lk ckr
DESCRIPTION
lk ckrTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. I DENGAN CKR
DIRUANG A1 BEDAH SYARAF RS. Dr KARIADI SEMARANG
Disusun oleh :
Imanudin Ardhian
1.1.102014
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG
2004
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. I DENGAN CKR
DI RUANG A1 BEDAH SYARAF RS Dr. KARIADI SEMARANG
PENGKAJIAN
Tanggal masuk: 10 Oktober 2004
Praktikan: Imanudin Ardhian Jam
: 21.34 WIB
NIM
: 1.1.102014
Ruang
: A1 Bedah Syaraf
No. Reg.
: 746367
Identitas
Nama pasien
: Tn. I
Umur
: 22 tahun
Jenis kelamin
: laki- laki
Suku/ bangsa
: Jawa/ Indonesia
Agama
: Islam
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
: Pelajar
Alamat
: Jono RT 3/ 8, Tawang Harjo, Grobogan
Tgl pengkajian: 12 Oktober 2004, Jam 21.20 WIB
Penanggung jawab:
Nama
: Tn. A
Umur
: 55 tahun
Hubungan dg pasien: Ayah
Suku/ bangsa
: Jawa/ Indonesia
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Wiraswasta
1.1 Riwayat keperawatan
1.1.1 Riwayat Perawatan Sekarang
3 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien mengendarai motor dengan kecepatan sedang. Tiba tiba datang motor dari arah berlawanan dengan kecepatan tinggi menabrak pasien, kemudian pasien terjatuh. Dagu terkena stang motor, kaki kanan tidak dapat digerakkan, dan pasien mengeluarkan darah dari mulut. Setelah kejadian, pasien tidak pingsan, sakit kepala, mual, ataupun muntah. Setelah itu pasien dibawa ke RSUD Salatiga untuk berobat, dan oleh pihak RSUD pasien kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang. Pasien datang melalui IRDA diantar oleh keluarga dan didiagnosa mengalami contusio serebri occipital, fraktur mandibula, dan fraktur femur dekstra, selanjutnya pasien dialih rawat di bangsal bedah saraf A1. Pasien mendapatkan therapi RL 20 tpm, Zefnik 1 x 2 gr, Remopain 3 x 30 mg, Zantac 2 x 1 amp, Manitol 3 x 175 cc, Neurocet 4 x 2 mg, Prophenitoin 1 x 200 mg, dan therapi O2 3 liter/ menit
1.1.2 Riwayat keperawatan yang lalu
Pasien tidak pernah terjatuh dari sepeda motor dan tidak pernah merasakan sakit seperti yang dialami saat ini.
1.1.3 Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga tidak ada yang pernah menderita sakit yang dialami pasien saat ini dan keluarga serta pasien tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, DM maupun hipertensi
GENOGRAM
Keterangan:
Laki- laki
Pasien
Meninggal
Perempuan
Tinggal serumah
POLA FUNGSIONAL GORDON
1. Pola manajemen kesehatan
Keluarga pasien mengatakan, persepsi pasien terhadap kesehatan adalah segala- galanya dan penting, dalam memandang kesehatan juga disiplin. Apabila ada anggota keluarga yang sakit, segera dibawa ke tempat pelayanan kesehatan.
2. Pola nutrisi
Sebelum sakit pasien makan dengan porsi biasa 3 x sehari dengan menu nasi, lauk- pauk, sayur, dan buah serta ditambah minum 7 gelas/ hari. Namun setelah sakit dan masuk rumah sakit di ruang A1 Bedah Syaraf pasien makan sehari 3x dengan menu yang ditentukan RS.
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit pasien BAB 1x / hari dengan konsistensi lunak dan BAK 5 7 x / hari, setelah masuk rumah sakit pasien mengalami kesulitan dalam BAB, karena fraktur femur sehingga BAB harus dibantu sedangkan BAK pasien dibantu oleh keluarga.
4. Pola aktivitas
Saat sebelum sakit dan masuk rumah sakit, pasien adalah seorang karyawan. Diwaktu sakit seperti saat ini pasien tidak mampu melakukan kegiatan seperti biasa karena terjadi fraktur pada mandibula serta femur.
