leukoplakia mini siap.docx

Upload: mohd-faie-ramli

Post on 14-Apr-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 LEUKOPLAKIa mini siap.docx

    1/8

    1

    LEUKOPLAKIA

    Mohamad Rifaie Bin Mohd Ramli

    A. DEFINISI

    Leukoplakia merupakan salah satu kelainan yang terjadi di lapisan mukosa.

    Meskipun leukoplakia tidak termasuk dalam jenis tumor, lesi ini sering meluas

    sehingga menjadi suatu lesi pre-kanker. Leukoplakia merupakan suatu istilah lama

    yang digunakan untuk menunjukkan adanya suatu bercak putih atau plak yang tidak

    normal yang terdapat pada membran mukosa. Pendapat lain mengatakan bahwa

    leukoplakia hanya merupakan suatu bercak putih yang terdapat pada membran

    mukosa dan sukar untuk dihilangkan atau terkelupas.1,2

    Batasan leukoplakia telah dipakai di masa lalu oleh ahli kulit dan ahli

    kebidanan untuk menunjukkan suatu penebalan putih pada mukosa mulut atau vulva

    yang menunjukkan perubahan dini, in situ dan anaplastik. Berdasarkan konsep yang

    diterima oleh World Health Organization maka batasan leukoplakia adalah lesi yang

    tidak ada konotasi histologinya dan dipakai hanya sebagai deskripsi klinis. Jadi

    definisinya adalah suatu penebalan putih yang tidak dapat digosok sampai hilang dan

    tidak dapat digolongkan secara klinis atau histologi sebagai penyakit-penyakit

    spesifik lainnya (contoh: seperti likhen planus, lupus eritematosus, kandidiasis, white

    sponge naevus).1,3

    B. Epidemiologi

    Insiden dan prevalensi leukoplakia bervariasi di berbagai belahan dunia.Secara

    umum dilaporkan prevalensi leukoplakia berkisar 0,2-5%, dengan perbedaan regional

    yang luar biasa: India (0,2-4,9%), Swedia (3,6%), Jerman (1,6%), Belanda (1,4%).

    Leukoplakia terlihat paling sering pada pria setengah baya dan lebih tua. Distribusi

    gender juga variabel. Insiden pria lebih sering di beberapa negara, dibanding dunia

    Barat dimana prevelansi diantara pria dan wanita hampir sama.3

  • 7/30/2019 LEUKOPLAKIa mini siap.docx

    2/8

    2

    C. Etiopatogenesis

    Etiologi pasti dari leukoplakia belum diketahui dengan pasti, tetapi

    predisposisi terdiri dari berbagai faktor antara lain faktor lokal, faktor sistemik dan

    malnutrisi vitamin. Faktor lokal yang diduga sebagai predisposisi terjadinya

    leukoplakia diantaranya adalah trauma yang menyebabkan iritasi kronis seperti

    trauma akibat gigitan dari tepi gigi atau akar gigi yang tajam, iritasi dari gigi yang

    malposisi, kebiasaan menggigit-gigit jaringan mulut, pipi, maupun lidah. Faktor lokal

    yang lain adalah bahan kimia atau suhu, misalnya pada penggunaan bahan-bahan

    yang kaustik mungkin diikuti oleh terjadinya leukoplakia dan perubahan keganasan.3

