definisi tep tahun 1977 1994 2008

62
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 1 DEFINISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN TAHUN 1977 1. Definisi Teknologi Pendidikan Menurut AECT ( 1977 ). Definisi Teknologi pendidikan menurut AECT ( 1977 ) yakni : Proses komplek dan Terpadu yang meliputi orang,prosedur,gagasan,sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang,melaksanakan,menilai,dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada manusia. Definisi tahun 1977 ini berusaha mengidentifikasi teknologi pendidikan sebagai suatu teori pendidikan sebagai suatu teori,bidang dan profesi. Didalam proses analisis masalah,penentuan pemecahan,pelaksanaan dan evaluasi pemecahan tersebut tercemin dalam Fungsi Pengembangan pendidikan dalam bentuk Riset-teori, desain, produksi, evaluasi, seleksi, logistic, pemamfaatan dan penyebarluasan /pemamfaatan,proses pengarahan atau koordinasi satu atau lebih fungsi- fungsi tercermin dalam fungsi pengelolaan pendidikan yang meliputi pengelolaan organisasi dan pengelolaan personel.Hubungan antara unsur- unsur ini dapat ditunjukan dalam model kawasan Teknologi Pendidikan. Bagan 1.1 KAWASAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN Fungsi Pengembangan pendidikan Riset teori Desain Produksi Evaluasi-Seleksi Logistik Pemamfaatan ( Penyebarluasan/ Pemamfaatan) Sumber Belajar Pesan Orang Bahan Peralatan Teknik Latar (Lingkungan) Si Belajar Fungsi Pengelolaan Pendidikan Pengelolaan Organisasi Pengelolaan Personel

Upload: educational-technology

Post on 12-Aug-2015

126 views

Category:

Education


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

1

DEFINISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN TAHUN 1977

1. Definisi Teknologi Pendidikan Menurut AECT ( 1977 ).

Definisi Teknologi pendidikan menurut AECT ( 1977 ) yakni : Proses

komplek dan Terpadu yang meliputi orang,prosedur,gagasan,sarana dan

organisasi untuk menganalisis masalah dan

merancang,melaksanakan,menilai,dan mengelola pemecahan masalah dalam

segala aspek belajar pada manusia.

Definisi tahun 1977 ini berusaha mengidentifikasi teknologi

pendidikan sebagai suatu teori pendidikan sebagai suatu teori,bidang dan

profesi.

Didalam proses analisis masalah,penentuan

pemecahan,pelaksanaan dan evaluasi pemecahan tersebut tercemin dalam

Fungsi Pengembangan pendidikan dalam bentuk Riset-teori, desain, produksi,

evaluasi, seleksi, logistic, pemamfaatan dan penyebarluasan

/pemamfaatan,proses pengarahan atau koordinasi satu atau lebih fungsi-

fungsi tercermin dalam fungsi pengelolaan pendidikan yang meliputi

pengelolaan organisasi dan pengelolaan personel.Hubungan antara unsur-

unsur ini dapat ditunjukan dalam model kawasan Teknologi Pendidikan.

Bagan 1.1

KAWASAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Fungsi Pengembangan pendidikan

Riset teori Desain Produksi Evaluasi-Seleksi Logistik Pemamfaatan ( Penyebarluasan/ Pemamfaatan)

Sumber Belajar

Pesan Orang Bahan Peralatan Teknik Latar (Lingkungan)

Si Belajar

Fungsi Pengelolaan Pendidikan

Pengelolaan Organisasi Pengelolaan Personel

Page 2: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

2

2. Teknologi Pendidikan Sering Dikacaukan Dengan Teknologi

Pembelajaran.

Teknologi pembelajaran adalah bagian teknologi pendidikan

berdasar atas konsep bahwa pembelajaran adalah bagian dari

pendidikan.teknologi pembelajaran adalah porses yang komplek dan

terpadu yang melibatkan orang,prosedur,ide,peralatan, dan organisasi,

untuk menganalisis masalah,mencari cara pemecahan, melaksanakan,

mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah – masalah dalam situasi

di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam

teknologi instruksional ,pemecahan masalah itu berupa Komponen Sistem

Instruksional yang telah disusun dalam fungsi disain atau seleksi,dan dalam

pemamfaatan,serta dikombinasikan sehingga sehingga menjadi system

instruksional yang lengkap: komponen-komponen ini meliputi : Pesan,

Orang, Bahan, Peralatan,Teknik, dan latar.Dalam Proses aanlisis masalah

dan mencari cara pemecahan implementasi dan evaluasi pemecahan itu

dididentifikasi memlui pengembangan instruksional yang meliputi Riset-

teori, Desain, Produksi, Evaluasi, Pemilihan, Pemamfaatan, dan

penyebarluasan – pemanfaatan.Proses pengarahan atau koordinasi satu

atau lebih fungsi ini diidentifikasikan melalui fungsi pengelolaan

instruksional yang meliputi baik pengelolaan organisasi maupun

pengelolaan personel,Hubungan timbal balik antara unsur-unsur ini

ditunjukkan didalam kawasan Teknologi Instruksional.

Pengertian unsur-unsur dalam kawasan teknologi instruksional

disajikan dalam tabel 1.1,1.2

Page 3: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

3

Bagan 1.2

KAWASAN TEKNOLOGI INSTRUKSIONAL

Jadi,semua teknologi instruksional dapat masuk dalam kerangka

parameter teknologi pendidikan,namaun sebaliknya semua,namun sebalikx

semua.unsur teknologi pendidikan tidak dapat masuk dalam kerangka

parameter teknologi instruksional.jikalau teknologi instruksional beroperasi

,begitu pula teknologi pendidikan,namun kebalikannya tidaklah selalu

demikian Dalam teknologi pendidikan,Fungsi pengembangan dan

pengelolaan lebih luas , sebab meliputi lebih banyak sumber belajar

daripada sekedar komponen system instruksional,yaitu mencakup semua

sumber yang dapat digunakan untuk memberi kemudahan belajar.

3. Sumber Belajar /Komponen Sistem Instruksional

Sumber Belajar adalah suatu prosem pembelajaran yang diamana

belajar itu meliputi data,orang,dan barang ) yang dapat diugunakan oleh

pelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan,biasanya

dalam situasi informal,untuk memberikan fasilitas belajar.sumber itu meliputi

: pesan,orang,bahan,peralatan,teknik,dan tata tempat.

Komponen Sistem Instruksional untuk teknologi instruksional dalah

sumber-sumber belajar yang disusun terlebih dulu dalam proses desain

atau pemilihan dan pemamfaatan,dan disatukan dalam system instruksional

yang lengkap,untuk mewujudkan proses belajar yang terkontrol dan terarah

tujuan.

Fungsi Pengembangan Instruksional Riset teori Desain Produksi Evaluasi-Pemilihan Logistik Pemamfaatan ( Penyebarluasan/ Pemamfaatan)

Komponen Sistem Instruksional Pesan Orang Bahan Peralatan Teknik Latar (Lingkungan)

Si Belajar

Fungsi pengelolaan Instruksional Pengelolaan Organisasi Pengelolaan Personel

Page 4: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

4

Sumber atau Komponen

Definisi Contoh

Pesan Informasi yang akan disampaikan oleh komponen lain; dapat berbentuk ide,fakta,gagasan dan data

Materi bidang studi misalnya sejarah yunani,hukum ohm,hasil-hasil bumi,system parlemen pemerintahan,perubahankata kerja‖ to be ―

Orang Orang-orang yang bertindak sebagai penyimpan dan/atau menyalurkan pesan.

Guru : siswa;pelaku;pembicara.

Bahan Barang – barang ( lazim disebut media atau perangkat lunak‘softwer‖) yang biasanya berisikan pesan untuk disampaikan dengan menggunakan peralatan;kadang-kadang bahan itu sendiri sudah merupakan bentuk penyajian

OHP;proyektor slide; proyektor filmstrif; tape video; perekam audio; pesawat televise; pesawat radio.

Tehnik Prosedur atau langkah – langkah tertentu dalam menggunakan bahan,alat,tata tempat,dan orang untuk menyampaikan pesan.

Komputer alat Bantu pengajaran ;pengajaran terprogram;simulasi;permainan; studi ekspolorasi;metode bertanya; studi lapangan; pengajaran dalam bentuk tim; pengajaran individual ;belajar mengajar mandiri; pengajaran kelompok; ceramah dan diskusi.

Latar ( Lingkungan )

Lingkungan di mana pesan diterima oleh pelajar.

Lingkungan Fisik : gedung sekolah; pusat penyimpanan paket instruksional; perpustakaan; studio; ruang kelas ; auditorium Lingkunagan Non Fisik ; penerangan; sirkulasi udara; akustik; pendingin; pemanasan.

Page 5: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

5

TEKNOLOGI PENDIDIKAN: KONSTRUK TEORITIK,BIDANG PROFESI

Bilamana kita berfikir tentang teknologi pendidikan kita dapat

memikirkanya dalam tiga cara: sebagai konstruk teoritik, sebagai bidang garapan,

dan sebagai profesi. Konsekkuensinya, jika kita mendifinisika teknologi pendidikan

kita dapat mendifinisikannya dengan menggunakan cara yang berbeda – beda

tersebut

Sebelum mengemukakan sebuah definisi,adalah bijaksana jikalau terlebih

dulu menganalisis masing-masing ketiga cara dalam memandang teknologi

pendidikan,untuk menentukan definisi man yang kita maksudkan dan untuk

menentukan criteria untuk mengevaluasi apakah definisi kita itu benar-benar

mendefinisikan teknologi pendidikan sesuai dengan cara yang seharusnya .

1. TIGA PERSPEKTIF TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Pertama, kita dapat memandang teknologi pendidikan sebagai sebuah

konstruk teoritik, sebuah abstraksi yang mencakup serangkaian ide prinsip

tentang cara bagaimana pendidikan dan pembelajaran harus dilaksanakan

dengan menggunakan teknologi .

Kedua, kita dapat memandang teknologi pendidikan sebagai suatu bidang

garapan- aplikasi ide – ide dan prinsip-prinsip teoritik untuk memmecahkan

masalah-masalah konkrit dalam bidang pendidikan dan

pembelajaran.Bidang tersebut meliputi teknik-teknik yang digunakan,

aktvitas yang dikerjakan,, informasi dan sumber yang digunakan,dan lien

yang dilayani oleh para pelaksana dalam bidang tersebut.

Ketiga, kta dapat memandang teknologi pendidikan sebagao suatu profesi

suatu kelompok pelaksana tertentu yang diorganisasikan, memenuhi criteria

tertentu, memiliki tugas-tugas tertentu,dan bergabung untuk membentuk

bagian tertentu dari bidang tersebut.

Tidak satupun dari tiga perspektif tersebut yang lebih betul atau lebih

baik.Masing-masing merupakan cara yang berbeda dalam memandang hal

yang sama.Tiap-tiap orang memiliki perspefktif yang berbeda-beda dan

perspektif seseorang itu bisa saja berubah, tergantung dari apa yang

mereka‖ kerjakan‖ dalam hubungannya dengan teknologi pendidikan.

Page 6: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

6

2. SYARAT- SYARAT DEFINISI

Untuk mencapai kesesuian ini, dan mamfaat dari definisi

tersebut,perlu terlebih dahulu ditetapkan criteria untuk mendefinisikan

bangunan teori,bidang garapan dan profesi.syarat 0syarat yang menjamin

bahwa definisi tersebut satu sama lain saling bertautan.Hal ini dapat

dilakukan sebaik-baiknya dengan jalan memulai membuat daftar syarat-

syarat yang seluas-luasnya,syarat-syarat untuk mendifinisikan profesi-

kemudian menentukan mana di antara syarat-syarat in yang diperlikan

untuk mendefinisikan bidang garapan,dan konstruk teoritik.

Syarat-syarat ini sebaliknya disajikan dalam daftar karakteristik

profesi yang mula pertama di didentifikasikan oleh Finn dan kemudian

dimodifikasikan oleh Finn,AECT,dan Sliber,sebagai berikut :

1. Satu Kesatuan intelektua,yang selalu dikembangkan melalui usaha

penelitian

2. Suatu teknik intelektual, suatu penerapan teknik tersebut terhadap hal-

hal praktis; jangka waktu panjang untuk latihan dan

sertifikasi;serangkaian standard an kode etik yang diteggakkan (

Finn,,1953)

Kemampauan melaksanakan kepemimpinan( Finn,1960 ) sebuah

asosiasi anggota profesi yang terjalin erat dengan dengan sarana

komunikasi yang berkualitas tinggi di antara sesame anggota (

Finn,1953),adanya pengakuan sebagai profesi( Sliber, 1974),menekankan

tanggung jawab profesionaldalam pelaksanaan tugas;adanya hubungan

tertentu dengan lain-lainprofesi (AECT,1972 );

Karakteristik yang dipersyaratkan untuk mendefinisikan konstruk

teoritik, bidang garapan,dan profesi di identifikasi dalam bagian

berikut,disertai dengan penjelasan masing-masing karakteristik tersebut

secara lebih rinci.

Page 7: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

7

3. MENDEFINISIKAN KONSTRUK TEORITIK

Untuk mendefinisikan teknologi pendidikan sebagai knstruk teoritik,ini

hanya diperlukan karakteristik pertama di atas : satu kesatuan teori

intelektual,yang selalu dikembangkan melalui kegiatan penelitian

Definisi Teori.Istilah ― teori‖ yang dalam pembicaraan sehari-hari

sering digunakan sebagai lawan kata‖[raktek} mempunyai arti yang jelas.

suatu prinsip umum.yang didukukung oleh data yang

lengkap,dimaksudkan sebagai penjelasan terhadap sekelompok gejala;

sebuah pernyataann tentang hubungan yang dianggap tetap berlaku

terhadap sejumlah fakta yang komprehensif

Karakkteristik teori sebagai berkut : Adanya suatu gejala,

menjelaskan, merangkum, memberikan orientasi.

4. MENDEFINISIKAN BIDANG GARAPAN

Suatu bidang garapan adalah lingkungan kegiatan yang ‗ merangkum

komponen konsep, keterampilandan prosedur dari sejumlah disiplin

akademik dan juga dari bidang terapan yang lain dan memperpadukan

dalam bentuk aplikasi baru.

Ada tiga karaktaristik tamabahan yaitu: Adanya teknik intelektual,

aplikasi praktis, dan keunikan bidang garapan.

5. PERKEMBANGAN TEORI - PERSPEKTIF HISTORIK

Sekalipun definisi,model dan teori teknologi pendidikan yang

terdahulu sudah tidak cocok dengan adanya pertimbangan, pertama,

karena dapat menunjukkan perkembangan konsep yang dipergunakan

dalam teknologi pendidikan sejak awal . Kedua,karena mengandung konsep

– konsep yang kemudian dipadukan dalam definisi yang berlaku sekarang.

