referat 2 leukoplakia

14
LEUKOPLAKIA A. DEFINISI World Health Organization (WHO) mendefinisikan leukoplakia sebagai bercak-bercak putih atau plak-plak yang terdapat pada lapisan mukosa dimana lapisan ini tidak bisa ditanggalkan dengan mudah dan tidak dapat digolongkan secara klinis atau histologi sebagai penyakit-penyakit spesifik lainnya (contoh: liken planus, lupus eritematosus, kandidiasis, white sponge naevus). (1) Leukoplakia sering terjadi dikalangan orang dewasa; sekitar 1% dari orang dewasa terkena penyakit ini, meskipun setengah populasi didapati mempunyai prevalensi yang lebih tinggi. Kebanyakan kasus dijumpai pada kelompok usia 50-70 tahun. (1) Meskipun leukoplakia tidak termasuk dalam jenis tumor, lesi ini sering meluas sehingga menjadi suatu lesi pre-kanker. Leukoplakia merupakan suatu istilah lama yang digunakan untuk menunjukkan adanya suatu bercak putih atau plak yang tidak normal yang terdapat pada membran mukosa. Pendapat lain mengatakan bahwa leukoplakia hanya merupakan suatu bercak putih yang terdapat pada membran mukosa dan sukar untuk dihilangkan atau terkelupas. (2)

Upload: santirahim

Post on 27-Oct-2015

133 views

Category:

Documents


33 download

TRANSCRIPT

Page 1: Referat 2 Leukoplakia

LEUKOPLAKIA

A. DEFINISI

World Health Organization (WHO) mendefinisikan leukoplakia sebagai

bercak-bercak putih atau plak-plak yang terdapat pada lapisan mukosa dimana

lapisan ini tidak bisa ditanggalkan dengan mudah dan tidak dapat digolongkan

secara klinis atau histologi sebagai penyakit-penyakit spesifik lainnya (contoh:

liken planus, lupus eritematosus, kandidiasis, white sponge naevus). (1)

Leukoplakia sering terjadi dikalangan orang dewasa; sekitar 1% dari orang

dewasa terkena penyakit ini, meskipun setengah populasi didapati mempunyai

prevalensi yang lebih tinggi. Kebanyakan kasus dijumpai pada kelompok usia 50-

70 tahun. (1)

Meskipun leukoplakia tidak termasuk dalam jenis tumor, lesi ini sering

meluas sehingga menjadi suatu lesi pre-kanker. Leukoplakia merupakan suatu

istilah lama yang digunakan untuk menunjukkan adanya suatu bercak putih atau

plak yang tidak normal yang terdapat pada membran mukosa. Pendapat lain

mengatakan bahwa leukoplakia hanya merupakan suatu bercak putih yang

terdapat pada membran mukosa dan sukar untuk dihilangkan atau terkelupas. (2)

Leukoplakia dalam perkembangannya sering menjadi ganas dan untuk

menyingkirkan diagnosis banding, maka sangat diperlukan biopsi dari leukoplakia

tersebut. Gambaran histologinya dapat bermacam-macam dan tergantung dari

umur lesi pada saat biopsi dilakukan. Kendala dalam menegakkan diagnosis

leukoplakia masih sering terjadi. Hal ini disebabkan oleh beberapa kemungkinan

seperti etiologi leukoplakia yang belum jelas serta perkembangan yang agresif

dari leukoplakia yang mula-mula hanya sebagai hiperkeratosis ringan tetapi pada

akhirnya menjadi karsinoma sel skuamosa dengan angka kematian yang tinggi. (1, 3)

B. ETIOLOGI

Sampai sekarang belum diketahui etiologi Leukoplakia dengan pasti,

tetapi predisposisi terdiri dari berbagai faktor yaitu faktor lokal, faktor sistemik

dan malnutrisi vitamin. Faktor lokal yang diduga sebagai predisposisi terjadinya

leukoplakia diantaranya adalah trauma yang menyebabkan iritasi kronis misalnya

Page 2: Referat 2 Leukoplakia

trauma akibat gigitan tepi atau akar gigi yang tajam, iritasi dari gigi yang

malposisi, kebiasaan jelek menggigit-gigit jaringan mulut, pipi, maupun lidah.

