laporan puskesmas boro (hesty)sss

24
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas Boro merupakan pusat pelayanan kesehatan di Kecamatan Selorejo Kabupaten Blitar, dimana Kecamatan Selorejo juga mempunyai puskesmas pembantu di Desa Pohgajih, Selorejo dan Ngrendeng. Jarak Puskesmas Boro dari Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar ± 45 km. Puskesmas Boro terletak di pedesaan dan di kelilingi oleh pegunungan, tetapi akses jalan yang melewati Puskesmas Boro sudah beraspal dan mudah dilalui oleh angkutan umum maupun kendaraan pribadi. Mayoritas penduduk desa Boro Kecamatan Selorejo beragama Islam. Berikut ini merupakan keadaan umum Puskesmas Boro dan keadaan mayarakat dilingkungan wilayah kerja Puskesmas Boro : Luas Wilayah : Luas wilayah Puskesmas Boro ± 53,55 km 2 1

Upload: randysmanix

Post on 19-Jan-2016

59 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

sssss

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Puskesmas Boro (Hesty)sss

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Puskesmas Boro merupakan pusat pelayanan kesehatan di

Kecamatan Selorejo Kabupaten Blitar, dimana Kecamatan Selorejo juga

mempunyai puskesmas pembantu di Desa Pohgajih, Selorejo dan

Ngrendeng. Jarak Puskesmas Boro dari Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten

Blitar ± 45 km. Puskesmas Boro terletak di pedesaan dan di kelilingi oleh

pegunungan, tetapi akses jalan yang melewati Puskesmas Boro sudah

beraspal dan mudah dilalui oleh angkutan umum maupun kendaraan pribadi.

Mayoritas penduduk desa Boro Kecamatan Selorejo beragama Islam.

Berikut ini merupakan keadaan umum Puskesmas Boro dan keadaan

mayarakat dilingkungan wilayah kerja Puskesmas Boro :

Luas Wilayah :

Luas wilayah Puskesmas Boro ± 53,55 km2

Letak geografis :

Letak geografis Puskesmas Boro, terbagi atas :

Dataran rendah : 30%

Dataran tinggi : 70%

1

Page 2: Laporan Puskesmas Boro (Hesty)sss

Batas wilayah :

Sebelah Utara :Desa Wonosari Kecamatan Wonorejo Kabupaten

Malang

Sebelah Timur :Desa Jambuwer Kecamatan Kromengan

Kabupaten Malang

Sebelah Selatan :Desa Kalipare Kecamatan Kalipare Kabupaten

Malang

Sebelah Barat :Desa Pagergunung Kecamatan Kesamben

Kabupaten Blitar

Pembagian wilayah Kecamatan Selorejo, yaitu :

1) Desa Boro

2) Desa Ngreco

3) Desa Selorejo

4) Desa Olak-Alen

5) Desa Sumberagung

6) Desa Banjarsari

7) Desa Pohgajih

8) Desa Ampelgading

9) Desa sidomulyo

10) Desa Ngrendeng

Data Demografi :

2

Page 3: Laporan Puskesmas Boro (Hesty)sss

Data demografi penduduk di Desa Boro Kecamatan Selorejo

Kabupaten Blitar :

Jumlah Penduduk seluruhnya : 42.803 jiwa

Jumlah Penduduk Laki-laki : 21.375 jiwa

Jumlah Penduduk perempuan : 21.428 jiwa

Jumlah kepala Keluarga : 11.325 KK

Jumlah Kepala Keluarga miskin : 3.127 KK

Agama yang dianut oleh masyarakat di Kecamatan Selorejo :

Agama Islam : 35.745 jiwa

Agama Kristen : 1.834 jiwa

Agama Katolik : 558 jiwa

Agama Budha : 1.077 jiwa

Agama Hindu : 76 jiwa

Sarana Pendidikan :

Play Group : 12 buah

TK : 37 buah

SD/MI : 30/6 buah

SLTP/MT : 5/2 buah

SMU/MA : 3/1 buah

Ponpes : 1 buah

Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Boro sebagai berikut:

