buat makalah sss

Upload: mutiara

Post on 07-Aug-2018

254 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    1/95

    Sinusitis atau yang sekarang disebut rhinosinusitis merupakan penyakit yang

    sering ditemuakn dalam praktek dokter sehari-hari, bahkan dianggap sebagai salah satu

     penyebab gangguan kesehatan tersering di seluruh dunia.

    Rhinosinusitis sendiri didefinisikan sebagai kelainan yang dikarakteristikkan

    dengan inflamasi pada hidung dan sinus paranasal. Penyebab utamanya adalah selesma

    (common cold)  yang merupakan infeksi virus, yang selanjutnya dapat diikuti oleh

    infeksi bakteri. Bila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis, sedangkan bila

    mengenai semua sinus paranasal disebut pansinusitis. Yang paling sering terkena ialah

    sinus etmoid dan maksila, sedangkan sinus frontal lebih jarang dan sinus sfenoid lebih

     jarang lagi. Sinus maksila disebut juga antrum ighmore, letaknya dekat akar gigi

    rahang atas, maka infeksi gigi mudah menyebar ke sinus yang disebut sinus dentogen.

    Sinusitis kronis adalah salah satu penyakit kronis yang mempunyai prevalensi

    tinggi untuk setiap kelompok usia. Sinusitis kronis adalah proses inflamasi yang

    melibatkan sinus paranasal dan bertahan hingga !" minggu atau lebih. Salah satu sinus

    yang terlibat adalah sinus ethmoid. #thmoiditis kronis dapat berasal dari ethmoiditis

    akut yang tidak ditangani atau tidak merespon terhadap terapi.

    Sinusitis kronis dapat menjadi berbahaya karena menyebabkan komplikasi ke

    orbita dan intrakranial, serta menyebabkan peningkatan serangan asma yang sulit

    diobati.

    ANATOMI DAN FISIOLOGI HIDUNG

    1

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    2/95

    idung dari luar berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke ba$ah %

    • Pangkal hidung (bridge&

    • Batang hidung (dorsum nasi&

    • Pun'ak hidung (tip&

    • la nasi

    • )olumela

    • *ubang hidung (nares anterior&

    idung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang ra$an yang dilapisi kulit,

     jaringan ikat dan beberapa otot ke'il untuk melebarkan atau menyempitkan lubang

    hidung. )erangka tulang hidung terdiri dari %

    • +ulang hidung (os nasal&

    • Prosesus frontalis os maksila

    • Prosesus nasalis os frontal

    • )erangka tulang ra$an terdiri dari %

    • Sepasang kartilago nasalis lateralis superior 

    • Sepasang kartilago nasalis lateralis inferior ( kartilago ala mayor&

    • +epi anterior kartilago septum

    Pintu atau lubang masuk kavum nasi bagian depan disebut nares anterior dan

    lubang belakang disebut nares posterior (koana& yang menghubungkan kavum nasi

    dengan nasofaring.

    2

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    3/95

    Bagian dari kavum nasi yang letaknya sesuai dengan ala nasi, tepat di belakang

    nares anterior disebut vestibulum. estibulum dilapisis oleh kulit yang memiliki banyak 

    kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang yang disebut vibrise.

    +iap kavum nasi memiliki dinding yaitu dinding medial, lateral, inferior dan

    superior. inding medial adalah septum nasi yang dibentuk oleh tulang (lamina

     perpendikularis os etmoid, vomer, krista nasalis os maksila, krista nasalis os palatina&

    dan tulang ra$an (kartilago septum/ lamina kuadrangularis dan kolumela&.

    Pada dinding lateral terdapat buah konka (inferior, media, superior, suprema&.

    )onka inferior merupakan tulang tersendiri yang melekat pada os maksila dan labirin

    etmoid, sedangkan sisanya merupakan bagian dari labirin etmoid.

    i antara konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit yang disebut

    meatus. 0eatus terdiri dari 1 bagian tergantung letaknya yaitu inferior, medius dan

    superior. Pada meatus inferior terdapat muara (ostium& duktus nasolakrimalis, pada

    meatus medius terdapat muara sinus frontal, maksila dan etmoid anterior, sedangkan

     pada meatus superior terdapat muara sinus etmoid posterior dan sfenoid.

    Batas rongga hidung %

    • 2nferior (dasar rongga hidung& % os maksila dan os palatum

    3

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    4/95

    • Superior (atap hidung& % lamina

    kribiformis (memisahkan rongga tengkorak 

    dan rongga hidung&, lamina kribiformis

    merupakan lempeng tulang yang berasal darios etmoid dan tempat masuknya serabut saraf 

    olfaktorius.

    • Posterior (atap rongga hidung& % os sfenoid

    )ompleks 3stiomeatal ()30&

    )30 merupakan 'elah pada dinding lateral hidung yang dibatasi oleh konka

    media dan lamina papirasea.

    Struktur anatomi yang membentuk )30 adalah % Prosesus unsinatus,

    infudibulum etmoid, hiatus semilunaris, bula etmoid dan resessus frontal

    )30 merupakan unit fungsional yang merupakan tempat ventilasi dan drainasi

    dari sinus-sinus yang letaknya anterior yaitu sinus maksila, etmoid anterior dan frontal.

    Perdarahan idung

    Rongga hidung mendapat pendarahan dari a. etmoid anterior dan posterior yang

    merupakan 'abang dari a. oftalmika dari a. karotis interna. Bagian ba$ah rongga hidung

    mendapat pendarahan dari 'abang a. maksilaris interna, diantaranya ialah ujung

    a.palatina mayor an a. sfenopalatina. Bagian depan hidung mendapat pendarahan dari

    'abang-'abang a. fasialis.

    Pada bagian depan septum terdapat anastomosis dari 'abang-'abang a.

    sfenopalatina, a. etmoid anterior, a. labialis superior dan a.palatina mayor (pleksus

    )iesselba'h / *ittle4s area&. Pleksus )iesselba'h letaknya superfi'ial dan mudah 'edera

    oleh trauma sehingga sering menjadi sumber epistaksis (terutama pada anak-anak&.

    ena-vena hidung memiliki nama yang sama dengan arterinya dan berjalan

     berdampingan. ena di vestibulum dan struktur luar bermuara ke v. oftalmika yang

     berhubungan dengan sinus kavernosus. ena-vena di hidung tidak memiliki katup

    sehingga merupakan faktor predisposisi untuk mudahnya penyebaran infeksi sampai ke

    intrakranial.

    4

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    5/95

    Persarafan hidung

    Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari n.

    etmoidalis anterior, yang merupakan 'abang dari n. nasosiliaris, yang berasal dari

    n.oftalmikus (n.-!&.

    Rongga hidung lainnya, sebagian besar mendapat persarafan sensosir dari n.

    maksila melalui ganglion sfenopalatina. 5anglion ini juga memberikan persarafan

    vasomotor / otonom untuk mukosa hidung. 5anglion sfenopalatina menerima serabut

    saraf sensoris dari n. maksila (-"&, serabut simpatis dari n. petrosus superfisialis mayor 

    dan serabut saraf simpatis dari n. petrosus profundus. 5anglion sfenopalatina terletak di

     belakang dan sedikit di atas ujung posterior konka media.

    6ungsi penghidu berasa dari n. olfaktorius yang turun melalui lamina kribosa dari

     permukaan ba$ah bulbus olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor 

     penghidu pada mukosa olfaktorius di daerah !/1 atas hidung.

    0ukosa hidung

    Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang se'ara histologik dan fungsional dibagi

    atas mukosa pernapasan (mukosa respiratori& dan mukosa penghidu (mukosa

    olfaktorius&. 0ukosa pernapasan terdapat pada sebagian besar rongga hidung dan

     permukaannya dilapisi oleh epitel torak berlapis semu yang memiliki silia dan bersel

    goblet. 0ukosa penghidu terdapat pada atap rongga hidung, konka superior dan !/1 atas

    septum. 0ukosa ini dilapisi epitel torak berlapis semu tidak bersilia dan ber$arna

    'oklat kekuningan. #pitel mukosa penghidu terdiri dari 1 ma'am sel, yaitu sel

     penunjang, sel basal dan sel reseptor penghidu.

    Pada keadaan normal, mukosa respiratori ber$arna merah muda dan selalu basah

    karena diliputi oleh palut lendir (mucous blanket) pada permukaannya.

    Sistem +ranspor 0ukosilier 

    Sistem transpor mukosilier merupakan sistem pertahanan aktif rongga hidung

    terhadap mikroorganisme atau partikel bahaya yang terhirup bersama udara. #fektivitas

    sistem ini dipengaruhi oleh kualitas silia dan palut lendir. Bagian ba$ah dari palut lendir 

    ini mengandung 'airan serosa sedangkan permukaannya terdiri dari mukus yang lebih

    elastik dan banyak pengandung protein plasma, seperti 2g5, 2g0, albumin, dan faktor 

    5

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    6/95

    komplemen. 7airan serosa di ba$ahnya mengandung laktoferin, liso8im, inhibitor 

    lekoprotease sekretorik dan 2g sekretorik (s-2g&. 5likoprotein berguna untuk 

     pertahanan lokal yang bersifat antimikrobial. 2g berfungsi mengeluarkan

    mikroorganisme dari jaringan dengan mengikat antigen pada lumen saluran napas,

    sedangkan 2g5 beraksi di dalam mukosa dengan memi'u reaksi inflamasi jika terpajan

    antigen bakteri.

    Pada sinus maksila, sistem transpor menggerakkan sekret sepanjang dinding serta

    atap rongga sinus sehingga membentuk gambaran halo/ bintang yang mengarah ke

    ostium. Setinggi ostium, sekret akan lebih kental tetapi drenasenya lebih 'epat untuk 

    men'egah tekanan negatif dan berkembangnya infeksi. )erusakan mukosa ringan tidak 

    akan menghentikan/ mengubah transport tetapi jika sekret lebih kental, sekret akan

    terhenti pada mukosa yang mengalami defek.

    5erakan sistem transpor pada sinus frontal mengikuti gerakan spiral menuju

    resesus frontal. 5erakan spiral menuju ke ostiumnya terjadi pada sinus sfenoid,

    sedangkan sinusetmoid terjadi gerakan rektilinear jika ostiumnya terletak di dasar sinus

    atau gerakan spiral jika ostiumnya terdapat pada salah satu dindingnya.

    Pada dinding lateral terdapat " rute besar transpor mukosilier. Rute pertama

    merupakan gabungan sinus frontal, maksila dan etmoid anterior. Sekret biasanya

     bergabung di dekat infundibulum etmoid selanjutnya menuju tepi bebas prosesus

    unsinatus, dan sepanjang dinding medial konka inferior menuju nasofaring mele$ati

     bagian anteroinferior orifisium tuba eusta'hius. +ranspor aktif berlanjut ke batas epitel

     bersilia dan epitel skuamosa pada nasofaring yang selanjutnya jatuh ke ba$ah dibantu

    gaya gravitasi dan proses menelan.

    Rute kedua merupakan gabungan sekresi sinus etmoid posterior dan sfenoid yang

     bertemu di resesus sfenoetmoid dan menuju nasofaring pada bagian postero-superior 

    orifisium tuba eusta'hius. Sekret yang berasal dari meatus superior dari septum akan

     bergabung dengan sekret rute pertama, yaitu di inferior tuba eusta'hius. Sekret pada

    septum akan berjalan vertikal ke arah ba$ah kemudian ke belakang dan menyatu di

     bagian inferior tuba eusta'hius.

    6isiologi hidung

    idung memiliki berbagai fungsi di antaranya %

    6

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    7/95

    • 6ungsi respirasi (mengatur kondisi udara, humidifikasi, penyaring udara,

     penyeimbang dalam pertukaran tekanan dan imunologik lokal&

    • 6ungsi penghidu

    •6ungsi fonetik ( berguna untuk resonansi suara, membantu proses bi'ara, dan

    men'egah hantaran suara sendiri melalui hantaran tulang&

    • 6ungsi statik dan mekanik (untuk meringankan beban kepala, proteksi terhadap

    trauma dan pelindung panas&

    • Refleks nasal (berhubungan dengan saluran 'erna, kardiovaskuler, dan pernapasan&

    7

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    8/95

    ANATOMI DAN FISIOLOGI SINUS PARANASAL

    da empat pasang sinus paranasal pada manusia, yaitu sinus maksila (terbesar&,

    sinus frontal, sinus etmoid, dan sinus sfenoid kanan dan kiri. Sinus paranasal merupakan

    hasil pneumatisasi tulang-tulang kepala, sehingga terbentuk rongga di dalam tulang.

