lbm 1 osteomyelitis sgd 1 adhi

30
LBM 1 STEP 1 1. KISTIK: benjolan dalam rongga tubuh, biasanya benjolannya berongga/seperti kantong. 2. FLEKSI: gerakan yang memperkecil sudut 3. EKSTENSI: gerakan yang memperbesar sudut STEP 2 1. Mengapa bisa demam? 2. Mengapa merasakan nyeri dan bengkak pada tungkai bawah kanan? 3. Mengapa saat palpasi teraba hangat, kemerahan, konsistensi kenyal dan sebagian kistik? 4. Mengapa setelah disuntik penderita malah timbul gejala- gejala seperti pd skenario? 5. Mengapa nyeri saat fleksi dan ekstensi? 6. Apa diagnosis yang dapat disimpulkan? STEP 3 1. Mengapa bisa demam? Terinfeksi bakteri sehingga kompensasi tubuh dengan menaikkan suhunya (demam). 2. Mengapa merasakan nyeri dan bengkak pada tungkai bawah kanan? bakteri infeksi pada tulang (mengekspresikan beberapa reseptor untuk komponen matriks tulang yang mempermudah perlekatannya ke jaringan tulang masuk aliran darah pada tulang lambat, bakteri mengendap di tulang makrofag tau, kompensasinya sel2 radang berkumpul sehingga terjadi reaksi inflamasi (dolor, dkk)

Upload: adhi-ngr

Post on 15-Jul-2016

48 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

jkhk

TRANSCRIPT

Page 1: Lbm 1 Osteomyelitis Sgd 1 Adhi

LBM 1

STEP 1

1. KISTIK: benjolan dalam rongga tubuh, biasanya benjolannya berongga/seperti kantong.

2. FLEKSI: gerakan yang memperkecil sudut3. EKSTENSI: gerakan yang memperbesar sudut

STEP 2

1. Mengapa bisa demam?2. Mengapa merasakan nyeri dan bengkak pada tungkai bawah kanan?3. Mengapa saat palpasi teraba hangat, kemerahan, konsistensi kenyal dan sebagian

kistik?4. Mengapa setelah disuntik penderita malah timbul gejala-gejala seperti pd skenario?5. Mengapa nyeri saat fleksi dan ekstensi?6. Apa diagnosis yang dapat disimpulkan?

STEP 3

1. Mengapa bisa demam?Terinfeksi bakteri sehingga kompensasi tubuh dengan menaikkan suhunya (demam).

2. Mengapa merasakan nyeri dan bengkak pada tungkai bawah kanan?bakteri infeksi pada tulang (mengekspresikan beberapa reseptor untuk komponen matriks tulang yang mempermudah perlekatannya ke jaringan tulang masuk aliran darah pada tulang lambat, bakteri mengendap di tulang makrofag tau, kompensasinya sel2 radang berkumpul sehingga terjadi reaksi inflamasi (dolor, dkk)kenapa di tungkai bawah? Karena hubungannya dgn anak2, mereka msh dlm masa pertumbuhan, bakterinya menginfeksi metafisis

nyeri: ada perkembangan bakteri, ada nekrosis sehingga menyebabkan nyeri

3. Mengapa saat palpasi teraba hangat, kemerahan, konsistensi kenyal dan sebagian kistik?Teraba hangat dan kemerahan karena itu adalah gejala dari reaksi inflamasiTerkait PROSES INFLAMASI

Apa saja yang termasuk mediator inflamasiFaktor pencetus inflamasi

Page 2: Lbm 1 Osteomyelitis Sgd 1 Adhi

4. Mengapa setelah disuntik penderita malah timbul gejala-gejala seperti pd skenario?Karena infeksi dari bakteri, mungkin suntikannya terkontaminasi sehingga bakteri masuk melalui suntikan dan masuk ke aliran darah.

5. Mengapa nyeri saat fleksi dan ekstensi?Bakteri menumpuk, jika menumpuknya pada persendian, maka jika sendi itu digerakkan, maka akan terasa sakit.Ada pembengkakkan membran sinovial karena reaksi inflamasi, sehingga jika bergerak fleksi-ekstensi, akan terasa sakit.

6. Apa diagnosis yang dapat disimpulkan?Osteomyelitis

Apa definisinya?infeksi tulang yang disebabkan bakteri, bakteri ke tulang bisa secara langsung ataupun melalui vaskuler. Yang menyerang metafisis os.longum pada anak-anak.

Apa saja klasifikasinya? Osteomyelitis akut (biasanya menyerang anak2 sampai usia pubertas),

- Hematogen: penyebarannya berasal dari darah- Direct: kontak langsung tulang dengan bakteri

Jangka waktunya 1-2 minggu Osteomyelitis subakut (biasanya pd wanita dengan obstetrik dan

ginekologi),berasal dari penyebaran infeksi Staphylococcus aureus, jangka waktunya 1-2 bulan

Osteomyelitis kronik.Jangka waktunya 2 bulan

Apa Etiologinya?Karena adanya bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus, kemudian adanya kontaminasi jaringan saat luka atau operasi. E. Coli dan Streptococcus penyebab osteomyelitis pada neonatus.Bisa juga kontaminasi langsung pada tulang seperti saat fraktur terbuka ataupun pembedahan tulang.

Faktor resiko?Orang dengan nutrisinya buruk, lansia, penderita DM, kegemukan.

