laporan pragata 2
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul
Dewasa ini kebutuhan akan energi listrik berkembang pesat seiring dengan
perkembangan pasokan energi listrik menurun tajam. Hal ini menyebabkan
munculnya himbauan pemerintah untuk melakukan penghematan besar-besaran
oleh konsumen untuk menekan biaya pemakaian listrik.Harus diakui bahwa
kondisi perekonomian memang sangat menentukan kebutuhan energi listrik di
suatu Negara termasuk Indonesia.
Erat kaitannya dengan hal tersebut,PT PLN sebagai penyedia jasa listrik di
Indonesia berusaha secara terus-menerus untuk memberikan layanan yang sebaik-
baiknya dengan meningkatkan kualitas energi listrik.Salah satu parameter dari
kualitas energi listrik yang baik adalah rendahnya persentase gangguan baik
karena faktor alam maupun karena faktor lain.Untuk mempermudah koordinasi
dalam melaksanakan tugasnya dan guna memperbaiki kinerjanya,PT.PLN
membagi dirinya menjadi beberapa unit bisnis yang berdiri sendiri-sendiri namun
saling bekerja sama.
PT.Indonesia Power merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
pembangkitan tenaga listrik dan berperan penting dalam kontinuitas penyediaan
listrik Jawa-Bali pada umumnya dan Jawa Tengah pada khususnya.Dalam
menjalankan fungsinya,PLTA tentunya juga tidak luput dari adanya permasalahan
1
yang bisa mempengaruhi keandalan.Dengan dasar itu dan pertimbangan bahwa
PLTA PB.Soedirman merupakan pembangkit yang mempunyai daya cukup
besar,dan didukung dengan peralatan serta sistem yang canggih,maka penulis
memilih untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT.Indonesia Power
UBP Mrica Sub Unit PLTA PB.Soedirman di Banjarnegara.
B. Batasan Masalah
Untuk memudahkan dalam penelitian dan dan pemahaman,penulis
menetapkan beberapa batasan masalah yang akan dibahas dalam laporan
ini.Adapunnn pokok-pokok yang akan dibahas antara lain:
Umum
-Sejarah PLTA PB Jenderal Soedirman
-Tujuan dan manfaat
-Data teknis
-Struktur organisasi
Khusus
Memahami sistem pengoperasian,pemeliharaan,dan pengamanan Generator di
PLTA PB.Soedirman PT Indonesia Power Unit Bisnia Pembangkitan Mrica.
2
C. Tujuan Yang Hendak Dicapai
Penulis dapat memahami sistem pegoperasian,perawatan,dan pengamanan
Generator sebagai salah satu peralatan pembangkitan tenaga Listrik di PLTA PB.
Soedirman PT.Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Mrica.
D. Manfaat Kerja Praktek
Bagi penulis
Melalui Praktek Kerja Lapangan penulis dapat menerapkan teori yang
telah diperoleh pada bangku kuliah dengan keadaan sebenarnya di
Lapangan,membandingkan praktek yang didapat di bangku kuliah dan yang
dilakukan di lapangan,khususnya di bidang ketenagalisrikan dan juga dengan
adanya Praktek Kerja Lapangan penulis dapat melihat dan mengetahui secara
langsung bagaimana cara pengoperasian,perawatan,pemeliharaan dan pengamatan
sistem pembangkitan tenaga listrik di PLTA PB.Soedirman khususnya generator.
Bagi Institut
Kegunaan yang nyata bagi institut adalah:
Untuk mengetahui sampai dimana kemampuan mahasiswa dalam
menguasai mata kuliah yang diadakan dalam bangku kuliah.
Untuk menjalin kerjasama dalam suatu instansi dengan perusahaan dan industry
Bagi Instansi,Perusahaan dan Industri
Dengan adanya kegiatan penelitian yang dilaksanakan oleh mahasiswa,maka
perusahaan instansi dan industri dapat mengambil manfaat sebagai bahan
3
pertimbangan oleh pimpinan yang bersangkutan dalam operasional perusahaan
untuk mempererat hubungan antara institut dengan perusahaan.
Kegunaan yang nyata bagi institut adalah:
- Untuk mengetahui sampai dimana kemampuan mahasiswa dalam
menguasai mata kuliah yang diadakan dalam bangku kuliah.
- Untuk menjalin kerjasama dalam suatu instansi dengan perusahaan dan
industri.
E. Metode Analisis Data
Untuk memperoleh hasil yang bersifat obyektif dan dapat
dipertanggungjawabkan,maka digunakan suatu metode agar didapat data yang
sesuai untuk penyusunan laporan.
F. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya.Dalam
hal ini adalah PLTA.PB SOEDIRMAN PT INDONESIA POWER UNIT BISNIS
PEMBANGKITAN MRICA.
G. Metode Observasi
Dalam melakukan pengamatan langsung pada obyek penelitian untuk
mendapatkan data yang benar-benar sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan.
4
H. Metode Interview
Penulis mengajukan pertanyaan secara lengsung kepada pihak yang
bersangkutan dengan cara tatap muka secara langsung.
I. Data Sekunder
Dalam hal ini data diambil secara langsung dengan cara:
-Studi Literatur
Penulis mengumpulkan data berdasarkan literature-literatur yang ada di
lapangan untuk mendukung penelitian.Literatur-literatur tersebut dapat berupa
dari buku-buku pegangan pengguna yang ada di PLTA PB SOEDIRMAN PT
INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN MRICA.
-Riset Perpustakaan
Data diperoleh dari buku-buku yang ada diperpustakaan mendukung
penelitian,yaitu dari perpustakaan instansi,perusahaan,institut atau dari
perpustakaan lainnya.
5
J. Sistematika Penulisan
Laporaran Praktek Kerja Lapangan ini ditulis dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I :PENDAHULUAN, berisi tentang alasan pemilihan judul, batasan
masalah, tujuan yang hendak dicapai, Manfaat kerja praktek,
Metode analisis data, Data primer, Metode observasi, dan
sistematika penulisan.
BAB II :TINJAUAN UMUM PLTA PB.SOEDIRMAN, berisi tentang
sejarah pembangunan, Letak Geografis PLTA PB Soedirman, dan
Struktur organisasi.
BAB III :FASILITAS UTAMA PLTA PB.SOEDIRMAN , berisi tentang
sistem operasi yang terdapat pada PLTA PB.Soedirman.
