laporan praktikum sensori pangan
DESCRIPTION
Laporan Praktikum Sensori PanganTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM SENSORI PANGAN
Silfie Sabila
240210120121
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
JATINANGOR
2015
Tanggal Peyerahan : 11 Juni 2014Asisten Dosen : Desy Pinarningrum
I. TUJUAN
Menentukan ambang mutlak dan ambang pengenalan dari suatu larutan
dengan rangsangan tunggal dan uji pasangan.
II. TEORI DASAR
Rangsangan adalah suatu penyebab dari proses penginderaan dan
menyebabkan tanggapan kesan atau kesadaran. Seberapa besarnya rangsangan
dapat diukur dengan satuan-satuan fisik. Rangsangan yang terlampau kecil tidak
selalu cukup menghasilkan kesan. Indera merupakan yang terpenting, indera yang
cacat atau sedang sakit tidak dapat melakukan proses penginderaan dengan baik
dan tidak dapat menghasilkan kesan yang seharusnya. Rangsangan terendah yang
mulai dapat menghasilkan kesan disebut ambang rangsangan (threshold). Dikenal
ada empat macam rangsangan, yaitu ambang mutlak, ambang pengenalan,
ambang pembedaan dan ambang batas.
Penentuan threshold digunakan untuk menentukan tingkat konsentrasi
terendah suatu substansi yang masih dapat dideteksi (absolute treshold) atau
perubahan konsentrasi terkecil suatu substansi yang masih dapat dideteksi
perubahannya (difference threshold). Metode ini juga dapat digunakan untuk
mengenal macam stimulus (recognition threshold), seperti asin, manis atau asam
(Afrianto, 2008).
Ambang mutlak adalah benda perangsang terkecil yang dapat
menghasilkan kesan, sedangkan ambang pengenalan meliputi pengenalan atau
identifikasi jenis kesan. Pengukuran ambang mutlak biasanya didasarkan pada
konversi bahwa 50% panelis dapat mendeteksi dengan benar. Sedangkan ambang
pengenalan konsentrasi atau jumlah perbandingan terendah yang dapat dikenal
dengan tepat/betul, meliputi pengenalan atau identifikasi kesan. Pengukuran
ambang pengenalan adalah 75% panelis dapat mengenali rangsangan (Kartika,
1988).
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
Sendok
Cawan
Gelas
Baki
3.2 Bahan
Larutan gula dengan berbagai konsentrasi (0% - 1,4%)
Larutan garam dengan berbagai konsentrasi (0% - 0,14%)
Air mineral
IV. PROSEDUR
4.1 Uji Rangsangan Tunggal
Memberi nilai 0 apabila tidak ada rangsangan, dan nilai 1 apabila ada
rangsangan.
Hitung dengan analisis statistik sehingga diperoleh kesimpulan
4.2 Uji Pasangan
Memberi nilai 0 apabila tidak ada beda dengan standar, dan nilai 1 apabila
berbeda dengan standar
Hitung dengan analisis statistik sehingga diperoleh kesimpulan
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Praktikum kali ini menggunakan larutan gula dan garam sebagai sampel
dengan berbagai konsentrasi. Larutan garam memiliki konsentrasi 0%; 0,02%;
0,04%; 0,06%; 0,08%; 0,10%; 0,12% dan 0,14%. Larutan gula memiliki
konsentrasi 0%; 0,2%; 0,4%; 0,6%; 0,8%; 1,0%; 1,2%; dan 1,4%. Praktikum
treshold ini dilakukan untuk mengetahui ambang mutlak dan ambang pengenalan
panelis dari sampel yang disediakan. Uji yang dilakukan adalah rangsangan
tunggal dan uji pasangan.
5.1 Uji Rasangan Tunggal
Sampel yang digunakan untuk uji rangsangan tunggal adalah larutan
garam yang memiliki konsentrasi bervariasi. Panelis tidak mengetahui konsentrasi
dari larutan garam tersebut, hal ini untuk menguji sensitivitas panelis sehingga
diketahui tingkat kepekaannya. Cara penilaian panelis adalah dengan memberikan
nilai 0 bila tidak merasakan adanya rangsangan dan memberi nilai 1 bila
merasakan adanya rangsangan. Panelis yang melakukan uji rangsangan adalah
mahasiswa TIP 2012 yang berjumlah 15 orang.
Praktikum uji rangsangan tunggal berbeda dengan uji pasangan, untuk uji
rangsangan tunggal sampel disusun secara acak dan panelis harus menetapkan
sampel yang memberikan adanya rangsangan, dan tidak terdapat sampel yang
dijadikan standard. Berikut ini merupakan keterangan kode sampel yang
digunakan dalam praktikum uji rangsangan tunggal:
Tabel 1. Kode dan Konsentrasi Sampel Garam
Kode Konsentrasi (%)524 0 884 0,02021 0,04427 0,06170 0,08825 0,10312 0,12164 0,14
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 2. Data Tabulasi Uji Rangsangan Tunggal
PanelisKodeSampel
Jumlah524 884 021 427 170 825 312 164
101 0 0 1 1 1 1 1 1 6108 0 0 0 0 0 0 1 1 2116 0 0 1 1 1 1 1 1 6117 0 0 1 1 1 1 1 1 6118 0 0 0 0 1 1 1 1 4119 0 0 1 1 1 1 1 1 6120 0 0 1 1 1 1 1 1 6121 0 1 1 1 1 1 1 1 7123 0 0 1 1 1 1 1 1 6124 0 0 1 1 1 1 1 1 6125 0 0 0 1 1 1 1 1 5126 0 0 1 1 1 1 1 1 6127 0 0 1 1 1 1 1 1 6128 0 0 1 1 1 1 1 1 6129 0 1 1 1 1 1 1 1 7
Jumlah 0 2 12 13 14 14 15 15 85(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 3. Analisis Statistik Data Rangsangan TunggalKonsentrasi
(X)Jumlah Panelis
Y (%) X . Y X2 Y2
0.0000 0 0.0000 0.00000
.00000.0000
0.0200 2 13.3333 0.26670
.0004177.7778
0.0400 12 80.0000 3.20000
.00166400.0000
0.0600 13 86.6667 5.20000
.00367511.1111
0.0800 14 93.3333 7.46670
.00648711.1111
0.1000 14 93.3333 9.33330.
01008711.1111
0.1200 1510
0,000012,0000
0.0144
10000.0000
0.1400 1510
0,000012,0000
0.0196
10000.0000
Rata-rata
0.0700 10.6250 70.8333 6.43330.007
06938.8889
Total 0.5600 85.0000566.666
751.4667
0.0560
51511.1111
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Persamaan Regresi
Ŷ = b0 + b1X
b1=ΣxyΣ x2=
ΣXY −(ΣX)(ΣY )
n
ΣX 2−(ΣX )2
n
b1=51.4667−
(0.5600)(566.6667)8
0.0560−¿¿¿
b1 = 702.3810
b0 = - b1
b0 = 70.8333– (702.3810)( 0.0700)
b0 = 21.6667
Y = 21.6667 + 702.3810 xi
Uji Nilai t
∑y2 = ∑Y 2– (∑Y )2
n
= 51511.1111−¿¿
= 11372. 2222
∑xy = ΣXY −(ΣX )(ΣY )
n
= 11.8000
S2=∑ y2−b1∑ xyn−2
S2=11372.2222−702.3810 (11,8000 )
8−2
S2=¿514.0212
∑x2 = ∑ X 2– (∑ X)2
n
= 0.0560 – (0.5600)2
8
= 0.0168
Sbi=√ S2
∑ x2
= √ 514.02120.0168
=174. 9185
t=bi
Sb i
t= 702.3810174.9185
=4.0155
t tabel (t 0,975; n−2)=2.450
thitung > ttabel = signifikan
Dapat ditentukan hipotesis dari perhitungan nilai t diatas, maka Ho = ß1 = 0
ditolak dan Ho = ß1 ≠ 0 diterima, berarti semua perlakuan sama dimana persamaan
Y = 21.6667 + 702.3810 xi bermakna, karena itu persamaan regresi dapat
digunakan untuk menentukan ambang mutlak dan ambang pengenalan.
Ambang mutlak
Y = 21.6667 + 702.3810 xi
50 = 21.6667 + 702.3810 xi
28. 3333 = 702.3810 xi
xi = 0.0403
Kesimpulan :
Pada konsentrasi larutan garam sebesar 0.0403%, mayoritas panelis sudah
dapat merasakan adanya rangsangan/kesan pada sampel.
Ambang pengenalan
Y = 21.6667 + 702.3810 xi
75 = 21.6667 + 702.3810 xi
53. 3333 = 702.3810 xi
xi = 0.0759
Kesimpulan :
Pada konsentrasi larutan garam sebesar 0.0759%, mayoritas panelis sudah
dapat mengenali jenis rangsangan/kesan apa yang dirasakannya.
Hasil perhitungan ambang mutlak tidak sesuai dengan data yang
sesungguhnya. Pada perhitungan ambang mutlak didapatkan bahwa mayoritas
panelis baru dapat merasakan adanya rangsangan pada konsentrasi 0,0403%, hal
ini dapat disebabkan karena pada data tabulasi di tabel 2 menunjukkan bahwa
hanya terdapat 2 panelis yang merasakan adanya rangsangan di konsentrasi
0,02%. Ketidaksesuaian ini dapat di sebabkan oleh berbagai faktor, terutama
karena faktor kepekaan inderawi masing-masing panelis yang berbeda, selain itu
juga karena umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok dan kondisi kesehatan.
(Sofiah dan Achyar, 2008).
Kesimpulan dari hasil perhitungan uji rangsangan tunggal didapatkan
bahwa mayoritas panelis masih belum terlatih. Sensitivitas panelis ini dapat
meningkat seiring dengan banyaknya latihan yang dijalani.
5.2 Uji Pasangan
Praktikum uji pasangan sedikit berbeda dengan uji sebelumnya. Pada uji
pasangan, panelis diminta membedakan sampel dengan standar, apakah terdapat
perbedaan atau tidak. Nilai 0 diberikan ketika panelis tidak merasakan perbedaan
sampel dengan standar, dan nilai 1 diberikan jika panelis merasakan adanya
perbedaan sampel dengan standar. Sampel yang digunakan pada uji pasangan ini
adalah larutan gula dengan konsentrasi yang bervariasi, konsentrasi larutan-
larutan gula tersebut adalah 0%; 0,2%; 0,4%; 0,6%; 0,8%; 1,0%; 1,2% dan 1,4%.
Tabel 4. Kode dan Konsentrasi Sampel Gula
Kode Konsentrasi (%)244 0648 0,2209 0,4384 0,6674 0,8123 1,0494 1,2954 1,4
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014)
Tabel 5. Hasil Uji Pasangan
PanelisKode Sampel
Jumlah0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2 1,4
101 0 1 1 1 1 1 1 1 7108 0 0 1 1 1 1 1 1 6116 0 0 0 1 1 1 1 1 5117 0 0 1 0 1 1 1 1 5118 0 0 1 1 1 1 1 1 6119 0 0 1 1 1 1 1 1 6120 0 0 1 0 1 1 1 1 5121 0 0 1 1 1 1 1 1 6123 0 0 1 1 1 1 1 1 6124 0 0 1 1 1 1 1 1 6125 0 0 0 0 1 1 1 1 4126 0 0 1 1 1 1 1 1 6127 0 1 1 1 1 1 1 1 7128 0 0 1 1 1 1 1 1 6129 0 0 1 1 1 1 1 1 6
Jumlah 0 2 13 12 15 15 15 15 67(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 6. Analisis Statistik Data Uji Pasangan
Konsentrasi (X)
Jumlah Panelis
Y (%) X . Y X2 Y2
0 0 0 0 0 0
0.2000 2.0000 13.3333 2.66670.040
0 177.7778
0.4000 13.0000 86.6667 34.66670.160
0 7511.11110.6000 12.0000 80.0000 48.0000 0.360
06400.0000
0.8000 15.0000100.000
0 80.00000.640
010000.000
0
1.0000 15.0000100.000
0100.000
01.000
010000.000
0
1.2000 15.0000100.000
0120.000
01.440
010000.000
0
1.4000 15.0000100.000
0140.000
01.960
010000.000
0
Total 5.6000 87.0000580.000
0525.333
35.600
054088.888
9Rata-rata 0.8000 12.4286 82.8571 75.0476
0.8000 7726.9841
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Persamaan Regresi
Ŷ = b0 + b1X
b1=ΣxyΣ x2=
ΣXY −(ΣX)(ΣY )
n
ΣX 2−(ΣX )2
n
b1=525.3333−
(5.6000)(580.0000)8
5.6000−¿¿¿
b1 = 71.0317
b0 = - b1
b0 = 82.8571– (71.0317)(0.8000)
b0 = 26.0317
Y = 26.0317+ 71.0317Xi
Uji t
∑y2 = ∑Y 2– (∑Y )2
n
¿5408.8889−580.00002
8
= 12038.89
∑xy = ΣXY −(ΣX )(ΣY )
n
¿525.3333−(5.6000)(580.0000)
8
= 119.3333
S2=∑ y2−b1∑ xyn−2
S2=12038.89−71.0317 (119.3333 )
8−2
S2=¿593.7390
∑x2 = ∑ X 2– (∑ X)2
n
= 5.6000 – (5.60000)2
8
= 1.6800
Sbi=√ S2
∑ x2
= √ 593.73901.6800
=18.7993
t=bi
Sb i
t=71.031718.7993
=3.7784
t tabel(t 0,975; n−2)=2,450
thitung > ttabel = signifikan
Dapat ditentukan hipotesis dari perhitungan nilai t diatas, yaitu Ho = ß1 = 0
ditolak dan Ho = ß1 ≠ 0 diterima, berarti semua perlakuan sama dimana persamaan
Y = 26.0317+ 71.0317 xi bermakna, karena itu persamaan regresi dapat digunakan
untuk menentukan ambang mutlak dan ambang pengenalan.
Ambang mutlak
Y = 26.0317+ 71.0317 xi
50 = 26.0317+ 71.0317 xi
23. 9683 = 71.0317 xi
xi = 0.0337
Kesimpulan :
Pada konsentrasi minimal 0.0337%, mayoritas panelis dapat merasakan
adanya rangsangan/kesan pada sampel yang diujikan.
Ambang pengenalan
Y = 26.0317+ 71.0317 xi
75 = 26.0317+ 71.0317 xi
48.9683 = 71.0317 xi
xi = 0,6893
Kesimpulan :
Pada konsentrasi minimal 0,6893%, mayoritas panelis sudah dapat mengenali
dan merasakan jenis rangsangan/kesan pada sampel yang diujikan.
Uji pasangan dirasa lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan uji
rangsangan tunggal, hal ini karena pada uji pasangan sudah diketahui mana yang
merupakan standar dan mana yang merupakan sampel.
Hasil perhitungan ambang mutlak tidak sesuai dengan data yang
sesungguhnya. Pada perhitungan ambang mutlak didapatkan bahwa mayoritas
panelis baru dapat merasakan adanya rangsangan/kesan pada konsentrasi
0.0337%, hal ini dapat disebabkan karena pada data tabulasi di tabel 5
menunjukkan bahwa hanya terdapat 2 panelis yang merasakan adanya kesan di
konsentrasi 0,2%. Sama seperti pada uji rangsangan tunggal, ketidaksesuaian ini
dapat disebabkan terutama karena faktor kepekaan inderawi masing-masing
panelis yang berbeda, umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok dan kondisi
kesehatan. (Sofiah dan Achyar, 2008).
Konsentrasi dan ketelitian panelis dalam menilai sampel merupakan hal
yang penting. Pengujian yang tergesa-gesa, melakukan pengujian semaunya, dan
menilai dengan asal-asalan dapat menyebabkan hasil yang tidak sesuai dengan
yang seharusnya. Selain itu kepekaan inderawi setiap panelis dapat diatur dengan
tidak melakukan pengujian dalam periode waktu 1 jam setelah makan, tidak
mempergunakan panelis yang sedang sakit terutama yang mengganggu fungsi
indera, pada pengujian rasa juga disarankan supaya panelis berkumur dengan air
mineral tiap melakukan pengujian sampel yang berbeda. Cara penilaian sebaiknya
juga diinfokan terlebih dahulu sebelum pengujian, sehingga panelis melakukan
pengujian dengan metode yang sama.
VI. KESIMPULAN
Uji rangsangan tunggal dan Uji pasangan menunjukkan hasil thitung > ttabel,
maka Ho = ß1 = 0 ditolak dan Ho = ß1 ≠ 0 diterima, berarti semua perlakuan
sama, ehingga persamaan regresi dapat digunakan untuk menentukan ambang
mutlak dan ambang pengenalan.
Persamaan regresi pada uji rangsangan tunggal adalah Y = 21.6667 + 702.3810
xi.
Persamaan regresi pada uji pasangan adalah Y = 26.0317+ 71.0317 xi.
Pengukuran ambang mutlak untuk uji rangsangan tunggal, pada konsentrasi
larutan garam sebesar 0.0403%, mayoritas panelis sudah dapat merasakan
adanya rangsangan/kesan pada sampel.
Pengukuran ambang pengenalan untuk uji rangsangan tunggal, pada
konsentrasi larutan garam sebesar 0.0759%, mayoritas panelis sudah dapat
mengenali jenis rangsangan/kesan apa yang dirasakannya.
Pengukuran ambang mutlak untuk uji pasangan, pada konsentrasi 0.0337%,
mayoritas panelis dapat merasakan adanya rangsangan/kesan pada sampel
yang diujikan.
Pengukuran ambang pengenalan untuk uji pengenalan, pada konsentrasi
0,6893%, mayoritas panelis sudah dapat mengenali dan merasakan jenis
rangsangan/kesan pada sampel yang diujikan.
Kesalahan yang diakibatkan oleh panelis disebabkan oleh berbagai faktor
diantaranya sensitivitas, umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, Eddy. 2008. Pengawasan Mutu Bahan atau Produk Pangan Jilid 2. Jakarta
Anonima. 2006. Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) dalam Industri Pangan.
Kartika, Bambang dan Pudji Hastuti. 1988. Pedoman Uji Indrawi Bahan Pangan. PAU Pangan dan Gizi. UGM. Yogyakarta.
Sofiah, Betty D. dan Tjutju S. Achyar. 2008. Penilaian Indera. Jurusan Teknologi Industri Pangan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran. Bandung.
I. TUJUAN
Menentukan satu contoh yang berbeda dari tiga contoh yang disajikan.
Menilai tingkat kepekaan atau kemampuan panelis dalam memilih salah
satu contoh yang sama dengan contoh baku
II. TEORI DASAR
2.1 Uji Segitiga/Triangle
Uji triangle atau uji segitiga adalah suatu metode yang bertujuan untuk
menetapkan apakah ada perbedaan sifat sensorik atau organoleptik antara dua
contoh. Dimana terdapat tiga sampel pada uji triangle dan dua dari tiga sampel
tersebut sama. Panelis diminta untuk memilih satu diantara tiga contoh yang
berbeda dari dua yang lain. Dalam uji ini tidak ada sampel baku atau sampel
pembanding (Soekarto,1985).
Pembedaan dalam uji triangle tidak terarah, tidak perlu disertai pernyataan
sifat yang satu lebih dari yang lainnya, cukup menyatakan ada perbedaan atau
tidak. Dalam pengujian ini kepada masing-masing panelis disajikan secara acak
tiga contoh produk dengan kode berbeda dimana dua dari ketiga produk sama.
Panelis diminta memilih satu di antara tiga contoh mana yang mempunyai
perbedaan. Keseragaman tiga contoh sangat penting seperti ukuran atau bentuk.
Sifat contoh yang tidak sama dimiliki dari ketiga contoh tersebut dibuat sama
(Soekarto, 1985).
Uji segitiga merupakan pengujian yang lebih banyak digunakan oleh
kebanyakan uji organoleptik, hal ini karena pengujiannya yang lebih peka
daripada uji pasangan. Uji segitiga memudahkan kita untuk mengetahui perbedaan
antar sampel (makanan) secara langsung baik dari warna, rasa, maupun bau.
Terkadang sampel yang sama biasanya sudah dapat dilihat dari satu jenis
karakteristik fisiknya, misalnya dari bentuknya saja. Sensitivitas panelis yang
tidak dibutuhkan terlalu tinggi karena hanya menggunakan tiga sampel saja,
sehingga memudahkan untuk melakukan pengujiannya, namun harus tetap
konsentrasi karena perbedaannya sangat kecil.
2.2 Uji Duo-Trio
Uji duo trio di dalam industri panagan dapat digunakan salah satunya
adalah untuk reformulasi suatu produk baru, sehingga dapat diketahui ada atau
tidaknya perbedaan antara produk lama dan produk baru. Kelemahan uji duo trio
adalah sulitnya mendiskripsikan sampel yang sama dengan pembanding karena
panelis akan sulit untuk mengingat secara detail bahan yang sedang dianalisis,
biasanya uji ini dapat dilakukan dengan mudah oleh seseorang yang memiliki
daya ingat yang tinggi. Biasanya Uji Duo-trio digunakan untuk melihat perlakuan
baru terhadap mutu produk ataupun menilai keseragaman mutu bahan.
Uji ini tergolong mudah, hal ini karena disediakannya contoh baku dalam
pengujian, sehingga panelis dapat dengan mudah melihat sampel mana yang sama
atau beda dengan contoh baku. Cara penyajian untuk di uji oleh panelis
bermacam-macam, dapat diberikan secara bersamaan dengan sampel, atau dapat
juga sampel lainnya disajikan setelah contoh bakunya diberikan, atau sampel nya
yang terlebih dahulu diberikan barulah contoh baku disajikan. Namun cara
penyajian ini dapat menentukan kemudahan panelis dalam menilai. Biasanya
panelis akan mudah menilai ketika contoh baku disajikan bersamaan dengan
sampel lainnya, sehingga dapat terlihat langsung perbedaan dan persamaan
sampel dengan contoh bakunya.
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
Sendok
Cawan porselen
Label
3.2 Bahan
Kecap ABC
Kecap Bango
Mie Sedap
Indomie
Air mineral
IV. PROSEDUR
4.1 Uji Segitiga/Triangle
Diberikan/disajikan tiga contoh yang, dipilih salah satu contoh yang
berbeda dengan dua contoh lainnya, baik dari segi warna, rasa, dan bau. Memberi
tanda atau angka 1 pada kolom jika contoh memiliki persamaan karakteristik,
dan angka 0 jika contoh berbeda dengan lainnya.
4.2 Uji Duo-Trio
Disajikan satu contoh baku dan dua sampel lainnya, memilih salah satu
contoh yang sama dengan contoh baku, dari segi warna, rasa, dan bau. Memberi
tanda atau angka 1 pada kolom jika sampel memiliki persamaan karakteristik
dengan contoh baku, dan angka 0 jika sampel berbeda dengan contoh baku.
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Praktikum uji triangle atau segitiga dan uji duo trio termasuk ke dalam
pengujian pembedaan (difference test). Uji pembedaan pasangan yang juga
disebut dengan paired comperation, paired test atau comparation merupakan uji
yang sederhana dan berfungsi untuk menilai ada tidaknya perbedaan antara dua
macam produk. Biasanya produk yang diuji adalah jenis produk baru kemudian
dibandingkan dengan produk terdahulu yang sudah diterima oleh masyarakat.
Dalam penggunaannya uji pembedaan pasangan dapat memakai produk baku
sebagai acuan atau hanya membandingkan dua contoh produk yang diuji. Sifat
atau kriteria sampel yang disajikan tersebut harus jelas dan mudah untuk dipahami
oleh panelis. Pengujian dilakukan oleh mahasiswa TIP angkatan 2012 kelompok
A2 yang berjumlah 15 orang.
5.1 Uji Segitiga/Triangle
Prinsip dari percobaan ujitriangle adalah berdasarkan sensitifitas panelis
dalam membedakan duasampel dimana perbedaannya sangat kecil dan pengujian
ini sifatnya lebih terarah. (Rahayu, 1998).
Sampel yang digunakan pada uji segitiga ini adalah kecap manis. Kecap
manis yang digunakan pada pengujian ini adalah Kecap ABC dan Kecap Bango.
Kecap dipilih karena biasanya memiliki karakteristik yang hampir sama untuk
setiap merk. Perbedaan yang biasanya mucul dari kecap satu dengan lainnya
adalah pada warna, rasa, bau dan kekentalannya. Panelis diharapkan dapat
memilih salah satu diantara ketiga sampel yang dirasa berbeda dari contoh
lainnya.
Tabel 1. Kode Sampel Uji Triangle
Kode Sampel054 Kecap ABC452 Kecap ABC187 Kecap Bango
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
No.
NPMWarna Rasa Bau Kekentalan
054
452 187 054 452 187 054 452 187 054 452 187
1. 101 √ √ √ √2. 108 √ √ √ √3. 116 √ √ √ √4. 117 √ √ √ √5. 118 √ √ √ √6. 119 √ √ √ √7. 120 √ √ √ √8. 121 √ √ √ √9. 123 √ √ √ √10 124 √ √ √ √11. 125 √ √ √ √12. 126 √ √ √ √13. 127 √ √ √ √14. 128 √ √ √ √15. 129 √ √ √ √
Jumlah 4 1 10 2 1 12 2 5 8 4 5 6Tabel 2. Data Tabulasi Uji Triangle
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 3. Hasil Uji Tiangle
No. NPMWarna Rasa Bau Kekentalan
054 452 187 054 452 187 054 452 187 054 452 1871. 101 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 02. 108 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 03. 116 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 14. 117 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 05. 118 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 16. 119 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 17. 120 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 18. 121 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 19. 123 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 110 124 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 111. 125 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 112. 126 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 013. 127 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 114. 128 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 015. 129 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1
Jumlah 4 1 10 2 1 12 2 5 8 4 5 6(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Kesimpulan :
Pengujian ini menggunakan tabel uji segitiga untuk menentukan minimal
panelis yang dibutuhkan untuk menyatakan adanya perbedaan. Menurut Soekarto
(1985), berdasarkan tabel uji segitiga, menunjukkan bahwa dari 15 orang panelis
untuk menyatakan adanya perbedaan nyata dari ketiga contoh dibutuhkan minimal
9 orang respon tepat pada taraf 5%.
