pelajaran yang dipejari dengan pengertian yang

sudah dimilikinya, sehingga pengetahuannya dapat dikembangkan. Paham

konstrukvesme memandang bahwa subjek belajar mempunyai potensi dan

karakternya masing-masing yang mesti dibentuk sendiri dan dikembangkan sesuai

dengan langkah-langkah yang mandiri.

Menurut Hill (2009) dalam ( Agus N, Cahyo, 2013:34) Teori

konstruktivesme didefenisikan sebagai pembelajaran yang bersifat

8

Page 9: Skripsi alan

9

generative, tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari.

Beda dengan aliran behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai

kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus respon, sedang

kostruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia

membangun dan menciptakan pengetahuan dengan memeberi makna pada

pengetahuannya sesuai dengan pengalaman.

Shymansky (1992) dalam ( Agus N. Cahyo, 2013:35)

Berpenddapat bahwa makna belajar menurrut konstruktivesme adalah

aktifitas yang aktif, dimana peserta didik membina sendiri

pengetahuannya, mencari arti apa yang dipelajari dan merupakan proses

menyelesaikan konsep ide-ide baru dengan kerangka berfikir yang telah

ada dan dimilikinya.

Ada beberapa teori konstruktivisme dalam yang dikaji dan

dikembangkan oleh Jean Piaget dan Vygotsky yang dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Teori belajar Konstuktivisme Jean Piaget

Menurut piaget, manusia memiliki struktir dalam otaknya, seperti

sebuah kotak-kota yang masing-masing memiliki makna yang berbeda-

beda. Pengalam yang sama bagi seseorang akan dimaknai berbeda oleg

masing-masing individu dan disimpan dalam otak berbeda. Setiap

pengalam yang baru akan dihubungkan dengan kotak-kotak atau struktur

pengetahuan dalam otak manusia. Oleh karena itu pada saat manusia

Page 10: Skripsi alan

10

belajar, terjadi dua proses dalam dirinya yaitu proses organisasi informai

dan adaptasi.

Sedangkan HILL (2009) mencatat, Piaget yang dikenal sebagai

konstruktivisme pertama menegaskan bahwa penekanan teori

konstruktivisme pada proses untuk menemukan teori atau pengetahuan

yang dibangun dari realitas lapangan. Peran guru dalam pembelajaran

menurut teori konstruktivisme adalah sebagai fasilitator dan moderator.

2. Teori belajar konstruktivisme Vygotsky

Slavin (1997) dalam ( Agus N. Cahyo, 2003:43) mengemukakan

bahwa karya Vygotsky didarkan pada dua ide utama. Pertama,

perkembangan intelektual dapat dipahami apabila ditinjau dari konteks

historis dan budaya pengalaman anak. Ikedua, perkembangan tergantung

pada istem-sistem isyarat mengacu pada simbol-simbol yang diciptakan

oleh buddaya untuk membantu orang berfikir, berkomunikasi dan

memecahkan masalah.

Ratumanan (2004) dalam ( Agus N. Cahyo, 2003:44) menguraikan

5 prinsip-prinsip kunci teori konstruktivisme oleh Vygotsky. Kelima

prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penekanan pada hakikat sosiokultiral belajar

2. Daerah perkembangan terdekat

3. Pengamanan kognitif

4. Perancahan (scaffolding)

Page 11: Skripsi alan

11

5. Bergumam (ptivate speech)

Adapun menurut (Agus N. Cahyo, 2013:67) kelebihan teori

konstruktivisme adalah:

1. Guru bukan satu-satunya sumber belajar

2. Siswa lebih aktif dan kreatif

3. Pembelajaran lebih bermakna

4. Perbedaan individual trukur dan dihargai

5. Membina sikap produktif dan percaya diri

6. Proses evaluasi pada penilaian proses

7. Siswa menjadi lebih mudah paham.

2. Pengertian Scaffolding

Scaffolding berasal dari istilah ilmu teknik sipil yaitu berupa bangunan

kerangka sementara atau peyangga ( biasanya terbuat dari bambu, kayu atau

batang besi) yang memudahkan pekerja membangn gedung.

