laporan sat acara 5 tep ugm

35
LAPORAN PRAKTIKUM SIFAT ALAMI TANAH ACARA V KONSISTENSI TANAH DAN ANGKA ATTERBERG Disusun oleh : Nama : M. Nur Permana NIM : 11/318950/TP/10195 Golongan : Kamis A Co. Ass : Qadry Rahmawandy LABORATORIUM TEKNIK SUMBERDAYA LAHAN DAN AIR JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Upload: mochammad-nur-permana

Post on 11-Dec-2015

254 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Sifat Alami Tanah

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN SAT ACARA 5 TEP UGM

LAPORAN PRAKTIKUM

SIFAT ALAMI TANAH

ACARA V

KONSISTENSI TANAH DAN ANGKA ATTERBERG

Disusun oleh :

Nama : M. Nur Permana

NIM : 11/318950/TP/10195

Golongan : Kamis A

Co. Ass : Qadry Rahmawandy

LABORATORIUM TEKNIK SUMBERDAYA LAHAN DAN AIR

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2014

Page 2: LAPORAN SAT ACARA 5 TEP UGM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan mahluk hidup yang amat bergantung pada

sumberdaya hayati. Tanah adalah salah satu sumberdaya hayati yang sangat

esensial. Beberapa fungsi tanah sebagai media tumbuh tanaman, penyimpan

air dan media konstruksi bangunan. Salah satu faktor yang perlu diketahui

sebelum memulai pengolahan tanah disuatu lahan adalah konsistensi dan

angka atterberg suatu lahan.

Konsistensi tanah adalah daya kohesi dan adhesi diantara partikel-partikel

tanah dan ketahanan (resistensi) massa tanah tersebut terhadap perubahan

bentuk oleh tekanan atau berbagai kekuatan yang dapat mempengaruhi. 

Atterberg yaitu angka-angka kadar air tanah pada beberapa macam

keadaan. Angka-angka ini penting dalam menentukan tindakan pengolahan

tanah karena pengolahan tanah akan sulit dilakukan kalau terlalu kering

ataupun terlalu basah.

Pentingnya konsistensi tanah dan angka atterberg ialah untuk menentukan

cara penggarapan tanah yang efisien dan penetrasi akar tanaman di lapisan

tanah bawahan. 

B. Tujuan

1. Mahasiswa mampu menetapkan batas cair tanah.

2. Mahasiswa mampu menetapkan batas lekat tanah.

3. Mahasiswa mampu menetapkan batas gulung tanah.

4. Mahasiswa mampu menetapkan batas berubah warna untuk menghitung

jangka olah tanah, indeks plastisitas tanah, dan menghitung persediaan air

maksimum dalam tanah.

Page 3: LAPORAN SAT ACARA 5 TEP UGM

C. Manfaat

Manfaat yang dapat diambil dari praktikum ini adalah praktikan mampu

menentukan nilai konsistensi tanah dan nilai atterberg sebagai dasar

perekayasaan tanah untuk pertumbuhan tanaman.

Page 4: LAPORAN SAT ACARA 5 TEP UGM

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan

ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang

menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi

(tarik menarik antara partikeldengan air) dengan berbagai kelembaban tanah.

(Nurhajati,1986).

Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu:

basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi

tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity).

Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air

tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan

konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara (Anonim, 2010).

Sifat-sifat Rheologi dapat dipelajari dengan menentukan angka-angka

Atterberg yaitu angka-angka kadar air tanah pada beberapa macam keadaan.

Angka-angka ini penting dalam menentukan tindakan pengolahan tanah karena

pengolahan tanah akan sulit dilakukan kalau terlalu kering ataupun terlalu basah.

Batas mengalir (liquid limit) adalah jumlah air terbanyak yang dapat ditahan

tanah. Kalau air lebih banyak maka tanah bersama air akan mengalir. Batas

melekat adalah kadar air dimana tanah mulai tidak dapat melekat pada benda lain.

Bila kadar air lebih rendah dibanding batas lekat maka tanah tidak dapat melekat,

tetapi bila kadar air lebih tinggi dari batas lekat maka tanah akan mudah melekat

pada benda lain. Batas menggolek adalah kadar air dimana gulungan tidak dapat

digolek-golekkan lagi. Apabila digolekkan maka tanah akan pecah-pecah ke

segala jurusan. Pada kadar air lebih rendah dari batas golek maka tanah sukar

diolah. Batas berubah warna adalah tanah yang telah mencapai batas golek, masih

dapat terus kehilangan air sehingga lambat laun menjadi kering dan ada suatu

ketika tanah berwarna lebih terang. Batas berubah warna merupakan batas

terendah kadar air dapat diserap tanaman (Cahyono,1998).