    Semua sinus memiliki muara (ostium& ke dalam rongga hidung.

    Se'ara embriologik, sinus paranasal berasal dari invaginasi mukosa rongga

    hidunga dan perkembangannya dimulai pada fetus usia 1- bulan, ke'uali sinus sfenoid

    dan sinus frontal. Sinus maksila dan sinus etmoid telah ada saat bayi lahir, sedangkan

    sinus frontal berkembang dari sinus etmoid anterior pada anak yang berusia kurang dari

    9 tahun. Pneumatisasi sinus sfenoid dimulai pada usia 9-!: tahun dan berasal dari

     bagian posterosuperior rongga hidung. Sinus-sinus ini umumnya men'apai besar 

    maksimal pada usia antara !;-!9 tahun.

    8

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    9/95

    Sinus 0aksila

    Sinus maksila merupakan sinus terbesar. Saat lahir memiliki volume

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    10/95

    sinus etmoid anterior yang bermuara di meatus medius dan sinus etmoid posterior yang

     bermuara di meatus superior. Sel-sel sinus etmoid anterior biasanya ke'il dan banyak,

    letaknya di depan lempeng yang menghubungkan bagian posterior konka media dengan

    dinding lateral (lamina basalis&, sedangkan sel-sel sinus etmoid posterior biasanya lebih

     besar dan sedikit dan terletak di posterior dari lamina basalis.

    i bagian depan sinus etmoid anterior ada bagian yang sempit disebut dengan

    resesus frontal (menghubungkan dengan sinus frontal&. i daerah etmoid anterior 

    terdapat suatu penyempitan, yang disebut infundibulum, tempat bermuaranya ostium

    sinus maksila. tap sinus etmoid disebut fovea etmoidalis berbatasan dengan lamina

    kribrosa. inding lateral sinus adalah lamina papirasea dan membatasi sinus etmoid dan

    rongga orbita. i bagian belakang sinus etmoid posterior berbatasan dengan sinus

    sfenoid.

    Sinus sfenoid

    Sinus sfenoid terletak di belakang os sfenoid di belakang sinus etmoid posterior.

    Sinus sfenoid dibagi " oleh sekat yang disebut septum intersfenoid. Saat sinus

     berkembang, pembuluh darah dan nervus di bagian lateral os sfenoid akan menjadi

    sangat berdekatan dengan rongga sius dan tampak sebagai indentasi pada dinding

    sfenoid.

    Batas-batas sinus sfenoid %

    Superior % fosa serebri media dan kelenjar hipofise

    2nferior % atap nasofaring

    *ateral % sinus kavernosus dan a. karotis interna

    Posterior % fosa serebri posterior di daerah pons

    6isiologi sinus paranasal

    Sinus paranasal memiliki berbagai fungsi diantaranya %

    • sebagai pengatur kondisi udara

    •  penahan suhu

    • keseimbangan kepala

    • resonansi suara

    •  peredam perubahan tekanan udara

    10

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    11/95

    •  produksi mukus.

    RHINOSINUSITIS

    efinisi

    2stilah sinusitis mengarah kepada suatu proses inflamasi yang terletak pada

    mukosa di sinus paranasal. )arena proses inflamasi tersebut hampir selalu men'akup

     proses inflamasi pada hidung maka de$asa ini, istilah sinusitis ataupun rhinitis

    digantikan dengan istilah rhinosinusitis yang menandakan suatu proses inflamasi yang

    terjadi di hidung dan sinus paranasal."

    #pidemiologi

    ari data yang didapat oleh  National Ambulatory Medical Care Survey

    (=07S&, sekitar !> orang de$asa dilaporkan memiliki episode rhinosinusitis setiap

    tahunnya, dan ini merupakan diagnosis tersering dengan peresepan antibiotik nomor ;.

    ?anita 'enderung lebih sering terkena infeksi rhinosinusitis dibanding pria karena

    memiliki ke'enderungan kontak lebih dekat dengan anak-anak.1

    )lasifikasi

    Berbagai klasifikasi atau definisi telah ditemukan oleh Rhinosinusitis Task Force of the

     American Academy of Otolarynoloy !ead and Neck Surery  tetapi konsensus

    11

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    12/95

    menetapkan pengklasifikasian rhinosinusitis berdasar durasi dari timbulnya manifestasi

    yang dibagi menjadi%

    • Rhinosinusitis kut

    Rhinosinusitis yang berdurasi @ hari - A minggu• Rhinosinusitis Subakut

    Rhinosinusitis yang berdurasi !" minggu

    • Rhinosinusitis akut rekuren

    +imbulnya akut rhinosinusitis C kali dalam ! tahun

    • Rhinosinusitis kronik 

    Rhinosinusitis yang berdurasi C !" minggu

    • Rhinosinusitis akut eksaserbasi kronik "

    KRONISITAS PADA ETHMOIDITIS

    )ronisitas pada ethmoiditis ditandai terjadinya inflamasi pada sel labirin

    ethmoidal yang berlangsung selama !" minggu atau lebih.

    Biasanya timbul setelah penyakit akut, sering inflamasi akut maupun kronik pada

    sinus maksila, frontal dan sphenoid yang menyebabkan lesi sekunder sel labirin

    ethmoidal, karena sinus ethmoid terletak di pusat daripada sinus-sinus ini.

    Pada kebanyakan kasus, terdapat beberapa jenis yaitu % bentuk kataral, serosa, kataral-

    supuratif dan hiperplasia, yang dikarakterisasi penebalan signifikan dari membran

    mukosa, pembentukan vegetasi polip.

    Polip yang berbentuk multipel lebih sering daripada polip soliter. Setiap polipmempunyai batang tipis, dan bentuk yang tergantung dari kontur sekeliling hidung.

    Polip multipel dapat menyebabkan penekanan pada hidung dan bahkan deformitas pada

     bagian luar.

    Patofisiologi

    12

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    13/95

    +erhambatnya sekresi di dalam sinus dapat dipi'u (!& obstruksi mekanik pada

    kompleks ostiomeatal karena faktor anatomik atau ("& oedem mukosa yang disebabkan

     berbagai etiologi ('ontohnya virus atau rinitis alergi&

    Stagnasi mukus di sinus membentuk media yang kaya untuk pertumbuhan berbagai

     jenis patogen. +ahap a$al sering disebabkan infeksi viral yang bertahan sampai !: hari

    dan akan sembuh pada DD> kasus. +etapi, sejumlah ke'il pasien mungkin mendapat

    infeksi bakteri sekunder yang umumnya disebabkan bakteri aerob (misalnya

    Strepto'o''us pneumoniae, aemophilus influen8a, 0oraEella 'atarrhalis&. 0ulanya,

     proses yang terjadi hanya melibatkan satu jenis bakteri aerob. engan adanya

     persistensi infeksi, flora yang ber'ampur, organisme anaerob, dan mungkin, jamur 

     berperan terhadap patogenesis, dengan dominasi bakteri anaerob yang tadinya adalah

    flora normal mulut. #thmoiditis kronis dapat berasal dari ethmoiditis akut yang tidak 

    ditangani atau tidak merespon terhadap terapi.

    2nfeksi sinus berulang dan persisten dapat terjadi pada orang-orang dengan

    keadaan imunodefisiensi kongenital maupun didapat atau fibrosis kistik.

    Para ahli berpendapat proses kronis dapat didominasi penyakit inflamasi multifaktorial %

    • 2nfeksi persisten (termasuk biofilm dan osteitis&

    • lergi dan gangguan imunologik lain

    • 6aktor intrinsik saluran napas atas

    • Superantigen

    • )olonisasi fungi yang memi'u dan mendukung inflamasi eosinofilik 

    • bnormalitas metabolik seperti sensitifitas terhadap aspirin

    Semua faktor ini dapat berperan dalam gangguan sistem transpor mukosiliari

    intrinsik. 2ni disebabkan karena adanya perubahan patensi sinus ostia, fungsi silia, atau

    kualitas sekresi yang menyebabkan stagnasi, penurunan p, dan penurunan tekananoksigen di dalam sinus. Perubahan ini membuat lingkungan yang memungkinkan

     pertumbuhan bakteri, yang menyebabkan meningkatkan inflamasi mukosa.

    #tiologi

    Saat ini, penelitian etiologi difokuskan pada obstruksi ostiomeatal, alergi, polip,

    keadaan imunodefisiensi yang jelas maupun tersembunyi, dan penyakit gigi.

    0ikroorganisme lebih sering dikenali sebagai penyusup sekunder.

    13

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    14/95

    )eterlibatan bakteri

    Berikut bakteri yang didapat di dalam sampel yang diperoleh melalui endoskopi

    sinus pada pasien dengan sinusitis kronik 

    • Staphylo'o''us aureus (jenis 0SS Fmethi'ilin-sus'eptible S aureusG dan 0RS

    Fmethi'ilin-resistant S aureusG&

    • Staphylo'o''i koagulosa-negatif 

    • aemophilus 2nfluen8a

    • Strepto'o''us pneumoniae

    • Strepto'o''us intermedius

    • Pseudomonas aeruginosa

    •  =o'ardia spe'ies

    • Bakteri anaerob (Peptostrepto'o''us, Prevotella, Porphyromonas, Ba'teroides,

    6usoba'terium&

    )eterlibatan jamur 

    Berikut jenis jamur yang ditemukan pada pasien dengan sinusitis kronik 

    • Spesies aspergillus

    • 7rypto'o''us neoformans

    • Spesies 'andida

    • SporothriE s'hen'kii

    • Spesies alternaria

    6aktor resiko

    • bnormalitas anatomi kompleks ostiomeatal (misalnya deviasi septum, konka

     bullosa, deviasi prosesus unsinatus, sel aller&

    14

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    15/95

    • Rinitis alergi

    • Sensitifitas aspirin

    • sma

    • Polip nasal

    • Rinitis nonalergi (misalnya rinitis vasomotor, rinitis medikamentosa, penyalahgunaan

    kokain&

    • efek pada klirens mukosiliaris

    • 2ntubasi nasotrakeal

    • 2ntubasi nasogastrik 

    • ormonal (misalnya pubertas, kehamilan, kontrasepsi oral&

    • 3bstruksi oleh tumor 

    • )elainan imunologi (misalnya defisiensi 2g, defisiensi subkelas 2g5, 2S&

    • 6ibrosis kistik 

    • iskinesia siliari primer, )artagener syndrome

    • 5ranulomatosis $egener 

    • 2nfeksi saluran napas atas viral berulang

    • 0erokok 

    • Polusi lingkungan

    • 5#R

    • Periodontitis/penyakit gigi signifikan

    0anifestasi klinis

    • 3bstruksi nasal, blokade, kongesti, rasa penuh

    • danya dis'harge/sekret

    • Post nasal drip

    • Rasa penuh yang tidak nyaman di $ajat, nyeri dan sakit kepala (lebih hebat pada

     polip nasal&

    • Batuk kronik tidak berdahak (terutama pada anak-anak&

    • iposmia atau anosmia (terutama pada polip nasal&

    15

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    16/95

    •  =yeri tenggorok 

    • 0alaise

    • noreksi

    • 0udah lelah

    • #ksaserbasi asma

    •  =yeri pada gigi (bagian atas&

    • 5angguan penglihatan

    • +elinga terasa penuh

    • 0ulut terasa pahit

    • emam, yang tidak diketahui penyebabnya, biasanya subfebris

    Pada anak-anak, halitosis lebih sering terjadi. 3bstruksi nasal menyebabkan

     pasien berusaha bernapas dengan mulut dan nyeri tenggorok mungkin terjadi. Pada

     beberapa individu, orangtua mendapati adanya pembengkakkan mata di pagi hari tanpa

    rasa nyeri. nak-anak yang lebih besar dapat mengeluhkan hilangnya kemampuan

     penge'ap yang berhubungan dengan obstruksi nasal dan anosmia. 5ejala nokturnal

    dapat termasuk mengorok dan batuk karena adanya post nasal drip.