Pembahasan sejarah singkat berikut ini bertolak dari Finn, yaitu

dengan memakai tahun 1920-an sebagai awal teknologi

pendidikan.pembahasan diawali dengan adanya gerakan serta definisi

formal pertama yang berhubungan dengan teknologi pendidikan yaitu

pengajaran Visual.pembelajaran visual ke pembelajaran audio visual,dari

Page 8: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

8

pembealajaran auke dio visual ke konsep system awal,Komunikasi

audiovisual;perpaduan komunikasi dan konsep system awal

a. Pembelajaran Visual

Yang dimaksud dengan alat Bantu Visual yaitu gambar, Model, objek atau

alat-alat yang dipakai untuk menyajiakan pengalaman konkrit melalui

visualisasi kepada siswa dengan tujuan untuk 1) memperkenalkan,

menyusun, memperkaya atau memperjelas konsep-konsep yang

abstrak,(2)mengembangkan sikap yang diinginkan dan,3) mendorong

timbulnya kegiatan siswa lebih lanjut.

b. Dari pembelajaran visual ke pembelajaran audio visual

Ditinjau dari segi tehnis,yang dimaksutkan dengan pembelajaran audio

visual menunjukkan pada beber pa macam perangkat keras…yang dipakai

guru untuk menyampaikan ide dan pengalaman melalui mata dan telinga.

c. Dari Pembelajaran Audio Visual ke Konsep Sistem Awal

Suatu system dapat didefinisikan sebagai rangkain komponen-komponen

yang mempunyai tujuan sama.Arti penting dari system adalah pengertian

adanya a.komponen-komponen dalam system, b.integrasi komponen-

komponen itu,dan c.peningkatan efesien system…( Hoban, 1960,hlmn.10 )

d. Komunikasi Audiovisual : Perpaduan Komunikasi dan Konsep Sistem

Awal

Komunikasi AudioVisual adalah cabang teori danPraktik pendidikan khusus

yang berkepentingan dengan rancangan dan pemamfaatan pesan yang

mengendalikan proses pembelajaran.

e. Pengaruh Ilmu-Ilmu Perilaku

Ilmu Perilaku ,khususnya teori belajar merupakan landasan ilmu yang

utama, darimana dapat diperkirakan aplikasinya berupa teknologi

pembelajaran.( Deterline, 1965,hlmn 407 )

Teknologi Instruksional adalah aplikasi teknologi perilaku untuk

menghasilkan perilaku khusus sistematis dalam rangka mencapai tujuan

instruksional( Deterline,1965, hlmn.407 )

f. Peralihan Dari stimulasi ke perilaku dan penguatan

Sampai saat ini mengajar dianggap sekedar pengaturan kemungkinan

penguatan . Kejadian Belajar terjadi dengan adanya kemungkinan

Page 9: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

9

penguatan,yang mengandung tuga variabel yaitu 1) Suatu kesempatan

untuk terjadinya perilaku,2).perilaku itu sendiri dan 3).akibat perilaku itu (

skinner,1958.hlmn 4, 5 )

g. Pemamfaatan Peralatan

Aliran perilaku berpendapat bahwa peralatan diperlukan bukan sebagai alat

penyaji, tetapi untuk penguat.Kecuali itu juga diajukan bahwa untuk tujuan

tertentu, peralatan dapat dan perlu menggantikan peranan guru.

h. Tujuan Perilaku

Tujuan Perilaku adalah Peratama, identifikasi rumusan perilaku

terminal..dan perincilah jenis perilaku yang akan dijadikan criteria

keberhasilan pencapaian tujuan oleh siswa.Kedua, perincilah perilaku itu

dengan menyatakan kondisi yang memungkinkan itu terjdinya peerilaku

itu.Ketiga, Perincilah criteria perilaku yang dapat diterima dengan cara

menyatakan tingkat keberhasilan yang harus dicapai siswa( Mager,

1962,hlmn 12 )

i. Evaluasi Acuan Standar

Pengukuran yang disusun menurut criteria standar yaitu tujuan yang

dirumuskan dalam bentuk perilaku,memberikan imformasi tentang

kompetensi yang dicapai siswa tertentu,terlepas dari hubungan dengan

perbuatan teman- temannya ( Glasser, 1965,hlmn 801)

j. Memprogram Sekolah

Sekolah lebih cendrung mengadopsi bahan pelajaran yang deprogram

daripada prinsip-prinsip pembelajaran terprogram……pembelajaran

terprogram harus diterapakan pada keseluruhan kurikulum

sekolah.termasuk bahan, media, dan personel( 217 )..memprogram adalah

proses umum untuk mengembangkan urutan kegiatan instruksional.

k. Memprogram sebagai suatu proses pengembangan

Keunikan dan kelebihan pembelajaran terprogram tertama terletak pada

proses produksinya. Sengat disayangkan bahwa proses produksi tersebut

tidak terlihat jelas dalam bahan yang diprogramnya atau pada

lingkungan,meskipun proses itulah yang menetukan struktur dan

kualitasnya.

l.Dari Komunikasi Audio Visual ke pendekatan system dan pengembangan

instruksional

Page 10: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

10

Pendapat yang lebih mutahir memandang teknologi pendidikan sebagai

pendekatan system dalam proses belajar mengajar dengan memussatkan

perhatian pada rancangan optimal, implementasi dan evaluasi belajar dan

mengajar itu.( Hinst,1971,hlmn 41 ).

TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI TEORI,

BIDANG GARAPAN, DAN PROFESI

Teknologi pendidikan dapat dipandang sebagai tiga aspek, yaitu teknologi

pendidikan sebagai sebuah konstruk teoritik, sebagai bidang garapan, dan sebagai

suatu profesi. Ketiga aspek tersebut memberikan cara pandang yang berbeda

dalam memahami teknologi pendidikan. Setiap orang memiliki cara pandang

berbeda-beda dan cara pandang setiap orang itu bisa saja berubah, tergantung

dari apa yang mereka ―kerjakan‖ dalam hubungannya dengan teknologi

pendidikan.

Teknologi pendidikan sebagai konstruksi teoritik adalah perspektif dasar

dari sebuah ilmu pengetahuan. Dengan memandang teknologi pendidikan sebagai

konstruk teoritik, teknologi pendidikan mempunyai bentuk yang abstrak, dan

bentuk yang abstrak itu akan digunakan untuk proses menganalisis dan

menemukan perkembangan lainnya dalam kawasan teknologi pendidikan. Mereka

yang bekerja dalam ranah teknologi pendidikan, memandang bahwa teknologi

pendidikan juga merupakan suatu bidang garapan. Mereka menghubungkannya

dengan aktivitas dan pekerjaan sehari-hari. Bagi mereka yang memandang

teknologi pendidikan sebagai bidang garapan, teknologi pendidikan bukanlah

suatu teori yang hanya terdefinisi, melainkan suatu bentuk nyata yang dapat

menunjukkan keberadaannya.

Selain dpandang sebagai teori dan bidang garapan, sekelompok orang

lainnya juga berpandangan teknologi pendidikan sebagai suatu profesi dan

mengidentifikasikannya dengan menggunakan kriteria tertentu untuk menunjukkan

adanya profesi tersebut. Di samping menekankan kepada masalah pekerjaandan

aktivitas, orang-orang ini juga meneakankan pada masalah kriteria (seperti latihan,

menjadi suatu anggota organisasi) yang membuat mereka jadi professional dan

yang membuat teknologi pendidikan menjadi ―profesi utama‖ mereka.

Page 11: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

11

Ketiga perspektif tersebut memungkinkan kita untuk memandang teknologi

pendidikan sebagai sesuatu yang dapat terpisah satu sama lain dan dalam

pekerjaan yang berbeda-beda. Tapi sebenarnya ketiga teori tersebut saling

mempunyai keterhubungan satu sama lainnya. Teori merupakan konstruk dasar

dalam bidang keilmuan, segala sesuatu beranjak dari teori yang melandasinya.

Teori yang muncul tentang teknologi pendidikan tentunya tidak sembaran tercipta,

tetapi melalui proses yang sistematis dan penelitian yang panjang.

Teknologi pendidikan sebagai suatu bidang garapan dijelaskan oleh Finn

(1963: iv-v). Finn berpendapat bahwa suatu bidang garapan adalah lingkungan

kegiatan yang ―merangkum komponen konsep, keterampilan, dan prosedur dari

sejumlah disiplin akademik dan juga dari bidang terapan yang lain dan

memperpadukannya dalam bentuk aplikasi baru‖. Proses penentuan kawasan

dalam bidang garapan secara mendasar haruslah memenuhi persyaratan yang

ditentukan dalam mendefinisikan teori dan tiga karakteristik atau persyaratan

tambahan, yaitu adanya teknik intelektual, aolikasi praktis, dan keunikan bidang

garapan tersebut. Profesi teknologi pendidikan terlebih dahulu harus memenuhi

dan selaras dengan syarat-syarat untuk mendefinisikan teoritik dan bidang

garapan.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN

sebagai TEORI

TEKNOLOGI PENDIDIKAN sebagai BIDANG GARAPAN

TEKNOLOGI PENDIDIKAN sebagai

PROFESI

1. Suatu prinsip

umum

2. Suatu prinsip atau

serangkaian

prinsip

1. Teknik Intelektual

2. Aplikasi Praktis

3. Keunikan

1. Latihan dan

sertifikasi

2. Standar dan etika

3. Kepemimpinan

4. Asosiasi dan

komunikasi

5. Pengakuan

6. Tanggung jawab

profesi

7. Hubungan dengan

profesi lain

Page 12: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

12

Bagan diatas menjelaskan hubungan yang berawal dari proses

penyusunan konsep teori dari teknologi pendidikan beserta unsur yang

menyertainya, prisip umum dan serangkaian prinsip lain. Setelah menemukan

bentuk konsep teori yang paten dan kuat, maka teori tersbut digunakan dalam

mengembangkan teknologi pendidikan sebagai bidang garapan. Bidang garapan

tersebut juga mempunyai syarat-syaratnya tersendiri, yaitu merupakan teknik

intelektual, bersifat aplikasi praktis, dan mempunyai keunikan tersendiri. Kekuatan

konsep teori dalam aplikasi teknologi pendidikan sebagai bidang garapan, dan

munculnya bentuk nyata penerapan teknologi pendidikan, barulah memberikan

landasan untuk pengakuan teknologi pendidikan sebagai suatu profesi yang diakui

keberadaannya. Adapun syarat-syarat dalam profesi tersebut adalah latihan dan

sertifikasi, standar dan etika, kepemimpinan, asosiasi dan komunikasi, pengakuan,

tanggung jawab profesi, dan hubungan dengan profesi lain.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM PERJALANAN SEBAGAI KONSTRUKSI

TEORI DAN KAWASAN

Teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu yang

mencakup orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi, untuk menganalisis

masalah, mencari cara pemecahan, mengimplementasikan, mengevaluasi, dan

mengelola pemecahan masalah yang berkenaan dengan semua aspek belajar

manusia. Dalam teknologi pendidikan, pemecahan masalah itu tampak dalam

bentuk semua sumber belajar yang didesain dan/atau dipilih dan/atau

dimanfaatkan untuk keperluan belajar.

Definisi teknologi pendidikan disusun berdasarkan dan menggunakan

banyak konsep. Beberapa konsep yang melandasi definisi teknologi pendidikan

memiliki kosep yang lebih khusus dan mengandung serangkaian asumsi yang

jelas. Konsep yang melandasi teknologi pendidikan adalah konsep pendidikan dan

pembelajaran. Konsep pendidikan disini mempunyai makna:

“pendidikan merupakan kebulatan konsep yang luas cakupannya, keseluruhan proses besar yang dengan itu seseorang mengembangkan kecakapan, sikap, dan lain-lain bentuk tingkah laku yang mempunyai nilai positif dalam masyarakat di mana ia hidup atau bertempat tinggal. (Good, 1973:202)”

Page 13: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

13

Sementara itu pembelajaran mempunyai konsep sebagai berikut:

“pembelajaran adalah sub-bagian dari pendidikan, proses dimana lingkungan seseorang dengan sengaja dikelola agar memungkinkan orang itu dapat belajar melakukan hal tertentu dalam kondisi tertentu atau memberikan respons terhadap situasi tertentu. (Corey, 1967: 6)”

Teknologi pendidikan sebagai bidang ilmu pengetahuan, sejak 1920, juga

mengalami perluasan dan perkembangan. Ini tidak lepas dari ilmu pengetahuan

dan pemikiran manusia yang semakin maju dalam memenuhi kebutuhan. Dalam

penegertian pertamanya teknologi pendidikan berarti dengan pengajaran visual,

lalu kemudian berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan pemahaman

filsafat.

PEMBELAJARAN

VISUAL Definisi dan pengertian

teknologi pendidikan di awal

keunculan (1920)

PEMBELAJARAN

AUDIOVISUAL Dengan adanya kemajuan dalam bidang

perekam suara, maka pembelajaran visual

diperluas dengan ditambahkan audio

PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL

DENGAN TEORI KOMUNIKASI

Perpaduan yang tepat ketika pembelajaran audiovisual didasarkan pada pandangan teori

komunikasi.

PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL

DENGAN PENDEKATAN SISTEM

Konsep sistem dalam teknologi pendidikan

menganggap sistem sebagai produk, tetapi

bukan sebagai yang terpisah-pisah seperti

pada konsep bahan audiovisual.

PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL

DENGAN PENDEKATAN SISTEM DAN

TEORI KOMUNIKASI

Dengan penyatuan teori komunikasi dan

pendekatan sistem pada aplikasi pembelajaran audiovisual memungkinkan

untukmengembangkan potensi si-belajar

secara penu. (Ely, 1963)

KOMUNIKASI AUDIOVISUAL KE

PENDAKATAN SISTEM DAN

PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL

Teknologi pendidikan sebagai pendekatan sistem dalam proses belajar-mengajar,

dengan memusatkan perhatian pada

rancangan optimal, implementasi dan evaluasi belajar dan mengajar itu.

(Hinst,1971)

KOMUNIKASI AUDIOVISUAL DAN

PENDEKATAN SISTEM MENUJU

TEKNOLOGI INSTRUKSIONAL

Teknologi instruksional dalam pengertian modern, meliputi pengelolaan gagasan,

prosedur, dana, mesin, dan orang dalam

proses instruksional. Dengan demikian teknologi instruksional meliputi: perangkat

fisik dan sistem pembelajaran.

(Hoban, 1965:124)

Page 14: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

14

Perkembangan teoritis yang dialam bidang keilmuan teknologi pendidikan

sangat kompleks dan mempunyai proses yang panjang, lewat penelitian dan

pengembangan. Pada akhirnya teknologi pendidikan menemukan bentuk

aplikasinya yang nyata dan holistik. Kerangka teoritik teknologi instruksional

merupakan perbahan paradigm utama teknologi pendidikan untuk ke dua kalinya.

Perubahan itu menghasilkan pandangan yang sungguh-sungguh baru tentang

bagaimana teknologi pendidikan dipadukan dan berhubungan dengan masyarakat.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM PERJALANAN

SEBAGAI BIDANG GARAPAN

Telah dipaparkan sebelumnya, bahwa untuk memandang keilmuan

sebagai bidang garapan daapt dipandang melalui tiga aspeknya, teknik intelektual,

aplikasi praktis, dan keunikan. Tiga aspek ini memiliki peran dan fungsi dalam

kemajuan suatu bidang keilmuan, tidak terkecuali teknologi pendidikan. Pada

kawasan pengelolaan dan pengembangan pendidikan, teknologi pendidikan

mempunyai teknik intelektual dalam berperan.

Teknik intelektual (cara berpikir dalam menghadapi tantangan) yang

digunakan dalam fungsi riset. Teori untuk melahirkan dan menguji pengetahuan,

misalnya, adalah metode ilmiah. Teknik yang digunakan dalam fungsi disain untuk

menciptakan spesifikasi sumber belajar adalah proses pengembangan

instruksional. Fungsi pengelolaan dan pengembangan dalam teknologi pendidikan

haruslah disandingkan dan diterapkan secara terpadu. Oleh karena itu,

menggunakan teknik intelektual fungsi-fungsi tersebut secara terpisah, tidak akan

memenuhi syarat untuk lahirnya suatu bidang garapan tersendiri. Di sinilah letak

arti pentingnya bahwa teknik intelektual itu harus menunjukkan keunikannya dalam

bidang teknologi pendidikan.

Teknologi pendidikan memandang masalah sekaligus pemecahannya

sebaagi suatu kebulatan (atau gestalt) proses belajar manusia. Teknologi

pendidikan memandang situasi secara menyeluruh, bukan melihatnya sebagian

demi sebagia yang diidentifikasi dan diimplementasikan dengan menggunakan

teknik-teknik tersendiri terpisah satu sama lain. Hasil proses yang kompleks lagi

terpadu ini serta pendekatannya terhadap masalah dan pemecahannya secara

Page 15: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

15

menyeluruh adalah merupakan sinergi. Kekhasan teknik intelektual teknologi

pendidikan lebih daripada sekedar jumlah dari bagian-bagiannya – lebih daripada

sekedar jumlah masing-masing teknik dari setiap fungsi.

Teknik intelektual teknologi pendidikan menghasilkan tenaga ekstra dalam

usaha pemecahan masalah, dan membuahkan hasil yang tidak dapat diramalkan

sebelumnya berdasar atas apa yang dihasilkan oleh masing-masing fungsi

bilamana beroperasi sendiri-sendiri terpisah satu sama lain.

Setelah teknik intelektual, aspek yang dimiliki oleh teknologi pendidikan

sebagai suatu bidang garapan adalah aplikasi praktis. Aplikasi teknologi

pendidikan yang paling mendasar, dan yang secara tegas dinyatakan, adalah

menyediakan dan melaksanakan pemecahan masalah dalam memberikan

kemungkinan belajar. Pemecahan masalah disini mempunyai bentuk sebagai

suatu sumber belajar. Fungsi-fungsi pengelolaan dan pengembangan juga

merupakan bukti penerapan praktis teknologi pendidikan. Masing-masing fungsi

tersebut mempunyai kegiatan dan hasil khusus, yang dapat diukur dan dilihat.

