lean manufacturing
DESCRIPTION
managemenTRANSCRIPT
Lean Manufacturing
lean manufacturing adalah pendekatan yang didesain untuk meniadakan buangan dan memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Pendekatan ini memiliki ciri pengiriman produk yang benar dengan kualitas yang benar memproses pada waktu yang tepat dengan kebutuhan pelanggan serta dengan biaya serendah mungkin. Sistem ini memungkin manajer untuk meniadakan buangan, mengurangi biaya, dan menjadi lebih efesien.
Just In Time (JIT) adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkankualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan produknya (baik barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu.
Cellular manufacturing merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk melakukan pengelompokan (grouping) dari mesin berdasarkan kedekatan komponen (similarity part)sehingga ketidakefektifan proses produksi dapat diminimalkan dengan memperhatikanperformansi kedekatan aktivitas (Onwobulu,2001).
BALANCED SCORECARDSEBAGAI PENGUKURAN KINERJA
Apa itu BSC ? Sistem manajemen strategis yang mendifinisakan sistem akuntansi pertanggung
jawaban berdasarkan strategi Pengukuran kinerja perusahaan yang modern dengan mempertimbangan empat
perspektif (yang saling berhubungan) yang merupakan penerjemahan strategi dan tujuan yang diingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka panjang, yang kemudian diukur dan dimonitor secara berkelanjutan
Strategi adalah penspesifikasian hubungan yang diinginkan manajemen diantara empat perspektif.
Penerjemahan strategi berarti penspesifikasiaan tujuan , target, dan inisiatif tiap perspektif.
Konsep ini dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton
Kapan Munculnya Balanced Scorecard ? Adanya pergeseran tingkat persaingan bisnis dari industrial
competition keinformation competition, sehingga mengubah alat ukur atau acuan yang dipakai oleh perusahaan untuk mengukur kinerjanya.Perubahan Teknologi Persaingan ketat di dunia bisnis Mendorong kebutuhan akan Informasi Mengakibatkan persaingan Informasi Untuk membantu ambil keputusan.
Mengapa kata “BALANCE” Karena Balanced Scorecard menunjukkan adanya keseimbangan antara semua factor yaitu keseimbangan antara :
Faktor keuangan dan non keuangan
Pihak eksternal dan internal Jangka pendek dan jangka panjang
Empat Perspektif Apa Saja ?1. Perspektif Keuangan (K)
menjelaskan konsekuensi ekonomi tindakan yang diambil dalam tiga perspektif lain2. Perspektif Pelanggan (NK)
mendefinisikan segmen pasar dan pelanggan di mana unit bisnis bersaing3. Perspektif Proses Bisnis Internal (NK)
menjelaskan proses internal yang diperlukan untuk memberikan nilai kepada pelanggan dan pemilik.
4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran(NK) mendefinisikan kemampuan yang diperlukan organisasai untuk memperoleh pertumbuhan jangka panjang dan perbaikan.
Mengapa Harus 4 Perspektif ? Perspektif Keuangan tidak cukup mencerminkan kinerja perusahaan dimana perspektif
keuangan yang baik tidak menjamin bahwa perusahaan tersebut akan bisa exiss dalam jangka panjang (yang merupakan tujuan utama suatu perusahaan didirikan)
Mengapa Perspektif Non Keuangan Penting ? Perspektif Non Keuangan di anggap sebagai bagian yang bila ikut diperhatikan, pada
akhirnya dapat mendongkrak kinerja keuangan yang merupakan keinginan utama dari pemegang saham.
Untuk dapat exiss, perusahaan harus mempunyai strategi yang dituangka dalam action-action, sehingga penilaian kinerja juga harus lebih dari sekedar penilaian financial.
Apa yang diutamakan dalam setiap perspektif ?1. Financial Berorientasi pada para pemegang saham2. Customer Bagaimana kita bisa menjadi supplier utama yang paling bernilai bagi para
customer3. Internal Bussiness Process Proses bisnis apa saja yang terbaik yang harus kita
lakukan dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan financial dan kepuasan konsumen4. Learning and Growth Bagaimana kita bisa meningkatkan dan menciptakan value
secara continue terutama dalam hubungannya dengan kemampuan dan motivasi karyawan
Apa Yang Dinilai dari Perspektif Pelanggan ?Perspektif Pelanggan dapat diukur dengan lima aspek utama (Kaplan, 1996)
1. Pengukuran Pangsa Pasar
2. Pengukuran Customer Retention
3. Pengukuran Customer Acquisition
4. Pengukuran Customer Satisfaction
5. Pengukuran Customer Profitability
Apa Yang Dinilai dari Perspektif Bisnis Internal ?Perspektif Bisnis Internal dapat diukur dengan tiga aspek utama yaitu :
1. Proses Inovasi (penelitian dasar dan trepan juga penelitian pengembangan produk)
2. Proses Operasi (menitikberatkan pada efisiensi proses, konsistensi dan ketepatan waktu dari barang/jasa yang diberikan kepada konsumen.
