li lbm 3 blok 14

6
LBM 3 BLOK 14 STEP 1 : 1. Vertikal dimensi : jarak vertikal rahang atas dan rahang bawah yang dapat memberikan ekspresi normal pada waah seseorang Jarak dua tanda anatomis biasanya pada satu titik hidung dan titik lainnya pada dagu, dimana satu titik pada daerah yang bergerak dan titik lainnya pada daerah yang tidak bergerak. Terdapat relasi vertikal (posisi rahang saat istirahat) dan relasi oklusi (saat oklusi sentrik) STEP 2 : 1. Penyebab penurunan vertikal dimensi 2. Perawatan pendahuluan dari skenario 3. Cara penentuan dimensi vertikal (rest position dan oklusi) 4. Desain GTSL dari skenario 5. Indikasi dan kontraindikasi pembuatan GTSL pada pasien dengan penurunan vertikal dimensi 6. Penatalaksanaan pembuatan GTSL pada pasien dengan penurunan vertikal dimensi 7. Syarat pemilihan gigi abutment untuk pembuatan GTSL 8. Masalah yang timbul pada GTSL free end dan penanggulangannya 9. Etiologi gigi abutmen rusak 1. Penyebab penurunan vertikal dimensi - Karena kehilangan gigi posterior, pada skenario gigi posterior tidak ada karena gigi tiruan tidak dipakai lagi - Kebiasaan patologis seperti bruxism (atrisi penurunanvertical dimensi) , mouth breathing (peningkatan vertical dimensi)

Upload: rizal-prakoso

Post on 10-Jan-2016

221 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

LI LBM 3 BLOK 14

TRANSCRIPT

Page 1: LI Lbm 3 Blok 14

LBM 3 BLOK 14

STEP 1 :

1. Vertikal dimensi : jarak vertikal rahang atas dan rahang bawah yang dapat memberikan ekspresi normal pada waah seseorang

Jarak dua tanda anatomis biasanya pada satu titik hidung dan titik lainnya pada dagu, dimana satu titik pada daerah yang bergerak dan titik lainnya pada daerah yang tidak bergerak.

Terdapat relasi vertikal (posisi rahang saat istirahat) dan relasi oklusi (saat oklusi sentrik)

STEP 2 :

1. Penyebab penurunan vertikal dimensi

2. Perawatan pendahuluan dari skenario

3. Cara penentuan dimensi vertikal (rest position dan oklusi)

4. Desain GTSL dari skenario

5. Indikasi dan kontraindikasi pembuatan GTSL pada pasien dengan penurunan vertikal dimensi

6. Penatalaksanaan pembuatan GTSL pada pasien dengan penurunan vertikal dimensi

7. Syarat pemilihan gigi abutment untuk pembuatan GTSL

8. Masalah yang timbul pada GTSL free end dan penanggulangannya

9. Etiologi gigi abutmen rusak

1. Penyebab penurunan vertikal dimensi

- Karena kehilangan gigi posterior, pada skenario gigi posterior tidak ada karena gigi tiruan tidak dipakai lagi

- Kebiasaan patologis seperti bruxism (atrisi penurunanvertical dimensi) , mouth breathing (peningkatan vertical dimensi)

2. Perawatan pendahuluan dari skenario

- Gigi 46 dan 47 sisa akar, dilakukan ekstraksi

- Gigi 37 karies profunda terbuka dan perforasi, dilakukan ekstraksi

- Scaling pada regio anterior mandibula karena terdapat kalkulus supragingiva

Page 2: LI Lbm 3 Blok 14

- Restorasi pada gigi 14 dan 44 , karena ada karies superficial

- Gigi 26 restorasi, karena ada karies media

- Dilakukan pemeriksaan TMJ dengan palpasi dan auskultasi karena pasien merasa tidak nyaman saat mengunyah

- Gigi 37di ekstraksi karena sudah perforasi sampai furkasi

3. Cara penentuan dimensi vertikal (rest position dan oklusi)

Rest position :

- Dengan roll dan jangka sorong

- Pasien disuruh menghitung 1-10 serta mempertahankan posisi rahang pada hitungan ke 10, pada saat tersebut jarak kedua titik di ukur

- Pnderita mengucapkan kata kata berakhiran S, kemudian diukur kembali jarak kedua titik tadi

- Pasien diintruksikan untuk menelan, kemudian diukur kembali titik tersebut

Relasi oklusi :

