laporan tahunan t.a. 2010 -...

99

Upload: vudiep

Post on 12-Apr-2018

219 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh
Page 2: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

LAPORAN TAHUNAN

T.A. 2010

PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2011

Page 3: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

LAPORAN TAHUNAN

T.A. 2010

Tim Penyusun

Penanggung Jawab :

Handewi P. Saliem

Ketua :

Sri Hery Susilowati

Sekretaris :

Nur Khoiriyah Agustin

Anggota :

Supena Friyatno

Yuni Marisa

Muhammad Suryadi

Ashari

Agus Subekti

Hermanto

Yana Supriyatna

Sri Yulianti

Ahmad Makky Arrozy

`

PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2011

Page 4: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

i

KATA PENGANTAR

Laporan Tahunan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) sebagai institusi pemerintah dalam melaksanakan kegiatannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang diembannya. Tupoksi PSEKP adalah mengembangkan kemampuan dalam menganalisis berbagai permasalahan sosial ekonomi pertanian di tingkat pedesaan, wilayah, nasional, kawasan, dan internasional, dalam rangka menghasilkan rekomendasi kebijakan bagi stakeholders untuk pembangunan pertanian.

Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian selama tahun anggaran 2010. Materi pokok yang disajikan dalam laporan meliputi struktur organisasi PSEKP, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana penelitian, program, kerja sama penelitian dan pendayagunaan hasil, serta monitoring dan evaluasi. Khusus untuk kegiatan penelitian, disajikan sinopsis hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan PSEKP, baik kegiatan yang didanai oleh APBN maupun kegiatan kerja sama penelitian pada tahun 2010.

Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian laporan ini disampaikan terima kasih. Semoga laporan ini memberikan manfaat dan berguna bagi berbagai pihak yang membutuhkan. Kritik dan saran yang membangun kami harapkan untuk perbaikan di masa mendatang.

Bogor, Mei 2011

Kepala Pusat,

Dr. Handewi P. Saliem NIP. 19570604 198103 2 001

Page 5: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

ii

Page 6: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii

I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1. Visi dan Misi ........................................................................................ 1

1.2. Tugas Pokok dan Fungsi .................................................................... 1

1.3. Struktur Organisasi ............................................................................. 2

II. SUMBERDAYA MANUSIA ......................................................................... 4

III. SARANA DAN PRASARANA .................................................................... 8

3.1. Barang Tidak Bergerak (Tanah dan Bangunan) ............................... 8

3.2. Barang-Barang Bergerak ..................................................................... 9

3.3. Anggaran DIPA, PNBP dan Kerja Sama Penelitian ........................ 11

IV. PROGRAM ..................................................................................................... 16

4.1. Tujuan dan Luaran Kegiatan ............................................................. 16

4.2. Perencanaan Kegiatan Penelitian Tahun Anggaran 2011 ................ 16

4.3. Mekanisme Perencanaan Penelitian Tahun Anggaran 2011 (DIPA dan Ristek) dan Pelaksanaan Tupoksi Subbid Program.................. 18

V. SINOPSIS ........................................................................................................ 22

A. Hasil Penelitian dengan Sumber Dana dari DIPA TA. 2010 ..................... 22

5.1. Evaluasi dan Penyusunan Desa Calon Lokasi Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) 2010 ........................................ 22

5.2. Indikator Pembangunan Pertanian dan Perdesaan: Karakteristik Sosial Ekonomi dan Usahatani Padi ................................................. 23

5.3. Evaluasi Dampak Program Penanggulangan Kemiskinan di Sektor Pertanian dan Perdesaan Tingkat Rumah Tangga dan Desa ......... 25

5.4. Akselerasi Sistem Inovasi Teknologi Pengolahan Hasil dan Alsintan dalam Mendukung Ketahanan Pangan ............................ 26

5.5. Optimalisasi Sumberdaya Pertanian pada Agroekosistem Lahan Kering ................................................................................................... 27

Page 7: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

iv

5.6. Analisis Dampak Investasi Pertanian terhadap Kinerja Sektor Pertanian .............................................................................................. 28

5.7. Kebijakan Pemda dalam Alokasi Anggaran dan Penyusunan Perda untuk Mengakselerasi Pembangunan Pertanian ................... 29

5.8. Evaluasi dan Tanggap Cepat atas Isu Kebijakan Aktual ................. 30

B. Hasil Penelitian Kerjasama Sinergi Penelitian (SINTA) .......................... 37

5.9. Pengembangan Asuransi Usahatani Padi untuk Menanggulangi Risiko Kerugian 75% Akibat Banjir, Kekeringan dan Hama Penyakit .............................................................................................. 37

5.10. Kajian Keterkaitan Produksi, Perdagangan dan Konsumsi Ubi Jalar untuk Meningkatkan 30% Partisipasi Konsumsi Mendukung Program Keanekaragaman Pangan dan Gizi .................................. 38

5.11. Kajian Sistem Kelembagaan Cadangan Pangan Masyarakat Perdesaan untuk Mengurangi 25% Risiko Kerawanan Pangan .... 40

5.12. Peningkatan 20% Akses Petani terhadap Berbagai Sumber Pembiayaan Usahatani ...................................................................... 41

VI. PENDAYAGUNAAN HASIL ANALISIS DAN KERJA SAMA PENELITIAN ................................................................................................. 43

6.1. Publikasi Hasil – Hasil Penelitian ...................................................... 43

6.2. Komunikasi dan Dokumentasi Hasil Penelitian ............................ 54

6.2.1. Seminar ...................................................................................... 55

6.2.2. Pengelolaan Website................................................................. 59

6.3. Perpustakaan ....................................................................................... 61

6.4. Kerja Sama Penelitian ......................................................................... 66

VII. EVALUASI DAN PELAPORAN ................................................................. 71

7.1. Kegiatan Sub bidang Evaluasi dan Pelaporan .................................. 71

7.2. Ruang Lingkup .................................................................................... 72

7.3. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi TA. 2010 .............................. 73

7.3.1. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Penelitian ....................... 76

7.3.2. Monitoring dan Evaluasi Manajemen Penelitian ................... 83

7.3.3. Pelayanan Perpustakaan .......................................................... 86

7.3.4. Evaluasi Pelayanan Publikasi .................................................. 87

7.3.5. Sarana Penelitian ...................................................................... 89

Page 8: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

v

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman 2.1. Jumlah Peneliti PSEKP Menurut Disiplin Ilmu dan Jenjang Fungsional, Tahun 2010 ............................................................................. 7

3.1. Barang Tidak Bergerak (Tanah dan Bangunan) ...................................... 8

3.2. Barang Bergerak ......................................................................................... 9

3.3. Perkembangan Pelaksanaan Keuangan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian TA. 2010 (Per 31 Desember 2010) .......................... 13

3.4. Rekapitulasi PNBP Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian TA. 2010 (Per 31 Desember 2010).............................................................. 14

3.5. Target dan Realisasi Keuangan Kegiatan Penelitian Kerja sama Dalam dan Luar Negeri ............................................................................. 15

6.1. Judul dan Penulis Naskah JAE Tahun 2010 ............................................. 43

6.2. Judul dan Penulis Naskah FAE Tahun 2010 ........................................... 45

6.3. Judul dan Penulis Naskah AKP Tahun 2010 ........................................... 46

6.4. Judul dan Penulis Naskah Working Paper Tahun 2010 ......................... 48

6.5. Judul dan Penulis Naskah Prosiding Seminar Nasional Peningkatan Daya Saing Agribisnis Berorientasi Kesejahteraan Petani ..................... 49

6. 6. Daftar Isi Terbitan Newsletter PSEKP Tahun 2010 ................................. 51

6.7. Susunan Dewan Redaksi JAE, FAE, AKP, dan Dewan Editor Tematik Tahun 2010 .................................................................................................. 53

6.8. Distribusi Publikasi Ilmiah ........................................................................ 54

6.9. Judul Makalah dan Pembicara pada Seminar Rutin Tahun 2010 .......... 55

6.10. Judul Makalah dan Pembicara pada Seminar Nasional Peringatan Hari Pangan Sedunia XXX Tahun 2010 .................................................... 56

6.11. Judul Makalah dan Pembicara pada Seminar Nasional “Era Baru Pembangunan Pertanian: Strategi Mengatasi Masalah Pangan, Bio-energi dan Perubahan Iklim” ............................................................. 57

6.12. Judul Makalah dan Pembicara pada Workshop Pemahaman Tatacara dan Aturan Penulisan Karya Tulis Ilmiah bagi Para Peneliti pada Publikasi Ilmiah ......................................................................................... 57

6.13. Materi Dialog Interaktif dan Narasumber pada Acara Karedok (jam 16.00-17.30 WIB) di Radio Pertanian Ciawi (RPC) Bogor , Tahun 2010 .................................................................................................. 58

Page 9: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

vi

6.14. Jumlah Pengakses Website PSEKP pada Tahun 2010 ............................. 59

6.15. Materi Website PSEKP dan Jumlah Pengakses Tertinggi Selama Tahun 2010 .................................................................................................. 60

6.16. Frase Kata/Kata yang Sering Digunakan dalam Pencarian Tahun 2010 .............................................................................................................. 61

6.17. Pengadaan Bahan Pustaka TA. 2010 ........................................................ 62

6.18. Koleksi dan Jumlah Data Base Bahan Pustaka di Perpustakaan PSEKP Tahun 2009-2010 ......................................................................................... 63

6.19. Pengunjung Perpustakaan PSEKP Januari s/d Desember 2010 ............ 64

6.20. Kegiatan untuk Peningkatan Profesi Kepustakawan ............................. 65

6.21 Uraian Tugas Staf Perpustakaan PSEKP .................................................. 65

6.22. Target dan Realisasi Keuangan Kerja Sama Penelitian Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (Dalam dan Luar Negeri) Tahun 2010 .................................................................................................. 67

6.23. Daftar Nama Pegawai yang Ke Luar Negeri Tahun 2010 ................. 68

Page 10: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

vii

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman 1.1. Struktur Organisasi Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian .. 3

2.1. Jumlah Pegawai PSEKP Berdasarkan Umur Tahun 2010 ....................... 4

2.2. Jumlah Pegawai PSEKP Berdasarkan Golongan dan Masa Kerja Tahun 2010 .................................................................................................. 5

2.3. Jumlah Pegawai PSEKP Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2010 .................................................................................. 6

2.4. Jumlah Peneliti Berdasarkan Jenjang Fungsional ................................... 6

4.1. Tahapan Perencanaan Penelitian .............................................................. 19

7.1. Bagan Keterkaitan Tim Teknis, Tim Monev, dan Tim Editor di Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian ................................................ 75

Page 11: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 1

I. PENDAHULUAN

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP), merupakan sebuah lembaga penelitian/pengkajian dalam unit eselon II di lingkup Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian yang pembinaannya dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pada awal berdirinya tahun 1976, lembaga ini dikenal sebagai Pusat Penelitian Agro Ekonomi (PAE). Seiring dengan dinamika sosial ekonomi dan pembangunan pertanian, beberapa kali lembaga ini mengalami perubahan nama. Pada tahun 1990, PAE berubah menjadi Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian (P/SE), pada tahun 2001 menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian (Puslitbangsosek), Kemudian pada tahun 2005 menjadi Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP). Status terakhir berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Kpts/OT.140/10/2010, nama lembaga ini ditetapkan menjadi Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

11..11.. VViissii ddaann MMiissii

Visi PSEKP adalah “menjadi pusat pengkajian yang kritis dan terpercaya bertaraf internasional dalam menghasilkan informasi dan ilmu pengetahuan sosial ekonomi pertanian, serta proaktif dalam memberikan

alternatif rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian”. Visi tersebut dirumuskan mengingat bahwa PSEKP adalah lembaga pemerintah, sehingga harus berorientasi pada pelayanan masyarakat melalui partisipasi secara aktif dalam memberikan alternatif rekomendasi kebijakan pertanian.

Sejalan dengan visinya, maka Misi PSEKP adalah:

1. Melakukan analisis dan pengkajian guna menghasilkan informasi dan ilmu pengetahuan sosial ekonomi pertanian;

2. Melakukan analisis kebijakan, pengkajian untuk mengolah informasi dan ilmu pengetahuan hasil analisis menjadi rumusan alternatif kebijakan pembangunan pertanian;

3. Melakukan advokasi pembangunan pertanian, berupa kampanye publik untuk memobilisir partisipasi lembaga terkait dan masyarakat luas dalam mendukung pembangunan pertanian;

4. Mengembangkan kemampuan institusi PSEKP sehingga mampu mewujudkan visi dan misinya secara berkelanjutan.

1.2. Tugas Pokok dan Fungsi

PSEKP mempunyai tugas melaksanakan analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian.

Page 12: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 2

Fungsi PSEKP adalah:

1. Merumuskan program analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian;

2. Melaksanakan analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan di bidang pertanian;

3. Melaksanakan telaah ulang program dan kebijakan di bidang pertanian;

4. Memberikan pelayanan teknik di bidang analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian;

5. Melaksanakan kerja sama dan mendayagunakan hasil analisis dan pengkajian serta konsultasi publik di bidang sosial ekonomi dan kebijakan pertanian;

6. Mengevaluasi dan melaporkan hasil analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian; dan

7. Mengelola urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. (Pasal 1372 Peraturan Menteri Pertanian No. 61 Tahun 2010)

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, sasaran kelompok pengguna hasil penelitian yang dituju oleh PSEKP adalah pejabat pembuat dan pengelola kebijakan pembangunan pertanian lingkup Kementerian Pertanian, pejabat pembuat kebijakan lembaga negara di luar Kementerian Pertanian, praktisi agribisnis, politisi, ilmuwan dan masyarakat peminat pembangunan pertanian serta peneliti.

1.3. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/ OT.140/10/2010, tentang organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, maka PSEKP dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, secara struktural di dukung Unit Eselon III yaitu Bagian Umum, Bidang Program dan Evaluasi, serta Bidang Kerja Sama dan Pendayagunaan Hasil, disamping kelompok jabatan fungsional sebagai pelaksana teknis kegiatan penelitian dan pengkajian.

Berdasarkan SK Kapus PSEKP nomor 368/Kp.330/A.9/03/2009, kelompok peneliti (Kelti) PSEKP terdiri dari 3 kelompok, yakni:

(1) Kelti Ekonomi Makro dan Perdagangan Internasional

(2) Kelti Ekonomi Pertanian dan Manajemen Agribisnis

(3) Kelti Sosio-Budaya Pedesaan.

Page 13: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 3

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Kabag. Umum

Ir. Supena Friyatno, MSi

Kepala Pusat Sosial Ekonomi dan

Kebijakan Pertanian

Dr. Handewi P. Saliem

Kabid. Pelayanan dan

Pendayagunaan Hasil

Dr. Eizal Jamal

Kasubbid

Pendayagunaan Hasil

Ashari, SP., MP

Kasubbid Kerja Sama

Dr. Hermanto

Kasubbid Program

Muhammad

Suryadi, SP

Kasubbid Evaluasi dan

Pelaporan

Nur Khoiriyah Agustis, STP., MP

Kelompok Jabatan Fungsional

Kabid. Program dan Evaluasi

Dr. Sri Hery Susilowati

Kasubbag Kepegawaian

dan Rumah Tangga

Ir. Yuni Marisa

Kasubbag Keuangan

dan Perlengkapan

Drs. Agus Subekti

Page 14: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 4

II. SUMBERDAYA MANUSIA

Berdasarkan data kepegawaian pada Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian (PSEKP) tahun 2010, tercatat bahwa sumberdaya manusia, baik peneliti maupun staf penunjang PSEKP jumlahnya terus berkurang karena karyawan yang telah memasuki masa pensiun serta mutasi kerja. Secara keseluruhan jumlah pegawai Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) tahun 2010 sebanyak 172 orang. Pada gambar 2.1 diperlihatkan bahwa struktur pegawai PSEKP berdasarkan umur pada tahun 2010 sebagian besar 34,30% berumur 51-55 tahun, 26,74 persen berumur 46-50 tahun, dan 14,53 persen berumur 41-45 tahun.

Sedangkan sisanya adalah 9,30 persen berumur 36-40 tahun, 5,23 persen berumur 31-35 tahun, dan 4,70 persen berumur 56-60 tahun, 4,06 persen berumur lebih dari 60 tahun, dan 1,14 persen berumur 26-30 tahun. Tabel 2.1. menunjukkan bahwa pegawai PSEKP tidak ada yang berumur di bawah 25 tahun.

7

4%6

3%

0

0%

4

2%

9

5%

16

9%25

15%

59

35%

46

27%

<25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55 56-60 >60

Gambar 2.1. Jumlah Pegawai PSEKP Berdasarkan Umur Tahun 2010

Jumlah karyawan PSEKP berdasarkan masa kerja menunjukkan bahwa

sebagian besar sudah berpengalaman melaksanakan tugas kerja di PSEKP selama 21 - 25 tahun (54 orang), selain itu juga terdapat sejumlah karyawan (49 orang) yang sudah memiliki masa kerja > 26 tahun yang diikuti dengan adanya peningkatan jumlah Golongan III dan IV yang termasuk didalamnya (Gambar 2.2). Dengan meningkatnya masa bakti dan pengalaman kerja, diharapkan selain dapat meningkatkan kinerja dalam tugas keseharian di masing-masing bidang

Page 15: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 5

juga berdampak pada peningkatan produktivitas kegiatan institusi secara keseluruhan, sehingga ouput yang dihasilkan PSEKP sesuai dengan target yang diharapkan.

0 0

5

0

5

0

3

10

0

13

1

6

10

0

17

0

8

20

6

34

0

9

38

7

54

1 0

12

17

30

0 0 0

1717

0 0 02 2

0

10

20

30

40

50

60

Ora

ng

< 5 6.-10 11.-15 16-20 21-25 26-301 31-35 >35

Masa Kerja (Umur)

Gol. I Gol. II Gol. III Gol. IV Total

Gambar 2.2. Jumlah Pegawai PSEKP Berdasarkan Golongan dan Masa Kerja Tahun 2010

Dilihat dari sebaran tingkat pendidikan, menunjukkan gambaran bahwa sebagian besar pegawai PSEKP berpendidikan SMU (28,48%), diikuti Pascasarjana S2 (22,09%), S1 (19,76%), dan S3 (13,95%). Selain itu terdapat juga 4,65 persen pegawai yang berpendidikan SD, selanjutnya 2,32 persen berpendidikan SMP dan 8,75 persen berpendidikan Diploma/Sarjana Muda. Konfigurasi pendidikan pegawai PSEKP berdasarkan tugas pokok dan fungsi (tupoksi), memperlihatkan kecenderungan bahwa untuk program pendidikan pascasarjana S2 dan S3 sebagian besar berasal dari jumlah pendidikan yang sudah ditamatkan oleh para peneliti di PSEKP, sementara dinamika penjenjangan dan peningkatan pendidikan sebagian karyawan lainnya belum optimal dilaksanakan, khususnya untuk mendukung kinerja sebagai tenaga penunjang yang mempunyai kualitas pendidikan serta wawasan yang luas di lingkungan PSEKP.

Page 16: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 6

84

50

10

3438

21

0 0

9

3

13

19

64

41

7

21 1915

5

41

8

0

10

20

30

40

50

60

SD SMP SMU Diploma Sarjana

Muda

S1 S2 S3

Tingkat Pendidikan

Ora

ng

Jumlah Wanita Pria

Gambar 2.3. Jumlah Pegawai PSEKP Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis

Kelamin Tahun 2010

Jumlah pegawai PSEKP yang telah memiliki jabatan fungsional sebanyak 72 orang (88,88%) merupakan fungsional peneliti dan 5 orang lainnya (1,12%) merupakan fungsional non-peneliti (Gambar 2.4). Berdasarkan jenjang fungsional peneliti, tenaga fungsional peneliti PSEKP dengan jenjang tertinggi (Peneliti Utama) berjumlah 19 orang (23,45%), Peneliti Madya 24 orang (29,63%), Peneliti Muda 17 orang (20,98%), dan Peneliti Pertama 12 orang (14,81%). Sementara peneliti yang tidak memiliki jabatan fungsional (Peneliti Non-Klasifikasi) berjumlah 9 orang (11,13%).

19

24

1712

9

0

510

1520

2530

Ora

ng

Utama Madya Muda Pertama Non-Klas

Fungsional Peneliti

Peneliti

Gambar 2.4. Jumlah Peneliti Berdasarkan Jenjang Fungsional

Page 17: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 7

Berdasarkan analisis kepakaran para peneliti yang ada di PSEKP, dengan latar belakang disiplin ilmu, masing-masing menunjukkan bahwa sebagian besar para peneliti mempunyai keahlian pada bidang Ilmu Ekonomi Pertanian pada jenjang fungsional peneliti utama (12 orang), peneliti madya (17 orang), peneliti

muda (12 orang), peneliti pertama (10 orang) dan peneliti non klas (6 orang). Sedangkan pada bidang kebijakan pertanian dengan peneliti utama (2 orang) dan peneliti muda (1 orang). Pada sistem usaha pertanian dengan peneliti utama (2 orang), peneliti madya (1 orang) dan peneliti pertama (1 orang). Sementara pada bidang sosiologi pertanian dengan peneliti utama (3 orang), peneliti madya (6 orang), peneliti muda (3 orang), peneliti pertama (1 orang). Secara rinci jumlah peneliti PSEKP berdasarkan disiplin ilmu dapat dilihat dalam Tabel 2.1.

Selain kepakaran tersebut, sampai dengan tahun 2010 PSEKP juga tercatat telah memiliki 7 orang peneliti utama dengan jenjang penghargaan kepangkatan tertinggi sebagai Profesor Riset. Peneliti PSEKP yang dikukuhkan menjadi Profesor Riset selama tahun 2010 adalah Prof. Dr. Dewa K. Sadra (pengukuhan tanggal 29 Nopember 2010) dan Prof. Dr. I Wayan Rusastra (pengukuhan pada tanggal 30 Desember 2010). Dalam waktu yang akan datang jumlah Profesor Riset dan Peneliti Utama PSEKP akan terus bertambah sejalan dengan tuntutan profesionalisme kegiatan di bidang penelitian.

Tabel 2.1. Jumlah Peneliti PSEKP Menurut Disiplin Ilmu dan Jenjang Fungsional,

Tahun 2010

Disiplin Ilmu

Jenjang Fungsional (Orang)

Peneliti Utama

Peneliti Madya

Peneliti Muda

Peneliti Pertama

Peneliti Non Klas

1. Ekonomi Pertanian 12 17 13 10 9

2. Kebijakan Pertanian 2 - 1 - -

3. Sistem Usaha Pertanian 2 1 1 -

4. Sosiologi Pertanian 3 6 3 1 -

Total 19 24 17 12 9

Page 18: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 8

III. SARANA DAN PRASARANA

Pelaksanaan kegiatan penelitian PSEKP didukung oleh sarana dan prasarana yang terdiri dari barang-barang tidak bergerak dan barang-barang bergerak. Barang-barang tidak bergerak terdiri dari: (1) tanah bangunan negara golongan II; (2) tanah bangunan kantor pemerintah; (3) bangunan gedung kantor permanen; dan (4) rumah negara golongan II Type C/D permanen; sementara barang-barang bergerak secara garis besar meliputi alat angkutan (kendaraan roda 4 dan roda 2), furnitur, elektronik serta aset tetap lainnya. Pengadaan barang-barang inventaris tersebut berasal dari hibah, pembelian melalui anggaran rutin dan anggaran pembangunan Belanja Negara (APBN), dan anggaran kerja sama penelitian. Untuk dapat menyajikan data barang inventaris yang akurat, PSEKP telah melaksanakan SIMAK-BMN pada tahun anggaran 2010.

Pengelolaan inventaris kekayaan milik negara (IKMN) secara tersurat menjadi tanggung jawab bagian tata usaha, tetapi secara moral adalah tanggung jawab seluruh pegawai yang menggunakan barang inventaris tersebut. Pada kenyataannya, hal tersebut belum disadari oleh berbagai pihak, terbukti kepedulian terhadap rasa memiliki masih rendah. Hal ini merupakan salah satu kendala untuk dapat mengelola IKMN secara baik dan akurat.

3.1. Barang Tidak Bergerak (Tanah dan Bangunan)

Barang-barang tidak bergerak yang dimiliki oleh PSEKP meliputi tanah dan bangunan. Keseluruhan tanah yang dimiliki oleh PSEKP seluas 5.403 m2 yang terdiri dari tanah bangunan rumah negara golongan II seluas 1.558 m2

dan tanah bangunan kantor pemerintah seluas 3.845 m2. Sedangkan bangunan yang dimiliki oleh PSEKP adalah kantor yang terdiri atas dua unit bangunan yang saling terhubung seluas 3.266 m2 dan empat buah rumah dinas seluas 240 m2 secara keseluruhan dalam kondisi baik. Rincian barang tidak bergerak disajikan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Barang Tidak Bergerak (Tanah dan Bangunan)

No. Nama Barang Jumlah Kondisi

B R RS

I. BARANG TIDAK BERGERAK

1 Tanah Bangunan Rumah Negara Gol.II 1 (1.558m2) 1 0 0

2 Tanah Bangunan Kantor Pemerintah 1 (3.845 m2) 1 0 0

Jumlah 2 (5.403 m2) 2 0 0

3 Bangunan Gedung Kantor Permanen 2 (3.266 m2) 2 0 0

4 Rumah Negara Gol. II, Type C dan D 4 (240 m2) 4 0 0

Jumlah 6 (3.506 m2) 6 0 0

Total 8 (8.909 m2) 8 0 0

Keterangan: B = Baik; R = Rusak; RS = Rusak Sekali

Page 19: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 9

3.2. Barang-Barang Bergerak

Pada periode 2010, jumlah barang-barang bergerak yang dimiliki oleh PSEKP sebesar 1.717 unit barang, dengan 1.566 unit barang diantaranya dalam kondisi yang baik 37 unit barang lainnya dalam kondisi rusak dan 114 unit barang dalam kondisi rusak sekali. Barang-barang bergerak tersebut meliputi sarana transportasi atau kendaraan dinas, mesin dan peralatan kantor, sarana komunikasi, dan barang bergerak penunjang kegiatan kantor lainnya.