2.1. Pengukuran terhadap efisiensi waktu yang dibutuhkan (timemeasurements)
Processing TimeManufacturing Cycle Efectiveness = ---------------------- Throughput Time
2.2. Pengukuran terhadap kualitas proses produksi (quality process measurements)Menditeksi adanya tingkat kerusakan produk dari proses produksi, perbandingan produk bagus yang dihasilkan dengan produk bagus yang masuk dalam proses, bahan buangan (waste), bahan sisa (scrap), besarnya angka pengerjaan kembali (rework), besarnya angka pengembalian bari dari konsumen dll.
2.3. Pengukuran terhadap efisiensi biaya proses produksi (process costmeasurements)Dalam manufaktur maju, pengukuran atas biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk digunakan ABC system.
Ketiga poin di atas secara bersama-sama (simultan) akan menghasilkan tiga parameter yang penting untuk mengkarakteristikkan pengukuran proses bisnis internal (perhitungan biaya yang tepat dimana tidak ada pemborosan biaya dari aktivitas yang tidak bernilai tambah dan kualitas produk yang dihasilkan baik akan menghasilkan proses bisnis internal yang baik).
3. Pelayanan Purna Jual (akan mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen)
Aktivitas-aktivitas diantaranya : garansi, reparasi, perlakuan terhadap produk cacat atau rusak, pelayanan dalam komplain dll
Apa Yang Dinilai dari Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran ? Betapa pentingnya untuk terus memperhatikan karyawan, memantau kesejahteraannya,
meningkatkan pengetahuan karyawan yang pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan untuk mencapai hasil ketiga perspektif diatasnya.
1. Mengukur Kemampuan Karyawan dengan 3 aspek :
1.1. Pengukuran kepuasan karyawan Tingkat keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan Pengakuan terhadap hasil kerja karyawan Kemudahan dalam mendapatkan informasi sehingga dapat bekerja sebaik mungkin Keaktifan dan kreativitas dalam melakukan pekerjaan Tingkat dukungan yang diberikan kepada karyawan
1.2. Pengukuran perputaran karyawan dalam perusahaan1.3. Pengukuran produktivitas karyawan
Gaji yang diperoleh Rasio perbandingan antara konpensasi yang diperoleh karyawan dengan jumlah
karyawan yang ada di perusahaan.
2. Kemampuan Sistem Informasi
Kualitas dan produktifitas karyawan dipengaruhi oleh akses terhadap system informasi yang dimiliki perusahaan (persentase ketersediaan informasi). Semakin mudah informasi diperoleh maka karyawan akan memiliki kenerja yang semakin baikInformasi yang dibutuhkan karyawan seperti informasi pelanggannya, biaya produksi dll
3. Motivasi, Pemberian Wewenang dan Pembatasan Wewenang KaryawanSelain kemudahan akses informasi yang bergitu bagus tetapi juga harus diikuti dengan adanya motivasi karyawan untuk mau meningkatkan kinerjanya.Pengukuran motivasi karyawan dapat dinilai melalui dimensi :
3.1. Pengukuran terhadap sarana yang diberikan kepada perusahaan dan diimplementasikan3.2. Pengukuran atas perbaikan dan peningkatan kinerja karyawan3.3. Pengukuran terhadap keterbatasan individu dalam organisasi
Tujuan dan Ukuran Utama tujuan dan ukuran utama adalah sesuatu yang umum di semua organisasi. Ada lima tujuan utama : peningkatan pangsa pasar, peningkatan retensi pelanggan, peninggkatan pelanggan
tujuan ukuran
Menaikkan jumlah produk baru Persentase pendapatan dari produk baru
Membuat aplikasi baru Persentase pendapatan dari aplikasi baru
Mengembangkan pasar dan pelanggan baru
Persentase pendapatan dari sumber baru
Mengadopsikan strategi penetapan harga baru
Profabilitas produk dan pelanggan
Menurunkan biaya perunit Biaya per unit
Menurunkan biaya pelanggan per unit Biaya pelanggan per unit
Menurunkan biaya jalur distribusi Biaya per jalur distribusi
Memperbaiki pemanfaatan aset Laba atas investasi Nilai tambah ekonomi
Meningkatkan pangsa pasar Persentase pasar
Meningkatakan retensi pelanggan Persentase pertumbuhan bisnis dari pelanggan yang ada
Meningkatkan akuisisi pelanggan Jumlah pelanggan baru
Meningkatakan kepuasan pelanggan Tingkat dan survei pelanggan
Miningkatkan profitabilitas pelanggan Profitabilitas pelanggan
Menurunkan harga harga
Menurunkan biaya Biaya pasca pembelian
Memperbaiki fungsi produk Tingkat dan survei pelanggan
