skripsi alan
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha atau keinginan yang dilakukan
dengan sengaja dan teratur secara berencana dengan maksud mengubah tingkah
laku manusia kearah yang diinginkan. Pendidikan memegang peran penting untuk
kemajuan suatu bangsa dan negara, karena semakin tinggi pendidikan akan
semkin jelas terlihat kemajuan negara tersebut. Setiap warga negara pasti
menginginkan negaranya maju dan berkembang, maju dan berkembangnya suatu
negara ditentukan oleh kualitas yang dimiliki oleh sumber daya manusia. Kualitas
sumber daya manusia pada umumnya lahir melalui proses pendidikan yang baik
dan pendidikan yang bermutu pula. Pendidikan yang baik dan bermutu itu dilihat
dari adanya proses belajar yang baik.
Dalam perjalanan suatu negara, pendidikan memegang peran yang sangat
penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena
pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan sumber daya manusia
p(SDM). Perkembangan jaman sekarang ini menuntut peningkatan kualitas
individu. Karena dimanapun kita berada dapat digunakan (siap pakai) setiap saat.
Secara jelas tujuan pendidikan Nasional yang dirumuskan dalam undang-
undang No. 20 tahun 2003 khususnya pasal 3, bahwa pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat. Dalam rangka mencerdaskan kegidupan bangsa, tujuan
1
2
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan betakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi Warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Tujuan pendidikan sebagaimana terbuat dalam UU tersebut,
harus dipahami dan disadari oleh setiap pengembang kurikulum. Sebab, apapun
yang direncanakan dan dikembangkan serta dilaksanakan dalam setiap proses
pendidikan pada akhirnya harus bermuara pada perkembangan potensi anak agar
mereka menjadi manusia beriman dan bertakwa, memiliki akhlak mulia, manusia
yang sehat, berilmu, cakap dan lain sebagainya.
Belajar adalah suatu kompleks yang terjadi pada diri setiap orang
sepanjang hidupnya. Proses pembelajaran itu terjadi karena adanya interaksi
antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi
kapan saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku pada orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya
perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikapnya.
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMK-Bm Taman Siswa
Medan, ditemukan masih banyak siswa yang mendapatkan nilai ujian semester
rendah, dari 35 siswa didalam satu kelas, hanya sekitar 13 siswa yang
mendapatkan nilai memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM ≥ 70) dan 22
siswa yang masih belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM< 70).
3
Tabel 1.1 Hasil Nilai Semester
Siswa SMK BM Taman Siswa Kelas X Tahun Ajaran 2013/2014
No. Jumlah Siswa Nilai 37,14%1 ≥ 70 13 orang2
<70 22 orang62,86%
Sumber : Guru Mata Pelajaran Akuntansi SMK-Bm Taman Siswa
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa lebih banyak siswa yang memperolah
nilai rendang dibandingkan yang mendapatkan nilai tinggi yang sesuai dengan
Kriteria Ketuntasan Minimum yang ditetapkan (KKM ≥ 70).
Rendahnya hasil belajar disebabkan karena guru hanyamenggunakan
metode mengajar Konvensional saja, guru tidak menggunakan metode yang
berfariasi dan guru jarang sekali menggunakan model pembelajaran, sehingga
suasana belajar cenderung pasif dan membosankan. Proses pembelajaran
cenderung berfokus kepada guru dan kurang melibatkan siswa dalam proses
belajar mengajar. Apabila kondisi seperti ini dibiarkan tanpa adanya tindak lanjut
untuk mengatasinya, maka dikwatirkan pembelajaran akuntansi di sekolah tidak
akan mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Teknik pemilihan model pembelajaran yang harus dimiliki guru guna
membantu para siswanya untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Belajar
lebih bermakna jika siswa memahami apa yang dipelajari dan bukan sekedar
mengetahuinya saja, sehingga siswa merasa tertarik dengan mata pelajaran
akuntansi tersebut.
Melihat kondisi yang dikemukakan di atasa, maka perlu dikambangkan
model pembelajaran yang menarik, sehingga siswa tertarik mengikuti
4
pembelajaran yang meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu alternatif yang
dilakukan adalah dengan mengembangkan dan menerapkan model pembelajaran
kontruktivisme dengan pendekatan scaffolding. Model pembelajaran
kontruktivesme dengan pendekatan scaffolding yaitu dengan cara membimbing
siswa untuk memahami materi baru dan membantu siswa disetiap proses belajar
mengajar dengan mengaitkan kehidupan nyata dengan materi pelajaran yang
diajarkan.
Berdasarkan masalah diatas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kontruktivisme
dengan Pendekatan Scaffolding terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa
Kelas X Akuntansi SMK Bm Taman Siswa Medan T.P 2013/2014. “
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang
menjadi identifikasi masalah penelitian ini adalah :
1. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi.
2. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti mata pelajaran Akuntansi
3. Kurangnya keterlibatan siswa siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
pada mata pelajaran Akuntansi
4. Tidak ada variasi model mengajar guru dalam pembelajaraqn Akuntansi.
5
C. Batasan Masalah
Berdasarkan permasalah yang disebutkan dalam identifikasi masalah,
maka penelitian ini dibatasi pada:
Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar Akuntansi pokok
bahasan Jurnal Umum siswa kelas X SMK BM Taman Siswa
Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kontruktivisme dengan pendekatan scaffolding di SMK
Bm Taman Siswa Medan Tahun Pelajaran 2013/2014?.
2. Apakah ada pengaruh model pembelajaran kontruktivisme dengan
pendekatan scaffolding di SMK Bm Taman Siswa Medan Thun
Pembelajaran 2013/2014?.
6
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui hasil belajar akuntani siswa kelas X AK di SMK
Bm Taman Siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kontruktivisme dengan pendekatan scaffolding.
2. Untuk mengtehui pengaruh model pembelajaran kontruktivisme
dengan pendekatan scaffolding terhadap hasil belajar siswa di SMK
Bm Taman Siswa Medan Tahun Pelajaran 2013/2014.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti
Meningkatkan kemampuan menulis dalam mengadakan penelitian ilmiah
serta menddapatkan informasi mengenai penerapan model pembelajaran
kontruktivisme dengan pendekatan scaffolding terhadap hasil belajar siswa
di SMK Bm Taman Siswa Medan Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Bagi siswa
Memudahkan siswa dalam memahami dan menguasai pelajaran akuntansi
melalui model pembelajaran kontruktivisme dengan pendekatan
scaffolding.
3. Bagi guru
7
Memberikan gambaran kepada pendidik untuk memberddayakan model
pembalajaran yang lebih kreatif.
4. Bagi sekolah
Sebagai bahan informasi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam
penyelenggaraan pendidikan disekolah dapat mengambil langkah-langkah
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kerangka Teoritis
1. Pengertian Model Pembelajaran Kontrukvesme
Kontruksi berarti bersifat membangun. Dalam konteks filsafat
pendidikan, konstrukvesme adalah suatu upaya membangn tata susunan
hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan salah satu
filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah buatan
kita sendiri. Pengetahuan bukan tiruan dari realitas, bukan juga gambaran
dari kenyataan yang ada. Pengetahuan merupakan hasil dari
konstruksikognitif melalui kehidupan individu dengan membuat struktur,
kategori, konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk
pengetahuan tersebut.
Belajar menurut konstuktivesme adalah suatu proses mengasimilasikan
dan mengaitkan pengalaman atau pelajaran yang dipejari dengan pengertian yang
sudah dimilikinya, sehingga pengetahuannya dapat dikembangkan. Paham
konstrukvesme memandang bahwa subjek belajar mempunyai potensi dan
karakternya masing-masing yang mesti dibentuk sendiri dan dikembangkan sesuai
dengan langkah-langkah yang mandiri.
Menurut Hill (2009) dalam ( Agus N, Cahyo, 2013:34) Teori
konstruktivesme didefenisikan sebagai pembelajaran yang bersifat
8
9
generative, tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari.
Beda dengan aliran behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai
kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus respon, sedang
kostruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia
membangun dan menciptakan pengetahuan dengan memeberi makna pada
pengetahuannya sesuai dengan pengalaman.
Shymansky (1992) dalam ( Agus N. Cahyo, 2013:35)
Berpenddapat bahwa makna belajar menurrut konstruktivesme adalah
aktifitas yang aktif, dimana peserta didik membina sendiri
pengetahuannya, mencari arti apa yang dipelajari dan merupakan proses
menyelesaikan konsep ide-ide baru dengan kerangka berfikir yang telah
ada dan dimilikinya.
Ada beberapa teori konstruktivisme dalam yang dikaji dan
dikembangkan oleh Jean Piaget dan Vygotsky yang dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Teori belajar Konstuktivisme Jean Piaget
Menurut piaget, manusia memiliki struktir dalam otaknya, seperti
sebuah kotak-kota yang masing-masing memiliki makna yang berbeda-
beda. Pengalam yang sama bagi seseorang akan dimaknai berbeda oleg
masing-masing individu dan disimpan dalam otak berbeda. Setiap
pengalam yang baru akan dihubungkan dengan kotak-kotak atau struktur
pengetahuan dalam otak manusia. Oleh karena itu pada saat manusia
10
belajar, terjadi dua proses dalam dirinya yaitu proses organisasi informai
dan adaptasi.