BAB IV :SISTEM PENGOPERASIAN GENERATOR PADA PLTA PB.
SOEDIRMAN PT INDONESIA POWER UBP MRICA , berisi
tentang cara pengoperasian PLTA , cara pengamanannya serta cara
perawatannya.
BAB V :KESIMPULAN DAN SARAN, berisi kesimpulan tentang kerja
praktek yang telah dilakukan dan saran untuk perbaikan di masa
yang akan datang.
6
BAB II
PLTA PANGLIMA BESAR SOEDIRMAN
A. SEJARAH PEMBANGUNAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai sungai yang
potensial untuk dikembangkan sebagai pembangkit tenaga listrik. Sebagai negara
yang bias berkembang, tersedianya tenaga listrik yang memadai akan mendukung
terciptanya masyarakat yang adil dan makmur. Pada tahun 1971 Indonesia
menerima bantuan dari pemerintah Australia untuk mengembangkan sumber-
sumber air sebagai pembangkit tenaga listrik.
Dari hasil studi yang dilakukan oleh Snowi mountains enginering
corporation (SMEC) tahun 1972 diusulkan MAUNG dan MRICA di daerah aliran
sungai Serayu untuk PLTA.Sebagai kelenjutannya,pada tahun 1974 dilakukan
studi kelayakan pada aliran sungai Serayu. Pada tahun 1978-1980 disusun
perencanaan Detail design oleh Teknopromn export dari Unisovyet tanggal 15
mei 1982 dilakukan kontrak kerja antara PLN dengan Sabcon (Scansa
Comentgjuteriet, Asea AB , and Sweedee Balfour Beaty Construction LTd), serta
United Kingdom sebagai konsultan perencana adalah sweco AB dari swedia dan
enginering and Power Teknopom export dari inggris sedangkan Wiratman dan
Ass bertugas merancang ulang hasil perencanaan yang dibuat oleh Teknoprom
export (TPE).
7
Konsultan pengawas adalah Sir William Halcrow and Parners dari Inggris
a. Sejarah pembangunan PLTA PB Soedirman dibagi dalam dua tahap yaitu :
Secara garis besar , pembangunan PLTA dibangun dalam tiga tahap bangunan
yaitu :
Bid pembangunan prasarana, seperti jalan hantar, jaringan listrik dan air
minum.
Bid pelajaran sipil, seperti pembangunan gedung sentral (PH),terowongan
pengelak dan bangunan pelimpah (Spillway).
Bidang pekerjaan listrik dan mekanis, seperti : pemasangan turbin,
generetor, transformator dan instalasi pelengkapnya.
Secara teknologis, peristiwa penting selama pembangunan adalah:
Tahun 1974
Studi kelayakan
Tahun 1978-1980
Detail Design
Tahun 1978
Tahap awal pekerjaan prasarana
Tanggal 15 Mei 1982
Penandatanganan kontrak kerja sama antara PLN dengan SABCON
Tanggal 9 Agustus 1982
Peresmian dimulainya pekerjaan PLTA PB Soedirman oleh menteri pertambangan
dan energi, Bapak Soebroto
8
Bulan Desember 1982
Masa Konstruksi
Bulan Maret 1983
Penjadwalan kembali oleh pemerintah
Tanggal 30 Mei 1984
Peresmian dimulainya dimulainya proyek PLTA oleh menteri
Pertambangan dan energi , Bapak Soebroto.
Tanggal 2 Mei 1986
Pengalihan aliran sungai Serayu melalui terowongan oleh menteri
pertambangan dan energi Bapak Soebroto.
Tanggal 26 Februari 1987
Peletakan batu abadi bendungan utama oleh Presiden RI Bapak H.M.
Soeharto
Tanggal 16 April 1988
Penutupan Terowongan Pengelak olek menteri Pertambangan dan Energi,
Bapak Ginanjar Kartasasmita
Bulan september 1988
Waduk mulai tersi penuh
Tanggal 26 November 1988
Peresmian dimulainya pengoperasian unit 1 oleh Dir Pin. Pro PLN
pusperasi unitat.
Tanggal 28 November 1988
Mulai beroperasi pembangkit unit 1 sebesar 60 MW
9
Tanggal 20 Januari 1989
Mulai beroperasi unit II
Tanggal 25 januari 1989
Mulai beroperasinya unit III
Tanggal 23 Maret 1989
Peresmian mulai berfungsinya PLTA PB Soedirman.
PLN Unit Pembangkit Mrica dibentuk atas dasar SK Direksi PLN
No.166/Dir/85 tanggal 14 November 1985 Disamping itu juga berdasarkan SK
DireksiPLN PJB No.001/KJB/86 tanggal 9 januari 1986. Sampai akhirnya pada
saat PLN menjadi PERSERO dan membentuk anak perusahaan PT PLN PJB 1
dan II ,maka PLTA PBS dibawah naungan PT PLN PJB I yang kemudian
menjadi PT INDONESIA POWER.
B. LETAK GEOGRAFIS PLTA PB SOEDIRMAN
PLTA Panglima Besar Soedirman terletak di hulu sungai Serayu dan
termasuk wilayah kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah kurang lebih
delapan kilometer sebelah barat kota banjar negara, propinal jawa tengah, kurang
lebih delapan kilometer sebelah barat kota banjarnegara. Untuk mengetahui secara
lebih jelas letak dari PLTA PB soedirman seperti pada gambar.
PLTA PB soedirman adalah salah satu diantara PLTA yang ada di sungai
serayu yang di bangun guna menunjang akan kebutuhan energi listrik di pulau
Jawa dan Bali serta Jawa Tengah pada khususnya. Pada tanggal 23 Maret 1989
telah diresmikan berfungsinya PLTA PB Soedirman oleh Presiden RI Soeharto.
10
Dari ketiga unit pembangkit dapat beroperasi dengan kapasitas penuh sebesar 3 x
60 MW dan membangkitkan energi listrik rata-rata sebesar 580.000.000 KWH per
tahun menurut perencanaan. Tenaga listrik yang dihasilkan tersebut disalurkan
melalui saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 KV. Kearah barat melalui
Gardu Induk Rawalo sepanjang 56 KM dan kearah timur melalui Gardu Induk
Wonosobo sepanjang 30 KM, yang kemudian menunjang sistem jaringan
interkoneksi se-jawa Bali melalui Gardu Induk 150/500 KV di ungaran. PLTA PB
Soedirman mampu start sendiri (Black Start) pada saat sistem kelistrikan se-jawa
Bali padam total.