Hasil pengujian, dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel 3, menunjukkan
bahwa jumlah panelis yang menyatakan perbedaan pada karakteristik warna dan
rasa sampel kecap bango dibandingkan dengan kecap ABC adalah sebanyak 10
dan 12 panelis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa warna dan rasa kecap ABC
dan kecap Bango memiliki perbedaan yang signifikan.
Tabel 2 dan tabel 3 juga menunjukkan bahwa jumlah panelis yang
menyatakan perbedaan pada karakteristik bau dan kekentalan sampel kecap bango
dibandingkan dengan kecap ABC adalah sebanyak 8 dan 6 panelis, atau kurang
dari 9, maka karakteristik bau dan kekentalan sampel kecap bango tidak memiliki
perbedaan yang signifikan dengan kecap ABC karena jumlah panelis yang
menyatakan perbedaan kurang dari 9 orang.
Perbedaan pengukuran setiap panelis ini dikarenakan sifat dan
karakteristik kecap ABC dan Bango hampir sama, sehingga sulit untuk di
identifikasi secara tepat. Pada warna terdapat 10 panelis yang menyatakan bahwa
kode 187 berbeda dengan kode lainnya. Mayoritas panelis menyatakan benar, hal
ini karena warna sangat mudah diidentifikasi, dengan hanya membandingkan satu
dengan lainnya maka dapat terlihat dengan jelas manakah sampel yang memiliki
warna paling berbeda.
Uji segitiga terhadap rasa kecap terdapat 12 panelis yang menyatakan tepat
bahwa kode 187 berbeda dengan kode lainnya. Karakteristik rasa pada umumnya
merupakan sifat yang sulit dibedakan setelah bau, apalagi jika hanya terdapat
perbedaan kecil dari setiap sampel. Selain itu, rasa kecap yang kurang cocok jika
dicicip langsung di lidah, seharusnya membuat panelis kesulitan membedakan.
Namun pada praktikum kali ini mayoritas panelis menyatakan tepat, karena itu
panelis dapat dianggap memiliki sensitivitas yang baik terhadap rasa.
Uji segitiga terhadap bau kecap terdapat 8 panelis yang menyatakan
dengan tepat bahwa kode 187 (kecap Bango) berbeda dengan sampel lainnya
(kecap ABC). Aroma/bau merupakan sifat karakteristik yang paling sulit untuk
dibedakan, hal ini karena bau kecap beberapa merk memang terasa sama saja.
Untuk panelis yang menyatakan kode 187 tidak berbeda dengan sampel lainnya
juga tidak dapat disalahkan, karena sangat memungkinkan bahwa bau kecap ABC
sama dengan kecap Bango, sehingga menyulitkan panelis untuk menentukan
mana sampel yang paling berbeda.
Uji segitiga terhadap kekentalan kecap terdapat 6 panelis yang menyatakan
dengan tepat bahwa kode 187 (kecap Bango) berbeda dengan sampel lainnya
(kecap ABC). Kekentalan kecap pada dasarnya sama, namun kekentalan kecap
yang baik adalah yang dapat dengan mudah mengalir jika dituangkan tapi tidak
terlalu encer. Sama seperti karakteristik bau, untuk panelis yang menyatakan kode
187 tidak berbeda dengan sampel lainnya juga tidak dapat disalahkan, karena
sangat memungkinkan bahwa kekentalan kecap ABC sama dengan kecap Bango,
sehingga menyulitkan panelis untuk menentukan mana sampel yang paling
berbeda.
5.2 Uji Duo Trio
Pengujian selanjutnya adalah uji duo trio. Uji duo trio pada dasarnya sama
dengan cara uji segitiga. Perbedaannya adalah pada uji duo trio panelis mula-mula
menentukan satu contoh baku (R) dari tiga sampel yang telah disajikan, kemudian
kedua contoh lainnya ditentukan mana yang berbeda dan mana yang sama dengan
contoh baku (Soekarto, 1985).
Tabel 4. Kode Sampel Uji Duo Trio
Kode SampelR Mie Sedap
155 Indomie631 Mie Sedap
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 5. Data Tabulasi Uji Duo Trio
No. NPMWarna Rasa Kekenyalan
R 631 155 R 631 155 R 631 1551. 101 √ √ √2. 108 √ √ √3. 116 √ √ √4. 117 √ √ √5. 118 √ √ √6. 119 √ √ √7. 120 √ √ √8. 121 √ √ √9. 123 √ √ √10 124 √ √ √11. 125 √ √ √12. 126 √ √ √13. 127 √ √ √14. 128 √ √ √15. 129 √ √ √(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 6. Hasil Uji Duo Trio
NO NPMWARNA RASA Kekenyalan
R 631 155 R 631 155 R 631 1551 101 0 1 0 0 1 0 0 1 02 108 0 1 0 0 1 0 0 1 03 116 0 1 0 0 1 0 0 1 04 117 0 1 0 0 1 0 0 1 05 118 0 1 0 0 1 0 0 1 06 119 0 1 0 0 1 0 0 1 07 120 0 1 0 0 1 0 0 1 08 121 0 1 0 0 1 0 0 1 09 123 0 0 1 0 1 0 0 1 010 124 0 1 0 0 1 0 0 1 011 125 0 1 0 0 1 0 0 1 012 126 0 1 0 0 1 0 0 1 013 127 0 0 1 0 1 0 0 0 114 128 0 1 0 0 1 0 0 1 015 129 0 1 0 0 1 0 0 1 0
Jumlah 0 13 2 0 15 0 0 14 1(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Kesimpulan :
Pengujian ini menggunakan tabel uji duo tri untuk menentukan minimal
panelis yang dibutuhkan dalam menyatakan adanya perbedaan. Berdasarkan tabel
uji duo trio diketahui bahwa pada taraf 5%, jumlah panelis minimal yang
menyatakan sama dengan baku adalah sebanyak 12 panelis. Secara keseluruhan
didapatkan bahwa 14 panelis menyatakan dengan tepat, yaitu kode 631
merupakan sampel yang sama dengan contoh baku (R). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Indomie dan Mie Sedap memiliki karakteristik keseluruhan
yang berbeda dengan keakuratan 95%.
Uji duo trio terhadap warna, terdapat 13 panelis yang menyatakan dengan
tepat bahwa kode 631 sama dengan contoh baku (R). Karakteristik warna pada
umumnya mudah dibedakan, karena proses pembuatan mie instan yang berbeda-
beda pula, ada yang melalui proses pewarnaan ada pula yang tidak melalui proses
tersebut. Mayoritas panelis menyatakan tepat, karena itu kebanyakan panelis dapat
dianggap memiliki sensitivitas yang baik terhadap warna.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan tabel uji segitiga, dari 15 orang panelis, diketahui bahwa
diketahui bahwa pada taraf 5%, jumlah panelis minimal yang menyatakan
sama dengan baku adalah sebanyak 9 panelis.
Secara keseluruhan didapatkan bahwa mayoritas panelis menyatakan
dengan tepat, yaitu kode 187 merupakan sampel yang paling berbeda
dengan sampel lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kecap ABC
dan kecap Bango memiliki karakteristik keseluruhan yang berbeda dengan
keakuratan 95%.
Berdasarkan tabel uji duo trio, dari 15 orang panelis, diketahui bahwa pada
taraf 5%, jumlah panelis minimal yang menyatakan sama dengan baku
adalah sebanyak 12 panelis.
Secara keseluruhan didapatkan bahwa mayoritas panelis menyatakan
dengan tepat, yaitu kode 631 merupakan sampel yang sama dengan contoh
baku (R). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Indomie dan Mie Sedap
memiliki karakteristik keseluruhan yang berbeda dengan keakuratan 95%.
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Winiati P. 1998. Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik . Bogor:Institut Pertanian Bogor.
Soekarto, S. T. 1985. Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Jakarta, Bhratara Karya Aksara.
Sofiah, Betty D dan Achyar, T. S. 2008. Bahan Ajar Kuliah Penilaian Indera. Universitas Padjadjaran, Bandung.
I. TUJUAN
Mengetahui cara pengujian hedonik
Mengukur tingkat kesukaan konsumen atau penguji terhadap suatu produk
II. TEORI DASAR
Uji Penerimaan (Acceptance Test, Preference Test) adalah uji yang
sifatnya menyangkut tanggapan pribadi, yaitu panelis memberikan kesan yang
berhubungan dengan kesukaan atau tanggapan senang atau tidaknya dari produk
yang disajikan. Sifat dari uji ini sangatlah subyektif, oleh karena itu dalam uji ini
tidak dianjurkan menggunakan panelis yang ekstrim senang atau ekstrim benci
terhadap suatu komoditi yang dinilai. (Sofiah dan Tjutju, 2008)
Panelis yang biasanya digunakan adalah panelis yang belum memiliki
pengalaman. Dalam uji ini tidak terdapat contoh uji pembanding atau tidak ada
contoh baku yang mesti diingat lebih dulu oleh panlis seperti pada sebelumnya
(uji pembedaan). Uji penerimaan ini justru tidak menganjurkan panelis untuk
mengingat atau membandingkan sampel yang sedang diuji dengan contoh yang
telah diuji sebelumnya, jadi tanggapan yang diberikan haruslah secara spontan.
Uji penerimaan bertujuan untuk mengetahui apakah suatu komoditi atau sifat
sensorik tertentu dapat diterima oleh masyarakat atau belum. Hal ini berguna
sebagai pengembangan produk oleh produsen yang sedang bersaing dengan
produk lainnya. Tanggapan yang diberikan harus diperoleh dari sekelompok orang
yang dapat mewakili populasi suatu masyarakat tertentu. Uji penerimaan ini tidak
dapat digunakan untuk meramalkan penerimaan pemasaran. Hasil uji penerimaan
yang meyakinkan pada suatu komoditi tidak menjamin bahwa produk tersebut
laku dipasaran.
Uji hedonik merupakan salah satu contoh uji penerimaan, yang tujuannya
untuk mengetahui berapa besar penerimaan/kesukaan pasar terhadap suatu produk
dengan menggunakan panelis. Uji hedonik dilakukan untuk mengetahui tingkat
kesukaan panelis terhadap sifat – sifat karakteristik suatu produk yang diinginkan.
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
Sendok
Piring
3.2 Bahan
Nugget So Good
Nugget Fiesta
Nugget Sunny Gold
Nugget Superindo
Nugget Champ
Air mineral
IV. PROSEDUR
Panelis memberi penilaian pada setiap kode sampel dengan salah satu
angka yang sesuai pernyataan di bawah ini.
7. Sangat suka
6. Suka
5. Agak suka
4. Biasa
3. Agak tidak suka
2. Tidak suka
1. Sangat tidak suka
Data nilai ditransformasikan dengan rumus = √ x+0,5
Cara Perhitungan dengan Metode pengujian Duncan sehingga diperoleh
kesimpulan
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Uji kesukaan juga disebut uji hedonik. Panelis diminta memberikan
tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya (ketidaksukaan).
Disamping panelis mengemukakan tanggapan senang, suka atau kebalikannya,
mereka juga mengemukakan tingkat kesukaannya. Pengujian ini tidak terdapat
contoh baku. Selain itu panelis dilarang mengingat contoh sebelumnya dan
tanggapan yang diberikan harus spontan serta tidak boleh ditarik kembali (Susiwi,
2009).
Tingkat – tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Skala hedonik dapat
direntangkan atau diciutkan menurut rentangan skala yang dikehendaki. Skala
hedonik dapat juga diubah menjadi skala numerik dengan angka mutu menurut
tingkat kesukaan. Dengan data numerik ini dapat dilakukan analisis secara
statistik. Penggunaan skala hedonik pada prakteknya dapat digunakan untuk
mengetahui perbedaan. Sehingga uji hedonik sering digunakan untuk menilai
secara organoleptik terhadap komoditas sejenis atau produk pengembangan. Skala
yang diberikan pada pengujian ini boleh berulang untuk sampel dengan kode yang
berbeda. Panelis diberikan sampel secara sekaligus, kemudian panelis diminta
untuk memberikan penilaian kesukaannya mulai dari angka 1-7 yang merupakan
skala hedonik. Skala yang digunakan dalam pengujian hedonik kali ini adalah : 1.
Sangat tidak suka; 2=Tidak suka; 3=Agak tidak suka; 4=Biasa; 5=Agak suka;
6=Suka; dan 7=Sangat suka.
Nilai – nilai skala hedonik yang telah diberikan panelis kemudian akan
diolah menjadi data menggunakan rumus-rumus statistik. Adanya skala numerik
ini secara tidak langsung uji hedonik dapat digunakan untuk mengetahui
perbedaan. Hal tersebut membuat uji hedonik paling sering digunakan untuk
menilai komoditi sejenis atau produk pengembangan secara organoleptik.
Dalam diskripsi metode pengujian kesukaan, kepada panelis disajikan
sampel yang disajikan secara satu persatu. Panelis diminta menilai sampel tersebut
berdasarkan kesenangannya, menurut skala nilai yang sudah disediakan.
Panelis yang melakukan pengujian adalah mahasiswa TIP angkatan 2012
dengan jumlah 15 orang. Sampel yang diuji adalah nugget dengan berbagai merk
yaitu, Nugget So Good, Nugget Fiesta, Nugget Sunny Gold, Nugget Superindo
dan Nugget Champ. Karakteristik yang di ujikan adalah cicip, warna, aroma,
tekstur dan rasa.
Tabel 1. Kode Sampel Uji HedonikKode Sampel103 So Good320 Fiesta339 Sunny Gold358 Superindo756 Champ
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Uji Hedonik Cicip
Tabel 2. Hasil Pengamatan Uji Hedonik Cicip
No. NPMKode Sampel
103 320 339 358 7561. 101 5 5 5 6 62. 108 6 6 5 5 53. 116 7 6 6 7 44. 117 3 5 2 3 45. 118 4 5 5 4 36. 119 4 4 4 6 47. 120 3 6 6 3 58. 121 6 5 4 3 29. 123 6 5 4 6 510 124 4 7 5 4 411. 125 7 3 2 4 212. 126 5 6 4 4 613. 127 6 7 3 3 514. 128 3 4 6 6 215. 129 5 7 4 3 5
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 3. Transformasi Uji Hedonik Cicip
No.Kode Sampel
Total103 320 339 358 756
1. 2,3452 2,3452 2,3452 2,5495 2,5495 12,13462. 2,5495 2,5495 2,3452 2,3452 2,3452 12,13463. 2,7386 2,5495 2,5495 2,7386 2,1213 12,69764. 1,8708 2,3452 1,5811 1,8708 2,1213 9,78935. 2,1213 2,3452 2,3452 2,1213 1,8708 10,80396. 2,1213 2,1213 2,1213 2,5495 2,1213 11,03487. 1,8708 2,5495 2,5495 1,8708 2,3452 11,18598. 2,5495 2,3452 2,1213 1,8708 1,5811 10,46809. 2,5495 2,3452 2,1213 2,5495 2,3452 11,910810 2,1213 2,7386 2,3452 2,1213 2,1213 11,447811. 2,7386 1,8708 1,5811 2,1213 1,5811 9,893012. 2,3452 2,5495 2,1213 2,1213 2,5495 11,686913. 2,5495 2,7386 1,8708 1,8708 2,3452 11,3750,14. 1,8708 2,1213 2,5495 2,5495 1,5811 10,672315. 2,3452 2,7386 2,1213 1,8708 2,3452 11,4212
Total 34,6873 36,2534 32,6691 33,1213 31,9246 168,6557Rata-rata 2,3125 2,4169 2,1779 2,2081 2,1283(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 4. Tabel Sidik Ragam Uji Hedonik Cicip
Sumber Ragam Db JK KT Fh F.05
Panelis 14 1,9082 0,1363 1,6869 1,8700*Sampel 4 0,8026 0,2007 2,4839 2,5300*Galat 56 4,5261 0,0808Total 74 7,2369(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Hasil analisis sidik ragam dapat dilihat pada tabel 4, diketahui bahwa Fh
panelis < F.05 panelis yang menunjukkan bahwa panelis memiliki kemampuan
yang seragam. Begitu pula dengan hasil analisis sidik ragam sampel, Fh sampel <
F.05 sampel yang menunjukkan sampel memiliki keseragaman dari segi cicip.
Keseragaman ini dapat dilihat juga dari tabel transformasi. Berdasarkan total dari
masing-masing sampel didapatkan hasil yang hanya berkisar dari 31-36,
sedangkan berdasarkan total masing-masing panelis didapatkan hasil berkisar 9-
12. Hal ini menunjukkan bahwa kisaran total sampel dan panelis tidak berbeda
jauh antara satu dengan yang lainnya. Kesimpulannya adalah semua sampel
nugget memiliki hedonik cicip yang seragam.
Namun dari tabel transformasi kita tidak dapat langsung menyatakan sampel
dan panelis seragam atau tidak, maka perlu dilakukan uji tabel sidik ragam untuk
memastikannya. Bila didapatkan hasil yang seragam, maka tidak perlu dilanjutkan
untuk uji lanjut Duncan. Namun jika hasilnya beragam, maka perlu dilanjutkan
dengan uji Duncan.
Uji Hedonik Warna
Tabel 5. Hasil Pengamatan Uji Hedonik Warna
No. NPMKode Sampel
103 320 339 358 7561. 101 5 6 5 6 52. 108 5 5 4 4 23. 116 7 7 6 5 64. 117 4 6 4 3 25. 118 4 6 5 2 36. 119 4 6 6 3 47. 120 5 6 6 3 48. 121 6 3 5 4 29. 123 4 6 5 3 310 124 4 6 5 3 411. 125 4 7 4 3 412. 126 6 7 6 3 513. 127 2 6 2 7 314. 128 5 5 4 3 415. 129 3 7 4 5 4
Rata-rata 4,5333 5,9333 4,7333 3,8000 3,6667(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 6. Transformasi Uji Hedonik Warna
No.Kode Sampel
Total103 320 339 358 756
1. 2,3452 2,5495 2,3452 2,5495 2,3452 12,13462. 2,3452 2,3452 2,1213 2,1213 1,5811 10,51423. 2,7386 2,7386 2,5495 2,3452 2,5495 12,92154. 2,1213 2,5495 2,1213 1,8708 1,5811 10,24415. 2,1213 2,5495 2,3452 1,5811 1,8708 10,46806. 2,1213 2,5495 2,5495 1,8708 2,1213 11,21257. 2,3452 2,5495 2,5495 1,8708 2,1213 11,43648. 2,5495 1,8708 2,3452 2,1213 1,5811 10,46809. 2,1213 2,5495 2,3452 1,8708 1,8708 10,757710 2,1213 2,5495 2,3452 1,8708 2,1213 11,008211. 2,1213 2,7386 2,1213 1,8708 2,1213 10,973412. 2,5495 2,7386 2,5495 1,8708 2,3452 12,053713. 1,5811 2,5495 1,5811 2,7386 1,8708 10,321214. 2,3452 2,3452 2,1213 1,8708 2,1213 10,803915. 1,8708 2,7386 2,1213 2,3452 2,1213 11,1973
Total 33,3984 37,9118 34,1118 30,7689 30,3238 166,5146Rata-rata 2,2266 2,5275 2,2741 2,0513 2,0216(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014)
Tabel 7. Tabel Sidik Ragam Uji Hedonik Warna
Sumber Ragam Db JK KT Fh F.05
Panelis 14 1,6286 0,1163 1,7621 1,8700*Sampel 4 2,4801 0,6200 9,3939* 2,5300Galat 56 3,6962 0,0660Total 74 7,8050(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Dari hasil pengujian dengan tabel sidik ragam, didapatkan bahwa Fh
sampel > F05 sampel, maka sampel nugget memiliki nilai hedonik warna yang
beragam, selanjutnya dilakukan uji lanjutan Duncan untuk menentukan
keberagaman hedonik masing-masing sampel.
Tabel 8. Uji Duncan Warna
S x=√ KT galatn
= √ 0,0816
= 0,07 LSR = SSR x Sx
2 3 4 5SSR 2,83 2,98 3,08 3,14LSR 0,1876 0,1976 0,2042 0,2082
Kode756
(Champ)358
(Superindo)103
(So Good)339
(Sunny Gold)320
(Fiesta)Rata-rata
3,6667 3,8000 4,5333 4,7333 5,9333
a
b
c
Hasil analisis Uji Duncan warna :
320 (Fiesta) : a → 5,9333 ≈ 6 → suka
339 (Sunny Gold) : b → 4,7333 ≈ 5 → agak suka
103 (So Good) : b → 4,5333 ≈ 5 → agak suka
358 (Superindo) : c → 3,8000 ≈ 4 → biasa
756 (Champ) : c → 3,6667 ≈ 4 → biasa
Hasil uji Duncan dapat dilihat dari tabel 8. Tabel uji Duncan menunjukkan
bahwa sampel nugget memiliki karakteristik warna yang berbeda-beda. Sampel
nugget Fiesta memiliki karakteristik warna yang paling disukai dibandingkan
sampel nugget lainnya, hal ini dapat dilihat dari hasil uji Duncan yang
menunjukkan panelis memberikan nilai rata-rata sebesar 5,9333 atau sebanding
dengan 6, dengan nilai hedonik suka. Sampel nugget Sunny Gold dan So Good
memiliki nilai hedonik untuk karakteristik warna yang sama. Rata-rata panelis
memberikan nilai rata-rata masing-masing sebesar 4,7333 dan 4,5333, atau
sebanding dengan angka 5, dengan nilai hedonik yang menyatakan agak suka.
Sampel nugget Superindo dan Champ memiliki karakteristik warna yang sama,
yaitu paling rendang dibandingkan sampel nugget lainnya. Rata-rata panelis
memberikan nilai rata-rata masing-masing sebesar 3,8000 dan 3,6667, atau
sebanding dengan angka 4, dengan nilai hedonik yang menyatakan biasa.
Berdasarkan skala hedonik, didapatkan bahwa urutan nilai skala hedonik
untuk warna nugget dari yang tertinggi hingga terendah adalah Fiesta, Sunny Gold
dan So Good, serta Superindo dan Champ. Padasarnya, warna nugget yang
biasanya disukai adalah nugget dengan warna kuning keemasan, tidak terlalu
berwarna oranye dan tidak terlalu pucat. Warna nugget ini dapat dipengaruhi oleh
proses penggorengan rendam (deep fat frying), sehingga didapatkan warna yang
agak coklat keemasan.
Uji Hedonik Aroma
Tabel 9. Hasil Pengamatan Uji Hedonik Aroma
No. NPMKode Sampel
103 320 339 358 7561. 101 5 6 6 4 52. 108 5 5 5 2 23. 116 6 6 7 7 44. 117 3 6 5 3 25. 118 4 5 7 1 26. 119 4 4 4 4 37. 120 4 6 5 4 58. 121 2 3 5 6 49. 123 6 6 6 4 310 124 6 6 7 6 411. 125 4 6 6 2 512. 126 4 6 4 4 613. 127 2 6 4 5 514. 128 4 5 3 5 515. 129 3 6 4 4 3
Rata-rata 4,1333 5,4667 5,2000 4,0667 3,8667(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 10. Transformasi Uji Hedonik Aroma
No.Kode Sampel
Total103 320 339 358 756
1. 2,3452 2,5495 2,5495 2,1213 2,3452 11,91082. 2,3452 2,3452 2,3452 1,5811 1,5811 10,19793. 2,5495 2,5495 2,7386 2,7386 2,1213 12,69764. 1,8708 2,5495 2,3452 1,8708 1,5811 10,21755. 2,1213 2,3452 2,7386 1,2247 1,5811 10,01106. 2,1213 2,1213 2,1213 2,1213 1,8708 10,35617. 2,1213 2,5495 2,3452 2,1213 2,3452 11,48268. 1,5811 1,8708 2,3452 2,5495 2,1213 10,46809. 2,5495 2,5495 2,5495 2,1213 1,8708 11,640710 2,5495 2,5495 2,7386 2,5495 2,1213 12,508511. 2,1213 2,5495 2,5495 1,5811 2,3452 11,146712. 2,1213 2,5495 2,1213 2,1213 2,5495 11,463013. 1,5811 2,5495 2,1213 2,3452 2,3452 10,942414. 2,1213 2,3452 1,8708 2,3452 2,3452 11,027815. 1,8708 2,5495 2,1213 2,1213 1,8708 10,5338
Total 31,9708 36,5229 35,6013 31,5138 30,9954 166,6042Rata-rata 2,1314 2,4349 2,3734 2,1009 2,0664(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 11. Tabel Sidik Ragam Uji Hedonik Aroma
Sx=√ KT galatn
= √ 0,0916
= 0,08 LSR = SSR x Sx
Sumber Ragam Db JK KT Fh F.05
Panelis 14 1,9694 0,1407 1,6733 1,8700*Sampel 4 1,7299 0,4325 5,1445* 2,5300Galat 56 4,7078 0,0841Total 74 8,4071(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Dari hasil perngujian dengan tabel sidik ragam, didapatkan bahwa Fh
sampel > F05 sampel, maka sampel nugget memiliki nilai hedonik aroma yang
beragam, selanjutnya dilakukan uji lanjutan Duncan untuk menentukan
keberagaman hedonik masing-masing sampel.