5. Pola kognitif dan persepsi sensori
Pasien mampu berkomunikasi dengan baik. Persepsi sensori pasien baik karena mampu merasakan nyeri dan mengerti apa yang disampaiakan perawat.
6. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit pasien tidak ada keluhan dengan kebiasaan tidurnya yaitu 7 jam dimalam hari. Ketika sakit pasien sulit untuk tidur dan terjaga karena merasakan nyeri pada mandibula serta femurnya.
7. Pola persepsi diri dan konsep diri
Body image: pasien tetap percaya diri dengan kondisinya saat ini.
Identitas diri: Pasien mengetahui siapa dan ada apa dengan dirinya saat ini
Harga diri: Pasien sudah bisa berinteraksi dengan keluarga.
Peran diri: Tn A adalah seorang anak dan mempunyai dua saudara perempuan serta dua orang tua.
Ideal diri: pasien percaya bahwa kondisinya akan membaik dan sehat seperti sebelumnya.
8. Pola hubungan sosial
Hubungan pasien dikeluarga baik, dengan tetangga serta kerabat keluarga yang lainpun baik. Terbukti dengan sering ada kerabat yang besuk ke RS.
9. Pola seksualitas dan reproduksi
Pasien adalah seorang jejaka yang belum menikah.
10. Pola mengatasi permasalahan hidup
Pasien selalu memusyawarahkan dengan keluarga bila ada masalah dan untuk mengurangi stress pasien istirahat dan menarik nafas panjang.
11. Pola nilai dan kepercayaan/ agama
Pasien beragama Islam, dan selalu melaksanakan sholat dan selama sakit pasien hanya berdoa menurut keyakinannya.
1.2 Pemeriksaan fisik
Kesadaran
: GCS : E= 4, M= 6, V= 5 Composmentis
Nadi
: 80x/ menit
Pernafasan
: 17x/ menit
Suhu tubuh: 370 C
Tekanan darah: 120/ 70 mmHg
Kulit :
Turgor baik karena kulit kembali normal setelah 3 detik ditekan.
warna kulit sawo matang.
Tidak ada hiperpigmentasi pada daerah jari tangan maupun kaki.
Kepala :
Rambut: Kotor, warna hitam bergelombang dan berbau.
Kulit kepala: tidak ada laserasi, kulit kepala kotor.
Mata :
Konjungtiva: tidak anemis
Palpebrae: tidak ada oedema
Sclera
: tidak ikteric
Pupil: normal berbentuk bulat, diameter 3 mm dan reflek cahaya pupil mengecil.
Hidung :
Rongga hidung : kotor karena ada bekas darah yang mengering
Septum deviasi tidak ada, concha normal.
Telinga :
Daun telinga: simetris antara kanan dan kiri ada darah, kotor.
Liang telinga: keluar darah pada telinga kanan dan kotor
Fungsi pendengaran : ada gangguan mendengar sejak pasien menjalani perawatan pada telinga bagian kanan.
Mulut :
Rongga mulut: mulut berbau
Gigi
: gigi kotor, hygiene mulut kurang.
Bibir
: Bibir kering.
Mandibula: ada fraktur
Leher :
Tidak terdapat pembesaran kelenjar thiroid, ditemukan distensi vena jugularis. Otot leher tegang.
Dada :
Paru- paru
Inspeksi: Bentuk simetris, pergerakan dada sewaktu bernafas simetris, , sulit ictus cordis tidak tampak
Palpasi: tactil fremitus normal anatara sisi kanan dan kiri.
Perkusi: belum
Auskultasi : suara nafas vesikuler
Jantung
Inspeksi: ictus cordis tak tampak
Palpasi: ictus cordis teraba di intercosta ke V
Perkusi: terdengar suara pekak
Auskultasi: bunyi jantung I (normal) Bunyi jantung II Normal)
Perut :
Inspeksi: tidak ditemukan distensi abdominal dan tidak ada pembesaran hepar dan bising usus normal.
Auskultasi: peristaltik usus normal 25 x/ menit.
Palpasi: Nyeri pada daerah yang terpasang peritoneal dialisa.
Perkusi: terdengar suara pekak
Genetalia
Tidak ada jamur, Testis tindak oedem, skrotum tidak membesar, penis normal. Pada anus tidak terdapat hemoroid.
