sikap dan tindakan masyarakat bantaran sungai … · karakteristik internal responden bantaran...

80
SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT BANTARAN SUNGAI CILIWUNG DALAM AKTIVITAS PEMBUANGAN SAMPAH RUMAH TANGGA (Kasus di Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor) ENOK ILA KARTILA SKRIPSI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT BANTARAN SUNGAI CILIWUNG DALAM AKTIVITAS PEMBUANGAN SAMPAH RUMAH TANGGA

Upload: lethuan

Post on 14-Mar-2019

245 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT BANTARAN

SUNGAI CILIWUNG DALAM AKTIVITAS PEMBUANGAN

SAMPAH RUMAH TANGGA (Kasus di Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor)

ENOK ILA KARTILA

SKRIPSI

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT BANTARAN

SUNGAI CILIWUNG DALAM AKTIVITAS PEMBUANGAN

SAMPAH RUMAH TANGGA

DI KELURAHAN BABAKAN PASAR, BOGOR TENGAH,

KOTA BOGOR

ENOK ILA KARTILA

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

ABSTRAK

ENOK ILA KARTILA. Sikap dan Tindakan Masyarakat Bantaran Sungai

Ciliwung dalam Aktivitas Pembuangan Sampah Rumah Tangga di

Kelurahan Babakan Pasar, Bogor Tengah, Kota Bogor. Dibimbing oleh

ANNA FATCHIYA dan GATOT YULIANTO.

Sungai Ciliwung dimanfaatkan oleh masyarakat bantaran Sungai

Ciliwung di Kelurahan Babakan Pasar untuk aktivitas mandi, cuci, kakus,

budidaya keramba, dan sarana untuk membuang sampah. Hal ini berpengaruh

terhadap kondisi Sungai Ciliwung. Sebagai bagian tengah Sungai Ciliwung,

pemanfaatan yang tidak terkendali akan berkontribusi menyebabkan pencemaran

ke Sungai Ciliwung bagian hilir dan Teluk Jakarta, sebagai muara Sungai

Ciliwung. Hal ini terkait dengan sikap dan tindakan masyarakat bantaran Sungai

Ciliwung.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1). Sikap masyarakat

bantaran Sungai Ciliwung dalam aktivitas dan dampak membuang sampah ke

sungai ; (2). Tindakan yang dilakukan oleh masyarakat bantaran Sungai Ciliwung

dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga ; (3). Hubungan antara

karakteristik masyarakat bantaran Sungai Ciliwung dengan sikap dan tindakan ;

(4). Hubungan antara sikap dengan tindakan masyarakat bantaran Sungai

Ciliwung dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

survei. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling

dengan jumlah responden 40 orang. Unit analisis adalah ibu rumah tangga yang

merupakan bagian dari anggota masyarakat bantaran Sungai Ciliwung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden di

Kelurahan Babakan Pasar memiliki sikap positif dalam aktivitas dan dampak

membuang sampah rumah tangga. Sebagian besar responden juga memiliki

tindakan yang positif dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga.

Hubungan antara jarak rumah ke sungai dengan sikap memiliki hubungan

negatif dengan nilai korelasi rendah dan signifikan. Sedangkan hubungan antara

tingkat pendapatan dengan tindakan memiliki hubungan positif yang signifikan

pada taraf nyata 0,05 (95%) dan hubungan antara jumlah tanggungan keluarga

dengan tindakan memiliki hubungan negatif pada taraf nyata 0,2 (80%).

Hubungan antara sikap dengan tindakan memiliki hubungan positif yang

signifikan pada taraf nyata 0,05 (95%). Hal ini menunjukkan semakin positif

sikap seseorang maka akan semakin positif/baik tindakannya.

Kata Kunci : Sungai Ciliwung, Sikap, Tindakan, aktivitas pembuangan

sampah

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :

SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT BANTARAN SUNGAI

CILIWUNG DALAM AKTIVITAS PEMBUANGAN SAMPAH RUMAH

TANGGA (Kasus di Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota

Bogor)

adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam

bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan

informasi yang berasal atau dikutip dari karya-karya yang diterbitkan mau pun

yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.

Bogor, September 2008

Enok Ila Kartila

C 44104029

© Hak cipta milik Enok Ila Kartila, tahun 2008

Hak Cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian

Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apa pun, baik cetak, fotokopi,

mikrofilm, dan sebagainya

SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT BANTARAN

SUNGAI CILIWUNG DALAM AKTIVITAS PEMBUANGAN

SAMPAH RUMAH TANGGA (Kasus di Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor)

SKRIPSI

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

ENOK ILA KARTILA

C44104016

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... ix

I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah .................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

1.4. Kegunaan Penelitian ................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 4

2.1. Pencemaran Air dan Sungai ........................................................ 4

2.2. Sungai dan Bantaran Sungai ........................................................ 4

2.3. Masyarakat Bantaran Sungai ...................................................... 5

2.4. Sampah ....................................................................................... 6

2.4.1. Pengertian Sampah ............................................................. 6

2.4.2. Penggolongan Sampah............................................................ 7

2.4.3. Penanganan Sampah................................................................ 9

2.5. Sikap dan Tindakan ................................................................... 10

2.5.1. Definisi Sikap dan Tindakan .............................................. 11

2.5.2. Komponen/Struktur Sikap ................................................... 11

2.5.3. Perubahan dan Pembentukan Sikap ..................................... 12

2.5.4. Hubungan Sikap dengan Tindakan ...................................... 13

III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI .......................................... 14

IV. METODELOGI PENELITIAN ..................................................... 16

4.1. Metode Penelitian ....................................................................... 16

4.2. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 16

4.3. Populasi dan Sampel ................................................................... 17

4.4. Metode Analisis ......................................................................... 17

4.4.1. Analisis Korelasi Rank Spearman ....................................... 17

4.5. Hipotesis Penelitian .................................................................... 20

4.6. Batasan dan Pengukuran .............................................................. 21

4.7. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 25

V. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 26

5.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian ............................................. 26

5.1.1. Letak Geografis dan Keadaan Alam .................................... 26

5.1.2. Kependudukan .................................................................... 26

5.1.3. Pendidikan .......................................................................... 27

5.1.4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ........ 28

5.1.5. Gambaran Umum Pemukiman Masyarakat Bantaran Sungai

Ciliwung di Kelurahan Babakan Pasar................................... 29

5.1.6. Pemanfaatan Sungai Ciliwung................................................ 30

Halaman

5.2. Karakteristik Responden ............................................................... 31

5.2.1. Umur Responden ............................................................... 31

5.2.2. Lama Pendidikan ............................................................... 32

5.2.3. Tingkat Pendapatan ........................................................... 32

5.2.4. Jumlah Tanggungan Keluarga ............................................ 32

5.2.4. Lama Bermukim ................................................................. 33

5.2.5. Jarak Rumah ke Sungai ....................................................... 33

5.2.6. Volume Sampah ................................................................. 33

5.3. Faktor Eksternal ......................................................................... 34

5.3.1. Ketersediaan Fasilitas Pembuangan Sampah ...................... 34

5.3.2. Aktivitas Tokoh Masyarakat ............................................... 35

5.3.3. Sistem Drainase Lingkungan .............................................. 36

5.4. Sikap Responden ......................................................................... 37

5.4.1. Sikap Responden tentang Dampak Sampah yang Dibuang

Ke Sungai Ciliwung ............................................................ 37

5.4.2. Sikap Responden dalam Aktivitas Membuang Sampah ke

Sungai Ciliwung ................................................................. 39

5.5. Tindakan Responden dalam Aktivitas Pembuangan Sampah

Sampah Rumah Tangga ................................................................ 40

5.6. Hubungan Karakteristik Internal Responden dengan Sikap dalam

Aktivitas Pembuangan Sampah Rumah Tangga ............................ 43

5.6.1. Hubungan antara Umur dengan Sikap.................................... 43

5.6.2. Hubungan antara Lama Pendidikan dengan Sikap ............... 44

5.6.3. Hubungan antara Tingkat Pendapatan dengan Sikap.............. 45

5.6.4. Hubungan antara Lama Bermukim dengan Sikap ................ 46

5.6.5. Hubungan antara Jarak Rumah ke Sungai dengan Sikap...... 46

5.7. Hubungan Karakteristik Internal Responden dengan Tindakan

dalam Aktivitas Pembuangan Sampah Rumah Tangga ................. 47

5.7.1. Hubungan antara Umur dengan Tindakan ........................... 48

5.7.2. Hubungan antara Lama Pendidikan dengan Tindakan ......... 48

5.7.3. Hubungan antara Tingkat Pendapatan dengan Tindakan......... 49

5.7.4. Hubungan antara Jumlah Tanggungan Keluarga dengan

Tindakan............................................................................. .. 50

5.7.5. Hubungan antara Lama Bermukim dengan Tindakan.............. 50

5.7.6. Hubungan antara Volume Sampah dengan Tindakan .......... 51

5.7.7. Hubungan antara Jarak Rumah ke Sungai dengan Tindakan.. 51

5.8. Hubungan antara Sikap dengan Tindakan dalam aktivitas

Pembuangan Sampah Rumah Tangga .......................................... 53

VI. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 54

6.1. Kesimpulan ................................................................................ 54

6.2. Saran .......................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 56

LAMPIRAN................................................................................................ 58

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Peta Daerah Penelitian.............................................................................. 58

2. Data Karakteristik Internal Responden ................................................ 59

3. Atribut Sikap Responden dalam aktivitas Pembuangan Sampah

Rumah Tangga ………............................................................................. 61

3. Atribut Tindakan Responden dalam Aktivitas Pembuangan Sampah

Rumah Tangga ..................................................................................... 65

4. Hasil Analisis Hubungan (Correlation) Rank Spearman

Karakteristik Internal Responden dengan Sikap.................................... 66

5. Hasil Analisis Hubungan (Correlation) Rank Spearman

Karakteristik Internal dengan Responden Tindakan .............................. 67

6. Hasil Analisis Hubungan (Correlation) Rank Spearman Sikap

dengan Tindakan Responden ................................................................ 68

7. Dokumentasi Penelitian........................................................................ 69

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Penafsiran Koefisien Korelasi.......................................................... ...... 20

2. Komposisi Masyarakat Kelurahan Babakan Pasar Tahun 2008.............. 27

3. Komposisi Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan Menurut

Rata-rata Lama Sekolah Tahun 2008....................................................... 28

4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2008 ....... 29

5. Karakteristik Internal Responden Bantaran Sungai Ciliwung Kelurahan

Babakan Pasar Tahun 2008 ................................................................. 31

6. Aktivitas Tokoh Masyarakat di Bantaran Sungai Ciliwung .................. 35

7. Sistem Drainase di Bantaran Sungai Ciliwung...................................... 36

8. Hasil Pengukuran Sikap Responden Terhadap Obyek Sikap ................ 37

9. Tindakan Responden dalam Aktivitas Pembuangan Sampah

Rumah Tangga ..................................................................................... 42

10. Analisis Korelasi Karakterisik Internal Responden dengan Sikap

dalam Aktivitas Pembuangan Sampah Rumah Tangga ....................... 43

11. Analisis Korelasi Karakteristik Internal Responden dengan Tindakan

dalam Aktivitas Pembuangan Sampah Rumah Tangga ....................... 48

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Sungai merupakan aliran dari mata air hulu mencari jalan ke arah yang

lebih rendah (hilir) untuk akhirnya bermuara ke laut (Rustamadji diacu dalam

Priambodo, 2005). Sungai mempunyai fungsi serba guna bagi kehidupan dan

penghidupan manusia. Berbagai macam aktivitas yang dilakukan oleh manusia di

sepanjang daerah aliran sungai, baik aktivitas positif maupun negatif, secara

langsung dapat mempengaruhi lingkungan sungai itu sendiri. Selain itu, secara

tidak langsung juga mempengaruhi lingkungan pesisir dan laut, tempat

bermuaranya aliran sungai.

Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai yang mengalir melintasi

Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok dan Jakarta. Sungai Ciliwung yang

melintasi Bogor dan bermuara di Teluk Jakarta, memiliki fungsi penting bagi

masyarakat sekitar yaitu sebagai sumber air baku, jalur pariwisata (arung jeram),

kegiatan pertanian, perikanan (antara lain budidaya ikan di keramba),dan

pemukiman penduduk. Berbagai macam aktivitas yang dilakukan oleh

masyarakat tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi perairan sungai

Ciliwung. Apabila aktivitas tersebut tidak terkendali dan berlebihan, dapat

menyebabkan tekanan terhadap sungai Ciliwung yaitu berupa pencemaran.

Pencemaran yang terjadi di sepanjang aliran Sungai Ciliwung bersumber

dari limbah domestik, limbah industri, dan limbah peternakan. Limbah domestik

berasal dari aktivitas masyarakat dalam membuang limbah rumah tangga.

Sampah rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik dan dibuang begitu saja di

sungai menjadikan lingkungan sungai tercemar, rawan banjir, mudah longsor,

timbulnya penyakit menular dan pada akhirnya dapat menyebabkan pencemaran

laut. Hal ini tentu saja akan berdampak buruk tidak hanya bagi masyarakat pesisir

tetapi juga bagi sumberdaya perikanan dan ekosistemnya.

Aktivitas pembuangan sampah oleh masyarakat, khususnya yang tinggal di

bantaran Sungai Ciliwung terjadi mulai dari hulu sampai hilir sungai. Hasil

penelitian yang pernah dilakukan di hilir Sungai Ciliwung wilayah Jakarta

menunjukkan bahwa masyarakat bantaran Sungai Ciliwung memiliki sikap dan

2

tindakan negatif dalam membuang sampah rumah tangga (Priambodo, 2005).

Mengingat bahwa sungai merupakan suatu aliran air yang mengalir dari hulu ke

hilir, maka aktivitas pembuangan sampah domestik masyarakat bantaran Sungai

Ciliwung di bagian hulu atau tengah juga akan mempengaruhi kondisi

pencemaran sungai di bagian hilir. Oleh karena itu, diperlukan penelitian tentang

sikap dan tindakan masyarakat bantaran Sungai Ciliwung di wilayah Bogor

sebagai bagian hulu atau tengah Sungai Ciliwung. Salah satu wilayah Bogor yang

dilalui oleh Sungai Ciliwung adalah Kelurahan Babakan Pasar.

1.2. Perumusan Masalah

Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai yang melintasi Kota Bogor.

Salah satu kawasan yang dilewati oleh Sungai Ciliwung adalah Kelurahan

Babakan Pasar. Sungai Ciliwung memiliki fungsi penting bagi masyarakat

sekitar kelurahan Babakan Pasar yaitu sebagai sarana MCK (mandi, cuci, kakus),

kegiatan perikanan seperti budidaya ikan keramba, dan pemukiman.

Adanya perilaku masyarakat membuang sampah ke sungai merupakan salah

satu penyebab terganggunya aliran Sungai Ciliwung. Diduga faktor yang

menyebabkan masyarakat Kelurahan Babakan Pasar membuang sampah ke

Sungai Ciliwung adalah Kelurahan Babakan Pasar merupakan kawasan

pemukiman padat penduduk dan perdagangan (pasar), tidak tersedianya lahan

pengelolaan sampah yang baik, serta faktor kebiasaan masyarakat bantaran Sungai

Ciliwung yang membuang sampah di sungai.

Perilaku membuang sampah ke sungai yang dilakukan oleh masyarakat

terkait dengan sikap dan tindakan masyarakat bantaran sungai dalam kegiatan

pembuangan sampah rumah tangga yang dihasilkan. Oleh karena itu, penelitian

ini dilakukan untuk mengkaji:

(1) Bagaimana sikap masyarakat bantaran Sungai Ciliwung dalam aktivitas

dan dampak membuang sampah rumah tangga ke sungai?

(2) Bagaimana tindakan yang dilakukan oleh masyarakat bantaran Sungai

Ciliwung di Kelurahan Babakan Pasar dalam membuang sampah rumah

tangga?

3

(3) Bagaimana hubungan antara karakteristik masyarakat bantaran Sungai

Ciliwung dengan sikap dan tindakan dalam aktivitas pembuangan sampah

rumah tangga?

(4) Bagaimana hubungan antara sikap dengan tindakan masyarakat bantaran

Sungai Ciliwung dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

(1) Sikap masyarakat bantaran Sungai Ciliwung dalam aktivitas dan dampak

membuang sampah rumah tangga ke sungai

(2) Tindakan yang dilakukan oleh masyarakat bantaran Sungai Ciliwung di

Kelurahan Babakan Pasar dalam membuang sampah rumah tangga

(3) Hubungan antara karakteristik masyarakat bantaran Sungai Ciliwung

dengan sikap dan tindakan dalam aktivitas pembuangan sampah rumah

tangga

(4) Hubungan antara sikap dengan tindakan masyarakat bantaran Sungai

Ciliwung dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah :

(1) Sebagai referensi pengembangan lebih lanjut tentang pengelolaan

lingkungan hidup pada umumnya dan perilaku masyarakat bantaran sungai

terhadap aktivitas pembuangan sampah rumah tangga yang mempengaruhi

lingkungan sungai pada khususnya,

(2) Bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam upaya

pengambilan kebijakan yang berkenaan dengan perencanaan dan

penyusunan program lingkungan sungai.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pencemaran Air dan Sungai

Menurut PP No 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air,

pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,

dan komponen lain ke dalam air untuk kegiatan manusia, sehingga kualitas air

turun sampai tingkat tertentu sampai yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi

sesuai dengan peruntukkannya.

Sumber pencemaran air sungai dapat dibedakan menjadi sumber domestik

dan non domestik. Sumber pencemaran domestik adalah buangan dari

perkampungan, kota, pasar, jalan, terminal, rumah sakit dan sebagainya. Sumber

pencemaran non domestik adalah pabrik, industri, pertanian, perikanan,

peternakan, transportasi, dan sumber-sumber lainnya. Lahan di sepanjang sungai

Ciliwung digunakan untuk berbagai kegiatan antara lain pemukiman, pertanian,

perikanan. Limbah tersebut didistribusikan ke badan sungai sepanjang DAS

Ciliwung sehingga terjadi pencemaran Sungai Ciliwung (Sastrawijaya 1991).

