laporan sirup

38
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI NON STERIL SEDIAAN SIRUP Kelompok 2B Panji Faisal 09012040 Resti Andriani Perdana 09012045 Ria Ayi Kurniasih 09012046 Uli Sulhiyyah 09012050 Waode Elshy Manuar 09012052

Upload: uli-sulhiyyah

Post on 02-Aug-2015

1.568 views

Category:

Documents


107 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Sirup

LAPORAN PRAKTIKUMTEKNOLOGI NON STERIL

SEDIAAN SIRUP

Kelompok 2B

Panji Faisal 09012040

Resti Andriani Perdana 09012045

Ria Ayi Kurniasih 09012046

Uli Sulhiyyah 09012050

Waode Elshy Manuar 09012052

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI

BOGOR

2012

KATA PENGANTAR

Page 2: Laporan Sirup

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-

Nyalah kami dapat menyusun dan menyelesaikan laporan praktikum mata kuliah teknologi non

steril yang berjudul sediaan sirup.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari sempurna oleh

sebab itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Kami harap

laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Akhir kata kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan yang disengaja maupun yang

tidak disengaja.

Bogor, April 2012

Penyusun

BAB I

Page 3: Laporan Sirup

PENDAHULUAN

I.1 Dasar Teori

A. Sediaan Sirup

Sirup adalah cairan yang kental dan memiliki kadar gula terlarut yang

tinggi, namun hampir tidak memiliki kecenderungan untuk

mengendapkan kristal. Viskositas (kekentalan) sirup disebabkan oleh

banyaknya ikatan hidrogen antara gugus hidroksil (OH) pada molekul gula terlarut

dengan molekul air yang melarutkannya. Secara teknik maupun dalam dunia ilmiah,

istilah sirup juga sering digunakan untuk menyebut cairan kental, umumnya residu,

yang mengandung zat terlarut selain gula. Untuk meningkatkan kadar gula terlarut,

biasanya sirup dipanaskan. Larutan sirup menjadi super-jenuh. Sirup juga sering

digunakan pada dunia obat-obatan, kuliner serta minuman.

Dalam Farmakope Indonesia edisi III,Sirup adalah sediaan cair berupa

larutan yang mengandung sakarosa. Kecuali dinyatakan lain,kadar

sakarosa,C12H22O11, tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,0%. Sirup adalah

sediaan pekat dalam air dari gula atau perngganti gula dengan atau tanpa

penambahan bahan pewangi dan zat obat (Ansel, 1989)

Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang

berkadar tinggi (sirop simpleks adalah sirop yang hampir jenuh dengan sukrosa).

Kadar sukrosa dalam sirop adalah 64-66% , kecuali dinyatakan lain (Syamsuni,

2007). Sirop adalah larutan pekat gula atau gula lain yang cocok yang di dalamnya

ditambahkan obat atau zat wewangi, merupakan larutan jerni berasa manis. Dapat

ditambahkan gliserol, sorbitol, atau polialkohol yang lain dalam jumlah sedikit,

dengan maksud selain untuk menghalangi pembentukan hablur sakarosa, juga dapat

meningkatkn kelarutan obat (Anonim, 1978).

Komponen sirup

Page 4: Laporan Sirup

            Sebagian besar sirup-sirup mengandung komponen-komponen berikut

didamping air murni dan semua zat-zat obat yang ada:

Gula, biasanya sukrosa atau pengganti gula igunakan untuk memberi rasa manis

dan kental.

Pengawet anti mikroba.

Diantara pengawet-penagawet yang umum digunakan sediaan

sirup dengan konsentrasi lazim yang efektif adalah : asam benzoat (0,1-

0,2 %), natrium benzoat (0,1-0,2 %) dan berbagi campuran

metil-,profil,dan butil paraben (total ± 0,1 %). Sering kali alkohol

digunakan dalam pembuatan sirup untuk membantu kelarutan bahan-

bahan yang larut dalam alkohol, tetapi secara normal alkohol tidak ada

dalm produk akhir dalm jumlah yang dianggap cukup sebagai pengawet

(15-20 %). 

Pembau dan Pewarna.

Untuk menambah daya tarik sirup, umumnya digunakan zat

pewarna yang berhubungan dengan pemberi rasa yang digunakan

( misalnya hijau untuk rasa permen, coklat untuk rasa coklat dan

sebaginya). Pewarna yang digunakan umum larut dalam air, tidak

bereaksi dengan komponen lain dari sirup, dan warna stabil pada kisaran

pH dan dibawah cahaya yang intensif sirup tersebut mungkin menjadi

enounter selama masa penyimpanan.

Perasa.

Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau

bahan-bahan yang berasal dari alam seperti minyak-minyak menguap

(contoh : minyak jeruk), vanili dan lain-lainnya. Untuk membuat sirup

jamin yang sedap rasanya. Karena sirup adalah sediaan air, pemberi rasa

ini harus mempunyai kelarutan dalam air yang cukup. Akan tetapi,

kadang-kadang sejumlah kecill alkohol ditambahkan kesirup untuk

Page 5: Laporan Sirup

menjamin kelangsungan kelarutan dari pemberi rasa yang kelarutannya

dalam air buruk. 

