tata rias dan tata kostum alan

12
TATA RIAS DAN TATA KOSTUM Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:1906) dikatakan bahwa tata rias ialah usaha untuk menyusun hiasan terhadap suatu objek yang akan dipertunjukan. Tata rias adalah seni menggunakan bahan kosmetika untuk menciptakan wajah peran yang sesuai dengan tuntutan peran yang ditentukan. Menurut Kehoe 1986:221 (dalam murwaningsih 2011), mengatakan bahwa make-up untuk panggung atau pentas maksudnya adalah untuk mengimbangi efek-efek jarak antar penonton dan para pemain atau pelaku mengenai jelas terangnya rupa muka dan untuk mengimbangi intensitas cahaya lampu-lampu diatas pentas yang seakan-akan menyapu bersih warna-warna aslinya pada muka dan menyebabkan bentuk-bentuk pada muka para pelaku menjadi datar saja. Dari sumber yang berbeda juga berpendapat sebagai berikut, yaitu Menurut harymawan 1994:134 (dalam seriati 2011), mengatakan bahwa Tata rias adalah seni menggunakan bahan-bahan kosmetika untuk mewujudkan wajah peranan dengan memberikan dandanan atau perubahan pada para pemain di atas panggung atau pentas dengan suasana yang sesuai dan wajar. Jadi, tata rias dapat disimpulkan bahwa suatu usaha untuk mendapatkan kesan dari penonton dan untuk memberi efek bagi sang pemain agar terlihat penghayatan yang akan diperankan tersebut ke dalam pementasan. Tata rias pada seni pertunjukan itu sangatlah diperlukan untuk aktor atau aktris untuk menggambarkan atau menentukan watak yang sesuai diatas pentas atau panggung. Secara umum tata rias merupakan hal yang telah dikenal di kalangan masyarakat baik pada kaum laki-laki ataupun perempuan, dan hal ini bertujuan untuk memperindah dan mempercantik pada bagian yang diinginkan. Berhias itu digunakan untuk menampilkan keindahan secara wajar dan tidak berlebihan oleh penggunanya. Akan tetapi fungsi dari tata rias tersebut bukan hanya itu saja, tetapi tata rias sebenarnya merupakan suatu rekayasa atau usaha manusia untuk melahirkan atau menciptakan suatu karya seni dalam bentuk lain dan sesuai dengan apa yang diharapkan atau dikehendaki oleh masyarakat tersebut.

Upload: sugeng-hermanto

Post on 14-Feb-2015

223 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Tata Rias Dan Tata Kostum

TRANSCRIPT

Page 1: Tata Rias Dan Tata Kostum Alan

TATA RIAS DAN TATA KOSTUM

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:1906) dikatakan bahwa tata rias ialah usaha untuk menyusun hiasan terhadap suatu objek yang akan dipertunjukan. Tata rias adalah seni menggunakan bahan kosmetika untuk menciptakan wajah peran yang sesuai dengan tuntutan peran yang ditentukan. Menurut Kehoe 1986:221 (dalam murwaningsih 2011), mengatakan bahwa make-up untuk panggung atau pentas maksudnya adalah untuk mengimbangi efek-efek jarak antar penonton dan para pemain atau pelaku mengenai jelas terangnya rupa muka dan untuk mengimbangi intensitas cahaya lampu-lampu diatas pentas yang seakan-akan menyapu bersih warna-warna aslinya pada muka dan menyebabkan bentuk-bentuk pada muka para pelaku menjadi datar saja. Dari sumber yang berbeda juga berpendapat sebagai berikut, yaitu Menurut harymawan 1994:134 (dalam seriati 2011), mengatakan bahwa Tata rias adalah seni menggunakan bahan-bahan kosmetika untuk mewujudkan wajah peranan dengan memberikan dandanan atau perubahan pada para pemain di atas panggung atau pentas dengan suasana yang sesuai dan wajar. Jadi, tata rias dapat disimpulkan bahwa suatu usaha untuk mendapatkan kesan dari penonton dan untuk memberi efek bagi sang pemain agar terlihat penghayatan yang akan diperankan tersebut ke dalam pementasan.

Tata rias pada seni pertunjukan itu sangatlah diperlukan untuk aktor atau aktris untuk menggambarkan atau menentukan watak yang sesuai diatas pentas atau panggung. Secara umum tata rias merupakan hal yang telah dikenal di kalangan masyarakat baik pada kaum laki-laki ataupun perempuan, dan hal ini bertujuan untuk memperindah dan mempercantik pada bagian yang diinginkan. Berhias itu digunakan untuk menampilkan keindahan secara wajar dan tidak berlebihan oleh penggunanya. Akan tetapi fungsi dari tata rias tersebut bukan hanya itu saja, tetapi tata rias sebenarnya merupakan suatu rekayasa atau usaha manusia untuk melahirkan atau menciptakan suatu karya seni dalam bentuk lain dan sesuai dengan apa yang diharapkan atau dikehendaki oleh masyarakat tersebut.