Sedangkan HILL (2009) mencatat, Piaget yang dikenal sebagai
konstruktivisme pertama menegaskan bahwa penekanan teori
konstruktivisme pada proses untuk menemukan teori atau pengetahuan
yang dibangun dari realitas lapangan. Peran guru dalam pembelajaran
menurut teori konstruktivisme adalah sebagai fasilitator dan moderator.
2. Teori belajar konstruktivisme Vygotsky
Slavin (1997) dalam ( Agus N. Cahyo, 2003:43) mengemukakan
bahwa karya Vygotsky didarkan pada dua ide utama. Pertama,
perkembangan intelektual dapat dipahami apabila ditinjau dari konteks
historis dan budaya pengalaman anak. Ikedua, perkembangan tergantung
pada istem-sistem isyarat mengacu pada simbol-simbol yang diciptakan
oleh buddaya untuk membantu orang berfikir, berkomunikasi dan
memecahkan masalah.
Ratumanan (2004) dalam ( Agus N. Cahyo, 2003:44) menguraikan
5 prinsip-prinsip kunci teori konstruktivisme oleh Vygotsky. Kelima
prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penekanan pada hakikat sosiokultiral belajar
2. Daerah perkembangan terdekat
3. Pengamanan kognitif
4. Perancahan (scaffolding)
11
5. Bergumam (ptivate speech)
Adapun menurut (Agus N. Cahyo, 2013:67) kelebihan teori
konstruktivisme adalah:
1. Guru bukan satu-satunya sumber belajar
2. Siswa lebih aktif dan kreatif
3. Pembelajaran lebih bermakna
4. Perbedaan individual trukur dan dihargai
5. Membina sikap produktif dan percaya diri
6. Proses evaluasi pada penilaian proses
7. Siswa menjadi lebih mudah paham.
2. Pengertian Scaffolding
Scaffolding berasal dari istilah ilmu teknik sipil yaitu berupa bangunan
kerangka sementara atau peyangga ( biasanya terbuat dari bambu, kayu atau
batang besi) yang memudahkan pekerja membangn gedung.
Scaffolding diartikan dalam bahasa indonesia “perancah” yaitu bambu
balok yang dipasang untuk tumpuan untuk hendak mendirikan rumah, membuat
tembok dan sebagainya. Sebagian pakar pendidikan mengarikan scaffolding
berupa bimbingan yang diberikan oleh seorang pengajar kepada peserta didik
dalam proses pembelajaran dengan persoalan-persoalan terfokus dan interaksi
yang besifat positif.
12
Menurut Lage (2001) ada dua langkah utama yang terlibat dalam
scaffolding pembelajara: pengembangan rencana pemebelajaran untuk
membimbing peserta didik dalam memahami materi baru, dan pelaksanan
rencana, pemebelajaran membarikan bantuan kpeada peserta didik disetiap
langkah dari proses pembelajaran.
Scaffolding terdiri dari beberapa aspek-aspek dalam internalisasi
penguasaan pengetahuan sebagai berikut:
1. intensionalitas
2. kesesuaian
3. struktur
4. kolaborasi
5. internalisasi
Menurut Agus N. Cahyo (2003:133) keuntungan mempelajari
scaffolding adalah:
1. Memotivassi dan mengaitkan siswa dengan tugas siswa
2. Menyederhanakan tugas belajar sehingga bisa lebih terkelola dan bisa
dicapai oleh peserta didik.
3. Memberikan petunjuk untuk membantu peserta didik berfokus pada
pencapaian tujuan.
4. Secara jelas menunjukkan perbedaan antara pekerjaan peserta didik
dan solusi standar atau yang diharapkan.
13
5. Mengurangi frustasi atau resiko.
6. Memberi model dan mendefenisikan dengan jelas harapan mengenai
aktivitas yang dilakukan.
Adapun menurut Age N. Cahyo (2013:135) langkah-langkah
scaffolding adalah:
1. Menjelaskan materi pembelajaran
2. Menentukan zone of proximal development (ZDP) atau level
perkembangan siswa berdasaerkan tingkat kognitifnya dengan melihat
nilai hasil belajar sebelumnya.
3. Mengelompokkan siswa menurut ZDP-nya.
4. Memberi tugas belajar berupa soal-soal berjebjang yang berkaitan
dengan materi pembelajaran.
5. Mendorong siswa untuk bekerja dan belajar menyelesaikan soal-soal
secara mandiri dengan berkelompok.
6. Memberikan bantuan dengan bimbingan, motivasi, pemberi contoh kata
kunci atau hal lain yang dapat memancing siswa kearah kemandirian
belajar.