Biasanya  untuk untuk sirup yang dibuat dalam

perdagangan,mengandung pelarut-pelarut khusus,pembantu

kelarutan,kental,dan stabilisator.

Jenis – Jenis Sirup

Ada 3 macam sirup, yaitu :

1.   Sirup simpleks : mengandung 65% gula dengan larutan nipagin 0,25% b/v.

2.   Sirup obat : mengandung 1 jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat

tambahan dan digunakan untuk pengobatan.

3.   Sirup pewangi : tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi

atau zat penyedap lain. Tujuan  pengembangan

sirup ini adalah untuk menutupi rasa tidak enak dan

bau obat yang tidak enak.

                                                                                      

Keuntungan

1. Sesuai untuk pasien yang sulit menelan (pasien usia lanjut, parkinson,

anak -  anak).

2. Dapat meningkatkan kepatuhan minum obat terutama pada anak - anak

karena rasanya lebih enak dan warna lebih menarik.

3. Sesuai untuk yang bersifat sangat higroskopis dan deliquescent.

Kerugian

1. Tidak semua obat ada di pasaran bentuk sediaan sirup.

2. Sediaan sirup jarang yang isinya zat tunggal, pada umumnya

campuran/kombinasi beberapa zat berkhasiat yang kadang-kadang

sebetulnya tidak dibutuhkan oleh pasien. Sehingga dokter anak lebih

menyukai membuat resep puyer racikan individu untuk pasien.

Page 6: Laporan Sirup

3. Tidak sesuai untuk bahan obat yang rasanya tidak enak misalnya sangat

pahit (sebaiknya dibuat kapsul), rasanya asin (biasanya dibentuk tablet

effervescent).

4. Tidak bisa untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya dibuat

suspense atau eliksir). Eliksir kurang disukai oleh dokter anak karena

mengandung alcohol, suspense stabilitasnya lebih rendah tergaantung

ormulasi dan suspending egent yang digunakan.

5. Tidak bisa untuk bahan obat yang berbentuk minyak (oily, biasanya

dibentuk emulsi yang mana stabilitas emulsi lebih rendah dan

tergantung formulasi serta emulsifying agent yang digunakan).

6. Tidak sesuai untuk bahan obat yang tidak stabil setelah dilarutkan

(biasanya dibuat sirup kering yang memerlukan formulasi khusus,

berbentuk granul, stabilitas setelah dilarutkan haInya beberapa hari).

7. Harga relatif mahal karena memerlukan formula khusus dan kemasan

yang khusus pula.

Inkompabilitas dan Pengetasannya

Inkompabilitas merupakan interaksi yang terjadi secara fisik atau kimia

suatu bahan obat yang tidak dapat bercampur dengan obat lainnya, umumnya terjadi

di luar tubuh. Definisi lain menyebutkan interaksi ini terjadi di luar tubuh (sebelum

obat diberikan) antara bahan obat yang tidak dapat dicampur (inkompatibel).

Pencampuran obat yang inkompatibel menyebabkan terjadinya interaksi langsung

secara fisik atau kimiawi, yang hasilnya mungkin terlihat sebagai pembentukan

endapan, perubahan warna atau mungkin juga tidak terlihat. Interaksi ini biasanya

mengakibatkan inaktivasi obat.

Stabilitas Sediaan Sirup

Stabilitas Kimia

Stabilitas kimia adalah kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam batas

yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, sifat kimia dan

karakteristiknya sarna dengan yang dimilikinya pada saat dibuat. Stabilitas kimia

Page 7: Laporan Sirup

pada sediaan sirup dilakukan untuk mempertahankan keutuhan kimiawi dan

potensiasi yang tertera pada etiket dalam batas yang dinyatakan dalam spesifikasi.

Uji stabilitas kimia sediaan sirup :

1. Identifikasi

2. Penetapan Kadar

Stabilitas Fisika

Stabilitas fisika adalah tidak terjadinya perubahan sifat fisik dari suatu produk

selama waktu  penyimpanan. Stabilitas fisika pada sediaan sirup dilakukan untuk

mempertahankan keutuhan fisik meliputi perubahan warna, perubahan rasa,

perubahan bau, perubahan tekstur atau penampilan.

Uji stabilitas fisika sediaan sirup :

1. Organoleptik seperti bau, rasa, warna

2. pH                  

3. Berat jenis      

4. Viskositas       

5. Kejernihan larutan          

6. Volume terpindahkan       

7. Kemasan, meliputi etiket, brosur, wadah, peralatan pelengkap seperti sendok, no.

batch dan leaflet.