Scaffolding diartikan dalam bahasa indonesia “perancah” yaitu bambu

balok yang dipasang untuk tumpuan untuk hendak mendirikan rumah, membuat

tembok dan sebagainya. Sebagian pakar pendidikan mengarikan scaffolding

berupa bimbingan yang diberikan oleh seorang pengajar kepada peserta didik

dalam proses pembelajaran dengan persoalan-persoalan terfokus dan interaksi

yang besifat positif.

Page 12: Skripsi alan

12

Menurut Lage (2001) ada dua langkah utama yang terlibat dalam

scaffolding pembelajara: pengembangan rencana pemebelajaran untuk

membimbing peserta didik dalam memahami materi baru, dan pelaksanan

rencana, pemebelajaran membarikan bantuan kpeada peserta didik disetiap

langkah dari proses pembelajaran.

Scaffolding terdiri dari beberapa aspek-aspek dalam internalisasi

penguasaan pengetahuan sebagai berikut:

1. intensionalitas

2. kesesuaian

3. struktur

4. kolaborasi

5. internalisasi

Menurut Agus N. Cahyo (2003:133) keuntungan mempelajari

scaffolding adalah:

1. Memotivassi dan mengaitkan siswa dengan tugas siswa

2. Menyederhanakan tugas belajar sehingga bisa lebih terkelola dan bisa

dicapai oleh peserta didik.

3. Memberikan petunjuk untuk membantu peserta didik berfokus pada

pencapaian tujuan.

4. Secara jelas menunjukkan perbedaan antara pekerjaan peserta didik

dan solusi standar atau yang diharapkan.

Page 13: Skripsi alan

13

5. Mengurangi frustasi atau resiko.

6. Memberi model dan mendefenisikan dengan jelas harapan mengenai

aktivitas yang dilakukan.

Adapun menurut Age N. Cahyo (2013:135) langkah-langkah

scaffolding adalah:

1. Menjelaskan materi pembelajaran

2. Menentukan zone of proximal development (ZDP) atau level

perkembangan siswa berdasaerkan tingkat kognitifnya dengan melihat

nilai hasil belajar sebelumnya.

3. Mengelompokkan siswa menurut ZDP-nya.

4. Memberi tugas belajar berupa soal-soal berjebjang yang berkaitan

dengan materi pembelajaran.

5. Mendorong siswa untuk bekerja dan belajar menyelesaikan soal-soal

secara mandiri dengan berkelompok.

6. Memberikan bantuan dengan bimbingan, motivasi, pemberi contoh kata

kunci atau hal lain yang dapat memancing siswa kearah kemandirian

belajar.

7. Mengarahkan siswa yang memeiliki ZDP yang tinggi untuk membantu

siswa yang memiliki ZDP yang rendah.

8. Menyimpulkan pelajaran dan memberikan tugas-tugas.

3. Pengetian Hasil Belajar

Page 14: Skripsi alan

14

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar juga dapat diartikan

kemampuan yang dipreroleh siswa disekolah melalui kegiatan belajar. Belajar out

sendiri suatu proses dari seseoarang yang berusaha untuk memperoleh bentuk

perilaku relatip manetap. Hasil belajar dipengaruhi boleh besarnya usaha yanga

dicurahkan siswa, dan kesempatan yang diberikan kepada siswa.

Abdurrahman (2003:37) mengatakan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan. Belajar itu

sendiri merupakan proses dari seseorang yang berusaha memperoleh suatu

bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Anak yang berhasil

dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran

dan tujuan-tujuan instruksional.

Selanjutnya menurut Sagala (2009:12) hasil belajar secara garis

besar dapat diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu : ranah kognitif,

ranah afektif dan ranah psikomotorik.

