limfoma maligna 04

9
 LIMFOMA MALIGNA (KANKER KELENJAR GETAH BENING) A.Pendahuluan Saat ini, sekitar 1,5 juta o rang di dunia hidup dengan limfoma maligna terutama tipe LNH, dan dalam setahun sekitar 300 ribu orang meninggal karena penyakit ini. Dari tahun ke tahun, jumlah penderita penyakit ini juga terus meningkat. Sekadar gambaran, angka kejadian LNH telah meningkat 80 persen dibandingkan angka tahun 1970-an. Data juga menunjukkan, penyakit ini lebih banyak terjadi pada orang dewasa dengan angka tertinggi pada rentang usia antara 45 sampai 60 tahun. Makin tua umur, makin tinggi risiko terkena penyakit ini. Tapi secara umum, LNH bisa menyerang semua usia, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Sementara dari sisi jenis kelamin, kasus LNH lebih sering ditemukan pada pria ketimbang wanita.Di Indonesia, limfoma merupakan jenis kanker nomor enam yang paling sering ditemukan (www.compas.com) Sistem limfatik adalah bagian penting sistem kekebalan tubuh yang memainkan peran kunci dalam pertahanan alamiah tubuh melawan infeksi dan kanker. Cairan limfatik adalah cairan putih mirip susu yang mengandung protein, lemak dan limfosit (sel darah putih) yang semuanya mengalir ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfatik. Ada dua macam sel limfosit yaitu: Sel B dan Sel T. Sel B membantu melindungi tubuh melawan bakteri dengan jalan membuat antibodi yang menyerang dan memusnahkan bakteri. B.Pengertian Limfoma maligna Limfoma (kanker kelenjar getah bening) merupakan bentuk keganasan dari sistem limfatik yaitu sel-sel limforetikular seperti sel B, sel T dan histiosit sehingga muncul istilah limfoma malign um (maligna = ganas). Dalam kondisi normal, sel limfosit merupakan salah satu sistem pertahanan tubuh. Sementara sel limfosit yang tidak normal (limfoma) bisa berkumpul di kelenjar getah bening dan menyebabkan pembengkakan. Sel limfosit ternyata tak cuma beredar di dalam pembuluh limfe, sel ini juga beredar ke seluruh tubuh di dalam pembuluh darah karena itulah limfoma bisa juga timbul di luar kelenjar getah bening. Dalam hal ini, yang tersering adalah di limpa dan sumsum tulang. Selain itu, bisa juga timbul di organ lain seperti perut, hati, dan otak. C.Klasifikasi Ada dua jenis penyakit y ang termasuk limfoma malignum yaitu penyakit Hodgkin (PH) dan limfoma non Hodgkin (LNH). Keduanya memiliki gejala yang mirip. Perbedaannya dibedakan berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi dimana pada PH ditemukan sel Reed Sternberg, dan sifat LNH lebih agresif 

Upload: lukman-hakim

Post on 19-Jul-2015

95 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LIMFOMA MALIGNA 04

5/17/2018 LIMFOMA MALIGNA 04 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/limfoma-maligna-04 1/9

 

LIMFOMA MALIGNA

(KANKER KELENJAR GETAH BENING)

A.Pendahuluan

Saat ini, sekitar 1,5 juta orang di dunia hidup dengan limfoma maligna terutama tipe LNH, dan dalam

setahun sekitar 300 ribu orang meninggal karena penyakit ini. Dari tahun ke tahun, jumlah penderita

penyakit ini juga terus meningkat. Sekadar gambaran, angka kejadian LNH telah meningkat 80 persen

dibandingkan angka tahun 1970-an. Data juga menunjukkan, penyakit ini lebih banyak terjadi pada

orang dewasa dengan angka tertinggi pada rentang usia antara 45 sampai 60 tahun. Makin tua umur,

makin tinggi risiko terkena penyakit ini. Tapi secara umum, LNH bisa menyerang semua usia, mulai dari

anak-anak sampai orang tua. Sementara dari sisi jenis kelamin, kasus LNH lebih sering ditemukan pada

pria ketimbang wanita.Di Indonesia, limfoma merupakan jenis kanker nomor enam yang paling sering

ditemukan (www.compas.com)

Sistem limfatik adalah bagian penting sistem kekebalan tubuh yang memainkan peran kunci dalam

pertahanan alamiah tubuh melawan infeksi dan kanker. Cairan limfatik adalah cairan putih mirip susu

yang mengandung protein, lemak dan limfosit (sel darah putih) yang semuanya mengalir ke seluruh

tubuh melalui pembuluh limfatik. Ada dua macam sel limfosit yaitu: Sel B dan Sel T. Sel B membantu

melindungi tubuh melawan bakteri dengan jalan membuat antibodi yang menyerang dan memusnahkan

bakteri.

