limfoma maligna

7
LIMFOMA MALIGNA (KANKER KELENJAR GETAH BENING) A.Pendahuluan Saat ini, sekitar 1,5 juta orang di dunia hidup dengan limfoma maligna terutama tipe LNH, dan dalam setahun sekitar 300 ribu orang meninggal karena penyakit ini. Dari tahun ke tahun, jumlah penderita penyakit ini juga terus meningkat. Sekadar gambaran, angka kejadian LNH telah meningkat 80 persen dibandingkan angka tahun 1970-an. Data juga menunjukkan, penyakit ini lebih banyak terjadi pada orang dewasa dengan angka tertinggi pada rentang usia antara 45 sampai 60 tahun. Makin tua umur, makin tinggi risiko terkena penyakit ini. Tapi secara umum, LNH bisa menyerang semua usia, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Sementara dari sisi jenis kelamin, kasus LNH lebih sering ditemukan pada pria ketimbang wanita.Di Indonesia, limfoma merupakan jenis kanker nomor enam yang paling sering ditemukan (www.compas.com) Sistem limfatik adalah bagian penting sistem kekebalan tubuh yang memainkan peran kunci dalam pertahanan alamiah tubuh melawan infeksi dan kanker. Cairan limfatik adalah cairan putih mirip susu yang mengandung protein, lemak dan limfosit (sel darah putih) yang semuanya mengalir ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfatik. Ada dua macam sel limfosit yaitu: Sel B dan Sel T. Sel B membantu melindungi tubuh melawan bakteri dengan jalan membuat antibodi yang menyerang dan memusnahkan bakteri. B.Pengertian Limfoma maligna Limfoma (kanker kelenjar getah bening) merupakan bentuk keganasan dari sistem limfatik yaitu sel-sel limforetikular seperti sel B, sel T dan histiosit sehingga muncul istilah limfoma malignum ( maligna = ganas). Dalam kondisi normal, sel limfosit merupakan salah satu sistem pertahanan tubuh. Sementara sel limfosit yang tidak normal ( limfoma) bisa berkumpul di kelenjar getah bening dan menyebabkan pembengkakan. Sel limfosit ternyata tak cuma beredar di dalam pembuluh limfe, sel ini juga beredar ke seluruh tubuh di dalam pembuluh darah karena itulah limfoma bisa juga timbul di luar kelenjar getah bening. Dalam hal ini, yang tersering adalah di limpa dan sumsum tulang. Selain itu, bisa juga timbul di organ lain seperti perut, hati, dan otak. C.Klasifikasi Ada dua jenis penyakit yang termasuk limfoma malignum yaitu penyakit Hodgkin (PH) dan limfoma non Hodgkin (LNH). Keduanya memiliki gejala yang mirip. Perbedaannya dibedakan berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi dimana pada PH ditemukan sel Reed Sternberg, dan sifat LNH lebih agresif Perbedaan Gejala Klinis antara LNH dan PH LNH PH Pola kelenjar getah bening yang terlibat Sentrifugal; KGB yang terlibat lebih luas Sentripetal; KGB yang terlibat setempat-setempat (terlokalisasi); KGB aksila adalah yang paling sering terkena Sifat kelenjar getah bening Keras dan berbatas tegas Kenyal Cincin Waldeyer, KGB epitroklear, traktus gastrointestinal dan testis + - KGB Abdomen + - ; kecuali pada penderita PH jenis sel B dan usia lanjut KGB mediastinum

