laporan praktikum pembuatan iodoform

21
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA MODUL 10 PEMBUATAN YODOFORM Nama : Aziza Rochima NRP : 6208091 Nama Partner : Christine Saputra NRP : 6208029 Shift : Siang Kelompok : 5 Tanggal Praktikum : 09 April 2010 Tanggal Penyerahan : 12 April 2010 Nama Asisten : Inge JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Upload: alfredo-nathanael

Post on 10-Aug-2015

2.023 views

Category:

Documents


98 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Pembuatan Iodoform

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA

MODUL 10

PEMBUATAN YODOFORM

Nama : Aziza Rochima

NRP : 6208091

Nama Partner : Christine Saputra

NRP : 6208029

Shift : Siang

Kelompok : 5

Tanggal Praktikum : 09 April 2010

Tanggal Penyerahan : 12 April 2010

Nama Asisten : Inge

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

BANDUNG

2010

Page 2: Laporan Praktikum Pembuatan Iodoform

BAB I

TUJUAN PERCOBAAN

1. Cara kerja dan teknik-teknik kristalisasi zat padat organik.

2. Memahami reaksi haloform.

3. Mengetahui kegunaan reaksi haloform untuk pembuatan haloform dan asam karboksilat

dan menunjukkan adanya gugus CH3CO dan CH3CHOH.

Page 3: Laporan Praktikum Pembuatan Iodoform

BAB II

HASIL PERCOBAAN

1) Kristalisasi

Massa Kristal yodoform = 1.026 gram

% Hasil Kristal yodoform = 17.1 %

2) Rekristalisasi

a) Massa Kristal yodoform = 0.841 gram

% Hasil Kristal yodoform = 81.9688 %

b) Massa pengotor = 0.096 gram

% Hasil Kristal pengotor = 9.3567 %

3) Perbandingan Massa Yodoform Hasil Kristalisasi

a) Dari perhitungan = 0.937 gram

b) Dari percobaan = 1.026 gram

4) Penentuan Titik Leleh

Titik leleh yodoform (percobaan)= 122oC

Titik leleh yodoform (reference) = 120oC

% kesalahan = 1.667 %

5) Pengujian yodoform

Isopropil alcohol : terbentuk yodoform

Asetofenon : terbentuk yodoform

Etil asetoasetat : tidak terbentuk yodoform

Page 4: Laporan Praktikum Pembuatan Iodoform

BAB III

PEMBAHASAN

1. Pembuatan Yodoform

Pada percobaan pembuatan yodoform, langkah awal yang harus dilakukan ialah

menimbang KI padat sebanyak 6 gram. KI padat berbentuk serbuk berwarna putih. Setelah

ditimbang, KI padat dilarutkan dengan 100 ml akuadest. Setelah itu, larutan KI yang berwarna

bening tersebut dimasukkan ke erlenmeyer. Kemudian, 2 ml aseton ditambahkan ke dalam larutan

KI tersebut. Setelah ditambahkan 2 ml aseton, larutan KI tetap berwarna bening dan tidak terjadi

perubahan. Penambahan aseton membuat reaksi haloform dapat terjadi sehingga yodoform dapat

terbentuk. Selain itu, penambahan aseton juga bertujuan untuk mempercepat proses penguapan

selama proses pengeringan kristal di dalam oven. Hal ini disebabkan karena aseton mudah

menguap. Selain itu penambahan aseton juga berfungsi untuk membentuk reaksi antara aseton

dan natrium hipoklorit yang kemudian akan menghasilkan kristal yodoform yang berwarna kuning

pucat.

Setelah ditambahkan aseton, larutan juga diberi penambahan larutan Natrium hipoklorit