B.Pengertian Limfoma maligna

Limfoma (kanker kelenjar getah bening) merupakan bentuk keganasan dari sistem limfatik yaitu sel-sel

limforetikular seperti sel B, sel T dan histiosit sehingga muncul istilah limfoma malignum (maligna =

ganas).

Dalam kondisi normal, sel limfosit merupakan salah satu sistem pertahanan tubuh. Sementara sel

limfosit yang tidak normal (limfoma) bisa berkumpul di kelenjar getah bening dan menyebabkan

pembengkakan. Sel limfosit ternyata tak cuma beredar di dalam pembuluh limfe, sel ini juga beredar ke

seluruh tubuh di dalam pembuluh darah karena itulah limfoma bisa juga timbul di luar kelenjar getah

bening. Dalam hal ini, yang tersering adalah di limpa dan sumsum tulang. Selain itu, bisa juga timbul di

organ lain seperti perut, hati, dan otak.

C.Klasifikasi

Ada dua jenis penyakit yang termasuk limfoma malignum yaitu penyakit Hodgkin (PH) dan limfoma non

Hodgkin (LNH). Keduanya memiliki gejala yang mirip. Perbedaannya dibedakan berdasarkan

pemeriksaan patologi anatomi dimana pada PH ditemukan sel Reed Sternberg, dan sifat LNH lebih

agresif 

Page 2: LIMFOMA MALIGNA 04

5/17/2018 LIMFOMA MALIGNA 04 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/limfoma-maligna-04 2/9

 

 

Perbedaan Gejala Klinis antara LNH dan PH

LNH

PH

Pola kelenjar getah bening yang terlibat

Sentrifugal; KGB yang terlibat lebih luas

Sentripetal; KGB yang terlibat setempat-setempat (terlokalisasi); KGB aksila adalah yang paling sering

terkena

Sifat kelenjar getah bening

Keras dan berbatas tegas

Kenyal

Cincin Waldeyer, KGB epitroklear, traktus gastrointestinal dan testis

+

-

KGB Abdomen

+

- ; kecuali pada penderita PH jenis sel B dan usia lanjut

KGB mediastinum

< 20% pasien

> 50% pasien

Sumsum tulang

+

-

Hati

+ ; terutama pada tipe limfoma folikuler

-

D.Etiologi

Penyebab pasti belum diketahui. Empat kemungkinan penyebabnya adalah: faktor keturunan, kelainan

sistem kekebalan, infeksi virus atau bakteria (HIV, virus human T-cell leukemia/lymphoma (HTLV),

Epstein-Barr virus (EBV), Helicobacter Sp) dan toksin lingkungan (herbisida, pengawet dan pewarna

kimia).

E.Patofisiologi Dan Gambaran Klinis

Proliferasi abmormal tumor dapat memberi kerusakan penekanan atau penyumbatan organ tubuh yang

diserang. Tumor dapat mulai di kelenjar getah bening (nodal) atau diluar kelenjar getah bening (ekstra

nodal).

Gejala pada Limfoma secara fisik dapat timbul benjolan yang kenyal, mudah digerakkan (pada leher,

Page 3: LIMFOMA MALIGNA 04

5/17/2018 LIMFOMA MALIGNA 04 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/limfoma-maligna-04 3/9

 

ketiak atau pangkal paha). Pembesaran kelenjar tadi dapat dimulai dengan gejala penurunan berat

badan, demam, keringat malam. Hal ini dapat segera dicurigai sebagai Limfoma. Namun tidak semua

benjolan yang terjadi di sistem limfatik merupakan Limfoma. Bisa saja benjolan tersebut hasil

perlawanan kelenjar limfa dengan sejenis virus atau mungkin tuberkulosis limfa.

Beberapa penderita mengalami demam Pel-Ebstein, dimana suhu tubuh meninggi selama beberapa hari

yang diselingi dengan suhu normal atau di bawah normal selama beberapa hari atau beberapa minggu.