C. Struktur Organisasi PLTA PB Soedirman
Struktur organisasi PLTA PB Soedirman dapat dilihat pada lampiran
11
BAB III
FASILITAS UTAMA PLTA PB SOEDIRMAN
A. Waduk
Waduk PLTA PB Soedirman terletak di sungai serayu kabupaten
Banjarnegara. Curah hujan rata-rata setriap tahunnya kurang lebih 3900mm
dengan luas daerah tangkapan hujan 1022 km2 .
Selain menghimpun air aliran sungai serayu, waduk juga berfungsi sebagai
pengendali banjir saat musim hujan.
Adapun gambar genangan waduk PLTA PB Soedirman dapat dilihat pada
gambar :
12
Gambar peta daerah genangan PLTA PB Soedirman banjarnegara
Sumber : PLTA PB Soedirman.
Data teknis waduk PLTA PB Soediraman Banjarnegara:
Luas genanagn (elevasi 235 m) : 12,5 km2
Muka air puncak : 234,5 m
Muka air maksimum operasi : 231 m
Muka air minimum operasi : 224,5 m
Isi efektif : 47.000.000 m3
Isi non efektif : 110.000.000 m3
Isi seluruhnya : 165.000.000 m3
Inflow air rata-rata : 3,007x10 m3/tahun
Outflow air rata-rata : 2,550x10 m3/tahun
Curah hujan rata-rata : 3900 mm/tahun
Sumber air : sungai serayu
B. Bendungan Utama
Bendungan utama waduk mrica dan bahan kedap air dibuat dengan jenis
timbunan batu dengan inti kedap air dan bahan utama bendungan terdiri dari batu,
tanah bahan-bahan lainnya. Bendungan digunakan untuk membendung sungai
sehingga terbentuk waduk, tipenya harus dipilih yang memenuhi syarat geologi,
topografi dan syarat lainnya.
Jenis-jenis bendungan adalah :
13
Bendungan urugan tanah
Bendungan urugan batu
Bendungan beton
Bendungan dengan sistem penopang
Untuk PLTA PBS bendungan yang digunakan adalah tipe bendungan
urugan batu, dimana bahan-bahan yang digunakan merupakan material alamiah
seperti batu, tanah liat, dan pasir. Tubuh utama dari bendungan terdiri dari batu-
batu dan di bagian tengahnya dibuat dibuat dinding kedap air dari tanah liat
khusus (impervious clay)
Adapun gambar bendungan dapat dilihat pada gambar
Gambar melintang bendungan utama
Sumber : PLTA PB Soedirman
14
Data teknis bendungan utama
tinggi : 109 m
isi : 4.400.000 m3
puncak genangan:
elevasi : 235 m
panjang : 832 m
lebar : 10 m
kemirinagan bendungan
hulu : 1,8:1
hilir : 1,6:1
tinggi dinding pelindung
beton : 1,5 m
C. Fasilitas penyaluran air
Bangunan Pelimpah Utama (Spillway)
Spillway berfungsi melimpahkan air apabila tinggi muka air waduk
melampaui batas maksimum (kondisi banjir). Di PLTA PBS selain digunakan
sebagai pelimpah pada saat air melalui batas maksimum spillway juga digunakan
untuk pemeliharaan reservoir.
Di PLTA PBS bangunan Main Spillway dibangun pada sisi sebelah kanan
dam dilihat dari sisi upstream dan mempunyai 4 saluran air (waterways) dengan
15
lebar 14,25 m. Masing-masing waterways didesign untuk melimpahkan air
1.222,5 m3/ detik ketika elevasi air di reservoar mencapai level 233 m dan apabila
keempat waterways terbuka dapat melimpahkan air sebanyak 4.890 m3/ detik.
Berdasarkan bentuknya pintu air untuk bangunan spillway PLTA PBS berupa
stoplog gate jenis sliding dan radial gate untuk spillwaynya. Untuk Stoplog gate
terdiri dari 4 bagian dengan ukuran lebar 15.180 mm x tinggi 2.831 mm tiap
bagian. Dengan berat 18.130 kg per bagian. Stoplog gate dioperasikan dengan
menggunakan crane gatry dengan beban kerja aman 28 ton. Sedangkan untuk
spillway menggunakan sistem hidrolik untuk menggerakkan gate secara radial
dengan tekanan 150 bar. Selain main spillway juga terdapat emergency spillway
yang bekerja pada saat kondisi in flow air jauh lebih besar dari pada out flow main
spillway dan DDC.
Adapun gambar spillway dapat dilihat pada gambar
Gambar bangunan pelimpah utama (spillway)
Sumber : PLTA PB Soedirman
16
Data teknis bangunan pelimpah (spillway) :
pabrik : boving
jumlah pintu : 4 buah
type : radial
panjang tiap pintu : 14, 250
tinggi tiap pintu : 11,965 m
kapasitas debit maksimal : 5800 m3/detik
panjang keseluruhan : 69 m
elevasi : 231
Bangunan Pelimpah Darurat
Bangunan pelimpah darurat ini berfungsi dalam keadaan darurat yaitu
pada saat saluran pelimpah utama tak mampu lagi membuang air yang masuk ke
waduk secara berlebihan.
Data bangunan pelimpah darurat :
Tipe : fuse plug dengan derodible dam
Letak : tanggul sisi kanan
Puncak pelimpah : 234 m & 234,5 m
Panjang : 176 m & 165 m
Kapasitas debit maksimum : 3500 m3/detik
17
Pipa Pesat (penstock)
Pipa pesat berfungsi mengalirkan air dari saluran penghantar atau kolam
tandon ataupun langsung dari bangunan pengambil air (intake) ke turbin, pipa
pesat didesain mempunyai sisi kemiringan yang tajam, ini dimaksudkan untuk
memperoleh energi potensial air (tekanan air) untuk memutar turbin. Konstruksi
penstock harus diperhitungkan agar dapat menerima tekanan maksimum yang
timbul akibat fenomena water hammer. Untuk pemasangan penstock di PLTA
PBS adalah terletak dibawah permukaan tanah. Pada ujung penstock dibagi
menjadi tiga bagian yang selanjutnya dihubungkan dengan Main inlet valve pada
tiap-tiap percabangannya.
