proyek branding kampung bantaran kali boro sebagai

12
Volume 11 No. 1 Juni 2020 21 PROYEK BRANDING KAMPUNG BANTARAN KALI BORO SEBAGAI PENGUATAN IDENTITAS KAMPUNG KREATIF DI KELURAHAN PURWODININGRATAN SURAKARTA Muhammad Hendra Himawan Jurusan Seni Rupa Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Surakarta Email: [email protected] Albertus Rusputranto Ponco Anggoro Jurusan Seni Rupa Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Surakarta Email: [email protected] Satriana Didik Isnanta Jurusan Seni Rupa Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Surakarta Email: [email protected] Abstrak Penelitian PPM Tematik Kelompok ini merupakan program pemberdayaan warga kampung di bantaran kali Boro. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mem- branding kampung Bantaran Kali Boro, sebagai bagian dari Kampung Kreatif. Yang dilakukan dengan melalui serangkaian kegiatan untuk mengetahui sejauh mana kreativitas warga kampung di bantaran Kali Boro dalam mengelola lingkungan sekitar dan bagaimana kreativitas tersebut dikembangkan demi tercapainya sebuah kampung kretif dan mandiri dalam mengelola lingkungan dengan kreativitas seni. Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam upaya branding kampung ini diantaranya adalah 1.Workshop Merchandising berciri khas Kampung Joyoraharjan berupa : workshop cetak cetak reproduksi (patung miniature) serta workshop grafis dan sablonase. Workshop akan diberikan pada pemuda karang taruna kampung Joyoraharjan. 2. Workshop Batik Jumput dan Shibori, sebagai produk khas kampung Joyoraharjan. Workshop akan di berikan pada ibu-ibu dan remaja putri kampung Joyoraharjan. 3. Workshop Desain Product dan Kemasan (Packaging) untuk potensi kuliner warga kampung Joyoraharjan, sebagai bentuk inisiasi produk unggulan UMKM di Kampung Joyoraharjan. 4.Workshop Digital Marketing untuk publikasi potensi kesenian warga Kampung Kreatif Joyoraharjan. 5. Workshop Mural Sejarah Kampung bersama Anak-anak kecil 6. Penyelenggaraan Mini Festival Kampung -Kampung Kreatif Joyoraharjan, sebagai bagian dari event promosi dan branding kampung kreatif di Kota Surakarta. Kata kunci: Pemberdayaan warga, kampung, Bantaran Kali Boro, Seni Rupa Abstract Group Thematic PPM Research is an empowerment program on the banks of the Boro River. The general objective of this research is to branding the bank of Boro river, as part of the Creative Village. What is done is through a series of activities to find out the extent of creativity of the

Upload: others

Post on 08-Jun-2022

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROYEK BRANDING KAMPUNG BANTARAN KALI BORO SEBAGAI

Muhammad Hendra Himawan, dkk: Proyek Branding Kampung Bantaran Kali Boro...

Volume 11 No. 1 Juni 2020 21

PROYEK BRANDING KAMPUNG BANTARAN KALI BORO SEBAGAIPENGUATAN IDENTITAS KAMPUNG KREATIF DI KELURAHAN

PURWODININGRATAN SURAKARTA

Muhammad Hendra HimawanJurusan Seni Rupa Murni

Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI SurakartaEmail: [email protected]

Albertus Rusputranto Ponco AnggoroJurusan Seni Rupa Murni

Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI SurakartaEmail: [email protected]

Satriana Didik IsnantaJurusan Seni Rupa Murni

Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI SurakartaEmail: [email protected]

Abstrak

Penelitian PPM Tematik Kelompok ini merupakan program pemberdayaan warga kampung di bantarankali Boro. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mem-branding kampung Bantaran Kali Boro, sebagaibagian dari Kampung Kreatif. Yang dilakukan dengan melalui serangkaian kegiatan untuk mengetahuisejauh mana kreativitas warga kampung di bantaran Kali Boro dalam mengelola lingkungan sekitar danbagaimana kreativitas tersebut dikembangkan demi tercapainya sebuah kampung kretif dan mandiri dalammengelola lingkungan dengan kreativitas seni. Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam upaya brandingkampung ini diantaranya adalah 1.Workshop Merchandising berciri khas Kampung Joyoraharjan berupa: workshop cetak cetak reproduksi (patung miniature) serta workshop grafis dan sablonase. Workshopakan diberikan pada pemuda karang taruna kampung Joyoraharjan. 2. Workshop Batik Jumput dan Shibori,sebagai produk khas kampung Joyoraharjan. Workshop akan di berikan pada ibu-ibu dan remaja putrikampung Joyoraharjan. 3. Workshop Desain Product dan Kemasan (Packaging) untuk potensi kulinerwarga kampung Joyoraharjan, sebagai bentuk inisiasi produk unggulan UMKM di Kampung Joyoraharjan.4.Workshop Digital Marketing untuk publikasi potensi kesenian warga Kampung Kreatif Joyoraharjan.5. Workshop Mural Sejarah Kampung bersama Anak-anak kecil 6. Penyelenggaraan Mini FestivalKampung -Kampung Kreatif Joyoraharjan, sebagai bagian dari event promosi dan branding kampungkreatif di Kota Surakarta.

