modul 3 biotek
DESCRIPTION
biotekTRANSCRIPT
MODUL 3
Isolasi DNA Kromosom
3.1 Tujuan
Memahami metode isolasi DNA kromosom dari sel prokariot berupa
bakteri Gram negatifmenggunakan GeneJETrM Genomic DNA Purification Kit.
3.2 Prinsip
Sel bakteri Gram negatif dipecahkan menggunakan Proteinase K dan
Digestion Solution atau Lysis Solution RNA a@bggkg" dengan penambatran
buaihvo glr\mno ) - trnF-FrJ drhrlongKen 2
KNase A. Lisat dicampurkan dengan 9919!, lalu dituangkan.ke $alam kolom
iG[elonol 1 tel Pult{lko iipurifikasi, sehingga molekul DNA terikat pada membran silika. Kolom dicuci
dengan W"tl, wffuyrA+membuang kontaminan. DNA kromosom dielusi dari-----.-leqdur dr opo ). bu11er NYa opq ?,
membran silika pada kondisi kekuatan ionik yang rendah menggunakan Elution
Btffer.
33 Teori
DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik dan berfungsi
untuk mengatur perke,lnbangan biologis seluruh bentuk kehidupan secara seluler.
DNA terdapat pada ryLbs, T{glgdttq dan kloroplas. Perbedaan diantara
ketiganya' adatatr: DNA nukleus berbentuk linear dan berasosiasi sangat erat
dengan protein histon, sedangkan DNA mitokondria dan kloroplas berbentuk
sirkular dan tidak berasosiasi derigan protein histon. Selain itu, DNA mitokondria
dan kloroplas memiliki ciri khas, yaitu hanva mewariskan sifat-sifu
dari garis ibg. Hal ini sangat berbeda dengan DNA nukleus yang memiliki pola
pewarisan sifat dari kedua orangtua. Dilihat dari organismenya, struktur DNA
prokariot berbeda dengan struktur DNA eukariot. DNA prokariot tidak memiliki
protein histon dan berbentuk sirkular, sedangkan DNA eukariot berbentuk linear
dan memiliki protein histon (Klug & Cummings 1994:. 31!316; Raven &
Johnson 2002:94).
DNA memiliki struktur pilinan utas ganda yang antiparalel dengan
komponen-komponennya, yaitu gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat, dan
pasangan basa. Pasangan basa pada DNA terdiri atas dua macam, yaitu basa purin
dan pirimidin. 'Basa purin terdiri atas adenin (A) dan guanin (G) yang memiliki
struktur cincin-ganda, sedangkan basa pirimidin terdiri atas sitosin (C) dan timin
(T) yang memiliki struktur cincin-tunggal. Ketika Guanin berikatan dengan
Sitosin, **1 akan terbentuk tiga ikatan hidrogen, sedangkan ketika Adenin
berikatan dengan Timin maka hanya akan terbentuk dua ikatan hidrogen. Satu
komponen penrbangun (building block) DNA terdiri atas satu rylaJentelgr. satu
ryglrr 3:3, dan satu pasang basa yang disebut nukleotida (kwis 2003: 176-
178).
Sebuah sel memiliki DNA yang merupakan materi genetik dan bersifat
herediter pada seltruh sistem kehidupan. Genom adalah set lengkap m-ateri
genetik (DNA) yang dimiliki suatu organisme dan terorganisasi menjadi
kromosom. (Human Genome Project 2005: 1). DNA kromosom dari sel eukariotik
berukuran sangat panjang sehingga akan memiliki viskositas yang tinggr hila
berada pada larutan air. Karena sifat kromosom DNA yang rentan, maka selama
proses ekstraksi perlu dihindari penggunaan pipet tip berukuran sangat kecil serta
pengocokan (Wink, 20ll).
