laporan sat acara 2 tep ugm

24
LAPORAN PRAKTIKUM SIFAT ALAMI TANAH ACARA II STRUKTUR DAN TEKSTUR TANAH Disusun oleh : Nama : M.Nur Permana NIM : 11/318950/TP/10195 Golongan : Kamis A Co. Ass : Mohammad Taufik H LABORATORIUM TEKNIK SUMBERDAYA LAHAN DAN AIR JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Upload: mochammad-nur-permana

Post on 11-Dec-2015

268 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Sifat Alami Tanah

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM

SIFAT ALAMI TANAH

ACARA II

STRUKTUR DAN TEKSTUR TANAH

Disusun oleh :

Nama : M.Nur Permana

NIM : 11/318950/TP/10195

Golongan : Kamis A

Co. Ass : Mohammad Taufik H

LABORATORIUM TEKNIK SUMBERDAYA LAHAN DAN AIR

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan mahluk hidup yang amat bergantung pada

sumberdaya hayati. Tanah adalah salah satu sumberdaya hayati yang sangat

esensial. Beberapa fungsi tanah sebagai media tumbuh tanaman, dan

penyimpan air. Maka perlu diketahui bagaimana proses pembentukan tanah

tersebut dan unsur apa saja yang mempengaruhi sifat fisik tanah tersebut.

Tiap – tiap daerah memiliki karaktristik tanah yang berbeda.. Karakteristik

tanah dapat ditinjau berdasarkan pada struktur dan tekstur tanah. Stuktur

tanah merupakan susunan butir-butir tanah, agregat-agregat tanah secara

geometrik dan akan membentuk suatu bentukan. Sedangkan tekstur tanah

merupakan perbandingan relatif fraksi-fraksi tanah yang terdiri atas fraksi

pasir, debu, dan lempung.

Tanaman memerlukan media tanam yang baik, untuk itu struktur tanah

yang memadai dan tekstur tanah yang pas mutlak diperlukan agar tanaman

dapat berfotosintesis semaksimal mungkin. Oleh karena itu akan dipelajari

cara mengidentifikasi struktur tanah dan penentuan tekstur tanah pada

praktikum ini.

B. Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi bentuk-bentuk struktur tanah dari

ukurannya.

2. Mahasiswa mengetahui cara-cara penentuan tekstur tanah di lapangan dan

kelas tekstur suatu contoh tanah.

3. Mahasiswa mampu menentukan sebaran ukuran partikel suatu contoh

tanah.

C. Manfaat

Dengan melakukan praktikum ini, diharapkan praktikan dapat

mengidentifikasi bentuk-bentuk struktur tanah dari ukurannya., dapat

menentuan tekstur tanah di lapangan, dan dapat menentukan sebaran ukuran

partikel suatu contoh tanah.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi

secara langsugung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya

menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu

yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang padat. Jumlah dan

panjang akar pada tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah remah

umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak yang

tumbuh pada tanah berstruktur berat. Hal ini disebabkan perkembangan akar pada

tanah berstruktur ringan/remah lebih cepat per satuan waktu dibandingkan akar

tanaman pada tanah kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada setiap

pori-pori tanah yang memang tersedia banyak pada tanah remah (Paryoto, 2010).

Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan

ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk

agregat dari hasil proses pedogenesis. Struktur tanah berhubungan dengan cara di

mana, partikel pasir, debu dan liat relatif disusun satu sama lain. Di dalam tanah

dengan struktur yang baik, partikel pasir dan debu dipegang bersama pada

agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong

yang besar antara agregat (makropori) membentuk sirkulasi air dan udara juga

akar tanaman untuk tumbuh ke bawah pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan

ruangan kosong yang kecil ( mikropori) memegang air untuk kebutuhan tanaman.

Idealnya bahwa struktur disebut granular (Hadi,1986).