    0anifestasi sinusitis fungal

    Sinusitis kronik fungal biasanya terjadi pada pasien imunokompeten. Sinusitis

    alergi fungal biasanya bermanifestasi sebagai polip nasal dan sinusitis alergi.

    5ejala ethmoiditis kronis tergantung pada proses aktif yang sedang berlangsung.

    Pada masa remisi pasien sering mengeluhkan sakit kepala, biasanya di bagian dasar 

    hidung, hidung dan kadang menyebar ke daerah $ajah lainnya. Pada bentuk kataral-

    serosa terdapat sekret jernih yang 'ukup banyak. Bentuk purulen sering diikuti dengan

    sedikit sekret, yang akan mengering dan membentuk krusta. Seringkali sekret tersebut

     berbau. )eterlibatan sel labirin ethmoidal posterior menyebabkan akumulasi pada

    nasofaring, terutama di pagi hari, yang dikeluarkan dengan susah payah. )emampuan

    untuk membau juga terganggu. Pada rinoskopi terlihat perubahan kataral terutama di

     bagian tengah hidung, terdapat lokalisasi polip. Polip dapat ber$arna abu-abu atau

    merah muda pu'at. Bila terjadi deformasi luar pada hidung atau rongga mata, maka

    dapat di'urigai terjadi empiema ethmoditis.

    16

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    17/95

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    18/95

    • 3bstruksi nasal karena adanya deviasi septum nasal atau hipertrofi konka

    Pemeriksaan telinga % bila ada 'airan pada telinga tengah dapat mengindikasikan adanya

    massa nasofaring

    Pemeriksaan okular untuk menilai ada atau tidaknya manifestasi oftalmik %• )ongetsi konjungtiva

    • *akrimasi

    • Proptosis, palsi otot ekstraokular, dan gangguan visus

    Penatalaksanaan

    +ujuan terapi yang dilakukan adalah %

    0engurangi oedema mukosa

    0eningkatkan drainase sinus

    0enghapus infeksi yang ada

    6armakologi

    Pada sinusitis kronik diberikan antibiotik yang sesuai untuk kuman negatif gram

    dan anaerob. Selain dekongestan oral dan topikal, terapi lain dapat diberikan jika

    diperlukan seperti analgetik, mukolitik, steroid topikal/ oral, pen'u'ian rongga hidungdengan =a7l atau pemanasan (diatermi&.

    +indakan operasi

    Bedah sinus endoskopi fungsional (BS#6/6#SS& merupakan operasi terkini untuk 

    sinusitis kronik yang memerlukan operasi tindakan ini telah menggantikan hampir 

    semua jenis bedah sinus terdahulu karena memberikan hasil yang lebih memuaskan dan

    tindakan lebih ringan dan tidak radikal.

    2ndikasinya berupa %

    • Sinusitis kronik yang tidak membaik setelah terapi adekuat

    • Sinusitis kronik disertai kista/ kelainan yang ireversibel

    • Polip ekstensif 

    • danya komplikasi sinusitis serta sinusitis jamur 

    )omplikasi!

    18

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    19/95

    )elainan orbita

    isebabkan oleh sinus paranasal yang berdekatan dengan mata. Yang paling sering

    adalah sinusitis etmoid, kemudian sinus frontal dan maksila. Penyebaran infeksi terjadi

    melalui tromboflebitis dan perkontinuitatum. )elainan yang dapat timbul ialah edema

     palpebra, selulitis orbita, abses subperiostal, abses orbita dan selanjutnya dapat terjadi

    trombosis sinus kavernosus.

    )elainan intrakranial

    apat berupa meningitis, abses ekstradural atau subdural, abses otak dan trombosis

    sinus kavernosus.

    3steomielitis dan abses subperiostal

    Paling sering timbul akibat sinusitis frontal dan biasanya ditemukan pada anak-anak.

    Sinusitis maksila dapat timbul fistula oroantral atau fistula pada pipi.

    )elainan paru

    apat timbul bronkitis kronik dan bronkiektasis. danya kelainan sinus paranasal

    disertai dengan kelainan paru ini disebut sinobronkitis. Selain itu dapat juga

    menyebabkan kambuhnya asma bronkial yang sukar dihilangkan sebelum sinusitisnya

    disembuhkan.

    19

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    20/95

    Anatomi Hidung

    natomi dan fisiologi hidung idung merupakan organ penting yang

    seharusnya mendapat perhatian lebih dari biasanya dan hidung merupakan salah satu

    organ pelindung tubuh terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan. idung terdiri

    atas hidung luar dan hidung dalam. idung luar menonjol pada garis tengah diantara

     pipi dengan bibir atas, struktur hidung luar dapat dibedakan atas tiga bagian yaitu%

     paling atas kubah tulang yang tak dapat digerakkan, diba$ahnya terdapat kubah

    kartilago yang sedikit dapat digerakkan dan yang paling ba$ah adalah lobolus hidung

    yang mudah digerakkan.

    Bagian pun'ak hidung biasanya disebut apeks. gak keatas dan belakang dari

    apeks disebut batang hidung (dorsum nasi&, yang berlanjut sampai kepangkal hidung

    dan menyatu dengan dahi. Yang disebut kolumela membranosa mulai dari apeks, yaitu

    20

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    21/95

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    22/95

    maksilla, sinus frontal dan bahagian anterior sinus etmoid. ibalik bagian anterior 

    konka media yang letaknya menggantung, pada dinding lateral terdapat 'elah yang

     berbentuk bulat sabit yang dikenal sebagai infundibulum. da suatu muara atau fisura

    yang berbentuk bulan sabit menghubungkan meatus medius dengan infundibulum yang

    dinamakan hiatus semilunaris. inding inferior dan medial infundibulum membentuk 

    tonjolan yang berbentuk seperti la'i dan dikenal sebagai prosesus unsinatus.

    i bagian atap dan lateral dari rongga hidung terdapat sinus yang terdiri atas

    sinus maksilla, etmoid, frontalis dan sphenoid. an sinus maksilla merupakan sinus

     paranasal terbesar diantara lainnya, yang berbentuk pyramid iregular dengan dasarnya

    menghadap ke fossa nasalis dan pun'aknya kearah apek prosesus 8igomatikus os

    maksilla.

    Perdarahan hidung

    Se'ara garis besar perdarahan hidung berasal dari 1 sumber utama yaitu%

    !. rteri #tmoidalis anterior

    ". rteri #tmoidalis posterior 'abang dari arteri oftalmika

    1. rteri Sfenopalatina, 'abang terminal arteri maksilaris interna yang berasal dari

    arteri karotis eksterna.

    Bagian ba$ah rongga hidung mendapat pendarahan dari 'abang arteri maksilaris

    interna, diantaranya ialah ujung arteri palatina mayor dan arteri sfenopalatina yang

    keluar dari foramen sfenopalatina bersama nervus sfenopalatina dan memasuki rongga

    hidung dibelakang ujung posterior konka media. Bagian depan hidung mendapat

     pendarahan dari 'abang-'abang arteri fasialis.

    Pada bagian depan septum terdapat anastomosis dari 'abang-'abang arteri

    sfenopalatina, arteri etmoid anterior, arteri labialis superior dan arteri palatina mayor,

    yang disebut pleksus kieesselba'h (little4s area&. Pleksus )iesselba'h letaknya

    superfisialis dan mudah 'edera oleh truma, sehingga sering menjadi sumber epistaksis.

    22

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    23/95

    ena-vena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan berdampingan

    dengan arterinya. ena divestibulum dan struktur luar hidung bermuara ke vena

    oftalmika yang berhubungan dengan sinus kavernesus.

    Persaraan hidung

    Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari nervus

    etmoidalis anterior, yang merupakan 'abang dari nervus nasosiliaris, yang berasal dari

    nervus oftalmikus. Saraf sensoris untuk hidung terutama berasal dari 'abang oftalmikus

    dan 'abang maksilaris nervus trigeminus. 7abang pertama nervus trigeminus yaitu

    nervus oftalmikus memberikan 'abang nervus nasosiliaris yang kemudian ber'abang

    lagi menjadi nervus etmoidalis anterior dan etmoidalis posterior dan nervus

    infratroklearis. =ervus etmoidalis anterior berjalan mele$ati lamina kribrosa bagian

    anterior dan memasuki hidung bersama arteri etmoidalis anterior melalui foramen

    etmoidalis anterior, dan disini terbagi lagi menjadi 'abang nasalis internus medial dan

    lateral. Rongga hidung lainnya, sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari nervus

    maksila melalui ganglion sfenopalatinum.

    5anglion sfenopalatina, selain memberi persarafan sensoris, juga memberikan

     persarafan vasomotor atau otonom untuk mukosa hidung. 5anglion ini menerimaserabut serabut sensorid dari nervus maksila.Serabut parasimpatis dari nervus petrosus

     profundus. 5anglion sfenopalatinum terletak dibelakang dan sedikit diatas ujung

     posterior konkha media.

     =ervus 3lfaktorius turun melalui lamina kribosa dari permukaan ba$ah bulbus

    olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidu pada mukosa

    olfaktorius di daerah sepertiga atas hidung.

    Sinusitis

    Sinusitis merupakan penyakit yang sangat la8im diderita di seluruh dunia, hampir

    menimpa kebanyakan penduduk sia. Penderita sinusitis bisa dilihat dari ibu jari bagian

    atas yang kempot. Sinusitis dapat menyebabkan seseorang menjadi sangat sensitif

    terhadap beberapa bahan, termasuk perubahan 'ua'a (sejuk&, pen'emaran alam sekitar,

    23

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    24/95

    dan jangkitan bakteri. 5ejala yang mungkin terjadi pada sinusitis adalah bersin-bersin

    terutama di $aktu pagi, rambut rontok, mata sering gatal, kaki pegal-pegal, 'epat lelah

    dan asma. Jika kondisi ini berkepanjangan akan meimbulkan masalah keputihan bagi

     perempuan, atau ambeien (gangguan prostat& bagi laki-laki.

    0enurut *u'as seperti yang di kutip 0oh. Kaman, etiologi sinusitis sangat kompleks,

    hanya ";> disebabkan oleh infeksi, sisanya yang @;> disebabkan oleh alergi dan

    ketidakseimbangan pada sistim saraf otonom yang menimbulkan perubahan-perubahan

     pada mukosa sinus. Su$asono dalam penelitiannya pada penderita sinusitis maksila

    kronis mendapatkan 9 di antaranya (!9,!9>& memberikan tes kulit positif dan kadar 2g#

    total yang meninggi. +erbanyak pada kelompok umur "!-1: tahun dengan frekuensi

    antara laki-laki dan perempuan seimbang. asil positif pada tes kulit yang terbanyak

    adalah debu rumah (9@,@;>&, tungau (

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    25/95

    '. Sinus #thmoid, terletak diantara mata, tepat di belakang tulang hidung

    d. Sinus Sphenoid, terletak dibelakang sinus ethmoid M dibelakang mata

    idalam rongga sinus terdapat lapisan yang terdiri dari bulu-bulu halus yang disebut

    dengan 'ilia. 6ungsi dari 'ilia ini adalah untuk mendorong lendir yang di produksi

    didalam sinus menuju ke saluran pernafasan. 5erakan 'ilia mendorong lendir ini

     berguna untuk membersihkan saluran nafas dari kotoran ataupun organisme yang

    mungkin ada. )etika lapisan rongga sinus ini membengkak maka 'airan lendir yang ada

    tidak dapat bergerak keluar M terperangkap di dalam rongga sinus. Jadi sinusitis terjadi

    karena peradangan didaerah lapisan rongga sinus yang menyebabkan lendir

    terperangkap di rongga sinus M menjadi tempat tumbuhnya bakteri.

    Sinusitis paling sering mngenai sinus maksila (ntrum ighmore&, karena merupakan

    sinus paranasal yang terbesar, letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar, sehingga aliran

    sekret (drenase& dari sinus maksila hanya tergantung dari gerakan silia, dasar sinus

    maksila adalah dasar akar gigi (prosesus alveolaris&, sehingga infeksi gigi dapat

    menyebabkan sinusitis maksila, ostium sinus maksila terletak di meatus medius di

    sekitar hiatus semilunaris yang sempit sehingga mudah tersumbat.

