laporan praktikum finally final

78
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polisi tidur atau sering disebut juga sebagai Alat Pembatas Kecepatan adalah bagian jalan yang ditinggikan berupa tambahan aspal atau semen yang dipasang melintang di jalan untuk pertanda memperlambat laju/kecepatan kendaraan. Mengingat pentingnya polisi tidur sebagai salah satu alat dalam lalu lintas, maka penulis ingin sekali mengkaji apakah polisi tidur di jalan Abu Bakar Ali perlu dipasang atau tidak karena polisi tidur salah satu bagian dari transportasi, yang merupakan hal yang sangat penting dan berguna untuk kelancaran aktivitas-aktivitas masyarakat, sehingga perlu mendapatkan perhatian yang lebih dari semua pihak dan lapisan. Latar Belakang dilaksanakannya Praktik Perancangan Jalan dengan topik Polisi Tidur ini adalah untuk mengetahui fungsi, kefektifan, akibat-akibat adanya polisi tidur, dan manfaat-manfaatnya dalam lalu 1

Upload: babiluchu

Post on 23-Jun-2015

216 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Finally Final

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Polisi tidur atau sering disebut juga sebagai Alat Pembatas Kecepatan adalah

bagian jalan yang ditinggikan berupa tambahan aspal atau semen yang

dipasang melintang di jalan untuk pertanda memperlambat

laju/kecepatan kendaraan.

Mengingat pentingnya polisi tidur sebagai salah satu alat dalam lalu lintas,

maka penulis ingin sekali mengkaji apakah polisi tidur di jalan Abu Bakar Ali

perlu dipasang atau tidak karena polisi tidur salah satu bagian dari

transportasi, yang merupakan hal yang sangat penting dan berguna untuk

kelancaran aktivitas-aktivitas masyarakat, sehingga perlu mendapatkan

perhatian yang lebih dari semua pihak dan lapisan.

Latar Belakang dilaksanakannya Praktik Perancangan Jalan dengan topik

Polisi Tidur ini adalah untuk mengetahui fungsi, kefektifan, akibat-akibat

adanya polisi tidur, dan manfaat-manfaatnya dalam lalu lintas. Objek

penelitian kami tetapkan pada Jalan Abu Bakar Ali, dimana di jalan arteri

yang sangat ramai tersebut tetap dipasang polisi tidur. Selain itu banyak hal

yang kami teliti akibat ketidaksesuaian di lapangan dengan Dalam

Keputusan Menteri Perhubungan No: Km. 3 Tahun 1994. Antara lain pada:

Bab III pasal 4 (1) disebutkan bahwa alat pembatas kecepatan

ditempatkan pada jalan di lingkunagan pemukiman, atau jalan lokal

yang mempunyai kelas jalan IIIC, atau jalan-jalan yangsedang

dilakukan pekerjaan konstruksi.

1

Page 2: Laporan Praktikum Finally Final

2

Bab III pasal 5 (1) disebutkan bahwa penempatan alat pembatas

kecepatan pada jalur lalu lintas dapat dilalui dengan pemberian tanda

dan pemasangan rambu-rambu lalu lintas sebagaimana dalam lampiran

1 tabel 1 no. 6b Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 61

Tahun 1993 tentang rambu-rambu lalu lintas di jalan.

Bab III pasal 5 (2) penempatan alat pembatas kecepatan pada jalur lalu

lintas harus diberi tanda berupa garis serong dari cat berwarna putih.

Bab III pasal 6 (1) Bentuk penampang melintang alat pembatas

kecepatan menyerupai trapezium dan bagian yang menonjol diatas

badan jalan maksimum 12 cm.

Bab III pasal 6 (2) Penampang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

kedua sisi miringnya mempunyai kelandaian yang sama maksimum

15%.

Bab III pasal 6 (3) Lebar mendatar bagian atas sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), proporsional dengan bagian menonjol diatas badan jalan

dan minimum 15 cm.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

masalah yang ditimbulkan berkaitan dengan adanya polisi tidur, sehingga

judul untuk penelitian ini adalah ”Hubungan Polisi Tidur pada Jalan Abu

Bakar Ali Yogyakarta dengan Karakteristik Lalu Lintas”.

1.2 Rumusan Masalah / Permasalahan Studi

Dari Penelitian yang sudah dilakukan terdapat persoalan-persoalan yang kami

rumuskan sebagai berikut:

1. Manfaat polisi / fungsi tidur dalam lalu lintas

2. Standar Alat pembatas kecepatan / polisi tidur yang ditetapkan dan

dirancang

Page 3: Laporan Praktikum Finally Final

3

3. Perasaan orang-orang saat melewati polisi tidur

4. Pihak-pihak yang berkepentingan dengan adanya polisi tidur

5. Efek polisi tidur terhadap Kecepatan, Volume, Kepadatan, dan tingkat

pelayanan lalu lintas pada Jalan Abu Bakar Ali

1.3 Tujuan Penelitian

Terdapat beberapa tujuan dilakukannya penelitian Praktik Perancangan Jalan

dengan topik polisi tidur ini, yaitu:

1. Mengetahui manfaat / fungsi polisi tidur dalam lalu lintas

2. Mengetahui standar Alat pembatas kecepatan / polisi tidur yang ditetapkan

dan dirancang

3. Mengetahui perasaan orang-orang saat melewati polisi tidur

4. Mengetahui pihak-pihak yang berkepentingan dengan adanya polisi tidur

5. Mengetahui efek polisi tidur terhadap Kecepatan, Volume, Kepadatan, dan

tingkat pelayanan lalu lintas pada Jalan Abu Bakar Ali

1.4 Manfaat Penelitian

1. Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan teori-

teori yang pernah diterima pada kuliah di kelas, khususnya matakuliah-

matakuliah dalam bidang transportasi.

Untuk melaksanakan matakuliah Praktek Perancangan Jalan Raya

2. Pembaca

a. Masyarakat

Page 4: Laporan Praktikum Finally Final

4

Sebagai masukan dan tambahan pengetahuan guna meningkatkan

kesadaran bagi masyarakat dalam menyikapi adanya polisi tidur.

b. Pihak berwajib / Pemkot Yogyakarta / Dishub / Bina Marga

Yogyakarta

Sebagai bahan kajian dan informasi serta sumbangan pemikiran

dalam menentukan kebijakan dan strategi yang akan di ambil

dalam rangka menanggulangi masalah transportasi jalan raya

karena sebagai sarana dan prasarana bagi masyarakat.

1.5 Hipotesis

1. Diduga manfaat atau fungsi polisi tidur dalam lalu lintas kurang berjalan

secara efektif dalam perkembangannya

2. Diduga standar Alat pembatas kecepatan / polisi tidur yang ada pada jalan

Abu Bakar Ali tidak sesuai dengan rancangan resmi

3. Diduga banyak orang-orang yang tidak nyaman saat melewati polisi tidur

akibat ketidaksesuaian standar Alat pembatas kecepatan / polisi tidur yang

ada pada jalan Abu Bakar Ali

4. Diduga ada pihak-pihak yang berkepentingan dengan adanya polisi tidur

5. Diduga banyak efek dari polisi tidur dengan Kecepatan, Volume,

Kepadatan, dan tingkat pelayanan lalu lintas pada Jalan Abu Bakar Ali

1.6 Batasan Masalah

Penelitian ini hanya membahas tentang polisi tidur pada Jalan Abu Bakar Ali

Jalan ini dipilih karena arus lalu lintasnya termasuk arus lalu lintas dengan

tingkat kepadatan yang tinggi. Dan jalan ini mempunyai kelas jalan IIIB.

1.7 Metodologi Penelitian

Page 5: Laporan Praktikum Finally Final

5

Praktikum Perancangan Jalan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

fungsi, kefektifan, akibat-akibat adanya polisi tidur, dan manfaat-manfaatnya

dalam lalu lintas.

Populasi dalam penelitian ini adalah kendaraan yang lewat di salah satu polisi

tidur jalan Abu Bakar Ali Yogyakarta.