Teknologi pendidikan mempunyai dampak penting terhadap struktur

organisasi lembaga yang menerapkannya. Dampak ini akan terasa dalam tiga hal

yaitu: mengubah tingkat pengambilan keputusan, menciptakan pola instruksional

baru, dan memungkinkan adanya bentuk alternatif lembaga pendidikan. Konsep

teknologi pendidikan pada definisi yang sekarang, mengubah tingkat dampak

teknologi pendidikan terhadap pendidikan dan pembelajaran.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM PERJALANAN SEBAGAI PROFESI

Suatu profesi dalam bidang tertentu berkewajiban untuk menetapkan

pedoman atau petunjuk bagi penampilan dan latihan para pelaksana. Yang

pertama lewat pengawasan dan pemberian surat keterangan kecakapan

(sertifikasi) sedangkan yang kedua lewat pengakuan program-program

(akreditasi). AECT, sebagai suatu perkumpulan yang paling langsung berurusan

dengan penerapan teknologi pada pendidikan dan pembelajaran, telah

melaksanakan langkah pertamanya dalam sertifikasi dengan jalan mengidentifikasi

dan menyusun tiga kawasan spesialisasi yang perlu bagi sertifikasi dan latihan.

Heinich medukung konsep peranan ganda bagi mereka yang benar-benar

secara aktif terlibat dalam teknologi pendidikan. Peranan yang tradisional yaitu

Page 16: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

16

menyajikan pelayanan media masih tetap dipertahankan dan hal itu memang

penting bagi keberhasilan penerapan teknologi, tetapi itu hanyalah salah satu dari

tiga peranan pokok, yang menurut Heininch (46) meliputi desain kurikuler dan

instruksional, desain produk instruksional, dan pelayanan media. Ketiga kawasan

ini menjadi dasar bagi pengembangan usaha-usaha sertifikasi AECT.

Pengembangan program instruksional (disebut juga Desain Kurikuler dan

Instruksional oleh Heinich, 1973) adalah suatu bidang yang menggarap masalah-

masalah yang lebih luas dalam pengembangan suatu sistem instruksional yang

lengkap. Bidang ini meliputi penerapan secara menyeluruh dari teknologi dan

pembelajaran bermedia (mediated instruction) untuk memberi kemudahan dalam

belajar. Pengembagan program instruksional terutama tersusun atas tugas atau

komptensi dalam fungsi desain, pemanfaatan/penyebaran, penelitian-teori, dan

pemanfaatan, dengan tugas/kompetensi sekundernya dalam fungsi evaluasi-

seleksi, pengelolaan organisasi dan produksi.

Pengembangan produk media (disebut juga Pengembangan Produk

Instruksional oleh Heinich, 1973) adalah bidangyang berurusan dengan produksi

paket-paket pembelajaran bermedia tertentu. Bidang ini mencakup penjabaran

tujuan instruksional yang khusus ke dalam hal-hal konkrit yang dapat memberikan

kemudahan untuk belajar.

Pengelolaan media (atau Pelayanan Media, menurut Heinich 1973) adalah

bidang yang berurusan dengan pelayanan-perpanjangan penunjang, baik yang

diberikan kepada para staf pengajar (faculty) maupaun para pelajar/ mahasiswa

yang terlibat dalam kegiatan instruksional. Pengelolaan media ini terutama terdiri

atas tugas/kompetensi yang berada dalam fungsi pengelolaan organisasi,

pengelolaan personel, pemanfaatan/penyebaran dan logistik serta

tugas/kompetensi sekundernya dalam fungsi evaluasi-seleksi, penelitian-teori,

desain, produksi dan pemanfaatan.

Page 17: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

17

HAKEKAT DEFINISI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN TAHUN 1994

Israel Scheffler ( 1960 ) membedakan definisi umum dengan definisi

ilmiah.Menurut pendapatnya definisi ilmiah mempunyai landasan tekniis dan

teoritis serta memerlukan pengetahuan khusus untuk memahaminya.Definisi ini

merupakan hasil penelitian.Sedangkan definisi umum dapat dimengerti baik oleh

umum maupun kaum profesi.Definisi umum menjelaskan bagaimana suatu istilah

dimengerti dalam penggunaannya.Menurut Scheffler ada tiga jenis definisi

umum,yaitu yang bersifat stipulatif ( kesepakatan = stipulative), bersifat deskriptif (

descriptive),dan yang bersifat programatik ( programmatic).Definisi bidang yang

dipakai disini termasuk definisi umum dari Scheffler yang bersifat stipulatif dan

progmatik,Definisi Tahun 1994 disusun atas dasar hal-hal yang telah digunakan

sebelumnya,dengan menyepakati apa kesamaan tentang bidang dan

cakupannya,serta menunjukkan bagian mana yang masih memerlukan riset.Oleh

karena itu,definisi ini bersifat stimulatif dengan implikasi progmatik yang

diharapakan dapat melayani kebutuhan berkomunikasi.

Suatu Bidang dapat didefinisikan dengan beberapa cara : berdasarkan

pada paeran yang dimainkan oleh para praktisi,berdasarkan pada cakupan

pengetahuan tertentu,atau menurut persyaratan profesi dalam bidan itu ( Marriner

– Tomey,1989).Definisi dapat bersifat logical dan metafora,atau gabungan dari

keduanya.sebagai contoh; peran dalam suatu bidang dapat dinyatakan dalam

bentuk kiasan,seperti penggambaran seorang desainer pembelajaran sebagai

seorang artis atau perupayasa.

Definisi yang dikembangkan pada tahun 1994 mengalami

penyempurnaan yang disesuaikan dengan kebutuhan ilmu pengetahuan. Tetapi,

unsur-unsur yang ada dalam definisi 1977 masih ada dalam kerangkan definisi

tahun 1994. Tetapi, sebelum definisi dikembangkan, harus sudah ada kejelasan

tentang parameter definisi tersebut. Parameter ini adalah anggapan (asumsi) yang

melandasi pengambilan keputusan. Agar definisi dapat dirumuskan, terlebih

dahulu harus ada ketentuan tentang lingkup, tujuan, pandangan, sasaran serta

karakteristik utama yang harus dijadikan pertimbangan. Asumsi dasar penyusunan

definisi tahun 1994 adalah sebagai berikut:

Page 18: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

18

1. Teknologi pembelajaran telah berkembang dari suatu gerakan menjadi

suatu bidang dan profesi. Karena profesi menyangkut pengetahuan yang

menjadi landasannya. Definisi tahun 1994 harus mengidentifikasi serta

menekankan teknologi pembelajaran sebagai suatu bidang studi maupun

Praktik. Sedangkan definisi tahun 1977 lebih memberikan penekanan pada

peran para praktisi.

2. Definisi yang disempurnakan harus mencakup semua wilayah kegiatan

maupun kaum praktisi. Wilayah ini, merupakan kawasan bidang garapan.

3. Proses maupun produk sangatlah penting dalam bidang.karena itu

keduanya harus tercermin dalam definisi.

4. Hal-hal kecil yang sulit dimengerti atau dikenali oleh kaum profesi teknologi

pembelajaran berikut uraian penjelasannya harus dihapus dari definisi.

Berdasarkan pandangan tentang sejarah teknologi pembelajaran, Saettler

(1990) berpendapat teknologi sebagai upaya yang lebih terpusat pada

peningkatan keterampilan dan organisasi kerja dibandingkan dengan mesin dan

peralatan. Teknologi modern digambarkan sebagai sistematisasi pengetahuan

praktis dalam meningkatkan produktivitas. Demikian pula Heininch, Molenda dan

Russell (1993) mendefinisikan teknologi pembelajaran sebagai ―penerapan

pengetahuan ilmiah tentang proses belajar pada manusia dalam tugas praktis

belajar dan mengajar‖.

Teknologi pembelajaran seringkali didefinisikan sebagai penerapan

prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dalam menyelesaikan permasalahan belajar. ini

merupakan suatu paradigma yang mengasumsikan bahwa ilmu dan teknologi tidak

terpisahkan. Braudel mengingatkan bahwa teknologi bukan sekedar aplikasi ilmu

pengetahuan, melainkan juga perbaikan proses serta sarana yang memungkinkan

suatu generasi menggunakan pengetahuan generasi sebelumnya sebagai dasar

bertindak.

Definisi teknologi pembelajaran pada tahun 1994 juga dipengaruhi oleh

teori sistem. Integrasi ini dikarenakan teknologi tidak lepas dari konsep sistematik,

seperti yang tertera dalam definisi yang diungkapkan oleh Rogers. Menurut

Rogers (1983: 12) teknologi merupakan suatu rancangan langkah instrumental

untuk memperkecil keraguan mengenai hubungan sebab-akibat dalam mencapai

hasil yang diharapkan. Berdasarkan pendekatan sistem, teknologi pembelajaran

Page 19: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

19

didefinisikan oleh Gentry sebagai asplikasi strategi maupun teknik yang sistemik

dan sistematik yang diambil dari konsep ilmu perilaku dan ilmu pengetahuan alam

maupun pengetahuan lain dalam memecahkan masalah pembelajaran.

Salah satu definisi yang paling komperehensif adalah definisiya Robert M.

Gagne yang menyatakan bahwa teknologi pembelajaran berhubungan dengan

studi dan penciptaan kondisi belajar yang berhasilguna. Pada akhirnya definisi

tahun 1994 memberi tempat pada adanya keragaman dan spesialisasi yang ada

sekarang, selain juga menggabungkan unsur-unsur definisi dan kawasan bidang

yang tradisional. Definisi hasil revisi adalah:

Teknologi pembelajaran adalah teori dan Praktik dalam desain,

pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber

untuk belajar.

Tiap kawasan dari bidang memberikan sumbangan pada teori dan Praktik

yang menjadi landasan profesi. Tiap kawasan tersebut berdiri sendiri meskipun

saling berkaitan. Antara kawasan tersebut tidak terdapat hubungan yang linear.

Definisi teknologi pembelajaran menyoroti hubungan tiap kawasan dengan teori

dan Praktik.

Dalam definisi yang direvisi, dari beberapa definisi sebelumnya, terdapat

beberapa komponen yang dapat diuraikan. Menurut definisi tahun 1994, teknologi

pembelajaran adalah:Teori dan Praktik,Desain, pengembangan, pemanfaatan,

pengelolaan, dan penilaian,Proses dan sumber,Untuk keperluan belajar

Berdasarkan komponen-komponen yang diuraikan dalam definisi tahun

1994, para masyarakat ilmu pengetahuan mendapatkan masukan tentang

deskripsi yang dapat dilakukan oleh seorang teknolog pembelajaran beserta

bidang garapannya.

Melalui pengalaman dan penelitian yang panjang, bidang teknologi

pembelajaran semakin mempunyai kerangka pengetahuannya. Karena itu Praktik

dalam teknologi pembelajaran selalu didasarkan pada teori yang berhubungan

dengan bidang teknologi pembelajaran. Yang mana hubungan anatara teori dan

Praktik ini menjadi semakin mantap dengan matangnya bidang.Teori tediri dari

konsep bangunan (konstruk), prinsip, dan proporsi yang memberi sumbangan

terhadap khasanah pengetahuan. Sedangkan Praktik merupakan penerapan

pengetahuan tersebut dalam memecahkan permasalah.

Page 20: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

20

Setiap bidang atau kawasan dalam teknologi pembelajaran, yang telah

disebutkan dalam definisi tahun 1994, saling berhubungan dengan teori dan

Praktik.

Gambar 1.1 Definisi Teknologi Pembelajaran

Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktik dalam desain,

pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian proses dan sumber

untuk belajar

Praktik juga dapat memberikan kontribusi kepada pengetahuan melalui

informasi yang didapat dari pengalaman.

Dalam Teknologi pembelajaran,baik teori maupun Praktik banyak

menggunakan model.Model prosedural, yang menguraikan cara pelaksanaan

tugas,membantu menghubungkan teori dan Praktik.Teori juga dapat menghasilkan

model untuk memvisualkan hubungan model ini disebut model konseptual (

Richey,1986).

TEORI &

PRAKTIK

PENGEMBANGAN PEMANFAATAN

DESAIN

PENGELOLAAN PENILAIAN

GAMBAR 1. Struktur definisi teknologi pembelajaran tahun 1994

Page 21: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

21

Desain,Pengembangan,Pemamfaatan,Pengelolaan dan Penilaian

Kesemuanya merupakan lima kawasan dasar Teknologi Pembelajaran ,tiap

fungsi tersebut cukup memiliki lingkup dan ciri khas untuk berkembang

menjadi bidang studi tersendiri.Kawasan desain merupakan sumbangan

teoritik terbesar dari Teknologi Pembelajaran tiap fungsi tersebut cukup

memiliki lingkup dan ciri khas untuk berkembang menjadi bidang studi

tersendiri.Kawasan desain merupakan sumbangan teoritik terbesar dari

teknologi pembelajaran untuk bidang pendidikan yang lebih luas.Demikian

pula kawasan pengembangan telah menjadi matang dan memberikan

sumbangan terbesar untuk Praktik.Sebaliknya kawasan pemamfaatan secara

teoritis maupun praktis msih belum berkembang dengan baik.Meskipun

banyak usaha telah dilakukan dalam bidang pemanfaatan media, keadaanya

masih menyedihkan karena kurang adanya perhatian.Sedangkan kawasan

pengelolaan selalu ada dalam bidang karena sumber untuk menunjang

berlangsungnya tiap fungsi harus diorganisasikan dan diawasi (

dikelola).Kawasan penilaian masih menggantungkan diri pada penelitian dari

bidang lain.Sumbangan utama dari bidang studi ini adalah evaluasi formatif.

Proses dan Sumber

Proses adalah serangkaian operasi atau kegiatan yang diarahkan pada suatu

hasil tertentu.Pada Teknologi pembelajaran dikenal baik proses perancangan

maupun penyampaian.Pengertian proses mencakup data urutan yang terdiri

dari masukan, kegiatan dan keluaran.Yang dimaksud dengan sumber ialah

asal yang mendukung terjadinya belajar,termasuk system pelayanan,bahan

pembelajaran dan lingkungan.Bidang tumbuh dari minat penggunaan bahan

pembelajaran dan proses komunikasi.Sumber belajar tidak hanya terbatas

pada bahan dan alat yang digunakan dalam proses belajar-pembelajaran,

melainkan juga tenaga,biaya,dan fasilitas.Sumber belajar mencakup apa saja

yang dapat digunakan untuk membantu tiap orang untuk belajar dan

menampilkan kompetensinya.

Untuk Belajar

Tujuan Teknologi Pembelajaran adalah untuk memacu ( merangsang )dan

memicu ( menumbuhkan ).Ungkapan ini dipilih untuk memberi tekanan pada

hasil belajar dan menjelaskan bahwa belajar adalah tujuannya dan

pembelajaran adalah sarana untuk mencapai tujuan tersebut,Belajar, yang

Page 22: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

22

dapat terlihat dengan adanya perubahan pada pengetahuan,keterampilan

ataupun sikap, merupakan kriteria atau ukuran pembelajaran . Dalam definisi

disebutkan belajar menyangkut adanya perubahan yang relative permanent

pada pengetahuan atau perilaku seseorang karena pengalaman (

Mayer,1982:1040).Berlo( 1960)menunjukkan bahwa unsure-unsur pada

proses belajar dengan proses komunikasi sejalan.Pada komunikasi, pesan

diolah dan disalurkan yang kemudian diterima dan diberi makna serta

disalurkan kembali sebagai umpan balik kepada pengirim pesan.Sedangkan

pada proses belajar,orang menanggapi, menafsirkan dan merespon terhadap

rangsangan,dan mengambil pelajaran dari akibat tanggapan tersebut.

Pakar pendidikan seperti John Dewey (1916), William Heard Kilpatrick

(1925), dan W.W.Charters (1945) telah meletakkan dasar gagasan tentang

teknologi pendidikan. Sekalipun proses definisi teknologi pembelajaran

berakar dari Praktik pendidikan dalam era kemajuan, namun pendapat umum

menganggap bahwa teknologi pembelajaran tumbuh dari gerakan

komunikasi audiovisual (Saettler, 1990). Teknologi pendidikan semula dilihat

sebagai teknologi peralatan, yaitu penggunaan peralatan, media dan sarana

untuk tujuan pendidikan. Jadi, artinya sama dengan ungkapan mengajar

dengan alat bantu audiovisual (Rountree, 1979).