Kata kunci: Pemberdayaan warga, kampung, Bantaran Kali Boro, Seni Rupa

Abstract

Group Thematic PPM Research is an empowerment program on the banks of the Boro River. Thegeneral objective of this research is to branding the bank of Boro river, as part of the CreativeVillage. What is done is through a series of activities to find out the extent of creativity of the

Page 2: PROYEK BRANDING KAMPUNG BANTARAN KALI BORO SEBAGAI

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

22 Volume 11 No. 1 Juni 2020

PENDAHULUAN

Kali Boro adalah salah satu sungai kecilyang melintasi wilayah Kota Surakarta. Di sekitaraliran sungai tersebut hidup masyarakat yang secarasosial historis tidak dapat melepaskan diri darikondisi faktualnya sebagai warga yang hidup dipinggir sungai perkotaan; pemukiman yang padat,kesemrawutan lingkungan dan berbagai persoalanlainnya. Pemerintah telah melakukan beberapa upayapengelolaan lingkungan di Kali Pepe yang lebihpopuler. Upaya tersebut membuahkan hasil dibeberapa titik bantaran Kali Pepe terlihat penataanyang lebih baik bagi warga masyarakat yang hidupdi lingkungan tersebut. Upaya penataan lingkungantersebut pertama-tama bukanlah mengenai penataanfisik, melainkan penataan pola pikir dan dan upayamenampung berbagai gagasan dan keinginanmasyarakat bantaran Kali terhadap lingkungannyasendiri. Dalam catatan media, masyarakat bantaranKali Boro adalah masyarakat yang terdampak banjirdan beberapa warga sempat diupayakan untukdrelokasi. Namun upaya relokasi yang digagas olehpemerintah kota ini tidak membuahkan hasildikarenakan keengganan warga yang melihat lokasibaru tidak sesuai yang diharapkan, berikut setiaprelokasi pasti akan memberikan dampak terhadapperubahan sosio kultural masyarakatnya.

villagers on the banks of the Boro river in managing the surrounding environment and how thecreativity is developed for the achievement of a creative and independent village in managing theenvironment with artistic creativity. The activities that will be carried out in the effort of brandingthis village include 1.Workshop Merchandising with the characteristics of Kampung Joyoraharjanin the form of: reproduction print workshop (miniature sculpture) and graphic and screen printingworkshops. The workshop will be given to youth youths in Joyoraharjan village. 2. Batik Workshopof Jumput and Shibori, as a typical product of Joyoraharjan village. The workshop will be given tomothers and young women in Joyoraharjan village. 3. Workshop of Product Design and Packagingfor the culinary potential of Joyoraharjan villagers, as a form of the initiation of excellent UMKMproducts in Joyoraharjan Village. 4.Workshop of Digital Marketing for publication of the artisticpotential of the residents of Joyoraharjan Creative Village. 5. Murals Workshop on Village Historywith small children 6. Organizing the Mini Festival of Joyoraharjan Creative Village, as part of thecreative villages promotion and branding event in the city of Surakarta.

Keywords: Empowerment of citizens, villages, Bantaran Kali Boro, Fine Art.

Berada di kawasan Bantaran Kali Boro,kampung Joyoraharjan adalah kampung yangdominan terdampak banjir, dengan kondisi wargadengan taraf ekonomi yang jauh dari berkecukupan.Meski berada di wilayah kawasan kota dan dekatdengan fasilitas umum seperti Pasar Jebres, StasiunJebres dan sebagainya, tingkat ekonomi wargakampung Joyoraharjan boleh dibilang jauh darilayak. Kebanyakan warga berprofesi sebagai buruhpasar, tukang parker, dan karyawan. Sementarasangat sedikit yang menjadi pegawai negeri. Upayayang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakartadalam pengentasan kemiskinan warga Joyoraharjanmelalui serangkaian program pemberdayaanekonomi masyarakat kampung Kota melaluipembentukan UMKM, khususnya kampungJoyoraharjan dibawah adminisitratif KelurahanPurwodiningratan dirasakan belum merata danoptimal. Sementara itu, inisisasi-inisiasi warga dalampeningkatan taraf ekonomi sendirilah yang justrumampu menjadi satu model pemberdayaan ekonomiyang lebih baik dan jauh lebih teruji.

