laporan praktikum p1 kimia analisis instrumental

19
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS INSTRUMEN PERCOBAAN 1 ANALISIS AMOXICILLIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA-VIOLET (UV) Disusun oleh: 1. Khilman Husna P (G1F011036) 2. Windhiana Sapti Argi (G1F011038) 3. Gitanti Rohman (G1F011040) 4. Fathia Rahmi Zaen (G1F011044) 5. Nova Amalia (G1F011046) Golongan : II B Kelompok : 1 Hari/tanggal: Senin, 1 April 2013 Asisten : Kak Mayang KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Upload: gitanti-rohmanda-holahola

Post on 24-Apr-2015

428 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM P1 Kimia analisis instrumental

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS INSTRUMEN

PERCOBAAN 1

ANALISIS AMOXICILLIN DENGAN

METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA-VIOLET (UV)

Disusun oleh:

1. Khilman Husna P (G1F011036)

2. Windhiana Sapti Argi (G1F011038)

3. Gitanti Rohman (G1F011040)

4. Fathia Rahmi Zaen (G1F011044)

5. Nova Amalia (G1F011046)

Golongan : II B

Kelompok : 1

Hari/tanggal: Senin, 1 April 2013

Asisten : Kak Mayang

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN FARMASI

PURWOKERTO

2013

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM P1 Kimia analisis instrumental

ANALISIS AMOXICILLIN DENGAN

METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA-VIOLET (UV)

A. Tujuan Praktikum

Melakukan prinsip analisis kuantitatif senyawa obat dengan metode spektrofotometri

UV.

B. Metode Percobaan

B.1. Tinjauan Pustaka

Spektroskopi adalah metode penelitian yang didasarkan pada interaksi antaramateri

dengan cahaya. Bila materi disinari cahaya, maka ada kemungkinan bahwacahaya akan

diserap, dihamburkan, dipantulkan, dibelokkan, atau diubah sudutgetarnya. Spektrofotometri

dapat dibayangkan sebagai suatu perpanjangan daripenilikan visual dimana studi yang lebih

terinci mengenai pengabsorpsian energicahaya oleh spesies kimia memungkinkan kecermatan

yang lebih besar dalampencirian dan pengukuran kuantitatif (Underwood, 2001).

Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer.Spektrometer

menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentudan fotometer adalah

alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan ataudiabsorbsi. Jadi, spektrofotometer

digunakan untuk mengukur energi secara relatif jikaenergi tersebut ditransmisikan,

direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi daripanjang gelombang. Suatu spektrofotometer

tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk

larutan sampel atau blanko dansuatu alat untuk perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko

ataupun pembanding(Khopkar, 2003). Spektrofotometri ini hanya terjadi bilaterjadi

perpindahan elektron dari tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yanglebih tinggi.

Perpindahan elektron tidak diikuti oleh perubahan arah spin, hal inidikenal dengan sebutan

tereksitasi singlet (Khopkar, 2003).

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM P1 Kimia analisis instrumental

B.2. Cara Kerja

1. Penetapan Panjang Gelombang Maksimum

- Dilarutkan dalam 250 mL NaOH 0,1 N

- Diencerkan 50 x dengan NaOH 0,1 N

- Dibaca absorbansi pada λ = 200 – 380 nm

2. Penetapan Waktu Reaksi (OperatingTime)

- Dilarutkan dalam 250 mL NaOH 0,1 N

- Diencerkan 50 x dengan NaOH 0,1 N

- Diamati absorbansi pada λ maks dengan interval waktu

5, 10, 25, 30, 5, 60 menit

3. Pembuatan Kurva Baku Kadar Amoxicillin

- Dikalibrasi dengan regresi linier

- Sehingga blanko adalah NaOH 0,1 N

- Dibuat kurva

4. Pengukuran Kadar Amoxicillin

- Diambil secara acak

- Ditimbang satu per satu

- Digerus halus hngga homogen

500 mg Amoxicillin

Hasil

500 mg Amoxicillin

Hasil

DataAbsorbansi & Kadar Amoxicillin

Hasil

10 Tablet Amoxicillin Amoxicillin

Serbuk Amoxicillin Amoxicillin

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM P1 Kimia analisis instrumental

- Ditimbang dalam jumlah tertentu

- Dilarutkan dengan NaOH 0,1 N

- Dikocok selama 10 menit

- Didiamkan dalam ruang tertutup 15 menit

- Disentrifugasi, diambil supernatannya

- diencerkan dengan NaOH 0,1 N

- Diukur absorbansi pada λ maks

- NaOH 01 N → blanko

- Dilarutkan replikasi 3 x

- Dihitung kadarnya

C. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain neraca, mortir, stemper, labu

ukur 500; 100; 50; 25; 10 ml, gelas timbang, pipet tetes, pipet ukur, pipet volume 1; 2; 5; 10

ml, spektrofotometer UV-Vis, kuvet, tabung reaksi, alat sentrifugasi, tabung sentrifugasi dan

corong.