Page 5: LAPORAN SAT ACARA 5 TEP UGM

Konsistensi tanah sangat diperlukan terutama pada saat pengolahan tanah.

Apabila pengolahan tanah dilakukan pada konsistensi yang tepat maka daya yang

diperlukan adalah minimum. Konsistensi tanah secara langsung dipengaruhi oleh

beberapa hal, yaitu (Foth, 1991):

a. Kadar air; maksudnya yaitu seberapa kandungan air pada suatu tanah

mempengaruhi daya tanah tanah. Hal ini berkaitan apakah tanah berada

dengan kandungan air di atas kapasitas lapang, mendekati, ataukah tanah

dalam keadaan kering angin dimana konsistensi tanah dalam keadaan

kapasitas air yang berbeda-beda berarti memiliki keadaan konsistensi tanah

yang berbeda pula.

b. Tekstur; berhubungan dengan keadaan fraksi-fraksi tanah, sehingga nantinya

dapat diketahui perbandingan seperti apa yang menentukan daya tahan tanah

atas gaya-gaya yang mengenainya. Perbandingan pasir, debu dan liat yang

berbeda-beda pada setiap jenis tanah, akan memperlihatkan tingkat

konsistensi tanah yang beragam pula.

Struktur dengan bahan organik diartikan dapat berpengaruh pada

konsisitensi tanah karena bahan organik terkandung sejumlah bahan kimia yang

mampu melekatkan partikel/butiran tanah sehingga mampu memantapkan struktur

agregat tanah.Setiap materi tanah mempunyai konsistensi yaitu baik bila massa

tanah itu besar atau kecil (sedikit), dalam keadaan alamiah ataupun sangat

terganggu, berbentuk agregat atau tanpa struktur, maupun dalam keadaan kering

atau lembab. Sekalipun konsistensi tanah dan struktur berhubungan erat satu sama

lain, struktur tanah menyangkut bentuk, ukuraan dan pendefinisian agregat

alamiah yang merupakan hasil dari keragaman gaya tarikan di dalam massa tanah,

sebaliknya konsistensi meliputi kekuatan dan corak dari gaya-gaya tersebut

(Sarwono,1992).

Bergantung pada kadar airnya, maka sistem tanah dan air dibedakan

menjadi padat (solid), setengah padat (semi solid), plastis (dapat dibuat bentuk

tertentu dan tidak pecah) dan cair. Batas antara cair dan plastis disebut batas cair

(liquid limit), batas antara plastis dan semi solid disebut batas plastis (plastic

Page 6: LAPORAN SAT ACARA 5 TEP UGM

limit) sedangkan batas antara semi solid dengan solid disebut batas kerut

(shringkage limit) (Rindiawati,1985).

Page 7: LAPORAN SAT ACARA 5 TEP UGM

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum

1. Casagrande

2. Spatula dan colet

3. Timbangan analitik

4. Botol timbang

5. Oven

6. Cawan

7. Lempengan kaca

8. Lempengan kayu

Bahan yang digunakan dalam praktikum

1. Contoh tanah kering angin berukuran 2mm sebanyak 200 gram dari

berbagai lapisan tanah dalam profil.

2. Aquadest

B. Cara Kerja

1. Penentuan batas cair (Liquid Limit)

a. Diambil contoh tanah dan dibuat pasta tanah dengan menambahkan

air sedikit demi sedikit sehingga diperoleh pasta yang homogen.

b. Diletakkan sebagian pasta tanah di atas cawan alat casagrande dan

permukaannya diratakan dengan colet sampai tebal pasta ± 1 cm.

Kemudian dengan colet pasta tanah dibelah sepanjang sumbu simetris

cawan. Sewaktu membelah pasta, colet dipegang sedemikian sehingga

pada saat setiap kedudukannya selalu tegak lurus pada permukaan

cawan dan ujung colet selalu tertekan di permukaan cawan. Di dasar

alur pembelahan harus terlihat permukaan cawan yang bersih dari

tanah selebar ujung colet (2 mm).