7. Mengarahkan siswa yang memeiliki ZDP yang tinggi untuk membantu
siswa yang memiliki ZDP yang rendah.
8. Menyimpulkan pelajaran dan memberikan tugas-tugas.
3. Pengetian Hasil Belajar
14
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar juga dapat diartikan
kemampuan yang dipreroleh siswa disekolah melalui kegiatan belajar. Belajar out
sendiri suatu proses dari seseoarang yang berusaha untuk memperoleh bentuk
perilaku relatip manetap. Hasil belajar dipengaruhi boleh besarnya usaha yanga
dicurahkan siswa, dan kesempatan yang diberikan kepada siswa.
Abdurrahman (2003:37) mengatakan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan. Belajar itu
sendiri merupakan proses dari seseorang yang berusaha memperoleh suatu
bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Anak yang berhasil
dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran
dan tujuan-tujuan instruksional.
Selanjutnya menurut Sagala (2009:12) hasil belajar secara garis
besar dapat diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu : ranah kognitif,
ranah afektif dan ranah psikomotorik.
Jadi untuk menjadikan hasil belajar yang baik dan memuaskan
tergantung pada siswa itu sendiri. Jika siswa itu menginginkan hasil
belajar yang baik maka ia harus belajar dibaarengi dengan sikap yang
tekun, perubahan keuletan serta kegigihan untuk belajar. Akan tetapi perlu
diingat hasil belajar yang diperoleh siswa tidak semua sama, hal ini
menunjukkan bahwa siswa adalah masyarakat heterogen, selain tidak
15
terlepas dari metode yang digunakan guru dalam mengajar pengajaran
serta latihan ekstra.
Usaha yang dilakukan sudah barang tentu mendapatkan suatu hasil
hanya seberapa besar usaha tersebut agar mencapai hasil yang maksimal.
Demikian pula didalam proses belajar mengajar disekolah yang
melibatkan guru dengan siswa juga akan mengharapkan sesuatu yang dari
proses tersebut yaitu berupa hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil
belajar yang telah dicapai siswa selanjutnya diwujudkan kedalam suatu
nilai tertentu sehingga akan diketahui kedudukan sisiwa didalam kelanya.
Karena nilai yang diberikan mencerminkan kemampuan dari siswa itu
sendiri.
Selanjutnya menurut Gagne (dalam Suprijono, 2009: 6-7)
menyatakan bahwa untuk menjadi apa yang dimaksud dengan belajar
dapat dilihat dari ciri-ciri belajar yaitu:
1. Belajar adalah dimana manusia dapat melakukan kegiatan
2. Belajar pada umumnya melibatkan interaksi dengan lingkungan
eksternal
3. Belajar terjadi bila suatu perubahan tetap dalam masa relatif lama
dalam kehidupan individu.
Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa belajar
mempunyai tujuan, selanjutnya tujuan yang dimaksud adalah hasil belajar
berupa penguasaan, pengetahuan, keterampilan dan sikap tau yang
diinginkan.
16
Menurut Bloom (Supijono,2009:6) menyatakan: hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Domain kognitif adalah know
ledge (pengetahuan, ingatan), comprenshion (pemahaman, menjelaskan,
meringkas, contoh), application (menerangkan), analysis (menguraikan,
menentukan hubungan), synthesis ( mengorganisasikan, merencanakan,
membentuk bangunan baru), dan evalution (menilai). Domain efektif dalah
receifing (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai),
organization (organisasi), chacterization (karakteristik). Domain psikomotorik
meliputi intiatoy, pre-routine dan rountinized. Psikomotorik juga mencakup
keterampilan produktif, teknik, fisik, social, manajerial dan intelektual.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh dari
pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar. Yang harus diingat, hasil
belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan, bukan hanya salah satu
ospek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan
oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut diatas tidak dilihat secara
fregmentasi atau terpisah, melainkan konprehensif.
Hasil belajar yang diperoleh siswa dipaengaruhi oleh dua factor utama
yaitu:
1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya,
motivasi belajar, minat dan perhatian, dikap dan kebiasaan belajar,
ketekunan, social ekonomi, factor fisik dan psikis.
2. Fakor dating dari liar diri siswa atau faktorlingkungan, terutama
kualitas pembelajaran.
17
4.Pokok Bahasan jurnal Umum
a. Pengertian Jurnal
jurnal berasal dari bahasa prancis yaitu journal yang berarti buku harian.
Jadi, jurnal diartikan sebgai buku harian yang digunakan untuk mencatat
semuatransaksi yang terjadi berupa pendebetan dan pengkreditan secara
kronologis (menurut urutan tanggal) beserta penjelasan yang diperlukan.
b. Fungsi Jurnal
fungsi jurnal adalah sebagai berikut:
1. Fungsi historis, yaitu pencatatan setiap transaksisecara kronologis
berdasarkan tanggal terjadinya transaksi.