Pada Periode tahun berjalan 2010, PSEKP telah memproses barang-barang inventaris yang kondisinya rusak dan rusak sekali yang meliputi: (a) barang bergerak (kendaraan roda 4 sebanyak 2 unit terdiri dari jeep dan mini bus); (b) sepeda motor 2 unit; dan (c) barang inventaris peralatan kantor lainnya sebanyak

128 buah diusulkan untuk dilakukan penghapusan. Pelaksanaan penghapusan-nya selesai pada tahun 2011 dengan Keputusan Menteri Pertanian dengan perantara Kantor KPKNL Bogor. Rincian barang bergerak disajikan pada Tabel 3.2. Keadaan barang-barang bergerak inventaris, sebagai berikut:

a. Barang Inventaris Alat Angkutan

Periode tahun 2010, kendaraan roda 4 terdiri atas satu (1) buah jeep, 12 minibus dengan kapasitas penumpang 14 orang ke bawah, dan 13 unit sepeda motor roda 2.

b. Barang Inventaris Peralatan Kantor

Periode tahun anggaran 2010 keadaan barang inventaris peralatan kantor

sebanyak 1.373 unit yang terdiri dari 57 jenis barang. Sumber dana pengadaan barang inventaris berasal dari dua sumber, yaitu (a) Rutin merupakan akumulasi dari pengadaan tahun lalu dan (b) Pengadaan dari anggaran tahun 2010 sebanyak 195 unit untuk 33 jenis barang. Rincian barang bergerak disajikan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Barang Bergerak

No. Nama Barang Jumlah Kondisi

B R RS

BARANG BERGERAK

1 Jeep 1 0 0 1

2 Mini bus (penumpang 14 orang kebawah) 12 11 0 1

3 Sepeda motor 13 11 0 2

4 Auto lift 1 1 0 0

5 Tripod 1 1 0 0

6 Tes generator 2 2 0 0

7 Mesin ketik manual portable (11-13 inch) 19 13 0 6

8 Mesin ketik elektronik/elektrik 3 0 0 3

Page 20: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 10

Tabel 3.2. Lanjutan

No. Nama Barang Jumlah Kondisi

B R RS

9 Mesin hitung elektronik/calculator 6 0 0 6

10 Lemari besi/metal 70 64 0 6

11 Lemari kayu 33 32 0 1

12 Rak besi/metal 10 10 0 0

13 Rak kayu 50 49 0 1

14 Filing kabinet besi 128 120 0 8

15 Brankas 10 7 3 0

16 Overhead Projector (OHP) 4 0 1 3

17 Meja kerja kayu 220 200 20 0

18 Kursi besi/metal 627 604 0 23

19 Sice/sofa 21 20 1 0

20 Meja rapat 47 45 2 0

21 Jam elektronik 7 7 0 0

22 A.C. split 75 60 0 15

23 Radio cassette 1 0 0 1

28 Wireless transmision system 2 2 0 0

29 Router 1 1 0 0

30 Amplifier 2 2 0 0

31 Equalizer 1 1 0 0

32 Loudspeaker 10 10 0 0

33 Mic conference system 32 23 0 9

34 UPS 2 1 1 0

35 Stabilizator 2 0 2 0

36 Tustel 3 2 1 0

37 Wireles speaker 5 4 1 0

38 Blitzer 3 1 2 0

39 Power suplly 1 1 0 0

40 Slide projector 1 0 0 1

41 Lensa kamera 4 3 1 0

42 Layar film OHP 4 4 0 0

43 Facsimile 4 3 0 1

44 P.C. Unit (komputer) 121 107 0 14

45 Note book 13 11 0 2

46 Printer 68 60 0 8

47 Scanner 3 3 0 0

48 Server 3 2 1 0

49 Mesin jilid 1 1 0 0

Page 21: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 11

Tabel 3.2. Lanjutan

No. Nama Barang Jumlah Kondisi

B R RS

50 Mesin press 1 1 0 0

51 LCD (infocus) 3 3 0 0

52 PABX 3 1 0 2

53 Handy talky (HT) 4 4 0 0

54 Pesawat telpon extension 40 40 0 0

55 External 8 8 0 0

56 Mesin potong rumput 1 1 0 0

57 Megaphone 1 1 0 0

Keterangan: B = Baik; R = Rusak; RS = Rusak Sekali

3.3. Anggaran DIPA, PNBP dan Kerja Sama Penelitian

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, anggaran yang dikelola setiap unit instansi pemerintah pada tahun 2010 tidak dibedakan berdasarkan Anggaran Pembangunan dan Anggaran Rutin, namun dilakukan berdasarkan “anggaran yang berbasis kinerja”. Anggaran PSEKP tahun 2010 disusun berdasarkan variabel jenis pengeluaran dan variabel kegiatan. Variabel jenis pengeluaran dibedakan menurut belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, belanja bantuan sosial/BLM dan lainnya, sedangkan varibel kegiatan dibedakan menurut jenis kegiatan, yakni: kegiatan utama mencakup Penelitian Sosial dan kegiatan penunjang yang mencakup: (a) pengelolaan gaji, (b) operasional kantor, (c) perawatan gedung dan (d) perawatan sarana.

Total anggaran PSEKP Tahun 2010, baik menurut variabel jenis pengeluaran maupun variabel kegiatan, terealisasi sebesar 92.17 persen atau terealisir sebesar Rp 19.974.806.406 dari anggaran yang direncanakan sebesar Rp 21.670.539.000. Pada anggaran menurut variabel jenis pengeluaran, dana yang terbesar terserap pada jenis pengeluaran belanja pegawai yakni sebesar Rp 8.670.143.903 (99,94 persen) dari Rp 8.675.769.000 anggaran yang direncanakan. Sedangkan pada anggaran menurut variabel jenis kegiatan, sebagian besar merupakan anggaran kegiatan penunjang terutama pada kegiatan pengelolaan gaji yakni sebesar Rp 8.670.143.903 (99,94 persen) dari Rp 8.675.769.000 anggaran yang direncanakan. Perkembangan Pelaksanaan Keuangan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian TA. 2010 secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada PSEKP tahun 2010 harga

diperoleh dari penerimaan umum, yakni Rp 15.107.318, sedangkan PNBP yang diperoleh dari penerimaan fungsional tidak ada (Tabel 3.4). Hal ini terutama disebabkan oleh keluaran kegiatan penelitian PSEKP tidak bersifat teknis, namun berupa rekomendasi kebijakan yang bersifat intangible dan ditujukan bagi stakeholder atau pemangku kepentingan utama, yakni pimpinan Kementerian

Page 22: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 12

Pertanian. Selain itu, aset PSEKP yang dapat menjadi sumber penerimaan PNBP juga relatif terbatas.

Kegiatan kerja sama penelitian yang dilaksanakan oleh Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) pada tahun 2010 terdiri atas enam

kegiatan kerja sama dengan instansi/lembaga luar negeri (ACIAR, IFPRI, FAO) dan tujuh kegiatan kerja sama dengan instansi dalam negeri. Beberapa kegiatan kerja sama luar negeri bersifat multiyears sehingga penyerapan dana pada bulan Desember 2010 masih cukup rendah karena kegiatan tersebut berlanjut pada tahun berikutnya. Sedangkan untuk kegiatan kerja sama dalam negeri umumnya telah selesai dilakukan pada tahun 2010 sehingga penyerapan dana per 31 Desember 2010 cukup tinggi, yakni berkisar 77,33 hingga 100 persen. Secara lengkap target dan realisasi keuangan kegiatan penelitian kerja sama dalam dan luar negeri oleh PSEKP dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Page 23: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 13

Page 24: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 14

Page 25: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 15

Page 26: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 16

IV. PROGRAM

4.1. Tujuan dan Luaran Kegiatan

Tujuan umum kegiatan penyusunan program adalah untuk mendapatkan arah penelitian yang lebih terencana dan sistematis agar pelaksanaan penelitian layak untuk dilaksanakan. Secara rinci pelaksanaan kegiatan bertujuan untuk :

(1) Membuat perencanaan dan kalender kegiatan penelitian PSEKP;

(2) Merencanakan penelitian tahun anggaran 2011

(3) Memperoleh implikasi tindak lanjut pelaksanaan program yang akan datang.

Sejalan dengan tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut, maka keluaran yang diharapkan adalah:

(1) Paket perencanaan dan kalender kegiatan penelitian PSEKP;

(2) Program perencanaan penelitian tahun anggaran 2011;

(3) Implikasi tindak lanjut pelaksanaan program yang akan datang

4.2. Perencanaan Kegiatan Penelitian Tahun Anggaran 2011

Tujuan perencanaan kegiatan penelitian adalah agar seluruh kegiatan PSEKP dapat terlaksana secara optimal sesuai jadwal yang telah direncanakan. Untuk memudahkan koordinasi pada tahap perencanaan, maka dibentuk Tim Teknis Penelitian yang terdiri dari Kepala Bidang Program dan Evaluasi, Ketua Kelti, peneliti senior PSEKP dan Staf Sub Bidang Program.

A. Tim Penyusunan Program Penelitian

Pengarah : Kepala Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

(Prof. Dr. Tahlim Sudaryanto, APU)

Penanggung Jawab : Kepala Bidang Program dan Evaluasi (Dr. Handewi P. Saliem, merangkap anggota)

Koordinator : Dr. Sumaryanto, merangkap anggota

Ketua : Prof. Dr. Budiman Hutabarat, APU, merangkap anggota

Wakil Ketua : Kepala Bidang Pelayanan dan Pendayagunaan Hasil Analisis (Dr. Benny Rachman, merangkap anggota)

Sekretaris : Kepala Sub bidang Program (Ir. Supena Friyatno, MSi, merangkap anggota)

Anggota : 1. Ketua Kelti Ekonomi Makro dan Perdagangan Internasional (Dr. Sri Hery Susilowati)

Page 27: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 17

2. Ketua Kelti Ekonomi Pertanian dan Manajemen Agribisnis (Dr. Sumaryanto)

3. Ketua Kelti Sosio Budaya Pedesaan (Ir. Rita Nur Suhaeti, MS)

4. Prof. Dr. Pantjar Simatupang, APU

5. Prof. Dr. I Wayan Rusastra, APU

6. Prof. Dr. Kedi Suradisastra, APU

7. Dr. Nunung Kusnadi (IPB)

8. Dr. Sri Hartojo (IPB)

9. Dr. Ronie S. Natawidjaya (UNPAD)

10. Sudarsono, SE

11. Tonny Soelistiyo Wahyudi

12. Nur Intan Samsiah

B. Tim Penyusun dan Pembahas RKAKL

Pengarah : Kepala Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

(Prof. Dr. Tahlim Sudaryanto)

Penanggung Jawab : Kepala Bidang Program dan Evaluasi (Dr. Handewi P. Saliem, merangkap anggota)

Koordinator : Kepala Sub bidang Program (Ir. Supena Friyatno, MSi, merangkap anggota)

Ketua : Staf Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan (Kurnia Chaimi, SE AK, MSc., merangkap anggota)

Sekretaris : Staf Sub bidang Program (Susi Sulistiawati, SH, merangkap anggota)

Anggota : 1. Chaerudin, SE (Staf Sub Bidang Program)

2. Drs. Agus Subekti (Kasubag Keuangan)

3. Diah Dwi Utami, SP, MSi (Staf Direktorat Jenderal Anggaran)

4. Gatot Pitono, SE (Staf Direktorat Jenderal Anggaran)

5. Budi Surya Mulia, SE, MM (Staf Direktorat Jenderal Anggaran)

6. Andi Susanto (Staf Direktorat Jenderal Anggaran)

Page 28: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 18

4.3. Mekanisme Perencanaan Penelitian Tahun Anggaran 2011 (DIPA dan Ristek) dan Pelaksanaan Tupoksi Subbid Program

Tahapan perencanaan penelitian TA 2011 dapat disimak pada Gambar 1. Tahapan tersebut disusun agar semua pihak yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi penelitian, dapat memahaminya dengan baik sehingga dapat bekerja sesuai tupoksi masing-masing secara optimal.

Sebagai institusi di bawah Badan Litbang Pertanian, mekanisme perencanaan kegiatan di PSEKP mengikuti pola perencanaan di Badan Litbang Pertanian. Dalam lingkup internal PSEKP, perencanaan diawali dengan perumusan masalah penelitian yang akan dilakukan. Pada tahapan ini, dokumen renstra PSEKP dan program Kementrian, dan program strategis Badan Litbang merupakan rujukan utama dalam menentukan kegiatan yang akan dilakukan. Tahapan selanjutnya adalah mengundang para stakeholder terkait untuk mendapatkan masukan dan membuat prioritas kegiatan. Prioritas kegiatan tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk matrik kegiatan yang kemudian diusulkan dan dibahas di tingkat Litbang. Setelah fokus penelitian ditetapkan, maka segera disusun TOR kegiatan sehingga diperoleh proposal ringkas. Proposal ringkas tersebut kemudian dievaluasi oleh Tim Teknis PSEKP. Setiap proposal dievaluasi oleh dua orang anggota Tim Teknis. Pada tahap ini, diberikan saran dan komentar untuk penyempurnaan proposal-proposal terhadap aspek-aspek berikut:

(1) Perumusan masalah, review hasil penelitian sebelumnya dan justifikasi penelitian;

(2) Perumusan tujuan/keluaran;

(3) Kerangka pemikiran (landasan teoritis/review analisis data);

(4) Perencanaan sampling pemilihan lokasi (provinsi, kabupaten, kecamatan, desa) dan responden;

(5) Alat analisis dan jenis data untuk menjawab setiap tujuan penelitian; dan

(6) Perencanaan operasional (SDM, dana, dan lain-lain).

Hasil evaluasi proposal kemudian disampaikan kepada penanggung jawab proposal masing-masing, untuk menjadi bahan perbaikan proposal. Selain evaluasi secara tertulis, juga dilakukan pembahasan dan penajaman proposal secara khusus, dimana proposal dibahas secara langsung melalui diskusi tim pembahas dan Kepala Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian dengan penanggung jawab (tim) penyusun proposal. Mekanisme perencanaan penelitian DIPA dan Ristek, dari sisi substansi pada prinsipnya sama, perbedaan antara kedua penelitian tersebut lebih berkaitan dengan proses administrasinya.

Page 29: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 19

Gam

bar

4.1

. T

ahap

an P

eren

can

aan

Pen

elit

ian

Page 30: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 20

Pada tahapan perencanaan penelitian tersebut dihasilkan judul-judul proposal operasional, baik yang didanai oleh DIPA maupun Program Insentif Peneliti dan Perekayasa (Ristek) sebagai berikut:

A. Judul Proposal Penelitian DIPA PSEKP TA. 2011:

1. Dampak Perubahan Iklim terhadap Kerawanan Pangan Temporer / Musiman

2. Keragaan, Permasalahan dan Upaya Mendukung Akselerasi Program Swasembada Daging Sapi

3. Kebijakan Pengembangan Pupuk Organik

4. Peningkatan Akses Petani terhadap Permodalan di Daerah Lahan Sub Optimal

5. Analisis Daya Saing Produk Hortikultura dalam Upaya Meningkatkan Pasar Ekspor Indonesia – Australia

6. Rancang Bangun Keterkaitan Indikator Makro Ekonomi dan Investasi Pemerintah di Sektor Pertanian dan Dampaknya terhadap Pembangunan Pertanian di Indonesia

7. Revitalisasi Sistem Penyuluhan untuk Mendukung Daya Saing Industri Pertanian

8. Penentuan Desa Calon Lokasi PUAP 2011 dan Evaluasi Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

9. Panel Petani Nasional (PATANAS) : Indikator Pembangunan Pertanian dan Perdesaan

10. Evaluasi dan Tanggap Cepat Atas Isu Kebijakan Aktual

B. Judul Proposal Penelitian Kerjasama Ristek TA 2011:

1. Analisis Volatilitas Harga Komoditas Pangan dalam Rangka Peningkatan Efektifitas Kebijakan Stabilisasi Harga Pangan Pokok;

2. Studi Kebutuhan Pengembangan Produk Olahan Pertanian dalam Rangka Liberalisasi Perdagangan;

3. Peningkatan Kapabilitas Kelompok Tani dalam Adaptasi terhadap Perubahan Iklim;

4. Peningkatan Kapasitas Mandiri Petani dalam Perluasan Skala Usaha; dan

5. Proyeksi Kinerja Pembangunan Pertanian Jangka Panjang: 2011 – 2035.

Dalam pelaksanaan kegiatan di subbidang Program selama tahun 2010 juga ditemui permasalahan-permasalahan yang menonjol sebagai berikut:

a. Seringkali terjadi perubahan anggaran baik dari sisi jumlah maupun alokasinya, sehingga berbagai kegiatan yang telah direncanakan tidak

Page 31: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 21

bisa dilakukan atau kurang optimal, termasuk penambahan kegiatan yang datang setelah semester I tahun anggaran berjalan. Penambahan tersebut selain akan mengganggu tahapan perencanaan, bila tidak dapat dikelola dengan baik justru akan mempengaruhi kinerja institusi,

terutama terkait dengan penyerapan anggaran.

b. Kurang baiknya pengaturan waktu oleh pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan kegiatan berpengaruh besar terhadap pencapaian ketepatan jadwal tahapan kegiatan. Kondisi ini secara langsung atau tidak langsung juga sering diakibatkan perubahan anggaran dan kegiatan secara tiba-tiba pada tahun anggaran berjalan. Dengan adanya perubahan anggaran atau penambahan pada tahun anggaran berjalan, seringkali menyebabkan jadwal perencanaan untuk tahun anggaran yang akan datang menjadi terbengkalai karena para peneliti terfokus pada kegiatan pada tahun berjalan.

Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut, berbagai upaya telah dilakukan, antara lain:

a. Menyusun Kalender Kegiatan Penelitian

b. Meningkatkan koordinasi dan kerja sama kegiatan penelitian dengan pihak-pihak terkait (Badan Litbang Pertanian, Dirjen. Anggaran, Dirjen. Perbendaharaan, Perguruan Tinggi, dan para stakeholder terkait lainnya).

Page 32: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 22

V. SINOPSIS

A. Hasil Penelitian dengan Sumber Dana dari DIPA TA. 2010

5.1. Evaluasi dan Penyusunan Desa Calon Lokasi Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) 2010

Modal finansial merupakan aspek dan masalah yang sangat penting dalam produksi pertanian. Sebagian besar petani umumnya terkendala oleh ketersediaan modal untuk usaha. Dengan keterbatasan aksesnya terhadap perbankan, menyebabkan modal usaha menjadi masalah besar dalam keberlanjutan dan keberhasilan usahanya. Untuk itu, program PUAP mencoba mengatasi masalah dana dengan cara menyalurkan dana kepada petani melalui kelompok tani/Gapoktan. Dana PUAP pada prinsipnya hanya sebagai stimulus dalam menggerakkan usaha tani petani yang kemudian dikelola melalui LKM. Penelitian ini bertujuan: (1) Penyusunan 10.000 desa calon lokasi program PUAP Tahun 2010; (2) Melakukan evaluasi kinerja pelaksanaan PUAP 2008 dan 2009; (3) Menetapkan/merumuskan saran kebijakan sebagai input rekomendasi untuk perbaikan pelaksanaan BLM PUAP selanjutnya. Lokasi penelitian di Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung dan Bali.

Secara umum permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan program PUAP dapat dibagi dua, yaitu: Pertama, menentukan calon lokasi desa penerima dana BLM PUAP dan Kedua, implementasi dari pengembangan usaha agribisnis perdesaan. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan teknologi baru dapat meningkatkan produksi, produktivitas dan pendapatan, oleh karena itu perlu didorong bagi anggota Gapoktan PUAP penerima dana BLM PUAP untuk menerapkan inovasi teknologi baru spesifik lokasi. Di sisi lain, dalam rangka pengembangan agribisnis komoditas utama, banyak ditemukan berbagai masalah dan kendala yang tidak mungkin dapat diatasi oleh Pelaksana PUAP saja. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan koordinasi dan integrasi dengan Program Strategis Kementerian Pertanian lainnya, misalnya dengan program SLPTT, PS2DS, Pengembangan Kawasan Hortikultura, FEATI, dan Pengembangan Agropolitan serta program terkait lainnya. Bila memungkinkan dapat diintegrasikan (lokasi dan komoditas) dengan program dinas terkait yang memperoleh dana dari anggaran Tugas Pembantuan, yang dirancang untuk mengembangkan komoditas unggulan.

Agar pelaksanaan program PUAP sesuai dengan rencana Gapoktan (petani/peserta program PUAP) maka penyaluran dana BLM PUAP perlu dipercepat, sehingga dana yang tesedia dapat digunakan untuk pengembangan agribisnis sesuai kebutuhan. Dalam perguliran dana BLM PUAP berikutnya, perlu diprioritaskan bagi usaha-usaha pengembangan agribisnis yang perguliran modalnya lebih cepat dan keuntungan yang diperoleh lebih tinggi, sehingga dapat mempercepat sumbangan terhadap penanggulangan kemiskinan di daerah.

Page 33: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 23

Agar percepatan pengembangan agribisnis di daerah dapat ditingkatkan, maka perlu dilakukan integrasi desa dan Gapoktan penerima dana BLM PUAP dengan Program Strategis Kementerian Pertanian lainnya, termasuk program subsektor lain yang dapat menunjang pengembangan agribisnis. Diperlukan studi khusus

pengembangan lembaga keuangan mikro (LKM) yang sesuai dengan lingkungan agribisnis lokal, sehingga dapat memberikan masukan yang lebih komprehensif dan mendalam untuk pengembangan LKM pada Gapoktan/desa penerima dana BLM PUAP.

Pada kajian evaluasi kinerja pelaksanaan PUAP tahun 2010 ini sangat terbatas jumlah lokasinya, sehingga mengalami kesulitan untuk memberikan gambaran secara keseluruhan kinerja pelaksanaan PUAP 2008 dan 2009 dengan jumlah telah lebih dari 20.000 desa.

Oleh karena itu, diperlukan kajian yang lebih fokus, mendalam dan cakupan yang lebih luas (contoh yang representatif) sesuai dengan kebutuhan program PUAP ke depan, terutama dalam mengembangkan LKM. Bila diperlukan ada kaji tindak beberapa model LKM di beberapa lokasi desa program PUAP yang sesuai dengan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusianya.

5.2. Indikator Pembangunan Pertanian dan Perdesaan: Karakteristik Sosial Ekonomi dan Usahatani Padi

Padi atau beras merupakan komoditas strategis nasional. Selama ini pemerintah telah menghasilkan berbagai kebijakan dan program untuk peningkatan produksi dan produktivitas padi, namun ketahanan pangan dan

kesejahteraan petani/masyarakat perdesaan ini masih tetap menyisakan permasalahan. Usahatani padi juga rawan terhadap dampak negatif perubahan iklim global, tekanan lahan serta keterbatasan infrastruktur pertanian (terutama irigasi) yang semua itu berpotensi melemahkan daya saing usahatani padi relatif terhadap usahatani pangan lainnya. Usahatani padi juga sarat dengan intervensi pemerintah yang diduga akan berpengaruh terhadap efisiensi usahatani.

Tujuan penelitian secara garis besar adalah mengkaji karakteristik rumah tangga perdesaan dan dinamika sosial ekonomi petani padi, menganalisis kinerja dan efisiensi usahatani padi, daya saing usahatani padi dan menghasilkan rekomendasi kebijakan peningkatan kesejahteraan rumah tangga petani padi dan rumah tangga perdesaan umumnya serta upaya peningkatan produksi dan daya saing usahatani padi. Penelitian dilakukan di lima provinsi sentra produksi padi, yaitu: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan dan mencakup 14 kabupaten. Lokasi desa contoh PATANAS 2010 mengacu pada lokasi PATANAS 2007

Hasil kajian menunjukkan bahwa: (1) Selama periode 2007-2010, terjadi penurunan rata-rata luas total pemilikan lahan di desa-desa Jawa, dan sebaliknya di Luar Jawa. Tingkat penguasaan lahan pertanian umumnya tergolong merata sampai agak mengelompok/timpang; (2) Tingkat partisipasi angkatan kerja yang

Page 34: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 24

bekerja jauh lebih tinggi dibanding ART bukan angkatan kerja, baik pada tahun 2007 dan 2010. Sementara itu, kesempatan kerja yang merupakan proporsi dari jumlah angkatan kerja terhadap jumlah ART cenderung meningkat, namun tidak diimbangi dengan penurunan tingkat pengangguran; (3) Distribusi pendapatan

pertanian (ditunjukkan oleh indeks Gini) cenderung mengarah pada kesenjangan yang semakin lebar. Secara umum pendapatan rumah tangga meningkat dengan meningkatnya luas penguasaan lahan; (4) Pangsa pengeluaran cenderung meningkat, ada indikasi tingkat kesejahteraan menurun yang terlihat dari penurunan tingkat konsumsi energi dan protein rumah tangga; (5) Tidak ada korelasi antara persentase kemiskinan dengan persentase penyakapan. Korelasi antara kemiskinan dengan persentase kepemilikan lahan sawah menunjukkan bahwa bila persentase kepemilikan sawah makin sempit maka persentase penduduk yang miskin semakin tinggi. Dengan demikian maka salah satu kebijakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi persentase penduduk miskin adalah dengan meningkatkan pemilikan lahan oleh petani; (6) NTS padi di semua desa kurang dari 100, yang berarti penerimaan dari usahatani padi belum dapat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga; (7) Ada perubahan pola tanam di lahan sawah selama 2007-2010, indikasi ini karena adanya penurunan atau peningkatan harga komoditas. Secara umum tidak ada perubahan nyata dalam penerapan teknologi baik dalam budidaya maupun pascapanen; (8) Kebutuhan sarana produksi pada umumnya sudah mencukupi, namun dari sisi modal masih kekurangan, masih ditemui petani yang meminjam untuk memenuhi kebutuhan modal usahatani; (9) Rumah tangga petani seluruhnya menjadikan sektor nonpertanian sebagai sumber pendapatan tambahan dimana pada rumah tangga buruh tani sektor pertanian memberikan kontribusi paling besar; (10) Rata-rata produktivitas yang dicapai petani adalah sekitar 92 persen dari produktivitas maksimum yang dapat dicapai dengan sistem pengelolaan terbaik; (11) Pengusahaan padi di Pulau Jawa maupun Luar Jawa menguntungkan, baik diusahakan secara individu maupun sosial.

Implikasi kebijakan yang dapat ditempuh adalah: (1) Untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di perdesaan, diperlukan program peningkatan keterampilan dan pengetahuan sehingga tenaga kerja dapat bersaing di pasar tenaga kerja dan meningkat produktivitasnya. Perlu diberi prioritas pengembangan sumberdaya manusia perdesaan agar memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan teknologi, serta kapasitas manajemen yang lebih tinggi serta mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan; (2) Perbaikan distribusi lahan perlu didukung berbagai kebijakan seperti kebijakan reforma agraria, kebijakan lahan abadi, dan berbagai kebijakan lain dalam rangka mencegah pengurangan lahan sawah; (3) Agar terjadi diversifikasi pendapatan dan mengurangi ketimpangan pendapatan rumah tangga perlu memperbesar kesempatan kerja di sektor luar pertanian, misalnya dengan pengembangan industri perdesaan; (4) Dengan telah dicapainya efisiensi usahatani padi sawah yang relatif tinggi, guna meningkatkan lebih lanjut produktivitas dan produksi padi dan pendapatan petani, dibutuhkan terobosan teknologi khususnya dalam

Page 35: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 25

bentuk penemuan-penemuan varietas unggul baru dan melalui perluasan areal sawah. Untuk itu kebijakan dan program pemerintah terkait dengan peningkatan akses petani terhadap lahan dan perbaikan distribusi lahan perlu terus didorong; (5) Perlu upaya perbaikan kualitas panen untuk meningkatkan peluang beberapa

komoditas pesaing padi sebagai komoditas ekspor. Demikian pula perlu didukung melalui pembukaan lahan baru serta kebijakan pemerintah yang lebih kondusif dalam mendorong peningkatan ekspor (administrasi perijinan, birokrasi, dan lain-lain).