2.2. Sungai dan Bantaran Sungai

Sungai merupakan daerah yang dilalui badan air yang bergerak dari tempat

yang tinggi ke tempat yang lebih rendah dan melalui permukaan atau bawah tanah

(Khordi, M Ghufran, Andi Baso Tancung 2007). Menurut Rustamadji diacu

dalam Priambodo (2005) sungai merupakan aliran dari mata air di hulu mencari

jalan ke arah yang lebih rendah (hilir) untuk akhirnya bermuara ke laut. Sungai

memiliki fungsi antara lain : 1. sungai sebagai sumber air, 2. sungai sebagai

pengendali banjir, 3. sungai sebagai sarana transportasi, 4. sungai sebagai daerah

belakang, artinya pemukiman penduduk bantaran sungai yang membelakangi

sungai, dan 5. sebagai daerah depan, artinya sungai merupakan common property

yang dapat dinikmati oleh siapa saja secara positif maupun negatif (Rustamadji

diacu dalam Priambodo 2005).

Berdasarkan sifat badan air, tanah, dan populasi biota air, sebuah sungai

dapat dibedakan menjadi hulu, hilir, dan muara (Khordi et al 2007). Sungai

bagian tinggi, berair jernih dan mengalir cepat serta mempunyai populasi biota air

Analisis kuantitatif secara korelasi

5

sedikit. Sungai bagian hilir umumnya lebih lebar, tebingnya curam atau landai,

badan air dalam, keruh, aliran lambat, dan populasi biota air di dalamnya

termasuk banyak, tapi jenisnya kurang bervariasi, sedangkan muara adalah bagian

sungai yang berbatasan dengan laut. Di bagian sungai ini mempunyai tebing yang

landai dan dangkal, badan air dalam, keruh serta mengalir lambat.

Daerah aliran sungai (DAS) merupakan sebuah kawasan yang dibatasi

oleh pemisah topografi, yang menampung, menyimpan, dan mengalirkan curah

hujan yang jatuh di atasnya ke sungai utama yang bermuara ke danau atau lautan

(Manan 1995). Dalam sebuah DAS terdapat berbagai macam penggunaan lahan

misalnya hutan lindung, pertanian, perikanan, kolam, tambak, pertanian, dan

sebagainya. Sebagai contoh adalah DAS Ciliwung yang berhulu di kawasan

puncak mengalir melewati Kota Bogor, Depok, dan bermuara di Jakarta.

Menurut Keppres No 32/1990 Pasal 1 Tentang Pengelolaan Kawasan

Lindung, bantaran sungai merupakan kawasan sepanjang kiri sungai termasuk

sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting

untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Peraturan pemerintah (PP) No

35/1991 Pasal 1 Tentang Sungai menjelaskan bahwa bantaran sungai adalah lahan

pada kedua sisi sepanjang palung sungai dihitung dari tepi (palung) sampai

dengan kaki tanggul (tepi sungai bagian bawah) sebelah dalam. Keppres No

32/1990 Pasal 16 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung menyebutkan bahwa

kriteria bantaran sungai yaitu sekurang-kurangnya 100 meter di kiri dan kanan

(dilihat dari aliran sungainya) sungai besar dan 50 meter di kiri dan kanan anak

sungai yang berada di luar pemukiman.

2.3. Masyarakat Bantaran Sungai

Menurut Tatawidjojo (2007) masyarakat yang tinggal di bantaran sungai

memiliki karakteristik tipikal. Poin pembedanya adalah kohesivitas yang lebih erat

dibanding masyarakat yang tinggal di fasilitas lain seperti rel kereta, maupun jalan

raya. Hal itu disebabkan oleh digunakannya secara kolektif air sungai yang vital

bagi kehidupan manusia. Lazimnya, daerah bantaran sungai tidak dijangkau oleh

layanan air minum pemerintah, oleh karena itu kepentingan dan penggunaan air

bersama akan air menciptakan adanya kesamaan antar masyarakat bantaran

6

sungai. Di sisi lain, masyarakat pinggir sungai cenderung untuk tinggal

berdekatan. Secara teoritis, jarak fisik tersebut dinamakan proximitas. Dua aspek

ini, kesamaan dan kedekatan menghasilkan interaksi antar pribadi yang lebih

intensif, dan menjadikan individu-individu lebih kohesif, yang kemudian

mengidentifikasikan diri sebagai satu komunitas. Terlebih karena masyarakat

Timur dikategorikan sebagai masyarakat kolektivis yang menghargai kekerabatan

dan interrelasi antar individu, maka individu-individu yang tergabung akan

memiliki rasa aman dan penerimaan sosial yang didapat dari sense of

belongingness pada komunitas. Individu yang memiliki sense of belongingness

pada komunitas akan menempatkan kepentingan komunitas dengan porsi yang

lebih besar daripada individu yang tidak.

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Priambodo (2005) di

bagian hilir Sungai Ciliwung, Kelurahan Kampung Melayu, masyarakat bantaran

Sungai Ciliwung memiliki tingkat pendapatan yang rendah dengan jumlah

tanggungan keluarga sebanyak 4-6 orang. Kondisi pemukiman masyarakat

bantaran Sungai Ciliwung di Kelurahan Kampung Melayu tidak tertata rapi dan

kumuh. Rumah-rumah di bantaran Sungai Ciliwung Kelurahan Kampung Melayu

pada umumnya memiliki ukuran 10-50 m2 yang dibangun saling berimpitan antara

rumah yang satu dengan rumah lainnya, dinding-dinding rumah terbuat dari kayu

dan tidak memiliki halaman rumah serta minimnya ventilasi dari setiap ruangan

rumah.

Pada umumnya masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung

Kelurahan Kampung Melayu adalah masyarakat pendatang. Masyarakat

pendatang tersebut membangun rumah di tepi sungai karena terdesak kebutuhan

tempat tinggal dan terbatasnya lahan untuk membangun rumah sehingga

masyarakat pendatang memanfaatkan tepian sungai untuk membangun rumah.

Sungai Ciliwung dimanfaatkan oleh masyarakat bantaran Sungai Ciliwung di

Kelurahan Kampung Melayu untuk kegiatan mencuci, kakus, dan tempat

membuang sampah.

7

2.4. Sampah

2.4.1. Pengertian Sampah

Sampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang

punya, bersifat padat (Soemarwoto 1989). Hadiwiyoto (1983) menyatakan ciri-

ciri sampah, sebagai berikut:

(1) Sampah adalah bahan sisa, baik bahan-bahan yang sudah tidak gunakan

lagi (barang bekas) maupun bahan yang sudah diambil bagian utamanya.

(2) Dari segi sosial ekonomis, sampah adalah bahan yang sudah tidak ada

harganya.

(3) Dari segi lingkungan, sampah adalah bahan buangan yang tidak berguna

dan banyak menimbulkan masalah pencemaran dan gangguan pada

kelestarian lingkungan.

Berdasarkan ciri-ciri yang dapat dilihat di atas, dapat dibuat batasan yang

definif tentang sampah yaitu sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami

perlakuan-perlakuan, baik karena telah diambil bagian utamanya, atau karena

pengolahan, atau karena sudah tidak ada manfaatnya, yang ditinjau dari segi sosial

ekonomis tidak ada harganya dan dari segi lingkungan dapat menyebabkan

pencemaran atau gangguan kelestarian.

2.4.2. Penggolongan sampah

Hadiwiyoto (1983) menyatakan penggolongan sampah dapat didasarkan

atas beberapa kriteria, yaitu didasarkan atas asal, komposisi, bentuk, lokasi, proses

terjadinya, sifat, dan jenisnya.

1. Penggolongan sampah berdasarkan asalnya.

Berdasarkan asalnya, sampah dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Sampah dari hasil kegiatan rumah tangga. Termasuk dalam hal ini adalah

sampah dari asrama, rumah sakit, hotel-hotel dan kantor.

b. Sampah dari hasil kegiatan industri/pabrik.

c. Sampah dari hasil kegiatan pertanian. Kegiatan pertanian meliputi

perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan.

8

d. Sampah dari hasil kegiatan perdagangan, misalnya sampah pasar.

e. Sampah dari hasil kegiatan pembangunan.

2. Penggolongan sampah berdasarkan komposisinya

Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Sampah yang seragam. Sampah dari kegiatan industri pada umumnya

termasuk dalam golongan ini.

b. Sampah yang tidak seragam (campuran), misalnya sampah yang berasal

dari pasar atau sampah dari tempat-tempat umum.

3. Penggolongan sampah berdasarkan bentuknya

Berdasaran bentuknya ada tiga macam sampah, yaitu:

a. Sampah berbentuk padatan (solid) misalnya daun, kertas, karton, kaleng,

plastik.

b. Sampah berbentuk cairan(termasuk bubur) misalnya bekas air pencuci,

bahan cairan yang tumpah.

c. Sampah berbentuk gas, misalnya karbondioksida, ammonia, dan gas-gas

lainnya.

4. Penggolongan sampah berdasarkan lokasinya

Berdasarkan lokasi terdapatnya sampah dapat dibedakan :

a. Sampah kota (urban), yaitu sampah yang terkumpul di kota-kota besar.

b. Sampah daerah, yaitu sampah yang terkumpul di daerah-daerah luar

perkotaan, misalnya di desa, di daerah pemukiman, dan di pantai.

5. Penggolongan sampah berdasarkan proses terjadinya

Berdasarkan proses terjadinya, sampah dibedakan antara lain:

a. Sampah alami, ialah sampah yang terjadi karena proses alami,misalnya

rontoknya daun-daunan di pekarangan rumah.

b. Sampah non alami, ialah sampah yang terjadinya karena kegiatan-kegiatan

manusia.

6. Penggolongan sampah berdasarkan sifatnya

Terdapat dua macam sampah yang sifat-sifatnya berlainan, yaitu :

a. Sampah organik, yaitu terdiri atas daun-daunan, kayu, kertas, karton,

tulang, sisa-sisa makanan ternak, sayur, dan buah. Sampah organik adalah

sampah yang mengandung senyawa-senyawa organik, dan oleh karenanya

9

tersusun oleh unsur-unsur karbon, hydrogen dan oksigen. Bahan-bahan ini

mudah didegadrasi oleh mikroba.

b. Sampah anorganik, yang terdiri atas kaleng, plastik, besi, dan logam-lagam

lainnya, gelas, mika, atau bahan-bahan yang tidak tersusun oleh senyawa-

senyawa organik. Sampah ini tidak dapat didegadrasi oleh mikroba

2.4.3. Penanganan Sampah

Penanganan sampah ialah perlakuan terhadap sampah untuk memperkecil

atau menghilangkan masalah-masalah dalam kaitannya dengan lingkungan yang

dapat ditimbulkan. Oleh karena itu penanganan sampah dapat berbentuk semata-

mata membuang sampah, atau mengembalikan (recycling) sampah menjadi

bahan-bahan yang bermanfaat (Hadiwiyoto 1983).

Tahap pertama dalam di dalam penanganan sampah ialah mengumpulkan

sampah dari berbagai tempat ke suatu lokasi pengumpulan, sesudah itu diadakan

pemisahan komponen sampah menurut jenisnya.

a. Pengumpulan Sampah

Sampah yang akan dibuang atau dimanfaatkan harus dikumpulkan terlebih

dahulu dari berbagai tempat asalnya. Biasanya pengumpulan sampah tidak

banyak mengalami kesulitan, dengan alat-alat sederhana seperti sapu lidi,

pengeruk, penggaruk, maka sampah dapat mudah dikumpulkan. Di kota-kota

untuk mempermudah pengumpulan sampah banyak dijumpai tempat-tempat

sampah berupa bak sampah, tong sampah, dan kotak-kotak sampah. Di tempat-

tempat demikian itu sampah rumah tangga, sampah toko, sampah jalan raya, dan

jenis-jenis sampah lainnya dikumpulkan. Dengan menggunakan kendaraan-

kendaraan pengangkut, misalnya truk, gerobak sampah, kereta dorong, sampah-

sampah tersebut diangkut ke lokasi pembuangan atau pemanfaatan sampah.

b. Pemisahan Sampah

Pemisahan sampah ialah memisahkan jenis-jenis sampah, yaitu berupa

daun-daunan, kertas atau yang tergolong dalam sampah organik dipisahkan dari

sampah yang berupa gelas, keramik, logam, plastik (sampah anorganik).

Pemisahan sampah hendaknya dikerjakan dua tahap. Pada tahap pertama terlebih

10

dahulu dipisahkan antara sampah organik dan anorganik. Kemudian pada tahap

kedua sampah-sampah tersebut dipisahkan lagi berdasarkan jenis keperluan.

c. Pembakaran

Pembakaran sampah dapat dikerjakan pada suatu tempat, misalnya ladang

atau tanah lapang yang jauh dari segala kegiatan agar tidak mengganggu. Namun

demikian pembakaran seperti ini sukar dikendalikan. Bila terdapat angin yang

cukup kencang, maka sampah, arang sampah, abu, debu, dan asap akan terbawa

ke tempat-tempat sekitarnya, yang tentu saja akan menimbulkan gangguan-

gangguan. Pembakaran yang paling baik dikerjakan pada suatu instalasi

pembakaran, karena dapat diatur prosesnya sehingga tidak mengganggu

lingkungan. Tetapi pembakaran seperti ini memerlukan biaya operasi yang

mahal.

d. Penimbunan Sampah

Penimbunan sampah ialah menempatkan sampah pada suatu tempat yang

rendah, kemudian menimbunnya dengan tanah. Beberapa keuntungan apabila

sampah ditimbun ialah :

1. Tanah yang semula tidak rata, dapat dibuat rata.

2. Tempat yang semula tidak digunakan, dapat dimanfaatkan menjadi tempat

untuk berbagai keperluan misalnya jalan, gedung, dan sebagainya.

3. Bila tanah tersebut digunakan sebagai tanah pertanian, taman, atau

ditanami dengan pohon-pohonan, maka akan menjadi tempat yang subur

sekali.

4. Akibat negatif yang ditimbulkan dari sampah yang ditimbulkan dari

sampah terhadap lingkungan dapat dikendalikan.

2.5. Sikap dan Tindakan

2.5.1. Definisi sikap dan Tindakan

G.W. Allport (1935) yang dikutip oleh Sears Anna (2004)

mengemukakan bahwa sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang

diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah

terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya.

11

Sikap adalah organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional,

emosional, perseptual, dan kognitif mengenai beberapa aspek dunia individu

(D.Krech dan Crutchfield dikutip Sears et al 2004).

Menurut Gerungan (1988), pengertian attitude dapat diterjemahkan

dengan kata sikap terhadap objek tertentu, yang dapat merupakan sikap,

pandangan, atau sikap perasaan, tetapi sikap tersebut disertai oleh kecenderungan

untuk bertindak sesuai dengan sikap objek tadi itu. Jadi, attitude itu lebih

diterjemahkan sebagai sikap dan kesediaan bereaksi terhadap suatu hal.

Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa

dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai (Rakhmat 2001). Sikap

mempunyai daya pendorong atau motivasi dan mengandung aspek evaluatif.

Sikap dapat bersifat positif dan negatif. Pada sikap positif, kecenderungan

tindakan adalah mendekati, menyenangi dan mengharapkan pada objek tertentu.

Pada sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari,

membenci, dan tidak menyukai pada objek tertentu (Sarwono 2002).

Menurut Ahmadi (1991) tindakan adalah tahapan di mana

pengetahuan/informasi mulai dilaksanakan oleh seseorang dalam suatu tingkah

laku individu yang disesuaikan dengan kebutuhan dan motivasinya. Dorongan

yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku akan dapat membentuk

sebuah motivasi.

2.5.2. Komponen/Struktur sikap

Mengikuti skema triadik, struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang

saling menunjang, yakni komponen kognitif, afektif, dan konatif. Komponen

kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap,

komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional,

sedangkan komponen konatif merupakan kecenderungan berperilaku tertentu

sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang (Azwar 2003).

Mann (1969) yang dikutip oleh Azwar (2003), menjelaskan bahwa

komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan, stereotype yang dimiliki

individu mengenai sesuatu. Seringkali komponen kognitif ini dapat disamakan

dengan pandangan (opini), terutama apabila menyangkut masalah isyu atau

12

problem yang kontroversial. Komponen afektif merupakan perasaan individu

terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah

yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan

aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan

mengubah sikap seseorang. Adapun komponen perilaku berisi tendensi atas

kecenderungan untuk bertindak atau untuk bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-

cara tertentu.

2.5.3. Perubahan dan Pembentukan sikap

Sikap sosial terbentuk dari hasil interaksi sosial yang dialami seseorang.

Interaksi sosial tidak saja berarti sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antar

individu sebagai anggota kelompok sosial, namun juga terjadi hubungan yang

saling mempengaruhi dan timbal balik, yang pada akhirnya turut mempengaruhi

pola perilaku masing-masing. Interaksi sosial juga bermakna tidak saja hubungan

antar individu dengan lingkungan fisik, melainkan juga dengan lingkungan

psikologis di sekelilingnya.

Melalui interaksi sosial, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu

terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Menurut Azwar (2003),

ada beberapa faktor yang dapat membentuk dan merubah sikap, diantaranya:

1. Pengalaman pribadi,yakni apa yang telah dan sedang kita alami. Menurut

Meddlebrook (1974) yang dikutip Azwar (2003), tidak adanya

pengalaman sama sekali dengan suatu obyek psikologis cenderung akan

membentuk sikap negatif terhadap obyek tersebut.

2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting, yakni seseorang yang kita

anggap penting akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap terhadap

obyek sikap. Di antara orang yang biasanya dianggap penting bagi

individu adalah orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman

sebaya, teman dekat, dan lain sebagainya.

3. Media massa, dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya,

media massa membawa pula pesan yang berupa sugesti yang dapat

mengarahkan opini.

13

Menurut Walgito (2002) pembentukan dan perubahan sikap ditentukan

oleh dua faktor, yaitu:

1. Faktor internal (individu itu sendiri), yaitu cara dalam menanggapi dunia

luarnya dengan selektif sehingga tidak semua yang datang akan diterima

atau ditolak. Faktor internal itu merupakan faktor-faktor yang terdapat

dalam diri orang yang bersangkutan.