 Stabilitas Mikrobiologi

Stabilitas mikrobiologi suatu sediaan adalah keadaan di mana sediaan bebas

dari mikroorganisme atau tetap memenuhi syarat batas mikroorganisme hingga batas

waktu tertentu. Stabilitas mikrobiologi pada sediaan sirup untuk menjaga atau

mempertahankan jumlah dan menekan pertumbuhan mikroorganisme yang terdapat

Page 8: Laporan Sirup

dalam sediaan sirup hingga jangka waktu tertentu yang diinginkan. Uji stabilitas

mikrobiologi sediaan sirup :

1. Jumlah cemaran mikroba ( uji batas mikroba ), untuk sediaan oral (sirup, tablet,

granul, sirup kering, granul) dan rektal :

Total bakteri aerob : Tidak lebih dari 10.000 CFU / gram atau ml.

Total jamur/fungi : Tidak lebih dari 100 CFU / gram atau ml        

Escherichia coli, staphyloccocus : negatif

2.      Uji efektivitas pengawet

3.      Untuk sediaan antibiotik dilakukan Penetapan Antibiotik secara Mikrobiologi

Stabilitas Farmakologi

Stabilitas farmakologi pada sediaan sirup dilakukan untuk menjamin identitas,

kekuatan, kemurnian,dan parameter kualitas lainnya dalam kurun waktu tertentu

sehingga efek terapi tidak berubah selarna usia guna sediaan sirup.

Uji stabilitas farmakologi sediaan sirup :

1. Pemerian : warna, bau, rasa

2. Identifikasi

3. Penetapan Kadar

Stabilitas Toksikologi

Stabilitas toksikologi sediaan sirup dilakukan untuk menguji kemampuan

suatu produk untuk bertahan dalam batas yang ditetapkan sepanjang periode

penyimpanan dan penggunaan, sifat dan karakteristiknya sarna dengan yang

dimilikinya pada saat dibuat sehigga tidak terjadi peningkatan bermakna dalam

toksisitas selama usia guna.

Page 9: Laporan Sirup

Uji stabilitas farmakologi sediaan sirup :

1. Pemerian : warna, bau, rasa

2. Identifikasi

3. Penetapan Kadar

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stabilitas Sediaan Sirup

1. Faktor Internal

· Formulasi

· Kemasan atau wadah primer

2. Faktor Eksternal

· Suhu

· pH

· Pelarut

· Kelembaban

· Intensitas Cahaya

Ketidakstabilan dan Cara Menstabilkan Pada Sediaan Sirup

1. Sediaan sirup mengandung air dan gula sehingga merupakan media yang sangat

baik bagi pertumbuhan mikroorganisme sehingga harus ditambahkan pengawet.

Pengawet yang dapat digunakan antara lain nipagin dan nipasol dengan

perbandingan 0,18 : 0,02 (nipagin bersifat fungistatik dan nipasol bersifat

bakteriostatik) kombinasi ini efektif untuk pencegahan terjadinya pertumbuhan

bakteri dan jamur.

2. Zat aktif stabil pada pH tertentu oleh karena itu diperlukan dapar untuk

mempertahankan pH sediaan sirup. Dapar yang biasa digunakan antara lain :

dapar sitrat, dapar fosfat, dapar asetat.

Page 10: Laporan Sirup

3. Dalam sediaan sirup ada senyawa yang peka terhadap cahaya, maka digunakan

botol berwarna coklat.

4. Rasa sirup yang kurang menyenangkan dapat diberi pemanis dan perasa agar

penggunaannya lebih nyaman.

5. Untuk zat aktif yang mudah teroksidasi dalam sediaan sirup ditambahkan

antioksidan. Contohnya : asam askorbat, asam sitrat.

6. Untuk mencegah caplocking karena sirupus simplek maka ditambahkan

sorbitol/gliserin/propilenglikol 10% (sebagai pengental).

7. Sediaan cair biasanya bersifat voluminous pada saat disimpan sehingga perlu

dikemas pada wadah yang sesuai.

B. Monografi

1. Isoniazid (INH)

Pemerian : hablur putih atau tidak berwarna atau serbuk halus putih, tidak

berbau, perlahan-lahan dipengaruhi oleh udara dan

cahaya.

Kelarutan : mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, sukar larut

dalam kloroform dan dalam eter.

Isoniazid ( Laniazid , Nydrazid ), juga dikenal

sebagai isonicotinylhydrazine ( INH ), merupakan senyawa organik yang

merupakan lini pertama antituberkulosis obat dalam pencegahan dan

pengobatan. Ini pertama kali ditemukan pada tahun 1912, dan kemudian pada

tahun 1951 itu ditemukan efektif terhadap TBC dengan yang menghambat asam

mycolic (lilin mantel). Isoniazid tidak pernah digunakan sendiri untuk mengobati

TB aktif karena resistensi cepat berkembang. Isoniazid juga

memiliki antidepresan efek, dan itu adalah salah satu antidepresan yang pertama

kali ditemukan. Isoniazid juga dapat digunakan dalam pengobatan dari BCG-

oma .

Senyawa ini pertama kali disintesis di awal abad 20,  tetapi aktivitas

terhadap tuberculosis pertama kali dilaporkan pada awal 1950-an dan tiga

perusahaan farmasi mencoba dengan kegagalan untuk secara bersamaan paten

Page 11: Laporan Sirup

obat  (yang paling menonjol yang Roche, yang diluncurkan mereka

versi, Rimifon , di 1952). Dengan diperkenalkannya isoniazid, obat untuk TBC

pertama kali dianggap wajar.

