laporan uutamatama mmei - juni 2015, ei - juni 2015 ... 4.pdf · pendapatan kebun tersebut secara...

1
Mei - Juni 2015, Mei - Juni 2015, Edisi 10 Edisi 10 Laporan Utama Utama pendapatan kebun tersebut secara rutin, dimana nilai penjualan komoditas terse- but rata-rata Rp50 juta per minggu. “Hasil panen pisang mas kirana kami tujukan ke pasar lokal, diantaranya melibatkan perusahaan distributor PT Mulia Raya yang memasok ke wilayah Jakarta,” ujarnya saat ditemui tim buletin ptpn12 di Kebun Zeelandia, beberapa waktu lalu. Menurut Nelson, produksi pisang mas kirana di Kebun Zeelandia tahun 2014 hanya terealisasi 600 ton dari tar- get 2.500 ton akibat banyak tanaman roboh diterjang angin kencang.Volume produksi tahun ini ditargetkan naik menjadi 1.750 ton guna mendongkrak pendapatan dari kegiatan diversikasi. Pemanenan pisang mas kirana di Kebun Zeelandia dilakukan tiga kali per minggu dengan volume 10 – 12 ton saat kulit pisangnya masih hijau, tetapi sudah mencapai tingkat kemasakan. Setiap tandan berjumlah 6 – 7 sisir, dan ma- sing-masing dicuci dengan air terlebih dulu sebelum dimasukkan keranjang yang dilapisi sterofom. Pisang tersebut dipilah-pilah menjadi kualitas A, B, dan C, untuk menentukan harga jualnya. Sejauh ini yang masuk kategori kualitas A sebanyak 55% de- ngan harga jual franko kebun Rp6.200/ kg, kualitas B 30% Rp4.500/kg dan kualitas C Rp3.000/kg. Bobot untuk kualitas A tercatat 850 gram/sisir dengan tingkat burik kulit (titik-titik hitam) 5%. “Pisang mas kirana yang kami produksi tidak direkayasa untuk mem- percepat kemasakan, melainkan masak murni yang berkulit kuning dan layak konsumsi dalam jangka seminggu sesu- dah panen,” papar Nelson. Sejak tahun 2010 Kebun Banjarsari –yang mengusahakan komoditas utama karet dan kakao-- juga mengembangkan tanaman hortikultura terdiri dari durian, jeruk, jambu air, kelengkeng, di atas la- han seluas 40 ha di Afdeling Klatakan. Bibitnya dari Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub Tropika (Balitjestro) Batu, dan tanaman aneka buah-buahan itu sejak tahun lalu dapat dipanen. Menurut Wakil Manajer Kebun Ban- jarsari, Benny Hendricrianto, penga- nekaragaman tanaman hortikultura itu bisa menghasilkan pendapatan rutin bulanan, dengan jadwal panennya ber- giliran.Masa panen durian pada Januari – Februari, jeruk pamelo April, dan jeruk keprok Mei. “Biaya penanaman jeruk Rp5 juta per ha, dengan populasi 625 pohon/ha dan setiap pohon menghasilkan panen 30 kg sebanyak 7 buah/kg,” tuturnya. Pengembangan lain yang dilakukan Kebun Banjarsari adalah menanam ja- gung hibrida dengan memanfaatkan la- han tunggu yang akan digunakan tana- man kakao. “Kami tahun ini menanam jagung se- luas 80 ha melalui kerja sama dengan perusahaan benih jagung PT BISI, jadi jaminan pasarnya jelas sebab produksi- nya diserap BISI untuk dijadikan benih,” kata Mansyur, Manajer Kebun Banjar- sari. Diestimasikan penanaman jagung 04-buletin ptpn12 Jeruk Keprok Kebun Banjarsari

Upload: lethien

Post on 24-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Mei - Juni 2015, Mei - Juni 2015, Edisi 10Edisi 10Laporan UtamaUtama

pendapatan kebun tersebut secara rutin, dimana nilai penjualan komoditas terse-but rata-rata Rp50 juta per minggu.

“Hasil panen pisang mas kirana kami tujukan ke pasar lokal, diantaranya melibatkan perusahaan distributor PT Mulia Raya yang memasok ke wilayah Jakarta,” ujarnya saat ditemui tim buletin ptpn12 di Kebun Zeelandia, beberapa waktu lalu.

Menurut Nelson, produksi pisang mas kirana di Kebun Zeelandia tahun 2014 hanya terealisasi 600 ton dari tar-get 2.500 ton akibat banyak tanaman roboh diterjang angin kencang.Volume produksi tahun ini ditargetkan naik menjadi 1.750 ton guna mendongkrak pendapatan dari kegi atan diversifi kasi.

Pemanenan pisang mas kirana di Kebun Zeelandia dilakukan tiga kali per ming gu dengan volume 10 – 12 ton saat kulit pisangnya masih hijau, tetapi sudah mencapai tingkat kemasakan. Setiap tandan berjumlah 6 – 7 sisir, dan ma-sing-masing dicuci dengan air terlebih dulu sebelum dimasukkan keranjang

yang dilapisi sterofom.Pisang tersebut dipilah-pilah menjadi

kualitas A, B, dan C, untuk menentukan harga jualnya. Sejauh ini yang masuk kategori kualitas A sebanyak 55% de-ngan harga jual franko kebun Rp6.200/kg, kualitas B 30% Rp4.500/kg dan kuali tas C Rp3.000/kg. Bobot untuk kualitas A tercatat 850 gram/sisir dengan tingkat burik kulit (titik-titik hitam) 5%.

“Pisang mas kirana yang kami produksi tidak direkayasa untuk mem-percepat kemasakan, melainkan masak murni yang berkulit kuning dan layak konsumsi dalam jangka seminggu sesu-dah panen,” papar Nelson.

Sejak tahun 2010 Kebun Banjarsari –yang mengusahakan komoditas utama karet dan kakao-- juga mengembangkan tanaman hortikultura terdiri dari durian, jeruk, jambu air, kelengkeng, di atas la-han seluas 40 ha di Afdeling Klatakan. Bibitnya dari Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub Tropika (Balitjestro) Batu, dan tanaman aneka buah-buahan itu sejak tahun lalu dapat dipanen.

Menurut Wakil Manajer Kebun Ban -jar sari, Benny Hendricrianto, pe nga-nekara gaman tanaman hortikultura itu bisa menghasilkan pendapatan rutin bulanan, dengan jadwal panennya ber-giliran.Masa panen durian pada Janu ari – Februari, jeruk pamelo April, dan jeruk keprok Mei.

“Biaya penanaman jeruk Rp5 juta per ha, dengan populasi 625 pohon/ha dan setiap pohon menghasilkan panen 30 kg sebanyak 7 buah/kg,” tuturnya.

Pengembangan lain yang dilakukan Kebun Banjarsari adalah menanam ja-gung hibrida dengan memanfaatkan la-han tunggu yang akan digunakan tana-man kakao.

“Kami tahun ini menanam jagung se-luas 80 ha melalui kerja sama dengan perusahaan benih jagung PT BISI, jadi jamin an pasarnya jelas sebab produksi-nya diserap BISI untuk dijadikan benih,” kata Mansyur, Manajer Kebun Banjar-sari.

Diestimasikan penanaman jagung

04-buletin ptpn12

Jeruk Keprok Kebun Banjarsari