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain Amoxicillin, NaOH dan

akuades.

D. Data Pengamatan

Perlakuan Gambar

500gr amoxicillin dilarutkan dalam 250ml NaOH 0,1N, diencerkan 50x dengan NaOH 0,1N lalu dibaca absorbansinya pada λ = 200 - 380nm

5 mL filtrat

Dibuang

5 mL filtrat

Hasil

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM P1 Kimia analisis instrumental

Larutan baku kemudian diencerkan kembali menjadi 10ppm, 15ppm, dan 20ppm

10 tablet amoxicillin diambil secara acak lalu di timbang satu persatu, kemudian digerus halus

hingga homogen

Serbuk amoxicillin ditimbang dalam jumlah tertentu dan dilarutkan dengan NaOH 0,1N,

dikocok selama 10 menit lalu didiamkan dalam ruang tertutup selama 15 menit

Larutan amoxicillin dengan NaOH disentrifugasi dengan kecepatan 3000putaran/10menit lalu filtrat

diencerkan dengan NaOH 0,1N, diukur absorbansinya pada λmax dan dilakukan dengan 3x

replikasi

E. Perhitungan

D.1. Pengenceran amoxicillin baku

500 mg/ 250ml = 2mg/ml = 2000μg/ml

Kurva baku = 10ppm, 15ppm, 20ppm

*Pengenceran 50x

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM P1 Kimia analisis instrumental

M1 . V1 = M2 . V2

2000 . 1 = M2 . 50ml M2 = 40ppm

*Pengenceran 10ppmM1 . V1 = M2 . V2

40 . V1 = 10 . 25 V1 = 6,25ml

*Pengenceran 15ppmM1 . V1 = M2 . V2

40 . V1 = 15 . 25 V1 = 9,375ml

*Pengenceran 20ppmM1 . V1 = M2 . V2

40 V1 = 20 . 25 V1 = 12,5ml

D.2. Berat masing-masing tablet amoxicillin

Berat kertas 0,529gr1,186 0,657 gr1,167 0,638 gr1,177 0,648 gr1,201 0,672 gr1,188 0,659 gr1,218 0,689 gr1,220 0,691 gr1,222 0,693 gr1,231 0,702 gr1,220 0,691 grBerat tablet rata-rata = 0,674gr = 674mg

D.3. Absorbansi larutan baku dan sampel

Larutan Baku Larutan Sampelλ = 245nmblanko = 010ppm = 0,38415ppm = 0,54020ppm = 0,736a = 0,0253b = 0,0352r = 0,998

λ = 245nmpengenceran 2000xblanko = 0replikasi 1 = 0,296

2 = 0,2983= 0,297

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM P1 Kimia analisis instrumental

D.4. Persamaan linier

y = aϰ + b

replikasi 1 0,296 = 0,0253ϰ – 0,0352

ϰ = 0,02530,2608

ϰ1 = 0,097ppm = 97 x 10-6mg/ml

replikasi 2 0,298 = 0,0253ϰ – 0,0352

ϰ = 0,02530,2628

ϰ2 = 0,0962ppm = 96,2 x 10-6mg/ml

replikasi 3 0,297 = 0,0253ϰ – 0,0352

ϰ = 0,02530,2618

ϰ3 = 0,0966ppm = 96,6 x 10-6mg/ml

D.5. Kadar

Kadar = berat tablet rata−rata

berat sampel x C x fp

Kadar 1 = 674100 x 97x10-6 x 2000 = 1,307

Kadar 2 = 674100 x 96,2x10-6 x 2000 = 1,245

Kadar 3 = 674100 x 96,6x10-6 x 2000 = 1,302

Kadar (x) x̄ (x− x̄ ) (x− x̄ )2

1,307 0,022 4,84 x 10-4

1,245 1,285 -0,04 1,6 x 10-3

1,302 0,017 2,89 x 10-4

Ʃ = 23,73 x 10-4

SD = √ Ʃ(x− x̄)2

n−1

= √ 23,73 x 10−4

3−1

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM P1 Kimia analisis instrumental