Dalam fungsi pokok dalam merias, yaitu mengubah watak dari seseorang tersebut, baik dari segi fisik, psikis, dan sosial yang biasanya bersifat protagonis menjadi antagonis. Adapun fungsi rias yang lainnya, yaitu fungsi bantuan rias adalah untuk memberi tekanan pada perannya agar terlihat berbeda pada saat penampilan. Jika rias menuntut seorang pemain berperan sebagai fungsi pokok, maka sama halnya dengan mengubah watak tokoh dari diri aktor atau aktris ke dalam peran yang lain dari dirinya sendiri yang telah ditentukan. Sebagai penggambaran watak pemain di atas pentas, selain acting yang dilakukan oleh para aktor maupun aktris juga dapat diperlukan usaha adanya tata rias sebagai usaha menyusun hiasan terhadap suatu objek atau pemain untuk pementasan yang akan dipertunjukan. Biasanya peranan rias ini akan dibantu oleh tata sinar dan jarak antara pentas dengan penonton.

Menurut Waluyo (2003:131-133), mengatakan bahwa tata rias dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan jenisnya dan berdasarkan sifatnya. Dari segi jenis, tata rias dapat diklasifikasikan menjadi delapan jenis rias, yaitu sebagai berikut.

1. Rias jenis adalah rias yang mengubah peran. Misalnya peran laki-laki diubah menjadi peran wanita yang memerlukan rias di berbagai bagian tubuh.

Page 2: Tata Rias Dan Tata Kostum Alan

2. Rias bangsa adalah rias yang mengubah kebangsaan seseorang. Misalnya orang jawa halus berperan sebagai belanda, yang ciri-ciri fisiknya berbeda.

3. Rias usia adalah rias yang mengubah usia seseorang. Misalnya, orang muda yang berperan sebagai orang tua atau sebaliknya. Anatomi berbagai umur perlu dipelajari untuk merias wajah dan urat atau kulit secara cermat dan tepat.

4. Rias tokoh adalah rias yang membentuk tokoh tertentu yang sudah memiliki ciri fisik yang harus ditiru. Misalnya seorang pemuda biasa harus berperan sebagai superman, gatot kaca, atau penjahat.

5. Rias watak adalah rias sesuai dengan watak peran. Misalnya, tak sombong, penjahat, pelacur, dan sebagainya membutuhkan rias watak yang cukup jelas, untuk meyakinkan perannya secara fisik.

6. Rias temporal adalah rias yang dibedakan karena waktu atau saat tertentu. Misalnya rias sehabis mandi, bangun tidur, pesta, picnic, sekolah, dan sebagainya.

7. Rias aksen adalah rias yang hanya memberikan tekanan kepada pelaku yang mempunyai anasir sama dengan tokoh yang dibawakan. Misalnya pemuda tampan yang harus berperan sebagai pemuda tampan dengan ras, watak dan usia yang sama. Fungsi rias hanya untuk memberikan tekanan saja.

8. Rias lokal adalah rias yang dituntukan oleh termpat atau hal yang menimpa peran saat itu. Misalnya rias di penjara, petani, di pasar, dan sebagainya.

Dari jenis-jenis tersebut dapat digambarkan pada peran yang dimainkan oleh aktor atau aktris dibagi berbagai macam-macam jenis rias yang sesuai dengan peranannya. Jadi sutradara harus menata seluruh perlengkapan untuk aktor atau aktris kususnya pada tata rias, karena tata riaslah yang mempunyai fungsi untuk merubah peran seseorang yang menjadi sesuatu yang berbeda dari sebelumnya. Dari sisi lain tata rias juga menjadi penunjang untuk menentukan bagus tidaknya penghayatan peran dalam suati pementasan tersebut.