Pada praktikum ini terdapat banyak tahap yang dilakukan, yaitu:

1. Pengukuran dimensi polisi tidur

Pengukuran dimensi polisi tidur dilakukan dengan cara melakukan

pengukuran manual dengan meteran

P2

t m l

P1

Keterangan:

l : Lebar jalan

m : panjang sisi miring

P1 : Panjang alas polisi tidur

P2 : Panjang sisi atas polisi tidur

t : tinggi polisi tidur = √m2+(P1−P2)2

2. Menghitung volume kendaraan

Page 6: Laporan Praktikum Finally Final

6

Volume kendaraan yang lewat adalah jumlah kendaraan yang lewat dalam

satuan waktu tertentu (satu arah). Dalam praktikum ini waktu perhitungan

ditentukan selama 15 menit. Kendaraan di kategorikan dalam 3 macam

yaitu:

- Sepeda motor / Motorcycle (MC), contohnya: sepeda motor

- Kendaraan pribadi / Private car (PC), contohnya: mobil, taksi, pick up,

dan lain-lain

- Kendaraan berat / Heavy vehicle (HV), contohnya: Truk, Bus, Alat

berat, dan lain-lain

3. Menghitung kepadatan lalu lintas

Kepadatan lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang lewat dalam satuan

luas (m2¿. Dalam praktikum ini pengukuran kepadatan lalu lintas

dilakukan dengan cara merekam lalu lintas dengan video recorder selama

15 menit. Waktu pengukuran / perekaman disamakan saat pengukuran

volume.

4. Mengukur kecepatan kendaraan

Kecepatan adalah jarak per satuan waktu. Metode yang digunakan adalah

metode pengukuran jarak dibagi waktu. Dalam hal ini dilakukan

pengukuran dalam satuan (m/s). Pengukuran kecepatan dilakukan selama

15 menit dan secara bersamaan dengan penghitungan volume dan

kepadatan lalu lintas. Setiap 1,5 menit dipilih secara acak 1 MC, 1 PC, 1

HV untuk diukur kecepatannya. Setiap kendaraan diukur waktunya dalam

jarak 10 meter sebelum polisi tidur, saat melewati polisi tidur, dan setelah

melewati polisi tidur selama 10 meter.

BAB II

Page 7: Laporan Praktikum Finally Final

7

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian polisi tidur

Polisi tidur (speed bumps) adalah gundukan aspal atau semen yang

dipasang melintang di jalan. Ada yang ditambah dengan garis-garis

putih atau kuning, ada pula yang polos tanpa garis-garis putih atau

kuning. Alat yang merupakan bagian dari piranti rambu lalu-lintas

tersebut berfungsi untuk memperlambat laju kendaraan. Selain itu,

adanya polisi tidur juga sebagai tanda memasuki wilayah tertentu

seperti di jalan tol pada gerbang tol yang diberi polisi tidur sekitar 500

meter dari gerbang tol, perkampungan, perkotanaan, bahkan perhotelan

dan mall.

Menurut KBBI Edisi Ketiga (2001) polisi tidur adalah 'bagian

permukaan jalan yang ditinggikan secara melintang untuk

menghambat laju kendaraan'.

Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM. 3 TAHUN

1994 alat pembatas kecepatan adalah kelengkapan tambahan pada

jalan yang berfungsi untuk membua pengemudi kendaraan bermotor

mengurangi kecepatan kendaraannya.

Menurut situs Wikipedia, polisi tidur adalah bagian jalan yang yang

ditinggikan berupa tambahan aspal atau semen yang dipasang

melintang di jalan untuk pertanda memperlambat laju / kecepatan

kendaraan.

2.1.2 Standar Polisi Tidur di Indonesia

Page 8: Laporan Praktikum Finally Final

8

Di Indonesia, ketentuan yang mengatur tentang disain polisi tidur

diatur oleh Keputusan Menteri Perhubungan No: Km. 3 Tahun 1994

tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan, di mana sudut

kemiringan adalah 15% dan tinggi maksimum tidak lebih dari 150

mm.

Alat pembatas kecepatan ditempatkan pada:

Jalan di lingkungan pemukiman

Jalan lokal yang mempunyai kelas jalan IIIC

Pada jalan-jalan yang sedang dilakukan pekerjaan konstruksi

Penempatan dilakukan pada posisi melintang tegak lurus dengan jalur

lalu lintas. Bila dilakukan pengulangan penempatan alat pembatas

kecepatan ini harus disesuaikan dengan kajian manajemen

dan rekayasa lalu lintas.

Pemkot Yogyakarta sendiri sudah cukup tanggap dengan

permasalahan ini. Demi keselamatan dan kenyamanan berlalulintas,

diterbitkan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 81 Tahun 2007 -

mengatur tatacara pelaksanaan, perencanaan, pemasangan, dan

pemeliharaan alat pengendali dan pengaman pemakai jalan.

Rambu peringatan jalan tidak datar

1. Penempatan alat pembatas kecepatan pada jalur lalu lintas dapat

didahului dengan pemberian tanda dan pemasangan rambu Tabel 1

No 6b yaitu Peringatan tentang jalan tidak datar.

2. Penempatan alat pembatas kecepatan pada jalur lalu lintas harus

dilengkapi marka berupa garis serong dengan cat berwarna putih

atau kuning.

Akan tetapi polisi tidur yang umumnya ada di Indonesia lebih banyak

Page 9: Laporan Praktikum Finally Final

9

yang bertentangan dengan desain polisi tidur yang diatur berdasarkan

Keputusan Menteri Perhubungan No 3 Tahun 1994 dan hal yang

demikian ini bahkan dapat membahayakan kesehatan bagi para

pemakai jalan tersebut.

2.1.3 Hubungan kecepatan, kepadatan, volume

3 parameter makroskopik utama yang menggambarkan arus lalu lintas

adalah volume atau laju aliran, kecepatan, dan kepadatan

2.1.3.1 Pengertian volume lalu lintas

Volume didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang melewati

titik di jalan raya, atau jalur tertentu atau arah jalan raya,

selama selang waktu tertentu

(Traffic Engineering third edition, Roess, R.P., Prassas, E.S,

dan McShane, W.R, halaman 106 chapter 5, tahun 2004)

Volume lalu lintas menunjukan jumlah kendaraan yang

melintasi satu titik pengamatan dalam satu satuan waktu (hari,

jam, menit).

(Studi Kasus Kepadatan dan Pertumbuhan Lalu Lintas di jalan

Gejayan, Tentara Pelajar, Parangtristis Tahun 2005, Handayani,

R., halaman 21, tahun 2005)

Jalan raya harus dirancang agar cukup melayani volume lalu

lintas jam sibuk di puncak arah aliran. Karena lalu lintas akan

berbeda pada puncak pagi hari dan akan sebaliknya selama

Page 10: Laporan Praktikum Finally Final

10

malam, baik sisi fasilitas umumnya harus dirancang untuk

mengakomodasi aliran arah puncak saat jam sibuk.

Pada dasarnya volume lalu lintas yang tinggi akan

membutuhkan lebar perkerasan jalan yang lebih lebar agar

aman dan nyaman. Sebaliknya, apabila jalan dibuat terlalu

lebar namun volume lalu lintasnya rendah, maka akan

cenderung membahayakan.

Satuan volume lau lintas adalah Lalu lintas Harian Rata (LHR)

2.1.3.2 Pengertian kecepatan lalu lintas

Kecepatan adalah besaran yang menunjukkan jarak yang

ditempuh kendaraan dibagi waktu tempuhnya. Kecepatan

menggambarkan nilai gerak kendaraan untuk nantinya dipakai

dalam merencanakan geometrik jalan seperti pada bagian jalan

lurus, tikungan, kemiringan jalan, tanjakan, turunan, dan jarak

pandangan.

(Studi Kasus Kepadatan dan Pertumbuhan Lalu Lintas di jalan

Gejayan, Tentara Pelajar, Parangtristis Tahun 2005, Handayani,

R., halaman 19, tahun 2005)

Kecepatan lalu lintas adalah parameter makroskopik kedua

menggambarkan keadaan arus lalu lintas. Kecepatan

didefinisikan sebagai laju gerak dalam jarak per satuan waktu.