Page 8: LAPORAN SAT ACARA 5 TEP UGM

c. Diputar alas casagrande secara cepat sehingga cawan terketuk-ketuk

sebanyak 2x tiap detik. Dihitung jumlah ketukan untuk menutup alur

sepanjang ±1 cm.

d. Diulangi langkah (c), cawan diketuk-ketukkan lagi dan dihitung

jumlah ketukan untuk menutup alurnya kembali. Diulangi hingga

memperoleh jumlah ketukan yang tetap.

e. Setelah diperoleh jumlah ketukan yang tetap (sekitar 10-40 ketukan),

diambil sejumlah pasta tanah di sekitar bagian alur yang menutup

sebanyak ±10 g dan dihitung kadar lengasnya.

2. Penentuan batas lekat

a. Pasta tanah diambil dari acara batas cair, digumpalkan dalam tangan

dan colet ditusukkan ke dalamnya ± 2,5 cm dengan kecepatan 1

cm/dtk

b. Permukaan colet diperiksa :

- bersih, tidak ada tanah berarti pasta tanah lebih kering dari batas

lekat

- ada tanah atau suspensi melekat berarti pasta tanah lebih basah

dari batas lekat

c. Tergantung pada hasil langkah (b), pasta tanah ditambah atau

dikurangi kelembabannya, dan diulangi langkah (a) hingga diperoleh

keadaan di permukaan colet melekat suspensi tanah seperti dempul

sepanjang 1/3 kedalaman penusukan.

d. Apabila pada permukaan colet di sebelah ujungnya melekat suspensi

seperti dempul sepanjang kira-kira 1/3 x dalamnya penusukan,

selanjutnya diambil suspensi sekitar tusukan sebanyak ±10 gram dan

kadar lengasnya ditetapkan.

e. Langkah a-d diulangi sebagai duplo. Hasil duplo dengan yang pertama

tidak boleh berselisih lebih dari 10%. Apabila lebih maka harus

diulangi lagi sampai diperoleh 2 pengamatan yang berselisih <1%.

Page 9: LAPORAN SAT ACARA 5 TEP UGM

3. Penentuan batas gulung/plastis

a. Pasta tanah diambil ± 15 gr dari acara batas cair dan dibuat bentuk

sosis. Kemudian diletakkan di atas lempengan kaca. Pasta tanah

digulung-gulungkan dengan tangan (dari ujung jari sampai pangkal

jari).

b. Diperikas gulungan tanah yang terbentuk, bila gulungan mulai retak

pada saat tebal gulungan 3 mm maka diambil dan diletakkan dalam

cawan dan ditetapka kadar lengasnya.

c. Langkah 1-b diulangi sebagai duplo dan triplo.

4. Penentuan Berubah Warna Tanah

a. Pasta tanah diratakan dengan colet sampai tipis dan licin di atas papan

kayu yang rata dan halus.

b. Bentuk pasta dibuat jorong, menipis dari bagian tengah ke tepi

(dengan ketebalan bagian tengah ± 3 mm).

c. Didiamkan dalam tempat yang teduh dan jauh dari tempat panas. Pada

kondisi ini lengas dalam pasta pelan-pelan akan menguap dan, di

mana penguapan pada bagian tepi akan lebih cepat dari bagian tengah.

Pada waktu lengas menguap pori-pori yang ditinggalkan oleh lengas

akan diisi oleh udara, dan warna tanah akan lebih terang.

d. Setelah bagian tanah yang berubah warna mencapai panjang sekitar

0.5 cm, selanjutnya ambil bagian tersebut dan bagian di sampingnya

yang berwarna gelap (± 5 cm) dengan colet.

e. Setelah jalur pemudaan ini mencapai ±0,5 cm, diambil jalur muda

tersebut dengan colet bersama-sama dengan jalur disampingnya yang

masih gelap dan ditentukan kadar lengasnya.