Jadi untuk menjadikan hasil belajar yang baik dan memuaskan

tergantung pada siswa itu sendiri. Jika siswa itu menginginkan hasil

belajar yang baik maka ia harus belajar dibaarengi dengan sikap yang

tekun, perubahan keuletan serta kegigihan untuk belajar. Akan tetapi perlu

diingat hasil belajar yang diperoleh siswa tidak semua sama, hal ini

menunjukkan bahwa siswa adalah masyarakat heterogen, selain tidak

Page 15: Skripsi alan

15

terlepas dari metode yang digunakan guru dalam mengajar pengajaran

serta latihan ekstra.

Usaha yang dilakukan sudah barang tentu mendapatkan suatu hasil

hanya seberapa besar usaha tersebut agar mencapai hasil yang maksimal.

Demikian pula didalam proses belajar mengajar disekolah yang

melibatkan guru dengan siswa juga akan mengharapkan sesuatu yang dari

proses tersebut yaitu berupa hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil

belajar yang telah dicapai siswa selanjutnya diwujudkan kedalam suatu

nilai tertentu sehingga akan diketahui kedudukan sisiwa didalam kelanya.

Karena nilai yang diberikan mencerminkan kemampuan dari siswa itu

sendiri.

Selanjutnya menurut Gagne (dalam Suprijono, 2009: 6-7)

menyatakan bahwa untuk menjadi apa yang dimaksud dengan belajar

dapat dilihat dari ciri-ciri belajar yaitu:

1. Belajar adalah dimana manusia dapat melakukan kegiatan

2. Belajar pada umumnya melibatkan interaksi dengan lingkungan

eksternal

3. Belajar terjadi bila suatu perubahan tetap dalam masa relatif lama

dalam kehidupan individu.

Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa belajar

mempunyai tujuan, selanjutnya tujuan yang dimaksud adalah hasil belajar

berupa penguasaan, pengetahuan, keterampilan dan sikap tau yang

diinginkan.

Page 16: Skripsi alan

16

Menurut Bloom (Supijono,2009:6) menyatakan: hasil belajar mencakup

kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Domain kognitif adalah know

ledge (pengetahuan, ingatan), comprenshion (pemahaman, menjelaskan,

meringkas, contoh), application (menerangkan), analysis (menguraikan,

menentukan hubungan), synthesis ( mengorganisasikan, merencanakan,

membentuk bangunan baru), dan evalution (menilai). Domain efektif dalah

receifing (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai),

organization (organisasi), chacterization (karakteristik). Domain psikomotorik

meliputi intiatoy, pre-routine dan rountinized. Psikomotorik juga mencakup

keterampilan produktif, teknik, fisik, social, manajerial dan intelektual.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh dari

pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar. Yang harus diingat, hasil

belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan, bukan hanya salah satu

ospek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan

oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut diatas tidak dilihat secara

fregmentasi atau terpisah, melainkan konprehensif.

Hasil belajar yang diperoleh siswa dipaengaruhi oleh dua factor utama

yaitu:

1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya,

motivasi belajar, minat dan perhatian, dikap dan kebiasaan belajar,

ketekunan, social ekonomi, factor fisik dan psikis.

2. Fakor dating dari liar diri siswa atau faktorlingkungan, terutama

kualitas pembelajaran.

Page 17: Skripsi alan

17

4.Pokok Bahasan jurnal Umum

a. Pengertian Jurnal

jurnal berasal dari bahasa prancis yaitu journal yang berarti buku harian.

Jadi, jurnal diartikan sebgai buku harian yang digunakan untuk mencatat

semuatransaksi yang terjadi berupa pendebetan dan pengkreditan secara

kronologis (menurut urutan tanggal) beserta penjelasan yang diperlukan.

b. Fungsi Jurnal

fungsi jurnal adalah sebagai berikut:

1. Fungsi historis, yaitu pencatatan setiap transaksisecara kronologis

berdasarkan tanggal terjadinya transaksi.