Dalam rias pertunjukan ada hal yang perlu diperhatikan, yaitu jarak antara pentas atau panggung dengan penonton, bentuk dan ukuran tubuh pemain yang dibawakan, dan sistem lighting pentas untuk menyorot pamain. Jauh dekatnya jarak pentas atau panggung dengan penonton akan menentukan dan memberikan efek yang ditimbulkan oleh baik buruknya rias tersebut. Semakin dekat jaraknya, rias harus semakin terlihat halus dan lembut dilihat, dan semakin jauh dilihat akan berbentuk semakin kasar dan tebal untuk lebih memberikan kesan atau tekanan pada pemeranan. Dari bentuk tubuh pemain, apabila pemain terlihat kurus tetapi akan dibuat gemuk, usaha-usaha penambahan properti itu sangatlah penting karena akan berpengaruh besar bagi peran yang telah dibawakan. Sistem lampu atau lighting itu haruslah disiapkan secara matang, karena dalam pemeranan apabila pemain dalam keadaan marah biasanya lampu itu akan memancarka warn merah, begitu juga yang lainnya juga sangat berpengaruh bagi peran ang dibawakan oleh pemain tersebut.

Semakin bertambah majunya teknologi, maka semakin banyak tersedianya alat-alat rias yang juga semakin canggih dan bervariasi, dengan berbagai mutu yang berbeda pula. Dalam memilih alat rias itu, juga hendaknya harus diperhatikan hal-hal tertentu yaitu sebagai berikut ini.

Page 3: Tata Rias Dan Tata Kostum Alan

a. Tidak ada efek sampingan yang negatif bagi penggunanyab. Jenis dan warnanya harus lengkap sesuai dengan keinginanc. Mudah pada tahap penghapusan, tetapi tidak luntur apabila terkena keringatd. Dapat memberikan berbagai efek, seperti: garis, guratan, blok, dan sebagainya.

Untuk dapat menerapkan riasan yang sesuai dengan peranan yang diinginkan, diperlukan pengetahuan tentang berbagai sifat-sifat, yaitu sifat bangsa-bangsa, tipe, dan juga watak bangsa tersebut. Selain itu juga diperlukan pula adanya pemahaman tentang pengetahuan bentuk atau postur tubuh manusia, yaitu dari berbagai usia, watak, dan karakter manusia.

Berikut beberapa contoh dari cara merias wajah, yaitu sebagai berikut.

(Contoh Rias Jenis pada pentas naskah Prabu Maha Anukarya Robert Pinget terjemahan Saini KM, dalam Heru (2010)

(Contoh Rias Bangsa Perancis abad XVIII, dalam Heru (2010).

(Contoh mengerjakan tata rias usia dari muda ke tua, dalam Heru (2010)

Untuk merias seseorang aktor atau aktris itu memang sangat diperlukan latihan dan pengalaman yang cukup luas. Garis-garis di wajah hendaknya sewajar-wajarnya dan

Page 4: Tata Rias Dan Tata Kostum Alan

sealamiah mungkin. Untuk itu, diperlukan banyak observasi, baik dari tokoh hidup, maupun lewat gambar atau foto. Anatomi otot wajah akan dapat dipelajari dengan lewat gambar dan foto wajah yang berbeda-beda, terlebih bila kita secara seksama memperhatikan tokoh yang hidup. Perlu diperhatikan pula, bahwa dalam merias ini tidak hanya menyangkut wajah, tetapi juga bagian-bagian lain yang tidak tertutup oleh kostum atau pakaian, seperti: tangan, kaki, leher, rambut, kuku, dan lain sebagainya. Semua itu menentukan watak, umur, kondisi sosial, suasana hati, dan sebagainya.

2.1.1 Tata Pakaian

Dalam tata pakaian ini, seperti halnya dapat membantu aktor atau aktris membawakan perannya sesuai dengan tuntutan lakon yang diinginkan sutradara. Menurut ernawati (2008), mengatakan bahwa Busana merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping kebutuhan makanan dan tempat tinggal. jadi manusia sangatlah memerlukan pakaian, selain itu pakaian juga digunakan untun pementasan drama. Tata busana atau pakaian ini sangatlah berpengaruh terhadap penonton, karena sebelum seorang pemeran didengar dialognya, biasanya juga terlebih dahulu diperhatikan penampilannya dari seorang pemain itu. Maka dari itu, kesan yang ditimbulkannya pada penonton mengenai dirinya tergantung pada pakaian yang dikenakan pemain yang tampak oleh mata penonton. Pakaian yang tampak pertama kali itu akan membantu menggariskan karakternya yang diperankan, kemudian dari pakaiannya juga akan memperkuat kesan dari penonton. Sebelum membicarakan itu semua maka terlebih dahulu kita mengetahui tentang istilah tata busana pentas atau kostum pentas yang diperlukan oleh aktor maupun aktris.