Sebagai bagian dari dari kampanye SoloKota Kreatif, gagasan menjadikan kampungBantaran Kali Boro, Joyoraharjan sebagai kampungkreatif telah lama diinisiasikan oleh warga, namunsejauh ini upaya mereka hanya sebatas bagaimanamenghias kampung dengan mural, belum ada upaya

Page 3: PROYEK BRANDING KAMPUNG BANTARAN KALI BORO SEBAGAI

Muhammad Hendra Himawan, dkk: Proyek Branding Kampung Bantaran Kali Boro...

Volume 11 No. 1 Juni 2020 23

signifikan yang dilakukan oleh warga untuk mem-branding kampung mereka sebagai kampung yangkreatif dengan mengoptimalkan potensi yangmereka miliki sendiri.

Maka secara umum, permasalahan yangdihadapi kampung Joyoraharjan dianatranya sebagaiberikut ;1. Perlunya sebuah program pemberdayaan warga

kampung yang menitikberatkan pada potensiwarga dan lingkungan, bukan semata denganprogram menghias kampung seperti mural,namun juga kegiatan penciptaan penandaidentitas kampung yang khas (sign art,merchandise, dan branding potensi kesenianyang dimiliki warga)

2. Perlunya program pemberdayaan kampung yangmampu mendorong taraf ekonomi wargakampung secara signifikan dengan melihatpotensi UMKM, potensi pemuda dansebagainya yang dimiliki oleh warga.

3. Perlunya adanya produk-produk kreatif khaswarga Bantaran Kali Boro, kampungJoyoraharjan yang khas, sehingga mampumenjadi penanda identitas kampung, sekaligussebagai inisiasi dan mendorong elemen menujukampung kreatif sebagaimana yang dicanangkanoleh pemerintah Kota Surakarta.

METODOLOGI PENELITIAN

Di era kontemporer, praktik senipartisipatori mulai mendapat perhatian dalam praksismaupun pewacanaan. Kehadiran seni partisipatorimuncul ketika wacana seni rupa hanya didominasioleh segelintir kepentingan (seniman-galeri)sementara masyarakat hanya menjadi penikmat/konsumen. Kondisi tersebut membuat seni rupamenjadi ‘terisolir’ dari konteks sosial karenapraktiknya cenderung konvensional dan berjarakdari disiplin ilmu lainnya. Praktik seni rupa hanyamengambil simpul-simpul isu dan direpresentasikandalam wujud karya, bukan dalam aktivitas yang lebihnyata (Wahida : 2017).

Seni partisipatori sebagai aktivitas sosialbukanlah aktivitas manipulatif untuk sekedarmencapai tujuan tertentu. Lebih dari itu, komunikasiyang muncul ketika aktivitas seni mampumengarahkan pada pemahaman individu yang terlibatmemahami konteks sosial budayanya, akanmemunculkan sikap-sikap emansipatoris. Dengandemikian, seniman mampu menghasilkan senikolektif yang berdampak pada wilayah publik secaramendalam dan bermakna, bukan menciptakanrepresentasi dari masalah sosial semata. Senipartisipatori menjadi alternatif yang memberikankemungkinan bagi masyarakat awam terlibat dalampenciptaan karya seni.

Penelitian ini sekaligus digagas untuk melihatsejauh mana dunia pendidikan seni rupa mampumemberikan kontribusi bagi pengembangan senidalam tidak hanya dalam scope pendidikan sekolahtetapi berkontribusi dalam melihat perkembanganpraktek seni rupa global. Pendidikan di sini harusdimaknai secara luas baik secara konsep, metode,juga sasaran capaiannya. Tujuannya untuk melihatsejauh mana seni bekerja di ruang publik danberkontribusi secara langsung di dalamnya. Denganmenghadirkan karya-karya seni berbasis projectberikut dengan dokumentasi proses kerjanya,diharapkan dapat dilihat beragam metode, strategi,model kerja penciptaan seni yang dilakukan olehpara seniman, sekaligus bagaimana proses edukasiyang dilakukan. Penelitian pengembangan ini adalahlangkah saintifik untuk menjadikan pengalamanempiris yang telah dilakukan agar dapatdikembangkan sebagai model pemberdayaan yangvariatif, efektif yang sesuai diterapkan untukmenggerakkan masyarakat terutama di Surakarta.

Mekanisme Kerja PPM Kelompok1. Mengidentifikasi potensi lingkungan dan potensi

kreatif masyakarat kampung.2. Melakukan diskusi terarah atau FGD untuk

mendiskusikan potensi kreatif yang akandikembangkan dan perumuskan pola kegiatanbersama.