C. Cara Analisis

1. Penentuan Batas Cair (BC)

KL = (b−a )−(c−a)

(c−a)x100%

Page 10: LAPORAN SAT ACARA 5 TEP UGM

BC = KL( N25

)0,121

Keterangan : KL = Kadar LengasN = Jumlah ketukana = berat cawan kosong (gr)b = berat cawan kosong + tanah basah (gr)c = berat cawan + tanah kering (gr)

2. Batas Lekat (BL)

BL = (b−a )−(c−a)

(c−a)x100%

Keterangan:

a = berat cawan kosong (gr)

b = berat cawan kosong + tanah basah (gr)

c = berat cawan + tanah kering (gr)

3. Batas Plastis (BP)

BP = (b−a )−(c−a)

(c−a)x100%

Keterangan:

a = berat cawan kosong (gr)

b = berat cawan kosong + tanah basah (gr)

c = berat cawan + tanah kering (gr)

4. Batas Berubah Warna (BBW)

BBW = (b−a )−(c−a)

(c−a)x100%

Keterangan:

a = berat cawan kosong (gr)

b = berat cawan kosong + tanah basah (gr)

c = berat cawan + tanah kering (gr)

Page 11: LAPORAN SAT ACARA 5 TEP UGM

5. Regresi Linier

y = ax + b

a = y– bx

b = Σ ( x− y )−n(Σx . Σy)Σ(x¿¿2)−n(Σx)2¿

x =log Ny= rerata KLx = rerata log N

6. Jangka Olah (JO)

JO = BL - BP

7. Indeks Plastis (IP)

IP = BC - BP

Page 12: LAPORAN SAT ACARA 5 TEP UGM

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

A. Hasil

1. Batas Cair

a. 25-40 ketukan

Z Ketukan

No. Cawan

a (g) b (g) c (g)

37 C1 7.4962 25.855 19.7933 C2 8.4866 29.144 22.35

Tabel I. Hasil pengamatan batas cair pada 25-40 ketukan

b. 10-25 ketukan

Z Ketukan

No. Cawan

a (g) b (g) c (g)

20 C3 8.566627.556

621.365

17 C4 6.59327.833

620.8868

Tabel II. Hasil pengamatan batas cair pada 10-25 ketukan

2. Batas Lekat

No. Cawan

Berat Cawan

Kosong (a)

Berat Cawan + Tanah

Basah (b)

Berat Cawan + Tanah

Kering (c)C5 8.419 20.4354 16.6286C6 8.2387 19.9817 16.263

Tabel III. Hasil pengamatan batas lekat

3. Batas Plastis

No. Cawan

Berat Cawan

Kosong (a)

Berat Cawan + Tanah

Basah (b)

Berat Cawan + Tanah Kering

(c)

Page 13: LAPORAN SAT ACARA 5 TEP UGM

C7 6.4276 21.1411 16.9933C8 8.5765 23.9322 19.42

Tabel IV. Hasil pengamatan batas plastis

4. Batas Berubah Warna

No.cawanBerat

Cawan Kosong (a)

Berat Cawan + Tanah

Basah (b)

Berat Cawan + Tanah

Kering (c)C9 6.6125 7.0492 7.0083C10 6.4154 8.6552 8.4457Tabel V. Hasil pengamatan batas berubah warna

B. Analisis

1. Penentuan Batas Cair

Z Ketukan

No. Cawan

a (g) b (g) c (g) KL (%) BC BC rata-rata

37 C1 7.4962 25.855 19.79 49.33381 47.048247.2179878633 C2 8.4866 29.144 22.35 49.00674 47.38778

20 C3 8.566627.556

6 21.365 48.37792 49.70194

50.311855517 C4 6.59327.833

6 20.8868 48.60009 50.92177Tabel VI. Hasil Perhitungan Penentuan Batas Cair

Contoh Perhitungan (pada cawan 3 ketukan 20) :

KL=(b−a )− (c−a )

(c−a )x100 %

¿(27,5566−8,5666 )−(21,365−8,5666 )

(21,365−8,5666 )x100 %

¿48,37792 %

BC=KL( N25 )

0,121

BC=48,37792( 2025 )

0,121

Page 14: LAPORAN SAT ACARA 5 TEP UGM

= 49,70194

2. Analisis Regresi Untuk Batas Cair

Z Ketukan

KL (%) BC Log N = X Log KL=Y XY X2

37 49.3338 47.0482 1.568201 1.6931447 2.65519 2.4592633 49.0067 47.38778 1.5185139 1.6902558 2.56668 2.3058820 48.3779 49.70194 1.30103 1.6846472 2.19178 1.6926817 48.6001 50.92177 1.2304489 1.6866371 2.07532 1.5140

Jumlah 195.319 195.05969 5.6181946 6.75468474 37.949 31.564Rerata 48.8297 48.76492 1.404549 1.6886712 2.3718 1.9727

Tabel VII. Hasil Perhitungan Analisis Regresi Untuk Batas Cair

3. Penentuan Batas Lekat

No. Cawan a (g) b (g) c (g) BL (%) BL rata-rataC5 8.419 20.4354 16.6286 46.37010329

