lllllllll.docx

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Selama ini banyak negara sedang berkembang telah berhasil menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, tetapi masih banyak permasalahan pembangunan yang belum terpecahkan, seperti: tingkat pengganguran tetap tinggi, pembagian pendapatan tambah tidak merata, masih banyak terdapat kemiskinan absolut, tingkat pendidikan rata-rata masih rendah, pelayanan kesehatan masih kurang, dan sekelompok kecil penduduk yang sangat kaya cenderung semakin kaya sedangkan sebagian besar penduduk tetap saja bergelut dengan kemiskinan, yang terjadi bukan trickle down tapi trickle up. Keadaan ini memprihatinkan, banyak ahli ekonomi pembangunan yang mulai mempertanyakan arti dari pembangunan. Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi merupakan dua istilah yang berbeda, sekalipun ada beberapa ahli mengatakan sama. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator dari keberhasilan pembanguanan ekonomi. B. Rumusan Masalah. Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini antara lain: 1. Apakah pembangunan ekonomi itu? 2. Siapa sajakah ahli yang mengemukakan teori pembangunan ekonomi?

Upload: dedy-dharmawansyah

Post on 10-Jul-2016

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang.

Selama ini banyak negara sedang berkembang telah berhasil menunjukkan laju pertumbuhan

ekonomi yang cukup tinggi, tetapi masih banyak permasalahan pembangunan yang belum

terpecahkan, seperti: tingkat pengganguran tetap tinggi, pembagian pendapatan tambah tidak

merata, masih banyak terdapat kemiskinan absolut, tingkat pendidikan rata-rata masih rendah,

pelayanan  kesehatan masih kurang, dan sekelompok kecil penduduk yang sangat kaya

cenderung semakin kaya sedangkan sebagian besar penduduk tetap saja bergelut dengan

kemiskinan, yang terjadi bukan trickle down tapi trickle up. Keadaan ini memprihatinkan,

banyak ahli ekonomi pembangunan yang mulai mempertanyakan arti dari pembangunan.

Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi merupakan dua istilah yang berbeda,

sekalipun ada beberapa ahli mengatakan sama. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu

indikator dari keberhasilan pembanguanan ekonomi.

B.     Rumusan Masalah.

Rumusan masalah dalam penyusunan  makalah ini antara lain:

1.    Apakah pembangunan ekonomi itu?

2.    Siapa sajakah ahli yang mengemukakan teori pembangunan ekonomi?

3.    Bagaimanakah perencanaan pembangunan ekonomi itu?

4.    Ada berapa factor yang terjadi pada ukuran keberhasilan pembangunan ekonomi?

5.    Faktor apa sajakah yang memengaruhi pembangunan ekonomi suatu negara?

C.    Tujuan dan Manfaat.

Tujuan kami membuat makalah mengenai “Pembangunan Ekonomi” ini adalah guna

memenuhi  tugas mata pelajaran kami. Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memperluas

wawasan kami dan para pembaca tentang bagaimana pembahasan pembangunan ekonomi dari

berbagai tokoh ekonomi, serta apa saja kelemahan dan faktor yang mempengaruhi

pengembangan ekonomi.

BAB II

PEMBAHASAN

1.      Pengertian Pembangunan Ekonomi.

Menurut Adam Smith pembangunan ekonomi merupakan proses perpaduan antara

pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi (Suryana, 2000:55). Todaro (dalam Lepi T.

Tarmidi, 1992:11) mengartikan pembangunan sebagai suatu proses multidimensional yang

menyangkut perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat, kelembagaan

nasional maupun percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketidakmerataan dan

penghapusan dari kemiskinan mutlak. Pembangunan ekonomi menurut Irawan (2002:5) adalah

usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi

rendahnya pendapatan riil perkapita.

Prof. Meier (dalam Adisasmita, 2005:205) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai

proses kenaikan pendapatan riil perkapita dalam suatu jangka waktu yang panjang. Sadono

Sukirno (1985:13) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang

menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

panjang. Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa pembangunan ekonomi merupakan

suatu perubahan yang terjadi secara terus-menerus melalui serangkaian kombinasi proses demi

mencapai sesuatu yang lebih baik yaitu adanya peningkatan pendapatan perkapita yang terus

menerus berlangsung dalam jangka panjang. 

Pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan

perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang. Di sini terdapat empat unsur penting yang

berkaitan dengan pembangunan ekonomi.

a.       Pembangunan sebagai suatu proses.

Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwa pembangunan merupakan suatu tahap

yang harus dijalani olehsetiap masyarakat atau bangsa. Sebagai contoh, manusia mulai lahir,

tidak langsung menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa harus melalui tahapan-tahapan

pertumbuhan. Demikian pula, setiap bangsa harus menjalani tahap-tahap perkembangan untuk

menuju kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera.

b.      Pembangunan sebagai perubahan sosial.

Masyarakat sebagai pelaku dalam perubahan sosial dimana secara langsung atau tidak

langsung perubahan sosial akan berdampak pada kelancaran pembangunan atau bahkan

menghambat pembangunan di Indonesia.

c.       Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita.

Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh

suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat

dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu

negara untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan

pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.

d.        Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang.

Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan

perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa pendapatan

perkapita harus mengalami kenaikanterus menerus. Misalnya, suatu negara terjadi musibah

bencana alam ataupunkekacauan politik, maka mengakibatkan perekonomian negara tersebut

mengalami kemunduran. Namun, kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara yang terpenting

bagi negara tersebut kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.

2.      Teori Pembangunan Ekonomi.

Terdapat banyak ahli yang mengemukakan teori pembangunan ekonomi, yaitu sebagai berikut.

a.      Friedrich List (1844)

Friedrich List sebenarnya adalah seorang penganut paham Laissez faire yang berpendapat

bahwa sistem atau paham ini dapat menjamin alokasi sumber daya yang optimal. Dengan kata-

kata lain perkembangan ekonomi hanya terjadi apabila dalam masyarakat terdapat kebebasan

dalam organisasi politik dan kebebasan perorangan. Menurut Friedrich List perkembangan

ekonomi yang sebenarnya tergantung kepada peranan pemerintah, organisasi swasta dan

lingkungan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.

Friedrich List meneliti tahap-tahap pertumbuhan ekonomi dari segi perkembangan teknik

produksi atau perilaku masyarakat dalam berproduksi. Tahap-tahap tersebut adalah:

a)      Mengembara.

Ini adalah bentuk kegiatan manusia yang paling awal (primitif) dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya (berproduksi). Produk yang dibutuhkan oleh masyarakat pada tahap ini adalah bahan

makanan, yang jelas merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendasar bagi suatu kehidupan.

Bila bahan pangan di suatu daerah habis, maka mereka akan mencari yang lain di tempat yang

lain pula dengan membawa serta hewan yang masih mereka miliki atau belum habis dimakan.

Dengan demikian mereka mempunyai pola hidup mengembara dan dengan tingkat

ketergantungan yang sangat tinggi kepada alam.

b)      Beternak.

Dalam perkembangan selanjutnya hewan yang mereka pelihara semakin banyak, baik

karena berkembang biak maupun karena hasil tangkapan baru. Pengalaman dan kebiasaan ini

secara perlahan pada akhirnya menumbuhkan usaha peternakan.

c)      Pertanian.

Seiring dengan berjalannya waktu jumlah penduduk kian meningkat dan oleh karena itu

kebutuhannya, khususnya kebutuhan akan bahan pangan juga meningkat, sehingga diperlukan

jumlah bahan pangan yang semakin banyak pula. Dengan demikian jumlah bahan pangan di

suatu lokasi menjadi semakin cepat habis, dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Oleh karena itu pola hidup mengembara menemukan titik jenuhnya dan masyarakat

tradisional tersebut terdorong untuk memikirkan cara produksi alternatif. Maka lama-kelamaan

mulai dikenal kehidupan bercocok tanam (bertani) tradisional.Oleh karena pertanian dalam arti

luas meliputi pula usaha peternakan, maka tahap ketiga ini disebut pertanian.

d)     Pertanian dan industri rumah tangga (manufaktur).

Dari sisi demand kebutuhan terhadap pangan terus meningkat terutama karena peningkatan

jumlah penduduk. Dari sisi supply lahan pertanian adalah tetap, kalaupun meningkat maka

peningkatannya akan relatif kecil khususnya dibandingkan dengan peningkatan jumlah

penduduk. Maka satu-satunya peluang penting untuk menyeimbangkan demand dan supply

produk pertanian ini adalah dengan memperbaiki teknologi pertanian sehingga menghemat

pemakaian lahan.

e)      Pertanian, industri manufaktur dan perdagangan.

Dalam jangka panjang, secara alamiah masyarakat ternyata belajar dari pengalamannya,

sehingga teknologi produksi, baik di sektor pertanian, maupun di sektor rumah tangga, dari

waktu ke waktu terus diperbaiki. Jumlah produk yang dihasilkan semakin banyak, semakin

beragam dan semakin canggih dan dengan cara yang semakin efisien.

b.      Bruno Hildebrand (1864)

Bruno Hildebrand mengkritik Friedrich List dan berdasarkan pengalaman Inggris dia

mengatakan bahwa perkembangan masyarakat atau ekonomi bukan karena sifat-sifat produksi

atau konsumsi, tetapi karena perubahan-perubahan dalam metoda distribusi yang digunakan. Dia

menganalisis proses pertumbuhan ekonomi dari segi evolusi alat-alat tukar, yaitu:

a)      Perekonomian barter

Perekonomian barter (ditukarkan dengan barang), adalah bentuk perekonomian pertukaran

yang paling awal. Meskipun demikian dalam perekonomian modern dewasa ini masih dijumpai

barter tetapi terwujudnya sudah lebih maju sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam

perekonomian barter, khususnya barter yang tradisional barang-barang (atau jasa-jasa)

dipertukarkan secara langsung oleh kedua pihak.

Salah satu keterbatasan ssitem barter adalah bahwa perdagangan diantara kedua belah pihak

hanya mungkin terjadi apabila keduanya saling membutuhkan barang yang dipertukarkan

tersebut. Hal ini mengakibatkan jumlah dan ragam produk yang dipertukarkan menjadi sangat

terbatas, sementara waktu dan biaya yang diperlukan untuk kegiatan pertukaran tersebut relatif

besar.

b)      Perekonomian uang.