Bidang ini merupakan gabungan dari tiga aliran yang saling berkepentingan,

yaitu media dalam pendidikan, psikologi pembelajaran, dan pendekatan

sistem untuk pendidikan (Seels, 1989). Dua orang tokoh, Edgar Dale dan

James Finn pantas mendapat penghargaan karena sumbangan mereka yang

besar dalam pengembangan teknologi pembelajaran modern dan perumusan

awal dari definisinya. Dale mengembangkan kerucut pengalaman (Cone of

Experience), sebagaimana ditunjukkan pada gambar berikut.

Page 23: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

23

Secara kronologis, sebelum definisi tahun 1994 muncul, sudah banyak ahli

yang mendefinisikan teknologi pembelajaran sesuai dengan bidang keahlian ahli

masing-masing. Konteks makna yang didapat dari definisi tersebut tidak lepas dari

latar belakang keilmuan seorang ahli. Pada akhirnyadefinisi tahun 1994 muncul

berdasarkan ragam keilmuan yang mendasari teknologi pembelajaran itu sendiri.

Definisi 1994 menafsirkan sarana sebagai proses dan sumber, sedang sistematik

berupa desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian. Desini

ini mencerminkan evolusi dalam teknologi pembelajaran mulai dari awal sebagai

suatu gerakan ke suatu bidang kajian dan profesi, dari bawah kontribusi bidang

kajian ini berupa teori dan Praktik.

GAMBAR 2. Kerucut Pengalaman Dale (Cone of Experience)

Lambang Verbal

Lambang Visual

Radio, Rekaman, Gambar Mati

Gambar Hidup

Pameran

Karya Wisata

Demonstrasi

Dramatisasi

Pengalaman Buatan

Pengalaman Langsung

Page 24: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

24

A. KAWASAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

Definisi teknologi pembelajaran tahun 1994 dengan sangat jelas

mengemukakan bidang garapan teknologi pembelajaran berada pada cakupan

desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi. Penjabaran

cakupan (taksonomi) didalam definisi tersebut mempunyai tujuan agar aplikasi

dalam teknologi pembelajaran dengan jelas tergambar dan terencana,

sehingga aplikasi dalam teknologi pembelajaran terorganisasi dengan baik.

Bloom (1956: 10-11) mengemukakan bahwa tujuan utama membuat

taksonomi adalah untuk pemilihan lambing-lambang yang sesuai,

mendefinisikannya yang tepat dan dapat digunakan, serta mendapatkan

konsensus dari kelompok yang akan menggunakannya.

Adanya struktur taksonomi yang mutakhir sangat penting bagi

perkembangan masa depan teknologi pembelajaran. Di samping itu bidang ini

memerlukan kesamaan kerangka konseptual dan kesepakatan dalam

peristilahan. Tanpa kerangka ini, sangat sulit untuk membuat generalisasi,

bahkan untuk berkomunikasi antar bidang sekalipun. Beberapa pendekatan

taksonomi teknologi pembelajaran yang terdahulu menggunakan pendekatan

fungsional. Definisi teknologi pembelajaran tahun 1977 mengusulkan agar

fungsi-fungsi pengelolaan pembelajaran dan fungsi-fungsi pengembangan

pembelajaran beroperasi sebagai komponen-komponen dalam sistem

pembelajaran.

Pada gambar 1 dijelaskan bagaimana taksonomi kawasan teknologi

pembelajaran saling disatukan oleh teori dan Praktik. Walaupun pada gambar

tersebut tidak terdapat garis hubungan antara bidang, tidak berarti kawasan

dalam teknologi pembelajaran saling berdiri sendiri. Sebaliknya, setiap

kawasan dalam teknologi pembelajaran memiliki kaitan yang sangat erat,

karena hubungan antara kawasan tersebut bersifat sinergetik. Seorang

teknolog pembelajaran (peneliti) dapat berkonsentrasi pada satu kawasan.

Walaupun peneliti tersebut dapat memfokuskan pada satu kawasan, mereka

menarik manfaat teori dan Praktik dari kawasan lain. Sebagai contoh, seorang

peneliti ingin melakukan pengembangan sistem pembelajaran, tetapi peneliti

tersebut harus menggunakan teori dalam desain terlebih dahulu.

Setiap kawasan dalam teknologi pembelajaran memiliki kontribusi

terhadap kawasan lainnya, baik dalam proses penelitian maupun aplikasi

Page 25: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

25

lapangan. Setiap teori digunakan bersama dalam aplikasi tiap kawasan

teknologi pembelajaran, karena teknologi pembelajaran selalu berorientasi

kepada teori sistem. Teknologi pembelajaran memandang permasalahan

dalam pembelajaran secara holistik atau menyeluruh, sehingga suatu aplikasi

dalam teknologi pembelajaran tidak akan pernah lepas dari semua kawasan,

walaupun terkadang memiliki fokus dalam satu kawasan. Berikut adalah

gambar yang menjelaskan bagaimana setiap kawwasan bersinergi

GAMBAR 3. Setiap kawasan saling bersinergi

TEORI

&

PRAKTEK

PENGEMBANGAN PEMANFAATAN

DESAIN

PENGELOLAAN PENILAIAN

Page 26: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

26

Setiap kawasan dalam teknologi pembelajaran pun memiliki sub kawasan, dapat

dijelaskan dalam gambar berikut ini.

Kawasan Desain

Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan desain

ialah untuk menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro, seperti

program dan kurikulum, dan pada tingkat mikro, seperti pelajaran dan modul.

Ruang lingkup desain pembelajaran telah diperluas dari sumber belajar atau

komponen individual sistem ke peritmbangan maupun lingkungan yang

sistematik. Kawasan desain paling tidak meliputi empat cakupan utama dari

teori dan Praktik. Cakupan ini dapat diidentifikasi karena masuk dalam lingkup

pengembangan penelitian dan teori. Kawasan desain meliputi desain studi

mengenai desain sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran,

dan karakteristik pebelajar.

GAMBAR 3. Kawasan Teknologi Pembelajaran

TEORI

&

PRAKTEK

PENGEMBANGAN

Teknologi cetak

Teknologi Audiovisual

Teknologi Berbasis Komputer

Teknologi Terpadu

PEMANFAATAN

Pemanfaatan Media

Difusi Inovasi

Implementasi dan Institusionalisasi

Kebijakan dan Regulasi

DESAIN Desain Sistem

Pembelajaran

Desain Pesan

Strategi Pembelajaran

Karakteristik Pebelajar

PENGELOLAAN Manajemen Proyek

Manajemen Sumber

Manajemen Sistem Penyampaian

Manajemen Informasi

PENILAIAN

Analisis Masalah

Pengukuran Acuan Patokan

Evaluasi Formatif

Evaluasi Sumatif

Page 27: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

27

Desain sistem pembelajaran berkaitan dengan bagaimana kita

menganalisa, merancang, mengembangkan, mengaplikasikan, dan menilai

pembelajaran. kata ―desain‖ merujuk kepada pendekatan sistem maupun

langkah-langkah pendekatan sistem. Setiap langkah dalam proses mempunyai

landasan teori dan Praktik sendiri seperti halnya pada teori disetiap desain

sistem pembelajaran. Sementara itu, desain pesan meliputi “perencanaan

untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan” (Grabowski, 1991: 206). Hal

tersebut mencakup prinsip-prinsip perhatian, persepsi dan daya serap yang

mengatur penjabaran bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi antara

pengirim dan penerima. Desain pesan berurusan dengan tingkat paling mikro

melalui unit-unit kecil seperti bahan visual, urutan, halaman dan layar secara

terpisah. Desain pesan haruslah bersifat spesifik baik terhadap media maupun

tugas belajarnya.

Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta

mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu

pelajaran. Penelitian dalam strategi pembelajaran telah memberikan kontribusi

terhadap pengetahuan tentang komponen pembelajaran. Secara khas, strategi

pembelajaran berinteraksi dengan situasi belajar. situasi-situasi belajar ini

sering dinyatakan dalam model-model pembelajaran. Teori tentang strategi

pembelajaran meliputi situasi belajar, seperti belajar induktif, serta komponen

dari proses belajar/mengajar seperti motivasi dan elaborasi.

Karakteristik pebelajar adalah segi-segi latar belakang pengalaman

pebelajar yang berpengaruh terhadap efektivitas proses belajarnya. Lingkup

karakteristik pebelajar menggunakan penelitian tentang motivasi untuk

mengidentifikasi variabel-variabel yang harus diperhitungkan dan untuk

menentukan bagaimana caranya hal-hal tersebut harus diperhitungkan.

Kawasan Pengembangan

Kawasan pengembangan berakar pada produksi media.

Pengembangan adalah proses penerjemahan spesifikasi desain kedalam

bentuk fisik. Kawasan pengembangan mencakup banyak variasi teknologi

yang digunakan dalam pembelajaran. Media pembelajaran yang berawal dari

bahan cetak, terutama buku, pada awalnya merupakan bahan ajar utama

dalam pembelajaran. Tepat pada tahun 1930an, penggunaan film untuk

Page 28: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

28

pembelajaran seperti menjadi tonggak awal kemunculan teknologi

pembelajaran.

Kawasan pengembangan tidak hanya terdiri dari perangkat keras

pembelajaran, melainkan juga mencakup perangkat lunaknya, bahan-bahan

visual dan audio, serta program atau paket yang merupakan panduan

berbagai bagian. Didalam kawasan pengembangan terdapat keterkaitan yang

kompoleks antara teknologi dan teori yang mendorong baik desain pesan

maupun strategi pembelajaran. Pada dasarnya kawasan pengembangan

dapat dijelaskan dengan adanya:

Pesan yang didorong oleh isi

Strategi pembelajaran yang didorong oleh teori, dan

Manifestasi fisik dari teknologi – perangkat keras, perangkat lunak dan

bahan pembelajaran

Kawasan pengembangan dapat diorganisasikan dalam empat kategori:

teknologi cetak (yang menyediakan landasan untuk kategori yang lain),

teknologi audiovisual, teknologi berasaskan komputer, dan teknologi terpadu.

Karena kawasan pengembangan mencakup fungsi-fungsi desain, produksi,

dan penyampaian, maka suatu bahan dapat didesain dengan menggunakan

satu jenis teknologi, diproduksi dengan menggunakan yang lain, dan

disampaikan dengan menggunakan yang lain lagi.

Kawasan Pemanfaatan

Kawasan pemanfaatan teknologi pembelajaran merupakan kawasan

yang tertua diantara kelima kawasan, karena penggunaan bahan audiovisual

seara teratur mendahului meluasnya perhatian terhadap desain dan produksi

media pembelajaran yang sistematis. Kawasan pemanfaatan berasal dari

gerakan pendidikan visual yang tumbuh subur selama dekade pertama abad

ini dengan didirikannya museum-museum sekolah.

Kawsan pemanfaatan dipusatkan pada aktivitas guru dan ahli media

yang membantu guru. Model dan teori dalam kawasan pemanfaatan

cenderung terpusat pada perspektif pengguna. Akan tetapi, dengan

diperkenalkannya konsep difusi inovasi pada kahir tahun 1960an yang

mengacu pada proses komunikasi dan melibatkan pengguna dalam

Page 29: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

29

mempermudah proses adopsi suatu gagasan, perhatian kemudian berpaling

keperspektif penyelenggara. Definisi AECT 1977 menggabungkan

pemanfaatan dan desiminasi menjadi satu fungsi, yaitu pemanfaatan-

desiminasi. Tujuan dari fungsi itu adalah ―memperkenalkan pebelajar dengan

informasi yang berhubungan dengan teknologi pendidikan‖ (AECT, 1977:66).

Definisi 1977 juga memasukkan suatu fungsi pemanfaatan tersendiri dengan

definisi yang sama ―memperkenalkan pebelajara dengan sumber belajar dan

komponen sistem pembelajaran‖.

Kawasan Pengelolaan

Pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pembelajaran melalui

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan supervisi.

Pengelolaan biasanya merupakan hasil dari penerapan sistem nilai. Secara

singkat, ada empat kategori dalam kawasan pengelolaan, pengelolaan proyek,

pengelolaan sumber, pengelolaan sistem penyampaian, dan pengelolaan

sistem informasi. Di dalam setiap subkategori tersebut ada seperangkat tugas

yang sama yang harus dilakukan. Organisasi harus dimantapkan, personil

harus diangkat dan disupervisi, dana harus direncanakan dan

dipertanggungjawabkan, dan fasilitas harus dikembangkan serta dipelihara.

Pengelolaan proyek meliputi perencanaa, mi=onitoring, dan

pengendalian proyek desain dan pengembangan. Menurut Rothwell dan

kazanas (1992), pengelolaan proyek berbeda dengan pengelolaan tradisional,

yaitu organisasi garis dan staff (line and staff management). Perbedaan itu

disebabkan karena (1) staf proyek mungkin baru, yaitu anggota tim untuk

jangka pendek; (2) pengelolaan proyek biasanya tidak mempunyai wewenang

jangka panjang atas orang karena sifat tugas mereka yang sementara; dan (3)

pengelola proyek memiliki kendali dan fleksibilitas yang lebih luas dari yang

biasa terdapat pada organisasi garis dan staf.

Pengelolaan sumber mencakup perencanaan, pemantauan, dan

pengendalian sistem pendukung dan pelayanan sumber. Pengelolaan sumber

sangat penting artinya karena mengatur pengendalian akses. Pengelolaan

sumber sangat penting artinya karena mengatur pengendalian akses.

Pengertian sumberdapat mencakup personil, keuangan, bahan baku, waktu,

fasilitas, dan sumber pembelajaran.

Page 30: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

30

Pengelolaan sistem penyampaian meliputi perencanaan, pemantauan,

pegendalian, ―cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran dipergunakan‖.

Hal tersebut merupakan suatu gabungan medium dan cara penggunaan yang

dipakai dalam menyajikan informasi pembelajaran kepada pebelajar‖ (Ellington

dan Harris, 1986: 47). Pengelolaan sistem penyampaian memberikan

perhatian pada permasalahan permasalahan produk seperti persyaratan

perangkat lunak/keras dan dukungan teknik terhadap pengguna maupun

operator.

Pengelolaan informasi meliputi perencanaan, pemantauan, dan

pengendalian cara penyimpanan penerimaan/pemindahan atau pemrosesan

informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan belajar. Cukup

banyak tumpang tindih terjadi antara penyimpanan, pengiriman/pemindahan,

dan pemrosesan karena fungsi yang satu sering diperlukan untuk melakukan

fungsi yang lain. Teknologi yang dijelaskan pada kawasan pengembangan

merupakan metode penyimpanan dan penyampaian. Penyiaran atau transfer

informasi sering terjadi melalui teknologi terpadu. ―pemrosesan adalah

pengubahan beberapa aspek informasi (melalui program komputer)…agar

lebih sesuai dengan tujuan tertentu‖ (Lindenmayer, 1988:137). Pengelolaan

informasi penting untuk memberikan akses dan keakraban pemakai.

Pentingnya pengelolaan informasi terletak pada potensinya untuk

mengadakan revolusi kurikulum dan aplikasi desain pembelajaran.

Kawasan Evaluasi

Penilaian dalam pengertian yang paling luas adalah aktivitas manusia

sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menakar nilai aktivitas

atau kejadian berdasarkan kepada sistem penilaian tertentu. Pengembangan

pendidikan formal, banyak diantaranya yang didanai oleh pemerintah federal,

menuntut perlunya program penilaian yang bersifat formal pula. Penilaian

program-program ini memerlukan penerapan prosedur yang lebih sistematik

dan ilmiah.

Ahli kurikulum Ralph Tyler dikenal orang sebagai pencetus gagasan

tentang penilaian pada tahun-tahun1930an (Worthen dan Sanders, 1973).

Pada tahun 1965 tanda tersebut terlihat dalamnaskah ―Elementary and

Secondary Education Act‖ (Undang-Undang Pendidikan Dasar dan Menengah

AS) yang memberikan wewenang perlunya diadakan analisis kebutuhan dan

Page 31: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

31

penilaian untuk jenis-jenis program tertentu. Sejak itu, penilaian berkembang

menjadi bidang dan mempunyai asosiasi profesi tersendiri (yaitu American

Evaluation Association atau Asosiasi Penilaian Amerika) dan daftar sejumlah

penerbitan dan jurnal atau majalah yang panjang.

Pada tahun 1960an Stufflebeam (1969) memperkenalkan pendekatan

lain untuk penilaian yang sekarang menjadi karya klasik, yaitu menelaah

―bukan untuk membuktikan tapi untuk memperbaiki‖ Stufflebeam (1983:118).