(NaOCl) 5 %. Pada saat NaOCl 5 % diteteskan ke dalam larutan, NaOCl 5 % yang semula

berwarna bening berubah menjadi kuning keruh. Penambahan NaOCl dilakukan terus menerus

sampai ketika diteteskan ke dalam larutan, warna kuning keruh dari tetesan NaOCl 5 % tidak

muncul lagi. Setelah ditambahkan NaOCl 5 %, larutan yang semula berwarna bening berubah

warna menjadi kuning keruh dan terdapat terdapat endapan. Hal ini menandakan bahwa yodoform

telah terbentuk. Fungsi penambahan NaOCl 5 % adalah sebagai reagen pengendap yang dapat

membentuk Kristal yodoform yang terpisah dari larutannya. Selain itu, NaOCl juga berfungsi untuk

memproduksi I2 melalui oksidasi iodida dari KI. Penambahan NaOCl ke dalam larutan harus

dilakukan di ruang asam karena NaOCl memiliki bau yang menyengat dan tidak enak, cukup

berbahaya dan tidak baik bagi kesehatan, serta suasana asam merupakan desinfektan sehingga

pada saat penambahan NaOCl 5 % larutan tidak terkontaminasi. Selain itu, penambahan NaOCl 5

% dilakukan tetes demi tetes dengan tujuan agar Kristal yodoform yang terbentuk cukup besar

sehingga mempermudah proses penyaringan. Bila saat ditetesi NaOCl 5 %, warna kuning keruh

pada tetesan NaOCl 5 % tidak muncul lagi, berarti seluruh yodoform telah terbentuk sehingga

pembentukan yoform berhenti. Setelah ditambahkan NaOCl 5 %, larutan didiamkan selama 10

menit supaya Kristal yodoform yang terbentuk mengendap di dasar labu dan terpisah dari

larutannya sehingga lebih mudah untuk disaring.

2. Kristalisasi Yodoform

Setelah didiamkan selama 10 menit, larutan kemudian disaring menggunakan corong

Buchner. Corong Buchner terbuat dari porselin dan pada bagian atasnya terdapat silinder yang

bagian dasarnya berpori-pori. Pada prose’s kristalisasi yodoform, digunakan kertas saring

whatman 42 yang mana mempunyai pori-pori 2,5 μm. Corong buchner yang digunakan pada

percobaan ini berfungsi untuk memisahkan padatan dari larutannya secara cepat. Padatan akan

tertahan pada kertas saring sementara larutan akan turun ke dalam labi. Prinsip kerja corong

Page 5: Laporan Praktikum Pembuatan Iodoform

buchner adalah berdasarkan perbedaan tekanan di luar labu. Hal ini dikarenakan tekanan di dalam

labu dibuat vakum dengan cara menghubungkannya dengan water jet ejector.

Untuk menyaring Kristal yodoform menggunakan corong buchner, langkah pertama yang

harus dilakukan ialah menimbang kertas saring whatman 42 yang akan digunakan. Setelah itu,

kertas saring dipasang di bagian atas corong buchner yang berporo-pori. Namun, sebelum

dipasang, ukuran kertas saring tersebut harus disesuaikan dengan ukuran corong terlebih dahulu.

Kertas saring harus melekat dengan baik pada dinding corong buchner agar pada saat

penyaringan, padatan dapat tersaring dengan sempurna. Agar kertas saring melekat dengan baik,

bagian atas corong dibasahi dengan air terlebih dahulu lalu kertas saring dipasang. Setelah corong

buchner diberi kertas saring, corong buchner dihubungkan dengan labu isap yang kemudian

dihubungkan dengan water jet ejector. Untuk membuat tekanan dalam labu isap menjadi vakum,

water jet ejector dihubungkan ke keran air kemudian keran tersebut dinyalakan sehingga labu isap

menjadi vakum. Setelah rangkaian alat siap, proses penyaringan dapat dimulai. Penyaringan

dilakukan dengan cara menuangkan larutan yang mengandung Kristal yodoform secara perlahan-

lahan ke dalam corong. Saat menuangkan larutan, posisinya harus tegak lurus dengan batang

pengaduk yang bertujuan agar larutan yang jatuh tidak tersebar sehingga mempermudah dalam

penyaringan Kristal yodoform. Apabila seluruh padatan telah tersaring, keran air dimatikan dan

corong buchner dilepaskan dari labu isap. Kemudian kertas saring yang telah terdapat Kristal

yodoformnya dipindahkan ke cawan penguapan. Rangkaian alat untuk prose’s penyaringan dapat

dilihat pada gambar di bawah ini.