Upload: adienda-putri

Post on 14-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

keperawatan medikal

TRANSCRIPT

Page 1: LIMFOMA MALIGNA

LIMFOMA MALIGNA(KANKER KELENJAR GETAH BENING) A.PendahuluanSaat ini, sekitar 1,5 juta orang di dunia hidup dengan limfoma maligna terutama tipe LNH, dan dalam setahun sekitar 300 ribu orang meninggal karena penyakit ini. Dari tahun ke tahun, jumlah penderita penyakit ini juga terus meningkat. Sekadar gambaran, angka kejadian LNH telah meningkat 80 persen dibandingkan angka tahun 1970-an. Data juga menunjukkan, penyakit ini lebih banyak terjadi pada orang dewasa dengan angka tertinggi pada rentang usia antara 45 sampai 60 tahun. Makin tua umur, makin tinggi risiko terkena penyakit ini. Tapi secara umum, LNH bisa menyerang semua usia, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Sementara dari sisi jenis kelamin, kasus LNH lebih sering ditemukan pada pria ketimbang wanita.Di Indonesia, limfoma merupakan jenis kanker nomor enam yang paling sering ditemukan (www.compas.com)Sistem limfatik adalah bagian penting sistem kekebalan tubuh yang memainkan peran kunci dalam pertahanan alamiah tubuh melawan infeksi dan kanker. Cairan limfatik adalah cairan putih mirip susu yang mengandung protein, lemak dan limfosit (sel darah putih) yang semuanya mengalir ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfatik. Ada dua macam sel limfosit yaitu: Sel B dan Sel T. Sel B membantu melindungi tubuh melawan bakteri dengan jalan membuat antibodi yang menyerang dan memusnahkan bakteri.B.Pengertian Limfoma malignaLimfoma (kanker kelenjar getah bening) merupakan bentuk keganasan dari sistem limfatik yaitu sel-sel limforetikular seperti sel B, sel T dan histiosit sehingga muncul istilah limfoma malignum (maligna = ganas).

Dalam kondisi normal, sel limfosit merupakan salah satu sistem pertahanan tubuh. Sementara sel limfosit yang tidak normal (limfoma) bisa berkumpul di kelenjar getah bening dan menyebabkan pembengkakan. Sel limfosit ternyata tak cuma beredar di dalam pembuluh limfe, sel ini juga beredar ke seluruh tubuh di dalam pembuluh darah karena itulah limfoma bisa juga timbul di luar kelenjar getah bening. Dalam hal ini, yang tersering adalah di limpa dan sumsum tulang. Selain itu, bisa juga timbul di organ lain seperti perut, hati, dan otak.C.KlasifikasiAda dua jenis penyakit yang termasuk limfoma malignum yaitu penyakit Hodgkin (PH) dan limfoma non Hodgkin (LNH). Keduanya memiliki gejala yang mirip. Perbedaannya dibedakan berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi dimana pada PH ditemukan sel Reed Sternberg, dan sifat LNH lebih agresifPerbedaan Gejala Klinis antara LNH dan PHLNHPHPola kelenjar getah bening yang terlibatSentrifugal; KGB yang terlibat lebih luasSentripetal; KGB yang terlibat setempat-setempat (terlokalisasi); KGB aksila adalah yang paling sering terkena Sifat kelenjar getah beningKeras dan berbatas tegasKenyalCincin Waldeyer, KGB epitroklear, traktus gastrointestinal dan testis+-KGB Abdomen+- ; kecuali pada penderita PH jenis sel B dan usia

lanjutKGB mediastinum< 20% pasien> 50% pasienSumsum tulang+-Hati+ ; terutama pada tipe limfoma folikuler- D.EtiologiPenyebab pasti belum diketahui. Empat kemungkinan penyebabnya adalah: faktor keturunan, kelainan sistem kekebalan, infeksi virus atau bakteria (HIV, virus human T-cell leukemia/lymphoma (HTLV), Epstein-Barr virus (EBV), Helicobacter Sp) dan toksin lingkungan (herbisida, pengawet dan pewarna kimia).E.Patofisiologi Dan Gambaran KlinisProliferasi abmormal tumor dapat memberi kerusakan penekanan atau penyumbatan organ tubuh yang diserang. Tumor dapat mulai di kelenjar getah bening (nodal) atau diluar kelenjar getah bening (ekstra nodal).Gejala pada Limfoma secara fisik dapat timbul benjolan yang kenyal, mudah digerakkan (pada leher, ketiak atau pangkal paha). Pembesaran kelenjar tadi dapat dimulai dengan gejala penurunan berat badan, demam, keringat malam. Hal ini dapat segera dicurigai sebagai Limfoma. Namun tidak semua benjolan yang terjadi di sistem limfatik merupakan Limfoma. Bisa saja benjolan tersebut hasil perlawanan kelenjar limfa dengan sejenis virus atau mungkin tuberkulosis limfa.Beberapa penderita mengalami demam Pel-Ebstein, dimana suhu tubuh meninggi selama beberapa hari yang diselingi dengan suhu normal