    Kemungkinan lain adalah adanya penyakit sistemik, misalnya sifilis. Pada

    penderita dengan penyakit sifilis pada umumnya ditemukan adanya syphilis

    glositis. Candidiasis yang kronik dapat menyebabkan terjadinya leukoplakia. Hal ini

    telah dibuktikan oleh peneliti yang melakukan biopsi di klinik. didapatkan dari 171

    penderita candidiasis kronik, 50 di antaranya ditemukan gambaran yang menyerupai

    leukoplakia. Disamping itu infeksi opurtunistik dari virus Epstein-Barpada individu

    yang di dalam kondisi immunocompromise seperti pada pasien HIV, Leukemia,

    post operasi transpalantasi sumsum tulang juga boleh menjadi penyebab terjadinya

    leukoplakia.4

    Defisiensi vitamin A juga menjadi faktor yang dapat mengakibatkan

    metaplasia dan keratinisasi dari susunan epitel, terutama epitel kelenjar dan epitel

    mukosa respiratorius. Beberapa penelitian menyatakan bahwa leukoplakia di uvula

    merupakan manifestasi dari intake vitamin A yang tidak cukup. Apabila kelainan

    tersebut parah, gambarannya mirip dengan leukoplakia. Selain itu, pada percobaan

    dengan menggunakan tikus, didapatkan bahwa kekurangan vitamin B kompleks akan

    menimbulkan perubahan hiperkeratotik.4

    Selain faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan, ada beberapa faktor lain

    yang boleh menjadi penyebab terjadinya leukoplakia antara lain penggunaan

    tembakau, alkohol dan infeksi bakteri. Dalam proses terjadinya iritasi pada jaringan

    mukosa mulut oleh tembakau tidak hanya disebabkan oleh asap rokok dan panas yang

    terjadi pada waktu merokok, tetapi dapat juga disebabkan oleh zat-zat yang terdapat

    di dalam tembakau yang ikut terkunyah. Banyak peneliti yang berpendapat bahwa

    pipa rokok juga merupakan benda yang berbahaya, karena dapat menyebabkan lesi

    yang spesifik pada palatum yang disebut stomatitis Nicotine. Pada lesi ini, dijumpai

  • 7/30/2019 LEUKOPLAKIa mini siap.docx

    3/8

    3

    adanya warna kemerahan dan timbul pembengkakan pada palatum. Selanjutnya,

    palatum akan berwarna putih kepucatan, serta terjadi penebalan yang sifatnya merata.

    Ditemukan pula adanya multinodular dengan bintik-bintik kemerahan pada pusat

    noduli. Kelenjar ludah akan membengkak dan terjadi perubahan di daerah sekitarnya.

    Banyak peneliti yang kemudian berpendapat bahwa lesi ini merupakan salah satu

    bentuk dari leukoplakia.4,5

    Telah banyak diketahui bahwa alkohol merupakan salah satu faktor yang

    memudahkan terjadinya leukoplakia, karena pemakaian alkohol dapat menimbulkan

    iritasi pada mukosa. Leukoplakia juga dapat terjadi karena adanya infeksi bakteri,

    penyakit periodontal yang disertai higiene mulut yang jelek.5

    D. Manifestasi klinis

    Penderita leukoplakia tidak mengeluhkan rasa nyeri, tetapi lesi pada mukosa

    biasanya sensitif terhadap rangsangan sentuh, atau jika lesi di rongga mulut akan

    terjadi sensitif terhadap makanan panas dan makanan yang pedas.

    Dari pemeriksaan klinis, ternyata leukoplakia mempunyai bermacam-macam

    bentuk. Secara klinis lesi ini sukar dibedakan dan dikenal pasti karena banyak lesi lain

    yang memberikan gambaran yang serupa serta tanda-tanda yang hampir sama Secara

    klinis, lesi tampak kecil, berwarna putih, terlokalisir, barbatas jelas, dan

    permukaannya tampak melipat. Bila dilakukan palpasi akan terasa keras, tebal,

    berfisure, halus, datar atau agak menonjol. Kadang-kadang lesi ini dapat berwarna

    seperti mutiara putih atau kekuningan. Pada perokok berat, warna jaringan yang

    terkena berwarna putih kecoklatan. Ketiga gambaran tersebut di atas lebih dikenal