Isoniazid tersedia dalam tablet, sirup, dan bentuk injeksi (diberikan

intramuskular atau intravena). Isoniazid tersedia di seluruh dunia, tidak mahal dan

umumnya ditoleransi dengan baik. Hal ini dibuat dari asam isonikotinat , yang

diproduksi dari 4-methylpyridine.

Mekanisme kerja

Isoniazid merupakan prodrug dan harus diaktifkan oleh enzim katalase

peroksidase-bakteri yang dalam M. TBC disebut katG.  katG pasangan yang asil

isonikotinat dengan NADH untuk membentuk isonikotinat asil-NADH

kompleks. Kompleks ini mengikat erat pada reduktase enoyl-protein pembawa

asil dikenal sebagai InhA, sehingga menghalangi substrat enoyl-ACPM alam dan

aksi sintase asam lemak . Proses ini menghambat sintesis asam mycolic ,

diperlukan untuk mikobakteri dinding sel. Berbagai radikal diproduksi oleh

aktivasi katG dari Isoniazid, termasuk oksida nitrat, yang juga telah terbukti

penting dalam aksi lain prodrug antimycobacterial PA-824.

Isoniazid adalah bakterisida untuk cepat-

membagi mikobakteri tetapi bakteriostatik jika mycobacterium lambat tumbuh

Isoniazid menghambat sistem P450.

Metabolisme

Isoniazid mencapai konsentrasi terapeutik dalam serum, cairan

serebrospinal (CSF), dan dalam granuloma caseous. Isoniazid dimetabolisme di

hati melalui asetilasi . Ada dua bentuk dari enzim yang bertanggung jawab untuk

asetilasi, sehingga beberapa pasien memetabolisme obat lebih cepat dari yang

lain. Oleh karena itu, paruh adalah bimodal dengan puncak pada 1 jam dan 3 jam

pada populasi AS. Metabolit akan dikeluarkan melalui urin. Dosis biasanya tidak

harus disesuaikan jika terjadi gagal ginjal .

Dosis

Dosis standar isoniazid pada orang dewasa adalah 5 mg / kg / hari (maks

300 mg setiap hari). Ketika diresepkan sebentar-sebentar (dua kali atau tiga kali

Page 12: Laporan Sirup

seminggu) dosisnya adalah 15 mg / kg (maks 900 mg setiap hari). Pasien dengan

bersihan obat yang perlahan (melalui asetilasi seperti dijelaskan di atas) mungkin

memerlukan dosis yang dikurangi untuk menghindari toksisitas . Dosis yang

dianjurkan untuk anak-anak adalah 8 sampai 12 mg / kg / hari.

Efek samping

Efek samping termasuk ruam , abnormal tes fungsi hati , hepatitis , anemia

sideroblastic , anion gap asidosis metabolik tinggi , neuropati perifer ,

ringansistem saraf pusat (SSP) efek, interaksi obat mengakibatkan

peningkatan fenitoin (Dilantin) atau disulfiram (Antabuse) tingkat dan keras

kejang ( status epileptikus ).

Neuropati perifer dan SSP efek berkaitan dengan penggunaan isoniazid

dan disebabkan piridoksin (vitamin B 6 ) penipisan, tetapi jarang terjadi pada dosis

5 mg/kg. Orang dengan kondisi neuropati yang umum

(misalnya, diabetes , uremia , alkoholisme , malnutrisi , HIV -infeksi),

serta hamil wanita dan orang yang kejang gangguan, dapat

diberikanpyridoxine (vitamin B 6 ) (10-50 mg / hari) dengan isoniazid.

Hepatotoksisitas dari INH adalah dengan kelompok nitrogen dalam

struktur kimianya, seperti yang dimetabolisme di hati dan akan dikonversi ke

sebuah molekul amonium, yang menyebabkan hepatitis.

Hepatotoksisitas dapat dihindari dengan pemantauan klinis dekat pasien,

untuk lebih spesifik, mual, muntah, sakit perut, dan nafsu makan. Isoniazid

dimetabolisme oleh hati terutama oleh asetilasidan dehydrazination. N-

acetylhydrazine metabolit diyakini bertanggung jawab atas efek hepatotoksik

terlihat pada pasien yang diobati dengan isoniazid. Tingkat asetilasi secara genetik

ditentukan.Sekitar 50% dari kulit hitam dan Kaukasia inactivators lambat;

mayoritas Inuit dan orang Asia inactivators cepat. Waktu paruh dalam asetilator

cepat adalah 1 sampai 2 jam, sedangkan pada asetilator lambat itu adalah 2 sampai

5 jam. Penghapusan adalah umumnya tidak tergantung dari fungsi ginjal, namun

paruh mungkin berkepanjangan dalam penyakit hati.