2. Fungsi pencatatan, yaitu jurnal wajib mencatat setiap peristiwa
financial yang terjadi dalam perusahaan.
3. Fungsi analisis, yaitu pencatatan dalam jurnal merupakan hasil analisis
transaksi berupa pendebetan dan pengkreditan akun yang terpengaruh,
berikut jumlaahnya.
4. Fungsi instruksi, yaitu catatan dalam jurnal merupakan perintah untuk
mendebet dan mengkredit akun sesuai dengan catatan dalam jurnal.
5. Fungsi informatif, yaitu catatan dalam jurnal memberikan penjelasan
mengenai transaksi yang terjadi.
c. Menyiapkan Jurnal
Jurnal umum adalah formulir khusus yang dipakai untuk mencatat setiap
bukti pencatatan transaksi berupa pendebetan dan pengkreditan secara kronologis
beserta penjelasan-penjelasan yang diperlukan dari transaksi-transaksi tersebut.
18
d. bentuk Jurnal
Tanggal No. SB Akun dan Keterangan Ref Debet Kredit
a b c d e f g
Keterangan:
a : di isi dengan tahun dan bulan
b : di isi dengan tanggal transaksi
c : di isi untk mencatat nomor bukti, misalnya faktur dan nomor cek
d : di isi dengan akun yang akan didebet atau dikredit beserta
keterangan singkat
e : di isi dengan kode akun pada saat catatan jurnal ini dipindahkan
bukukan kebuku besar (posting)
f : di isi dengan jumlah nominal akun yang di debet
g : di isi dengan jumlah nominal akun yang di kredit
e. Contoh Jurnal Umum
Pada tanggal 1 agutus 2011, Tn. Candra mendirikan biro jasa
mengetik/rental, dengan nama Mitra Widya. Transaksi yang terjadi selama bulan
agustus sebagai berikut:
1. 2 agustus : Tn. Candra menginvestasikan sebagai modal awalnya:
- Uang tunai Rp 20.000.000,00
- Peralatan Rp 15.000.000,00
2. 5 agustus : Dibayar sewa gedung untuk 2 tahun Rp 6.000.000
19
3. 7 agustus : Dibeli perlengkapan seharga Rp 750.000 secara tunai dan
peralatan Rp 2.500.000 secara kredit.
4. 10 agustus: Diselesaikan pekerjaan dan diterima Rp 750.000 uang
tunai dan sisanya telah difakturkan untuk tagihan dan dibukukan
sebagai pendapatan Sebesar Rp 1.250.000.
5. 12 agustus : Dibeli tambahan perlengkapan Rp 750.000 tunai
6. 16 agustus : Diterima uang jasa pengetikan Rp 750.000 dan sewa
komputer Rp 750.000.
7. 20 agustus : Telah diselesaikan pekerjaan senailai Rp 800.000 dan
dikirim kepada pemesan, pembayaran dilakukan seminggu setelah
pengiriman.
8. 22 Agustus: Dibayar utang atas pembelian peralatan sebesar Rp
500.000
9. 25 agustus : Diterima pembayaran tagihan dari debitur Rp 500.000
10. 27 agustus : Diterima tagihan dari pelanggan yangpekerjaaannya telah
dikirim seminggu yang lalu sebesar Rp 800.000
11. 30 agustus : Dibayar gaji karyawan Rp 750.000
12. 31 agustus : Peyusutan peralatan intuk bulan ini diperhitungkan Rp
100.000, beban sewa kantor Rp250.000 dan pemakaian perlengkapan
kantor Rp 200.000.
Buatlah jurnal umum dari transaksi diatas.
MITRA WIDYA
JURNAL UMUM
20
Periode 31 agustus 2011
Tanggal Keterangan Ref
Debet Kredit
2011agustu
s
2 KasPeralatan Modal Tn. Candra
Rp 20.000.000Rp 15.000.000
Rp 35.000.000
5 Sewa dibayar dimuka Kas
Rp 6.000.000Rp 6.000.000
7 Perlengkapan Kas
Rp 750.000Rp 750.000
8 Peralatan Utang Dagang
Rp 2.500.00Rp 2.500.000
10 KasPiutang dagang pendapatan
Rp 750.000Rp 1.250.000
Rp 2.000.000
12 Perlengkapan Kas
Rp 750.000Rp 750.000
16 Kas Pendapatan
Rp 1.600.000Rp 1.600.000
20 Piutang dagang pendapatan
Rp 800.000Rp 800.000
22 Utang dagang Kas
Rp 500.000Rp 500.000
25 Kas Piutang dagang
Rp 500.000Rp 500.000
21
27 Kas Piutang dagang
Rp 800.000Rp 800.000
30 Beban gaji Kas
Rp 750.000Rp 750.000
31 Peyusutan peralatanBeban sewaBeban perlengkapan ak, peyu,peralatan sewa dibayar dimuka perlengkapan
Rp 100.000Rp 250.000Rp 200.000
Rp 100.000Rp 250.000Rp 200.000
Total Rp 52.400.000 Rp 52.400.000
B.Kerangka Konseptual
Konseptual merupakan unsur penting dalam penelitian. Konsep dalam
penelitian ini adalah untuk menjelaskan konsep. Dari uraian diatas dapat dilihat
bahwa dalam pengajaran bersifat pasti maupun tidak sangat penting apabila ada
variasi ataupun model pembelajaran yang menhubungkan pelajaran yang
diajarkan dengan pengalaman siswa.