Gambar pipa pesat (penstock) :
18
Manhole
Manhole disebut juga lubang pemeliharaan yang berfungsi untuk masuk
orang ke dalam penstock atau spiral casing bila ada pemeliharaan di dalam pipa
tersebut. Pada keadaan terisi penuh dengan air, lubang pemeriksaan tersebut harus
selalu tertutup rapat dan hanya dalam keadaan kosong saja boleh dibuka. Penutup
lubang pemeriksaan tersebut biasanya dikunci dengan baut/ mur. Pada PLTA PBS
Manhole terletak pada penstock, spiral casing dan draft tube cone.
Main inlet valve (MIV)/ katup utama
MIV adalah katup yang dipasang dimuka/ disisi hulu dari turbin yang
berfungsi untuk membuka aliran air (menstart turbin) atau menutup aliran
(menghentikan turbin) dan untuk mengamankan atau mengosongkan turbin
terhadap aliran air yang bertekanan dari pipa pesat pada waktu dilakukan
pemeliharaan. Pada PLTA PBS terdapat tiga buah MIV sebagai katup utama
masing-masing unit, tiap inlet valve dihubungkan ke penstock oleh sebuah
keeping penutup dan dihubungkan ke rumah siput oleh sambungan geser (sliding
dismantling joint). Pemasangan ini dimaksudkan untuk memberikan ruangan pada
pergeseran aksial inlet valve dan juga guna memungkinkan pembongkaran
assembli inlet valve secara keseluruhan. Katup yang digunakan untuk MIV adalah
jenis kupu-kupu (butterfly valve) yang terbuat dari baja tuang yang membentuk 2
buah cakra yang ditopang pada bagian tengah body oleh 2 buah trunion, kaki
penyangga, barrel plate kopling dan sebuah boss pena pengunci (locking pin
boss). Untuk pengoperasiannya mengunakan sebuah servomotor tipe kerja ganda
19
(double acting) yang dihubungkan dengan lever end trunion dimana gaya aksial
yang dihasilkan oleh servomotor menjadi moment puntir pada trunion. Untuk
menyeimbangkan tekanan air pada sudu inlet valve sebelum inlet valve membuka
diantara penstock dan rumah siput terdapat rangkaian by pass yang terdiri dari
sebuah isolating valve (katup pisah) yang digerakkan secara manual , by pass
valve yang merupakan needle valve (katup jarum) yang dibuka secara hidraulik
dan ditutup oleh pegas dan sebuah pipa besar.
Gambar MIV :
20
Bangunan Pengambil Air ( power intake )
Bangunan intake adalah fasilitas yang dipakai untuk pengambilan air
langsung dari sungai atau dari tempat penampungan (waduk) kesaluran
penghantar ataupun pipa pesat (penstock).
Bangunan intake harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Dapat mengatur kebutuhan air
Dapat mengontrol dan mencegah sampah masuk kesaluran air
Mengurangi masuknya sedimentasi
Mudah pengoperasiannya
Bagian-bagian dari bangunan intake :
a. Saringan/ trash rake
Saringan dipasang di depan intake (pintu pengambilan air) dan berguna
untuk menyaring kotoran-kotoran/ sampah yang ikut bersama air sehingga air
menjadi bersih dan tidak akan mengganggu operasi. Ukuran dari intake screen di
PLTA PBS adalah lebar 7.515 mm dan tinggi 19.650 mm dan dibagi dalam 6
bagian frame segi empat, dengan pemasangan kemiringan 75o dari bidang
horizontal. Untuk membersihkan sampah pada saringan menggunakan alat
pembersih sampah yang dioperasikan oleh trash rake gantry dengan beban 6 ton.
21
b. Intake gate
Intake gate adalah gate yang berfungsi sebagai pengaman bila terjadi
kebocoran pada penstock sehingga penstock dapat dilakukan pemeliharaan atau
perbaikan. Pada PLTA PBS intake gate bekerja naik turun, untuk gerak naik
menggunakan system hidraulik, yang mana tipe silinder hidrauliknya adalah tipe
single acting hydraulic cylinder, dengan cylinder bore 320 mm, diameter piston
rod 160 mm dan panjang langkah 9.100 mm. Untuk kerja turun dari intake gate
memanfaatkan berat dari gate tersebut yaitu seberat 42.5 ton.
Untuk pemeliharaan dari intake gate dilakukan pengangkatan dengan
menggunakan gantry crane 60 ton. Jumlah intake gate pada PLTA PBS adalah 2
buah yang masing-masingnya dipasang pada masing-masing saluran intake. Pada
sisi upstream dari intake gate terdapat intake stoplog yang terdiri dari 6 bagian
elemen stoplog, dimana bagian stoplog yang paling atas harus dipasang selalu
teratas karena mempunyai 2 equalizing valve yang berfungsi untuk mengalirkan
air dari sisi upstream ke downstream agar tekanan seimbang sebelum stoplog
diangkat. Sedangkan 5 element yang lain dapat bebas dalam penyusunanya karena
bentuknya sama. Berat dari ke 5 element gate tersebut masing-masing adalah
13.000 kg dan element teratas adalah 8.750 kg. untuk mengoperasikan stoplog
tersebut menggunakan gantry crane 60 ton.
22
Gambar potongan power intake dapat dilihat pada gambar .
Data teknis pintu pengambil air :
Tinggi buka : 9,0 m
Lebar buka : 5,0 m
Kecepatan buka : 300 mm/s
Kecepatan tutup : 300 mm/s
Kecepatan tutup darurat : 3000 mm/s
Tinggi bangunan : 95 m
Kecepatan pemasukan air : 227 m3/s
Data pintu stoplag:
Tinggi buka : 18,97 m
Lebar buka : 7,00 m
23
Bottom outlet ( drawn dawn culvert )
Bottom outlet adalah saluran penguras yang bertugas untuk menguras
kotoran-kotoran dan endapan (sediment) waduk. Sehingga dapat menjaga air
waduk sesuai yang direncanakan dimana posisinya terletak pada posisi terendah
dari bendungan.