Tabel 12. Uji Duncan Aroma2 3 4 5
SSR 2,83 2,98 3,08 3,14LSR 0,2117 0,2229 0,2304 0,2349
Kode756
(Champ)358
(Superindo)103
(So Good)339
(Sunny Gold)320
(Fiesta)Rata-rata 3,8667 4,0667 4,1333 5,2000 5,4667
a
b
c
d
Hasil analisis Uji Duncan aroma :
320 (Fiesta) : a → 5,4667 ≈ 6 → suka
339 (Sunny Gold) : b → 5,2000 ≈ 5 → agak suka
103 (So Good) : c → 4,1333 ≈ 4 → biasa
358 (Superindo) : cd → 4,0667 ≈ 4 → biasa
756 (Champ) : d → 3,8667 ≈ 4 → biasa
Berdasarkan hasil uji Duncan, sampel nugget Fiesta memiliki karakteristik
aroma yang berbeda dengan sampel lain dan paling disukai, dengan rata-rata
panelis memberi nilai sebesar 5,4667, nilai hedonik panelis menyatakan suka.
Sampel nugget ayam Sunny Gold memiliki karakteristik aroma yang berbeda
dibanding sampel nugget ayam lainnya. Panelis memberikan nilai rata-rata
sebesar 5,2000, dan menyatakan agak suka terhadap karakteristik aroma Sunny
Gold. Rata-rata panelis memberikan nilai rata-rata untuk nugget So Good,
Superindo dan Champ sebesar 4,1333, 4,0667, dan 3,8667. Panelis menyatakan
skala hedonik biasa terhadap karakteristik aroma nugget tersebut. Sampel nugget
So Good memiliki karakteristik aroma yang sama dengan nugget Superindo.
Nugget Superindo memiliki karakteristik aroma yang sama dengan nugget
Champ. Namun nugget So Good memiliki karakteristik aroma yang berbeda
dengan nugget Champ.
Berdasarkan skala hedonik, didapatkan bahwa urutan nilai skala hedonik
untuk aroma nugget dari yang tertinggi hingga terendah adalah pertama Fiesta,
kedua Sunny Gold, dan yang terakhir adalah So Good, Superindo dan Champ.
Aroma produk olahan (nugget) dapat dipengaruhi oleh jenis, lama dan temperatur
pemasakan (Soeparno, 1994). Selain itu, aroma produk olahan juga dapt
dipengaruhi oleh bumbu-bumbu yang ditambahkan selama pembuatan produk dan
pemasakan. Aroma nugget yang biasanya disukai oleh konsumen adalah nugget
dengan aroma bahan bakunya (misalnya nugget ayam, beraroma ayam). Aroma
nugget sebelum digoreng dengan setelah digoreng berbeda. Aroma setelah
digoreng akan sedikit beraroma bakar karena proses penggorengan yang
menyebabkan pencoklatan pada bagian luar nugget.
Uji Hedonik Tekstur
Tabel 13. Hasil Pengamatan Uji Hedonik Tekstur
No. NPMKode Sampel
103 320 339 358 7561. 101 4 6 4 5 62. 108 4 6 4 3 43. 116 6 3 4 4 44. 117 4 6 5 3 25. 118 4 7 6 3 46. 119 4 5 4 5 47. 120 5 5 5 4 48. 121 6 2 4 5 39. 123 5 5 4 4 310 124 5 6 4 4 311. 125 5 6 4 2 412. 126 5 6 6 4 413. 127 2 7 2 6 314. 128 4 5 4 4 315. 129 3 6 4 5 3
Rata-rata 4,4000 5,4000 4,2667 4,0667 3,6000(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 14. Transformasi Uji Hedonik Tekstur
No.Kode Sampel
Total103 320 339 358 756
1. 2,1213 2,5495 2,1213 2,3452 2,5495 11,68692. 2,1213 2,5495 2,1213 1,8708 2,1213 10,78433. 2,5495 1,8708 2,1213 2,1213 2,1213 10,78434. 2,1213 2,5495 2,3452 1,8708 1,5811 10,46805. 2,1213 2,7386 2,5495 1,8708 2,1213 11,40166. 2,1213 2,3452 2,1213 2,3452 2,1213 11,05447. 2,3452 2,3452 2,3452 2,1213 2,1213 11,27838. 2,5495 1,5811 2,1213 2,3452 1,8708 10,46809. 2,3452 2,3452 2,1213 2,1213 1,8708 10,803910 2,3452 2,5495 2,1213 2,1213 1,8708 11,008211. 2,3452 2,5495 2,1213 1,5811 2,1213 10,718512. 2,3452 2,5495 2,5495 2,1213 2,1213 11,686913. 1,5811 2,7386 1,5811 2,5495 1,8708 10,321214. 2,1213 2,3452 2,1213 2,1213 1,8708 10,580015. 1,8708 2,5495 2,1213 2,3452 1,8708 10,7577
Total 33,0049 36,1566 32,5838 31,8519 30,2049 163,8021Rata-rata 2,2003 2,4104 2,1723 2,1235 2,0137(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 15. Tabel Sidik Ragam Uji Hedonik Tekstur
Sx¿√ KT galatn
=√ 0,0616
= 0,06 LSR = SSR x Sx
Sumber Ragam Db JK KT Fh F.05
Panelis 14 0,5125 0,0366 0,5158 1,8700*Sampel 4 1,2654 0,3164 4,4581* 2,5300Galat 56 3,9739 0,0710Total 74 5,7518(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Dari hasil perngujian dengan tabel sidik ragam, didapatkan bahwa Fh
sampel > F05 sampel, maka sampel nugget memiliki nilai hedonik tekstur yang
beragam, selanjutnya dilakukan uji lanjutan Duncan untuk menentukan
keberagaman hedonik masing-masing sampel.
Tabel 16. Uji Duncan Tekstur
2 3 4 5SSR 2,83 2,98 3,08 3,14LSR 0,1947 0,2050 0,2119 0,2160
Kode756
(Champ)358
(Superindo)103
(So Good)339
(Sunny Gold)320
(Fiesta)Rata-rata 3,6000 4,0667 4,4000 4,2667 5,4000
a
b
c
Hasil analisis Uji Duncan tekstur :
320 (Fiesta) : a → 5,4000 ≈ 5 → agak suka
339 (Sunny Gold) : b → 4,2667 ≈ 4 → biasa
103 (So Good) : b → 4,4000 ≈ 4 → biasa
358 (Superindo) : b → 4,0667 ≈ 4 → biasa
756 (Champ) : c → 3,6000 ≈ 4 → biasa
Hasil uji Duncan dapat dilihat dari tabel 16. Tabel uji Duncan
menunjukkan bahwa sampel nugget memiliki karakteristik tekstur yang berbeda-
beda. Berdasarkan hasil uji Duncan, sampel nugget Fiesta memiliki karakteristik
tekstur yang paling berbeda dan yang paling disukai dibandingkan dengan sampel
nugget lainnya. Rata-rata panelis memberikan nilai sebesar 5,4000 dan panelis
menyatakan skala hedonik agak suka terhadap tekstur Fiesta ini. Sampel nugget
Sunny Gold, So Good, dan Superindo memiliki karakteristik tekstur yang sama,
namun berbeda dengan merk nugget lainnya. Panelis memberikan nilai rata-rata
masing-masing sebesar 4,2667, 4,4000, dan 4,0667. Panelis juga menyatakan
skala hedonik untuk ketiganya adalah memiliki tekstur yang biasa. Sedangkan
sampel nugget ayam Champ memiliki karakteristik tekstur yang paling rendah
dibandingkan sampel nugget ayam lainnya. Panelis memberi nilai rata-rata
sebesar 3,6000, namun skala hedoniknya sama dengan nugget So Good, Sunny
Gold dan Superindo, yaitu menyatakan memiliki tekstur yang biasa.
Urutan skala hedonik untuk tekstur nugget berdasarkan penilaian panelis
dari yang paling disukai sampai yang kurang disukai adalah perta Fiesta,
selanjutnya Sunny Gold, So Good dan Superindo dan yang terakhir adalah
Champ.
Tekstur merupakan parameter yang sangat penting dalam menjaga mutu
daging dan produk turunannya. Keempukan daging adalah karakter yang krusial
bagi daya terima konsumen. Menurut Lawrie (1995), kesan kekenyalan pada
nugget secara keseluruhan meliputi tekstur dan melibatkan beberapa aspek
diantaranya mudah atau tidaknya gigi berpenetrasi awal ke dalam nugget, mudah
atau tidaknya dikunyah menjadi potongan-potongan yang lebih kecil dan jumlah
residu yang tertinggal setelah dikunyah. Tekstur suatu makanan dapat dipengaruhi
oleh kadar air, kandungan lemak, jenis dan jumlah karbohidrat serta protein.
Uji Hedonik Rasa
Tabel 17. Hasil Pengamatan Uji Hedonik Rasa
No. NPMKode Sampel
103 320 339 358 7561. 101 5 5 5 6 62. 108 6 5 5 2 43. 116 7 6 6 7 44. 117 3 4 4 3 45. 118 4 5 5 4 36. 119 4 4 4 6 47. 120 3 6 6 4 58. 121 6 5 4 3 29. 123 5 4 4 6 310 124 4 7 4 5 311. 125 7 3 2 4 212. 126 6 6 4 5 613. 127 6 7 4 3 314. 128 3 4 6 6 215. 129 5 7 5 4 4
(Sumber : dokumentasi pribadi, 2015)
Tabel 18. Hasil Transformasi Data Uji Hedonik Rasa
No.Kode Sampel
Total103 320 339 358 756
1. 2,3452 2,3452 2,3452 2,5495 2,5495 12,13462. 2,5495 2,3452 2,3452 1,5811 2,1213 10,94243. 2,7386 2,5495 2,5495 2,7386 2,1213 12,69764. 1,8708 2,1213 2,1213 1,8708 2,1213 10,10565. 2,1213 2,3452 2,3452 2,1213 1,8708 10,80396. 2,1213 2,1213 2,1213 2,5495 2,1213 11,03487. 1,8708 2,5495 2,5495 2,1213 2,3452 11,43648. 2,5495 2,3452 2,1213 1,8708 1,5811 10,46809. 2,3452 2,1213 2,1213 2,5495 1,8708 11,008210 2,1213 2,7386 2,1213 2,3452 1,8708 11,197311. 2,7386 1,8708 1,5811 2,1213 1,5811 9,893012. 2,5495 2,5495 2,1213 2,3452 2,5495 12,115113. 2,5495 2,7386 2,1213 1,8708 1,8708 11,151114. 1,8708 2,1213 2,5495 2,5495 1,5811 10,672315. 2,3452 2,7386 2,3452 2,1213 2,1213 11,6717
Total 34,6873 35,6013 33,4597 33,3060 30,2776 167,3319Rata-rata 2,3125 2,3734 2,2306 2,2204 2,0185(Sumber : dokumentasi pribadi, 2015)
Tabel 19. Tabel Sidik Ragam Uji Hedonik RasaSumber Ragam Db JK KT Fh F.05
Panelis 14 1,6424 0,1173 1,4791 1,8700*Sampel 4 1,0829 0,2707 3,4131* 2,5300Galat 56 4,4418 0,0793Total 74 7,1670(Sumber : dokumentasi pribadi, 2015)
Dari hasil perngujian dengan tabel sidik ragam, didapatkan bahwa Fh
sampel > F05 sampel, maka sampel nugget memiliki nilai hedonik rasa yang
beragam, selanjutnya dilakukan uji lanjutan Duncan untuk menentukan
keberagaman hedonik masing-masing sampel.
Tabel 20. Uji Duncan Rasa2 3 4 5
SSR 2,83 2,98 3,08 3,14LSR 0,2057 0,2166 0,2239 0,2283
Kode756
(Champ)358
(Superindo)339
(Sunny Gold)103
(So Good)320
(Fiesta)Rata-rata 3,6667 4,5333 4,5333 4,9333 5,2000
a
b
c
d
Hasil analisis Uji Duncan rasa :
320 (Fiesta) : a → 5,2000 ≈ 5 → agak suka
103 (So Good) : b → 4,9333 ≈ 5 → agak suka
339 (Sunny Gold) : c → 4,5333 ≈ 4 → biasa
358 (Superindo) : c → 4,5333 ≈ 4 → biasa
756 (Champ) : d → 3,6667 ≈ 4 → biasa
Hasil uji Duncan dapat dilihat dari tabel 20. Tabel uji Duncan
menunjukkan bahwa sampel nugget memiliki karakteristik rasa yang berbeda-
beda. Berdasarkan hasil uji Duncan, sampel nugget Fiesta memiliki karakteristik
rasa yang berbeda dibanding sampel nugget lainnya, panelis memberi nilai rata-
rata 5,2000. Namun sampel Fiesta memiliki nilai skala hedonik yang sama dengan
nugget So Good diberi nilai rata-rata 4,9333, yaitu agak suka. Sampel nugget
Sunny Gold dan Superindo memiliki karakteristik rasa yang sama, tetapi berbeda
dengan sampel-sampel nugget lainnya. Panelis memberikan nilai rata-rata masing-
masing sebesar 4,5333, nilai skala hedonik untuk karakteristik rasa nugget Sunny
Gold dan Superindo adalah biasa. Sampel nugget Champ memiliki nilai rata-rata
yang diberikan panelis paling rendah, yaitu sebesar 3,6667. Namun nilai skala
hedoniknya sama dengan nugget Sunny Gold dan Superindo, yaitu biasa.
VI. KESIMPULAN
Hasil analisis sidik ragam untuk cicip nugget menunjukkan Fh panelis < F.05
panelis yang menunjukkan bahwa panelis memiliki kemampuan yang
seragam. Begitu pula dengan hasil analisis sidik ragam sampel, Fh sampel <
F.05 sampel yang menunjukkan sampel memiliki keseragaman dari segi cicip.
Sehingga tidak perlu dilakukan Uji Duncan
Hasil analisis sidik ragam untuk warna nugget menunjukkan Fh sampel > F05
sampel, maka nilai hedonik warna beragam. Sehingga dilakukan uji Duncan.
Hasil analisis uji Duncan untuk warna: Fiesta=suka; Sunny Gold=agak suka;
So Good=agak suka; Superindo=biasa; dan Champ=biasa.
Hasil pengujian dengan tabel sidik ragam, didapatkan bahwa Fh sampel > F05
sampel, maka nilai hedonik aroma beragam. Sehingga dilakukan uji Duncan.
Hasil analisis uji Duncan untuk aroma: Fiesta=suka; Sunny Gold=agak suka;
So Good=biasa; Superindo=biasa; dan Champ=biasa.
Hasil pengujian dengan tabel sidik ragam, didapatkan bahwa Fh sampel > F05
sampel, maka nilai hedonik tekstur beragam. Sehingga dilakukan uji Duncan.
Hasil analisis uji Duncan untuk tekstur: Fiesta=agak suka; Sunny Gold=biasa;
So Good=biasa; Superindo=biasa; dan Champ=biasa.
Hasil pengujian dengan tabel sidik ragam, didapatkan bahwa Fh sampel > F05
sampel, maka nilai hedonik rasa beragam. Sehingga dilakukan uji Duncan.
Hasil analisis uji Duncan untuk rasa: Fiesta=agak suka; So Good=agak suka;
Sunny Gold=biasa; Superindo=biasa; dan Champ=biasa.
DAFTAR PUSTAKA
Lawrie, R.A. 1995. Ilmu Daging. Diterjemahkan oleh Amiruddin Parakkasi. Edisi ke lima. Universitas Indonesia, Jakarta.
Susiwi, S. 2009. Penilaian Organoleptik. Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia.
Sofiah, Betty D. dan Tjutju S. Achyar. 2008. Penilaian Indera. Jurusan Teknologi Industri Pangan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran. Bandung.
I. TUJUAN
Untuk mengetahui cara pengujian mutu hedonic
Menentukan kesan mutu hedonik dari suatu sampel, yaitu menyatakan kesan
baik atau kesan buruk dari suatu sampel atau kesan yang lebih spesifik dari
suatu sampel.
II. TEORI DASAR
Uji Penerimaan (Acceptance Test, Preference Test) adalah uji sensori
dimana panelis mengungkapkan tanggapan pribadi yaitu kesan yang berhubungan
dengan kesukaan atau tanggapan senang tidaknya sifat sensori dari produk yang
dinilai. Karena sifatnya yang sangat subyektif tersebut,maka panelis yang ekstrim
senang atau ekstrim benci terhadap suatu komoditiyang dinilai, tidak dapat
digunakan dalam uji penerimaan ini.
Panelis yang digunakan pada uji penerimaan adalah panelis yang belum
berpengalaman pada uji ini tidak ada contoh uji pembanding atau tidakada contoh
baku yang mesti diingat lebih dulu oleh panlis seperti pada uji pembedaan. Pada
uji ini justru panelis dilarang mengingat atau membandingkan dengan contoh
yang diuji sebelumnya. Tanggapan harusdiberikan segera dan spontan. Tanggapan
yang sudah diberikan tidak bolehditarik kembali meskipun kemudian timbul
keragu-raguan.
Tujuan uji penerimaan adalah untuk mengetahui apakah suatukomoditi
atau sifat sensorik tertentu dapat diterima oleh masyrakat. Olehkarena itu,
tanggapan senang atau suka harus pula diperoleh dari sekelompokorang yang
dapat mewakili suatu populasi suatu masyarakat tertentu.Yang termasuk uji
penerimaan ysang dibahas dalam praktikum kali iniadalah Uji Hedonik dan
Uji Mutu Hedonik. Uji hedonik telah dibahas sebelumnya.
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
Sendok
Cawan Porselen
Label
3.2 Bahan
Air Mineral
Roti Sari Roti
Roti Garmelia
Roti Sharon
Roti Breadco
Roti Superindo
IV. PROSEDUR
Ujilah tingkat keempukan/tekstur, rasa susu, aroma, warna, dan
keseragaman pori dari sampel yang tersedia yang dinyatakan dalam angka
skor pada format yang tersedia.
Hasil penilaian ditulis pada tabel hasil pengamatan, yang terdiri dari tujuh
skala mutu hedonik.
- Format Skor Keempukan
1. Amat sangat empuk
2. Sangat empuk
3. empuk
4. Agak tidak empuk
5. Tidak empuk
6. Sangat tidak empuk
7. Amat sangat tidak empuk
Format Skor Rasa Susu
1. Amat Sangat Tajam
2. Sangat Tajam
3. Tajam Agak Tidak Manis
4. Aagak Tidak Tajam
5. Tidak Tajam
6. Sangat Tidak Tajam
7. Amat Sangat Tidak Tajam
Format Skor Warna
1. Amat Sangat Putih Kekuningan
2. Sangat Putih Kekuningan
3. Putih Kekuningan Agak Tidak Suka
4. Agak Tidak Putih Kekuningan
5. Tidak Putih Kekuningan
6. Sangat Tidak Putih Kekuningan
7. Amat Sangat Tidak Putih Kekuningan
Format Skor Aroma
1. Amat Sangat Tajam
2. Sangat Tajam
3. Tajam
4. Agak Tidak Tajam
5. Tidak Tajam
6. Sangat Tidak Tajam
7. Amat Sangat Tidak Tajam
Format Skor Keseragaman Pori
1. Amat Sangat Seragam
2. Sangat Seragam
3. Seragam
4. Agak Tidak Seragam
5. Tidak Seragam
6. Sangat Tidak Seragam
7. Amat Sangat Tidak Seragam
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Uji mutu hedonik kali ini menggunakan sampel roti tawar dalam berbagai
merk. Karakteristik roti tawar yang diujikan mencakup tekstur/keempukan, rasa
susu, aroma, warna dan keseragaman pori. Panelis yang melakukan pengujian
adalah mahasiswa TIP angkatan 2012 dengan jumlah panelis sebanyak 15 orang.
Roti tawar nerupakan produk yang disukai banyak konsumen. Merk roti tawar
yang diujikan kali ini adalah roti tawar Sariroti, Garmelia, Sharon, Breadco dan
Superindo.
Cara pengujian dalam uji mutu hedonik ini adalah panelis memberikan
nilai intensitas mutu dari sampel yang disajikan. Pemberian nilai mutu
menggunakan skala mutu yang telah ditentukan. Skala yang digunakan adalah
berkisar antara 1-7. Data yang telah ditentukan skalanya kemudian
ditransformasikan dengan angka menurut tingkat kesukaan. Selanjutnya dapat
dilakukan analisis statistik berupa tabel sidik ragam, kemudian barulah dapat
ditentukan apakah dilanjutkan uji Duncan atau tidak, yang dapat dilihat dari tabel
sidik ragam.
Tabel 1. Kode Sampe Uji Mutu Hedonik
Kode Nama Produk120 Sari Roti318 Garmelia408 Sharon463 Breadco131 Superindo
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Uji Mutu Hedonik Tekstur
Tabel 2. Hasil Pengujian Mutu Hedonik Terhadap Tekstur
PanelisData Awal
Sari roti (120)
Garmelia (318)
Sharon (408)
Breadco (463)
Superindo (131)
101 4 4 4 3 2108 4 3 5 3 5116 2 3 3 2 3117 2 2 3 2 3118 3 2 3 3 3119 3 3 4 2 3120 4 2 4 1 4121 3 2 3 2 3
123 3 2 4 2 2124 3 2 2 1 3125 4 3 4 3 4126 3 2 3 2 2127 2 3 3 2 3128 3 3 4 2 6129 4 2 3 3 4
Jumlah 47 38 52 33 50Rata-rata 3,133333 2,533333 3,466667 2,2 3,333333
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 3. Transformasi Mutu Hedonik Tekstur
PanelisData Awal
jumlah A^2Sari roti (120)
Garmelia (318)
Sharon (408)
Breadco (463)
Superindo (131)
101 2,1213 2,1213 2,1213 1,8708 1,5811 9,8158 96,3499108 2,1213 1,8708 2,3452 1,8708 2,3452 10,5533 111,3721116 1,5811 1,8708 1,8708 1,5811 1,8708 8,7746 76,9936117 1,5811 1,5811 1,8708 1,5811 1,8708 8,4849 71,9935118 1,8708 1,5811 1,8708 1,8708 1,8708 9,0643 82,1615119 1,8708 1,8708 2,1213 1,5811 1,8708 9,3148 86,7655120 2,1213 1,5811 2,1213 1,2247 2,1213 9,1697 84,0834121 1,8708 1,5811 1,8708 1,5811 1,8708 8,7746 76,9936123 1,8708 1,5811 2,1213 1,5811 1,5811 8,7354 76,3072124 1,8708 1,5811 1,5811 1,2247 1,8708 8,1285 66,0725125 2,1213 1,8708 2,1213 1,8708 2,1213 10,1055 102,1211126 1,8708 1,5811 1,8708 1,5811 1,5811 8,4849 71,9935127 1,5811 1,8708 1,8708 1,5811 1,8708 8,7746 76,9936128 1,8708 1,8708 2,1213 1,5811 2,5495 9,9935 99,8700129 2,1213 1,5811 1,8708 1,8708 2,1213 9,5653 91,4950
Jumlah 28,4454 25,9949 29,7497 24,4522 29,0975 137,7397 1271,5662Rata-rata 1,8964 1,7330 1,9833 1,6301 1,9398
a^2 809,1408 675,7348 885,0447597,910
1 846,6645 3814,4949(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 4. Tabel Sidik Ragam Mutu Hedonik Tekstur
Sumber Ragam DB JKKT
(JK/DB)Fh F. 05
Panelis 14 1,3502 0,0964 2,9300* 1,87Sampel 4 1,3367 0,3342 10,1580* 2,53Galat 56 1,8429 0,0329Total 74 4,5298
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Dapat dilihat dari tabel sidik ragam, Fh sampel > F05 sampel, maka terdapat
keragaman dalam sampel, dan perlu dilakukan uji lanjut, yaitu uji Duncan yang
bertujuan untuk mengetahui mutu hedonik dari masing-masing sampel yang
beragam tersebut.
Tabel 5. Uji Duncan Terhadap Tekstur/Keempukan
Sx=√ KTG
∑ panelis=√ 0,0341
15=0,0477
SSR dari tabel Duncan
LSR=Sx x SSR=0,0477 x SSR
2 3 4 5SSR 2,83 2,98 3,08 3,14LSR 0,1350 0,1421 0,1469 0,1498
Kode(463)
Breadco
(318)
Garmelia
(120)
Sari roti
(131)
Superindo
(408)
Sharon
Rata-rata 2,2000 2,5333 3,1333 3,3330 3,4667
a
b
c
d
Hasil analisis uji Duncan tekstur:
(408) Sharon : a 3,4667 ≈ 3 = empuk
(131) Superindo : a 3,3330 ≈ 3 = empuk
(120) Sari roti : b 3,1333 ≈ 3 = empuk
(318) Garmelia : c 2,5333 ≈ 3 = empuk
(463) Breadco : d 2,2000 ≈ 2 = sangat empuk
Hasil uji Duncan dapat dilihat dari tabel 5. Tabel uji Duncan menunjukkan
bahwa sampel roti tawar memiliki karakteristik tekstur yang
berbeda-beda/bervariasi. Berdasarkan hasil uji Duncan, sampel roti tawar Breadco
memiliki karakteristik tekstur/keempukan yang berbeda dibanding sampel roti
tawar lainnya, panelis memberi nilai rata-rata 2,2000, yaitu dengan skala mutu
hedonik sangat empuk. Sampel roti tawar Sharon, Superindo, Sari Roti dan
Garmelia memiliki karakteristik tekstur yang sama, namun berbeda dengan
sampel roti merk Breadco. Panelis memberikan nilai rata-rata masing-masing
sebesar 3,4667; 3,3330; 3,1333; dan 2,5333, dengan nilai skala mutu hedonik
untuk karakteristik tekstur roti tawar adalah empuk.