(Traffic Engineering third edition, Roess, R.P., Prassas, E.S,

dan McShane, W.R, halaman 111 chapter 5, tahun 2004)

Page 11: Laporan Praktikum Finally Final

11

Dalam arus lalu lintas setiap kendaraan memiliki kecepatan

yang berbeda. Oleh karena itu bukan kecepatan yang

mempunyai nilai karakteristik melainkan distribusi kecepatan

individu.

2.1.3.3 Pengertian kepadatan lalu lintas

Kepadatan lalu lintas adalah parameter makroskopik jalan raya,

umumnya dinyatakan sebagai kendaraan per mil atau

kendaraan per mil per jalur.

(Traffic Engineering third edition, Roess, R.P., Prassas, E.S,

dan McShane, W.R, halaman 112 chapter 5, tahun 2004)

Kepadatan mungkin faktor yang paling penting dari 3

parameter utama arus lalu lintas, karena itu adalah ukuran

paling langsung berkaitan dengan permintaan lalu lintas.

Permintaan tidak terjadi sebagai laju aliran / volume, meskipun

insinyur lalu lintas menggunakan parameter itu sebagai ukuran

utama permintaan.

Kepadatan juga merupakan ukuran penting kualitas arus lalu

lintas, karena ini adalah ukuran kedekatan kendaraan lain,

suatu faktor yang mempengaruhi kebebasan untuk bergerak

dan psikologis kenyamanan berkendara

(Traffic Engineering third edition, Roess, R.P., Prassas, E.S,

dan McShane, W.R, halaman 113 chapter 5, tahun 2004)

Page 12: Laporan Praktikum Finally Final

12

2.1.3.4 Hubungan volume kecepatan kepadatan dalam lalu lintas

Lalu lintas yang dihasilkan dari suatu ruas jalan adalah dari

berbagai arah, memberikan sejumlah kendaraan ke jalan

terbatas ruang. Proses ini menciptakan kepadatan kendaraan.

Pengendara memilih kecepatan yang konsisten dengan betapa

dekatnya mereka terhadap kendaraan lain. Kecepatan dan

kepadatan bergabung untuk memberikan laju aliran / volume

yang diamati. Itulah inti dari Hubungan volume kecepatan

kepadatan dalam lalu lintas.

2.1.4 Tingkat Pelayanan

Konsep dalam menentukan kapasitas yang diinginkan untuk

mengetahui kondisi operasi yang berbeda yang ada saat volume lalu

lintas sedang dilakukan adalah tingkat pelayanan. Tingkat layanan

yang diinterpretasikan secara luas, menunjukkan salah satu dari

sejumlah kombinasi berbeda dari kondisi operasi yang mungkin terjadi

pada jalur lalu lintas jalan tertentu bila mengakomodasi berbagai

volume lalu lintas.

tingkat pelayanan adalah ukuran kualitatif dari pengaruh sejumlah

faktor, termasuk:

operasi kecepatan dan waktu perjalanan

gangguan lalu lintas dan frekuensi berhenti

kebebasan untuk maneuver

keselamatan

kenyamanan dan kemudahan dalam mengemudi

biaya operasional

Page 13: Laporan Praktikum Finally Final

13

(Traffic Engineering third edition, Roess, R.P., Prassas, E.S, dan

McShane, W.R, halaman 396-397 chapter 14, tahun 2004)

2.1.5 Manfaat dan Kerugian polisi Tidur

2.1.5.1 Manfaat:

alat pembatas kecepatan digunakan untuk pengendalian atau

pembatasan terhadap kecepatan.

(Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM. 3 TAHUN 1994)

2.1.5.2 Kerugian

- Memperlambat waktu jika dalam keadaan darurat

-  Dapat mengalihkan lalu lintas ke jalan-jalan perumahan paralel

(jalur lain)

- Ada kemungkinan peningkatan kebisingan dan pencemaran bagi

penduduk yang tinggal tepat bersebelahan dengan polisi tidur. 

- Dapat menyebabkan kerusakan pada beberapa kendaraan

- Dapat menyebabkan ketidaknyamanan untuk pengemudi dan

penumpang; 

- Dapat menyebabkan masalah bagi kendaraan-kendaraan yang

melakukan layanan darurat

- Pengemudi terganggu oleh gundukan, sehingga dapat mengabaikan

bahaya lain seperti pejalan kaki atau anak-anak

- Meningkatkan polusi karena dalam perjalanan lalu lintas

menggunakan gigi yang lebih rendah akan menggunakan bahan

bakar secara lebih signifikan

Page 14: Laporan Praktikum Finally Final

14

- Penyebab penyakit gangguan tulang belakang

Pada tahun 2003, ketua dari London Ambulance Service mengklaim

bahwa penundaan kecepatan karena adanya polisi tidur bertanggung

jawab untuk 500 kematian akibat dari serangan jantung setiap

tahun. 

(http://trafficlogix.com/devprog.asp)

2.2 Landasan Teori

Pengukuran-pengukuran yang dilakukan dalam praktikum ini nantinya akan

digunakan untuk mencari kecepatan, kepadatan, volume, yang nantinya akan

dihubungkan dengan hal-hal lain seperti kapasitas dasar dari lalu lintas jalan.

Dari tinjauan pustaka yang kami lakukan, ada beberapa cara olah data dalam

melakukan penghitungan dari praktikum ini.

a. Kepadatan = MC + PC + HV

MC : jumlah motor yang harganya dikali dengan koefisien 0,5

PC : jumlah motor yang harganya dikali dengan koefisien 1

HV : jumlah motor yang harganya dikali dengan koefisien 1,6

Kepadatan rata-rata = Jumlahkepadatan rentangwaktu 1,5 menit

3

b. Kecepatan = WaktuTempuh

jarak

Kecepatan rata-rata = Jumlahkecepatan sebelum, saat atau sesudah PT

Jumlah kecepatan yang ada

c. Grafik Hubungan Kecepatan dan Kepadatan.

Page 15: Laporan Praktikum Finally Final

15

Dalam menggambar grafik ini kita harus menentukan persamaan regresi

dan menemukan pengali dan konstanta aditif sebagai berikut:

X = Kepadatan

Y = Kecepatan

a = konstanta tambahan

b = konstanta pengali

∑Y=Na + b∑X

∑XY=a∑X+b∑X2

Setelah ditemukan nilai a dan b maka dapat dimasukkan ke persamaan

Y = a + bX dan digambar dalam sebuah grafik Hubungan Kecepatan

dan Kepadatan.

d. Kurva Hubungan kecepatan dan Kepadatan

Ini adalah pengembangan dari grafik hubungan kecepatan dan kepadatan.

Rumus yang digunakan agar kita mendapatkan hubungan sumbu X dan Y

dalam kurva adalah:

f =a v−v2

−b

Nilai a dan b sudah diperoleh sebelumnya dalam mencari grafik

hubungan kecepatan dan kepadatan. Persamaan f tersebut kemudian

diturunkan terhadap v, lalu nilai f ' yang didapat dimasukkan nilai 0,

sehingga ditemukan nilai v yang dimaksud.

e. Kurva hubungan Kecepatan, Kepadatan,dan Volume

Page 16: Laporan Praktikum Finally Final

16

Hubungan dari suatu Kecepatan, Kepadatan,dan Volume dapat dijadikan 1

dalam 1 kurva dengan rumus sebagai berikut:

f = a d – b d2

Untuk mencari titik disumbu X

→ f = 0

Maka nilai d1 dan d2 dapat diketahui

Untuk mencari titik Max sumbu X

→ f’ = 0

Maka nilai d dapat diketahui

f. Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi ( r ) menentukan kekuatan hubungan antara variabel

dependen dan independen.

r = 1 berarti hubungan yang sempurna antara variabel

r = 0 menunjukkan tidak ada hubungan antar variabel

Koefisien penentu = ¿¿¿

Koefisien Korelasi = √ Koefisien penentu

ye =

=

g. Kapasitas dasar dari lalu lintas jalan

H = L + S

SSD = 0,28 v + 0,01 v2

Kapasitas per jam =v ×1000

H

Rasio Volume/ Kapasitas = (Volumerata−rata /0,5)× 4

Kapasitas perjam

Page 17: Laporan Praktikum Finally Final

17

V = kecepatan kendaraan (km/h)

H = Rata-rata jarak kendaraan yang satu dengan yang lain dalam (m).