Page 4: PROYEK BRANDING KAMPUNG BANTARAN KALI BORO SEBAGAI

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

24 Volume 11 No. 1 Juni 2020

3. Menemukan model tentatif pemberdayaanpotensi kreatif masyarakat

4. Menemukan model pengembangan berbasisparsitipatoris.

5. Melakukan validasi model pemberdayaan.6. Melakukan pendampingan dalam mengekplorasi

ide-ide yang akan dilakukan dalam workshop.7. Melakukan eksperimen model pemberdayaan

potensi kreatif.8. Membuat model pemberdayaan potensi kreatif.9. Melakukan evaluasi model pemberdayaan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ketika memilih kampung kota sebagaiwilayah gerak Penelitian Pengabdian Masyarakat ,kami merumuskan beragam aspek penting yangmusti kita pegang sebelum terjun ke masyarakat.Beberapa asek penting yang yang dijadikanpegangan dalam penyelenggaraan Proyek SeniBranding Kampung Kreatif ini diantaranya adalahsebagai berikut :1. Program-program Penelitian Pengabdian

Masyarakat yang dilakukan oleh disusunbersama-sama dengan masyarakat denganmemperhatikan kebutuhan publik.

2. Segenap program dan proyek seni yang akandilakukan dalam Penelitian PengabdianMasyarakat harus mampu menjawabkebutuhan dan dasar masyarakat kampungsecara khusus, dan masyarakat secara umum,tak lupa, kebutuhan institusi kampus.

3. Program yang disusun harus mampu mendukungsegenap keterbatasan yang dimiliki olehmasyarakat penerima manfaat, atau dengan katalain, ada keberpihakan kepada amsyarakat yanglemah.

4. Program- program yang disusun harussepenuhnya memanfaatkan potensi-potensisumberdaya lokal yang dimiliki.

5. Setiap dari peneliti yang terlibat, mestimenekankan sensitifitas pada kultur dan nilai-nilai lokal yang ada dan bertumbuh dimasyarakat.

6. Set iap program yang disusun, mestimemperhatikan dampak lingkungan sekitar.

7. Tetap menjaga independensi dan menumbuhkankemandirian, dan tidak menciptakanketergantungan masyarakat akan Program PPM.

8. Membuka jejaring dan pelibatan komunitas/organisasi lain dalam pelaksanaaan kegiatanPenelitian Pengabdian Masyarakat .

9. Suistanabilitas akan semangat dan visi komunitasmasyarakat akan kampung sebagai ruang hidupyang mereka tinggal dan hidupi.

Selaras dengan visi dan misi pemberdayaankomunitas yang telah dipilih maka Praktik PenelitianPengabdian Masyarakat yang dilakukan ini memilihjalan ‘bottom up intervention’, dimana fokusnyaadalah pengembangan potensi individu bawah, danmampu melahirkan ide-ide dan usaha yang produktifberbasis pada kreativitas. Tujuannya tentu kesadaranpublik dan pembangunan demokrasi yangberkelanjutan pada tingkat bawah. Permasalahanyang pertama dihadapi tentu diantaranya adalah –pola pikir lokalitas yang statis, tradisional,susah untuk berkembang,lamban dalam inovasidan menciptakan ketergantungan, baik secarasadar maupun tidak. Pertanyaan besar yangkemudian kami ajukansebagai catatan reflektifadalah : apakah semuanya siap untuk berubah?Maka pada titik ini, Penelitian PengabdianMasyarakat kami maknai sebagai ladang aktualisasipendidikan, dimana peneliti belajar melalui proseslansung, dengan terus menerus membangunketerbukaan pola pikir sedia melakukan oto-kritikdan evaluasi. Hal ini didasarkan pada pemahamanbahwa demokrasi bagaimanapun lahir untukmmembangun kesadraab akan potensi, hak, dankewajiban serta tanggung jawab dari siapapun yangmenginginkannya.

A. Metode Kerja Penelitian PengabdianMasyarakat Kampung Kota Joyoraharjan

1. Pemahaman dan pengetahuan karakteristikkomunitas. Hal ini dilakukan dengan melakukan

Page 5: PROYEK BRANDING KAMPUNG BANTARAN KALI BORO SEBAGAI

Muhammad Hendra Himawan, dkk: Proyek Branding Kampung Bantaran Kali Boro...

Volume 11 No. 1 Juni 2020 25

pemetaan kondisi individu masyarakat kampungJoyoraharjan, mengetahui ragam latar belakangpengetahuan, pekerjaan, tingkat ekonomi dansebagainya. Hal ini dilakukan agar kami mudahuntuk melakukan pekerjaan.

2. Identifikasi pengetahuan. Hal ini terkaitkomposisi dari peneliti peserta PenelitianPengabdian Masyarakat yang mewakili duaFakultas di ISI Surakarta, dengan beragamkemampuan bidang ilmu. Identifikasi ini kamilakukan agar mendapat informasi tekstual terkaitdistribusi individu. Selain pemetaan potensi padasisi pelaksana, kami juga melakukan pemetaanpotensi individu yang dimiliki oleh kampungJoyoraharjan. Hal ini dilakukan untukmempermudah transfer pengetahuan, distribusipekerjaan, dan pengembanagn SDM kedepannya.

3. Mengidentifikasi potensi kepemimpinan ‘localleader’. Hal ini berkaitan dengan bagaimanamembangun komunikasi, membentuk polapengorganisiran, serta kordinasi dari individusatu dengan individu lainnya.