46,3565C6 8.2387 19.9817 16.263 46.34298319

Tabel VIII. Hasil Penentuan Batas Lekat

Contoh Perhitungan Pada Cawan 6 :

BL=( b−a )−(c−a )

( c−a )x 100 %

¿(19,9817−8,2387 )−(16,263−8,2387 )

(16,263−8,2387 )x 100 %

¿46,3429 %

4. Penentuan Batas Plastis

No. Cawan a (g) b (g) c (g) BP (%) BP rata-rataC7 6.4276 21.1411 16.9933 39.25721911

40,4346C8 8.5765 23.9322 19.42 41.61202564

Tabel IX. Hasil Perhitungan Penentuan Batas Plastis

Page 15: LAPORAN SAT ACARA 5 TEP UGM

Contoh Perhitungan Pada Cawan 8 :

BP=(b−a )−( c−a )

(c−a )x 100 %

¿(23,9322−8,5765 )−(19,42−8,5765 )

(19,42−8,5765 )x100 %

¿41,612 %

5. Penentuan Batas Berubah Warna

No.cawan a (g) b (g) c (g) BBW (%)C9 6.6125 7.0492 7.0083 10.333502C10 6.4154 8.6552 8.4457 10.318672Tabel X. Hasil Perhitungan Penentuan Batas Berubah Warna

Contoh Perhitungan Pada Cawan 10 :

BBW=(b−a )−( c−a )

( c−a )x 100 %

¿(8,6552−6,4154 )−(8,4457−6,4154 )

( 8,4457−6,4154 )x100 %

¿10,3187 %

6. Penentuan Regresi Linier

1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 60

1

2

3

4

5

6

7

8

f(x) = 1.19587071512756 x + 0.0135188867556888R² = 0.994755043707753

Log N Vs Log KL

Log N Vs Log KLLinear (Log N Vs Log KL)

Grafik I. Hubungan Log N dan Log KL

Dari grafik tersebut diperoleh persamaan y = ax+b

Persamaan dari grafik : y = 1,195x + 0,013

Page 16: LAPORAN SAT ACARA 5 TEP UGM

a = y– bx

= 1.6886712-1,202x1.404549

= 0,000403

b=∑ ( xy )−n (∑ x .∑ y )

∑ ( x2 )−n (∑ x )2

¿(37,949 )−4 (5,618 x6,755 )

31,564−4 x31,564

¿1,202

Persamaan dari perhitungan : y = 0,000403x + 1,202

7. Penentuan Jangka Olah

Jangka olah No. cawan JO

5, 7 7.1128841796, 8 4.730957551

Tabel XI. Hasil Perhitungan Penentuan Jangka Olah

Contoh Perhitungan Pada Cawan 5,7 :

JO = BL – BP

= 46,37 – 39,257

= 7,113

8. Penentuan Indeks Plastis

No cawan IP1,2 ; 7 7.9607687483,4 ; 8 8.699829858

Tabel XII. Hasil Perhitungan Penentuan Indeks Plastisitas

Contoh Perhitungan Pada Cawan 1,2 ; 7 :

IP = BC rata-rata – BP

= 47,217 – 39,257

= 7,96

Page 17: LAPORAN SAT ACARA 5 TEP UGM

BAB V

PEMBAHASAN

Kali ini praktikum acara 5 tentang konsistensi tanah dan angka Atterberg.

Pada praktikum ini dipelajari mengenai konsistensi tanah dan angka atterberg.

Dalam menentukan keduanya dilakukan pengamatan beberapa data diantaranya

adalah batas cair (BC), batas lekat (BL), batas plastisin (BP), dan batas berubah

warna (BBW).

Konsistensi tanah adalah salah satu sifat fisika tanah yang menunjukkan

kekuatan atau ketahanan daya kohesi butir-butir tanah dan daya adhesi dengan

berbagai kelembaban tanah. Konsistensi tanah merupakan bagian dari Rheologi

yang mempelajari perubahan-perubahan bentuk (deformation) dan diran (flow)

suatu benda. Batas cair adalah jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah.