Dilihat dari fungsi beserta sifatnya tata busana atau pakaian dapat dibagi menjadi lima, yaitu: pakaian dasar, pakaian kaki, pakaian tubuh, pakaian kepala, dan pakaian perlengkapan-perlengkapan atau accessories. Dari kelima fungsi dan sifat pakaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Pakaian dasar atau foundation. Pakaian dasar ini, merupakan bagian dari kostum yang berperan dapat memberikan silhuet (latar belakang) pada kostum. Foundation ini membuat kostum menjadi lebih kokoh. Dapat juga berupa penambahan pada bagian tertentu untuk membentuk tubuh seperti yang dikehendaki lakon atau peran. Busana ini juga dapat membuat efek yang diperlukan dalam sebuah pertunjukan. Busana ini bisa berbentuk korset, stagen, rok simpai atau busana untuk membuat perut gendut, pinggul yang besar atau untuk membuat pemeran tampak gemuk. Contoh yang paling sederhana yaitu pakaian badut.

b. Pakaian kaki atau sepatu. Pakaian atau busana Kaki yaitu busana yang digunakan untuk menghias kaki pemeran. Busana ini bisa terdiri dari kaos kaki, sepatu (olah raga, periodisasi, klasik, modern, kesatuan atau seragam, dan lain-lain), sandal (modern, tradisional, klasik, rakyat atau keratin) sepatu atau sandal dari suku atau Negara tertentu yang mempunyai ciri khas tersendiri. Pakaian kaki atau sepatu ini juga dapat memberi efek visual pada penonton, juga dapat mempengaruhi gaya jalan dari aktor atau aktris tersebut. Cara berjalannya juga berpengaruh dengan tinggi rendahnya penambahan pada kaki tersebut.

Page 5: Tata Rias Dan Tata Kostum Alan

c. Pakaian tubuh atau body. Pakaian tubuh atau body adalah pakaian yang dipakai tubuh dan agar kelihatan oleh penonton. Macam-macam dari pakaian tubuh, seperti: blus, rok, kemeja, celana, jaket, rompi, jas, sarung, dan sebagainya. Busana ini bisa pakaian berbentuk tradisional dari suatu daerah tertentu, busana kenegaraan, busana modern atau busana fantasi yang diciptakan untuk bertujuan pementasan dengan lakon tertentu. Pakaian tubuh disesuaikan dengan kebutuhan lakon tersebut, dengan mempertimbangkan usia, watak, status, keadaan emosi, dan sebagainya. Dalam pemilihan warna juga terserah pada selera karakter masing-masing. Karakter warna erat hubungannya dengan karakter tokoh yang dibawakan atau dimainkan. Tipologi pakaian tubuh dari zaman ke zaman, dari bangsa satu ke bangsa yang lain, perlu dipelajari oleh juru kostum, sebab pakaian itu bisa mengekspresikan sifat lahir dari aktor atau aktris tersebut.

d. Pakaian kepala atau headdress. Pakaian Kepala yaitu pakaian yang dikenakan di kepala pemeran, termasuk juga penataan rambut. Corak pakaian kepala tentu saja tergantung dari corak busana yang akan dikenakan oleh aktor atau aktris tersebut. Pakaian kepala juga dapat dimanfaatkan sebagai tanda atau pencitraan seorang pemain di atas pentas. Pakaian kepala ini dapat berupa mahkota, topi, kopiah, gaya rambut, sanggul, gelung, wig, topeng, dan sebagainya. Pakaian kepala juga harus disesuaikan dengan make-up yang digorekkan atau dipakai oleh pemeran, karena akan melukiskan peran secara langsung. Contohnya adalah seorang raja ditandai dengan pemakaian mahkota, orang jawa dengan blangkonnya atau cowboy dengan topi laken. Gaya rambut juga kadang-kadang dimasukkan kedalam pakaian kepala yang meskipun ini termasuk bagian dari tata rias. Busana dan tata rias sangat erat kaitannya dengan melukiskan peranan hingga kedua hal tersebut perlu diperhatikan bersama. Semua itu akan membantu menghidupkan peran yang dibawakan oleh aktor atau aktris di atas pentas.

e. Pakaian atau kostum pelengkap atau accessories. Pakaian pelengkap yaitu pakaian yang melengkapi bagian-bagian busana yang bukan pakaian dasar atau yang belum termasuk dalam busana dasar, busana tubuh, busana kaki dan busana kepala. Pakaian ini ditambahkan demi memberikan efek dekoratif, karakter atau tujuan-tujuan lain. Contohnya seperti jenggot, kumis palsu, kaus tangan, hiasan permata, kaca mata, dompet, ikat pinggang, tongkat, dan sebagainya.