Memperbaiki kualitas produk Persentase barang yang dikembalikan
Memperbaiki keandalan pengiriman Persentase pengiriman tapat waktuJadwal yang tidak terpenuhi
Memperbaiki citradan reputasi Tingkat dari survei pelanggan
Penggunaan Balanced Scorecard Pada Organisasi PemerintahMengapa institusi pemerintah perlu mengadopsi balanced scorecard ? Pemerintah pada era sekarang ini, baik pemerintah pusat, daerah maupun lokal diharapkan untuk menjadi: akuntabel, kompetitif, ramah rakyat, dan berfokus pada kinerja. Organisasi
pemerintah juga ditantang untuk memenuhi harapan berbagai kelompok stakeholders (yaitu penerima layanan, karyawan, lembaga pemberi pinjaman/hibah, masyarakat, dan pembayar pajak). Tuntutan ini mengharuskan organisasi pemerintah untuk bertindak profesional sebagaimana yang dilakukan oleh organisasi swasta. Organisasi pemerintah harus mempunyai sistem manajemen strategis. Karena dunia eksternal adalah sangat tidak stabil, maka sistem perencanaan harus mengendalikan ketidak-pastian yang ditemui. Organisasi pemerintah, dengan demikian, harus berfokus strategi. Strategi ini lebih bersifat hipotesis, suatu proses yang dinamis, dan merupakan pekerjaan setiap staf. Organisasi pemerintah harus juga merasakan, mengadakan percobaan, belajar, dan menyesuaikan dengan perkembangan.Agar organisasi pemerintah dapat berfokus pada strategi yang sudah dirumuskan, maka organisasi pemerintah juga harus menterjemahkan strategi ke dalam terminologi operasional, menyelaraskan organisasi dengan strategi (dan bukan sebaliknya), memotivasi staf sehingga membuat strategi merupakan tugas setiap orang, menggerakkan perubahan melalui kepemimpinan eksekutif, dan membuat strategi sebagai suatu proses yang berkesinambungan.Adapun perbedaan karakteristik organisasi swasta dan pemerintah adalah sebagai mana ditunjukkan dalam tabel berikut.______________________________________________________________________Perspektif Swasta Pemerintah____________________________Finansial Pemegang saham DPR, pembayar pajak, konstituenPelanggan Pelanggan Orang yang menggunakan jasa/pelayananpublikProses Proses Membuat produk Memberikan pelayanan secara kompetitifInternal yang diunggulkanPertumbuhan & karyawan, direksi pejabat politik (menteri), pegawai pemerintahPembelajaran________________________________________________________________________Contoh PenerapanBerikut ini adalah konsep BSC untuk kota Charlotte (AS) untuk menunjukkan perbedaannya dengan organisasi swasta seperti yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu.Ada tujuh komponen dalam BSC Kota Charlotte, yaitu: visi, tema strategis (atau area fokus), prinsip strategis, perspektif, sasaran, kaitan, dan ukuran & target.Visi: Visi Kota Charlotte secara singkat adalah untuk menjadi “pilihan masyarakat untuk hidup, bekerja dan berekreasi”.Tema strategis atau area fokus: Dewan Kota menetapkan lima tema strategis atau area fokus sebagai strategi untuk mencapai visi kota: ketenteraman warga (community safety), kemandirian kota (city-within-city), kemajuan ekonomi (economic development), tranportasi (transportation) dan mereformasi birokrasi (restructuring government).Prinsip strategis: Penerapan prinsip strategis adalah untuk membantu memastikan bahwa kota Charlotte akan menjadi pilihan masyarakat. Ada delapan prinsip strategis yang ditetapkan dan disebut Prinsip Pertumbuhan Cerdas (Smart Growth Principles), yaitu:1.Mempertahankan kapasitas perencanaan penggunaan lahan2.Mengupayakan keputusan penggunaan lahan yang efektif3.Memperkuat masyarakat melalui lingkungan yang sehat4.Merancang kota untuk mendukung kehidupan yang harmonis5.Melindungi lingkungan6.Memperluas aneka pilihan transportasi7.Menggunakan investasi publik sebagai katalisator untuk mencapai hasil yang diinginkanPerspektif: Dengan penekanan pada “keseimbangan”, balanced scorecard Kota Charlotte menggunakan empat perspektif untuk menjawab kebutuhan pelayanan yang diinginkan oleh masyarakat.1. Perspektif Pelanggan: melayani pelanggan.Manajer kota harus mengetahui apakah pemerintah kota betul-betul memenuhi kebutuhan masyarakat. Mereka harus menjawab pertanyaan: Apakah organisasi menyediakan apa yang diinginkan oleh masyarakat?
