laporan prtikum biotek
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR BIOTEKNOLOGI
DI SUSUN OLEH :
NAMA : OBI JULI SAPUTRA
NIM : CAB 108 023
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
2011
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perbanyakan tanaman dengan system kultur jaringan dilaksanakan didalam suatu
laboratorium yang aseptic dengan peralatan seperti pada laboratorium mikrobiologi. Selain
itu, dapat juga digunakan peralatan sederhana seperti lemari penabur buatan sendiri ataupun
dengan peralatan laboratorium kultur jaringan khusus yang lebih canggih seperti lamina air
flow cabinet.
Untuk menghasilkan bibit secara in vitro, ada beberapa permasalahan yang perlu
diteliti yaitu mulai dari cara budidaya, eksplan yang digunakan sampai dengan enzim yang
digunakan untuk fusi protoplas. Eksplant merupakan bahan tanaman yang dipakai untuk
perbanyakan tanaman dengan system kultur jaringan, misalnya jaringan meristem tunas atau
daun muda, kepala sari atau tepung sari, putik lembaga (endosperm) atau embrio, kotiledon
atau hipokotil.
Selain itu juga, yang harus diteliti dan diperhatikan ialah bahan sterilisasinya,
kandungan unsure kimia dalam media, hormone yang digunakan, substansi organic yang
ditambahkan, dan terang atau gelapnya saat inkubasi.
Kultur jaringan dalam bahasa asing disebut tissue culture, weetsel culture atau gewebe
kultur. Kultur ialah budidaya, sedangkan jaringan ialah sekelompok sel yang mempunyai
bentuk dan fungsi yang sama. Jadi, kultur jaringan ialah budidaya jaringan tanaman menjadi
tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya.
Berdasarkan teori sel, dasar ilmiah kultur jaringan yaitu bahwa sel mempunyai
kemampuan autonom, bahkan mempunyai kemampuan totipotensi. Totipotensi ialah
kemampuan setiap sel, dari mana saja sel tersebut diambil, dan apabila ditekan dalam
lingkungan yang sesuai akan dapat tumbuh menjadi tanaman yang sempurna.
Manfaat utama dari kultur jaringan ialah untuk mendapatkan tanaman baru dalam
jumlah banyak dan dalam waktu relatif singkat, yang mempunyai sifat fisiologis dan
morfologis sama persis dengan tanaman induknya. Dari teknik kultur jaringan ini diharapkan
pula diperoleh tanaman baru yang bersifat unggul.
1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mengenal dan mengetahui alat-alat
laboratorium kultur jaringan, serta fungsinya.
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi alat-alat laboratorium
1. Laminar air flow cabinet
Alat ini terletak dalam ruang penabur , yaitu ruang yang selalu dalam keadaan steril.
Penyeterilan dalam ruangan ini dilakukan dengan menggunakan lampu ultraviolet yang
selalu dinyalakan pada saat ruangan ini kosong atau tidak digunakan. Sterilisasi ini dapat
dilakukan dengan cara menggunakan formalin 0,04% atau dengan formalin tablet yang
diletakkan dalam petridish.
Prinsip kerja alat ini ialah dengan cara mengalirkan udara kedalam lemari penabur
melalui saringan yang besar. Adapun fungsi dari alat ini adalah untuk tempat penabur
eksplan.
2. Gambar Entkas
Entkas ialah bentuk lama dari alat penabur, fungsinya sama dengan laminar, yaitu
sebagai tempat untuk menabur eksplan. Alat ini bisa dibuat sendiri yaitu dengan
menggunakan kaca , kemudian diletakkan dengan lem khusus, membentuk segi empat
dengan bagian atapnya lebih sempit, serta dilengkapi dengan tabung entkas untuk dapat
bekerja didalamnya.
3. Rotating Shaker
Alat ini merupakan alat pengocok yang putarannya dapat diatur menurut keinginan
kita. Kecepatan putaran yang bisa dikerjakan yaitu 120 rp. Pengocok ini dapat digunakan
untuk keperluan menumbuhkan kalus pada eksplan anggrek atau yang sering disebut plh.
Jadi rotating shaker ialah alat penggojok yang berputar secara horizontal dengan sumbu
vertical.
4. Autoklaf
Alat ini ialah alat sterilisasi untuk alat dan medium kultur jaringan. Cara kerja alat ini
hampir sama dengan alat masak pressure coker, karena alat ini merupakan sebuah bejana
yang dapat di isi air dan ditutup rapat-rapat. Cara penekanan alat ini , yaitu dengan
mengatur katub yang terdapat pada tutup autoklaf.
5. Timbangan analitik
Alat ini adalah alat untuk menimbang dengan skala microgram. Kebutuhan mikro
nutrient dan hormone pada umunnya berkadar sangat kecil yaitu skala microgram atau
bahkan dalam miligram. Oleh karena itu, untuk mempersiapkannya sering dibuat dalam
bentuk pengenceran dan diukur dengan pipet. Timbangan analitik berfungsi untuk
pembuatan medium kultur jaringan dengan skala yang sangat kecil.