2. Fungsi pencatatan, yaitu jurnal wajib mencatat setiap peristiwa

financial yang terjadi dalam perusahaan.

3. Fungsi analisis, yaitu pencatatan dalam jurnal merupakan hasil analisis

transaksi berupa pendebetan dan pengkreditan akun yang terpengaruh,

berikut jumlaahnya.

4. Fungsi instruksi, yaitu catatan dalam jurnal merupakan perintah untuk

mendebet dan mengkredit akun sesuai dengan catatan dalam jurnal.

5. Fungsi informatif, yaitu catatan dalam jurnal memberikan penjelasan

mengenai transaksi yang terjadi.

c. Menyiapkan Jurnal

Jurnal umum adalah formulir khusus yang dipakai untuk mencatat setiap

bukti pencatatan transaksi berupa pendebetan dan pengkreditan secara kronologis

beserta penjelasan-penjelasan yang diperlukan dari transaksi-transaksi tersebut.

Page 18: Skripsi alan

18

d. bentuk Jurnal

Tanggal No. SB Akun dan Keterangan Ref Debet Kredit

a b c d e f g

Keterangan:

a : di isi dengan tahun dan bulan

b : di isi dengan tanggal transaksi

c : di isi untk mencatat nomor bukti, misalnya faktur dan nomor cek

d : di isi dengan akun yang akan didebet atau dikredit beserta

keterangan singkat

e : di isi dengan kode akun pada saat catatan jurnal ini dipindahkan

bukukan kebuku besar (posting)

f : di isi dengan jumlah nominal akun yang di debet

g : di isi dengan jumlah nominal akun yang di kredit

e. Contoh Jurnal Umum

Pada tanggal 1 agutus 2011, Tn. Candra mendirikan biro jasa

mengetik/rental, dengan nama Mitra Widya. Transaksi yang terjadi selama bulan

agustus sebagai berikut:

1. 2 agustus : Tn. Candra menginvestasikan sebagai modal awalnya:

- Uang tunai Rp 20.000.000,00

- Peralatan Rp 15.000.000,00

2. 5 agustus : Dibayar sewa gedung untuk 2 tahun Rp 6.000.000

Page 19: Skripsi alan

19

3. 7 agustus : Dibeli perlengkapan seharga Rp 750.000 secara tunai dan

peralatan Rp 2.500.000 secara kredit.

4. 10 agustus: Diselesaikan pekerjaan dan diterima Rp 750.000 uang

tunai dan sisanya telah difakturkan untuk tagihan dan dibukukan

sebagai pendapatan Sebesar Rp 1.250.000.

5. 12 agustus : Dibeli tambahan perlengkapan Rp 750.000 tunai

6. 16 agustus : Diterima uang jasa pengetikan Rp 750.000 dan sewa

komputer Rp 750.000.

7. 20 agustus : Telah diselesaikan pekerjaan senailai Rp 800.000 dan

dikirim kepada pemesan, pembayaran dilakukan seminggu setelah

pengiriman.

8. 22 Agustus: Dibayar utang atas pembelian peralatan sebesar Rp

500.000

9. 25 agustus : Diterima pembayaran tagihan dari debitur Rp 500.000

10. 27 agustus : Diterima tagihan dari pelanggan yangpekerjaaannya telah

dikirim seminggu yang lalu sebesar Rp 800.000

11. 30 agustus : Dibayar gaji karyawan Rp 750.000

12. 31 agustus : Peyusutan peralatan intuk bulan ini diperhitungkan Rp

100.000, beban sewa kantor Rp250.000 dan pemakaian perlengkapan

kantor Rp 200.000.

Buatlah jurnal umum dari transaksi diatas.