DNA dapat diisolasi dari jaringan hidup, sel, partikel virus, atau sampel
lain. DNA adalah suafu asam nukleat yang larut dalam air, terpresipitasi sebagai
makromolekul dalam campuran alkohol dan air. Isolasi DNA dibagi menjadi 2
tahap yaitu desintegrasi sel dari dinding sel, serta ekstraksi fasa air menggunakan
fenol/kloroform atau agen ekstraksi hidrofobik lainnya (Wink, 2Ol1). Isolasi
DNA diawali dengan perusakan dan atau pembuangan dinding sel, yang dapat
dilakukan baik dengan cara mekanis seperti ynikasi, tekanan tinggr, beku-leleh@?
maupun den$an cag@R f7n"rti pemberian lisozim. langkah berikutnya
adalah lisis sel. Batran-bahan sel yang relatif lunak dapat dengan mudah
diresuspensi di dalam medium bufer nonosmotik, sedangkan bahan-bahan yang
lebih kasar perlu diperlalarkan dengan deterjen yang kuat seperti riton X-100 atau
dengan sodium dodesil sulfat (SDS).
Pada eukariot langkah ini harus disertai dengan penrsakan membran
nukleus. Setelah sel mengalami lisis, rernukan-remukan sel harus dibuang.
Biasanya pembuangan remukan sel dilakukan dengan sentrifugasi. Protein yang
tersisa dipresipitasi menggunakan fenol atau pelarut organik seperti kloroform
untuk "-ra*;,'3.*tugasi
dan u,n"l"Llff r** eirzimatis dengair
proteinase.'DNA yang telah dibersihkan dari protein dan remukan sel masih
tercampur dengan RNA sehingga perlu ditambahkan RNAse untuk membersihkan
DNA dari RNA. Molekul . DNA yang telah diisolasi tersebut kernucliarr
t0
dimumikan dengan penambahan amonium asetat dan alkohol atau dengan
sentrifugasi kerapatan menggunakan CaClz.
Teknik isolasi DNA tersebut dapat diaplikasikan, baik untuk DNA
senomik maupun DNA vektor, khususnya plasmid. Untuk memilih di antara
kedua macilm molekul DNA ini yang akan diisolasi dapat digunakan dua
pendekatan. Pertama, plasmid pada umumnya berada dalam struktur tersier yang
sangat kuat atau dikatakan mernpunyai bentuk covalently closed. circular (CCC),
sedangkan DNA kromosom jauh lebih longgar ikatan kedua untainya elan
mempunyai:Eishh-atkg'ra, yang sangat tinggr. Perbedaan tersebut menyebabkan
DNA plasmid jauh feUitr tahan terhadap denaturasi apabila dibandingkan dengan
DNA kromosom. Oleh karena itu, aplikasi kondisi denaturasi akan dapat
memisahkan DNA plasmid dengan DNA kromosom.
Pendekatan kedua didasarkan atas perbedaan daya serap etidium bromid,
zat pewarna DNA yang menyisip atau melakukan interkalasi di sela-sela basa
molekul DNA. DNA plasmid akan menyerap etidium bromid jauh lebih sedikit
daripada jumlah yang diserap oteh DNA kromosom per satuan panjangtya.
Dengan demikian, perlakuan menggunakan etidium bromid akan menjadikan
kerapatan DNA kromosom lebih tinggi daripada kerapatan DNA plasmid
sehingga keduanya dapat dipisahkan melalui sentrifugasi kerapatan-
Ada 5 tahap untuk melakukan isolasi DNA, yaitu: isolasi sel, pelisisan
dinding dan membran sel, pengekstraksian dalam larutan, purifikasi,
dan presipitasi. Tahap pertama yang dilakukan yaitu mengisolasi sel yang ingin
digunakan, yaitu sel bakteri. Tahap selanjutnya yaitu melisiskan dinding" {an
t1
membran sel dengan larutan pelisis sel. Pada isolasi dari genom DNA ini semua
sel mempunyaii membrane plasma, lapisan lipoprotein ganda yang
membentuk penghalang mernisahkan isi sel dari lingkungan ekstraseluler. DNA
terdapat didalam suatu sel sehingga untuk mengisolasi suatu DNA, harus
dilakukan pernecahan sel secara fisik yurg diantaranya yaitu seperti
mechanical destruption, liquid homozigation, sonifikasi, freeze dan
marual grinding.