Bagaimana Patogenesisnya?Ada luka bakteri masuk menginfeksi luka infeksinya mencapai tulang secara hematogen, yang pertama kali terinfeksi adalah sumsum tulang membentuk eksudat dan abses sub periosteal menjalar sepanjang batang tulang periosteum membentuk tabung tulang baru di sekitar batang tulang yang lama sehingga seperti menumpuk.

Page 3: Lbm 1 Osteomyelitis Sgd 1 Adhi

Bagaimana gejala klinisnya? Nyeri pada tulang yang terkena infeksi Peningkatan suhu badan, demam tinggi Biasanya di dahului sepsis (infeksi) Ada pembengkakkan di sekitar tulang Terjadi leukositosis Menggigil Denyut nadi cepat Malaise

Apa DDnya?apa perbedaannya dengan osteomyelitis? Selulitis Gangren gas Gout dan pseudo gout Penyakit neuropati sendi Poliomyelitis Myositis Fraktur Arthtritis bakterial Arthtritis rheumatoid

Apa saja pemeriksaan penunjangnya?

- foto rontgen- CT scan- MRI- Kultur dan sensitifitas

Bagaimana penatalaksanaannya? Daerah yang terkena infeksi dapat dilakukan rendama salin hangat selama 20

menit untuk meningkatkan aliran darah Terapi antibiotika

Identifikasi bakteri dengan cara kultur darah dan kultur swab untuk menentukan bakteri sehingga bisa ditentukan antibiotik apa yang bisa digunakan untuk membasmi bakteri tersebut.

Jika tidak ada respon terhadap antibiotik, dilakukan pembedahan, jaringan yang purulen dan nekrotik diambil.

ANATOMI TULANG BESERTA GAMBAR

Page 4: Lbm 1 Osteomyelitis Sgd 1 Adhi

STEP 4

STEP 7

1. Mengapa bisa demam?2. Mengapa merasakan nyeri dan bengkak pada tungkai bawah kanan?3. Mengapa saat palpasi teraba hangat, kemerahan, konsistensi kenyal dan sebagian

kistik?4. Mengapa setelah disuntik penderita malah timbul gejala-gejala seperti pd skenario?

Kuman dapat memasuki tulang melalui jalur hematogen, penularan langsung dari tempat infeksi, atau melalui luka tusuk. Fagosit berusaha mengatasi infeksi dan dalam prosesnya akan melepaskan enzim yang melisiskan tulang. Selain itu, fagosit juga akan melepaskan zat-zat seperti bradikinin, histamin, dan sebagainya yang akan menimbulkan manifestasi seperti pyrexia, rubor, dan dolor. Selain itu, naiknya tekanan dalam tulang juga akan menimbulkan rasa nyeri. Pus yang terbentuk menyebar ke dalam saluran pembuluh darah, meningkatkan tekanan dalam tulang dan mengganggu aliran darah, setelah itu akan terbentuk sinus yang akan mengalirkan discharge seropurulen keluar dari daerah infeksi, sinus ini akan membuka untuk mengalirkan discharge lalu menutup kembali. Apabila infeksi yang terjadi tidak ditangani dengan baik maka akan terjadi osteomielitis kronik.(Harrison, 1999)

5. Mengapa nyeri saat fleksi dan ekstensi?6. Apa diagnosis yang dapat disimpulkan?

Osteomyelitis

Apa definisinya?

Osteomyelitis is an infection of the bone. It can be caused by a variety of microbial agents (most common in staphylococcus aureus) and situations, including:

An open injury to the bone, such as an open fracture with the bone ends piercing the skin.

An infection from elsewhere in the body, such as pneumonia or a urinary tract infection that has spread to the bone through the blood (bacteremia, sepsis).

A minor trauma, which can lead to a blood clot around the bone and then a secondary infection from seeding of bacteria.

Page 5: Lbm 1 Osteomyelitis Sgd 1 Adhi

Bacteria in the bloodstream bacteremia (poor dentition), which is deposited in a focal (localized) area of the bone. This bacterial site in the bone then grows, resulting in destruction of the bone. However, new bone often forms around the site.

A chronic open wound or soft tissue infection can eventually extend down to the bone surface, leading to a secondary bone infection.

(http://my.clevelandclinic.org/disorders/osteomyelitis/hic_osteomyelitis.aspx)

Apa saja klasifikasinya?Osteomyelitis akut Hematogen: Hematogenous osteomyelitis, infeksi disebabkan bakteri melalui darah. Acute hematogenous osteomyelitis, infeksi akut pada tulang disebabkan bekteri yang berasal dari sumber infeksi lain. Kondisi ini biasanya terjadi pada anak-anak. Bagian yang sering terkena infeksi adalah bagian yang sedang bertumbuh pesat dan bagian yang kaya akan vaskularisasi dari metaphysis. Pembuluh darah yang membelok dengan sudut yang tajam pada distal metaphysis membuat aliran darah melambat dan menimbulkan endapan dan trombus, tulang itu sendiri akan mengalami nekrosis lokal dan akan menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. Mula-mula terdapat fokus infeksi didaerah metafisis, lalu terjadi hiperemia dan udem. Karena tulang bukan jaringan yang bisa berekspansi maka tekanan dalam tulang ini menyebabkan nyeri lokal yang sangat hebat.