- Pasien diintruksikan untuk menelan, pada saat oklusi sentrik diukur jarak kedua titik tersebut

Memakai wax, diukur jarak antara kedua titik rahang atas dan rahang bawah dengan pengukuran terpisah antara rahang atas dan rahang bawah

Untuk menghitung free way space : relasi sentrik pada rest position – relasi oklusi

4. Desain GTSL dari skenario

Rahang atas

1. Klasifikasi daerah tak bergigi : kelas II modifikasi 1p

2. Menentukan jenis dukungan : dukungan kombinasi

3. Menentuka penahan :

- 14 : klamer 3 jari : karena free end unilateral

- 23 : klamer C : gigi yang hilang 2 agar seimbang

- 26 : klamer 3 jari : gigi yang hilang 2 agar seimbang

Klamer 2 jari : karena gigi yang hilang hanya 2

Page 3: LI Lbm 3 Blok 14

27 : klamer 3 jari : karena gigi 26 terdapat karies media yang akan di restorasi (letak klamer 3 jari harus dekat sadel)

4. Konektor : plat akrilik dengan perluasan ke distal, tanpa perluasan ke cingulum

Rahang bawah

1. Klasifikasi daerah tak bergigi : Kelas I

2. Menentukan jenis dukungan : dukungan kombinasi

3. Menentukan jenis penahan

- 33 : klamer c dengan rest di mesial : karena regio 3 free end dan yang menjadi abutment adalah gigi C

Kalmer c tanpa rest tetapi plat akrilik diperluasan sampai cingulum agar gigi anterior yang menjadi abutmen tidak menjadi linguoversi

- 44 : klamer 3 jari :karena regio 4 free end, membutuhkan retensi yang kuat

- Konektor : plat akrilik dengan perluasan ke distal , tanpa perluasan ke cingulum

5. Indikasi dan kontraindikasi pembuatan GTSL pada pasien dengan penurunan vertikal dimensi

Indikasi

- Perlu diperhatikan dalam pembuatan cups, perhitungan curve of spee, karena jika kehilangan free way space dan cups tajam akan mengakibatkan resopsi alveolar, trauma oklusi, mempengaruhi jaringan periodontal dan stabilisasi gigi tiruan

Kontraindikasi

- Pembuatan cups gigi tidak boleh tajam, kurva jangan datar karena akan mengurangi free way space

6. Penatalaksanaan pembuatan GTSL pada pasien dengan penurunan vertikal dimensi

Menggunakan bite rim dari bahan shellac base plate untuk menentukan dataran oklusal dan relasi vertikal pasien, tempat penyusunan gigi dan mengembalikan profil pasien

7. Syarat pemilihan gigi abutment untuk pembuatan GTSL

- Gigi harus kuat, akar >1, lebih dekat dengan sadel

- Melihat jaringan periodontal, jaringan periodontal harus sehat

- Jika terdapat karies, batas nya karies media, jika sudah karies profunda, gigi tersebut diragukan untuk menjadi gigi abutmen

Page 4: LI Lbm 3 Blok 14

8. Masalah yang timbul pada GTSL free end dan penanggulangannya

- Tidak stabil resopsi tl. Alveolar lebih cepat, mengungkit

Menyebabkan gesekan pada jaringan lunak

- Selama 5 tahun penggunaan : menyebabkan masalah oklusi yang menyebabkan resobsi alveolar

- Resobsi alveolar Mempengaruhi otot wajah gtsl jatuh

- Resobsi alveolar semakin mempersempit batas anatomis dan fungsional

- Tidak stabil karena perbedaan kompresibilitas antara bagian posterior(tidak ada gigi abutment) dan anterior

- Untuk mengatasi : membuat perluasan basis ke arah anterior, beban kunyah menyebar memperkecil kemungkinan gt tidak stabil

Learning issue :

1. Masalah pada gtsl free end, mengapa bisa terjadi ungkitan, mengapa bisa menyebabkan resopsi alveolar dan penanganannya

2. Apa yang harus diperhatikan untuk penentuan desain gtsl untuk kasus free end dan bagaimana desain yang sesuai (1 desain), jelaskan apa kelebihan dan kekurangan desain tersebut, bagaimana penyebaran beban kunyah, dan pengaruh terhadap jaringan periodontal.

3. Pengukuran vertikal dimensi, normalnya berapa

Page 5: LI Lbm 3 Blok 14

Mapping