lbm 2 sgd 21

10
Judul : POLIURI, POLIDIPSI, dan POLIFAGI STEP 1 Gula darah sewaktu = dimana keadaan kadar gula di dalam darah yang di kontrol dan di periksa secara tiba-tiba tanpa adanya persiapan khusus STEP 2 1. Apa yang menyebabkan luka di kaki tidak kunjung sembuh? 2. Mengapa sering buang air kecil terjadi di malam hari? 3. Mengapa penderita kurus padahal dia sering makan? 4. Diagnosis dan diagnosis banding dari sekenario? 5. Dari gejala-gejala tersebut apakah ada hubungannya dengan immunosupresan? 6. Gejala lain apa yang menyertai penyakit tersebut? 7. Kenapa bisa terjadi poliuri, polidipsi dan polifagi? 8. Komplikasi dari diagnosis ? 9. Jelaskan mikanisme fisiologis insulin yang normal? 10. Apa yang menyebabkan peningkatan dan penurunan gula darah? STEP 3 1. Apa yang menyebabkan luka di kaki tidak kunjung sembuh? Jawab : Glukosa bertambah kekentalan darah naik SDP bekerja tidak optimal sifat dari bakteri yaitu glukofilik ( suka gula ) Akibat arterosklerosis plak yang menyebabkan kekentalan darah Trombosit tidak bekerja secara optimal 2. Mengapa sering buang air kecil terjadi di malam hari? Jawab : Akibat tidak banyaknya aktivitas pada malam hari dibanding pada siang hari kadar glukosa naik penyaringan banyak sering buang air kecil di malam hari Yang biasanya ekresi dikeluarkan lewat keringat tapi keluar lewat urin Akibat kerusakan pada kerja insulin 3. Mengapa penderita kurus padahal dia sering makan? Jawab : Akibat isulin tidak bisa mengedarkan sehingga mengganggu metabolisme lemak san protein sehingga berat badan turun Karena pembakaran lemak yang tersimpan menggantikan untuk jadi energi 4. Diagnosis dan diagnosis banding dari sekenario?

Upload: meika-liliana

Post on 22-Jul-2015

53 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Judul :

POLIURI, POLIDIPSI, dan POLIFAGISTEP 1 Gula darah sewaktu = dimana keadaan kadar gula di dalam darah yang di kontrol dan di periksa secara tiba-tiba tanpa adanya persiapan khusus STEP 2 1. Apa yang menyebabkan luka di kaki tidak kunjung sembuh? 2. Mengapa sering buang air kecil terjadi di malam hari? 3. Mengapa penderita kurus padahal dia sering makan? 4. Diagnosis dan diagnosis banding dari sekenario? 5. Dari gejala-gejala tersebut apakah ada hubungannya dengan immunosupresan? 6. Gejala lain apa yang menyertai penyakit tersebut? 7. Kenapa bisa terjadi poliuri, polidipsi dan polifagi? 8. Komplikasi dari diagnosis ? 9. Jelaskan mikanisme fisiologis insulin yang normal? 10. Apa yang menyebabkan peningkatan dan penurunan gula darah? STEP 3 1. Apa yang menyebabkan luka di kaki tidak kunjung sembuh? Jawab : Glukosa bertambahkekentalan darah naikSDP bekerja tidak optimal sifat dari bakteri yaitu glukofilik ( suka gula ) Akibat arterosklerosis plak yang menyebabkan kekentalan darah Trombosit tidak bekerja secara optimal 2. Mengapa sering buang air kecil terjadi di malam hari? Jawab : Akibat tidak banyaknya aktivitas pada malam hari dibanding pada siang hari kadar glukosa naik penyaringan banyaksering buang air kecil di malam hari Yang biasanya ekresi dikeluarkan lewat keringat tapi keluar lewat urine Akibat kerusakan pada kerja insulin 3. Mengapa penderita kurus padahal dia sering makan? Jawab : Akibat isulin tidak bisa mengedarkan sehingga mengganggu metabolisme lemak san protein sehingga berat badan turun Karena pembakaran lemak yang tersimpan menggantikan untuk jadi energi 4. Diagnosis dan diagnosis banding dari sekenario?