Infeksi dapat pecah ke subperiost, kemudian menembus subkutis dan menyebar menjadi selulitis atau menjalar melalui rongga subperiost ke diafisis. Infeksi juga dapat pecah kebagian tulang diafisis melalui kanalis medularis.

Penjalaran subperiostal kearah diafisis akan merusak pembuluh darah yang kearah diafisis, sehingga menyebabkan nekrosis tulang yang disebut sekuester. Periost akan membentuk tulang baru yang menyelubungi tulang baru yang disebut involukrum (pembungkus). Tulang yang sering terkena adalah tulang panjang yaitu tulang femur, diikuti oleh tibia, humerus ,radius , ulna, dan fibula.

Direct or contigous inoculation osteomyelitis disebabkan kontak langsung antara jaringan tulang dengan bakteri, biasa terjadi karena trauma terbuka dan tindakan pembedahan. Manifestasinya terlokalisasi dari pada hematogenous osteomyelitis. Kategori tambahan lainnya adalah chronic osteomyelitis dan osteomyelitis sekunder yang disebabkan oleh penyakit vaskular perifer.Osteomyelitis sering menyertai penyakit lain seperti diabetes melitus, sickel cell disease, AIDS, IV drug abuse, alkoholism, penggunaan steroid yang berkepanjangan, immunosuppresan dan penyakit sendi yang kronik. Pemakaian prosthetic adalah salah satu faktor resiko, begitu juga dengan pembedahan ortopedi dan fraktur terbuka. Rasio antara pria dan wanita 2 :1.

Page 6: Lbm 1 Osteomyelitis Sgd 1 Adhi

(Sabiston. DC; alih bahasa: Andrianto.P; Editor Ronardy DH. Buku Ajar Bedah Bagian 2. Penerbit EGC; Jakarta)Osteomyelitis Hematogen Subacute

Gejala Osteomyelitis hematogen subacute lebih ringan oleh karena organisme yang menyebabkan kurang purulen dan penderita lebih resisten

Etiologi

Osteomyelitis hematogen subacute biasanya disebabkan oleh staphylococcus aureus dan umumnya berlokasi dibagian distal femur dan proksimal tibia.

Patologi

Biasanya terdapat cavitas dengan batas tegas pada tulang kanselosa dan mengandung cairan semipurulen. Kavitas dilingkari oleh jaringan granulasi yang terdiri dari sel-sel inflamasi acute dan kronik dan biasanya terdapat penebalan trabekula

Gambaran Klinis

Atrofi otot Nyeri local

Sedikit pembengkakan

Dan dapat pula penderita menjadi pincang

Terdapat rasa nyeri pada daerah sekitar sendi selama beberapa minggu atau mungkin berbulan-bulan.

Suhu tubuh penderita biasanya normal

Diagnosis

Foto roentgen biasanya ditemukan kavitas berdiameter 1-2 cm, terutama pada daerah metafisis dari tibia dan femur atau kadang-kadang pada daerah diafisis tulang panjang.

Pemeriksaan labratorium

Leukosit normal LED meningkat

Pengobatan

Pengobatan yang diberikan berupa pemberian antibiotic yang adekuat selam 6 minggu, apabila diagnosis ragu-ragu, maka dapat dilakukan biopsy dan kuretase.

Page 7: Lbm 1 Osteomyelitis Sgd 1 Adhi

Osteomyelitis Sklerosing/Garre

Adalah suatu osteomyelitis subacute dan terdapat kavitas yang dikelilingi jaringan sclerotic pada daerah metafisis, dan diaphisis tulang panjang. Penderita biasanya remaja dan orang dewasa, terdapat rasa nyeri dan sedikit pembengkakan pada tulang

Pemeriksaan radiologist

Terlihat adanya kavitas yang dilingkari jaringan sklerotis dan tidak ditemukan kavitas yang sentral, hanya berupa suatu cavitas yang difus.

Pengobatan

Eksisi

Kuretase

Osteomyelitis Pasca Trauma

Osteomyelitis akibat fraktur terbuka merupakan osteomylitis yang paling sering ditemukan pada orang dewasa. Pada suatu fraktur terbuka dapat ditemukan kerusakan jaringan, kerusakan pembuluh darah, edema, hematoma dan hubungan antara fraktur dan dunia luar. Sehingga pada fraktur terbuka umumnya menjadi infeksi,

Etiologi

Staphylokokus aureus, E. Colli, pseudomonas dan kadang-kadang oleh bakteri anaerobic, seperti clostridium, streptococcus anaerob atau bakteriodes.

Gambaran Klinis

Demam

Nyeri

Pembengkakan pada daerah fraktur

Dan sekresi pus pada luka

Laboratorium

Pada fraktur terbuka perlu dilakukan pemeriksaan biakan kuman guna menentukan kuman penyebabnya, pada pemeriksaan darah ditemukan leukositosis dan peningkatan LED.

Pengobatan

Page 8: Lbm 1 Osteomyelitis Sgd 1 Adhi

Prinsip penanganan pada kelainan ini sama dengan osteomyelitis lainnya, pada fraktur terbuka sebaiknya dilakukan pencegahan infeksi melalui pembersihan dan debridement luka. Luka dibiarkan terbuka dan diberikan antibiotic adekuat.