MITRA WIDYA

JURNAL UMUM

Page 20: Skripsi alan

20

Periode 31 agustus 2011

Tanggal Keterangan Ref

Debet Kredit

2011agustu

s

2 KasPeralatan Modal Tn. Candra

Rp 20.000.000Rp 15.000.000

Rp 35.000.000

5 Sewa dibayar dimuka Kas

Rp 6.000.000Rp 6.000.000

7 Perlengkapan Kas

Rp 750.000Rp 750.000

8 Peralatan Utang Dagang

Rp 2.500.00Rp 2.500.000

10 KasPiutang dagang pendapatan

Rp 750.000Rp 1.250.000

Rp 2.000.000

12 Perlengkapan Kas

Rp 750.000Rp 750.000

16 Kas Pendapatan

Rp 1.600.000Rp 1.600.000

20 Piutang dagang pendapatan

Rp 800.000Rp 800.000

22 Utang dagang Kas

Rp 500.000Rp 500.000

25 Kas Piutang dagang

Rp 500.000Rp 500.000

Page 21: Skripsi alan

21

27 Kas Piutang dagang

Rp 800.000Rp 800.000

30 Beban gaji Kas

Rp 750.000Rp 750.000

31 Peyusutan peralatanBeban sewaBeban perlengkapan ak, peyu,peralatan sewa dibayar dimuka perlengkapan

Rp 100.000Rp 250.000Rp 200.000

Rp 100.000Rp 250.000Rp 200.000

Total Rp 52.400.000 Rp 52.400.000

B.Kerangka Konseptual

Konseptual merupakan unsur penting dalam penelitian. Konsep dalam

penelitian ini adalah untuk menjelaskan konsep. Dari uraian diatas dapat dilihat

bahwa dalam pengajaran bersifat pasti maupun tidak sangat penting apabila ada

variasi ataupun model pembelajaran yang menhubungkan pelajaran yang

diajarkan dengan pengalaman siswa.

Rendahnya nilai siswa terhadap pelajaran akuntansi salah satu dipengaruhi

oleh pemilihan model yang tidak tepat dalam pembelajaran akuntansi khusunya

pada pokok pembahasan jurnal umum. Untuk itu perlu adanya perbaikan proses

belajar mengajar disekolah sebagai usaha meningkatkan hasil belajar siswa. Salah

satunya guru harus benar-benar memperhatikan model pembelajaran yang

digunakan saat mengajar.

Page 22: Skripsi alan

22

Jadi model pembelajaran konstruktivisme dengan pendekatan scaffolding

sangat cocok untuk diterapkan pada peralajaran akuntansi. Model pembelajaran

konstruktivisme dengan pendekatan scaffolding membawa siswa dapat belajar

dengan memiliki semangat dan motivasi yang tinggi, dan dengan semangat da

motivasi tinggi maka diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat.

Gambar 2.1Paradigma Penelitian

C.Hipotesis

Dari uraian diatas :

Hipotesis adalah dugaan sementara atas semua masalah yang

mengarahkan jalannya penelitian untuk memperoleh kesimpulan yang

dibuktikan kebenarannya didalam analisis permasalahan yang telah

ditetapkan.

Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Model pembelajaran kontruktivisme dengan pendekatan scaffolding

(X)

Hasil Belajar(Y)

Page 23: Skripsi alan

23

Ha : Ada pengaruh model pembelajaran konstruktivisme dengan pendekatan

Scaffolding terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas X SMK Bm

Taman.

Ho : Tidak ada pengaruh model pembelajaran konstruktivisme dengan

pendekatan Scaffolding terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas X

SMK Bm Taman Siswa Medan Thun Pelajaran 2013/2014.

Page 24: Skripsi alan

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di SMK BM Taman Siswa Medan tahun

pembelajaran 2013-2014, JL. Sabarudin No.8 MEDAN SUMATRA UTARA

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari 2014.