Jawab: Diagnosis : Diabetes Melitus Tipe II Px. Pada kulit : terdapat lesi Px. Kadar gula : abnormal Diagnosis Banding : Diabetes Insipidus, Diabates Tipe I 5. Dari gejala-gejala tersebut apakah ada hubungannya dengan defisiensi autoimmune atau immunosupresan? 6. Gejala lain apa yang menyertai penyakit tersebut? Jawab : - Rabun - Kesemutan ( Karena kurangnya suplai darah ke jaringan ) - Lemas / Astenia ( Kurang energi ) - Terjadinya gangguan pada sistem menstruasi pada wanita - Gangguan ereksi ( impoten ) pada laki-laki - Ulkus Diabetik Gangren 7. Kenapa bisa terjadi poliuri, polidipsi dan polifagi? Jawab : a. Poliuri = banyak buang air kecil b. Polidipsi = banyak minum karena poliuri c. Polifagi = banyak makan Mekanisme : a. Hiperglikemia ( kadar gula darah berlebih)deuresis osmotik(kerja ginjal cepat)intrasel ke ekstra seldehidrasiHipothalamus merangsangPolidipsiPoliuri b. Hiperglikemia ( kadar gula darah berlebih)Glukosa banyak(tapi tidak masuk dalam sel sehingga tidak terjadi metabolisme glukosa secara norma;) HipothalamusPolifagi

8. Komplikasi dari diagnosis ? Jawab : a. Akut - Hipoglikemia (kadar gula darah rendah) - Ketoasidosis (komplikasi dari DM) yang menyebabkan Hiperglikemia - HONK ( Hiper Osmolar Non Ketotik ) b. Kronik - Penyakit Jantung Koroner - Katarak ( Karena pada mata terdapat sel kristalin alfa beta yang berfungsi menjernihkan mata, jika glukosanya tinggi akan terjadi kerusakan sehingga akan mengeruhkan mata ) - Gagal ginjal - Kebutaan - Mikroangiopati ( mengenai pembuluh darah yang kecil ) a. Retinopatidiabetik

b. Nefropatidiabetik - Makroangiopati ( mengenai pembuluh darah yang besar, ex: pemb. Jantung, pemb. Otak, pemb. Tepi) - Neuropatidiabetik ( sensitifitas saraf menurun ) 9. Jelaskan mikanisme fisiologis insulin yang normal? Jawab: skema 10. Apa yang menyebabkan peningkatan dan penurunan gula darah? Jawab : - Kerja dari hormon-hormon pankreas terutama pada awalnya hilangnya hormon stomatostatin yang menyeimbangkan hormon glukagon dan insulin - Aktivitas yang tinggi - Metabolisme Glukosa tidak normal - Peningkatan GFR (Glomerulus Filtration Rate) 11. Apa yang dimaksud resistensi insulin? 12. Jelaskan mekanisme metabolisme karbohidrat! Jawab : Glikolisis = pemecahan glukosa secara aerob(menjadi asam piruvat) dan anaerob(asam laktat) Glukoneogenesis = pembentukan glukosa dari molekul bukan karbohidrat, ex: asam amino, asam lemak Glikogenolisis = pemecahan glikogen menjadi glukosa dalam hati Glikogenesis = pembentukan gllukosa menjadi glikogen didalam hati

STEP 7 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Apa yang menyebabkan luka di kaki tidak kunjung sembuh? Mengapa sering buang air kecil terjadi di malam hari? Mengapa penderita kurus padahal dia sering makan? Diagnosis dan diagnosis banding dari sekenario? Dari gejala-gejala tersebut apakah ada hubungannya dengan immunosupresan? Gejala lain apa yang menyertai penyakit tersebut? Kenapa bisa terjadi poliuri, polidipsi dan polifagi? Polidipsi Terjadinya polidipsi berhubungan erat dengan adanya poliuri yang ditemukan pada kasus. Poliuri (pengeluaran cairan tubuh secara berlebih) mengakibatkan terjadinya perangsangan pusat haus di hipotalamus yang kemudian menuntun kita mengkonsumsi air sebanyak-banyaknya untuk menghindari deplesi air yang berlebih dan membahayakan hidup seseorang.

