laporan uji bahan i.ok

60
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN BAHAN I DITULIS OLEH PENYUSUN : Kelompok II LOKAL/SEMESTER : C2/III PROGRAM STUDI : D-III JURUSAN : TEKNIK SIPIL KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

Upload: alfi-mulya

Post on 05-Dec-2015

167 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Laporan Uji Bahan i.ok

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Uji Bahan i.ok

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUJIAN BAHAN I

DITULIS OLEH

PENYUSUN : Kelompok II

LOKAL/SEMESTER : C2/III

PROGRAM STUDI : D-III

JURUSAN : TEKNIK SIPIL

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

2014

LEMBARAN PENGESAHAN

Page 2: Laporan Uji Bahan i.ok

Laporan praktikum Pengujian Bahan I disusun oleh Kelompok , kelas C2

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe. Praktikum ini

dilaksanakan selama 6 hari terhitung mulai tanggal 13 Oktober s/d 20 Oktober

2014 yang dilaksanakan di Laboratorium Uji Bahan Politeknik Negeri

Lhokseumawe.

Laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat pada kurikulum

semester III program Diploma III Jurusan Teknik Sipil tahun ajaran 2014/2015

di Politeknik Negeri Lhokseumawe.

Lhokseumawe, 13 Oktober 2014

penyusun,

Kelompok II

PLP

Pembimbing, Lab. Bahan Teknik Sipil

Aiyub , ST.MT Syukur Hidayat, ST

NIP: 19780102 200212 1 001 NIP: 19801103 200112 1 001

Mengetahui,

Ka. Lab Bahan Teknik Sipil

Faisal Rizal, ST.MT

NIP: 19740406 200003 1 002

Kata Pengantar

Page 3: Laporan Uji Bahan i.ok

Syukur Alhamdulillahirabbil’alamin… Segala puji bagi Allah SWT yang

telah melimpahkan Rahmat dan Karunianya sehingga penulisan laporan Pengujian

Bahan I dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat beserta salam kepada

junjungan Nabi besar Muhammad SAW; sang teladan sepanjang masa yang telah

membawa kita dari alam jahiliyah kealam islamiyah.

Terima kasih sebanyak-banyaknya kepada :

Khamistan,ST.MT selaku kepala jurusan Teknik Sipil

Khairul Miswar,ST.MT selaku kepala prodi D-III Teknik Sipil

Faisal Rizal,ST.MT selaku kepala Laboratorium

Aiyub,ST.MT selaku Pembimbing Praktikum

Syukur Hidayat,ST selaku PLP Lab Bahan Teknik Sipil

Kedua orang tua selaku pemberi dukungan dan semangat

Teman-teman selaku pemberi semangat ide dan motivasi.

Sehubung dengan selesainya laporan ini, saya menyadari bahwa laporan

ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun dari pembaca, sebagai bahan kajian untuk perbaikan

laporan yang baik dan benar. Harapan saya, semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Amin.

Lhokseumawe, 13 Oktober 2014

penyusun,

Kelompok II

BAB I

PENDAHULUAN

Page 4: Laporan Uji Bahan i.ok

1.1 Latar Belakang

Praktikum pengujian bahan I merupakan praktikum yang sangat penting

dalam pembangunan untuk dapat mengetahui sifat-sifat material, menetukan

kekuatan, ketahanan, kualitas dan mutu dari masing masing material yang akan

dipakai dalam pembangunan yang berskala kecil maupun besar. Maka dari itu

perlu kita mengetahui bagaimana cara memilih material yang baik untuk

pembangunan yang akan dikerjakan nantinya, sebelum pelaksanaan ada baiknya

material harus diperiksa terlebih dahulu untuk mengetahui apakah material

tersebut dapat memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh SNI.

Dalam pengujian bahan I ini material yang diuji antara lain kayu, mortal

dan batu bata. Mortal merupakan campuran dari semen, air dan pasir sebagai

bahan pengikat pada konstruksi. Kayu merupakan salah satu bahan yang banyak

dipakai dalam konstruksi dan meubel. Sedangkan batu bata ialah salah satu bahan

utama dalam konstruksi yang terbuat dari tanah liat. Untuk itu perlu dilakukan

suatu penelitian di laboratorium dengan menggunakan alat yang memiliki

ketelitian sang sangat tinggi dan dengan metode yang telah ditetapkan.

Tujuan dari pada pembuatan laporan ini, salah satunya ialah sebagai

pemenuhan tugas sebagai dasar kepahaman kita terhadap proses praktikum

sebelumnya, selain itu laporan bisa menjadi wawasan bagi kita semua untuk bisa

mempelajari serta memahami dari hasil praktikum ini yang hasil akhirnya bisa

kita aplikasikan secara integritas atas dasar laporan ini

1.2 Tujuan pengujian

Tujuan dari pengujian bahan I ini ialah untuk menentukan kualitas,

ketahanan, serta daya tahan dari kayu, mortal dan batu bata. Setelah adanya hasil

pengujian bahan ini, maka dapat kita sesuaikan dengan letaknya pada suatu

konstruksi, dan bagaimana cara menggunakan alat dengan baik dan benar serta

melaksanakan praktikum sesuai dengan prosedur.

Page 5: Laporan Uji Bahan i.ok

1.3.Jenis-jenis pengujian

Adapun jenis-jenis pengujian yang di lakukan dalam praktikum ini adalah:

1. Pengujian Kayu

a. Kadar Air Kayu

b. Berat Jenis Kayu

c. Keteguhan Tekan // Serat Kayu

d. Keteguhan Tekan ┴ Serat Kayu

e. Keteguhan Geser Sejajar Serat Kayu

2. Pengujian Mortal

a. Konsistensi Mortal Dengan Flow Table

b. Waktu Pengikatan Mortal (Setting Time)

c. Keteguhan Tekan Mortal

d. Keteguhan Lentur Mortal

3. Pengujian Batu-bata Merah

a. Pengujian Sifat Fisis Batu Bata Merah

b. Penentuan Kuat Tekan Batu Bata Merah

c. Pengujian Penyerapan Batu Bata Merah (Saction Rate)