4. Menumbuhkan kesadaran bahwa kita (timpeneliti dan masyarakat) emmpunyai masalahyang harus dipecahkan secara bersama. Untukmenumbuhkannya maka diperlukan model-model komunikasi yang lebih persuasif, menggalisetiap permasalahan yang dimiliki olehmasyarakat dengan turun ke bawah, live inbersama dengan warga.

5. Secara persuasive mengajak warga untukmembangun diskusi secara rutin dalam menggalipersoalan dan polemik dan mengurainyabersama-sama, dalam suasana kebersamaan.Dilakukan untuk menentukan skala prioritas danmodel program kerja yang krusial untukdilakukan.

6. Membangun kepercayaan diri warga sekaligustim Penelitian Pengabdian Masyarakatmahasisa.

7. Menciptakan sistem dan program kerja yangberkesinambungan, namun tidak menciptakanketergantungan. Hal ini kami jadikan pegangan

karena bagaimanapun, prioritas programpemberdayaan terletak pada dimensisuistanabilitasnya.

8. Membangun Kemandirian. Kemandirian, selalumenjadi masalah besar yang dihadapi bagiprogram-program pemberdayaan yangdiinisiasikan oleh institusi seperti PenelitianPengabdian Masyarakat . Hal ini dikarenakanwaktu pelaksanaan yang pendek, ruang lingkupyang terbatas. Sehingga seringkali tidak adatindak lanjut yang dilakukan selepas programPenelitian Pengabdian Masyarakat selesai.Untuk itu pemilihan program harus menyasarlangsung pada pokok permaslaahan masyarakat.

Pelaksanaan kegiatan program kerja PPMdi sesuaikan dengan keadaan baik lingkungan dansosial masyarakat. Maka dari itu program kerja PPMmengalami beberapa perubahan yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Pelaksaankegiatan ini berisikan realisasi kegiatan dari progtamkerja sesuai dengan apa yang direncanakansebelumnya, adapun pelaksanaan program kerja dilapangan adalah sebagai berikut :

B. Proses Proyek Seni Branding KampungKreatif Joyoraharjan

1. Pengenalan fotografi - Memotret MenggunakanKamera Digital

a. Pengenalan Fitur pada Kamera Ponsel danFotografi Dasar

Pada tahap ini pelatih melakukanperkenalan, penjelasan secara singkat fitur kameraponsel dan materi fotografi dasar, danmempraktekkan teknik-teknik sederhana fotografidasar. Tahap awal dilakukan dengan pendataan ibu-ibu dan bapak-bapak pelaku UMKM KampungJoyoraharjan yang bertujuan untuk membantumemasarkan produk yang mereka jual. Hasilcapaian adalah pelaku UMKM KampungJoyoraharjan bisa mengenal fungsi penting kamerasmartphone.

Page 6: PROYEK BRANDING KAMPUNG BANTARAN KALI BORO SEBAGAI

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

26 Volume 11 No. 1 Juni 2020

b. Pengenalan Fotografi: Merekam MenggunakanKamera Ponsel

Pada tahap ini pelatih melakukan perkenalandan permainan kecil guna membangun keakrabanantara ibu-ibu dan bapak-bapak KampungJoyoraharjan dengan para Mahasiswa PPM MandiriISI Surakarta. Pada tahap awal dilakukan pendataannama dan produk yang mereka jual. Hasil capaianadalah bapak ibu pelaku UMKM KampungJoyoraharjan mengenal cara menggunakan kameraponsel dan memotret foto dengan baik.

c. Praktek Fotografi Smartphone dan Editing FotoMenggunakan Handphone

Pada tahap ini hal yang sudah disampaikanpada pertemuan 1 dan 2 diterapkan langsungkepada peserta. Peserta diwajibkan membawaproduk yang mereka dagangkan lalu memotretmenggunakan kamera smartphone, kemudianpeserta diberi penjelasan secara singkat tentangediting foto dengan menggunakan aplikasi yang adadi ponsel supaya hasil gambar lebih menarik danpantas dijadikan bahan promosi untuk produkdagangannya. Hasil yang dicapai adalah ibu-ibu danbapak-bapak pelaku UMKM KampungJoyoraharjan mengetahui bagaimana pentingnyasebuah promosi di media sosial dan pahambagaimana mengemas produk mereka supaya lebihmenarik ketika dijual melalui online.

Pengenalan Kamera Digital pada anak-anakKampung Joyoraharjan

2. Pembuatan Kamera Kardus SederhanaMateri membuat kamera kardus sederhana.

Hasil yang dicapai adalah anak-anak KampungJoyoraharjan mengenal bagaimana awal kamerapertama terbentuk dan bisa memanfaatkan benda-benda yang ada disekitar untuk diolah menjadikamera sederhana.