2. Faktor eksternal, yaitu keadaan-keadaan yang diluar individu yang

merupakan stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap. Faktor-

faktor tersebut yaitu sifat obyek yang dijadikan sasaran, kewibawaaan

orang yang mengemukakan suatu sikap, sifat orang-orang atau

sekelompok orang yang mendukung sikap tersebut, media komunikasi

yang digunakan dalam menyampaikan sikap, dan situasi pada saat sikap

itu dibentuk.

2.6. Hubungan Sikap dengan Tindakan

Hubungan sikap dengan tindakan dapat dinyatakan bahwa adanya sikap

dapat menciptakan suatu tindakan ataupun tidak sama sekali. Kecenderungan

untuk melihat sesuatu secara spesifik dengan cara tertentu atau disebut dengan

sikap dapat menjadi pemicu seseorang untuk melakukan suatu tindakan.

Terkadang sikap pun tidak dilanjutkan menjadi tindakan karena suatu hal.

Penyimpulan sikap tidak dapat dibuat berdasarkan satu tindakan pada satu saat

saja. Cara yang lebih tepat adalah menggunakan kriteria observasi berulang yakni

apakah berulang kembali pada waktu-waktu yang berbeda (Sarwono, 2002).

Sears, Peplau, Freedman (1985) menyebutkan bahwa manusia akan

memiliki sikap yang lebih kuat terhadap suatu objek, bila memiliki pengalaman

langsung dengan objek itu, daripada hanya mendengarkan tentang objek itu dari

orang lain atau hanya membacanya. Dikatakan pula sikap yang lebih kuat

terhadap suatu hal, maka sikap itu juga akan konsisten terutama dengan tindakan

yang relevan. Pengalaman masa lalu yang berkaitan dengan suatu masalah juga

akan memperkuat sikap. Sumber kekuatan sikap yang lain nampaknya muncul

dari adanya kepentingan tetap ataupun kepentingan sendiri dalam suatu masalah.

III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI

Sungai Ciliwung yang membentang dan mengalir melalui empat wilayah

pemerintah daerah yaitu Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok dan Jakarta

akan terus mengalami peningkatan pencemaran sebagai akibat semakin intensnya

aktifitas manusia terhadap sungai tersebut. Salah satu aktivitas manusia yang

menyebabkan pencemaran adalah aktivitas membuang sampah limbah domestik

di Sungai Ciliwung.

Pembuangan sampah dan limbah domestik di bantaran Sungai Ciliwung

menyebabkan penurunan kualias air dan tercemarnya sungai sehingga sungai

Ciliwung tidak dapat digunakan lagi untuk kegiatan manusia seperti sumber air

minum dan kegiatan perikanan. Selain itu, tercemarnya sungai Ciliwung

memberikan dampak negatif terhadap lingkungan pesisir dan Teluk Jakarta

sebagai muara Sungai Ciliwung

Aktivitas membuang sampah ke sungai yang dilakukan oleh masyarakat

terkait dengan sikap dan tindakan masyarakat bantaran sungai dalam kegiatan

pembuangan sampah rumah tangga yang dihasilkan. Sikap dan tindakan

masyarakat dalam melakukan aktivitas membuang sampah ke sungai dipengaruhi

oleh faktor yang ada dalam diri masing-masing individu (faktor internal) dan

faktor lingkungan sosial (faktor eksternal). Faktor-faktor internal sangat erat

hubungannya dengan sikap individu terhadap suatu objek yang dihadapi, dalam

hal ini sikap dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga di bantaran

sungai. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi aktivitas pembuangan

sampah rumah tangga adalah ketersediaan fasilitas pembuangan sampah, aktivitas

tokoh masyarakat, dan sistem drainase lingkungan

Analisis secara kuantitatif digunakan untuk melihat hubungan antara faktor

internal yaitu karakteristik masyarakat bantaran Sungai Ciliwung yang meliputi

umur, lama pendidikan, tingkat pendapatan rumah tangga, jumlah tanggungan

keluarga, lama bermukim, volume sampah yang dihasilkan per hari, dan jarak

rumah ke sungai, dengan sikap dan tindakan masyarakat bantaran sungai dalam

aktivitas pembuangan sampah rumah tangga. Faktor-faktor eksternal yang

meliputi ketersediaan tempat pembuangan sampah, aktivitas tokoh masyarakat,

15

dan sistem drainase lingkungan digunakan untuk melihat apakah faktor-faktor

eksternal tersebut mempengaruhi sikap dan tindakan masyarakat bantaran Sungai

Ciliwung dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga.

Untuk mengetahui lebih jelas rangkaian hubungan antara masing-masing

peubah sikap dan tindakan masyarakat bantaran Sungai Ciliwung dalam aktivitas

pembuangan sampah rumah tangga dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pendekatan Studi

Analisis kuantitatif secara korelasi

Tindakan dalam membuang sampah

rumah tangga

Sikap dalam aktivitas pembuangan

sampah rumah tangga

Faktor-faktor eksternal :

1. Ketersediaan fasilitas

pembuangan sampah

2. Aktivitas tokoh

masyarakat

3. Sistem drainase

lingkungan

Sampah Rumah Tangga yang Dihasilkan

Karakteristik responden:

(Faktor-faktor internal)

1. Umur

2. Lama pendidikan

3. Tingkat pendapatan

4. Jumlah tanggungan

keluarga

5. Lama bermukim

6. Jarak rumah ke sungai

7. Volume sampah yang

dihasilkan rumah

tangga

Rumah Tangga Bantaran Sungai Ciliwung

IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

survei. Menurut Nazir (2005) metode survei adalah penyelidikan yang diadakan

untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari

keterangan-keterangan faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, politik dari

suatu kelompok atau daerah. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil

sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner dalam pengambilan data

(Singarimbun 1989). Suatu penelitian survei bertujuan untuk mengumpulkan

informasi tentang orang yang jumlahnya besar, dengan cara mewawancarai

sejumlah kecil dari populasi itu (Nasution 2003). Survei dapat digunakan dalam

penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, maupun eksperimental.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data text dan data

image (Fauzi 2001). Data text adalah data-data yang berbentuk alphabet maupun

numerik, sedangkan data image adalah data-data yang memberikan informasi

secara spesifik mengenai keadaan tertentu. Data image yang digunakan berupa

foto-foto keadaan lokasi penelitian yang diambil langsung di lapang, dan sketsa

wilayah daerah penelitian.

Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi daerah

penelitian dan wawancara langsung kepada responden dengan dipandu kuisioner

yang di dalamnya memuat identitas diri responden serta atribut-atribut mengenai

sikap dan tindakan responden dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga.

Identitas diri responden meliputi nama, umur, lama pendidikan, tingkat

pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, lama bermukim, jumlah sampah yang

dihasilkan per hari, dan jarak rumah ke sungai.

Data sekunder dalam penelitian ini terdiri atas data monografi Kelurahan

Babakan Pasar dan data dari berbagai literatur berupa buku, internet, dan skripsi.

17

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah rumah tangga yang tinggal di wilayah pemukiman

sekitar bantaran Sungai Ciliwung di Kelurahan Babakan Pasar, Kota Bogor.

Adapun penentuan responden atau sampel didasarkan pada metode purposive

sampling. Penentuan responden berdasarkan atas kriteria yaitu responden tinggal 0-

50 meter dari batas tepian sungai, dan responden adalah ibu rumah tangga yang

bersedia untuk mengisi atau menjawab kuisioner. Jumlah sampel yang ditetapkan

40 orang ibu rumah tangga yang diambil dari tujuh titik daerah sampel yaitu RW 04

yang terdiri dari RT 01, RT 02, RT 03, RT 04, RT 05 ; RT 02 RW 08, dan RT 01

RW 09. Tiap-tiap RT, dipilih 4 atau 5 orang untuk dijadikan responden. Ketujuh

RT ini dipilih karena letaknya bersinggungan dengan Sungai Ciliwung. Unit analisis

adalah ibu rumah tangga yang merupakan bagian dari anggota masyarakat bantaran

Sungai Ciliwung.

4.4. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Singarimbun 1989). Data yang sudah

dikumpulkan dianalisis secara kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan

tujuan yang telah ditetapkan dalam penelitian ini, maka data yang diperoleh akan

dianalisis dengan metode analisis korelasi (hubungan) Rank Spearman.

Pengolahan data menggunakan program komputer EXCEL for Windows dan

SPSS 15.0 for windows.

4.4.1. Analisis Hubungan (Correlation) Rank Spearman

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara karakterisik

masyarakat bantaran Sungai Ciliwung dengan sikap dan tindakan serta untuk

mengetahui hubungan sikap masyarakat bantaran Sungai Ciliwung dengan

tindakan. Analisis menggunakan uji statistik non parametrik dengan

menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Korelasi Rank Spearman (rs)

digunakan untuk menguji hubungan-hubungan antara variabel yang diamati antara

lain :

18

(1) Hubungan antara sikap (Y1) dengan faktor-faktor yang diduga

mempengaruhi Y1 (X) ;

(2) Hubungan antara tindakan (Y2) dengan faktor-faktor yang diduga

mempengaruhi Y2 (X) ;

(3) Hubungan antara sikap (Y1) dengan tindakan (Y2).

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi sikap (Y1) antara lain umur (X1),

lama pendidikan (X2), tingkat pendapatan (X3), lama bermukim (X5), dan jarak

rumah ke sungai (X6), sedangkan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi

tindakan (Y2) antara lain umur (X1), tingkat pendidikan (X2), tingkat pendapatan

(X3), jumlah tanggungan keluarga (X4), lama bermukim (X5), jarak rumah ke

sungai (X6), dan volume sampah yang dihasilkan per hari (X7).

Uji Rank Spearman dapat digunakan untuk mengukur derajat erat tidaknya

hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya serta untuk mengetahui

konsistensi dari ranking yang telah diberikan pengamatan yang ada untuk masing-

masing variabel. Rumus Rank Spearman menurut Siegel (1992), sebagai berikut

NN

d

r

N

i

i

s 3

1

26

1 . ....................(1)

keterangan : rs = koefisien korelasi rank Spearman N.

di= selisih antara peringkat Xi dan Yi.

N = banyaknya pasangan data

Uji Signifikansi rs digunakan dengan statistik t, yaitu :

21

2

s

s

r

Nrt .......................(2)

Keterangan : t = t hitung

rs = koefisien korelasi Rank Spearman N

N = banyaknya pasangan data

19

Mengukur tingkat signifikansi dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan uji t pada taraf nyata sebesar 0,05 (95%), 0,01 (99%) dan 0,2 (80%)

dengan derajat bebas (dB) sebesar N-2.

Uji t hitung digunakan untuk melihat kekuatan hubungan antara dua

variabel yang diperbandingkan dengan nilai t tabel, sehingga hipotesis nol dapat

ditentukan apakah diterima atau ditolak pada uji dua sisi (two tailed). Menurut

Santoso (2000) interpretasi nilai t hitung terhadap t tabel sebagai berikut :

Jika t hitung > 0,05, maka Ho dapat diterima yang berarti tidak ada

hubungan nyata antara umur (X1), lama pendidikan (X2), tingkat

pendapatan (X3), jumlah tangggungan keluarga (X4), lama bermukim (X5),

jarak rumah ke sungai (X6), dan volume sampah yang dihasilkan (X7),

dengan sikap (Y1) dan tindakan (Y2).

Jika t hitung < 0,05, maka Ho dapat diterima yang berarti terdapat

hubungan nyata antara umur (X1), lama pendidikan (X2), tingkat

pendapatan (X3), jumlah tangggungan keluarga (X4), lama bermukim (X5),

jarak rumah ke sungai (X6), dan volume sampah yang dihasilkan (X7),

dengan sikap (Y1) dan tindakan (Y2).

Besar kecilnya hubungan dalam analisis korelasi dinyatakan dalam

bilangan yang disebut koefisien korelasi atau koefisien hubungan. Koefisien

yang bertanda positif menunjukkan arah korelasi positif. Koefisien yang

bertanda negatif menunjukkan arah negatif, sedangkan yang bernilai 0,00

menunjukkan tidak adanya hubungan antara variabel X dan variabel Y.

Hubungan antara variabel independent (X) dan varibel dependent (Y)

dinyatakan dalam bilangan. Bilangan yang menyatakan besar kecilnya hubungan

disebut koefisien korelasi. Koefisien korelasi terletak antara -1 <rxy<+1 dengan

interpretasi sebagai berikut (Sugiyono dan Wibowo 2000).

1. Koefisien korelasi sama dengan +1, maka hubungan liniear positif

sempurna.

2. koefisien korelasi sama dengan -1, maka hubungan liniear negatif

sempurna.

3. Koefisien korelasi sama dengan nol, maka tidak ada hubungan linier.

20

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang

ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang

tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Penafsiran koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Korelasi

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,00 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono dan Wibowo (2000)

4.5. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, dan

kerangka pendekatan studi maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan nyata positif antara masing-masing variabel seperti

umur, lama pendidikan, tingkat pendapatan, lama bermukim, dan jarak

rumah ke sungai, dengan sikap dalam aktivitas pembuangan sampah

rumah tangga.

2. Terdapat hubungan nyata positif antara masing-masing variabel seperti

umur, lama pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga,

lama bermukim, volume sampah yang dihasilkan dan jarak rumah ke

sungai, dengan tindakan dalam aktivitas pembuangan sampah rumah

tangga.

3. Terdapat hubungan nyata positif antara sikap dengan tindakan dalam

aktivitas pembuangan sampah rumah tangga.

21

4.6. Batasan dan Pengukuran

Untuk memberikan pengertian dari variabel-variabel yang terlibat dalam

penelitian ini, maka diperlukan batasan dari masing-masing variabel sehingga

dapat diketahui indikator pengukuran yang jelas. Adapun, variabel-variabelnya

sebagai berikut:

1. Karakteristik masyarakat bantaran sungai adalah ciri-ciri, sifat, atau faktor

personal yang dimiliki oleh responden dan relatif tidak berubah.

Karakteristik bantaran sungai meliputi umur, lama pendidikan , tingkat

pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, lama bermukim, jarak rumah ke

sungai, dan volume sampah yang dihasilkan per hari.

2. Sampah rumah tangga adalah sisa-sisa bahan padat baik bahan organik

maupun anorganik yang dihasilkan oleh responden dari rumah tangga dan

telah mengalami perlakuan, baik karena telah diambil bagian utamanya

atau karena pengolahan dan sudah tidak bermanfaat.

3. Sikap dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga adalah

pemikiran dan perasaan yang ditimbulkan oleh responden baik dilakukan

secara positif, netral, maupun negatif dalam aktivitasnya membuang

sampah rumah tangga (obyek sikap) yang diikuti dengan kecenderungan

bertingkah laku terhadap obyek dari sikap tersebut. Sikap responden

dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga meliputi frekuensi

membuang sampah tiap hari, cara membuang sampah (dibakar, dibuang ke

sungai, ditimbun), dampak sampah yang dibuang ke sungai, cara yang

tepat untuk membuang sampah, manfaat sampah , ada tidaknya pemilahan

sampah, lokasi membuang sampah, tempat sampah yang disediakan di

rumah, dan lain-lain. Sikap positif menunjukkan kecenderungan responden

untuk menerima suatu obyek sikap (dampak sampah yang dibuang ke

Sungai Ciliwung dan aktivitas membuang sampah rumah tangga),

sedangkan sikap negatif menunjukkan responden menolak suatu obyek

sikap (dampak sampah yang dibuang ke Sungai Ciliwung dan aktivitas

membuang sampah rumah tangga). Sikap netral menunjukkan sikap

keragu-raguan atau kebimbangan responden terhadap obyek sikap

(dampak sampah yang dibuang ke Sungai Ciliwung dan aktivitas

22

membuang sampah rumah tangga). Pengukuran sikap menggunakan skala

likert. Sikap positif diukur apabila responden menjawab sangat setuju dan

setuju pada obyek sikap. Sikap netral diukur apabila responden menjawab

ragu-ragu/netral pada obyek sikap. Sikap negatif diukur apabila responden

menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju pada obyek sikap. Dalam

penelitian ini, semua butir pernyatan sikap disajikan dalam bentuk

pernyataan positif. Pemberian skor untuk pernyataan sikap dengan cara

pemberian skor jawaban sebagai berikut :

Skor 5 = Responden yang menjawab sangat setuju

Skor 4 = Responden yang menjawab setuju

Skor 3 = Responden yang menjawab netral/ragu-ragu

Skor 2 = Responden yang menjawab tidak setuju

Skor 1 = Responden yang menjawab sangat tidak setuju

Dengan demikian, diperoleh jumlah skor maksimum dan skor minimum

dari masing-masing atribut sikap. Skor maksimum 5 x 40 = 200 dan skor

minimum 1 x 40 = 40.

4. Tindakan dalam membuang sampah rumah tangga adalah tindakan yang

dilakukan oleh responden dalam kegiatan membuang sampah rumah

tangga. Tindakan responden dalam membuang sampah rumah tangga

meliputi frekuensi membuang sampah tiap hari, cara membuang sampah

(dibakar, dibuang ke sungai, ditimbun, dibuang ke tempat penampungan

sampah dan sebagainya), ada tidaknya pemilahan sampah, lokasi

membuang sampah, membayar iuran sampah, pembungkusan terhadap

sampah rumah tangga, kegiatan pemanfaatan sampah, dan proses

pendidikan dalam lingkungan keluarga dan sosial). Pengukuran tindakan

dengan pemberian skor pada pernyataan positif dan pernyataan negatif.

Nilai skor maksimum tindakan adalah 2 x 10 = 20 sedangkan nilai skor

minimum 1 x 10 = 10.