Faktor lokal yang lain adalah kimiawi atau termal, misalnya pada penggunaan

bahan-bahan yang kaustik mungkin diikuti oleh terjadinya leukoplakia dan

perubahan keganasan. (1,2)

Defisiensi vitamin A diperkirakan dapat mengakibatkan metaplasia dan

keratinisasi dari susunan epitel, terutama epitel kelenjar dan epitel mukosa

respiratorius. Beberapa ahli menyatakan bahwa leukoplakia di uvula merupakan

manifestasi dari intake vitamin A yang tidak cukup. Apabila kelainan tersebut

parah, gambarannya mirip dengan leukoplakia. Selain itu, pada percobaan dengan

menggunakan binatang tikus, dapat diketahui bahwa kekurangan vitamin B

kompleks akan menimbulkan perubahan hiperkeratotik.(2, 4)

Selain faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan, ada beberapa faktor

yang menjadi penyebab terjadinya leukoplakia antara lain tembakau, alkohol dan

bakteri. Dalam proses terjadinya iritasi pada jaringan mukosa mulut oleh

tembakau tidak hanya disebabkan oleh asap rokok dan panas yang terjadi pada

waktu merokok, tetapi dapat juga disebabkan oleh zat-zat yang terdapat di dalam

tembakau yang ikut terkunyah. Banyak peneliti yang berpendapat bahwa pipa

rokok juga merupakan benda yang berbahaya, sebab dapat menyebabkan lesi yang

spesifik pada palatum yang disebut stomatitis nicotine. Pada lesi ini, dijumpai

adanya warna kemerahan dan timbul pembengkakan pada palatum. Selanjutnya,

palatum akan berwarna putih kepucatan, serta terjadi penebalan yang sifatnya

merata. Ditemukan pula adanya multinoduler dengan bintik-bintik kemerahan

pada pusat nodul. Kelenjar ludah akan membengkak dan terjadi perubahan di

daerah sekitarnya. Banyak peneliti yang kemudian berpendapat bahwa lesi ini

merupakan salah satu bentuk dari leukoplakia.(1, 4, 5)

Telah banyak diketahui bahwa alkohol merupakan salah satu faktor yang

memudahkan terjadinya leukoplakia, karena pemakaian alkohol dapat

menimbulkan iritasi pada mukosa. Leukoplakia juga dapat terjadi karena adanya

infeksi bakteri, penyakit periodontal yang disertai higiene mulut yang buruk. (1)

C. PATOGENESIS

Page 3: Referat 2 Leukoplakia

Pasien dengan leukoplakia idiopathik memiliki resiko tinggi untuk

berkembang menjadi kanker. Penelitian yang dilakukan, 4%-17% lesi

bertransformasi menjadi tumor maligna pada kurun waktu 20 tahun. Dasar

perubahan molekuler pada leukoplakia sampai saat ini masih belum diketahui.

Namun, beberapa data dari hasil penelitian pada pre-maligna leukoplakia

membuktikan bahwa perubahan epitel pada penyakit ini disebabkan oleh

transformasi displastik. Perubahan patologi yang utama pada leukoplakia

diperlihatkan oleh penipisan epitel yang abnormal dengan peningkatan permukaan

keratinisasi menghasilkan penampakan mukosa yang putih . hal ini dikuti pula

oleh penebalan pada epitel, bahkan epitel bisa menjadi atrofi atau akantosis

(perubahan lapisan tanduk).(2, 5)

Banyak penilitian memperlihatkan adanya perubahan genetika akan

mempengaruhi perubahan pada ekspresi gen keratin, perubahan siklus sel, dan

peningkatan ekspresi sel yang kehilangan sifat heterozigotnya. Stres oksidatif dan

kerusakan DNA akibat produk nitrogen reaktif, seperti induksi nitrit oksida dan

mekanisme inflamasi, juga memiliki implikasi pada leukoplakia dan

transformasinya dari dysplasia menjadi karsinoma. Penilitian pada penanda

molecular memperlihatkan bahwa lesi jinak meningkat pada sel yang telah

mengalami cacat pada sel p53 dan pada antigen proliferation marker proliferating

cell nuclear.(2,5)

D. DIAGNOSIS

Penderita leukoplakia tidak mengeluhkan rasa nyeri, tetapi lesi pada mulut

tersebut sensitif terhadap rangsangan sentuh, makanan panas dan makanan yang

pedas.(2) Dari pemeriksaan klinis, ternyata oral leukoplakia mempunyai bermacam-

macam bentuk. Secara klinis lesi ini sukar dibedakan dan dikenal pasti karena

banyak lesi lain yang memberikan gambaran yang serupa serta tanda-tanda yang

hampir sama. Pada umumnya, lesi ini lebih banyak ditemukan pada penderita

dengan usia di atas 40 tahun dan lebih banyak pria daripada wanita. Hal ini terjadi

karena sebagian besar pria merupakan perokok berat. Lesi ini sering ditemukan

pada daerah alveolar, mukosa lidah, bibir, palatum lunak dan keras, daerah dasar

Page 4: Referat 2 Leukoplakia

mulut, gingival, mukosa lipatan bukal, serta mandibular alveolar ridge.