Osteomyelitis Pasca Operasi

Osteomyelitis jenis ini terjadi setelah suatu operasi tulang (terutama pada operasi yang menggunakan implant), dimana invasi bakteri disebabkan oleh lingkungan bedah. Gejala infeksi dapat timbul segera setelah operasi atau beberapa bulan kemudian

Osteomyelitis pasca operasi yang paling ditakuti adalah osteomyelitis setelah suatu operasi artoplasty. Pada keadaan ini pencegahan lebih penting dari pada pegobatan.

Pengobatan

Pada operasi tanpa implant : pengobatannya sama dengan ostemyelitis post trauma dengan kerusakan jaringan yang sedikit.

Pada fraktur yang difiksasi internal : Antibiotik IV dengan dosis besar, bila ada abses harus didrainase dan luka dibiarkan terbuka sampai bersih, jika gagal eksisi bagiang yang infeksi dan nekrosis, dan diirigasi dengan antibiotic secara intermitten dan suction drainasse mungkin dapat mengontrol infeksi dan mencegah terjadinya osteomyelitis kronis.

Osteomyelitis kronik

Osteomyelitis kronis umumnya merupakan lanjutan dari osteomyelitis akut yang tidak terdiagnosis, atau tidak diobati dengan baik. Osteomyelitis kronis dapat juga terjadi setelah fraktur terbuka atau setelah operasi pada tulang

Etiologi

Bakteri penyebab osteomyelitis kronis terutama oleh staphylokokus aureus atau E. Colli, proteus, pseudomonas. Staphylokokus epidermidis merupakan penyebab utama osteomyelitis kronis pada operasi-operasi orthopedic yang menggunakan implant.

Patologi dan Patogeneses

Infeksi tulang dapat menyebabkan terjadinya sekuestrum yang menghambat terjadinya resolusi dan penyembuhan spontan yang normal pada tulang. Sekustrum ini merupakan benda asing bagi tulang dan mencegah terjadinya penutupan kloaka (pada tulang) dan sinus (pada kulita) sekuetrum diselimuti oleh involucrum yang tidak dapat keluar atau dibersihkan dari medulla tulang kecuali dengan tindakan operasi. Proses selanjutnya terjadi destruksi dan sclerosis tulang yang dapat ditunjukanan melalui foto roentgen.

Gambaran klinis

Page 9: Lbm 1 Osteomyelitis Sgd 1 Adhi

Keluarnya cairan dari luka atau sinus setelah operasi, yang bersifat menahun. Demam

Nyeri local yang hilang timbul didaerah anggota gerak tertentu

Pada Pemeriksaan Fisik : adanya sinus, fistel, atau sikatrik bekas operasi dengan nyeri tekan, mungkin dapat ditemukan sekuestrum yang menonjol keluar melalui kulit.

Biasanya terdapat riwayat fraktur terbuka atau osteomyelitis pada penderita

Laboratorium

Peningkatan LED Leukositosis

Peningkatan titer antibody anti staphylococcus

Pemeriksaan kultur dan uji sensitifitas diperlukan untuk menentukan organisme penyebabnya

Pemeriksaan radiologist

Foto polos : ditemukan tanda-tanda porosis dan sclerosis tulang, penebalan periost, elevasi periosteum dan mungkin adanya sekuetrum

Radiology scanning : membantu menegakkan diagnosis osteomyelitis kronis.

CT Scan dan MRI : bermanfaat untuk membuat rencana pengobatan serta untuk melihat sejauh mana kerusakan tulang yang terjadi.

Pengobatan

1. Pemberian antibiotic : untuk mencegah terjadinya penyebaran infeksi pada tulang sehat lainnya, mengontrol eksaserbasi akut

2. Tindakan opertif : dilakukan bila fase eksaserbasi akut telah reda, setelah pemberian antibotik yang adekuat, operasi yang dilakukan bertujuan untuk mengeluarkan seluruh jaringan nekrotik, baik jaringan lunak maupun jaringan tulang (sekuestrum) sampai jaringan sehat sekitarnya. Selanjutnya dilakukan drainasse kemudian irigasi secara kontinu selama beberapa hari. Adakalanya diperlukan penanaman rantai antibiotic didalam bagian tulang yang infeksi. Sebagai dekompresi pada tulang dan memudahkan antibiotik mencapai sasaran dan mencegah penyebaran osteomyelitis lebih lanjut.

Osteomyelitis Tuberkulosa.

Osteomyelitis tuberkulosa selalu merupakan penyebaran sekunder dari kelainan tuberkulosa dari tempat lain terutama dari paru-paru. Seperti pada osteomyelitis hematogen akut, penyebaran infeksi juga terjadi secara hematogen dan biasanya

Page 10: Lbm 1 Osteomyelitis Sgd 1 Adhi

mengenai anak-anak. Perbedaannya, osteomyelitis hematogen akut umumnya terdapat pada daerah metafisis sementara osteomyelitis tuberkulosa terutama mengenai daerah tulang belakang.

Spondilitis Tuberkulosa (Penyakit Pott)

Tuberkulosis tulang belakang atau dikenal juga dengan spondilitis tuberkulosa merupakan peradangan granulomatosa yang bersifat kronik destruktif oleh mikobakterium tuberkulosa. Tuberkulosis tulang belakang selalu merupakan infeksi sekunder dari focus di tempat lain dalam tubuh. Percivall Pott ( 1793) adalah penulis pertama tentang penyakit ini dan menyatakan terdapat hubungan antara penyakit ini dengan deformitas tulang belakang yang terjadi, sehingga penyakit ini disebut juga penyakit Pott.