Disintegration ofbacterlal or eukaryotlc washing
celts (ethanol' salt)
,""-#Q #
o zol I wilsvcr, wqmcmwink - lir'oLiuLr SiotrchnoloEfISBN:978-l-527-326!7-2 Fit.09{3
Gambar l. Skema Purifikasi DNA dari prokariot atau
afinitas (Wink,eukariot menggunakan kolom
20tr).
tz-,6 JoM -)
{olQ Pertuub' nrcV
3.4 Bahan
1. Biakan bakteri E. coli Top 10 vans b€nmur 18'24 jam.@lupTrohrothon. 7 klonrg l<rn tlh dttvtut<''.tr
2. Medium Luria Bertani (LB) cair (Bt"sd. tTt Til;ffi # Jiilqil"vq beror ' ulsol Plq(l
3. tcloramfenikol 100 pglml. dalam medium LB cair.' ' -'
4. GeneJETrM Genomic DNA Purification Kit (Fermentas Life Science) :
Proteinase K Solution, RNase A Solution, Digestion Solution, .Lysis
elution(Hzo)
tr1/-S
r-C{v
t2
ffir-I
Solution, Wash Buffer I, Wash Bu/fer II, Elution Buffer (10 mM TrisCl,
pH 9,0, 0,5 mM EDTA), GeneJETY Genomic DNA Purification
Column dan tabuogkolektor 2mL-
' 5. Etanol50%
3.5 Alat
.r 1 . Tabung Eppendorf 1,5 rnl-. QO
t 2. Mikrosentin g" Ol 3. Mikropipet 10G1000pL, 50-200pldan 10-l00pl. (D
, Q,. Tip mikropipet biru dan kuning. @
'{ 5. Irmari es I buahdan freezer -25"C.
6. Waterbaith. @
JM' 8. Inkubator. @
J g. Sanurg tangan. O I .5Pr ntu !v 10. Bealcer glass. A.r 11. Pengocok otbitat. (9
,,r-+2l}ursg€
{ 13. Vortex. @
3.6 Periiapan
l. PenyiaPan Pereaksi :
13
o Etanol (96-100%) ditambahkan ke dalam Wash Buffer I dan Wash
Buffer II denganPerbandingan 3 : 1'
. Sebelum digunakan, Digest Solution, Lysis solution dati
Neutralization solution diperiksa untuk mengetahui adanya
pengendapangaram.Endapanyangterbentukdapatdilarutkan
kembali dengan memanaskan larutan pada suhu 37oc, lalu
didinginkan Pada suhu 25oC'
o Penangan an Lysis solution dan wash Buffer,I harus menggunakan
sanrng tangan, karena keduanya mengandung zat pengiritasi'
2. Penyiapan SusPensi Bakteri :
o sebanyak 1 koloni bakteri E. coliTop 1O diambil dari plate biakan
berumur l8-24jam, lalu diinokulasikan ke dalam 5 mL medium
LB yang telah ditambahkan antibiotik kloramfenikol 100 pdmL@
(untuk 2 kelompok). Biakan diinkubasi selama 12-16 jam pada
suhu 37"C dengan pengookan 2oo-25} rpm. untuk hasil
maksimal, volume labu Erlenmeyer yang digunakan minimal 4 kali
volume biakan.