Untuk PLTA PBS bottom outlet sering disebut Draw Down Culvert
(DDC). DDC tersebut berada pada elevasi 169,5 meter diatas permukaan air laut.
DDC terdiri dari sebuah saluran (tunnel) yang pada bagian tengahnya terbagi
menjadi 2 saluran parallel. Pada pintu tunnel DDC terdapat stoplog yang akan
digunakan apabila dilakukan pemeliharaan sistem DDC. Stoplog tersebut berjenis
sliding bulkhead gate sehingga mampu menahan tekanan air yang tinggi untuk
pengoperasiannya menggunakan crane gantry dengan beban kerja aman 60 ton.
Selain stoplog gate pada masing-masing saluran parallelnya terdapat sebuah guard
gate dan sebuah control gate yang disusun seri. Guard gate terletak disisi upstream
dari pada control gate, dimana guard gate normalnya adalah terbuka dan akan
digunakan/ tertutup saat pemeliharaan control gate. Tipe dari guard gate dan
control gate adalah pintu sliding dengan penggerak berupa hidraulik.
Gambar DDC :
24
Data teknis drawn dawn culvert :
Type stoplag gate : sliding bulkhead
Kapasitas : 250 m3/s
Panjang
Bentuk tapel kuda : 308 m
Bentuk persegi : 103 m
Dilengkapi dengan intake stoplog 4x6 m
Guard gate and hoist 2 buah
Control gate dan hoist 2 buah
Pabrik : SABCON, BOVING & ASEA
D. Gedung sentral/ gedung pusat pembangkit (power house)
Power House merupakan bagian terpenting dari fasilitas bangunan sipil
sebuah PLTA karena disinilah terdapat instalasi turbin air, generator, peralatan
bantu dan ruang control (control room). Power house PLTA PBS merupakan tipe
bangunan semi bawah tanah (semi under ground) karena sebagian bangunannya di
dalam tanah karena itu bangunan harus kokoh terhadap beban bangunan itu
sendiri,beban peralatan dan tahan terhadap getaran.
25
Data teknis power house PLTA PB.Soedirman adalah sebagai berikut :
Tipe : semi underground,indoor type
Dibuat oleh : SABCON,BOVING,ASEA dan BBS
Dibuat pada tahun : 1982 s.d 1988
Digunakan pada tahun : 1988
Konstruksi : beton bertulang
Luas bangunan : 2.472.125 m2
Luas lantai : 5.100 m2
Lebar : 44,55 m
Panjang : 85,00 m
Tinggi : 27,65 m
Atap : beton bertulang ( pre cash + pendingin )
Jumlah lantai : 5 (2 di atas tanah dan 3 di bawah tanah )
E. Turbin
Turbin air
Turbin air adalah turbin dengan air sebagai fluida kerjanya. Menurut
klasifikasinya turbin air dibagi menjadi 3 yaitu :
Ditinjau dari kedudukan porosnya turbin air dibagi menjadi 2 yaitu :
Turbin horizontal
Turbin vertical
26
Ditinjau dari fluida kerjanya dibagi menjadi 2 macam yaitu :
Turbin reaksi ialah turbin dimana air yang melewati Runner mengalami
penurunan tekanan baik pada sudu pengatur maupun pada Runner.
Contoh ; Francis, Propeller dan Kaplan
Turbin Impuls ialah turbin dimana proses penurunan tekanan airnya
terutama terjadi di dalam distributor/ nozlenya dan tidak terjadi pada sudu-
sudu lainnya.
Contoh ; Pelton.
Ditinjau dari arah aliran air turbin dibagi menjadi 3 macam yaitu :
Turbin radial ialah turbin dimana aliran air yang melewati Runner
dalam arah radial.
Contoh ; Pelton
Turbin aksial ialah turbin dimana aliran air yang melewati Runner
dalam arah aksial.
Contoh ; Propeller dan Kaplan
Turbin radial aksial ialah turbin dimana air yang masuk ke Runner
dalam arah radial dan setelah keluar dari Runner dalam arah aksial.
Contoh ; Francis.
Ketiga turbin yang digunakan di PLTA PBS adalah turbin Francis dengan
poros vertical.
Assembli turbin terdiri dari ;
Sebuah spiral casing, cicin penahan (stayring) dan saluran bawah
(pitliner)
27
Sebuah tutup atas (top cover)
Sebuah tutup bawah (bottom cover)
Guide vane dengan aparat pengarahnya
Sebuah Runner dan poros
Sebuah perapat poros (shaft seal)
Sebuah Guide bearing
Sebuah draft tube cone
Sebuah draft tube liner
a. Spiral casing
Fungsi dari spiral casing pada PLTA PBS adalah mendistribusikan air ke
sekeliling guide vane dengan tekanan dan kecepatan yang sama. Pemasangan
dari turbine casing adalah dengan cara dilaskan dengan stayring dan kemudian
ditanamkan pada beton.
b. Top cover
Pada PLTA PBS top cover menopang assembli Guide bearing dan perapat
poros serta assembli tutup. Top cover juga memuat 24 buah rumah bantalan
atas sudu pengarah.
28
c. bottom cover
Pada PLTA PBS bottom cover berisi rumah-rumah bantalan bawah guide
vane dan sebuah plat cheek. Dengan plat silinder (barrel plate) yang diikatkan
ke barrel plate bawah cincin penahan dengan baut.
d. Guide vane dan aparat pengarahnya
Aparat pengarah mengubah gerakan aksial servomotor menjadi gerakan
putar pada guide vane melalui penyambung (link) dan tuas-tuas cincin
pengatur. Guide vane terdiri dari 24 sudu yang terletak anatara top cover dan
bottom cover. Guide vane ditata secara teratur membentuk suatu lingkaran
yang dapat bergerak dan bertugas mengendalikan air yang masuk ke turbin
sesuai dengan posisinya.
e. Runner dan poros
Runner berfungsi untuk merubah energi kinetik dan potensial menjadi
energi mekanik berupa putaran poros turbin. Poros turbin berfungsi untuk
meneruskan daya yang diperoleh dari Runner ke poros generator. Runner dan
poros ditempatkan secara vertikal di pusat turbin dan merupakan bagian yang
berputar dari turbin. Runner terbuat dari baja tuang stainless. Sedangkan poros
terbuat dari baja tempa.