    dengan sebutanspeckled leukoplakia.3,4,5

    Leukoplakia dapat dibagi menjadi 3 stadium, yaitu homogenous

    leukoplakia, erosif leukoplakia, speckled atau verocuos leukoplakia. Homogenous

    leukoplakia merupakan bercak putih yang kadang-kadang berwarna kebiruan,

    permukaannya licin, rata, dan berbatas jelas. Pada tahap ini, tidak dijumpai adanya

    indurasi. Erosif leukoplakia berwarna putih dan mengkilat seperti perak dan pada

    umumnya sudah disertai dengan indurasi. Pada palpasi, permukaan lesi mulai terasa

    kasar dan dijumpai juga permukaan lesi yang erosif.3,4

  • 7/30/2019 LEUKOPLAKIa mini siap.docx

    4/8

    4

    Speckled atau verocuos leukoplakia merupakan stadium leukoplakia dimana

    permukaan lesi tampak sudah menonjol, berwarna putih, tetapi tidak mengkilat.

    Timbulnya indurasi menyebabkan permukaan menjadi kasar dan berlekuk-lekuk. Saat

    ini, lesi telah dianggap berubah menjadi ganas. Karena biasanya dalam waktu yang

    relatif singkat akan berubah menjadi tumor ganas seperti squamus sel karsinoma,

    terutama bila lesi ini terdapat di lidah dan dasar mulut.3,4

    Homogenous leukoplakia( kepustakaan 3)

    Erosif leukoplakia (kepustakaan 3)

    verocuos leukoplakia (kepustakaan 3)

  • 7/30/2019 LEUKOPLAKIa mini siap.docx

    5/8

    5

    E. Gambaran histopatologis

    Pemeriksaan histopatologis akan membantu menentukan penegakan diagnosis

    leukoplakia. Bila diikuti dengan pemeriksaan histopatologi dan sitologi, akan tampak

    adanya perubahan keratinisasi sel epitelium, terutama pada bagian superfisial.Secara

    mikroskopis, perubahan ini dapat dibedakan menjadi 5 bagian, yaitu hiperkeratosis,

    hiperparakeratosis, akantosis, diskeratosis atau displasia, Karsinoma in situ.Pada

    hiperkeratosis proses ini ditandai dengan adanya suatu peningkatan yang abnormal

    dari lapisan ortokeratin atau stratum corneum, dan pada tempat-tempat tertentu

    terlihat dengan jelas. Dengan adanya sejumlah ortokeratin pada daerah permukaan

    yang normal maka akan menyebabkan permukaan epitel rongga mulut menjadi tidak

    rata, serta memudahkan terjadinya iritasi.3

    Parakeratosis dapat dibedakan dengan ortokeratin dengan melihat timbulnya

    pengerasan pada lapisan keratinnya. Parakeratin dalam keadaan normal dapat

    dijumpai di tempat-tempat tertentu di dalam rongga mulut. Apabila timbul

    parakeratosis di daerah yang biasanya tidak terdapat penebalan lapisan parakeratin

    maka penebalan parakeratin disebut sebagai parakeratosis. Dalam pemeriksaan

    histopatologis, adanya ortokeratin, parakeratin, dan hiperparakeratosis kurang dapat

    dibedakan antara satu dengan yang lainnya. Meskipun demikian, pada pemeriksaan

    yang lebih teliti lagi akan ditemukan hiperortokeratosis, yaitu keadaan di mana

    lapisan granularnya terlihat menebal dan sangat dominan. Sedangkan

    hiperparakeratosis sendiri jarang ditemukan, meskipun pada kasus-kasus yang parah.3