Setelah dipindahlan ke dalam cawan penguapan, Kristal yodoform dikeringkan dalam oven dengan

suhu 90oC. Tujuan Kristal yodoform dekeringkan dalam oven ialah untuk mengurangi kadar air

yang masih terkandung dalam kristal yodoform. Penggunaan suhu 90oC bertujuan untuk

mengeringkan kristal yodoform dengan cepat pada suhu tinggi. Namun, suhu untuk pengeringan

tidak boleh terlalu tinggi atau melebihi titik leleh yodoform yaitu 120oC. Apabila suhu pengeringan

terlalu tinggi dan melebihi titik leleh, kristal yodoform dapat meleleh. Setelah selesai dikeringkan,

cawan penguapan diambil dari oven kemudian kertas saring berisi kristal yodoform kuning

Page 6: Laporan Praktikum Pembuatan Iodoform

ditimbang. Berdasarkan hasil penimbangan tersebut dapat diketahui massa yodoform yang

terbentuk dan % hasil kristal yodoform. Pada percobaan ini, massa yodoform ialah 17,1%. Hasil

kristal yodoform yang diperoleh dari proses kristalisasi belum tentu mempunyai kemurnian yang

tinggi karena kristal yodoform masih bercampur dengan zat-zat pengotor. Oleh sebab itu,

dilakukan rekristalisasi pada kristal yodoform hasil kristalisasi.

3. Rekristalisasi Yodoform

Proses rekristalisasi yodoform bertujuan untuk memperoleh kristal yodoform yang lebih

murni dengan cara melarutkan kristal dalam pelarut yang sesuai, kemudian larutan disaring untuk

memisahkan pengotor dari larutan dan padatan dievaporasi kembali sehingga diperoleh kristal

yang telah murni.

Pada percobaan rekristalisasi yodoform, langkah awal yang dilakukan ialah memindahkan kristal

yodoform pada kertas saring ke dalam labu bundar dengan bantuan spatula. Seluruh kristal

yodoform dipindahkan ke labu bundar. Setelah kristal yodoform dipindahkan ke labu bundar, 10 ml

etanol 95% ditambahkan ke dalam labu. Setelah ditambahkan etanol, kristal yodoform mulai larut

dan terbentuk larutan berwarna kuning yang berbau khas, yakni berbau alcohol. Tujuan

penambahan etanol yakni untuk melarutkan kristal yodoform, kristal yodoform hanya dapat larut

dalam pelarut organik seperti etanol. Setelah ditambahkan etanol 95%, labu dihubungkan dengan

kondensor Alihin(bola). Kondensor dipasang pada statif. Labu yang telah dihubungkan dengan

kondensor diletakkan di atas pemanas berupa kompor listrik. Jadi, di atas kompor listrik diletakkan

panci berisi air terlebih dahulu kemudian labu diletakkan di dalam panci yang berisi air tersebut.

Pada kondensor dipasang 2 buah selang, selang bagian bawah berfungsi untuk mengalirkan air

dari keran sedangkan selang bagian atas berfungsi untuk mengalirkan air keluar. Dengan

demikian, air mengalir dari bagian bawah ke bagian atas. Aliran air harus berlawanan dengan

aliran pelarut. Hal ini dikarenakan pelarut dialirkan dari atas ke bawah maka air dialirkan dari

bawah ke atas. Tujuan penggunaan kondensor ialah untuk menghemat penggunaan pelarut

etanol. Etanol merupakan bahan yang mudah menguap. Maka dengan adanya kondensor, uap

etanol yang naik akan terkondensasi dan dapat kembali turun ke dalam labu. Rangkaian alat untuk

proses rekristalisasi dapat dilihat pada gambar dibawah.

Setelah rangkain alat siap, pemanasan dapat dilakukan. Selama proses pemanasan, pelarut yaitu

etanol ditambahkan perlahan-lahan dari atas kondensor hingga seluruh kristal yodoform larut.

Proses pemanasan dilakukan dengan tujuan membantu mempercepat larutnya kristal yodoform.