Dalam perekonomian ini, pertukaran dilakukan dengan menggunakan suatu media yang

disbut uang. Namun demikian kegunaan uang lama-kelamaan juga mengalami perkembangan

sehingga tidak hanya lagi sekedar alat tukar. Dalam kepustakaan teori ekonomi moneter dikenal

4 kegunaan uang berikut, dua yang pertama diantaranya sangat mendasar sedang dua lainnya

merupakan tambahan, yaitu: (a) alat tukar, (b) alat penyimpan nilai/daya beli, (c) Satuan hitung,

(d) Ukuran pembayaran masa depan (hutang piutang).

c)      Kredit

Dalam setiap transaksi selalu diperlukan sejumlah uang yang dalam kenyataan jumlahnya

selalu terbatas.Sementara itu kebutuhan manusia tidak terbatas yang berimplikasi kepada tidak

terbatas pula kebutuhan terhadap uang.Dengan kata-kata lain uang merupakan kendala dalam

memaksimumkan kegiatan transaksi. Dalam hubungan ini, maka kredit jelas merupakan suatu

terobosan dalam mengatasi kelangkaan persediaan uang untuk transaksi. Pengenalan kredit akan

memperlancar kegiatan transaksi, yang selanjutnya mendorong perkembangan produksi dan

konsumsi yang dengan demikian berarti bagi pertumbuhan ekonomi.

c.       Karl Bucher (1893)

Karl Bucher mengemukakan analisisnya dengan mengacu kepada evolusi perekonomian di

Jerman. Dia mencoba mensintesakan pendapat List dan Hildebrand dengan mengatakan bahwa

perekonomian tumbuh melalui 3 tahap, yaitu:

1)      Produksi untuk memenuhi kebutuhan sendiri (rumah tangga).

Pada tahap ini suatu rumah tangga memproduksi sendiri produk-produk yang mereka

butuhkan, yang dengan demikian tidak terdapat perdagangan seperti yang banyak dikenal pada

saat sekarang.Unit-unit produksi dengan sendirinya juga merupakan unit-unit konsumsi. Dalam

pada itu kebutuhan masyarakat terhadap barang-barang dan jasa-jasa masih sangat

terbatas.Organisasi produksi hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sangat

pokok dengan menggunakan teknologi yang masih sangat sederhana.

2)      Perekonomian kota, dimana perdagangan sudah meluas.

Dalam tahap ini, perdagangan sudah meluas. Sebelumnya memang sudah terjadi juga

perdagangan, tetapi skalanya masih sangat kecil dan mungkin hanya bersifat antar keluarga di

suatu dusun, kampung atau pedesaan, dimana diantara para pelaku satu sama lain mungkin masih

saling mengenal. Pasar (terutama dalam arti fisik) memang cenderung untuk berada di tempat

yang relatif ramai, meskipun berlokasi di daerah pedesaan. Dengan semakin berkembangnya

perdagangan, maka pasar akan semakin ramai pula, seingga lama-kelamaan berkembang menjadi

suatu kawasan yang disebut kota yang melahirkan perekonomian kota.

3)      Perekonomian nasional, dimana kegiatan produksi sudah berorientasi ke pasar (market oriented)

yaitu barang diproduksi untuk dijual ke pasar.

Pada tahap ini produksi dan pertukaran sudah mengalami kemajuan selangkah lagi dimana

hampir semua kegiatan ekonomi perkotaan dan pedesaan di suatu negara sudah semakin

terintegrasi. Begitu pula batas wilayah kekuasaan antara satu negara dengan negara lainnya

sudah semakin jelas.

            Teori Perkembangan Ekonomi Menurut W. W. Rostow.

Rostow yang berasal dari Texas University mengajukan lima tahap pertumbuhan ekonomi,

yaitu:

a)      Masyarakat Tradisional.

Tahap ini adalah tahap paling awal dari pertumbuhan ekonomi, yang menurut  Rostow

mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a)        Kebiasaan-kebiasaan lama menentukan organisasi dan metoda produksi.

b)        Dampak sains teknologi terhadap kegiatan ekonomi relatif kecil.

c)        Masyarakat merasa tidak memerlukan perubahan.

Ketiga karakteristik utama ini satu sama lain saling berkaitan sehingga yang satu sering

merupakan akibat bagi yang lain.

b)      Prakondisi untuk Take-off.

Tahap kedua adalah tahap transisi dari tradisional ke take-off.  Pada tahap ini prasyarat-

prasyarat untuk take-off dibangun atau tercipta. Di negara-negara Eropa Barat prasyarat-

prasyarat ini diciptakan secara perlahan-lahan, yaitu sekitar akhir abad XV dan awal abad XVI,

yaitu pada waktu abad pertengahan berakhir dan abad modern dimulai.

c)      Periode Take-off.

Menurut Rostow waktu yang diperlukan dalam periode ini berkisar antara 20 sampai dengan

30 tahun. 

d)     Dorongan menuju kematangan (Drive to Maturity).