Uji Mutu Hedonik Rasa Susu
Tabel 6. Hasil Pengujian Mutu Hedonik Terhadap Rasa Susu
PanelisData Awal
JumlahSariroti (120)
Garmelia (318)
Sharon (408)
Breadco (463)
Superindo (131)
240210120101 4 5 4 5 6 24240210120108 5 2 3 4 3 17240210120116 6 4 3 3 4 20240210120117 4 3 4 4 3 18240210120118 4 5 7 5 5 26240210120119 4 4 5 4 4 21240210120120 5 4 3 4 3 19240210120121 3 4 3 3 3 16240210120123 5 2 3 2 5 17240210120124 4 2 2 4 4 16240210120125 5 7 3 6 6 27240210120126 5 6 4 4 6 25240210120127 4 5 3 4 3 19240210120128 4 5 4 4 5 22240210120129 5 3 3 5 6 22Jumlah 67 61 54 61 66 309Rata-rata 4,4667 4,0667 3,6000 4,0667 4,4000(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 7. Transformasi Mutu Hedonik Terhadap Rasa Susu
Panelis Data Awal jumlah A^2
Sari roti
(120)
Garmelia
(318)
Sharon
(408)
Breadco
(463)
Superindo
(131)
101 2.1213 2.3452 2.1213 2.3452 2.5495 11.4825 131.8478
108 2.3452 1.5811 1.8708 2.1213 1.8708 9.7892 95.8284
116 2.5495 2.1213 1.8708 1.8708 2.1213 10.5337 110.9588
117 2.1213 1.8708 2.1213 2.1213 1.8708 10.1055 102.1211
118 2.1213 2.3452 2.7386 2.3452 2.3452 11.8955 141.5029
119 2.1213 2.1213 2.3452 2.1213 2.1213 10.8304 117.2976
120 2.3452 2.1213 1.8708 2.1213 1.8708 10.3294 106.6965
121 1.8708 2.1213 1.8708 1.8708 1.8708 9.6045 92.2464
123 2.3452 1.5811 1.8708 1.5811 2.3452 9.7234 94.5445
124 2.1213 1.5811 1.5811 2.1213 2.1213 9.5261 90.7466
125 2.3452 2.7386 1.8708 2.5495 2.5495 12.0536 145.2893
126 2.3452 2.5495 2.1213 2.1213 2.5495 11.6868 136.5813
127 2.1213 2.3452 1.8708 2.1213 1.8708 10.3294 106.6965
128 2.1213 2.3452 2.1213 2.1213 2.3452 11.0543 122.1975
129 2.3452 1.8708 1.8708 2.3452 2.5495 10.9815 120.5933
Jumlah33.3406 31.6390 30.1165 31.8782 32.9515
159.925
8 1715.1487
Rata-rata 2.2227 2.1093 2.0078 2.1252 2.1968
a^2 1111.5956 1001.0263
907.003
6 1016.2196 1085.8014 5121.6465
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 8. Tabel Sidik Ragam Pengujian Mutu Hedonik Terhadap Rasa SusuSumber Ragam DB JK KT
(JK/DB)Fh F. 05
Panelis 14 2,0129 0,1438 2,6482* 1,87Sampel 4 0,4263 0,1066 1,9632 2,53*Galat 56 3,0389 0,0543Total 74 5,4781
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Dari hasil pengujian dengan tabel sidik ragam, didapatkan bahwa Fh
sampel < F05 sampel, maka sampel roti tawar memiliki nilai hedonik rasa susu
yang seragam, maka tidak dilakukan uji lanjutan Duncan. Namun Fh panelis > F05
panelis, hal ini menandakan bahwa panelis yang menilai beragam, namun tetap
tidak diuji Duncan karena uji Duncan hanya untuk mengetahui mutu hedonik
sampel.
Berdasarkan total dari masing-masing sampel, dapat dilihat pada tabel
transformasi, didapatkan hasil jumlah sampel yang hanya berkisar dari 30-32, atau
dengan rata-rata sampel yang bernilai 2. Hal ini menunjukkan bahwa kisaran total
sampel tidak berbeda jauh antara satu dengan yang lainnya. Kesimpulannya
adalah semua sampel roti tawar memiliki mutu hedonik rasa susu yang seragam.
Dapat dilihat pada tabel 6, bahwa panelis seragam menilai uji mutu hedonik
terhadap rasa susu roti tawar adalah agak tidak tajam.
Uji Mutu Hedonik Warna
Tabel 9. Hasil Pengujian Mutu Hedonik Terhadap Warna
PanelisData Awal
120 318 408 463 131 Total101 4 4 3 4 3 18108 4 5 3 4 5 21116 3 4 2 2 4 15117 3 2 3 2 2 12118 3 4 3 3 2 15119 5 4 3 4 5 21120 4 4 4 4 2 18121 4 5 4 4 4 21123 3 3 4 4 3 17124 3 3 2 2 3 13125 3 3 4 3 5 18126 4 3 3 4 3 17127 3 3 1 4 3 14128 5 4 4 5 3 21129 3 4 4 4 3 18
Jumlah 54 55 47 53 50Rata-rata 3.6000 3.6667 3.1333 3.5333 3.3333
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Uji Mutu Hedonik Warna
Tabel 10. Transformasi Mutu Hedonik Terhadap Warna
PanelisData Transformasi
Σpanelis Σ2
120 318 408 463 131101 2.1213 2.1213 1.8708 2.1213 1.8708 10.1056 102.1235108 2.1213 2.3452 1.8708 2.1213 2.3452 10.8039 116.7239116 1.8708 2.1213 1.5811 1.5811 2.1213 9.2757 86.0395117 1.8708 1.5811 1.8708 1.5811 1.5811 8.4851 71.9965118 1.8708 2.1213 1.8708 1.8708 1.5811 9.3149 86.7682119 2.3452 2.1213 1.8708 2.1213 2.3452 10.8039 116.7239120 2.1213 2.1213 2.1213 2.1213 1.5811 10.0664 101.3328121 2.1213 2.3452 2.1213 2.1213 2.1213 10.8305 117.2995123 1.8708 1.8708 2.1213 2.1213 1.8708 9.8551 97.1235124 1.8708 1.8708 1.5811 1.5811 1.8708 8.7748 76.9965125 1.8708 1.8708 2.1213 1.8708 2.3452 10.0790 101.5865126 2.1213 1.8708 1.8708 2.1213 1.8708 9.8551 97.1235127 1.8708 1.8708 1.2247 2.1213 1.8708 8.9586 80.2556128 2.3452 2.1213 2.1213 2.3452 1.8708 10.8039 116.7239129 1.8708 2.1213 2.1213 2.1213 1.8708 10.1056 102.1235
Jumlah
30.2636 30.4749 28.3399 29.9222 29.1175 148.11821470.941
0Rata-rata
2.0176 2.0317 1.8893 1.9948 1.9412
Σ2
sampel915.888
3928.722
0803.150
9895.335
9847.827
74390.924
9(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 11. Tabel Sidik Ragam Pengujian Mutu Hedonik Terhadap Warna
Sumber Ragam DB JK KT Fh F05Panelis 14 1,6682 0,1192 3,1702* 1,87Sampel 4 0,2083 0,0521 1,3856 2,53*Galat 56 2,1035 0,0376Total 74 3,9800
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Dari hasil pengujian dengan tabel sidik ragam, didapatkan bahwa Fh sampel
< F05 sampel, maka sampel roti tawar memiliki nilai hedonik warna yang seragam,
maka tidak dilakukan uji lanjutan Duncan. Namun Fh panelis > F05 panelis, hal ini
menandakan bahwa panelis yang menilai beragam, namun tetap tidak diuji
Duncan karena uji Duncan hanya untuk mengetahui mutu hedonik sampel.
Berdasarkan total dari masing-masing sampel, dapat dilihat pada tabel
transformasi, didapatkan hasil jumlah sampel yang hanya berkisar dari 28-30, atau
dengan rata-rata sampel yang bernilai 1-2. Hal ini menunjukkan bahwa kisaran
total sampel tidak berbeda jauh antara satu dengan yang lainnya. Kesimpulannya
adalah semua sampel roti tawar memiliki mutu hedonik warna yang seragam.
Dapat dilihat pada tabel 10, skala hedonik untuk semua sampel roti tawar terhadap
warna adalah putih kekuningan sampai agak tidak putih kekuningan.
Uji Mutu Hedonik Aroma
Tabel 12. Hasil Pengujian Mutu Hedonik Terhadap Aroma
PanelisData Awal
Total120 318 408 463 131
101 3 4 3 4 3 17108 4 2 4 4 3 17116 4 2 3 3 2 14117 3 3 3 4 5 18118 4 4 4 5 3 20119 5 4 3 4 5 21120 4 2 3 3 3 15121 3 6 3 2 4 18123 4 4 3 5 3 19124 2 2 4 4 4 16125 3 6 3 3 7 22126 4 2 4 4 2 16127 3 2 1 4 2 12128 4 2 3 3 2 14129 4 2 3 3 3 15
Jumlah 54 47 47 55 51 254Rata-rata 3.6000 3.1333 3.1333 3.6667 3.4000
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 13. Transformasi Mutu Hedonik Terhadap Aroma
PanelisData Transformasi
Σ panelis Σ2
120 318 408 463 131101 1.8708 2.1213 1.8708 2.1213 1.8708 9.8551 97.1235
108 2.1213 1.5811 2.1213 2.1213 1.8708 9.8159 96.3525116 2.1213 1.5811 1.8708 1.8708 1.5811 9.0253 81.4552117 1.8708 1.8708 1.8708 2.1213 2.3452 10.0790 101.5865118 2.1213 2.1213 2.1213 2.3452 1.8708 10.5800 111.9363119 2.3452 2.1213 1.8708 2.1213 2.3452 10.8039 116.7239120 2.1213 1.5811 1.8708 1.8708 1.8708 9.3149 86.7682121 1.8708 2.5495 1.8708 1.5811 2.1213 9.9936 99.8726123 2.1213 2.1213 1.8708 2.3452 1.8708 10.3295 106.6987124 1.5811 1.5811 2.1213 2.1213 2.1213 9.5262 90.7492125 1.8708 2.5495 1.8708 1.8708 2.7386 10.9006 118.8233126 2.1213 1.5811 2.1213 2.1213 1.5811 9.5262 90.7492127 1.8708 1.5811 1.2247 2.1213 1.5811 8.3792 70.2105128 2.1213 1.5811 1.8708 1.8708 1.5811 9.0253 81.4552129 2.1213 1.5811 1.8708 1.8708 1.8708 9.3149 86.7682
Jumlah 30.2511 28.1042 28.4183 30.4749 29.2212 146.4697 1437.2732Rata-rata
2.0167 1.8736 1.8946 2.0317 1.9481
Σ2sampel915.126
2789.8483 807.6005 928.7220
853.8783
4295.1754
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 14. Tabel Sidik Ragam Pengujian Mutu Hedonik Terhadap AromaSumberRagam DB JK KT Fh F05
Panelis 14 1,4096 0,1007 1,5052 1,87*Sampel 4 0,3000 0,0750 1,1211 2,53*Galat 56 3,7454 0,0669Total 74 5,4550
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Dari hasil pengujian dengan tabel sidik ragam, didapatkan bahwa Fh
sampel < F05 sampel, maka sampel roti tawar memiliki nilai hedonik aroma yang
seragam, maka tidak dilakukan uji lanjutan Duncan. Namun Fh panelis > F05
panelis, hal ini menandakan bahwa panelis yang menilai beragam, namun tetap
tidak diuji Duncan karena uji Duncan hanya untuk mengetahui mutu hedonik
sampel.
Berdasarkan total dari masing-masing sampel, dapat dilihat pada tabel
transformasi, didapatkan hasil jumlah sampel yang berkisar antara 28-30, atau
dengan rata-rata sampel yang bernilai 1-2. Hal ini menunjukkan bahwa kisaran
total sampel tidak berbeda jauh antara satu dengan yang lainnya. Kesimpulannya
adalah semua sampel roti tawar memiliki mutu hedonik aroma yang seragam.
Dapat dilihat pada tabel 12, skala hedonik untuk semua sampel roti tawar terhadap
aroma adalah agak tidak tajam sampai tajam.
Uji Mutu Hedonik Keseragaman Pori
Tabel 15. Hasil Pengujian Mutu Hedonik Terhadap Keseragaman Pori
PanelisData Awal
120 318 408 463 131 Total101 4 4 4 5 5 22108 4 3 3 4 5 19116 5 4 5 3 3 20117 5 4 3 4 5 21118 3 3 4 5 5 20119 5 4 4 5 5 23120 6 5 5 5 6 27121 5 3 4 3 3 18123 5 4 3 4 3 19124 5 4 2 4 4 19125 4 4 6 4 5 23126 4 3 3 4 3 17127 4 5 6 3 4 22128 4 5 4 4 5 22129 5 5 4 4 4 22
Jumlah 68 60 60 61 65Rata-rata 4.5333 4.0000 4.0000 4.0667 4.3333
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 16. Transformasi Mutu Hedonik Terhadap Keseragaman Pori
Panelis
Data TransformasiΣpanelis Σ2
120 318 408 463 131101 2.1213 2.1213 2.1213 2.3452 2.3452 11.0544 122.1992
108 2.1213 1.8708 1.8708 2.1213 2.3452 10.3295 106.6987116 2.3452 2.1213 2.3452 1.8708 1.8708 10.5534 111.3741117 2.3452 2.1213 1.8708 2.1213 2.3452 10.8039 116.7239118 1.8708 1.8708 2.1213 2.3452 2.3452 10.5534 111.3741119 2.3452 2.1213 2.1213 2.3452 2.3452 11.2783 127.1992120 2.5495 2.3452 2.3452 2.3452 2.5495 12.1346 147.2496121 2.3452 1.8708 2.1213 1.8708 1.8708 10.0790 101.5865123 2.3452 2.1213 1.8708 2.1213 1.8708 10.3295 106.6987124 2.3452 2.1213 1.5811 2.1213 2.1213 10.2903 105.8904125 2.1213 2.1213 2.5495 2.1213 2.3452 11.2587 126.7578126 2.1213 1.8708 1.8708 2.1213 1.8708 9.8551 97.1235127 2.1213 2.3452 2.5495 1.8708 2.1213 11.0082 121.1802128 2.1213 2.3452 2.1213 2.1213 2.3452 11.0544 122.1992129 2.3452 2.3452 2.1213 2.1213 2.1213 11.0544 122.1992
Jumlah 33.5647 31.7134 31.5818 31.9639 32.8132 161.6370
1746.4546
Rata-rata 2.2376 2.1142 2.1055 2.1309 2.1875Σ2
sampel1126.590
11005.739
0997.410
81021.689
61076.708
85228.138
4(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 17. Tabel Sidik Ragam Pengujian Mutu Hedonik Terhadap Keseragaman PoriSumber Ragam DB JK KT Fh F05
Panelis 14 0.9372 0.0669 1.8555 1.8667*Sampel 4 0.1888 0.0472 1.3084 2,53*Galat 56 2.0203 0.0361Total 74 3.1462
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Dari hasil pengujian dengan tabel sidik ragam, didapatkan bahwa Fh
sampel < F05 sampel, maka sampel roti tawar memiliki nilai hedonik keseragaman
pori yang seragam, maka tidak dilakukan uji lanjutan Duncan. Namun Fh panelis
> F05 panelis, hal ini menandakan bahwa panelis yang menilai beragam, namun
tetap tidak diuji Duncan karena uji Duncan hanya untuk mengetahui mutu
hedonik sampel.
Berdasarkan total dari masing-masing sampel, dapat dilihat pada tabel
transformasi, didapatkan hasil jumlah sampel yang berkisar antara 31-33, atau
dengan rata-rata sampel yang bernilai 2. Hal ini menunjukkan bahwa kisaran total
sampel tidak berbeda jauh antara satu dengan yang lainnya. Kesimpulannya
adalah semua sampel roti tawar memiliki mutu hedonik keseragaman pori yang
seragam. Dapat dilihat pada tabel 15, skala hedonik untuk semua sampel roti
tawar terhadap keseragaman pori adalah agak tidak seragam sampai seragam.
Mutu roti yang baik meliputi volume roti yang besar, bentuk yang
simetris, warna kerak roti tawar yang baik meliputi volume roti yang besar,
bentuk yang simettis, warna kerak roti yang coklat kekuningan, tekstur kerak yang
tipis dan kering, serta sifat sifat bagian bagian roti yang meliputi butiran dan
tekstur. Butiran yang baik adalah butiran dengan sel yang halus, seragam yang
panjang-panjang, sedangkan tesktur yang baik adalah yang halus lembut dan
elastis. Selain itu struktur remah harus rata, warna remah terang, beraroma harum
gandum dan ragi dengan rasa dan daya simpan yang baik (Koswara, 2009).
Setelah roti tawar keluar dari oven dan menjadi dingin, roti dapat menjadi
cepat basi (stale) yaitu hilangnya rasa lezat dan aroma kulit, kulit menjadi lembek
dan alot, remah roti menjadi kaku, keras dan meremah. Proses kebasian ini
disebabkan oleh perubahan dalam ikatan air dan pati. Air pada bagian dalam roti
berpindah secara lambat ke kulit roti yang relatis lebih kering meskipun
dibungkus dengan pembungkus yang tahan air dan gas. Setelah empat hari
disimpan pada suhu 21 0C, kandungan air remah kan menurun hingga 29 persen
dan pada kulit roti akan meningkat menjadi 28 persen. Habisnya air dari remah
roti akan menyebabkan remah menjadi basi (Koswara, 2009).
Ketengikan merupakan kerusakan yang biasa terjadi pada roti. Ketengikan
Ini disebabkan oleh kerusakan lemak atau minyak sehingga menghasilkan rasa
dan bau tidak enak (Koswara, 2009).
VI. KESIMPULAN
Hasil analisis sidik ragam sampel menunjukkan Fh sampel > F.05 sampel yang
bermakna sampel memiliki keseragaman, sehingga perlu dilakukan Uji
Duncan terhadap tekstur. Hasil analisis uji Duncan untuk tekstur:
Sharon=empuk; Superindo=empuk; Sari roti=empuk; Garmelia=empuk; dan
Breadco=sangat empuk.
Hasil analisis sidik ragam untuk rasa susu roti tawar menunjukkan Fh sampel
< F05 sampel, maka nilai hedonik warna seragam. Sehingga tidak dilakukan uji
Duncan. Hasil analisis panelis untuk rasa susu dari sampel Sharon, Superindo,
Sari roti, Garmelia, dan Breadco adalah agak tidak tajam
Hasil pengujian dengan tabel sidik ragam untuk warna menunjukkan bahwa
Fh sampel < F05 sampel, maka nilai hedonik warna seragam. Sehingga tidak
dilakukan uji Duncan. Hasil analisis panelis untuk warna dari sampel Sharon,
Superindo, Sari roti, Garmelia, dan Breadco adalah agak tidak putih
kekuningan sampai putih kekuningan.
Hasil pengujian dengan tabel sidik ragam untuk aroma menunjukkan bahwa
Fh sampel < F05 sampel, maka nilai hedonik aroma seragam. Sehingga tidak
dilakukan uji Duncan. Hasil analisis panelis untuk aroma dari sampel Sharon,
Superindo, Sari roti, Garmelia, dan Breadco adalah agak tidak tajam sampai
tajam.
Hasil pengujian dengan tabel sidik ragam untuk keseragaman pori
menunjukkan bahwa Fh sampel < F05 sampel, maka nilai hedonik
keseragaman pori adalah seragam. Sehingga tidak dilakukan uji Duncan. Hasil
analisis panelis untuk keseragaman pori dari sampel Sharon, Superindo, Sari
roti, Garmelia, dan Breadco adalah tidak seragam sampai agak tidak seragam.
DAFTAR PUSTAKA
Irawan, Hengky. 2010. Pembuatan Mentega Kacang Tanah. Available at: http://kamiitp08.blogspot.com/2010/10/pembuatan-mentega-kacang-tanah.html. (Diakses tanggal 08 Juni 2015)
Haryanti, S., Adjinegoro dan Mufida. 2001. Pengaruh Berbagai Faktor terhadap Selai Buah. Universitas Brawijaya. Malang
Koswara, S. 2009. Teknologi Pengolahan Roti. Available at: http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/Teknologi-Roti-Teori-dan-Praktek.pdf (Diakses tanggal 8 Juni 2015)
Widjamoko, K. B. 1996. Biokimia pangan. Universitas Brawijaya. Malang
Untuk mengetahui cara pengujian skoring dan rangking serta mengetahui
tingkatan mutu dari berbagai jenis merk makanan.
II. TEORI DASAR
2.1 Uji Skoring
Uji skor atau bisa juga disebut pemberian skor atau skoring. Pemberian
skor adalah memberikan angka nilai atau menetapkan nilai mutu sensorik
terhadap bahan yang diuji pada jenjang mutu atau tingkat skala hedonik. Tingkat
skala mutu ini dapat dinyatakan dalam ungkapan-ungkapan skala mutu yang
sudah menjadi baku. Uji skoring merupakan uji yang menggunakan panelis
terlatih dan benar-benar mengerti mengenai atribut yang dinilai. Tipe pengujian
skoring sering digunakan untuk menilai mutu bahan dan intensitas sifat tertentu
misalnya kemanisan, kekerasan, dan warna. Selain itu, digunakan untuk mencari
korelasi pengukuran subyektif dengan obyektif dalam rangka pengukuran obyektif
(presisi alat) (Kartika dkk., 1988).
Menurut Anonim (2006), Uji skoring dilakukan dengan menggunakan
pendekatan skala atau skor yang dihubungkan dengandeskripsi tertentu dari
atribut mutu produk. Pada sistem skoring, angka digunakan untukmenilai
intensitas produk dengan susunan meningkat atau menurun.
2.2 Uji Rangking
Uji rangking adalah pengujian dengan memberikan rank pada jenjang
mutu atau tingkat skala hedonik yang sesuai. Dalam uji rangking ini panelis
diberikan contoh sampel kemudian sampel tersebut diurutkan berdasarkan tingkat
intensitas dari suatu sifat spesifik. Urutan ranking bisa dibuat secara menurun
ataupun menaik, yang terpenting adalah berderetan. Uji rangking dilaksanakan
dengan membuat urutan contoh-contoh yang diuji menurut perbedaan tingkatan
mutu sensorik. Dalam uji skoring Jarak antara jenjang ke atas dan ke bawah tidak
harus sama.Urutan pertama selalu menyatakan yang paling tinggi. Angka-angka
ini tidak menyatakan besaran skalar, hanya nomor urut saja sesuai tingkatannya.
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
Sendok
Cawan porselen
Label
3.2 Bahan
Air mineral
Minuman sari buah Jungle Juice
Minuman sari buah Superindo
Minuman sari buah Juice United
Minuman sari buah Buavita
Minuman sari buah Love Juice
Sosis daging sapi Fino
Sosis daging sapi Vida
Sosis daging sapi Kimbo
Sosis daging sapi Farmhouse
Sosis daging sapi Bernardi
IV. PROSEDUR
4.1 Uji Skoring
Berikan skor atau nilai terhadap setiap contoh yang disajikan berdasarkan
kesan yang didapat.
Makin tinggi skor, menandakan mutunya yang semakin baik.
Data nilai ditransformasikan dengan rumus = √ x+0,5
Cara Perhitungan dengan Metode pengujian Duncan sehingga diperoleh
kesimpulan
4.2 Uji Rangking
Berikan nilai rank terhadap setiap contoh yang disajikan berdasarkan
kesan yang didapat.
Makin tinggi rank, menandakan mutunya yang semakin rendah.
Data nilai ditransformasikan dengan rumus = √ x+0,5
Cara Perhitungan dengan Metode pengujian Duncan sehingga diperoleh
kesimpulan
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Pengujian mutu makanan kali ini adalah dengan cara uji skoring dan
ranking. Uji skoring dan ranking memiliki sedikit persamaan yaitu suatu sampel
diberikan nilai yang disesuaikan berdasarkan kualitas mutunya. Disamping itu,
kedua uji ini juga meimiliki perbedaan, yaitu pada uji skoring, semakin tinggi
nilai yang diberikan, maka semakin baik mutu dari sampel yang diuji. Sedangkan
pada uji ranking, semakin tinggi nilai (rank) yang diberikan maka semakin rendah
mutu dari sampel yang diuji.
Sampel yang digunakan pada uji skoring dan uji ranking berbeda. Untuk
uji skoring, digunakan sampel berbagai merk minuman sari buah. Sedangkan
untuk sampel uji ranking, digunakan sampel berbagai merk sosis daging sapi.
Pengujian kali ini dilakukan oleh mahasiswa TIP angkatan 2012, dengan jumlah
panelis sebanyak 15 orang.
5.1 Uji Skoring
Sampel yang digunakan pada pengujian skoring ini adalah minuman sari
buah Jungle Juice, Superindo, Love Juice, Buavita dan Juice United.
Karakteristikkemanisan, flavor, warna, kekentalan, rasa dan after taste. Contoh
baku tidak ada dalam praktikum ini, karena diasumsikan panelis telah mengenali
rasa minuman sari buah.
Cara pengolahan data adalah dengan mengumpulkan data yang telah di
tabulasi, kemudian ditransformasi dengan rumus = √ x+0,5 . Sama seperti
pengujian sebelumnya, tujuan tranformasi data adalah agar nilai lebih detail
(spesifik) sehinga diperoleh hasil yang lebih tepat ketika penarikan kesimpulan.
Selanjutnya adalah membuat perhitungan untuk tabel sidik ragam sehingga di
peroleh F hitung yang kemudian dibandingkan dengan F tabel. Dari perbandingan
nilai F tersebut maka kita dapat tentukan apakah diperoleh hasil yang seragam
atau beragam. Apabila hasil yang diperoleh seragam, uji telah selesai dan
menunjukkan bahwa Ho diterima yang berarti panelis memiliki kemampuan yang
sama. Apabila hasilnya beragam, uji harus dlanjutkan dengan uji Duncan.