Page 2: LIMFOMA MALIGNA

atau di bawah normal selama beberapa hari atau beberapa minggu. Gejala lainnya timbul berdasarkan lokasi pertumbuhan sel-sel limfoma. Terdapat 3 gejala spesifik pada Limfoma antar lain:1.Demam berkepanjangan dengan suhu lebih dari 38 oC2.Sering keringat malam3.Kehilangan berat badan lebih dari 10% dalam 6 bulanF.Klasifikasi PatologiKlasifikasi patologi limfoma telah mengalami perubahan selama bertahun-tahun. Pada tahun 1956 klasifikasi Rappaport mulai diperkenalkan. Rappaport membagi limfoma menjadi tipe nodular dan difus kemudian subtipe berdasarkan pemeriksaan sitologi. Modifikasi klasifikasi ini terus berlanjut hingga pada tahun 1982 muncul klasifikasi Working Formulation yang membagi limfoma menjadi keganasan rendah, menengah dan tinggi berdasarkan klinis dan patologis. Seiring dengan kemajuan imunologi dan genetika maka muncul klasifikasi terbaru pada tahun 1982 yang dikenal dengan Revised European-American classification of Lymphoid Neoplasms (REAL classification). Meskipun demikian, klasifikasi Working Formulation masih menjadi pedoman dasar untuk menentukan diagnosis, pengobatan, dan prognosis Klasifikasi Patologi Berdasarkan Working FormulationKeganasan rendahLimfoma malignum, limfositik kecilLimfoma malignum, folikular, didominasi sel berukuran kecil cleaved Limfoma malignum, folikular, campuran sel berukuran kecil cleaved dan besarKeganasan menengah Limfoma malignum, folikular, didominasi sel

berukuran besarLimfoma malignum, difus, sel berukuran kecilLimfoma malignum, difus, campuran sel berukuran kecil dan besarLimfoma malignum, difus, sel berukuran besar Keganasan tinggiLimfoma malignum, sel imunoblastik berukuran besarLimfoma malignum, sel limfoblastik Limfoma malignum, sel berukuran kecil noncleavedLain-lainKompositMikosis fungoidesHistiositEkstamedular plasmasitomaTidak terklasifikasG.Stadium limfoma malignaPenyebaran Limfoma dapat dikelompokkan dalam 4 stadium. Stadium I dan II sering dikelompokkan bersama sebagai stadium awal penyakit, sementara stadium III dan IV dikelompokkan bersama sebagai stadium lanjut. 1.Stadium I : Penyebaran Limfoma hanya terdapat pada satu kelompok yaitu kelenjar getah bening.2.Stadium II : Penyebaran Limfoma menyerang dua atau lebih kelompok kelenjar getah bening, tetapi hanya pada satu sisi diafragma, serta pada seluruh dada atau perut.3.Stadium III : Penyebaran Limfoma menyerang dua atau lebih kelompok kelenjar getah bening, serta pada dada dan perut.4.Stadium IV : Penyebaran Limfoma selain pada kelenjar getah bening setidaknya pada satu organ lain juga seperti sumsum tulang, hati, paru-paru, atau otakH.Pemeriksaan DiagnosisUntuk mendeteksi limfoma harus dilakukan biopsi

dari kelenjar getah bening yang terkena, untuk menemukan adanya sel Reed-Sternberg. Untuk mendeteksi Limfoma memerlukan pemeriksaan seperti sinar-X, CT scan, PET scan, biopsi sumsum tulang dan pemeriksaan darah. Biopsi atau penentuan stadium adalah cara mendapatkan contoh jaringan untuk membantu dokter mendiagnosis Limfoma. Ada beberapa jenis biopsy untuk mendeteksi limfoma maligna:1.Biopsi kelenjar getah bening, jaringan diambil dari kelenjar getah bening yang membesar2.Biopsi aspirasi jarum-halus, jaringan diambil dari kelenjar getah bening dengan jarum suntik. Ini kadang-kadang dilakukan untuk memantau respon terhadap pengobatan.3.Biopsi sumsum tulang di mana sumsum tulang diambil dari tulang panggul untuk melihat apakah Limfoma telah melibatkan sumsum tulang.I.PenatalaksanaanPengobatan pada Limfoma Non Hodgkin dapat dilakukan melalui beberapa cara, sesuai dengan diagnosis dari beberapa faktor seperti apakah pernah kambuh, stadium berapa, umur, kondisi badan, kebutuhan dan keinginan pasien. Secara garis besar penyembuhan terjadi sekitar 93%, membuat penyakit ini sebagai salah satu kanker yang paling dapat disembuhkan.Penatalaksanaan Berdasarkan Tipe Keganasan dan Stadium Stadium I dan IIStadium III dan IVKeganasan RendahRekomendasi: Radioterapi lapangan terbatas (involvement field radiation therapy)  