Insidens

Spondilitis tuberkulosa mrupakan 50% dari seluruh tuberkulosis tulang dan sendi yang terjadi. Spondilitis tuberkulosa terutama ditemukan pada kelompok umur 2-10 tahun engan perbandingan yang sama antara wanita dan pria.

Etiologi

Tuberkulosis tulang belakang merupakan infeksi sekunder dari tuberculosis di tempat lain dari tubuh.90-95 % disebabkan oleh M.tuberculosis typik, 5-10 % oleh M.tuberkulosis atypik. Lokalisasi spondilitis tuberkulosa terutama pada daerah vertebra torakal bawah dan lumbal atas, sehingga diduga adanya infeksi sekunder dari suatu tuberkulosa traktus urinarius, yang penyebabnya melalui vena paravertebralis.

Patofisiologi

Penyakit ini pada umumnya mengenai lebih dari satu vertebra. Infeksi berawal dari bagian sentral bagian depan atau daerah epifisial corpus vertebra. Kemudian terjadi hiperemi dan eksudasi yang menyebabkan osteoporosis dan perlunakan corpus. Selanjutnya terjadi kerusakan pada kortek epifisis, discus intervertebralis dan vertebra sekitarnya. Kerusakan pada bagian depan corpus ini akan menyebabkan kifosis.

Kemudian eksudat (yang terdiri atas serum, leukosit, caseosa, tulang yang fibrosis serta basil tuberkulosa) menyebar ke depan, di bawah ligamentum longitudinal anterior. Eksudat ini dapat menembus ligamentum dan berekspansi.

Gambaran Klinis

Riwayat sakit lama (tulang belakang )

Cold abces, paresthesia, weakness, gangguan vegetatif

Page 11: Lbm 1 Osteomyelitis Sgd 1 Adhi

(Rasjad, Chairudin Prof., Ph.D., Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, Makassar:2000)

(Apley AG, Solomon, Louis, et.al. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures, Ed. 8, Arnold, London:2001)

Apa Etiologinya?

Penyebab: bakteri pada kasus direct osteomyelitis :

Akut hematogenous osteomyelitis.

Pada bayi baru lahir : S. aureus, Enterobacter Sp, dan Stretococcus Sp group A dan B.

Pada anak umur 4 bulan sampai 4 tahun : S. aureus, Enterobacter Sp, Stretococcus Sp group A dan B dan H influenzae.

Pada anak-anak dan remaja muda : S. aureus ( 80 % ), Enterobacter Sp, Stretococcus Sp group A dan B dan H influenzae.

Pada orang dewasa S. aureus, dan kadang-kadang Enterobacter Sp atau Streptococcus Sp group A dan B.

(Sabiston. DC; alih bahasa: Andrianto.P; Editor Ronardy DH. Buku Ajar Bedah Bagian 2. Penerbit EGC; Jakarta)

Faktor resiko?Orang dengan nutrisinya buruk, lansia, penderita DM, kegemukan.

Bagaimana Patogenesisnya?Ada luka bakteri masuk menginfeksi luka infeksinya mencapai tulang secara hematogen, yang pertama kali terinfeksi adalah sumsum tulang membentuk eksudat dan abses sub periosteal menjalar sepanjang batang tulang periosteum membentuk tabung tulang baru di sekitar batang tulang yang lama sehingga seperti menumpuk.

Bagaimana gejala klinisnya?

Symptoms of osteomyelitis

The symptoms of osteomyelitis can include:

Pain and/or tenderness in the infected area Swelling and warmth in the infected area

Fever

Nausea, secondarily from being ill with infection

Page 12: Lbm 1 Osteomyelitis Sgd 1 Adhi

General discomfort, uneasiness, or ill feeling

Drainage of pus through the skin

Additional symptoms that may be associated with this disease include:

Excessive sweating Chills

Lower back pain (if the spine is involved)

Swelling of the ankles, feet, and legs

Changes in gait (walking pattern that is a painful, yielding a limp)

(http://my.clevelandclinic.org/disorders/osteomyelitis/hic_osteomyelitis.aspx)