BAB II

PELAKSANAAN PENGUJIAN

Page 6: Laporan Uji Bahan i.ok

2.1 Pengujian Kayu

2.1.1 Kadar air kayu

a. Referensi

- Aiyub, ST Jobsheet Praktikum Uji Bahan I Politeknik Negeri

Lhokseumawe 2005

- Anni Susilowati dkk Petunjuk Praktikum Laboratorium Pengujian

Bahan, Bandung 1996

- Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia ( PKKI NI-5 )

b. Tujuan pelaksanaan

o Dapat menentukan kadar air berbagai jenis kayu berbagai jenis

kayu pada keadaan/ kekeringan tertentu.

o Melakukan penentuan kadar air kayu pada berbagai keadaan baik

basah, kering, udara dan pada keseimbangan kadar air.

o Menerangkan cara pelaksanaan penentuan kadar air kayu.

c. Dasar teori

Pada dasarnya pengeringan kayu bertujuan untuk mengeluarkan air

yang terdapat didalam kayu. Keuntungan dari pengeringan itu adalah untuk

menjaga kestabilan dimensi kayu dan menambah kekuatan kayu. Pengujian

kadar air diperlukan untuk mengetahui kekuatan dan mutu kayu. Jadi, kadar air

adalah perbedaan antara berat kayu sebelum dikeringkan dengan berat kayu

sesudah dikeringkan yang dinyatakan dalam persentase. Dalam PKKI

dinyatakan bahwa kayu kering udara dengan kadar air maksimal 20%.

d. Peralatan dan bahan

Peralatan

- Timbangan, ketelitian 0,01 gram (kapasitas min 500 gram)

- Oven pengering, yang dapat diatur suhu tetap 103 ºC ± 2 ºC

(Dilengkapi Ventilator untuk mengeluarkan uap)

Page 7: Laporan Uji Bahan i.ok

- Desikator (Volume ± 3 Liter)

Bahan:

Kayu ukuran 5x5x5 cm

e. Keselamatan kerja

- Memakai seragam praktek

- Fokuskan pikiran pada pekerjaan

- Memakai alat sesuai dengan fungsinya

- Ikutilah petunjuk instruktur

- Gunakan perlengkapan keselamatan kerja

- Simpan alat pada tempatnya

f. Langkah kerja

1. Penimbangan pertama/awal

Segera setelah dipotong, benda uji ditimbang beratnya dengan

ketelitian ± 0,2%. Catat berat awalnya.

2. Pengeringan dalam oven

Setelah penimbangan awal, keringkan benda uji dalam oven

pengeringan pada suhu tetap 103º ± 2ºC sampai tercapai berat

tetap. Untuk mengetahui tercapainya berat tetap. Setelah 2 jam,

sampai hasil penimbangan menunjukkan tidak ada pengurangan

berat. Hindarilah yang terlalu lama dalam mencapai berat benda

tersebut.

3. Penimbangan akhir

Timbanglah benda-benda uji yang telah dikeringkan, atau simpan

dahulu dalam desikator sampai dingin menunggu saat penimbangan

akhir. Catat hasil penimbangannya.

g. Perhitungan

Page 8: Laporan Uji Bahan i.ok

Kadar Air=B−B ıB ı

×100 %

Dimana : B = Berat awal

B1 = Berat akhir (berat kering oven)

TABEL UJI KAYU UNTUK KADAR AIR DAN BERAT JENIS

No UKURAN (mm) LUAS B.AWAL B.KERING KADAR AIR B.BERAT JENISP L T A (kg) B (g) B1 (G) (%) (KAYU)

1 5 5 5 25 109.13 98.78 10.47782952 0.790242 5 5 5 25 110.02 99.66 10.39534417 0.797283 5 5 5 25 108.55 97.83 10.95778391 0.78264

31.8309576 2.37016

2.1.2 Berat jenis

a. Referensi

Page 9: Laporan Uji Bahan i.ok

- Aiyub, ST Jobsheet Praktikum Uji Bahan I Politeknik Negeri

Lhokseumawe 2005

- Anni Susilowati dkk Petunjuk Praktikum Laboratorium Pengujian

Bahan, Bandung 1996

- Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia ( PKKI NI-5 )

- SNI 03-3527-1994 Mutu Kayu Bangunan

g. Tujuan pelaksanaan

- Dapat menentukan berat jenis kayu pada berbagai keadaan kadar air,

dengan ketelitian yang cukup

- Menerangkan cara penentuan berat jenis kayu

- Menggunakan alat alat dengan terampil

h. Dasar teori

Berat jenis diperoleh dari berat pervolume benda tertentu dari suatu

bahan dibagi dengan berat air pada volume yang sama. Umumnya berat jenis

kayu ditentukan berdasarkan berat kayu kering oven atau kering udara dan

volume kayu pada posisi kadar air tersebut.

Kekuatan kayu bangunan dalam keadaan kering udara

Kelas Kayu Berat Jenis

I >0,9

II 0,6 – 0,9

III 0,5 – 0,6

IV 0,3 – 0,4

V < 0,3

Sumber: SNI 03-3527-1994, mutu kayu bangunan

i. Peralatan dan bahan

peralatan

- Timbangan, ketelitian 0,01 gram

Page 10: Laporan Uji Bahan i.ok

- Alat ukur, ketelitian 0,1

- Bejana, tabung atau gelas ukur kapasitas ± 500 ml atau lebih

Bahan

- Kayu ukuran 5x5x5

j. Keselamatan kerja

o Memakai seragam praktek

o Fokuskan pikiran pada pekerjaan

o Memakai alat sesuai dengan fungsinya

o Ikutilah petunjuk instruktur

o Simpan alat pada tempatnya

k. Langkah kerja

Mempersiapkan benda uji, setelah itu timbang benda uji pada keadaan

kadar air aslinya. Tentukan kadar air dari contoh yang sama dengan membuat

benda uji kadar air dan lakukan penentuan seperti cara uji no. 1 (menentuan

kadar air). Ukur panjang, lebar dan tinggi benda uji dengan ketelitian 0,3 atau

kurang memakai alat ukur.

l. Perhitungan

Berat Jenis Kering= B

(1+ M100 ) p ∙ l ∙ t

Dimana : M = Kadar air kayu, dalam %

( Berat jenis basah )

Page 11: Laporan Uji Bahan i.ok

Bp ∙ l ∙ t

atauBV

Dimana : B = Berat benda uji pada kadar air asli/tertentu (gram)

p = Panjang benda uji (cm)

l = Lebar benda uji (cm)

t = Tinggi benda uji (cm)