Tingkat asetilasi belum terbukti secara signifikan mengubah efektivitas

isoniazid. Namun, asetilasi lambat dapat menyebabkan konsentrasi darah lebih

Page 13: Laporan Sirup

tinggi dengan administrasi kronis obat, dengan peningkatan risiko

toksisitas. Asetilasi cepat mengarah ke tingkat darah lebih tinggi dari

acetylisoniazid metabolit toksik dan dengan demikian untuk peningkatan reaksi

toksik - hepatitis yang 250 kali lebih umum dari pada asetilator lambat.Isoniazid

dan metabolitnya diekskresikan dalam urin dengan 75 sampai 95% dari dosis

diekskresikan dalam 24 jam. Sejumlah kecil juga diekskresikan dalam air liur,

dahak, dan feses. Isoniazid dihilangkan dengan hemodialisis dan dialisis

peritoneal.

Sakit kepala, kurang konsentrasi, penurunan berat badan, memori miskin,

dan depresi semuanya telah dikaitkan dengan penggunaan isoniazid. Semua

pasien dan pekerja kesehatan harus menyadari efek samping yang serius, terutama

jika berpikir bunuh diri atau perilaku yang diduga.

INH diketahui mengurangi sitokrom P450 dan dalam teori

mempromosikan kemanjuran Kontrasepsi. Terapi sering dikombinasikan

dengan Rifampisin . Rifampisin meningkatkan enzim P450 dan dapat mengurangi

efektivitas kontrasepsi. Cara alternatif pengendalian kelahiran harus digunakan

saat mengambil obat ini.

Sebagai p450 diperlukan untuk sintesis porfirin defisiensi yang mengarah

pada pembentukan heme miskin di sel darah merah awal mengarah ke anemia

sideroblastic.

2. Propilen glikol

Pemerian : cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak

berbau, menyerap air pada udara lembab.

Kelarutan : dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan

kloroform, larut dalam eter dan dalam beberapa minyak

esensial, tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak

lemak.

Propylene glycol juga disebut 1,2-propanadiol atau propana-1 ,2-diol ,

adalah senyawa organik (suatu diol atau double alkohol ) dengan rumus

Page 14: Laporan Sirup

C3H8O2 atau HO-CH 2 -CHOH-CH3 . Ini adalah tidak berwarna, tidak berbau

hampir, jelas, cairan kental dengan rasa sedikit

manis, higroskopis dan larutdengan air , aseton , dan kloroform.

Senyawa ini kadang-kadang disebut α-propilen glikol untuk

membedakannya dari isomer yang propana-1 ,3-diol HO-(CH 2 ) 3 -OH, juga

disebut β-propilen glikol.

Toksisitas akut lisan dari propilen glikol sangat rendah, dan jumlah besar

dibutuhkan untuk menyebabkan kerusakan kesehatan pada manusia jelas;

propilen glikol dimetabolisme dalam tubuh manusia menjadi asam

piruvat (bagian normal dari proses metabolisme glukosa, mudah diubah menjadi

energi ), asam asetat (ditangani oleh etanol-metabolisme), asam laktat (asam

yang normal umumnya berlimpah selama pencernaan), dan propionaldehida (zat

yang sangat beracun). toksisitas Serius umumnya hanya terjadi pada konsentrasi

plasma lebih dari 1 g / L, yang membutuhkan asupan yang sangat tinggi selama

waktu yang relatif singkat. Ini akan hampir mustahil untuk mencapai tingkat

beracun dengan mengkonsumsi makanan atau suplemen, yang mengandung

paling banyak 1 g / kg PG .

Kasus keracunan propilen glikol biasanya berhubungan dengan baik

pemberian intravena tidak tepat atau konsumsi disengaja dalam jumlah besar

oleh anak-anak. Potensi jangka panjang Toksisitas oral juga rendah. Dalam satu

studi, tikus diberi pakan yang mengandung sebanyak 5 PG% dalam pakan

selama 104 minggu dan mereka tidak menunjukkan efek sakit jelas. Karena

toksisitas rendah lisan kronis, propilen glikol telah diklasifikasikan oleh

AS Food and Drug Administration sebagai " umumnya diakui sebagai

aman "(GRAS) untuk digunakan sebagai aditif makanan langsung.

Kontak dengan propilen glikol pada dasarnya tidak menyebabkan iritasi

pada kulit. propilen glikol ternyata dapat minimal mengiritasi mata, dan dapat

menghasilkan konjungtivitis sementara sedikit (mata pulih setelah terkena akan

dihapus). Paparan kabut dapat menyebabkan iritasi mata, serta iritasi saluran

pernafasan atas. Menghirup uap propilen glikol muncul untuk menyajikan tidak

ada bahaya yang signifikan dalam aplikasi biasa. Namun, pengalaman manusia

Page 15: Laporan Sirup

yang terbatas menunjukkan bahwa menghirup kabut propilen glikol dapat

menyebabkan iritasi pada beberapa individu.