1) Dokter Umum : 1 Orang

3

Page 4: Laporan Puskesmas Boro (Hesty)sss

2) Dokter Gigi : 1 Orang

3) Perawat : 6 Orang

4) Bidan induk : 1 Orang

5) Bidan Desa : 9 Orang

6) Sanitarian : 1 Orang

7) Ahli Gizi : 1 Orang

8) Tenaga Administrasi : 8 Orang

Jumlah Peran serta Masyarakat

1) Desa Siaga : 9 buah

2) Jumlah Posyandu : 52 buah

3) Jumlah Kader Posyandu : 260 orang

4) Jumlah Kader Posyandu aktif : 260 orang

5) Jumlah kader kesehatan lain : 10 orang

6) Jumlah dukun bayi terlatih : 16 orang

7) Jumlah Posyandu Lansia : 15 buah

8) Jumlah Poskesdes : 9 buah

9) Jumlah UKBM (Toga/Batra/PMR) : 10/12/- buah

Sarana Kesehatan :

a. Puskesmas Induk 1 buah (desa Boro)

b. UGD 1 buah di Selorejo

4

Page 5: Laporan Puskesmas Boro (Hesty)sss

c. Puskesmas Pembantu 3 buah terletak di daerah Desa Pohgajih,

Desa Ngrendeng dan Desa Selorejo.

d. Polindes 6 buah Yaitu: Desa Ngreco, Desa Olak-alen, Desa

Sumberagung , Desa Banjarsari, Desa Sidomulyo, Desa Ampel

Gading

e. Perumahan Dinas yang terdiri dari :

Rumah Dokter umum : 1 buah

Paramedis : 2 buah

Pustu : 3 Buah

15 Penyakit Terbesar (tahun 2009):

1) ISPA : 15,58%

2) Neuralgia : 5,71%

3) Gastritis : 4,97%

4) Hipertensi : 3,99%

5) Gatal Alergi : 2,92%

6) Penyakit Infeksi : 1,57%

7) Diare : 1,46%

8) Nausea : 1,25%

9) Gingivitis : 1,25%

10) Asma : 1,24%

11) Gigi : 1,07%

12) Penglihatan Berkurang : 1,07%

5

Page 6: Laporan Puskesmas Boro (Hesty)sss

13) DM : 0,97%

14) Jamur : 0,75%

15) Penyakit kelamin : 0,15%

1.2Rumusan Masalah

Bagaimana upaya pencapaian Pelayanan Bayi Paripurna di

Puskesmas Boro Kecamatan Selorejo Kabupaten Blitar?

1.3Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Mahasiswa dapat memahami tentang manajemen puskesmas

Melatih mahasiswa untuk dapat bekerja dalam suatu tim kesehatan

Melatih mahasiswa untuk hidup mandiri dan dapat beradaptasi dengan

keadaan masyarakat setempat.

Mahasiswa dapat memahami pelayanan kesehatan di puskesmas

1.4 Manfaat

Dengan melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan ini

diharapkan mahasiswa dapat lebih mandiri, memiliki wawasan mengenai

puskesmas beserta program kerjanya. Dan diharapkan nantinya memiliki

mental dan pengetahuan yang baik sebagai Dokter Gigi, serta diharapkan

6

Page 7: Laporan Puskesmas Boro (Hesty)sss

ketika nanti dapat menjadi Dokter Gigi yang berguna bagi masyarakat

luas.

BAB 2

IDENTIFIKASI MASALAH

2.1 Masalah Internal

7

Page 8: Laporan Puskesmas Boro (Hesty)sss

Puskesmas merupakan organisasi fungsional yang berperan aktif

dalam menyelenggarakan upaya peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak yang

bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh

masyarakat. Salah satu upaya dalam meningkatkan kesehatan bayi adalah

program Pelayanan Bayi Paripurna.

Definisi Operasional Bayi Paripurna :

Bayi yang memperoleh Pelayanan Kesehatan sesuai standar oleh

nakes minimal 4 kali/th setelah mendapat yankes Neonatal (KN2)

dengan distribusi Pelayanan Minimal umur 1-3 bulan 1 kali, 4-6 bulan

1 kali, 7-9 bulan 1 kali, 9-12 bulan 1 kali. Pelayanan kesehatan

tersebut meliputi Vit. K1 injeksi, pemberian imunisasi dasar lengkap

Vit. A dosis tinggi, SDIDTK dan MTBM bagi yang sudah dilatih.