Pemberian skor pada pernyataan positif sebagai berikut :

Skor 2 = melakukan

Skor 1 = tidak melakukan

Pemberian skor pada pernyataan negatif sebagai berikut :

23

Skor 2 = tidak melakukan

Skor 1 = melakukan

5. Umur responden adalah rentang waktu hidup responden sejak lahir hingga

penelitian ini dilakukan dan dihitung dalam satuan tahun. Penggolongan

umur responden diperoleh melalui selisih antara umur tertinggi dengan

umur terendah yang kemudian dibagi dengan tiga kategori kelas sebagai

berikut :

Muda : 21 – 36 Tahun

Dewasa : 37 – 52 Tahun

Tua : 53 – 68 Tahun

6. Lama pendidikan adalah lama pendidikan formal yang pernah ditempuh

oleh responden. Penggolongan lama pendidikan responden diperoleh

melalui selisih antara lama pendidikan tertinggi dengan lama pendidikan

terendah yang kemudian dibagi dengan tiga kategori kelas sebagai berikut:

Rendah : 3 – 6 Tahun

Sedang : 7 – 10 Tahun

Tinggi : 11 – 14 Tahun

7. Tingkat pendapatan adalah rata-rata penghasilan yang diperoleh rumah

tangga responden berupa uang dalam satu bulan, diukur dalam satuan

rupiah. Penggolongan tingkat pendapatan responden diperoleh melalui

selisih antara jumlah pendapatan tertinggi dengan jumlah pendapatan

terendah yang kemudian dibagi dengan tiga kategori kelas sebagai berikut:

Rendah : Rp 300.000,00 – Rp 2.533.333,00

Cukup : Rp 2.533.334,00 – Rp 4.766.667,00

Tinggi : Rp 4.766.667,00 – Rp 7.000..001,00

8. Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang

biaya hidupnya masih menjadi tanggungan rumah tangga responden

termasuk responden itu sendiri, diukur dalam satuan orang. Penggolongan

jumlah tanggungan keluarga responden diperoleh melalui selisih antara

jumlah tertinggi tanggungan keluarga dengan jumlah terendah tanggungan

keluarga yang kemudian dibagi dengan tiga kategori kelas sebagai berikut:

24

Sedikit : 3 – 5 Orang

Cukup : 6 – 8 Orang

Banyak : 9 – 11 Orang

9. Lama bermukim adalah jarak tahun terakhir responden tinggal di daerah

penelitian pada saat dilakukan penelitian dalam satuan tahun.

Penggolongan lama bermukim responden diperoleh melalui selisih antara

jumlah tertinggi lama bermukim dengan jumlah terendah lama bermukim

yang kemudian dibagi dengan tiga kategori kelas sebagai berikut:

Baru : 2 – 22 Tahun

Cukup lama : 23 – 43 Tahun

Lama : 44 – 64 Tahun

10. Volume sampah yang dihasilkan adalah jumlah sampah yang dihasilkan

oleh responden per hari dengan menggunakan satuan meter kubik.

Pengukuran volume sampah untuk masing-masing kantong sebagai

berikut: (1) Ukuran kantong kecil adalah 33 cm x 8 cm x 27 cm = 7.128

cm3 atau setara dengan 0,007128 m

3 ; (2) Ukuran kantong sedang adalah

40 cm x 10 cm x 35 cm = 14.000 cm3 atau setara dengan 0,014 m

3 ; dan

(3) Ukuran kantong besar adalah 50 cm x 15 cm x40 cm = 30.000 cm3

atau setara dengan 0,03 m3. Sampah yang terdapat di dalam kantong

kresek dalam keadaan tidak terpisah atau tercampur. Penggolongan

volume sampah yang dihasilkan responden diperoleh melalui selisih antara

jumlah tertinggi volume sampah yang dihasilkan dengan jumlah terendah

volume sampah yang dihasilkan yang kemudian dibagi dengan tiga

kategori kelas sebagai berikut:

Sedikit : 0,007 – 0,015 meter kubik

Cukup banyak : 0,016 – 0,024 meter kubik

Banyak : 0,025 – 0,033 meter kubik

11. Jarak dari rumah ke sungai adalah jarak yang ditempuh oleh responden

untuk mencapai sungai dengan rumah dengan berjalan kaki dan diukur

dengan menggunakan satuan meter (m). Penggolongan jarak rumah ke

sungai yang dihasilkan responden diperoleh melalui selisih antara jarak

25

terjauh rumah ke sungai dengan jarak terdekat rumah ke sungai yang

kemudian dibagi dengan tiga kategori kelas sebagai berikut:

Dekat : 1 – 17 meter

Sedang : 18 – 34 meter

Jauh : 35 – 51 meter

12. Faktor-faktor eksternal adalah segala sesuatu yang mempengaruhi

responden yang berasal dari luar individu, yang terdiri dari ketersediaan

fasilitas pembuangan sampah, aktivitas tokoh masyarakat, dan sistem

drainase lingkungan. Pengukuran faktor-faktor eksternal diukur melalui

pernyataan responden tentang hal tersebut. Faktor-faktor eksternal

meliputi:

a. Ketersediaan fasilitas pembuangan sampah adalah tersedianya tempat-

tempat pembuangan sampah, petugas, dan fasilitas lainnya yang

berhubungan dengan kegiatan pembuangan sampah.

b. Aktivitas tokoh masyarakat dalam aktivitas pembuangan sampah

rumah tangga adalah aktivitas tokoh masyarakat, ulama, penyuluh,

atau agen pembaharu yang mengajak atau memberi teladan masyarakat

untuk membuang sampah yang baik.

c. Sistem drainase Lingkungan adalah ada atau tidaknya sistem drainase

pembuangan limbah rumah tangga di lokasi setempat, dengan melihat

ada atau tidaknya saluran drainase/parit dan kualitasnya.

4.7. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah wilayah pemukiman di Kelurahan Babakan

Pasar, Kota Bogor. Penentuan lokasi ini ditentukan sengaja atau purposive

sampling yaitu teknik pemilihan ukuran sampel dari suatu populasi yang unit

sampel ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan: (a) bahwa di wilayah

tersebut merupakan kawasan pemukiman yang padat penduduknya, (b) berada di

bantaran sungai (Sungai Ciliwung) yang masih memiliki pola perilaku membuang

sampah di sungai. Waktu penelitian dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Mei

sampai minggu kedua bulan Juni.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian

5.1.1. Letak Geografis dan Keadaan Alam

Kelurahan Babakan Pasar merupakan salah satu kelurahan yang terletak di

Bogor Tengah, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 42 ha.

Secara topografi, wilayah Kelurahan Babakan Pasar merupakan wilayah dataran

tinggi dengan ketinggian tanah 247 meter di atas permukaan laut. Kelurahan

Babakan Pasar memiliki kisaran suhu udara rata-rata 29 C.

Kelurahan Babakan Pasar terdiri dari 9 RW (Rukun Warga) dan 39 RT

(Rukun Tetangga). Jarak Kelurahan Babakan Pasar dari pusat pemerintahan

kecamatan sejauh 3 Km, jarak dari pemerintah kota sejauh 2 Km, jarak dari

ibukota provinsi sejauh 120 Km dan jarak dari ibukota negara sejauh 60 Km.

Batas wilayah administratif wilayah Kelurahan Babakan Pasar sebagai

berikut :

(1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Paledang,

(2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sukasari,

(3) Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Gudang,

(4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Baranang Siang.

Kelurahan Babakan Pasar merupakan salah satu Kelurahan

yang dilalui oleh Sungai Ciliwung. Terdapat empat RW yang berbatasan

langsung dengan Sungai Ciliwung, yaitu RW 01, RW 04, RW 08,dan RW 09.

Dari keempat RW ini, RW yang semua wilayahnya berbatasan langsung dengan

Sungai Ciliwung adalah RW 04 dan dikenal dengan nama Pulo Geulis.

5.1.2. Kependudukan

Kelurahan Babakan Pasar memiliki karakteristik penduduk yang heterogen

baik dalam hal umur, jenis pekerjaan, agama maupun tingkat pendidikan.

Berdasarkan Tabel 2, jumlah penduduk kelurahan Babakan Pasar sampai dengan

bulan April 2008 adalah 11.317 jiwa, terdiri dari 5.775 orang laki-laki dan 5.542

orang perempuan.

27

Tabel 2. Komposisi Masyarakat Kelurahan Babakan Pasar Tahun 2008

Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia.

No Kelompok Umur

(tahun)

Penduduk

Laki-laki

(orang)

Perempuan

(orang) Jumlah (orang) Prsentase (%)

1 0-4 405 407 812 7.18

2 5-9 479 478 957 8.46

3 10-14 429 387 816 7.21

4 15-19 249 417 666 5.88

5 20-24 473 416 889 7.86

6 25-29 416 393 809 7.15

7 30-34 435 400 835 7.38

8 35-39 432 456 888 7.85

9 40-44 512 420 932 8.24

10 45-49 446 457 903 7.98

11 50-54 442 345 787 6.95

12 54-59 413 368 781 6.90

13 60-64 379 313 692 6.11

14 65 keatas 265 285 550 4.86

Total 5.775 5.542 11.317 100.00

Sumber : Data Monografi Kelurahan Babakan Pasar, 2008

Rasio jenis kelamin (RJK) laki-laki dan perempuan Kelurahan Babakan

Pasar sebesar 96 artinya dalam 100 orang penduduk laki-laki terdapat 96 orang

penduduk perempuan. Rasio beban tanggungan dinyatakan sebagai perbandingan

antara jumlah penduduk berusia di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun per

seratus penduduk berusia 15 sampai dengan 64 tahun. Nilai rasio beban

tanggungan di Kelurahan Babakan Pasar adalah 39. Artinya setiap 100 orang

penduduk yang berusia produktif harus menanggung 39 orang penduduk yang

berusia tidak produktif.

5.1. 3. Pendidikan

Pendidikan memberikan informasi atau pengetahuan dan keterampilan

untuk bekal hidup dalam masyarakat. Dengan memperoleh pendidikan seseorang

diharapkan dapat semakin memahami kondisi yang terjadi disekitarnya. Salah satu

upaya pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yaitu dengan

pendidikan. Pemerintah mewajibkan warganya mengenyam pendidikan dasar

selama sembilan tahun.

28

Masyarakat di Kelurahan Babakan Pasar yang sudah mengenyam

pendidikan dasar sembilan tahun sebesar 22,43% (Tabel 3). Jumlah masyarakat

yang menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SMA cukup besar (32,38%). Hal

ini diduga berasal dari masyarakat keturunan Tionghoa yang tinggal di Kelurahan

Babakan Pasar cukup besar, yang umumnya memiliki tingkat kesejahteraan dan

pendidikan lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat Kelurahan Babakan

Pasar yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung di Kelurahan Babakan Pasar.

Tabel 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Menurut Rata-

rata Lama Sekolah Tahun 2008.

No Jenjang Sekolah Jumlah (orang) Presentase (%)

1 Tamat SD 1182 29.76

2 DO SD Kelas 4 18 0.45

3 DO SD Kelas 5 11 0.28

4 DO SD Kelas 6 9 0.23

5 Tamat SMP 831 22.43

6 DO SMP Kelas 1 29 0.73

7 DO SMP Kelas 2 22 0.55

8 DO SMP Kelas 3 14 0.35

9 Tamat SMA 1266 32.38

10 DO SMA Kelas 1 8 0.20

11 DO SMA Kelas 2 7 0.18

12 DO SMA Kelas 3 2 0.05

13 Tamat D-III 183 4.61

14 Tamat Sarjana 310 7.80

Total 3.892 100.00

Sumber : Data Monografi Kelurahan Babakan Pasar, 2008 Ket : DO = Drop Out

5.1.4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Masyarakat Kelurahan Babakan Pasar pada umumnya memiliki mata

pencaharian di bidang jasa dan perdagangan. Hal ini karena keterbatasan lahan

pertanian dan pemukiman. Sebagian besar masyarakat Kelurahan Babakan Pasar

(39,94%) memiliki mata pencaharian sebagai wiraswasta (Tabel 4). Hal ini

karena lokasi Kelurahan Babakan Pasar dekat dengan pusat perdagangan berupa

pasar tradisional (Pasar Bogor), swalayan dan mini market. Selain itu, masyarakat

Babakan Pasar, selain terdiri dari masyarakat pribumi, juga terdapat masyarakat

keturunan Tionghoa, yang pada umumnya memiliki jiwa wiraswasta.

29

Tabel 4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2008

No Mata Pencaharian Jumlah (orang) Presentase (%)

1 Pegawai Negeri Sipil 24 1.10

2 TNI/ Polri 1 0.05

3 Swasta/ BUMN/ BUMD 692 31.85

4 Wiraswasta 868 39.94

5 Pertukangan 97 4.46

6 Pensiunan 58 2.67

7 Jasa 433 19.93

Total 2.173 100.00

Sumber : Data Monografi Kelurahan Babakan Pasar, 2008.

5.1.5. Gambaran Umum Pemukiman Masyarakat Bantaran Sungai

Ciliwung di Kelurahan Babakan Pasar

Umumnya tipe bangunan rumah yang terdapat di bantaran Sungai Ciliwung

adalah rumah-rumah permanen, meskipun terdapat juga rumah-rumah semi

permanen. Tipe rumah permanen dicirikan dengan dinding rumah terbuat dari

batu bata dengan lantai semen atau keramik, sedangkan rumah tipe semi

permanen dicirikan dengan dinding terbuat dari setengah batu bata dan setengah

dinding terbuat dari kayu dengan lantai tanah. Rumah-rumah di bantaran Sungai

Ciliwung dibangun saling berimpitan antara rumah yang satu dengan rumah yang

lainnya dan tidak memiliki halaman rumah serta rumah-rumah tersebut dibangun

membelakangi sungai atau bersisian dengan Sungai Ciliwung.

Tipe jalan di bantaran Sungai Ciliwung berupa gang-gang sempit yang

lebarnya satu meter dan hanya mampu dilalui oleh pejalan kaki dan kendaraan

roda dua seperti sepeda dan motor. Saluran pembuangan air limbah rumah tangga

seperti selokan/got yang berukuran 0,5 meter dalam kondisi bersih dan lancar,

walaupun terkadang terdapat sampah, tetapi sampah tersebut segera dibersihkan

oleh masyarakat setempat.

Penyediaan air bersih di pemukiman bantaran Sungai Ciliwung Kelurahan

Babakan Pasar mengandalkan air yang berasal dari air PAM dan sumur,

sedangkan air sungai hanya bisa digunakan untuk MCK (mandi, cuci, kakus).

30

5.1.6. Pemanfaatan Sungai Ciliwung

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat bantaran Sungai Ciliwung, tidak

terlepas dari Sungai Ciliwung, dalam arti bahwa Sungai Ciliwung dengan segala

kondisinya saat ini masih merupakan sarana penting bagi masyarakat dalam

menunjang hidup mereka. Sungai Ciliwung masih dimanfaatkan oleh masyarakat

bantaran Sungai untuk berbagai kegiatan di antaranya untuk membuang sampah,

budidaya keramba, membuang kotoran (buang air besar), mandi, dan mencuci.

Pemanfaatan Sungai Ciliwung untuk tempat pembuangan sampah masih

dilakukan oleh sebagian masyarakat bantaran Sungai Ciliwung di Kelurahan

Babakan Pasar. Masyarakat melakukan aktivitas ini dengan alasan kebiasaan,

kemudahan, praktis, dan keterbatasan fasilitas tempat sampah. Masyarakat juga

berpendapat selama ini, membuang sampah ke sungai tidak berdampak negatif

terhadap kehidupan mereka, karena sampah yang dibuang ke sungai akan

langsung hanyut terbawa air sungai. Akan tetapi, ada juga sebagian masyarakat

bantaran Sungai Ciliwung yang tidak membuang sampah ke sungai. Hal ini

karena adanya kesadaran akan dampak negatif membuang sampah ke sungai dan

adanya petugas yang mengambil sampah ke rumah setiap pagi atau sore.

Pemanfaatan Sungai Ciliwung untuk aktivitas MCK masih dilakukan oleh

sebagian masyarakat bantaran Sungai Ciliwung. Masyarakat berpendapat bahwa

Sungai Ciliwung masih layak dimanfaatkan untuk kegiatan tersebut. Sedangkan

untuk air minum, masyarakat berpendapat bahwa Sungai Ciliwung sudah tidak

layak untuk digunakan. Mereka menggunakan air PAM dan sumur untuk sumber

air minum. Bagi sebagian masyarakat yang tidak menggunakan air sungai

Ciliwung untuk kegiatan MCK, mereka beralasan bahwa air Sungai Ciliwung

sudah tercemar dan kotor, sehingga tidak layak lagi untuk digunakan. Mereka

menggunakan fasilitas MCK pribadi atau umum untuk kegiatan tersebut.

Pemanfaatan Sungai Ciliwung untuk kegiatan perikanan (keramba), masih

dilakukan oleh masyarakat bantaran Sungai Ciliwung, walaupun dalam skala

kecil. Ikan yang dibudidayakan adalah ikan mas. Mereka melakukan budidaya

keramba sebagai hobi dan usaha sampingan. Seiring berjalannya waktu,

masyarakat yang melakukan budidaya ikan dengan keramba, semakin berkurang.

Hal ini karena seringnya terjadi banjir yang menghanyutkan keramba mereka dan

31

keterbatasan modal karena biaya pakan dan pemeliharaan lebih besar dari

keuntungan yang diperoleh dari penjualan ikan hasil keramba.

5.2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi

umur, lama pendidikan, tingkat pendapatan, lama bermukim, jumlah tanggungan

keluarga, jarak rumah ke sungai dan volume sampah yang dihasilkan rumah

tangga.

Tabel 5. Karakteristik Internal Responden Bantaran Sungai Ciliwung Kelurahan

Babakan Pasar, Tahun 2008. Karakteritik Responden Jumlah

(orang) Persentase (%)

Rata-rata Kisaran

Umur

Muda (21 – 36 tahun)

Sedang (37 – 52 tahun)

Tua (53 – 68 tahun)

9 23

8

22,5 57,5

20

44 tahun

21 – 66 tahun

Lama pendidikan

Rendah (3 – 6 tahun)

Sedang (7 – 10 tahun)

Tinggi (11 -14 tahun)

20 8 12

50 20 30

8 tahun

3 – 12 tahun

Pendapatan

Rendah (Rp 300.000,00 – Rp 2.533.333,00)

Sedang (Rp 2.533.334,00 – Rp 4.766.667,00)

Tinggi (Rp 4.767.668,00 – Rp

7.000.001,00)

35 3 2

87,5

7,5 5

Rp 1.467.700,00

Rp 300.000,00 – Rp 7.000.000,00

Jumlah tanggungan keluarga

Sedikit (3 – 5 orang)

Sedang (6 – 8 orang)

Banyak (9 – 11 orang)

29 9 2

72,5 22,5

5

5 orang

3 – 10 orang

Lama bermukim

Baru (2 – 22 tahun)

Sedang (23 – 43 tahun)

Banyak (44 – 64 tahun)

20 14

6

50 35

15

26 tahun

2 – 62 tahun

Jarak rumah ke sungai

Dekat (1 – 17 meter)

Sedang (18 – 34 meter)

Jauh (35 – 51 meter)

23 7 10

57,5 17,5 25

18 meter

1 – 50 meter

Volume sampah yang dihasilkan

Sedikit (0,007 – 0,0015)

Sedang (0,0016 – 0,024)

Tinggi (0,024 – 0,033)

27 0 13

67,5 0

32,5

0,018 m3

0,007 – 0,03 m3

Sumber : Data primer diolah, 2008.