TABEL UJI KAYU UNTUK KADAR AIR DAN BERAT JENIS

No UKURAN (mm) LUAS B.AWAL B.KERING KADAR AIR B.BERAT JENISP L T A (kg) B (g) B1 (G) (%) (KAYU)

1 5 5 5 25 109.13 98.78 10.47782952 0.790242 5 5 5 25 110.02 99.66 10.39534417 0.797283 5 5 5 25 108.55 97.83 10.95778391 0.78264

31.8309576 2.37016

2.1.3 Keteguhan tekan // serat kayu

Referensi

Page 12: Laporan Uji Bahan i.ok

- Aiyub, ST Jobsheet Praktikum Uji Bahan I Politeknik Negeri

Lhokseumawe 2005

- Anni Susilowati dkk Petunjuk Praktikum Laboratorium Pengujian

Bahan, Bandung 1996

- SNI 03-3527-1994 Mutu Kayu Bangunan

Tujuan pelaksanaan

- Dapat menentukan keteguhan tekan sejajar serat bebgai jenis kayu

- Menentukan keteguhan tekan kayu untuk dapat mengklasifikasikan

kekuatan dan kualitas kayu

- Menerangkan cara pengujian keteguhan tekan sejajar serat dengan

ketelitian yang cukup

- Mempergunakan alat dengan terampil

Dasar teori

Kayu mempunyai sifat dan bentuk yang berbeda beda

tergantung pada banyak factor lain seperti keadaan musim, ataupun

keadaan alam disekitar pohon. Berbeda dengan baja, kayu tidak

mempunyai batas elastisitas tetapi diagram σ/ϵ untuk suatu arah

mempunyai bagian yang lurus sebelum membengkok.

Nilai tegangan dasar kayu dalam keadaan basah

Kelas Kayu Kuat Tekan

Page 13: Laporan Uji Bahan i.ok

Sejajar Serat

(kg/cm2)

I >432

II 282

III 182

IV 132

V < 132

Sumber: SNI 03-3527-1994, mutu kayu bangunan

Peralatan dan bahan Peralatan

- Mesin tekan 1000 KN

- Alat pengukur panjang

- Alat pengukur deformasi ketelitian 0,002 mm

Bahan

- Kayu ukuran 5x5x20 cm

Keselamatan kerja

o Memakai seragam praktek

o Fokuskan pikiran pada pekerjaan

o Memakai alat sesuai dengan fungsinya

o Ikutilah petunjuk instruktur

o Simpan alat pada tempatnya

Langkah kerja

1. Peletakan benda uji

Benda uji diletakkan ditengah – tengah dan diantara dua

pelat penekan mesin tekan sedemikian rupa sehingga arah

bekerja beban tekan // dengan arah serat kayu

2. Pemberian beban tekan dan deformasi

Page 14: Laporan Uji Bahan i.ok

Mesin tekan dijalankan dan beban diberikan secara teratur

dengan kecepatan gerak menekan sebesar 0,008 cm panjang

benda uji (disini panjang benda uji 20 cm, maka kecepatan

gerak mesin 0,008 × 20 = 0,16 cm setiap menit. Deformasi

yang terjadi pada benda uji dicatat pada curva secara teratur.

Alat pengukur deformasi diletakkan ditengah – tengah arah

panjang benda uji.

Alat pengukur deformasi yang standar ialah

compressometer. Bila alat ini tidak ada, maka hanya dapat

diukur deformasi terbesar pada saat benda uji pecah/patah

untuk dapat menyesuaikan kecepatan gerak beban tekan.

Pada pengujian tekan, beban diberikan terus secara teratur

sampai tercapai deformasi sebesar 15 cm atau sampai benda

pecah/retak/belah dan tidak mampu menahan beban lebih

besar. Setelah hal ini dicapai beban dihentikan, benda uji

dikeluarkan dari mesin tekan lalu diamati retak-retak yang

terjadi. Catatlah beban maksimumnya.

3. Retak – retak setelah pengujian tekan

Retak yang timbul dapat berbentuk berikut:

Retak mendatar

Retak berbentuk baji

Retak geser

Belah memanjang

Retak kompresidan geser

Retak ujung

4. Penentuan kadar air

Segera setelah selesai pengujian keteguhan tekan, benda uji

sekitar tempat patah dipotong sepanjang 2,5 cm untuk

penentuan kadar airnya.

Perhitungan

Page 15: Laporan Uji Bahan i.ok

Keteguhan tekan sejajar serat kayu = P

l. t kg/cm2

Dimana : P = Beban tekan maksimum (kg)

l = Lebar bendan uji (cm)

t = Tinggi (tebal) benda uji (cm)

2.1.4 Keteguhan tekan ┴ serat

Page 16: Laporan Uji Bahan i.ok

a. Referensi

- Aiyub, ST Jobsheet Praktikum Uji Bahan I Politeknik Negeri

Lhokseumawe 2005

- Anni Susilowati dkk Petunjuk Praktikum Laboratorium

Pengujian Bahan, Bandung 1996

- Sumber: SNI 03-3527-1994, Mutu Kayu Bangunan

b. Tujuan pelaksanaan

- Dapat menentukan kuat tekan lurus serat berbagai jenis kayu

- Menentukan keteguhan kayu secara teliti

- Menerangkan cara pengujian kuat tekan lurus serat

- Menggunakan alat uji dengan terampil

c. Dasar teori

Keteguhan tekan suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk menahan

muatan jika kayu itu dipergunakan untuk penggunaan tertentu. Keteguhan tekan

tegak lurus serat menentukan ketahanan kayu terhadap beban.

Nilai tegangan dasar kayu dalam kaedaan basah

Sumber: SNI 03-3527-1994, mutu kayu bangunan

d. Peralatan dan bahan

Kelas Kayu

Kuat Tekan

Tegak Lurus

Serat (kg/cm2)

I >118

II 79

III 53

IV 40

V < 40

Page 17: Laporan Uji Bahan i.ok

Peralatan

- Mesin tekan 1000 kN

- Alat pengukur panjang

- Alat pengukur deformasi ketelitian 0,002 mm

Bahan

- Kayu ukuran 15x5x5 cm

e. Keselamatan kerja

o Memakai seragam praktek

o Fokuskan pikiran pada pekerjaan

o Memakai alat sesuai dengan fungsinya

o Ikutilah petunjuk instruktur

o Simpan alat pada tempatnya

f. Langkah kerja

Peletakan contoh/benda uji

Benda uji diletakkan di atas pelat dudukan tekan mesin tekan, lalu

sebuah pelat baja tebal 2 – 3 mm dan lebar 5 cm, diletakkan diatas

permukaan benda uji sedemikian rupa sehingga pelat ini tepat

berada pada bagian bidang tekannya

Pemberian beban tekan.