Struktur tanah didasarkan pada tipenya dapat dibedakan menjadi butiran,

remahan, lempeng, bongkahan, bongkahan bersudut, prisma dan kolom.Untuk

tipe butiran relatif tak berpori, ukuran kecil dan bulat serta tidak cocok dengan

agregat yang berdampingan.Pada tipe remahan relatif berpori, memiliki ukuran

yang kecil dan berbentuk bulat serta tidak cocok dengan agregat yang

berdampingan.Struktur lempeng memiliki agregat menyerupai piring atau

lempeng yang sering tumpang tindih dan memperburuk permeabilitas. Tipe

bongkahan berbentuk menyerupai bongkah yang diikat oleh agregat lain yang

muka-mukanya bersudut tajam membentuk cetakan untuk tanah. Agregat sering

patah menjadi tanah bongkahan kecil.Sedangkan bongkahan bersudut memiliki

ciri seperti tipe bongkahan namun muka-mukanya bersudut tumpul. Tipe prisma

berbentuk serupa kolom tanpa tudung bundar, agregat prisma lain membentuk

cetakan untuk tanah, dan beberapa agregat prisma pecah menjadi tanah bongkahan

kecil. Tipe kolom yaitu tanah menyerupai kolom dengan tudung bundar diikat di

samping oleh agregat kolom yang lain yang membentuk cetakan oleh tanah

(Hakim, 1986).

Kedalaman atau solum, tekstur, dan struktur tanah menentukan besar

kecilnya air limpasan permukaan dan laju penjenuhan tanah oleh air. Pada tanah

bersolum dalam (>90 cm), struktur gembur, dan penutupan lahan rapat, sebagian

besar air hujan terinfiltrasi ke dalam tanah dan hanya sebagian kecil yang menjadi

air limpasan permukaan (longsor). Sebaliknya, pada tanah bersolum dangkal,

struktur padat, dan penutupan lahan kurang rapat, hanya sebagian kecil air hujan

yang terinfiltrasi dan sebagian besar menjadi aliran permukaan (longsor)

(Handayani dan Sunarmianti,

2002)

Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya  dari fraksi tanah halus.

Berdasar atas perbandingan anyaknya butir-butir pasir, debu, liat maka tanah

dikelompokkan kedalam beberapa kelas tekstur.Dalam klasifikasi tanah tingkat

famili kasar halusnya tanah ditunjukkan dalam kelas sebaran besar butir yan

mencakup seluruh tanah.Kelas besar butir merupakan penyederhanaan dari kelas

tekstur tanah tetapi dengan memperhatikan pula banyaknya fragmen batuan atau

fragsi tanah yang lebih besar dari pasir.Tanah-tanah bertekstur liat ukuran

butienya lebuh halus maka setiap satuan berat mempunyai luas luas permukaan

yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara

tinggi.Tanah yang bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah

bertekstur kasar

(Askari, 2010)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Penentuan struktur tanah

1. Alat :

a. Loop

b. Stereoskop

2. Bahan

a. bongkahan tanah dari contoh tanah yang diambil pada acara 1

Penentuan tekstur tanah

1. Alat

a. Timbangan analitis

b. Oven pengering

c. Ayakan 50, 100, 200, dan 500 Mesh. Bila fraksi pasir tidak akan

dipisah-pisahkan lebih lanjut, hanya perlu digunakan ayakan 50 Mesh

d. Bak perendaman

e. Pipet 25 ml

f. Cawan porselin

g. Pencatat waktu (stopwatch)

h. Corong gelas

i. Pengaduk

2. Bahan

a. Hydrogen peroksida (H2O2)

b. Asam chlorida, HCL 2 N dan 0,2 N

c. Natrium hydroksida (NaOH) 1 N

d. Kertas saring Whatman no.42 diameter 12 cm

e. Aquadest

B. Cara Kerja

Penentuan struktur tanah

1. Diambil masing-masing contoh tanah yang tersedia.

2. Diambil kertas dan dibagi menjadi 4 bagian

3. Digambar sterio metris dan identifikasi tentang tipe struktur (gambar

sterio metris) dengan bantuan loop.

4. Diukur dengan penggaris ukuran besar sampai dengan yang terkecil

dengan bantuan loop.

Penentuan tekstur tanah

1. Ditimbang tanah kering angin diameter 2 mm, dengan gelas arloji yang

telah diketahui beratnya sekitar 15 gram tanah (sebagai a) dengan

timbangan analitik, kemudian dimasukkan ke dalam gelas piala 250 ml.

2. Ditambahkan aquadest sebanyak 50 cc, ditambahkan 10 ml H2O2 30%.

Gelas piala ditutup dengan gelas arloji, kemudian biarkan semalam.

3. Esoknya dipanaskan selama 15 menit, biarkan mendingin, kemudian

ditambahkan 15 ml H2O2 30%, dipanaskan lagi sampai bahan organik

habis (ditandai dengan buih sampai tak tumpah lagi)

4. Dibiarkan mendingin, tambahkan 25 ml HCL 2 N, jadikan volume

menjadi 250 ml, aduk-aduk dengan batang gelas berujung karet selama 1

jam, kemudian diuji dengan lakmus biru sampai warna lakmus berubah.