Haus dan mekanismenya Jika terjadi peningkatan osmolalitas plasma terjadi perangsangan pusat haus. Karena ambang rangsang haus lebih tinggi dari ambang rangsang AVP, kondisi ini disebut mekanisme perlindungan dari deplesi yang berlebihan. Haus sebagai reaksi fisiologis SISTEM UMPAN BALIK OSMORESEPTOR-ADH Bila osmolaritas (konsentari natrium plasma) meningkat diatas normal akibat kekurangan air , maka sistem umpan balik ini akan bekerja sebagai berikut : 1. peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (yang secara praktis berarti peningkatan konsentrasi natrium plasma) menyebabkan sel saraf khusus yang disebut sel osmoreseptor, yang terletak di hipotalamus anterior dekat nukleus supraoptik, mengkerut. 2. pengerutan sel osmoreseptor menyebabkan sel tersebut terangsang, yang akan mengirimkan sinyal saraf ke sel saraf tambahan di nukleus supraoptik, yang kemudian meneruskan sinyal ini menelusuri infundibulum hipofisis ke hipofisis posterior. 3. potensial aksi yang disalurkan ke hipofisis posterior akan merangsang pelepasan ADH, yang disimpan dalam granula sekretorik (atau vesikel) di ujung saraf. 4. ADH memasuki aliran darah dan ditranspor ke ginjal, tempat ADH meningkatkan permeabilitas air di bagian akhir tubulus distal dan tubulus koligentes.Kekurangan air Penurunan H2O yang dieksresi Peningkatan Osmolaritas ekstrasel Peningkatan Reabsorbsi H2O Peningkatan Sekresi ADH Peningkatan Permeabilitas tubulus distal, duktus koligentes terhadap air

Peningkatan ADH plasma

5. peningkatan permeabilitas air di segmen nefron distal menyebabkan peningkatan reabsorsi air dan ekskresi sejumlah urin yang pekat.

PERANAN RASA HAUS DALAM MENGATUR OSMOLARITAS CAIRAN EKSTRASEL DAN KONSENTRASI NATRIUM Ginjal meminimalkan kehilangan cairan selama terjadi kekurangan air, melalui sistem umpan balik osmoreseptor ADH. Akan tetapi, asupan cairan yang adekuat diperlukan untuk mengimbangi kehilangan cairan yang terjadi melalui keringat dan nafas serta melalui pencernaan. Asupan cairan diatur oleh mekanisme rasa haus, yang bersama dengan mekanisme osmoreseptor ADH, mempertahankan kontrol osmolaritas cairan ekstrasel dan konsentrasi natrium secara tepat. Banyak faktor yang sama yang merangsang sekresi ADH juga akan meningkatkan rasa haus, yang akan didefinisikan sebagai keinginan sadar terhadap air. Pusat rasa haus di sistem saraf pusat Terdapat suatu daerah kecil yang terletak anterolateral dari nucleus peroptik, yang bila distimulasi secara listrik, menyebabkan kegiatan minum dengan segera dan berlanjut selama rangsangan berlangsung. Semua daerah ini bersama-sama disebut pusat rasa haus. Neuron-neuron dipusat rasa haus memberi respons terhadap penyuntikan larutan garam hipertonik dengan cara merangsang perilaku minum. Sel-sel ini hampir berfungsi sebagai osmoreseptor untuk mengaktivasi mekanisme rasa haus, dengan cara yang sama saat osmoreseptor merangsang pelepasan ADH. Peningkatan osmolaritas cairan serebrospinal di ventrikel ketiga memberi pengaruh yang pada dasarnya sama, yaitu menimbulkan keinginan untuk minum. Organum vasculosum lamina terminalis yang terletak tepat dibawah permukaan ventrikel pada ujung inferior daerah AV3V, agaknya ikut diperantarai respons tersebut. Stimulus terhadap rasa haus Salah satu yang terpenting adalah peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel, yang menyebabkan dehidrasi intrasel di pusat rasa haus, yang akan merangsang sensasi rasa haus. Kegunaan respons ini sangat jelas; membantu mengencerkan cairan ekstrasel dan mengembalikan osmolaritas ke dalam normal. Penurunan volume cairan ekstrasel dari tekanan arteri juga merangsang rasa haus melalui suatu jalur yang tidak bergantung pada jalur yang distimulasi oleh peningkatan osmolaritas plasma. Jadi, kehilangan volume darah melalui pendarahan akan merangsang rasa haus walaupun mungkin tidak terjadi perubahan osmolaritas plasma. Hal ini mungkin terjadi akibat input netral dari baroreseptor kardiopulmonal dan baroreseptor . Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem Edisi 2 Sherwood, Lauralee Poliuri 1. Poliuria adalah keadaan di mana volume air kemih dalam 24 jam meningkat melebihi batas normal disebabkan gangguan fungsi ginjal dalam mengkonsentrasi air kemih. Definisi lain adalah volume air kemih lebih dari 3 liter/hari, biasanya