Batas lekat adalah kadar air dimana tanah mulai tidak dapat melekat pada benda

lain. Batas plastis adalah suatu keadaan tanah dimana tanah dapat digulung

menjadi gulungan kecil-kecil dengan diameter ±3,2 mm. Batas plastis ini

merupakan batas bawah dari keadaan plastis. Sedangkan batas berubah warna

adalah tanah yang telah mencapai batas pilin (kadar air dimana gulungan tidak

dapat dipilin lagi) yang masih dapat terus kehilangan air sehingga lambat laun

menjadi kering dan pada suatu ketika tanah berwarna lebih terang. Batas berubah

warna merupakan batas terendah kadar air dapat diserap tanaman.

Dalam pengujian Batas Cair (BC), alur harus menutup karena aliran

kental, bukan karena lanjutan atau luncuran belahan tanah diatas cawan. Apabila

terjadi luncuran berarti tanahnya terlalu kering atau permukaan cawan licin.

Permukaan cawan yang licin bisa disebabkan oleh minyak atau kapisan debu

Page 18: LAPORAN SAT ACARA 5 TEP UGM

kering. Apabila alat Cassagrande diputar lebih cepat 2 kali atau lebih rendah per

detiknya maka penutupan alurnya akan lebih cepat atau lebih lambat. Ketukan alat

cassagrande dipengaruhi oleh jenis tanah yang digunakan, apabila pasta tanah

terlalu basah jumlah ketukan kurang dari 10 sebaliknya saat pasta tanah terlalu

kering maka jumlah ketukan lebih dari 40. Penentuan kadar lengas tanah

diperoleh dari pasta tanah karena sekitar alur yang menutup itulah yang

menunjukkan batas cair tanah(liquid limit) yang diamati sedangkan tanah yang

tidak menutup tidak dihitung karena tidak menunjukkan batas cair atau tanah

masih menahan air.

Pada Pengamatan Batas Lekat (BL) ini digunakan alat bernama colet.

Colet yang digunakan menentukan hasil pengamatan. bila colet yang digunakan

berlemak dan kasar permukaannya akan membuat tanah seluruhnya menempel

pada colet. Jika lengket maka tidak dapat diukur batas lekatnya. Sedangkan

apabila kecepatan menusuk-menarik colet lebih cepat maka hanya ada sedikit

bagian tanah yang menempel pada colet sehingga sulit menentukan batas lekat..

Sebaliknya, saat kadar air atau kelembaban lebih tinggi dibandingkan batas lekat

tanahnya maka tanah akan mudah melekat ke benda lain.

Pengamatan Batas Plastis (BP), landasan penggulung harus keras dan

permukaannya rata karena agar lebih mudah dalam menggulung membentuk

tambang. Pengamatan dikatakan valid saat gulungan mencapai tebal 3mm dan

hanya terdapat retak-retak atau gulungan tidak putus. Pada penetapan batas gulung

diperlukan triplo sebab sebagai pembanding antara batas plastis satu contoh tanah

dengan contoh tanah lain, semakin banyak pembanding datanya akan semakin

valid.

Pada pengamatan Batas berubah Warna lapisan tanah diatas papan kayu

dibuat menipis kearah tepi. Hal ini dilakukan agar kadar air cepat menguap dan

warnanya lebih cepat berubah. Pada kondisi ini lengas dalam pasta pelan-pelan

akan menguap, dimana penguapan pada bagian yang tipis akan lebih cepat. Pada

waktu lengas menguap pori-pori yang ditinggalkan oleh lengas akan diisi oleh

udara, maka warna tanah akan lebih terang/memuda. Pemudaan ini akan

berlangsung mulai dari tepi dan pelan-pelan menuju ke tengah. Batas berubah

Page 19: LAPORAN SAT ACARA 5 TEP UGM

warna atau batas antara warna terang dan agak tua merupakan batas terendah

kadar air yang dapat diserap oleh tanaman. Tanah diambil separuh dari jalur

warna muda dan dari yang gelang karena dengan mengambil keduanya dapat

menentukan batas berubah warna dimana warna muda berarti kandungan airnya

sedikit dan gelap berarti kandungan airnya banyak. Jangka olah adalah selisih

antara Batas Lekat dan Batas Plastis, merupakan kandungan lengas yang

menyebabkan tanah mudah diolah. Tanah dengan jangka olah rendah merupakan

tanah yang lebih sukar diolah daripada tanah dengan jangka olah tinggi. Bila

jangka olahnya sama, tanah lebih sukar diolah bila indeks plastisitasnya rendah.

Persediaan air tertinggi dalam tanah artinya jumlah air terbanyak yang dapat

ditahatanah dikurangi dengan batas terendah kadar air dapat diserap tanaman.