5.2.1. Umur Responden

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa usia terendah responden

adalah 21 tahun sedangkan usia tertinggi adalah 66 tahun. Berdasarkan Tabel 5,

terlihat sebagian besar responden termasuk ke dalam kelompok umur dewasa

32

(57,5%). Rata-rata umur responden adalah 44 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa

responden termasuk ke dalam usia produktif untuk bekerja.

5.2.2. Lama Pendidikan

Pendidikan memberikan informasi atau pengetahuan dan keterampilan

untuk bekal hidup dalam masyarakat. Berdasarkan Tabel 5, responden telah

mengenyam pendidikan selama 7 – 10 tahun (20%). Rata-rata lama pendidikan

responden adalah 8 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

responden masih tergolong rendah karena berada di bawah standar pendidikan

dasar sembilan tahun yang dicanangkan oleh pemerintah. Pada umumnya

responden menyadari akan pentingnya pendidikan dasar hingga perguruan tinggi,

tetapi karena faktor biaya dan kemampuan orang tua untuk membiayai sekolah,

sehingga banyak responden yang tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang

lebih tinggi.

5.2.3. Tingkat Pendapatan

Salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan rumah tangga responden

adalah ekonomi. Pendapatan merupakan salah satu indikator ekonomi untuk

mengukur tingkat kesejahteraan rumah tangga. Pada Tabel 5, terlihat bahwa

sebagian besar responden memiliki tingkat pendapatan rendah (87,5%) dengan

kisaran pendapatan Rp 300.000,00 – Rp 2.533.333,00. Responden yang memiliki

tingkat pendapatan rendah memiliki profesi sebagai buruh, pedagang, dan supir

dengan pendapatan harian sebesar Rp 15.000,00 – Rp 50.000,00/hari. Sedangkan

responden yang memiliki pendapatan sedang maupun tinggi memiliki profesi

sebagai PNS dan pegawai swasta dengan pendapatan per bulan sebesar Rp

3.000.000,00 – Rp 7000.000,00.

5.2.4. Jumlah Tanggungan Keluarga

Pada umumnya, responden bantaran Sungai Ciliwung di Kelurahan

Babakan Pasar adalah keluarga yang memiliki tanggungan keluarga seperti

suami/istri, anak, dan keluarga lainnya yang hidup dalam satu rumah. Sebagian

besar responden (72,5%) terdiri dari keluarga inti sebanyak 3 – 5 orang yang

33

terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Sedangkan sebagian kecil responden (5%)

memiliki jumlah tanggungan keluarga sebanyak 9 – 11 orang, pada rumah tangga

ini terdapat anggota keluarga lain seperti cucu, kakek, sepupu, dan yang lainnya

yang tinggal satu rumah dengan keluarga inti.

5.2.5. Lama Bermukim

Lama bermukim berkaitan dengan sejauh mana responden beradaptasi

dengan lingkungannya, sehingga dari adaptasi yang dilakukan responden selama

bertahun-tahun akan timbul sikap responden terhadap lingkungannya, khususnya

lingkungan Sungai Ciliwung baik sikap positif, netral, maupun negatif.

Berdasarkan Tabel 5, terlihat bahwa sebagian besar responden (50%) relatif baru

bermukim di bantaran Sungai Ciliwung. Rata-rata lama bermukim responden di

bantaran sungai Ciliwung adalah 26 tahun.

5.2.6. Jarak Rumah ke Sungai

Pada umumnya, rumah-rumah di bantaran Sungai Ciliwung, dibangun

membelakangi sungai atau bersisian dengan sungai. Jarak antara rumah dengan

sungai berkisar 0 – 50 meter. Berdasarkan Tabel 5, terlihat bahwa sebagian besar

responden memiliki jarak rumah ke sungai yang relatif dekat berkisar 1 – 17 meter

sebanyak 23 responden (57,5%). Rata-rata jarak rumah ke sungai Ciliwung

adalah 18 meter.

5.2.7. Volume Sampah

Volume sampah yang dihasilkan oleh responden bantaran Sungai

Ciliwung bervariasi baik jumlah maupun ukuran kantong dalam sehari.

Responden bantaran sungai Ciliwung biasanya mengumpulkan sampah yang

dihasilkan di rumah dengan menggunakan kantong plastik, sebelum dibuang ke

tempat pembuangan sampah selanjutnya. Frekuensi membuang sampah bervariasi

mulai dari 1 hari/kali – 3 hari/kali.

Berdasarkan Tabel 5, sebagian besar responden (67,5%) menghasilkan

sampah rumah tangga sebanyak 0,007 – 0,015 m3/hari. Rata-rata volume sampah

yang dihasilkan oleh rumah tangga responden berkisar 0,018 m3/hari. Volume

34

sampah yang dibuang responden ke sungai adalah 0,236 m3/hari sedangkan

volume sampah yang dibuang responden ke TPS (dijemput oleh petugas) adalah

0,4819 m3/hari.

Sampah yang dihasilkan oleh responden di bantaran Sungai Ciliwung

Kelurahan babakan Pasar sangat bervariasi, yang terdiri dari sampah organik dan

sampah non organik. Pada umumnya sampah yang dihasilkan oleh responden

adalah sampah dapur (seperti sampah sisa sayuran) dan sampah sisa makanan.

Selain sampah organik, responden juga menghasilkan sampah anorganik seperti

kantong kresek, botol bekas, kaleng, dan stereoform.

5.3. Faktor Eksternal

5.3.1. Ketersediaan Fasilitas Pembuangan Sampah Rumah Tangga

Fasilitas sampah yang tersedia di Kelurahan Babakan Pasar berupa tong

sampah/bak sampah, gerobak sampah, dan petugas sampah. Hampir semua RT,

memiliki fasilitas berupa bak sampah/tong sampah, walaupun jumlahnya terbatas.

Responden berpendapat dengan jumlah 2 bak sampah setiap RT tidak dapat

menampung semua sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga. Setiap RT pada

umumnya terdiri dari 60 – 100 KK. Dari ketujuh RT, hanya satu RT yaitu RT 01

RW 09 yang memiliki tong sampah yang berasal dari bantuan Dinas DLHK dan 2

bak sampah dari swadaya masyarakat setempat. Sedangkan RT lainnya hanya

memiliki tong sampah yang berasal dari bantuan DLHK. Tong sampah yang

diberikan oleh Dinas DLHK, jumlah dan ukurannya terbatas dibandingkan jumlah

sampah yang dihasilkan oleh sampah rumah tangga. Fasilitas gerobak sampah,

setiap RT memiliki 1 buah, dengan kondisi roda yang rusak dan gerobak sampah

yang berlubang sehingga sudah tidak layak digunakan. Hampir semua RT

memiliki petugas sampah yang berjumlah 3 – 6 orang, yang bertugas berkeliling

ke rumah-rumah penduduk untuk mengambil sampah. Petugas sampah ini berasal

dari masyarakat setempat yang terdiri dari pemuda-pemuda. Pemuda-pemuda ini

diberdayakan oleh Ketua RT setempat untuk mengambil sampah ke setiap rumah.

Upah untuk petugas sampah berasal dari iuran yang dibayarkan oleh masyarakat.

Setiap kali pengambilan sampah, responden memberikan iuran sebesar Rp

500,00 – Rp 2000,00 kepada petugas sampah. Besarnya iuran tergantung dari

35

kerelaan responden dan volume sampah yang dibuang. Petugas sampah yang

mengambil sampah biasanya berkeliling ke rumah-rumah penduduk setiap pagi

atau sore. Berdasarkan wawancara dengan responden, biasanya responden

meletakkan sampah yang akan dibuang di depan rumah mereka masing-masing.

Sampah tersebut dikumpulkan dalam kantong plastik sebelum diambil oleh

petugas. Responden berpendapat bahwa dengan adanya petugas yang menjemput

sampah ke rumah-rumah, meringankan beban mereka, dan dapat menghilangkan

kebiasaan buruk masyarakat membuang sampah ke sungai. Selain itu, responden

berpendapat dengan iuran sampah harian tidak memberatkan, mengingat sebagian

rumah tangga responden memiliki pendapatan harian.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara, responden lebih memilih untuk

menggunakan jasa petugas sampah yang menjemput sampah ke setiap rumah

daripada menggunakan bak sampah yang disediakan oleh Dinas DLHK. Hal ini

karena jumlah dan ukuran tong sampah yang terbatas, tong sampah yang terlalu

jauh, sehingga membutuhkan waktu untuk menjangkaunya, dan tidak praktis.

5.3.2. Aktivitas Tokoh Masyarakat

Sosialisasi akan pentingnya membuang sampah pada tempat sampah dan

larangan untuk membuang sampah ke sungai dilakukan oleh tokoh masyarakat

bantaran Sungai Ciliwung, seperti ketua RT, ketua RW, dan PKK.

Tabel 6. Pernyataan Responden Tentang Aktivitas Tokoh Masyarakat di Bantaran

Sungai Ciliwung

No Pernyataan Melakukan Tidak melakukan Jumlah

1 Ketua RT memberikanhimbauan

32 8 40

80% 20% 100%

2 Himbauan dilakukan setiap saat

11 22 32

34% 66% 100%

Sumber : Data primer diolah, 2008.

Sebagian besar responden (80%) menyatakan bahwa tokoh masyarakat

(ketua RT) selalu menghimbau dan memberi contoh kepada masyarakat untuk

tidak membuang sampah ke sungai dan memberi himbauan untuk membuang

sampah pada tempatnya (Tabel 6). Di sisi lain, sebagian kecil responden (20%)

menyatakan bahwa tokoh masyarakat tidak memberikan himbauan/sosialisasi

36

kepada masyarakat. Responden (34%) berpendapat bahwa tokoh masyarakat

memberikan himbauan/sosialisasi setiap saat pada setiap acara tertentu seperti

acara pengajian, kerjabakti, pertemuan RT/RW, dan sosialisasi secara langsung.

Sedangkan responden (66%) menyatakan bahwa tokoh masyarakat tidak setiap

saat melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, biasanya tokoh masyarakat

terutama Ketua RT memberikan sosialisasi secara langsung kepada masyarakat.

Ketua RT biasanya memanfaatkan waktu ketika berkumpul untuk kerja bakti,

pertemuan RT, acara pengajian, dan kunjungan ke rumah-rumah. Selain

memberikan himbauan, biasanya beberapa ketua RT memberikan contoh untuk

membuang sampah pada tempatnya dan menegur masyarakat yang masih

membuang sampah ke sungai. Sedangkan untuk agen penyuluh yang berasal dari

pihak luar, menurut responden belum pernah ada yang memberikan sosialisasi,

penyuluhan, maupun pelatihan yang berkaitan dengan sampah.

5.3.3. Sistem Drainase Lingkungan

Sistem drainase lingkungan di masyarakat bantaran Sungai Ciliwung

berupa selokan/parit. Sebagian besar responden (82,5%) menyatakan bahwa di

sekitar rumah mereka terdapat selokan/parit (Tabel 7). Sedangkan responden

(17,5% ) menyatakan bahwa di sekitar rumah mereka tidak terdapat selokan/parit.

Sebagian besar responden (79%) menyatakan bahwa kondisi saluran parit dalam

keadaan baik dan air mengalir lancar, sedangkan responden (21%) menyatakan

bahwa kondisi parit/selokan dalam keadaan baik tapi air tidak mengalir lancar

(Tabel 7), hal ini karena selokan tersumbat sampah. Sampah-sampah tersebut

berasal dari masyarakat yang masih membuang sampah di selokan.

Tabel 7. Pernyataan Responden Tentang Sistem Drainase di Bantaran Sungai

Ciliwung

No Pernyataan Ya Tidak Jumlah

1 Terdapat selokan di sekitar rumah

33 17 40

82,5 % 17,5 % 100%

2 Kondisi selokan baik dan air mengalir lancar

26 7 33

79% 21% 100%

Sumber : Data primer diolah, 2008.

37

Berdasarkan pengamatan kondisi saluran parit dalam keadaan yang cukup

baik dan air mengalir lancar. Walaupun terkadang tersumbat sampah, namun oleh

masyarakat setempat sampah-sampah tersebut langsung dibersihkan. Sampah-

sampah tersebut biasanya berasal dari anak-anak yang masih membuang sisa

makanannya ke selokan. Masyarakat menyediakan beberapa tempat sampah

berupa kantong plastik maupun karung di dekat selokan. Hal itu dilakukan untuk

memberikan kemudahan untuk membuang sampah pada tempatnya dan mencegah

masyarakat untuk membuang sampah ke selokan.

5.4. Sikap Responden

Sikap responden yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi sikap

responden dalam membuang sampah rumah tangga dan sikap responden tentang

dampak membuang ke sungai. Sikap responden bantaran Sungai Ciliwung

terhadap obyek sikap dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Pengukuran Sikap Responden Terhadap Obyek Sikap

Obyek Sikap

Sikap

Jumlah Positif Netral Negatif

1. Sampah dapat menyebabkan pengotoran sungai

39 0 1 40

97,5% 0 2,5% 100%

2. Sampah dapat menyebabkan pencemaran sungai

40 0 0 40

100% 0 0 100%

3. Sampah dapat menimbulkan gangguan kesehatan

38 0 2 40

95% 0 5% 100%

4. Sampah dapat menimbulkan banjir

39 0 1 40

97,5% 0 2,5% 100%

5.Aktivitas dalam membuang sampah rumah

tangga

3 0 37 40

92,5% 0 7,5% 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2008.

5.4.1. Sikap Responden tentang Dampak Sampah yang Dibuang ke Sungai

Ciliwung

Penelitian ini mengkategorikan sikap responden tentang dampak sampah

yang dibuang ke sungai menjadi empat segi yaitu segi sampah dapat

menyebabkan pengotoran sungai, segi sampah dapat menyebabkan pencemaran

sungai, segi sampah dapat menyebabkan banjir, dan segi sampah dapat

menyebabkan gangguan kesehatan.

38

Dari segi sampah dapat menyebabkan pengotoran sungai, sebagian besar

responden (97,5%) memiliki sikap positif bahwa sampah yang dibuang ke sungai

dapat menyebabkan Sungai Ciliwung kotor (Tabel 8). Responden bantaran

sungai menganggap aktivitas membuang sampah rumah tangga dapat membuat

sungai kotor, walaupun tidak menutup kemungkinan kotornya Sungai Ciliwung

juga disebabkan oleh sampah buangan pabrik, pasar, dan sebagainya. Responden

juga berpendapat bahwa sampah yang dibuang ke Sungai Ciliwung juga akan

mengotori Teluk Jakarta, tempat Sungai Ciliwung bermuara.

Semua responden (100%) memiliki sikap positif bahwa selain sampah

dapat menyebabkan Sungai Ciliwung kotor, sampah yang dibuang ke sungai

dapat menyebabkan pencemaran air Ciliwung (Tabel 8). Hal ini karena sampah

yang dibuang ke sungai terdiri dari sampah organik (sisa-sisa makanan dan sisa-

sisa sampah dapur) dan sampah non organik (seperti plastik, botol bekas,

streoform dan lain-lain) yang berpotensi menimbulkan pencemaran Sungai

Ciliwung. Apabila sampah organik yang dibuang ke sungai dalam jumlah besar

dan kontinu maka akan terjadi proses pembusukan, sedangkan sampah non

organik, apabila bercampur dengan air dalam kurun waktu yang lama dapat

menimbulkan zat-zat yang beracun yang dapat membahayakan makhluk hidup.

Sebagian besar responden (95%) memiliki sikap positif bahwa membuang

sampah ke sungai dapat menimbulkan gangguan kesehatan (Tabel 8). Gangguan

kesehatan yang ditimbulkan berupa penyakit kulit (kurap, panu, dan lain-lain),

gangguan pernapasan karena bau yang berasal dari sampah yang membusuk, dan

gangguan pencernaan karena air sungai sudah terkontaminasi oleh bakteri dan

kuman-kuman. Sedangkan responden yang memiliki sikap negatif (5%), hal ini

karena selama mereka memanfaatkan Sungai Ciliwung untuk kegiatan MCK

(mandi, cuci, kakus) tidak terjadi gangguan kesehatan seperti penyakit kulit dan

lain-lain.

Mengenai sampah dapat menimbulkan banjir, sebagian besar responden

(97,5%) memiliki sikap positif. Sampah yang dibuang ke sungai dapat membuat

aliran sungai terhambat karena ada penumpukan sampah dan bila volume sampah

yang dibuang ke sungai semakin besar dan kontinu, maka akan terjadi

pendangkalan sungai yang mengakibatkan banjir. Sedangkan responden yang

39

memiliki sikap negatif (2,5%) berpendapat bahwa banjir yang sering melanda

bukan karena sampah yang dibuang ke sungai, tetapi karena hujan yang sering

melanda Kota Bogor.

Hampir tiap tahun, di bantaran Sungai Ciliwung Kelurahan Babakan Pasar

dilanda banjir. Banjir ini sudah dianggap hal biasa, dan masyarakat bantaran

Sungai Ciliwung sudah siap mengantisipasinya apabila banjir datang melanda

daerahnya. Masyarakat mengantisipasi banjir dengan membuat tanggul dan

apabila sungai mulai meluap, masyarakat segera mengungsi ke daerah yang aman.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap

masyarakat tentang dampak membuang sampah ke sungai sangat positif. Hal ini

menunjukkan bahwa masyarakat bantaran Sungai Ciliwung memiliki kesadaran

akan pentingnya menjaga kelestariaan sungai. Apabila sungai tidak terjaga

kelestariannya, akan menimbulkan dampak negatif, tidak hanya bagi lingkungan

sungai dan masyarakat bantaran sungai, tapi juga bagi lingkungan pesisir, Teluk

Jakarta, tempat Sungai Ciliwung bermuara.