Syarat Bayi Paripurna yaitu :

a. Memenuhi KN I (2 kali kunjungan pada usia 0-7 hari) dan

KN II (pada usia lebih dari 8 hari)

b. Pemberian injeksi Vit. K

c. Pemberian hepatitis HBo (pada usia 0-7 hari)

d. Pemberian imunisasi dasar lengkap

e. Pemberian Vit.A pada usia 6 bulan

f. Penimbangan minimal 8 kali

g. DDTK harus 4 kali (pada usia 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, 12

bulan)

8

Page 9: Laporan Puskesmas Boro (Hesty)sss

Adapun hasil Pelayanan Bayi Paripurna di wilayah Puskesmas Boro tahun

2009 adalah sebagai berikut :

BULAN BAYI PARIPURNA

Januari 26

Februari 39

Maret 39

April 28

Mei 33

Juni 35

Juli 38

Agustus 37

September 29

Oktober 33

November 46

Desember 35

Jumlah 418

Sumber: Data Laporan Bulanan Kegiatan Pelayanan Bayi Paripurna

Puskesmas Boro Tahun 2009.

9

Page 10: Laporan Puskesmas Boro (Hesty)sss

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah bayi paripurna pada

tahun 2009 di Puskesmas Boro adalah 418 sedangkan target sasarannya

berjumlah 479 berarti dari 100% yang terealisasi 87,27%.

2.2 Masalah Eksternal

Puskesmas sebagai sarana pemeliharaan kesehatan masyarakat di

suatu wilayah, dalam menjalankan programnya dipengaruhi dari medan yang

sulit dilalui untuk datang ke wilayah tersebut sehingga menyulitkan dalam

transportasi terlebih lagi kurang adanya sarana transportasi umum yang

dapat menjangkau kedesa-desa yang jaraknya sangat berjauhan.

Dalam hal upaya Pelayanan Bayi Paripurna diperlukan peranan orang

tua untuk lebih memperhatikan kesehatan bayinya.

- Beberapa orang tua tidak rutin datang ke posyandu setelah LIL

terpenuhi.

- Mutasi warga ke daerah lain

- Lahir prematur sehingga tidak bisa diberikan hepatitis HBo

- Kematian bayi

Hal-hal diatas merupakan penyebab tidak tercapainya target 100% untuk

upaya Pelayanan Bayi Paripurna.

BAB III

ANALISIS MASALAH

10

Page 11: Laporan Puskesmas Boro (Hesty)sss

3.1Perspektif Lintas Program

Upaya Pelayanan Bayi Paripurna merupakan program puskesmas

yang dilaksanakan di puskesmas maupun di posyandu.Namun program ini

belum berjalan secara optimal, karena adanya warga yang mutasi ke daerah

lain, adanya bayi yang lahir prematur, kematian bayi dan kurangnya

kesadaran dari orang tua untuk ke posyandu setelah LIL terpenuhi, sehingga

target program tidak terpenuhi.

3.2Perspektif Lintas Sektor

Pelayanan Bayi Paripurna merupakan program kerja puskesmas yang

dilaksanakan pada bayi yang baru lahir sejak usia 0 sampai 1 tahun.

Puskesmas berkooordinasi dengan kader Posyandu untuk melaksanakan

penyuluhan kepada masyarakat kecamatan Selorejo. Adanya peranan orang

tua sangat membantu dalam keberhasilan program kerja Pelayanan Bayi

Paripurna.

BAB IV

PEMECAHAN MASALAH

11

Page 12: Laporan Puskesmas Boro (Hesty)sss

4.1 Pendekatan Permasalahan

Untuk mengoptimalkan hasil dari program Pelayanan Bayi Paripurna

dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pengetahuan kader tentang

pentingnya DDTK.

Dari pihak puskesmas sendiri perlu melakukan peningkatkan

pelaksanaan DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang).