Apa DDnya?apa perbedaannya dengan osteomyelitis? Selulitis

Selulitis adalah suatu penyebaran infeksi bakteri ke dalam kulit dan jaringan di bawah kulit. Infeksi dapat segera menyebar dan dapat masuk ke dalam pembuluh getah bening dan aliran darah. Jika hal ini terjadi, infeksi bisa menyebar ke seluruh tubuh.PENYEBABSelulitis bisa disebabkan oleh berbagai jenis bakteri yang berbeda, yang paling sering adalah Streptococcus. Staphylococcus juga bisa menyebabkan selulitis, tetapi biasanya terbatas di daerah yang lebih sempit.GEJALAGejala awal berupa kemerahan dan nyeri tekan yang terasa di suatu daerah yang kecil di kulit. Kulit yang terinfeksi menjadi panas dan bengkak, dan tampak seperti kulit jeruk yang mengelupas (peau d'orange). Pada kulit yang terinfeksi bisa ditemukan lepuhan kecil berisi cairan (vesikel) atau lepuhan besar berisi cairan (bula), yang bisa pecah. Karena infeksi menyebar ke daerah yang lebih luas, maka kelenjar getah bening di dekatnya bisa membengkak dan teraba lunak. Kelenjar getah bening di lipat paha membesar karena infeksi di tungkai, kelenjar getah bening di ketiak membesar karena infeksi di lengan. Penderita bisa mengalami demam, menggigil, peningkatan denyut jantung, sakit kepala dan tekanan darah rendah. Kadang-kadang gejala-gejala ini timbul beberapa jam sebelum gejala lainnya muncul di kulit. Tetapi pada beberapa kasus gejala-gejala ini sama sekali tidak ada. Kadang-kadang bisa timbul abses sebagai akibat dari selulitis. Meskipun jarang, bisa terjadi komplikasi serius berupa penyebaran infeksi di bawah kulit yang menyebabkan kematian jaringan (seperti pada gangren streptokokus dan fasitis nekrotisasi) dan penyebaran infeksi melalui aliran darah (bakteremia) ke bagian tubuh lainnya.

Page 13: Lbm 1 Osteomyelitis Sgd 1 Adhi

Jika selulitis kembali menyerang sisi yang sama, maka pembuluh getah bening di dekatnya bisa mengalami kerusakan dan menyebabkan pembengkakan jaringan yang bersifat menetap.

(http://medicastore.com/penyakit/194/Gas_Gangren.html) Gangren gas

DEFINISIGangren adalah kematian jaringan, biasanya berhubungan dengan berhentinya aliran darah ke daerah yang terkena. PENYEBABGas gangren terjadi akibat infeksi oleh bakteri klostridium, yang merupakan akteri an-aerob (tumbuh bila tidak ada oksigen). Selama pertumbuhannya, klostridium menghasilkan gas, sehingga infeksinya disebut gas gangren. Gas gangren biasanya terjadi di bagian tubuh yang mengalami cedera atau pada luka operasi. Sekitar 30% kasus terjadi secara spontan. Bakteri klostridium menghasilkan berbagai racun, 4 diantaranya (alfa, beta, epsilon, iota) menyebabkan gejala-gejala yang bisa berakibat fatal. Selain itu, terjadi kematian jaringan (nekrosis), penghancuran sel darah (hemolisis), vasokonstriksi dan kebocoran pembuluh darah. Racun tersebut menyebabkan penghancuran jaringan lokal dan gejala-gejala sistemik. GEJALAPeradangan pada daerah yang terinfeksi berawal sebagai pembengkakan jaringan berwarna pucat atau merah kecoklatan yang terasa sangat nyeri. Gas di dalam jaringan bisa dirasakan jika jari tangan menekan daerah pembengkakan tersebut. Infeksi klostridium juga menyebabkan kulit teraba hangat dan bengkak. Infeksi bisa menyebar luas di bawah kulit, sering membentuk bula (lepuhan besar berisi cairan). Cairannya berwarna coklat dan berbau busuk.

Page 14: Lbm 1 Osteomyelitis Sgd 1 Adhi

Gejala sistemik muncul pada awal terjadinya infeksi, berupa demam, berkeringat dan kecemasan. Jika tidak diobati, bisa terjadi sindroma yang menyerupai syok, yaitu penurunan tekanan darah (hipotensi), gagal ginjal, koma dan kematian.(http://medicastore.com/penyakit/194/Gas_Gangren.html)

Gout dan pseudo gout

DEFINISIPenyakit gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan

mendadak dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia). Peradangan sendi bersifat menahun dan setelah terjadinya serangan berulang, sendi bisa menjadi bengkok. Hampir 20% penderita gout memiliki batu ginjal.PENYEBABDalam keadaan normal, beberapa asam urat (yang merupakan hasil pemecahan sel) ditemukan dalam darah karena tubuh terus menerus memecahkan sel dan membentuk sel yang baru dan karena makanan yang dikonsumsi mengandung cikal bakal asam urat. Kadar asam urat menjadi sangat tinggi jika ginjal tidak dapat membuangnya melalui air kemih. Tubuh juga bisa menghasilkan sejumlah besar asam urat karena adanya kelainan enzim yang sifatnya diturunkan atau karena suatu penyakit (misalnya kanker darah), dimana sel-sel berlipatganda dan dihancurkan dalam waktu yang singkat. Beberapa jenis penyakit ginjal dan obat-obatan tertentu mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam urat.GEJALA