5.4.2. Sikap Responden dalam Aktivitas Membuang Sampah Rumah Tangga

Sikap responden dalam aktivitas membuang sampah rumah tangga, dalam

penelitian ini diketahui dengan menggunakan pendekatan tentang pendapat

responden dalam aktivitas membuang sampah rumah tangga. Berdasarkan Tabel

8, menunjukkan bahwa sebagian kecil responden (7,5%) memiliki sikap negatif

dalam aktivitas membuang sampah rumah tangga. Sikap ini timbul karena lokasi

rumah dekat dengan sungai sehingga lebih mudah dan praktis membuang sampah

ke sungai, tidak tersedianya fasilitas pembuangan sampah rumah tangga berupa

tong sampah maupun petugas yang mengambil ke rumah-rumah di sekitar tempat

tinggal responden. Responden juga berpendapat membuang sampah ke sungai

merupakan tindakan yang wajar dan banyak orang lain yang melakukannya.

Responden berpendapat selama mereka membuang sampah ke sungai tidak

berdampak buruk terhadap kehidupan mereka, mereka juga tidak peduli apabila

tindakannya merugikan orang lain dan menimbulkan pencemaran di Teluk

Jakarta, tempat Sungai Ciliwung bermuara.

40

Sebagian besar responden (92,5%) memiliki sikap positif dalam aktivitas

membuang sampah rumah tangga. Sikap ini timbul karena kondisi lingkungan

yang mendukung untuk tidak membuang sampah ke sungai, seperti tersedianya

fasilitas pembuangan sampah sementara yang dekat dengan rumah seperti tong

sampah atau bak sampah yang diberikan oleh Dinas DLHK, sehingga mereka

dapat membuang sampah di tempat yang telah disediakan, adanya petugas sampah

yang menjemput/mengambil sampah ke rumah setiap hari, memudahkan

responden untuk membuang sampahnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

responden bantaran Sungai Ciliwung memiliki sikap positif dalam aktivitas

membuang sampah rumah tangga.

5.5. Tindakan Responden dalam Aktivitas Pembuangan Sampah Rumah

Tangga

Tindakan responden bantaran Sungai Ciliwung dibagi menjadi beberapa

kategori. Pertama, tindakan responden bantaran Sungai Ciliwung dalam

membuang sampah rumah tangga ke sungai. Sebagian kecil responden (35%)

membuang sampah ke sungai (Tabel 9). Hal ini karena rumah responden dekat

dengan sungai, praktis, mudah, dan tidak adanya fasilitas pembuangan sampah

berupa tong sampah atau petugas yang mengambil sampah ke setiap rumah di

sekitar rumah responden. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Yani yang

bertempat tinggal hanya 7 meter dari Sungai Ciliwung sebagai berikut :

“…..ibu klo buang sampah ke sungai karena praktis dan mudah, selain itu di RT

ibu, tidak ada fasilitas sampah yang tersedia, tidak seperti di RT 01, di sana mah ada

pemuda-pemuda yang ngambilin sampah ke rumah-rumah”.

Berdasarkan Tabel 9, terlihat bahwa sebagian besar responden (65%) tidak

membuang sampah rumah tangga ke sungai. Hal ini karena di sekitar tempat

tinggalnya terdapat fasilitas pembuangan sampah, berupa tong sampah dan adanya

petugas sampah yang mengambil/menjemput sampah ke setiap rumah.

Sebagian besar responden bantaran Sungai Ciliwung di Kelurahan

Babakan Pasar membuang sampah rumah tangga 1 kali/hari sebanyak 31 orang

(77,5%), responden yang membuang sampah rumah tangga 2 hari/kali sebanyak 7

41

orang (17,5%) dan responden yang membuang sampah 3 hari/kali sebanyak 2

orang (5%).

Kedua, tindakan responden bantaran Sungai Ciliwung dalam pengelolaan

sampah rumah tangga yang dihasilkan. Sebagian besar responden (95%) tidak

melakukan pengelolaan sampah rumah tangga (Tabel 9). Hal ini karena

keterbatasan lahan yang dimiliki untuk melakukan pengelolaan sampah. Kondisi

pemukiman padat penduduk dengan struktur rumah yang saling berimpitan satu

sama lain menyebabkan lahan untuk melakukan pengelolaan sampah tidak ada.

Selain itu, responden berpendapat bahwa sampah yang mereka hasilkan sedikit,

sehingga mereka malas untuk mengelola sampah tersebut dan selama ini

pengetahuan responden tentang pengelolaan sampah sangat minim, yang

diketahuinya hanya dengan cara dibakar, itupun tidak dilakukan oleh responden,

karena kondisi rumah-rumah yang saling berdekatan. Di sisi lain, sebagian kecil

responden (5%) melakukan pengelolaan sampah rumah tangga. Hal ini karena

mereka memiliki cukup pengetahuan tentang pengelolaan sampah, yang

pengetahuan tersebut diperoleh dari pelatihan yang pernah mereka ikuti.

Pengelolaan sampah yang dilakukan oleh responden adalah mengumpulkan bekas

aqua kemudian dijual dan mengumpulkan sisa-sisa sampah dapur (organik) dan

dedaunan, kemudian dijadikan kompos.

Sebelum sampah dibuang, responden mengumpulkan sampah di rumah

masing-masing dengan menggunakan kantong plastik. Semua responden (100%)

melakukan pembungkusan sampah rumah tangga. Sebagian besar responden

menggunakan kantong plastik dengan berbagai ukuran untuk membungkus

sampah. Walaupun ada beberapa responden yang menggunakan tong sampah

plastik/kaleng.

Sebagian besar responden (92,5%) tidak melakukan pemisahan sampah

organik dan non organik (Tabel 9). Hal ini karena responden berpendapat bahwa

dengan melakukan pemisahan sampah merepotkan dan menyita waktu. Di sisi

lain, sebagian kecil responden (7,5%) melakukan pemisahan sampah. Hal ini

karena responden pernah mengikuti pelatihan tentang pengelolaan sampah.

Keempat, tindakan responden dalam membayar iuran sampah. Sebagian

besar responden (82,5%) membayar iuran sampah (Tabel 9). Hal ini karena iuran

42

sampah yang diterapkan tidak memberatkan responden. Besarnya iuran sampah

yang diberikan oleh responden berkisar Rp 500,00 – Rp 2000,00/ambil sampah.

Sedangkan sebagian kecil responden (17,5%) tidak membayar iuran sampah. Hal

ini karena di sekitar tempat tinggal responden tidak diterapkan iuran harian, tetapi

iuran bulanan yang besarnya Rp 10.000,00 – Rp 20.0000,00. Iuran tersebut

memberatkan responden, karena penghasilan yang responden peroleh pada

umumnya upah harian.

Kelima, terhadap proses pendidikan dalam lingkungan keluarga, sebagian

besar responden bantaran Sungai Ciliwung di Kelurahan Babakan Pasar

melakukan proses pendidikan antara lain : (1) Menegur anggota keluarga yang

membuang sampah ke Sungai Ciliwung (75%) ; (2) Mengajak anggota keluarga

anggota keluarga agar tidak membuang sampah ke sungai (70%) ;

(3) Memberikan pemahaman tentang dampak yang ditimbulkan dari pembuangan

sampah rumah tangga ke sungai (70%) (Tabel 9). Anggota keluarga yang

melakukan proses pendidikan adalah kepala keluarga maupun ibu rumah tangga.

Proses pendidikan dalam lingkungan sosial, sebagian besar dilakukan oleh

responden, antara lain : (1). Menegur orang lain yang membuang sampah ke

sungai (55%) ; (2). Mengajak orang lain agar tidak membuang sampah ke sungai

(75%) (Tabel 9). Berdasarkan wawancara, responden yang melakukan peneguran

biasanya hanya menegur tetangga yang masih membuang sampah ke sungai pada

musim kemarau, hal ini karena sampah yang dibuang ke sungai akan mengotori

sungai dan menimbulkan bau tidak sedap. Sedangkan pada musim hujan,

responden tidak menegur orang lain yang membuang sampah ke sungai, karena

responden juga membuang sampahnya ke sungai. Responden berpendapat sampah

yang dibuang tidak mengotori sungai dan tidak menimbulkan bau tidak sedap,

karena sampah akan hanyut terbawa oleh banjir

43

Tabel 9. Tindakan Responden dalam Aktivitas Pembuangan Sampah Rumah

Tangga.

No Tindakan

Melakukan tidak melakukan

Jumlah % jumlah %

1. Membuang sampah ke sungai 14 35 26 65

2. Pengelolaan sampah rumah tangga 2 5 38 95

3. Pemisahan sampah rumah tangga 3 7,5 37 92,5

4. Membayar iuran sampah 33 82,5 7 17,5

5 Pembungkusan sampah rumah tangga 40 100 0 0

6

Proses pendidikan keluarga

a. menegur anggota keluarga 30 75 10 25

b. mengajak anggota keluarga 28 70 12 30

c. memberikan pemahaman 28 70 12 30

7

Proses pendidikan sosial

a. menegur orang lain yang buang

sampah ke sungai 22 55 18 45

b. mengajak orang lain tidak buang

sampah ke sungai 30 75 10 25

Sumber : Data primer yang diolah, 2008.

5.6. Hubungan Karakteristik Internal Responden dengan Sikap dalam

Aktivitas Pembuangan Sampah Rumah Tangga.

Analisis hubungan (korelasi) antara karakterisik internal responden dengan

sikap dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana keeratan hubungan yang terjadi antara karakteristik

internal yang dimiliki oleh responden bantaran sungai Ciliwung dengan sikap

dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga serta apakah hubungan

tersebut berhubungan nyata (signifikan) atau tidak nyata (tidak signifikan).

Karakteristik internal responden bantaran sungai Ciliwung merupakan meliputi

umur, lama pendidikan, tingkat pendapatan, lama bermukim, dan jarak dari rumah

ke sungai.

Untuk melihat analisis hubungan antara karakteristik responden bantaran

Sungai Ciliwung dengan sikap dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga

dilakukan dengan menggunakan analisis hubungan korelasi Rank Spearman (rs).

Program yang digunakan untuk menganalisis hubungan ini adalah program SPSS

(Statistical Product and service Solution) for windows versi 15. Program ini

digunakan untuk melakukan penghitungan statistik dengan menggunakan

komputer. Kelebihan program ini adalah kita dapat melakukan secara lebih cepat

44

semua perhitungan statistik dari yang sederhana sampai yang rumit (Sarwono

2008). Analisis korelasi antara sikap dengan karakteristik internal responden

dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Analisis Korelasi Karakteristik Internal Responden dengan Sikap dalam

Aktivitas Pembuangan Sampah Rumah Tangga

No Karakteristik SIKAP

Keterangan Responden Hasil Uji Korelasi Probabilitas

1 Umur -0.197 0.224 Tidak Nyata

2 Lama Pendidikan 0.142 0.383 Tidak Nyata

3 Tingkat Pendapatan 0.148 0.363 Tidak Nyata

4 Lama Bermukim -0.273 0.584 Tidak Nyata

5 Jarak Rumah ke Sungai -0.254 0.113 Nyata

Sumber : Data primer diolah, 2008.

5.6.1. Hubungan antara Umur dengan Sikap

Berdasarkan Tabel 10, antara umur responden bantaran sungai Ciliwung

dengan sikap memiliki hubungan negatif, namun sangat rendah karena nilai

korelasinya sebesar - 0,197. Nilai korelasi tersebut dapat diartikan sebagai

semakin tinggi umur responden maka sikapnya akan semakin negatif .

Berdasarkan hasil uji t (uji signifikansi), umur responden tidak

berhubungan nyata dengan sikapnya. Hal ini terlihat dari nilai probabilitasnya

yang lebih besar dari 0,2 yaitu 0,224 (nilai signifikansi 0, 224>0,2), maka

Ho dapat diterima. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak hanya responden yang

berusia tua yang memiliki sikap yang negatif, tapi responden yang berusia dewasa

maupun muda memiliki sikap yang negatif/buruk dalam aktivitas pembuangan

sampah rumah tangga.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap, selain faktor internal juga faktor

eksternal. Menurut Walgito (2002), faktor-faktor eksternal yang dapat

mempengaruhi perubahan dan pembentukan sikap antara lain pengaruh orang lain,

media massa, dan pengaruh kebudayaan. Berdasarkan pengamatan di lapangan,

faktor- faktor yang mempengaruhi sikap responden adalah kebudayaan/kebiasaan

masyarakat setempat dan pengaruh orang lain. Menurut responden, masyarakat di

bantaran Sungai Ciliwung Kelurahan Babakan Pasar menganggap biasa

membuang sampah ke sungai dan kebiasaan tersebut sudah melekat dalam diri

setiap individu. Responden juga berpendapat bahwa selama ini tidak ada

45

pelatihan maupun penyuluhan mengenai sampah, pemanfaatan, dan cara

pengelolaan sampah yang tepat.

5.6.2. Hubungan antara Lama Pendidikan dengan Sikap

Hasil uji korelasi Rank Spearman (rs) antara lama pendidikan dengan

sikap responden menunjukkan bahwa hubungan bersifat positif namun sangat

rendah karena nilai korelasinya 0,142 (Tabel 10). Nilai korelasi tersebut dapat

diartikan sebagai semakin lama pendidikan seseorang maka sikapnya akan

semakin positif. Hal ini menunjukkan bahwa lama pendidikan seseorang dapat

mengubah pola berpikir, bersikap, dan bertindak terhadap suatu obyek kehidupan.

Semakin lama pendidikan seseorang maka akan semakin banyak

pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal. Setidaknya dalam

pendidikan formal diajarkan mengenai sampah dan cara pengelolaannya, dampak

membuang sampah ke sungai, dan pentingnya melestarikan lingkungan sungai.

Hasil uji t (signifikansi) diperoleh nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,2

yaitu nilai probabilitasnya 0,383 maka Ho dapat diterima. Oleh karena Ho dapat

diterima maka hubungan antara lama pendidikan dengan sikap tidak

berhubungan nyata, sehingga tidak hanya responden yang pendidikannya tinggi

saja yang sikapnya semakin positif akan tetapi responden yang berpendidikan

sedang maupun rendah dapat memiliki sikap yang semakin positif/baik.

Berdasarkan pengamatan, hal ini terjadi karena responden yang memiliki

pendidikan rendah dan sedang memperoleh informasi pengetahuan melalui media

massa, baik dari koran, radio, maupun televisi. Melalui media massa tersebut

responden memperoleh informasi mengenai sampah, dan dampak membuang

sampah sembarangan, khususnya membuang sampah ke sungai. Selain itu adanya

pengaruh orang lain, khususnya tokoh masyarakat setempat (Ketua RT) yang

memberikan informasi dan pengetahuan mengenai sampah dan dampak

membuang sampah ke sungai.

5.6.3. Hubungan antara Tingkat Pendapatan dengan Sikap

Hubungan antara tingkat pendapatan dengan sikap masyarakat bantaran

Sungai Ciliwung menunjukkan hubungan positif yang sangat rendah yaitu 0,148

46

(Tabel 10). Nilai korelasi tersebut dapat diartikan sebagai semakin tinggi tingkat

pendapatan seseorang maka sikapnya akan semakin positif/baik.

Berdasarkan hasil uji t (signifikansi), tingkat pendapatan responden tidak

berhubungan nyata dengan sikapnya. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas yang

lebih besar dari 0,2 yaitu 0,148 maka Ho dapat diterima. Nilai ini

mengindikasikan bahwa tidak hanya responden yang memiliki pendapatan tinggi

yang memiliki sikap positif, tapi responden yang memiliki pendapatan yang

rendah maupun sedang memiliki sikap positif/baik dalam aktivitas pembuangan

sampah rumah tangga.

Berdasarkan pengamatan, responden yang memiliki pendapatan sedang

maupun rendah memiliki sikap positif dalam aktivitas pembuangan sampah

rumah tangga dipengaruhi oleh faktor luar/eksternal yaitu pengaruh orang lain

seperti tokoh masyarakat setempat (ketua RT) yang memberikan

himbauan/sosialisasi untuk membuang sampah pada tempatnya dan tidak

membuang sampah ke sungai. Selain ketua RT, pengaruh dari masyarakat/orang

lain di sekitar tempat tinggal responden yang mendukung responden untuk tidak

membuang sampah ke sungai.

5.6.4. Hubungan antara Lama Bermukim dengan Sikap

Hasil uji korelasi Rank Spearman (rs) antara lama bermukim dengan sikap

responden diperoleh nilai sebesar -0,273 (Tabel 10). Korelasi yang terjadi antara

lama bermukim dengan sikap memiliki hubungan negatif yang rendah. Hal ini

menunjukkan semakin lama bermukim seseorang di suatu daerah maka akan

semakin negatif sikapnya.

Uji signifikansi (uji t) memperlihatkan bahwa lama bermukim responden

tidak berhubungan nyata dengan sikap karena nilai probabilitasnya lebih besar

dari 0,2 maka terima Ho. Nilai ini mengindikasikan bahwa tidak hanya

responden yang lama bermukim yang memiliki sikap yang buruk/negatif tapi

responden yang baru maupun yang cukup lama bermukim memiliki sikap yang

buruk dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga. Berdasarkan

pengamatan, hal ini terjadi karena responden yang baru maupun cukup lama

bermukim membawa kebiasaan buruk dari daerah asalnya. Selain itu, responden

47

melihat kebiasaan/budaya membuang sampah yang dilakukan oleh masyarakat

yang sudah lama tinggal, sehingga responden mengikuti kebiasaan di tempat

tinggal baru mereka.

5.6.5. Hubungan antara Jarak Rumah ke Sungai dengan Sikap

Hubungan antara jarak rumah ke sungai dengan sikap responden

berdasarkan Tabel 10 menunjukkan hubungan negatif yang rendah karena nilai

korelasinya sebesar -0,254. Nilai korelasi tersebut dapat diartikan sebagai

semakin jauh jarak antara rumah dengan sungai maka akan semakin negatif

sikapnya.