4.2 Pendekatan Kepemimpinan

Perspektif kepemimpinan dan kekuasaaan

Sebagai kepala Puskesmas harus mampu mempengaruhi anggotanya

untuk bekerja lebih baik sehingga target layanan yang telah ditetapkan harus

dapat dicapai secara maksimal. Kemampuan memberi motivasi ini menjadi

penting agar anggota puskesmas menjadi terpacu dalam menjalankan tugas

dan diharapkan dapat meningkatkan kinerja layanan.

Perspektif kepemimpinan dalam kehidupan

Kepala Puskesmas sebagai pemimpin harus selalu menjaga

hubungan dengan Allah SWT dan berusaha meningkatkan dari segi kualitas

dan kuantitas dari waktu ke waktu. Selain itu, juga menjalin hubungan

dengan sesama dalam melakukan setiap interaksi sosial. Sebagai pemimpin

harus mempunyai prinsip “kesesuaian antara kata dengan perbuatan”. Dan

12

Page 13: Laporan Puskesmas Boro (Hesty)sss

sebagai pemimpin juga harus mempunyai sifat keterbukaan dan toleransi

dalam menerima berbagai pengaruh dan masukan dari pegawai puskesmas

untuk kemajuan puskesmas.

Perspektif model kepemimpinan

Kepala Puskesmas mempunyai otoritas tertinggi dalam menentukan

setiap kebijakan puskesmas. Dalam setiap pengambilan keputusan atau

kebijakan puskesmas, kepala puskesmas mempertimbangkan berbagai

saran yang diterima dari berbagai staff dengan tingkat kompetensi sesuai

dengan pemecahan masalah yang dihadapi. Sifat yang akomodatif semacam

ini berpengaruh terhadap dukungan anggota organisasi terhadap

kepemimpinan dan kebijakan kepala puskesmas. Hal ini terjadi karena

anggota organisasi merasa dilibatkan dan diikutsertakan dalam pengambilan

keputusan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

Perspektif dalam filosofi kepemimpinan

Dalam kepemimpinan organisasi tingkat Puskesmas, maka selain

menjadi kepala juga mampu menjadi mediasi (penghubung) hubungan antara

pemimpin dengan anggota yang dipimpin. Bentuk hubungan ini hendaknya

dilakukan secara humanistik dengan berasaskan kepada kekeluargaan,

layaknya hubungan sebuah keluarga. Dalam hal pendistribusian informasi

kepada staff Puskesmas, maka pimpinan memberikan segala hal tentang

kegiatan program secara teknis. Masing-masing petugas diberi arahan

13

Page 14: Laporan Puskesmas Boro (Hesty)sss

tentang tugas yang harus dilaksanakan, demikian pula target yang harus

dicapai sesuai program kerja.

Perspektif dalam kiat pemimpin

Kepala Puskesmas sebagai pemimpin harus mampu membuat

keputusan yang tepat dan berkualitas. Dalam proses pengambilan keputusan

(disebut juga proses pemecahan masalah) oleh pemimpin organisasi

merupakan serangkaian fase yang dilakukan secara berurutan, dan

digunakan sebagai hal yang menunjang keputusan. Proses pemecahan

masalah terdiri dari 3 (tiga) fase, yaitu :

1. intellegence – pada dasarnya berkenaan dengan pencarian kondisi

kemampuan berfikir yang memerlukan keputusan,

2. design – berkenaan dengan pengembangan dan analisis terhadap

berbagai kemungkinan tindakan yang akan diputuskan dan,

3. choice – berkenaan dengan pemilihan tindakan yang sesungguhnya.