5.3. Evaluasi Dampak Program Penanggulangan Kemiskinan di Sektor Pertanian dan Perdesaan Tingkat Rumah Tangga dan Desa

Pencapaian sasaran MDGs di Indonesia akan dihadapkan pada permasalahan yang semakin kompleks dan bermuara pada perlambatan dalam pencapaian sasaran pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang diikuti oleh disparitas pendapatan yang semakin besar antar wilayah, desa-kota, dan antar kelompok pendapatan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan populasi penduduk miskin antara lain dengan meningkatkan alokasi dana program pengentasan kemiskinan. Namun penurunan populasi penduduk masih miskin relatif kecil. Dibutuhkan koordinasi dan sinergi program lintas sektoral pengentasan kemiskinan sehingga dapat memperbaiki efektivitas pemanfaatan dana pembangunan dan kinerja program pengentasan kemiskinan.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengevaluasi konsepsi/perencanaan program pemberdayaan sektor pertanian dalam pengentasan kemiskinan di perdesaan; (2) mengevaluasi dampak program pemberdayaan sektor pertanian terhadap peningkatan ketahanan pangan, dan pengentasan kemiskinan di perdesaan; (3) menganalisis keterkaitan/sinergi program pemberdayaan dan Jaring Pengaman Sosial dalam konteks pengentasan kemiskinan dan pembangunan perdesaan; serta (4) merumuskan kebijakan strategis, dan program pengentasan kemiskinan dalam perspektif percepatan transformasi struktural ekonomi pertanian dan perdesaan.

Indikator Analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas: (1)

evaluasi kebutuhan (perencanaan), (2) evaluasi operasional, dan (3) evaluasi dampak. Untuk evaluasi kebutuhan dilakukan terhadap sistem perencanaan, rancangan paket dan rancangan manajemen program. Analisis dilakukan secara deskriptif dengan pendekatan komparatif. Secara sederhana pendekatan komparatif ini dilakukan dengan membandingkan antara „rencana‟ dan „realisasi‟. Basis lokasi penelitian mengacu pada jenis program utama yang ada, yaitu Program Desa Mapan, P4MI dan FEATI. Ketiga program tersebut dinilai

representatif untuk mewakili program pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan, khususnya di sektor pertanian dan perdesaan pada tiga provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat.

Penelitian ini menghasilkan kajian yang sangat menarik mengenai perbandingan program pengentasan kemiskinan di perdesaan. Disamping itu

Page 36: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 26

terdapat temuan-temuan dilapangan mengenai pelaksanaan ketiga program tersebut yang sangat bernilai untuk perbaikan program tersebut dan sebagai masukan bagi pengambil kebijakan dalam upaya pengentasan kemiskinan. Dengan demikian, target MDGs yang telah ditetapkan dapat kita capai.

5.4. Akselerasi Sistem Inovasi Teknologi Pengolahan Hasil dan Alsintan dalam Mendukung Ketahanan Pangan

Permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana mempercepat atau mengakselerasi inovasi pengolahan hasil dan alsintan dalam mendukung ketahanan pangan. Untuk itu perlu dicermati terlebih dahulu

informasi dan ketersediaan inovasi teknologi khususnya dalam pengolahan hasil dan alsintan yang telah dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian. Selanjutnya perlu ditelaah keragaan pemanfaatan teknologi tersebut di tingkat rumah tangga, kemudian diidentifikasi dan dianalisis faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi inovasi teknologi pengolahan hasil dan alsintan pada kegiatan pascapanen dan pengolahan hasil. Faktor dan kendala adopsi inovasi yang dikaji mencakup permasalahan dari aspek teknis, ekonomi, kelembagaan/sarana pendukung, dan

sosial budaya.

Secara umum penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dan prospek akselerasi sistem inovasi teknologi pengolahan hasil dan alsintan mendukung ketahanan pangan. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah: (1) mengidentifikasi ketersediaan inovasi teknologi pengolahan hasil dan alsintan komoditas pangan; (2) mengidentifikasi tantangan dan masalah adopsi teknologi pengolahan hasil dan alsintan komoditas pangan; (3) menganalisis potensi

pengembangan teknologi pengolahan hasil dan alsintan komoditas pangan; (4) menyusun rekomendasi untuk mengakselerasi adopsi teknologi pengolahan hasil dan alsintan komoditas pangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan akselerasi inovasi teknologi pengolahan hasil ke depan masih akan ditemui, oleh karena itu pemerintah harus melakukan upaya sebagai berikut: (a) memperkuat struktur permodalan dan akses terhadap sumber modal; (b) meningkatkan penguasaan teknologi di tingkat rumah tangga atau industri kecil; (c) meningkatkan kualitas sumberdaya manusia agar dapat menjadi pengrajin/pengolah produk pertanian.

Agar pengolah tidak menghadapi kendala dalam mencari bahan baku maka perlu diupayakan: (a) kesinambungan produksi; (b) ketersediaan informasi; dan (c) meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Selain itu, sebagai upaya untuk meningkatkan adopsi teknologi pengolahan hasil pertanian maka perlu dibangun kemitraan antara pengusaha tani (petani) – pengusaha pengolah – industri (koordinasi vertikal). Perlu diupayakan kebijakan yang akan mendukung akselerasi sistem inovasi teknologi pengolahan hasil dan mekanisasi pertanian demi terwujudnya kemandirian dan ketahanan pangan.

Perlu upaya yang lebih besar untuk selalu menghasilkan inovasi teknologi pengolahan hasil pertanian yang cocok dan spesifik lokasi dengan

Page 37: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 27

memperhatikan kearifan lokal. Selain itu, juga diperlukan kerja sama yang sinergis dan harmonis antara perguruan tinggi, lembaga penelitian, petani dan industri guna perbaikan pascapanen dan pengolahan hasil pertanian.

Program akselerasi sistem inovasi teknologi pengolahan hasil dan

alsintan mendukung ketahanan pangan harus melibatkan dan merupakan sinergi dari berbagai pihak sesuai dengan peran, kompetensi dan kapasitas masing-masing, antara lain; masyarakat petani, pemda, investor (sektor industri), lembaga keuangan, lembaga pendamping, kementrian/dinas terkait, Perguruan Tinggi, dan pasar/pembeli. Upaya agar tujuan itu tercapai pemerintah harus selalu melakukan berbagai kebijakan seperti: (1) mendorong diversifikasi pola konsumsi berbasis pangan lokal; (2) meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap pangan beragam, dan (3) mendorong pengembangan teknologi pengolahan pangan non beras.

Strategi yang dapat dipilih untuk meningkatkan kinerja sistem inovasi guna meningkatkan kontribusi teknologi dalam upaya pencapaian ketahanan pangan adalah: (1) sinkronisasi antara teknologi yang dikembangkan dengan permasalahan yang dihadapi oleh petani dan industri pangan dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan konsumen domestik; (2) insentif bagi petani dan rangsangan untuk tumbuh-kembang industri pengolahan pangan yang berbasis teknologi nasional dan sesuai dengan permintaan pasar domestik maupun internasional; (3) vitalisasi lembaga intermediasi untuk percepatan proses adopsi teknologi oleh petani dan industri pangan dalam negeri; dan (4) dukungan peraturan perundang-undangan sebagai landasan hukum untuk memfasilitasi, menstimulasi, dan mengakselerasi interaksi antar aktor sistem inovasi teknologi pengolahan hasil pertanian dan kelembagaan pendukung lainnya.

5.5. Optimalisasi Sumberdaya Pertanian pada Agroekosistem Lahan Kering

Perkembangan pertanian pada agroekosistem lahan kering (kecuali perkebunan skala besar) saat ini sangat kurang, perkembangan teknologi dan produktivitas tanaman pangan pada agroekosistem lahan kering menjadi sangat lamban jika dibandingkan dengan apa yang terjadi pada agroekosistem pesawahan. Dalam penelitian ini makna agroekosistem lahan kering adalah wilayah agroekosistem lahan kering beriklim kering, dimana sistem usahatani sawah (yang secara teoritis adalah minoritas) tercakup pula di dalamnya karena merupakan bagian integral dari sistem pertanian agroekosistem lahan kering. Secara normatif, kinerja pertanian pada wilayah tersebut didominasi oleh komoditas pertanian pangan nonpadi. Perekonomian wilayah yang didominasi agroekosistem lahan kering digambarkan dalam konteks keterkaitan sektoral yang mempunyai pengaruh dalam pembentukan output, nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja.

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) memperoleh gambaran mengenai profil perekonomian wilayah yang didominasi agroekosistem lahan kering di lokasi penelitian, (2) mengidentifikasi kendala dan potensi pemanfaatan

Page 38: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 28

sumberdaya pertanian pada wilayah yang didominasi agroekosistem lahan kering; (3) mencari solusi optimal mengenai pemanfaatan sumberdaya pertanian wilayah dominan agroekosistem lahan kering; serta (4) merumuskan kebijakan dan program relevan dengan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya pertanian,

khususnya di wilayah dominan agroekosistem lahan kering.

Unit analisis yang diterapkan dalam penelitian ini adalah wilayah. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan analisis dengan pendekatan model I-O, tabulasi sederhana, dan LGP, sedangkan data kualitatif menyangkut aspek kebijakan dan kelembagaan akan dianalisis secara deskriptif. Sedangkan lokasi penelitian adalah di Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Nusa Tenggara Timur yang merupakan wilayah dominan lahan kering beriklim kering.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kendala dan permasalahan utama dalam pengelolaan usahatani di Jawa Tengah adalah ketersediaan air, kekurangan modal usaha, dan masih belum optimalnya pemasaran. Oleh karena itu, program-program pembangunan pertanian diarahkan untuk menangani hal tersebut. Sedangkan untuk optimalisasi sumberdaya pertanian di NTT yang efektif adalah melalui pendekatan langsung yaitu dengan memperbaiki teknologi usahatani berbasis pada teknologi lokal dan tidak langsung secara simultan sasarannya adalah meningkatkan permintaan agregat.

Implikasi kebijakan penelitian ini adalah: (1) pentingnya dukungan yang berkelanjutan dari pemerintah pusat/daerah dalam wujud prioritasi anggaran pembangunan, pengembangan infrastruktur dan program yang berhubungan dengan mitigasi bencana dan advokasi terkait adaptasi terhadap perubahan iklim; (2) pengembangan mix-farming (tanaman pangan dan ternak) merupakan pilihan

yang strategis untuk meningkatkan pendapatan petani. Selain pengembangan pertanian primer, pengembangan usaha pertanian sekunder juga harus diperhatikan untuk mendukung perekonomian wilayah berbasis pertanian; (3) khusus untuk NTT, optimalisasi sumberdaya pertanian di NTT yang efektif adalah melalui pendekatan langsung dan tidak langsung secara simultan.

5.6. Analisis Dampak Investasi Pertanian terhadap Kinerja Sektor Pertanian

Investasi mempunyai peranan sangat penting dalam pembangunan ekonomi nasional, termasuk sektor pertanian. Peningkatan investasi di bidang pertanian diharapkan mempunyai dampak positif terhadap kinerja sektor pertanian, antara lain produksi pertanian. Dengan meningkatnya produksi pertanian, maka ketahanan pangan nasional akan menjadi semakin kuat, pendapatan petani meningkat, kesempatan kerja perdesaan makin luas, jumlah penduduk miskin di perdesaan berkurang, devisa negara makin besar dan Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian juga akan tumbuh makin cepat.

Tujuan penelitian ini adalah: (a) mengetahui perkembangan jumlah dan struktur investasi pertanian; (b) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi investasi pertanian; dan (c) menganalisis dampak investasi pertanian terhadap PDB pertanian, produksi, penyerapan tenaga kerja serta pendapatan pelaku

Page 39: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 29

investasi. Analisis yang digunakan adalah kombinasi antara metode kualitatif-deskriptif untuk menjawab tujuan (a) dan (b) dengan menggunakan data mikro primer hasil survei lapang, dan metode kuantitatif-ekonometrik serta akunting untuk menjawab tujuan (c) dengan menggunakan data sekunder makro nasional.

Penelitian di lakukan di Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Utara.

Hasil penelitian menyebutkan bahwa investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) di sektor pertanian menempati urutan kedua setelah sektor manufaktur. Hal ini berarti investasi di sektor pertanian cukup menarik bagi investor. Di sisi lain, pada subsektor tanaman pangan dan perkebunan, investasi PMDN lebih besar dibanding PMA, sedangkan pada subsektor peternakan, investasi PMA lebih besar daripada PMDN. Investasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor pendorong utama, antara lain prospek pasar komoditas perkebunan yang semakin baik, bimbingan dan penyuluhan kepada kelompok tani, ketersediaan pakan bagi pembibitan sapi potong, dan sebagainya. Sedangkan faktor penghambat utama investasi adalah keterbatasan modal, meningkatnya harga input, upah tenaga kerja serta kondisi lingkungan dan iklim yang kurang kondusif. Dampak investasi pertanian oleh PMDN dan PMA memberikan dampak positif pada PDB pertanian dan penyerapan tenaga kerja baru. Secara agregat nasional, investasi PMDN memberikan kontribusi lebih besar dalam peningkatan PDB sektor pertanian. Demikian pula dengan investasi pertanian oleh petani juga memberikan dampak positif pada pendapatan petani. Pendapatan petani akan lebih besar jika nilai Internal Rate of Return (IRR) investasi lebih besar dari suku bunga disubsidi pemerintah.

5.7. Kebijakan Pemda dalam Alokasi Anggaran dan Penyusunan Perda untuk Mengakselerasi Pembangunan Pertanian

Sektor pertanian memiliki peran yang strategis dan signifikan dalam perekonomian nasional salah satunya dalam hal pengentasan kemiskinan. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk miskin terdapat diperdesaan dan terlibat dalam kegiatan pertanian. Peningkatan akselerasi dan penajaman prioritas pembangunan pertanian seharusnya didukung oleh berbagai pihak terutama pemerintah daerah. Salah satu tolok ukur yang dapat dilihat mengenai keberpihakan pemerintah daerah dalam mendukung sektor pertanian adalah dengan memperhatikan besarnya alokasi anggaran dan komitmen para pengambil kebijakan dalam memajukan sektor pertanian di daerah setempat.

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi berbagai faktor yang berpengaruh kuat terhadap pelaksanaan dan akselerasi pembangunan pertanian di daerah dan penyusunan rekomendasi kebijakan dalam rangka peningkatan peran pemerintah provinsi dan kebupaten/kota agar akselerasi pembangunan pertanian di daerah dapat dilakukan lebih signifikan. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dan sebagian besar datanya dikumpulkan dengan menggunakan metode Focused Group Discussion (FGD) dan Snowballing dari

Page 40: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 30

berbagai tingkatan spasial mulai tigkat provinsi sampai tingkat daerah. Analisis data akan dilakukan dengan dua pendekatan,yaitu secara nomotetis untuk analisis kuantitatif dan ideografis untuk analisis secara kualitatif.

Keluaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah data dan informasi

tentang: (1) pangsa alokasi anggaran daerah untuk pembangunan pertanian; (2) pangsa lahan pertanian dan peta jaringan infrastruktur industri dan aspek pendukungnya; (3) political will, komitmen dan keberpihakan dari pimpinan daerah; (4) jumlah dan kinerja kelembagaan pertanian; (5) penegakan sanksi terhadap pelanggaran; (6) kesesuaian SDM pertanian; (7) manfaat lembaga pendidikan dan penelitian dalam pembangunan pertanian terutama dalam peningkatan capacity building masyarakat tani; (8) kesesuaian implementasi

proyek/program/kegiatan dan dampak/manfaatnya untuk masyarakat; serta rekomendasi tentang kebijakan untuk peningkatan peran pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam mengakselerasi pembangunan pertanian. Lokasi Penelitian di Provinsi Jawa Barat, Lampung dan Bali.

Kesimpulan dari penelitian ini antara lain bahwa alokasi anggaran daerah dan anggaran pemerintah lainnya belum mencerminkan pemihakan pada sektor pertanian. Disamping itu lemahnya keberpihakan politik, penegakan hukum, kelembagaan ekonomi, ketersediaan modal finansial, penyiapan SDM, serta lemahnya jaringan integrasi kelembagaan pertanian di perdesaan menunjukkan lemahnya kebijakan pemerintah daerah dalam melakukan akselerasi pembangunan pertanian. Kondisi ini diperparah dengan lemahnya penegakan sanksi terhadap pelanggaran dan penyimpangan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Oleh karena itu, guna mengantisipasi hal-hal tersebut diatas diperlukan sinkronisasi pembangunan pertanian dengan mengkombinasikan antara aspek rentang waktu dan jaringan integrasi vertikal PIP. Perlunya diwujudkan instrumentasi yang jelas tentang keberpihakan politik dan kepemimpinan daerah dalam penyelenggaraan pembangunan pertanian.

5.8. Evaluasi dan Tanggap Cepat atas Isu Kebijakan Aktual

Sektor pertanian dan ekonomi perdesaan sangat dipengaruhi oleh berbagai perubahan yang berlangsung sangat cepat di tingkat nasional maupun internasional. Persaingan yang ketat sebagai dampak liberalisasi menuntut pemerintah melakukan pembenahan di berbagai sektor termasuk sektor pertanian. Sementara itu, tantangan yang dihadapi sebagian besar negara berkembang, termasuk Indonesia dalam ketahanan pangan terkait dengan dua faktor penting berikut. Pertama, tantangan yang sifatnya jangka pendek terkait dengan dampak negatif krisis finansial global. Akibat krisis finansial maka pertumbuhan ekonomi melemah, pengangguran meningkat, dan daya beli masyarakat turun sehingga akses penduduk terhadap pangan menurun. Kedua, tantangan yang sifatnya jangka menengah – panjang terkait dengan perubahan iklim. Perubahan iklim merupakan ancaman sangat potensial terhadap ketahanan pangan karena pertanian sangat rentan terhadap perubahan iklim. Lokasi

Page 41: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 31

Penelitian adalah Pulau Jawa dan Luar Jawa yang disesuaikan dengan topik kajian.

Kegiatan kajian ini bertujuan untuk (1) menginventarisir berbagai isu dan

masalah pembangunan pertanian yang berkembang di masyarakat; (2) melakukan

berbagai kajian spesifik tentang isu dan masalah pembangunan yang berkembang

di masyarakat, secara cepat dan lengkap; (3) memberikan masukan kepada pembuat kebijakan tentang berbagai isu masalah pembangunan pertanian.

Keluaran yang diharapkan dari kajian ini, antara lain (1) data dan

informasi tentang dinamika permasalahan pembangunan pertanian; (2) data dan informasi mengenai dampak kebijakan terhadap sumberdaya produksi dan

pendapatan; (3) bahan rumusan alternatif kebijakan untuk mengatasi berbagai

masalah pembangunan pertanian.

Pada Tahun Anggaran 2010 telah dilakukan kegiatan analisis beberapa isu aktual terkait kebijakan di sektor pertanian. Analisis kebijakan yang terkait dengan aspek sosial ekonomi pertanian adalah sebagai berikut:

a. Rancangan Kebijakan Subsidi Pupuk Langsung kepada Petani

b. Impacts and Future Perpectives Of Fertilizer Policy in Indonesia

c. Kajian Kebijakan Perberasan

d. Telaahan Kebijakan Pupuk

e. Kajian Penurunan Kualitas Gabah-Beras Diluar Kualitas di Provinsi Jawa Tengah

f. Kajian Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah-Beras: Kasus Provinsi Jawa

Barat

g. Kajian Penurunan Kualitas Gabah-Beras Diluar Kualitas

h. Tanggapan terhadap HPP Gabah-Beras yang Bervariasi Berdasarkan Wilayah

i. Menuju Kebijakan HPP Jagung Mendukung Stabilisasi Harga: Masih

Perlukah?

j. Analisis Penawaran dan Permintaan Jagung untuk Pakan Di Indonesia

k. Prospek Pengembangan Ubi Jalar Mendukung Diversifikasi Pangan dan

Ketahanan Pangan

l. Optimalisasi Lahan Produksi Perhutanan untuk Peningkatan Produksi

Komoditas Pangan

m. Rancangan Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Perlindungan dan

Pemberdayaan Petani.

1. Rancangan Kebijakan Subsidi Pupuk Langsung Kepada Petani

Pemerintah telah memberikan berbagai macam subsidi kepada petani, dan salah satu bentuk subsidi yang menonjol adalah subsidi pupuk. Model

Page 42: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 32

subsidi pupuk yang diterapkan saat ini adalah subsidi tidak langsung, yaitu subsidi yang diberikan kepada produsen pupuk. Walaupun diberikan secara

tidak langsung, petani memperoleh manfaat dari subsidi tersebut, berupa harga pupuk yang lebih murah. Jika dibandingkan dengan model–model sebelumnya,

model subsidi pupuk saat ini sudah lebih baik tetapi masih ada beberapa kelemahan. Pertama, manfaat subsidi tidak langsung dirasakan oleh petani

sebagai kelompok sasaran. Kedua, terjadi disparitas harga antara pupuk

bersubsidi dengan pupuk nonsubsidi sehingga terjadi aliran pupuk dari sektor yang mendapatkan subsidi ke sektor yang tidak disubsidi yang menimbulkan

masalah langka-pasok di sektor yang mendapatkan subsidi. Masalah langka pasok pupuk tersebut akan berlangsung terus selama ada disparitas harga.

Sehubungan itu, pemerintah merencanakan untuk merubah model subsidi tidak langsung menjadi model subsidi langsung.

Subsidi langsung pupuk kepada petani adalah sistem subsidi dimana petani menerima dana subsidi harga langsung dari pemerintah. Dalam transaksi pembelian pupuk, petani dikenakan harga pasar, tetapi hanya membayar harga neto sebesar harga pasar dikurangi dengan subsidi harga. Keuntungan subsidi langsung (1) menghapus disparitas harga antara pupuk bersubsidi dan pupuk nonsubsidi sehingga aliran pupuk dari sektor yang mendapatkan subsidi ke sektor yang tidak mendapatkan subsidi tidak terjadi lagi; (2) petani dapat merasakan manfaat subsidi secara langsung; dan (3) penggunaan anggaran subsidi lebih transparan dan jumlah dana yang diperlukan bias lebih rendah.

Rancangan subsidi langsung meliputi (1) jenis pupuk yang akan disubsidi adalah urea, NPK, ZA, SP-18 dan pupuk organik; (2) kelompok sasaran yang disubsidi adalah usaha pertanian rakyat, yang mencakup subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan; (3) petani yang berhak menerima subsidi pupuk adalah yang mempunyai luas garapan sampai dengan 2 (dua) hektar untuk tanaman semusim dan sampai dengan 5 (lima) hektar untuk tanaman tahunan.

Ada beberapa alternatif tentang mekanisme penebusan pupuk oleh petani dan penyaluran dana subsidi, sebagai berikut:

1. Dana subsidi disalurkan ke bank pelaksana (penerima dan penyalur dana subsidi di lokasi setempat yang telah ditunjuk pemerintah) sesuai dengan jumlah alokasi subsidi yang ditetapkan menurut SK Bupati. Lini 4 (Kios) menebus pupuk di distributor dengan harga nonsubsidi. Petani/ kelompok tani membeli pupuk di Lini 4 dengan jumlah sesuai dengan RDKK sebesar harga subsidi (HNP). Selanjutnya berdasarkan nota pembelian oleh petani, Lini 4 mengklaim dana subsidi ke bank. Apabila dana subsidi yang diklaim ke bank oleh Lini 4 lebih rendah dari alokasi subsidi pemerintah yang disalurkan ke Bank (misalnya karena petani tidak menebus semua jatah pupuk sesuai RDKK), sisa dana subsidi tetap disimpan di bank untuk keperluan subsidi tahap selanjutnya.

Page 43: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 33

2. Dana subsidi disalurkan kepada bank pelaksana, tetapi petani/kelompok tani membeli pupuk dengan jumlah sesuai dengan RDKK sebesar harga

nonsubsidi (HEP). Atas dasar nota pembelian pupuk oleh petani/ Kelompok Tani, Lini 4 mengklaim dana subsidi ke Bank pelaksana.

Selanjutnya dana subsidi disalurkan kepada masing-masing petani sesuai dengan jumlah pupuk yang dibeli menurut RDKK. Apabila dana subsidi yang diklaim ke bank oleh Lini 4 lebih rendah dari alokasi subsidi pemerintah yang disalurkan ke bank, maka sisa dana subsidi tetap disimpan di bank untuk keperluan subsidi tahap selanjutnya.

3. Dana subsidi disalurkan langsung kepada kelompok tani/Gapoktan melalui bank pelaksana sesuai dengan jumlah alokasi subsidi yang ditetapkan menurut SK Bupati/Walikota. Petani membeli pupuk di penyalur Lini 4 dengan jumlah sesuai dengan RDKK sebesar harga non

subsidi (HEP). Atas dasar nota pembelian pupuk, petani mengklaim dana subsidi ke kelompok tani/Gapoktan. Apabila dana subsidi yang diklaim oleh petani lebih kecil dari nilai subsidi yang telah disalurkan ke rekening kelompok tani/Gapoktan, sisa dana subsidi menjadi milik kelompok tani/Gapoktan untuk penguatan modal kelompok.

4. Bagi kelompok tani/Gapoktan yang sudah mampu bertindak sebagai penyalur Lini 4, dana subsidi disalurkan langsung kepada kelompok tani/Gapoktan melalui bank pelaksana. Petani membeli pupuk ke Gapoktan dengan harga subsidi (HNP). Apabila dana subsidi yang diklaim oleh petani lebih kecil dari nilai subsidi yang telah disalurkan kepada Kelompok Tani/Gapoktan, sisa dana subsidi menjadi milik Kelompok Tani/Gapoktan untuk penguatan modal kelompok.

Untuk dapat menebus pupuk dan memperoleh dana subsidi, petani diberi Kartu Kendali Pupuk (KKP) yang mencantumkan: (a) nama dan alamat petani, (b) nama dan alamat penyalur Lini-4, (c) jenis, jumlah, harga pupuk, total nilai pupuk yang ditebus; (d) nilai subsidi; dan (e) tandatangan, nama jelas dan jabatan petugas terkait (ketua kelompok tani, penyuluh/petugas lapangan setempat). KKP tersebut dibuat dan disediakan pemerintah untuk petani. Dilihat dari segi efisiensi, kartu tersebut sebaiknya tidak diberikan kepada petani individu tetapi kepada kelompok tani. Pada saat menebus pupuk di Lini-4, petani/kelompok tani harus membawa KKP tersebut.

Jika Kios ditetapkan sebagai penyalur Lini-4, maka proses klaim dana subsidi ke bank memerlukan biaya tambahan, yang pada akhirnya akan dibebankan kepada petani. Sebaliknya jika Gapoktan yang ditetapkan sebagai penyalur Lini-4, maka biaya tambahan tersebut dianggap tanggungjawab Gapoktan sehingga tidak berdampak pada kenaikan harga pupuk.

2. Kajian Kebijakan Harga Gabah-Beras

Tabel Rafaksi sangat baik digunakan sebagai pedoman dalam menghubungkan kualitas dan harga gabah, namun dalam prakteknya tidak

Page 44: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 34

digunakan oleh petani dan pedagang dalam transaksi GKP. Petani dan pedagang memiliki persepsi masing-masing tentang kualitas GKP. Sementara HPP GKG dan HPP Beras hanya digunakan dalam transaksi antara pedagang rekanan dengan Dolog/Bulog. Upaya meningkatkan efektivitas pemanfaatan tabel rafaksi

dalam transaksi gabah perlu diintensifkan sosialisasi kepada petani secara reguler.

Selama musim panen raya Februari - Mei 2009, kualitas rata-rata GKP yang dijual petani tergolong cukup memadai, yaitu berkadar air 16 - 20 persen, dan kadar hampa 5 - 7 persen, dengan kisaran harga yang berlaku adalah Rp. 2.800 – Rp. 2.970/kg, atau harga GKP yang ditransaksikan petani berada di atas HPP GKP. Kondisi ini mengindikasikan bahwa adanya isu penurunan kualitas gabah dibeberapa daerah hanya bersifat lokalita dan temporer. Namun demikian, pemerintah perlu terus mengantisipasi dampak perubahan iklim yang berpotensi menurunkan produksi dan produktivitas padi serta munculnya serangan OPT.