Tahap ini memperlihatkan adanya kematangan ekonomi, yaitu suatu periode ketika

masyarakat secara efektif menerapkan teknologi modern terhadap sumber-sumber ekonomi.

e)      Konsumsi tinggi dan besar-besaran (High-mass consumption).

3.      Perencanaan Pembangunan Ekonomi.

Salah satu tujuan penting perencanaan ekonomi di negara sedang berkembang seperti negara

kita, negara Indonesia adalah untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi tersebut berarti perlu juga meningkatkan

laju pembentukan modal dengan cara meningkatkan tingkat pendapatan, tabungan, dan

investasi.

Peningkatan laju pembentukan modal pada Indonesia ini menghadapi berbagai kendala,

salah satunya yaitu kemiskinan masyarakat Indonesia itu sendiri. Hal ini diakibatkan karena

tingkattabungan yang rendah, tingkat tabungan rendah dikarenakan tingkat pendapatan rendah.

Dankarena itu semua berakibat pada laju investasi, laju investasi juga rendah dan

berpengaruh pada rendahnya modal dan produktivitas indonesia.

Tahapan Perencanaan Pembangunan:

a)    Penyusunan Rencana

b)   Penetapan Rencana

c)    Pengendalian Pelaksanaan Rencana

d)   Evaluasi Pelaksanaan Rencana

a)        Penyusunan Rencana

         Penyiapan rancangan rencana pembangunan yang bersifat teknokratik, menyeluruh, dan terukur.

         Setiap Instansi Pemerintah menyiapkan rancangan rencana kerja.

         Partisipasi dan keterlibatan masyarakat untuk penyelarasan rencana pembangunan.

         Penyusunan rancangan akhir perencanaan pembangunan.

b)     Penetapan Rencana

      Penetapan rencana menjadi produk hukum sehingga mengikat semua pihak untuk

melaksanakannya.

      RPJP Nasional-UU.

      RPJP Daerah-Peraturan Daerah.

      RPJM & Tahunan Nasional-PP.

      RPJM & Tahunan Daerah-Perkada.

c)      Pengendalian Pelaksanaan Rencana

      Untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan.

      Dilakukan oleh pimpinan Kementrian/Lembaga/SKPD.

      Dihimpun dan dianalisis oleh Menteri/Kepala Bappeda hasil pemantauan pelaksanaan rencana

pembangunan.

d)     Evaluasi Pelaksanaan Rencana

      Mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan

dan kinerja pembangunan.

      Evaluasi dilakukan berdasarkan indikator dan kinerja mencakup input, output, result, benefit,

dan impact.

      Kementrian/Lembaga/SKPD wajib melaksanakan evaluasi kinerja pembangunan yang terkait

dengan fungsi dan tanggungjawabnya.

Dokumen Perencanaan

         RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya pernerintahan Negara Indonesia

yang tercanturn dalam Pembukaan UUD 1945, dalam bentuk visi, misi, dan arah pernbangunan

Nasional.

         RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden yang

penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, memuat strategi pembangunan nasional,

kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga,

kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran

perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang

berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

         Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) adalah

sebuah masterplan yang diluncurkan pemerintah Indonesia pada tahun 2011. Dalam masterplan

tersebut, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada kisaran tujuh hingga delapan

persen per tahun mulai 2013. Hal itu bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu

Negara dengan ekonomi terbesar pada 2025. Masterplan ini mencakup investasi senilai USD 470

miliar yang sebagian besar akan ditawarkan kepada swasta melalui program kerja sama

pemerintah dan swasta.

4.      Kriteria Pengukuran Keberhasilan Pembangunan Ekonomi.Terdapat beberapa factor yang terjadi ukuran keberhasilan pembangunan ekonomi, yaitu sebagai

berikut.

a.       Pendapatan Nasional

Tingkat pendapatan nasional yang tinggi menandakan kapasitas produksi nasional yang

tinggi. Hal ini berarti jumlah barang dan jasa yang dihasilkanbesar dan tingkat kesempatan kerja

tinggi. Dengan demikian, pembangunan ekonomi dapat dianggap berhasil.

b.      Pendapatan per Kapita

Keberhasilan pembangunan ekonomi dapat juga diukur dengan pendapatan per kapita.

Tinggi-rendahnya pendapatan per kapita dapat menggambarkan sejauh mana kemampuan

penduduk untuk mengonsumsi barang-barang hasil produksi. Pendapatan per

kapita memberikanpetunjuk mengenai kemampuan yang dicapai oleh sebuah negara dalam

memenuhi kebutuhan warganya.

c.       Distribusi pendapatan

Distribusi pendapatan yang merata juga merupakan ukuran yang penting. Jika hanya

sebagian kecil penduduk yang berpenghasilan tinggi, sedangkan yang lainnya berpendapatan

rendah, keberhasilan pembangunan belumlah sempurna. Distribusi pendapatan yang timpang

atau tidak merata juga tidak bermanfaat bila ditinjaudari kemungkinan investasi karena

penduduk berpenghasilan tinggi biasanya konsumtif.