Page 7: Laporan Praktikum Pembuatan Iodoform

Setelah itu, proses pemanasan dihentikan dan labu diangkat. Kemudian, larutan disaring dalam

keadaan panas menggunakan corong buchner dan kertas saring whatman 41 yang telah ditimbang

massanya terlebih dahulu. Hasil penyaringan ini adalah zat-zat pengotor yang berwarna kuning

kehitaman, Kertas saring yang berisi zat pengotor diletakkan dalam cawan penguapan dan

dikeringkan dalam oven. Sedangkan, larutan hasil penyaringan didiamkan hingga dingin. Setelah

dikeringkan, kertas saring yang terdapat zat pengotor ditimbang sehingga massa pengotor dapat

dihitung. Sementara itu, larutan yang sudah didinginkan, disaring kembali menggunakan corong

buncher dan kertas saring whatman 41 yang sudah ditimbang terlebih dahulu. Dalam percobaan

ini, proses penyaringan dilakukan sebanyak 3 kali. Pada penyaringan pertama, tidak semua kristal

yodoform tersaring sehingga filtrat disaring kembali hingga seluruh kristal yodoform tersaring. Pada

penyaringan ke tiga filtrat yang dihasilkan sudah tidak berwarna kuning lagi akan tetapi telah

bening. Hal ini menandakan bahwa seluruh kristal yodoform yang terdapat di kertas saring

diletakkan pada cawan penguapan dan dikeringkan pada suhu 90oC. Setelah dikeringkan kristal

yodoform yang berwarna kuning terbentuk. Setelah itu, kertas saring yang berisi kristal yodoform

tersebut ditimbang sehingga massa yodoform yang terbentuk dan % hasil kristal yodoform dapat

diketahui.

Pada percobaan rekristalisasi yodoform diperoleh massa yodoform yang terbentuk ialah

0.841 gram dan % hasil kristal yodoform adalah 81.9688%. Persen hasil yang diperoleh dari

percobaan ini sudah cukup baik karena % hasil telah melebihi 50%. Persen hasil yang baik adalah

telah melebihi dari 50% karena hal ini mengartikan bahwa minimal setengahnya atau lebih dapat

membentuk yodoform. Berdasarkan hasil percobaan ini juga dilakukan perbandingan massa

yodoform hasil kristalisasi yang diperoleh melalui perhitungan dan percobaan. Melalui perhitungan,

massa yodoform hasil kristalisasi dapat diketahui dengan menjumlahkan massa yodoform hasil

rekristalisasi dengan massa pengotornya. Pada percobaan, massa pengotor yang diperoleh adalah

0.096 gram dan massa yodoform hasil rekristalisasi adalah 0.841 gram. Dengan demikian massa

yodoform hasil kristalisasi yang diperoleh melalui perhitungan ialah 0.937 gram. Sedangkan

melalui percobaan, massa yodoform hasil kristalisasi yang diperoleh adalah 1.026 gram.

Seharusnya hasil yang diperoleh di perhitungan dan percobaan sama. Perbedaan yang

menyebabkan hasil yang diperoleh itu tidak sesuai yakni:

1. Proses penyaringan yang kurnag sempurna.

2. Tidak semua kristal yodoform terlarut di dalam etanol karena masih terdapatnya kristal

yodoform yang tidak dapat dipindahkan dari kertas saring pada saat percobaan

rekristalisasi.

3. Proses dalam penimbangan yang kurang tepat.

Pada percobaan kristalisasi yodoform, % hasil yang diperoleh termasuk kecil yakni 17.1%. Hasil ini

sebenarnya tidak terlalu baik dikarenakan masih kurang dari 50%. Beberapa hal yang dapat

menyebabkan hal ini antara lain:

1. Penambahan NaOCl telah dihentikan di saat belum semua kristal yodoform terbentuk.

2. Penyaringan yang dilakukan tidak terlalu sempurna.

3. Penimbangan yang kurang teliti.

Page 8: Laporan Praktikum Pembuatan Iodoform

Pada percobaan rekristalisasi, % hasil yang diperoleh cukup besar yakni 81.9688%. Persen hasil

ini sudah cukup baik karena sudah melebihi dari 50%. Perolehan % hasil yang cukup besar pada

saat rekristalisasi desebabkan karena pada saat perhitungan % hasil, massa kristal yodoform hasil

rekristalisasi dibagi dengan massa kristal yodoform hasil kristalisasi bukan massa dari KI awal.