    Sinusitis dapat berbahaya karena menyebabkan komplikasi ke orbita dan intra'ranial,

    serta menyebabkan peningkatan serangan asma yang sulit diobati.

    Sinusitis sendiri dapat dibedakan menjadi " jenis, yaitu

    • Sinusitis akut % Suatu proses infeksi di dalam sinus yang berlansung selama 1

    minggu.

    25

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    26/95

    0a'am-ma'am sinusitis akut, yaitu sinusitis maksila akut, sinusitis emtmoidal akut,

    sinus frontal akut, dan sinus sphenoid akut.

    • Sinusitis kronis % Suatu proses infeksi di dalam sinus yang berlansung selama 1-

    9 minggu tetapi dapat juga berlanjut sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-

    tahun.

    !"$ Etio%ogi

     

    Pada Sinusitis A&ut' (aitu

    !. 2nfeksi virus

      Sinusitis akut bisa terjadi setelah adanya infeksi virus pada saluran pernafasan bagian

    atas (misalnya Rhinovirus, #nfluen$a virus, dan "arainfluen$a virus&.

    ". Bakteri

      i dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan normal

    tidak menimbulkan penyakit (misalnya Stre%tococcus %neumoniae, !aemo%hilus

    influen$ae&. Jika sistem pertahanan tubuh menurun atau drainase dari sinus tersumbat

    akibat pilek atau infeksi virus lainnya, maka bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya

    akan berkembang biak dan menyusup ke dalam sinus, sehingga terjadi infeksi sinus

    akut.

    1. 2nfeksi jamur 

      2nfeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut pada penderita gangguan sistem

    kekebalan, 'ontohnya jamur spergillus.

    . Peradangan menahun pada saluran hidung

      Pada penderita rhinitis alergi dan juga penderita rhinitis vasomotor.

    !. Septum nasi yang bengkok 

    26

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    27/95

    ". +onsilitis yg kronik 

     

    Pada Sinusitis Kroni&' (aitu

    !. Sinusitis akut yang sering kambuh atau tidak sembuh.

    ". lergi

    1. )aries dentis ( gigi geraham atas &

    . Septum nasi yang bengkok sehingga menggagu aliran mu'osa.

    ;. Benda asing di hidung dan sinus paranasal

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    28/95

    Jika terapi tidak berhasil (misalnya karena ada fa'tor predisposisi&, inflamasi berlanjut,

    terjadi hipoksia dan ba'teri anaerob berkembang. 0ukosa makin membengkak dan ini

    merupakan rantai siklus yang terus berputar sampai akhirnya perubahan mukosa

    menjadi kronik yaitu hipertrofi, polipoid atau pembentukan polip dan kista. Pada

    keadaan ini mungkin diperlukan tindakan operasi.

    )lasifikasi dan mikrobiologi% 7onsensus international tahun !DD; membagi

    rinosinusitis hanya akut dengan batas sampai 9 minggu dan kronik jika lebih dari 9

    minggu.

    7onsensus tahun ":: membagi menjadi akut dengan batas sampai minggu, subakut

    antara minggu sampai 1 bulan dan kronik jika lebih dari 1 bulan.

    Sinusitis kronik dengan penyebab rinogenik umumnya merupakan lanjutan dari sinusitis

    akut yang tidak terobati se'ara adekuat. Pada sinusitis kronik adanya fa'tor predisposisi

    harus di'ari dan di obati se'ara tuntas.

    0enurut berbagai penelitian, ba'teri utama yang ditemukan pada sinusitis akut adalah

    strepto'o''us pneumonia (1:-;:>&. emopylus influen8ae (":-:>& dan moraEella

    'atarrhalis (>&. Pada anak, 0.7atarrhalis lebih banyak di temukan (":>&.

    Pada sinusitis kronik, fa'tor predisposisi lebih berperan, tetapi umumnya bakteri yang

    ada lebih 'ondong ka rarah bakteri negative gram dan anaerob.

    !"* Maniestasi K%inis

    !. Sinusitis maksila akut

    5ejala % emam, pusing, ingus kental di hidung, hidung tersumbat,m nyeri tekan, ingus

    mengalir ke nasofaring, kental kadang-kadang berbau dan ber'ampur darah.

    ". Sinusitis etmoid akut

    5ejala % Sekret kental di hidung dan nasofaring, nyeri di antara dua mata, dan pusing.

    1. Sinusitis frontal akut

    28

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    29/95

    5ejala % emam,sakit kepala yang hebat pada siang hari, tetapi berkurang setelah sore

    hari, sekret kental dan pen'iuman berkurang.

     

    . Sinusitis sphenoid akut

    5ejala % =yeri di bola mata, sakit kepala, dan terdapat sekret di nasofaring

    ;. Sinusitis )ronis

    5ejala % 6lu yang sering kambuh, ingus kental dan kadang-kadang berbau,selalu

    terdapat ingus di tenggorok, terdapat gejala di organ lain misalnya rematik, nefritis, bron'hitis, bronkiektasis, batuk kering, dan sering demam.

    !"+ Pemeri&saan Penun,ang

    iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

     penunjang.

    Pemeriksaan fisik dengan rinoskopi anterior dan posterior, pemeriksaan naso-endoskopi

    sangat dianjurkan untuk diagnosis yang lebih tepat dan dini. +anda khas ialah adanya

     pus di meatus medius (pada sinusistis maksila dan etmoid anterior dan frontal& atau di

    meatus superior (pada sinusitis etmoid posterior dan sphenoid&.

    Pada rinosinusitis akut, mukosa edema dan hiperemis. Pada anak sering ada

     pembengkakan dan kemerahan di daerah kantus medius.

    Pemerikasaan pembantu yang penting adalh foto polos atau 7+ s'an. 6oto polos posisi?aters, P dan lateral, umumnya hanya mampu menilai kondisi sinus-sinus besar

    seperti sinus maksila dan frontal. )elainan akan terlihat perselubungan, batas udara,

    'airan (air fluid level& atau penebalan mukosa.

    7+ s'an sinus merupakan golg standard diagnosis sinusitis karena mampu manila

    anatomi hidung dan sinus, adanya penyakit dalam hidung dan sinus se'a'ra keseluruhan

    dan perluasannya. =amun karena mahal hanya dikerjakan sebagai penunjang diagnosis

    29

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    30/95

    sinusistis kronik yang tidak membaik dengan pengobatan atau pra-operasi sebagai

     panduan operator saat melakukan operasi sinus.

    Pada pemeriksaan transiluminasi sinus yang sakit akan menjadi suram atau gelap.

    Pemeriksaan ini sudah jarang digunakan karena sangat terbatas kegunaannya.

    Pemeriksaan mikrobiologik dan tes resistensi dilakukan dengan mengambil se'ret dari

    meatus medius/superior, untuk mendapat antibioti' yang tepat guna. *ebih baik lagi bila

    diambil se'ret yang keluar dari pungsi sinus maksila.

    Sinuskopi dilakukan dengan pungsi menembus dinding medial sinus maksila melalui

    meatus inferior, dengan alat endoskop bisa dilihat kondisi sinus maksila yang

    sebenarnya, selanjutnya dapat dilakukan irigasi sinus untuk terapi.

    30

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    31/95

    ASUHAN KEPERA-ATAN

      1. Pengkajian

    a. Biodata : Nama ,umur, se, a!amat, suku, "angsa, #endidikan,

    #ekerjaan.". $i%a&at Pen&akit sekarang : "erna'as me!a!ui mu!ut, ka#an, onset,

    'rek%ensin&a, ri%a&at #em"eda(an (idung atau trauma.). *e!u(an utama : #enderita menge!u( n&eri ke#a!a sinus, ma!aise, dan

    n&eri tenggorokan.

    d. $i%a&at #en&akit da(u!u :Pasien #erna( menderita #en&akit akut dan

    #erdara(an (idung atau trauma, Perna( mem#un&ai ri%a&at #en&akit ++,

    Perna( menderita sakit gigi gera(ame. $i%a&at ke!uarga : -daka( #en&akit &ang diderita o!e( anggota ke!uarga

    k!ien &ang mungkin ada (u"ungann&a dengan #en&akit k!ien sekarang.'. $i%a&at Psikososia! : ntra#ersona! &aitu #erasaan &ang dirasakan k!ien

    /)emassedi(, inter#ersona! : (u"ungan k!ien dengan orang !ain sangat

    "aik.g. Po!a 'ungsi kese(atan

    1 Po!a #erse#si dan tata!aksanaan (idu# se(at : ntuk mengurangi u

    "iasan&a k!ien menkonsumsi o"at tan#a mem#er(atikan e'ek sam#ing.

    2 Po!a nutrisi dan meta"o!isme : "iasan&a na'sumakan k!ien "erkurang

    karena terjadi gangguan #ada (idung

    3 Po!a istira(at dan tidur : se!ama di ruma( sakit k!ien merasa tidak da#at

    istira(at karena k!ien sering #i!ek

    31

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    32/95

    4 Po!a Perse#si dan konse# diri : k!ien sering #i!ek terus menerus dan

    "er"au men&e"a"kan konse#diri menurun

    5 Po!a sensorik : da&a #en)iuman k!ien terganggu karena (idung "untu

    aki"at #i!ek terus menerus /"aik #uru!en , serous, muko#uru!en.

    (. Pemeriksaan sik

    1 tatus kese(atan umum : keadaan umum , tanda ita!, kesadaran.2 Pemeriksaan sik data 'okus (idung : n&eri tekan #ada sinus, rinosko#i

    /mukosa mera( dan "engkak.

    2. iagnosa *e#era%atan

    a. *etidake'ekti'an "ersi(an ja!an na'as "er(u"ungan dengan dengan o"struksi

    sekunder dari #eradangan sinus.

    ". N&eri "er(u"ungan dengan #eradangan #ada sinus.

    ). Peru"a(an #emenu(an nutrisi kurang dari ke"utu(an "er(u"ungan dengan

    na'us makan menurun sekunder dari #eradangan sinus.

    d. angguan istira(at tidur "er(u"ungan dengan (idung "untu, n&eri sekunder

    #eradangan sinus.

    e. emas "er(u"ungan dengan kurangn&a #engeta(uan k!ien tentang #en&akit

    dan #rosedur tindakan medis /o#erasi

      3. $en)ana *e#era%atan

    a. *etidake'ekti'an "ersi(an ja!an na'as "er(u"ungan dengan dengan

    o"struksi sekunder #eradangan sinus.

     +ujuan : Bersi(an ja!an na'as kem"a!i e'ekti'.

    32

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    33/95

    *riteria (asi! : a!an na#as kem"a!i norma! terutama (idung dan k!ien

    "erna#as tidak !agi me!a!u mu!ut.

    nterensi :

    1 *aji #enum#ukkan sekret &ang ada.

    $asiona! :;engeta(ui tingkat ke#ara(an dan tindakan se!anjutn&a.

    2 *aji #asien untuk #osisi semi 'o%!er, misa!n&a : Peninggian ke#a!a tem#at

    tidur, duduk #ada sandaran tem#at tidur.

    $asiona! :Peninggian ke#a!a tem#at tidur mem#ermuda( 'ungsi #erna#asan

    dengan menggunakan graitasi.

    3 Perta(ankan #osisi !ingkungan minimum, misa!n&a de"u, asa# dan "u!u

    "anta! &ang "er(u"ungan dengan kondisi indiidu.

    $asiona! :Pen)etus ti#e reaksi a!ergi #erna#asan &ang da#at mentriger

    e#isode akut.

    4 orong"antu !ati(an na'as a"domen atau "i"ir.

    $asiona! :;em"erikan #asien "e"era#a )ara untuk mengatasi dan

    mengontro! #erna#asan.

    ". N&eri "er(u"ungan dengan #eradangan #ada !uka o#erasi.

     +ujuan : N&eri "erkurang atau (i!ang.

    *riteria (asi! : *!ien mengungka#akan n&eri &ang dirasakan "erkurang atau

    (i!ang, k!ien tidak men&eringai kesakitan

    nterensi :

    1 *aji tingkat n&eri k!ien dengan Prookati',

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    34/95

    $asiona! : ;engeta(ui tingkat n&eri k!ien da!am menentukan tindakan

    se!anjutn&a.