Tabel 3.1

Rincian Waktu Penelitian

No Jenis Kegiatan Februari Maret April Mei1 Riset2 Pengumpulan data3 Pengelolaaan data4 Analisa data5 Penyusunan skripsi6 Refresi skripsi7 persetujuan

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Arikunto (2006 : 130) Menjelaskan “ Populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian.” Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

24

Page 25: Skripsi alan

25

siswa kelas X SMK Bm Taman Siswa Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014

yang berjumlah 35 orang.

2. Sampel

Arikunto (2006:131) Mengatakan “sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti”.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X AK yang terdiri

dari 35 orang dalan satu kelas.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik total sampling

yaitu teknik penentuan sampel dangan mengambil keseluruan populasi yang ada.

C.Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan 2 variabel, yaitu:

1. Variable (X) adalah model pembelajaran lonstruktivisme dengan

pendekatan

scaffolding

2. Variable (Y) adalah hasil bealajar siswa

D.Defenisi Operasional

1) Model pembelajaran konstruktivisme dangan pendekatan scaffolding

adalah model pembelajaran yang lebih menekankan pada pengetahuan

siswa dimna aktivitas dan interaksi siswa secara langsung untuk saling

memotivasi dan membantu untuk menguasai materi yang mengajak siswa

untuk aktif membahas topik pelajaran dalam suasan belajar yang sangat

menyenangkan dan mendorong siswa terjadinya kemandirian tanggung

Page 26: Skripsi alan

26

jawab atas tugas masing-masing dan dapat menumbuih kembangkan

kemampuan penalaran siswa tentang suatu konsep dan harapan

kemampuan penalaran akuntansi siswa dapat meningkat.

langkah-langkah yang harus dilakukan:

a. Memberikan materi pelajaran yang akan diajarkan

b. Menjelaskan model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar

mengajar

c. Memberikan khasus atau contoh kepada siswa

d. Meminta siswa untuk berfikir realita (secara yata) dalam kehidupan

siswa masing-masing tentang khasus yang diberi.

e. Dan membiarkan siswa berinteraksi dan saling membantu dalam

memecahkan maslah.

f. Meminta siswa untuk memaparkan pendapat mereka yang

berhubungan dengan khasus

g. Guru menyimpulkan dan menjelaskan kembali kasus yang ada

berdasarkan realita yang ada agar iswa lebih paham.

2) Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan satu

paket belajar akuntansi dalam pokok bahasan jurnal umum, dimana hasil

belajar itu di tunjukan melalui nilai atau angka dari hasil evaluasi yang

dilakukan.

Page 27: Skripsi alan

27

D.Instrumen penelitian

Arikunto (2006):160) mengatakan instrumen penelitian adalah alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam rangka mengumpulkan data agar

pekerjaaannya lebih mudah.

Adapun yang menjadi instrumen penelitian ini adalah tes tertulis.

1. Tes yang dimaksud adalah tes tertulis. Tes adalah alat atau prosedur dalam

rangka pengukuran dan penilaian. Tes tertulis yang diberikan kepada

subjek penelitian yang berbentu pre test dan post test yang masing-masing

terdiri dari 10 item seoal essay test. Dimana test awal (pre test) bertujuan

untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan beljar siswa kelas X di SMK

BM Taman Siswa Medan tentang jurnal umm sebelum model

pembelajaran konstruktivisme dengan penerapan metode scaffolding

dilaksanakan.

Tabel 3.1

Lay Out Tes Hasil Belajar

No Mareti Pelajaran Taraf Kompetensi

C3 Total

1 Memindahkan transaksi kedalam jurnal (menjurnal)

20 20

Page 28: Skripsi alan

28

Total 20

2. Observasi

Yang menjadi bahan observasi dalam penelitian ini adalah model

pembeljaran konstruktivisne dengan pendekatan scaffolding.