Mesin tekan dijalankan dan beban diberikan melalui pelat baja

secara teratur dengan kecepatan gerakan 0,3 mm/menit, ketelitian

0,002 mm. Alat pengukuran deformasi diletakkan sedemikian

rupa sehingga deformasi pada bidang tekan dapat diukur. Beban

tekan dihentikan apabila telah tercapai deformasi sebesar 2,5 mm.

Besarnya beban harus dicatat.

g. Perhitungan

Page 18: Laporan Uji Bahan i.ok

Keteguhan tekan tegak lurus serat kayu = PA

kg/cm2

Dimana : P = Beban tekan (kg)

A = Luas bidang tekan, yaitu 5x5 cm

2.1.5 Keteguhan geser sejajar serat kayu

Page 19: Laporan Uji Bahan i.ok

a. Referensi

- Aiyub, ST Jobsheet Praktikum Uji Bahan I Politeknik Negeri

Lhokseumawe 2005

- Anni Susilowati dkk Petunjuk Praktikum Laboratorium Pengujian

Bahan, Bandung 1996

- Sumber: SNI 03-3527-1994, Mutu Kayu Bangunan

b. Tujuan pelaksanaaan

- Dapat menentukan kuat tekan geser sejajar serat berbagai jenis kayu

dengan ketelitian yang akurat.

- Menerangkan cara pelaksanaan pengujian kuat tekan geser kayu

- Mempergunakan alat uji dengan terampil.

c. Dasar teori

Yang dimaksud dengan keteguhan geser adalah suatu ukuran kekuatan

kayu dalam hal kemampuan menahan gaya gaya yang bekerja membuat suatu

bagian kayu tersebut bergeser atau tergelincir dari bagian lain di dekatnya.

Nilai tegangan dasar kayu dalam kaedaan basah

Kelas Kayu

Kuat Tekan

Geser Sejajar

Serat (kg/cm2)

I >77

II 49

III 31

IV 22

V < 22

Sumber: SNI 03-3527-1994, mutu kayu bangunan

d. Peralatan dan bahan

Page 20: Laporan Uji Bahan i.ok

Peralatan

- Mesin tekan 50 kN

- Alat pengukur panjang

- Alat perlengkapan untuk penjepit benda uji

Bahan

- Kayu

e. Keselamatan kerja

Memakai seragam praktek

Fokuskan pikiran pada pekerjaan

Memakai alat sesuai dengan fungsinya

Ikutilah petunjuk instruktur

Simpan alat pada tempatnya

f. Langkah kerja

1. Benda uji diletakkan pada alat penjepit sedemikian rupa, hingga

tidak bergerak (tidak longgar) dengan mengencangkan skrup A.

Dengan demikian benda uji menjadi terjepit diantara bagian B

dan D

2. Benda uji beserta alat penjepitnya diletakkan pada mesin tekan

dan beban tekan diberikan pada bidang ujung atas benda uji.

3. Beban diberikan secara teratur sampai benda uji pecah pada

bidang gesernya.

4. Beban pada saat benda uji pecah dicatat sebagai beban

maksimum, dinyatakan dalam Kg, sampai ketelitian 1 kg.

5. Setelah selesai pengujian, sebagian benda uji dipotong sepanjang

2,5 cm untuk penentuan kadar air.

g. Perhitungan

Page 21: Laporan Uji Bahan i.ok

Keteguhan geser : P

l. t kg/cm3

Dimana : P = Beban maksimum (kg)

p = Panjang bidang geser (cm)

l = Lebar bidang geser (cm)

h. Kesimpulan

Dalam hal ini dibedakan 3 macam keteguhan yaitu keteguhan geser

sejajar arah serat, keteguhan geser tegak lurus arah serat dan keteguhan

geser miring. Pada keteguhan geser tegak lurus arah serat jauh lebih

besar daripada keteguhan geser sejajar arah serat.

GAMBAR KERJA

Page 22: Laporan Uji Bahan i.ok

20 cm

5 cm

Gambar 1 : contoh uji tekan // serat

Retak mendatar retak ujung ( broowing

( crushing ) and rolling )

Retak berbentuk baji retak geser ( shearing)

( widge aplit)

Retak kompresi geser belah memanjang

( compression and (splitting)

shearing parallel to grain )

2.2 Pengujian Mortal

2.2.1 Konsistensi mortal dengan flow table

Page 23: Laporan Uji Bahan i.ok

a. Referensi

- Aiyub, ST Jobsheet Praktikum Uji Bahan I Politeknik Negeri

Lhokseumawe 2005

- Ir. Yunaefi – Ir. Puri Nurani, dkk, Petunjuk Praktikum Bahan

Bangunan I, Bandung 1996

- http://sartikahikaru.blogspot.com/2011/10/pengetahuan-bahan-

mortar.html

b. Tujuan pelaksanaan

- Dapat menentukan konsistensi mortal yang dibuat dari semen Portland,

air dan pasir

- Melakukan pengujian konsistensi mortal dengan teliti

- Menerangkan prosedur pelaksanaan penentuan

- Mempergunakan alat dengan terampil

c. Dasar teori

Mortar adalah bahan yang digunakan untuk konstruksi bangungan

yang terdiri dari campuran antara semen dan agregat halus. Campuran

antara semen dan agregat ini menggunakan perabandingan tertentu

sehingga daya tahan mortal terhadap tekanan maupun tarikan akan

semakin tinggi atau maksimal.

Penggunaan mortar sendiri memiliki keunggulan sebagai berikut :

a. Konsistensi Karena diproduksi masal dan juga dengan alat modern dan

oleh pabrikan, maka konsistensi bahan bakunya cukup seragam. Kita

tidak perlu pusing lagi akan stabilitasnya.

b  Mudah Jelas, tinggal tambah air, langsung pakai.

Adanya additif yang sesuai akan memberikan sifat bahan yang lebih

baik dibanding hanya dengan menggunakan campuran semen biasa.