2. Perspektif Proses Internal: Menyediakan pelayanan secara kompetitif.Manajer kota harus berfokus pada tugas penting yang memungkinkan mereka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Manajer kota harus menjawab pertanyaan: Dapatkah pemerintah kota meningkatkan pelayanan dengan mengubah cara pelayanan itu disampaikan?3. Perspektif Keuangan: Mengelola anggaran secara akuntabel.Manajer kota harus berfokus pada bagaimana cara memenuhi kebutuhan pelayanan secara efisien. Mereka harus menjawab pertanyaan: Apakah pelayanan yang diberikan telah dilaksanakan dengan biaya yang rendah?4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan: Mengembangkan kapasitas karyawan.Kemampuan organisasi untuk meningkatkan dan memenuhi permintaan masyarakat terkait secara langsung dengan kemampuan karyawan untuk memenuhi permintaan itu. Pemerintah kota harus menjawab pertanyaan: Apakah pemerintah kota menggunakan teknologi yang sesuai dan melakukan pelatihan karyawan untuk kemajuan yang berlanjut?SasaranKota Charlotte memilih 16 sasaran perusahaan untuk scorecard organisasinya. Setiap sasaran organisasi secara garis besar digambarkan sedemikian sehingga ia memberikan konteks untuk mencapai apa organisasi itu dibentuk. Hubungan antara lima area fokus, empat perspektif dan 16 sasaran organisasi merupakan panduan bagi setiap unit dan karyawan dalam melaksanakan kegiatannya.KaitanSasaran yang strategis harus saling dihubungkan dalam suatu hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika suatu organisasi memberikan karyawan dengan pelatihan yang perlu untuk “Mempromosikan Pembelajaran & Pertumbuhan”, maka organisasi itu akan dapat “Menyampaikan Pelayanan secara Kompetitif”. Ini akan mempengaruhi kemampuan organisasi itu untuk “Meningkatkan Pelayanan bagi Masyarakat” yang pada akhirnya “Menyediakan Aneka Pilihan Pelayanan”.Ukuran & TargetUntuk setiap sasaran strategis, ada satu set ukuran dan target strategis. Ini dijabarkan dalam rencana strategis untuk setiap area fokus.
Penerapan di Berbagai OrganisasiBalanced scorecard sudah diterapkan di banyak lembaga pemerintah, baik pada tingkat pusat maupun daerah. Di AS instansi Federal yang menggunakan balanced scorecard antara lain adalah Department of Agriculture, Natural Resource Conservation, Forrest Service, Department of Commerce, Fish & Wildlife Service, Bureau of Reclamation, Environmental Protection Agency, Council on Environmental Quality. Sedang negara bagian yang sudah menerapkan balanced scorecard diantaranya Alaska, Oregon, Washington, California, Idaho, Montana. Pada tingkat lokal, setingkat kecamatan di Indonesia, balanced scorecard sudah dipergunakan di 39 Counties, 277 Cities, 44 Sewer Districts, 125 Water Districts, 36 Irrigation Districts, 32 Public Utility Districts, 14 Port Districts, 48 Conservation Districts, dan 170 Municipal Water Suppliers.KesimpulanBalanced Scorecard adalah sebuah cara pandang baru bagaimana suatu organisasi akan dapat lebih baik lagi dikelola. Balanced scorecard merupakan bagian dari sistem manajemen strategis, yang perlu dirumuskan oleh setiap organisasi, agar dapat mencapai visi dan misinya secara efektif. Balanced scorecard memberikan prosedur bagaimana tujuan organisasi dirinci ke dalam sasaran-sasaran dalam berbagai perspektif secara lengkap, dengan ukuran-ukuran yang jelas. Balanced scorecard merupakan mekanisme untuk membuat organisasi, termasuk organisasi pemerintah, berfokus pada strategi, karena penerapan balanced scorecard memungkinkan semua unit dalam organisasi memberikan kontribusi secara terukur pada pelaksanan strategi organisasi. Balanced scorecard seyogyanya dikembangkan oleh setiap organisasi pemerintah untuk mempertajam perannya dalam menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan, sehingga membedakannya dengan organisasi pemerintah lain. Tugas pengawasan oleh DPR terhadap pemerintah akan dipermudah jika instansi pemerintah memiliki strategi berbasis balanced scorecard. Perumusan balanced scorecard bukan suatu pekerjaan sekali jadi, melainkan tugas yang terus menerus, dengan setiap saat ada proses
penyempurnaan dan yang terpenting adalah ia dimanfaatkan untuk mencapai visi dan misi organisasi▪
Referensi :1. Mulyadi (1999), Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen : Sistem
Pelipatganda Kinerja Perusahaan, Edisi satu, Yogyakarta : Adiya Media2. http://puslit.perta.ac.id/journals/acounting