Percobaan yang dilakukan dalam penentuan BC ada empat ulangan, yaitu

ketukan 37, ketukan 33, ketukan 20, dan ketukan 17. Pada ketukan 37 nilai KL

49.33381% dan nilai BC sebesar 47.0482%. Ketukan 33 nilai KL 49.00674% dan

nilai BC sebesar 47.38778%. ketukan 20 nilai KL 48.37792% dan nilai BC

sebesar 49.70194%., dan ketukan 17 nilai KL 48.60009% san nilai BC sebesar

50.92177%. Dalam penentuan nilai BL diperoleh dua data nilai BL yaitu

46.37010329% dan 46.34298319%. Nilai BP sebesar 39.25721911% dan

41.61202564%. kemudian nilai BBW adalah 10.333502% dan 10.318672%. Nilai

JO yang diperoleh sebesar 7.113% dan 4.73%. Nilai IP yang diperoleh adalah

sebesar 7.96% dan 8.6998%. Regresi linear dan grafik y= 1,195x + 0,013

sedangkan berdasarkan perhitungan adalah y = 0,000403x + 1,202. Perbedaan ini

terjadi karena kesalahan dalam pembuatan grafik.

Manfaat konsistensi tanah ialah untuk menentukan cara penggarapan tanah

yang efisien dan penetrasi akar tanaman di lapisan tanah bawahan. Tanah yang

bertekstur pasir bersifat tidak lengket, tidak liat (non plastic) dan lepas-lepas.

Sebaliknya tanah bertekstur lempung-berat pada keadaan basah berkonsistensi

sangat lengket, sangat liat dan bila kering bersifat sangat teguh (kuat) dan keras.

Jadi pengolahan paling tepat adalah kadar air tanah berada diantara batas cair dan

batas plastis. Aplikasi penentuan konsistensi tanah dan angka Atterberg ini

Page 20: LAPORAN SAT ACARA 5 TEP UGM

bermanfaat untuk perekayasaan tanah untuk peningkatan penyerapan air oleh

tanaman.

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah:

1. Batas cair adalah jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah.

2. Batas lekat adalah kadar air dimana tanah mulai tidak dapat melekat pada

benda lain.

3. Batas plastis adalah suatu keadaan tanah dimana tanah dapat digulung

menjadi gulungan kecil-kecil dengan diameter ±3,2 mm.

4. Batas berubah warna merupakan batas terendah kadar air yang dapat

diserap tanaman.

5. Batas cair tanah rerata sampel tanah sebesar 48,765%.

6. Batas lekat tanah rerata sampel tanah sebesar 46,3565%.

7. Batas plastis tanah rerata sampel tanah sebesar 40,4346%.

8. Batas berubah warna tanah rerata sampel tanah sebesar 10,3261%,

Jangka olah rerata sebesar 5,922%,

Nilai indeks plastisitas tanah rerata sebesar 8,3303%,

Persediaan air maksimum dalam tanah dengan grafik y = 1,195x + 0,013,

sedangkan dengan perhitungan y = 0,000403x + 1,202.

B. Saran

Praktikum sudah berjalan dengan baik

Page 21: LAPORAN SAT ACARA 5 TEP UGM

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Kesuburan Tanah. Dalam http:// ariyanto.staff.uns.ac.id/files/2010/04/kesuburan-05 . pdf . Diakses pada Selasa, 04 November 2014 Pukul 12.08 WIB.

Cahyono, A. 1998. Bahan Assistensi dan Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah Hutan. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta

Foth, H.D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Nurhajati, H. dkk. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung. Lampung-Sumatera.

Rindiawati, M. 1985. Tanah dan Permasalahannya. Erlangga. Jakarta

Sarwono. 1992. Ilmu Tanah dan Sistemnya. Dalam http://Sarwono.files.wordpress.com/1992/10/ Ilmu Tanah dan Sistemnya .pdf . Diakses pada Senin, 10 November 2014 Pukul 11.40 WIB.

Page 22: LAPORAN SAT ACARA 5 TEP UGM

LAMPIRAN

Page 23: LAPORAN SAT ACARA 5 TEP UGM
Page 24: LAPORAN SAT ACARA 5 TEP UGM
Page 25: LAPORAN SAT ACARA 5 TEP UGM
Page 26: LAPORAN SAT ACARA 5 TEP UGM