Page 15: Lbm 1 Osteomyelitis Sgd 1 Adhi

Serangan gout (artritis gout akut) terjadi secara mendadak. Timbulnya serangan bisa dipicu oleh: - luka ringan - pembedahan - pemakaian sejumlah besar alkohol atau makanan yang kaya akan protein - kelelahan - stres emosional - penyakit. Nyeri yang hebat dirasakan oleh penderita pada satu atau beberapa sendi, seringkali terjadi pada malam hari; nyeri semakin memburuk dan tak tertahankan. Sendi membengkak dan kulit diatasnya tampak merah atau keunguan, kencang dan licin, serta teraba hangat. Menyentuh kulit diatas sendi yang terkena bisa menimbulkan nyeri yang luar biasa. Penyakit ini paling sering mengenai sendi di pangkal ibu jari kaki dan menyebabkan suatu keadaan yang disebut podagra; tetapi penyakit ini juga sering menyerang pergelangan kaki, lutut, pergelangan tangan dan sikut. Kristal dapat terbentuk di sendi-sendi perifer tersebut karena persendian tersebut lebih dingin daripada persendian di pusat tubuh dan urat cenderung membeku pada suhu dingin. Kristal juga terbentuk di telinga dan jaringan yang relatif dingin lainnya. Sebaliknya, gout jarang terjadi pada tulang belakang, tulang panggul ataupun bahu. Gejala lainnya dari artritis gout akut adalah demam, menggigil, perasaan tidak enak badan dan denyut jantung yang cepat. Gout cenderung lebih berat pada penderita yang berusia dibawah 30 tahun. Biasanya pada pria gout timbul pada usia pertengahan, sedangkan pada wanita muncul pada saat pasca menopause. Serangan pertama biasanya hanya mengenai satu sendi dan berlangsung selama beberapa hari. Gejalanya menghilang secara bertahap, dimana sendi kembali berfungsi dan tidak timbul gejala sampai terjadi serangan berikutnya. Tetapi jika penyakit ini semakin memburuk, maka serangan yang tidak diobati akan berlangsung lebih lama, lebih sering terjadi dan mengenai beberapa sendi. Sendi yang terkena bisa mengalami kerusakan yang permanen. Bisa terjadi gout menahun dan berat, yang menyebabkan terjadinya kelainan bentuk sendi. Pengendapan kristal urat di dalam sendi dan tendon terus berlanjut dan menyebabkan kerusakan yang akan membatasi pergerakan sendi. Benjolan keras dari kristal urat (tofi) diendapkan dibawah kulit di sekitar sendi. Tofi juga bisa terbentuk di dalam ginjal dan organ lainnya, dibawah kulit telinga atau di sekitar sikut. Jika tidak diobati, tofi pada tangan dan kaki bisa pecah dan mengeluarkan massa kristal yang menyerupai kapur.DIAGNOSA Diagnosa gout seringkali ditegakkan bedasarkan gejalanya yang khas dan hasil pemeriksan terhadap sendi. Ditemukannya kadar asam urat yang tinggi di dalam darah akan memperkuat diagnosis. Tetapi pada suatu serangan akut, kadar asam urat seringkali normal. Pada pemeriksaan terhadap contoh cairan

Page 16: Lbm 1 Osteomyelitis Sgd 1 Adhi

sendi dibawah mikroskop khusus akan tampak kristal urat yang berbentuk seperti jarum. (http://medicastore.com/penyakit/194/Gas_Gangren.html)DEFINISIPseudogout (penyakit pengendapan kristal kalsium pirofosfat dihidrat) adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan artritis yang menimbulkan nyeri dan hilang timbul, yang disebabkan oleh endapan kristal kalsium pirofosfat. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia lanjut, baik pria maupun wanita. Pada akhirnya penyakit ini menyebabkan kemunduran pada sendi yang terkena. PENYEBABPenyebab pseudogout tidak diketahui. Penyakit ini bisa terjadi pada orang yang memiliki penyakit lain, seperti: - tingginya kadar kalsium dalam darah karena tingginya kadar hormon paratiroid (hiperparatiroidisme) - tingginya kadar zat besi dalam jaringan (hemokromatosis) - rendahnya kadar magnesium dalam darah (hipomagnesemia). GEJALAGejalanya bervariasi. Beberapa penderita mengalami serangan artritis yang menimbulkan nyeri, biasanya di lutut, pergelangan tangan atau sendi-sendi lainnya yang relatif besar. Penderita lainnya mengalami nyeri menetap dan menahun, serta kekakuan pada sendi lengan dan tungkai, yang bisa dikelirukan sebagai artritis rematoid. Serangan akut biasanya tidak sehebat gout. Diantara serangan, beberapa penderita tidak merasakan nyeri, bahkan beberapa orang yang memiliki sejumlah besar endapan kristal tidak merasakan nyeri. DIAGNOSADiagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan cairan sendi, yang menunjukkan adanya kristal kalsium pirofosfat. Pada foto rontgen akan tampak endapan berwarna putih dari kristal kalsium pirofosfat.

(http://medicastore.com/penyakit/194/Gas_Gangren.html)

Page 17: Lbm 1 Osteomyelitis Sgd 1 Adhi

Penyakit neuropati sendi Poliomyelitis

Poliomielitis merupakan infeksi dari virus jenis enteroviral yang dapat bermanifestasi dalam 4 bentuk yaitu, infeksi yang tidak jelas, menetap, nonparalitik, dan paralitik. Sebelum abad 19 polimielitis menyebar secara mendunia, dan pada puncaknya tahun 1950. dengan ditemukannya vaksin menurunkan angka kejadian ini hingga serendah-rendahnya. PATOFISIOLOGI Poliovirus merupakan RNA virus yang di transmisikan memalalui rute oral-fekal, melalui konsumsi dari air yang terkontaminasi feses (kotoran manusia). Terdapat tiga jenis yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia. Masa inkubasi membutuhkan waktu 5 – 35 hari. Apabila virus masnuk kedalam tubuh melalui jalur makan, akan menetap dan berkembang biak di kelenjar getah bening nasofaring atau usus, dan kemudian menyebar melalui darah ke seluruh tubuh. Setelah virus masuk kedalam jaringan tubuh, virus akan mengeluarkan neurotropik yang akan merusak akhiran saraf pada otot, yang menyebabkan kelumpuhan dari organ gerak bahkan sampai otot mata.GEJALA KLINIS Berdasarkan keluhan awal penderita akan mengeluh seperti adanya infeksi ringan seperti akibat flu, atau batuk. Pada kasus infeksi yang tidak jelas, keluhan disertai dengan adanay mual, muntah, nyeri perut, yang berlangsung selama kurang dari 5 hari, dan berkembang menjadi iritasi dari selaput otak. Pada paralitik osteomyelitis keluhan akan terus berkembang dari kelemahan anggota gerak sampai gangguan pernafasan. Penderita yang telah sembuh dari polio akan menimbulkan gejala sindroma postpolio berupa kelemahan dan ketidak seimbangan pada anggota gerak yang terinfeksi sebelumnya. Keluhan ini timbul dalam rentang waktu 20 – 40 tahun.(http://medicastore.com/penyakit/194/Gas_Gangren.html)