Lembar Pengamatan

Nama sekolah : SMK Bm Taman Siswa MedanKelas : XI Akuntansi

Keterangan : SS (sangat setuju): S (setuju): KS (kurang setuju): TS (tidak setuju): STS (sangat tidak setuju)

Berilah tanda contreng (√) sesuai pendapat anda yang sesungguhnya tanpa adanya dorongan orang lain atau ikut campur orang lain (teman anda).

No Pertanyaan SS S SK TS STS1 Sebelum melakukan proses belajar mengajar,

guru terlebih dahulu bertanya kepada siswa tentang pelajaran yang lalu guna mnegetahui kemampuan siswa

2 Dalam proses belajar mengajar guru selalu menjabarkan pemecahan masalah kedalam tahap-tahap yang mudah dimengerti, sehingga siswa cepat mengerti materi yang diajarkan guru

3 Guru selalu memberikan tugas belajar untuk dikerjakan

4 Guru selalu memberikan motivasi terhadap siswa dalam proses belajar mengajar

5 Guru selalu mendorong siswa untuk menyelesaikan tugas belajar yang diberikan secara mandiri

Page 29: Skripsi alan

29

6 Guru selalu memberikan syarat kepada siswa saat proses belajar mengajar sehingga siswa termotivasi untuk mencarinya (meyelesaikan tugas)

7 Guru selalu memberikan kata kunci disetiap proses belajar mengajar sehingga siswa dengan mudah mengerti materi yang diajarkan

C. Uji Instrument Penelitian

Sebelum dilakukan pengumpulan data, tes yang telah disusun terlebih dahulu

akan diuji coba untuk mengetahui validitas tes dan reabilitas tes.

1. Uji Validitas Tes

Menurut Arikunto (2006:170) “validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukan tingkat kevalitan atau kesahihan suatu instrument”. Untuk

menguji validitas, alat ukur yang digunakan adalah teknik analisis

Product Moment, yaitu:

r xy =n ∑ xy − (∑ x) (∑ y )

√ {n (∑ x2) − (∑ x )2} {n (∑ y2) − (∑ y )2}

Keterangan :

Rxy = koefisien korelasai antara variabel X dengan Y

∑xy = jumlah perkalian variabel X dengan variabel Y

∑X2 = jumlah kuadrad variabel X

∑Y2 =jumlah kuadrad variabel Y

n = banyaknya sempel

Page 30: Skripsi alan

30

Keterangan jangka rhitung > rtabel pada taraf signifikan 95% dan alpha 0,05 maka

instrument dinyatakan valid, dan sebaliknya jika rhitung < rtabel pada taraf signifikan

95% atau alpha 0.05 dinyatakan tidak valid.

2. Uji reabilitas

Untuk menguji reabilitas tes digunakan rumus alpha seperti yang

digunakan sudijono (2009:208).

Rn=( nn−1 )(1−∑ S12

St 2 )Keterangan:

R11 = koefisise reabilitas tes

N = banyaknya butir soal

I = bilangan konstanta

∑si2 = jumlah variabel skor dari tiap-tiap butir item

St2 = variabel total

Haraga r11 dikonsultasikan pada r dengan n = banyaknya soal, jika r11 >

rtabel maka instrumen adalah reliable.

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Page 31: Skripsi alan

31

1. Analisis deskriptif data

Menurut Sugiyono (2009: 207) menyatakan bahwa “analisis deskriptip

statistik digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

mengambarkan data yang telah dikumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

2. Analisis Inferensial

Menurut Sugiyono (2009:209) menyatakan bahwa “Analisis Inferensial

adalah teknik statistic yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan

hasilnya diberlakukan untuk populasi”.