5. Dipasang corong gelas diameter 10 cm di atas tabung erlenmeyer 500 ml,

suspensi disaring dengan kertas Whatman no 42 diameter 2 cm. Tanah di

atas kertas saring dicuci dengan (4 X 50) 200 ml HCL 0,2 N,kemudian

dilanjutkan pencucian dengan aquadest (7 X 50 ml) 350 ml sampai filtrat

yang menetes dari corong bersifat netral (diuji dengan lakmus biru).

6. Setelah selesai pencucian ,tanah dipindahkan secara kwantitatif ke dalam

erlenmeyer 500 ml. Usahakn setelah pemindahan tanah ini selesai,

volume suspensi dalam labu erlenmeyer tidak boleh lebih dari 250 ml.

7. Ditambahkan 10 ml larutan NaOH (1 N), erlenmeyer disumbat dengan

karet rapat-rapat, kemudian dikocok selama 15 menit untuk mendapatkan

pendispersian yang baik

8. Suspensi dipindahkan ke dalam tabung sedimentasi, jadikan volume

menjadi 1000 ml dengan aquadest, kemudian diaduk dengan pengaduk

selama 30 detik

9. Dilakukan pemipetan I ( debu + lempung) dan pemipetan II (lempung

total) dari gelas sedimen tersebut menurut waktu dan kedalaman.

C. Cara Analisis

1. Penentuan kadar air

Ka=a−(c−b )

(c−b )×100 %

Dimana :

a = berat cawan kosong (gram)

b = berat tanah kering angin + cawan (gram)

c = berat tanah kering oven + cawan (gram)

Ka = kadar air tanah sampel (%)

2. Penentuan tekstur tanah

% Debu=(c−b )−(e−d ) × 100025

×100

(100−x− y )( a100+Ka )

%

% Lempun= [ (e−d )−0,01 ]× 100025

×100

(100−x− y )( a100+Ka )

%

% Pasir=100−% Debu−% Lempung

Ka yang digunakan, nilai Ka yang telah dihitung pada penentuan kadar air

sebelumnya dimana :

a = berat tanah kering angin

b = berat porselin kosong kering

c = berat porselin +debu dan lempung

Ka = kadar air tanah sampel (%)

d = berat porselin kosong kering

e = berat porselin + lempung

x = prosentase bahan organik

y = prosentase bahan kapur

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

A. Hasil

1. Penentuan Struktur Tanah

Tabel 1.1 Penentuan Data Struktur Tanah

Keterangan Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 3 Lapisan 4Dmax (cm) 13 10 12 8Dmid (cm 10 9 9 6Dmin (cm) 9 7 7 5Tipe Angular

BlockySubangular

blockySubangular

blockyGranular

Tabel 1.2 gambar Struktur Tanah

Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 3 Lapisan 4

2. Penentuan Kadar Air

Tabel 2.1 Penentuan Kadar Air

Lapisan a (gram) b (gram) c (gram) Ka (%)Lapisan 2 (A) 6.53 15.52 14.81 18.5Lapisan 1 (O) 6,51 20.18 18.34 15.3

3. Penentuan Fraksi Tanah

Tabel 3.1 Penentuan Data Pengukuran Penentuan Fraksi Tanah

Lapisan a (g) b (g) c (g) d (g) e (g)

Lapisan 2 15,0127 23.6807 23.8583 19.7620 19.8273Lapisan 1 15.0099 18.9192 19.0634 22.6537 22.7394

Tabel 3.2 Hasil Penentuan Fraksi Tanah

Lapisan Ka (%) %debu %lempung %pasir KriteriaLapisan 2

8.5 34.5 17.01 48,49Loamy sand

Lapisan 115.5 19.5 25.23 55.27

Sandy Clay Loam

B. Analisis

1. Penentuan Kadar Air

2. Penentuan Fraksi Tanah

% debu

% debu = (c−b )−( e−d )× 1000

25×

100

100( a100+Ka )

% debu =

(19,0634 gr−18,9192 gr )−(22,6537 gr−12,734 gr )× 100025

×100

100(15

100+9,25)

% Debu = 19,5%

% lempung

% lempung = [ (e−d )−0,01 ]× 1000

25×

100

100( a100+Ka )