Dari total produksi GKG, petani menyimpan GKG untuk cadangan pangan hingga musim panen berikutnya sebanyak 9 – 13 persen. Sementara untuk penggunaan lain-lain seperti untuk benih padi, zakat, sumbangan dan lain–lain petani sekitar 13 – 15 persen dari produksinya. Sedangkan hasil gabah yang dijual petani berkisar 74 – 76 persen, sebagian besar dijual dalam bentuk gabah kering panen (GKP). Mengingat sebagian besar petani menjual hasil gabah dalam bentuk gabah kering panen (GKP), maka kebijakan insentif harga seyogyanya diprioritaskan pada jenis gabah yang dominan ditransaksikan oleh petani.

Adanya usulan penerapan HPP gabah-beras yang bervariasi (tidak tunggal) berdasarkan wilayah diperkirakan tidak akan efektif, antara lain dikarenakan: (a) untuk perekonomian saat ini, dimana inflasi dan suku bunga terkendali serta nilai tukar yang stabil, peningkatan HPP tunggal sebesar 10 persen sudah tergolong cukup tinggi, (b) terbatasnya dana pemerintah untuk menyerap kelebihan produksi, terutama pada saat panen raya, dan (c) harga beras domestik yang cenderung lebih tinggi dibanding harga beras internasional. Selain itu, adanya HPP gabah-beras yang bervariasi berdasarkan wilayah dikhawatirkan akan terjadi perembesan atau aliran pasar gabah-beras yang asimetrik yang pada akhirnya mengganggu ketahanan pangan nasional.

Saat ini kondisi ekonomi makro yang dihadapi Indonesia cukup sulit, dan sangat terbatasnya kemampuan keuangan pemerintah untuk mendukung setiap kebijakan. Segala bentuk kebijakan yang yang menghendaki topangan subsidi pemerintah agak berat untuk disediakan pembiayaannya. Karena itu, rumusan kebijakan harus menghindari perlunya dukungan dana pemerintah yang besar. Oleh karena itu, penerapan kebijakan HPP yang bervariasi menurut wilayah dipandang kurang relevan dan tidak akan efektif. Sementara penerapan HPP gabah-beras nasional secara tunggal memiliki kelebihan: (a) implementasi relatif mudah, (b) kebutuhan dana relatif kecil, (c) keberpihakan kepada petani dapat dijamin, dan (d) efektifitas tarif dapat terjaga.

Page 45: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 35

3. Dampak dan Perspektif Masa Depan Kebijakan Pupuk di Indonesia

Rencana pemerintah untuk mengubah mekanisme pencairan subsidi pupuk dari subsidi tidak langsung menjadi subsidi langsung kepada petani / kelompok tani. Dampak positif dari skema subsidi langsung adalah: (a) manfaat dari subsidi pupuk diterima langsung oleh petani, (b) menghindari disparitas harga antara harga pupuk bersubsidi dan non-subsidi (c) mengurangi kemungkinan kelangkaan bersubsidi pupuk; (d) meningkatkan efisiensi penggunaan subsidi pemerintah, dan (e) memperkuat kelembagaan petani.

Perspektif masa depan kebijakan ini adalah untuk mengurangi subsidi pupuk kimia secara bertahap, sementara subsidi untuk pupuk organik dan pupuk majemuk (NPK) akan terus ditingkatkan. Bagian dari dana subsidi pupuk akan: (a) dialokasikan untuk membiayai pembangunan rehabilitasi infrastruktur pertanian (irigasi, jalan usahatani, dan pertanian institusi); (b) mendorong pengembangan usaha industri pupuk organik skala kecil-menengah, dan (c ) meningkatkan efisiensi melalui penggunaan pupuk perpanjangan pertanian intensif tentang dosis dan dianjurkan pemupukan.

Meningkatkan keefektivan kebijakan distribusi pupuk bersubsidi melalui: (a) Sosialisasi sistem pemupukan spesifik lokasi seimbang, dan (b) Percepatan pengembangan penggunaan pupuk organik melalui pelatihan petani / kelompok tani dalam memproduksi pupuk organik dan pengurai.

4. Menuju Kebijakan HPP Jagung Mendukung Stabilisasi Harga: Masihkah Diperlukan?

Secara teknis, upaya untuk peningkatan produksi jagung dan pendapatan petani dapat dilakukan melalui efisiensi usahatani dengan mengarahkan pada penekanan biaya produksi atau peningkatan produktivitas. Beberapa upaya yang dapat ditempuh antara lain: (a) menerapkan teknologi tepat guna dan teknologi terobosan, (b) pendampingan kepada petani yang ketat oleh aparat pertanian (penyuluh pertanian dan peneliti), (c) pengaturan dalam pengadaan dan distribusi sarana produksi (pupuk, benih, dan air) yang efisien sehingga tersedia pada tingkat petani pada saat dibutuhkan sesuai rekomendasi teknologi, dan (d) pengaturan dan pengembangan hubungan kelembagaan petani dan kemitraan usaha dalam rangka menjamin kepastian harga dan pasar produk yang dihasilkan petani.

Dengan tingkat harga saat ini, usahatani jagung masih memperoleh pendapatan yang layak. Peningkatan pendapatan petani dapat pula dilakukan melalui (a) kebijakan yang berdampak pada penurunan biaya produksi (subsidi pupuk, benih, kredit); dan (b) meningkatkan fasilitasi non-harga (irigasi, infrastruktur lainnya, bantuan alat pascapanen, dan lain-lain).

Page 46: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 36

Dalam jangka panjang harga jagung domestik perlu disesuaikan secara bertahap dengan harga jagung dunia agar tidak menimbulkan disparitas yang tajam. Penerapan rentang harga maupun kebijakan pendukungnya (tarif,dan lain-lain) haruslah selalu dikaji ulang dan disesuaikan dengan perkembangan pasar

internasional, nilai tukar, ongkos pemasaran dan biaya pokok produksi jagung.

5. Prospek Pengembangan Ubi Jalar Mendukung Diversifikasi Pangan dan Ketahanan Pangan

Keberhasilan dalam pengolahan ubi jalar untuk berbagai produk pangan dan nonpangan olahan akan meningkatkan derajat ubi jalar setara dengan beras

dan mempercepat upaya diversifikasi pangan, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada beras. Selain itu, berbagai produk olahan dari ubi jalar dapat diekspor ke berbagai negara yang permintaannya terus meningkat. Dari sisi petani, kehadiran industri pengolahan ubi jalar di perdesaan, selain menciptakan nilai tambah, juga menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat perdesaan, dimana sebagian besar masyarakat miskin berdomisili.

Meningkatkan produksi ubi jalar melalui perluasan areal (ekstensifikasi)

dan peningkatan produktivitas dengan penerapan teknologi maju budidaya (intensifikasi) ubi jalar serta mendorong industri pengolahan ubi jalar, dengan memberi kemudahan dan insentif bagi investor untuk melakukan investasi dalam industri pengolahan ubi jalar di perdesaan.

Mempromosikan secara intensif produk olahan dari ubi jalar sebagai bahan makanan sehat dan bergizi di tempat-tempat strategis, seperti hotel, restauran, media elektronik dan media cetak, dengan melibatkan tokoh publik

merupakan keharusan. Selain itu, harus dilakukan juga peningkatan promosi dan lobi multilateral untuk meraih pangsa pasar produk ubi jalar di pasar internasional. 6. Optimalisasi Lahan Produksi Perhutanan Untuk Peningkatan Produksi

Komodias Tanaman Pangan

Gejala perlambatan pertumbuhan produksi mengharuskan pengembangan sumber baru pertumbuhan produksi komoditas pangan sebagai kunci keberhasilan untuk meraih dan mempertahankan swasembada pangan yang dicanangkan Pemerintah. Salah satu yang paling potensial untuk itu adalah optimalisasi pemanfaatan lahan perhutanan dengan penerapan sistem wanatani. Lahan yang paling siap guna ialah milik Perum Perhutani seluas 587.960 ha yang pada tahu 2008 telah diusahakan dengan hasil 158.965 ton padi atau 0,26 persen

dari total produksi nasional, 337.251 ton jagung atau 2,07 persen dari produksi nasional dan 72.475 ton kacang-kacangan. Produktivitas masih rendah karena belum menggunakan teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) dengan varietas unggul dan dosis input optimal. Luas panen sangat fluktuatif antar tahun karena pengembangannya masih bersifat “cadangan program khusus ekstensifikasi”, hanya dimanfaatkan ekstensif bila ada program khusus, yang

Page 47: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 37

biasanya terjadi menjelang Pemilihan Umum atau reaksi terhadap masalah temporer. Petani wanatani tanaman pangan tidak dianggap sebagai petani tanaman pangan sehingga tidak mendapatkan fasilitasi subsidi dan bantuan, seperti pupuk bersubsidi, bantuan langsung pupuk dan benih, sekolah lapang,

yang tersedia bagi petani tanaman pangan pada umumnya.

Kementerian Kehutanan sudah sejak lama mengintegrasikan pengembangan wanatani tanaman pangan ke dalam program pembangunan kehutanan, setidaknya telah ada dua Nota Kesepahaman kemitraan antara Kementerian Kehutanan, Kementerian Pertanian dan sejumlah BUMN untuk pengembangan usahatani kedelai dan padi yang ditandatangani tahun 2008 namun pelaksanaan dan kontinuitasnya belum diketahui.

Potensi sumber baru pertumbuhan produksi komoditas pangan sangat besar tidak saja berasal dari perluasan lahan baku basis produksi, tetapi juga dari peningkatan intensitas tanam dan peningkatan produktivitas. Penelitian menunjukkan bahwa penerapan PTT dengan varietas unggul dan dosis input rekomendasi pertanaman padi tumpangsari jati sangat baik tidak saja pada lahan bukaan baru dan jati muda (umur setahun) tetapi juga pada tapakan jati tua siap panen dan produktivitas padi meningkat sekitar 73-83 persen. Oleh karena itu disarankan agar Kementerian Pertanian segera mengambil inisiatif untuk membuat kesepakan program pengembangan bersama-sama dengan Kementerian Kehutanan dan Kementerian BUMN. Menteri Pertanian juga disarankan untuk segera mengarahkan Eselon-1 terkait dalam Kementerian Pertanian agar segera mengambil langkah-langkah yang perlu sehingga program tersebut dapat dilaksanakan segera. Paling tidak, para petani wanatani memperoleh akses terhadap pupuk bersubsidi, bantuan langsung pupuk dan bantuan langsung benih yang mungkin belum sepenuhnya terserap pada tahun ini.

B. Hasil Penelitian Kerja Sama Sinergi Penelitian (SINTA)

5.9. Pengembangan Asuransi Usahatani Padi untuk Menanggulangi Risiko

Kerugian 75% Akibat Banjir, Kekeringan dan Hama Penyakit

Petani selalu menghadapi risiko kegagalan panen dalam berusahatani. Risiko tersebut diakibatkan oleh banjir, kekeringan dan hama penyakit. Asuransi pertanian ditawarkan sebagai salah satu dari skim pendanaan untuk membagi risiko dan membantu petani dari kerugian besar karena gagal panen dan memastikan bahwa mereka akan memiliki modal kerja yang cukup untuk kegiatan tanam musim berikutnya. Keberpihakan pemerintah melalui penerapan skim asuransi pertanian pada usahatani padi juga bertujuan untuk memantapkan ketahanan pangan nasional. Tujuan umum kegiatan penelitian/kaji tindak (action

research) ini adalah mempelajari sistem asuransi untuk usahatani padi dan menyarikan hasilnya untuk penyerapan yang lebih luas di sektor pertanian. Kegagalan panen sekitar 75 persen pada suatu luasan usahatani padi dianggap

Page 48: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 38

puso dan kepada petani yang bersangkutan diberikan santunan secara penuh. Lokasi Penelitian dilakukan di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa antusiasme petani untuk

berpartisipasi dalam program asuransi padi ini sangat tinggi. Namun, apabila jangka waktu antara pengenalan dan atau sosialisasi program asuransi dengan aplikasi di lapangan semakin lama, maka berbagai bentuk kerugian akan terjadi, diantaranya semakin rendah tingkat kepercayaan petani terhadap pemerintah (pusat maupun daerah) karena tipisnya kesungguhan (poor political will) penerapannya, semakin sulitnya petani mengendalikan usahataninya karena kekurangan modal kerja, dan semakin meningkatnya kemiskinan di perdesaan karena gagal panen. Diusulkan agar SK Bersama (Kementan, Kemendagri dan Kemenkeu) dapat diterbitkan secepatnya dan diberlakukan sebagai dokumen resmi skim asuransi padi, sambil menunggu terbitnya bentuk payung hukum lain yang lebih kuat, seperti Perpres atau UU Perlindungan Petani. Komunikasi dan pendekatan untuk menyamakan persepsi terhadap penyelenggaraan skim asuransi usahatani padi perlu dilakukan kepada kalangan terkait lainnya, termasuk diskusi dengan pihak perusahaan asuransi. Mengingat lambatnya aplikasi skim asuransi usahatani padi ini dilaksanakan di daerah penelitian, maka interaksi dengan pemerintah daerah lokasi penelitian juga harus terus dilakukan untuk tidak menyurutkan keinginan petani padi berpartisipasi dalam skim asuransi usahatani padi.

5.10. Kajian Keterkaitan Produksi, Perdagangan dan Konsumsi Ubi Jalar untuk Meningkatkan 30% Partisipasi Konsumsi Mendukung Program Keanekaragaman Pangan dan Gizi

Peran strategis sektor pertanian dalam perekonomian nasional dapat ditingkatkan melalui program diversifikasi dari aspek produksi komoditas, pengembangan produk, dan diversifikasi konsumsi, serta kemampuannya dalam menciptakan nilai tambah dan pendapatan petani. Ubi jalar berpotensi dikembangkan untuk mendukung program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal, karena: (1) sebagai sumber karbohidrat, (2) produktivitas tinggi, (3) potensi diversifikasi produk beragam, (4) zat gizi beragam, dan (5) potensi permintaan pasar lokal, regional, dan ekspor yang terus meningkat. Permasalahan keterkaitan produksi, perdagangan dan konsumsi ubi jalar secara umum adalah belum terciptanya sinergi yang harmonis antar pelaku usaha dalam sistem jaringan rantai pasok yang bermuara pada tingkat partisipasi konsumsi ubi jalar di Indonesia yang relatif rendah.

Penelitian bertujuan untuk mengkaji keterkaitan produksi, perdagangan dan konsumsi untuk meningkatkan 30% partisipasi konsumsi ubi jalar di Indonesia, yakni: (a) menganalisis peta produksi ubi jalar di kawasan sentra produksi, (b) menganalisis keragaan pascapanen, pengolahan dan peta perdagangan ubi jalar, (c) menganalisis peta konsumsi komoditas ubi jalar

Page 49: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 39

berdasar karakteristik rumah tangga, (d) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi konsumsi ubi jalar, dan (e) merumuskan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan partisipasi konsumsi ubi jalar mendukung program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya

lokal. Manfaat penelitian ini adalah tersedianya alternatif rekomendasi kebijakan untuk mendorong percepatan diversifikasi konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal, khususnya dalam upaya meningkatkan partisipasi konsumsi ubi jalar. Penelitian dilakukan di Provinsi Jawa Barat dan Papua.

Hasil penelitian memberikan implikasi kebijakan bahwa, untuk pengembangan wilayah produksi ubi jalar. Disarankan agar masing-masing pimpinan daerah menindaklanjuti kebijakan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal yang telah dituangkan dalam Perpres Nomor 22 Tahun 2009. Upaya tersebut dapat diwujudkan dengan meningkatkan koordinasi dan sinergisme program pemerintah pusat dan daerah terkait dengan implementasi kebijkan tersebut. Selain itu, juga diperlukan penggalian dan pengembangan potensi sumberdaya lokal spesifik wilayah untuk meningkatkan ketersediaan dan ketahanan pangan di masing-masing wilayah serta melaksanakan kebijakan secara konsisten dan berkesinambungan.

Terkait dengan pascapanen dan industri pengolahan, disarankan untuk kebijakan program pengembangan difasilitasi sesuai dengan kebutuhan stakeholder. Dalam hal ini, bagi pengusaha industri skala rumah tangga maka penyediaan dan fasilitasi sumber permodalan yang mudah diakses dengan biaya atau tingkat suku bunga yang memadai serta fasilitasi rintisan pasar produk merupakan kebutuhan mendesak. Sementara itu, bagi usaha industri skala kecil, fasilitasi dan bantuan peralatan/sarana pengolahan sesuai dengan kebutuhan pengguna merupakan hal penting yang perlu difasilitasi. Sedangkan bagi industri skala menengah/IKM perlu didorong dengan penyediaan sarana pemasaran dan infrastruktur yang memperlancar arus pasokan bahan baku.

Di bidang pemasaran dan perdagangan, perlu diintensifkan pengawasan dalam arus distribusi melalui penghapusan pungutan-pungutan yang tidak resmi yang kadangkala besarannya justru melebihi pungutan yang secara resmi telah ditetapkan daerah. Selain itu, dukungan perbaikan dan pembangunan infrastruktur jalan dan sarana transportasi juga menjadi kunci lancarnya arus pasokan input-output dari dan ke produsen ke konsumen dan sebaliknya.

Faktor kunci yang dihipotesakan akan mampu mendorong peningkatan partisipasi konsumsi ubi jalar adalah perlunya mendorong dan mengintensifkan promosi, edukasi dan advokasi tentang keunggulan-keunggulan yang ada pada pangan lokal, khususnya ubi jalar. Sosialisasi bahwa mengkonsumsi ubi jalar tidak identik dengan kemiskinan atau kerawanan pangan merupakan isu menarik yang perlu dimasyarakatkan secara luas. Kandungan zat gizi serta manfaatnya bagi kesehatan dengan mengkonsumsi ubi jalar merupakan instrumen penting untuk mengangkat „citra‟ ubi jalar sebagai pangan lokal yang layak dikembangkan di masa sekarang dan yang akan datang.

Page 50: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 40

5.11. Kajian Sistem Kelembagaan Cadangan Pangan Masyarakat Perdesaan untuk Mengurangi 25% Risiko Kerawanan Pangan

Salah satu aspek penting dalam membangun ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dalam jumlah dan jenis yang cukup dan adanya sistem kelembagaan di masyarakat dalam pengelolaan pangan. Ketersediaan pangan dibangun melalui peningkatan kemampuan produksi di dalam negeri, peningkatan pengelolaan cadangan pangan, serta distribusi pangan untuk mengisi kesenjangan antara daerah dalam aspek produksi dan kebutuhan.

Cadangan pangan dapat dilakukan oleh pemerintah (Bulog) dan masyarakat (termasuk swasta). Cadangan pangan yang dikelola oleh masyarakat/ rumah tangga sangat penting dalam menjaga ketahanan pangan/mengatasi kerawanan pangan di tingkat rumah tangga. Kerawanan pangan masih menjadi permasalahan di Indonesia, dan kerawanan pangan sangat berkaitan dengan kemiskinan.

Penelitian bertujuan untuk: (1) mengkaji sistem kelembagaan cadangan

pangan masyarakat; (2) menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat melakukan cadangan pangan; (3) menganalisis efektivitas sistem kelembagaan cadangan pangan masyarakat dalam penanganan kerawanan pangan; (4) menyusun rekomendasi pengembangan kelembagaan cadangan pangan masyarakat untuk mengurangi 25% risiko rawan pangan.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa daerah dan masyarakat rawan pangan di indonesia masih cukup besar. Pada tahun 2009 masih terdapat 100

kabupaten di Indonesia yang diidentifikasi rawan pangan, sementara itu jumlah penduduk yang masuk dalam kategori rawan pangan juga masih tinggi, yaitu 87,48 juta jiwa atau 38, 57 persen penduduk. Kerawanan pangan berkaitan dengan kecukupan penyediaan cadangan pangan dan ketidakmampuan rumah tangga untuk akses terhadap pangan. Kerawanan pangan juga bisa terjadi apabila ada kejadian bencana dan kondisi darurat akibat bencana alam (banjir, kekeringan, ekplosi hama-penyakit dan lainnya) yang menyebabkan kegagalan panen dan ketidakmampuan untuk memperolah pangan.

Pengelolaan cadangan pangan dilakukan oleh pemerintah melalui Bulog dan oleh pedagang dalam rangka perdagangan dan cadangan pangan pada tingkat rumah tangga. Secara umum cadangan pangan masyarakat dilakukan oleh kelembagaan lumbung pangan. Keberadaan lumbung pangan dinilai strategis dalam mengatasi kerawanan pangan dae rah yang endemis rawan pangan dan kelompok masyarakat rawan pangan. Lumbung pangan di masyarakat dibagi dalam 4 kelompok, yaitu (a) lumbung individu, (b) lumbung kelompok, (c) lumbung desa, dan (d) lumbung modern. Keberadaan lumbung umumnya dijumpai pada masyarakat yang pernah mengalami kerawanan pangan yang sebagian besar berada di daerah yang mempunyai kendala dalam aksessiblitas. Pengelolaan lumbung pangan bersifat sosial sebagai wadah simpan

Page 51: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 41

pinjam bahan pangan untuk mengatasi kerawanan pangan pada masa paceklik. Lumbung dijalankan berdasarkan musyawarah, tanpa adanya aturan yang kaku seperti halnya AD/ART. Pada kondisi demikian lumbung berperan besar dalam menumbuhkan sifat kebersamaan masyarakat dalam mengatasi kerawanan pangan secara berkelompok. Namun demikian pemilikan modal masyarakat relatif terbatas, sehingga seringkali lumbung tidak dapat membiayai gaji pengurusnya apalagi untuk perbaikan bangunan lumbung apabila mengalami kerusakan.

Keberadaan lumbung pangan di masyarakat cenderung menurun, dari aspek makro beberapa kebijakan menjadi penyebab penurunan tersebut, antara lain: (a) penerapan revolusi hijau yang mengintroduksikan penggunaan padi unggul, penggunaan pemupukan dan cara panen padi dengan disabit pada pangkal malai dinilai tidak lagi sesuai dengan desain lumbung masyarakat. Penerapan intensifikasi dengan penggunaan pupuk anorganik telah menyebabkan umur simpan gabah pendek, sehingga umumnya padi genjah tidak disimpan di lumbung, (b) keberadaan Bulog yang mampu menstabilkan pasokan dan harga di setiap wilayah pada setiap waktu menyebabkan tidak ada insentif untuk menyimpan gabah, (c) globalisasi yang menyebabkan terbangunnya beragam pangan, termasuk pangan olahan sampai ke perdesaan, telah merubah pola konsumsi, dan (d) kegiatan pembinaan yang tidak konsisten dan cenderung orientasi proyek menyebabkan pembinaan yang dilakukan tidak efektif.

Sementara, dari sisi mikro keberadaan lumbung berkaitan dengan status daerah rawan pangan, aksessibitas daerah, sumber dan tingkat pendapatan dan kemampuan rumah tangga memproduksi pangan. Lumbung kolektif (diluar lumbung modern) umumnya terdapat di daerah rawan pangan, dengan kendala aksessibiltas (daerah terpencil), tingkat pendapatan rendah dan terutama kemampuan produksi pangan dibawah kebutuhannya. Salah satu upaya dalam mengatasi kerawanan pangan adalah penting untuk diperhatikan faktor faktor yang berkaitan dengan infrastruktur dan pengembangan SDM masyarakat. Hasil analisis menunjukkan faktor keberadaan air bersih, fasilitas listrik, jalan dan pendidikan bagi perempuan terutama di wilayah perdesaan berperan secara langsung dan tidak langsung dalam mengatasi kerawanan pangan masyarakat. Pendidikan perempuan berperan penting dalam suatu keluarga karena berkaitan dengan keadaan sosial ekonomi keluarga dan ketahanan pangan rumah tangga melalui perbaikan pola konsumsi pangan keluarga, pola pengasuhan anak, status kesehatan anak, pertumbuhan anak dan sanitasi lingkungan.

5.12. Peningkatan 20% Akses Petani terhadap Berbagai Sumber Pembiayaan Usahatani

Modal usahatani bagi petani kecil merupakan masalah krusial karena pada umumnya petani kecil tidak memiliki modal yang memadai dan aset yang memadai untuk penjaminan kredit. Kesulitan akses petani terhadap kredit program maupun komersial ditunjukkan oleh rendahnya penyerapan kredit

Page 52: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 42

pertanian secara nasional yang hanya sekitar 5 persen meskipun berbagai kredit program telah diluncurkan.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui akses petani terhadap permodalan. Secara rinci, penelitian ini bertujuan untuk: (a)

mengidentifikasi jenis-jenis pembiayaan formal pertanian yang masih berlaku hingga saat ini; (b) mengkaji keragaan penyaluran dan pengembalian kredit formal serta kendala-kendala yang dihadapi, khususnya KKP-E dan KUR; (c) mempelajari sumber-sumber pembiayaan non formal untuk usahatani; (d) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan petani untuk mengakses sumber permodalan formal; dan (e) merumuskan saran kebijakan untuk meningkatkan penyerapan petani terhadap sumber pembiayaan formal sebesar 20 persen per tahun. Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur dan Bali.

Hasil Penelitian ini menjelaskan jenis-jenis pembiayaan formal cukup banyak tersedia bagi petani. Namun dari berbagai jenis pembiayaan tersebut hanya beberapa yang bisa diakses, terutama KKP-E dan KUR.Penyerapan KKP-E dan KUR di tingkat nasional berjalan baik, walaupun demikian sebagian besar penerima kredit tersebut bukan petani kecil yang lebih memerlukan modal. Disamping pembiayaan formal, petani bisa memperoleh kredit non formal dari berbagai sumber, yaitu pedagang sarana produksi pertanian, pedagang hasil pertanian, pengusaha penggilingan padi, kelompok tani, dan produsen benih (bagi penangkar benih), dan juga bisa meminjam dari koperasi dan lembaga keuangan di tingkat desa. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi akses sumber permodalan formal. Faktor internal yang mempengaruhi akses kredit formal adalah tingkat pendidikan petani yang rendah, sebagian besar tidak mempunyai agunan sertifikat lahan, keanggotaan kelompok tani untuk KKP-E, dan pengalaman meminjam di bank. Faktor eksternal yang dihadapi petani adalah persyaratan perbankan yang ketat, sosialisasi program yang kurang, jarang ada fasilitator bagi kelompok tani, dan risiko usahatani yang tinggi karena kurang kepastian pasar.

Page 53: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 43

VI. PENDAYAGUNAAN HASIL ANALISIS DAN KERJA SAMA PENELITIAN

6.1. Publikasi Hasil – Hasil Penelitian

Sebagai lembaga penelitian sosial ekonomi dan analisis kebijakan pertanian, PSEKP berkewajiban untuk mempublikasikan hasil kegiatan penelitian dan analisisnya kepada publik atau pengguna. Publikasi dinilai sangat efektif dalam penyebarluasan hasil penelitian karena dapat mencapai sasaran secara luas dan memungkinkan untuk dibaca dan ditelaah secara berulang-ulang. Kegiatan publikasi hasil penelitian dan analisis sosial ekonomi pertanian merupakan aktifitas rutin setiap tahun.