Sebelum melakukan uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji

persyaratan yang meliputi:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel distribusi normal

atau tidak. Uji yang digunakan adalah Lillefors 9Sudjana, 2005: 466)

dengan langkah sebagai berikut:

a) Menyusun skor siswa dari skor terendah ke skor tertinggi.

b) Skor mentah x1, x2,…xn Bilangan Baku z1,z2,…zn dengan

menggunakan rumus:

z i=xt−x

s ( Sudjana, 2005: 466)

Dimana :

x i : jumlah skor

Page 32: Skripsi alan

32

x : rata-rata skor

S : simpangan baku

c) Untuk setiap bilangan baku ini menggunakan daftar dri distribusi

normal baku, kemudian dihitung peluanng.

f ( z1 )=p (z≤ z1)

d) Menghitung proporsi z1, z2 ,…zn yang lebih kecil atau digunakan S(

z1¿ maka:

S(z i)= z1 , z2 , z

3 ,… zn≤ z

n (Sudjana, 2002:466).

e) Menghitung selisih f(z1)-S(z1) kemudian mengambil harga

mutlaknya.

f) Menentukan harga mutlak yang paling besar diantar harga mutlak

selisih tersebut, yang disebut Lo harga.

L tabel dengan taraf nyata α= 5%

Kriteria:

Jika Lo < L tabel, maka tabel distribusi normal

Jika Lo > L tabel, maka tidak distribusi normal

b. Uji Homogenitas

Dilakukan uji dua pihak dengan taraf signifikan α= 0,05 hipotesis

daftar uji dengan statistik.

F=V arianTerbesarVarianTerkecil

atau F = s1

2

s22 (Sugiyono, 2010 : 275)

Keterangan:

Page 33: Skripsi alan

33

s12 = varian dari kelompok terbesar

s22 = varian dari kelompok terkecil

Kriteria perhitungan :

Jika Fh itung < F tabel, maka populasi homogen

Jika Fh itung > F tabel, maka populasi tidak homogen

3.Analisis Regresi Linier Sederhana

Untuk mengitung seberapa besar pengaruh model pembelajaran

konstruktivisme dengan penerapan scaffolding terhadap hasil belajar siswa

akuntansi dalam pokok bahasan Jurnal Umum ialah dengan cara melalui analisis

regresi sederhana dengan langkah-langkah:

Silitonga (2005:41-43)

Rumus: y= a + bx

keterangan :

y = variabel terikat

a = bilangan konstanta yang mempengaruhi y jika x = 0

b = koefesien regresi

4.Uji Determinasi

Menurut Sudjana (2005:370) untuk melihat besarnya hubungan

antara dua variabel, maka digunakan koefesien determinasi dengan rumus sebagai

berikut:

Page 34: Skripsi alan

34

D=(r xy ¿2 x 100%

Keterangan :

D = besarnya pengaruh variabel bebas mempengaruhi variabel terikat

r2 = hasil perhitungan koefesien korelasi antara variabel bebas terhadap variabel

terikat.

5.Uji Hipotesis

Menurut Sugiyono (2009:257) mengatakan untuk menguji hipotesis

digunakan uji “t” dengan rumuss sebagai berikut:

t=r√n−2

√1−r2

Keterangan:

t : statistik t

r : koefisien korelasi

r2 : kuadrat koefisien korelasi

N : jumlah populasi

Dengan hipotesis apabila t h itung>¿¿ t tabel pada taraf signifikan 95 % atau

alpha dengan dk = N-2, sebaliknya jika, t h itung<¿ t tabel¿ maka hipotesis ditolak.

Page 35: Skripsi alan

35

Daftar Pustaka

Abdurrahman. 2009. Pendidikan Bagi Anak BerkesulitanBelajar. Jakarta: Tineka

Cipta

Anas, Subdijono. 2009. Pengaturan Evaluasi Pendidika. Jakarta. Raja Grafindo

Persada

Agus N. Cahyo. 2003. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual

dan Terpopuler. Yogyakarta: Diva Press

Hendi, Somantri. 2011. Akuntansi SMK Bidang Studi Keahlian Bisnis dan

Manajemen Program Studi Keahlian Akuntansi SERI A. Bandung: AMRICO

Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

2008. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Roesdakarya

Suharsimi, Arikunto. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Angkasa

2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung

Alfabeta.