Tabel 1. Kode Sampel Uji SkoringKode Sampel
804 Jungle Juice303 Superindo314 Love Juice056 Buavita994 Juice United
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Uji Skoring KemanisanTabel 2. Hasil Uji Skoring Terhadap Kemanisan
Panelis
Kemanisan
ΣJungle juice
SuperindoLove juice
Buavita
Juice United
804 303 314 056 994
101 3 1 4 5 2 15108 5 2 4 3 1 15116 5 3 2 1 4 15117 1 5 3 4 2 15118 5 2 3 1 4 15119 4 5 2 1 3 15120 3 5 1 2 4 15121 2 1 3 4 5 15123 5 4 2 1 3 15124 4 3 2 1 5 15125 2 1 5 4 3 15126 2 5 1 4 3 15127 2 5 4 1 3 15128 4 5 2 1 3 15129 3 5 2 1 4 15Σ 50,0000 52,0000 40,0000 34,0000 49,0000 225
Rata-rata
3,3333 3,4667 2,6667 2,2667 3,2667
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2015)
Tabel 3. Transformasi Uji Skoring Kemanisan
Panelis Kemanisan Σ Σ2
Jungle juice
Superindo Love juice
Buavita Juice United
804 303 314 056 994101 1,8708 1,2247 2,1213 2,3452 1,5811 9,1432 83,5988108 2,3452 1,5811 2,1213 1,8708 1,2247 9,1432 83,5988116 2,3452 1,8708 1,5811 1,2247 2,1213 9,1432 83,5988117 1,2247 2,3452 1,8708 2,1213 1,5811 9,1432 83,5988118 2,3452 1,5811 1,8708 1,2247 2,1213 9,1432 83,5988119 2,1213 2,3452 1,5811 1,2247 1,8708 9,1432 83,5988120 1,8708 2,3452 1,2247 1,5811 2,1213 9,1432 83,5988121 1,5811 1,2247 1,8708 2,1213 2,3452 9,1432 83,5988123 2,3452 2,1213 1,5811 1,2247 1,8708 9,1432 83,5988124 2,1213 1,8708 1,5811 1,2247 2,3452 9,1432 83,5988125 1,5811 1,2247 2,3452 2,1213 1,8708 9,1432 83,5988126 1,5811 2,3452 1,2247 2,1213 1,8708 9,1432 83,5988127 1,5811 2,3452 2,1213 1,2247 1,8708 9,1432 83,5988128 2,1213 2,3452 1,5811 1,2247 1,8708 9,1432 83,5988129 1,8708 2,3452 1,5811 1,2247 2,1213 9,1432 83,5988Σ 28,9066 29,1159 26,2580 28,0804 28,7877 137,1486 1253,9827Σ2 835,5903 847,7383 689,4814 579,8664 828,7312 3781,4076
Rata-rata
1,9271 1,9411 1,7505 1,6054 1,9192
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 4. Tabel Sidik Ragam Uji Skoring Kemanisan
Sumber Ragam
DB JK KT Fh F05
Panelis 14 0,0000 0,0000 0,0000 1,8600*Sampel 4 1,2973 0,3243 1,7454 2,5300*Galat 56 10, 4062 0,1858Total 74 11,7035(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Dari hasil pengujian dengan tabel sidik ragam, didapatkan bahwa Fh
sampel < F05 sampel, maka sampel minuman sari buah memiliki nilai skoring
kemanisan yang seragam, maka tidak dilakukan uji lanjutan Duncan. Didapatkan
juga Fh panelis < F05 panelis, hal ini menandakan bahwa panelis yang menilai
juga seragam.
Berdasarkan total dari masing-masing sampel, dapat dilihat pada tabel
transformasi, didapatkan jumlah sampel yang berkisar antara 26-29, atau dengan
rata-rata sampel yang bernilai 1-2. Hal ini menunjukkan bahwa kisaran total
sampel tidak berbeda jauh antara satu dengan yang lainnya. Kesimpulannya
adalah semua sampel minuman sari buah memiliki skor kemanisan yang seragam.
Dapat dilihat pada tabel 2, untuk semua sampel minuman sari buah terhadap
kemanisan diberikan skor 3.
Uji Skoring Flavor
Tabel 5. Hasil Uji Skoring Terhadap Flavor
Panelis
Flavor
ΣJungle juice
SuperindoLove juice
BuavitaJuice
United
804 303 314 056 994
101 2 3 4 5 1 15108 4 5 2 3 1 15116 3 5 4 1 2 15117 4 5 2 1 3 15118 5 2 4 1 3 15119 4 5 2 1 3 15120 5 4 2 3 1 15121 2 1 3 4 5 15123 5 4 3 1 2 15124 2 3 4 1 5 15125 4 5 2 1 3 15126 1 2 3 5 4 15127 2 5 4 1 3 15128 3 4 2 1 5 15129 1 3 2 4 5 15
Σ47,000
056,0000
43,0000
33,0000 46,0000 225
Rata-rata
3,1333 3,7333 2,8667 2,2000 3,0667
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 6. Transformasi Uji Skoring Flavor
Panelis Flavor Σ Σ2
Jungle juice
Superindo Love juice
Buavita Juice United
804 303 314 056 994101 1,5811 1,8708 2,1213 2,3452 1,2247 9,1432 83,5988108 2,1213 2,3452 1,5811 1,8708 1,2247 9,1432 83,5988116 1,8708 2,3452 2,1213 1,2247 1,5811 9,1432 83,5988117 2,1213 2,3452 1,5811 1,2247 1,8708 9,1432 83,5988118 2,3452 1,5811 2,1213 1,2247 1,8708 9,1432 83,5988119 2,1213 2,3452 1,5811 1,2247 1,8708 9,1432 83,5988120 2,3452 2,1213 1,5811 1,8708 1,2247 9,1432 83,5988121 1,5811 1,2247 1,8708 2,1213 2,3452 9,1432 83,5988123 2,3452 2,1213 1,8708 1,2247 1,5811 9,1432 83,5988124 1,5811 1,8708 2,1213 1,2247 2,3452 9,1432 83,5988125 2,1213 2,3452 1,5811 1,2247 1,8708 9,1432 83,5988126 1,2247 1,5811 1,8708 2,3452 2,1213 9,1432 83,5988127 1,5811 2,3452 2,1213 1,2247 1,8708 9,1432 83,5988128 1,8708 2,1213 1,5811 1,2247 2,3452 9,1432 83,5988129 1,2247 1,8708 1,5811 2,1213 2,3452 9,1432 83,5988Σ 28,0366 30,4347 27,2871 23,6974 27,6928 137,1486 1253,9827Σ2 786,0514 926,2720 744,5836 561,5676 766,8916 3785,366
2262,5000
Rata-rata
1,8691 2,0290 1,8191 1,5798 1,8462
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2015)
Tabel 7. Tabel Sidik Ragam Uji Skoring Flavor
Sumber Ragam
DB JK KT Fh F05
Panelis 14 0,0000 0,0000 0,0000 1,8600*Sampel 4 1,5612 0,3903 2,1552 2,5300*Galat 56 10,1423 0,1811Total 74 11,7035(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Dari hasil pengujian dengan tabel sidik ragam, didapatkan bahwa Fh
sampel < F05 sampel, maka sampel minuman sari buah memiliki nilai skoring
flavor yang seragam, maka tidak dilakukan uji lanjutan Duncan. Didapatkan juga
Fh panelis < F05 panelis, hal ini menandakan bahwa panelis yang menilai juga
seragam.
Berdasarkan total dari masing-masing sampel, dapat dilihat pada tabel
transformasi, didapatkan jumlah sampel yang berkisar antara 23-30, atau dengan
rata-rata sampel yang bernilai 1-2. Hal ini menunjukkan bahwa kisaran total
sampel tidak berbeda jauh antara satu dengan yang lainnya. Kesimpulannya
adalah semua sampel minuman sari buah memiliki skor flavor yang seragam.
Dapat dilihat pada tabel 5, untuk semua sampel minuman sari buah terhadap
flavor diberikan skor 2-3.
Uji Skoring Warna
Tabel 8. Hasil Uji Skoring Terhadap Warna
Panelis
Warna
ΣJungle juice
Superindo
Love juice
Buavita
Juice United
804 303 314 056 994
101 2 1 4 5 3 15108 5 3 2 1 4 15116 4 3 1 2 5 15117 5 4 2 1 3 15118 5 3 2 1 4 15119 5 4 1 2 3 15120 3 5 2 1 4 15121 3 4 2 1 5 15123 4 3 2 1 5 15124 2 3 5 4 1 15125 4 5 2 1 3 15126 2 3 1 5 4 15127 2 5 4 1 3 15128 3 5 2 1 4 15129 3 4 5 1 2 15
Σ52,000
055,0000
37,0000
28,000053,000
0225
Rata-rata
3,4667 3,6667 2,4667 1,8667 3,5333
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2015)
Tabel 9. Transformasi Uji Skoring Warna
Panelis Warna Σ Σ2
Jungle juice
Superindo Love juice
Buavita Juice United
804 303 314 056 994
101 1,5811 1,2247 2,1213 2,3452 1,8708 9,1432 83,5988108 2,3452 1,8708 1,5811 1,2247 2,1213 9,1432 83,5988116 2,1213 1,8708 1,2247 1,5811 2,3452 9,1432 83,5988117 2,3452 2,1213 1,5811 1,2247 1,8708 9,1432 83,5988118 2,3452 1,8708 1,5811 1,2247 2,1213 9,1432 83,5988119 2,3452 2,1213 1,2247 1,5811 1,8708 9,1432 83,5988120 1,8708 2,3452 1,5811 1,2247 2,1213 9,1432 83,5988121 1,8708 2,1213 1,5811 1,2247 2,3452 9,1432 83,5988123 2,1213 1,8708 1,5811 1,2247 2,3452 9,1432 83,5988124 1,5811 1,8708 2,3452 2,1213 1,2247 9,1432 83,5988125 2,1213 2,3452 1,5811 1,2247 1,8708 9,1432 83,5988126 1,5811 1,8708 1,2247 2,3452 2,1213 9,1432 83,5988127 1,5811 2,3452 2,1213 1,2247 1,8708 9,1432 83,5988128 1,8708 2,3452 1,5811 1,2247 2,1213 9,1432 83,5988129 1,8708 2,1213 2,3452 1,2247 1,5811 9,1432 83,5988Σ 29,5527 30,3158 25,2564 22,2215 29,8023 137,1486 1253,9827Σ2 873,3599 919,0495 637,8858 493,7934 888,1743 3812,2629
Rata-rata
1,9702 2,0211 1,6838 1,4814 1,9868
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2015)
Tabel 10. Tabel Sidik Ragam Uji Skoring Warna
Sumber Ragam
DB JK KT Fh F05
Panelis 14 0,0000 0,0000 0,0000 1,8600*Sampel 4 3,3544 0,8386 5,6244* 2,5300Galat 56 8,3491 0,1491Total 74 11,7035(Dokumentasi Pribadi, 2015)
Dari hasil pengujian dengan tabel sidik ragam, didapatkan bahwa Fh
sampel > F05 sampel, maka sampel minuman sari buah memiliki nilai skoring
warna yang beragam, maka dilakukan uji lanjutan Duncan. Didapatkan juga Fh
panelis < F05 panelis, hal ini menandakan bahwa panelis yang menilai
kemampuannya seragam.
Tabel 11. Uji Duncan Terhadap Warna
Sx = √ KT Galatn panelis
= √ 0,149115
= 0,0995
2 3 4 5SSR 2,8300 2,9800 3,0800 3,1400
LSR 0,2816 0,2965 0,3065 0,3124
Kode056
(Buavita)
314
(Love juicce)
804
(Jungle juice)
994
(Juice united)
303
(Superindo)
Rata-rata
1,4814 1,6838 1,9702 1,9868 2,0211
a
b
c
Hasil analisis Uji Duncan warna:
303 Superindo : a 3,6667 ≈ 4
994 Juice United : ab 3,5333 ≈ 4
804 Jungle Juice : ab 3,4667 ≈ 4
314 Love Juice : b 2,4667 ≈ 3
056 Buavita : c 1,8667 ≈ 2
Hasil uji Duncan dapat dilihat dari tabel 11. Tabel uji Duncan
menunjukkan bahwa sampel minuman sari buah memiliki karakteristik warna
yang berbeda-beda/bervariasi. Berdasarkan hasil uji Duncan, sampel minuman
sari buah Superindo, Juice United, dan Jungle Juice memiliki warna yang sama.
Sari buah Love juice memiliki warna yang sama dengan sari buah Jungle juice
dan Juice united, namun memiliki warna yang berbeda dengan sai buah
Superindo. Sari buah Buavita memiliki karakteristik warna yang paling berbeda
dengan sari buah merk lainnya.
Uji Skoring Kekentalan
Tabel 12. Hasil Uji Skoring Terhadap Kekentalan
Panelis
Kekentalan
ΣJungle juice
SuperindoLove juice
BuavitaJuice
United
804 303 314 056 994
101 2 1 4 5 3 15
108 5 4 3 1 2 15116 4 3 1 2 5 15117 5 4 2 1 3 15118 5 3 2 1 4 15119 5 4 1 2 3 15120 3 5 2 1 4 15121 3 4 2 1 5 15123 4 3 2 1 5 15124 2 3 5 4 1 15125 4 5 2 1 3 15126 2 3 1 5 4 15127 2 5 4 1 3 15128 3 5 2 1 4 15129 3 4 5 1 2 15
Σ 52,0000 56,000038,000
028,0000 51,0000 225
Rata-rata
3,4667 3,7333 2,5333 1,8667 3,4000
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2015)
Tabel 13. Transformasi Uji Skoring Warna
Panelis
Kekentalaln Σ Σ2
Jungle juice
Superindo Love juice
Buavita Juice United
804 303 314 056 994101 1,5811 1,2247 2,1213 2,3452 1,8708 9,1432 83,5988108 2,3452 2,1213 1,8708 1,2247 1,5811 9,1432 83,5988
116 2,1213 1,8708 1,2247 1,5811 2,3452 9,1432 83,5988117 2,3452 2,1213 1,5811 1,2247 1,8708 9,1432 83,5988118 2,3452 1,8708 1,5811 1,2247 2,1213 9,1432 83,5988119 2,3452 2,1213 1,2247 1,5811 1,8708 9,1432 83,5988120 1,8708 2,3452 1,5811 1,2247 2,1213 9,1432 83,5988121 1,8708 2,1213 1,5811 1,2247 2,3452 9,1432 83,5988123 2,1213 1,8708 1,5811 1,2247 2,3452 9,1432 83,5988124 1,5811 1,8708 2,3452 2,1213 1,2247 9,1432 83,5988125 2,1213 2,3452 1,5811 1,2247 1,8708 9,1432 83,5988126 1,5811 1,8708 1,2247 2,3452 2,1213 9,1432 83,5988127 1,5811 2,3452 2,1213 1,2247 1,8708 9,1432 83,5988128 1,8708 2,3452 1,5811 1,2247 2,1213 9,1432 83,5988129 1,8708 2,1213 2,3452 1,2247 1,5811 9,1432 83,5988Σ 29,5527 30,5663 25,5461 22,2215 29,2621 137,1486 1253,9827Σ2 873,3599 934,3000 652,6028 493,7934 856,2688 18809,7410
Rata-rata
1,9702 2,0378 1,7031 1,4814 1,9508
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2015)
Tabel 14. Tabel Sidik Ragam Uji Skoring Kekentalan
Sumber Ragam
DB JK KT Fh F05
Panelis 14 0,0000 0,0000 0,0000 1,8600*Sampel 4 3,2252 0,8063 5,3256* 2,5300Galat 56 8,4783 0,1514Total 74 11,7035(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2015)
Dari hasil pengujian dengan tabel sidik ragam, didapatkan bahwa Fh
sampel > F05 sampel, maka sampel minuman sari buah memiliki nilai skoring
kekentalan yang beragam, maka dilakukan uji lanjutan Duncan. Didapatkan juga
Fh panelis < F05 panelis, hal ini menandakan bahwa panelis yang menilai
kemampuannya seragam.
Tabel 15. Uji Duncan Kekentalan
Sx = √ KT Galatn panelis
= √ 0,151415
= 0,1005
2 3 4 5SSR 2,8300 2,9800 3,0800 3,1400
LSR 0,2844 0,2995 0,3095 0,3156
Kode
056
(Buavita)
314
(Love
juicce)
804
(Jungle
juice)
994
(Juice united)
303
(Superindo)
Rata-rata
1,4814 1,7031 1,9508 1,9702 2,0378
a
b
c
Hasil analisis Uji Duncan kekentalan:
303 Superindo : a 3,7333 ≈ 4
994 Juice United : a 3,4667 ≈ 4
804 Jungle Juice : ab 3,4000 ≈ 3
314 Love Juice : b 2,5333 ≈ 3
056 Buavita : c 1,8667 ≈ 2
Hasil uji Duncan dapat dilihat dari tabel 15. Tabel uji Duncan
menunjukkan bahwa sampel minuman sari buah memiliki karakteristik kekentalan
yang berbeda-beda/bervariasi. Berdasarkan hasil uji Duncan, sari buah Superindo,
Juice United, dan Jungle Juice memiliki kekentalan yang sama. Sedangkan sari
buah Jungle Juice memiliki kekentalan yang sama dengan sari buah Love Juice,
namun penilaian kekentalan Love Juice berbeda dengan Superindo dan Juice
United. Kemudian sari buah Buavita memiliki kekentalan yang paling berbeda
dengan sampel lainnya. Sampel yang memiliki kekentalan paling tinggi adalah
sari buah Superindo, dan yang paling rendah adalah sari buah Buavita.
Uji Skoring Rasa
Tabel 16. Hasil Uji Skoring terhadap Rasa
Panelis
Rasa
ΣJungle juice
SuperindoLove juice
Buavita
Juice United
804 303 314 056 994
101 2 1 5 4 3 15108 2 3 5 4 1 15116 5 3 2 1 4 15
117 4 5 2 1 3 15118 5 2 4 1 3 15119 4 5 2 1 3 15120 5 2 4 3 1 15121 3 4 2 1 5 15123 5 4 2 1 3 15124 2 5 4 3 1 15125 3 5 2 1 4 15126 1 2 3 5 4 15127 2 5 4 1 3 15128 5 4 1 2 3 15129 3 4 2 1 5 15Σ 51,0000 54,0000 44,0000 30,0000 46,0000 225
Rata-rata
3,4000 3,6000 2,9333 2,0000 3,0667
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2015)
Tabel 17. Transformasi Uji Skoring Terhadap Rasa
Panelis Kemanisan Σ Σ2
Jungle juice
Superindo
Love juice
Buavita Juice United
804 303 314 056 994101 1,5811 1,2247 2,3452 2,1213 1,8708 9,1432 83,5988108 1,5811 1,8708 2,3452 2,1213 1,2247 9,1432 83,5988116 2,3452 1,8708 1,5811 1,2247 2,1213 9,1432 83,5988117 2,1213 2,3452 1,5811 1,2247 1,8708 9,1432 83,5988118 2,3452 1,5811 2,1213 1,2247 1,8708 9,1432 83,5988
119 2,1213 2,3452 1,5811 1,2247 1,8708 9,1432 83,5988120 2,3452 1,5811 2,1213 1,8708 1,2247 9,1432 83,5988121 1,8708 2,1213 1,5811 1,2247 2,3452 9,1432 83,5988123 2,3452 2,1213 1,5811 1,2247 1,8708 9,1432 83,5988124 1,5811 2,3452 2,1213 1,8708 1,2247 9,1432 83,5988125 1,8708 2,3452 1,5811 1,2247 2,1213 9,1432 83,5988126 1,2247 1,5811 1,8708 2,3452 2,1213 9,1432 83,5988127 1,5811 2,3452 2,1213 1,2247 1,8708 9,1432 83,5988128 2,3452 2,1213 1,2247 1,5811 1,8708 9,1432 83,5988129 1,8708 2,1213 1,5811 1,2247 2,3452 9,1432 83,5988Σ 29,1305 29,9211 27,3392 22,9333 27,8244 137,1486 1253,9827Σ2 848,5841 895,2746 747,4342 525,9385 774,1979 18809,7410
Rata-rata
1,9420 1,9947 1,8226 1,5289 1,8550
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2015)
Tabel 18. Tabel Sidik Ragam Uji Skoring Terhadap Rasa
Sumber Ragam
DB JK KT Fh F05
Panelis 14 0,0000 0,0000 0,0000 1,8600*Sampel 4 1,9654 0,4914 2,8258* 2,5300Galat 56 9,7381 0,1739Total 74 11,7035(Dokumentasi Pribadi, 2015)
Dari hasil pengujian dengan tabel sidik ragam, didapatkan bahwa Fh
sampel > F05 sampel, maka sampel minuman sari buah memiliki nilai skoring
kekentalan yang beragam, maka dilakukan uji lanjutan Duncan. Didapatkan juga
Fh panelis < F05 panelis, hal ini menandakan bahwa panelis yang menilai
kemampuannya seragam.
Tabel 19. Uji Duncan Rasa
Sx = √ KT Galatn panelis
= √ 0,173915
= 0,1077
2 3 4 5SSR 2,8300 2,9800 3,0800 3,1400
LSR 0,3048 0,3209 0,3317 0,3382
Kode 056 314 804 994 303
(Buavita) (Love
juicce)
(Jungle
juice)
(Juice united) (Superindo)
Rata-rata 1,5289 1,8226 1,8550 1,9420 1,9947 a
b
Hasil analisis Uji Duncan rasa:
303 Superindo : a 3,6000 ≈ 4
994 Juice United : a 3,4000 ≈ 3
804 Jungle Juice : a 3,0667 ≈ 3
314 Love Juice : ab 2,9333 ≈ 3
056 Buavita : b 2,0000 ≈ 2
Hasil uji Duncan dapat dilihat dari tabel 19. Tabel uji Duncan
menunjukkan bahwa sampel minuman sari buah memiliki karakteristik rasa yang
berbeda-beda/bervariasi. Berdasarkan hasil uji Duncan, sari buah Superindo, Juice
United, Jungle Juice, dan Love Juice memiliki rasa yang sama. Sari buah Love
Juice memiliki rasa yang sama dengan sari buah Buavita, namun karakteristik rasa
sari buah Buavita berbeda dengan Superindo, Juice United, dan Jungle Juice.
Berdasarkan hasil pengujian, sari buah dengan rasa yang tertinggi adalah
sari buah merk Superindo. Dan sari buah yang menempati urutan terakhir adalah
merk Buavita. Hal ini sesuai dengan karakteristik sbebelumnya, Buavita memiliki
tekstur kekentalan yang paling rendah.
Uji Skoring After Taste
Tabel 20. Hasil Uji Skoring terhadap Rasa
Panelis
After Taste
ΣJungle juice
SuperindoLove juice
Buavita
Juice United
804 303 314 056 994
101 4 3 2 1 5 15108 3 5 4 2 1 15116 5 4 2 3 1 15117 5 1 3 2 4 15118 5 2 3 1 4 15119 2 1 5 4 3 15
120 5 3 4 2 1 15121 2 1 3 4 5 15123 5 4 3 2 1 15124 4 3 2 1 5 15125 4 5 3 1 2 15126 1 2 3 5 4 15127 2 5 4 1 3 15128 5 4 1 2 3 15129 4 3 2 1 5 15Σ 56,0000 46,0000 44,0000 32,0000 47,0000 225
Rata-rata
3,7333 3,0667 2,9333 2,1333 3,1333
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2015)
Tabel 21. Transformasi Uji Skoring After Taste
Panelis After Taste Σ Σ2
Jungle juice
Superindo Love juice
Buavita Juice United
804 303 314 056 994101 2,1213 1,8708 1,5811 1,2247 2,3452 9,1432 83,5988108 1,8708 2,3452 2,1213 1,5811 1,2247 9,1432 83,5988116 2,3452 2,1213 1,5811 1,8708 1,2247 9,1432 83,5988117 2,3452 1,2247 1,8708 1,5811 2,1213 9,1432 83,5988118 2,3452 1,5811 1,8708 1,2247 2,1213 9,1432 83,5988119 1,5811 1,2247 2,3452 2,1213 1,8708 9,1432 83,5988120 2,3452 1,8708 2,1213 1,5811 1,2247 9,1432 83,5988121 1,5811 1,2247 1,8708 2,1213 2,3452 9,1432 83,5988
123 2,3452 2,1213 1,8708 1,5811 1,2247 9,1432 83,5988124 2,1213 1,8708 1,5811 1,2247 2,3452 9,1432 83,5988125 2,1213 2,3452 1,8708 1,2247 1,5811 9,1432 83,5988126 1,2247 1,5811 1,8708 2,3452 2,1213 9,1432 83,5988127 1,5811 2,3452 2,1213 1,2247 1,8708 9,1432 83,5988128 2,3452 2,1213 1,2247 1,5811 1,8708 9,1432 83,5988129 2,1213 1,8708 1,5811 1,2247 2,3452 9,1432 83,5988Σ 30,3955 27,7194 27,4834 23,7128 27,8374 137,1486 1253,9827Σ2 923,8876 768,3658 755,3395 562,2988 774,9207 18809,7410
Rata-rata
2,0264 1,8480 1,8322 1,5809 1,8558
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2015)
Tabel 22. Tabel Sidik Ragam After TasteSumber Ragam
DB JK KT Fh F05
Panelis 14 0,0000 0,0000 0,0000 1,8600Sampel 4 1,5240 0,3135 1,7244 2,5300*Galat 56 10,1795 0,1818Total 74 11,7035(Sumber: dokumentasi pribadi, 2015)
Dari hasil pengujian dengan tabel sidik ragam, didapatkan bahwa Fh
sampel < F05 sampel, maka sampel minuman sari buah memiliki nilai skoring
kekentalan yang seragam, maka tidak dilakukan uji lanjutan Duncan. Didapatkan
juga Fh panelis < F05 panelis, hal ini menandakan bahwa panelis yang menilai
kemampuannya seragam. Kesimpulannya adalah sampel sari buah Superindo,
Jungle juice, Love juice, Juice united dan Buavita memiliki after taste yang
seragam.
Pengertian produk minuman sari buah (fruit juice) menurut SNI 01-3719-
1995 adalah minuman ringan yang dibuat dari sari buah dan air minum dengan
atau tanpa penambahan gula dan bahan tambahan makanan yang diizinkan.