Terkadang dengan aplikasi semen biasa bisa menyebabkan beberapa

problem, antara lain lantai terangkat, dinding pecah-pecah / retak, dan lain-

Page 24: Laporan Uji Bahan i.ok

lain. Penggunaan mortar yang tepat akan bisa menghindarkan problem ini

di kemudian hari. Kekurangannya otomatis dari sisi harga, karena mortar

dijual amat sangat jauh lebih mahal daripada semen.

Maka dari itu, pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan

kekuatan tekan mortal dengan contoh benda uji berbentuk silinder.

Kekuatan tekan mortal adalah beban tiap satuan luas permukaan yang

menyebabkan mortal hancur. Di dalam laboratorium, pengujian

konsistensi/kelecakan ini biasanya diukur dengan suatu alat tertentu yang

sering disebut dengan flow table, dimana mortar itu harus memiliki derajat

kecairan (flow) yang tertentu. Alat yang dipakai berupa suatu plat datar

dari logam, yang dapat diangkat dan dijatuhkan bebas setinggi kurang

lebih ½ inchi, sebanyak 25 kali dalam waktu 15 detik. Diameter mortar

sebelum dan sesudah plat dijatuhkan 25 kali diukur kembali. Di dalam

praktek, biasanya flow dari mortar yang dipakai berkisar antara 110%-

120%.

d. Peralatan dan bahan

Peralatan

- Gelas ukur

- Stopwatch

- Spatula

- Mesin pengaduk yang dapat mengaduk dalam tiga kecepatan

- Sarung tangan karet

- Flow table, cetakan, alat pemadat (ATSM C 230-80)

- Timbangan dengan ketelitian gram

- Cawan pengaduk

Bahan

- Semen portland

- Air

- Pasir

Page 25: Laporan Uji Bahan i.ok

e. Keselamatan kerja

- Memakai seragam praktek

- Fokuskan pikiran pada pekerjaan

- Memakai alat sesuai dengan fungsinya

- Ikutilah petunjuk instruktur

f. Langkah kerja

1. Pembuatan mortal

Timbang: Semen Portland 500 gram

Pasir 1500 gram

Air sebanyak 0,5 kali berat semen (250 ml)

Letakkan bejana dan pengaduk pada posisinya dalam mesin

pengaduk

Masukkan semua air pengaduk ke dalam bejana

Tambahkan semen kedalam air dan jalankan mesin pengaduk

pada kecepatan rendah selama 30 detik

Masukkan perlahan – lahan semua pasir kedalam bejana sambil

diaduk pada kecepatan rendah (140 ± 5 rpm) selama 30 detik

Hentikan mesin pengaduk dan pindahkan ke kecepatan sedang

(285 ± 10 rpm) lalu aduk selama 30 detik

Hentikan mesin pengaduk, dan biarkan mortal dalam bejana

dan tunggu selama 1,5 menit sambil dorong ke bawah mortal

yang menempel pada dinding bejana dengan spatula

Aduk kembali dengan kecepatan sedang selama 1 menit,

kemudian mortal yang menempel pada dinding di dorong ke

bawah.

2. Penentuan konsistensi

Page 26: Laporan Uji Bahan i.ok

a. Persiapkan flow table, cetakan dan penumbuk pada posisinya.

Cetakan diletakkan di tengah – tengah meja (pelat) dari flow

table sesuai dengan garis – garis yang yang telah tertera.

b. Segera setelah selesai mengaduk, mortal diisi ke dalam cetakan

dalam dua lapisan yang kira – kira sama tingginya, masing –

masing lapisan diratakan dengan alat pemadat/penumbuk

dengan cara ditusuk sebanyak 20 kali. Kemudian permukaan

mortal diratakan bidang atasnya dengan bibir atas cetakan.

c. Cetakan dilepas dari mortal dengan cara diangkat perlahan –

lahan.

d. Gerakkan flow table dengan cara memutar tuas penggerak,

sehingga terjadi ketukan sebanyak 25 kali dalam waktu 15

detik. Oleh ketukan ini mortal di atas meja akan bergerak

melebar mengisi permukaan meja sampai mencapai diameter

tertentu

g. Perhitungan

Flow = Dı−Do

Do x 100 %

Dimana : Do = Diameter mortal pada waktu dicetak

Diameter bawah cetakan (±10 cm)

D1 = Diameter mortal setelah selesai ketukan, diukur pada

posisi dan dihitung harga rata ratanya.

Pengukuran skala kaliper menunjukkan:

Pada posisi 1 = 29,5

Pada posisi 2 = 30,5

Pada posisi 3 = 31

Pada posisi 4 = 31

122%

2.2.2 Waktu Pengikatan Mortal (Setting Time)

Page 27: Laporan Uji Bahan i.ok

a. Referensi

- Aiyub, ST Jobsheet Praktikum Uji Bahan I Politeknik

Negeri Lhokseumawe 2005

- Ir. Yunaefi – Ir. Puri Nurani, dkk, Petunjuk Praktikum

Bahan Bangunan I, Bandung 1996

b. Tujuan pelaksanaan

- Dapat menentukan pengikatan mortal dengan alat vikat.

- Menerangkan penentuan waktu pengikatan mortal dengan

teliti

- Menerangkan cara pelaksanaan penentuan waktu

pengikatan mortal

- Mempergunakan alat vikat dan perlengkapan dengan

terampil

c. Dasar teori

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan waktu

pengikatan permulaan adalah jangka waktu dari mulainya

pengukuran pasta konsistensi normal sampai asta kehilangan

sebagian sifat plastis (menjadi beku)

d. Peralatan dan bahan

Peralatan - Gelas ukur

- Stopwatch

- Spatula

- Mesin pengaduk

- Alat vikat, jarum berdiameter 17,5 ± 0,5 mm

- Mangkuk kuningan

Page 28: Laporan Uji Bahan i.ok

- Kaca datar 15 × 15 cm, tebal 3 mm

- Alat pemadat

Bahan

- Semen portland

- Pasir

- Air

e. Keselamatan kerja

-Memakai seragam praktek

-Fokuskan pikiran pada pekerjaan

-Memakai alat sesuai dengan fungsinya

-Ikutilah petunjuk instruktur

-Simpan alat pada tempatnya

f. Langkah kerja

1. Aduk kembali mortal yang tersisa dalam bejana pengaduk

pada kecepatan sedang selama 30 detik, setelah pada

penentuan konsistensi yang diinginkan.