Kepala Puskesmas harus dapat mempertimbangkan berbagai

alternatif dari tindakan yang akan dilaksanakan sesuai keadaan masalah

kesehatan di masyarakat. Perlu kemampuan memilih salah satu keputusan

yang paling benar dari beberapa pilihan yang tersedia. Ada 7 (tujuh) prinsip

agar pemimpin mampu memberikan pencerahan secara optimal, dan

terciptanya suasana mengayomi dan melindungi, yaitu:

1. Toto – teratur, rapi, sistematis,

2. Titi – teliti, cermat, bertanggung jawab,

14

Page 15: Laporan Puskesmas Boro (Hesty)sss

3. Titis – tepat pada target yang dituju,

4. Temen – arti utamanya adalah jujur,

5. Tetep – artinya tetap, tidak berubah, konsisten,

6. Tatag – artinya tabah, dan

7. Tatas – artinya merupakan satu kesatuan batin dalam bersikap

dengan temen, tetep, tatag, dan tatas.

Perspektif kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara

Sebagai kepala puskesmas (pemimpin) harus mempunyai konsep

kepemimpinan yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara, yaitu “Konsep

Trilogi Kepemimpinan”, terdiri dari :

1. Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan memberikan keteladanan),

2. Ing Madyo Mangun Karso (di tengah lingkungan organisasi diharapkan

mapu memberikan ide atau gagasan baru agar keadaan menjadi lebih

maju) dan,

3. Tutwuri Handayani (pemimpin organisasi ketika berada di belakang

mampu memposisikan diri dan mendukung terhadap program kerja

organisasi yang telah ditetapkan, artinya jenis pemimpin semacam ini

yang diidamkan oleh anggota organisasi secara keseluruhan).

Perspektif kepemimpinan Panakawan

Panakawan sebagai tokoh khas dalam wayang Indonesia mempunyai

karakter unik, dan bisa menjalankan berbagai macam peran, seperti

15

Page 16: Laporan Puskesmas Boro (Hesty)sss

pengasuh dan penasehat para ksatria, penghibur, kritikus, pelawak, bahkan

sebagai penutur kebenaran dan kebajikan. Kepribadian Panakawan yang

menonjol adalah saat menerima segala sesuatu dilakukan seperti apa

adanya. Hal ini tercermin dalam beberapa sikap yang dimilikinya antara lain:

1. Ikhlas : sikap selalu pasrah kepada Allah SWT dalam melaksanakan

setiap tugas (pekerjaan).

2. Rela : sikap yang tidak selalu menuntut hak yang seharusnya diterima,

walaupun sebenarnya membutuhkan.serius.

3. Serius : selau bersungguh-sungguh setiap menjalankan sesuatu,

khususnya yang berkaitan dengan bimbingan dan tuntunan kejalan

yang lurus.

4. Sabar : senantiasa mengajarkan manusia untuk berjiwa penyabar

dalam menyelesaikan berbagai persoalan.

5. Budi pekerti luhur : penyayang, pemurah dan pemaaf (berjiwa social)

Bagi seorang pemimpin organisasi, selain sebagai leader dalam

organisasi yang bersangkutan, hendaknya mampu berperan sebagai orang

yang paling bertanggungjawab sesuai bidang tugasnya, mampu membuat

suasana damai dan menyenangkan dalam lingkungan organisasi sehingga

setiap anggota organisasi dapat melaksanakan tugas organisasi tanpa harus

merasa selalu diawasi, dan mampu memberikan saran dan nasihat bagi

anggota organisasi di lingkungan tanggung jawabnya, sehingga organisasi

senantiasa berjalan pada track yang sebenarnya.

16

Page 17: Laporan Puskesmas Boro (Hesty)sss

BAB V

KESIMPULAN

17

Page 18: Laporan Puskesmas Boro (Hesty)sss

Nilai angka pencapaian program Pelayanan Bayi Paripurna di

Puskesmas Boro kecamatan Selorejo kabupaten Blitar sudah relatif tinggi

tetapi belum maksimal. Hal ini dikarenakan adanya warga yang mutasi ke

daerah lain, lahir prematur, kematian bayi, serta orang tua yang kurang

kooperatif.

Untuk memaksimalkan hasil dari program Pelayanan Bayi Paripurna

ini dapat dilakukan dengan cara memberikan motivasi orang tua agar datang

ke posyandu secara rutin meskipun LIL sudah terpenuhi. Dari pihak

puskesmas sendiri perlu memberikan pengetahuan kepada kader posyandu

tentang pentingnya DDTK serta meningkatkan pelaksanaannya.

18