Beberapa penelitian telah menyarankan bahwa propilen glikol tidak

digunakan dalam aplikasi dimana inhalasi paparan atau kontak mata manusia

dengan kabut semprotan materi-materi ini mungkin , seperti kabut untuk

produksi teater atau solusi antibeku untuk stasiun mencuci darurat mata.

Propilen glikol tidak menyebabkan sensitisasi dan menunjukkan tidak ada

bukti menjadi karsinogen atau menjadi genotoksik. Tanggapan negatif terhadap

pemberian intravena obat yang menggunakan PG sebagai eksipien telah terlihat

di sejumlah orang, terutama dengan dosis besar daripadanya. Responses

mungkin termasuk "hipotensi, bradikardia. QRS dan T kelainan pada EKG,

aritmia, henti jantung, hyperosmolality serum, asidosis laktat, dan

hemolisis". Persentase yang tinggi (12% menjadi 42%) dari disuntikkan

langsung- propilen glikol dihilangkan / dikeluarkan dalam urin berubah

tergantung pada dosis, dengan sisanya muncul di glukuronat form-

nya. Kecepatan filtrasi ginjal menurun dengan meningkatnya dosis, yang

mungkin karena propilen glikol yang bius ringan / SSP-depresan-sifat sebagai

sebuah alkohol. Dalam satu kasus, pemberian melalui IV dari nitrogliserin PG-

ditangguhkan ke tua pria mungkin disebabkan koma dan asidosis.

Menurut sebuah studi 2010 oleh Universitas Karlstad , konsentrasi PGEs,

propilen glikol dan eter glikol di udara dalam ruangan, udara terutama kamar

tidur, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko pernapasan banyak dan

gangguan kekebalan tubuh pada anak-anak, termasuk asma , demam , eksim ,

dan alergi, dengan peningkatan risiko mulai dari 50% sampai 180%. Konsentrasi

ini telah dikaitkan dengan penggunaan cat berbasis air dan berbasis air

pembersih.

3. Na-CMC

Karboksimetil selulosa (CMC) atau gusi selulosa adalah selulosa turunan

dengan kelompok karboksimetil (-CH 2 -COOH) terikat untuk beberapa 

hidroksil kelompok dari glukopiranosa monomer yang membentuk selulosa 

Page 16: Laporan Sirup

tulang punggung . Hal ini sering digunakan sebagai natrium garam , natrium

karboksimetil selulosa.

CMC digunakan dalam ilmu makanan sebagai viskositas pengubah

atau pengental , dan untuk menstabilkan emulsi dalam berbagai produk

termasuk es krim . Sebagai tambahan makanan, ia memiliki sejumlah

E E466. Ini juga merupakan konstituen dari banyak non-produk makanan,

seperti KY Jelly , pasta gigi , obat pencahar , diet pil, air berbasis cat , deterjen ,

tekstil ukuran dan berbagai kertas produk. Hal ini digunakan terutama karena

memiliki tinggi viskositas , tidak beracun, dan hypoallergenic.

Dalam deterjen digunakan sebagai polimer suspensi tanah dirancang untuk

deposit ke kapas dan kain selulosa lainnya menciptakan penghalang bermuatan

negatif ke tanah dalam larutan pencuci. CMC digunakan

sebagai pelumas non- volatil tetes mata ( air mata buatan ). Kadang-kadang metil

selulosa (MC) yang digunakan, tetapi non-polar metilkelompok (-CH 3 ) tidak

menambahkan kelarutan atau reaktivitas kimia pada selulosa dasar.

Setelah reaksi awal campuran yang dihasilkan menghasilkan sekitar 60%

CMC ditambah garam 40% ( natrium klorida dan natrium glikolat ).Produk ini

adalah CMC disebut Teknis yang digunakan dalam deterjen. Proses pemurnian

lebih lanjut digunakan untuk menghilangkan garam-garam ini untuk

menghasilkan CMC murni yang digunakan untuk makanan, farmasi dan pasta

gigi (odol) aplikasi. Sebuah peralihan "semi-murni" kelas juga diproduksi,

biasanya digunakan dalam aplikasi kertas.

CMC juga digunakan dalam obat-obatan sebagai agen penebalan. CMC

juga digunakan dalam industri pengeboran minyak sebagai bahan lumpur

pemboran, di mana ia bertindak sebagai pengubah viskositas dan agen retensi

air. Poli-anionik selulosa atau PAC berasal dari CMC dan juga digunakan dalam

praktek ladang minyak.

Karboksimetil selulosa yang tidak larut microgranular digunakan sebagai

resin pertukaran-kation dalam pertukaran ion kromatografi untuk pemurnian

protein. Agaknya tingkat derivatisasi jauh lebih rendah sehingga sifat kelarutan

dari selulosa microgranular dipertahankan sambil menambahkan yang cukup

Page 17: Laporan Sirup

negatif karboksilat kelompok dibebankan untuk mengikat protein bermuatan

positif.

CMC juga digunakan dalam paket es untuk membentuk campuran

eutektik mengakibatkan titik beku lebih rendah dan kapasitas pendinginan

karena itu lebih daripada es.