2. Segera selesaikan pengadukan, isikan cetakan pada mortal

dan padatkan dengan cara seperti pada butir 2 diatas.

3. Simpan cetakan yang berisi air mortal ini dalam ruang

lembab dan selama penyimpanan tidak boleh terganggu oleh

gerakan atau tergoyang.

4. Lakukan penentuan waktu pengikatan dan jarum diameter 2

mm pada alat vikat sbb

- Letakkan cetakan berisi mortal di bawah jarum hingga

ujung jarum bersinggungan dengan permukaan mortal.

Setel jarum petunjuk skala pada titik nol atau ambil

pembaca awal pada skala

Page 29: Laporan Uji Bahan i.ok

- Lepaskan fluyer dan jarum menembus mortal

- Pada saat permulaan, pengujian penembusan jarum

dilakukan setiap 15 menit sampai pada saat jarum tidak

sampai menyentuh dasar/alas cetakan. Kemudian

lakukan pada setiap 10 menit, sampai pada saat tercapai

penembusan sedalam 10 mm atau kurang.

5. Waktu pengikatan tercapai apabila pada pengujian ini jarum

diameter 2 mm hanya menembus mortal sedalam 10 mm

dalam waktu 30 detik setelah pelepasan beban fluyer dan

jarum. Waktu pengikatan mortal adalah waktu semen, air,

dan pasir di campur dan diaduk dalam alat pengaduk sampai

saat tercapai penembusan jarum sedalam 10 mm ke dalam

mortal dinyatakan dalam menit.

g. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa :

Waktu pengikatan mortal dipengaruhi dipengaruhi oleh waktu dan

suhu. Uji waktu pengikatan mortal haruslah segera dilakukan setelah

uji bahan mortal (semen, pasir, dan air) sebelum terjadi penguapan.

Dari percobaan yang sudah dilakukan penurunan normal pada mortal

di dapat pada selang waktu ±1 jam dari mulainya uji pengikatan

mortal dilakukan.

2.2.3 Keteguhan Tekan Mortal

a. Referensi

Page 30: Laporan Uji Bahan i.ok

- Aiyub, ST Jobsheet Praktikum Uji Bahan I Politeknik Negeri

Lhokseumawe 2005

- Ir. Yunaefi – Ir. Puri Nurani, dkk, Petunjuk Praktikum Bahan

Bangunan I, Bandung 1996

b. Tujuan pelaksanaan

- Menerangkan prosedur pelaksanaan kekuatan tekan mortal.

- Membuat contoh uji kekuatan tekan adukan mortal

- Menghitung kekuatan tekan dari adukan mortal

c. Dasar teori

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kekuatan tekan mortal

dengan contoh benda uji berbentuk kubus berukuran 5x5x5 cm. Kekuatan tekan

mortal adalah beban tiap satuan luas permukaan yang menyebabkan mortal

hancur.

d. Peralatan dan bahan

Peralatan

- Mesin pengaduk

- Timbangan 0,01 gr

- Spatula

- Pisau

- Mesin penekan

- Tangki pemanas

- Cetakan kubus 5x5x5 cm

- Pemadat plastic

- Meja pengaduk

Bahan

- Semen portland

Page 31: Laporan Uji Bahan i.ok

- Pasir

- Air

e. Keselamatan kerja

- Memakai seragam praktek

- Fokuskan pikiran pada pekerjaan

- Memakai alat sesuai dengan fungsinya

- Ikutilah petunjuk instruktur

- Simpan alat pada tempatnya

f. Langkah kerja

Persiapan pasta semen

1. Masukkan air pencampur, sebanyak 28% dari berat semen

kedalam teromol pengaduk

2. Masukkan semen sebanyak 500 gr kedalam teromol pengaduk

3. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (140 ± 5) putaran

permenit selama 30 detik.

4. Masukkan pasir sebanyak 1375 gr perlahan – lahan sambil

pengaduk dijalankan dengan kecepatan (140 ± 5) putaran

permenit selama 30 detik.

5. Hentikan mesin pengaduk, pindahkan ke kecepatan sedang

menjadi (285 ± 10) putaran permenit dan jalankan selama 30

detik.

6. Hentikan mesin pengaduk, segera bersihkan mortal yang

menempel pada dinding teromol selama 15 detik, selanjutnya

teromol ditutup selama 75 detik

7. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (285 ± 10)

putaran, selama 1 menit.

8. Adukan dibiarkan selama 90 detik

9. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (285 ± 10)

putaran, selama 25 detik

Page 32: Laporan Uji Bahan i.ok

Peletakan benda uji

Mencetak benda uji dimulai paling lambat 2,5 menit setelah selesai.

1. 30 detik setelah selesai pengadukan, cetakan mortal dengan

cetakan kubus 5×5×5 cm. Cetakan diisi dalam 2 lapisan,

dimana setiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk sebanyak

32 kali dalam waktu ±10 detik.

2. Ratakan permukaan mortal kemudian simpan cetakan ditempat

yang lembab selama 24 jam.

3. Bukalah cetakan dan rendam mortal dalam air bersih kemudian

periksalah kekuatan mortal dengan unsur yang biasanya 3 hari

dan 7 hari

g. Perhitungan

Kekuatan tekan mortal = Beban maksimum

luas permukaan bendauji kg/cm2

h. Kesimpulan

Uji keteguhan mortal diakukan untuk mengetahui kekuatan atau

kualitas mortal yang akan dipakai dalam sebuah konstruksi.