= √ 23,73 x 10−4

2

= √11,865 x10−4

= 3,44 x 10-4

Kadar = x̄ ± SD = 1,285 ± 3,44 x 10-4

F. Pembahasan

Tujuan dalam praktikum kali ini adalah melakukan prinsip analisis kuantitatif senyawa

obat dengan metode spektrofotometri UV. Dalam ilmu kefarmasiaan spektrofotometri

digunakan untuk menganalisis kadar obat. Spektrofotometri dapat mengindikasikan bahwa

setiap obat harus dapat bekerja secara maksimal dalam tubuh terutama dalam hal

penyerapannya. Spektrofotometri merupakan metode analisis yang didasarkan pada absorpsi

radiasi elektromagnet. Cahaya terdiri dari radiasi terhadap kepekaan mata manusia.

Gelombang dengan panjang berlainan akan menimbulkan cahaya yang berlainan sedangkan

campuran cahaya dengan panjang-panjang ini akan menyusun cahaya putih. Cahaya putih

meliputi seluruh spektrum nampak 400-760 nm. Dalam analisis spektrofotometri digunakan

suatu sumber radiasi yang menjorok ke dalam daerah spektrum ultraviolet itu. Dari spektrum

ini, dipilih panjang-panjang gelombang tertentu dengan lebar pita kurang dari 1 nm (Depkes

RI, 1979).

Spektrum UV merupakan hasil interaksi antara radiasi elektromagentik (REM) dengan

molekul. REM merupakan bentuk energi radiasi yang mempunyai sifat gelombang dan

partikel (foton). Karena bersifat sebagai gelombang maka beberapa parameter perlu

diketahui, misalnya panjang gelombang, frekuensi, bilangan gelombang, dan serapan. REM

mempunyai vektor listrik dan vektor magnet yang bergetar dalam bidang-bidang yang tegak

lurus satu sama lain dan masing-masing tegak lurus pada arah perambatan radiasi. Berbeda

dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV berdasarkan interaksi sampel

dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar

dapat digunakan lampu deuterium (Khopkar, 2003).

Cara kerja spektrofotometri secara singkat adalah sebagai berikut. Tempatkan larutan

pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis

pada sel kedua. Kemudian pilih fotosel yang cocok 200 nm-650 nm (650 nm-1100 nm) agar

daerah λ yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang fotosel dalam keadaan tertutup “nol”

galvanometer dengan menggunakan tombol dark-current. Pilih h yang diinginkan, buka

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM P1 Kimia analisis instrumental

fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blangko dan “nol” galvanometer didapat dengan

memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakan tombol transmitansi, kemudian atur

besarnya pada 100%. Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan dianalisis.

Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel (Khopkar, 2003).

Keuntungan utama pemilihan metode spektrofotometri bahwa metode ini memberikan

metode sangat sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil (Depkes RI,

1979). Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan energi cahaya oleh

suatu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari panjang gelombang radiasi, demikian pula

pengukuran penyerapan yang menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu

(Underwood, 2001).

Keuntungan dari spektrofotometer untuk keperluan analisis kuantitatif adalah dapat

digunakan secara luas, memiliki kepekaan yang tinggi, keselektifannya cukup baik, tingkat

ketelitian tinggi. Syarat larutan yang dapat digunakan untuk analisis campuran dua komponen

adalah komponen-komponen dalam larutan tidak boleh saling bereaksi, penyerapan

komponen-komponen tersebut tiak sama, komponen harus menyerap pada panjang

gelombang tertentu.

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini meliputi :

1. Amoxicillin

Nama Resmi : AMOXICILLINUM

Rumus molekul : C16H19N3O5.3H2O

Berat Molekul : 419,45

Pemerian : Serbuk hablur, putih; praktis tidak berbau.

Kelarutan : Sukar larut dalam air dan methanol; tidak larut dalam benzene, dalam

karbon tetraklorida, dan dalam kloroform.