Pada tahun anggaran 2010 PSEKP telah menerbitkan tujuh jenis publikasi, sebagai berikut:

(1) Jurnal Agro Ekonomi

Jurnal Agro Ekonomi (JAE) terbit dua kali setahun dan dicetak masing-masing 300 eksemplar untuk setiap nomor terbitan. JAE merupakan publikasi ilmiah yang memuat hasil penelitian primer sosial ekonomi pertanian. Penerbitan JAE dimaksudkan sebagai media untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan profesional para ahli sosial ekonomi pertanian dan sarana untuk memperoleh informasi bagi pengambil kebijakan, pelaku dan pemerhati pembangunan pertanian dan pedesaan. Tabel 6.1 menyajikan judul-judul dan penulis naskah JAE Volume 28, Nomor 1 tahun 2010, dan calon naskah JAE Volume 28, Nomor 2, yang akan diterbitkan pada tahun 2011 setelah proses pemeriksaan naskah yang lulus seleksi Dewan Redaksi bisa dilaksanakan. Tabel 6.1 Judul dan Penulis Naskah JAE Tahun 2010

Judul Penulis

JAE Vol. 28 No.1, Mei 2010

Produktivitas dan Efisiensi Teknis Usahatani Padi Organik Lahan Sawah Analisis Daya Saing Komoditas Kedelai Menurut Agro Ekosistem: Kasus di Tiga Provinsi di Indonesia Dampak Flu Burung Terhadap Produksi Unggas dan Kontribusi Usaha Unggas terhadap Pendapatan Peternak Skala Kecil di Indonesia

Adi Prayoga Amar K. Zakaria, Wahyuning K. Sejati, dan Reni Kustiari Nyak Ilham dan Yusmichad Yusdja

Page 54: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 44

Dampak Pengembangan Perkebunan Kelapa Rakyat terhadap Kemiskinan dan Perekonomian Kabupaten Indragiri Hilir Poverty Mapping and Poverty Analysis in Indonesia

Ahmad Aris, Bambang Juanda, Akhmad Fauzi, dan Dedi Budiman Hakim Deffi Ayu Puspito Sari dan Shigekazu Kawashima

JAE Vol. 28 No. 2, Oktober 2010

Analisis Efisiensi Teknis Produksi Usahatani Cabai Merah Besar dan Perilaku Petani dalam menghadapi Risiko Integrasi Pasar kakao Biji Perdesaan Sulawesi Tengah dengan Pasar Dunia Analisis Efisiensi Produksi Sistem Usahatani Kedelai di Sulawesi Selatan Elastisitas Permintaan Tenaga Kerja Sektoral dan Kekakuan Upah di Sulawesi Selatan Determinants of Bangladesh’s Export Flows to The USA, 2003-2010: An Empirical Review

Saptana, Arief Daryanto, Heny K. Daryanto, dan Kuntjoro M.R. Yantu, Bambang Juanda, Hermanto Siregar, Isang Gonarsyah dan Setia Hadi Abd. Gaffar Tahir, Dwidjono H.D., Jangkung Handoyo Mulyo, dan Jamhari Mahyudin dan Majdah M. Zain Mohammad A. Ashraf dan Abu Zakir Chowdhury

(2) Forum Agro Ekonomi

Forum Agro Ekonomi (FAE) terbit dua kali setahun dan dicetak sebanyak 300 eksemplar untuk setiap nomor terbitan. FAE merupakan publikasi ilmiah yang memuat critical review hasil penelitian sosial ekonomi pertanian dan juga menampung naskah-naskah yang berupa gagasan-gagasan ataupun konsepsi-konsepsi orisinal dalam bidang sosial dan ekonomi pertanian. Tabel 6.2 menyajikan judul-judul dan penulis naskah FAE Volume 28, Nomor 1, Juli dan Nomor 2, Desember yang diterbitkan oleh PSEKP pada tahun 2010.

Page 55: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 45

Tabel 6.2 Judul dan Penulis Naskah FAE Tahun 2010

Judul Penulis

FAE Vol. 28, No. 1, Juli 2010

Tinjauan Konseptual Mikro-Makro Daya Saing dan Strategi Pembangunan Pertanian Strategi Peningkatan Kapasitas Modal Sosial dan Kualitas Sumber Daya Manusia Pendamping Pembangunan Pertanian Lembaga dan Organisasi Petani dalam Pengaruh Negara dan Pasar Swasembada Kedelai: Antara Harapan dan Kenyataan Agribisnis Tembakau Di Indonesia Kontroversi dan Prospek

Saptana Sjafri Mangkuprawira

Syahyuti Gelar Satya Budhi dan Mimin Aminah

Muchjidin Rachmat dan Rizma Aldillah

FAE Vol. 28, No. 2, Desember 2010

Green Agriculture dan Green Food sebagai Strategi Branding dalam Usaha Pertanian Pendekatan Skala Ekivalen untuk Mengukur Kemiskinan Dampak Krisis Pangan – Energi – Finansial (PEF) terhadap Kinerja Ketahanan Pangan Sejarah Politik dan Dinamika Agribisnis Kawasan Timur Indonesia Pola Komunikasi dalam Pengembangan Modal Manusia dan Sosial Pertanian

Sumarno Sri Hery Susilowati Handewi P.S. Rachman dan Erma Suryani Tri Pranadji Retno Sri Hartati Mulyandari dan Sumardjo

(3) Analisis Kebijakan Pertanian

Analisis Kebijakan Pertanian (AKP) terbit empat kali dalam setahun dan dicetak masing-masing 300 eksemplar untuk setiap nomor terbitan. AKP adalah

Page 56: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 46

media ilmiah yang memuat isu aktual kebijakan pertanian dalam bentuk gagasan, dialog dan polemik. Judul-judul dan penulis naskah AKP Volume 7, Nomor 1 (Maret), 2 (Juni) 3 (September), dan 4 (Desember) yang diterbitkan oleh PSEKP pada tahun 2010 disajikan pada Tabel 6.3.

Tabel 6.3. Judul dan Penulis Naskah AKP Tahun 2010

Judul Penulis

AKP Vol. 7 No. 1, Maret 2010

Policy Support for Climate Risk Adaptation: The Role Of Microfinance Pendirian Bank Pertanian di Indonesia: “Apakah Agenda Mendesak” ?

Krisis Global Pangan-Energi-Finansial: Dampak dan Respon Kebijakan Ketahanan Pangan dan Pengentasan Kemiskinan Dinamika Ekonomi Ketenagakerjaan Pertanian: Permasalahan dan Kebijakan Strategis Pengembangan Pengembangan Ekonomi Tembakau Nasional: Kebijakan Negara Maju dan Pembelajaran Bagi Indonesia Cuplikan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

Sahat M. Pasaribu and Mat Syukur Ashari I Wayan Rusastra, Handewi P. Saliem, dan Ashari Supriyati Muchjidin Rachmat

AKP Vol. 7 No. 2, Juni 2010

Respon Terhadap Kebijakan IP Padi 400 : Pola Penelitian VS Pola Tanam Petani Dari Konferensi Cancun, Mexico (2003) – ke Pertemuan Stocktaking Wto (2010) : Perjuangan Panjang Negosiasi Pertanian Negara Berkembang Pendekatan Desa Membangun di Jawa Barat : Strategi dan Kebijakan Pembangunan Perdesaan Kinerja, Prospek dan Kebijakan Investasi di Indonesia Rekonstruksi Kelembagaan dan Uji Teknologi

Wayan Sudana

Erna Maria Lokollo

Saeful Bachrein

Prajogo U. Hadi

Page 57: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 47

Pemupukan: Kebijakan Strategis Mengatasi Kelangkaan Pupuk Cuplikan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 37 Tahun 2010 Tentang Pedoman Umum Bantuan Langsung Pupuk Tahun Anggaran 2010

Valeriana Darwis dan Saptana

AKP Vol. 7 No. 3, September 2010

Impacts And Future Perspectives of Fertilizer Policy In Indonesia Kebijakan Penelitian untuk Kemajuan Daerah : Daya Tarik dan Fasilitasi Birokrasi Peluang dan Ancaman Perdagangan Produk Pertanian dan Kebjikan untuk Mengatasinya : Studi Kasus Indonesia dengan Australia dan Selandia Baru Dilema Kebijakan dan Tantangan Pengembangan Diversifikasi Usahatani Tanaman Pangan Kebijakan Pengembangan Budidaya Kedelai Menuju Swasembada Melalui Partisipasi Petani Cuplikan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal

Benny Rachman and

Tahlim Sudaryanto Tri Pranadji Sri Nuryanti

Gelar Satya Budhi Amar K. Zakaria

AKP Vol. 7 No. 4 , Desember 2010

Kebijakan Swasembada Gula : Apanya yang kurang? Kinerja Penyuluh dari Perspektif Petani dan Eksistensi Penyuluh Swadya sebagai Pendamping Penyuluh Pertanian

Merauke Integrated Rice Estate (MIRE): Kebangkitan Ketahanan dan Kemandirian Pangan dari Ufuk Timur Indonesia

M. Husein Sawit Kurnia Suci Indraningsih, Basita G. Sugihen, Prabowo Tjitropranoto, Pang S. Asngari, dan Hari Wijayanto Made Oka A. Manikmas

Page 58: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 48

Implementasi Kebijakan Perberasan di Tingkat Petani: Kinerja dan Perspektif ke Depan

Pembangunan Perekonomian Perdesaan Berbasis Agribisnis Jagung di Provinsi Gorontalo Cuplikan Rumusan Hasil Konferensi Dewan Ketahanan Pangan Tahun 2010: Meningkatkan Komitmen Daerah untuk Kemandirian dan Penganekaragaman Pangan

Surya Abadi Sembiring, Harianto, Hermanto Siregar, dan Bungaran Saragih Iwan Setiajie Anugrah

(4) Working Paper

Working Paper (WP) adalah media cetak yang memuat tulisan ilmiah peneliti PSEKP mengenai hasil penelitian, gagasan ilmiah, opini, pengembangan metodologi, pengembangan alat analisis, argumentasi kebijakan, pandangan ilmiah dan review hasil penelitian. Judul-judul dan penulis naskah WP No. 102 dan 103 yang diterbitkan oleh PSEKP pada tahun 2010 disajikan pada Tabel 6.4. Tabel 6.4. Judul dan Penulis Naskah Working Paper Tahun 2010

No. Terbit Judul Naskah Penulis

WP 102

WP 103

Prospek Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Alternatif Pembiayaan Sektor Pertanian Kinerja dan Kebijakan Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong: Prospek Pengembangan melalui Usaha Ternak Sapi

Ashari Sri Wahyuni

(5) Prosiding

Prosiding merupakan publikasi yang diterbitkan secara tidak berkala. Prosiding berisi karya tulis, yang pernah diseminarkan pada seminar nasional dan seminar khusus yang dilaksanakan oleh PSEKP. Tahun 2010 PSEKP menerbitkan satu prosiding. Judul-judul makalah dalam Prosiding disajikan pada Tabel 6.5.

Page 59: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 49

Tabel 6.5. Judul dan Penulis Naskah Prosiding Seminar Nasional Peningkatan Daya Saing Agribisnis Berorientasi Kesejahteraan Petani

Judul Penulis

Makalah Utama

Posisi Daya Saing Pertanian Indonesia dan Upaya Peningkatannya Eksistensi Pertanian Skala Kecil dalam Era Persaingan Pasar Global Strategi Penumbuhan dan Proteksi Sektor Pertanian Makalah Penunjang

Strategi Peningkatan Daya Saing Agribisnis Kopi Robusta Dengan Model Daya Saing Tree Five

Kebijakan Tataniaga Gula terhadap Ketersediaan dan Harga Domestik Gula Pasir Pola Tanam Berdaya Saing Komoditas Unggulan pada Lahan Kering dalam Peningkatan Kesejahteraan Petani Kelembagaan Ekonomi pada Komunitas Petani Sayuran di Provinsi Bali Pengkajian Teknologi Tepat Guna Budidaya Krisan di Lokasi Prima Tani Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Kelayakan Usahatani Bawang Merah di Lahan Pasir Pantai dengan Teknologi Ameliorasi di Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Perspektif Pemasaran Bawang Merah di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah Kemitraan Pemasaran Bawang Merah di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah : Kasus PT Indofood Sukses Makmur

Arief Daryanto Sumaryanto Sri Hery Susilowati dan Reni Kustiari Soetriono Maria Amar K. Zakaria Roosganda Elizabeth Dan Iwan Setiajie Anugrah Hano Hanafi Dan Tri Martini Budi Setyono dan Suradal Henny Mayrowani dan Valeriana Darwis Bambang Sayaka dan Yana Supriyatna

Page 60: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 50

Judul Penulis

Pengembangan Kemitraan Usaha yang Saling Menguntungkan : Kasus Antara PT Heinz ABC Indonesia dengan Petani Cabai Merah di Jawa Tengah Strategi Kemitraan Usaha dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Agribisnis Cabai Merah di Jawa Tengah

Prospek dan Kendala Pengembangan Agribisnis Ternak Kambing dan Domba di Indonesia Dampak Penurunan Harga Susu terhadap Agribisnis Sapi Perah Rakyat Kemitraan Pemasaran Komoditas Sapi Potong Mendukung Usaha Peternakan Rakyat di Provinsi Gorontalo Profil dan Profitabilitas Usaha Sapi Perah di Desa Jelok, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Kinerja Usahatani Padi dan Indikator Kesejahteraan Petani di Sentra Produksi Padi Kabupaten Kubu Raya Usahatani dan Pemasaran Ubi Kayu serta Teknologi Pengolahan Tapioka di Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah Dampak Pembayaran Jasa Lingkungan terhadap Perkembangan Agribisnis dan Pendapatan Rumah Tangga Petani (Suatu Kasus di Kecamatan Ciomas, Gunung Sari Kabupaten Serang dan Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten) Tunggu Tubang Sebagai Upaya Mempertahankan Sumber Daya Lahan Berkelanjutan

Keragaan Ketenagakerjaan dan Distribusi Penguasaan Lahan : Kasus di Perdesaan Patanas

Supriyati dan Roosganda Elizabeth Saptana, Arief Daryanto, Heny K. Daryanto, dan Kuntjoro Bambang Winarso Atien Priyanti dan I G A P Mahendri Iwan Setiajie Anugrah dan Wahyuning K. Sejati S. Rusdiana dan Lisa Praharani Rusli Burhansyah dan Melia P. Valeriana Darwis, Chairul Muslim dan Andi Askin Hayati, Gugun Gunawan, dan Setiawan Sariyoga

Yanter Hutapea dan Tumarlan

Thamrin Sugiarto

Page 61: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 51

(6) Agro-Socioeconomic Newsletter

Newsletter ini merupakan media berbahasa Inggris yang diterbitkan pertama kali tahun 2007. Frekuensi terbitan sebanyak 4 kali setiap tahun, masing-masing 200 eksemplar setiap terbit. Jumlah halaman tiap terbit adalah 8 halaman berwarna penuh (full colour).

Media ini diterbitkan dalam upaya memperluas jangkauan pembaca, baik untuk berbagai mitra dan lembaga riset serta lembaga pemerintahan di dalam negeri dan di luar negeri. Oleh karena itu, untuk setiap terbitan, media ini disebarkan ke berbagai lembaga pemerintah, kalangan perguruan tinggi, lembaga riset lain, swasta, dan lain-lain. Untuk kalangan dari luar negeri, media ini disampaikan secara langsung kepada beberapa lembaga riset dan donor yang

berkantor di Indonesia, serta melalui website (www.pse.litbang.deptan.go.id).

Sebagai media diseminasi, informasi yang disajikan dalam Newsletter merupakan hal yang bersifat paling baru dan sedang hangat dibicarakan. Harapannya adalah agar pembaca dapat mengetahui informasi terkini serta memperoleh respon dari kalangan pembaca secara cepat pula.

Topik-topik utama yang selalu hadir dalam setiap terbitan yaitu: temuan-temuan penelitian yang menarik (research findings), tinjauan terhadap kebijakan pemerintah yang terbaru tentang pembangunan pertanian (recent policy development), kegiatan penelitian di PSEKP (research activities), serta berita seputar lembaga PSEKP (ICASEPS news). Tabel 6.6 menyajikan daftar isi terbitan Newsletter PSEKP selama tahun 2010.

Tabel 6. 6. Daftar Isi Terbitan Newsletter PSEKP Tahun 2010

Volume, Nomor, Bulan Terbit dan Daftar Isi

Newsletter Vol. 4 No. 1 Maret 2010

Rice Supply Chain in Indonesia

Policy on Horticulture and Livestock Seed Systems Development

Improving National Sugar Balance for a Production Plan

Sustainable Food and Agricultural Land Protection Act

Research Activities

ICASEPS Publication

Seminar, Workshop and Training

ICASEPS Participation in Radio Broadcasting

ISO 9001:2008

Quality Management System

Page 62: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 52

Newsletter Vol. 4 No. 2 Juni 2010

The Policy for Addressing the Impacts of Fuel Price Changes on the Agricultural Sector Performance and Farmers’Welfare

The Dynamic of World Tobacco Industry and Its Effect on Indonesia

Institutional Integration Between Water Users’ Association and Farmers’ Groups/Association of Farmers’ Groups: Some Initial Thoughts

Law No. 41/2009

Research Projects Supported by the Government

Research Collaboration

Publications

Profesional Speech

Workshop on Scientific Writing

Newsletter Vol. 04 No. 3 September 2010

The Policy to Alleviate the Impact of Food-Energy-Financial (FEF) Crisis on Food Security and Poverty

Incentives Policy to Stimulate Improvements of Soybean Production and Farmer’s Income

Direct Fertilizer Subsidy Plan to Farmers

Assessment of Farm Level Financial Incentives and Willingness to Pay for HPAI Vaccination in Indonesia

Publication

Welcome Dr. Arief Iswariyadi

International Conference on Agricultural Risk and Food Security

Workshop on “Food Security Assessment under Climate Change”

Newsletter Vol. 04 No. 4 Desember 2010

Organizing Farmer’s Institution in the Revitalization of Rural Economic Activity

Supply and Demand Short Run Projection for Major Agricultural Commodities: Projection Period 2009 – 2014

Policy Development

Research Activities

Publications

International Workshop on Food Productivity and Food Security In APEC Member Economies, Beijing, China, September 27-28, 2010

Page 63: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 53

(7) Leaflet

Dalam leaflet dimuat informasi secara ringkas mengenai topik/perihal tertentu yang terkait dengan profil maupun jenis kegiatan yang dilakukan PSEKP. Pada tahun 2010, judul leaflet yang diterbitkan adalah sebagai berikut:

1. Mengenal Lebih Dekat Website Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

2. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

3. Publikasi Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

Publikasi ilmiah PSEKP dapat dihasilkan melalui kerjasama antara penulis naskah dan Dewan Redaksi. Seleksi tulisan dilakukan oleh Dewan Redaksi untuk terbitan JAE, FAE, dan AKP yang ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Litbang Pertanian (Tabel 6.7.)

Tabel 6.7. Susunan Dewan Redaksi JAE, FAE, AKP, dan Dewan Editor Tematik Tahun 2010

No Keputusan Kepala Badan

Nomor: Terbitan Nama Dewan Redaksi

1.

24/Kpts/OT.160/I/1/2010

JAE

1. Dr. Sumaryanto (Ketua) 2. Prof. Dr. Budiman Hutabarat (Anggota) 3. Dr. Dewa K. S. Swastika (Anggota) 4. Dr. Nyak Ilham (Anggota) 5. Dr. Nunung Kusnadi(Anggota)

2.

23/Kpts/OT.160/I/1/2010

FAE

1. Dr. Sri Hery Susilowati (Ketua) 2. Dr. Handewi P. Saliem (Anggota) 3. Dr. Muchjidin Rachmat (Anggota) 4. Dr. Bambang Sayaka(Anggota) 5. Dr. Harianto (Anggota)

3.

22/Kpts/OT.160/I/1/2010

AKP

1. Dr. I Wayan Rusastra(Ketua) 2. Dr. Benny Rachman (Anggota) 3. Dr. Tri Pranaji(Anggota) 4. Dr. Edi Basuno (anggota) 5. Prajogo U. Hadi, MEc(Anggota)

Page 64: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 54

Pendistribusian Hasil Publikasi

Berbagai jenis publikasi yang telah dihasilkan PSEKP disebarluaskan ke berbagai instansi terkait seperti Staf Ahli Menteri, Sekjen, Ditjen dan Badan Lingkup Deptan, Puslitbang, BPTP, Perguruan Tinggi, Organisasi Profesi, Asosiasi Swasta, dan lain-lain. Pendistribusian dilakukan melalui paket pos, diantar langsung untuk wilayah Jabodetabek, dan melalui tamu-tamu yang datang ke PSEKP dan memerlukan hasil publikasi tersebut. Daftar penerima publikasi PSEKP disajikan pada Tabel 6.8.

Tabel 6.8. Distribusi Publikasi Ilmiah

Jenis Publikasi Distribusi

1. JAE Staf Ahli Menteri, Sekjen, Ditjen dan Badan Lingkup Deptan, Puslitbang, BPTP, Perguruan Tinggi, Organisasi Profesi, Asosiasi Swasta, dan lain-lain

2. FAE

Staf Ahli Menteri, Sekjen, Ditjen dan Badan Lingkup Deptan, Puslitbang, BPTP, Perguruan Tinggi, Organisasi Profesi, Asosiasi Swasta, dan lain-lain

3. AKP

Staf Ahli Menteri, Sekjen, Ditjen dan Badan Lingkup Deptan, Puslitbang, BPTP, Perguruan Tinggi, Organisasi Profesi, Asosiasi Swasta, dan lain-lain

4. Prosiding Seminar

Nasional

Staf Ahli Menteri, Sekjen, Ditjen dan Badan Lingkup Deptan, Puslitbang, BPTP, Perguruan Tinggi, Organisasi Profesi, Asosiasi Swasta, dan lain-lain

5. Newsletter

Staf Ahli Menteri, Sekjen, Ditjen dan Badan Lingkup Deptan, Puslitbang, BPTP, Perguruan Tinggi, Organisasi Profesi, Asosiasi Swasta, dan lain-lain

6.2 Komunikasi dan Dokumentasi Hasil Penelitian

Hasil-hasil penelitian Badan Litbang Pertanian (termasuk PSEKP) baru akan memiliki makna dan manfaat setelah sampai kepada para stakeholder atau

pengguna. Oleh karena itu kegiatan komunikasi (mulai dari pengolahan sampai penyebarluasan hasil penelitian) memegang peranan sangat penting. Dalam penyelenggaraan komunikasi, perlu juga didukung dengan dokumentasi yang baik. Kegiatan dokumentasi dapat berupa pengabadian suatu peristiwa/momen kegiatan komunikasi atau manajemen kearsipan bahan-bahan komunikasi.

Pada tahun Anggaran 2010 kegiatan komunikasi dan dokumentasi penelitian yang dilaksanakan PSEKP, meliputi : (1) Seminar Rutin, Seminar Proposal dan

Page 65: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 55

Seminar Hasil Penelitian 2010, (2) Seminar Nasional 2010, (3) partisipasi dalam pameran/ekspose inovasi teknologi; (4) rapat Dewan Redaksi; (5) pembuatan Website; (6) dokumentasi; dan (7) penyebaran publikasi.

6.2.1. Seminar

Pada tahun 2010 PSEKP telah menyelenggarakan berbagai seminar: yang diantaranya adalah Seminar Rutin, Seminar Proposal, Seminar Hasil Penelitian, dan Seminar Nasional. Berbagai kegiatan seminar tersebut bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil penelitian yang telah dilakukan dan untuk mendapatkan umpan balik atau masukan dari para stakeholder. Khusus Seminar Rutin, selain bertujuan untuk mencari masukan dari stakeholder, juga dijadikan

sebagai ajang/media menumbuhkan “budaya ilmiah” di PSEKP sebagai salah satu lembaga penelitian. Tabel 6.9. menyajikan judul-judul makalah seminar rutin dan pembicaranya.

Tabel 6.9. Judul Makalah dan Pembicara pada Seminar Rutin Tahun 2010

No. Tanggal Judul Makalah Pembicara

1. 12-1-2010 Petani, Modal Sosial, dan Reforma Agraria Dr. Tri Pranadji

2. 21-1-2010 Kerjasama Itu Emas Dr. Yusmichad Yusdja

3. 3-2-2010 Peraturan dan Ketentuan LIPI tentang Jabatan Fungsional Peneliti, Profesor Riset serta Akreditasi Publikasi Ilmiah

Drs. Bashori Imron, MSi

4. 9-3-2010 Teori dan Analisis New Institutionalsm di Bidang Sosiologi

Ir. Syahyuti, MSi

5. 12-3-2010 Membangun Kemandirian dan Kedaulatan Pangan serta Membedah Perangkap Kemiskinan Petani Tanaman Pangan

Dr. Dewa K.S. Swastika

6. 24-3-2010 Pengintegrasian Anggaran Responsif Gender (ARG) dalam Perencanaan Anggaran

Orinton Purba, SH dan Ir. Rita Nur Suhaeti, MSi

7. 20-8-2010 Pengembangan Agro-industri di Indonesia: Peranan, Peluang dan Kendala

Ir. Supriyati, MS

8. 24-8-2010 Paradigma dan strategi Pengentasan Kemiskinan: Dampak Krisis Ekonomi dan Implikasinya bagi Indonesia

Dr. I Wayan Rusastra

9. 27-8-2010 Multi-Stage Game Analysis: An Application to the Oligopolistic Japanese Beef Market

Dr. Arief Iswariyadi

Page 66: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 56

10. 8-10-2010 Indonesian Agricultural Productivity Measures

Nicholas Rada, Ph.D

11. 5-11-2010 Konsep green Agriculture and Green Food sebagai Strategi Banding

Prof. Dr. Sumarno

Beberapa seminar tertentu melibatkan tim pembahas yang berasal dari luar PSEKP, baik kalangan birokrat maupun akademisi. Tujuan seminar tersebut adalah untuk mendapatkan masukan dari pembahas dan peserta, sekaligus sebagai media untuk mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian kepada stakeholder. Daftar judul makalah dan pembicara dalam seminar nasional yang dilakukan PSEKP pada TA. 2010 dapat dilihat pada Tabel 6. 10 dan 6.11.