29
f. Perapat poros (shaft seal)
Perapat poros ditopang pada sebuah tutup dalam, yang diikatkan ke top
cover. Perapat poros berguna mencegah air keluar dari ruang Runner. Untuk
mendinginkan perapat poros menggunakan pendinginan dari air cooling water
pump dan juga dari air dari pipa pesat.
g. Guide bearing
Guide bearing dipasang pada tutup atas turbin persis diatas perapat poros.
Guide bearing menyerap beban radial dari bagian yang berputar dan menahan
Runner tetap konsentris terhadap cincin aus atas dan bawah. Pendingin oli
Guide bearing memanfaatkan air pendingin dari dari cooling water pun
dimana pendinginan terjadi pada cooler oli.
h. Draft tube cone
Draft tube cone terletak antara bagian atas draft tube liner dan tutup
bawah turbin. Pada draft tube cone terdapat Manhole untuk masuk orang pada
saat pemeliharaan.
i. Draft tube liner
Draft tube cone terletak dibawah dan dihubungkan oleh sebuah
sambungan bongkar (dismantking joint) ke assembli draft tube cone. Pada
draft tube juga terdapat sebuah drain pipe (pipa kuras)dari casing turbine yang
30
digunakan untuk pemeliharaan turbin, dan pada draft tube liner juga terdapat
drainage dan dewatering pipe yang digunakan untuk mengosongkan dan
menguras draft tube.
Governor dan control equipment
a. Perangkat pompa hidraulik MIV
Untuk setiap inlet valve dipasang satu set pompa hidrolik yang terdiri dari
tangki pengumpul minyak dengan kapasitas 2000 liter dan dua buah pompa
yang digerakkan oleh motor. Pompa tersebut berfungsi memompakan minyak
bertekanan pada tekanan 60 bar ke servomotor melalui sebuah tangki udara/
minyak (air/ oil tank). Untuk pengendalian secara local terdapat sebuah panel
control local didekatnya.
b. Perangkat pompa hidraulik turbin
Tiap turbin memiliki satu set pompa hidraulik yang menyediakan minyak
bertekanan sebesar 40 bar ke EHCU serta ke servomotor guide vane melalui
air/ oil tank. Tidak berbeda dengan perangkat pompa hidraulik MIV disini
juga terdapat satu set pompa hidraulik yang terdiri dari tangki pengumpul
minyak dengan dengan kapasitas 2000 liter. Pompa yang digunakan untuk
perangkat hidraulik turbin terdiri dari 2 buah dimana salah satunya diguanakan
sebagai pompa utama dan yang lainnya sebagai stand by pump.
31
c. Turbine Governor Control Cubicle (TGCC) dan Electro Hydraulic Control
Unit (EHCU)
TGCC berisi perlengkapan pengatur beban dan kecepatan elektronik yang
memproses sinyal input dari transducer menjadi komando electric ke EHCU.
Didalam EHCU terdapat sebuah alat penggerak yang mengubah sinyal-sinyal
listrik dari TGCC menjadi sinyal hidraulik ke sebuah katup pengatur
(regulating valve). Regulating valve mengatur aliran minyak dari perangkat
pompa hidraulik ke servomotor sudu pengarah.
Gambar 2.1 diagram control governor
32
Water
Resevoar
Water
PassageGuide
vane
Connect
ed
System
Servo
motor
Turbine
Runner
Gener
ator
Electro
Hidraul
ik
Control
Unit
Turbine
Govern
or
Control
Cubicle
Transducer/
command signal
Pres
sure Pres
sure
Tor
que
Loa
d
Sen
sor
Spe
ed
Sen
sor
Control System
Go
ve
rni
ng
Sy
ste
m
Drainage and dewatering system (Sistem pengosongan dan pengurasan air)
Spiral casing dan turbin dikosongkan dengan gaya grafitasi melalui pipa-
pipa 150 mm ke draft tube kemudian dari draft tube dikosongkan melalui pipa-
pipa 250 mm ke dewatering pit (kolong pengosongan) dan kemudian di pompakan
ke tail race dengan menggunakan 2 buah pompa Flyght CP3126HT melalui pipa-
pipa 150 mm. Pada dewatering pit/ sump pit terdapat 2 pompa penguras yang
pertama adalah Drainage/ DR pump dan yang kedua adalah Dewatering/ DW
pump.
Cooling Water System.
Pada PLTA PBS air pendingin digunakan untuk mendinginkan udara
generator, pendingin minyak bantalan generator, pendingin minyak bantalan poros
turbin dan kotak perapat poros turbin yang bekerja pada tekanan 3 bar. Air
pendingin untuk tiap mesin diambil dari pipa saluran pencatu air pendingin
melalui sebuah saringan putar bermotor maupun langsung melalui sebuah pipa
manifold cadangan 200 mm. Di PLTA PBS saluran air pendingin dicatu oleh 4
buah pompa sentrifugal. Air pendingin yang digunakan diambil dari tail race
melalui saringan kasar yang dipasang pada celah draft tube. Saringan/ strainer
yang digunakan pada cooling water system adalah type saringan putar bermotor.
33
Compressed Air system (system udara kompresor)
Sistem udara kompresor di PLTA PBS berfungsi untuk mencatu udara
bertekanan tinggi ke tangki udara/ minyak MIV dan ke tangki udara/ minyak
turbin. Udara tekan yang digunakan bertekanan 68 bar yang dicatu oleh sebuah
kompresor tiga tingkat. Sebagai sumber catu udara tekan PLTA PBS memiliki 3
buah kompresor dimana salah satunya adalah sebagai kompresor utama dan yang
lainnya adalah sebagai stand by compressor (cadangan).
Urutan aliran dari udara tekan adalah sebagai berikut ; udara disalurkan ke
tangki udara/ minyak MIV pada tekanan 68 bar dan setelah melalui katup penurun
tekanan (reducing valve) udara tersebut disalurkan ke tangki udara/ minyak
governor pada tekanan 44 bar. Kerja dari system udara kompresor adalah bisa
bekerja secara otomatis ataupun manual.
Oil Cooler
Di PLTA PBS oil cooler digunakan untuk mendinginkan oli pelumas
Guide bearing dan thrust bearing generator. Oil Cooler pada PLTA PBS
menggunakan system Shell and tube dimana air pendingin dari cooling water
sytem dialirkan melalui pipa-pipa didalam tangki minyak pelumas tersebut
sebagai pendingin oli yang mengalir pada bagian shell.