Ekstrimitas :
Ekstrimitas atas: lengan kanan terpasang infus, tidak ada pitting oedem, uji kekuatan otot nilainya 5.
Ekstrimitas bawah: pada kaki sebelah kanan terdapat balutan karena ada fraktur.
Pada kaki sebelah kiri normal tidak ada fraktur.
1.3 Pemeriksaan 12 Syaraf kranial
I. Olfaktorius
: tidak terjadi gangguan fungsi penghidu
II. Optikus
: tidak terjadi penurunan fungsi penglihatan
III. Okulomotorius: Kelopak mata dapat membuka dan menutup
IV. Troclearis
: Mata dapat digerakan kebawah dan keatas
V. Trigeminus: Terjadi gangguan pada pergerakan rahang sinistra karena fraktur
VI. Abducen
: Bola mata mampu bergerak kearah lateral
VII. Facialis
: Tidak terjadi gangguan pada otot ekspresi wajah
VIII. Vestibulo coclearis: penurunan pendengaran pada telinga kanan karena otore keseimbangan tidak terganggu
IX. Glosofaringeus: Ada gangguan menelan karena ada fraktur mandibula
X. Vagus: Tidak dapat diperiksa karena pasien kesulitan dan nyeri untuk membuka mulut.
XI. Assesorius
: Pergerkan leher kaku karena terjadi pembengkakan
XII. Hipoglosus
: Pasien tidak mengalami disfagia dan disartria
1.4 Pemeriksaan diagnostik
I. Laboratorium
Tanggal 10 Oktober 2004
Hematologi
Kimia Klinik
Hb
: 13,2 gr/ dL
Natrium
: 138 mmol/ L
Glukosa: 148 mg/ dL
Kalium
: 3,7 mmol/ L
BUN
: 32 mg/ dL
Chlorida
: 113 mmol/ L
Kreatinin: 0,96 mg/ dL
WBC
: 33,0 THSD/ CU/ MM
HCT
: 41,4 %
MCV
: 95,4 fL
MCH
: 30,4 pg
MCHC
: 31,9 gr/ dL
PLT
: 358 THSD/ CU/ MM
Program therapi ( 12 Oktober 2004 )
Infus RL 20 tetes/ menit
Zefnik 1 x 2 gr
Remopain 3 x 30 mg
Zantac 2 x 1 amp
Manitol 3 x 175 cc
Neurocet 4 x 2 mg
Prophenitoin 1 x 200 mg
O2 3 liter/ menit
II. Foto Rontgen
Tanggal Oktober 2004
NOTGL/ JAMDATA FOKUSETIOLOGIMASALAHTTD
1.
2.
3.12 10 2004
21.25 WIB
12 10 2004
22.05 WIB
13 10 2004
06.30 WIB
DS : Pasien mengeluh sakit pada daerah rahang
DO : GCS : 15, E= 4, M= 6, V=5
Kesadaran composmentis
TD : 120/ 70 mmHg
RR : 17x/ menit
Nadi : 80x/ menit
Suhu : 37 0 C
DS :- pasien mengatakan nyeri pada ekstrimitas bawah kanan
DO : adanya fraktur di ekstrimitas bawah kanan
DS : Pasien mengatakan anggota gerak tubuhnya terasa kaku dan pegal.
DO : pasien kesulitan bergerak
Fraktur mandibula
Gangguan kebutuhan nutrisi b/ d kelemahan otot untuk mengunyah dan menelan
Gangguan rasa nyaman nyeri b/d trauma jaringan
Gangguan mobilitas fisik b/d spastisitas kontraktur, fraktur
DAFTAR MASALAH
RENCANA PERAWATAN
NoTGL/JAMDPTUJUANINTERVENSITTD
1.
2.
3.12 10 2004
21.25 WIB
12 10 2004
22.05 WIB
12 10 2004
06.30 WIBGangguan kebutuhan nutrisi b/ d kelemahan otot untuk menguyah dan menelan
Gangguan rasa nyaman nyeri b/d trauma jaringan
Gangguan mobilitas fisik b/d spastisitas kontraktur, fraktur
Pasien tidak mengalami gangguan nutrisi setelah dilakukan perawatan selama 2 x 24 jam dengan KH :
Tidak mengalami tanda- tanda mal nutrisi dengan nilai lab. Dalam rentang normal.