4. Penentuan Titik Leleh

Pada percobaan penentuan titik leleh yodoform digunakan alat untuk menentukan titik

leleh suatu zat yaitu thiele. Thiele mempunyai 3 lubang yakni lubang kecil untuk meletakkan pipa

kapiler, lubang besar untuk meletakkan termometer, dan lubang untuk mengamati perubahan pada

saat pelelehan. Pada percobaan penentuan titik leleh, kristal yodoform hasil rekristalisasi

dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam pipa kapiler. Kemudian, pipa kapiler tersebut

dimasukkan ke dalam lubang kecil pada thiele. Setelah itu, termometer juga dimasukkan ke dalam

lubang besar pada thiele. Kemudian, Bunsen dinyalakan. Untuk menyalakan bunsen, gas

dinyalakan terlebih dahulu. Kemudian katup aliran gas diputar perlahan-lahan juga dan diatur agar

api tidak terlalu besar dan berwarna biru. Apabila bunsen telah dinyalakan, thiele diletakkan pada

statif dan ditempatkan di atas bunsen.

Ketika kristal yodoform mulai meleleh pertama kali, suhu dicatat sebagai titik leleh awal. Kemudian

setelah seluruh kristal yodoform tersebut meleleh, suhu dicatat sebagai titik leleh akhir. Kemudian,

titik leleh yodoform dapat ditentukan. Dari hasil percobaan diperoleh titik leleh yodoform yakni

122oC sedangkan berdasarkan literature titik leleh yodoform yakni 120oC. Perbedaan hasil yang

diperoleh ini disebabkan karena kurangnya yodoform yang dimasukkan ke pipa kapiler sehingga

perubahan saat meleleh tidak terlalu jelas.

5. Pengujian Yodoform

Dalam percobaan pengujian yodoform, larutan yang diuji adalah isopropyl alkohol,

asetofenon dan etil asetoasetat. Langkah awal pada percobaan ini ialah memasukkan 4-5 tetes

larutan isopropyl alkohol, asetofenon dan etil asetoasetat masing- masing ke dalam tabung reaksi

besar. Ketiga larutan tersebut berwarna awal bening. Kemudian, ke dalam masing-masing tabung

reaksi ditambahkan dioksan sebanyak 5 ml. Penambahan dioksan befungsi untuk menstabilkan ion

. Setelah ditambah dioksan, ketiga larutan tersebut tetap bening. Kemudian ditambahkan 1

ml NaOh 10%. Setelah ditambahkan NaOh, ketiga larutan tetap berwarna bening. Setelah itu, ke

dalam masing-masing larutan ditambahkan larutan I2 yang berwarna cokelat kehitaman. Pada saat

ditambahkan larutan I2, larutan akan berubah menjadi kuning. Akan tetapi, apabila dikocok, warna

kuning akan hilang dan larutan kembali bening. Penambahan I2 dilakukan hingga warna larutan

berubah kuning dan tidak hilang warnanya meskipun dikocok setelah penambahan I2.Kemudian

larutan dipanaskan pada suhu 60oC selama 2-3 menit. Setelah dipanaskan, pada larutan isopropyl

alkohol berwarna kuning bening,asetofenon berwarna orange keruh dan pada larutan etil

asetoasetat berwarna orange bening.. Setelah dipanaskan, ketiga larutan tersebut ditambah NaOH

encer, isopropyl alkohol akan berwarna kuning keruh,asetofenon berwarna orange keruh dan etil

asetoasetat berwarna orange bening. Pada larutan isopropyl alkohol dan asetofenon terdapat

endapan berwarna kuning sedangkan pada larutan til asetoasetat tidak terdapat endapan.

Page 9: Laporan Praktikum Pembuatan Iodoform

Berdasarkan hasil pengujian yodoform, didapatkan hasil bahwa untuk larutan isopropyl alkohol

terbentuk kristal yodoform berupa endapan di dasar tabung. Reaksi yang terjasi ialah:

CH3

Ι

CH3 − CH −OH + NaOI CH3 − C −CH3 + NaI + H2O

(isopropyl alkohol) ΙΙ

O

CH3 − C − CH3 + 3 NaOI CH3 − C −CI3 + 3 NaOH

ΙΙ ΙΙ

O O

CH3 − C − CI3 + NaOH CH3 − C − O − Na+ + CHI3

ΙΙ ΙI (yodoform)

O O

Untuk larutan asetofenon, terbentuk kristal yodoform berupa endapan di dasar tabung reaksi.