Gejala lainnya timbul berdasarkan lokasi pertumbuhan sel-sel limfoma. Terdapat 3 gejala spesifik pada

Limfoma antar lain:

1.Demam berkepanjangan dengan suhu lebih dari 38 oC

2.Sering keringat malam

3.Kehilangan berat badan lebih dari 10% dalam 6 bulan

F.Klasifikasi Patologi

Klasifikasi patologi limfoma telah mengalami perubahan selama bertahun-tahun. Pada tahun 1956

klasifikasi Rappaport mulai diperkenalkan. Rappaport membagi limfoma menjadi tipe nodular dan difus

kemudian subtipe berdasarkan pemeriksaan sitologi. Modifikasi klasifikasi ini terus berlanjut hingga

pada tahun 1982 muncul klasifikasi Working Formulation yang membagi limfoma menjadi keganasan

rendah, menengah dan tinggi berdasarkan klinis dan patologis. Seiring dengan kemajuan imunologi dan

genetika maka muncul klasifikasi terbaru pada tahun 1982 yang dikenal dengan Revised European-

American classification of Lymphoid Neoplasms (REAL classification). Meskipun demikian, klasifikasi

Working Formulation masih menjadi pedoman dasar untuk menentukan diagnosis, pengobatan, dan

prognosis

Klasifikasi Patologi Berdasarkan Working Formulation

Keganasan rendah

Limfoma malignum, limfositik kecil

Limfoma malignum, folikular, didominasi sel berukuran kecil cleaved

Limfoma malignum, folikular, campuran sel berukuran kecil cleaved dan besar

Keganasan menengah

Limfoma malignum, folikular, didominasi sel berukuran besar

Limfoma malignum, difus, sel berukuran kecil

Limfoma malignum, difus, campuran sel berukuran kecil dan besar

Limfoma malignum, difus, sel berukuran besar

Keganasan tinggi

Limfoma malignum, sel imunoblastik berukuran besar

Limfoma malignum, sel limfoblastik

Limfoma malignum, sel berukuran kecil noncleaved

Lain-lain

Page 4: LIMFOMA MALIGNA 04

5/17/2018 LIMFOMA MALIGNA 04 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/limfoma-maligna-04 4/9

 

Komposit

Mikosis fungoides

Histiosit

Ekstamedular plasmasitoma

Tidak terklasifikasi

G.Stadium limfoma maligna

Penyebaran Limfoma dapat dikelompokkan dalam 4 stadium. Stadium I dan II sering dikelompokkan

bersama sebagai stadium awal penyakit, sementara stadium III dan IV dikelompokkan bersama sebagai

stadium lanjut.

1.Stadium I : Penyebaran Limfoma hanya terdapat pada satu kelompok yaitu kelenjar getah bening.

2.Stadium II : Penyebaran Limfoma menyerang dua atau lebih kelompok kelenjar getah bening, tetapi

hanya pada satu sisi diafragma, serta pada seluruh dada atau perut.

3.Stadium III : Penyebaran Limfoma menyerang dua atau lebih kelompok kelenjar getah bening, serta

pada dada dan perut.

4.Stadium IV : Penyebaran Limfoma selain pada kelenjar getah bening setidaknya pada satu organ lain

 juga seperti sumsum tulang, hati, paru-paru, atau otak

H.Pemeriksaan Diagnosis

Untuk mendeteksi limfoma harus dilakukan biopsi dari kelenjar getah bening yang terkena, untuk

menemukan adanya sel Reed-Sternberg. Untuk mendeteksi Limfoma memerlukan pemeriksaan seperti

sinar-X, CT scan, PET scan, biopsi sumsum tulang dan pemeriksaan darah. Biopsi atau penentuan

stadium adalah cara mendapatkan contoh jaringan untuk membantu dokter mendiagnosis Limfoma. Ada

beberapa jenis biopsy untuk mendeteksi limfoma maligna:

1.Biopsi kelenjar getah bening, jaringan diambil dari kelenjar getah bening yang membesar

2.Biopsi aspirasi jarum-halus, jaringan diambil dari kelenjar getah bening dengan jarum suntik. Ini

kadang-kadang dilakukan untuk memantau respon terhadap pengobatan.

3.Biopsi sumsum tulang di mana sumsum tulang diambil dari tulang panggul untuk melihat apakah

Limfoma telah melibatkan sumsum tulang.

I.Penatalaksanaan

Pengobatan pada Limfoma Non Hodgkin dapat dilakukan melalui beberapa cara, sesuai dengan

diagnosis dari beberapa faktor seperti apakah pernah kambuh, stadium berapa, umur, kondisi badan,

kebutuhan dan keinginan pasien. Secara garis besar penyembuhan terjadi sekitar 93%, membuat

penyakit ini sebagai salah satu kanker yang paling dapat disembuhkan.