Page 3: LIMFOMA MALIGNA

 Alternatif:Kombinasi terapi (dengan kemoterapi)Rekomendasi:Asimtomatik atau ukuran tumor kecil:Observasi dan deferredSimtomatik atau ukuran tumor besar:Kombinasi kemoterapi dengan tanpa interferon Alternatif:Asimtomatik atau bulk kecil: Kemoterapi regimen tunggalTotal-body irradiationKeganasan Menengah/TinggiRekomendasi:Kemoterapi CHOP diikuti dengan involved-field radiation therapyRekomendasi:Kemoterapi CHOPRadiasi adjuvan atau profilaksisProfilaksis kraniospinal PATHWAYSKelenjar getah bening (nodal)Diluar kelenjar getah bening (ekstra nodal)Mendesak jaringan sekitarMendesak Sel syarafMendesak Pembuluh darah

ASUHAN KEPERAWATAN LOMFOMA MALIGNA

A.PENGKAJIAN KEPERAWATANGejala pada Limfoma secara fisik dapat timbul benjolan yang kenyal, tidak terasa nyeri, mudah digerakkan (pada leher, ketiak atau pangkal paha). Pembesaran kelenjar tadi dapat dimulai dengan gejala penurunan berat badan, demam, keringat malam. Hal ini dapat segera dicurigai sebagai Limfoma. Namun tidak semua benjolan yang terjadi

di sistem limfatik merupakan Limfoma. Bisa saja benjolan tersebut hasil perlawanan kelenjar limfa dengan sejenis virus atau mungkin tuberkulosis limfa.Pada pengkajian data yang dapat ditemukan pada pasien Limfoma antara lain :1.Data subyektifa.Demam berkepanjangan dengan suhu lebih dari 38 oCb.Sering keringat malamc.Cepat merasa lelahd.Badan lemahe.Mengeluh nyeri pada benjolanf.Nafsu makan berkurangg.Intake makan dan minum menurun, mual, muntah2.Data Obyektifa.Timbul benjolan yang kenyal, mudah digerakkan pada leher, ketiak atau pangkal pahab.Wajah pucat B.DIAGNOSA KEPERAWATAN1.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi dan malnutrisi2.Hipertermi berhubungan dengan tak efektifnya termoregulasi sekunder terhadap inflamasi3.Nyeri berhubungan dengan interupsi sel saraf4.Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan gangguan sistem transport oksigen terhadap perdaharan5.Gangguan integritas kulit/ jaringan berhubungan dengan massa tumor mendesak ke jaringan luar6.Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran oksigen, malnutrisi, kelelahan.7.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi zat gizi.8.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan

muntah dan intake yang kurang9.Perubahan kenyamanan berhubungan dengan mual, muntah10.Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis, pengobatan dan perawatan11.Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan/mengingat, kesalahan interpretasi, tidak mengenal sumber-sumber

C.RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN1.Hipertermi berhubungan dengan tak efektifnya termoregulasi sekunder terhadap inflamasia.Tujuan : suhu badan dalam batas normal ( 36 – 37,5ºC)b.Intervensi :Observasi suhu tubuh pasienRasional : dengan memantau suhu diharapkan diketahui keadaan sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat.Anjurkan dan berikan banyak minum (sesuai kebutuhan cairan anak menurut umur)Rasional : dengan banyak minum diharapkan dapat membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.Berikan kompres hangat pada dahi, aksila, perut dan lipatan paha.Rasional : kompres dapat membantu menurunkan suhu tubuh pasien secara konduksi.Anjurkan untuk memakaikan pasien pakaian tipis, longgar dan mudah menyerap keringat.Rasional : Dengan pakaian tersebut diharapkan dapat mencegah evaporasi sehingga cairan tubuh menjadi seimbang.Kolaborasi dalam pemberian antipiretik.Rasional : antipiretik akan menghambat pelepasan panas oleh hipotalamus.