    Akantosis adalah suatu penebalan dan perubahan yang abnormal dari lapisan

    spinosum pada suatu tempat tertentu yang kemudian dapat menjadi parah disertai

    pemanjangan, penebalan, penumpukan dan penggabungan dari retepeg atau hanya

    kelihatannya saja. Terjadinya penebalan pada lapisan stratum spinosum tidak sama

    atau bervariasi pada tiap-tiap tempat yang berbeda dalam rongga mulut. Bisa saja

    suatu penebalan tertentu pada tempat tertentu dapat dianggap normal, sedang

    penebalan tertentu pada daerah tertentu bisa dianggap abnormal. Akantosis

    kemungkinan berhubungan atau tidak berhubungan dengan suatu keadaan

    hiperortikeratosis maupun parakeratosis. Akantosis kadang-kadang tidak tergantung

    pada perubahan jaringan yang ada di atasnya.3,4

    Pada diskeratosis, terdapat sejumlah kriteria untuk mendiagnosis suatu

    displasia epitel. Meskipun demikian, tidak ada perbedaan yang jelas antara displasia

  • 7/30/2019 LEUKOPLAKIa mini siap.docx

    6/8

    6

    ringan, displasia parah, dan atipia yang mungkin dapat menunjukkan adanya suatu

    keganasan atau berkembang ke arah karsinoma in situ. Kriteria yang digunakan untuk

    mendiagnosis adanya displasia epitel adalah: adanya peningkatan yang abnormal dari

    mitosis; keratinisasi sel-sel secara individu; adanya bentukan epithel pearls pada

    lapisan spinosum; perubahan perbandingan antara inti sel dengan sitiplasma;

    hilangnya polaritas dan disorientasi dari sel; adanya hiperkromatik; adanya

    pembesaran inti sel atau nucleus; adanya dikariosis atau nuclear atypia dangiant

    nuclei; pembelahan inti tanpa disertai pembelahan sitoplasma; serta adanya basiler

    hiperplasia dan karsinoma intra epitel atau carcinoma in situ.3,4

    karsinoma in situ secara klinis tampak datar, merah, halus, dan granuler.

    Mungkin secara kliniscarcinoma in situ kurang dapat dilihat. Hal ini berbeda dengan

    hiperkeratosis atau leukoplakia yang dalam pemeriksaan intra oral kelainan tersebut

    tampak jelas. Pada umumnya, antara displasia dan carsinoma in situtidak memiliki

    perbedaan yang jelas. Displasia mengenai permukaan yang luas dan menjadi parah,

    menyebabkan perubahan dari permukaan sampai dasar. Bila ditemukan adanya basiler

    hiperlpasia maka didiagnosis sebagai.5,6

    F. DiagnosisUntuk menetapkan diagnosis oral leukoplakia, perlu pemeriksaan dan

    gambaran histopatologis. Hal ini untuk mengetahui adanya proses diskeratosis.

    Meskipun pada pemeriksaan histopatologis tampak adanya proses diskeratosis, masih

    sulit dibedakan dengan carsinoma in situ, karena di antara keduanya tidak memiliki

    batasan yang jelas.2,5

    Pemeriksaan histopatologis juga diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya

    sel-sel atypia dan infiltrasi sel ganas yang masuk ke jaringan yang lebih dalam.

    Keadaan ini biasanya ditemukan pada squamus sel carsinoma karsinoma sel

    skuamosa. Karsinoma sel skuamosa merupakan kasus tumor ganas rongga mulut

    yang terbanyak dan lokasinya pada umumnya di lidah. Penyebab yang pasti dari

    karsinoma sel skuamosa belum diketahui, tetapi banyak lesi yang merupakan

    permulaan keganasan dan faktor-faktor yang mempermudah terjadinya karsinoma

    tersebut. Lesi pra-ganas dan factor-faktor predisposisi itu adalah leukoplakia,

    perokok, pecandu alkohol, adanya iritasi setempat, defisiensi vitamin A,B, B12,

    kekurangan gizi, dan lain-lain.6

  • 7/30/2019 LEUKOPLAKIa mini siap.docx

    7/8

    7

    Seperti halnya lesi pra-ganas rongga mulut lainnya, dalam stadium dini

    karsinoma ini tidak memberikan rasa sakit. Rasa sakit baru terasa apabila terjadi

    infeksi sekunder. Oleh karena itu, apabila ditemukan adanya lesi pra-ganas dalam

    rongga mulut, terutama leukoplakia, sebaiknya dilakukan pemeriksaan histopatologi.3

    G. Diagnois banding

    Leukoplakia memiliki gambaran klinis yang mirip dengan beberapa kelainan.