menunjukkan gejala klinik bila jumlah air kemih antara 4-6 liter/hari. Poliuria biasanya disertai dengan gejala lain akibat kegagalan ginjal dalam memekatkan air kemih antara lain rasa haus, dehidrasi, dll. Patofisiologi Poliuria merupakan hasil dari satu dari empat mekanisme ini : (a) peningkatan cairan yang masuk, (b) peningkatan GFR (glomerular filtration rate), (c) peningkatan bahan seperti sodium chlorida dan glukosa yang keluar, dan (d) ketidakmampuan ginjal untuk mereabsorpsi air di tubulus distal. Selain itu dalam beberapa keadaan fisiologik dapat meningkatkan pengeluaran urin misalnya : stress, latihan, dan cuaca panas dengan minum yang berlebihan. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistemm Edisi 2 Sherwood, Lauralee Kadar glukosa darah meninggi ke tingkat pada saat jumlah glukosa yang difiltrasi melebihi kapasitas sel-sel tubulus melakukan reabsorpsi, glukosa akan timbul di urin (glukosuria) (2). Glukosa di urin menimbulkan efek osmotik yang menarik H2O bersamanya, menimbulkan diuresis osmotic yang ditandai oleh poliuria (sering berkemih) (3). Cairan yang berlebihan keluar dari tubuh menyebabkan dehidrasi (4), yang pada gilirannya dapat menyebabkan kegagalan sirkulasi perifer karena volume darah turun meencolok (5). Kegagalan sirkulasi, apabila tidak diperbaiki, dapat menyebabkan kematian karena aliran darah ke otak turun (6) atau menimbulkan gagal ginjal sekunder akibat tekanan filtrasi yang tidak adekuat (7). Selain itu, sel-sel kehilangan air karena tubuh mengalami dehidrasi akibat perpindahan osmotik air dari dalam sel ke cairan ekstrasel yang hipertonik (8). Sel-sel otak sangat peka terhadap penciutan, sehingga timbul gangguan fungsi system saraf (9). Gejala khas lain pada diabetes mellitus adalah polidipsia (rasa haus berlebihan), yang sebenarnya merupakan mekanisme kompensasi untuk mengatasi dehidrasi. Patofisiologi Penyakit : Pengantar Menuju Kedokteran Klinis Stephen J Mc.Phee

8. Komplikasi dari diagnosis ? 9. Jelaskan mikanisme fisiologis insulin yang normal? 10. Apa yang menyebabkan peningkatan dan penurunan gula darah?

Faktor Diet Makanan dan minuman dapat mempengaruhi hasil beberapa jenis pemeriksaan laboratorium baik langsung maupun tidak langsung, misalnya pemeriksaan glukosa darah dan trigliserida. Pemeriksaan ini dipengaruhi secara langsung oleh makanan dan minuman. Karena pengaruhnya yang sangat besar, maka pada pemeriksaan glukosa darah, pasien perlu dipuasakan 10 12 jam dan untuk pemeriksaan trigliserida, pasien dipuasakan sekurang-kurangnya 12 jam sebelum pengambilan darah.

Obat-obatan Obat-obatan yang diberikan baik secara oral maupun cara lainnya akan menyebabkan respon tubuh terhadap obat tersebut. Disamping itu pemberian obat secara intra muskular akan menimbulkan jejas pada otot, sehingga menyebabkan enzim yang dikandung dalam otot tersebut akan masuk ke dalam darah, yang selanjutnya dapat mempengaruhi hasil beberapa pemeriksaan. Obat-obatan yang dapat mempengaruhi hasil laboratorium misalnya : Merokok Merokok dapat menyebabkan perubahan cepat dan lambat pada kadar zat tertentu yang diperiksa. Perubahan dapat terjadi dengan cepat hanya dalam 1 jam dengan merokok 1 5 batang dan akibat yang ditimbulkan adalah peningkatan kadar asam lemak, epinefrin, gliserol bebas, aldosteron dan kortisol. Perubahan lambat terjadi pada hitung lekosit, lipoprotein, aktifitas beberapa enzim, hormon, vitamin, petanda tumor dan logam berat.

Alkohol Konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan perubahan cepat dan lambat pada kadar analit. Perubahan cepat dapat terjadi dalam waktu 2 4 jam setelah konsumsi alkohol dan akibat yang terjadi adalah peningkatan kadar glukosa, laktat, asam urat dan terjadinya asidosis metabolik. Perubahan lambat berupa peningkatan aktifitas gamma glutamyl transferase (gamma-GT), GOT, GPT, trigliserida, kortisol, dan MCV.