d.        Peranan sektor industri dan jasa

Pada umumnya semakin besar kontribusi sektor industri dan jasa, maka akan semakin maju

suatu negara. Atas dasar hal tersebut dapat dikatakan bahwa besarnya proporsi kontribusi

sektor industri dan jasa merupakan salah satu indikasi yang penting bagi tingkat kemajuan

ekonomi.

e.       Kesempatan kerja

Apabila suatu negara mampu mempertahankan tingkat kesempatan kerja yang tinggi

(full employment) berarti masyarakat mampu mempercepat laju perkembangan ekonominya. HaI

ini dapat dilihat dari meningkatnya investasi, meningkatnya lapangan kerja baru, dan

berkurangnya pengangguran.

f.       Stabilitas ekonomi

Tingkat perekonomian yang stabil meliputi stabilitas tingkat pendapatan dan kesempatan

kerja serta tingkat harga mempengaruhi pasar produk dalam negeri. Suatu negara dikatakan

berhasil di dalam perkembangan ekonominya apabila mampu menjaga stabilitas ekonominya.

g.        Neraca pembayaran luar negeri

Pada umumnya setiap negara menginginkan agar neraca pembayarannya seimbang sebab

jika neraca pembayaran mengalami defisit berpengaruh terhadap kredibilitas negara tersebut.

Apalagi bila neraca pembayaran mengalami surplus. Kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan

kondisi seimbang karena berpengaruh terhadap kemajuan ekonomi negara tersebut.

5.      Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pembangunan Ekonomi.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun

pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi

dan faktor nonekonomi.

Faktor ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya

adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau

kewirausahaan.

Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah,

keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat memengaruhi

pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi.

Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam,

menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).

Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah

dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk

memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar

produktivitas yang ada.

Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah

tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan.

Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan

kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan

produktivitas.

Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik,

kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.

6.      Manfaat Pembangunan Ekonomi.

Dengan melihat tujuan pembangunan ekonomi yang telah diuraikan diatas, dapat diuraikan

manfaat pembangunan ekonomi yang dilakukan suatu negara. Adapula manfaatnya antara lain:

1)      Dengan adanya pembangunan ekonomi, kekayaan negara dan masyarakat akan meningkat.

2)      Masyarakat memiliki kesempatan untuk mengadakan pilihan, baik untuk mengkonsumsi atau

memproduksi.

3)      Memberikan kemampuan yang lebih besar kepada manusia untuk menguasai alam dan

mempertinggi kebebasan manusia untuk melakukan berbagai tindakan.

4)      Dapat diperoleh suatu tambahan kebebasan untuk memilih kesenangan yang lebih luas.

5)      Pembangunan ekonomi dapat mengurangi perbedaan antara kaum kaya dengan kaum miskin.

7.      Pembangunan Ekonomi di Negara Sedang Berkembang.

a.       Pengertian Negara Sedang Berkembang

Negara sedang berkembang adalah sebuah negara dengan rata-rata pendapatan yang rendah,

infrastruktur yang relative terbelakang, dan indeks perkembangan manusia yang kurang

dibandingkan dengan norma global. Istilah ini mulai menyingkirkan dunia ketiga, sebuah istilah

yang digunakan pada masa Perang Dingin.

Perkembangan mencakup perkembangan sebuah infarstruktur modern (baik secar fisik

maupun institusional) dan sebuah pergerakan dari sector bernilai tambah rendah seperti

agrikultur dan pengambilan sumber daya alam. Negara maju biasanya memiliki system ekonomi

berdasakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan menahan sendiri.

Penerapan istilah negara berkembang keseluruh negara yang kurang berkembang dianggap

tidak tepat bila kasus negara tersebut adalah sebuah negara miskin, yaitu ngara yang tidak

mengalami pertumbuhan situasi skonominya dan juga telah mengalami periode penurunan

ekonomi yang berkelanjutan.

Dalam hal ini Indonesia termasuk dalam kategori Negara Sedang Berkembang. Hal itu

dikarenakan di Indonesia masih rendahnya rata-rata riil pendapatan penduduk Indonesia,

infrastruktur yang masih belum memadahi.

b.      Ciri-Ciri Negara Sedang Berkembang.

Ciri-ciri sedang berlembang menurut Meir dan Baldwin, yaitu sebagai berikut:

1)   Produsen Barang-Barang Primer Negara sedang berkembang pada umumnya mempunyai

struktur produksi yang terdiri dari bahan pokok dan bahan makanan. Sebagian besar

penduduknya bekerja di sektor pertanian dan sebagian besar pendapatan nasional berasal dari

sektor pertanian (primer). Sedangkan yang berkerja di sektor sekunder dan sektor tersier hanya

sebagian kecil saja. Pemusatan pada kegiatan produksi di sektor primer ini disebabkan oleh

adanya factor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja yang relatif banyak di negara sedang

berkembang. Oleh karenanya, sesuai dengan prinsip keunggulan komparatif dan biaya

komparatif, maka negara-negara sedang berkembang lebih banyak menggunakan tanah dan

tenaga kerja dalam kegiatan produksi mereka.