6. Centrifuge
Centrifuge atau dikenal alat pemutar tabung reaksi digunakan untuk keperluan isolasi
protoplas dengan cara memasukkan enzim dan medium purifikasi, kemudian
memutarnya dengan alat ini, sehingga dinding sel dapat larut dan dapat diperoleh
protoplasma. Pemakaian alat ini dibutuhkan pengalaman, karena apabila memutarnya
terlalu cepat atau terlalu lambat maka akan menyebabkan kegagalan.
7. Erlenmeyer
Alat ini digunakan untuk tempat dan sarana menuangkan air suling maupun tempat
media dan penanaman ekslan. Ukuran alat ini beragam dari volume 50 ml sampai dengan
2 liter. Erlenmeyer yang baik ialah terbuat dari pyrex /tahan panas.
8. Gelas ukur
Alat ini digunakan untuk mengukur volume air suling dan bahan kimia yang digunakan.
Ukuran alat ini beragam mulai dari 25 ml-100 ml. jenis gelas yang tahan panas terbuat
dari pyrex dan yang tidak tahan panas terbuat dari gelas biasa.
9. Petiridish
Petridish merupakan jenis gelas piala yang mutlak yang dibutuhkan dalam kultur
jaringan. Alat ini biasanya disterilisasi dengan kertas saring didalamnya, kemudian dicuci
bersih dan dikeringkan. Setelah dikeringkan, kemudian dibungkus dengan kertas payung
untuk dsterilisasi dengan autoklaf.
10. Gelas piala
Alat ini biasanya digunakan untuk menuangkan bahan kimia dan air suling dalam
pembuatan medium Ukuran alat ini beragam mulai dari 25 ml-100 ml. gelas ukur ini
biasanya jarang disterilkan karena penggunaanya hanya pembuatan medium saja.
11. Tabung reaksi
Alat ini biasanya digunakan pada saat mengerjakan isolasi protoplas dan kloroplas
12. Mikroskop binokuler
Alat ini biasanya digunakan untuk melihat bentuk mkroskopis dari bagian jaringan
atau sel yang dikulturkan. Sumber energy yang digunakan adalah listrik.
13. Pipet tetes
Alat ini biasanya digunakan untuk mengambil larutan protoplas atau menambahkan
bahan-bahan kimia. Pipet yang baik biasanya, karetnya terbuat dari silicon, karena jenis
ini tidak mudah kendor jika disterilkan.
14. Pengaduk
Alat ini biasanya digunakan untuk mengaduk bahan kimia atau sebagai pemadai
medium agar mudah larut. Pengaduk ini biasanya juga digunakan untuk mengaduk kalus
yang akan digunakan untuk kepentingan isolasi protoplas.
15. Jarum injeksi
Alat ini biasanya digunakan untuk mengambil larutan stok dalam pembuatan media
atau untuk memadukan larutan/enzim dalam pekerjaan isolasi protoplas. Jarum injeksi
ada juga yang disterilisasi dengan autoklaf.
16. Pinset
Alat ini biasanya digunakan untuk memegang atau mengambil irisan eksplan atau
menanam eksplan. Jenis alat ini ada 3 macam yaitu pinset untuk memegang eksplan
pendek, pinset tanggung untuk mengambil eksplan dan pinset panjang untuk menanam
eksplan.
17. Lampu spiritus
Alat ini biasanya digunakan untuk menyeterilkan alat-alat yang lainnya. Lampu
spiritus untuk sterilisasi dissecting kit dalam laminar air flow cabinet atau dalam entkas
pada saat mengerjakan sub-culture.
18. Boks alcohol
Alat ini biasanya digunakan untuk menyeterilkan bahan-bahan atau eksplan yang akan
dimasukkan kedalam ruang penabur. Bahan yang sering digunakan adalah alcohol 99 %.
19. Gunting
Alat ini biasanya digunakan untuk memotong bagian kultur jaringan yang diambil dari
induknya dan untuk mengiris bahan eksplan yang akan ditanam.
20. Desikator
Alat ini dengan model duran 61-32 bersifat non portable, biasanya digunakan untuk
menyerap uap air dari benih yang telah dioven.
21. Stirer
Gambar. Stirer
Stirer merupakan alat yang digunakan untuk menggojlok. Labu erlemeyer yang berisi
larutan dan bahan kimia biasanya diletakan diatas stirer ini . setelah larutan mendidih,
maka pengaduk akan bergerak memutar meskipun hanya pada bagian dasarnya saja.
Dengan cara ini maka bahan kimia yang dipanaskan akan dapat larut dengan baik.
Alat ini mempunyai fungsi untuk menggoklok bahan yang akan dipanaskan terlebih dahulu
III. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa ada
berbagai macam jenis alat-alat laboratorium kultur jaringam, antara lain: laminar air flow
cabinet, gutkass, rotaring shaker, autoklaf, timbangan analitik, centrifuge, Erlenmeyer,
gelas ukur, petridish, gelas piala, refrigerator, tabung reaksi, corong, mikroskop
binokuler, pipet tetes, pengaduk, jarum injeksi, pinset, lampu spritus, biks alcohol,
spriyer, sesuai dengan fungsinya masing-masing.