2.2.4 Keteguhan Lentur Mortal

a. Referensi

Page 33: Laporan Uji Bahan i.ok

- Aiyub, ST Jobsheet Praktikum Uji Bahan I Politeknik

Negeri Lhokseumawe 2005

- Anni Susilowati dkk Petunjuk Praktikum Laboratorium

Pengujian Bahan, Bandung 1996

b. Tujuan pelaksanaan

Dapat mengetahui besarnya kekuatan lentur mortal yang

dibuat, memakai benda uji yang berbentuk prisma

Melaksanakan dan menerangkan pengujian keteguhan

lentur mortal

Menggunakan peralatan yang dipakai dengan benar

c. Dasar teori

Kekekuatan lentur di Indonesia sampai saat ini belum ada

persyaratannya. Tetapi ada baikya kekuatan lentur ini diuji. Karena

hubungan nya antara daya rekat antara bahan yang terdapat dalam

adukan. Untuk itulah dari pengujian lentur ini dapat diketahui

susunan bahan yang baik serta jenis bahan yang mempunyai ikatan

yang baik.

d. Peralatan dan bahanPeralatan

- Mesin pengaduk ( kapasitas 5 liter )

- Gelas ukur ( isi 500-1000 ml)

- Timbangan ketelitian 1 gram

- Stopwatch

- Mesin uji takan lentur ( ketelitian ± 1,0 % )

- Cetakan prisma dari baja

- Flow table berikut perlengkapannya

- Jamgka sorong

- Pisau perata

Page 34: Laporan Uji Bahan i.ok

- Alat peletakan benda uji

Bahan

- Semen

- Pasir

- Air

e. Keselamatan kerja

- Memakai seragam praktek

- Fokuskan pikiran pada pekerjaan

- Memakai alat sesuai dengan fungsinya

- Ikutilah petunjuk instruktur

f. Langkah kerjaMempersiapkan prisma dibasahi permukaannya dengan minyak

mineral. Susunan campuran mortal sesuai dengan susunan untuk

pengujian keteguhan tekan. Pembuatan mortal sesuai dengan cara

untuk pengujian keteguhan tekan mortal. Menentukan konsistensi

mortal dengan cara penentuan konsistensi mortal dengan flow

table. Cetak adukan mortal kemudian padatkan dengan alat

penumbuk seluruh permukaan mortal sebanyak 3 kali pemadatan.

Selesaikan pemadatan ini dalam waktu 15 detik. Ratakan mortal

dalam cetakan dengan perata. Lepaskan benda uji dari cetakan

kemudian rendam dalam air sampai saat pengujian. Setelah selesai

letakkan benda uji diatas kedua penumpu , kemudian hidupkan

mesin tekan/lentur dan beri beban dengan kecepatan 4-5 kg/detik

secara merata sampai benda uji patah.

g. Perhitungan

Page 35: Laporan Uji Bahan i.ok

Tegangan lentur = 3 P L2b h2

kg / cm²

Dimana : P = Beban Lentur Maksimum

L= Jarak Tumpuan

b = Lebar Benda Uji

h = Tinggi Benda Uji

*hasil perhitungan pengujian dapat dilihat pada lampiran halaman

h. Kesimpulan

Pengujian lentur dapat diketahui susunan bahan yang baik serta jenis

bahan yang mempunyai ikatan yang baik antara bahan perekat hidrolis dengan

bahan pengisi akan menghasilkan kuat lentur yang tinggi.

2.3 Pengujian Batu Bata Merah2.3.1 Pengujian Sifat Fisis Batu Bata Merah

Page 36: Laporan Uji Bahan i.ok

a. Referensi

- Aiyub, ST Jobsheet Praktikum Uji Bahan I Politeknik Negeri

Lhokseumawe 2005

- Ir. Yunaefi – Ir. Puri Nurani, dkk, Petunjuk Praktikum Bahan

Bangunan I, Bandung 1996

b. Tujuan pelaksanaan

- Dapat menentukan mutu dari batu bata berdasarkan ukuran dan

tampak luar dari batu bata

- Menerangkan prosedur pelaksanaan pemeriksaan ukuran dan

tampak luar dari batu bata

c. Dasar teori

Uji warna dan retak-retak adalah mengambil warna dan permukaan bata

serta keretakan yang terdapat pada penampang potongan batu bata.warna pada

belahan merata atau tidak, mengandung butir butir kasar atau tidak, serta rongga

rongga di dalamnya.

d. Peralatan dan bahan

Peralatan

- Jangka sorong / mistar

- Timbangan

- Penyiku

Bahan

- Batu bata

e. Keselamatan kerja

- Memakai seragam praktek

- Fokuskan pikiran pada pekerjaan

Page 37: Laporan Uji Bahan i.ok

- Memakai alat sesuai dengan fungsinya

- Ikutilah petunjuk instruktur

f. Langkah kerja

Pemeriksaan ukuran batu bata, panjang lebar dan tinggi. Setelah itu

amati keadaan permukaan batu bata yaitu; bidang datar, kesikuan rusuk

rusuk nya serta keretakannya. Timbang brat batu bata utuh dengan ketelitian

10 gr. Hitung berat rata-rata batu bata dan nyatakan bedar batu bata dalam

kg. Ukur sisi panjang batu bata , beri tanda pada ½ panjang batu bata dan

kemudian dipotong sama panjangnya. Perhatikan warna dari penampang

batu bata pada bekas potong.

g. Kesimpulan

Batu bata yang baik ialah batu bata yang tidak banyak keretakannya,

warnanya merata dan juga tidak banyak terdapat butiran yang kasar dan

tidak berongga. Dari hasil pengujian di laboratorium diperoleh banyak bata

yang tidak siku. Keretakan yang parah serta permukaan yang tidak rata.

Akibatnya bata tersebut dinyatakan kurang baik untuk digunakan dalam

suatu konstruksi, karena teidak emenuhi standard.

2.3.2 Penentuan Kuat Tekan Batu Bata Merah

Page 38: Laporan Uji Bahan i.ok

a. Referensi

- Aiyub, ST Jobsheet Praktikum Uji Bahan I Politeknik Negeri

Lhokseumawe 2005

- Anni Susilowati dkk Petunjuk Praktikum Laboratorium Pengujian

Bahan, Bandung 1996

b. Tujuan pelaksanaan

- Dapat menentukan klasifikasi dari batu bata berdasarkan kuat tekan

nya.

- Menerangkan prosedur pelaksanaan pemeriksaan kuat tekan batu

bata

- Mempraktekkan pemeriksaan kuat tekan batu bta dengan cara yang

benar

c. Dasar teori

Kuat tekan batu bata dinyatakan dengan berapa besar kemampuan bata

menerima beban maksimum sampai bata pecah. Kuat tekan bata

menunjukkkan mutu dari bata.

Sesuai dengan peraturan maka mutu bata disetarakan dengan kekuatan

tekanan rata-rata sebagai berikut :

No.