Rendahnya nilai siswa terhadap pelajaran akuntansi salah satu dipengaruhi
oleh pemilihan model yang tidak tepat dalam pembelajaran akuntansi khusunya
pada pokok pembahasan jurnal umum. Untuk itu perlu adanya perbaikan proses
belajar mengajar disekolah sebagai usaha meningkatkan hasil belajar siswa. Salah
satunya guru harus benar-benar memperhatikan model pembelajaran yang
digunakan saat mengajar.
22
Jadi model pembelajaran konstruktivisme dengan pendekatan scaffolding
sangat cocok untuk diterapkan pada peralajaran akuntansi. Model pembelajaran
konstruktivisme dengan pendekatan scaffolding membawa siswa dapat belajar
dengan memiliki semangat dan motivasi yang tinggi, dan dengan semangat da
motivasi tinggi maka diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat.
Gambar 2.1Paradigma Penelitian
C.Hipotesis
Dari uraian diatas :
Hipotesis adalah dugaan sementara atas semua masalah yang
mengarahkan jalannya penelitian untuk memperoleh kesimpulan yang
dibuktikan kebenarannya didalam analisis permasalahan yang telah
ditetapkan.
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Model pembelajaran kontruktivisme dengan pendekatan scaffolding
(X)
Hasil Belajar(Y)
23
Ha : Ada pengaruh model pembelajaran konstruktivisme dengan pendekatan
Scaffolding terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas X SMK Bm
Taman.
Ho : Tidak ada pengaruh model pembelajaran konstruktivisme dengan
pendekatan Scaffolding terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas X
SMK Bm Taman Siswa Medan Thun Pelajaran 2013/2014.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di SMK BM Taman Siswa Medan tahun
pembelajaran 2013-2014, JL. Sabarudin No.8 MEDAN SUMATRA UTARA
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari 2014.
Tabel 3.1
Rincian Waktu Penelitian
No Jenis Kegiatan Februari Maret April Mei1 Riset2 Pengumpulan data3 Pengelolaaan data4 Analisa data5 Penyusunan skripsi6 Refresi skripsi7 persetujuan
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Arikunto (2006 : 130) Menjelaskan “ Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian.” Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
24
25
siswa kelas X SMK Bm Taman Siswa Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014
yang berjumlah 35 orang.
2. Sampel
Arikunto (2006:131) Mengatakan “sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti”.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X AK yang terdiri
dari 35 orang dalan satu kelas.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik total sampling
yaitu teknik penentuan sampel dangan mengambil keseluruan populasi yang ada.
C.Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan 2 variabel, yaitu:
1. Variable (X) adalah model pembelajaran lonstruktivisme dengan
pendekatan
scaffolding
2. Variable (Y) adalah hasil bealajar siswa
D.Defenisi Operasional
1) Model pembelajaran konstruktivisme dangan pendekatan scaffolding
adalah model pembelajaran yang lebih menekankan pada pengetahuan
siswa dimna aktivitas dan interaksi siswa secara langsung untuk saling
memotivasi dan membantu untuk menguasai materi yang mengajak siswa
untuk aktif membahas topik pelajaran dalam suasan belajar yang sangat
menyenangkan dan mendorong siswa terjadinya kemandirian tanggung
26
jawab atas tugas masing-masing dan dapat menumbuih kembangkan
kemampuan penalaran siswa tentang suatu konsep dan harapan
kemampuan penalaran akuntansi siswa dapat meningkat.
langkah-langkah yang harus dilakukan:
a. Memberikan materi pelajaran yang akan diajarkan
b. Menjelaskan model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar
mengajar
c. Memberikan khasus atau contoh kepada siswa
d. Meminta siswa untuk berfikir realita (secara yata) dalam kehidupan
siswa masing-masing tentang khasus yang diberi.
e. Dan membiarkan siswa berinteraksi dan saling membantu dalam
memecahkan maslah.
f. Meminta siswa untuk memaparkan pendapat mereka yang
berhubungan dengan khasus
g. Guru menyimpulkan dan menjelaskan kembali kasus yang ada
berdasarkan realita yang ada agar iswa lebih paham.
2) Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan satu
paket belajar akuntansi dalam pokok bahasan jurnal umum, dimana hasil
belajar itu di tunjukan melalui nilai atau angka dari hasil evaluasi yang
dilakukan.
27
D.Instrumen penelitian
Arikunto (2006):160) mengatakan instrumen penelitian adalah alat atau
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam rangka mengumpulkan data agar
pekerjaaannya lebih mudah.
Adapun yang menjadi instrumen penelitian ini adalah tes tertulis.
1. Tes yang dimaksud adalah tes tertulis. Tes adalah alat atau prosedur dalam
rangka pengukuran dan penilaian. Tes tertulis yang diberikan kepada
subjek penelitian yang berbentu pre test dan post test yang masing-masing
terdiri dari 10 item seoal essay test. Dimana test awal (pre test) bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan beljar siswa kelas X di SMK
BM Taman Siswa Medan tentang jurnal umm sebelum model
pembelajaran konstruktivisme dengan penerapan metode scaffolding
dilaksanakan.
Tabel 3.1
Lay Out Tes Hasil Belajar
No Mareti Pelajaran Taraf Kompetensi
C3 Total
1 Memindahkan transaksi kedalam jurnal (menjurnal)
20 20
28
Total 20
2. Observasi
Yang menjadi bahan observasi dalam penelitian ini adalah model
pembeljaran konstruktivisne dengan pendekatan scaffolding.
Lembar Pengamatan
Nama sekolah : SMK Bm Taman Siswa MedanKelas : XI Akuntansi
Keterangan : SS (sangat setuju): S (setuju): KS (kurang setuju): TS (tidak setuju): STS (sangat tidak setuju)
Berilah tanda contreng (√) sesuai pendapat anda yang sesungguhnya tanpa adanya dorongan orang lain atau ikut campur orang lain (teman anda).
No Pertanyaan SS S SK TS STS1 Sebelum melakukan proses belajar mengajar,
guru terlebih dahulu bertanya kepada siswa tentang pelajaran yang lalu guna mnegetahui kemampuan siswa
2 Dalam proses belajar mengajar guru selalu menjabarkan pemecahan masalah kedalam tahap-tahap yang mudah dimengerti, sehingga siswa cepat mengerti materi yang diajarkan guru
3 Guru selalu memberikan tugas belajar untuk dikerjakan
4 Guru selalu memberikan motivasi terhadap siswa dalam proses belajar mengajar
5 Guru selalu mendorong siswa untuk menyelesaikan tugas belajar yang diberikan secara mandiri
29
6 Guru selalu memberikan syarat kepada siswa saat proses belajar mengajar sehingga siswa termotivasi untuk mencarinya (meyelesaikan tugas)
7 Guru selalu memberikan kata kunci disetiap proses belajar mengajar sehingga siswa dengan mudah mengerti materi yang diajarkan
C. Uji Instrument Penelitian
Sebelum dilakukan pengumpulan data, tes yang telah disusun terlebih dahulu
akan diuji coba untuk mengetahui validitas tes dan reabilitas tes.
1. Uji Validitas Tes
Menurut Arikunto (2006:170) “validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat kevalitan atau kesahihan suatu instrument”. Untuk
menguji validitas, alat ukur yang digunakan adalah teknik analisis
Product Moment, yaitu:
r xy =n ∑ xy − (∑ x) (∑ y )
√ {n (∑ x2) − (∑ x )2} {n (∑ y2) − (∑ y )2}
Keterangan :
Rxy = koefisien korelasai antara variabel X dengan Y
∑xy = jumlah perkalian variabel X dengan variabel Y
∑X2 = jumlah kuadrad variabel X
∑Y2 =jumlah kuadrad variabel Y
n = banyaknya sempel
30
Keterangan jangka rhitung > rtabel pada taraf signifikan 95% dan alpha 0,05 maka
instrument dinyatakan valid, dan sebaliknya jika rhitung < rtabel pada taraf signifikan
95% atau alpha 0.05 dinyatakan tidak valid.
2. Uji reabilitas
Untuk menguji reabilitas tes digunakan rumus alpha seperti yang
digunakan sudijono (2009:208).