    Oleh karena itu, diperlukan adanya diferensial diagnosis atau diagnosis banding

    untuk membedakan apakah kelainan tersebut adalah lesi leukoplakia atau bukan. Pada

    beberapa kasus, leukoplakia tidak dapat dibedakan dengan lesi yang berwarna putih di

    dalam rongga mulut tanpa dilakukan biopsi. Jadi, cara membedakannya dengan

    leukoplakia adalah dengan pengambilan biopsi. Ada beberapa lesi berwarna putih

    yang juga terdapat dalam rongga mulut, yang memerlukan diagnosis banding dengan

    leukoplakia. Lesi tersebut antara lain:syphililitic mucous patches; lupus

    erythematous dan white sponge nevus; infeksi mikotik, terutama kandidiasis;

    white folded gingivo stomatitis; serta terbakarnya mukosa mulut karena bahan-bahan

    kimia tertentu, misalnya minuman atau makanan yang pedas.3

    Untuk menentukan diagnosis yang tepat, perlu dilakukan pemeriksaan yang

    teliti baik secara klinis maupun histopatologis, karena lesi ini secara klinis

    mempunyai gambaran yang serupa dengan lichen plannus danwhite sponge

    naevus.1

    Untuk menentukan diagnosis yang tepat, perlu dilakukan pemeriksaan yang

    teliti baik secara klinis maupun histopatologis, karena lesi ini secara klinis

    mempunyai gambaran yang serupa dengan lichen plannus dan white sponge

    naevus.1

    H. Penatalaksanaan Dalam penatalaksanaan leukoplakia yang terpenting adalah mengeliminir

    faktor predisposisi yang meliputi penggunaan tembakau (rokok), alkohol,

    memperbaiki higiene mulut, memperbaiki maloklusi, dan memperbaiki gigi tiruan

    yang letaknya kurang baik. Penatalaksanaan lain yang dapat dilakukan adalah dengan

    melakukan eksisi secara chirurgis atau pembedahan terhadap lesi yang mempunyai

  • 7/30/2019 LEUKOPLAKIa mini siap.docx

    8/8

    8

    ukuran kecil atau agak besar. Bila lesi telah mengenai dasar mulut dan meluas, maka

    pada daerah yang terkena perlu dilakukan stripping.3

    Pemberian vitamin B kompleks dan vitamin C dapat dilakukan sebagai

    tindakan penunjang umum, terutama bila pada pasien tersebut ditemukan adanya

    faktor malnutrisi vitamin. Peranan vitamin C dalam nutrisi erat kaitannya dengan

    pembentukan substansi semen intersellular yang penting untuk membangun jaringan

    penyangga. Karena, fungsi vitamin C menyangkut berbagai aspek metabolisme,

    antara lain sebagai elektron transport. Pemberian vitamin C dalam hubungannya

    dengan lesi yang sering ditemukan dalam rongga mulut adalah untuk perawatan

    suportif melalui regenerasi jaringan, sehingga mempercepat waktu penyembuhan.

    Perawatan yang lebih spesifik sangat tergantung pada hasil pemeriksaan

    histopatologi.4

    I. PrognosisApabila permukaan jaringan yang terkena lesi leukoplakia secara klinis

    menunjukkan hiperkeratosis ringan maka prognosisnya baik. Tetapi, bila telah

    menunjukkan proses diskeratosis atau ditemukan adanya sel-sel atipia maka

    prognosisnya kurang menggembirakan, karena diperkirakan akan berubah menjadi

    suatu keganasan.

    4