Contoh dari beberapa tata busana ini adalah sebagai berikut.

(contoh busana mantel, dalam ernawati (2008).

Page 6: Tata Rias Dan Tata Kostum Alan

(contoh busana kerajaan, dalam ernawati (2008).

Page 7: Tata Rias Dan Tata Kostum Alan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1148), tata rias adalah pengaturan susunan hiasan terhadap objek yang akan dipertunjukkan. Rias berfungsi untuk memberikan tekanan terhadap perannya atau mengubah watak seseorang sesuai dengan peran yang dibawakan. Seorang penata rias harus mengetahui peran dan watak tokoh yang akan dibawakan oleh pemain. Pemain yang akan dirias sesuai karakternya ditentukan oleh sifat lahir maupun watak dari tokoh yang akan diperankan

Seperti halnya riasan, busana juga membantu para pemain membawakan peran yang dibawakannya. Tata busana erat kaitannya dengan tata rias. Riasan yang dipakai disesuaikan dengan busana yang dipakai oleh pemain. Kostum yang dipakai tidaklah yang mahal asalkan mampu membantu penonton mendapatkan ciri-ciri pribadi peran dan mampu memperlihatkan adanya hubungan peranan yang satu dengan yang lain secara khas. Pakaian yang dipakai pemain harus mampu membantu menggariskan karakter yang dibawakan

2.1.5 Penata Rias dan BusanaTata rias adalah seni menggunakan bahan kometik untuk merubah wajah seseorang

aktor untuk mewujudkan wajah peran yang diperagakan. Fungsi dari tata rias adalah untuk mengubah watak seseorang dalam pementasan, baik dari fisik, dan sosial. Waluyo (2003:131), dalam rias teater, perlu diperhatikan tiga hal, yaitu: jarak antara pentas dengan penonton, bentuk dan ukuran anatomi peran yang dibawakan, dan sistem lighting pentas. Dalam pementasan jauh dekatnya jarak pementasan dengan penonton akan menimbulkan efek yang ditimbulkan oleh rias. Oleh sebab itu penata rias harus bisa melihat kondisi yang akan diperankan oleh aktor. Jika aktor berada di dekat penonton maka make up harus lembut dan halus. Sehingga menimbulkan kesan tersendiri kepada aktor. Namun, jika lakon berada jauh dari penonton make up yang digunakan harus kasar dan tebal. Sehingga dapat menimbulkan wajah aktor yang lebih jelas.

Harymawan (1988:100—102), dalam mempergunakan alat-alat rias harus diperhatikan beberapa hal, diantaranya adalah pengunaan base, penggunaan foundation, penggunaan garis-garis yang layak, dan blending.

(a) penggunaan base harus merata dan halus. Base ini berguna untuk melindungi kulit, memudahkan untuk pelaksanaan make up dan kemudian dihapusnya.

(b) penggunaan foundation, harus dengan kekebalan yang merata (sama). kegunaan foundation ini memberikan dasar warna kulit yang sesuai dengan warna kulit pemeran.

(c) Penggunaan garis-garis yang layak. Fungsi dari garis-garis ini untuk memperjelas bentuk anatomi muka atau wajah yang meliputi alis, mata, dan keriput-keriput.

(d) Penggunaan blending adalah untuk menyempurnakan pencampuran bahan-bahan alat make up agar lebih sempurna. Blending ini dipakai untuk menutup warna dasar, menambah warna kulit dasar yang tidak kena rias, dan menghaluskan warna agar merata atau tidak terlalu tebal. Semakin maju teknologi, maka semakin maju juga peralatan tata rias yang digunakan.

Hal ini membuat aktor dalam pementasan drama optimal dalam pementasan. Waluyo (2003:133), dalam memilih alat tata rias, hendaknya diperhatikan hal-hal tertentu berikut ini,

(a) Tidak ada efek samping yang negatif,

Page 8: Tata Rias Dan Tata Kostum Alan

(b) Jenis dan warna lengkap,(c) Mudah dihapus, tetapi tidak luntur oleh keringat, dan(d) Dapat memberikan berbagai efek garis, guratan, blok, dan sebagainya.

Seperti halnya tata rias, tata pakaian juga salah satu perlengkapan yang wajib dalam pementasan drama. Seorang lakon selain menghafalkan teksnya, harus juga memperhatikan bagaimana penampilannya di atas panggung. Tak jarang seorang aktor selain didengarkan suaranya, dia akan dilihat dulu oleh penonton. Oleh sebab itu hendaknya pelaku lakon harus memperhatikan apa yang nampak ditubuhnya.