Anak-anak Kampung Joyoraharjan menghiaskardus yang akan digunakan untuk membuat

Kamera Kardus Sederhana

3. Pameran Foto Karya Anak-anak KampungJoyoraharjan

Pameran karya foto pada Festival KampungJoyoraharjan. Hasil yang dicapai adalah anak-anakKampung Joyoraharjan dikenalkan bagaimanaproses displaying karya sampai pameranterselenggara.

Karya anak-anak Kampung Joyoraharjan yangsudah selesai terpasang dan siap pamer

Page 7: PROYEK BRANDING KAMPUNG BANTARAN KALI BORO SEBAGAI

Muhammad Hendra Himawan, dkk: Proyek Branding Kampung Bantaran Kali Boro...

Volume 11 No. 1 Juni 2020 27

4. Pelatihan Pembuatan Souvenir Khas KampungKreatif Joyoraharjan

Untuk menunjukkan karakter yang khas darisebuah kampung kreatif, diperlukan pembuatansouvenir aau cinderamata yang mampumerepresentasikan identitas kreatif kampungJoyoraharjan. Identifikasi terkait karakter kampungdilakukan dengan melihat potensi yang dimiliki olehkampung dan warga masyarakat, berdasarkan padapeninggalan sejarah, cerita sejarah lisan oleh parasesepuh kampung, dan beberapa potensi menarikwarga. Terkhusus uuntuk cinderamata kampungJoyoraharjan, PPM ISI Surakarta kali inimenciptakan sebuah souvenir dengan modelkarakter lesung yang menjadi identitas kulturalmasyarakat Joyoraharjan. Workshop pembuatansouvenir atau cinderamata yang dibuat denganmenggunakan bahan resin fiberglass. Pilihanpenggunaan material fiberglass ini dikarenakan tehnikcetak ini mampu mereproduksi hasil souvenir dalamjumlah massal.

Proses cetak reproduksi souvenir bersama warga

Hasil Karya Souvenir Warga Joyoraharjan berupagantungan klunci dan miniature lesung

Joyoraharjan

5. Pelatihan Pembuatan Batik Jumputan (Tie Dye)Khas Kampung Kreatif Joyoraharjan

Teknik Jumpatan (tie dye) adalah suatuproses pencelupan, yaitu sebagian kain diikat rapatmenggunakan tali menurut pola tertentu, sebelum

Page 8: PROYEK BRANDING KAMPUNG BANTARAN KALI BORO SEBAGAI

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

28 Volume 11 No. 1 Juni 2020

dicelup dengan zat warna. Dengan demikian bagian-bagian yang diikat tidak terkena celupan dan padabagian tersebut terbentuklah motif hias jumputan yangsangat khas. Cara-cara lain untuk menghindariterserapnya celupan pada kain adalah denganmenggunakan balok-balok kayu, atau setikan-setikan, atau dijepit balok, dan sebagainya makakain tersebut tidak akan terkena cairan pencelupan/warna.

Tahapan pencelupan kain dengan pewarna

Tahapan pengeringan dan hasil akhir dari prosesjumputan

Page 9: PROYEK BRANDING KAMPUNG BANTARAN KALI BORO SEBAGAI

Muhammad Hendra Himawan, dkk: Proyek Branding Kampung Bantaran Kali Boro...

Volume 11 No. 1 Juni 2020 29

6. Pelaksanaan Kegiatan Festival KampungKreatif Joyoraharjan

Potensi sosial budaya yang menjadi salahsatu keunggulan atraksi Kampung Lawas Maspatikehidupan sehari-hari masyarakat yangdimanfaatkan menjadi atraksi dan mampu menarikwisatawan berkunjung ke kampung tersebut.Dengan ist ilah blusukan atau berkelilingkampung dengan kegiatan memasuki gang-gangsempit dan melihat aktivitas warga, maka wisatawanmancanegara maupun domestic dapat menikmatiwisata di kampung Joyoraharjan. Atraksi lainyang pertama kali dibuat dan diselenggarakanadalah Festival Kampung Kreatif Joyoraharjansebagai bagian utama dari branding kampungkreatif di Kota Surakarta. Festival inidiselenggarakan secara swadaya oleh wargakampung. Dalam Festival ini ditampilkan berbagaikegiatan dengan tujuan mempromosikan KampungJoyoraharjan, Festival tersebut diisi dengan sejumlahkegiatan seperti lomba permainan tradisional,pameran foto, bazar produk lokal kampung dananeka dolanan lawas.

Sementara itu, atraksi kesenian yangmenjadi atraksi wisatawan adalah Lesung danPencak Silat Anak. Pertunjukan seni tersebutdikelola oleh masyarakat sendiri, yaitu pemuda-pemuda Kampung Joyoraharjan. Dolanan lawasmerupakan atraksi wisata lain yang bisa dinikmatidi Kampung Joyoraharjan. Pengelola kampunglawas maspati menyediakan berbagai permainanlawas yang bisa dimainkan saat pengunjung datang.Masyarakat juga membuat atraksi wisata artifisialyang bisa mendatangkan banyak pengunjung sepertimural batik di jalan trotoar kampung, berbagai spotfoto dan sebagainya.