(Depkes RI, 1995)

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM P1 Kimia analisis instrumental

Amoxicillin adalah antibiotika yang termasuk ke dalam golongan penisilin. Obat lain

yang termasuk ke dalam golongan ini antara lain Ampicillin, Piperacillin, Ticarcillin, dan lain

lain. Karena berada dalam satu golongan maka semua obat tersebut mempunyai mekanisme

kerja yang mirip. Obat ini tidak membunuh bakteri secara langsung tetapi dengan cara

mencegah bakteri membentuk semacam lapisan yang melekat disekujur tubuhnya. Lapisan

ini bagi bakteri berfungsi sangat vital yaitu untuk melindungi bakteri dari perubahan

lingkungan dan menjaga agar tubuh bakteri tidak tercerai berai. Bakteri tidak akan mampu

bertahan hidup tanpa adanya lapisan ini. Amoxicillin sangat efektif untuk beberapa bakteri

seperti H. influenzae, N. gonorrhoea, E. coli, Pneumococci, Streptococci, dan beberapa strain

dari Staphylococci (Rohman, 2007).

Sesuai dengan mekanisme kerja diatas maka Amoxicillin seharusnya memang

digunakan untuk mengobati penyakit penyakit yang disebabkan oleh kuman kuman yang

sensitif terhadap Amoxicillin. Beberapa penyakit yang biasa diobati dengan Amoxicillin

antara lain infeksi pada telinga tengah, radang tonsil, radang tenggorokan, radang pada laring,

bronchitis, pneumonia, infeksi saluran kemih, dan infeksi pada kulit. Amoxicillin juga bisa

digunakan untuk mengobati gonorrhea.

Untuk menjaga khasiat obat ini, maka harus pula diperhatikan cara penyimpanannya.

Amoxicillin sebaiknya disimpan dalam suhu kamar yaitu antara 20 sampai 25 derajat Celcius.

Untuk sirop kering yang telah dicampur dengan air sebaiknya tidak digunakan lagi setelah 14

hari atau 2 minggu. Amoxicillin bisa diminum baik sebelum maupun setelah makan dan obat

ini sangat jarang ditemukan berinteraksi dengan obat obat yang lain. Amoxicillin juga aman

diberikan untuk ibu hamil dan menyusui walaupun ada beberapa kasus diare yang terjadi

pada bayi yang disusui oleh ibu yang minum Amoxicillin ( Rohman, 2007 )

Efek samping dari Amoxicillin antara lain : diare, gangguan tidur, rasa terbakar di dada,

mual, gatal, muntah, gelisah, nyeri perut, perdarahan dan dapat merusak enamel gigi bayi

secara permanen

2. Aquades

H-O-H

BM 18,02

Air murni adalah air yang dimurnikan yang di peroleh dengan destilasi.perlakuan

dengan menggunakan penukar ion,osmosis yang baik,atau proses lain yang sesuai.Dibuat dari

air yang memenuhi persyaratan air minum,dan tibak mengandung zat tambahan yang

lain.Pemerian cairan jernih,tidak berwarna,dan tidak berbau.Aquadest digunakan untuk

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM P1 Kimia analisis instrumental

pembuatan sediaan-sediaan.Bila digunakan untuk seediaan steril air harus memenuhi uji

sterilitas(Depkes RI,1995).

Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang

bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat

"hidrofilik" (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya

lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat "hidrofobik" (takut-air). Kelarutan suatu zat

dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-

menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat

tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut

tidak larut dan akan mengendap dalam air.

3. Natrium Hidroksida

Na-O-H

Nama Resmi : NATRII HYDROXIDUM

Rumus Molekul : NaOH

Berat Molekul : 40,00

Pemerian : Putih atau praktis putih, massa melebur berbentuk pellet, serpihan

atau batang atau bentuk lain. Keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan

diudara akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab.

Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol

(Depkes RI, 1995).

Natrium hidroksida (Na OH ), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida,

adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium

Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika

dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan

digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum,

sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam

laboratorium kimia.

Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet,

serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembab cair dan secara spontan

menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan

panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH

dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM P1 Kimia analisis instrumental

dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning

pada kain dan kertas.

NaOH (Natrium Hidroksida) berwarna putih atau praktis putih, massa melebur,

berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Sangat basa, keras, rapuh dan

menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbondioksida

dan lembab. Kelarutan mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter.

Titik leleh 318°C serta titik didih 1390°C. Hidratnya mengandung 7; 5; 3,5; 3; 2 dan 1

molekul air (Daintith, 2005).

NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air, NaOH murni merupakan

padatan berwarna putih, densitas NaOH adalah 2,1. Senyawa ini sangat mudah terionisasi

membentuk ion natrium dan hidroksida (Keenan, 1989).

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengukur kadar tablet amoxicillin, yaitu:

1. Penetapan panjang gelombang maksimum

Penetapan panjang gelombang maksimum tidak dilakukan karena alat yang dipakai yaitu

spektrofotometri UV-Vis tidak dapat melakukan pengukuran panjang gelombang maksimal.