34
High Pressure Oil Pump
High Pressure Oil Pump digunakan untuk mengangkat turbin dan
porosnya melaui bantalan generator pada saat start unit dan stop unit. Untuk start
unit tekanan kerja dari HP oil pump adalah 150 bar untuk mengangkat pada saat
turbin belum berputar setinggi ± 0,07 mm. Kemudian pada saat pembukaan guide
vane tekanan diturunkan menjadi 115 bar, dan diturunkan pelan-pelan pada saat
turbin sudah bekerja sampai tekanan 0 bar. Setelah putaran turbin mencapai 90%
HP oil pump dimatikan. Sedangkan untuk stop unit HP oil pump digunakan pada
saat putaran sudah 90% dengan tekanan kerja yang sama pada saat start unit. Pada
saat unit sudah stop HP oil pump baru dimatikan.
Compressor Brake
Compressor brake berfungsi untuk mencatu udara tekan yang akan
digunakan untuk pengereman generator pada saat unit stop. Dan pengereman akan
di Off-kan pada saat turbin akan running (start sequence). Compressor brake akan
dioperasikan pada saat putaran turbin mencapai 12% - 14%.
Draft tube gate
Fungsi dari draft tube adalah untuk memanfaatkan energi potensial air
antara Runner dan muka air bawah (tail water level) dan untuk mendapatkan
kembali (recovery) energi kinetic air yang keluar dari Runner. Pada PLTA PBS
masing-masing unit memiliki dua draft tube yang masing-masing hilirnya dapat
ditutup dengan menggunakan sliding isolating gate. Empat stoplog gate
35
disediakan untuk menutup aliran air tail race, sehingga hanya dua unit yang dapat
diisolasi pada waktu yang bersamaan. Ukuran dari masing-masing pintu draftube
ialah lebar 4,5 m x tinggi keseluruhan 3,82 m dengan berat 5.450 kg. Untuk
mengoperasikan draft tube menggunakan traveling gantry dengan beban kerja
aman 10 ton. Pada bangunan draft tube gate terdapat by pass valve sebanyak dua
buah untuk tiap-tiap pintunya yang berfungsi untuk mengalirkan tekanan air dari
satu sisi ke sisi pintu yang lain agar tekanan air pada dua sisi pintu draft tube
tersebut seimbang sebelum pintu tersebut diangkat.
Tail race.
Tail race berfungsi untuk mengalirkan dan mengurangi tekanan air dari
draft tube. Tail race berada pada sisi setelah draft tube gate.
Gambar turbin :
F.
G
enerator
36
Generator berfungsi untuk mengubah energi mekanik dari putaran turbin
menjadi energi listrik. Prinsip dasar dari generator adalah berdasarkan hukum
Farraday yang berbunyi,” Apabila dalam suatu medan magnet yang bergerak atau
berputar terdapat konduktor yang memotong garis-garis fluks magnet,maka pada
konduktor akan timbul gaya gerak listrik.”
Generator dirancang dengan konstruksi yang modern serta dengan material
yang bermutu tinggi,khususnya untuk bagian generator yang tampak di atas lantai
generator. Peralatan dan perlengkapan generator dalam pembuatannya harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
Seluruh bagian utama generator harus dapat dibongkar pasang melalui bagian
atas.
Generator harus mampu menahan pengereman yang disebabkan beberapa
hal seperti pengereman disaat berhenti dan pengereman mendadak saat terjadi
gangguan sistem.
Seluruh bagian utama generator dilengkapi dengan baut mata,hal ini untuk
memudahkan bila diadakan pengangkatan dengan alat (crane).
Pada semua bagian generator dirancang dengan konstruksi untuk dapat
menahan dan tidak mengalami kerusakan akibat getaran, tekanan terus menerus
pada pergeseran atau yang sifatnya permenen akibat tekanan pada pengoperasiaan
beban nol sampai beban puncak.
Adapun bagian-bagian generator adalah sebagai berikut :
37
a. Rangka Stator
Pada mesin sinkron, rangka mesin hanya berfungsi sebagai pemegang inti
jangkar atau stator. Rangka stator merupakan perngkat keras,terbuat dari elemen
di dalam plat baja. Rangka ini ditopang oleh plat beton di dalam rumah
pembangkit (power house).
Pemasangan rangka stator dilakukan secara cermat supaya diperoleh
kedudukan yang tepat agar dapat menahan hal-hal atau kondisi yang tidak
menguntungkan baik pada operasi normal maupun pada saat ada gangguan,seperti
hubung singkat atau terjadi gempa (bencana alam ).
b. Inti Stator
Untuk inti stator ini dibuat dari baja sitron yang mempunyai kualitas tinggi
serta anti tembus. Lempeng-lempeng dilapisi satu dengan yang lainnya dengan
menggunakan pernis resistansi pijar (head resisting varnish), lempeng-lempeng ini
diikat jadi satu membentuk stator, laminasi ( Lapisan ) disini dilakukan untuk
mengurangi arus Eddy.
c. Kumparan Stator
Kumparan stator diletakan pada alur ( slot ) yang terdapat pada inti stator,
kumparan terbuat dari tembaga yang mempunyai konduktivitas tinggi.
Kumparan dibuat sedemikian rupa sehingga rugi-rugi yang diakibatkan
oleh arus sirkulai dapat ditekan seminimal mungkin dan jika terjadi hubung
singkat mendadak pada terminal generator maka generator mampu menahannya
tanpa mengakibatkan kerusakan pada kumparan stator dan isolasinya.
38
Alur tempat kumparan stator dirancang sedemikian rupa sehingga antara
lilitan atau kumparan dapat dipasang atau dimasukan dan dilepas dengan mudah
saat perbaikan atau pergantian.
d. Rotor
Rotor dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menahan putaran liar
maksimum ( runway speed ) turbin yaitu 394 rpm.
Jenis rotor dengan katup menonjol (salient pole rotor) biasanya digunakan
untuk mesin putaran rendah sampai menengah.