    2 e!askan se"a" dan aki"at n&eri #ada k!ien serta ke!uargan&a. $asiona! :

    engan mengeta(ui se"a" dan aki"at n&eri di(ara#kan k!ien "er#artisi#asida!am #era%atan untuk mengurangi n&eri.

    3 -jarkan te(nik re!aksasi dan distraksi.

    $asiona! : engan te(nik distraksi dan re!aksasi k!ien da#at

    mem#raktekkann&a "i!a menga!ami n&eri se(ingga n&erin&a da#at

    "erkurang.

    4 ="serasi tanda tanda ita! dan ke!u(an k!ien.

    $asiona! : ;engeta(ui keadaan umum dan #erkem"angan kondisi k!ien.

    5 *o!a"orasi untuk #enggunaan ana!getik.

    $asiona! : a#at mengurangi n&eri.

    ). Peru"a(an #emenu(an nutrisi kurang dari ke"utu(an "er(u"ungan dengan

    na'us makan menurun sekunder dari #eradangan sinus.

      +ujuan : *e"utu(an nutrisi ter#enu(i.

      *riteria (asi! : ;enunjukkan #eningkatan "erat "adan menuju tujuan

    &ang te#at. ;enunjukkan #eri!aku#eru"a(an #o!a (idu# untuk

    meningkatkan danatau mem#erta(ankan "erat &ang te#at.

    nterensi :

    1 *aji ke"iasaan diet, masukan makanan saat ini, )atat kesu!itan makan,

    ea!uasi "erat "adan dan ukuran tu"u(.

    $asiona! : ntuk mengeta(ui tingkat kesu!itan k!ien dan tindakan &ang

    (arus di!akukan.

    2 -usku!tasi "un&i usus.

    34

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    35/95

    $asiona! : Penurunan atau (i#oakti' "ising usus menunjukkan #enurunan

    mo"i!itas gaster dan konsti#asi /kom#!ikasi umum &ang "er(u"ungan

    dengan #em"atasan #emasukkan )airan, #i!i(an makanan "uruk,

    #enurunan aktiitas, dan (i#oksemia.

    3 Beri #era%atan ora! sering, "uang sekret, "erikan %ada( k(usus untuk

    seka!i #akai dan tisu.

    $asiona! : $asa tak enak, "au dan #enam#i!an ada!a( #en)ega( utama

    ter(ada# na'su makan dan da#at mem"uat mua! munta( dengan

    #eningkatan kesu!itan na'as.

    d. angguan istira(at tidur "er(u"ungan dengan (iidung "untu, n&eri

    sekunder #eradangan sinus.

      +ujuan : stira(at tidur kem"a!i norma!.

    *riteria (asi! : ;en&atakan #ema(aman #en&e"a"'aktor resiko indiidu

    dan *!ien da#at tidur 6 sam#ai 8 jam setia# (ari.

    nterensi :

    1 *aji ke"utu(an tidur k!ien.

    $asiona! : ;engeta(ui #ermasa!a(an k!ien da!am #emenu(an ke"utu(an

    istira(at tidur.

    2 i#takan suasana &ang n&aman.

    $asiona! : -gar k!ien da#at tidur dengan tenang

    3 -njurkan k!ien "erna'as !e%at mu!ut.

    $asiona! : Perna'asan tidak terganggu.

    4 *o!a"orasi dengan tim medis #em"erian o"at.

    $asiona! : Perna#asan da#at e'ekti' kem"a!i !e%at (idung.

    35

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    36/95

    e. emas "er(u"ungan dengan kurangn&a #engeta(uan k!ien tentang

    #en&akit dan #rosedur tindakan medis /o#erasi.

      +ujuan : emas k!ien "erkurang.

      *riteria (asi! : *!ien akan menggam"arkan tingkat ke)emasan dan #o!a

    ko#ingn&a dan k!ien mengeta(ui dan mengerti tentang #en&akit &ang

    dideritan&a serta #engo"atann&a.

    nterensi :

    1 *aji tingkat ke)emasan k!ien.

    $asiona! : menentukan tindakan "erikutn&a.

    2 e!askan atau kuatkan #enje!asan #roses #en&akit indiidu.

    $asiona! : ;enurunkan ansietas dan da#at menim"u!kan #er"aikan

    #artisi#asi #ada ren)ana #engo"atan.

    3 iskusikan o"at #erna#asan, e'ek sam#ing dan reaksi &ang tidak

    diinginkan.

    $asiona! : Pasien ini sering menda#at o"at #erna#asan "an&ak seka!igus

    &ang mem#un&ai e'ek sam#ing (am#ir sama dan #otensia! interaksi o"at.

    4 iskusikan 'aktor indiidu &ang meningkat kondisi, misa!n&a udara ter!a!u

    kering, angin, !ingkungan dengan su(u ekstrim, ser"uk, asa#, s#rei aeroso!,

    dan #o!usi udara.

    $asiona! : >aktor !ingkungan ini da#at menim"u!kan atau meningkatkan

    iritasi.

    36

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    37/95

    PENATALAKSANAAN

    !. rainage

    a. 0edi'al %

    ekongestan lokal % efedrin !>(de$asa& N>(anak&

    ekongestan oral sedo efedrin 1 O

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    38/95

    +ujuan pengobatan sinusitis akut adalah untuk mengontrol infeksi, memulihkan

    kondisi mukosa nasal, dan menghilangkan nyeri.

      Sinusitis akut dapat sembuh spontan atau dapat sembuh hanya dengan

     pemberian obat.Sinusitis akut perlu dilakukan operasi jika penderita sakit berat atau

    telah terjadi komplikasi atau terjadi akibat kelainan anatomi.

    Sinusitis kronik perlu dilakukan operasi disamping dengan pemberian

    obat.Prinsip penanganan sinusitis adalah disamping penanganan sinusitisnya juga harus

    dilakukan penanganan terhadap penyebabnya.7ara operasi paling mutakhir terhadap

    sinusitis adalah dengan metode 6#SS (6un'tional #ndos'opi' Sius Surgery& atau BS#6

    (Bedah Sinus #ndoskopik 6ungsional& (Budisantoso, "::D&.

    38

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    39/95

     

    EPISTAKSIS

    #pistaksis adalah keluarnya darah dari hidungH merupakan suatu keluhan atau

    tanda, bukan penyakit. Perdarahan yang terjadi di hidung adalah akibat kelainan

    setempat atau penyakit umum. Penting sekali men'ari asal perdarahan dan

    menghentikannya, di samping perlu juga menemukan dan mengobati sebabnya.

    #pistaksis sering ditemukan sehari-hari dan mungkin hampir D:> dapat berhenti

    dengan sendirinya (spontan& atau dengan tindakan sederhana yang dilakukan oleh

     pasien sendiri dengan jalan menekan hidungnya.

    #pistaksis berat, $alaupun jarang dijumpai, dapat mengan'am keselamatan ji$a

     pasien, bahkan dapat berakibat fatal, bila tidak segera ditolong. Pada umumnya terdapat

    dua sumber perdarahan yaitu dari bagian anterior dan bagian posterior. #pistaksis

    anterior dapat berasal dari Pleksus )iesselba'h atau dari arteri ethmoidalis anterior.

    Sedangkan epistakasis posterior dapat berasal dari arteri sphenopalatina dan arteri

    ethmoid posterior. #pistaksis biasanya terjadi tiba-tiba. Perdarahan mungkin banyak,

     bisa juga sedikit. Penderita selalu ketakutan sehingga merasa perlu memanggil

    dokter.Sebagian besar darah keluar atau dimuntahkan kembali.

    39

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    40/95

    E.ista&sis /.erdarahan hidung0

    ETIOLOGI

    Seringkali epistaksis timbul spontan tanpa dapat diketahui penyebabnya,

    kadang-kadang jelas disebabkan oleh kelainan lo'al pada hidung atau kelainan sistemik.

    )elainan %o1a% misalnya trauma, kelainan anatomi, kelainan pembuluh darah, infeksi

    lo'al, benda asing, tumor, pengaruh udara lingkungan. )elainan sistemi&   seperti

     penyakit kardiovaskuler, kelainan darah, infeksi sistemik, perubahan tekanan atmosfir,

    kelainan hormonal dan kelainan 'ongenital.

    1. Trauma

    Perdarahan dapat terjadi karena trauma ringan misalnya mengorek hidung,

     benturan ringan, bersin atau mengeluarkan ingus terlalu keras, atau sebagai akibat

    trauma yang lebih hebat seperti terkena pukul, jatuh atau ke'elakaan lalulintas. Selain

    itu juga bisa terjadi akibat adanya benda asing tajam atau trauma pembedahan.

    #pistaksis sering juga terjadi karena adanya spina septum yang tajam.

    Perdarahan dapat terjadi di tempat spina itu sendiri atau pada mukosa konka yang

     berhadapan bila konka itu sedang mengalami pembengkakan.

    2. Kelainan pembuluh darah (local)

    Sering 'ongenital, pembuluh darah lebih lebar, tipis, jaringan ikat dan sel-selnya lebih

    tipis.

    3. Infeksi local 

    40

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    41/95

    #pistaksis bisa terjadi pada infeksi hidung dan sinus paranasal seperti rhinitis

    atau sinusitis. Bisa juga pada infeksi spesifik seperti rhinitis jamur, tuber'ulosis, lupus,

    sifilis dan lepra.

    4. Tumor 

    #pistaksis dapat timbul pada hemangioma dan karsinoma. Yang lebih sering

    terjadi pada angiofibroma, dapat menyebabkan epistaksis berat.

    5. Penyaki kardio!askular 

    ipertensi atau kelainan pembuluh darah seperti yang terjadi pada

    arteriosklerosis, nefritis kronik, sirosis hepatis, atau diabetes mellitus dapat

    menyebabkan epistaksis. #pistaksis yang terjadi pada penyakit hipertensi seringkali

    hebat dan berakibat fatal.

    ". Kelainan darah

    )elainan darah penyebab epistaksis antara lain leukemia, trombositopenia,

     berma'am-ma'am anemia serta hemophilia.

    #. Kelainan con$enial 

    )elainan 'ongenital yang sering menyebabkan epistaksis ialah telengiektasis

    hemoragik herediter ( !ereditary !emorrhaic Teleniectasis Osler&Rendu&'eber 

    disease&. Juga sering terjadi pada on 'illenbrand disease.

    %. Infeksi sisemik 

    Yang sering menyebabkan epistaksis ialah demam berdarah, demam tifoid,

    influen8a, dan morbili juga dapat disertai epistaksis.

    &. Perubahan udara aau ekanan amosfir 

    #pistaksis ringan sering terjadi bila seseorang berada di tempat yang 'ua'anya

    sangat dingin atau kering. al serupa juga bisa disebabkan adanya 8at-8at kimia

    ditempat industry yang menyebabkan keringnya mukosa hidung.

    1'. an$$uan hormonal 

    41

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    42/95

    #pistaksis juga dapat terjadi pada $anita hamil atau menopause karena pengaruh

     perubahan hormon.

    SUM2ER PERDARAHAN

    0elihat asal perdarahan, epistaksis dibagi menjadi epistaksis anterior dan

    epistaksis posterior. Lntuk penatalaksanaannya, penting di'ari sumber perdarahan

    $alaupun kadang-kadang sulit.

    E.ista&sis Anterior

    )ebanyakan berasal dari pleksus )isselba'h

    (anastomosis dari . #thmoidalis posterior, .

    Sphenopalatina, . Palatina mayor, . *abialis superior& di

    septum bagian anterior atau dari arteri etmoidalis anterior.

    Perdarahan pada septum anterior biasanya ringan karena keadaan

    mukosa yang hiperemis atau kebiasaan mengorek hidung dan

    kebanyakan terjadi pada anak-anak, seringkali berulang dan dapat

     berhenti sendiri.

    E.ista&sis Posterior

    apat berasal dari . #thmoidalis posterior atau .

    Sphenopalatina. Perdarahannya biasanya lebih hebat dan jarang dapat berhenti sendiri.

    Sering ditemukan pada pasien dengan hipertensi, arteriosklerosis atau pasien dengan

     penyakit kardiovaskuler karena pe'ahnya .Sphenopalatina.