Panggung Acara Festival Kampung KreatifJoyoraharjan

Page 10: PROYEK BRANDING KAMPUNG BANTARAN KALI BORO SEBAGAI

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

30 Volume 11 No. 1 Juni 2020

Suasana Diskusi dengan Jejaring KampungKreatif Surakarta dalam Festival Kampung

Joyoraharjan

Suasana Presentasi Kampung dan PameranProduk UMKM Joyoraharjan

Kemeriahan Festival Kampung KreatifJoyoraharjan 2019

Link hasil PPM (source internet) https://www.solotrust.com/read/21045/-Pertama-Dige lar- Fest iva l- K ampung- K reat i f -Joyoraharjan

KESIMPULAN

Proyek Branding Kampung Bantaran KaliBoro Sebagai Penguatan Identitas Kampung KreatifDi Kelurahan Purwodiningratan Surakarta, telahdilaksanakan dengan baik sebagai satu bentukinisiasi warga yang mengedepankan partisipasi aktifmasyarakat kampung. Sebagai gelaran yangpertama, tentu masyarakat masih beradaptasi denganformat program yang akan dan telah dijalankan.Focus pada branding dan promosi kampung,partisipasi dan pelibatan warga tentu menjadi halyang utama dalam kegiatan PPM kali ini. Tujuannyaadalah, bagaimanapun kerja-kerja seni denganpelibatan warga harus mempunyai dayasuistanabilitas yang kuat, sehinggga muncul bentuk-bentuk kemandirian yang berkelanjutan.

Prasyarat partisipasi yang meliputikesempatan, kemampuan dan keinginan telahtersedia sehingga dengan terciptanya situasi yangsejalan dengan prasyarat tersebut, keterlibatan darimasyarakat untuk mendukung program supaya

Page 11: PROYEK BRANDING KAMPUNG BANTARAN KALI BORO SEBAGAI

Muhammad Hendra Himawan, dkk: Proyek Branding Kampung Bantaran Kali Boro...

Volume 11 No. 1 Juni 2020 31

berjalan dengan baik akan terwujud sehingga dapatkemudian dilihat bagaimana jenis partisipasi yangdiberikan oleh masyarakat. Adanya kesempatanmasyarakat untuk berpartisipasi dapat dillihat dariadanya waktu yang dimiliki oleh masyarakat untukikut serta dalam kegiatan- kegiatan pengembanganprogram. Kebanyakan dari warga memiliki lebihbanyak kesempatan untuk berpartisipasi pada harilibur atau setelah jam kerja karena pada saat itulahmereka memiliki waktu luang dan tidak sedangdisibukkan dengan urusan pekerjaan. Beberapawarga yang bekerja dirumah dan pemuda yangmasih bersekolah atau belum memiliki pekerjaan,memiliki kesempatan waktu yang lebih besar untukmengikuti kegiatan-kegiatan yang berhubungandengan kampung kreatif sehingga mereka dapathadir membantu aktivitas-aktivitas pengembangankampung kreatif saat warga yang lain sedangmemiliki kesibukannya sendiri dengan pekerjaan dantidak bisa ikut berpartisipasi. Kemampuanmasyrakat dalam berpartisipasi dapat dilihat darikemampuan fisik, mental dan materi yang dimilikioleh warga untuk dapat membantu kegiatanpengembangan kampung kreatif. Kemampuan fisikmerupakan kemampuan yang melibatkan keahlian,tenaga dan keterampilan. Adanya kemampuan fisikpada warga Kampung Joyoraharjan dapat dilihatdari banyaknya warga yang masih termasuk kedalamusia kerja atau usia produktif dan mayoritas dariwarga memiliki kondisi badan yang sehat serta tidakcacat sehingga tenaga mereka dapat dipergunakanuntuk mendukung kegiatan-kegiatan di kampungkreatif.

Kemampuan mental merupakankemampuan yang meliputi pemberian kemampuanberpikir, pemberian ide, pendapat dan juga sikapserta perilaku warga. Adanya kemampuan mentalwarga dapat dilihat dari kenyataan bahwa banyakwarga yang memiliki tingkat pendidikan sampaiSMA keatas selain itu warga juga banyak yangsudah bekerja atau setidaknya pernah memilikipekerjaan atau mengikut i kegiatan yangmembutuhkan kemampuan untuk berpikir danberinteraksi dengan baik. Kemampuan masyarakat

juga dilihat dari adanya kemampuan materi wargauntuk mengikuti kegiatan kampung kreatif.Kemampuan materi warga dapat dilihat dari tingkatekonomi nya. Mayoritas warga berada pada tingkatekonomi menengah kebawah, namun masih adabeberapa warga yang termasuk kedalam tingkatekonomi menengah keatas dan juga ada beberapawarga yang memiliki aset di wilayah Joyoraharjanseperti tanah, rumah atau kendaraan.