Tabel 6.10. Judul Makalah dan Pembicara pada Seminar Nasional Peringatan Hari Pangan Sedunia XXX Tahun 2010

Tanggal Judul Makalah Pembicara

6-8

Oktober 2010

Keynote Speech Strategi Kebijakan Ketahanan Pangan Nasional Makalah Peta Rawan Pangan Nasional dan Implikasinya bagi Kebijakan Pembangunan Pertanian Kooperatif untuk Buruh Petani Kebijakan dan Program untuk Memerangi Ancaman Kelaparan di Provinsi NTB Sinergi Kebijakan dalam Mengatasi Kerawanan Pangan di Sektor Pertanian Sinergi Kebijakan Sektor Kehutanan dalam Mengatasi Kerawanan Pangan Sinergi Kebijakan Peningkatan Pasok Ikan dalam Rangka Mengatasi Kerawanan Pangan Kebijakan Riset dan Teknologi untuk Pencapaian Ketahanan Pangan dan Peningkatan Kesejahteraan Pertanian

Dr. Hermanto Dr. Subagio Dwijosumon Drs. Witoro Dr. Suparmin Dr. Hermanto Dr. Achmad Fauzi Mas’ud Dr. Agus Heri Purnomo Prof. Dr. Benyamin Lakitan

Page 67: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 57

Tabel 6.11. Judul Makalah dan Pembicara pada Seminar Nasional “Era Baru Pembangunan Pertanian: Strategi Mengatasi Masalah Pangan, Bio-energi dan Perubahan Iklim”

Tanggal Judul Makalah Pembicara

25-11-2010

Dampak dan Strategi Mitigasi dan Adaptasi Pertanian Masalah dan Strategi Pemenuhan Kebutuhan Pangan Pokok Bio-energi: Status Saat ini dan Perspektif Ke Depan Perkembangan, Prospek dan Kebijakan Investasi di Sektor Pertanian Prospek, Kendala dan Kebijakan Investasi di Sektor Pertanian: Pandangan Pelaku Usaha

Prof. Dr. Irsal Las Prajogo U. Hadi, MEc Prof. Dr. Bustanul Arifin Dr. Didik Hadjar Goenadi Suharyo Husen, SE, MBA

Selain kegiatan seminar, PSEKP juga mengadakan kegiatan workshop. Topik workshop “Pemahaman Tatacara dan Aturan Penulisan Karya Tulis Ilmiah bagi Para Peneliti pada Publikasi Ilmiah”. Adapun judul/topik workshopberikut pembicaranya disajikan pada Tabel 6.12. Tabel 6.12. Judul Makalah dan Pembicara pada Workshop Pemahaman Tatacara

dan Aturan Penulisan Karya Tulis Ilmiah bagi Para Peneliti pada Publikasi Ilmiah

Tanggal Judul Makalah Pembicara

13-15 April 2010

Sosialisasi dan Diskusi tentang Peraturan dan Ketentuan LIPI tentang Jabatan Fungsional Peneliti, Profesor Riset serta Akreditasi Publikasi Ilmiah Pemahaman tentang Pengertian KTI dan Media Publikasi Terakreditasi serta Teknik Penilaian KTI (Keputusan Menpan 2005) Mengenal Jurnal dan Publikasi Ilmiah (Nasional dan Internasional) serta yang Diterbitkan oleh Badan Litbang

Drs. M. Hisyam, Msi Prof. Dr. Subandriyo Drs. Bambang S. Sankarto, MIM dan Ir. Endang Setyorini, Msi

Page 68: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 58

Membangun Kalimat Efektif dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) Kelompok Hasil Penelitian Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) Kelompok Review Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) Kelompok Gagasan dan Kebijakan Pertanian

Prof. Dr. Kedi Suradisastra Prof. Dr. Pantjar Simatupang Dr. Tri Pranadji Prof. Dr. Pantjar Simatupang

Penyebaran hasil penelitian selain melalui kegiatan seminar dan workshop, juga dilakukan dengan media audio. PSEKP telah bekerja sama dengan Radio Pertanian Ciawi (RPC) Bogor untuk menyampaikan hasil-hasil penelitian secara on air dengan metode dialog interaktif. Selama 2010 siaran radio dilaksanakan selama 5 kali (sesuai jadwal yang disusun Sekretariat Badan Litbang) pada pukul 16.00 – 17.30 WIB. Materi dan Narasumber untuk siaran di RPC Bogor dapat dilihat pada Tabel 6.13.

Tabel 6.13. Materi Dialog Interaktif dan Narasumber pada Acara Karedok (jam

16.00-17.30 WIB) di Radio Pertanian Ciawi (RPC) Bogor , Tahun 2010

Tanggal Materi Narasumber

27-01-10 15-03-10 17-05-10 22-07-10 01-11-10

Menghadapi Perdagangan Bebas Indonesia China Pengendalian Flu Burung dan Respon Masyarakat Indikator Pembangunan Pertanian dan Perdesaan Kebijakan Pengembangan Sistem Perbenihan Kentang Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)

Erna Maria Lokollo Nyak Ilham Sri Hery Susilowati Bambang Sayaka Rudy S. Rivai

Page 69: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 59

6.2.2. Pengelolaan Website

Untuk lebih memberikan pelayanan yang optimal dan membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan melalui diskusi dengan publik, PSEKP telah membangun situs atau Web Site sendiri dengan alamat: http://www.pse.litbang.deptan.go.id. Website ini telah on line dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat maupun stakeholders yang membutuhkan data dan informasi mengenai kegiatan PSEKP selama 24 jam. Situs atau Website tersebut juga menjadi sarana komunikasi hubungan kerja antara PSEKP dengan institusi lainnya, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Perkembangan jumlah pengakses website PSEKP selama tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 6.14. Data jumlah pengakses website menurut topik yang diminati dapat dilihat pada Tabel

6.15. Adapun Frase Kata/Kata yang sering digunakan dalam pencarian dapat dilihat pada Tabel 6.16. Tabel 6.14. Jumlah Pengakses Website PSEKP pada Tahun 2010

Bulan Jumlah

Pengunjung Jumlah

Kunjungan

Jumlah Halaman

yang Diakses

Jumlah link yang di klik

Januari 20.105 37.794 85.025 232.186

Februari 19.451 34.435 82.383 232.399

Maret 21.860 41.567 98.267 271.752

April 20.555 37.617 88.385 247.971

Mei 5.993 8.355 17.655 44.549

Juni 0 0 0 0

Juli 0 0 0 0

Agustus 0 0 0 0

September 12.325 18.734 37.648 108.367

Oktober 25.654 45.174 83.376 250.915

November 11.611 17.134 33.132 96.634

Desember 16.752 26.583 46.664 124.302

Total 154.306 267.393 572.535 1.609.075

Keterangan : Pada bulan Juni-Agustus, server litbang sedang down sehingga tidak tercatat jumlah pengunjung

Page 70: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 60

Tabel 6.15. Materi Website PSEKP dan Jumlah Pengakses Tertinggi Selama Tahun 2010

Materi Jumlah

Pengakses

Prospek dan Kendala Pengembangan Agribisnis Ternak

Kambing/Domba di Indonesia (Bambang Winarso) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi, Konsumsi dan

Harga Beras serta Inflasi Bahan Makanan (A. Husni Malian, Sudi Mardianto dan Mewa Ariani)

Proposal Penelitian “Akselerasi Sistem Inovasi Teknologi

Pengolahan Hasil dan Alsintan Mendukung Ketahanan Pangan” (Reni Kustiari)

Proposal Penelitian “ Indikator Pembangunan Pertanian dan

Pedesaan: Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Padi (Sri Hery Susilowati)

AKP Vol. 04 No. 2, Judul Artikel “Potensi Lembaga Keuangan

Mikro (LKM) dalam Pembangunan Ekonomi Pedesaan dan Kebijakan Pengembangannya” (Ashari) .

Prosiding “Seminar Nasional Meningkatkan Peran Sektor

Pertanian dalam Penanggulangan Kemiskinan” 2008 “Dampak Pertumbuhan Ekonomi terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin” (Hermanto Siregar dan Dwi Wahyuniarti)

FAE Vol. 22 No. 2, Judul Artikel “Tinjauan Teori Perdagangan

Internasional dan Keunggulan Kooperatif” (Yusmichad Yusdja)

Laporan Hasil Penelitian (Ringkasan Eksekutif) “Analisis

Kesepakatan Perdagangan Bebas Indonesia-China dan Kerjasama AFTA dan Dampaknya terhadap Perdagangan Komoditas Pertanian Indonesia” (Budiman Hutabarat)

Proposal Penelitian “Evaluasi Dampak Program

Penanggulangan Kemiskinan di Sektor Pertanian di Tingkat Rumah Tangga dan Wilayah Perdesaan” (Benny Rahman)

15231

8361

8091

7589

5837

5779

5520

5215

4233

Page 71: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 61

Tabel 6.16. Frase Kata/Kata yang Sering Digunakan dalam Pencarian,Tahun 2010

No. Frase Kata Jumlah Kata Jumlah

1. analisis swot 5869 pertanian 68605

2. proposal penelitian 3691 ekonomi 31127

3. perdagangan internasional 1571 analisis 28623

4. kebijakan perdagangan internasional 1865 kebijakan 27499

5. analisa swot 1792 perdagangan 22035

6. penyuluhan pertanian 1741 pangan 19138

7. gapoktan 1571 makalah 18354

8. el nino dan la nina 1227 pembangunan 18065

9. kebijakan pertanian 1016 sosial 18021

10. ekonomi pertanian 1005 penelitian 15083

11. ketahanan pangan nasional 1000 usaha 14318

12. teori perdagangan internasional 814 internasional 13780

13. modal sosial 813 harga 12875

14. jurnal agro ekonomi 712 jurnal 12473

15. perdagangan internasional di indonesia 672 sapi 11826

16. makalah perdagangan internasional 647 swot 11435

17. konsumsi 617 proposal 11387

18. landreform 585 lahan 11007

19. diversifikasi pertanian 566 produksi 9883

20. liberalisasi perdagangan 557 kemiskinan 9580

6.3. Perpustakaan

Semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi membawa dampak yang besar terhadap perkembangan perpustakaan, sehingga perpustakaan harus mampu melaksanakan peran dan fungsinya sebagai penyedia koleksi dan informasi yang semakin baik. Koleksi dan informasi yang disediakan tersebut disesuaikan dengan lembaga induknya.

Agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya, selain menyediakan koleksi bahan pustaka, baik tercetak maupun elektronik, perpustakaan perlu didukung oleh tenaga pengelola dan fasilitas yang memadai. Untuk evaluasi hal tersebut maka perlu dibuatkan laporan kegiatan yang telah dilaksanakan selama satu tahun ke belakang dan rencana satu tahun ke depan.

1. Pengadaan Bahan Pustaka

Dengan anggaran sebesar 32 juta rupiah, pada tahun 2010 telah diadakan bahan pustaka sebanyak 94 judul dengan rincian dapat dilihat pada Tabel 6.17. Selain dengan cara pembelian, pengadaan bahan pustaka dilakukan juga dengan jalan tukar menukar dengan Instansi lingkup Kementerian Pertanian atau Instansi terkait juga berupa sumbangan dari perorangan.

Page 72: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 62

Tabel 6.17. Pengadaan Bahan Pustaka TA. 2010

No Judul Bahan Pustaka Tahun Banyak-

nya Harga Satuan

Jumlah (Rp)

1 Statistik Nilai Tukar Petani di Indonesia 2005-2008 1 eks 162.500 162.500

2 Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia I

2009 1 eks 162.500 162.500

3 Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia II

2009 1 eks 162.500 162.500

4 Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia III

2009 1 eks 195.000 195.000

5 Analisis & Penghitungan Tingkat Kemiskinan 2009 1 eks 100.000 100.000

6 Statistik Sumberdaya Laut & Pesisir 2008-2009 1 eks 130.000 130.000

7 Luas Lahan Menurut Penggunaannya 2009 1 eks 162.500 162.500

8 Statistik Tanaman Sayuran dan Buah Semusim 2008 1 eks 100.000 100.000

9 Statistik Buah dan Sayuran 2008 1 eks 100.000 100.000

10 Statistik Produsen Harga Gabah 2009 1 eks 112.500 112.500

11 Infrastruktur di Tingkat Kabupaten/Kota: Podes

2009 1 eks 100.000 100.000

12 Statistik Potensi Desa 2009 1 eks 255.000 255.000

13 Buletin Ekspor 2010 1 set 830.000 830.000

14 Buletin Impor 2010 1 set 782.500 782.500

15 Indikator Ekonomi 2010 1 set 855.000 855.000

16 Statistik Teh Indonesia 2007-2009 1 eks 100.000 100.000

17 Statistik Kelapa Sawit Indonesia 2007-2009 1 eks 130.000 130.000

18 Statistik Cengkeh Indonesia 2007-2009 1 eks 100.000 100.000

19 Statistik Karet Indonesia 2007-2009 1 eks 100.000 100.000

20 Statistik Tebu Indonesia 2007-2009 1 eks 130.000 130.000

21 BIES 2010 3 eks 75.000 225.000

22 Analisis CSIS 2010 4 eks 62.500 250.000

23 Indonesian Quarterly 2010 4 eks 62.500 250.000

24 Ekonomi dan Keuangan Indonesia 2010 3 eks 50.000 150.000

25 Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia 2009 1 set 387.500 387.500

26 Laporan Perekonomian Indonesia 2009 1 eks 100.000 100.000

27 Trubus 2010 1 set 450.000 450.000

28 Review of Agricultural Economic Vol. 31 No.4 2009-2010 1 eks 650.000 650.000

29 American Journal of Agricultural Economic 2009-2010 4 eks 725.000 2.900.000

30 Tarif Bea Masuk 2009 1 eks 825.000 825.000

31 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2005 1 eks 187.500 187.500

32 Harga Konsumen Beberapa Barang Kelompok Makanan

2006 1 eks 100.000 100.000

33 Statistik Industri Besar dan Sedang Vol. I 2007 1 eks 212.500 212.500

34 Indikator Industri 2007 1 eks 132.500 132.500

35 Agricultural Price Distortions, Inzuality and Poverty

2007 2 eks 535.000 1.070.000

Page 73: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 63

No Judul Bahan Pustaka Tahun Banyaknya Harga Jumlah

Satuan (Rp)

36 Distortion to Agricultural Incentives: A Global Perspechves

1955-2007 2 eks 475.000 950.000

37 Distortion to Agricultural Incentives in Asia 2010 2 eks 475.000 950.000

38 Quantitative International Economics 2010 1 eks 437.500 437.500

39 Kamus Indonesia-Inggeris 1 eks 187.500 187.500

40 Kamus Inggeris-Indonesia 1 eks 187.500 187.500

41 Indikator Kesejahteraan Rakyat 2009 1 eks 170.000 170.000

42 Statistik Peternakan 2007-2009 1 eks 187.500 187.500

43 Keadaan Pekerja di Indonesia Agustus 2009 1 eks 150.000 150.000

44 Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia Agustus 2009 1 eks 200.000 200.000

45 Statistik Upah 2009 1 eks 125.000 125.000

46 Statistik Kesejahteraan Rakyat 2009 1 eks 170.000 170.000

47 Indikator Pertanian 2009 1 eks 155.000 155.000

48 IHPB Indonesia 2009 1 eks 140.000 140.000

49 Harga Konsumen Beberapa Barang Kelompok Makanan

2008 1 eks 125.000 125.000

50 Harga Konsumen Beberapa Barang dan Jasa Kesehatan

2008 1 eks 125.000 125.000

2. Pengolahan Bahan Pustaka

Kegiatan pengolahan bahan pustaka meliputi : katalogisasi, klasifikasi, pembuatan call number, kantong buku, kartu buku, komputerisasi dan filling. Bahan pustaka yang telah diolah pada tahun 2010 sebanyak 380 judul buku teks dan laporan, 137 judul IPTAN, 5 artikel majalah, 600 artikel kliping, 51 judul artikel prosiding. (Tabel 6.18). Tabel 6.18. Koleksi dan Jumlah Data Base Bahan Pustaka di Perpustakaan PSEKP

Tahun 2009-2010

No Data Base Tahun

2009 2010

1. Buku 8402 8782

2. IPTAN 6769 6906

3. Majalah 606 611

4. Seminar 927 978

3. Pelayanan Perpustakaan

Pengunjung perpustakaan PSEKP pada tahun 2010 sebanyak 452 orang terdiri dari peneliti, mahasiswa, dosen dan lain-lain. (Tabel 6.19).

Page 74: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 64

Tabel 6.19. Pengunjung Perpustakaan PSEKP Januari s/d Desember 2010

No. Pengunjung Jumlah (orang)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Dosen Mahasiswa Pelajar Swasta Umum Peneliti Penyuluh Peneliti PSEKP

23 180 4 1 6 25 4

209

Total 452

4. Stock Opname Bahan Pustaka

Kegiatan stock opname bertujuan menginventarisasi bahan pustaka yang menjadi koleksi perpustakaan. Pada tahun 2010 stock opname dilakukan terhadap koleksi Skripsi/Thesis/Disertasi. Dari 656 judul koleksi Skripsi/Thesis/Disertasi yang diinventarisasi tercatat hal-hal sebagai berikut :

a. 593 judul buku ada dilokasi/rak buku;

b. 18 judul buku sedang dipinjam;

c. 45 judul buku tidak ada atau hilang.

5. Perpustakaan Digital

Dengan adanya perubahan sistem pengelolaan menjadi sistem digital maka perpustakaan PSEKP terus melanjutkan perbaikan database baik yang terdapat diserver maupun di database masing-masing pengelola. Sampai akhir tahun 2010 perpustakaan PSEKP telah selesai mengelompokkan database sesuai dengan database yang telah ditentukan oleh PUSTAKA yaitu database Buku, IPTAN, Majalah dan Seminar.

6. Kegiatan Administrasi

a. Selama tahun 2010 terdapat 56 buah surat masuk dan 24 buah surat keluar/intern;

b. Beberapa staf perpustakaan hadir untuk mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Litbang dan Pustaka (Tabel 6.20);

c. Membimbing siswa/siswi SMU/SMK yang melakukan praktek kerja lapang;

d. Pelaksanaan fumigasi (pemeliharaan) bahan pustaka;

e. Menginventarisasi buku yang dipinjam;

f. Uraian tugas staf perpustakaan untuk tahun 2010 (Tabel 6.21).

Page 75: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 65

Tabel 6.20. Kegiatan untuk Peningkatan Profesi Kepustakawan

No. Uraian Tanggal Penyelenggara Peserta

1. Temu Koordinasi

Pengembangan Perpustakaan Digital

22 Februari –

2 Maret 2010

PUSTAKA R. Sofiah

Syarief dan M. Rahmat

2. Seminar Fungsional Non-Peneliti

12-13 Oktober 2010

R. Sofiah Syarief Imas Nur’aini

3 Seminar Optimalisasi Peran Perpustakaan dalam Mendukung Peningkatan Webmetrik Badan Litbang Pertanian

14 Oktober 2010

PUSTAKA Yani Riani, Ibnu Salman

4.

Seminar Hasil Kajian Tentang Pemanfaatan Penyebaran Informasi Terbaru dan Terseleksi

10 November 2010

PUSTAKA Yani Riani R. Sofiah Syarief

Tabel 6.21 Uraian Tugas Staf Perpustakaan PSEKP

No Nama Gol Tugas

1 YANI RIANI, S.Sos

III/c

a. Memimpin kegiatan Perpustakaan secara keseluruhan

b. Merencanakan pengadaan dan pembelian buku-buku

text,majalah, statistik, dan surat kabar.

c. Pengolahan buku text, statistik (BPS, ST) dan laporan khusus (IFPRI, ACIAR,WP,CAPSA)

d. Bimbingan kepada siswa/mahasiswa yang melaksanakan praktek

e. Pengolahan buku, skripsi/thesis/disertasi, brosur, RAPIM dan kliping

f. Melakukan pembelian bahan pustaka

g. Entry bahan pustaka ke komputer

h. Membuat laporan katalogisasi

2 R. SOFIAH SYARIEF

III/c

a. Melakukan pengolahan buku, majalah, dalam angka, JAE, FAE, Prosiding

b. Melakukan bimbingan kepada siswa / mahasiswa yang melakukan praktek

c. Entry bahan pustaka ke komputer

Page 76: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 66

3 M. RAHMAT

III/b

a. Pengolahan buku, laporan penelitian PSE, dan kliping

b. Pelayanan pengunjung

c. Mengelola Perpustakaan Digital

4 EDI AHMAD SAUBARI, A.Md

II/d

a. Pengolahan buku, laporan tahunan, ANJAK dan kliping

b. Memasukan data peminjaman dan pengunjung ke komputer

c. Pelayanan administrasi : surat menyurat, filling dan kerjasama antar perpustakaan

7. Permasalahan

Dalam rangka menyempurnakan perpustakaan digital perlu SDM yang mampu mengoperasikan program-program yang berhubungan dengan digitalisasi perpustakaan, sedangkan kemampuan SDM yang ada masih kurang. Untuk itu perlu adanya pelatihan-pelatihan dan mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Badan Litbang Pertanian dan PUSTAKA.

8. Rencana kerja dan usulan tahun 2011

1. Pengadaan Bahan Pustaka;

2. Pengolahan bahan pustaka sesuai dengan tupoksi masing-masing;

3. Melanjutkan menata manajemen digitalisasi perpustakaan dengan memperbaiki database yang ada;

4. Stock opname bahan Pustaka PSEKP sebanyak 328 judul;

5. Studi banding dengan perpustakaan-perpustakaan lingkup Badan Litbang Pertanian;

6. Meningkatkan kemampuan SDM perpustakaan dengan mengikuti pelatihan yang ditawarkan Pustaka atau instansi lain yang terkait.

7. Promosi dan Sosialisasi (kepada pengguna dan pengambil kebijakan

6.4. Kerja Sama Penelitian

Kegiatan kerja sama penelitian yang dilaksanakan oleh Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) pada tahun 2010 terdiri atas enam kegiatan kerja sama dengan instansi/lembaga luar negeri (ACIAR, IFPRI, FAO) dan tujuh kegiatan kerja sama dengan instansi dalam negeri. Beberapa kegiatan kerja sama luar negeri bersifat multiyears sehingga penyerapan dana pada bulan Desember 2010 masih cukup rendah karena kegiatan tersebut berlanjut pada tahun berikutnya. Sedangkan untuk kegiatan kerja sama dalam negeri umumnya telah selesai dilakukan pada tahun 2010 sehingga penyerapan dana per 31 Desember 2010 cukup tinggi, yakni berkisar 77,33 hingga 100 persen. Secara

Page 77: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 67

lengkap target dan realisasi keuangan kegiatan penelitian kerja sama dalam dan luar negeri, serta kegiatan kunjungan pegawai PSEKP keluar Negeri dapat dilihat pada Tabel 6.22 dan 6.23.

Tabel 6.22. Target dan Realisasi Keuangan Kerja Sama Penelitian Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (Dalam dan Luar Negeri) Tahun 2010.

No Judul Penelitian Pagu

Anggaran

Keuangan

Target Realisasi

(Rp) (Rp)

1 Cost Effective Bio Security for Non Industrial Commercial Poultry Production in Indonesia (AH/2006/169, ACIAR No. Hibah: 70795701)

AUD $ 73,130/ 547.125.000,-

AUD $ 73,130/ 547.125.000,-

253.006.660,-/ (46,24)

2 Benchmarking the Beef Supply Chain in Eastern Indonesia (ACIAR No. Hibah: 70796401)

AUD $ 89,945/ 629.615.000,-

AUD $ 89,945/ 629.615.000,-

508.720.752,-/ (80,80)

3 Plausible Futures for Economic Development and Structural Adjustment in Indonesia Impact and Policy Implications for the Asia – Pacific Regions (ACIAR – IFPRI, No. Hibah: 71264001).

AUD $ 78,830/ 583.342.100,-

AUD $ 78,830/ 583.342.100,-

47.371.150,-/ (8,12)

4 Market for High-Value Commodities in Indonesia: Promoting Competitiveness and Inclusiveness (Contract No.2009X2151 ICA) ACIAR, IFPRI, No. Hibah: 70907101

AUD $ 169,606/ 1.339.887.400,-

AUD $ 69,606/ 1.339.887.400,-

482.789.665,-/ (36,03)

5 Indonesia Millenium Development Goal 2 (IMDG 2); Financial Crisis Monitoring Round 4 (FCM 4), (IFPRI, No hibah: 71265701)

US $ 403,466/ 3.671.540.000,-

US $ 403,466/ 3.671.540.000,-

1.895.118.375/ (51,62)

6 Integrated Characterization of Two Cross Border Areas of Indonesia in the Border with Malaysia for the Risk Assessment of HPAI: a Socio – economic Perspective (FAO, No Hibah: 71267101).

US $ 36.975/ 340.170.000,-

US $ 36.975/ 340.170.000,-

161.770.950,-/ (47,56)

7 Pengembangan Asuransi Usahatani untuk Menanggulangi Resiko Kerugian 75% Akibat Banjir, Kekeringan dan Hama penyakit (Badan Litbang Pertanian, TA. 2010).

Rp. 260.000.000,- Rp. 231.364.500,- 225.977.820,- (97,67)

8 Kajian Keterkaitan Produksi, Perdagangan dan Konsumsi Ubi Jalar untuk Meningkatkan 30% Partisipasi Konsumsi Mendukung Program Keanekaragaman Pangan dan Gizi (Badan Litbang Pertanian TA. 2010)

Rp. 245.000.000,- Rp. 218.829.500,- 217.896.564,- (99,57)

9 Kajian Sistem Kelembagaan Cadangan Pangan Masyarakat Pedesaan untuk Mengurangi 25% Resiko Kerawanan Pangan (Badan Litbang Pertanian TA. 2010)

Rp. 250.000.000,- Rp. 224.513.273,- 223.655.290,- (99,62)

10 Peningkatan 20% Akses Petani terhadap Berbagai Sumber Pembiayaan Pertanian (Badan Litbang Pertanian TA. 2010)

Rp. 245.000.000,- Rp. 216.153.500,- 215.726.160,- (99,80)

11 Kegiatan Verifikasi Data Petani, Sosialisasi dan Pencanangan Uji Coba Subsidi Pupuk Langsung.

Rp. 191.563.500,- Rp. 191.563.500,- 18.625.6120,- (97,21)

12 Pelaksanaan Seminar HPS XXX di NTB Rp. 121.320.000 Rp. 121.320.000,- 93.811.493,- (77,33)

13 SMARTD: Studi Pendampingan dalam Rangka Persiapan Kegiatan Adaptasi Kelembagaan Badan Litbang Pertanian untuk Penelitian Strategis

Rp.217.910.000,- Rp. 217.910.000,- 217.910.000,- (100)

Keterangan : ( ) : Angka dalam kurung menunjukkan persentase realisasi keuangan

Page 78: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 68

Page 79: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 69

Page 80: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 70

Page 81: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 71

VII. EVALUASI DAN PELAPORAN

7.1. Kegiatan Sub bidang Evaluasi dan Pelaporan

Struktur organisasi Subbidang Evaluasi dan Pelaporan PSEKP berada dalam lingkup Bidang Program dan Evaluasi. Secara umum cakupan tugas Sub bidang Evaluasi dan Pelaporan, antara lain: (1) mengkoordinir kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian, (2) mengevaluasi pelaksanaan kegiatan manajemen/pelayanan dukungan penelitian dan administrasi institusi, (3) melaksanakan kegiatan seminar proposal dan seminar hasil penelitian, (4) menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Laporan Tahunan PSEKP, serta (5) menyusun berbagai laporan institusi yang bersifat reguler maupun nonreguler, baik untuk keperluan Badan Litbang Pertanian, Sekretariat Jenderal maupun Kementerian Pertanian. Tugas pelaporan dilaksanakan secara paralel dengan kegiatan monitoring dan evaluasi.

Koordinasi kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) dilaksanakan mulai dari pelaksanaan seminar proposal, penyusunan dan perbaikan proposal operasional, penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak) penelitian, penyusunan outline penelitian, penyusunan kuesioner, penyusunan review terkait penelitian yang akan dilaksanakan, penyusunan laporan kemajuan, seminar hasil penelitian, pengecekan kelengkapan laporan akhir hasil penelitian hingga penyusunan bahan diseminasi hasil penelitian. Secara umum pelaksanaan kegiatan monev pada tahun 2010 dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Namun demikian masih ditemui kendala yang menonjol dalam pelaksanaan kegiatan monev, seperti keterlambatan pencairan dana penelitian Program

Insentif Peneliti dan Perekayasa Tahun 2010 (Ristek). Kendala tersebut telah dicari solusinya dan diatasi dengan baik, yakni agar evaluasi tahap awal terhadap kegiatan penelitian Program Insentif Peneliti dan Perekayasa Tahun 2010 (Ristek) tidak terhambat akibat keterlambatan pencairan dana program tersebut, maka seminar proposal operasional penelitian yang sumber dananya dari APBN (DIPA) dan Kementerian Riset dan Teknologi tersebut diselenggarakan secara bersamaan.