    KESIMPULAN

    42

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    43/95

    Pada kasus ini datang seorang pasien pria dengan keluhan keluarnya darah dari

    hidung. Perdarahan dari pasien dapat dibedakan dari sifat perdarahannya. Pada pasien

    tampak perdarahan berasal dari bagian posterior karena darah tampak lebih banyak.

    Pada pemeriksaan fisik terlihat adanya darah di daerah orofaring yang semakin

    menguatkan diagnosis perdarahan hidung atau epistaksis yang berasal dari pendarahan

     bagian posterior.

    Pada pasien juga terdapat faktor-faktor pendukung terjadinya perdarahan.

    Seperti adanya hipertensi grade 22 pada pasien dilihat dari hasil pengukuran tekanan

    darahnya. Selain itu juga terdapat faktor pendukung lainnya, yaitu adanya

    hiperlipidemia pada pasien dilihat dari pemeriksaan profil lipidnya. al ini menambah

     berat perdarahan pada pasien karena pembuluh darah menjadi tidak elastis sehingga

    dapat pula semakin menaikkan tekanan darah pasien.

    iberikan tatalaksana seperti pemasangan tampon belloI pada pasien untuk 

    menghentikan perdarahan pada bagian posterior sambil diperhatikan adanya aspirasi

     pada pasien. Jika perdarahan tidak berhenti maka dapat dirujuk ke dokter spesialis

    telinga hidung dan tenggorokan untuk ditangani lebih lanjut.

    ETHMOIDITIS AKUT

    A" Deinisi/30

    #thmoiditis adalah infeksi dari sinus-sinus ethmoid, yang berbentuk seperti

    sarang lebah terdiri dari sel-sel udara yang berkumpul antara kavum nasal dan orbita.

    kut ethmoiditis biasanya timbul dari penyebaran infeksi dari sinus-sinus lain.

    #thmoiditis merupakan kasus yang jarang dan dapat terjadi pada semua umur.

    2" Etio%ogi/40

    #thmoiditis sering merupakan komplikasi dari infeksi saluran nafas atas seperti

    influen8a. 5angguan drainase karena sumbatan ostium dapat juga menjadi penyebabnya

    seperti polip, benda asing, abnormalitas anatomi (seperti septum deviasi&, tumor,

    imunokopromise, trauma, gangguan letak saluran 52+, dan abnormalitas dari motilitas

    43

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    44/95

    silia mukosa. al-hal tersebut merupakan faktor resiko untuk terjadinya ethmoiditis.

    2nfeksi pada gigi juga dapat merupakan fokal infeksi dan menyebar terutama melalui

     pembuluh darah.

    Sinusitis ethmoid akut sering terjadi karena bakteri. Yang banyak dilaporkan

    adalah Stre%tococcus %neumoniae dan !aemo%hilus influen$ae lebih dari ;:> penyebab

    sinusitis akut. )uman lainnya termasuk Sta%hylococcus aureus dan Stre%tococcus

     %yoenes. +etapi setelah vaksin Stre%tococcus %neumoniae dan !aemo%hilus influen$ae

    ditemukan, predominansi ini mungkin berubah. Pada sinusitis kronis, kuman anaerob

    dapat ditemukan dan pada pesien dengan imunokompromise infeksi patogen jamur dan

     basil gram negatif sering merupakan penyebabnya.

    kut ethoiditis biasanya tidak terjadi tiba-tiba, ke'uali yang disebabkan oleh,

     penyelaman atau berenang dimana air yang mengandung bakteri atau virus patogen

    langsung masuk ke struktur paranasal.

    5" Patoisio%ogi/30

    2nflamasi mukosa sinus saat influen8a, yaitu edema mukosa dapat menutupi

    ostium sehingga terjadi gangguan drainase oleh mukosiliar. kumulasi se'ret dalam

    sinus merupakan media yang baik untuk berkembangya kuman sehingga timbul infeksi.

    )ompleks osteomeatal sangat penting untuk drainase sinus-sinus ethmoid.

    D" Ge,a%a K%inis/*'+'40

    Se'ara umum, pasien dengan sinusitis ethmoid akut biasanya akan timbul gejala

    lemas badan dari derajat ringan sampai sedang. Sekret dari lubang hidung nmungkin

    ada kadang purlen, mukosa nasal bisa edem dan hiperemis. =asofaring dan orofaring

    mungkin eritem, pasien dapat merasakan panas badan dengan variasi suhu dan sakit

    kepala. Jumlah leukosit biasanya tidak meningkat tajam sampai terjadi infeksi sistemik.Bila infeksi semakin berat, nyeri juga semakin meningkat sesuai bertambahnya daerah

    sinus yang terinfeksi dan nyeri dapat menyebar sesuai persarafan ke bagian medial

    orbita, area mata dan kening. Pada sinusitis ethmoid akut yang berat, khususnya pasien

    dengan imunokompromise dapat berkembang menjadi kasus emergensi dengan selulitas

    fasial, selulitas orbita dan meningitis(@&.

    #thmoiditis biasanya timbul dengan gejala serasa ada tekanan di pertengahan

    orbita. 0ungkin ada hubungannya dengan sakit kepala berat, lakrimasi, atau edema

    44

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    45/95

     palpebra. Perubahan ke lateral dari pada boal mata mungkin menunjukkan adanya

    infeksi pada lamina papirasea. Sinusitis pada anak sering mempengaruhi sinus-sinus

    ethmoid menjadi tumbuh sebagian. Saat pemeriksaan, pus dapat ditemukan pada meatus

    media superior. Se'ara radiologi tampak opasifikasi dari sinus yang terkena(;&.

    5ejala ethoiditis dapat berupa(

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    46/95

     penyebaran se'ara langsung seperti abses epidural dan abses parenkhimal. Lntungnya

    sekarang ini jarang terjadi. +rombosis sinus kavernosus ditandai dengan optalmoplegi,

    kemosis, hilangnya penglihatan. #pidural abses biasanya sulit terdiagnosa, dan mungkin

    terdeteksi dengan 7+ S'an. arus selalu diingat bah$a diagnosa karsinoma sinus

     pranasal adalah berbeda dengan sinusitis. 5ambaran destruksi tulang se'ara radiologist,

    neuropati saraf 'ranial (khususnya "&, nyeri persisten, epistaksis, gejala klinis yang

    terus-menerus dapat di'urigai kemungkinan adanya suatu karsinoma(9&.

    Bila ada ri$ayat alergi yang lama, infeksi bakteri, gangguan struktural, dinding

    sinus menipis dan draenase terhambat. ai ini dapat berkembang menjadi sinusitis

    kronis(

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    47/95

    Bila pasien tidak berespon dengan pengobatan, hasil kultur dan tes resistensi

    dapat digunakan untuk terapi selanjutnya. Penelaahan pathogen atipik atau status

    imunokompromise harus diperhatikan pada pasien yang tidak responsive terhadap

     pengobatan dan timbulanya penyakit progresif. Bila sinusitis  "seudomoas atau jamur 

    timbul, maka itu harus diidentifikasi dan diterapi sesuai kuman penyebabnya.

    +erapi medis mungkin tidak 'ukup untuk mengobati ethmoiditis. Pada kasus

    tersebut pengobatan tanpa eradikasi dapat berkembang menjadi kronis. Pengobatan

    dengan antibiotik selanjutnya dan terapi operasi harus dipertimbangkan untuk mengatasi

    ethmoiditis kronis. Saat ethmoiditis akut menjadi berat se'ara progresif, pengobatan

    ditujukan untuk men'egah penyebaran ke tempat yang mudah ditulari seperti orbita atau

    tidak responsif terhadap terapi antimikroba yang agresif, terapi operasi harus

    dipetimbangkan. Pasien biasanya dira$at, dan terapi medis diberikan dengan antibiotik 

    spektrum luas dan lebih dari satu ma'am. Sebagai tambahan obat yang paling

    didahulukan termasuk 'eftriaEone, van'omy'in, ti'ar'illin/'lavulanate,

    ampi'illin/sulba'tam, dan 'efta8idime. Bila dalam " jam tidak ada perbaikan, terapi

    operasi harus diambil.

    #" O.erati  /30

    3perasi draenase diperlukan bila pus sudah terbentuk. Pus biasanya terkumpul

    diba$ah rongga orbiat (di periosteum&. nestesi umum yang biasanya digunakan. 2nsisi

    dinbuat melalui kulit pada samping nasal bridge, pus didraenase, sistem sel-sel udara

    mastoid dibuka dan draenase ke dalam hidung se'ara penuh. Sinus yang lain mungkin

    didraenase pada $aktu yang sama. Ra$at inap selama beberapa hari biasanyadiperlukan

    utuk melanjutkan observasi dan pemberian antibiotik.

    $" Kom.%i&asi tera.i/+0

    #fek samping terhadap obat yang digunakan bersifat spesipik. ekongestan oral

    dapat menyebakan sulit tidur, peningakatan heart rate, dan ke'emasan. nthistamin oral

    dapat menyebabkan mengantuk dan membran mukosa terasa kering. ntibiotik dapat

    menyebakan gangguan perut dan reaksi alergi dan bila digunakan tidak tepat dapat

    menyebabkan gangguan flora normal dan meningkatkan insidensi penyakit jamur.

    +opikal steroid biasanya aman tetapi bila se'ara oral penggunaannya harus sesuai

    aturan.

    47

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    48/95

    H" Pen1egahan/+0 

    Sulit untuk men'egah ethmoiditis untuk menyebar ke organ lain. +etapi

     bagaimana pun membersihkan sekret hidung dapat men'egah infeksi bakteri.

    0embersihkan hidung bisa dengan 'ara minum banyak 'airan, membatasi susu, dan

    men'u'i sinus dengan 'airan garam fisiologi. alam kasus alergi, seseorang harus

    menghindari allergen yang dapat menimbulkan reaksi alergi. Bila ada inflamasi kronis

     pada infeksi, semprot hidung dapat membantu men'egah kerusakan mukosa membran

    seiring dengan $aktu.

    I" Monitoring/+0

    0onitoring berdasarkan berat-ringannya gejala dan berapa lama penyakit sakit

    terakhir berlangusng. 2nfeksi biasanya sembuh dengan terapi dan jarang menyebar ke

    rongga orbita atau kavum kranial. engan alasan yang tidak diketahui, laki-laki de$asa

     beresiko tinggi untuk ethmoiditis dan membutuhkan monitoring yang ketat. Setiap

    kejadian penyakit baru atau kasus ga$at harus dilaporkan.

    2A2 I

    PENDAHULUAN

    3titis media merupakan penyakit yang paling sering ditemukan oleh dokter 

    ++. 0eskipun umumnya kondisi ini diderita oleh anak-anak namun !,;> orang

    de$asa pernah mengalami otitis media supuratif. )omplikasi otitis media

    dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu intrakranial dan ekstrakranial. )omplikasi

    intrakranial termasuk meningitis, en'ephalitis, abses otak, abses epidural, dan trombosis

    sinus lateral. Sebelum penggunaan antibiotik meluas, ",1> pasien dengan otitis media

    mengalami komplikasi intrakranial. Resiko terjadinya komplikasi ektrakranial dari otitis

    media ini dua kali lebih sering daripada komplikasi intrakranial, dengan :,;> pasien

    mengalami permasalahan seperti paralisis nervus kranial, labirinitis, perikondritis,

    mastoiditis koalesen, dan abses Be8old.!,"

    bses be8old termasuk abses leher dalam yang merupakan komplikasi otitis

    media supuratif yang jarang terjadi. bses ini pertama kali ditemukan pada tahun !99!

    oleh dr 6riedri'h Be8old, seorang dokter ++ dari Jerman. Be8old mengemukakan

    48

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    49/95

     bah$a mastoiditis supuratif dapat menjadi abses di tiga tempat% postaurikuler,

    8igomatik, dan leher. =amun ditekankan, bah$a dikatakan abses Be8old hanya ketika

     pembentukan abses melibatkan leher.1

    Semua berasal dari literatur ++ dan radiologi. bses Be8old dilaporkan terlihat

     pada orang de$asa (!1 dari !; pasien, 9@>& dimana kebanyakan pria (!" dari !; pasien,

    9:>&. )ebanyakan pasien dengan ri$ayat kolesteatoma atau operasi mastoid

    sebelumnya tampaknya meningkatkan resiko untuk menjadi abses Be8old. Pasien

    mungkin datang dengan gejala akut atau kronis, dengan onset gejala untuk diagnosis

     berkisar 1 hari sampai 1 tahun. Pasien biasanya datang dengan keluhan nyeri leher,

     benjolan di leher, nyeri postaurikuler, otalgia, otorrhea, atau gangguan pendengaran. 1

     =amun, saat ini abses be8old menjadi semakin langka dengan meluasnya

     penggunaan antibioti' untuk mengatasi otitis media dan mastoiditis. !,1

    49

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    50/95

    2A2 II

    PEM2AHASAN

    II" !" Deinisi

    bses Be8old adalah abses leher dalam yang berkembang mirip dengan abses

    subperiosteal se'ara patologi. engan adanya mastoiditis 'oales'ent, jika korteks

    mastoid terkena pada ujungnya, sebagai la$an dari korteks lateral, abses akan

     berkembang di leher, dalam sampai sternokleidomastoid. bses ini dideskripsikan

    sebagai massa yang dalam dan lembut pada leher.