Definisi sari buah menurut Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor HK. No. HK.00.05.52.4040 Tahun 2006 tentang Kategori
Pangan mengatur definisi dan karakteristik dasar sari buah, terkait ketentuan
bahan baku, proses pengolahan dan produk jadi, adalah cairan yang diperoleh dari
bagian buah yang dapat dimakan yang dicuci, dihancurkan, dijernihkan (jika
dibutuhkan), dengan atau tanpa pasteurisasi dan dikemas untuk dapat dikonsumsi
langsung.
Sari buah dapat berisi hancuran buah serta berpenampakan keruh atau
jernih. Produk sari buah dapat dibuat dari satu atau campuran berbagai jenis buah.
Pada sari buah hanya dapat ditambahkan konsentrat jika berasal dari jenis buah
yang sama. Sari buah merupakan hasil pengepresan atau ekstraksi buah yang
sudah disaring. Pembuatan sari buah terutama ditujukan untuk meningkatkan
ketahanan simpan serta daya guna buah-buahan. Pembuatan sari buah dari tiap-
tiap jenis buah meskipun ada sedikit perbedaan, tetapi prinsipnya sama
(Kemenristek RI 2010).
Gula ditambahkan untuk mendapatkan rasa manis. Pengawet dapat
ditambahkan untuk memperpanjang daya simpan. Selanjutnya cairan disaring,
dibotolkan, kemudian di pasteurisasi agar tahan lama (Muchtadi 1977).
5.2 Uji Rangking
Uji rangking adalah pengujian dengan memberikan rank pada jenjang
mutu atau tingkat skala hedonik yang sesuai. Semakin kecil angka yang diberikan
panelis, maka menandakan sampel tersebut memiliki mutu yang paling baik,
sebaliknya semakin tinggi angka yang diberikan maka semakin rendah mutu
sampel. Karakteristik yang diuji dalam uji rangking ini meliputi warna, flavor,
cicip, rasa dan kekenyalan. Sampel yang diujikan dalam praktikum ini adalah
sosis daging sapi dengan merk sosis Fino, Vida, Kimbo, Farmhouse dan Bernardi.
Berdasarkan tabel ranking, jumlah terbanyak untuk menyatakan rank nyata pada
tingkat 5% (Soekarto, 1985), di dapatkan bahwa dengan jumlah sampel 5 dan
jumlah panelis 15 maka range pada tingkat 5% adalah 32-58.
Tabel 23. Kode Sampel Minuman Sari JambuKode Sampel566 Fino435 Vida987 Kimbo330 Farmhouse622 Bernardi
(Dokumentasi Pribadi, 2015)
Uji Ranking WarnaTabel 24. Hasil Uji Ranking Terhadap Warna
Panelis WarnaFino Vida Kimbo Farmhouse Bernardi566 435 987 330 622
101 4 3 2 5 1108 5 4 2 3 1116 1 3 4 2 5117 1 3 4 2 5118 5 2 4 3 1119 5 3 4 2 1120 5 1 2 4 3121 5 3 2 4 1123 5 3 1 4 2124 5 4 3 1 2125 5 1 2 3 4126 4 3 1 5 2127 3 1 2 4 5128 3 2 1 5 4129 5 2 3 4 1Jumlah 61.000 38.000 37.000 51.000 38.000Rata-rata 4.067 2.533 2.467 3.400 2.533(Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 25. Ranking Karakteristik Warna
rank 1 rank 2 rank 3Kode 622
(Bernardi)435(Vida)
987(Kimbo)
330(Farmhouse)
566(Fino)
Jumlah 37 38 38 51 61(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Hasil pengujian ranking pada karakteristik warna sosis daging sapi dapat
dilihat pada tabel 25. Range dilihat dari tabel ranking, maka dapat ditentukan rank
1, rank 2 dan rank 3 untuk karakteristik warna sosis daging sapi. Rank pertama
yang memilki kualitas warna sosis yang paling baik adalah Bernardi, kemudian
rank 2 adalah sosis merk Vida, Kimbo dan Farmhouse. Rank 3 atau rank terakhir
adalah sosis Fino.
Warna sosis adalah tidak merah atau tidak terlalu pucat. Warna yang baik
adalah keabuan karena telah mengalami proses pengasapan. Warna sosis yang
merah atau merah muda menandakan bahwa sosis tersebut telah diberikan
pewarna tambahan agar lebih menarik. Sosis yang sebaiknya kita konsumsi adalah
yang tidak mengandung zat pewarna.
Uji Ranking Flavor
Tabel 26. Hasil Uji Ranking Terhadap FlavorPanelis Warna
Fino Vida Kimbo Farmhouse Bernardi566 435 987 330 622
101 4 2 3 5 1108 4 5 3 2 1116 3 4 1 5 2117 2 1 3 5 4118 5 3 2 1 4119 4 5 3 2 1120 5 4 1 2 3121 5 3 2 4 1123 5 3 2 4 1124 5 4 3 1 2125 4 3 5 2 1126 5 4 1 3 2127 4 5 2 3 1128 5 4 1 3 2129 5 4 3 2 1Jumlah 65.000 54.000 35.000 44.000 27.000Rata-rata 4.333 3.600 2.333 2.933 1.800(Dokumentasi Pribadi, 2015)Tabel 27. Ranking Karakteristik Flavor
rank 1 rank 2 rank 3Kode 622
(Bernardi)987(Kimbo)
330(Farmhouse)
435(Vida)
566(Fino)
Jumlah 27 35 44 54 65
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Hasil pengujian ranking pada karakteristik flavor sosis daging sapi dapat
dilihat pada tabel 27. Range dilihat dari tabel ranking, maka dapat ditentukan rank
1, rank 2 dan rank 3 untuk karakteristik flavor sosis daging sapi. Rank pertama
yang memilki kualitas flavor sosis yang paling baik adalah Bernardi, kemudian
rank 2 adalah sosis merk Kimbo, Farmhouse dan Vida. Rank 3 atau rank terakhir
adalah sosis Fino.
Falvor sosis sapi dapat berupa rasa asap, rasa tepung atau rasa bumbu
tambahan. Menurut Forrest et al. (1975), penambahan bumbu dalam pembuatan
produk daging dimaksudkan untuk mengembangkan rasa dan aroma serta
memperpanjang umur simpan produk. Merica dan bawang putih sering digunakan
dalam beberapa resep produk daging olahan seperti sosis, bakso dan lain
sebagainya. Tujuan utama penambahan bumbu adalah untuk meningkatkan
citarasa produk yang dihasilkan dan sebagai bahan pengawet alami (Schmidt,
1988). Selain itu, bumbu juga mempunyai pengaruh pengawetan terhadap produk
daging olahan karena pada umumnya bumbu mengandung zat yang bersifat
bakteristatik dan antioksidan (Soeparno, 1998).
Uji Skoring Cicip
Tabel 28. Hasil Uji Ranking Terhadap CicipPanelis Cicip
Fino Vida Kimbo Farmhouse Bernardi566 435 987 330 622
101 5 3 2 4 1108 4 5 2 3 1116 4 3 2 5 1117 1 3 2 5 4118 5 3 2 1 4119 4 5 3 2 1
120 5 4 2 1 3121 5 3 2 4 1123 5 4 2 3 1124 5 4 3 1 2125 4 3 5 2 1126 4 3 1 5 2127 4 5 2 3 1128 5 4 1 3 2129 5 3 4 2 1Jumlah 65.000 55.000 35.000 44.000 26.000Rata-rata 4.333 3.667 2.333 2.933 1.733(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 29. Ranking Karakteristik Ciciprank 1 rank 2 rank 3
Kode 622(Bernardi)
987(Kimbo)
330(Farmhouse)
435(Vida)
566(Fino)
Jumlah 26 35 44 55 65(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Hasil pengujian ranking pada karakteristik cicip sosis daging sapi dapat
dilihat pada tabel 29. Range dilihat dari tabel ranking, maka dapat ditentukan rank
1, rank 2 dan rank 3 untuk karakteristik cicip sosis daging sapi. Rank pertama
yang memilki kualitas cicip sosis yang paling baik adalah Bernardi, kemudian
rank 2 adalah sosis merk Kimbo, Farmhouse dan Vida. Rank 3 atau rank terakhir
adalah sosis Fino.
Karakteristik cicip sosis daging sapi biasanya adalah gurih,baik itu diolah
dengan cara digoreng atau direbus. Rasa gurih ini dapat berasal dari bumbu-
bumbu yang ditambahkan. Bumbu gurih yang biasanya ada pada pembuatan sosis
adalah garam dapur. Sunarlim (1992) menyatakan bahwa hasil olahan daging
biasanya mengandung 2-3% garam. Aberle et al. (2000) menambahkan bahwa
garam yang ditambahkan pada daging yang digiling akan meningkatkan protein
myofibril yang terekstraksi. Protein ini memiliki perasaan penting sebagai
pengemulsi. Fungsi garam adalah menambahkan atau meningkatkan rasa dan
memperpanjang umur simpan produk.
Uji Skoring RasaTabel 30. Hasil Uji Ranking Terhadap Rasa
Panelis RasaFino Vida Kimbo Farmhouse Bernardi
566 435 987 330 622101 5 3 2 4 1108 4 5 2 3 1116 4 3 2 5 1117 1 2 5 5 4118 5 3 2 1 4119 4 5 3 2 1120 5 4 1 2 3121 5 3 2 4 1123 5 4 1 3 2124 5 4 3 2 1125 5 4 3 2 1126 4 3 1 5 2127 4 5 2 3 1128 5 4 1 3 2129 5 4 3 2 1Jumlah 66 56 33 46 26Rata-rata 4.400 3.733 2.200 3.067 1.733(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 31. Ranking Karakteristik Rasarank 1 rank 2 rank 3
kode 622(Bernardi)
987(Kimbo)
330(Farmhouse)
435(Vida)
566(Fino)
jumlah 26 33 46 56 66(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2015)
Hasil pengujian ranking pada karakteristik rasa sosis daging sapi dapat
dilihat pada tabel 31. Range dilihat dari tabel ranking, maka dapat ditentukan rank
1, rank 2 dan rank 3 untuk karakteristik rasa sosis daging sapi. Rank pertama yang
memilki kualitas rasa sosis yang paling baik adalah Bernardi, kemudian rank 2
adalah sosis merk Kimbo, Farmhouse dan Vida. Rank 3 atau rank terakhir adalah
sosis Fino.
Karakteristik rasa sosis daging sapi hampir sama dengan karakteristik
cicip nya. Rasa yang biasanya terasa adalah bumbu rempahnya, salah satunya
adalah bawang putih. Bawang putih merupakan bahan alami yang biasa
ditambahkan dalam makanan atau produk sehingga diperoleh aroma yang khas
guna meningkatkan selera makan. Bau yang khas dari bawang putih berasal dari
minyak volatile yang mengandung komponen sulfur. Karakteristik bawang putih
akan muncul dengan sendirinya apabila terjadi pemotongan atau perusakan
jaringan. Bawang putih dapat menghasilkan enzim alicin dimana enzim tersebut
berperan dalam memberi aroma bawang putih serta merupakan salah satu zat aktif
anti bakteri. Bawang putih memiliki jenis yang cukup banyak, namun tidak ada
perbedaan yang menyolok. Senyawa allicin pada bawang putih merupakan
penyebab timbulnya bau yang sangat tajam. Bawang putih juga mengandung
yodium yang tinggi dan sulfur.
Uji Skoring Kekenyalan
Tabel 32. Hasil Uji Ranking Terhadap KekenyalanPanelis Kekenyalan
Fino Vida Kimbo Farmhouse Bernardi566 435 987 330 622
101 5 2 3 4 1108 5 3 1 4 2116 1 2 4 3 5117 2 5 1 3 4118 3 4 2 1 5119 3 5 4 2 1120 5 2 3 1 4121 1 2 4 3 5123 5 4 2 3 1124 5 4 3 2 1125 5 3 2 4 1126 1 2 4 5 3127 1 4 3 2 5128 3 5 1 4 2129 4 5 2 3 1Jumlah 49.000 52.000 39.000 44.000 41.000Rata-rata 3.267 3.467 2.600 2.933 2.733(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 33. Ranking Karakteristik Kekenyalanrank 1 rank 2 rank 3 rank 4 rank 5
kode 987(Kimbo)
622(Bernardi)
330(Farmhouse)
566(Fino)
435(Vida)
jumlah 39 41 44 49 52(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Hasil pengujian ranking pada karakteristik rasa sosis daging sapi dapat
dilihat pada tabel 31. Range dilihat dari tabel ranking, maka dapat ditentukan rank
1 sampai dengan rank 5 untuk karakteristik rasa sosis daging sapi. Rank pertama
yang memilki kekenyalan sosis yang paling tinggi adalah Kimbo, rank 2 adalah
sosis Bernardi, rank 3 adalah sosis Farmhouse, rank 4 adalah sosis Fino dan rank
5 adalah sosis Vida. Rank 3 atau rank terakhir adalah sosis Fino.
Kekenyalan dari sosis dipengaruhi oleh oleh kadar air sosis, bahan
pengikat sosis yaitu susu skim bubuk dan bahan pembentuk yaitu susu skim
bubuk dan tepung tapioka. Kadar air sosis menurut SNI 01-3020-1995 adalah
maksimal 67.0% bobot basah. Kadar air yang dihasilkan berasal dari air yang
ditambahkan atau dari bahan-bahan yang ditambahkan dengan kandungan air
yang tinggi.
VI. KESIMPULAN
6.1 Uji Skoring
Uji skoring menunjukkan sampel sari buah Jungle Juice, Superindo, Love
Juice, Buavita, dan Juice United memiliki karakteristik kemanisan yang
seragam.
Uji skoring menunjukkan sampel sari buah Jungle Juice, Superindo, Love
Juice, Buavita, dan Juice United memiliki flavor yang seragam.
Uji skoring menunjukkan sampel sari buah Jungle Juice, Superindo, Love
Juice, Buavita, dan Juice United memiliki karakteristik warna yang beragam
Uji skoring menunjukkan sampel sari buah Jungle Juice, Superindo, Love
Juice, Buavita, dan Juice United memiliki karakteristik kekentalan yang
beragam
Uji skoring menunjukkan sampel sari buah Jungle Juice, Superindo, Love
Juice, Buavita, dan Juice United memiliki karakteristik rasa yang beragam
Uji skoring menunjukkan sampel sari buah Jungle Juice, Superindo, Love
Juice, Buavita, dan Juice United memiliki karakteristik after taste yang
seragam
6.2 Uji Ranking
Uji ranking pada karakteristik warna terdiri dari 3 ranking. Rank 1 adalah
sosis Bernardi. Rank 2 adalah sosis Vida, Kimbo dan Farmhouse. Rank 3
adalah sosis Fino.
Uji ranking pada karakteristik flavor terdiri dari 3 ranking. Rank 1 adalah
sosis Bernardi. Rank 2 adalah sosis Vida, Kimbo dan Farmhouse. Rank 3
adalah sosis Fino.
Uji ranking pada karakteristik cicip terdiri dari 3 ranking. Rank 1 adalah
sosis Bernardi. Rank 2 adalah sosis Vida, Kimbo dan Farmhouse. Rank 3
adalah sosis Fino.
Uji ranking pada karakteristik rasa terdiri dari 3 ranking. Rank 1 adalah
sosis Bernardi. Rank 2 adalah sosis Vida, Kimbo dan Farmhouse. Rank 3
adalah sosis Fino.
Uji ranking pada karakteristik warna terdiri dari 5 ranking. Rank 1 adalah
sosis Kimbo. Rank 2 adalah sosis Bernardi. Rank 3 adalah sosis
Farmhouse. Rank 4 adalah sosis Fino. Rank 5 adalah sosis Vida.
DAFTAR PUSTAKA
Aberle, H. B. Forrest, J. C., E. D. Hendrick., M. D. Judge dan R. A. Merkel. 2001. Principle of Meat Science. 4th Edit. Kendal/Hunt Publishing, Iowa.
Dewan Standardisasi Nasional. 1995. SNI 01-3818, Bakso Daging. Dewan Standardisasi Nasional, Jakarta.
Forrest, J. G., E. D. Alberle., H. B. Hendrick., M. D. Judge dan R. A. Merkel. 1975. Principles of Meat Science. W. H. Freeman, San Fansisco.
Kartika, B. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Yogyakarta: Pusat antar Universitas Pangan dan Gizi UGM.
Mutiara. 2009. Materi Kuliah Teknologi Susu. Tim Laboratorium Teknologi Pengolahan Produk Peternakan, Fakultas Peternakan. UNPAD.
Rahayu, W.P 1998. Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. IPB, Bogor.
Sunarlim, R. 1992. Karakteristik mutu bakso daging sapi dan pengaruh penambahan natrium klorida dan natrium tripolifosfat terhadap perbaikan mutu. Disertasi. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Suparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. UGM Press, Yogyakarta.
Soekarto, S.T. 1985. Penilaian Organoleptik. Bhratara Karya Aksara, Jakarta.
Sofiah, Betty D. dan Tjutju S. Achyar. 2008. Penilaian Indera. Jurusan Teknologi Industri Pangan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran. Bandung.
UJI PERBANDINGAN JAMAK
I. TUJUAN
Untuk mengetahui pengujian inderawi menggunakan perbandingan jamak
mulai dari persiapan, penyajian, tabulasi data dan menarik kesimpulan didasarkan
pengujian statistik.
II. TEORI DASAR
Uji pembedaan adalah satu kebutuhan yang tidak dapat dihindarkan bagi
industri pangan atau industri lainnya yang menghasilkan produk untuk masyarakat
melalui pasar bebas atau kondisi persaingan bebas. Untuk mempertahankan agar
produk tetap dipilih oleh kosumen, produk harus senantiasa dapat
mempertahankan karakter dasarnya, tetapi harus dapat menampilkan atribut mutu
organoleptiknya secara progres demi peningkatan kepuasan pelanggan. (Dewi N
2011).
Salah satu uji yang termasuk dalam uji pembedaan ini adalah uji
perbandingan jamak. Uji perbandingan jamak juga disebut Multiple Standards.
Uji ini pada prinsipnya hampir sama dengan uji dengan perbandingan pasangan,
namun pada uji perbandingan jamak banyak contoh, yaitu 3 atau lebih contoh
disuguhkan secara bersamaan.
Sifat dari bahan yang diuji ditunjukkan dari banyaknya contoh
pembanding yang mennunjukkan bahwa perbedaan sifat antar pembanding atau
baku tersebut tidak terlalu mencolok. Karena banyaknya contoh pembandingan
yang disediakan maka uji ini tidak dimaksudkan untuk pengujian menggunakan
indera pencicipan melainkan yang menggunakan indera pembauan atau indera
penglihatan.
Uji pembanding jamak dapat digunakan untuk menilai adanya perubahan
yang dikehendaki atau tidak dikehendaki dalam produk atau bahan-bahan
formulasi, mengevaluasi produk pesaing, mengamati perubahan yang terjadi
selama proses atau penyimpanan, dan memberikan data yang diperlukan bagi
perusahaan untuk kepentingan promosi produk (Ramli, 2008).
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
Sendok
Piring
Cawan Porselen
3.2 Bahan
Air Mineral
Greenfield Choco Malt Pasteurisasi
Indomilk UHT Coklat
Ultra Milk UHT Coklat
Frisian Flag UHT Coklat
Ovaltine
IV. PROSEDUR
1. Pengamatan dilakukan terhadap bau, warna, kekentalan, rasa dan after
taste dengan berbagai macam merk.
2. Bandingkanlah masing-masing contoh dengan pembanding (kode R)
sesuai skala perbandingan dan numerik dibawah ini.
Skala Perbandingan Skala Numerik
Sangat lebih baik 7
Lebih baik 6
Agak lebih baik 5
Sama 4
Agak lebih buruk 3
Lebih buruk 2
Sangat lebih buruk 1
3. Hasil penilaian ditulis pada tabel hasil pengamatan.
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Sampel pada uji perbandingan jamak kali ini adalah berbagai jenis susu
coklat. Susu coklat yang digunakan adalah Greenfield Choco Malt Pasteurisasi,
Indomilk UHT Coklat, Ultra Milk UHT Coklat, Frisian Flag UHT Coklat dan
Ovaltine. Pada uji perbandingan jamak terdapat sampel kontrol atau pembanding.
Panelis dapat menentukan sampel yang diuji lebih baik, sama atau lebih buruk
dari pembanding. Penentuan mutu ini didasarkan pada sensitivitas kemampuan
panelis. Penentuan bersifat spontan. Tabulasi data yang didapatkan setelah
dianalisis kemudian ditransformasi menjadi skala numerik dengan angka menaik
menurut tingkat kesukaan. Dengan data numerik ini dapat dilakukan analisis
statistik berupa tabel sidik ragam kemudian dilakukan uji lanjut Duncan. Berikut
adalah analisis statistik masing-masing karakteristik mutu sensori yang diujikan.
Uji Bau
Tabel 1. Data Hasil Uji Perbandingan Jamak Terhadap Bau
PanelisBau
001 204 022 829101 5,0000 3,0000 3,0000 2,0000108 3,0000 6,0000 4,0000 2,0000116 4,0000 5,0000 6,0000 2,0000117 2,0000 5,0000 6,0000 1,0000118 4,0000 1,0000 3,0000 2,0000119 3,0000 5,0000 6,0000 2,0000120 5,0000 3,0000 2,0000 4,0000121 5,0000 4,0000 3,0000 3,0000123 4,0000 6,0000 3,0000 3,0000124 3,0000 3,0000 5,0000 5,0000125 6,0000 3,0000 7,0000 2,0000126 5,0000 3,0000 3,0000 2,0000127 3,0000 4,0000 4,0000 4,0000128 4,0000 5,0000 5,0000 3,0000129 5,0000 4,0000 3,0000 4,0000
Jumlah 61,0000 60,0000 63,0000 41,0000
Rata-rata 4,0667 4,0000 4,2000 2,7333
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 2. Transformasi Uji Perbandingan Jamak Terhadap Bau
Panelis 001 204 022 829 Jumlah101 2,3452 1,8708 1,8708 1,5811 7,6680108 1,8708 2,5495 2,1213 1,5811 8,1228116 2,1213 2,3452 2,5495 1,5811 8,5972117 1,5811 2,3452 2,5495 1,2247 7,7006118 2,1213 1,2247 1,8708 1,5811 6,7980119 1,8708 2,3452 2,5495 1,5811 8,3467120 2,3452 1,8708 1,5811 2,1213 7,9185121 2,3452 2,1213 1,8708 1,8708 8,2082
123 2,1213 2,5495 1,8708 1,8708 8,4125124 1,8708 1,8708 2,3452 2,3452 8,4321125 2,5495 1,8708 2,7386 1,5811 8,7401126 2,3452 1,8708 1,8708 1,5811 7,6680127 1,8708 2,1213 2,1213 2,1213 8,2348128 2,1213 2,3452 2,3452 1,8708 8,6826129 2,3452 2,1213 1,8708 2,1213 8,4587
Jumlah 31,8253 31,4227 32,1263 26,6144 121,9887
Rata-rata 2,1217 2,0948 2,1418 1,7743 8,1326
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 3. Tabel Sidik Ragam Terhadap Bau
Sumber Varian DB JK KT Fhitung F05
Panelis 14 0,9173 0,0655 0,5848 1,9467Sampel 3 1,3567 0,4522 4,0366* 2,8400Galat 42 4,7055 0,1120Total 59 6,9794
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Dari hasil pengujian dengan tabel sidik ragam, didapatkan bahwa Fh
sampel > F05 sampel, maka sampel susu coklat memiliki nilai bau yang beragam,
maka dilakukan uji lanjutan Duncan. Didapatkan juga Fh panelis < F05 panelis, hal
ini menandakan bahwa panelis yang menilai seragam.
Tabel 4. Uji Duncan Terhadap Bau
Sx=√ KT GalatUlangan
=√ 0,112015
=0,086 4
2 3 4SSR 2,8600 3,0100 3,1000LSR 0,2472 0,2601 0,2679Kode (829) (204) (001) (022)Rata-Rata 1,7743 2,0948 2,1217 2,1418
a
b
Hasil analisis Uji Duncan terhadap bau:
Greenfield Choco Malt Pasteurisasi (R)
Indomilk UHT Coklat : a 4,2000 ≈ 4 = sama
Ultra Milk UHT Coklat : a 4,0667 ≈ 4 = sama
Frisian Flag UHT Coklat : a 4,0000 ≈ 4 = sama
Ovaltine : b 2,7333 ≈ 3 = agak lebih buruk
Hasil uji perbandingan jamak terhadap bau susu coklat dengan berbagai
merk ialah susu Indomilk UHT Coklat, Ultramilk UHT Coklat, dan Frisian Flag
UHT Coklat memiliki bau yang sama dengan R (Greenfield Choco Malt
Pasteurisasi). Sedangkan susu Ovaltine memiliki aroma yang agak lebih buruk
dibandingkan dengan R (Greenfield Choco Malt Pasteurisasi) menurut.
Bau susu coklat yang baik adalah khas susu dengan sedikit aroma manis
dan coklat. Tidak berbau amis seperti susu putih, susu coklat biasanya memiliki
aroma manis yang cukup menyengat.