L = Rata- rata panjang kendaraan. Dalam praktik ini asumsi rata-rata

panjang kendaraan yang kami tinjau adalah 4 meter ( L )

x = kepadatan

y = kecepatan

Sumbu X menunjukkan besarnya Rasio Volume/Kapasitas, sedangkan

sumbu Y menunjukkan besarnya kecepatan rata-rata.

Di jalan yang baik, dengan kapasitas tinggi dan hanya digunakan oleh

kendaraan sangat sedikit, kendaraan akan menemukan kondisi jalan yang

sangat baik. Ini adalah tingkat pelayanan tertinggi sebagai lalu lintas

(tingkat pelayanan A). jika kecepatan lalu lintas menurun, pengemudi

akan merasa bahwa jalan menjadi lebih padat dan membuat

frustasi. Akhirnya volume lalu lintas mencapai atau melebihi kapasitas

jalan, tingkat pelayanan turun ke tingkat pelayanan F atau terendah.

Tingkatan-tingkatan pelayanan lalu lintas akan dijelaskan sebagai berikut:

Tingkat pelayanan A (Aliran Bebas)

Kondisi ini diakibatkan karena rendahnya volume kendaraan

dan tingginya kecepatan kendaraan.kepadatan juga rendah

tanpa ada gangguan aliran kecepatan pada masing-masing

kendaraan, pengemudi dapat mengontrol laju kendaraannya.

Biasanya ada pada jalan-jalan tol. Kecepatan operasi lebih dari

95 km / h

Tingkat pelayanan B (arus stabil tetapi kecepatan mulai

menurun)

ini terjadi di zona arus stabil, dengan kecepatan operasi, mulai

agak dibatasi oleh kondisi lalu lintas. Pengemudi dapat

Page 18: Laporan Praktikum Finally Final

18

memilih kecepatan dan jalur. Batas bawah (kecepatan terendah,

volume tertinggi) dari tingkat pelayanan ini telah digunakan

dalam desain jalan raya pedesaan. Kecepatan operasi lebih dari

90 - 95 km / h

Tingkat pelayanan C (arus stabil, kecepatan terus menurunkan

dan dibatasi)

Masih dalam arus zona stabil, tetapi kecepatan dan kebebasabn

bermanuver telah dibatasi oleh tingginya volume. Pengemudi

dibatasi dalam memilih kecepatan dan jalur. Tingkat layanan

ini cocok untuk praktek desain urban. Kecepatan operasi lebih

dari 80 - 90 km / h

Tingkat pelayanan D (arus tidak stabil, perkiraan kecepatan

terbatasi tetapi masih dapat ditoleransi)

Tingkat ini telah mencapai aliran yang tidak stabil, dengan

kecepatan operasi ditoleransi, dapat dipertahankan, meskipun

sangat dipengaruhi oleh perubahan kondisi operasi. fluktuasi

volume dan pembatasan sementara untuk aliran dapat

menyebabkan tetes substansial dalam kecepatan operasi.

Pengemudi mendapat sedikit kebebasan bermanuver dan

kenyamanan. Kondisi ini dapat ditoleransi dalam namun dalam

jangka waktu yang pendek. Kecepatan operasi lebih dari 65 -

80 km / h

Tingkat pelayanan E (kecepatan terbatas hanya sampai 30 mph

atau kurang, arus tidak stabil)

Tingkat ini tidak dapat dijelaskan hanya dengan kecepatan

kendaraan, tetapi merupakan usaha di operasi bahkan lebih

rendah kecepatan hampir 30 mph dengan volume pada atau

mendekati dekat kapasitas jalan raya. Arus tidak stabil, dan

Page 19: Laporan Praktikum Finally Final

19

mungkin ada kemacetan untuk durasi yang pendek. Kecepatan

operasi lebih dari 50 - 65 km / h

Tingkat pelayanan F (aliran macet, kecepatan sangat rendah,

terbentuk antrian)

Operasi aliran dipaksa pada kecepatan rendah, di mana volume

berada di bawah kapasitas. Dalam kondisi ekstremnya

kecepatan dan volume dapat jatuh ke titik 0. Kondisi ini

biasanya terjadi dari hasil dari antrian kendaraan dari bagian

hilir. Kecepatan berkurang secara substansial dan

penghentian/kemacetan dapat terjadi untuk jangka pendek atau

panjang waktu karena kemacetan pada hilir.

BAB III

METODE STUDI DAN OBJEK STUDI

Page 20: Laporan Praktikum Finally Final

20

3.1 Metode studi

Studi Lapangan:

Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti dan

melakukan pencatatan objekobservasi tersebut.

Studi kepustakaan:

Mengumpulkan literatur buku-buku perpustakaan yang berhubungan langsung

dengan penelitian.

3.2 Lokasi Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan lokasi di daerah Kota Yogyakarta. Mengingat di

Kota Yogyakarta terdapat banyak ruas jalan, maka hanya mengambil 1 ruas

jalan yang dianggap mewakili masalah transportasi jalan raya Kota

Yogyakarta. Lokasi yang diambil adalah Jalan Abu Bakar Ali. Hari Selasa 9

Febuari 2010 dimulai jam 11.30 WIB.

BAB IV

ANALISIS DATA

Page 21: Laporan Praktikum Finally Final

21

4.1 Alat dan Bahan

1. Stopwatch

Stopwatch digunakan untuk mengukur waktu tempuh kendaraan yang

lewat

2. Meteran

Meteran digunakan untuk mengukur dimensi polisi tidur dan lapangan

3. Kamera

Digunakan untuk memfoto alat-alat, polisi tidur dan keadaaan lalu lintas,

serta merekam situasi lalu lintas selama 15 menit

4. Alat tulis

Digunakan untuk mencatat dan menghitung hasil dari data yang telah

diperoleh oleh si pengamat

5. Patok

Digunakan untuk menunjukkan jarak dalam rentang 10 meter pada

sebelum dan sesudah polisi tidur

4.2 Cara Kerja

1. Mengukur dimensi polisi tidur

Page 22: Laporan Praktikum Finally Final

22

2. Foto polisi tidur tersebut

3. Ukur jarak rentang 10 meter sebelum dan sesudah polisi tidur, pasang

patok pada titik tersebut

4. Lakukan langkah-langkah berikut:

- Rekam dengan kamera situasi lalu lintas selama 15 menit

- Pada saat yang bersamaan, hitung jumlah kendaraan yang lewat dalam

satuan waktu. Kelompokkan jumlah kendaraan yang lewat setiap 1,5

menit berdasarkan tipe kendaraan tersebut (MC, PC, HV)

- Pada saat yang bersamaan juga, setiap 1.5 menit ukur kecepatan

kendaraan sebelum, saat, sesudah melewati polisi tidur. Kendaraan

tersebut dikelompokkan berdasarkan tipe-tipe kendaraan. Masing-

masing tipe di ambil 1 sampel. Cara mengukur kecepatan kendaraan

dengan cara mengukur waktu tempuh kendaraan dengan stopwatch.