Aqueous solusi CMC juga telah digunakan untuk membubarkan nanotube

karbon. Diperkirakan bahwa molekul CMC panjang membungkus sekitar

nanotube, yang memungkinkan mereka untuk terdispersi dalam air.

4. Syrupus simplex

Sirupus simpleks (Jerman: "Sirup Sederhana") disebut di sektor farmasi,

persiapan air murni dan gula. Ada sejumlah aturan produksi dalam farmakope

atau koleksi resep, yang mewakili tapi akhirnya sebuah komposisi akhir dari

sekitar 36 bagian air gula dan 64 bagian.

Jumlah yang telah ditentukan gula yang dimasukkan ke dalam wadah yang

sesuai dengan jumlah yang tepat dari air dan dipanaskan sampai

mendidih. Para sirup sekitar 120 detik dari titik didih awalcairan diharapkan

untuk dimasak. Proses perebusan berfungsi tidak hanya solusi lengkap gula

kristal, tetapi juga penghancuran protein sisa gula, dengan pembentukan busa

sedikit diamati, yang menghilang setelah waktu memasak yang

ditentukan. Mungkin ada reaksi dari bebas gugus amino dari protein ( struktur

peptida ) dengan kelompok aldehida gula datang, tetapi hal ini dapat diakui oleh

semburat kuning sedikit sirup didinginkan (→ reaksi Maillard ).

Dalam alat memasak tertimbang segera dengan air panas ditambahkan ke

jumlah dihitung dan kemudian segera dituangkan ke dalam wadah yang

sesuai. Isi dari 64 wt -% gula dan air 36% diperlukan, misalnya, dengan rumus

"formulasi standar SR". Beberapa aturan memerlukan penambahan bahan

pengawet , seperti PHB -ester atau penambahan alkohol sebelumnya. Pada kadar

gula terlalu rendah selama penyimpanan adalah fermentasi atau pertumbuhan

jamur digunakan. Dengan kandungan gula lebih tinggi setelah pendinginan,

kristalisasi dapat mengambil tempat gula.

Page 18: Laporan Sirup

Sebagai cairan pembawa untuk sirup lain, seperti sirup buah atau untuk

produksi sirup batuk. Sirup jadi harus pada suhu kamar, disimpan yaitu sekitar

15-25 ° C. Pada suhu terlalu rendah, misalnya di lemari es, gula akan disimpan

dalam bentuk Kandiskristallen dan memulai pertumbuhan kristal.

5. Nipagin

Methylparaben , juga metil paraben , salah satu paraben , adalah pengawet

dengan rumus kimia CH3(C6H4 (OH)COO). Ini adalah metil ester darip -

hidroksibenzoat asam.

Methylparaben adalah agen anti-jamur sering digunakan dalam berbagai

kosmetik dan produk perawatan pribadi. Hal ini juga digunakan sebagai

pengawet makanan dan memiliki nomor E E218.

Methylparaben umumnya digunakan sebagai fungisida

di Drosophila Media makanan. Penggunaan Methylparaben dikenal untuk

memperlambat Drosophila tingkat pertumbuhan pada tahap larva dan pupa.

Methylparaben diproduksi secara alami ditemukan dalam buah dan

beberapa, terutama blueberry, bersama dengan paraben lain. Tidak ada bukti

bahwa methylparaben atau propylparabens berbahaya pada konsentrasi yang

biasanya digunakan dalam perawatan tubuh atau kosmetik. Metil

danpropylparaben dianggap umumnya diakui sebagai aman (GRAS) untuk

makanan dan pelestarian antibakteri kosmetik. Metil adalah mudah

dimetabolisme oleh bakteri tanah umum, sehingga benar-benar biodegradable.

Methylparaben mudah diserap dari saluran pencernaan atau melalui kulit.

Hal ini dihidrolisis untuk p -hidroksibenzoat dan cepat diekskresikan dalam urin

tanpa terakumulasi dalam tubuh. studi toksisitas akut menunjukkan bahwa metil

yang praktis tidak beracun oleh kedua oral dan parenteral . administrasi pada

hewan Dalam sebuah populasi dengan kulit normal, methylparaben praktis tidak

menyebabkan iritasi dan non-sensitif, namun reaksi alergi paraben tertelan telah

dilaporkan. Metil tidak karsinogenik, mutagenik , teratogenik atau embriotoksik,

di samping itu, adalah negatif dalam uji uterotrophic.

Page 19: Laporan Sirup

Studi menunjukkan bahwa metil diterapkan pada kulit dapat bereaksi

dengan UVB, yang menyebabkan penuaan kulit meningkat dan kerusakan DNA.

Page 20: Laporan Sirup

BAB II

METODE KERJA

II.1. CARA KERJA Tablet vitamin B6 di gerus halus. Diambil bahan- bahan sesuai kebutuhan. Na CMC dikembangkan dalam air panas 80o C sampai larut, disisihkan. INH, nipagin dan B6 diaduk homogen, dilarutkan dalam air secukupnya. Dimasukkan campuran INH, nipagin dan B6 ke dalam larutan Na CMC. Diaduk

homogen. Kemudian ditambahkan propilen glikol, sirupus simplex, flavour dan pewarna

secukupnya. Ad sampai 100 ml. Sediaan ini diamati selama 1 minggu untuk mengetahui kestabilan sediaan.