    Pada tahun !99! 6rederi'h Be8old (!9"-!D:9& melaporkan adanya pus yang

    keluar dari sisi medial prosesus mastoid yang terinfeksi dan membentuk abses jaringan

    leher dalam, abses ini kemudian dikenal dengan mastoiditis Be8old. estruksi terjadi

     pada bagian tulang yang tipis pada insisura mastoid (insisura digastrika&, selanjutnya

     pus mengalir di sepanjang m. digastrikus ke arah dagu, mengisi ruang retromaksilla dan

     berjalan di sepanjang perjalanan arteri oksipital. Bila tidak diobati, maka akan terjadi

     perluasan ke m.sternokleidomastoideus, m.trape8ius, dan m.splenius.!,;

    Be8old mendapatkan bah$a bila pus pada otot-otot tersebut men'apai otot-otot

     pendek pada leher dalam, maka pus dapat meluas ke prosesus vetebra orakal dua. Pus

    50

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    51/95

     juga dapat meluas ke ba$ah di sepanjang sarung pembuluh darah besar sampai ke ruang

     previsera, laring, atau mediastinum. bses juga dapat mengenai ruang parafaring dan

    retrofaring akibat perluasan langsung. 7heesman (!D@D& yang dikutip oleh 5affney,

    melaporkan adanya abses Be8old yang agak berbeda dengann yang ditulis oleh Be8old.

    2a menyebutkan abses Be8old sebagai abses yang timbul didalam m.

    sternokleidomastoideus akibat keluarnya pus dari tip mastoid.!,;,<

    Be8old membedakan abses ini dari abses subperiosteum dan 8igomatikus yang

    terjadi akibat destruksi korteks mastoid, yang lebih sering terjadi pada anak-anak. ;,<

    II" #" Anatomi

    )avum timpani merupakan suatu rongga yang bagian lateralnya dibatasi oleh

    membran timpani, di medial oleh promontorium, di superior oleh tegmen timpani, di

    inferior oleh bulbus jugularis dan n. fasialis. Sebelah anterior dibatasi oleh tuba

    #usta'hius, semikanal m. tensor timpani, arteri karotis dan di posterior dibatasi oleh

    eminensia piramidalis, aditus ad antrum, tempat keluarnya korda timpani, fosa inkudis,

    dan dibaliknya terdapat antrum mastoid.@

    )avum timpani terutama berisi udara yang mempunyai ventilasi ke nasofaring

    melalui tuba #usta'hius. 0enurut ketinggian batas superior dan inferior membran

    timpani, kavum timpani dibagi menjadi tiga bagian, yaitu epitimpanum yang merupakan

     bagian kavum timpani yang lebih tinggi dari batas superior membran timpani,

    mesotimpaninum yang merupakan ruangan di antara batas atas dengan batas ba$ah

    membran timpani dan hipotimpanum, yaitu bagian kavum timpani yang terletak lebih

    rendah dari batas ba$ah membran timpani. i dalam kavum timpani terdapat tiga buah

    tulang pendengaran (osikel& dari luar ke dalam, yaitu maleus, inkus dan stapes.@

    Pars mastoid tulang temporal ialah tulang keras yang terletak di belakang telinga.

    i dalam kavum timpani, terdapat rongga seperti sarang lebah yang berisi udara.

    Rongga-rongga udara ini (air cells) terhubung dengan rongga besar yang disebut antrum

    mastoid. )egunaan air cells ini adalah sebagai udara 'adangan yang membantu gerak 

    normal gendang telinga.@

    51

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    52/95

    5ambar !. Pneumatisasi pada tulang temporal."!

    Prosesus mastoid sering disebut juga ujung mastoid (mastoid ti%& merupakan suatu

    tonjolan di bagian ba$ah tulang temporal yang dibentuk oleh prosesus 8igomatikus di

     bagian anterior dan lateralnya, serta pars petrosa tulang temporal di bagian ujung dan

     posteriornya. Pneumatisasi mastoid mulai setelah bayi lahir dan hampir lengkap pada

    usia 1 dan tahun, kemudian berlangsung terus sampai usia de$asa. Proses

     pneumatisasi ini bervariasi pada individu, sehingga terdapat tiga tipe pneumatisasi, yaitu

     pneumatik, diploik dan sklerotik. Pada tipe pneumatik, hampir seluruh prosesus mastoid

    terisi oleh pneumatisasi. Sklerotik tidak terdapat pneumatisasi sama sekali dan tipe

    diploik pneumatisasi kurang berkembang. Sel mastoid dapat meluas ke daerah

    sekitarnya, dapat sampai ke arkus 8igomatikus dan ke pars skuamosa tulang temporal.

    @

    6ormasi abses leher mengikuti anatomi regional. +ip mastoid, pneumatisasi pada

    de$asa, terdiri dari sel-sel udara berdinding tipis. Bagian lateral dari prosesus

    mastoideus terdiri dari tulang yang lebih tebal dibandingkan dengan dinding bagian

    medial. Selain itu, bagian lateral berfungsi sebagai tempat insersi dari m. digastrikus, m.

    sternokleidomastoideus, m. kapitis splenius dan m. kapitis longissimus. Bagian lateral

    yang tebal dari prosesus mastoid dan pertemuan dari otot leher berfungsi sebagai barier 

    kuat penahan erosi pus di bagian lateral. Pus di mastoid mengikis melalui area yang

    52

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    53/95

    tidak kuat yaitu tip mastoid di bagian inferior dan medial. engan demikian, abses

    terkumpul jauh di dalam otot-otot leher sehingga sulit untuk di deteksi dini. 9

     

    5ambar ". 0. sternokleidomastoideus."!

    II" $" E.idemio%ogi

    0enurut 0ygind (!D:1&, yang dikutip oleh 5affney, pada era praantibiotik,

    lebih dari ;:> kasus otitis media akut menimbulkan komplikasi mastoiditis. Be8old

    mendapatkan ":> kasus mastoiditis berlanjut menjadi abses Be8old. =amun sejak 

    ditemukan antibiotika, kasus komplikasi otitis media supuratif sangat menurun.

    Beberapa penulis mendapatkan :,> kasus otitis media berlanjut menjadi

    mastoiditis.",;,<

    bses Be8old lebih sering ditemukan pada orang de$asa dengan pneumatisasi

    sel yang besar pada tip mastoidnya. ;

    5affney (!DD!&, menyatakan bah$a sejak tahun !D@;-!DD! laporan mengenai

    abses Be8old sangat jarang, hanya ditemukan sebanyak @ kasus.;

    53

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    54/95

    Smousha dkk (!D9D& selama dua tahun mendapatkan satu kasus abses yang

    terbatas dalam sarung m. sternokleidomastoideus dan empat kasus abses leher dalam

    akibat infeksi telinga (otogenik& seperti yang diterangkan oleh Be8old. ari kelima

    kasus tersebut " kasus akibat komplikasi 30, 1 kasus akibat komplikasi 30S) yang

    dihubungkan dengan kolesteatom.<

    #dison (!D9:& melaporkan ! kasus abses Be8old berhubungan dengan

     berhubungan dengan 30S), yang meluas ke ruang supraskapular.D

    Pearson (!DD& melaporkan ! kasus abses Be8old yang disertai komplikasi

    trombosis sinus lateral.!:

    6uruka$a (!DD;& melaporkan pula ! kasus abses Be8old yang berhubungandengan kolesteatom.!!

    0arioni ("::!& melaporkan ! kasus abses Be8old pada anak berusia !9 bulan.

    2nsidensi abses Be8old di Rumah Sakit 7ipto 0angunkusumo sangat jarang. ari tahun

    "::

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    55/95

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    56/95

    II" +" Diagnosis

    iagnosis abses Be8old ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis

    dan pemeriksaan penunjang.<

    II" +" !" Anamnesis

    Pada anamnesis biasanya didapatkan adanya ri$ayat otore dan panas tinggi,

    $alaupun tidak jarang ditemukan kasus dengan suhu normal. )adang-kadang terdapat

    trismus dan sukar menelan akibat tekanan abses pada dinding faring dan tonsil.<

    II" +" #" Pemeri&saan K%inis

    bses Be8old biasanya ditandai dengan pembengkakan dari tip mastoid sampai

    sepanjang m. sternokleidomastoideus, nyeri tekan dengan atau tanpa fluktuasi.

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    57/95

    5ambar ". Pasien dengan

     pembengkakan di leher dan regio

    retroaurikular.!<

    5ambar 1. 7ervi'otomy dengan

    drainase sekret purulen.!<

    57

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    58/95

    )adang-kadang abses Be8old disertai paresis fasialis akibat tekanan pada foramen

    stilomastoideum. )elainan telinga pada abses Be8old seperti adanya desakan pada dinding

    liang telinga posterosuperior dengan perforasi membran timpani dan sekret yang banyak.

    )adang-kadang infeksi liang telinga mengalami perbaikan sehingga tidak ditemukan

    gambaran infeksi.

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    59/95

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    60/95

     Berdasarkan uji kepekaaan, kuman aerob memiliki angka sensitifitas tinggi terhadap

    terhadap 'efora8one sulba'tam, moEyfloEa'ine, 'efora8one,'eftriaEone, yaitu lebih dari @:>.

    0etronida8ole dan klindamisin angka sensitifitasnya masih tinggi terutama untuk kuman

    anaerob gram negatif. ntibiotik biasanya dilakukan selama lebih kurang !: hari.!@

    Berdasarkan literatur, operasi dini umumnya dianjurkan untuk evakuasi abses dengan

    drainase pus dari sel mastoid di regio leher dilakukan se'ara bersamaan. Pendapat lain

    operasi dini untuk drainase pus dari leher, kemudian diren'anakan operasi untuk penyakit

    telinga yang mendasarinya pada saat yang lebih tepat dimana inflamasi telah berkurang. !

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    61/95

    Pada umumnya, prognosis abses be8old baik apabila didiagnosis se'ara dini dan

    ditangani dengan penanganan yang tepat. )ebanyakan pasien umumnya sembuh total dengan

    terapi antibiotik yang adekuat dan intervensi pembedahan dini (!: dari ! pasien, @!>&. !<

    +3R+2*32S

      +ortikolis merupakan leher yang terputar atau keadaan dimana otot-otot leher 

    terkontraksi disertai perputaran leher.! +ortikolis dapat terjadi sejak lahir, conenital 

     Muscular Torticollis (70+&, atau didapat saat de$asa, acuired torticollis. Conenital 

    muscular torticollis (70+& merupakan kelainan mus'uloskeletal kongenital terbanyak ketiga

    setelah dislokasi panggul dan clubfoot .@ )elainan kongenital ini ditandai dengan pemendekan

    otot sternokleidomastoideus unilateral.

      2nsidensi 70+ kurang dari "> dan diyakini disebabkan oleh trauma lokal pada

     jaringan lunak leher sebelum atau selama persalinan, khususnya pada persalinan dengan

     presentasi bokong dan persalinan sulit yang dibantu dengan for'eps. Sedangkan, pada orang

    de$asa, setiap abnormalitas atau trauma tulang servikal bisa menyebabkan tortikolis

    termasuk trauma minor (tegangan/regangan&, fraktur, dislokasi, dan subluEasi, sering

    menyebabkan spasme dari otot leher."