Jarak yang ditempuh adalah seperti pada sketsa berikut

10 m 5,35 m 10 m

5. Catat semua data yang diambil selama praktikum

Laa

P2

t

P1

Page 23: Laporan Praktikum Finally Final

23

4.3 Tabel dan data pengamatan

4.3.1 Dimensi polisi tidur

L = 7,2 m

P1 = 5,35 m

P2 = 3,97 m

T = 0.24 m

kemiringannya 19,179 derajat

4.3.2 Data Kepadatan kendaraan

Harga kendaraan:

MC x 0,5

PC x 1

HVx 1,6

Kepadatan = MC + PC + HV

Kepadatan rata-rata = Jumlahkepadatan rentangwaktu 1,5 menit

3

WaktuBanyak kendaraan

Harga kendaraan Kepadatan Kepadatan rata -rata

MC PC HV MC PC HV

0 -1,59 5 0 4,5 5 0 9,5

8,66679 5 0 4,5 5 0 9,510 2 0 5 2 0 7,0

1,5 - 38 3 0 4 3 0 7,0

7,53338 4 0 4 4 0 8,06 3 1 3 3 1,6 7,6

3 - 4,510 2 0 5 2 0 7,0

8,53335 4 1 2,5 4 1,6 8,17 7 0 3,5 7 0 10,5

4,5 - 612 3 0 6 3 0 9,0

7,666710 2 0 5 2 0 7,012 1 0 6 1 0 7,0

6 - 7,511 2 0 5,5 2 0 7,5

8,30007 1 2 3,5 1 3,2 7,77 3 2 3,5 3 3,2 9,7

Page 24: Laporan Praktikum Finally Final

24

7,5 - 910 2 0 5 2 0 7,0

7,86675 5 1 2,5 5 1,6 9,111 2 0 5,5 2 0 7,5

9 - 10,58 1 1 4 1 1,6 6,6

7,200010 2 0 5 2 0 7,08 4 0 4 4 0 8,0

10,5 - 12

10 1 0 5 1 0 6,07,333311 3 0 5,5 3 0 8,5

5 5 0 2,5 5 0 7,5

12 - 13,5

9 4 0 4,5 4 0 8,57,000010 2 0 5 2 0 7,0

5 3 0 2,5 3 0 5,5

13,5 -1512 3 0 6 3 0 9,0

7,833312 2 0 6 2 0 8,05 4 0 2,5 4 0 6,5

Jumlah = 77,9333Rata-rata = 7,79333333

4.3.3 Data volume kendaraan

Harga kendaraan:

MC x 0,5

PC x 1

HVx 1,6

WaktuBanyaknya kendaraan

Harga KendaraanJumlah

MC PC HV MC PC HV0 -1,5 47 21 2 23,5 21 3,2 47,7

Page 25: Laporan Praktikum Finally Final

25

1.5 - 3 47 12 0 23,5 12 0 35,53 - 4,5 61 27 6 30,5 27 9,6 67,14.5 -6 50 17 0 25 17 0 426 - 7,5 69 27 0 34,5 27 0 61,57,5 - 9 78 19 2 39 19 3,2 61,29 - 10,5 61 19 4 30,5 19 6,4 55,910,5 - 12 69 20 2 34,5 20 3,2 57,712 - 13,5 62 26 1 31 26 1,6 58,613,5 - 15 54 17 2 27 17 3,2 47,2

Jumlah = 299 205 30,4 534,4

4.3.4 Data kecepatan kendaraan

Kecepatan = WaktuTempuh

jarak

Kecepatan rata-rata =

Jumlahkecepatan sebelum, saat atau sesudah PTJumlah kecepatan yang ada

WaktuWaktu Tempuh Kecepatan (km/jam) Kecepatan Rata

-rataMC PC HV MC PC HV

0 - 1,5

Sblm2,64

2,85 3,2213,636

412,6316 11,1801 12,4827

PT 5,9 6,1 4,51 5,9080 5,9262 14,9302 8,9215

Stlh8,53

9,87 7,6713,688

29,5491 11,3924 11,5432

1,5 - 3

Sblm3,12

3,4 -11,538

510,5882 - 11,0633

PT5,35

5,81 - 8,6368 7,9917 - 8,3142

Stlh8,02

9,37 -13,483

110,1124 - 11,7978

3 - 4,5

Sblm4,14

3 4,69 8,6957 12,0000 7,6759 9,4572

PT6,32

4,84 6,28 8,8349 10,4674 12,1132 10,4718

Stlh8,46

8,06 8,7416,822

411,1801 14,6341 14,2122

4,5 - 6 Sblm 2,09

2,94 - 17,2249

12,2449 - 14,7349

Page 26: Laporan Praktikum Finally Final

26

PT2,81

4,59 -26,750

011,6727 - 19,2114

Stlh4,15

7,15 -26,865

714,0625 - 20,4641

6 - 7,5

Sblm4,86

4,7 - 7,4074 7,6596 - 7,5335

PT6,89

7,06 - 9,4877 8,1610 - 8,8244

Stlh9,81

9,51 -12,328

814,6939 - 13,5113

7,5 - 9

Sblm2,53

2,53 3,1514,229

214,2292 11,4286 13,2957

PT5,36

4,25 5,41 6,8057 11,1977 8,5221 8,8418

Stlh6,79

6,61 7,4625,174

815,2542 17,5610 19,3300

9 - 10,5

Sblm2,46

5,25 3,0614,634

16,8571 11,7647 11,0853

PT3,93

7,34 5,8113,102

09,2153 7,0036 9,7737

Stlh5,88

9,8 9,1118,461

514,6341 10,9091 14,6683

10,5 - 12

Sblm3,11

4,41 4,3211,575

68,1633 8,3333 9,3574

PT4,78

6,03 6,7111,532

911,8889 8,0586 10,4935

Stlh7,78

7,94 9,1212,000

018,8482 14,9378 15,2620

12 - 13,5

Sblm1,75

3,24 4,1120,571

411,1111 8,7591 13,4806

PT4,78

4,95 6,1 6,3564 11,2632 9,6784 9,0993

Stlh6,57

7,12 8,9220,086

816,5899 12,7660 16,4809

13,5 -15

Sblm3,93

2,48 3,69 9,1603 14,5161 9,7561 11,1442

PT5,65

4,1 5,5811,197

711,8889 10,1905 11,0923

Stlh7,97

7,1 8,6915,517

212,0000 11,5756 13,0309

Panjang lintasan:

Page 27: Laporan Praktikum Finally Final

27

Sebelum polisi tidur = 10 m = 0,01 km

Saat polisi tidur = 5,35 m = 0,00535 km

Sesudah polisi tidur = 10 km = 0,01 km

4.4 Pembahasan

4.4.1 Grafik Hubungan Kecepatan dan Kepadatan

4.4.1.1 Sebelum Polisi Tidur

Tabel Kepadatan dan kecepatan kendaraan sebelum polisi tidur

Page 28: Laporan Praktikum Finally Final

28

Keterangan :

X = Kepadatan

Y = Kecepatan

a = konstanta tambahan

b = konstanta pengali

∑Y=Na + b∑X

∑XY=a∑X+b∑X2

113,6347 = a (10) + b (77,93) ..... (1)

882,381 = a (77,93) + b (610.16225) (2)

→ a = 20,032491

No x y x2 y2 xy

1 7,0000 13,4806 49,0000 181,7254 94,363882

2 7,2000 11,0853 51,8400 122,8846 79,814388

3 7,3300 9,3574 53,7289 87,5607 68,589648

4 7,5333 11,0633 56,7506 122,3977 83,343523

5 7,6667 14,7349 58,7783 217,1170 112,96797

6 7,8333 11,1442 61,3606 124,1927 87,295684

7 7,8667 13,2957 61,8850 176,7754 104,5932

8 8,3000 7,5335 68,8900 56,7535 62,527975

9 8,5333 9,4572 72,8172 89,4384 80,701006

10 8,6667 12,4827 75,1117 155,8175 108,18372

Jumlah 77,9300 113,6347610,162

31334,6627 882,3810

Page 29: Laporan Praktikum Finally Final

29

b = -1,1123

Y = 20,032491 - 1,1123 X

4.4.1.2 Saat polisi tidur

Tabel Kepadatan dan kecepatan kendaraan saat polisi tidur

Kepadatan

Kecepatan

18,0099

20,032491

Grafik kepadatan dan kecepatan sebelum polisi tidur

Page 30: Laporan Praktikum Finally Final

30

No X Y X2 Y2 XY

1 7,0000 9,0993 49,0000 82,7978 63,695299

2 7,2000 9,7737 51,8400 95,5245 70,370372

3 7,3300 10,4935 53,7289 110,1128 76,917112

4 7,5333 11,0633 56,7506 122,3966 83,343158

5 7,6667 19,2114 58,7783 369,0779 147,28804

6 7,8333 11,0923 61,3606 123,0391 86,889314

7 7,8667 8,8418 61,8850 78,1777 69,555924

8 8,3000 8,8244 68,8900 77,8700 73,24252

9 8,5333 10,4718 72,8172 109,6586 89,359011

10 8,6667 8,9215 75,1117 79,5923 77,319565

Jumlah 77,9300 107,7929610,162

31248,2474 837,9803

Keterangan :