Bermacam-macam bentuk lesi dan daerah terjadinya lesi tergantung dari awal

terjadinya lesi tersebut, dan setiap individu akan berbeda. (2,5)

Gambar 1. Speckled Leukoplakia(1)

Secara klinis, lesi tampak kecil, berwarna putih, terlokalisir, berbatas jelas,

dan permukaannya tampak melipat. Bila dilakukan palpasi akan terasa keras,

tebal, berfisure, halus, datar atau agak menonjol. Kadang-kadang lesi ini dapat

berwarna seperti mutiara putih atau kekuningan. Pada perokok berat, warna

jaringan yang terkena berwarna putih kecoklatan. Ketiga gambaran tersebut di

atas lebih dikenal dengan sebutan speckled leukoplakia. (1,2)

Leukoplakia dapat dibagi menjadi 3 stadium, yaitu homogenous

leukoplakia, erosive leukoplakia, speckled atau verocuos leukoplakia.

Homogenous leukoplakia merupakan bercak putih yang kadang-kadang berwarna

kebiruan, permukaannya licin, rata, dan berbatas jelas. Pada tahap ini, tidak

dijumpai adanya indurasi. (1,2)

Page 5: Referat 2 Leukoplakia

Gambar 2. Homogenus Leukoplakia(1)

Erosif leukoplakia berwarna putih dan mengkilat seperti perak dan pada

umumnya sudah disertai dengan indurasi. Pada palpasi, permukaan lesi mulai

terasa kasar dan dijumpai juga permukaan lesi yang erosif. (2)

Speckled atau verocuos leukoplakia merupakan stadium leukoplakia

dimana permukaan lesi tampak sudah menonjol, berwarna putih, tetapi tidak

mengkilat. Timbulnya indurasi menyebabkan permukaan menjadi kasar dan

berlekuk-lekuk. Saat ini, lesi telah dianggap berubah menjadi ganas. Karena

biasanya dalam waktu yang relatif singkat akan berubah menjadi tumor ganas

seperti squamus sel karsinoma, terutama bila lesi ini terdapat di lidah dan dasar

mulut. (1,2)

Gambar 3. Leukoplakia Benigna (courtesy of James Fitzpatrik,MD)(3)

Page 6: Referat 2 Leukoplakia

Untuk menetapkan diagnosis oral leukoplakia, perlu pemeriksaan dan

gambaran histopatologis. Hal ini untuk mengetahui adanya proses diskeratosis.

Meskipun pada pemeriksaan histopatologis tampak adanya proses diskeratosis,

masih sulit dibedakan dengan karsinoma in situ, karena di antara keduanya tidak

memiliki batasan yang jelas. (2,4)

Gambar 4. Sublingual Leukoplakia[1]

Pemeriksaan histopatologis juga diperlukan untuk mengetahui ada

tidaknya sel-sel atypia dan infiltrasi sel ganas yang masuk ke jaringan yang lebih

dalam. Keadaan ini biasanya ditemukan pada karsinoma sel skuamosa. Karsinoma

sel skuamosa merupakan kasus tumor ganas rongga mulut yang terbanyak dan

lokasinya pada umumnya di lidah. Penyebab yang pasti dari karsinoma sel

skuamosa belum diketahui, tetapi banyak lesi yang merupakan permulaan

keganasan dan faktor-faktor yang mempermudah terjadinya karsinoma tersebut.

Lesi pra-ganas dan factor-faktor predisposisi itu adalah leukoplakia, perokok,

pecandu alkohol, adanya iritasi setempat, defisiensi vitamin A,B, B12,

kekurangan gizi, dan lain-lain. Seperti halnya lesi pra-ganas rongga mulut lainnya,

dalam stadium dini karsinoma ini tidak memberikan rasa sakit. Rasa sakit baru

terasa apabila terjadi infeksi sekunder. Oleh karena itu, apabila ditemukan adanya

lesi pra-kanker dalam rongga mulut, terutama leukoplakia, sebaiknya dilakukan

pemeriksaan histopatologi. (2,5)

Page 7: Referat 2 Leukoplakia

Gambar 5. Pembentukan kanker oral pada pasien leukoplakia. Proses malignan A)

pada homogeneous leukoplakia dan B) pada non-homogenous verrukosus

leukoplakia (5)