Terkait dengan kegiatan pelaporan, Sub bidang Evaluasi dan Pelaporan bertugas menyusun berbagai macam laporan dari hasil penelitian untuk kepentingan institusi yang ditujukan kepada stakeholders atau pengguna lainnya. Penyusunan laporan yang sifatnya rutin bulanan adalah bahan untuk Rapat Pimpinan tingkat Badan Litbang Pertanian dan Kementerian Pertanian, sedang yang sifatnya rutin triwulanan adalah pelaporan SIMONEV dan IKU. Penyusunan laporan yang sifatnya insidentil, antara lain Laporan Kegiatan Kabadan.

Kegiatan lain yang cukup penting dan sudah terlaksana dengan baik adalah penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang bersifat rutin tahunan. LAKIP merupakan laporan yang berisi kinerja institusi pada tahun yang bersangkutan. LAKIP PSEKP dari tahun ke tahun

Page 82: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 72

mengalami perbaikan dan penyempurnaan, khususnya menyangkut format laporan. Pembuatan LAKIP PSEKP sampai saat ini tidak mengalami hambatan yang berarti, kecuali cukup sulit dalam melakukan pengukuran manfaat dan dampak hasil penelitian mengingat output yang dihasilkan dari penelitian sosial ekonomi bukanlah teknologi yang bersifat tangible (teknologi yang dapat dilihat secara fisik), melainkan berupa rumusan rekomendasi kebijakan yang bersifat intangible. Dengan demikian, manfaat maupun dampak atas hasil-hasil penelitian/pengkajian PSEKP umumnya tidak dapat dirasakan oleh masyarakat dalam jangka pendek. Manfaat dan dampak penelitian/pengkajian PSEKP baru terlihat setelah rekomendasi kebijakan tersebut menjadi kebijakan pemerintah.

Pelaporan rutin tahunan lainnya yang juga telah dilakukan dengan baik adalah Laporan Tahunan PSEKP yang menguraikan tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh Bagian Tata Usaha, Bidang Program dan Evaluasi, serta Bidang Pelayanan dan Pendayagunaan Hasil Analisis. Materi pokok yang disajikan dalam laporan tahunan tersebut meliputi organisasi PSEKP, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana penelitian, program, pendayagunaan hasil analisis dengan publikasi, dan kerja sama penelitian, serta monitoring dan evaluasi. Khusus untuk kegiatan penelitian, disajikan pula sinopsis hasil-hasil kegiatan penelitian yang telah dilakukan PSEKP pada tahun yang bersangkutan.

7.2. Ruang Lingkup

Kegiatan penelitian dan pengembangan adalah kegiatan penelitian yang menggunakan kaidah-kaidah ilmiah yang bersifat netral. Selain kegiatan penelitian yang dilakukan peneliti, diperlukan dukungan pelayanan institusi secara keseluruhan. Keduanya diperlukan dalam satu kesatuan yang saling terkait secara fungsional sehingga dapat memperoleh keluaran (output) penelitian sesuai kebutuhan pengguna (stakeholders). Kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) sangat membantu dalam memberikan umpan balik (feed back) untuk menyempurnakan sistem yang ada menjadi lebih baik.

Kegiatan monev Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) selama tahun 2010 mencakup monev kegiatan penelitian dan monev pelayanan penelitian. Monev dilakukan terhadap seluruh tahapan kegiatan penelitian mulai dari: (1) tahap persiapan dengan materi meliputi: proposal operasional, juklak penelitian, rencana laporan (outline), serta kuesioner (outline kuesioner data primer dan sekunder); (2) tahap pelaksanaan penelitian dengan materi meliputi: kuesioner, laporan perjalanan, entry/input data (baik data primer maupun sekunder), dan Laporan Tengah Tahun; (3) tahap pengolahan data dan penulisan dengan materi meliputi pengolahan data, tabulasi dan tabel analisis data primer dan sekunder, serta draft laporan; (4) Seminar Laporan Akhir dan laporan final. Sedangkan monev pelayanan penelitian dilakukan terhadap kelengkapan administrasi dan kinerja pelayanan sebagai pendukung penelitian, yang meliputi pelayanan keproyekan, pengolahan data atau komputerisasi, perpustakaan, publikasi, kendaraan dan sarana penelitian. Seluruh kegiatan ini dilaksanakan

Page 83: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 73

secara terstruktur dan berkesinambungan agar hasil-hasil penelitian bisa berkualitas dan bermanfaat bagi para pengguna.

7.3. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi TA. 2010

Pelaksanaan kegiatan monev penelitian lingkup Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian TA. 2010 dilakukan oleh Tim Pelaksana Monitoring dan Evaluasi yang dibentuk melalui Surat Penugasan Kepala Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Nomor: 17/KP.340/A.9/ 01/2010 tanggal 08 Januari 2010, dengan susunan Tim Pelaksana Monev sebagai berikut:

Pengarah : Kepala Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

(Prof. Dr. Tahlim Sudaryanto, Peneliti Utama; merangkap Anggota)

Penanggung Jawab : Kepala Bidang Program dan Evaluasi (Dr. Handewi P. Saliem, Peneliti Utama; merangkap

anggota)

Ketua : Drs.Prajogo Utomo Hadi, M.Ec (Peneliti Utama, merangkap anggota)

Wakil Ketua : Dr. Nyak Ilham (Peneliti Utama, merangkap anggota)

Sekretaris : Kepala Sub bidang Evaluasi dan Pelaporan (Ir. Erma Suryani, MSi, merangkap anggota)

Anggota : 1. Dr. Tri Pranadji 2. Dr. Dewa Ketut Sadra Swastika 3. Dr. Sahat M. Pasaribu 4. Ir. Supriyati, MS.

Staf Pelaksana : 1. Ir. Herlina Tarigan, MSi 2. Yana Supriyatna, SE 3. Rizma Aldillah,S.P. 4. Eni Darwati

Berdasarkan Surat Penugasan Kepala Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Nomor: 17/KP.340/A.9/ 01/2010 tanggal 08 Januari 2010, tugas Tim Pelaksana Monitoring dan Evaluasi adalah: (1) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap seluruh tahapan kegiatan penelitian mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pembuatan laporan akhir, dan (2) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kelengkapan administrasi dan kinerja pelayanan sebagai pendukung penelitian.

Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Pelaksana Monitoring dan Evaluasi terfokus pada kegiatan penelitian mulai penyusunan proposal operasional hingga

Page 84: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 74

penyusunan laporan hasil penelitian. Sementara tahapan penjaringan judul penelitian hingga tersusunnya proposal merupakan bagian tugas Tim Teknis. Sedangkan Tim Editor bertugas menangani output penelitian menjadi berbagai produk publikasi ilmiah yang ditujukan baik untuk stakeholders maupun

pengguna lainnya. Keterkaitan ketiga tim tersebut dapat dilihat pada Gambar 7.1.

Secara garis besar Subbid Evaluasi dan Pelaporan telah melakukan kegiatan seperti: membantu mengkoordinasikan kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian, mengevaluasi pelaksanaan pelayanan dukungan penelitian dan administrasi institusi, melaksanakan kegiatan seminar proposal dan laporan hasil penelitian, mengkoordinasikan pelaksanaan pembuatan (pengetikan) laporan hasil penelitian, pembuatan laporan institusi, baik untuk keperluan Badan Litbang Pertanian, Sekretariat Jenderal maupun Kementeriann Pertanian, dan pembuatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Koordinasi kegiatan monev dilaksanakan mulai dari pelaksanaan seminar proposal, perbaikan proposal operasional, pembuatan petunjuk pelaksanaan (juklak) penelitian, pembuatan outline penelitian, pembuatan kuesioner, penulisan review kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan, pembuatan laporan tengah tahun, seminar laporan hasil penelitian, laporan hasil penelitian dan pelaksanaan diseminasi penelitian. Mengambil pelajaran dari berbagai hambatan dan permasalahan yang terjadi pada tahun sebelumnya, pelaksanaan kegiatan monev tahun 2010 dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan, baik menyangkut penyelesaian masalah maupun hasilnya.

Pembuatan laporan sudah berjalan dengan baik, begitu juga dengan pembuatan bahan Policy Brief dan Rapat Pimpinan tingkat Badan Litbang Pertanian dan Kementerian Pertanian, laporan untuk dengar pendapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan berbagai laporan lain dalam rangka memenuhi permintaan pimpinan Kementerian Pertanian.

Kegiatan lain yang cukup penting dan sudah terlaksana dengan baik adalah pembuatan LAKIP. Dari tahun ke tahun pembuatan LAKIP terus mengalami penyempurnaan, khususnya menyangkut format laporan. Pembuatannya sampai saat ini tidak mengalami hambatan yang berarti, kecuali kesulitan dalam melakukan pengukuran manfaat dan dampak hasil penelitian mengingat output penelitian sosial ekonomi bukanlah teknologi yang bersifat tangible (teknologi yang dapat dilihat secara fisik), melainkan pengetahuan rumusan kebijakan atau rumusan rekayasa kelembagaan yang bersifat intangible. Dengan demikian, manfaat maupun dampak atas hasil-hasil penelitian/ pengkajian PSEKP umumnya tidak dapat dirasakan oleh masyarakat dalam jangka pendek karena baru terlihat setelah rumusan kebijakan dilaksanakan dan melalui proses penyesuaian di masyarakat.

Page 85: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 75

Gambar 7.1. Bagan Keterkaitan Tim Teknis, Tim Monev, dan Tim Editor di Pusat

Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

PENGETA

HUAN

PRODUK KEBIJAKAN

DAMPAK KEBIJAKAN

KEGIATAN

RISET

KEBIJAKAN

KEGIATAN

RISET

(Umum)

STAKE

HOLDER

input

output

PERENCANAAN

PROPOSAL

PENELITIAN

output

JAE,FAE, AKP, BUKU, MONOGORAPH,

PROSIDING, PRESS RELEASE,

ADVOKASI, SEMINAR

STAFF PAPERS

PSE/KP PAPERS

GOV

Policy

Maker

output output

diseminasi

Tim

Editor

Tim

Monev

Tim

Teknis

Tim

Monev

Tim

Edit

or

Tim

Editor

Tim

Monev

Tim

Monev

Page 86: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 76

7.3.1. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Penelitian

Agar tercipta kesesuaian antara perencanaan (input), pelaksanaan penelitian dan pengolahan data/informasi (proses), serta pelaporan (output), maka perlu dirancang metode pelaksanaan monitoring dan evaluasi yang baik agar tujuan pelaksanaan monitoring dan evaluasi dapat tercapai. Mekanisme pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian PSEKP telah dituangkan dalam Pedoman Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun 2010. Kegiatan monev pada tahun 2010 ini ditujukan terhadap tujuh judul penelitian yang sumber dananya dari APBN (DIPA) dan empat judul penelitian Program Insentif Peneliti dan Perekayasa TA. 2010 yang merupakan kegiatan kerja sama dengan sumber dana dari Kementerian

Riset dan Teknologi (Ristek). Khusus untuk kegiatan penelitian Ristek, monitoring dan evaluasi dilakukan oleh narasumber dari luar, yakni Dr. Yusmichad Yusdja (peneliti PSEKP yang sudah pensiun) dan Dr. Anna Fariyanti (Institut Pertanian Bogor) dengan menggunakan perangkat teknis (form evaluasi) dari Kementerian Riset dan Teknologi. Namun demikian, untuk menghasilkan kualitas penelitian yang baik maka dilakukan pula monev internal secara lebih mendalam terhadap substansi tim penelitian Ristek dengan perangkat teknis sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh PSEKP. Akan tetapi, outline laporan penelitian Ristek tetap mengacu pada petunjuk outline laporan penelitian yang dikeluarkan oleh Kementerian Ristek.

Monitoring dan Evaluasi Tahap I

Perencanaan merupakan tahap awal dari serangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh tim peneliti dan seluruh bidang pelayanan di lingkup PSEKP. Perencanaan yang dilakukan menyangkut tiga aspek, yaitu: (a) jenis dan lokasi kegiatan yang akan dilakukan, (b) susunan tim dan jadwal kegiatan, dan (c) rencana anggaran yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan. Setiap tim peneliti dan bidang pelayanan hendaknya menyusun perencanaan yang menyangkut ketiga aspek tersebut. Tujuannya adalah agar dapat dirancang sinkronisasi antara kegiatan penelitian dan kegiatan pelayanan dalam rangka meningkatkan kinerja institusi.

Pada tahap awal, pelaksanaan penelitian di lingkup PSEKP secara substantif meliputi dua kegiatan, yaitu: (a) menyusun proposal operasional yang merupakan acuan bagi seluruh rangkaian kegiatan penelitian, dan (b) mempersiapkan bahan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk merealisasikan kegiatan yang telah dirancang dalam proposal operasional, seperti petunjuk pelaksanaan (juklak), kuesioner, rencana kerangka laporan penelitian (outline),

dan penulisan tinjauan pustaka yang terkait dengan topik penelitian yang akan dilaksanakan.

Kegiatan tersebut memiliki peranan penting untuk menghasilkan penelitian yang berkualitas dan bermanfaat bagi pembangunan pertanian, baik di tingkat nasional maupun daerah. Proposal yang disusun dengan baik menurut

Page 87: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 77

kaidah-kaidah ilmiah diharapkan dapat menghasilkan luaran penelitian yang berkualitas. Oleh karena itu, proposal harus didukung dengan bahan dan perlengkapan yang memadai, seperti petunjuk pelaksanaan dan kuesioner sebagai pedoman pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data primer dan data

sekunder di lapangan. Kegiatan monitoring evaluasi pada tahap awal bertujuan untuk menyempurnakan bahan kelengkapan survei.

Rangkaian kegiatan monitoring dan evaluasi tahap awal pada tahun 2010 diawali dengan kegiatan seminar proposal operasional untuk mengevaluasi relevansi penelitian yang akan dilakukan dengan masalah pembangunan pertanian di tingkat nasional. Proposal operasional penelitian PSEKP TA.2010 yang telah diseminarkan pada tanggal 3 Pebruari 2010 di R. Rapat Lt. IV PSEKP, Bogor dapat dilihat pada Lampiran 3. Jumlah proposal yang diseminarkan pada tahun 2010 sebanyak 11 judul penelitian, yakni 7 Judul merupakan penelitian yang sumber dananya berasal dari DIPA PSEKP dan 4 judul merupakan penelitian kerja sama yang dibiayai oleh Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek) melalui Badan Litbang Pertanian. Kegiatan seminar proposal operasional ini dilakukan dengan mengundang berbagai stakeholders terkait, yaitu Direktorat Jenderal lingkup Kementerian Pertanian, pihak perguruan tinggi, BAPPENAS, dan seluruh staf peneliti PSEKP. Dalam upaya mempertajam arah dan sasaran kegiatan penelitian, telah diundang pembahas dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Padjajaran Bandung (UNPAD), Sekretaris Badan Ketahanan Pangan, Direktur Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, dan peneliti senior PSEKP. Langkah ini ditempuh agar rencana penelitian yang disusun dalam proposal operasional dapat dievaluasi secara obyektif oleh pihak lain, terutama yang menyangkut kaidah-kaidah ilmiah dalam pelaksanaan penelitian, serta sesuai dengan kebutuhan stakeholders. Hasil seminar proposal ini selanjutnya dijadikan sebagai salah satu bahan monitoring dan evaluasi dalam rangka penajaman proposal operasional.

Berdasarkan hasil seminar proposal tersebut, selanjutnya Tim Peneliti melakukan penyempurnaan proposal operasional. Kemudian dilakukan diskusi internal atau rapat pleno oleh Tim Monev untuk mengevaluasi perbaikan proposal operasional sesuai dengan masukan seminar proposal yang telah dilakukan sebelumnya. Evaluasi perbaikan proposal operasional tersebut selain mengacu hasil koreksi Tim Evaluator Proposal juga mengacu pada notulen seminar proposal. Langkah ini merupakan cara yang ditempuh dalam memantau dan mengevaluasi kesiapan tim peneliti untuk melaksanakan kegiatan penelitian sesuai dengan proposal operasional. Tujuan diskusi tersebut adalah: (a) untuk mengantisipasi hambatan-hambatan yang mungkin akan muncul dalam pelaksanaan kegiatan penelitian di lapangan, (b) evaluasi materi penelitian dan penyempurnaan bahan pengumpulan data lapangan, baik data primer maupun data sekunder, dan (c) menciptakan sinkronisasi kegiatan yang akan dilakukan oleh tim penelitian dengan bidang pelayanan terkait.

Dalam monitoring dan evaluasi internal tersebut dilihat pula aspek yang berkaitan dengan kelengkapan pelaksanaan penelitian, yaitu: kesesuaian proposal

Page 88: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 78

operasional, petunjuk pelaksanaan penelitian (Juklak), rencana kerangka laporan penelitian dan kuesioner. Juklak penelitian PSEKP dapat dilihat pada Lampiran 4. Hasil penilaian kegiatan monitoring dan evaluasi didiskusikan pada Rapat Pleno Tim Monev untuk masing-masing tim penelitian selanjutnya dimasukkan dalam

tiga kategori penilaian, yaitu: (1) Kategori I: tidak bermasalah, artinya jika ada perbaikan dapat dilakukan tanpa menghentikan kegiatan penelitian, (2) Kategori II, perlu perbaikan bahan kelengkapan survei sesuai rekomendasi Tim Monev, artinya Tim penelitian harus melakukan perbaikan sebelum turun ke lapang, dan (3) Kategori III, perlu perbaikan bahan kelengkapan survei sesuai rekomendasi Tim Monev, setelah perbaikan tersebut disetujui oleh Tim Monev dan Kepala PSEKP maka Tim Peneliti baru dapat melakukan kegiatan lapang. Hasil penilaian ini dikeluarkan oleh Tim Monev dalam bentuk Surat Keterangan Hasil Monitoring (SKHM) yang telah ditandatangani oleh Ketua Tim Monev dan pihak manajemen. Selanjutnya SKHM tersebut diserahkan kepada setiap Tim peneliti dan Tim peneliti diberi hak jawab paling lambat 7 (tujuh) hari setelah menerima SKHM tersebut

Monitoring dan Evaluasi Tahap II

Dalam proses pelaksanaan penelitian, terdapat tiga macam obyek monitoring dan evaluasi, yaitu: (1) Laporan Perjalanan, (2) Laporan Pengolahan data, dan (3) Laporan Kemajuan. Pada monev tahap II, evaluasi difokuskan pada tujuh judul penelitian yang sumber dananya dari DIPA PSEKP, dan empat judul penelitian yang sumber dananya dari Kementerian Ristek. Berikut diuraikan pelaksanaan monev terhadap ketiga obyek monev tahap II tersebut.

Laporan Perjalanan

Pembuatan laporan perjalanan oleh tim peneliti bertujuan untuk: (1) mengindentifikasi masalah dalam pelaksanaan pengumpulan data di lapang agar dapat diantisipasi pemecahan masalahnya, (2) mendapatkan bahan perumusan kebijakan dari temuan dan isu-isu aktual hasil temuan di lapang, (3) tertib administrasi, dan (4) penyempurnaan rencana dan pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Rincian obyek monitoring dan evaluasi untuk laporan perjalanan mencakup :

(1) Perkembangan pengumpulan data (primer dan sekunder) sesuai dengan rencana yang dirumuskan dalam proposal.

(2) Temuan dan isu aktual yang perlu ditindaklanjuti. Salah satu tujuan monitoring dan evaluasi tahap ini adalah untuk memperoleh bahan Policy Brief.

(3) Jadwal kegiatan. Pengecekan jadwal kegiatan ini dimaksudkan untuk memperoleh kesesuaian antara rencana dan pelaksanaan kegiatan dan penyempurnaan rencana kegiatan selanjutnya.

Page 89: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 79

(4) Penyelesaian administrasi. Secara administratif, serapan dana harus seimbang dengan volume kegiatan penelitian yang telah dilakukan. Oleh karena itu penyelesaian administrasi yang terkait dengan perjalanan kegiatan penelitian merupakan bagian dari kegiatan monitoring dan evaluasi.

(5) Temuan masalah dalam pelaksanaan penelitian. Dalam proses pengumpulan data di lapang kemungkinan akan ditemui berbagai masalah dan hambatan, oleh karena itu dengan kegiatan monitoring dan evaluasi ini diharapkan dapat mengindentifikasi secara dini berbagai kendala dalam pelaksanaan penelitian dan dapat diupayakan solusi pemecahannya.

Laporan perjalanan dibuat sesuai dengan frekuensi perjalanan tim penelitian ke lapangan. Secara umum, seluruh tim peneliti pada tahun anggaran 2010 telah menyusun laporan perjalanan dengan baik dan tepat waktu. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi antara lain adalah: birokrasi yang berbelit-belit sehingga menyebabkan kesulitan perijinan penelitian di beberapa daerah, dan kurang terbukanya beberapa instansi serta responden tertentu, seperti pedagang besar, eksportir dan industri pengolahan hasil pertanian sehingga kesulitan dalam memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan. Disamping itu seiring dengan era otonomi daerah dan pemekaran wilayah, validitas dan kelengkapan data dan informasi di daerah menjadi kurang baik. Padahal penelitian sosial ekonomi umumnya mengandalkan validitas dan kelengkapan data sekunder.

Pengolahan Data

Monitoring dan evaluasi terhadap pengolahan data dilakukan untuk mengantisipasi masalah dalam pengolahan data serta meningkatkan ketepatan waktu penyelesaian pengolahan dan analisis data. Indikator yang digunakan untuk mengevaluasi kegiatan ini adalah target atau rencana penyelesaian dibanding tingkat pencapaian pada masing-masing tahap kegiatan. Frekuensi kegiatan monitoring dan evaluasi pada pengolahan data dilakukan sesuai dengan jadwal kegiatan masing-masing penelitian. Untuk menertibkan pelaksanaan pengolahan data, telah dibuat peraturan bahwa setiap tim peneliti yang akan berangkat ke lapangan (dimulai pada tahap II) harus sudah menyerahkan isian kuesioner dari survei tahap sebelumnya. Isian data dalam kuesioner harus sudah teredit dengan baik oleh Tim Peneliti.

Data yang diolah dalam kegiatan pengolahan data ini meliputi data primer dan sekunder yang mendukung kegiatan penelitian. Data primer biasanya diperoleh melalui wawancara di lapang, baik di tingkat petani, kelompok tani atau lembaga pedesaan lainnya, penggilingan padi, industri pengolahan hasil pertanian, pedagang, eksportir, dan lain-lain. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui penelusuran data-data yang dipublikasikan oleh instansi terkait maupun melalui internet. Data primer yang diolah dari kuesioner jumlah dan ketebalannya bervariasi antar tim peneliti. Jumlah kuesioner yang besar dari masing-masing tim peneliti membutuhkan pengaturan dalam pengerjaannya, terutama pada tahap entry data dan proses validasi data. Proses input data dan

Page 90: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 80

pengolahan data menggunakan sistem FIFO (First In First Out), artinya tim peneliti yang menyerahkan kuesioner lebih dulu akan dientry dan diolah lebih dulu, demikian seterusnya sehingga tercipta kelancaran dalam kegiatan pelayanan penelitian ini. Disamping itu dari pihak peneliti sendiri diharapkan kesadarannya untuk secepatnya menyerahkan kuesioner, data-data maupun informasi yang diperoleh dari lapang agar tidak terjadi penumpukan di bagian entry data dan pengolahan data, terutama pada tengah dan akhir tahun.

Evaluasi Laporan Kemajuan

Tujuan utama kegiatan monitoring dan evaluasi laporan kemajuan adalah untuk : (1) meningkatkan ketepatan waktu penyelesaian laporan hasil penelitian,

(2) meningkatkan kualitas hasil penelitian, dan (3) memonitor hasil monev sebelumnya secara berkesinambungan. Dengan demikian diharapkan kegiatan penelitian dapat selesai tepat waktu dan diperoleh hasil sesuai dengan yang direncanakan. Berdasarkan pengalaman, kontrol yang cukup ketat terhadap pembuatan laporan tengah tahun sangat membantu ketepatan tim peneliti dalam menyelesaikan laporan hasil penelitian sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan. Format dan isi laporan kemajuan sudah diatur dalam Pedum Monev. Berdasarkan format laporan kemajuan, maka tim peneliti sebenarnya telah mempersiapkan sebagian draft laporan hasil penelitian.

Laporan Kemajuan kegiatan penelitian Ristek secara khusus dievaluasi juga oleh dua narasumber, yaitu Dr. Yusmichad Yusdja dan Dr. Anna Fariyanti (Institut Pertanian Bogor). Dr. Yusmichad Yusdja mengevaluasi dua judul penelitian, yaitu: (a) Pengembangan Asuransi Usahatani Padi untuk menanggulangi Resiko kerugian 75% Akibat Banjir, Kekeringan dan Hama Penyakit (Ketua Tim: Dr. Sahat M.Pasaribu), dan (b) Peningkatan 20% Akses Petani Terhadap Berbagai Sumber

Pembiayaan Usahatani (Ketua Tim: Dr.Bambang Sayaka). Sedangkan Dr. Anna Fariyanti mengevaluasi dua judul penelitian, yaitu: (a) Kajian Keterkaitan Produksi,Perdagangan dan Konsumsi Ubi Jalar untuk Meningkatkan 30% Partisipasi Konsumsi Mendukung Program Keanekaragaman Pangan dan Gizi (Ketua Tim: Dr. Handewi P.Saliem), dan (b). Kajian Sistem Kelembagaan Cadangan Pangan Masyarakat Pedesaan untuk Mengurangi 25% Resiko Kerawanan Pangan (Ketua Tim:

Dr. Muchjidin Rachmat). Evaluasi oleh kedua narasumber tersebut dilakukan dengan menggunakan form penilaian dari Kementerian Riset dan Teknologi. Demikian pula dengan format laporan kemajuan penelitian Ristek juga menggunakan format yang dikeluarkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi.

Secara umum seluruh Tim Peneliti telah menyusun laporan kemajuan dengan baik sesuai format yang ditentukan, baik untuk penelitian DIPA maupun Ristek. Selain itu, tim peneliti umumnya juga telah menyerahkan Laporan kemajuan ini sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Monitoring dan Evaluasi Tahap III

Page 91: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 81

Pada tahap III, monitoring dan evaluasi difokuskan pada penyusunan draft laporan akhir penelitian. Monev tahap III dilakukan setelah kegiatan seminar hasil penelitian. Berdasarkan seminar hasil penelitian tersebut, tim peneliti diharapkan memperoleh banyak masukan dari pembahas dan peserta

seminar guna penyempurnaan laporan akhir.