X = Kepadatan

Y = Kecepatan

a = konstanta tambahan

b = konstanta pengali

∑Y=Na + b∑X

∑XY=a∑X+b∑X2

107,7929= a (10) + b (77,9300) ......... (1)

837,9803 = a (77,9300) + b (610,123) (2)

→ a = 16,377346

Page 31: Laporan Praktikum Finally Final

31

b = - 0,718344

Y = 16,377346 - 0,718344 X

4.4.1.3 Sesudah polisi tidur

Kepadatan

Kecepatan

22,79875

16,377346

Grafik kepadatan dan kecepatan saat polisi tidur

Page 32: Laporan Praktikum Finally Final

32

Tabel Kepadatan dan kecepatan kendaraan setelah polisi tidur

No x y x2 y2 xy

1 7,0000 16,4809 49,0000 271,6201 115,3663

2 7,2000 14,6683 51,8400 215,1590 105,61176

3 7,3300 15,2620 53,7289 232,9286 111,87046

4 7,5333 10,3142 56,7506 106,3827 77,699963

5 7,6667 20,4641 58,7783 418,7794 156,89212

6 7,8333 13,0309 61,3606 169,8044 102,07495

7 7,8667 19,3300 61,8850 373,6489 152,06331

8 8,3000 13,5113 68,8900 182,5552 112,14379

9 8,5333 14,2122 72,8172 201,9866 121,27697

10 8,6667 11,5432 75,1117 133,2462 100,04171

Jumlah 77,9300 148,8171610,162

32306,1111 1155,0413

Keterangan :

X = Kepadatan

Y = Kecepatan

a = konstanta tambahan

b = konstanta pengali

∑Y=Na + b∑X

∑XY=a∑X+b∑X2

148,81713 = a (10) + b (77,9300) (1)

1155,0413= a (77,9300) + b (610,16225) (2)

Page 33: Laporan Praktikum Finally Final

33

→ a = 27,690623

b = - 1,643643

Y = 27,690623 - 1,643643X

Kepadatan

Kecepatan

16,8471

27,690623

Grafik kepadatan dan kecepatan setelah polisi tidur

Page 34: Laporan Praktikum Finally Final

34

4.4.1.4 Grafik Gabungan

Sebelum

Sesudah

Saat

Page 35: Laporan Praktikum Finally Final

35

4.4.2 Kurva Hubungan Kecepatan dan Kepadatan4.4.2.1 Sebelum Polisi Tidur

f =av−v2

−b

→ a = 20,03249

b = 1.11241

f =(20,03249 v−v2)

1,11241

f '=20,03249−2 v

0=20,03249−2 v

v=10,01624568

Tabel grafik hubungan kecepatan dengan kepadatan

f v0 0

90,187 10,01620 20,0325

Page 36: Laporan Praktikum Finally Final

36

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1000

5

10

15

20

25

f

v

Kurva Hubungan kecepatan dan Kepadatan sebelum polisi tidur

4.4.2.2 Saat Polisi Tidur

f =a v−v2

−b

→ a = 16,377346

b = 0,718344

f =(16,377346 v−v2)

−0,718344

f '=16,377346−2v0=16,377346−2vv=8,188675Tabel grafik hubungan kecepatan dengan kepadatan

f v0 0

93,3463 8,18870 16,3774

Page 37: Laporan Praktikum Finally Final

37

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1000

2

4

6

8

10

12

14

16

18

f

v

Kurva Hubungan kecepatan dan Kepadatan saat polisi tidur

4.4.2.3 Sesudah Polisi Tidur

f =a v−v2

−b→ a = 27,690623

b = 1,643643

f =(27,690623 v−v2)

−1,643643

f '=27,690623−2 v

0=27,690623−2 v

v=13,84534453

Tabel grafik hubungan kecepatan dengan kepadatan

f v0 0

116,627 13,845312

Page 38: Laporan Praktikum Finally Final

38

0 27,6906

0 20 40 60 80 100 120 1400

5

10

15

20

25

30

f

v

Kurva Hubungan kecepatan dan Kepadatan sesudah polisi tidur

4.4.2.4 Kurva Gabungan

Page 39: Laporan Praktikum Finally Final

39

0 20 40 60 80 100 120 1400

5

10

15

20

25

30

f

v

4.4.3 Kurva hubungan Kecepatan, Kepadatan,dan Volume4.4.3.1 Sebelum polisi tidur

Tabel Kepadatan, kecepatan, dan Volume kendaraan sebelum polisi tidur

X Y Volume7,0000 13,4806 58,67,2000 11,0853 55,97,3300 9,3574 57,77,5333 11,0633 35,57,6667 14,7349 427,8333 11,1442 47,27,8667 13,2957 61,28,3000 7,5335 61,58,5333 9,4572 67,18,6667 12,4827 47,7

x = Kepadatan

y = Kecepatan

Sebelum

Sesudah

Saat

Kurva gabungan Hubungan kecepatan dan Kepadatan

Page 40: Laporan Praktikum Finally Final

40

f = a d – b d2

→ a = 20,032491

b = -1,1123

f = 20,03249 d - 1,1123 d2

Titik disumbu X

f = 20,03249 d - 1,1123 d2

→ f = 0

0 = 20,03249 d - 1,1123 d2

d1 = 0

d2 = 18,00997

Titik Max

f = 20,03249 d - 1,1123 d2

f' = 20,03249 - 1,1123 d

→ f’ = 0

d = 9,004986

Tabel grafik hubungan Volume dengan kepadatan

d f

Page 41: Laporan Praktikum Finally Final

41

0 09,004986 90,1961466518,00997 0

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 200

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Kurva hubungan Kecepatan, Kepadatan,dan Volume Sebelum polisi tidur