Myositis Fraktur Arthtritis bakterial Arthtritis rheumatoid

Apa saja pemeriksaan penunjangnya?

Diagnosing osteomyelitis

To diagnose osteomyelitis, the doctor will first perform a history, review of systems, and a complete physical examination. In doing so, the physician will look for signs or symptoms of soft tissue and bone tenderness and possibly swelling and redness. The doctor will also ask you to describe your symptoms and will evaluate your personal

Page 18: Lbm 1 Osteomyelitis Sgd 1 Adhi

and family medical history. The doctor can then order any of the following tests to assist in confirming the diagnosis:

Blood tests: When testing the blood, measurements are taken to confirm an infection: a CBC (complete blood count), which will show if there is an increased white blood cell count; an ESR (erythrocyte sedimentation rate); and/or CRP (C-reactive protein) in the bloodstream, which detects and measures inflammation in the body.

Blood culture: A blood culture is a test used to detect bacteria. A sample of blood is taken and then placed into an environment that will support the growth of bacteria. By allowing the bacteria to grow, the infectious agent can then be identified and tested against different antibiotics in hopes of finding the most effective treatment.

Needle aspiration: During this test, a needle is used to remove a sample of fluid and cells from the vertebral space, or bony area. It is then sent to the lab to be evaluated by allowing the infectious agent to grow on media.

Biopsy: A biopsy (tissue sample) of the infected bone may be taken and tested for signs of an invading organism.

Bone scan: During this test, a small amount of Technetium-99 pyrophosphate, a radioactive material, is injected intravenously into the body. If the bone tissue is healthy, the material will spread in a uniform fashion. However, a tumor or infection in the bone will absorb the material and show an increased concentration of the radioactive material, which can be seen with a special camera that produces the images on a computer screen. The scan can help your doctor detect these abnormalities in their early stages, when X-ray findings may only show normal findings.

(http://my.clevelandclinic.org/disorders/osteomyelitis/hic_osteomyelitis.aspx)

Bagaimana penatalaksanaannya?

Treating and managing osteomyelitis

The objective of treating osteomyelitis is to eliminate the infection and prevent the development of chronic infection. Chronic osteomyelitis can lead to permanent deformity, possible fracture, and chronic problems, so it is important to treat the disease as soon as possible.

Drainage: If there is an open wound or abscess, it may be drained through a procedure called needle aspiration. In this procedure, a needle is inserted into the infected area and the fluid is withdrawn. For culturing to identify the bacteria, deep aspiration is preferred over often-unreliable surface swabs. Most pockets of infected fluid collections (pus pocket or abscess) are drained by open surgical procedures.

Page 19: Lbm 1 Osteomyelitis Sgd 1 Adhi

Medications: Prescribing antibiotics is the first step in treating osteomyelitis. Antibiotics help the body get rid of bacteria in the bloodstream that may otherwise re-infect the bone. The dosage and type of antibiotic prescribed depends on the type of bacteria present and the extent of infection. While antibiotics are often given intravenously, some are also very effective when given in an oral dosage. It is important to first identify the offending organism through blood cultures, aspiration, and biopsy so that the organism is not masked by an initial inappropriate dose of antibiotics. The preference is to first make attempts to do procedures (aspiration or bone biopsy) to identify the organisms prior to starting antibiotics.

Splinting or cast immobilization: This may be necessary to immobilize the affected bone and nearby joints in order to avoid further trauma and to help the area heal adequately and as quickly as possible. Splinting and cast immobilization are frequently done in children, although motion of joints after initial control is important to prevent stiffness and atrophy.

Surgery: Most well-established bone infections are managed through open surgical procedures during which the destroyed bone is scraped out. In the case of spinal abscesses, surgery is not performed unless there is compression of the spinal cord or nerve roots. Instead, patients with spinal osteomyelitis are given intravenous antibiotics. After surgery, antibiotics against the specific bacteria involved in the infection are then intensively administered during the hospital stay and for many weeks afterward.(http://my.clevelandclinic.org/disorders/osteomyelitis/hic_osteomyelitis.aspx)

ANATOMI TULANG BESERTA GAMBAR

Page 20: Lbm 1 Osteomyelitis Sgd 1 Adhi
Page 21: Lbm 1 Osteomyelitis Sgd 1 Adhi
Page 22: Lbm 1 Osteomyelitis Sgd 1 Adhi