Penatalaksanaan Berdasarkan Tipe Keganasan dan Stadium

Stadium I dan II

Stadium III dan IV

Keganasan Rendah

Rekomendasi:

Radioterapi lapangan terbatas (involvement field radiation therapy)

Page 5: LIMFOMA MALIGNA 04

5/17/2018 LIMFOMA MALIGNA 04 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/limfoma-maligna-04 5/9

 

 

Alternatif:

Kombinasi terapi (dengan kemoterapi)

Rekomendasi:

Asimtomatik atau ukuran tumor kecil:

Observasi dan deferred

Simtomatik atau ukuran tumor besar:

Kombinasi kemoterapi dengan tanpa interferon

Alternatif:

Asimtomatik atau bulk kecil:

Kemoterapi regimen tunggal

Total-body irradiation

Keganasan Menengah/Tinggi

Rekomendasi:

Kemoterapi CHOP diikuti dengan involved-field radiation therapy

Rekomendasi:

Kemoterapi CHOP

Radiasi adjuvan atau profilaksis

Profilaksis kraniospinal

PATHWAYS

Page 6: LIMFOMA MALIGNA 04

5/17/2018 LIMFOMA MALIGNA 04 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/limfoma-maligna-04 6/9

 

 

Kelenjar getah bening (nodal)

Diluar kelenjar getah bening (ekstra nodal)

Mendesak jaringan sekitar

Mendesak Sel syaraf 

Mendesak Pembuluh darah

ASUHAN KEPERAWATAN LOMFOMA MALIGNA

A.PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Gejala pada Limfoma secara fisik dapat timbul benjolan yang kenyal, tidak terasa nyeri, mudah

digerakkan (pada leher, ketiak atau pangkal paha). Pembesaran kelenjar tadi dapat dimulai dengan

gejala penurunan berat badan, demam, keringat malam. Hal ini dapat segera dicurigai sebagai Limfoma.

Namun tidak semua benjolan yang terjadi di sistem limfatik merupakan Limfoma. Bisa saja benjolan

tersebut hasil perlawanan kelenjar limfa dengan sejenis virus atau mungkin tuberkulosis limfa.

Pada pengkajian data yang dapat ditemukan pada pasien Limfoma antara lain :

1.Data subyektif 

a.Demam berkepanjangan dengan suhu lebih dari 38 oC

b.Sering keringat malam

c.Cepat merasa lelah

d.Badan lemah

e.Mengeluh nyeri pada benjolan

f.Nafsu makan berkurang

g.Intake makan dan minum menurun, mual, muntah

2.Data Obyektif 

a.Timbul benjolan yang kenyal, mudah digerakkan pada leher, ketiak atau pangkal paha

b.Wajah pucat

B.DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi dan malnutrisi

Page 7: LIMFOMA MALIGNA 04

5/17/2018 LIMFOMA MALIGNA 04 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/limfoma-maligna-04 7/9

 

2.Hipertermi berhubungan dengan tak efektifnya termoregulasi sekunder terhadap inflamasi

3.Nyeri berhubungan dengan interupsi sel saraf 

4.Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan gangguan sistem transport oksigen terhadap

perdaharan

5.Gangguan integritas kulit/ jaringan berhubungan dengan massa tumor mendesak ke jaringan luar

6.Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran oksigen, malnutrisi, kelelahan.

7.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang,

meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi zat gizi.

8.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan intake yang kurang

9.Perubahan kenyamanan berhubungan dengan mual, muntah

10.Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis, pengobatan dan

perawatan

11.Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan/mengingat, kesalahan interpretasi,

tidak mengenal sumber-sumber

C.RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN

1.Hipertermi berhubungan dengan tak efektifnya termoregulasi sekunder terhadap inflamasi

a.Tujuan : suhu badan dalam batas normal ( 36 – 37,5ºC)

b.Intervensi :

Observasi suhu tubuh pasien

Rasional : dengan memantau suhu diharapkan diketahui keadaan sehingga dapat mengambil tindakan

yang tepat.

Anjurkan dan berikan banyak minum (sesuai kebutuhan cairan anak menurut umur)

Rasional : dengan banyak minum diharapkan dapat membantu menjaga keseimbangan cairan dalam

tubuh.

Berikan kompres hangat pada dahi, aksila, perut dan lipatan paha.

Rasional : kompres dapat membantu menurunkan suhu tubuh pasien secara konduksi.