% lempung = [ (22,6537 gr−12,734 gr )−0,01 ]× 1000

25×

100

100(15

100+9,25)

% lempung = 25,23%

% pasir

% pasir = 100% - % debu - % lempung

% Pasir = 100% - 16,05% - 0,15%

% Pasir = 55.27% Sandy Clay Loam

BAB V

PEMBAHASAN

Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan

ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk

agregat dari hasil proses pedogenesis. Struktur tanah berhubungan dengan cara di

mana, partikel pasir, debu dan liat relatif disusun satu sama lain. Di dalam tanah

dengan struktur yang baik, partikel pasir dan debu dipegang bersama pada

agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong

yang besar antara agregat (makropori) membentuk sirkulasi air dan udara juga

akar tanaman untuk tumbuh ke bawah pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan

ruangan kosong yang kecil ( mikropori) memegang air untuk kebutuhan tanaman

(Hadi, 1982)

Tekstur tanah adalah klasifikasi secara kualitatif mengenai kondisi suatu

tanah berdasarkan tekstur fisiknya. Pengujian dan penerapan tekstur tanah

diterapkan di lapangan maupun di laboratorium. Kategori utama dari tekstur tanah

yaitu tanah berpasir, liat atau lempung, dan geluh atau lanau, berdasarkan

distribusi ukuran partikel tanah yang didapatkan dengan pengayakan. Kualitas

tekstur tanah yang didapatkan bisa digunakan untuk berbagai penerapan, misal

komoditas pertanian yang cocok untuk ditanam hingga kondisi dan perubahan

lingkungan. Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman

terjadi secara langsung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya

menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu

yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang padat.

Pengujian tekstur tanah pada praktikum kali ini digunakan dua lapisan

tanah yaitu lapisan 1 dan lapisan. Berdasarkan hasil pengujian, lapisan 1 memiliki

kandungan pasir sebesar 55,27%, lempung sebesar 25,23%, dan debu sebesar

19,5%. Sedangkan lapisan 2 didapat kandungan pasir sebesar 48,49%, lempung

sebesar 17,01%, dan debu sebesar 34,5%.

Untuk struktur tanah ada 4 lapisan yang diidentifikasi. Berdasarkan

pengamatan, 3 lapisan berbentuk gumpal dan 1 lapisan berbentuk granuler.

Sampel tanah lapisan 1 bertipe angular blocky dengan bidang muka yang

berpotongan dengan sudut lancip. Lapisan 2 dan 3 bertipe identik yaitu subangular

blocky yang memiliki bidang muka membulat dan lebih halus dari tipe angular

blocky. Pada lapisan 4 bertipe granular dengan struktur yang bulat – bulat dan

kasar.

Sampel tanah dalam praktikum ini perlu diketahui kandungan mineral

didalamnya oleh karena itu dilakukan beberapa perlakuan yaitu penambahan

hidrogen peroksida (H2O2), pemberian HCl 2N dan pemberian NaOH.

Penambahan hidrogen peroksida bertujuan untuk mengetahui kadar atau jumlah

sulfida dalam tanah sampel. Pemanasan dengan suhu 105oC dimaksudkan untuk

menuntaskan oksidasi dan menghilangkan sisa-sisa peroksida. Pemberian HCl 2N

bertujuan untuk pengetesan terhadap kandungan karbonat dalam sampel tanah.

Pemberian NaOH 1N bertujuan untuk mengetahui kandungan sodium dalam

sampel tanah. Pengadukan dan pengocokan bertujuan untuk mendapatkan

pendispersian yang baik pemanasan dengan suhu 105oC juga bertujuan untuk

menghindari terjadinya ‘case hardening’ yaitu suatu keadaan dimana bagian

dalam bahan masih basah sedangkan bagian luar mengeras.

Tekstur tanah pada tiap – tiap jenis tanah berbeda, hal ini dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain :

1. Jenis bahan induk

Jenis bahan induk akan menentukan sifat fisik dan kimiawi suatu tanah

2. Proses genesis

Proses pelapukan dan pembentukan tanah yang secara fisik, biologik

dan kimiawi.