Panjang gelombang maksimal amoxicillin yang didapat dari literature adalah 245 nm.

2. Pembuatan Kurva Baku Kadar Amoxicillin

Pembuatan kurva baku dilakukan dengan cara menimbang berat amoxiciliin standar

sebanyak 500 mg dengan menggunakan timbangan digital. Kemudian diencerkan dengan

larutan NaOH 0,1 N sebanyak 250 mL. Konsentrasi yang didapat setelah pengenceran

tersebut yaitu 2 mg/mL. Larutan tersebut kemudian diambil sebanyak 1 mL lalu diencerkan

dengan larutan NaOH 0,1 N sebanyak 50 mL. Konsentrasi larutan stock yang didapat adalah

0,04 mg/mL. Kemudian larutan tersebut dibuat menjadi 3 konsentrasi yaitu 10 ppm, 15 ppm,

dan 20 ppm dengan pengenceran seperti yang telah disebutkan dalam bab perhitungan di atas.

Masing-masing larutan dibaca absorbansinya pada gelombang maksimum yang telah didapat

yaitu 245 nm. Dari hasil pengukuran didapat absorbansinya berturut-turut adalah 10ppm =

0,384 ; 15ppm = 0,540 ; 20ppm = 0,736.

Kurva baku yaitu:

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM P1 Kimia analisis instrumental

10 ppm 15 ppm 20 ppm0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

kurva baku amoxicillin

Kemudian ditentukan kurva kalibrasi regresi linear antara absorbansi larutan yang

didapat dengan konsentrasi amoxicillin dalam larutan NaOH 0,1 N, dan didapatkan

nilai

a = 0,0253b = 0,0352r = 0,998Dari hasil tersebut didapatkan persamaan kurva baku, y = 0,0253x + 0,0352

3. Pengukuran Kadar Amoxicillin

Tablet Amoxicilin digerus dalam mortir hingga halus. Tablet amoxicillin yang telah

menjadi serbuk ditimbang sebanyak 500 mg karena timbangan yang digunakan memiliki

ketelitian minimal 5 g. Serbuk tersebut di add dengan 50 ml NaOH 0,1 N menggunakan labu

pengencer. Dilakukan penggojokan selama 10 menit untuk memastikan amoxicillin tersebut

larut sempurna dengan NaOH, kemudian didiamkan selama 15 menit dalam wadah tertutup

agar larutan homogen. Larutan kemudian disentrifugasi untuk memisahkan solut dan solven

lalu diambil supernatanya. Sebanyak 5 ml larutan filtrat pertama dibuang karena diasumsikan

masih bersihdari solut dan 5 ml selanjutnya diencerkan dengan NaOH untuk diukur

absorbansinya pada panjang gelombang maksimal yang didapat yaitu 245 nm yang nantinya

akan mempresentasikan kadar sampel. Dilakukan sebanyak 3 kali replikasi pengukuran kadar

sampel. Absorbansi yang didapat berada >0,8, maka perlu dilakukan pengenceran agar

absorbansi yang didapat berada pada rentang 0,2 – 0,8 atau 15 % sampai 70 % jika dibaca

sebagai transmitans. Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa kesalahan dalam pembacaan T

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM P1 Kimia analisis instrumental

adalah 0,005 atau 0,5 % (kesalahan fotometrik) (Gandjar, 2007). Kemudian larutan tersebut

masing-masing diambil 40 ml dan di add 50 ml NaOH 0,1 N (2000 x pengenceran).

Didapatkan hasil absorbansi berturut-turut adalah 0,296 ; 0,298 ; 0,297 . Berdasarkan

perhitungan menggunakan regresi yang telah didapat y= ax+ b , akan didapatkan kadar

berturut-turut yaitu 1,307 ; 1,245; 1,302 . Rata-rata kadarnya adalah 1,285 dan SD nya adalah 3,44 x 10-4. Sehingga didapatkan persen kadar amoxicillin, yaitu 1,285 ± 3,44 x 10-4mg/ml.

G. Kesimpulan

H. Daftar Pustaka

Day, R. A. and A. L. Underwood. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik

Indonesia. Jakarta.

Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik

Indonesia. Jakarta.

Daintith, J. 2005. Kamus Lengkap Kimia. Erlangga. Jakarta.

Gandjar, I. G. dan Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar.

Yogyakarta.

Keenan, C. 1989. Kimia Untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.

Khopkar, S. M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.