2)   Masalah Tekanan Penduduk Masalah tekanan penduduk dapat berbentuk : pertama, adanya

pengangguran di daerah perdesaan. Pengangguran ini disebabkan oleh sempitnya luas lahan

disbanding jumlah penduduk yang bermukim disitu. Kedua, Pertumbuhan jumlah penduduk yang

cepat. Hal ini disebabkan antara lain oleh menurunnya tingkat kematian dan semakin tingginya

tingkat kelahiran di negara-negara sedang berkembang; dan ketiga, Tingkat kelahiran yang tinggi

tersebut menyebabkan amkin besarnya beban tanggungan orang tua, sehingga menurunkan

tingkat konsumsi rata-rata. Keadaan tersebut disebabkan oleh tingkat produksi yang relatif tetap

dan rendah.

3)   Sumber Daya Alam Belum Banyak Diolah Di negara-negara sedang berkembang, sumberdaya –

sumberdaya alam belum banyak dimanfaatkan sehingga masih bersifat potensial. Sumber daya

alam tersebut belum dapat menjadi sumberdaya-sumberdaya yang riil karena kurangnya kapital,

tenaga ahli, dan wiraswasta.

4)   Penduduk Masih Terbelakang Penduduk di negara-negara sedang berkembang relatif masih

terbelakang secara ekonomis. Hal ini berarti bahwa kualitas penduduknya sebagai factor

produksi (tenaga kerja) rendah. Mereka masih merupakan factor produksi yang kurang efisien

dan mobilitas kerjanya rendah baik secara vertical maupun horizontal.

5)   Kekurangan Kapital Kekurangan kapital ini bisa dijelaskan dengan menggunakan konsep

lingkaran tak berujung pangkal (vicious circle). Kekurangan kapital disebabkan oleh rendahnya

investasi, sedang rendahnya investasi disebabkan oleh rendahnya tingkat tabungan. Rendahnya

tingkat tabungan disebabkan oleh rendahnya pendapatan, sedang rendahnya pendapatan karena

tingkat produktivitas yang rendah dari tenaga kerja, sumber daya alam, dan kapital. Rendahnya

produktivitas disebabkan oleh keterbelakangan penduduk, belum dimanfaatkannya sumber daya

alam yang secara optimal, dan kurangnya kapital. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa

negara itu miskin karena miskin.

6)   Orientasi Perdagangan Luar Negeri Negara sedang berkembang biasanya mengekspor komoditi-

komoditi primer. Ekspor komoditi-komoditi primer tersebut kadangkala bukan berarti

menunjukkan adanya surplus dalam negeri, tetapi sebenarnya karena ketidakmampuan dalam

mengolah komoditi-komoditi tersebut menjadi lebih berguna. 

c.       Masalah Pembangunan Ekonomi di Negara Sedang Berkembang.

a)      Kemiskinan.

Kemiskinan merupakan perwujudan keadaan serta kekurangan. Setiap negara memilik

ukuran batas kemiskinan yang berbedadengan negara lain. Pemerintah Indonesia memberikan

perhatian serius dalam menanggulangi masalah kemiskinan yang dialami masyarakat. Dari tahun

ke tahun pemerintah terus berupaya menurunkan jumlah dan persentase penduduk miskindengan

berbagai cara, antara lain subsidi silang. Subsidi silang yang dilakukan pemerintah yaitu dengan

menetapkan harga BBM untuk minyak tanah lebih rendah daripada bensin. Subsidi untuk

bensin sedikit demi sedikit dikurangi dan nantinyadihilangkan sama sekali. Subsidi untuk

minyak tanah masih dipertahankan agar masyarakat berpenghasilan rendah mampumembeli

minyak tanah.

b)      Keterbelakangan.

Masalah keterbelakangan sangat berhubungan dengan masalah kualitas sumber daya

manusia. Disamping itu, masalahketerlebakangan sangat erat hubungannya dengan rendahnya

tingkat kemajuan dan pelayanan kesehatan, kurang terpeliharanya fasilitas-fasilitas umum, dan

rendahnya disiplin masyarakat.Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, pemerintahan

Indonesia berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia,misalnya dengan meningkatkan

mutu pendidikan nasional. Persentase alokasi dana untuk pendidikan pada anggaran APBN

setiap tahunnya ditingkatkan. Hal ini dimaksudkan untuk membantu sekolah yang kekurangan

sarana dan prasarana belajar,seperti gedung sekolah yang rusak, buku-buku pelajaran yang

kurang dan murid-murid yang memerlukan bantuan biaya sekolah.

c)      Pengangguran.

Masalah lain yang dihadapi negara berkembang dalam pembangunan ekonomi selain

kemiskinan dan keterbelakangan, masalah keterbatasan

lapangan pekerjaan. Masalah pengangguran timbul karena ketimpangan an-tara jumlah angkatan 

kerja dan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.