Demam Pada waktu demam akan terjadi :

Peningkatan glukosa darah pada tahap permulaan, dengan akibat terjadi peningkatan kadar insulin yang akan menyebabkan penurunan glukosa darah pada tahap lebih lanjut.

\Variasi Circadian Rhythms Dalam tubuh manusia terjadi perbedaan kadar zat-zat tertentu dari waktu ke waktu yang disebut variasi circadian rhythms. Perubahan kadar zat yang dipengaruhi oleh

waktu dapat bersifat linear (garis lurus) seperti umur, dan dapat bersifat siklus seperti siklus harian (variasi diurnal), siklus bulanan (menstruasi) dan musiman. Variasi diurnal yang terjadi antara lain :.

Glukosa. Kadar insulin akan mencapai puncaknya pada pagi hari, sehingga apabila tes toleransi glukosa dilakukan pada siang hari, maka hasilnya akan lebih tinggi daripada bila dilakukan pada pagi hari..

Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium Ronald A.Sacher 11. Apa yang dimaksud resistensi insulin? 12. Jelaskan mekanisme metabolisme karbohidrat!

Metabolisme Karbohidrat 1. Glikolisis Baik dalam keadaan anaerob maupun aerob, glukosa diubah menjadi privat melalaui serangkaian reaki glikolisis. Dalam keadaan anaerob piuvat dikonversi menjadi asam lakta atau alkohol sedangkan dalam keadaan aerob piravat dikonversi menjadi asetil KoA yang kemudian masuk dalam jalur asam trikarboksilat. Sedangkan serangkaian reaksi yang terjadi berurutan dalam jalur EMP untuk mengkonversi glukosa menjadi asam privat yang secara garis besar dapat dikelompokkan dalam dua tahap, yaitu tahap perubahan glukosa menjadi triosa fosfat (yang memerlukan energi kemia) dan tahap perubahan triofo fosfat menjadi asam privat sambil melepaskan energi kimia ke lingkungannya. a. Isomerasi Glukosa 6-Fosfat Reaksi berikutnya adalah reaksi isomerasasi glukosa menjadi frutkosa 6-faosfat. Reaksi ini dan sebaliknya dikatalisis enzim fosfo glukoisomerase (G = + 1400 kalori, pH 7) Kkstb = 0,5. b. Fosforealasi Frutkosa -6-Fosfat Menjadi Frutkosa 1,6 Difosfat Pada reaksi tahap ketiga ini dikatalisis oleh fosfo-fruktosakinase. Tahap ini merupakan tahap reaksi penting untuk pengendalian metabolisme karena enzim ini adalah enzim allosterik yang dapat dipengaruhi oleh beberapa metabolit umum. Kelebihan ATP ataupun asam sitrat dapat menghambat enzim fosfofruktokinase ini. Sebaliknya AMP, ADP, dan Fruktosa 6-P dapat menstimulasi enzim. Enzim ini memerlukan ion Mg2+ sebagai kfaktor dan memiliki berat molekul yang sangat tinggi ( 360.000) dan terdiri dari 4 sub unit). c. Pembentukan Trio Fosfat Reaksi berikutnya menyangkut pemotongan glukosa 1,6 difosfat dengan membentuk dua triosa fosfat: dihidroksi aseton fasfat dan Dgliseraldehida -3- fosfat. Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah aldolase, yang diisolasi pertama kali oleh Warburg kini diketahui banyak ditemukan di alam. Garapan yang didapat dari oksidasi aldehida menjadi asam karboksilat disimpan dalam bentuk gugus asil fosfat:1-3 difosfogliserat. Enzim yang berperan adalah gliseraldehida-3-fosfatdehidrogenase. Berat molekul enzim ini 145.000 dan terdiri atas suatu tetramer dengan berat molekul masing-masing sebunit 35.000 dan terikat erat dengan NAD+, jadi seluruhnya ada 4 NAD+.

d. Interkonversi Asam 3-Fosfogliserat Menjadi 2-Fosfogliserat Fosfogliseril mutase mengkatkalisis interkonvensi dua macam asam Fosfogliserat.\ e. Pembentukan Asam Fosfoenol Piruvat Reaksi berikutnya dikatalisis oleh enzim enolase: Tetapan setimbang (Kstb) reaksi ini sama dengan 3. hal ini berarti bahwa reaksi diatas berjalan secara reversible. Asam fosfoenol piravat (PED) merupakan molekul berenergi tinggi. Hidrolisis molekul ini menghasilkan G=-14.800 kalori. f. Hidrolisis Asam Fosfoenol Piravat Menjadi Piravat Gugus fosfat dari PEP dipindahkan kepada ADP sehingga terbentuk ATP. Reaksi ini dikatalisis leh enzim piravat kinase dan menghasilkan energi sebesar 61000 kalori. Taoutomerisasi dari bentuk enol menjadi keto dapat memberikan cukup energi untuk membentuk ATP