4.4.3.2 Saat polisi tidur

Tabel Kepadatan, kecepatan, dan Volume kendaraan saat polisi tidur

Page 42: Laporan Praktikum Finally Final

42

x y Volume

7,00009,099

358,6

7,20009,773

755,9

7,330010,49

457,7

7,533311,06

335,5

7,666719,21

142

7,833311,09

247,2

7,86678,841

861,2

8,30008,824

461,5

8,533310,47

267,1

8,66678,921

547,7

x = Kepadatan

y = Kecepatan

f = a d – b d2

→ a = 16,377346

b = - 0,718344

f = 16,377346 d - 0,718344 d2

Titik disumbu X

f = 16,377346 d - 0,718344 d2

Page 43: Laporan Praktikum Finally Final

43

→ f = 0

0 = 16,377346 d - 0,718344 d2

d1 = 0

d2 = 22,7988

Titik Max

f = 16,377346 d - 0,718344 d2

f' = 16,377346 - 0,718344 d

→ f’ = 0

d = 11,3994

Tabel grafik hubungan Volume dengan kepadatan

d f0 0

11,3994 93,345822,7988 0

0 5 10 15 20 250

102030405060708090

100

Kurva hubungan Kecepatan, Kepadatan,dan Volume Saat polisi tidur

Page 44: Laporan Praktikum Finally Final

44

4.4.3.3 Sesudah polisi tidur

Tabel Kepadatan,kecepatan, dan Volume kendaraan saat polisi tidur

x y Volume

716,48

1 58,6

7,214,66

8 55,9

7,3315,26

2 57,7

7,533310,31

4 35,5

7,666720,46

4 42

7,833313,03

1 47,27,8667 19,33 61,2

8,313,51

1 61,5

8,533314,21

2 67,1

8,666711,54

3 47,7

x = Kepadatan

y = Kecepatan

f = a d – b d2

→ a = 27,690623

b = - 1,643643

Page 45: Laporan Praktikum Finally Final

45

f = 27,690623 d - 1,643643 d2

Titik disumbu X

f = 27,690623 d - 1,643643 d2

→ f = 0

0 = 27,690623 d - 1,643643 d2

d1 = 0

d2 = 16,8471

Titik Max

f = 27,690623 d - 1,643643 d2

f' = 27,690623 - 1,643643 d

→ f’ = 0

d = 8,42355

Tabel grafik hubungan Volume dengan kepadatan

d f0 0

8,42355 116,62716,8471 0

Page 46: Laporan Praktikum Finally Final

46

0 2 4 6 8 10 12 14 16 180

20

40

60

80

100

120

140

Kurva hubungan Kecepatan, Kepadatan,dan Volume Sesudah polisi tidur

4.4.3.4 Kurva Gabungan

0 5 10 15 20 250

20

40

60

80

100

120

140

Sebelum

Saat

Sesudah

Kurva Gabungan hubungan Kecepatan, Kepadatan,dan Volume

Page 47: Laporan Praktikum Finally Final

47

4.4.4 Koefisien Korelasi4.4.4.1 Sebelum Polisi tidur

x y ye y - (y - )2 y- ye (y- ye)2 ye - (ye - )2

7,0000 13,481 11,36348 12,246 2,1171 4,4822 1,235 1,5252 0,8821 0,77827,2000 11,085 11,36348 12,023 -0,278 0,0774 -0,938 0,8795 0,6597 0,43517,3300 9,3574 11,36348 11,879 -2,006 4,0244 -2,521 6,356 0,515 0,26537,5333 11,063 11,36348 11,652 -0,3 0,0901 -0,589 0,347 0,2889 0,08357,6667 14,735 11,36348 11,504 3,3714 11,366 3,2309 10,439 0,1405 0,01977,8333 11,144 11,36348 11,319 -0,219 0,0481 -0,174 0,0304 -0,045 0,0027,8667 13,296 11,36348 11,281 1,9322 3,7335 2,0142 4,0571 -0,082 0,00678,3000 7,5335 11,36348 10,799 -3,83 14,669 -3,266 10,667 -0,564 0,31818,5333 9,4572 11,36348 10,54 -1,906 3,6339 -1,083 1,1724 -0,824 0,67828,6667 12,483 11,36348 10,392 1,1192 1,2527 2,0911 4,3729 -0,972 0,9446

43,377 39,846

(y - )2 = 43,377(y- ye)2 = 39,846Koefisien penentu = ¿¿¿

= 39,84643,377

= 0,918589Koefisien Korelasi = √ Koefisien penentu

= √0,918589

= 0,958431

4.4.4.2 Saat polisi tidur

x y ye y - (y - )2 y- ye (y- ye)2 ye - (ye - )2

7,0000 9,0993 10,779 11,349 -1,68 2,8224 -2,25 5,0609 0,5696 0,32457,2000 9,7737 10,779 11,205 -1,006 1,0112 -1,432 2,0494 0,426 0,18147,3300 10,4935 10,779 11,112 -0,286 0,0817 -0,618 0,3824 0,3326 0,11067,5333 11,0633 10,779 10,966 0,284 0,0807 0,0975 0,0095 0,1865 0,03487,6667 19,2114 10,779 10,87 8,4321 71,1 8,3414 69,579 0,0907 0,00827,8333 11,0923 10,779 10,75 0,313 0,098 0,342 0,1169 -0,029 0,00087,8667 8,8418 10,779 10,726 -1,938 3,7539 -1,885 3,5515 -0,053 0,00288,3000 8,8244 10,779 10,415 -1,955 3,8216 -1,591 2,5303 -0,364 0,13268,5333 10,4718 10,779 10,248 -0,307 0,0946 0,2243 0,0503 -0,532 0,2828

Page 48: Laporan Praktikum Finally Final

48

8,6667 8,9215 10,779 10,152 -1,858 3,4514 -1,23 1,5133 -0,628 0,393986,316 84,843

(y - )2 = 86,316(y- ye)2 = 84,843Koefisien penentu = ¿¿¿

= 84,31684,843

= 0,98294Koefisien Korelasi = √ Koefisien penentu

= √0,98294

= 0,991433

4.4.4.3 Setelah polisi tidur

x y ye y - (y - )2 y- ye (y- ye)2 ye - (ye - )2

7,0000 16,4809 14,882 16,185 1,5992 2,5574 0,2958 0,0875 1,3034 1,69897,2000 14,6683 14,882 15,856 -0,213 0,0455 -1,188 1,4116 0,9747 0,957,3300 15,2620 14,882 15,643 0,3803 0,1446 -0,381 0,1449 0,761 0,57917,5333 10,3142 14,882 15,309 -4,568 20,862 -4,994 24,944 0,4269 0,18227,6667 20,4641 14,882 15,089 5,5824 31,163 5,3748 28,888 0,2076 0,04317,8333 13,0309 14,882 14,815 -1,851 3,4255 -1,785 3,1847 -0,066 0,00447,8667 19,3300 14,882 14,761 4,4483 19,787 4,5694 20,88 -0,121 0,01478,3000 13,5113 14,882 14,048 -1,37 1,878 -0,537 0,2885 -0,833 0,69448,5333 14,2122 14,882 13,665 -0,67 0,4482 0,5473 0,2995 -1,217 1,48068,6667 11,5432 14,882 13,446 -3,339 11,146 -1,902 3,6194 -1,436 2,0622

91,457 83,748

(y - )2 = 91,457(y- ye)2 = 83,748Koefisien penentu = ¿¿¿

= 83,74891,457

= 0,915702

Page 49: Laporan Praktikum Finally Final

49

Koefisien Korelasi = √ Koefisien penentu= √0,915702

= 0,956923

4.4.5 Kapasitas dasar Lalu Lintas Jalan RayaH = L + SSSD = 0,28 v + 0,01 v2

Kapasitas per jam =v ×1000

H

Rasio Volume/ Kapasitas = (Volumerata−rata /0,5)× 4

Kapasitas perjamV= kecepatan kendaraan (km/h)H = Rata-rata jarak kendaraan yang satu dengan yang lain dalam (m)L = Rata- rata panjang kendaraan

4.4.5.1 Sebelum Polisi TidurTabel Volume

No x y Volume1 7,0000 13,4806 58,62 7,2000 11,0853 55,93 7,3300 9,3574 57,74 7,5333 11,0633 35,55 7,6667 14,7349 426 7,8333 11,1442 47,27 7,8667 13,2957 61,28 8,3000 7,5335 61,59 8,5333 9,4572 67,110 8,6667 12,4827 47,7Rata-

rata7,7930 11,3635

53,44

x = kepadatany = kecepatanSSD = 0,28 v + 0,01 v2

= 0,28 x 11,36347 + 0,01 x 11,363472

= 4,47

Page 50: Laporan Praktikum Finally Final

50

H = L + S~> Panjang kendaraan yang ditinjau adalah 4 meter ( L )

= 4 + 4,47= 8,47

Kapasitas per jam =v ×1000

H

= 11,3635×1000

8,47= 1341,617473

Rasio Volume/ Kapasitas = (Volumerata−rata /0,5)× 4

Kapasitas perjam

= (53,44 /0,5)× 4

1341,617473= 0,3187

4.4.5.2 Saat polisi Tidur

Page 51: Laporan Praktikum Finally Final

51

Tabel Volume

No x y Volume1 7,0000 9,0993 58,62 7,2000 9,7737 55,93 7,3300 10,494 57,74 7,5333 11,063 35,55 7,6667 19,211 426 7,8333 11,092 47,27 7,8667 8,8418 61,28 8,3000 8,8244 61,59 8,5333 10,472 67,110 8,6667 8,9215 47,7Rata-

rata7,7930 10,7793 53,44

x = kepadatany = kecepatanSSD = 0,28 v + 0,01 v2

= 0,28 x 10,7793 + 0,01 x 10,77932

= 4,18H = L + S~> Panjang kendaraan yang ditinjau adalah 4 meter ( L )

= 4 + 4,18= 8,18

Kapasitas per jam =v ×1000

H

= 10,7793× 1000

8,18= 1317,762836

Rasio Volume/ Kapasitas = (Volumerata−rata /0,5)× 4

Kapasitas perjam

= (53,44 /0,5)× 41317,762836

= 0,3244

Page 52: Laporan Praktikum Finally Final

52

4.4.5.3 Setelah Polisi TidurTabel Volume

No x y Volume1 7,0000 16,4809 58,60002 7,2000 14,6683 55,90003 7,3300 15,2620 57,70004 7,5333 10,3142 35,50005 7,6667 20,4641 42,00006 7,8333 13,0309 47,20007 7,8667 19,3300 61,20008 8,3000 13,5113 61,50009 8,5333 14,2122 67,100010 8,6667 11,5432 47,7000

Rata-rata 7,7930 14,8817 53,4400

x = kepadatan

Page 53: Laporan Praktikum Finally Final

53

y = kecepatanSSD = 0,28 v + 0,01 v2

= 0,28 x 14,8817 + 0,01 x 14,88172

= 6,38H = L + S~> Panjang kendaraan yang ditinjau adalah 4 meter ( L )

= 4 + 6,38= 10,38

Kapasitas per jam =v ×1000

H

= 14,8817 ×1000

10,38= 1433,689788

Rasio Volume/ Kapasitas = (Volumerata−rata /0,5)× 4

Kapasitas perjam

= (53,44 /0,5)× 4

1433,689788= 0,2982

Page 54: Laporan Praktikum Finally Final

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Manfaat / fungsi polisi tidur dalam lalu lintas adalah digunakan untuk

pengendalian atau pembatasan terhadap kecepatan kendaraan yang lewat.