Page 4: LIMFOMA MALIGNA

2.Nyeri berhubungan dengan interupsi sel sarafa.Tujuan : nyeri berkurangb.Intervensi :Tentukan karakteristik dan lokasi nyeri, perhatikan isyarat verbal dan non verbal setiap 6 jamRasional : menentukan tindak lanjut intervensi.Pantau tekanan darah, nadi dan pernafasan tiap 6 jamRasional : nyeri dapat menyebabkan gelisah serta tekanan darah meningkat, nadi, pernafasan meningkatTerapkan tehnik distraksi (berbincang-bincang)Rasional : mengalihkan perhatian dari rasa nyeriAjarkan tehnik relaksasi (nafas dalam) dan sarankan untuk mengulangi bila merasa nyeriRasional : relaksasi mengurangi ketegangan otot-otot sehingga mengurangi penekanan dan nyeri.Beri dan biarkan pasien memilih posisi yang nyamanRasional : mengurangi keteganagan area nyeri.Kolaborasi dalam pemberian analgetika.Rasional : analgetika akan mencapai pusat rasa nyeri dan menimbulkan penghilangan nyeri.3.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi zat gizi.a.Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhib.Intervensi : Beri makan dalam porsi kecil tapi sering Rasional : memberikan kesempatan untuk meningkatkan masukan kalori totalTimbang BB sesuai indikasi Rasional : berguna untuk menentukan kebutuhan kalori, evaluasi keadequatan rencana nutrisiSajikan makanan dalam keadaan hangat dan bervariasi Rasional : meningkatkan keinginan pasien untuk

makan sehingga kebutuhan kalori terpenuhiCiptakan lingkungan yang nyaman saat makanRasional : suasana yang nyaman membantu pasien untuk meningkatkan keinginan untuk makanBeri HE tentang manfaat asupan nutrisi Rasional : makanan menyediakan kebutuhan kalori untuk tubuh dan dapat membantu proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh4.Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran oksigen, malnutrisi, kelelahan.a.Tujuan : aktivitas dapat ditingkatkanb.Intervensi : Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas, peningkatan kelemahan/kelelahan dan perubahan tanda-tanda vital selama dan setelah aktivitas Rasional : menetapkan kemampuan/kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan intervensiBantu pasien dalam memenuhi kebutuhan ADL Rasional : meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplay dan kebutuhan oksigenLibatkan keluarga dalam perawatan pasien Rasional : membantu dan memenuhi ADL pasienBeri aktivitas sesuai dengan kemampuan pasien Rasional : meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplay dan kebutuhan oksigen). 5.Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis, pengobatan dan perawatana.Tujuan : pasien tidak cemas/berkurangb.Intervensi Kaji dan pantau tanda ansietas yang terjadi Rasional ketakutan dapat terjadi karena kurangnya informasi tentang prosedur yang akan dilakukan, tidak tahu tentang penyakit dan keadaannyaJelaskan prosedur tindakan secara sederhana sesuai tingkat pemahaman pasien. Rasional : memberikan informasi kepada pasien

tentang prosedur tindakan akan meningkatkan pemahaman pasien tentang tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalahnyaDiskusikan ketegangan dan harapan pasien. Rasional : untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan pasienPerkuat faktor-faktor pendukung untuk mengurangi ansiates.Rasional : untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan pasienD.Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien dengan limfoma maligna dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah dibuatE.Evaluasi Setelah dilakukan pelaksanaan tindakan keperawatan hasil yang diharapkan adalah :1.Suhu badan dalam batas normal ( 36 – 37,5ºc)2.Nyeri berkurang3.kebutuhan nutrisi terpenuhi4.Aktivitas dapat ditingkatkan/ADL pasien terpenuhi5.Pasien tidak cemas/berkurang

A.BATASANLimfoma maligna (LM) adalah proliferasi abnormal sistem lymfoid dan struktur yang membentuknya, terutama menyerang kelenjar getah beningB.KLASIFIKASI1.Limfoma Hodgkin (LH) : patologi khas LH, ada sel – sel Reed Stern berg dan/ atau sel hodgkin

2.Limfoma Non Hodgkin (LNH) : patologi khas non hodgkinC.ETIOLOGI

Etiologi belum jelas mungkin perubahan genetik karena bahan – bahan limfogenik seperti virus,

Page 5: LIMFOMA MALIGNA

bahan kimia, mutasi spontan, radiasi dan sebagainya

D.PATOFISIOLOGI DAN GAMBARAN KLINISProliferasi abmormal tumor dapat memberi kerusakan penekanan atau penymbatan organ tubuh yang diserrang dengan gejala yang bervariasi luas. Sering ada panas yang tak jelas sebabnya, penurunan berat badanTumor dapat mulai di kelenjar getah bening (nodal) atau diluar kelenjar getah bening (ekstra nodal). Gejalanya tergantung pada organ yang diserang, gejala sistemik adalah panas, keringat malam, penurunan berat badan.