.Sebanyak 1,5 mL biakan bakteri dimasukkan'dalam tabung
Eppendorfl,5mL,disentrifugasipadakecepatan6.000rpm(5.000
xg)selama5menit,lalusupematannyadibuang.Sebanyakl,0mL
biakan bakteri ditambahkan ke dalam pelet bakteri, disentrifugasi
pada kecepatan 6.000 qpm (5'000 x g) selama 5 menit' lalu
suPernatannYa dibuang.
t4
3.7
o Pelet bakteri ditambahkan 1,0 mL aquabidest, disentrifugasi pada
kecepatan 8.000 rpm (5.000 x g) selama 5 menit, lalu
supernatannya dibuang. Tahap pencucian ini dilakukan sebanyak 2
kali.
Prosedur
l. Pelet sel bakteri diresuspensi dalam 90 pL Digestion Solution, laht
ditarnbahkan 10 pL Proteinase K. Campuran dikocok menggunakan
vortex atau melalui pernipetan berulang untuk menglrasilkan
suspe,nsi yang homogen.
Suspensi diinkubasi pada suhu 56"C sambil sesekali divortex atau
dimasukkan dalam shaking water bath sarryai sel lisis secara
sempuma (kira-kira 30 menit).
Sebanyak 10 pL KNaseA Solution ditambahkan ke dalam suspensi,
lalu dikocok menggunakan vortex. Campuran diinkubasi selama 10
menitpada suhuruang.
Sebanyak 100 pL Lysis Solution dTtambahkan ke dalam campuran,
lalu dikocok menggunakan vortex selama 15 detik hingga diperoleh
campuran yang homogen.
Sebanyak 2OA pL etanol 50% ditambatrkan ke dalam campuran, laiu
dikocok menggunakan vortex atau melalui pemipetan berulang.
Lisat dituangkan ke GeneJETrM Genomic DNA Purification Colunn
dalam tabung kolektor (2 kelompok). Kolom disentrifugasi selama 1
menit pada kecepatan 7.000 rpm (6.000 x g)' Supernatan dalam
2.
3.
4.
5.
6.
l5
7.
tabung kolektor dibuang. Kolom dimasukkan kembali ke dalam
tabung kolektor yang sama.
Sebanyak 500 pl wash Buffer I ditambahkan ke dalam kolom, lalu
disentrifugasi selama I menit pada kecepatan 9.400 rpm (8000 x g)'
Supernatan dalam tabung kolektor dibuang lalu kolom purifikasi
ditempatkan kembali dalam tabung kolektor yang sama.
Sebanyak 500 pl Wash Buffer II (dengan penambahan etanol)
ditambahkan ke dalam kolom, lalu disentrifugasi selama 3 menit
pada kecepatan 14.000 rpm (12.000 x g). Jika larutan residu masih
terlihat dalam kolom purifikasi, maka tabung kolektor dikosongkan
dan disentrifugasi kembali pada kecepatan yang sama selama I
menit. Supernatan pada tabung kolektor dibuang dan kolom
dipindahkan ke dalam tabung Eppendorf 1,5 mL baru-
Sebanyak 200 pL Elution Buffer ditarlbahkan ke bagian tengah
membran kolom plasmid (tip mikropipet tidak boleh menyentuh
membran kolom). untuk mengelusi DNA kromosom- Kolom
diinkubasi selama 2 menit pada suhu frffi8, lalu disentrifugasi pada
kecepatan 9.400 rpn (8000 x g) selama I menit. Tahap ini dilalorkan
sebanyak 2kali.
Catatan:
Jika diperlukan konsenhasi DNA yang lebih pekat atau DNA
diisolasi dari sampel yang jumlahnya sedikit, maka volume Elution
9.
16
l
Buffer dapat'dihnangi menjadi 50-100 pL. Semakin sedikit volume
Elution Buffer,semakin sedikit pula kadar DNA yang terelusi.
10. Kolom putifitasi dilepaskan dari tabung Eppendorf. DNA mumi
dapat langsurydigunakan atau disimpan pada suhu -20"C-
17