Hal ini biasa terjadi karena negara yang bersangkutan sedang mengalami masa transisi perub

ahanstruktur ekonomi dari negara agraris menjadi Negara

industry. Negara berkembang, memiliki pertumbuhan penduduk

yanglebih cepat daripada pertumbuhan kesempatan kerja. Untuk mengatasi masalah

pengangguran, pemerintahan melakukan pelatihan kerja sehingga tenaga kerja memiliki keahlian

sesuai denganlapangan kerja yang tersedia. Pelatihan kerja biasanya diselenggarakan oleh balai

latihan kerja (BLK). Melalui programini diharapkan peserta pelatihan dapat mengembangkan

bakat dan keahlian untuk bekerja atau bahkan membuka usaha sendiri.

d)      Kekurangan Modal 

Kekurangan modal adalah satu cirri setiap negara yang sedang mengalami proses

pembangunan ekonomi. Kekurangan modal tidak hanya menghambat dalam

percepatan pembangunan, tetapi juga menyebabkan kesukaran negara tersebut keluar

darikemiskinan.Perkembangan zaman dan modernisasi perekonomian memerlukan modal yang

besar. Negara berkembang mengalamikesulitan yang sama, yaitu kekurangan modal. Hal ini

disebabkan tingkat tabungan dan tingkat pembentukan modal yangrendah.Untuk mengatasi

kekurangan modal, pemerintah menarik investor, baik dari dalam maupun luar negeri. Misalnya

BUMN menawarkan saham kepada investor agar bersedia bekerjasama. Dengan meningkatkan

investasi, diharapkan tabungan permintahan juga meningkat. Jika tabungan pemerintah

meningkat, modal yang dikumpulkan pun akan lebih banyak.

e)      Ketidakmerataan hasil pembangunan

Masalah lain yang dihadapi negara berkembang adalah melaksanakan pembangunan

ekonomi adalah masalah pemerataan pendapatan. Contohnya di Indonesia, perekonomian yang

sedang terkonsentrasi di kota-kota besar, terutama di pulau jawa. Sementara itu, dilihat dari hal

hak penguasaan sector industry, perekonomian didominasi oleh kurang lebih 200 konglomerat.

Hal ini disebabkansistem perekonomian yang terlau terpusat kepada negara sehingga potensi

daerah kurang diperhatikan.

8.      Kebijakan dan Strategi Pembangunan.

Kebijakan ekonomi adalah beberapa peraturan atau batasan-batasan di bidang ekonomi yang

dikeluarkan oleh pemerintah. Tujuan dibuatnya kebijakan ekonomi adalah untuk meningkatkan

taraf hidup atau tingkat kesejahteraan masyarakat. Selain kebijakan ekonomi diperlukan juga

kebijakan nonekonmi, seperti kebijakan sosial yang menyangkut masalah pendidikan dan

kesehatan. Kebijakan ekonomi dibagi menjadi 3 macam, yaitu:

1)      Kebijakan Mikro.

Kebijakan mikro adalah kebijakan pemerintah yang ditujukan pada semua perusahaan

tanpa melihat jenis kegiatan yang dilakukan oleh atau disektor mana  dan diwilayah mana

perusahaan yang bersangkutan beroperasi.

Contoh kebijakan pemerintah :

a)      Peraturan pemerintah yang mempengaruhi pola hubungan kerja (manajer dengan para pekerja),

kondisi kerja dalam perusahaan.

b)      Kebijakan kemitraan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil di semua sektor ekonomi.

c)      Kebijakan kredit bagi perusahaan kecil di semua sektor dan lain-lain.

d)     Menetapkan harga minimum dan maksimum untuk melindungi produsen atau konsumen.

2)      Kebijakan Meso.

Kebijakan Meso di bagi menjadi 2 arti yaitu :

1.        Kebijakan ekonomi meso dalam arti sektoral adalah kebijakan ekonomi yang khusus ditunjukan

pada sektor-sektor tertentu. Setiap departemen pemerintah mengeluarkan kebijakan sendiri, yang

bisa sama / berbeda, untuk sektornya. Kebijakan ini mencangkup keuangan, distribusi, produksi,

tata niaga, sistem pengadaan bahan baku, ketenagakerjaan, termasuk system penggajian,

investasi, jaminan sosial bagi bekerja dan sebagainya.

2.        Kebijakan ekonomi meso dalam arti regional adalah kebijakan ekonomi yang ditunjukan pada

wilayah tertentu. Misalnya, kebijakan industri regional dikawasan timur Indonesia (KTI) yang

menyangkup kebijakan industry regional, kebijakan investasi regional, kebijakan fiscal regional,

kebijakan pembangunan infrastruktur regional, kebijakan pendapatan, dan pengeluaran

pemerintah daerah,kebijakan distribusi pendapatan regional, kebijakan pendapatan, kebijakan

perdagangan regional, dan sebagainya. Kebijakan ekonomi regional bisa dikeluarkan oleh

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

3)        Kebijakan Makro.

Kebijakan ini mencakup semua aspek ekonomi pada tingkat nasional, misalnya kebijakan

uang ketat (kebijakan moneter). Kebijakan makro ini bisa mempengaruhi kebijakan meso

(sektoral atau regional), kebijakan mikro menjadi lebih atau kurang efektif. Instrumen yang

digunakan untuk kebijakan ekonomi makro adalah tarif pajak, jumlah pengeluaran pemerintah

melalui APBN, ketetapan pemerintah dan intervensi langsung di pasar valuta untuk

mempengaruhi nilai tukar mata uang rupiah terhadap valas. (Tulus Tambunan, 1996).