Anjurkan untuk memakaikan pasien pakaian tipis, longgar dan mudah menyerap keringat.

Rasional : Dengan pakaian tersebut diharapkan dapat mencegah evaporasi sehingga cairan tubuh

menjadi seimbang.

Kolaborasi dalam pemberian antipiretik.

Rasional : antipiretik akan menghambat pelepasan panas oleh hipotalamus.

2.Nyeri berhubungan dengan interupsi sel saraf 

a.Tujuan : nyeri berkurang

b.Intervensi :

Tentukan karakteristik dan lokasi nyeri, perhatikan isyarat verbal dan non verbal setiap 6 jam

Rasional : menentukan tindak lanjut intervensi.

Pantau tekanan darah, nadi dan pernafasan tiap 6 jam

Rasional : nyeri dapat menyebabkan gelisah serta tekanan darah meningkat, nadi, pernafasan meningkat

Terapkan tehnik distraksi (berbincang-bincang)

Rasional : mengalihkan perhatian dari rasa nyeri

Page 8: LIMFOMA MALIGNA 04

5/17/2018 LIMFOMA MALIGNA 04 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/limfoma-maligna-04 8/9

 

Ajarkan tehnik relaksasi (nafas dalam) dan sarankan untuk mengulangi bila merasa nyeri

Rasional : relaksasi mengurangi ketegangan otot-otot sehingga mengurangi penekanan dan nyeri.

Beri dan biarkan pasien memilih posisi yang nyaman

Rasional : mengurangi keteganagan area nyeri.

Kolaborasi dalam pemberian analgetika.

Rasional : analgetika akan mencapai pusat rasa nyeri dan menimbulkan penghilangan nyeri.

3.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang,

meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi zat gizi.

a.Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

b.Intervensi :

Beri makan dalam porsi kecil tapi sering

Rasional : memberikan kesempatan untuk meningkatkan masukan kalori total

Timbang BB sesuai indikasi

Rasional : berguna untuk menentukan kebutuhan kalori, evaluasi keadequatan rencana nutrisi

Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan bervariasi

Rasional : meningkatkan keinginan pasien untuk makan sehingga kebutuhan kalori terpenuhi

Ciptakan lingkungan yang nyaman saat makan

Rasional : suasana yang nyaman membantu pasien untuk meningkatkan keinginan untuk makan

Beri HE tentang manfaat asupan nutrisi

Rasional : makanan menyediakan kebutuhan kalori untuk tubuh dan dapat membantu proses

penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh

4.Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran oksigen, malnutrisi, kelelahan.

a.Tujuan : aktivitas dapat ditingkatkan

b.Intervensi :

Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas, peningkatan kelemahan/kelelahan dan perubahan tanda-

tanda vital selama dan setelah aktivitas

Rasional : menetapkan kemampuan/kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan intervensi

Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan ADL

Rasional : meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplay dan kebutuhan oksigen

Libatkan keluarga dalam perawatan pasien

Rasional : membantu dan memenuhi ADL pasien

Beri aktivitas sesuai dengan kemampuan pasien

Rasional : meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplay dan kebutuhan oksigen).

5.Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis, pengobatan dan

perawatan

a.Tujuan : pasien tidak cemas/berkurang

b.Intervensi

Kaji dan pantau tanda ansietas yang terjadi

Rasional ketakutan dapat terjadi karena kurangnya informasi tentang prosedur yang akan dilakukan,

tidak tahu tentang penyakit dan keadaannya

Jelaskan prosedur tindakan secara sederhana sesuai tingkat pemahaman pasien.

Rasional : memberikan informasi kepada pasien tentang prosedur tindakan akan meningkatkan

Page 9: LIMFOMA MALIGNA 04

5/17/2018 LIMFOMA MALIGNA 04 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/limfoma-maligna-04 9/9

 

pemahaman pasien tentang tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalahnya

Diskusikan ketegangan dan harapan pasien.

Rasional : untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan pasien

Perkuat faktor-faktor pendukung untuk mengurangi ansiates.

Rasional : untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan pasien

D.Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien dengan limfoma maligna dilaksanakan sesuai dengan

rencana yang telah dibuat

E.Evaluasi

Setelah dilakukan pelaksanaan tindakan keperawatan hasil yang diharapkan adalah :

1.Suhu badan dalam batas normal ( 36 – 37,5ºc)

2.Nyeri berkurang

3.kebutuhan nutrisi terpenuhi

4.Aktivitas dapat ditingkatkan/ADL pasien terpenuhi

5.Pasien tidak cemas/berkurang