Keinginan masyarakat untuk berpartisipasidapat terwujud dari adanya motivasi dari dalamindividu warga maupun dari luar. Motivasi dari dalamindividu warga yang mendorong mereka untuk ikutberpartisipasi adalah adanya keinginan mereka untukmemberikan sebuah perubahan sosial yang lebihbaik untuk wilayah Joyoraharjan serta keinginan agarmereka dapat mencari uang melalui kegiatankreatifnya di daerah mereka sendiri. Selain motivasidari dalam diri mereka sendiri, keinginan warga jugamuncul karena adanya dorongan dari luar sepertimisalnya dari program PPM DIPA ISI Surakartaseperti ini.

Sebagai bagian dari dari kampanye SoloKota Kreatif, gagasan menjadikan kampungBantaran Kali Boro, Joyoraharjan sebagai kampungkreatif telah lama diinisiasikan oleh warga, namunsejauh ini upaya mereka hanya sebatas bagaimanamenghias kampung dengan mural, belum ada upayasignifikan yang dilakukan oleh warga untuk mem-branding kampung mereka sebagai kampung yangkreatif dengan mengoptimalkan potensi yangmereka miliki sendiri dengan partisipasi aktif dankerja-kerja yang berkelanjutan.

Pada akhir proyek pemberdayaan yangtelah dilakukan, permasalahan-permasalahan yangselama ini muncul di masyarakat Joyoraharjanmenemukan solusi. Permasalahan yang dihadapikampung Joyoraharjan dianatranya sebagai berikut;1. Perlunya sebuah program pemberdayaan warga

kampung yang menitikberatkan pada potensiwarga dan lingkungan, bukan semata denganprogram menghias kampung seperti mural,namun juga kegiatan penciptaan penandaidentitas kampung yang khas (sign art,

Page 12: PROYEK BRANDING KAMPUNG BANTARAN KALI BORO SEBAGAI

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

32 Volume 11 No. 1 Juni 2020

merchandise, dan branding potensi kesenianyang dimiliki warga), telah dilakukan denganmaksimal dengan pembuatan mural Bersamawarga, pembuatan merchandising, optimalisasiproduk UMKM dengan pembuatan brandingtelah dilakukan dengan inisiasi yang optimal.

2. Program pemberdayaan kampung yang mampumendorong taraf ekonomi warga kampungsecara signifikan dengan melihat potensiUMKM, potensi pemuda dan sebagainyayang dimiliki oleh warga, telah dijalankandengan mengoptimalkan peran dan potensikaum muda melalui Jaringan Kerja KarangTaruna Joyoraharjan dan KelurahanPurwodindingratan.

3. Telah diinisiasikan produk-produk kreatif khaswarga Bantaran Kali Boro, kampungJoyoraharjan yang khas, sehingga mampumenjadi penanda identitas kampung, sekaligussebagai inisiasi dan mendorong elemen menujukampung kreatif sebagaimana yang dicanangkanoleh pemerintah Kota Surakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, Ari Deni. 2016. Prospek KampungSeni Nitiprayan Menjadi KampungKreatif . Skripsi S1. Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada.

Gall, Meredith D., Joy P., Borg, Walter R. 2003.Educational Research: An Introduction(7th Edition). Boston: Pearson Education.

Priyatmono, Alpha Fabela. 2013. Dari WisataKreatif Menuju Solo Kota Kreatif.Sinektika Vol.13 No.2, hlm. 69.

Rizqino, Quintanova. 2015. Estetika Tata SusunKostum Solo Batik Carnival (StudiKasus: Sbc Ke-5 Tahun 2012 TemaMetamorfosis). Tesis S2. Surakarta:Institut Seni Indonesia Surakarta.

Rohidi, Tjetjep Rohendi. 2016. Pendidikan Seni:Isu dan Paradigma. Semarang: CiptaPrima Nusantara.

Sugiharto, Bambang. 2013. Untuk Apa Seni?.Bandung. Pustaka Matahari Wahida.

Wicandra, Obed Bima. 2015. “BerkomunikasiSecara Visual Melalui Mural di Jogjakarta”dalam Jurnal Nirmana Vol.7 No.2. Juli2015. ISSN 0215-0905. Surabaya:Universitas Kristen Petra.

Sumber Online:

http://indoprogress.com/2016/02/dorongan-ke-arah-estetika-partisipatoris/ (Diakses 7Februari 2018)

https://joglosemar.co/2016/08/rumah-baca-sangkrah-rbs-berdayakan-masyarakat-kenakalan-remaja-turun.html (Diakses 7Februari 2017)