Uji signifikansi (uji t) menunjukkan bahwa jarak rumah ke sungai

berhubungan nyata dengan sikap karena nilai probabilitas yang lebih kecil dari

0,2 yaitu 0,113 (nilai probabilitasnya 0,113<0,2), maka Ho ditolak. Nilai ini

mengindikasikan bahwa responden yang memiliki jarak rumah yang jauh dari

sungai maka sikapnya akan semakin negatif/buruk. Berdasarkan pengamatan, hal

ini terjadi karena adanya tong sampah yang diletakkan dekat dengan sungai,

sehingga responden yang rumahnya dekat dengan sungai cenderung membuang

sampahnya ke tempat sampah tersebut, sedangkan responden yang rumahnya jauh

dari sungai, cenderung membuang sampahnya ke sungai, karena tidak adanya

tempat sampah di sekitar rumah, dan terbatasnya tempat sampah yang dekat

dengan sungai.

5.7. Hubungan Karakteristik Internal Responden dengan Tindakan dalam

Aktivitas Pembuangan Sampah Rumah Tangga.

Hubungan antara karakteristik internal responden bantaran Sungai

Ciliwung dengan tindakan dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keeratan hubungan yang terjadi antara

karakteristik internal yang dimiliki oleh responden dengan tindakan dalam

aktivitas pembuangan sampah rumah tangga. Karakteristik internal responden

yang digunakan sebagai indikator tindakan dalam aktivitas pembuangan sampah

rumah tangga adalah umur, lama pendidikan , tingkat pendapatan, tingkat

48

pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, lama bermukim, volume sampah yang

dihasilkan dan jarak dari rumah ke sungai.

Variabel karakteristik responden dan tindakan yang dianalisis tidak

berbeda dengan apa yang dilakukan antara karakteristik responden bantaran

Sungai Ciliwung dengan sikap dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga

yaitu analisis hubungan (korelasi). Analisis data dilakukan dengan menggunakan

instrumen statistika non parametrik (hubungan) yaitu Rank Spearman (rs) untuk

analisis hubungan antara tindakan dengan umur, tingkat pendapatan, lama

pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, lama bermukim, volume sampah yang

dihasilkan dan jarak rumah ke sungai. Hasil korelasi antara tindakan dengan

karakteristik internal responden dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Analisis Korelasi Karakteristik Internal Responden dengan Tindakan

dalam Aktivitas Pembuangan Sampah Rumah Tangga

No Karakteristik TINDAKAN Keterangan

Responden Hasil Uji Korelasi Probabilitas

1 Umur -0.077 0.639 Tidak Nyata

2 Lama Pendidikan 0.041 0.804 Tidak Nyata

3 Tingkat Pendapatan 0.217 0.179*** Nyata

4 Jumlah Tanggungan Keluarga -0.324 0.041* Nyata

5 Lama Bermukim -0.012 0.942 Tidak Nyata

6 Jarak Rumah ke Sungai -0.171 0.291 Tidak Nyata

7 Volume Sampah -0.009 0.954 Tidak Nyata * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)

*** Correlation is significant at the 0.2 level (2-tailed)

Sumber : Data primer diolah, 2008

5.7.1. Hubungan antara Umur dengan Tindakan

Berdasarkan Tabel 11, nilai uji korelasi Rank Spearman (rs) antara umur

responden bantaran dengan tindakan sebesar -0,077. Korelasi yang terjadi antara

umur dengan tindakan memiliki hubungan negatif yang sangat rendah. Hal ini

menunjukkan semakin tinggi umur seseorang maka akan semakin negatif

tindakannya.

Hasil uji signifikansi (uji t) hubungan antara umur dengan tindakan

diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,639 yang berarti umur tidak berhubungan

nyata dengan tindakan. Hal ini terlihat dari nilai probabilitasnya yang lebih besar

dari 0,2 maka Ho dapat diterima. Oleh karena umur tidak berhubungan nyata

dengan tindakan maka tidak hanya responden yang berumur tua yang memiliki

49

tindakan buruk tapi responden yang berumur muda maupun dewasa juga memiliki

tindakan buruk dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga. Berdasarkan

pengamatan, hal ini terjadi karena adanya kebiasaan buruk yang melekat pada

masyarakat bantaran Sungai Ciliwung dalam aktivitas pembuangan sampah dan

adanya pengaruh orang lain atau lingkungan sekitar tempat tinggal responden.

Responden yang berusia muda maupun sedang memiliki tindakan buruk karena

kebiasaan dan mereka mengikuti tindakan orang yang lebih tua, baik itu orang tua

maupun orang yang lebih tua yang ada di sekitar mereka.

5.7.2. Hubungan antara Lama Pendidikan dengan Tindakan

Hubungan antara lama pendidikan dengan tindakan responden

menunjukkan hubungan positif namun sangat rendah karena nilai korelasinya

sebesar 0,041 (Tabel 11). Nilai korelasi tersebut dapat diartikan semakin lama

pendidikan seseorang maka tindakannya semakin baik/positif. Semakin lama

pendidikan seseorang maka semakin banyak ilmu pengetahuan yang

diperolehnya, sehingga dapat mengubah pola berpikir dan bertindak terhadap

sesuatu lebih baik/positif.

Hasil uji signifikansi (uji t) diperoleh nilai probabilitas 0,804 maka Ho

dapat diterima. Oleh karena Ho dapat diterima maka hubungan antara lama

pendidikan dengan tindakan tidak berhubungan nyata, sehingga tidak hanya

responden yang pendidikannya lama saja yang tindakannya semakin baik/positif,

tapi responden yang pendidikannya rendah juga memiliki tindakan yang semakin

positif/baik. Berdasarkan pengamatan hal ini karena adanya faktor luar yang

mempengaruhi tindakan responden. Faktor luar tersebut adalah adanya pengaruh

media massa, pengaruh orang lain dan pendidikan non formal. Responden

mendapat pengetahuan mengenai sampah, dampak, dan pengelolaanya melalui

media massa, baik itu dari koran, radio, maupun televisi. Selain itu, adanya

pengaruh orang lain yaitu himbauan dari tokoh masyarakat. Tokoh masyarakat

terutama Ketua RT memberikan sosialisasi tentang sampah, dampak sampah, dan

pengelolaan sampah yang baik. Ketua RT memberikan himbauan secara langsung

dan memberikan contoh yang baik mengenai aktivitas pembuangan sampah rumah

tangga. Responden yang tidak memperoleh pengetahuan sampah melalui

50

pendidikan formal, mendapatkan pengetahuan melalui pendidikan informal,

berupa pelatihan.

5.7.3. Hubungan antara Tingkat Pendapatan dengan Tindakan

Hasil uji korelasi Rank Spearman (rs) antara tingkat pendapatan dengan

tindakan responden diperoleh nilai 0,217 (Tabel 11). Korelasi yang terjadi antara

tingkat pendapatan dengan tindakan memiliki hubungan positif yang sangat

rendah. Hal ini menujukkan bahwa semakin tinggi pendapatan seseorang maka

semakin positif tindakannya.

Hasil uji t (signifikansi) antara tingkat pendapatan dengan tindakan

diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,179 pada taraf nyata 0,2 yang berarti

tingkat pendapatan berhubungan nyata dengan tindakan, maka Ho dapat ditolak.

Hal ini menunjukkan semakin tinggi pendapatan responden maka semakin positif

tindakannya, sebaliknya semakin rendah pendapatannya maka akan semakin

negatif tindakannya. Berdasarkan pengamatan, hal ini karena responden yang

memiliki pendapatan tinggi mengalokasikan waktu dan pendapatannya untuk

pengelolaan sampah. Sedangkan responden yang memiliki tingkat pendapatan

yang rendah mengalokasikan waktu dan pendapatannya untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari.

5.7.4. Hubungan antara Jumlah Tanggungan Keluarga dengan Tindakan

Hubungan antara jumlah tanggungan keluarga dengan tindakan

responden dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga berdasarkan

analisis korelasi diperoleh nilai korelasi -0,324 (Tabel 11). Nilai korelasi tersebut

menunjukkan bahwa antara jumlah tanggungan keluarga dengan tindakan

memiliki hubungan negatif namun rendah. Artinya semakin banyak jumlah

tanggungan keluarga maka akan semakin buruk tindakannya. Jumlah tanggungan

keluarga akan menentukan jumlah volume sampah rumah tangga yang dihasilkan.

Hasil uji signifikansi (uji t) diperoleh nilai probabilitas 0,041<0,05 (selang

kepercayaan 95%) maka Ho dapat ditolak. Oleh karena Ho ditolak maka

hubungan antara jumlah tanggungan keluarga dengan tindakan berhubungan

nyata, artinya semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka akan semakin

51

negatif tindakannya, sebaliknya semakin sedikit jumlah tanggungan kelurga maka

tindakannya semakin positif. Hal ini karena responden yang memiliki jumlah

tanggungan keluarga sedikit menghasilkan volume sampah yang lebih sedikit

dibandingkan dengan responden yang memiliki jumlah tanggungan keluarga

banyak.

5.7.5. Hubungan antara Lama Bermukim dengan Tindakan

Hubungan antara lama bermukim dengan tindakan responden

menunjukkan hubungan negatif namun sangat rendah karena nilai korelasinya

sebesar -0,012 (Tabel 11). Nilai korelasi tersebut dapat diartikan semakin lama

bermukim seseorang di suatu daerah maka tindakannya semakin negatif.

Hasil uji signifikansi (uji t) hubungan antara lama bermukim dengan

tindakan diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,942 yang berarti lama bermukim

tidak berhubungan nyata dengan tindakan. Hal ini terlihat dari nilai

probabilitasnya yang lebih besar dari 0,05 maka Ho dapat diterima. Oleh karena

lama bermukim tidak berhubungan nyata dengan tindakan maka berapa lama pun

responden bermukim di suatu daerah maka akan memiliki tindakan yang buruk

dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga. Hal ini karena responden

yang lama bermukim maupun yang baru bermukim memiliki kebiasaan buruk

dalam aktivitas membuang sampah. Berdasarkan pengamatan, responden yang

baru bermukim memiliki tindakan buruk karena membawa kebiasaan buruk dari

daerah asalnya dan pengaruh dari lingkungan tempat tinggal baru.

5.7.5. Hubungan antara Volume Sampah yang Dihasilkan dengan Tindakan

Hasil uji korelasi Rank Spearman (rs) antara volume sampah yang

dihasilkan dengan tindakan responden diperoleh nilai sebesar -0,009 (Tabel 11).

Korelasi yang terjadi antara volume sampah yang dihasilkan dengan tindakan

memiliki hubungan negatif namun sangat rendah. Hal ini menunjukkan semakin

banyak volume sampah yang dihasilkan maka akan semakin negatif tindakannya.

Uji signifikansi (uji t) memperlihatkan bahwa volume sampah yang

dihasilkan responden tidak berhubungan nyata dengan tindakannya karena nilai

probabilitasnya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,954 (nilai probabilitasnya 0,954 >

52

0,05) maka terima Ho. Nilai ini mengindikasikan bahwa tidak hanya responden

yang menghasilkan volume sampah banyak yang memiliki tindakan buruk tapi

responden yang menghasilkan volume sampah sedang maupun sedikit akan

memiliki tindakan yang buruk/negatif. Berdasarkan pengamatan hal ini karena

kebiasaan masyarakat bantaran Sungai Ciliwung membuang sampah ke sungai

dan pengaruh orang lain yang tinggal di sekitar rumah responden.

5.7.6. Hubungan antara Jarak Rumah ke Sungai dengan Tindakan

Berdasarkan Tabel 11, nilai uji korelasi Rank Spearman (rs) antara jarak

rumah ke sungai responden dengan tindakan dalam aktivitas pembuangan sampah

rumah tangga sebesar - 0,171. Korelasi yang terjadi antara jarak rumah ke sungai

dengan tindakan memiliki hubungan negatif yang sangat rendah. Hal ini

menunjukkan semakin jauh jarak rumah ke sungai maka akan semakin

negatif/buruk tindakannya.

Semakin jauh jarak rumah ke sungai, maka akan semakin buruk

tindakannya. Hal ini terjadi karena keterbatasan fasilitas pembuangan sampah

yang tersedia. Fasilitas pembuangan sampah berupa tong sampah hanya tersedia

di dekat sungai, dan itu pun jumlah dan ukurannya terbatas. Tong sampah yang

terletak dekat sungai biasanya penuh dengan sampah yang dibuang oleh

masyarakat yang tinggal dekat dengan sungai sehingga responden yang memiliki

jarak rumah yang jauh dari rumah tidak dapat membuang sampah di tong sampah

sehingga memilih untuk membuang sampah ke sungai, selain itu kurangnya

kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian sungai dan responden yang

rumahnya jauh dari sungai tidak merasakan dampak negatif langsung apabila

membuang sampah ke sungai.

Responden yang tinggal dekat dengan sungai cenderung memiliki tindakan

yang positif/baik dalam membuang sampah ke sungai. Hal ini karena tersedianya

tempat sampah yang berasal dari DLHK sebagai tempat pembuangan sampah

sementara di lokasi pemukiman yang dekat dengan sungai dan adanya kesadaran

untuk menjaga kelestarian sungai. Responden menyadari dampak negatif yang

ditimbulkan apabila membuang sampah ke sungai.

53

Hasil uji signifikansi (uji t) hubungan antara jarak rumah ke sungai dengan

tindakan diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,291 yang berarti jarak rumah ke

sungai tidak berhubungan nyata dengan tindakan. Hal ini terlihat dari nilai

probabilitasnya yang lebih besar dari 0,05 (nilai probabilitas 0,291>0,05) maka

hipotesis nol dapat diterima. Oleh karena jarak rumah ke sungai tidak

berhubungan nyata dengan tindakan maka tidak hanya responden yang memiliki

jarak rumah yang jauh dari sungai yang memiliki tindakan buruk, tetapi responden

yang memiliki jarak yang dekat maupun sedang memiliki tindakan buruk/negatif.

Berdasarkan pengamatan hal ini karena ada faktor lain yang mempengaruhi

tindakan responden yaitu kebiasaan masyarakat setempat dan pengaruh orang

lain/orang lain di sekitar tempat tinggal responden. Responden berpendapat

selama ini mereka melakukan tindakan buruk dalam aktivitas pembuangan

sampah rumah tangga karena melihat lingkungan di sekitar tempat tinggalnya.

5.8. Hubungan antara Sikap dengan Tindakan Responden dalam Aktivitas

Pembuangan Sampah Rumah Tangga

Analisis korelasi antara sikap dengan tindakan responden bantaran Sungai

Ciliwung dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga bertujuan untuk

melihat sejauh mana hubungan yang terjadi antara sikap dengan tindakan

tersebut, apakah positif atau negatif serta melihat apakah kedua variabel tersebut

berhubungan nyata (signifikan) atau tidak nyata (tidak signifikan).

Hasil uji korelasi Rank Spearman (rs) antara sikap dengan tindakan

responden bantaran Sungai Ciliwung di Kelurahan Babakan Pasar diperoleh nilai

sebesar 0,354. Korelasi yang terjadi antara sikap dengan tindakan memiliki

hubungan positif namun rendah. Hal ini menunjukkan semakin positif sikap

responden dalam aktivitas pembuangan sampah rumah tangga maka akan semakin

positif juga tindakannya. Sebaliknya, semakin negatif sikapnya maka tindakan

responden semakin buruk/negatif

Sikap dengan tindakan positif responden bantaran Sungai Ciliwung dalam

aktivitas pembuangan sampah rumah tangga disebabkan oleh berbagai faktor,

yaitu (1) tersedianya tempat sampah yang berasal dari DLHK sebagai tempat

pembuangan sampah sementara di lokasi pemukiman yang dekat dengan sungai;

54

(2) kesadaran responden akan pentingnya menjaga lingkungan sungai; (3) adanya

himbauan dari tokoh masyarakat setempat untuk tidak membuang sampah ke

sungai; (5) terdapat petugas sampah yang mengambil sampah ke rumah-rumah

penduduk setiap pagi atau sore, sehingga memudahkan responden untuk

membuang sampahnya dengan tepat, praktis, dan murah.

Berdasarkan hasil uji t (signifikansi) diperoleh nilai probabilitasnya lebih

kecil dari 0,05 yaitu 0,025 (nilai probabilitas 0,025>0,05) maka Ho ditolak. Hal

ini menunjukkan bahwa sikap berhubungan nyata/signifikansi dengan tindakan.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan pada uraian pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sebagian besar responden bantaran Sungai Ciliwung di Kelurahan

Babakan Pasar memiliki sikap positif dalam aktivitas dan dampak

membuang sampah ke sungai. Sikap positif tentang dampak membuang

sampah ke sungai, meliputi sikap tentang sampah dapat menyebabkan

pengotoran sungai, sampah dapat menyebabkan pencemaran sungai,

sampah dapat mengganggu kesehatan, dan sikap tentang sampah dapat

menyebabkan banjir.

2. Sebagian besar responden bantaran Sungai Ciliwung tidak membuang

sampah rumah tangga ke sungai, hal ini karena adanya ketersediaan

fasilitas sampah berupa tong sampah dan petugas sampah di sekitar

tempat tinggalnya serta kesadaran akan pentingnya melestarikan

lingkungan sungai, walaupun masih terdapat responden yang tetap

membuang sampah ke sungai, hal ini terjadi karena tidak adanya

ketersediaan fasilitas sampah di sekitar rumahnya dan tidak ada kesadaran

akan pentingnya menjaga kelestarian sungai.

3. Terdapat hubungan antara karakteristik internal responden dengan sikap

yaitu jarak rumah ke sungai yang bersifat negatif dan signifikan pada

taraf nyata 0,2 (80%). Karakteristik internal responden yang tidak

signifikan dengan sikap yaitu umur, lama pendidikan, tingkat pendapatan,

dan lama bermukim. Sedangkan hubungan antara karakteristik internal

dengan tindakan yang signifikan yaitu tingkat pendapatan bersifat postif

dan signifikan pada taraf nyata 0,05 (95%) dan jumlah tanggungan

keluarga bersifat negatif dan signifikan pada taraf nyata 0,2 (80%).

Karakteristik internal responden yang tidak signifikan dengan tindakan

yaitu umur, lama pendidikan, lama bermukim, jarak rumah ke sungai, dan

volume sampah yang dihasilkan.