Uji Perbandingan Jamak Warna
Tabel 5. Data Hasil Uji Perbandingan Jamak Terhadap Warna
PanelisWarna
001 204 022 829101 4,0000 3,0000 2,0000 1,0000108 4,0000 5,0000 3,0000 3,0000116 4,0000 4,0000 5,0000 3,0000117 4,0000 3,0000 2,0000 1,0000118 4,0000 3,0000 1,0000 2,0000119 4,0000 6,0000 5,0000 2,0000120 4,0000 3,0000 3,0000 2,0000121 3,0000 3,0000 2,0000 1,0000
123 4,0000 5,0000 3,0000 2,0000124 4,0000 5,0000 3,0000 3,0000125 4,0000 5,0000 3,0000 2,0000126 4,0000 4,0000 3,0000 2,0000127 4,0000 4,0000 3,0000 2,0000128 4,0000 3,0000 6,0000 2,0000129 4,0000 5,0000 4,0000 1,0000
Jumlah 59,0000 61,0000 48,0000 29,0000Rata-rata 3,9333 4,0667 3,2000 1,9333
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 6. Transformasi Uji Perbandingan Jamak Terhadap Warna
Panelis 001 204 022 829 Jumlah101 2,1213 1,8708 1,5811 1,2247 6,7980108 2,1213 2,3452 1,8708 1,8708 8,2082116 2,1213 2,1213 2,3452 1,8708 8,4587117 2,1213 1,8708 1,5811 1,2247 6,7980118 2,1213 1,8708 1,2247 1,5811 6,7980119 2,1213 2,5495 2,3452 1,5811 8,5972120 2,1213 1,8708 1,8708 1,5811 7,4441121 1,8708 1,8708 1,5811 1,2247 6,5475123 2,1213 2,3452 1,8708 1,5811 7,9185124 2,1213 2,3452 1,8708 1,8708 8,2082125 2,1213 2,3452 1,8708 1,5811 7,9185126 2,1213 2,1213 1,8708 1,5811 7,6946127 2,1213 2,1213 1,8708 1,5811 7,6946128 2,1213 1,8708 2,5495 1,5811 8,1228129 2,1213 2,3452 2,1213 1,2247 7,8126
Jumlah 31,5693 31,8645 28,4252 23,1606 115,0196
Rata-rata 2,1046 2,1243 1,8950 1,5440 7,6680(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 7. Tabel Sidik Ragam Terhadap Warna
Sumber Varian DB JK KT Fhitung F05
Panelis 14 1,5007 0,1072 2,5857* 1,9467Sampel 3 3,2664 1,0888 26,2634* 2,8400Galat 42 1,7412 0,0415Total 59 6,5083
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Dari hasil pengujian dengan tabel sidik ragam, didapatkan bahwa Fh
sampel > F05 sampel, maka sampel susu coklat memiliki nilai warna yang
beragam, maka dilakukan uji lanjutan Duncan. Didapatkan juga Fh panelis < F05
panelis, hal ini menandakan bahwa panelis yang menilai seragam.
Tabel 8. Uji Duncan Terhadap Warna
Sx=√ KT GalatUlangan
=√ 0,041515
=0,052 6
2 3 4SSR 2,8600 3,0100 3,1000LSR 0,1504 0,1582 0,1630Kode (829) (022) (001) (204)Rata-Rata 1,5440 1,8950 2,1046 2,1243
a
b
c
Hasil analisis uji Duncan terhadap warna:
Greenfield Choco Malt Pasteurisasi (R)
Frisian Flag UHT Coklat : a 4,0667 ≈ 4 = sama
Ultra Milk UHT Coklat : a 3,9333 ≈ 4 = sama
Indomilk UHT Coklat : b 3,2000 ≈ 3 = agak lebih buruk
Ovaltine : c 1,9333 ≈ 2 = lebih buruk
Hasil pengujian uji perbandingan jamak menunjukkan perbedaan produk
yang beragam. Sampel susu Frisian Flag UHT Coklat dan Ultramilk UHT Coklat
memiliki warna yang sama dengan R (Greenfield Choco Malt Pasteurisasi).
Sampel susu Indomilk UHT Coklat memiliki warna yang agak lebih buruk
dibandingkan dengan R (Greenfield Choco Malt Pasteurisasi). Dan sampel susu
Ovaltine memiliki warna yang lebih buruk dibandingkan dengan R (Greenfield
Choco Malt Pasteurisasi).
Warna merupakan faktor terpenting dalam produk maanan atau minuman.
Warna dapat menggambarkan rasa apakah produk tersebut. Untuk susu coklat
tentu saja berwarna coklat. Susu coklat yang baik yang memiliki warna tidak
terlalu pekat dan tidak terlalu pucat. Di dalam susu coklat yang mutunya buruk
biasanya terdapat bercak putih tanda susu sudah tidak layak konsumsi.
Uji Perbandingan Jamak Kekentalan
Tabel 9. Data Hasil Uji Perbandingan Jamak Terhadap Kekentalan
PanelisKekentalan
001 204 022 829101 4,0000 5,0000 3,0000 2,0000108 4,0000 3,0000 3,0000 2,0000116 4,0000 4,0000 5,0000 4,0000117 2,0000 3,0000 4,0000 4,0000118 4,0000 4,0000 5,0000 3,0000119 3,0000 4,0000 4,0000 3,0000120 6,0000 5,0000 5,0000 4,0000121 4,0000 4,0000 5,0000 2,0000123 3,0000 4,0000 4,0000 3,0000124 5,0000 4,0000 2,0000 3,0000125 2,0000 4,0000 3,0000 5,0000126 4,0000 3,0000 4,0000 3,0000127 4,0000 4,0000 3,0000 4,0000128 5,0000 3,0000 4,0000 3,0000129 4,0000 5,0000 3,0000 4,0000
Jumlah 58,0000 59,0000 57,0000 49,0000Rata-rata 3,8667 3,9333 3,8000 3,2667
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 10. Tabel Transformasi Uji Perbandingan Jamak Terhadap Kekentalan
Panelis 001 204 022 829 Jumlah101 2,1213 2,3452 1,8708 1,5811 7,9185108 2,1213 1,8708 1,8708 1,5811 7,4441116 2,1213 2,1213 2,3452 2,1213 8,7092117 1,5811 1,8708 2,1213 2,1213 7,6946118 2,1213 2,1213 2,3452 1,8708 8,4587119 1,8708 2,1213 2,1213 1,8708 7,9843120 2,5495 2,3452 2,3452 2,1213 9,3612121 2,1213 2,1213 2,3452 1,5811 8,1690123 1,8708 2,1213 2,1213 1,8708 7,9843124 2,3452 2,1213 1,5811 1,8708 7,9185125 1,5811 2,1213 1,8708 2,3452 7,9185126 2,1213 1,8708 2,1213 1,8708 7,9843127 2,1213 2,1213 1,8708 2,1213 8,2348128 2,3452 1,8708 2,1213 1,8708 8,2082
129 2,1213 2,3452 1,8708 2,1213 8,4587Jumlah 31,1144 31,4895 30,9227 28,9202 122,4468
Rata-rata 2,0743 2,0993 2,0615 1,9280 8,1631(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 11. Tabel Sidik Ragam Terhadap Kekentalan
Sumber Varian DB JK KT Fhitung F05
Panelis 14 1,50070,052
31,0378 1,9467
Sampel 3 3,26640,088
51,7564 2,8400*
Galat 42 1,74120,050
4Total 59 6,5083
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Dari hasil pengujian dengan tabel sidik ragam, didapatkan bahwa Fh
sampel < F05 sampel, maka sampel susu coklat memiliki nilai perbandingan
kekentalan yang seragam, maka tidak dilakukan uji lanjutan Duncan. Didapatkan
juga Fh panelis < F05 panelis, hal ini menandakan bahwa panelis yang menilai
seragam.
Tekstur susu yang kental disebabkan oleh komponen di dalamnya.
Semakin kental susu maka pertanda susu itu sudah tidak layak konsumsi.
Pengentalan ini dapat diakibatkan karena penggumpalan protein susu atau karena
tumbuhnya mikroba. Biasanya pengentalan diikuti oleh rasa yang asam dan
terdapat selaput di permukaan susu.
Uji Perbandingan Jamak Rasa
Tabel 12. Data Hasil Uji Perbandingan Jamak Terhadap Rasa
PanelisRasa
001 204 022 829101 2,0000 5,0000 3,0000 5,0000108 3,0000 6,0000 5,0000 2,0000116 4,0000 4,0000 3,0000 3,0000117 3,0000 3,0000 2,0000 1,0000118 5,0000 3,0000 2,0000 6,0000119 6,0000 5,0000 5,0000 2,0000120 5,0000 3,0000 3,0000 1,0000121 4,0000 4,0000 3,0000 1,0000
123 5,0000 5,0000 3,0000 2,0000124 5,0000 3,0000 3,0000 2,0000125 6,0000 3,0000 7,0000 2,0000126 3,0000 3,0000 3,0000 2,0000127 3,0000 5,0000 4,0000 2,0000128 4,0000 5,0000 3,0000 2,0000129 5,0000 4,0000 3,0000 2,0000
Jumlah 63,0000 61,0000 52,0000 35,0000Rata-rata 4,2000 4,0667 3,4667 2,3333
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 13. Tabel Transformasi Uji Perbandingan Jamak Terhadap Rasa
Panelis 001 204 022 829 Jumlah101 1,5811 2,3452 1,8708 2,3452 8,1424108 1,8708 2,5495 2,3452 1,5811 8,3467116 2,1213 2,1213 1,8708 1,8708 7,9843117 1,8708 1,8708 1,5811 1,2247 6,5475118 2,3452 1,8708 1,5811 2,5495 8,3467119 2,5495 2,3452 2,3452 1,5811 8,8211120 2,3452 1,8708 1,8708 1,2247 7,3116121 2,1213 2,1213 1,8708 1,2247 7,3382123 2,3452 2,3452 1,8708 1,5811 8,1424124 2,3452 1,8708 1,8708 1,5811 7,6680125 2,5495 1,8708 2,7386 1,5811 8,7401126 1,8708 1,8708 1,8708 1,5811 7,1936127 1,8708 2,3452 2,1213 1,5811 7,9185128 2,1213 2,3452 1,8708 1,5811 7,9185129 2,3452 2,1213 1,8708 1,5811 7,9185
Jumlah 32,2535 31,8645 29,5501 24,6700 118,3381Rata-rata 2,1502 2,1243 1,9700 1,6447 7,8892
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 14. Tabel Sidik Ragam Terhadap Rasa
Sumber Varian DB JK KT Fhitung F05
Panelis 14 1,28020,091
40,9873 1,9467*
Sampel 3 2,43170,810
68,7519* 2,8400
Galat 42 3,88980,092
6Total 59 7,6017
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Dari hasil pengujian dengan tabel sidik ragam, didapatkan bahwa Fh
sampel > F05 sampel, maka sampel susu coklat memiliki nilai perbandingan rasa
yang beragam, maka dilakukan uji lanjutan Duncan. Didapatkan juga Fh panelis <
F05 panelis, hal ini menandakan bahwa panelis yang menilai seragam.
Tabel 15. Uji Duncan Terhadap Rasa
Sx=√ KT GalatUlangan
=√ 0,112015
=0,086 4
2 3 4SSR 2,8600 3,0100 3,1000LSR 0,2247 0,2365 0,2436Kode (829) (022) (204) (001)Rata-Rata 1,6447 1,9700 2,1243 2,1502
a
b
Hasil analisis Uji Duncan terhadap rasa:
Greenfield Choco Malt Pasteurisasi (R)
Indomilk UHT Coklat : a 4,2000 ≈ 4 = sama
Ultra Milk UHT Coklat : a 4,0667 ≈ 4 = sama
Frisian Flag UHT Coklat : b 3,4667 ≈ 4 = sama
Ovaltine : c 2,3333 ≈ 2 = lebih buruk
Hasil uji perbandingan jamak terhadap rasa susu coklat, yaitu susu
Indomilk UHT Coklat, Ultramilk UHT Coklat dan Frisian Flag UHT Coklat
memiliki rasa yang sama dengan R (Greenfield Choco Malt Pasteurisasi).
Sedangkan susu Ovaltine memiliki rasa yang lebih buruk dibandingkan dengan R
(Greenfield Choco Malt Pasteurisasi).
Rasa susu coklat adalah manis dan rasa khas coklat. Rasa coklat untuk
masing-masing produk bisa berbeda, tergantung bahan baku yang digunakan.
Rasa susu coklat yang baik adalah tidak terlalu manis atau pahit, yang biasanya
muncul dari bubuk kakao yang digunakan.
Uji Perbandingan Jamak After Taste
Tabel 16. Data Hasil Uji Perbandingan Jamak After Taste
PanelisAfter Taste
001 204 022 829101 3,0000 2,0000 2,0000 1,0000108 3,0000 6,0000 5,0000 2,0000116 4,0000 4,0000 4,0000 5,0000117 5,0000 2,0000 4,0000 2,0000118 5,0000 3,0000 1,0000 6,0000119 6,0000 5,0000 5,0000 2,0000120 4,0000 3,0000 3,0000 2,0000121 4,0000 4,0000 3,0000 1,0000123 6,0000 3,0000 4,0000 3,0000124 4,0000 3,0000 2,0000 4,0000125 6,0000 4,0000 7,0000 2,0000126 4,0000 4,0000 4,0000 3,0000127 3,0000 4,0000 4,0000 4,0000128 4,0000 5,0000 3,0000 5,0000129 5,0000 4,0000 3,0000 3,0000
Jumlah 66,0000 56,0000 54,0000 45,0000Rata-rata 4,4000 3,7333 3,6000 3,0000
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 17. Tabel Transformasi Uji Perbandingan Jamak Terhadap After Taste
Panelis 001 204 022 829 Jumlah101 1,8708 1,5811 1,5811 1,2247 6,2579108 1,8708 2,5495 2,3452 1,5811 8,3467116 2,1213 2,1213 2,1213 2,3452 8,7092117 2,3452 1,5811 2,1213 1,5811 7,6288118 2,3452 1,8708 1,2247 2,5495 7,9903119 2,5495 2,3452 2,3452 1,5811 8,8211120 2,1213 1,8708 1,8708 1,5811 7,4441121 2,1213 2,1213 1,8708 1,2247 7,3382123 2,5495 1,8708 2,1213 1,8708 8,4125124 2,1213 1,8708 1,5811 2,1213 7,6946125 2,5495 2,1213 2,7386 1,5811 8,9906126 2,1213 2,1213 2,1213 1,8708 8,2348127 1,8708 2,1213 2,1213 2,1213 8,2348128 2,1213 2,3452 1,8708 2,3452 8,6826129 2,3452 2,1213 1,8708 1,8708 8,2082
Jumlah 33,0246 30,6134 29,9060 27,4502 120,9942Rata-rata 2,2016 2,0409 1,9937 1,8300 8,0663
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 18. Tabel Sidik Ragam Terhadap After TasteSumber Varian DB JK KT Fhitung F05
Panelis 14 1,75390,125
31,2527 1,9467
Sampel 3 1,05250,350
83,5080* 2,8400
Galat 42 4,20040,100
0Total 59 7,0067
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)Dari hasil pengujian dengan tabel sidik ragam, didapatkan bahwa Fh
sampel > F05 sampel, maka sampel susu coklat memiliki nilai perbandingan after
taste dengan R yang beragam, maka dilakukan uji lanjutan Duncan. Didapatkan
juga Fh panelis < F05 panelis, hal ini menandakan bahwa panelis yang menilai
seragam.
Tabel 19. Uji Duncan Terhadap After Taste
2 3 4SSR 2,8600 3,0100 3,1000LSR 0,2335 0,2458 0,2531Kode (829) (022) (204) (001)Rata-Rata 1,8300 1,9937 2,0409 2,2016
a
b
Hasil analisis Uji Duncan terhadap rasa:
Greenfield Choco Malt Pasteurisasi (R)
Indomilk UHT Coklat : a 4,4000 ≈ 4 = sama
Ultra Milk UHT Coklat : a 3,7333 ≈ 4 = sama
Frisian Flag UHT Coklat : a 3,6000 ≈ 4 = sama
Ovaltine : b 3,0000 ≈ 3 = agak lebih buruk
Hasil uji perbandingan jamak terhadap rasa susu coklat, yaitu susu
Ultramilk UHT Coklat dan Indomilk UHT Coklat memiliki after taste yang sama
dengan R (Greenfield Choco Malt Pasteurisasi). Sampel Frisian Flag UHT Coklat
dan Indomilk UHT Coklat juga memiliki afte taste yang sama dibandingkan
dengan R (Greenfield Choco Malt Pasteurisasi). Sampel Ovaltine memiliki after
taste yang agak lebih buruk dibandingkan dengan R (Greenfield Choco Malt
Pasteurisasi).
After taste susu merupakan rasa yang khas. Untuk susu coklat, after taste
tidak terlalu terasa, hal ini karena susu coklat telah mengalami berbagai proses
sehingga tidak murni susu lagi. After taste pada susu putih biasanya lebih terasa.
After taste yang dirasakan yaitu khas keju atau amis.
VI. KESIMPULAN
Uji terhadap bau menunjukkan Fhitung Sampel > F05, artinya terdapat keragaman
bau sampel yang dirasakan oleh panelis jika dibandingkan dengan R sehingga
perlu dilakukan uji lanjutan.
Uji duncan terhadap bau menunjukkan susu Indomilk UHT Coklat, Ultramilk
UHT Coklat, dan Frisian Flag UHT Coklat memiliki aroma yang sama dengan
R. Susu Ovaltine memiliki aroma yang lebih buruk atau agak lebih buruk
dibandingkan dengan R.
Uji terhadap warna menunjukkan Fhitung Sampel > F05, artinya terdapat
keragaman warna sampel yang dirasakan oleh panelis jika dibandingkan
dengan R sehingga perlu dilakukan uji lanjutan.
Uji duncan terhadap warna menunjukkan susu Frisian Flag UHT Coklat dan
Ultramilk UHT Coklat memiliki warna yang sama dengan R. Susu Indomilk
UHT Coklat memiliki warna yang agak lebih buruk dibandingkan dengan R.
Susu Ovaltine memiliki warna yang lebih buruk dibandingkan dengan R.
Uji terhadap kekentalan menunjukkan Fhitung Sampel < F05, artinya tidak
terdapat keragaman kekentalan sampel yang dirasakan oleh panelis jika
dibandingkan dengan R sehingga perlu tidak dilakukan uji lanjutan.
Uji terhadap rasa menunjukkan Fhitung Sampel > F05, artinya terdapat keragaman
rasa sampel yang dirasakan oleh panelis jika dibandingkan dengan R sehingga
perlu dilakukan uji lanjutan.
Uji duncan menunjukkan susu Ultramilk UHT Coklat dan Frisian Flag UHT
Coklat memiliki rasa yang sama dengan R. Susu Indomilk UHT Coklat
memiliki rasa yang agak lebih buruk dibandingkan dengan R. Susu Ovaltine
memiliki rasa yang lebih buruk dibandingkan dengan R.
DAFTAR PUSTAKA
Clysdale, FM. 1998. Color: origin, stability, measurement, and quality. di dalam. Food Storage Stability. Ed. Irwin A Taub dan RP Singh. CRC Press, New York.
Lawless, HT dan H Heyman. 1999. Sensory Evaluation Of Food: Principles And Practices. Kluwer Academic Publishers, New York.
Sofiah, B.D., dan Tjutju S. A. 2008. Bahan Ajar Penilaian Indera. Jurusan Teknologi Industri Pangan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran, Bandung.
Winarno FG. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia, Jakarta.
Untuk mengetahui pengujian inderawi menggunakan uji deskripsi mulai dari
persiapan, penyajian, tabulasi data dan menarik kesimpulan didasarkan pengujian
statistik.
II. TEORI DASAR
Evaluasi sensorik atau organoleptic adalah ilmu pengetahuan yang
menggunakan indera manusia untuk mengukur tekstur, penampakan, aroma, dan
flavor produk pangan. Uji organoleptic yang menggunakan panelis dianggap yang
paling peka sehingga yang paling sering digunakan untuk menilai mutu berbagai
jenis makanan. Uji panel sangat berperan penting dalam pendiskripsian dan
pengembangan produk. Saat ini tersedia beberapa metode analisa organoleptic,
pada prinsipnya terdapat 3 jenis uji organoleptic, yaitu uji pembeda, uji deskripsi,
dan ujiafektif.
Untuk pengujian yang lebih komplek, pada umumnya dilakukan uji
deskriptif oleh panelis yang sudah ahli atau terlatih. Uji deskriptif menilai sifat
sensori yanglebih spesifik serta menentukan intensitas perbedaan sifat tersebut.
Output dari uji iniadalah menilai tingkat pengembangan kualitas, penjaminan
keseragaman mutu, danmengidentifikasi penyebab penyimpangan mutu.
Uji deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran yang utuh
tentangkarakteristik suatu produk. Oleh sebab itu, pada uji ini banyak sifat
sensorik yangdinilai dan dianalisis secara keseluruhan. Sifat-sifat sensorik yang
dipilih adalahterutama yang paling relevan terhadap mutu atau yang paling peka
terhadap perubahan mutu suatu komoditi. Sifat-sifat sensorik mutu ini disebut
atribut mutu, misalnya ketengikan, warna, bau, dan lain-lain.
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
Piring
Sendok
3.2 Bahan
Air mineral
Bakso Prima
Bakso Bernardi
Bakso Kimbo
Bakso Selera
Bakso Vigo
IV. PROSEDUR
Format pengujian:
Contoh data pengamatan:
1. ................... (karakteristik mutu yang dinilai)
Kode Sangat Lemah Sangat Kuat
.........
.........
.........
.........
.........
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Nama Panelis : ____________________ Tanggal Pengujian : __________Kode : __________
Komoditi : ____________________
Instruksi : Letakkan tanda garis vertikal pada titik yang sesuai dengan penilaian Anda. Berikanlah tanda √ atau X pada garis di bawah ini sesuai dengan kesan yang diperoleh pada karakteristik yang diamati.
Uji deskripsi mulanya dilakukan pengujian secara rating. Kemudian
hasilnya ditransformasi ke dalam bentuk grafik majemuk.. Pada grafik setiap
himpunan beberapa mutu untuk satu produk, ditandai dengan garis yang
berwarna, masing-masing mutu diberikan warna yang berbeda untuk
memudahkan membedakan. Semakin ujung titik suatu mutu, menyatakan nilai
mutu tertinggi, sudut antara dua garis radial sama dan ditetapkan dengan cara
membagi sudut keliling dengan jumlah atribut mutu.
Tabel 1. Kode Sampel Uji Deskripsi
Kode sampel Sampel307 Bakso Prima815 Bakso Bernardi286 Bakso Kimbo869 Sumber Selera166 Bakso Vigo
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 2. Hasil Tabulasi Uji Deskripsi Warna Bakso
PanelisSampel
307 869 815 286 166101 2,6 7,0 8,5 3,7 5,1108 6,5 4,8 3,4 8,2 7,3116 4,75 3,55 5,40 5,50 5,40117 2,8 1,5 4,3 9,1 5,4118 2,6 4,9 4,2 7,7 3,7119 10 6,2 1,5 3,8 8,5120 9,8 6,0 7,1 1,3 3,8121 4,1 5,2 7,3 9,2 1,1123 4,5 7,8 3,8 8,8 6,8124 5,5 6,5 7,5 8,4 6,7125 6,6 7,3 2,9 10,6 9,2126 5,5 6,5 7,5 8,4 6,7127 0,5 9,25 10 10,5 6,25128 6,6 4,6 2,2 10 8129 3,5 6,7 9,3 6,7 10,2
Jumlah 75,8500 87,8000 84,9000 111,9000 94,1500Rata - Rata 5,0566 5,8533 5,6600 7,4600 6,2766
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 3. Hasil Tabulasi Uji Deskripsi Cicip Bakso
PanelisSampel
307 869 815 286 166101 4,5 3,8 6,8 7,5 4,5108 6,9 7,6 4,3 7,9 2,9116 4,15 7,00 9,45 7,90 3,30117 6,8 7,1 7,0 7,7 5,8118 3,3 6,4 7,7 8,6 2,3119 1,2 3,4 9,8 7,4 1,2120 1,2 3,2 7,0 9,2 5,2121 5,7 1,2 0,7 8,4 7123 6,7 6 6 7,3 5,0124 6,1 8,0 8,7 8,2 4,5125 2,5 0,3 0,3 3,8 1126 9,3 3,5 7,3 5,3 8,4127 7 9,25 9,5 10,25 3128 7,6 3,5 4,8 9,2 5,9129 7 6,3 5,1 9 4,9
Jumlah 79,9500 76,5500 94,4500 117,6500 64,9000Rata-Rata 5,3300 5,1033 6,2966 7,8433 4,3266
(Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 4. Hasil Tabulasi Uji Deskripsi Aroma Daging Sapi dan Rempah
PanelisSampel
307 869 815 286 166101 5,0 3,8 6,6 8,1 7,5108 6,5 1,6 8,5 8,9 7,2116 0,85 4,85 4,70 6,40 6,30117 7,6 3,1 6,7 8,6 4,3118 6,3 1,4 7,1 8,1 2,5119 7,2 1 9,5 4,6 3,3120 5,2 0,9 7,5 9,5 3,1121 6,6 3,2 1,5 8,5 7,3123 6,2 9,3 8,8 9,4 4,5124 7,5 5,4 9,7 8,0 7,1125 1,7 0,3 0,4 5 1126 7,5 5,4 9,7 8,0 7,1127 7,5 2,5 4,5 6 3128 7,7 3,6 2 9,5 6,1129 7,6 5 6,8 8,3 5
Jumlah 90,9500 51,3500 94,0000 116,9000 75,3000Rata-rata 6,0633 3,4233 6,2667 7,7933 5,0200
(Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 5. Hasil Tabulasi Uji Deskripsi Tekstur/Kekenyalah Bakso
PanelisSampel
307 869 815 286 166101 5,4 5,4 7,8 3,5 6,7108 2,8 2,4 4,8 4 5,8116 3,80 3,80 4,80 1,60 4,75117 6,1 5,7 6,3 5,7 6,7118 2 6,5 7,5 8,6 3,2119 5,2 1 9,5 3 7,4120 5,8 1,7 3,7 7,6 9,5121 3,2 5,2 3,2 5,3 1,6123 4,3 6,9 8,3 7,5 5,3124 7,0 5,5 4,8 7,7 8,9125 1,1 6,8 7,7 7,2 2,3126 7,0 5,5 4,8 7,7 8,9127 2,25 7,5 5,5 6,5 3,5128 6,4 7,8 2,8 9,6 4,7129 5,1 6,9 5,8 8,1 5,6
Jumlah 67,4500 78,6000 87,3000 93,6000 84,8500Rata-rata 4,4967 5,2400 5,8200 6,2400 5,6567
(Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 6. Hasil Tabulasi Uji Deskripsi After Taste Bakso
PanelisSampel
307 869 815 286 166101 3,7 4,5 8,2 9,0 3,4108 5,4 8,2 8,2 3,1 2,8116 6,55 8,20 6,15 6,40 5,50117 5,8 8,4 1,4 6,8 5,1118 6,7 9,2 8,6 4 3,6119 2,3 1,3 3,2 2,2 1,3120 1,9 3,5 5,6 7,5 9,0121 2,6 8,5 7,2 5,1 2,6123 5,5 8,5 7,0 7,7 4,3124 8,8 3,8 7,8 4,6 3,8125 3,2 6,8 8,3 5,4 4,3126 5,4 8,2 8,2 3,1 2,8127 7,5 4,5 8,5 3,25 2128 5,8 7,8 2,8 9,6 4,7129 6,4 7,3 5,7 5,8 3,2
Jumlah 77,5500 98,7000 96,8500 83,5500 58,4000Rata-rata 5,1700 6,5800 6,4567 5,5700 3,8933
(Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 7. Hasil Tabulasi Uji Deskripsi Rasa Tepung Bakso
PanelisSampel
307 869 815 286 166101 6,9 5,6 4,1 2,8 7,8108 2,0 1,8 3,6 3,0 2,7116 0,80 0,90 0,90 1,20 4,80117 6,0 2,3 2,0 2,5 6,9118 8,2 6,2 6,8 1,5 7,4119 8,5 1,4 1,2 1,3 9,8120 5,1 10,0 7,2 1,9 8,0121 7,5 7,3 7,1 4,0 7,2123 6,8 7,7 4,5 5,6 6,8124 7,6 4,1 7,8 5,0 7,0125 3,8 4,6 7,8 4,9 9,2126 7,6 4,1 7,8 5,0 7,0127 8,5 2 3,25 2,5 10,25128 6,5 9,1 7,6 3,6 4,1129 3,6 7,5 4,8 6 8,2
Jumlah 89,4000 74,6000 76,4500 50,8000 107,1500Rata-rata 5,9600 4,9733 5,0967 3,3867 7,1433
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Tabel 8. Hasil Tabulasi Uji Deskripsi Rasa Tepung Bakso
PanelisSampel
307 869 815 286 166101 3,1 2,8 5,2 4,4 3,1108 3,0 5,7 3,5 6,0 4,5116 6,25 7,20 8,50 8,50 4,70117 4,0 7,7 4,4 5,7 3,6118 2,1 5,7 7,9 10,6 3119 2,9 5,5 4 7,8 1,3120 3,1 1,4 4,8 9,1 6,9121 3,7 3,6 3,5 7,8 2,7123 4,4 5,9 7,1 5,2 3,2124 6,2 7,2 7,3 8,0 6,5125 2,9 8 6,2 7,1 1,6126 2,4 3,5 2,4 5,4 2,3127 6,25 7,25 9 9,25 3,25128 7,5 2,9 4,5 9 5,8129 4,5 7 8,2 9,1 6
Jumlah 62,3000 81,3500 86,5000 112,9500 58,4500Rata-rata 4,1533 5,4233 5,7667 7,5300 3,8967
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Warna
Cicip
Aroma
TeksturAfter Taste
Rasa Tepung
Rasa Keseluruhan
0
5
307869815286166
Gambar 1. Grafik Hasil Penilaian Indera dalam Uji Deskripsi(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2015)
Warna merupakan karakteristik utama yang dapat menarik konsumen.