Siklus krebs Siklus Krebs adalah tahapan selanjutnya dari respirasi seluler. Siklus Krebs adalah reaksi antara asetil ko-A dengan asam oksaloasetat, yang kemudian membentuk asam sitrat. Siklus Krebs disebut juga dengan siklus asam sitrat, karena menggambarkan langkah pertama dari siklus tersebut, yaitu penyatuan asetil ko-A dengan asam oksaloasetat untuk membentuk asam sitrat. Pertama-tama, asetil ko-A hasil dari reaksi antara (dekarboksilasi oksidatif) masuk ke dalam siklus dan bergabung dengan asam oksaloasetat membentukasam sitrat. Setelah "mengantar" asetil masuk ke dalam siklus Krebs, ko-A memisahkan diri dari asetil dan keluar dari siklus. Kemudian, asam sitrat mengalami pengurangan dan penambahan satu molekul air sehingga terbentuk asam isositrat. Lalu, asam isositrat mengalami oksidasi dengan melepas ion H+, yang kemudian mereduksi NAD+ menjadi NADH, dan melepaskan satu molekul (CO2) dan membentuk asam aketoglutarat (baca: asam alpha ketoglutarat). Setelah itu, asam a-ketoglutarat kembali melepaskan satu molekul (CO2), dan teroksidasi dengan melepaskan satu ion H+ yang kembali mereduksi NAD+ menjadi NADH. Selain itu, asam a-ketoglutarat mendapatkan tambahan satu ko-A dan membentuk suksinil ko-A. Setelah terbentuk suksinil ko-A, molekul ko-A kembali meninggalkan siklus, sehingga terbentuk asam suksinat. Pelepasan ko-A dan perubahan suksinil ko-A menjadi asam suksinat menghasilkan cukup energi untuk menggabungkan satu molekul ADP dan satu gugus fosfat anorganik menjadi satu molekulATP. Kemudian, asam suksinat mengalami oksidasi dan melepaskan dua ion H+, yang kemudian diterima oleh FAD dan membentuk FADH2, dan terbentuklah asam fumarat. Satu molekul air kemudian ditambahkan ke asam fumarat dan menyebabkan perubahan susunan (ikatan) substrat pada asam fumarat, karena itu asam fumarat berubah menjadi asam malat. Terakhir, asam malat mengalami oksidasi dan kembali melepaskan satu ion H+, yang kemudian diterima oleh NAD+ dan membentuk NADH, dan asam oksaloasetat kembali terbentuk. Asam oksaloasetat ini kemudian akan kembali mengikat asetil ko-A dan kembali menjalani siklus Krebs. Dari siklus Krebs ini, dari setiap molekul glukosa akan dihasilkan 2 ATP,6 NADH, 2 FADH2, dan 4 CO2. Selanjutnya, molekul NADH dan FADH2 yang terbentuk akan menjalani rangkaian terakhir respirasi aerob, yaitu rantai transpor elektron.

3. Glikogenesis Gugus fosfat dan energi yang diperlukan dalam reaksi pembentukan glukosa 6-fosfat dsari glukosa diberikan oleh ATP yang berperan sebagai senyawa kimia berenergi tinggi. Sedang enzim yang mengkatalisnya adalah glukokinase. Selanjutnya, dengan fosfoglukomutase, glukosa 6-fosfat mengalami reaksi isomerasi menjadi glukosa 1fosfat. Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin tri fosfat (UTP) dikatalis oleh glukosa 1fosfat uridil transferase menghasilkan uridin difosfat glukosa (UDP-glukosa)dan pirofosfat (PPi). Mekanisme reaksi glikogenesis juga merupakan jalur metabolisme umum untuk biosintesis disakarida dan polisakarida. Dalam berbagai tumbuhan seperti tanaman tebu, disakarida sukrosa dihasilkan dari glukosa dan fruktosa melalui mekanisme biosintesis tersebut. Dalam hal ini UDP-glukosa abereaksi dengan fruktosa 6-fosfat, dikatalis oleh sukrosa fosfat sintase, membentuk sukrosa 6-fosfat yang kemudian dengan enzim sukrosa fosfatase dihidrolisis menjadi sukrosa. Biokimia Kedokteran Dasar