Model Stufflebeam ini mengemukakan empat jenid penilaian :context, input,

process, dan product (CIPP). Keempat unsur dalam model CIPP memberikan

informasi yang masing-masing berhubungan dengan analisis kebutuhan,

keputusan, desain tentang isi dan strategi, petunjuk pelaksanaan, serta hasil

penilaian (bradden, 1992).

Setelah perkembangan kawasan penelitan penilaian di bidang teknologi

pembelajaran, penilaian memiliki definisi sebagai proses penemuan memadai

tidaknya pembelajaran dan belajar. Penilaian mulai dengan analisis masalah.

Ini merupakan langkah awal yang penting dalam pengembangan dan penilaian

pembelajaran karena tujuan dan hambatan dijelaskan pada langkah ini. Dalam

kawasan penilaian dibedakan pengertian antara penilaian program, penilaian

proyek, dan penilaian produk. Masing-masing merupakan jenis penilaian

penting untuk perancangan pembelajaran, seperti halnya penilaian formatif

dan penilaian sumatif.

Kawasan evaluasi atau penilaian memilii empat subkawasan: analisis

masalah, pengukuran acuan-patokan, penilaian formatif, dan penilaian sumatif.

Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan parameter masalah

dengan menggunakan strategi pengumpulan informasi dan pengambilan

keputusan. Para evaluator beragumentasi bahwa penilaian yang seksama

dimulai saat program tersebut dirumuskan dan direncanakan. Bagaimanapun

baiknya anjuran orang, program yang diarahkan pada tujuan yang tidak/kurang

dapat diterima dapat dinilai gagal memenuhi kebutuhan.

Pengukuran Acuan Patokan (PAP) meliputi teknik-teknik untuk

menentukan kemampuan pebelajar menguasai materi yang telah ditentukan

sebelumnya. Pengukuran acuan patokan, yang sering berupa tes juga dapat

disebut acuan-isi, acuan-tujuan, atau acuan-kawasan. Sebab, kriteria tentang

cukup tidaknya hasil belajar ditentukan oleh seberapa jauh pebelajar telah

Page 32: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

32

mencapai tujuan. Pengukuran acuan patokan memberitahukan pada para

siswa seberapa jauh mereka dapat mencapai standar yang ditentukan. Soal-

soal acuan patokan digunakan pada seluruh proses pembelajaran untuk

mengukur apakah prasyarat-prasyarat telah dikuasai. Pengukuran acuan

patokan dapat dipakai untuk menentukan apakah tujuan utama telah dicapai

(Seels dan Galsgow, 1990).

Penilaian formatif dan sumatif. Penilaian formatif berkaitan dengan

pengumpulan informasi tentang kecukupan dan penggunaan informasi ini

sebagai dasar pengembangan selanjutnya. Sedangkan penilaian sumatif

berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan untuk

pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan. Penekanan baik untuk

penilaian formatif pada tahap-tahap awal dari pengebangan produk, maupun

penilaian sumatif setelah kegiatan pembelajaran merupakan perhatian utama

dari para teknolog pembelajaran. perbedaan kedua jenis penilaian ini pertama

kali dikemukakan oleh Scriven (1967). Menurut Scriven, penilaian formatif

dilaksanakan pada waktu pengembangan atau perbaikan program atau produk

(atau orang, dsb). Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan staf dalam

lembaga program dan biasanya tetap bersifat intern, akan tetapi penilaian ini

dapat dilakukan oleh evaluator dalam atau luar, atau kombinasi (dilakukan

oleh pihak luar dan dalam).

Sedangkan, penilaian sumatif dilaksanakan setelah selesai dan bagi

kepentingan pihak luar atau para pengambil keputusan. Penilaian sumatif juga

lebih baik dilaksanakan dengan melibatkan kedua pihak (luar dan dalam)

sehingga tidak mengurangi validitas penilaian dan tidak terkesan subjektif.

Kelima kawasan taknologi pembelajaran menunjukkan keragaman dari

bidang. Di samping itu, kawasan-kawasan itu sendiri merupakan kesatuan

yang kompleks. Setiap orang dapat meneruskan proses perumusan definisi

dan mengembangkan tingkat taksonomi yang lebih rinci. Pekerjaan teknolog

pembelajaran untuk masa mendatang adalah membuat definisi yang lebih

sempit dari subkategori maupun cakupan yang ada di dalamnya.

Page 33: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

33

B. UNSUR SISTEM DALAM TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

Kawasan bidang ini telah berkembang melalui pergulatan antara

pengaruh nilai, penelitian, dan pengalaman praktisi, khususnya pengalaman

dengan teknologi yang digunakan dalam pembelajaran. Bidang ini kemudian

berkembang tidak hanya berupa pengetahuan teoritik tetapi juga pengetahuan

praktis. Bagaimanapun, mereka yang menyebut dirinya teknolog

pembelajaran, memahami dan menggunakan landasan pengetahuan profesi

dari etos para pakar. Setiap kawasan dibentuk oleh:

1. Landasan penelitian dan teori;

2. Nilai dan perspektif yang berlaku; dan

3. Kemampuan teknologi itu sendiri.

Teknologi pembelajaran telah dipengaruhi oleh teori dari berbagai bidang

kajian. Akar teori ini dapat ditemui dalam berbagai disiplin, termasuk:

1. Psikologi;

2. Rekayasa;

3. Komunikasi;

4. Ilmu komputer;

5. Bisnis; dan

6. Pendidikan secara umum.

Sementara penelitian dan teori digunakan oleh para teknolog

pembelajaran utuk menuntun sebagian besar karyanya, prinsip-prinsip umum

menuntuk sebagian besar karyanya, prinsip-prinsip umum seringkali

diterjemahkan ke dalam bentuk model-model yang memberikan rumusan

prosedur yang direkomendasikan. Wilayah teori ini, yang biasanya mempunyai

hubungan erat dengan suatu kawasan, seingkali memberikan dampak lebih

dari satu bagian bidang saja.

Page 34: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

34

Gambar dibawah ini akan menjelaskan teori yang berkenaan dengan teknologi

pembelajaran.

Teori-teori yang berkembang didalam setiap kawasan tidak berarti

terbatas pada teori-teori tersebut saja. Walaupun setiap bidang atau kawasan

tidak terlihat saling berinteraksi, tetapi setiap kawasan dapat menggunakan

teori yang berkembang di teori pada kawasan lain. Dalam kawasan desain

terdapat aspek sistem umum, sistem umum disini memiliki makna sebagai

penggunaan teori sistem. Teori sistem yang terdapat dalam kawasan desain

dapat digunakan ketikan seorang teknolog melakukan kegiatan pada

pengembangan bahan pembelajaran.

Teori dalam setiap kawasan memiliki peran dan posisi tersendiri dalam

aplikasi teknologi pembelajaran. Kemungkinan penggunaan teori yang hanya

berasal dari satu bidang saja sangat kecil, karena sifat antara kawasan adalah

sinergetik. Gambar dibawah ini akan mengemukakan bidang apa saja yang

dapat digarap dalam aplikasi teknologi pembelajaran.

GAMBAR 4. Teknologi Pembelajaran. Hubungan antara beberapa landasan teori

TEORI

PENGEMBANGAN

Komunikasi

Berpikir Visual

Belajar Visual

Komunikasi Visual

Estetika

PEMANFAATAN

Pemanfaatan Ilmu

Kurikulum

Teori Sistem Umum

Perubahan

Pengembangan Organisasi

DESAIN

Sistem Umum

Belajar

Motivasi

Persepsi

Pembelajaran

Kurikulum

PENGELOLAAN

Manajemen Umum

Komunikasi

Motivasi

Ekonomi

Informasi

PENILAIAN

Belajar Keperilakuan

Belajar Kognitif

Pengukuran

Umum

Page 35: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

35

Penelitian menjadi salah satu kunci yang mengembangkan aplikasi keilmuan

teknologi pembelajaran. Dalam perspektif teknologi pembelajaran tahun 1977,

penelitian merupakan salah satu dasar dan kriteria bahwa teknologi pembelajaran

merupakan sebuah teroi konstruk yang dibentuk oleh beberapa landasan

keilmuan. Dalam kawasan teknologi pembelajaran tahun 1994, tiap kawasan

memiliki subkategori yang dapat digarap dalam penelitian bidang teknologi

pembelajaran.

C. TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DALAM APLIKASI

Dimensi Praktik teknologi pembelajaran berkembang sejalan dengan

perkembangan potensi teknologi. Introfuksi mikro-komputer di bidang pendidikan

dan pelatihan secara drastis mengubah keberadaan proses Praktik di lapangan.

Penggunaan komputer yang semakin lazim serta semakin besar kemampuannya,

GAMBAR 5. Teknologi Pembelajaran. Hubungan antara beberapa penelitian

PENELIT

IAN

PENGEMBANGAN

Media

Desain Teks

Belajar Visual

PEMANFAATAN Difusi Inovasi

Dampak Konstektual

Pemasaran

DESAIN Perbedaan

Individual/Karakteristik Pembelajar

Strategi & Taktik Pembelajaran

Interaksi perlakuan Bakat

Desain Pesan

PENGELOLAAN Meramal

Kecenderungan

Efektivitas Biaya

Produktivitas

PENILAIAN Analisis Manfaat-

Biaya

Penelusuran Kebutuhan

Evaluasi Produk

Page 36: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

36

memungkinkan perkembangan Praktik teknologi pembelajaran meningkat dengan

pesat.

Sebagai suatu bidang garapan (AECT 1977), teknologi pembelajaran

memiliki lingkup Praktik. Lulusan program teknologi pembelajaran biasanya

memeroleh pekerjaan di berbagai latar kerja. Gambar dibawah ini akan

menunjukkan bidang kerja yang dapat dimiliki seorang lulusan teknologi

pembelajaran.

Meluasnya pilihan lapangan bagi para teknolog pembelajaran mempunyai

dampak yang sangat berarti bagi bidang. Yang terpenting adalah perluasan pilihan

dalam sektor pelatihan swasta. Sekarang ini dalam kebanyakan wilayah geografis,

tugas pelatihan memprasyaratkan pendidikan lanjutan dalam bidang teknologi

pembelajaran atau bidang yang berkaitan. Ely (1992) mengungkapkan adanya

kecenderungan lebih banyaknya kegiatan pengembangan pembelajaran di latar

luar sekolah dibandingkan dengan di sekolah.

Satu lagi kekhasan Praktik dalam bidang ini adalah kenyatan bahwa

banyak lembaga yang memasukkan aplikasi teknologi ke dalam lingkungan

PROFESI

TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

KESEHATA

N

BISNIS DAN INDUSTRI

TEMPAT IBADAH,

RUMAH, & MASYARAK

AT

PEMERINT

AHAN

SEKOLAH

GAMBAR 6. Pilihan bagi Lulusan Teknologi Pembelajaran

Page 37: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

37

pekerjaan mereka. Berbagai teknologi itu, bukan semata-mata menjadi wilayah

eksklusif bidang teknologi pembelajaran. Perekayasa sistem, pemrogaman

komputer, guru dan akademisi dalam bdiang keahlian, semuanya tertarik pada

teknologi dan karena itu menggunakannya.

Variasi Praktik di Berbagai Tempat Bekerja

Dengan semakin berkembang dan menonjolnya pelatihan di lingkungan bisnis

dan industrial di berbagai daerah, telah berkembang pula topik-topik baru dalam

bidang teknologi pembelajaran, seperti misalnya:

Pembelajaran berorientasi keterampilan yang diikuti kemudian dengan

transfer pelatihan;

Pembelajaran mengacu pada materi bukan pebelajar;

Analisis tahap awal dan desain sistem pembelajaran;

Teknologi belajar jarak jauh

Hakekat pebelajar dewasa; dan

Teknologi kinerja

Lingkungan pelatihan seringkali merupakan area dimana banyak produk

teknologi canggih sekarang ini dikembangkan. Hal ini terjadi karena perusahaan

swasta seringkali lebih menekankan pada penggunaan teknologi sebagai sumber

dibandingkan dengan sekolah, bahkan seluruh sekolah mulai TK hingga SLTA di

suatu wilayah. Kecuali itu perusahaan besar dapat menyebarkan investasi

teknologinyakepada sejulah besar pelatihan, sehingga pengeluaran tiap peserta

tetap hemat-biaya (cost efficeint).

Lingkungan pelatihan juga menekankan pada produktivitas, serta mengurangi

waktu dalam merancang ulang. Tekanan pada produktivitas dan waktu ini

mengarah pada dikembangkannya sistem penunjang kinerja elektronik serta

pendekatan baru dalam kegiatan perancangan dan pengembangan untuk

menemukan teknik yang lebih efisien (Dick, 1993; Wager, 1993). Sekolah

mempunyai kepentingan lain yang meengaruhi Praktik teknologi pembelajaran

dalam lingkungan ini, termasuk:

Pembelajaran dengan kendaliguru yang luwes;

Memenuhi kebutuhan kimperehensi para siswa;

Page 38: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

38

Pembelajaran yang tidak dirancang dengan analisis ―front-end‖ secara

menyeluruh; dan

Penilaian dan evaluasi

Pekerjaan para teknolog pembelajaran biasanya ditentukan oleh struktur dan

tujuan dari suatu lingkungan kerja tertentu dengan merujuk aturan dan pola

jabatan dalam lembaga tersebut. Seels dan Glasgow (1990) menguraikan pangsa

pasar kerja dengan membedakan dua peran, yaitu peneliti dan praktisi. Peneliti

yang berkarya di lembaga akademik mungkin berkepentingan dengan setiap

kawasan, namun biasanya mereka mengkhususkan diri pada satu atau dua bidang

minat. Di sekolah atau lembaga pelatihan, kebanyakan peneliti terlibat dalam

penelitian evaluatif.

Praktisi mungkin saja menaruh perhatian pada setiap kawasan dalam bidang

teknologi pembelajaran. Namun mereka ini cenderung mengkhususkan diri ke

dalam lingkup yang terbatas. Meskipun ada juga generalisasi, namun lingkup

teknologi pembelajran yang sangat luas tidak memungkinkan seseorang untuk

menguasai keahlian dalam setiap kegiatan dalam kawasan.

Para teknolog pembelajaran yang memPraktikkan ilmu di lapangan akan terus

mengembangkan keahlian serta keterampilan mereka melalui kegiatan yang

dilakukannya di luar lingkup program pelatihan formal. Usaha mereka merupakan

karakteristik bidang teknologi pembelajaran sebagai akibat dari perkembangan

teknologi baru yang pesat. Mempertahankan tingkat keahlian sesuai

perkembangan mutakhir, senantiasa merupakan persoalan terutama dalam sektor

pelatihan swasta, karena terbatasnya latar belakang pendidikan dan pelatihan dari

orang-orangnya. Tuntutan untuk selalu mengikuti perkembangan utakhir seringkali

dikaitkan dengan adanya teknologi baru dan penguasaan atas proses

perancangan, naming tuntutan itu juga disebabkan oleh majunya perkembangan

teori.

Hubungan antara Definisi 1994 dengan Praktik

Definisi teknologi pembelajaran sekarang disajikan sebagai suatu refleksi dari

teori dan Praktik. Kawasan-kawasan mewakili landasan ilmiah dari bidang dan

sekaligus membantu menentukan skema klasifikasi tentang cara bagaimana

secara khusus pengetahuan tersebut diterapkan dalam lingkungan pekerjaan.

Demi menjaga keutuhan definisi, kegiatan-kegiatan dalam setiap kawasan desain

Page 39: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

39

dapat dikaitkan baik kepada proses maupun sumber pembelajaran. Secara ringkas

dapat dikatakan bahwa proses atau kegiatan yang berkaitan dengan produk

merupakan rumusan fungsi dari kawasan yang bersangkutan.

Pertumbuhan dalamsatu bidang,terutama yang cepat, dapat merentangkan

bahkan melewati batas-batas tradisional bidang tersebut. Dalam kata lain, proses

penyusunan definisi ini merupakan usaha untuk menetapkan dan menguji batas-

batas tradisional bidang tersebut. Dalam kata lain, proses penyusunan definisi ini

merupakan usaha untuk menetapkan dan menguji batas bidang.

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa setiap bidang dalam kawasan teknologi

pembelajaran memiliki sub bidang garapan dan teori yang melandasinya. Dalam

aplikasi di setiap bidang garapan dalam satu kawasan, haruslah diorientasikan

pada bagian proses dan sumber. Karena itu definisi tahun 1994 memberikan

pandangan bahwa teknologi pembelajaran merupakan aplikasi teori dan Praktik

dalam proses dan sumber belajar.