Di Indonesia, ketentuan yang mengatur tentang disain polisi tidur diatur

oleh Keputusan Menteri Perhubungan No: Km. 3 Tahun 1994 tentang

Alat Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan, di mana sudut kemiringan

adalah 15% dan tinggi maksimum tidak lebih dari 150 mm.

Sedangkan dimensi polisi tidur yang ada pada Jalan Abu Bakar Ali

Yogyakarta adalah

Page 55: Laporan Praktikum Finally Final

55

P1 = 5,35 m

P2 = 3,97 m

T = 0.24 m

Jadi dimensi polisi tidur pada Jalan Abu Bakar Ali Yogyakarta tidak

memenuhi standar karena tinggi polisi tidurnya 240 mm (>120mm)

dan kemiringannya 19,179 derajat.

Selain itu polisi tidur pada Jalan Abu Bakar Ali tidak ditempatkan

pada tempat yang semestinya. Jalan Abu Bakar Ali bukan merupakan

jalan di lingkungan pemukiman atau jalan lokal yang mempunyai kelas

jalan IIIC maupun jalan yang sedang dilakukan pekerjaan konstruksi.

Juga tidak ada rambu lalu lintas yang berupa rambu peringatan jalan

tidak datar. Penempatan polisi tidur pada jalur lalu lintas seharusnya

didahului dengan pemberian tanda dan pemasangan rambu peringatan

tentang jalan tidak datar.

Orang-orang saat melewati polisi tidur dapat merasakan ketidaknyamanan

bagi pengemudi dan juga penumpang akibat kontur tidak rata pada jalan

yang dipasang polisi tidur. Pengemudi juga cenderung ingin ketepatan

waktu, adanya polisi tidur dapat memperlambat waktu jika dalam keadaan

darurat. Banyak orang yang sengaja memilih mengambil atau

mengalihkan perkalanan lalu lintasnya untuk menghindari polisi tidur.

t

P1

P2

Page 56: Laporan Praktikum Finally Final

56

Pengemudi juga pastinya kawatir dengan kendaraannya yang bias rusak

akibat polisi tidur, apalagi jika desainnya tidak memenuhi ukuran standar

yang ditetapkan. Orang-orang yang bermukim dekat dengan adanya polisi

tidur juga tentunya merasa ketidaknyamanan berkaitan dengan kebisingan

dan polusi udara. Selain itu ada juga orang yang beranggapan bahwa

polisi tidur dapat membatasi kecepatan kendaraan yang suka mengebut,

sehingga pihak-pihak ini puas dengan adanya polisi tidur.

Pihak-pihak yang berkepentingan dengan adanya polisi tidur pada Jalan

Abu Bakar Ali Yogyakarta tentunya adalah Pemkot Yogyakarta, Bina

Marga dan Dinas Perhubungan Yogyakarta. Pihak – pihak ini

berkepentingan dengan adanya polisi tidur disebabkan agar dapat

mengontrol kecepatan pengemudi, sehingga arus lalu lintas dapat terjaga

karena Jalan Abu Bakar Ali merupakan wilayah dari kawasan Malioboro

yang sangat padat akan wisatawan yang tentunya berpengaruh dengan

lalu lintasnya.

Efek polisi tidur terhadap Kecepatan, Volume, dan Kepadatan lalu lintas

pada Jalan Abu Bakar Ali.

- Kecepatan

Pada saat kendaraan belum melewati polisi tidur pada Jalan Abu Bakar

Ali kendaraan sudah bersiap – siap dan menurunkan kecepatannya

sampai pada sekitar 40-45 km/jam sehingga pada saat melewati polisi

tidur kendaraan kecepatan kendaraan berkurang sampai kecepatan

sekitar 35-40 km/jam. Karena sifat pengemudi yang biasanya tidak

suka dengan adanya polisi tidur, biasanya pengemudi langsung

memacu kendaraannya setelah mencapai poisi tidur dengan kecepatan

sekitar 50-55 km/jam.

- Kepadatan

Kepadatan rata-rata dijalan Abu Bakar Ali adalah 7-8 kendaraan pada

area sebelum, sesudah, dan saat polisi tidur

Page 57: Laporan Praktikum Finally Final

57

- Volume

Wilayah Malioboro merupakan pusat wisata, bisnis, perdagangan, dan

pemerintahan yang memiliki daya tarik bagi semua orang. Jalan Abu

Bakar Ali hampir pasti dilewati jika ingin memasuki kawasan

Malioboro, karena itu jumlah volume kendaraan dalam 15 menit

sangatah tinggi sekitar 534 kendaraan yang didominasi oleh sepeda

motor. Kendaraan berat hanya transportasi umum seperti bus yang

boleh memasuki kawasan ini. Dengan ada atau tidaknya polisi tidur

dalam kawasan ini tidak terlalu berpengaruh dengan volume

kendaraan.

- Tingkat Pelayanan

Disini terlihat jelas bahwa tingkat pelayanan pada saat pengemudi

melewati dan saat melewati polisi tidur pada Jalan Abu Bakar Ali

sangat lah rendah yaitu pada tingkat pelayanan F dikarenakan adanya

polisi tidur ini sehingga jalan menjadi tidak efisien karena banyak

kendaraan yang mengurangi kecepatannya. Pada saat sesudah

melewati polisi tidur, tingkat pelayanan menjadi pada tingkat E.

Walaupun pada tingkat pelayanan E jalan bukanlah pelayanan yang

baik bagi pengemudi, tapi dengan adanya polisi tidur tingkat

pelayanan yang sudah buruk menjadi lebih buruk lagi.

5.2 Saran

Tujuan tidak jelas dengan adanya polisi tidur pada Jalan Abu Bakar Ali harus

dikaji ulang. Dari landasan teori, hasil analisis, dan kesimpulan maka penulis

mencoba membuat suatu saran yang nantinya diharapkan dapat membantu

terciptanya transportasi/ lalu lintas yang lancar, aman, nyaman, tertib dan

teratur,dengan memperhatikan berbagai kondisi. Saran-saran tersebut kami

tujukan khususnya pada pihak-pihak yang berwajib dalam menangani polisi

Page 58: Laporan Praktikum Finally Final

58

tidur, dalam hal ini Pemkot Yogyakarta, Bina Marga dan Dinas Perhubungan

Yogyakarta

Sebaiknya pemasangan polisi tidur pada Jalan Abu Bakar Ali

perlu dikaji ulang. Hal ini disebabkan oleh karena pemasangan

polisi tidur tidak sesuai standar dan aturan yang berlaku dan

tentunya adanya efek polisi tidur terhadap kecepatan, volume,

kepadatan, dan tingkat pelayanan pada Jalan Abu Bakar Ali.

Jika Jalan Abu Bakar Ali memang layak diberi polisi tidur,

sebaiknya polisi tidur yang sekarang dapat diganti dengan yang

memenuhi standar dan ketentuan yang berlaku sehingga tidak

menimbulkan ketidaknyamanan dan berbagai macam masalah

bagi pengemudi kendaraan bermotor.