Mutu Bata Kuat Tekan Rata-rata

( kg/cm²)1 I < 1002 II 100 - 803 III 80 - 60

Sumber : Anni Susilowati dkk Petunjuk Praktikum Laboratorium Pengujian

Bahan, Bandung 1996

d. Peralatan dan bahan

Peralatan

- Cetakan benda uji

Page 39: Laporan Uji Bahan i.ok

- Spatula

- Cawan

- Kotak plastic

- Tangki

Bahan

- Pasir - Semen- Batu bata

e. Keselamatan kerja

- Memakai seragam praktek

- Fokuskan pikiran pada pekerjaan

- Memakai alat sesuai dengan fungsinya

- Ikutilah petunjuk instruktur

f. Langkah kerja

Ambil batu bata yang telah dipotong-potong pada sisi panjang menjadi

dua bagian yang sama besar, dari hasil pemeriksaan tampak luar batu bata.

Letakkan kedua potongan tersebut kedalam cetakan, jarak antara bidang

cetakan dengan bidang batu bata lainya diberi jarak ± 1 cm. Isi ruang antara

tersebut dengan adukan spesi hingga padat dan menutupi seluruh bibang

permukaan batu bata yang vertical. Diamkan selama ± 1 hari, kemudian

benda uji dilepas dari cetakan. Setelah itu keluarkan benda uji kemudian

tekan benda uji dengan mesin penekan hingga tercapai kekuatan

maksimumnya. Kecepatan penekan diatur sama dengan 2 kg / cm2 / detik.

g. Perhitungan

Page 40: Laporan Uji Bahan i.ok

Kuat tekan batu bata = PA

kg/cm²

Dimana : P = Beban Maksimum (kg)

A = Luas Bidang Tekan (cm2)

*hasil perhitungan pengujian dapat dilihat pada lampiran halaman

h. Kesimpulan

Berdasarkan pada teori dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

kemampuan bata dalam menerima beban semakin baik kualitas dari suatu

bata. Dari hasil pengujian di laboratorium diperoleh kuat tekan batu bata

rata-rata

2.3.3 Pengujian Penyerapan Batu Bata Merah (Section Rate)

Page 41: Laporan Uji Bahan i.ok

a. Referensi

- Aiyub, ST Jobsheet Praktikum Uji Bahan I Politeknik Negeri

Lhokseumawe 2005

- Anni Susilowati dkk Petunjuk Praktikum Laboratorium Pengujian

Bahan, Bandung 1996

b. Tujuan pelaksanaan

- Dapat mengetahui besar daya serap ( ection rate ) dari batu bata

yang diperiksa

- Mempraktekkan pemeriksaan section rate (daya serap) batu bata

dengan benar

- Menyimpulkan hasil pemeriksaan dari section rate batu bata

tersebut di dalam pelaksanaan pembuatan pasangan batu bata

c. Dasar teori

Daya hisap bata berbeda-bedaakan menimbulkan tegangan diferensial

dan retak-retak. Sifat bata yang sangat berpengaruh dalam kekuatan dan

mutu pekerjaan pasangan bata adalah tentang daya hisapnya. Oleh sebab

itu, penting sekali untuk menyamakan daya hisap sebelum dipasang.

d. Peralatan dan bahan

Peralatan

- Kaki penyangga

- Bak air kecil

- Timbangan

- Kain lap

- Oven

- Stopwacht

Bahan

- Air

- Batu bata

Page 42: Laporan Uji Bahan i.ok

e. Keselamatan kerja

- Memakai seragam praktek

- Fokuskan pikiran pada pekerjaan

- Memakai alat sesuai dengan fungsinya

- Ikutilah petunjuk instruktur

f. Langkah kerja

Keringkan batu bata dalam oven yang suhunya tetap konstan, hingga

berat tetap. Masukkan kaki penyangga dari baja kedalam bak dan atur

jarak as ke as ± ¼ panjang batu bata. Tuangkan air kedalam bak mencapai

ketingggian 1 cm diatas permukaan kaki penyangga. Masukkan batu bata

kedalam bak, dengan meletakkannya pada kaki. Biarkan batu bata selama

1 menit. Angkat perlahan-lahan, lap bidang pemukaan batu bata dari

kelebihan air, lalu timbang berat batu bata tersebut. Hitung section rate.

g. Perhitungan

Section rate = B−A

F ( gr/dm²/menit)

Keterangan : A = Berat batu bata kering oven

B = Berat batu bata setelah perendaman 1 menit

F = luas bidang dasar batu bata yang berhubungan

dengan air

*hasil perhitungan pengujian dapat dilihat pada lampiran halaman

h. Kesimpulan

Page 43: Laporan Uji Bahan i.ok

Dari hasil pengujian dapat disimpulkan sebagai berikut:

kuat hisap menit pertama dinyatakan olehberapa gram air yang terhisap

persatuan luas pada satu menit pertama.

BAB III

Page 44: Laporan Uji Bahan i.ok

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dari praktek pengujian bahan I yang telah kami dilakukan, penulis dapat

menarik beberapa simpulan :

1. Lembaran kerja (job sheet) harus dipelajari dengan baik sebelum

memulai pekerjaan.

2. Pada saat pengujian kuat tekan kayu, batu bata dan mortal harus

mengetahui dulu berapa ukuran benda uji tersebut, sehingga tidak

terjadi masalah pada saat perhitungannya.

3. Untuk memperoleh hasil yang sempurna, ketelitian dan kesabaran

yang harus diutamakan dalam pekerjaan.

4. Pengujian bahan sangat penting dalam sebuah bangunan untuk

menjaga konstruksi agar tidak mudah mengalami kepatahan dan

kehancuran pada bangunan.

3.2 Saran

Dari pengalaman yang telah kami lakukan pada pengujian bahan I, penulis

mengharapkan kepada instruktur / dosen pembimbing beberapa hal :

1. Kami mengharapkan pembimbing dapat selalu mengawasi kami pada

saat pengujian berlangsung.

2. Bila instruktur dalam keadaan sibuk dan tidak bisa mendampingi kami

pada saat bekerja, kami mengharapkan supaya instruktur dapat

melakukan pengecekan beberapa kali, sehingga bila dapat kesalahan

kami dapat memperbaikinya dengan cepat.

3. Kami berharap peralatan yang ada di laboratorium harus layak dipakai

semua, dan peralatannya tidak terbatas agar tidak terjadi kesalahan

dan terburu-buru pada waktu pengerjaannya.