Warna menjadi sangat penting karena menggambarkan bahan-bahan yang
dicampurkan maupun proses pengolahannya. Kesegaran dan kematangan daging
bisa kita lihat dari warnanya. Bakso yang dijual di pasaran telah mengalami
pengolahan terlebih dahulu, sehingga kita perlu berhati-hati dalam memilih
daging bakso yang layak atau tidak. Selain itu, baik atau tidaknya cara
pencampuran atau pengolahan dapat ditandai dengan warna yang seragam dan
merata (Winarno, 1992).
Warna yang paling diminati oleh panelis adalah sampel bakso merk
Kimbo. Kemudian berturut-turut diikuti oleh merk Vigo, Sumber selera, Bernardi
dan Prima. Bakso jenis Prima menunjukkan warna yanglebih pucat dibandingkan
dengan sampel bakso lainnya. Perbedaan warna ini karena perbedaan bahan baku
yang digunakan. Semakin pucat maka semakin banyak tepung atau bahan
tambhan lain yang digunakan. Warna yang umum pada bakso adalah abu-abu
sedikit warna coklat.
Tekstur bakso yang biasanya disukai adalah kenyal dan empuk.
Kekenyalan bakso merupakan faktor penting yang mempengaruhi kualitas fisik
bakso. Tekstur/kekenyalan bakso ini harus diwaspadai, karena banyak pedagang
curang yang menggunakan boraks untuk mengenyalkan dan mengawetkan produk
bakso. Penggunaan bahan pengenyal juga mempengaruhi kadar lemak bakso yang
dihasilkan, bakso tanpa bahan pengenyal mempunyai kadar lemak yang tinggi
namun bila ditambahkan bahan pengenyal kadar lemaknya menjadi rendah
(Widati, 2010). Tekstur/kekenyala yang paling disukai panelis adalah sampel
bakso merk Kimbo, selanjutnya berurutan diikuti merk Bernardi, Vigo, Sumber
selera dan Prima. Untuk memastikan bakso dengan kekenyalan yang aman untuk
dikonsumsi, dapat diuji dengan menjatuhkannya ke meja atau lantai yang datar,
jika membal dengan kuat maka bakso tersebut mengandung pengenyal berbahaya.
Aroma yang baik pada sebuah bakso adalah beraroma khas daging, sedikit
amis daging, dan tidak terdapat aroma menyimpang. Aroma khas bakso berasal
dari kandungan bumbu-bumbu yang ditambahkan dalam pengolahannya. Aroma
bakso yang paling disukai panelis adalah merk Kimbo diikuti oleh merk Bernardi,
Prima, Vigo dan terakhir Sumber selera. Menurut Purnomo (1990), pengggunaan
tepung yang terlalu banyak akan mempengaruhi aroma bakso yang dihasilkan,
dimana tepung akan menutupi aroma dari daging. Sehingga yang dominan adalah
aroma tepung.
Bakso dikatakan memiliki rasa yang nikmat jika dominan terdapat rasa
khas daging dengan campuran rasa bumbu dengan komposisi tepat. Bahan
penyedap tambahan yang digunakan untuk citarasa bakso adalah garam dapur dan
MSG. Hal-hal yang mempengaruhi kualitas rasa adalah senyawa kimia, suhu,
konsentrasi, dan interaksi dengan komponen rasa yang lain (Winarno, 1992). Rasa
bakso yang baik merupakan kombinasi antara rasa daging dan campuran bumbu
yang terdapat dalam suatu produk. Rasa/cicip bakso yang paling disukai panelis
sampai yang tidak disukai secara berturut-turut adalah merk Kimbo, Bernardi,
Prima, Sumber selera dan Vigo.
Secara keseluruhan, karakteristik bakso yang paling disukai panelis adalah
sampel bakso Kimbo. Kimbo unggul di sebagian besar mutu organoleptik bakso
yang diujikan, yaitu pada warna, cicip, aroma, dan tekstur.
VI. KESIMPULAN
Urutan warna yang paling disukai sampai yang tidak disukai panelis adalah
merk Kimbo, Vigo, Sumber selera, Bernardi, dan Prima.
Urutan tekstur yang paling disukai sampai yang tidak disukai panelis adalah
merk Kimbo, Bernardi, Vigo, Sumber selera dan Prima.
Urutan aroma yang paling disukai sampai yang tidak disukai panelis adalah
merk Kimbo, Bernardi, Prima, Vigo, dan Sumber selera.
Urutan cicip yang paling disukai sampai yang tidak disukai panelis adalah
merk Kimbo, Bernardi, Prima, Sumber selera, Vigo.
Urutan after taste dari yang sangat kuat sampai yang sangat lemah adalah
merk Sumber selera, Bernardi, Kimbo, Prima dan Vigo
Urutan rasa tepung dari yang sangat kuat sampai yang sangat lemah adalah
merk Vigo, Prima, Bernardi, Sumber selera dan Kimbo
Urutan rasa keseluruhan dari yang sangat kuat sampai yang sangat lemah
adalah merk Kimbo, Bernardi, Sumber selera, Prima dan Vigo
DAFTAR PUSTAKA
Purnomo, H. 1990. Kajian Mutu Bakso Daging, Baksi Urat dan Bakso Aci di Bogor. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Bogor, Bogor.
Sudrajat, G. 2007. Sifat Fisik dan Organoleptik Bakso Daging Sapi dan Kerbau dengan Penambahan Karagenan dan Khitosan. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Widati, A. S., Diah P. A. dan Djalal Rosyidi. 2010. Kualitas Fisik dan Organoleptik Bakso daging Sapi yang Beredar Di kota Malang. Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya.
Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
I. TUJUAN
Melaksanakan penilaian mutu ikan segar dan telur berdasarkan karakteristik
tertentu sesuai dengan standar internasional yang berlaku
II. TEORI DASAR
Ikan termasuk sumber bahan pangan yang berasal dari air tawar maupun
air laut. Menurut tempat hidupnya ikan dibedakan menjadi tiga macam yaitu ikan
laut, ikan darat/tawar dan ikan migrasi. Penilaian mutu ikan segar setelah
dipotong dapat diketahui dengan melihat ciri-ciri fisik ikan, yitu dengan melihat
mata, insang, lendir dipermukaan kulit, daging dan perut, tekstur serta baunya.
Segera setelah ikan mati, perubahan-perubahan biokimia pun berlangsung
dan mulai terjadi proses penurunan mutu ikan atau deteriosasi yang disebabkan
oleh tiga macam kegiatan, yaitu autolysis, kimiawi, dan bacterial. Pada deteriosasi
ikan, reaksi kimia yang terjadi adalah auto oksidasi pigmen mioglobin, serta
perubahan lainnya. Perubahan lainnya merupakan suatu perangkat yang
kompleks, yaitu reaksi bikimia yang tergantung pada jumlah dan jenis enzim
yang ada pada ikan, dan bakteri yang menghuni padaikan (Suwetja, 2011).
Telur dihasilkan oleh beberapa hewan untuk berkembang biak dan
mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya. Telur merupakan sumber protein
hewani yang bermutu tinggi, selain itu telur juga merupakan sumber lemak.
Bagian utama telur ada tiga macam, yaitu kulit telur, putih telur, dan kuning telur.
Kualitas telur dapat dilihat dari kenampakan dan kehalusan kulit, ukuran telur,
warna telur, dan kualitas bagian dalamnya yaitu kualitas putih dan kuning
telurnya. Jenis telur yang biasa diperdagangkan dan dikonsumsi manusia
diantaranya telur ayam, telur bebek, telur puyuh, dan lain-lain.
III. ALAT DAN BAHAN
IV. PROSEDUR
4.1 Ikan
Mengamati ikan yang telah disediakan dalam boot masing-masing
Menyediakan pisau untuk pengamatan lebih lanjut, seperti untuk melihat
bagian dalam ikan (isi perut)
Memberikan penilaian sesuai dengan sifat yang telah disediakan dalam
tabel klasifikasi mutu ikan segar secara organoleptik.
Tabel 1. Kriteria Mutu Ikan
Kriteria Mutu dan Deskripsi Nilai
A. Mata (Eyes)
Bola mata menonjol, pupilnya hitam cerah mengkilat, kornea selaput mata jernih
Bola mata agak cekung, warna pupil berubah keabu-abuan, kornea agak keruh
Bola mata agak cekung, pupil putih susu, kornea keruh Bola mata dan bagian hitamnya tenggelam, tampak lendir kuning yang
tebal
10
7
4
1
B. Insang (Gills)
Warna merah cemerlang, bersih tanpa lendir yang berasal dari bakteri. Bau segar spesifik dengan jenisnya
Insang mulai timbul kepudaran warna dari merah muda ke merah coklat tampak agak berlendir. Bau asam lebih nyata
Perubahan lebih nyata, lendir tebal, bau lebih menusuk Warna jadi merah coklat sampai coklat atau kelabu tertutup dengan
lendir tebal
10
7
4
1
C. Lendir di Permukaan Kulit
Lapisan lendir tipis homogen, jernih/transparan, mengkilap cerah, tidak ada perubahan warna
Lendir di permukaan kulit mulai mengendap keruh, agak putih susu, kecerahan mulai suram
Lendir tebal tidak merata, terjadi pengumpulan, mulai timbul berbagai penyimpangan warna
Lendir berwarna kekuningan sampai coklat dan tebal tidak merata, kecerahan hilang, pemutihan nyata terjadi pengeringan lendir karena udara
10
7
4
1
D. Daging dan Perut (Flesh & Belly)
Sayatan daging cemerlang dan berwarna asli, tidak ada kemerahan sepanjang tulang belakang, perut utuh belum ada diskolorasi, ginjal merah terang, dinding perut dagingnya utuh, bau isi perut segar.
Sayatan daging masih cemerlang, dinding perut mulai lembek, mlai timbul diskolorasi, warna ginjal mulai pudar, bau off odor mulai
10
7
tercium. Sayatan daging kehilangan kecemerlangannya jadi lunak, pemerahan
sepanjang tulang belakang, rusuk sudah lembek, bau isi perut makin menusuk.
Daging menjadi pudar, warna merah jelas sepanjang tulang belakang, dinding perut membubur, isi perut hancur (berwarna tanah), bau menusuk.
4
1
E. Tekstur
Dada, kenyal, sulit menyobek dari tulang belakang, kadang-kadang agak lunak sesuai dengan jenisnya.
Daging agak lunak, belum ada bekas jari bila ditekan. Lunak, bekas jari lama hilangnya Sangat lunak, bekas jari tak mau hilang, sisik banyak yang hilang dan
mudah disobek dari tulang belakang
10
7
41
F. Bau (Odor)
Segar, bau laut, bau spesifik menurut jenis Bau segar / bau laut mulai menghilang Tak berbau / netral Bau susu, belum ada bau asam, ada bau-bau ikan asin atau bau cold-
storage Bau susu asam, bau susu kental Bau kental rebus atau logam Bau asam asetat, bau rumput atau bau sabun Bau amonia mulai tercium Bau amonia kuat, ada bau H2S Bau busuk, bau indol
10987654310
4.2 Telur
Mengamati telur dari kulit sampai bagian dalam telur (menggunakan
teropong untuk mengamati kantung udara) dan membandingkan dengan grade
mutu yang telah disediakan
Tabel 2. Mutu Telur Utuh Segar Sistem Amerika SerikatKriteria mutu Mutu AA Mutu A Mutu B Mutu C
1. Kulit Cangkang- Kutuhan- Kebersihan- Bentuk
UtuhBersihNormal
UtuhBersihNormal
UtuhAgak bercakAgak menyimpang
UtuhBercak ringanMenyimpang
2. Kantung Udara- Bentuk- Kedalaman
Teratur1/8 inci
Teratur2/8 inci
bergerak3/8 inci
Pecah, pindah-pindah3/8 inci
3. Kuning Telur- Letak- Penampakan- Pembesaran- Cacat
ditengahSamarBelum adaBebas cacat
Agak tengahSamarBelum adaBebas
MenepiJelasAgak besarCacat ringan
MenepiJelas sekaliMelebarCacat jelas
4. Bagian putih- Kebeningan- Kekentalan- Noda darah
BeningKental sekaliBebas
BeningKentalBebas
BeningAgak lembekBebas
BeningEncer, berair ada sedikit
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Ikan
Salah satu masalah yang sering timbul pada sektor perikanan adalah dalam
mempertahankan mutu. Mutu ikan dapat terus dipertahankan jika ikan tersebut
ditangani dengan hati-hati (careful), bersih (clean), disimpan dalam ruangan
dengan suhu dingin (cold) dan cepat (quicle). Pada suhu ruang, ikan lebih cepat
memasuki fase rigor mortis dan berlangsung lebih singkat. Aktivitas enzim dan
bakteri tersebut menyebabkan perubahan yang sangat pesat sehingga ikan
memasuki fase post rigor. Fase ini menunjukkan bahwa mutu ikan sudah rendah
dan tidak layak untuk dikonsumsi (Munandar et al.,2005).
Penggunaan suhu rendah sekitar 0°C pada ikan basah/segar dapat
memperpanjang proses rigor mortis, dapat menekan kegiatan bakteri, kimiawi dan
perubahan organoleptik. Dengan demikian penyimpanan suhu rendah dan waktu
pengolahan cepat menentukan kecepatan penurunan mutu ikan segar setelah ikan
mati (Taher, 2010).
Menurut Jaya (2006). Menyatakan bahwa setelah ikan mati, berbagai
proses perubahan fisika, kimia, dan organoleptik berlangsung dengan cepat yang
akhirnya mengarah ke pembusukan, dengan urutan proses perubahan yang terjadi
meliputi perubahan pre rigor, rigor mortis, aktivitas enzim, aktivitas mikroba dan
oksidasi. Secara umum peristiwa rigor mortis terdiri dari tiga tahap yaitu pre rigor,
rigor mortis dan post rigor, penentuan tingkat kesegaran ikan dapat dilakukan
melalui parameter fisika, sensori/organoleptik, kimia maupun mikrobiologi.
Ikan yang setelah ditangkap langsung dibunuh, proses rigor mortis
berjalan lebih lambat dibandingkan dengan ikan yang mati dengan sendirinya.
Ikan yang menggelepar menyebabkan kekurangan oksigen dan glikogen otot
rendah, maka perubahan glikogen menjadi asam laktat menjadi sedikit dan
akibatnya penurunan pH tidak besar, mengakibatkan lebih cepat mengalami
kebusukan. Keadaan asam akan menghambat pertumbuhan bakteri.
Pengujian mutu ikan, dilakukan pada ikan mas dan ikan kembung yang
masih segar. Ikan yang segar dan ikan mati diamati mutunya dari mata (eyes),
insang (gills), lendir di permukaan kulitnya, daging dan perut (flesh dan belly),
tekstur dan bau (odor)
Tabel 1. Hasil Penilaian Mutu Ikan Mas Segar
Kelompok Mata InsangLendir di
Permukaan Kulit
Daging dan
PerutTekstur Bau
1 10 9 10 9 10 92 10 10 10 10 10 93 10 10 10 10 10 94 10 10 10 9 10 105 10 10 10 10 10 9
JUMLAH 50 49 50 48 50 46RATA-RATA
10 9,8 10 9,6 10 9,2
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Penilaian mutu ikan segar secara organoleptik, dilakukan pada ikan mas
yang masih sangat segar. Sebelum diamati, ikan mas yang masih hidup kemudian
dibunuh setelah ditangkap. Penilaian diawali dari mata, terlihat bola mata ikan
mas tersebut masih menonjol, pupilnya hitam cerah mengkilat, kornea selaput
mata jernih. Kemudian penilaian insang, warna insang masih merah cemerlang
dan bersih tanpa lendir yang berasal dari bakteri. Penilaian terhadap lendir di
permukaan, lapisan lendir tipis homogen, jernih/transparan, mengkilap cerah dan
belum ada perubahan warna. Tekstur ikan mas ini juga masih baik, dada kenyal,
sulit menyobek dari tulang belakang, kadang-kadang agak lunak sesuai dengan
isinya. Bau ikan mas masih bau laut. Kemudian penilaian isi organ dalam. Ikan
yang segar, masih terdapat kantung udara, jantung berwarna merah dan masih
berdetak.
Selanjutnya adalah penilaian mutu ikan laut yang sudah mati.
Kelompok Mata InsangLendir di
Permukaan Kulit
Daging dan
PerutTekstur Bau
1 4 4 1 4 1 32 1 6 9 9 4 63 4 7 9 3 4 74 4 7 4 5 4 75 5 6 8 7 4 7
JUMLAH 18 30 31 28 17 30RATA-RATA
3,6 6 6,2 5,6 3,4 6
Tabel 2. Hasil Penilaian Mutu Ikan Laut Mati
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Ikan yang sudah lama mati memiliki tingkat kesegaran yang rendah.
Penilaian diawali dari mata, bola mata sudah tidak menonjol dan kornea agak
keruh. Warna insangnya merah gelap atau pudar. Lendir di permukaan masih tipis
dan homogen. Jika dagingnya ditekan sudah mulai timbul bekas jari. Bau ikan
mati ini sudah tidak segar dan bau laut menghilang.
5.2 Telur
Ciri-ciri telur yang baik antara lain : kerabang bersih, halus, rongga udara
kecil, kuning telurnya terletak ditengah dan tidak bergerak, putih telur bagian
dalam kental dan tinggi pada bagian putih telur maupun kuning telur tidak
terdapat noda darah maupun daging. Bentuk telur serta besarnya juga proporsional
dan normal (saleh, 2004).
Sifat eksternal telur dapat dijadikan kriteria untuk menentukan jenis dan
mutu telur.sifat eksternal yang sering diamati adalah bentuk, ukuran, warna, dan
tekstur permukaan. Ukuran (berat) telur berbeda-beda untuk setiap jenis telur.
Daya terima dan tingkat kesukaan masyarakat terhadap telur tergantung kebiasaan
dalam mengkonsumsinya (Suprapti, 2002) .
Telur juga merupakan produk pangan yang mudah rusak. Selama
penyimpanan, telur dapat mengalami kerusakan seperti retak, bocor, buram/ tidak
mengkilat, terdapat bintik kotoran darah, bintik terang pada kuning telur, albumen
menjadi cair, pH albumen menjadi tinggi (7-9), kuning telur berpindah posisi, dan
penyimpangan flavor. Kerusakan pada telur selama penyimpanan dapat
disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri dan kapang) maupun tanpa disebabkan
mikroorganisme (Anonim, 2012).
Kualitas telur ditentukan oleh: 1) kualitas bagian dalam (kekentalan putih
dan kuning telur, posisi kuning telur, dan ada tidaknya noda atau bintik darah
pada putih atau kuning telur) dan 2) kualitas bagian luar (bentuk dan warna kulit,
permukaan telur, keutuhan, dan kebersihan kulit telur). Umumnya telur akan
mengalami kerusakan setelah disimpan lebih dari 2 minggu di ruang terbuka.
Kerusakan tersebut meliputi kerusakan yang tampak dari luar dan kerusakan yang
baru dapat diketahui setelah telur pecah. Kerusakan pertama berupa kerusakan
alami (pecah, retak). Kerusakan lain adalah akibat udara dalam isi telur keluar
sehingga derajat keasaman naik.
Standar mutu telur ditentukan berdasarkan sistem standar Amerika Serikat.
Mutu telur dibagi menjadi 4 yaitu mutu AA, mutu A, mutu B dan mutu C. Kriteria
mutu yang diamati adalah kulit cangkang, kantong udara, kuning telur dan bagian
putih telur. Setelah dilakukan penilaian dari keempat kriteria mutu tersebut dapat
apa mutu dari telur itu. Penentuan mutu dapat dilakukan oleh para konsumen
dengan melihat kulit cangkangnya ataupun melihat telur isi dengan bantuan rak
yang pada bagian bawahnya sudah dipasang lampu.
Tabel 3. Kriteria Mutu Telur Utuh Sistem Amerika Serikat
No Kriteria Mutu Telur Ayam Kampung1 Kulit cangkang
Utuh- Keutuhan- Kebersihan Bersih- Bentuk Normal
2. Kantong udaraTeratur- Bentuk
- Kedalaman 2/8 inci3. Kuning telur
Menepi- Letak- Penampakan di luar Samar-samar- Pembesaran Belum ada- Cacat Bebas cacat
4. Bagian Telur PutihBening- Kebeningan
- Kekentalan Kental- Noda Darah Ada sedikit
MUTU A(Sumber: Sofiah, 2012)
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa, telur ayam yang diamati
menampakkan cangkang yang masih utuh, bersih, dan normal. Bentuk telur ini
normal seperti pada umumnya. Kantung udara pada telur ini sekitar 2/8 inci saat
dilihat dengan memecahkan telur terlebih dahulu. Semakin besar kantong udara
maka semakin lama umur sebuah telur. Telur yang masih segar memiliki kantong
udara yang kecil. Kuning telur biasanya berada agak tengah, samar – samar, dan
bebas cacat. Bagian putih telur berwarna bening, kental, dan bebas dari noda
darah. Dilihat dari kriteria mutu yang diamati secara keseluruhan, telur ini
termasuk ke dalam telur mutu A.
Hasil pengamatan ikan mas segar menunjukkan bahwa ikan memiliki mutu
yang baik, ditandai dengan organ mata, insang dan tekstur serta bau masih
dalam mutu baik
Hasil pengamatan ikan laut mati menunjukkan bahwa ikan memiliki mutu
yang sudah mulai menurun, ditandai dengan organ mata, insang dan tekstur
serta bau yang sudah menurun mutunya.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa telur ayam berada pada mutu A,
karena kulit cangkang, kantung udara, kuning telur dan putih telurnya masuk
ke dalam kriteria mutu baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Telur. Available online at: www. wikipedia. org (Diakses pada tanggal 8 Juni 2015)
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, M. Wootton. 1987. Ilmu Pangan. Penerjemah: Hari Purnomo dan Adiono. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta
Mietha. 2008. Kandungan Gizi telur. Available online at: http://mietha.wordpress.com (Diakses pada tanggal 10 Juni 2014)
Sofiah, Betty D., Achyar, Cucu S., dan Hanidah, I. 2012. Buku Ajar Penuntun Praktikum Penilaian Sensori Pangan. Universitas Padjajaran. Jatinangor.