55

4. Terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan yang bersifat positif dan

signifikan pada taraf nyata 0,05 (95%). Hal ini menunjukkan semakin

positif sikapnya maka tindakannya akan semakin positif/baik.

6.2. Saran

Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini antara lain :

1. Penambahan fasilitas sampah berupa tong sampah, gerobak sampah, dan

petugas operasional kebersihan di masing-masing RT ;

2. Pengoptimalan peran tokoh masyarakat, terutama RT dalam sosialisasi

pentingnya menjaga kelestarian sungai dan pemberian sanksi bagi

masyarakat yang membuang sampah ke sungai ;

3. Perlu adanya aturan mengenai sanksi yang diberikan kepada masyarakat

yang membuang sampah ke sungai yang disepakati oleh semua elemen

masyarakat bantaran Sungai Ciliwung di Kelurahan Babakan Pasar ;

4. Memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat tentang

pemanfaatan sampah yang bernilai ekonomis dan ramah lingkungan,

misalnya pembuatan lubang biopori dan pembuatan kerajinan dari kertas-

kertas bekas ;

5. Memberikan pendidikan sejak dini mengenai sampah dan pengelolaannya

kepada anak-anak.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1991. Psikologi Sosial. Cetakan pertama. Jakarta : PT Rineka

Cipta.

Azwar, Saifuddin. 2003. Sikap Manusia. Teori dan Pengukurannya. Pustaka

Pelajar. Jakarta.

Fauzi A. 2001. Prinsip-Prinsip Penelitian Sosial Ekonomi: Panduan Singkat.

Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan. IPB. [Tidak

dipublikasikan].

Hadiwiyoto S. 1983. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Jakarta : Yayasan

Idayu.

Khordi, M. Ghufran dan Andi Baso Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas Air

dalam Budidaya Perairan. Cetakan pertama. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Mueller DJ. 1986. Mengujur Sikap Sosial. Terjemahan. Jakarta : Bumi Aksara

Nasution. 2003. Metode Research : Penelitian Ilmiah. Cetakan keenam. Jakarta:

Bumi Aksara.

Nazir M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Priambodo, Agung. 2005. Perilaku Masyarakat Bantaran Sungai Ciliwung

Terhadap aktivitas Pembuangan Sampah Rumah Tangga di Kelurahan

Kampung Melayu Jakarta Timur. [Skripsi]. Departemen Manajemen

Bisnis Perikanan dan Ilmu Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Psikologi Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya.

Bandung.

Sarwono, SW. 2002. Psikologi Sosial Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial.

Balai Pustaka. Jakarta.

Sastrawijaya, T.A. 1991. Pencemaran Lingkungan. Cetakan Pertama. Jakarta :

Rineka Cipta.

Sears, D.O., Peplau LA, dan Freedman JL. Psikologi Sosial. Soekrisno S,

Adryanto M. penerjemah. Edisi kelima. Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Terjemahan dari Social Psicology.

Siegel S. 1985. Statistik non Parametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Zanzawi Suyuti,

Landung Simatupang, Penerjemah. Jakarta : PT. Gramedia. Terjemahan

dari : Non Parametric Statistic For The Behaviour Sciences.

57

Singarimbun, Masri dan Sofian effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta :

LP3ES.

Sugiyono, E Wibowo. 2000. Statistik untuk Penelitian dan Aplikasinya dengan

SPSS 10.0 for windows. Bandung : Alfabeta.

Suriawiria U. 1996. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. Cetakan

Pertama. Bandung : Alumni.

W. A. Gerungan. 1991. Psikologi Sosial. Edisi kedua. Bandung : Eresco.

Walgito, Bimo. 2002. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Edisi Revisi.

Yogyakarta : Andi Yogyakarta.

http://tatawidjojo.blogs.friendster.com/my_blog/2007/03/psychosocial_in_1.html

(diakses : Juni 2008)

2008

LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Karakteristik Internal Responden

No Nama

Karakteristik Responden (Faktor Internal) Sikap (skor)

/Y1

Tindakan

(skor)/Y2 Umur (X1) Pnddkn(X2) Pekerjaan Pndptn (X4) JTK(X4) LM(X5) JRS(X6) VS(m3)(X7)

1 Rohmah 41 12 Pedagang 2900000 5 41 10 0,014 186 17

2 Sarah 41 12 PNS 7000000 4 20 10 0,014 204 17

3 Halimah 45 3 Pedagang 750000 6 10 3 0,03 195 17

4 Puspa 38 12 IRT 600000 3 4 1 0,03 182 20

5 Elah 43 4 IRT 750000 6 13 5 0,03 193 13

6 Jubaedah 66 6 IRT 500000 3 34 50 0,014 183 17

7 Kokom 34 6 IRT 300000 5 13 45 0,014 172 14

8 Eneng 49 6 Pedagang 750000 3 2 20 0,014 182 16

9 Dasmiah 35 9 IRT 1348000 4 16 15 0,028 192 18

10 Atikah 50 3 IRT 600000 10 20 7 0,014 182 14

11 Sinta 30 12 IRT 1000000 5 6 40 0,03 166 12

12 Yumiati 25 3 IRT 900000 5 2 40 0,007128 190 16

13 Yayah 42 6 Pedagang 900000 6 26 1 0,03 180 14

14 Yani 42 12 Pedagang 1900000 4 8 4 0,03 191 12

15 Kiki 42 12 IRT 1600000 6 20 35 0,014 196 13

16 Siti Asiyah 45 12 Pedagang 750000 6 33 1 0,014 181 11

17 Yati 41 6 IRT 4500000 3 30 1 0,014 190 17

18 Ulami 51 9 Pedagang 2100000 4 2 40 0,03 179 17

19 Farida 62 9 IRT 600000 6 62 35 0,03 192 16

20 Titin 57 12 IRT 1600000 9 32 50 0,014 174 14

21 Oke 38 9 IRT 1500000 5 38 35 0,007128 172 17

22 Enting 42 3 IRT 1600000 3 10 30 0,014 178 13

23 Tina 25 9 Pedagang 1800000 3 10 8 0,03 200 17

24 Haryati 45 9 Pedagang 2700000 5 28 8 0,03 181 16

25 Linda 51 12 IRT 750000 5 15 20 0,014 189 18

Lanjutan Lampiran 1.

No Nama

Karakteristik Responden (Faktor Internal) Sikap (skor)

/Y1

Tindakan

(skor)/Y2 Umur (X1) Pnddkn(X2) Pekerjaan Pndptn (X4) JTK(X4) LB(X5) JRS(X6) VS(m3)(X7)

26 Sumiyati 42 6 Pedagang 2100000 5 25 1 0,03 173 17

27 Rohanah 63 3 IRT 300000 5 42 1 0,014 211 17

28 Nati 54 3 Pedagang 1000000 6 54 1 0,03 185 17

29 Nunung 56 12 Pedagang 5250000 6 56 4 0,014 183 18

30 Erna 28 12 IRT 900000 3 28 10 0,014 203 16

31 Yusniawati 30 6 IRT 600000 5 11 7 0,007128 201 18

32 Prisa Hesvianti 21 9 IRT 800000 3 21 6 0,014 189 18

33 Syamsiah 33 9 buruh 660000 3 10 32 0,014 193 18

34 Suhana 43 6 buruh 600000 4 43 30 0,014 185 19

35 Aryati 43 5 IRT 1500000 6 43 35 0,014 186 16

36 Atikah 53 6 Pedagang 650000 5 53 20 0,014 173 16

37 Acih sukarsih 61 6 IRT 450000 3 61 20 0,007128 174 15

38 Asnah 38 11 IRT 1500000 4 38 3 0,007128 178 16

39 dede samsiah 45 6 Pedagang 900000 4 45 10 0,007128 159 14

40 Iit Fatimah 39 6 Pedagang 1800000 3 22 5 0,007128 167 15

Rata-rata 44 8 1467700 5 26 18 0,018 184,3642857 16,56857143

Keterangan : IRT = Ibu Rumah Tangga

Pnddkn = Pendidikan

Pndptn = Pendapatan

JTK = Jumlah Tanggungan Keluarga

LB = Lama Bermukim

JRS = Jarak Rumah ke Sungai

VS = Volume Sampah

Lampiran 2. Atribut Sikap Responden Terhadap aktivitas Pembuangan Sampah Rumah Tangga

No

Responden

Penyataan sikap

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25

1 4 2 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 1 4 2 4 4 5 4 5 4

2 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 3 3 5 1 5 4 5 5

3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 2 4 2 4 4 5 5

4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 2 2 2 4 2 4 4 5 4

5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 2 2 4 4 2 5 5 5 5

6 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 1 2 2 5 5 5 4 2 5

7 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4

8 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 2 4 2 4 2 4 4 5 4

9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 5 2 4 4 4 5

10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 5 2 4 4 4 5

11 5 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 4 1 5 2 4 4 2 4

12 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 1 4 4 4 5 5

13 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 2 4 2 4 2 4 4 4 4

14 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 1 5 4 5 4 4

15 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 1 4 1 5 1 4 4 4 4

16 4 5 4 4 4 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

17 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 1 3 4 5 2 4 4 5 4

18 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4

19 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 1 4 1 5 4 5 5 4 5

20 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4

21 5 2 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 3 4 4 4 4

22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4

23 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 4 2 4 4 4 4

24 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 2 4 2 4 4 4 4 4 4

25 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 1 5 2 5 2 5 4 4 4

Lanjutan Lampiran 2.

No

Responden

Pernyataan Sikap Jumlah

Skor X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38 X39 X40 X41 X42 X43 X44 X45 X46

1 4 3 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 186

2 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 5 5 4 4 204

3 5 3 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 2 5 5 4 4 195

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 182

5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 2 2 4 4 4 4 193

6 5 2 5 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 2 4 4 4 4 183

7 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 172

8 2 4 5 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 182

9 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 5 5 5 5 192

10 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 5 4 4 4 182

11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 166

12 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 2 2 4 4 4 4 190

13 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 1 1 5 4 4 4 180

14 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 2 2 5 4 5 4 191

15 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 2 5 4 5 4 196

16 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 2 2 5 4 4 4 181

17 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 2 2 5 4 4 4 190

18 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 5 4 4 4 179

19 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 2 2 5 4 4 4 192

20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 174

21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 5 4 4 4 172

22 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 178

23 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 2 2 5 5 4 4 200

24 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 181

25 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 1 1 5 4 4 4 189

Lanjutan lampiran 2

No

Responden

Penyataan sikap

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25

26 5 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 2 4 3 4 4 4 4

27 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 2 5 5 5 5

28 5 2 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 2 4 5 5 5

29 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4

30 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 2 2 5 1 5 5 5 5

31 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 2 4 4 5 5

32 5 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 1 4 2 5 1 3 3 4 5

33 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 2 4 4 4 2 4 4 5 5

34 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 5 4

35 4 2 2 5 4 4 5 3 5 4 4 5 4 5 4 5 2 4 4 4 2 4 4 5 5

36 5 4 3 4 5 2 5 4 3 4 4 2 4 4 2 4 2 3 3 4 4 3 3 3 4

37 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 2 4 2 4 2 4 4 4 4

38 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 2 4 2 3 4 4 4

39 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 4 2 2 4 2 4 2 4 2 4 2 3 4 2 4

40 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 2 4 2 4 3 3 2 4 4

Jumlah Skor 173 155 156 172 172 147 175 172 168 176 166 171 176 174 170 183 76 149 115 168 103 163 162 168 175

Rata-rata 4,33 7,79 7,79 8,55 8,55 7,27 8,7 8,55 8,3 8,8 8,3 8,52 8,78 8,7 8,47 9,12 3,84 7,45 5,8 8,4 5,17 8,1 8,1 8,3 8,73

Lanjutan lampiran 2

No

Responden

Sikap Jumlah Skor X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38 X39 X40 X41 X42 X43 X44 X45 X46

26 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 173

27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 5 4 5 5 211

28 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 3 3 4 4 4 4 185

29 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 183

30 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 2 2 5 5 5 4 203

31 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 2 2 5 5 4 4 201

32 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 2 4 5 5 2 189

33 4 4 5 5 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 2 2 5 5 4 4 193

34 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 2 2 4 4 4 4 185

35 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 2 2 4 4 4 4 186

36 4 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 2 4 3 4 4 4 5 4 4 173

37 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 174

38 5 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 178

39 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 159

40 5 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 5 2 2 167

Jumlah Skor 174 161 178 167 171 172 165 164 165 170 168 175 165 178 166 99 95 179 174 163 156 7390

Rata-rata 4,35 4,03 4,45 4,18 4,28 4,3 4,13 4,1 4,13 4,3 4,2 4,38 4,13 4,5 4,15 2,48 2,38 4,48 4,4 4,1 3,9 185

Lampiran 8. Peta Daerah Penelitian

66

Lampiran 4. Hasil Analisis Hubungan (Correlation) Rank Spearman antara

Sikap dengan Karakteristik Internal

Responden dalam Aktivitas Pembuangan Sampah Rumah

Tangga dengan Menggunakan SPSS for

Windows versi 15.0 Tahun 2008.

NonParametric Correlations

Correlations

1.000 -.197 .142 .148 .089 -.273 -.254

. .224 .383 .363 .584 .088 .113

40 40 40 40 40 40 40

-.197 1.000 -.116 .141 .372* .651** .085

.224 . .477 .386 .018 .000 .600

40 40 40 40 40 40 40

.142 -.116 1.000 .269 .006 -.103 -.035

.383 .477 . .094 .972 .527 .831

40 40 40 40 40 40 40

.148 .141 .269 1.000 -.059 .197 -.313*

.363 .386 .094 . .716 .223 .050

40 40 40 40 40 40 40

.089 .372* .006 -.059 1.000 .191 .012

.584 .018 .972 .716 . .237 .940

40 40 40 40 40 40 40

-.273 .651** -.103 .197 .191 1.000 -.024

.088 .000 .527 .223 .237 . .884

40 40 40 40 40 40 40

-.254 .085 -.035 -.313* .012 -.024 1.000

.113 .600 .831 .050 .940 .884 .

40 40 40 40 40 40 40

Correlation Coef f icient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coef f icient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coef f icient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coef f icient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coef f icient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coef f icient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coef f icient

Sig. (2-tailed)

N

SIKAP

umur

pendidikan

pendapatan

JTK

LM

JRS

Spearman's rho

SIKAP umur pendidikan pendapatan JTK LM JRS

Correlation is signif icant at the 0.05 level (2-tailed).*.

Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Keterangan : JTK = Jumlah Tanggungan Keluarga

LM = Lama Mukim

JRS = Jarak Rumah ke Sungai

67

Lampiran 5. Hasil Analisis Hubungan (Correlation) Rank Spearman antara

Tindakan dengan Karakteristik

Internal Responden dalam Aktivitas Pembuangan Sampah

Rumah Tangga dengan Menggunakan

SPSS for Windows versi 15.0 Tahun 2008.

NonParametric Correlations

Correlations

1.000 -.077 .041 .217 -.324* -.012 -.171 -.009

. .639 .804 .179 .041 .942 .291 .954

40 40 40 40 40 40 40 40

-.077 1.000 -.116 .141 .372* .651** .085 -.055

.639 . .477 .386 .018 .000 .600 .738

40 40 40 40 40 40 40 40

.041 -.116 1.000 .269 .006 -.103 -.035 .061

.804 .477 . .094 .972 .527 .831 .711

40 40 40 40 40 40 40 40

.217 .141 .269 1.000 -.059 .197 -.313* -.109

.179 .386 .094 . .716 .223 .050 .504

40 40 40 40 40 40 40 40

-.324* .372* .006 -.059 1.000 .191 .012 .139

.041 .018 .972 .716 . .237 .940 .391

40 40 40 40 40 40 40 40

-.012 .651** -.103 .197 .191 1.000 -.024 -.127

.942 .000 .527 .223 .237 . .884 .435

40 40 40 40 40 40 40 40

-.171 .085 -.035 -.313* .012 -.024 1.000 -.208

.291 .600 .831 .050 .940 .884 . .197

40 40 40 40 40 40 40 40

-.009 -.055 .061 -.109 .139 -.127 -.208 1.000

.954 .738 .711 .504 .391 .435 .197 .

40 40 40 40 40 40 40 40

Correlation Coeff icient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coeff icient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coeff icient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coeff icient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coeff icient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coeff icient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coeff icient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coeff icient

Sig. (2-tailed)

N

TINDAKAN

umur

pendidikan

pendapatan

JTK

LM

JRS

VS

Spearman's rho

TINDAKAN umur pendidikan pendapatan JTK LM JRS VS

Correlation is signif icant at the 0.05 level (2-tailed).*.

Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Keterangan : JTK = Jumlah Tanggungan Keluarga

LM = Lama Mukim

JRS = Jarak Rumah ke Sungai

VS = Volume Sampah yang Dihasilkan

68

Lampiran 6. Hasil Analisis Hubungan (Correlation) Rank Spearman antara

Sikap dengan Tindakan Responden dalam Aktivitas

Pembuangan Sampah Rumah Tangga dengan Menggunakan

SPSS for windows versi 15.0 Tahun 2008

SIKAP dengan TINDAKAN

Correlations

SIKAP TINDAKAN

Spearman's rho SIKAP Correlation Coefficient 1.000 .354(*)

Sig. (2-tailed) . .025

N 40 40

TINDAKAN Correlation Coefficient .354(*) 1.000

Sig. (2-tailed) .025 .

N 40 40

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Hipotesis :

H0 : antara variabel Y1 dengan variabel Y2 tidak berkorelasi nyata

H1 : antara variabel Y1 dengan variabel Y2 berkorelasi nyata

Keputusan :

Tolak H0 jika nilai Sig. < Alpha, dengan Alpha = 0.05 (5%)

Nilai Korelasi antara Sikap dengan Tindakan sebesar 0.354, nilai Signifikansinya

sebesar 0.025. keputusannya tolak H0, artinya antara sikap dengan tindakan

berkorelasi nyata, dengan nilai korelasi sebesar 0.354

69

Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian

Kondisi Pemhukiman Bantaran Sungai Ciliwung Tempat Pemandian Umum

Kondisi Sampah di Sekitar Tepian Sungai Kondisi Sampah di Sekitar Tepian Sungai

Tong Sampah dari Dinas DLHK Budidaya Keramba