E. DIAGNOSIS BANDING

Leukoplakia memiliki gambaran klinis yang mirip dengan beberapa

kelainan. Oleh karena itu, diperlukan adanya diagnosis banding untuk

membedakan apakah kelainan tersebut adalah lesi leukoplakia atau bukan. Pada

beberapa kasus, leukoplakia tidak dapat dibedakan dengan lesi yang berwarna

putih di dalam rongga mulut tanpa dilakukan biopsy. Jadi, cara membedakannya

dengan leukoplakia adalah dengan pengambilan biopsi. Ada beberapa lesi

berwarna putih yang juga terdapat dalam rongga mulut, yang memerlukan

diagnosis banding dengan leukoplakia. Lesi tersebut antara lain: syphilitic mucous

patches; lupus erythematous dan white sponge nevus; infeksi mikotik, terutama

kandidiasis; white folded gingivo stomatitis; serta terbakarnya mukosa mulut

karena bahan-bahan kimia tertentu. (1,2,3)

Page 8: Referat 2 Leukoplakia

Gambar 3. Liken Planus(3)

Untuk menentukan diagnosis yang tepat, perlu dilakukan pemeriksaan

yang teliti baik secara klinis maupun histopatologis, karena lesi ini secara klinis

mempunyai gambaran yang serupa dengan liken planus dan “white sponge

naevus”. (1,2,3)

F. PENATALAKSANAAN

Dalam penatalaksanaan leukoplakia yang terpenting adalah mengeliminir

faktor predisposisi yang meliputi penggunaan tembakau (rokok), alkohol,

memperbaiki higiene mulut, memperbaiki maloklusi, dan memperbaiki gigi tiruan

yang letaknya kurang baik. Penatalaksanaan lain yang dapat dilakukan adalah

dengan melakukan eksisi secara chirurgis atau pembedahan terhadap lesi yang

mempunyai ukuran kecil atau agak besar. Bila lesi telah mengenai dasar mulut

dan meluas, maka pada daerah yang terkena perlu dilakukan stripping. (1,4)

Pemberian vitamin B kompleks dan vitamin C dapat dilakukan sebagai

tindakan penunjang umum, terutama bila pada pasien tersebut ditemukan adanya

faktor malnutrisi vitamin. Peranan vitamin C dalam nutrisi erat kaitannya dengan

pembentukan substansi semen intersellular yang penting untuk membangun

jaringan penyangga. Karena, fungsi vitamin C menyangkut berbagai aspek

metabolisme, antara lain sebagai transport electron. Pemberian vitamin C dalam

hubungannya dengan lesi yang sering ditemukan dalam rongga mulut adalah

untuk perawatan suportif melalui regenerasi jaringan, sehingga mempercepat

Page 9: Referat 2 Leukoplakia

waktu penyembuhan. Perawatan yang lebih spesifik sangat tergantung pada hasil

pemeriksaan histopatologi. (1,4)

Operasi (scalpel atau laser excision) adalah pilihan yang utama untuk

tatalaksana leukoplakia yang cenderung berubah menjadi maligna seperti speckled

leukoplakia, leukoplakia pada area beresiko tinggi (contoh: dasar mulut, lidah,

palate durum, pada pasien dengan riwayat kanker di traktus pernafasan-

pencernaan, dysplasia dan lain-lain.(1)

Page 10: Referat 2 Leukoplakia

DAFTAR PUSTAKA

1. The Oral Cavity and Lips. In: Tony Burns SB, Neil Cox, Christopher G, editor. Rook’s Textbook Of Dermatology. 7 ed. Australia: Blackwell Publishing; 2004. p. 66.14-66.87.2. Disorders of the Mucous Membranes. In: James W.D BTG, Elston D.M, editor. Andrews Diseases of The Skin Clinical Dermatology. 100 ed. UK: Saunders Elsevier; 2006. p. 804-8.3. Skin Sign of Hair, nail, mucosal Disorders and Eye. In: Wolff Klaus RAJ, editor. Fitzpatrick’s Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology. 6 ed. United States: McGraw Hill Medical; 2009. p. 1036-9.4. Adriana Spinola Ribeiro PRS, Tarcília Aparecida da Silva, Ricardo Alves Mesquita. A Review of the Nonsurgical Treatment of Oral Leukoplakia Hindawi Publishing Corporation; 2010 [cited 2013 Juni]; Available from: http://www.hindawi.com/journals/ijd/2010/186018/.5. Wei Liu L-JS, Lan Wu, Jin-Qiu Feng, Xi Yang, Jiang Li, Zeng- Tong Zhoul, Chen-Ping Oral Cancer Development in Patients with Leukoplakia. Germany: PLoS ONE; 2012 [cited 2013 April 12]; Available from: http://www.plosone.org/article/info:doi/10.1371/journal.pone.0034773.