Reaksi yang terjadi adalah:

CH3 − C − CH3 + 3 NaOI CH3 − C −CI3 + 3 NaOH

ΙΙ ΙΙ

O O

CH3 − C − CI3 + NaOH CH3 − C − O − Na+ + CHI3

ΙΙ ΙI (yodoform)

O O

Untuk larutan etil asetoasetat, tidak terbentuk kristal yodoform karena larutan berwarna orange

bening dan tidak terbentuk endapan. Jadi dari ketiga larutan yang telah diuji, hanya isopropyl

alkohol dan asetofenon yang menunjukkan hasil yang positif. Sedangkan untuk etil asetoasetat,

tidak menunjukkan hasil yang positif.

Page 10: Laporan Praktikum Pembuatan Iodoform

BAB IV

KESIMPULAN

1. Kalium iodida, aseton, dan natrium hipoklorit apabila di campur dapat membentuk

yodoform melalui reaksi haloform.

2. NaOCl sebagai reagen pengendap.

3. Yodoform larut dalam pelarut organik.

4. Hasil kristalisasi yodoform tidak memiliki kemurnian yang tinggi.

5. Hasil rekristalisasi yodoform memiliki kemurnian tinggi.

6. Semakin besar % hasil maka semakin banyak yodoform yang terbentuk.

7. Semakin kecil pori-pori kertas saring, semakin banyak yodoform yang diperoleh.

8. Semakin cepat laju alir pada jet ejector, semakin cepat penyaringan.

9. Isopropil dan asetofenon dapat bereaksi membentuk yodoform.

Page 11: Laporan Praktikum Pembuatan Iodoform

DAFTAR PUSTAKA

http://tech.dir.groups.yahoo.com/group/kimia_Indonesia/message/1863

http://harmudzie-kim.blogspot.com/2009/12/percobaan-1-pemisahan-campuran-yang-tak.html

http://harifsyahzi.multiply.com/journal/item/2

http://en.wikipedia.org/wiki/buchner_funnel

http://www.jtbaker.com/msds/enghlish/i3480.html

http://en.wikipedia.org/wiki/Ethyl_acetoacetate

http://en.wikipedia.org/wiki/Iodine

http://id.wikipedia.org/wiki/corong_B%C3%BCchner

www.siggy.chem.ucla.edu/vch/136/unknow_1_qual_analy.doc

www.chemguide.co.uk/organicprops/alcohols.iodoform.html

Page 12: Laporan Praktikum Pembuatan Iodoform

LAMPIRAN A

DATA PERCOBAAN DAN DATA LITERATUR

A. DATA PERCOBAAN

1. Pembuatan Yodoform

  Warna Bau

6 gram KI padat+100 ml akuadest Bening Tidak berbau

Larutan 6 gram KI+2 ml aseton Bening Menyengat

Larutan 6 gram KI+2 ml aseton+NaCl 5% Kuning keruh Bau khas yodoform

2. Kristalisasi Yodoform

Bentuk yodoform : kristal

Warna yodoform : kuning

Massa kertas saring (whatman 42) : 0.648 gram

Massa total (kertas saring+kristal yodoform) : 1.674 gram

3. Rekristalisasi Yodoform

  warna Bau

Yodoform serbuk Kuning Bau alkohol

Yodoform+10 ml etanol 95% Kuning Bau alkohol

Yodoform+10 ml etanol 95%+dipanaskan Kuning Bau alkohol

Pengotor disaring KuningBau khas yodoform

Larutan didinginkan dan kristal yodoform disaring

Beninng Bau khas yodoform

* Hasil Rekristalisasi

Bentuk yodoform : Kristal

Page 13: Laporan Praktikum Pembuatan Iodoform

Warna yodoform : Kuning

Massa Kertas saring :

Untuk menyaring pengotor (whatman 41) : 0.695 gram

a) Untuk menyaring pengotor (whatman 41) : 0.695 gram

b) Untuk menyaring yodoform (whatman 41) : 0.532 gram

Massa total :

a) Kertas saring+pengotor : 0.791 gram

b) Kertas saring+yodoform : 1.373 gram

4. Penentuan Tititk Leleh Yodoform

Titik leleh awal (yodoform mulai mencair) : 119 oC

Titik leleh akhir (seluruh yodoform mencair) : 125 oC

5. Pengujian Yodoform

 