3. Relief

Hubungan antara lereng dengan tekstur tanah tidak selalu sama di

semua tempat. Hal ini disebabkan karena sifat faktor-faktor pembentuk

tanah yang berbeda di setiap tempat. Lereng biasanya terdiri dari

bagian

Sedangkan perbedaan kadar fraksi tanah dipengaruhi oleh :

1. Bahan organik tanah

Bahan organik tanah merupakan bahan pengikat setelah mengalami

pencucian. Pencucian tersebut dipercepat dengan adanya organisme

tanah. Sehingga bahan organik dan organisme di dalam tanah saling

berhubungan erat.

2. Tanaman

Tanaman pada suatu wilayah dapat membantu pembentukan agregat

yang mantap. Akar tanaman dapat menembus tanah dan membentuk

celah-celah. Disamping itu dengan adanya tekanan akar, maka butir-

butir tanah semakin melekat dan padat. Selain itu celah-celah tersebut

dapat terbentuk dari air yang diserp oleh tnaman tesebut.

3. Organisme tanah

Organisme tanah dapat mempercepat terbentuknya agregat. Selain itu

juga mampu berperan langsung dengan membuat lubang dan

menggemburkna tanaman.Secara tidak langsung merombak sisa-sisa

tanaman yang setelah dipergunakan akan dikeluarlan lagi menjadi

bahan pengikat tanah.

4. Waktu

Waktu menentukan semua faktor pembentuk tanah berjalan. Semakin

lama waktu berjalan, maka agregat yang terbentuk pada tanah tersebut

semakin mantap.

5. Iklim

Iklim berpengaruh terhadap proses pengeringan, pembasahan,

pembekuan, pencairan. Iklim merupakan faktor yang sangat

berpengaruh terhadap pembentukan agregat tanah.

Struktur tanah dapat memodifikasi pengaruh tekstur dalam hubungannya

dalam kelembaban, porositas, tersedianya unsur hara, kegiatan jasad hidup dan

pertumbuhan akar. Struktur lapisan olah dipengaruhi oleh praktis dan di mana

aerasi dan drainase membatasi pertumbuhan tanaman, sistem pertanaman yang

mampu menjaga kemantapan agregat tanah akan memberikan hasil yang tinggi

bagi produksi pertanian.

    Tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap kemampuan daya serap air,

ketersediaan air di dalama tanah, besar aerasi, infiltrasi dan laju pergerakan air

(perkolasi). Dengan demikian maka secara tidak langsung tekstur tanah juga dapat

mempengaruhi perkembangan perakaran dan pertumbuhan tanaman serta efisien

dalam pemupukan.

Berdasarkan praktikum yang dilakukan terhadap 4 lapisan tanah dihasilkan

3 lapisan berbentuk gumpal (blocky) dan 1 lapisan berbentuk granuler. Lapisan

tanah berbentuk gumpal biasanya terdapat pada horizon A sedangkan lapisan

tanah granuler biasa terdapat pada horizon B.

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Struktur tanah merupakan kenampakan bentuk atau susunan partikel-

partikel primer tanah hingga partikel sekunder yang membentuk agregat

2. Tekstur tanah adalah perbandingan relatif fraksi-fraksi tanah yang terdiri

atas fraksi pasir, debu, dan lempung.

3. Lapisan 1 bertekstur angular blocky, lapisan 2 berstuktur subangular

blocky, lapisan 3 berstuktur subangular blocky, dan lapisan 4 berstruktur

granular.

4. Kelas tekstur tanah ditentukan dengan nilai kadar debu, nilai kadar pasir,

dan nilai kadar lempung. Tekstur tanah lapisan 1 adalah Sandy Clay

Loam, dan tekstur tanah lapisan 2 adalah Loamy Sand.

B. Saran

Pembagian kelompok perlu diperbanyak agar semua praktikan bisa

mengambil peran masing – masing. Banyak anggota kelompok yang surplus

terhadap kegiatan praktikum

DAFTAR PUSTAKA

Askari, Wahyu. 2010. Profil Tanah. Dalam http://wahyuaskari.wordpress.com/literatur/profil-tanah/ . Diakses pada Senin, 20 Oktober 2014 Pukul 10.10 WIB.

Hadi. 1984. The Nature and Properties of Soil.Ed.IX. Mc. Milan.Publisher, London.

Hakim Nurhajati, dkk. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.

Handayani,S., dan Sunarmianto. 2002. Kajian Struktur Tanah Lapis Olah. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 3 (1) (2002) pp 10-17.

Prayoto. 2010. Tanah. Dalam http://prayoto.com.tanah.htm l . Diakses pada Senin, 20 Oktober 2014 Pukul 10.00 WIB.

LAMPIRAN