PRAKTIK

MERAN CANG

PROSES SUMBER

MENGELOLA

PROSES SUMBER

MENILAI PROSES SUMBER

MEMANFA ATKAN

PROSES SUMBER

MENGEMBANGKAN

PROSES SUMBER

GAMBAR 7. Hubungan antara Kawasan dan Kegiatan dalam Bidang

Page 40: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

40

DEFINISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN MENURUT AECT TAHUN 2004

Definisi terbaru teknologi pendidikan adalah studi dan etika praktek dalam

upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara

menciptakan, menggunakan atau memanfaatkan dan mengelola proses dan

sumber-sumber teknologi yang tepat. Dengan demikian tujuannya masih tetap

untuk memfasilitasi pembelajaran agar lebih efektif, efisien dan menyenangkan

serta meningkatkan kinerja.

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa:1) teknologi

pembelajaran adalah suatu disiplin ilmu atau bidang gaapan 2). istilah teknologi

pembelajaran dipakai bergantian dengan istilah teknologi pendidikan, 3). tujuan

utama teknologi pembelajaran adalah (a) untuk memecahkan masalah belajar atau

memfasilitasi pembelajaran; dan (b) untuk meningkatkan kinerja; 4). menggunakan

pendekatan sistemik (holistik atau menyeluruh); 5). kawasan teknologi

pembelajaran dapat meliputi kegiatan yang berkaitan dengan analisis, desain,

pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, implementasi dan evaluasi baik

proses-proses maupun sumber-sumber belajar, 6). teknologi pembelajaran tidak

hanya bergerak di persekolahan tapi juga dalam semua aktifitas manusia (seperti

perusahaan, keluarga, organisasi masyarakat, dll) sejauh berkaitan dengan upaya

memecahkan masalah belajar dan peningkatan kinerja, 7). teknologi diartikan

secara luas, bukan hanya teknologi fisik (hardtech), tapi juga teknologi lunak

(softtech)

Dengan demikian beberapa definisi teknologi pembelajaran di atas,

tampaknya dari waktu ke waktu teknologi pemebelajaran mengalami proses

―metamorfosa‖ menuju penyempurnaan. Teknologi pemebelajaran pada awalnya

hanya dipandang sebagai alat berubah ke sistem yang lebih luas, dari hanya

berorientasi pada praktek menuju ke teori dan praktek, dari produk menuju ke

proses dan produk, dan akhirnya melalui perjalanan evolusionernya saat ini

teknologi pembelajaran telah menjadi sebuah bidang kajian, program studi dan

profesi.

Teknologi pembelajaran baik sebagai disiplin ilmu, program studi maupun

profesi terus mengalami perkembangan yang pesat. Perkembangan teknologi

pembelajaran yang pesat ini dengan mengambil empat ciri utama, yaitu: 1)

Page 41: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

41

menerapkan pendekatan sistem, 2) menggunakan sumber belajar seluas mungkin,

3) bertujuan meningkatkan kualitas belajar manusia, dan 4) berorientasi pada

kegiatan instruksional individual (Atwi Suparman, 2004:30-31). Dengan indikator

ini teknologi pembelajaran semakin memperhalus dan mempertajam

kemampuannya dalam memecahkan masalah belajar dan pembelajaran.

Sedangkan menurut Miarso (2004:201) perkembangan ini pada gilirannya

merangsang dan memperkuat perkembangan profesi dalam bidang teknologi

pembelajaran.

Teknologi pembelajaran sebagai suatu profesi berakar dari penelitian, teori,

dan praktek. Suatu profesi harus mempunyai landasan pengetahuan yang

menunjang praktek. Tiap kawasan teknologi pembelajaran mengandung kerangka

pengetahuan yang didasarkan pada hasil penelitian dan pengalaman. Hubungan

antara teori dan praktek semakin mantap dengan matangnya bidang garapan.

Teori terdiri dari konsep, bangunan (konstruk), prinsip, dan proposisi yang

memberi sumbangan terhadap khasanah pengetahuan. Sedangkan praktek

merupakan penerapan pengetahuan tersebut dalam memecahkan permasalahan.

Dalam teknologi pembelajaran baik teori maupun praktek, banyak menggunakan

model. Model prosedural, yang menguraikan cara pelaksanaan tugas membantu

menghubungkan teori dan praktek. Teori juga dapat menghasilkan model untuk

memvisualisasikan hubungan; model ini disebut model konseptual (Richey, 1986),

Seels & Richey, (2000:10-12).

Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang demikian pesat, khususnya dalam bidang pendidikan, psikologi dan

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) maka tidak mustahil ke depannya

teknologi pembelajaran akan semakin terus berkembang dan memperkokoh diri

menjadi suatu disiplin ilmu, program studi, dan profesi yang dapat berperan dalam

memecahkan masalah-masalah pembelajaran.

Kendati demikian, harus diakui bahwa perkembangan bidang dan profesi

teknologi pembelajaran di Indonesia hingga saat ini boleh dikatakan belum

optimal, baik dalam hal desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan,

maupun evaluasinya. Kiranya masih dibutuhkan usaha perjuangan yang sungguh-

sungguh dari semua pihak yang terkait dengan teknologi pembelajaran, baik dari

kalangan akademisi, peneliti maupun praktisi.

Page 42: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

42

Dengan demikian konsekwensinya Sumber Daya Manusia (SDM) yang

mengelola pendidikan harus memiliki kemampuan akademis dan profesional yang

handal untuk mengembangkan dan/atau mengaplikasikan teknologi pendidikan

agar penyelenggaraan pendidikan menjadi lebih berkualitas, efektif, efisien, dan

relevan dengan kebutuhan dan tuntutan zaman.

Kawasan Teknologi Pembelajaran.

Ada lima domain atau bidang garapan teknologi pembelajaran atau teknologi

instruksional berlandaskan definisi AECT 1994, yaitu desain, pengembangan,

pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian. Kelima hal ini merupakan kawasan

(domain) dari bidang teknologi pembelajaran. Di bawah ini akan diuraikan kelima

kawasan tersebut, dengan sub kategori dan konsep yang terkait :

1. Kawasan Desain

Domain atau kawasan pertama teknologi pembelajaran adalah desain atau

perancangan yang mencakup penerapan berbagai teori, prinsip dan prosedur

dalam melakukan perencanaan atau mendesain suatu program atau kegiatan

pembelajaran yang dilakukan secara sistemik dan sistematik.

Yang dimaksud dengan desain disini adalah proses untuk menentukan

kondisi belajar dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk (Seels &

Richey, 2000: 32). Kawasan desain bermula dari gerakan psikologi

pembelajaran, terutama diilhami pemikiran B.F. Skinner (1954) tentang teori

pembelajaran berprogram (programmed instructions). Pada tahun

1969 pemikiran Herbert Simon yang membahas tentang preskriptif tentang

desain turut memicu kajian tentang desain. Pendirian pusat-pusat desain bahan

pembelajaran dan terprogram, seperti ―Learning Resource and Development

Center‖ pada tahun 1960 semakin memperkuat kajian tentang desain. Dalam

kurun waktu tahun 1960-an dan 1970-an, Robert Glaser, Direktur Learning

Resource and Development Center tersebut menulis dan berbicara tentang

desain pembelajaran sebagai inti dari teknologi pendidikan.

Aplikasi teori sistem dalam pembelajaran melengkapi dasar psikologi

pembelajaran tersebut. Melalui James Finn dan Leonard Silvern, pendekatan

Page 43: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

43

sistem pembelajaran secara bertahap mulai berkembang menjadi suatu

metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari psikologi pembelajaran.

Perhatian terhadap desain pesan pun berkembang selama akhir 1960-an

dan pada awal 1970-an. Kolaborasi Robert Gagne dengan Leslie Briggs telah

menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain

sistem yang membuat konsep desain pembelajaran menjadi semakin hidup.

Kawasan desain ini meliputi empat cakupan utama dari teori dan praktek,

yaitu: (1) desain sistem pembelajaran; (2) desain pesan; (3) strategi

pembelajaran; dan (4) karakteristik peserta didik (Seels & Richey, 2000: 33).

1. a. Desain Sistem Pembelajaran;

Menurut Seels & Richey (2000: 33) desain sistem pembelajaran yaitu

prosedur yang terorganisasi dan sistematis untuk:: (a) penganalisaan

(proses perumusan apa yang akan dipelajari); (b) perancangan (proses

penjabaran bagaimana cara mempelajarinya); (c) pengembangan (proses

penulisan dan pembuatan atau produksi bahan-bahan belajar); (d)

pelaksanaan/aplikasi (pemanfaatan bahan dan strategi) dan (e) penilaian

(proses penentuan ketepatan pembelajaran).

Desain sistem pembelajaran biasanya merupakan prosedur linier dan

interaktif yang menuntut kecermatan dan kemantapan. Agar dapat berfungsi

sebagai alat untuk saling mengontrol, semua langkah–langkah tersebut

harus tuntas. Dalam desain sistem pembelajaran, proses sama pentingnya

dengan produk, sebab kepercayaan atas produk berlandaskan pada

proses.

Sedangkan menurut Twelker, Urbach, Buck (1972) dalam Suparman

(2004:36) pengembangan instruksional adalah suatu cara yang sistematis

untuk mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi satu set bahan

dan strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Wujud

pengembangan instruksional adalah produksi dan penggunaan media

instruksional, evaluasi instruksional dan pengelolaan instruksional. Jadi

pengembangan instruksional merupakan salah satu teknologi perangkat

lunak (sofware technology) yang canggih untuk membangun sistem

instruksional yang berkualitas tinggi (Suparman, 2004: 31).

Page 44: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

44

1. b. Desain Pesan

Desain pesan yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari

pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima, dengan

memperhatikan prinsip-prinsip perhatian, persepsi,dan daya tangkap (Seels

& Richey, 2000: 33-34). Fleming dan Levie (1993) membatasi pesan pada

pola-pola isyarat, atau simbol yang dapat memodifikasi perilaku kognitif,

afektif dan psikomotor.

Desain pesan berkaitan dengan hal-hal mikro, seperti: bahan visual,

urutan, halaman dan layar secara terpisah. Desain pesan harus bersifat

spesifik, baik tentang media maupun tugas belajarnya. Hal ini mengandung

makna bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda, tergantung pada

jenis medianya, apakah bersifat statis, dinamis atau kombinasi keduanya

(misalnya, suatu potret, film, atau grafik komputer). Juga apakah tugas

belajarnya tentang pembentukan konsep, pengembangan sikap,

pengembangan keterampilan, strategi belajar atau hafalan. Dengan

demikian desain pesan ini melibatkan perancangan untuk menentukan jenis

media dan format sajian yang paling menarik untuk menyampaikan pesan-

pesan pembelajaran kepada peserta didik.

1. c. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta

mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu

mata pelajaran (Seels & Richey, 2000: 34). Strategi pembelajaran meliputi

situasi belajar dan komponen pembelajaran. Dalam mengaplikasikan suatu

strategi pembelajaran tergantung pada situasi belajar, sifat materi dan jenis

belajar yang dikehendaki.

Strategi instruksional ini merupakan proses memilih dan menyusun

kegiatan pembelajaran dalam sesuatu unit pembelajaran seperti urutan,

sifat mateteri, ruang lingkup materi, metode dan media yang paling sesuai

untuk mencapai kompetensi pembelajaran

1. d. Karakteristik Peserta Didik.

Karakteristik peserta didik yaitu aspek latar belakang pengalaman

peserta didik yang mempengaruhi terhadap efektivitas proses belajarnya.

Karaketeristik peserta didik mencakup keadaan sosio-psiko-fisik peserta

didik. Secara psikologis, yang perlu mendapat perhatian dari karakteristik

Page 45: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

45

peserta didik yaitu berkaitan dengan kemampuannya (ability), baik yang

bersifat potensial maupun kecakapan nyata dan kepribadiannya, seperti,

sikap, emosi, motivasi serta aspek-aspek kepribadian lainnya.

1. 2. Kawasan Pengembangan

Kawasan teknologi pembelajaran berikutnya adalah pengembangan

yang berarti proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik.

Kawasan pengembangan mencakup pengembangan teknologi cetak,

teknologi audio visual, teknologi berbasis komputer dan multimedia (Seels &

Richey, 2000:38)

Kawasan pengembangan ini berakar pada produksi media. Melalui

proses yang bertahun-tahun perubahan dalam kemampuan media ini

berakibat pada perubahan kawasan. Walaupun perkembangan buku teks

dan alat bantu pembelajaran yang lain (teknologi cetak) mendahului film,

namun pemunculan film merupakan tonggak sejarah dari gerakan audio-

visual ke era teknologi pembelajaran sekarang ini. Pada 1930-an film mulai

digunakan untuk kegiatan pembelajaran (teknologi audio-visual). Selama

Perang Dunia II, banyak jenis bahan belajar yang diproduksi terutama film

untuk pelatihan militer. Setelah perang, televisi sebagai media baru

digunakan untuk kepentingan pendidikan (teknologi audio-visual). Selama

akhir tahun 1950- an dan awal tahun 1960-an bahan pembelajaran

berprograma mulai digunakan untuk pembelajaran. Sekitar tahun 1970-an

komputer mulai digunakan untuk pembelajaran, dan permainan simulasi

menjadi mode di sekolah. Selama tahun 1980-an teori dan praktek di

bidang pembelajaran yang berlandaskan komputer berkembang seperti

jamur dan sekitar tahun 1990-an multimedia terpadu yang berlandaskan

komputer merupakan dari kawasan ini.

Di dalam kawasan pengembangan terdapat keterkaitan yang

kompleks antara teknologi dan teori yang mendorong terhadap desain

pesan maupun strategi pembelajarannya. Pada dasarnya kawasan

pengembangan terjadi karena: a) pesan yang didorong oleh isi, b) strategi

pembelajaran yang didorong oleh teori, c) manifestasi fisik dari teknologi –

perangkat keras, perangkat lunak, dan bahan pembelajaran.

Page 46: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

46

Kawasan pengembangan ini meliputi: (1) teknologi cetak; (2)

teknologi audio-visual; (3) teknologi berbasis komputer; dan (4) multimedia

(Seels & Richey, 2000:39).

1. a. Teknologi Cetak.

Teknologi cetak adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan

bahan, seperti : buku-buku, bahan-bahan visual yang statis, terutama

melalui pencetakan mekanis atau photografis (Seels & Richey, 2000:40).

Teknologi ini menjadi dasar untuk pengembangan dan pemanfaatan dari

kebanyakan bahan pembelajaran lain. Hasil teknologi ini berupa cetakan.

Teks dalam penampilan komputer adalah suatu contoh penggunaan

teknologi komputer untuk produksi. Apabila teks tersebut dicetak dalam

bentuk ―cetakan‖ guna keperluan pembelajaran merupakan contoh

penyampaian dalam bentuk teknologi cetak.

Dua komponen teknologi ini adalah bahan teks verbal dan visual.

Pengembangan kedua jenis bahan pembelajaran tersebut sangat

tlergantung pada teori persepsi visual, teori membaca, pengolahan

informasi oleh manusia dan teori belajar. Secara khusus, teknologi

cetak/visual mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1) Teks dibaca secara linier, sedangkan visual direkam menurut ruang

2) Keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah yang pasif.

3) Keduanya berbentuk visual yang statis

4) Pengembangannya sangat bergantung kepada prinsip-prinsip linguistik

dan persepsi visual.

5) Keduanya berpusat pada pembelajar

6) Informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh

pemakai.

1. b. Teknologi Audio-Visual

Teknologi audio-visual; merupakan cara memproduksi dan menyampaikan

bahan dengan menggunakan peralatan dan elektronis untuk menyajikan

pesan-pesan audio dan visual (Seels & Richey, 2000:41). Pembelajaran

audio-visual dapat dikenal dengan mudah karena menggunakan perangkat

keras di dalam proses pengajaran. Peralatan audio-visual memungkinkan

pemroyeksian gambar hidup, pemutaran kembali suara, dan penayangan

visual yang beukuran besar. Pembelajaran audio-visual didefinisikan

Page 47: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

47

sebagai produksi dan pemanfaatan bahan belajar yang berkaitan dengan

pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang secara eksklusif

tidak selalu harus tergantung kepada pemahaman kata-kata dan simbol-

simbol sejenis.

Secara khusus, teknologi audio-visual cenderung mempunyai karakteristik

sebagai berikut :

1) Bersifat linier

2) Menampilkan visual yang dinamis

3) Secara khas digunakan menurut cara yang sebelumnya telah

ditentukan oleh desainer/pengembang.

4) Cenderung merupakan bentuk representasi fisik dari gagasan yang riil

dan abstrak.

5) Dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip psikologi tingkah laku dan

kognitif.

6) Sering berpusat pada guru, kurang memperhatikan interaktivitas belajar

si pembelajar.

1. c. Teknologi Berbasis Komputer

Teknologi Berbasis Komputer; merupakan cara-cara memproduksi

dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang

bersumber pada mikroprosesor (Seels & Richey, 2000:42). Pada dasarnya,

teknologi berbasis komputer menampilkan informasi kepada peserta didik

melalui tayangan di layar monitor. Berbagai aplikasi komputer untuk

pembelajaran biasanya disebut ―computer-based intruction (CBI)‖,

―computer assisted instruction (CAI”), atau ―computer-managed instruction

(CMI)”.

Aplikasi-aplikasi ini hampir seluruhnya dikembangkan berdasarkan

teori perilaku dan pembelajaran terprogram, akan tetapi sekarang lebih

banyak berlandaskan pada teori kognitif. Aplikasi-aplikasi tersebut dapat

bersifat: (1) tutorial, pembelajaran utama diberikan, (2) latihan dan

pengulangan untuk membantu peserta didik mengembangkan kefasihan

dalam bahan belajar yang telah dipelajari sebelumnya, (3) permainan dan

simulasi untuk memberi kesempatan menggunakan pengetahuan yang

baru dipelajari; dan (5) dan sumber data yang memungkinkan peserta didik

Page 48: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

48

untuk mengakses sendiri susunan data melalui tata cara pengakasesan

(protocol) data yang ditentukan secara eksternal.

Teknologi komputer, baik yang berupa perangkat keras maupun

perangkat lunak biasanya memiliki karakteristik sebagai berikut :

1) Dapat digunakan secara secara acak, disamping secara linier

2) Dapat digunakan sesuai dengan keinginan peserta didik, disamping

menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembangnya.

3) Gagasan-gagasan biasanya diungkapkan secara abstrak dengan

menggunakan kata, simbol maupun grafis.

4) Prinsip-prinsip ilmu kognitif diterapkan selama pengembangan

5) Belajar dapat berpusat pada peserta didik dengan tingkat

interaktivitas tinggi.

1. d. Multimedia

Multimedia atau teknologi terpadu merupakan cara untuk

memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa

jenis media yang dikendalikan komputer (Seels & Richey, 2000:43).

Keistimewaan yang ditampilkan oleh teknologi multimedia ini, khususnya

dengan menggunakan komputer dengan spesifikasi tinggi, yakni adanya

interaktivitas pembelajar yang tinggi dengan berbagai macam sumber

belajar.

Pembelajaran dengan multimedia atau teknologi terpadu ini

mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1) Dapat digunakan secara acak, disamping secara. linier

2) Dapat digunakan sesuai dengan keinginan peserta didik, disamping

menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembangnya.

3) Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks

pengalaman peserta didik, relevan dengan kondisi peserta didik, dan di

bawah kendali peserta didik.

4) Prinsip-prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam

pengembangan dan pemanfaatan bahan pembelajaran

5) Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif

sehingga pengetahuan terbentuk pada saat digunakan.

6) Bahan belajar menunjukkan interaktivitas peserta didik yang tinggi

Page 49: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

49

7) Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dan contoh dari banyak

sumber media.

1. 3. Kawasan Pemanfaatan

Domain ketiga dalam teknologi pembelajaran ialah kawasan

pemanfaatan. Pemanfaatan adalah tindakan menggunakan metode dan

model instruksional, bahan dan peralatan media untuk meningkatkan

suasana pembelajaran. Adapun kawasan pemanfaatan dapat digambarkan

sebagai berikut:

Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber

untuk belajar (Seels & Richey, 2000:50). Fungsi pemanfaatan

sangat penting karena membicarakan kaitan antara peserta didik dengan

bahan belajar atau sistem pembelajaran. Mereka yang terlibat dalam

pemanfaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokkan peserta didik

dengan bahan belajar dan aktivitas yang spesifik, menyiapkan peserta didik

agar dapat berinteraksi dengan bahan belajar dan aktivitas yang dipilih,

memberikan bimbingan selama kegiatan, memberikan penilaian atas hasil

yang dicapai peserta didik, serta memasukannya ke dalam prosedur

oragnisasi yang berkelanjutan.

Pembelajaran yang tertua, mendahului kawasan desain dan produksi

media pembelajaran yang sistematis. Kawasan ini berasal dari gerakan

pendidikan visual pada dekade pertama abad ke 20, dengan didirikannya

museum-museum. Pada tahun-tahun awal abad ke-20, guru

mulai berupaya untuk menggunakan film teatrikal dan film singkat

mengenai pokok-pokok pembelajaran di kelas.

Di antara penelitian formal yang paling tua mengenai aplikasi media

dalam pendidikan ialah studi yang dilakukan oleh Lashley dan Watson

mengenai penggunaan film-film pelatihan militer Perang Dunia I (tentang

pencegahan penyakit kelamin). Setelah Perang Dunia II, gerakan

pembelajaran audio-visual mengorganisasikan dan

mempromosikan bahan-bahan belajar audio visual, sehingga menjadikan

persediaan bahan pembelajaran semakin berkembang dan mendorong

cara-cara baru membantu guru. Selama tahun 1960-an banyak sekolah dan

perguruan tinggi mulai banyak mendirikan pusat-pusat media pembelajaran.

Page 50: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

50

Karya Dale pada 1946 yang berjudul Audiovisual Materials in

Teaching, yang di dalamnya mencoba memberikan rasional umum tentang

pemilihan bahan belajar dan aktivitas belajar yang tepat. Heinich, Molenda

dan Russel dalam buku Instructional Materials and New Technologies of

Instruction (1986) mengemukakan model ASSURE, sebagai acuan

prosedur untuk merancang pemilihan dan pemanfaatan media

pembelajaran. Langkah-langkah ASSURE meliputi: (1) Analyze leraner

(menganalisis peserta didik); (2) State objective (merumuskan

tujuan);(3) Select media and materials (memilih media dan bahan); (4)

Utilize media and materials (menggunakan media dan bahan), (5) Require

learner participation (melibatkan peserta didik) ; dan (6) Evaluate and revise

(penilaian dan revisi).

1. a. Pemanfaatan Media.

Pemanfaatan media yaitu penggunaan yang sistematis dari sumber

belajar. Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan

keputusan berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran. Misalnya

bagaimana suatu film diperkenalkan atau ditindaklanjuti dan dipolakan

sesuai dengan bentuk belajar yang diinginkan. Prinsip-prinsip pemanfaatan

media juga dikaitkan dengan karakteristik peserta didik. Seseorang yang

belajar mungkin memerlukan bantuan keterampilan visual atau verbal agar

dapat menarik keuntungan dari praktek atau sumber belajar.

1. b. Difusi Inovasi

Difusi Inovasi adalah proses berkomunikasi malalui strategi yang

terencana dengan tujuan untuk diadopsi. Tujuan akhir yang ingin dicapai

ialah untuk terjadinya perubahan. Selama bertahun-tahun, kawasan

pemanfaatan dipusatkan pada aktivitas guru dan ahli media yang

membantu guru. Model dan teori pemanfaatan dalam kawasan

pemanfaatan cenderung terpusat pada perpektif pengguna. Akan tetapi,

dengan diperkenalkannya konsep difusi inovasi pada akhir tahun 1960-an

yang mengacu pada proses komunikasi dan melibatkan pengguna dalam

Page 51: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

51

mempermudah proses adopsi gagasan, perhatian kemudian berpaling ke

perspektif penyelenggara.

Rogers (1983) melakukan studi tentang difusi inovasi, yang

mencakup berbagai disiplin ilmu. Hasil studinya telah memperkuat

pandangan tentang pentahapan, proses, serta variabel yang dapat

mempengaruhi difusi. Dari hasil studi ini dapat disimpulkan bahwa

pemanfaatan bergantung pada upaya membangkitkan kesadaran,

keinginan mencoba dan mengadopsi inovasi. Dalam hal ini, penting

dilakukan proses desiminasi, yaitu yang sengaja dan sistematis untuk

membuat orang lain sadar adanya suatu perkembangan dengan cara

menyebarkan informasi. Desiminasi ini merupakan tujuan awal dari difusi

inovasi. Langkah-langkah difusi menurut Rogers (1983) adalah : (1)

pengetahuan; (2) persuasi atau bujukan; (3) keputusan; (4) implementasi;

(5) dan konfirmasi.

1. c. Implementasi dan Institusionalisasi

Implementasi dan Institusionalisasi; yaitu penggunaan bahan dan

strategi pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya (bukan

tersimulasikan). Sedangkan institusionalisasi penggunaan yang rutin dan

pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya

organisasi. Begitu produk inovasi telah diadopsi, proses implementasi dan

pemanfaatan dimulai. Untuk menilai pemanfaatan harus ada implementasi.

Bidang implementasi dan institusionalisasi (pelembagaan) yang didasarkan

pada penelitian, belum berkembang sebaik-bidang-bidang yang

lain. Tujuan dari implementasi dan institusionalisasi adalah menjamin

penggunaan yang benar oleh individu dalam organisasi. Sedangkan tujuan

dari institusionalisasi adalah untuk mengintegrasikan inovasi dalam struktur

kehidupan organisasi. Keduanya tergantung pada perubahan individu

maupun organisasi.

1. d. Kebijakan dan Regulasi

Kebijakan dan Regulasi; adalah aturan dan tindakan yang

mempengaruhi difusi dan pemanfaatan teknologi pembelajaran. Kebijakan

dan peraturan pemerintah mempengaruhi pemanfaatan teknologi.

Kebijakan dan regulasi biasanya dihambat oleh permasalahan etika dan

ekonomi. Misalnya, hukum hak cipta yang dikenakan pada pengguna

Page 52: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

52

teknologi, baik untuk teknologi cetak, teknologi audio-visual, teknologi

berbasis komputer, maupun terknologi terpadu.

1. 4. Kawasan Pengelolaan

Pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pembelajaran melalui:

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Kawasan

pengelolaan bermula dari administrasi pusat media, program media dan

pelayanan media. Pembauran perpustakaan dengan program

media membuahkan pusat dan ahli media sekolah. Program-program

media sekolah ini menggabungkan bahan cetak dan non cetak sehingga

timbul peningkatan penggunaan sumber-sumber teknologikal dalam

kurikulum. Oleh karena itu kawasan pengelolaan dapat digambarkan

sebagai berikut:

Dengan semakin rumitnya praktek pengelolaan dalam bidang

teknologi pembelajaran ini, teori pengelolaan umum mulai diterapkan dan

diadaptasi. Teori pengelolaan proyek mulai digunakan, khususnya dalam

proyek desain pembelajaran. Teknik atau cara pengelolaan proyek-proyek

terus dikembangkan, dengan meminjam dari bidang lain. Tiap

perkembangan baru memerlukan cara pengelolaan baru pula.

Keberhasilan sistem pembelajaran jarak jauh bergantung pada

pengelolaannya, karena lokasi yang menyebar. Dengan lahirnya teknologi

baru, dimungkinkan tersedianya cara baru untuk mendapatkan informasi.

Akibatnya pengetahuan tentang pengelolaan informasi menjadi sangat

potensial. Dasar teoritis pengelolaan informasi bersal dari disiplin ilmu

informasi. Pengelolaan informasi membuka banyak kemungkinan untuk

desain pembelajaran, khususnya dalam pengembangan dan implementasi

kurikulum dan pembelajaran yang dirancang sendiri.

1. a. Pengelolaan Proyek

Pengelolaan Proyek; meliputi : perencanaan, monitoring, dan

pengendalian proyek desain dan pengembangan. Pengelolaan proyek

berbeda dengan pengelolaan tradisional (line and staff management)

karena : (a) staf proyek mungkin baru, yaitu anggota tim untuk jangka

pendek; (b) pengelola proyek biasanya tidak memiliki wewenang jangka

panjang atas orang karena sifat tugas mereka yang sementara, dan (c)

Page 53: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

53

pengelola proyek memiliki kendali dan fleksibilitas yang lebis luas dari yang

biasa terdapat pada organisasi garis dan staf.

Para pengelola proyek bertanggung jawab atas perencanaan,

penjadwalan, dan pengendalian fungsi desain pembelajaran atau jenis-jenis

proyek yang lain. Peran pengelola proyek biasanya berhubungan dengan

cara mengatasi ancaman proyek dan memberi saran perubahan internal.

1. b. Pengelolaan Sumber.

Pengelolaan Sumber; mencakup perencanaan, pemantauan dan

pengendalian sistem pendukung dan pelayanan sumber. Pengelolaan

sumber memliki arti penting karena mengatur pengendalian akses.

Pengertian sumber dapat mencakup, personil keuangan, bahan baku,

waktu, fasilitas dan sumber pembelajaran. Sumber pembelajaran mencakup

semua teknologi yang telah dijelaskan pada kawasan pengembangan.

Efektivitas biaya dan justifikasi belajar yang efektif merupakan dua

karakteristik penting dari pengelolaan sumber.

1. c. Pengelolaan sistem penyampaian.

Pengelolaan sistem penyampaian meliputi perencanaan,

pemantauan pengendalian ―cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran

diorganisasikan‖ Hal tersebut merupakan suatu gabungan antara medium

dan cara penggunaan yang dipakai dalam menyajikan informasi

pembelajaran kepada pembelajar.

Pengelolaan sistem penyampaian memberikan perhatian pada

permasalahan produk seperti persyaratan perangkat keras/lunak dan

dukungan teknis terhadap pengguna maupun operator. Pengelolaan ini

juga memperhatikan permasalaan proses seperti pedoman bagi desainer

dan instruktur dan pelatih. Keputusan pengelolaan penyampaian sering

bergantung pada sistem pengelolaan sumber.

1. d. Pengelolaan informasi.

Pengelolaan informasi meliputi perencanaan, pemantauan, dan

pengendalian cara penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau

pemrosesan informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan

belajar. Pentingnya pengelolaan informasi terletak pada potensinya untuk

mengadakan revolusi kurikulum dan aplikasi desain pembelajaran.

Page 54: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

54

1. 5. Kawasan Penilaian

Penilaian merupakan proses penentuan memadai tidaknya

pembelajaran dan relajar yang mencakup: (1) analisis masalah; (2)

pengukuran acuan patokan; (3) penilaian formatif; dan (4) penilaian sumatif.

Penilaian program merupakan evaluasi yang menaksir kegiatan

pendidikan yang memberikan pelayanan secara berkesinambungan dan

sering terlibat dalam penyusunan kurikulum. Sebagai contoh misalnya

penilaian untuk program membaca dalam suatu wilayah persekolahan,

program pendidikan khusus dari pemerintah daerah, atau suatu program

pendidikan berkelanjutan dari suatu universitas.

Penilaian proyek – evaluasi untuk menaksir kegiatan yang dibiayai

secara khusus guna melakukan suatu tugas tertentu dalam suatu kurun

waktu. Contoh, suatu lokakarya 3 hari mengenai tujuan perilaku. Kunci

perbedaan antara program dan proyek ialah bahwa program diharapkan

berlangsung dalam yang tidak terbatas, sedangkan proyek biasanya

diharapkan berjangka pendek. Proyek yang dilembagakan dalam

kenyataannya menjadi program.

Penilaian bahan (produk pembelajaran) merupakan evaluasi yang

menaksir kebaikan atau manfaat isi yang menyangkut benda-benda fisik,

termasuk buku, pedoman kurikulum, film, pita rekaman, dan produk

pembelajaran lainnya.

1. a. Analisis Masalah.

Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan parameter

masalah dengan menggunakan strategi pengumpulan informasi dan

pengambilan keputusan. Telah lama para evaluator yang piawai

berargumentasi bahwa penilaian yang seksama mulai saat program

tersebut dirumuskan dan direncanakan. Bagaimanapun baiknya anjuran

orang, program yang diarahkan pada tujuan yang tidak/kurang dapat

diterima akan dinilai gagal memenuhi kebutuhan.

Jadi, kegiatan penilaian ini meliputi identifikasi kebutuhan, penentuan

sejauh mana masalahnya dapat diklasifikasikan sebagai pembelajaran,

identifikasi hambatan, sumber dan karakteristik pembelajar, serta

penentuan tujuan dan prioritas (Seels and Glasgow, 1990). Kebutuhan telah

Page 55: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

55

dirumuskan sebagai ―jurang antara ―apa yang ada‖dan ―apa yang

seharusnya ada‖ dalam pengertian hasil (Kaufman,1972). Analisis

kebutuhan diadakan untuk kepentingan perencanaan program yang lebih

memadai.