Seminar Hasil Penelitian

Kegiatan seminar hasil penelitian di Pusat Analisis Sosek dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) merupakan mata rantai penting untuk penyempurnaan hasil penelitian. Kegiatan seminar hasil penelitian yang didanai oleh DIPA dan RISTEK dilakukan secara terpisah. Seminar hasil penelitian RISTEK untuk empat judul tim penelitian dilaksanakan pada tanggal 26 Nopember 2010 di Ruang Rapat Lantai IV, PSEKP, sedangkan seminar hasil untuk tujuh judul penelitian DIPA dilaksanakan secara terpisah pada tanggal 8 Desember 2010 di tempat yang sama. Pembahas/narasumber untuk kegiatan seminar hasil penelitian RISTEK adalah Dr. Yusmichad Yusdja dan Dr. Anna Fariyanti (Institut Pertanian Bogor), di sisi lain pimpinan sidang seminar tersebut adalah peneliti senior PSEKP. Sedangkan pada seminar hasil penelitian DIPA, pembahas materi seminar atau narasumber berasal dari instansi di luar PSEKP, yaitu instansi lingkup Kementerian Pertanian dan perguruan tinggi, maupun peneliti senior PSEKP. Demikian pula dengan pimpinan sidang yang berasal dari luar PSEKP maupun peneliti senior PSEKP. Dalam kegiatan seminar hasil difokuskan kepada konsistensi antara judul, tujuan penelitian, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan dan implikasi kebijakan. Umpan balik yang diperoleh dalam seminar hasil tersebut digunakan untuk penyempurnaan dan perbaikan laporan akhir penelitian.

Draft Laporan Akhir Penelitian

Penulisan draft laporan akhir penelitian merupakan salah satu tahap atau mata rantai penting dalam proses pelaksanaan kegiatan penelitian. Pada tahapan ini, jika ditemukan ketidaksesuaian antara rencana penelitian dengan pelaksanaan atau hasil yang diperoleh tim peneliti dapat segera dilakukan koreksi atau penyesuaian. Indikator evaluasi terdiri atas empat komponen utama, yaitu: (1) konsistensi proposal dengan Laporan Hasil Penelitian, (2) koherensi pelaporan terkait kedalaman dan ketajaman hasil pembahasan, perumusan kesimpulan dan implikasi kebijakan, (3) aspek editorial yang menyangkut redaksional, penyajian tabel, kelengkapan pustaka, dan (4) ketepatan waktu penyelesaian laporan dan konsistensi format serta isi laporan sesuai dengan Pedum Monev.

Pada tahap penyusunan draft laporan akhir penelitian, ada tiga aspek yang penting diperhatikan, yaitu: (1) konsistensi antara proposal dan Laporan Hasil Penelitian, (2) perlunya perbaikan dari segi koherensinya, dan (3) perlunya penyempurnaan dari sisi redaksional. Dari sisi substansi, hasil monitoring dan evaluasi menunjukkan bahwa secara umum tim peneliti telah menyusun draft laporan hasil penelitian sesuai dengan yang direncanakan. Selain itu, konsistensi

Page 92: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 82

antara judul, tujuan, metodologi, hasil dan pembahasan dan kesimpulan serta implikasi kebijakan secara umum telah tersusun dengan baik. Terkait ketepatan waktu dalam penyelesaian draft laporan akhir, secara umum tidak sesuai jadwal yang telah ditetapkan, mengingat pada TA.2010 secara paralel seluruh Tim

Peneliti terlibat dalam penelitian kerja sama dengan Ristek, sehingga pada waktu yang bersamaan harus menyelesaikan sekaligus dua laporan hasil penelitian. Draft laporan hasil penelitian yang dievaluasi Tim Monev diharapkan sudah mengakomodir seluruh masukan dari seminar.

Monitoring dan Evaluasi Tahap IV

Pada setiap akhir tahun anggaran, tim peneliti selain menyelesaikan laporan akhir penelitian, juga harus menyusun Bahan Rapim dan Policy Brief (dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris) dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Evaluasi laporan akhir perlu mendapatkan penekanan khusus karena merupakan produk akhir yang akan menjadi bahan referensi untuk kegiatan penelitian lanjutan atau penelitian lain yang relevan. Dalam rangka diseminasi hasil penelitian terdapat sejumlah output yang perlu dikomunikasikan kepada stakeholders utama dan masyarakat pengguna Iptek sosial ekonomi dalam

arti luas. Bahan diseminasi tersebut meliputi bahan rapat pimpinan di tingkat Badan Litbang Pertanian dan Kementerian Pertanian, materi untuk forum diskusi ad-hoc di PSEKP, Badan Litbang Pertanian, forum tingkat nasional, bahan publikasi/penerbitan ilmiah (baik terbitan PSEKP maupun di luar PSEKP) dan bahan laporan tahunan PSEKP TA. 2010. Tim peneliti wajib menyiapkan bahan diseminasi tersebut sesuai dengan kebutuhan.

Sebagai lembaga penelitian, PSEKP diharapkan mampu memberikan hasil-hasil penelitian yang bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukannya. Pengguna hasil-hasil penelitian PSEKP secara umum adalah stakeholders pembangunan pertanian di tingkat pusat, daerah dan akademisi. Mengingat hasil penelitian PSEKP sangat bermanfaat bagi stakeholders, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian mendatang seyogyanya mengakomodasikan aspirasi para pengguna hasil penelitian PSEKP, terutama para stakeholders di tingkat pusat dan daerah. Dengan demikian masukan dan saran-saran dari stakeholders tersebut akan lebih menyempurnakan kegiatan penelitian yang akan dilakukan.

Otoritas penilaian pembuatan bahan rapat pimpinan dan forum diskusi ad-hoc berada di tangan pejabat struktural dengan finalisasi koreksi dan saran perbaikan dari Kepala PSEKP. Di sisi lain, otoritas penilaian bahan publikasi PSEKP dilakukan sepenuhnya oleh Dewan Redaksi yang ditentukan melalui Surat Keputusan Kepala Badan Litbang Pertanian. Dengan mengacu pada prosedur tersebut, maka evaluasi terhadap bahan diseminasi dalam konteks pelaksanaan monitoring dan evaluasi ini dibatasi sampai pada penentuan status materi tersebut. Hal tersebut merupakan kewajiban dengan target waktu yang telah ditetapkan, maka statusnya adalah apakah peneliti telah memenuhi kelengkapan persyaratan pengajuan materi diseminasi tersebut. Kalau

Page 93: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 83

persyaratan kelengkapan pengajuan ini belum dipenuhi, perlu dikemukakan faktor-faktor penyebabnya sehingga dapat dicarikan jalan keluarnya.

Keluaran atau output penelitian (data dan laporan) lingkup PSEKP telah didokumentasikan secara baik. Dokumentasi data dibedakan atas data primer dan

data sekunder. Dokumentasi yang terkait data primer meliputi: (1) Kuesioner dan Buku Kode Variabel, dan (2) File data hasil entry. Dokumentasi yang terkait data sekunder meliputi: (1) Dokumen asli (buku, CD), (2) Dokumen olahan dan (3) File data hasil pengolahan data. Secara umum hasil-hasil penelitian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian PSEKP dikelompokkan menjadi tiga bagian, yakni:

Pertama, sintesa, pertimbangan dan advokasi kebijakan pembangunan pertanian. Hasil penelitian ini digunakan untuk memberikan opsi rumusan kebijakan (sintesa), pemikiran akademis mengenai evaluasi kebijakan pembangunan pertanian (pertimbangan) dan memperjuangkan suatu kebijakan yang dianggap layak dan patut atau menolak kebijakan yang dianggap tidak layak dan tidak patut (advokasi). Sintesa kebijakan disampaikan langsung kepada pimpinan Kementerian Pertanian. Selain itu, PSEKP juga memiliki media reguler Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian sebagai sarana penyuluhan, diseminasi dan diskusi kebijakan.

Kedua, rekayasa model inovatif kelembagaan pembangunan pertanian. Kelembagaan merupakan faktor penting dalam mengatur hubungan antar manusia untuk penguasaan faktor produksi yang langka. Keberlanjutan sistem produksi dimungkinkan apabila inovasi teknologi dapat memberikan manfaat bagi pengguna. Mengingat pentingnya faktor kelembagaan dalam pembangunan pertanian, maka PSEKP memberikan perhatian yang cukup besar terhadap aspek kelembagaan ini.

Ketiga, analisis deskriptif mengenai kinerja dan dinamika lingkungan strategis pembangunan pertanian yang meliputi: (1) Ekonomi makro dan mikro serta perdagangan internasional, (2) Pengelolaan sumberdaya dan agribisnis berkelanjutan, (3) Sistem inovasi teknologi pertanian, (4) Ketahanan pangan dan kemiskinan, dan (5) Dinamika sosial ekonomi pedesaan. Hasil penelitian ini, berupa parameter mengenai perilaku ekonomi makro dan mikro untuk menunjang analisis maupun perumusan model kebijakan pembangunan pertanian. Parameter-parameter tersebut merupakan landasan untuk penyusunan model simulasi maupun analisis perumusan kebijakan. Hasil analisis deskripsi digunakan untuk menyusun highlight situasi terkini kinerja pembangunan pertanian dan lingkungan strategisnya. Laporan singkat ini dibuat dan disampaikan secara reguler kepada pimpinan Kementerian Pertanian dalam rangka mewujudkan well informed policy making.

7.3.2. Monitoring dan Evaluasi Manajemen Penelitian

Dalam melaksanakan fungsi penelitiannya, PSEKP didukung oleh beberapa bidang manajemen penelitian, yaitu aspek pelayanan keuangan, pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian. Kelima bidang

Page 94: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 84

manajemen penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan yang optimal dalam rangka mendukung kegiatan penelitian di PSEKP. Dengan demikian diharapkan keluaran yang dihasilkan dapat berdaya guna dan berhasil guna serta sesuai dengan kebutuhan stakeholders. Berkaitan dengan hal tersebut,

diperlukan suatu kegiatan monitoring dan evaluasi dalam rangka penilaian akuntabilitas kinerja manajemen penelitian.

Pelayanan Keuangan

Untuk kelancaran administrasi keuangan, kegiatan penelitian didukung pelayanan keuangan, Tujuan dilaksanakannya kegiatan monitoring dan evaluasi pada pelayanan keuangan adalah untuk meningkatkan ketepatan perencanaan sesuai dengan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Instrumen kegiatan monitoring dan evaluasi pada pelayanan keuangan adalah DIPA yang dirinci berdasarkan jenis pengeluaran, yaitu belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, dan belanja sosial. Sebelum pelaksanaan penelitian ke lapang, kegiatan monitoring dan evaluasi juga melibatkan pihak peneliti dengan pelaksana keuangan untuk penyesuaian jadwal keberangkatan dan hal-hal teknis yang berkaitan dengan prosedur keuangan di lapang yang harus dilakukan oleh peneliti.

Indikator yang digunakan pada kegiatan ini adalah perencanaan, pelaksanaan dan solusi pemecahan masalah. Dalam pelaksanaan kinerja keuangan yang berhubungan dengan kegiatan penelitian, terlihat adanya kemudahan dalam pencairan dana. Hal ini tampak dalam pencairan dana relatif berjalan lancar. Disamping kegiatan ke lapang, pencairan dana untuk perjalanan pendek ke wilayah Jabotabek untuk pengumpulan data sekunder dan informasi lainnya juga mengalami kemudahan.

Pelayanan Pengolahan Data

PSEKP dalam melaksanakan kegiatan penelitian didukung oleh pelayanan pengolahan data yang bertugas untuk memasukkan/entry data (primer

dan sekunder) serta informasi yang diperoleh dari lapang serta mengolah data tersebut sesuai dengan kebutuhan peneliti. Indikator yang digunakan pada kegiatan monev layanan pengolahan data adalah: (1) sumberdaya manusia (SDM), dan (2) Hardware. Indikator yang digunakan untuk mengevaluasi sumberdaya manusia adalah: (1) jumlah orang, (2) pembagian kerja, dan (3) kompetensi. Indikator yang digunakan untuk mengevaluasi hardware adalah: (1) jumlah komputer tersedia, (2) kapasitas, dan (3) manajemen pemanfaatan hardware. Sedangkan indikator yang digunakan dalam jadwal kerja pengolahan data untuk setiap judul penelitian adalah: (1) perencanaan dan (2) pelaksanaan.

Dalam pelaksanaan kegiatan pengolahan data, bila dilihat dari sisi pengadaan sarana prasarana telah tersedia dengan baik, seperti: jumlah tenaga input data, validasi data dan pengolahan data, perangkat komputer, printer, dan

Page 95: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 85

sarana pendukung lainnya. Ketersediaan sarana pengolahan data yang sudah cukup memadai. Unit pengolahan data, selain melakukan kegiatan pengolahan data penelitian, juga melakukan kegiatan database PSEKP, seperti entry data, updating data, dan melayani permintaan data sekunder untuk para peneliti.

Mengingat banyaknya kegiatan tersebut, maka perlu dilakukan pengaturan waktu sedemikian rupa sehingga seluruh pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Agar pekerjaan terdistribusi merata, maka setiap judul penelitian mempunyai penanggungjawab untuk entry data dan pengolah data.

Kegiatan pengolahan data biasanya mengikuti irama kegiatan peneliti. Pada saat peneliti melakukan pra-survei, unit pengolahan data biasanya mulai membuat screen form untuk persiapan entry data. Pada saat tengah dan akhir

tahun biasanya kegiatan pengolahan data cukup padat. Input data dan pengolahan data yang dilakukan oleh tim penelitian biasanya dilakukan secara bersamaan, akibatnya proses input dan pengolahan data tersebut menumpuk di tengah dan akhir tahun. Semua tim peneliti mempunyai kepentingan dan jadwal yang sama untuk menyelesaikan laporan penelitian, sehingga pengolah data harus dapat melayani semua tim peneliti dengan baik dan merata. Namun demikian permasalahan pengolahan data pada bulan-bulan sibuk selama ini dapat diatasi dengan cara menambah jam kerja (kerja lembur) dan sistem FIFO (First In First Out).

Database

Seiring dengan perkembangan teknologi, data dan informasi untuk bahan penelitian sebagian diperoleh dari database yang dimiliki PSEKP. Data dan

informasi selain dimanfaatkan untuk analisis/kajian perumusan kebijaksanaan, juga diperlukan dalam menunjang implementasi kebijaksanaan, monitoring, maupun evaluasi. Suatu rekomendasi kebijaksanaan yang baik harus memenuhi syarat: tepat dalam memahami permasalahan, tepat dalam perumusan tujuan, konsisten dengan Haluan Negara, antisipatif terhadap dinamika empiris, dan realistis (dalam arti dapat diimplementasikan), berpihak kepada kepentingan masyarakat banyak tanpa mengorbankan prinsip efisiensi dan keberlanjutan dalam pembangunan. Syarat-syarat seperti itu dapat dipenuhi hanya jika rekomendasi kebijaksanaan dihasilkan dari suatu kajian, analisis, ataupun studi yang relevan dan berlandaskan prinsip-prinsip penelitian ilmiah.

Dalam penelitian ilmiah, peranan data sangat strategis. Bahkan pada hakekatnya nilai hasil penelitian ilmiah sangat ditentukan oleh data dan informasi yang menjadi bahan analisisnya. Guna memenuhi kebutuhan terhadap data yang berkualitas dan dengan cepat dapat diperoleh, maka manajemen data merupakan salah satu aktivitas pokok dari suatu lembaga/instansi; terlebih pada suatu lembaga penelitian. Manajeman data yang baik bukan hanya membantu terciptanya pelaksanaan penelitian yang baik tetapi juga mempermudah sistem verifikasi data dan informasi antar lembaga terkait.

Page 96: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 86

Output yang dihasilkan oleh suatu lembaga penelitian adalah data, informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta rekomendasi kebijaksanaan. Oleh karena sifatnya untuk mendukung pemecahan masalah, maka hampir semua penelitian yang ditujukan untuk menghasilkan output tersebut adalah penelitian terapan. Sebagai pengguna utama, maka stakeholder terpenting adalah pemerintah. Meskipun demikian, user lain juga sangat banyak, misalnya para peneliti, mahasiswa, petani, peternak, wartawan, dan lain sebagainya. Sejak beberapa tahun yang lalu, PSEKP telah melakukan aktivitas manajemen data. Dalam kegiatan ini, tercakup tiga aspek: (a) pengembangan sistem database, (b) pengembangan kapabilitas programer dan analis, (c) pengembangan infrastruktur pendukung. Ketiga aspek itu mutlak dibutuhkan dalam mewujudkan sistem data yang berdaya guna.

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kegiatan data base tahun 2010 hasilnya cukup banyak dan bervariasi, yaitu dari updating (pemutakhiran) data, entry data baru sampai pada pengadaan data yang sudah dikelola oleh lembaga lain, seperti BPS, Bank Indonesia, Deperindag, WTO, dan FAO. Pemutakhiran data bervariasi antar jenis data, tergantung pada ketersediaan data dari instansi yang menerbitkan. Ketersediaan database yang di miliki oleh PSEKP terbagi dalam beberapa subsektor, yaitu: tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan. Subsektor tanaman pangan terbagi dalam tiga indikator, yaitu: luas panen, produksi dan produktivitas dengan komoditas terdiri atas: padi, padi ladang, padi sawah, jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau. Demikian pula untuk subsektor hortikultura juga terbagi dalam tiga indikator, yaitu: luas panen, produksi dan produktivitas dengan komoditas terdiri atas: (1). Sayuran: kentang, cabai besar, bawang merah, bawang daun, kol, jahe dan tomat. (2). Buah-buahan: durian, jeruk, mangga, manggis dan pisang, serta (3). Tanaman hias: anggrek. Untuk subsektor peternakan, terbagi dalam empat

indikator, yaitu: populasi ternak, jumlah ternak potong, ekspor-impor dan konsumsi. Sedangkan untuk subsektor perkebunan terbagi dalam beberapa indikator, yaitu: luas areal, luas panen, produksi, produktivitas, ekspor-impor, produksi perkebunan besar, produksi perkebunan rakyat dan stok perkebunan besar. Selain database subsektor di atas, ketersediaan database yang dimiliki oleh PSEKP dilengkapi dengan database indikator makro dan database harga.

7.3.3. Pelayanan Perpustakaan

Sebagai salah satu unit pelaksanaan penelitian, khususnya dalam bidang sosial ekonomi pertanian, keberadaan unit perpustakaan sangat penting dan vital dalam menunjang kegiatan penelitian. Evaluasi pelayanan perpustakaan penting dilakukan dan indikator yang digunakan dalam monitoring dan evaluasi, yaitu: 1) stok buku/bahan pengetahuan, (2) penyajian dan pelayanan, (3) tingkat pemanfaatan menurut pengguna, (4) tingkat pemanfaatan menurut bahan dan (5) masalah yang dihadapi.

Page 97: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 87

PSEKP memiliki satu unit perpustakaan dengan koleksi buku dan majalah ilmiah yang cukup lengkap, baik yang berbahasa Inggris maupun berbahasa Indonesia. Koleksi Buku di unit perpustakaan mencapai 8.782 buku terdiri atas 6.906 buku yang berisi tentang Informasi Teknologi Pertanian; 611

Majalah yang berhubungan dengan pertanian dan 978 adalah Buku hasil seminar. Selain itu, perpustakaan PSEKP juga mempunyai sejumlah koleksi prosiding,

laporan-laporan statistik dan laporan hasil penelitian, khususnya yang berkaitan dengan penelitian sosial ekonomi pertanian. Untuk melengkapi kebutuhan informasi terkini yang dibutuhkan oleh para peneliti, maka perpustakaan ini juga berlangganan koran Kompas, Republika, Bisnis Indonesia, Sinar Tani serta majalah Trubus. Unit perpustakaan ini dikelola oleh lima orang pustakawan. Jumlah koleksi buku dan majalah akan terus berkembang seiring dengan dinamika perkembangan ilmu pengetahuan di bidang sosial ekonomi pertanian.

Pengguna layanan unit Perpustakaan diperuntukan bagi semua kalangan, sedangkan untuk layanan peminjaman buku hanya dikhususkan untuk pegawai Lingkup PSEKP saja. Pelayanan kepada pengguna perpustakaan tersebut diberikan dengan dua cara, yaitu open access untuk peneliti PSE-KP dan closed access untuk pengguna di luar PSE-KP. Pada tahun 2010, jumlah pinjaman pustaka

mencapai 209 peminjam dengan 378 judul buku yang dipinjam. Untuk membantu mempermudah pengguna dalam menelusuri pustaka yang dimiliki, perpustakaan PSEKP telah dilengkapi dengan empat buah unit komputer yang digunakan untuk melayani konsumen dalam mendukung kecepatan pencarian pustaka. Selain itu komputer tersebut juga digunakan untuk menyimpan dan mem-file data-data pustaka yang tersedia. Kenyamanan pengunjung perpustakaan semakin bertambah dengan dilengkapinya ruangan baca dengan sistem pendingin udara.

7.3.4. Evaluasi Pelayanan Publikasi

Dalam kegiatan monitoring dan evaluasi pelayanan publikasi, indikator yang digunakan dalam evaluasi ini adalah: (1) perencanaan, yang terdiri dari rencana penerbitan, rencana distribusi, dan jadwal, (2) distribusi, yang terdiri dari lingkup PSEKP, Badan Litbang Pertanian, perguruan tinggi, dan lainnya. Sedangkan indikator perencanaan dan pelaksanaan yang dimaksud dalam konteks ini ditekankan pada penerbitan dan distribusi dari masing-masing penerbitan yang dilakukan PSEKP.

Salah satu tugas PSEKP adalah mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian sosial ekonomi pertanian yang dalam pelaksanaannya dapat berupa publikasi. Beberapa publikasi yang diterbitkan oleh PSEKP pada tahun 2010 adalah: (1) Jurnal Agro Ekonomi (JAE), Forum Penelitian Agro Ekonomi (FAE), (3) Prosiding hasil seminar, (4) Monograph, (5) Analisis Kebijakan Pertanian, (6) Laporan tahunan, (7) Working Paper, dan (8) Laporan hasil penelitian.

Berbagai macam media publikasi tersebut disediakan oleh PSEKP dan digunakan sebagai wadah untuk menampung kebutuhan peneliti dalam mempublikasikan tulisan atau makalahnya. JAE merupakan media ilmiah

Page 98: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 88

penyebaran hasil-hasil penelitian sosial ekonomi Pertanian untuk menunjang pengembangan dan penelitian di Indonesia. JAE memuat hasil-hasil penelitian sosial ekonomi pertanian dengan misi meningkatkan ketrampilan, pengetahuan dan profesionalisme para ahli sosial ekonomi Pertanian dalam memecahkan

masalah yang berhubungan dengan pertanian, pangan, sumber daya, dan pembangunan ekonomi. Dalam JAE, kekuatan metodologi penelitian sangat diperhatikan. JAE tersebut diterbitkan dua kali setahun. FAE adalah media ilmiah komunikasi hasil penelitian yang berisi review hasil penelitian sosial ekonomi pertanian di Indonesia. FAE memuat “critical review” hasil-hasil penelitian para peneliti PSEKP dan lembaga lainnya. FAE juga menampung naskah-naskah yang berupa gagasan atau konsepsi orisinal dalam bidang sosial ekonomi pertanian. FAE juga diterbitkan dua kali setahun. Publikasi Analisis Kebijakan Pertanian adalah media ilmiah yang membahas isu aktual kebijakan Pertanian yang memuat artikel analisis kebijakan pertanian dalam bentuk gagasan, dialog, dan polemik. Media Analisis Kebijakan Pertanian ini diterbitkan empat kali dalam setahun. Working Paper merupakan publikasi yang memuat tulisan ilmiah peneliti PSEKP mengenai hasil penelitian, gagasan ilmiah, opini, pengembangan metodologi, pengembangan alat analisis, argumentasi kebijakan, pandangan ilmiah, dan review hasil penelitian.

Adanya berbagai media penerbitan ilmiah di PSEKP, maka peneliti PSEKP dapat menyalurkan ide, pemikiran dan kajian ilmiah yang berkaitan dengan sosial ekonomi pertanian dengan baik. Bagi peneliti yang kreatif akan semakin mudah dalam meningkatkan jenjang fungsional penelitinya. Hasil evaluasi juga menunjukkan bahwa ketersediaan media yang cukup banyak tersebut sangat membantu peneliti dalam meningkatkan dan memelihara jabatan fungsional penelitinya. Salah satu yang mungkin perlu mendapat perhatian manajemen adalah ketepatan waktu penerbitan yang masih belum seluruhnya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Website dan Internet

Sebagai unit kerja yang khusus menangani kegiatan penelitian sosial ekonomi pertanian di Kementerian Pertanian, PSEKP telah lama membina hubungan kerja sama dengan lembaga penelitian baik di dalam negeri maupun luar negeri. Seringkali institusi dalam dan luar negeri membutuhkan data dan informasi hasil penelitian PSEKP. Sebagai institusi publik, maka sudah selayaknya jika PSEKP memiliki sarana untuk dapat menyediakan informasi yang dapat diakses dengan mudah oleh pengguna.

Untuk lebih memberikan pelayanan yang optimal dan membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan melalui diskusi dengan publik, pelayanan publikasi PSEKP juga telah membangun situs atau Website sendiri dengan alamat: http://www.pse.litbang.deptan.go.id. Website ini telah on line dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat maupun stakeholders yang membutuhkan data dan informasi mengenai kegiatan PSEKP selama 24 jam

Page 99: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2010 - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2010.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010 89

penuh. Situs atau Website tersebut juga menjadi sarana komunikasi hubungan kerja antara PSEKP dengan institusi lainnya, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Untuk lebih memberikan kenyamanan dan kecepatan pengguna dalam mengakses situs PSEKP tersebut, saat ini sedang dibuat tampilan baru. Selain itu,

juga sedang disusun program informasi opini yang dirancang untuk memberikan pandangan atau tanggapan terhadap masalah pembangunan pertanian terkini.

Selain Website, PSEKP juga telah membangun jaringan internet di setiap ruangan peneliti dan pejabat struktural. Layanan informasi tersebut dilakukan dengan pemasangan instalasi Local Area Network (LAN). Instalasi ini memiliki 2 unit switch yang masing-masing memiliki 24 port sehingga maksimal CPU yang dapat dijadikan jaringan adalah 48 unit terminal yang tersebar di seluruh gedung, mulai dari Gedung A di depan dan Gedung B di belakang. Pembangunan jaringan internet ini dimaksudkan agar para peneliti dan pejabat struktural dapat mengakses perkembangan informasi secara cepat dan murah. Selain itu, adanya jaringan internet ini akan mempermudah peneliti dalam mengakses data dari berbagai institusi di seluruh dunia. Dengan demikian diharapkan kegiatan penelitian sosial ekonomi pertanian dapat lebih berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

7.3.5. Sarana Penelitian

Indikator yang digunakan dalam kegiatan monitoring dan evaluasi pada pelayanan sarana penelitian adalah: (1) rencana pengadaan, yang terdiri dari jadwal, jenis dan jumlah dan (2) realisasi pengadaan, yang terdiri dari jadwal, jenis dan jumlah. Kedua indikator tersebut juga akan dilihat jika terdapat permasalahan yang dijumpai oleh pelayanan penelitian dan cara pemecahan masalah.

Sarana penelitian yang dimaksud dalam konteks ini adalah sarana alat tulis kantor (ATK) terdiri dari tonner, tinta printer, kertas, disket, dan lainnya. Setiap tim dapat mengajukan kebutuhan ATK-nya sesuai kebutuhan untuk penelitian baik menjelang survei maupun saat kegiatan di kantor. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa untuk mendukung kelancaran kegiatan penelitian, peneliti telah dilengkapi fasilitas komputer dan jaringan internet yang tersedia di setiap ruangan peneliti. Untuk kelancaran komunikasi internal kantor disediakan pula telepon penghubung antar ruangan sehingga memudahkan komunikasi antar pegawai, baik di dalam kantor maupun menerima telpon dari luar kantor. Bahkan untuk kenyamanan kerja, maka di hampir setiap ruangan peneliti telah dilengkapi dengan fasilitas air condition (AC).