Peningkatan berat badan sesuai tujuan.
Rasa nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam dengan KH :
pasien mengatakan nyeri berkurang.
Pasien menunjukan skala nyeri pada angka 3.
Ekspresi wajah klien rileks
Pasien tidak mengalami gangguan mobilitas fisik setelah tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, dengan KH :
tidak adanya kontraktur, footdrop.
Ada peningkatan kekuatan. Kaji kemampuan pasien untuk mengunyah dan menelan, batuk dan mengatasi sekresi.
Auskultasi bising usus, catat adanya penurunan/ hilangnya atau suara hiperaktif.
Jaga keamanan saat memberikan makan pada pasien, seperti meninggikan kepala selama makan
Berikan makan dalam porsi kecil dan sering dengan teratur.
Kolaborasi dengan ahli gizi.
Teliti keluhan nyeri, catat intensitasnya, lokasinya dan lamanya dengan PQRST
Catat kemungkinan patofisiologi yang khas, misalnya adanya infeksi, trauma
Ajarkan teknik relaksasi.
Kolaborasi pemberian analgetik
Periksa kembali kemampuan dan keadaan secara fungsional pada kerusakan yang terjadi.
Pertahankan kesejajaran tubuh secara fungsional, seperti bokong, kaki, tangan. Pantau selama penempatan alat atau tanda penekanan dari alat tersebut.
Bantu pasien dalam program latihan ROM secara pasif.
INTERVENSI KEPERAWATAN
NoTGL/ JAMDPINTERVENSI KEPERAWATANRESPONTTD
1.
2.
3.12 10 2004
21.25 WIB
12 10 2004
22.05 WIB
12 10 2004
06.30 WIB1
2
3 Mengkaji kemampuan pasien untuk mengunyah dan menelan, batuk dan mengatasi sekresi.
Auskultasi bising usus, catat adanya penurunan/ hilangnya atau suara hiperaktif.
Menjaga keamanan saat memberikan makan
Memberikan makan dalam porsi kecil dan sering dengan teratur.
Mengkaji feses, cairan lambung, muntah darah.
Meneliti keluhan nyeri, catat intensitasnya, lokasinya dan lamanya dengan menggunakan PQRST
Mencatat kemungkinan patofisiologi yang khas, misalnya adanya infeksi, trauma
Mengajarkan teknik relaksasi.
Mengkolaborasikan dengan tim medis untuk pemberian analgetik
Memeriksa kembali kemampuan dan keadaan secara fungsional pada kerusakan yang terjadi.
Mempertahankan kesejajaran tubuh secara fungsional, seperti bokong, kaki, tangan. Pantau selama penempatan alat atau tanda penekanan dari alat tersebut.
Membantu pasien dalam program latihan ROM secara pasif.
Pasien masih merasakan sakit di daerah fraktur namun tubuh pasien tidak lemas.
Pasien mengatakan nyeri agak berkurang dan dapat istirahat.
Anggota gerak tubuhnya masih sedikit terasa pegal dan kaku
CATATAN PERKEMBANGAN
NoTGL/ JAMDPCATATAN PERKEMBANGANTTD
1.
2.
3.12 10 2004
21.30 WIB
12 10 2004
22.10 WIB
12 10 2004
07.00 WIB1
2
3S : Pasien masih kesulitan dalam menelan makanan
O : Satu porsi makan tidak habis
A : masalah belum teratasi
P : Kolaborasi ahli gizi untuk pemberian makan lunak, porsi kecil dan sering
S : Pasien merasakan nyeri sedikit berkurang
O : Ekspresi wajah pasien sedikit rileks, dan tenang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Latih teknik relaksasi dan kolaborasi pemberian analgetik
S : pasien merasakan anggota tubuh yang tidak sakit masih sedikit terasa pegal
O : Pasien mampu menggerakkan anggota tubuh yang tidak sakit
A : masalah teratasi sebagian
P : Kolaborasi untuk dilakukan foto rotgen dan pembedahan.
Kemampuan menelan dan menguyah
Gangguan kebutuhan nutrisi
fraktur
Spastisitas kontraktur
Gangguan mobilitas fisik
Fraktur femur dextra
Nyeri
Cidera pada jaringan lunak