      0anifestasi klinis yang didapat dari pemeriksaan yaitu kepala miring ke arah yang

    sakit (setelah menyingkirkan penyebab lain seperti anomali tulang, diskitis, limfadenitis&,

    leher menjadi tidak seimbang dan pendek pada bagian yang fibrosis, di sisi yang fibrosis

    telinga mendekati bahu, garis mata dan garis bahu membentuk sudut (normalnya sejajar&,

     perkembangan muka dapat menjadi asimetris, dan terdapat benjolan berbatas tegas yang

    melibatkan satu atau kedua 'aput sterno'ledomastoideus.,<

      Semakin muda usia pasien tortikolis, semakin baik prognosisnya. Pada usia anak 

    diba$ah satu tahun, pengobatan se'ara konservatif menunjukkan hasil yang memuaskan.

    Sedangkan, $aktu yang optimal untuk operasi adalah antara !- tahun.,@0engingat

     pentingnya diagnosa sedini mungkin pada pasien dengan tortikolis, maka penting bagi para

    'alon dokter umum untuk mengetahui mengenai penyakit ini lebih jauh. 3leh karena itu,

    makalah ini akan membahas mengenai tortikolis.

    #"! Deinisi

      +ortikolis merupakan leher yang terputar atau keadaan dimana otot-otot leher 

    terkontraksi disertai perputaran leher.! +ortikolis bisa juga diartikan sebagai istilah umum

    61

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    62/95

    untuk berbagai kondisi dystonia kepala dan leher , yang menampilkan variasi tertentu dalam

    gerakan kepala ( komponen phasi' & ditandai dengan arah gerakan (hori8ontal , seolah-olah

    mengatakan tidak , atau vertikal , seolah-olah mengatakan iya &. +ortikolis berasal dari

     bahasa *atin , tortus , berarti memutar dan 'ollum , berarti leher ."

    #"# Anatomi Otot Leher

    3tot leher ada yang melekat pada tulang hyoid dan ada yang tidak melekat pada

    tulang hyoid. 3tot yang tidak melekat pada tulang hyoid yaitu % (!& 0us'ulus

    Sterno'leidomastoideus, origo di manubrium sterni dan 'lavi'ula (!/1 medial& serta insersio

    di pro'essus mastoideus os temporalis. dapun aksinya yakni bilateral-fleEi kepala, rotasi

    unilateral kepala, memalingkan $ajah ke sisi sebaliknya. 3tot ini dipersarafi oleh nervus

    a''essorius (= O2&H ("& 0us'ulus s'alenus anterior dan s'alenus medius, origo di pro'essus

    transverses vertebra 'ervi'alis bagian atas dan insersio di 'osta !. ksinya adalah fleksi leher 

    dan elevasi 'osta !. 3tot ini dipersarafi oleh ramus ventralis nervus 'ervi'alis (5ambar ".!

    dan 5ambar "."&.1

     

    Gam7ar #"! Otot %eher / Tam.a& %atera%0$

    62

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    63/95

    Gam7ar #"# Otot %eher / Tam.a& anterior0

    $

    3tot leher yang melekat pada hyoid terbagi menjadi dua yaitu suprahyoid dan

    infrahyoid. 3tot yang berada infrahyoid yaitu % (!& 0us'ulus 3mohyoid (otot ini memiliki

    dua belly yang dihubungkan dengan tendon intermediet&, origo untuk inferior belly dari

    s'apula-medial ke su%rasca%ular notch (tendon intermediet dihubungkan ke klavikula dan rib

    !. 2nsersionya pada tulang hyoid. ksinya yaitu untuk menekan tulang hyoid. 3mohyoid

    dipersarafi oleh ansa 'ervi'alisH ("& 0us'ulus Sternohyoid , origonya berasal dari sternum-

    manubrium klavikula dan insersionya di tulang hyoid. ksinya untuk mendepresi tulang

    hyoid. Sternohyoid dipersarafi ansa 'ervi'alisH (1& 0us'ulus Sternothyroid, origonya dari

    sternum-manubrium dan insersionya di kartilago tiroidea. ksinya adalah untuk depresi

    kartilago tiroidea, depresi tulang hyoid dan laring se'ara indirek. Sternothyroid dipersarafi

    oleh ansa 'ervi'alisH (& 0us'ulus +hyrohyoid, origo dari kartilago tiroidea dan insersio di

    tulang hyoid. ksinya untuk depresi tulang hyoid dan elevasi laring. +hyrohyoid dipersarafi

    oleh 7! dan =ervus hipoglossus ( = O!!& (5ambar ".1 dan 5ambar ".&.1

    63

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    64/95

    Gam7ar #"$ Otot Inrah(oid dan su.rah(oid$

    3tot leher yang berada suprahyoid yaitu % (!& 0us'ulus igastri'us (memiliki

    dua belly&, origo %osterior belly dari tulang temporal-mastoid notch (medial terhadap

     pro'essus mastoideus& sedangkan origo anterior belly dari bagian dalam mandibula.

    2nsersionya pada tulang hyoid melalui tendon intermediet. ksinya untuk elevasi tulang

    hyoid dan depresi mandibula. "osterior belly dipersarafi oleh nervus fa'ialis ( = 22&

    dan anterior belly dipersarafi oleh nervus trigeminus (= 1&H ("& 0u'ulus Stylohyoid, origodi tulang temporal-pro'essus styloideus dan insersio di tulang hyoid. ksinya untuk elevasi

    tulang hyoid dan dipersarafi oleh nervus fa'ialis (= 22&H (1& 0us'ulus mylohyoid, origo dari

    mandibula-mylohyoid line dan insersio di tulang hyoid. ksinya untuk elevasi tulang hyoid

    serta mengangkat dasar mulut selama menelan. 3tot ini dipersarafi ileh nervus trigeminus (=

    1&H (& 0us'ulus 5eniohyoid, origonya dari bagian dalam mandibula dan insersio di tulang

    hyoid. ksinya untuk elevasi tulang hyoid dan memba$a hyoid ke depan. 3tot ini dipersarafi

    oleh 7!, nervus hypoglossus ( = O22& (5ambar ".1 dan 5ambar ".&.1

    64

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    65/95

    Gam7ar #") Otot Inrah(oid dan Su.rah(oid serta a&sin(a$

    #"$ Etio%ogi#

      #tiologi tortikolis terbagi menjadi etiologi lokal, etiologi kompensasi, dan etiologi

    sentral. 0asing-masing akan dijelaskan diba$ah ini.

    a. #tiologi lokal

    Pada orang de$asa, setiap abnormalitas atau trauma tulang servikal bisa

    menyebabkan tortikolis termasuk trauma minor (tegangan/regangan&, fraktur, dislokasi, dan

    subluEasi, sering menyebabkan spasme dari otot leher. Penyebab lainnya yakni infeksi,

    spondylosis, tumor, jaringan parut. Selain itu, infeksi saluran nafas bagian atas dan infeksi

     jaringan lunak di leher bisa menyebabkan tortikolis sekunder terhadap kontraktur otot atau

    adenitis.

    Pada anak usia "- tahun biasanya tortikolis sering disebabkan oleh abses

    retrofaringeal. +ortikolis juga bisa terjadi akibat infeksi yang mengikuti trauma atau infeksi di

    sekitar jaringan atau struktur leher termasuk faringitis, tonsillitis, epiglottitis, sinusitis, otitis

    media, mastoiditis, abses nasofaring, dan pneumonia lobus atas.

     b. #tiologi kompensasi

    +ortikolis sering merupakan mekanisme kompensasi dari penyakit atau symptom lain

    seperti strabismus dengan parese nervus 2, nistagmus kongenital, dan tumor fossa posterior.

    '. #tiologi sentral

    65

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    66/95

    +ortikolis sering juga disebabkan oleh reaksi distonia sekunder terhadap obat-obatan

    seperti phenotia8in, meto'lopramide, haloperidol, 'arbama8epine, phenytoin, and terapi *-

    dopa. Pada $amita usia 1:-

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    67/95

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    68/95

    Gam7ar #"* Pemeri&saan &%inis torti&o%is)

      Selanjutnya, tipe dari deformitas harus diselidiki, sebagaimana kombinasi dan fleksi

    dan rotasi, apakah deformitas tersebut rigid atau fleksibel, dan apakah bisa sembuh dengan

    sendirinya atau tidak. )ondisi kelainan mus'uloskeletal lainnya seperti hip dysplasia harus

    diperiksa. Selain itu, pemeriksaan optalmologi perlu dilakukan karena dapat mengetahui

    ketidakseimbangan dari otot ekstra o'ular yang merupakan faktor penyebab dari tortikolis.

      Pemeriksaan ultrasonografi berguna sebagai alat diagnostik yang penting dan untuk 

    menentukan prognosis. al ini ditandai dengan sensitivitas (D;.91>& dan spesifisitas

    (91.11>& dan dapat membedakan staging dari tortikolis kongenital. Pemeriksaan penunjang

    yang lebih modern dan 'anggih ialah dengan menggunakan manetic resonance

    imain (0R2&. Pada beberapa studi dilaporkan bah$a hasil temuan dari 0R2 memiliki

    korelasi dengan hasil histopatologi.

    #"+ Penata%a&sanaan

    #"+"! Tera.i Fisi& 

    Peregangan se'ara pasif dan manual pada otot sternokleidomastoideus sebelum usia !"

     bulan adalah terapi fisik yang paling efektif. al ini dapat dilakukan oleh orang tua dengan

    'ara satu tangan berada pada kepala anak dan bahu ipsilateral, kemudian fleksi lateral dari

    kepala anak dilakukan berbarengan dengan rotasi ke arah yang berla$anan. 7ara ini

    dilakukan setidaknya dua kali dalam satu hari, dilakukan !:-!; peregangan, dengan $aktu

    dilatasi men'apai 1: detik. engan latihan yang dilakukan se'ara benar dan teratur setiap

    hari, didapatkan hasil yang memuaskan yakni lebih dari D:>, dan rekurensi ">.

    68

  • 8/20/2019 Buat Makalah SSS

    69/95

    Selain itu, dapat juga dilakukan terapi fisik berupa terapi paraphino dan thermoterapi,

    serta iontophoresis dan terapi microcurrent . +erapi fisik yang lain yaitu dengan masase pada

    otot leher dan jaringan subkutan yang kaku dapat mengurangi nyeri, mobilisasi sendi, dan

    terapi kraniosakral. Pada anak yang lebih besar dapat digunakan penyangga (torticollis

    brace) yang bersifat membantu terapi.

    #"+"# To&sin 2otu%inum

    Pada beberapa studi dilaporkan penggunaan 2njeksi toksin botulinum untuk segala jenis

    distonia servikal. 0etode ini aman dan efektif pada anak dan remaja. +oksin ini akan

    menurunkan spasme dan dapat meregangkan otot yang kaku se'ara manual. Beberapa kasus

    tortikolis de$asa berhasil diatasi dengan toksin botulinum ini. kan tetapi, tidak ada bukti

    ilmiah yang adekuat untuk keamanan dan efisiensi dari pengobatan modern ini.

    #"+"$ O.erasi

    Penatalaksanaan operatif dianjurkan untuk anak dengan usia diatas !"-!9 bulan yang

    tidak berhasil dengan penatalaksanaan se'ara konservatif atau dijumpai $ajah yang asimetris

    dan plagio'ephaly (5ambar ". kasus. 3perasi sangat direkomendasikan jika didapati

    keterbatasan gerakan sampai 1: derajat serta pada kasus deformitas tulang $ajah yang

    kompleks.

    Gam7ar #"+ Penata%a&sanaan torti&o%is se1ara o.erati )

      0enurut *ing et al, $aktu yang optimal untuk operasi adalah antara !- tahun. al ini

    didasari pada kebanyakan anak-anak diba$ah usia ! tahun respon terhadap terapi konservatif.

     =amun demikian, untuk kasus pada de$asa dengan tortikolis kongenital yang terabaikan,

    dapat dilakukan reseksi unipolar pada ujung distal dari otot sternikleido