II.2. Alat Dan Bahan

Alat Bunsen Gelas kimia 500 ml Kaki tiga Kasa Thermometer Pipet tetes MortIr

Bahan

INH 100 MG Nipagin 1% Propilen glikol 15% Na cmc 1 % Sirup simpleks 10 %

BAB III

Page 21: Laporan Sirup

DATA DAN EVALUASI DATA

KELOMPOK 2 B

Waktu Gambar Keterangan

Hari pertama

1 2 3

Gambar 1Formula 1 dengan konsentrasi Na CMC 0%.

Gambar 2Formula 2 dengan konsentrasi Na CMC 1%

Gambar 3Formula 3 dengan konsentrasi Na CMC 1,5%

volume sediaan 100 ml

Hari keduasediaan mulai mengendap dengan volume endapan 42 ml

Page 22: Laporan Sirup

Hari ketiga

sediaan semakin mengendap dengan volume 41 ml

Hari ketujuhendapan menjadi 38 ml

Page 23: Laporan Sirup

Kelompok 1B

Hari pertama pembuatan : tinggi endapan 10 cm

Hari kedua : tinggi endapan 8 cm

Hari ketiga : tinggi endapan tetap yaitu 8 cm

Kelompok 3B

Hari pertama : ada dua fase fase bawah = putih susu dan fase atas = keruh

Hari kedua : ada dua fase fase bawah = 93 mL dan fase atas = 7 mL

Hari ketujuh : ada dua fase fase bawah = 100 mL dan fase atas = 5 mL

Page 24: Laporan Sirup

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan sediaan sirup. Zat aktif yang digunakan adalah

INH dan B6. Sedangkan sebagai zat tambahan digunakan nipagin sebagai pengawet yaitu

menghambat pertumbuhan bakteri pada sediaan, Na CMC sebagai emulgator , Propilen glikol

sebagai pelarut, sirupus simplex sebagai pemanis dan sebagai flavour digunakan rasa anggur dan

pewarna digunakan warna merah.

Langkah pertama pada pembuatan sediaan sirup ini yaitu dikembangkan Na CMC menggunakan

air panas dengan suhu 80o C karena Na CMC lebih larut dalam air panas. Na CMC ini di simpan.

Selanjutnya, INH, nipagin dan B6 diaduk hingga homogen dan ditambahkan air secukupnya.

Campuran ini dimasukkan ke dalam Na CMC yang telah dikembangkan. Setelah itu, dimasukkan

propilen glikol, flavour sirupus simplex dan pewarna. Diaduk hingga homogen ad sampai 100 ml

dengan aquades.

Penambahan B6 pada sediaan ini, bertujuan untuk mencegah efek samping dari INH yaitu

menyebabkan anemia dan neuritis perifer (gangguan pada saraf tepi). Fungsi B6 disini sebagai

penambah darah.

Percobaan ini menggunakan 3 variasi formula yang dibedakan dari persentase bahan Na CMC

antara lain 0% pada formula 1, 1% pada formula 2 dan 1,5% pada formula 3.

Pada formula 1, sirup sangat cepat mengendap dibanding dengan formula 2 dan 3. Hal itu

dikarenakan tidak adanya emulgator (Na CMC).

Pada formula 2, sirup lebih cepat mengendap dibanding formula 3.

Pada formula 3, sirup paling lama mengendap dibanding formula 1 dan 2.

Pada Praktikum ini terjadi kesalahan karena tidak larutnya zat aktif pada sediaan yang

seharusnya sirup tetapi menjadi suspensi. Hal ini mungkin dikarenakan bahan INH yang

digunakan bukan bahan baku melainkan sudah dalam bentuk tablet sehingga bahan- bahan

seperti bahan pengisi, penyalut dll ikut tercampur dalam sediaan yang dibuat.

Page 25: Laporan Sirup

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

V.1 SIMPULAN

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penambahan konsentrasi Na CMC berpengaruh pada kestabilan sediaan sirup. Semakin rendah konsentrasi Na CMC, maka semakin cepat pula sedimen terbentuk.

V.2 SARAN

Dalam pembuatan sirup, sebaiknya digunakan bahan baku jangan menggunakan sediaan jadi. Karena dapat mempengaruhi kestabilan sediaan sirup.

Page 26: Laporan Sirup

DAFTAR PUSTAKA

filzahazny.wordpress.com/2009/03/18/sirup/

belongtomahsumi.blogspot.com/2011/06/sirup.htm

id.wikipedia.org/wiki/Sirup

www.artikata.com/arti-167943-sirup.html

pharmacyhaluoleo.blogspot.com/2011/07/sediaan-sirup.html

antometa208.blogspot.com/2011/08/stabilitas-sediaan-sirup.html

http://antometa208.blogspot.com/2011/08/stabilitas-sediaan-sirup.html