1. b. Pengukuran Acuan Patokan.

pengukuran acuan patokan meliputi teknik-teknik untuk menentukan

kemampuan pembelajaran menguasai materi yang telah ditentukan

sebelumnya. Penilaian acuan patokan memberikan informasi tentang

penguasaan seseorang mengenai pengetahuan, sikap, atau keterampilan

yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Keberhasilan dalam tes acuan

patokan berarti dapat melaksanakan ketentuan tertentu, biasanya

ditentukan dan mereka yang dapat mencapai atau melampaui skor minimal

tersebut dinyatakan lulus.Pengukuran acuan patokan memberitahukan

pada para siswa seberapa jauh mereka dapat mencapai standar yang

ditentukan.

1. c. Penilaian Formatif dan Sumatif

Penilaian Formatif dan Sumatif; berkaitan dengan pengumpulan

informasi tentang kecukupan dan penggunaan informasi ini sebagai dasar

pengembangan selanjutnya. Dengan penilaian sumatif berkaitan dengan

pengumpulan informasi tentang kecukupan untuk pengambilan keputusan

dalam hal pemanfaatan. Penilaian formatif dilaksanakan pada waktu

pengembangan atau perbaikan program atau produk (atau orang dsb).

Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan staf dalam lembaga program

dan biasanya tetap bersifat intern; akan tetapi penilaian ini dapat

dilaksanakan oleh evaluator dalam atau luar atau (lebih baik lagi)

kombinasi. Perbedaan antara formatif dan sumatif telah dirangkum dengan

baik dalam sebuah kiasan dari Bob Stake ― Apabila juru masak mencicipi

sup, hal tersebut formatif, apabila para tamu mencicipi sup tersebut, hal

tersebut sumatif. Penilaian sumatif dilaksanakan setelah selesai dan bagi

kepentingan pihak luar atau para pengambil keputusan, sebagai contoh :

lembaga penyandang dana, atau calon pengguna, walaupun hal tersebut

dapat dilaksanakan baik oleh evaluator dalam atau dalam untuk gabungan.

Untuk alasan kredibiltas, lebih baik evaluator luar dilibatkan daripada

sekedar merupakan penilaian formatif. Hendaknya jangan dikacaukan

Page 56: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

56

dengan penilaian hasil (outcome) yang sekedar menilai hasil, biukannya

prose — hal tersebut dapat berupa baik formatif maupun sumatif. Metoda

yang digunakan dalam penilaian formatif berbeda dengan penilaian sumatif.

Penilaian formatif mengandalkan pada kajian teknis dan tutorial, uji coba

dalam kelompok kecil atau kelompok besar. Metoda pengumpulan data

sering bersifat informal, seperti observasi, wawancara, dan tes ringkas.

Sebaliknya, penilaian sumatif memerlukan prosedur dan metoda

pengumpulan data yang lebih formal. Penilaian sumatif sering

menggunakan studi kelompok komparatif dalam desain kuasi

eksperimental.

D. Peranan Teknologi Pembelajaran Dalam Pemecahan Masalah

Pembelajaran.

Manusia agar dapat memenuhi kebutuhannya dengan baik perlu belajar.

Sedangkan untuk dapat belajar secara efektif dan efisien perlu memanfaatkan

beraneka sumber belajar. Teknologi pembelajaran berupaya untuk merancang,

mengembangkan dan memanfaatkan aneka sumber belajar sehingga dapat

memudahkan atau memfasilitasi seseorang untuk belajar. Pada gilirannya

terbukanya kesempatan seseorang untuk belajar sepanjang hayat, di mana saja,

kapan saja dan oleh siapa saja, dengan cara dan sumber belajar apa saja yang

sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.

Dengan demikian teknologi pendidikan diperlukan untuk dapat menjangkau

peserta didik di manapun mereka berada. Selain itu untuk melayani sejumlah

besar dari mereka yang belum memperoleh kesempatan untuk belajar, memenuhi

kebutuhan belajar untuk dapat mengikuti perkembangan, dan meningkatkan

efisiensi, efektifitas dalam belajar.

Teknologi pendidikan secara konseptual dapat berperan untuk

membelajarkan manusia dengan mengembangkan dan atau menggunakan aneka

sumber belajar, yang meliputi sumber daya manusia, sumber daya alam dan

lingkungan, sumber daya peluang atau kesempatan, serta dengan meningkatkan

efektifitas dan efisiensi sumber daya pendidikan (Miarso, 2004:701).

Berkaitan dengan peranan teknologi pendidikan ini menurut Miarso

(2004:6,109) teknologi pendidikan mempunyai potensi untuk meningkatkan

produktifitas pendidikan, dengan jalan: 1) mempercepat tahap belajar (rate of

learning), 2) membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik, 3)

Page 57: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

57

mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat

membina dan mengembangkan kegairahan belajar peserta didik.

Dengan demikian teknologi pembelajaran berperan dalam upaya pemecahan

masalah pendidikan dan pembelajaran dengan cara: 1) memadukan berbagai

macam pendekatan dari bidang ekonomi, manajemen, psikologi, rekayasa, dan

lain-lain secara bersistem; 2) memecahkan masalah belajar pada manusia secara

menyeluruh dan serempak, dengan memperhatikan dan mengkaji semua kondisi

dan saling kaitan di antaranya; 3) menggunakan teknologi sebagai proses dan

produk untuk membantu memecahkan masalah belajar; 4) timbulnya daya lipat

atau efek sinegi, dimana penggabungan pendekatan dan atau unsur-unsur

mempunyai nilai lebih dari sekedar penjumlahan (Miarso, 2004:78). Demikian pula

pemecahan secara menyeluruh dan serempak akan mempunyai nilai lebih

daripada memecahkan masalah secara terpisah.

Peranan teknologi pendidikan dalam memecahkan masalah pendidikan dan

pembelajaran, khususnya dalam perluasan akses dan peningkatan mutu

pendidikan, melalui: a) penerapan prosedur pengembangan pembelajaran dalam

penyusuanan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), struktur dan muatan

kurikulum, kalender pendidikan, silabus dan perangkat pembelajaran lain, seperti

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); b) penerapan prosedur

pengembangan pembelajaran dalam penyusuanan bahan belajar, modul, buku

teks, atau buku elektronik (e-book); c) penerapan metode pembelajaran yang lebih

menekankan kepada penerapan teori-teori belajar mutakhir, seperti teori belajar

konstruktivisme dan paradigma baru pendidikan lainnya; d) mengembangkan dan

memanfaatkan berbagai jenis media yang sesuai dengan kebutuhan dan dengan

mengindahkan prinsip-prinsip pemanfaatannya secara efektif dan efisien

(Purwanto, 2005:18) dan (e) mengembangkan strategi pembelajaran untuk

membangun dan menemukan jati diri melalui proses pembelajaran yang aktif,

interaktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM).

Page 58: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

58

DEFINISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN TAHUN 2008

Konsep teknologi pendidikan mengalami perkembangan bersamaan dengan

bidang-bidangnya, ini tidak lepas dari perkembangan manusia yang semakin maju

dan tuntutan akan ilmu pengetahuan yang semakin tinggi. Konsep teknologi

pendidikan yang pada awal kemunculannya, tahun 1977, secara pasti

menenkankan bahwa teknogi pendidikan dapat dipandang sebagai konsep teori,

bidang garapan, dan profesi. Pada definisi kedua, yaitu tahun 1994, teknologi

pendidikan menekankan bahwa teknologi pendidikan merupakan teori dan praktek

dalam merancang, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola, dan menilai

suatu proses dan sumber belajar.

Kedua konsep tersebut mempunyai penekanan khusus sesuai dengan

keadaan dan pemahaman para ilmuan dizamannya. Konsep teknologi pendidikan

pada saat ini, yaitu tahun 2008, dapat dibagi sebagai konsep abstrak atau sebagai

bidang latihan. Pertama, definisi teknologi pendidikan sebagai konsep adalah:

Teknologi pendidikan adalah teori dan praktek ilmiah dalam memfasilitasi atau

memudahkan belajar dan meningkatkan prestasi dengan cara membuat,

menggunakan, dan mengelola proses dan sumber teknologi yang tepat.

Educational Technology is the study and ethical practice of facilitating

learning and improving performance by creating, using, and managing

appropriate technological process and resources

Konsep teknologi pendidikan tentunya memiliki komponen-komponen yang

menyusunnya, tidak hanya semata-mata tersusun sendiri, butuh penelitian yang

panjang dan baik. Dibawah ini akan dijelaskan setiap bagian yang membentuk

definisi teknologi pendidikan 2008.

1. Teori

Teori teknologi pendidikan berasal dari pembangungan pengetahuan yang

berasal dari penelitian berkelanjutan dan latihan berkesinambungan. Teori

mengarah kepada pengumpulan informasi dan analisis yang dilaksanakan

berasaskan keilmuan yang sistematis. Didalamnya termasuk penelitian

kuantitatif dan kualitatif yang meliputi teorisasi, analisis filsafat, penyelidikan

sejarah, pengembangan kerja, analisis kesalahan, analisis sistem, dan

Page 59: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

59

evaluasi. Sehingga teori yang ada dalam teknologi pendidikan memiliki

konstruk ilmu pengetahuan yang kuat.

2. Praktek Ilmiah

Teknologi pendidikan melalui organisasinya, yaitu AECT, mempunyai kode

etik professional organisasi. Ini dibuat agar pengembangan dalam teknologi

pendidikan sesuai dengan visi misi teknologi pendidikan itu sendiri. Kode etik

ini menjadi dasar pagi para teknolog pendidikan memberikan kontribusi yang

ilmiah, sehingga praktek dalam teknologi pendidikan memegang peranan

penting dalam memfasilitasi pembelajaran.

3. Memfasilitasi

Definisi formal pertama yang dikemukakan oleh Ely (1963) menyatkan

bahwa memfasilitasi merupakan kegiatan merancang pesan untuk

mengendalikan proses belajar. Bersamaan dengan teori dalam belajar yang

semakin berkembang, behavioristik ke kognitivistik lalu beralih ke

konstruktivistik. Memfasilitasi pada definisi ini berarti tidak hanya menyediakan

informasi dalam pesan pembelajaran agar seseorang belajar, tetapi

memfasilitasi juga mempunyai makna membuat lingkungan yang dimana

seseorang dapat menemukan masalah dan alat untuk memecahkannya.

Memfasilitasi berisikan rancangan dari lingkungan pembelajaran, pengelolaan

sumber belajar, dan menyediakan alat untuk belajar.

4. Belajar

Belajar dalam definisi tidak mengandung arti yang sama dengan belajar 40

tahun yang lalu. Ada perubahan yang awalnya hanya sebagai belajar sebagai

penyimpanan informasi menjadi penerimaan ilmu, kemampuan, dan sikap yang

didapat dari pengalaman. Pengetahuan yang didapat dari belajar haruslah

dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, karena pengajaran akan

percuma jika seseorang tidak menerapkannya. Belajar juga harus diatur agar

proses dan sumber belajar yang digunakan tepat.

5. Meningkatkan

Dalam teknologi pendidikan, kata ―meningkatkan prestasi‖ berarti menuntut

keefektifan hasil belajar. Proses menentukan secara pasti ke arah hasil yang

berkualitas, dan hasil tersebut mengarah pada belajar yang efektif, merubah

kemampuan yang dapat dibawa kedalam kehidupan sebenarnya. Keefektifan

juga harus dibarengi dengan efisiensi. Dalam konsep konstruktivistik, efisiensi

Page 60: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

60

dipandang sebagai penekanan perhatian pada pembelajaran dengan

memberikan kesempatan pebelajar untuk menentukan tujuan belajar mereka

dan cara belajar mereka.

6. Prestasi

Dalam teknologi pendidikan, prestasi berarti kemampuan pebelajar untuk

menggunakan dan menerapkan kecakapan yang baru. Paradigma baru

memandang bahwa prestasi tidak hanya berupa informasi yang didapat, tetapi

memiliki kecakapan yang dapat digunakan. Secara jelas telah disebutkan

dalam definisi, alat untuk mencapai hasil belajar atau prestasi belajar adalah

penciptaan, penggunaan, dan pengelolaan dalam proses dan sumber belajar.

7. Penciptaan

Penciptaan disini mengarah pada penelitian, teori dan praktek didalam

bahan pembelajaran, lingkungan belajar, dan sistem belajar mengajar yang

lebih luas, formal atau non formal. Penciptaan dapar berisikan bermacam-

macam aktivitas, tergantung pada pendekatan yang digunakan.

8. Penggunaan

Elemen penggunaan ini mengarah pada teori dan praktek dalam membawa

pebelajar berinteraksi dengan lingkungan dan sumber belajar. Ini adalah pusat

kegiatan, dimana solusi atau pemecahan akan menemukan masalah.

Pemilihan akan sumber dan proses belajar akan tepat jika didasarkan pada alat

evaluasi.

9. Pengelolaan

Tanggung jawab yang benar dari seorang teknolog pendidikan adlah

mengelola sumber dan proses pembelajaran. Sebagai penghasil media

pembelajaran dan pengembang proses pembelajaran, teknolog pendidikan

harus memiliki kemampuan pengelolaan yang baik. Pengelolaan disini

termasuk pengelolaan personel (orang) dan pengelolaan sistem informasi.

10. Ketepatan

Ketepatan mengarah kepada menerapkan proses dan sumber belajar yang

sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Dalam kode etik teknologi

pendidikan yang disusun AECT, kata ketepatan dituliskan sebagai relevan.

11. Teknologi

Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan secara sistematis atau

pengelolaan pengetahuan untuk memecahkan masalah. Teknologi merupakan

Page 61: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

61

cara berpikir. Teknologi disini menyempurnakan proses dan sumber

pembelajaran. Pada proses, teknologi pendidikan menjadi dasar dalam

pengambilan keputusan oleh para guru untuk menentukan sistem

pembelajaran. pada sumber, teknologi berperan mengubah bahan belajar

kedalam sesuatu yang lebih menarik, baik dalam bentuk hardware ataupun

software

12. Proses

Proses dapat diartikan sebagai kumpulan kegiatan yang diarahkan pada

pencapaian tujuan dan hasil tertentu. Teknologi pendidikan sering

memasukkan proses sebagai desain, pengembangan, dan menghasilkan

sumber belajar. pendekatan sistem juga menjadi salah satu proses yang ada

dalam teknologi pendidikan.

13. Sumber

Sumber dalam konsepsi teknologi pendidikan merupakan segala hal yang

dapat diambil pengetahuannya. Segala hal yang memberikan informasi dan

merubah diri kita. Sumber bisa saja berupa orang, alat, dan bahan belajar yang

sengaja dibuat untuk belajar.

Kesimpulan

Definisi teknologi pendidikan diatas merupakan revisi dari sebelumnya

berdasarkan definisi mutakhir AECT tentang Teknologi Pengaajaran. Teknologi

pendidikan dilihat sebagai konstruks yang lebih luas Teknologi Pengajaran,

mengingat Pendidikan lebih luas dari Pengajaran. Konsep teknologi pendidikan

harus dibedakan dengan bidang dan profesi Teknologi pendidikan. Keabsahan

masing-masing dapat dinilai secara berlainan dengan kriteria yang berbeda pula.

Definisi diatas berbeda dengan definisi sebelumnya. Dalam beberapa istilah

studi bukan riset menunjukkan pandangan yang lebih luas dari berbagai bentuk

penyelidikan, termasuk:

1. Praktek reflektif.

2. Menyatakan komitmen eksplisit terhadap etika praktis.

3. Objek teknologi pendidikan adalah ―memfasilitasi pembelajaran‖ lebih

sederhana daripada ―mengontrol pembelajaran‖ atau menggiringnya.

Page 62: Definisi tep tahun 1977 1994 2008

BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY

62

4. Pembelajaran ditempatkan pada posisi sentral dari teknologi pendidikan

untuk menyoroti pentingnya pembelajaran.

5. ―Meningkatkan performance‖, yaitu tujuan memfasilitasi pembelajaran yang

lebih baik daripada pendekatan selain teknologi pendidikan.

6. Menjelaskan fungsi-fungsi utama bidang teknologi pendidikanP (yaitu,

penciptaan, pemamfaatan, pengelolaan) dalam terminologi yang lebih luas

tapi tidak terlalu tehnis dari pada definisi sebelumnya.

7. Menspesifikkan sarana-sarna dan metode-metode yang ‗tepat‘ sesuai

dengan orang-orang dan kondisi dimana ia diterapkan.