Untuk menjalankan kebijakan yang sudah dijelaskan tersebut harus disusun strategi

tertentu. Berikut ini strategi pembangunan ekonomi di Indonesia.

1.      Mengembangkan koridor pembangunan ekonomi Indonesia dengan cara membangun pusat-

pusat perekonomian di setiap pulau. Selain mengembangkan klaster industri berbasis sumber-

sumber superior. Baik komoditas maupun sektor. Koridor pembangunan ekonomi Indonesia

terbagi dalam empat tahap :

1)      Mengindentifikasikan pusat-pusat perekonomian, misalnya ibukota provinsi.

2)      Menentukan kebutuhan pengubung antara pusat ekonomi tersebut, seperti trafik barang.

3)      Validasi untuk memastikan sejalan dengan pembangunan nasional, yakni pengaturan area

tempat tinggal dengan sistem infrastruktur serta fasilitas.

4)      Menentukan hubungan lokasi sektor fokus, guna menunjang fasilitas. Misalnya menghubungkan

area pertambangan dengan kawasan pemrosesnya.

2.      Memperkuat hubungan nasional baik secara lokal maupun internasional. Hal ini bisa mengurangi

biaya transaksi, menciptakan sinergi antara pusat-pusat pertumbuhan dan menyadari perlunya

akses-akses ke sejumlah layanan. Seperti intra dan inter-konektivitas antara pusat pertumbuhan

serta pintu perdagangan dan pariwisata internasional. Integrasi ekonomi merupakan hal terbaik

untuk mencapai keuntungan langsung dari konsentrasi produksi. Serta dalam jangka panjang,

meningkatkan standar kehidupan.

Saat ini, aktivitas ekonomi Indonesia terpusat di kota-kota, khususnya Jawa dan Sumatra.

Fasilitas transportasi yang bisa menyebabkan area industri tak menjangkau pelosok. Pada jangka

pendek, proyek-proyek yang perlu dibangun di Jawa adalah TransJawa, TransJabodetabek,

kereta jalur dua, Tanjung Priok. Pembangunan tersebut diharapkan bisa berdampak langsung

mengurangi kemiskinan di Jawa yang melebihi 20 juta jiwa, dua kali populasi miskin Sumatra

yang sekitar tujuh juta jiwa. Pembangunan infrastruktur di Jawa bisa mempercepat pertumbuhan

ekonomi.

3.      Mempercepat kapabilitas teknologi dan ilmu pengetahuan nasional atau Iptek. Selain tiga

strategi utama ini, juga ada beberapa strategi pendukung seperti kebijakan investasi, perdagangan

dan finansial. Beberapa elemen utama di sektor Iptek adalah meningkatkan kualitas pendidikan

termasuk pendidikan kejuruan tinggi serta pelatihannya. Meningkatkan level kompetensi

teknologi dan sumber daya ahli. Peningkatan aktivitas riset dan pengembangan, baik pemerintah

maupun swasta, dengan memberikan insentif serta menaikkan anggaran. Kemudian

mengembangkan sistem inovasi nasional, termasuk pembiayaannya. Saat ini, masalah utama

yang dihadapi adalah kemampuan riset dan pengembangan yang digunakan untuk mencari solusi

teknologi. Kemampuan pengguna untuk menyerap teknologi yang ada. Serta transaksi antara

riset dan pengembangan sebagai pemasok solusi teknologi dengan penggunanya tak terbangun

dengan baik. 

BAB III

PENUTUP

A.     Kesimpulan

Menurut pengertiannya, pembangunan ekonomi merupakan upaya yang dilakukan oleh

suatu negara dengan tujuan mengembangkan kegiatan ekonomi.  Keberhasilan pembangunan

suatu negara terletak pada pelaku utama atau subjek dari aktivitas pembangunan ekonomi itu

sendiri. Pelaku utama tersebut yaitu masyarakat. Keberhasilan pembangunan ekonomi akan

berakibat pada kesejahteraan masyarakat di dalam suatu negara karena dengan adanya

pembangunan ekonomi, kekayaan negara dan masyarakat akan meningkat.

B.     Saran

Untuk mendukung keberhasilan suatu pembangunan ekonomi, suatu negara sebaiknya

mengelola dengan baik sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya modal, serta

keahlian atau kewirausahaan dan teknologi di negaranya.  Sumber daya manusia sangat

menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi melalui jumlah dan kualitas penduduk. Dengan

memiliki modal, sumber-sumber ekonomi yang potensial dapat diubah menjadi sumber daya

ekonomi rill. Dan dengan memiliki kemampuan mengkoordinasi faktor produksi, pengetahuan,

dan teknologi serta mengombinasikan faktor-faktor produksi sangat membantu usaha

peningkatan produksi. 

DAFTAR PUSTAKA

         https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_ekonomi

         http://agusqrana.blogspot.com/2015/03/makalah-manfaat-ekonomi-pembangunan.html

         http://dwipancaagustini.blogspot.com/2013/06/kebijakan-pembangunan-ekonomi.html

         http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/

bab2perkembangan_strategi_dan_perencanaan_pembangunan_ekonomi_indonesia.pdf

         http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2194028-pengertian-pembangunan-ekonomi-

tujuan-pembangunan/