Perubahan Warna

Isopropil Alkohol Asetofenon Etil AsetoAsetat

Warna Bau Warna Bau Warna Bau

Awal (4-5 tetes) Bening Alkohol Bening Menyengat Bening Menyengat

Penambahan 5 ml dioksan Bening Menyengat Bening Menyengat Bening Menyengat

Penambahan 1 ml NaOH 10% Bening Menyengat Bening Menyengat Bening

Tidak menyengat

Penambahan larutan I2

Kuning bening

Khas yodoform

Kuning orange

Khas yodoform

Orange bening

Tidak menyengat

Pemanasan 60oC

Kuning bening

Khas yodoform

Kuning orange

Khas yodoform

Orange bening

Tidak menyengat

Penambahan NaOH encer

Kuninh keruh

Khas yodoform

Kuning orange

Khas yodoform

Orange bening

Tidak menyengat

Kristak yodoform

Terbentuk endapan kuning

Terbentuk endapan kuning Tidak terbentuk endapan

Page 14: Laporan Praktikum Pembuatan Iodoform

B. Data Literatur

Titik leleh yodoform = 120oC

(Sumber: www.jtbaker.com/msds/enghlishhtml/i3480.htm)

Page 15: Laporan Praktikum Pembuatan Iodoform

LAMPIRAN B

CONTOH PERHITUNGAN

1. Kristalisasi Yodoform

Massa KI padat = 6 gram

Massa kertas saring = 0.648 gram

Massa total (kertas saring+Kristal yodoform) = 1.674 gram

Massa kristal yodoform = massa total – massa kertas saring

= 1.674 - 0.648

Massa kristal yodoform = 1.026 gram

% Hasil Kristal yodoform =

massakristal yodoformmassaKI padat x 100%

=

1.0266 (gram) x 100%

% Hasil Kristal yodoform = 17.1 %

2. Rekristalisasi

a) Massa kertas saring = 0.532 gram

Massa total (kertas saring+Kristal yodoform) = 1.373 gram

Massa Kristal yodoform = massa total – massa kertas saring

= 1.373 - 0.532

Massa Kristal yodoform = 0.841 gram

% Hasil Kristal yodoform =

massakristalyodoformmassayodoform(kristalisasi ) x 100%

=

0 .8411. 026 (gram) x 100%

Page 16: Laporan Praktikum Pembuatan Iodoform

% Hasil Kristal yodoform = 81.9688 %

b) Massa kertas saring = 0.695 gram

Massa total (kertas saring + pengotor) = 0.791 gram

Massa pengotor = massa total – massa kertas saring

= 0.791 - 0.695

Massa pengotor = 0.096 gram

% Hasil Kristal pengotor =

massakristal yodoformmassapengotor x 100%

=

0 .0961.026 (gram) x 100%

% Hasil Kristal pengotor = 9.3567 %

3. Perbandingan Massa Yodoform Hasil Kristalisasi

a) Dari Perhitungan

Menghitung massa pengotor

Massa kertas saring = 0.695 gram

Massa total (kertas saring + pengotor) = 0.791 gram

Massa pengotor = massa total – massa kertas saring

= 0.791 - 0.695

Massa pengotor = 0.096 gram

Menghitung massa yodoform hasil kristalisasi

Massa yodoform = massa yodoform rekristalisasi + massa pengotor

= 0.841 + 0.096

Massa yodoform = 0.937 gram

b) Dari percobaan

Massa yodoform hasil kristalisasi = 1.026 gram

4. Penentuan Titik Leleh

Titik leleh awal = 119oC

Titik leleh akhir = 125oC

Titik leleh yodoform =

titik lelehawal+ titik lelehakhir2

=

119+1252

Page 17: Laporan Praktikum Pembuatan Iodoform

Titik leleh yodoform = 122oC

% kesalahan =

titik lelehpercobaan−titiklelehreferencetitik lelehreference x 100%

=

122−120120 x 100%

% kesalahan = 1.667 %