Rn=( nn−1 )(1−∑ S12
St 2 )Keterangan:
R11 = koefisise reabilitas tes
N = banyaknya butir soal
I = bilangan konstanta
∑si2 = jumlah variabel skor dari tiap-tiap butir item
St2 = variabel total
Haraga r11 dikonsultasikan pada r dengan n = banyaknya soal, jika r11 >
rtabel maka instrumen adalah reliable.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
31
1. Analisis deskriptif data
Menurut Sugiyono (2009: 207) menyatakan bahwa “analisis deskriptip
statistik digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
mengambarkan data yang telah dikumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.
2. Analisis Inferensial
Menurut Sugiyono (2009:209) menyatakan bahwa “Analisis Inferensial
adalah teknik statistic yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan
hasilnya diberlakukan untuk populasi”.
Sebelum melakukan uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji
persyaratan yang meliputi:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel distribusi normal
atau tidak. Uji yang digunakan adalah Lillefors 9Sudjana, 2005: 466)
dengan langkah sebagai berikut:
a) Menyusun skor siswa dari skor terendah ke skor tertinggi.
b) Skor mentah x1, x2,…xn Bilangan Baku z1,z2,…zn dengan
menggunakan rumus:
z i=xt−x
s ( Sudjana, 2005: 466)
Dimana :
x i : jumlah skor
32
x : rata-rata skor
S : simpangan baku
c) Untuk setiap bilangan baku ini menggunakan daftar dri distribusi
normal baku, kemudian dihitung peluanng.
f ( z1 )=p (z≤ z1)
d) Menghitung proporsi z1, z2 ,…zn yang lebih kecil atau digunakan S(
z1¿ maka:
S(z i)= z1 , z2 , z
3 ,… zn≤ z
n (Sudjana, 2002:466).
e) Menghitung selisih f(z1)-S(z1) kemudian mengambil harga
mutlaknya.
f) Menentukan harga mutlak yang paling besar diantar harga mutlak
selisih tersebut, yang disebut Lo harga.
L tabel dengan taraf nyata α= 5%
Kriteria:
Jika Lo < L tabel, maka tabel distribusi normal
Jika Lo > L tabel, maka tidak distribusi normal
b. Uji Homogenitas
Dilakukan uji dua pihak dengan taraf signifikan α= 0,05 hipotesis
daftar uji dengan statistik.
F=V arianTerbesarVarianTerkecil
atau F = s1
2
s22 (Sugiyono, 2010 : 275)
Keterangan:
33
s12 = varian dari kelompok terbesar
s22 = varian dari kelompok terkecil
Kriteria perhitungan :
Jika Fh itung < F tabel, maka populasi homogen
Jika Fh itung > F tabel, maka populasi tidak homogen
3.Analisis Regresi Linier Sederhana
Untuk mengitung seberapa besar pengaruh model pembelajaran
konstruktivisme dengan penerapan scaffolding terhadap hasil belajar siswa
akuntansi dalam pokok bahasan Jurnal Umum ialah dengan cara melalui analisis
regresi sederhana dengan langkah-langkah:
Silitonga (2005:41-43)
Rumus: y= a + bx
keterangan :
y = variabel terikat
a = bilangan konstanta yang mempengaruhi y jika x = 0
b = koefesien regresi
4.Uji Determinasi
Menurut Sudjana (2005:370) untuk melihat besarnya hubungan
antara dua variabel, maka digunakan koefesien determinasi dengan rumus sebagai
berikut:
34
D=(r xy ¿2 x 100%
Keterangan :
D = besarnya pengaruh variabel bebas mempengaruhi variabel terikat
r2 = hasil perhitungan koefesien korelasi antara variabel bebas terhadap variabel
terikat.
5.Uji Hipotesis
Menurut Sugiyono (2009:257) mengatakan untuk menguji hipotesis
digunakan uji “t” dengan rumuss sebagai berikut:
t=r√n−2
√1−r2
Keterangan:
t : statistik t
r : koefisien korelasi
r2 : kuadrat koefisien korelasi
N : jumlah populasi
Dengan hipotesis apabila t h itung>¿¿ t tabel pada taraf signifikan 95 % atau
alpha dengan dk = N-2, sebaliknya jika, t h itung<¿ t tabel¿ maka hipotesis ditolak.
35
Daftar Pustaka
Abdurrahman. 2009. Pendidikan Bagi Anak BerkesulitanBelajar. Jakarta: Tineka
Cipta
Anas, Subdijono. 2009. Pengaturan Evaluasi Pendidika. Jakarta. Raja Grafindo
Persada
Agus N. Cahyo. 2003. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual
dan Terpopuler. Yogyakarta: Diva Press
Hendi, Somantri. 2011. Akuntansi SMK Bidang Studi Keahlian Bisnis dan
Manajemen Program Studi Keahlian Akuntansi SERI A. Bandung: AMRICO
Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
2008. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Roesdakarya
Suharsimi, Arikunto. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Angkasa
2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung
Alfabeta.