Inti kutub rotor terdiri dari lapisan-lapisan baja dimaksudkan untuk dapat
mengurangi panas akibat arus eddy. Pada inti kutub terdapat kumparan penguat
magnet terdiri dari lilitan-lilitan kawat tembaga (coil ) dan diberi isolasi dan
tersekat terhadap poros rotor. Belitan penguat yang terdapat pada kutubsatu
dengan yang lainnya dihubungkan secara seri dan kedua ujungnya diselipkan pada
slipring pada sisi penguat ( exciter ).
Cincin geser ( slipring ) terbuat dari bahan tahan panas dan tidak mudah
aus karena gesekan sebab digunakan untuk mengalirkan arus searah dari exciter
menuju kumparan medan.
Celah udara berfungsi untuk mengalirkan udara yang terdapat antara stator
dan sepatu kutub sedemikian rupa sehingga distribusi fluks cukup merata dan
kecepatan putar rotor dapat mencapai kerja maksimumnya . Selain itu celah udara
dapat berfungsi juga sebagai media pendingin.
e. Poros
39
Untuk membangkitkan tenaga listrik , bagian poros ini dikopel dengan
poros turbin. Putaran kritis dari kedua poros serta seluruh bagian yang berputar,
sedikitnya 30 % putaran liar maksimum turbin.
Kekuatan poros diuji dengan pengujian, misalnya dengan metode
ultrasonik. Sedangkan kekuatan kualitas ketipisan dapat dicek setelah poros
selesai berputar, kemudian diuji dengan alat sejenis mesin bubut atau pelurus.
Hasilnya tidak boleh melebihi toleransi yang telah ditetapkan
Bagian poros yang terdapat di dalam rumah generator dilengkapi dengan
rangkaian laker penyetel ( sealing arrangement ) untuk mencegah adanya
pengotoran akibat uap ke dalam generator.
f. Rumah Generator
Rumah generator terdiri dari dinding dan lantai serta anak tangga dari
beton bertulang. Konstruksi bagian-bagian secara umum berasal dari rumah
pembangkit. Ruang yang tertutup dirancang bebas dari gas untuk sirkulasi tertutup
udara pendingin. Rumah generator ini berbentuk oktagonal yang dilengkapi
dengan peralatan penetrasi terhadap tegangan tembus.
Pada PLTA PB. Soedirman menggunakan generator poros tegak dengan jenis
bantalan berbentuk paying. Berikut adalah data teknis generator yang digunakan :
Pabrik : ASEA
40
Jumlah : 3 unit
Nomor seri : Nr.7253138, Nr.7253139 dan
Nr.7253140
Power factor : 0,9
Frekuensi : 50 Hz
Tegangan : 13,8 kV ± 10 %
Putaran normal : 231 rpm
Putaran maksimum : 394 rpm
Momen Inersia ( GD²) : 5178 WS / VA
Total losses at rated load : 98,08%
Kelas isolator : F
g. Sistem eksitasi
Sistem eksitasi pada generator sinkron, kumparan diberi pemacu ( eksitasi)
dengan arus searah. Arus searah tersebut dapat diperoleh dari sumber arus searah
atau dari arus bolak-balik yang disearahkan. Sistem eksitasi generator sinkron
dibagi menjadi dua, yaitu sistem eksitasi sendiri dan sistem eksitasi terpisah.
Sistem eksitasi sendiri menggunakan arus pemacu yang berasal dari generator itu
sendiri,sedangkan pada sistem eksitasi terpisah sumber arus pemacu berasal dari
luar generator ( jaringan luar ).
Sistem eksitasi generator di PLTA PB Soedirman menggunakan sistem
eksitasi sendiri. Besar arus eksitasi dapat menentukan sifat-sifat generator sinkron,
yaitu dengan mengatur arus eksitasi, maka faktor daya generator dapat diatur. Bila
41
arus eksitasi cukup untuk membangkitkan fluks yang diperlukan untuk generator
sinkron, maka disebut generator sinkron yang bekerja pada faktor daya satu ( unit
power faktor ). Bila arus eksitasi kurang dari nilai yang diperlukan, maka
generator sinkron bekerja dengan daya terbelakang ( lagging power faktor ). Jika
arus eksitasi lebih besar dari harga faktor daya satu, dinamakan faktor daya
mendahului ( leading power factor ).
h. Perlengkapan Eksitasi
Perlengkapan eksitasi terdiri atas :
Transformator tegangan, transformator arus yang berfungsi sebagai umpan
balik.
Transformator eksitasi / penguat berfungsi sebagai catu daya / tegangan
penyearah.
Baterai yang sebelumnya melalui proses rangkaian dari AC ke DC membantu
sebagai pengasut pada saat akan beroperasi.
Bagian – bagian rangkaian eksitasi :
Blok transformer penurun tegangan AC untuk disesuaikan dengan tegangan
kerja komponen elektrik yang digunakan.
42
Blok catudaya daerah yang mengatur besaran catu tegangan DC agar sesuai
dengan tegangan kerja komponen listrik.
Blok pengaturan tegangan / arus yang dikendalikan secara otomatis / manual.
Blok transformer perantara ( penyesuai ) besarnya tegangan, arus generator,
dan arus medan sesuai dengan tegangan kerja rangkaian kendali.
Blok limiter yang berfungsi sebagai penyesuai keluaran dari transformator
perantara menjadi sinyal rangkaian.
Gambar generator :
G. Transformator
43
Transformator/ trafo adalah peralatan listrik untuk memindahkan atau
mengubah tegangan dan arus listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke
rangkaian listrik yang lain melalui prinsip-prinsip induksi elektromagnetik
Trafo yang digunakan untuk distribusi/ trafo utama dan pemakaian sendiri di
PLTA PBS adalah trafo daya yang berjumlah 5 buah, dimana 3 buah trafo
digunakan untuk trafo utama yang terhubung dari generator masing-masing unit
pembangkit dan 2 buah tranformator untuk pemakaian sendiri yang terhubung dari
generator unit 1 dan unit 3. Untuk trafo distribusi menggunakan trafo step up yang
merubah tegangan 13,8 kV menjadi 150 kV sedangkan trafo pemakaian sendiri
menggunakan trafo step down yang merubah tegangan dari 13,8 kV menjadi 0,4
kV.
Sistim pendingin yang digunakan oleh trafo utama adalah system OFAF
(Oil Force Air Force) dimana aliran oli pendingin generator terdistribusi
menggunakan tekanan dari pompa dan udara pendingin oli menggunakan
hembusan dari fan. Sedangkan untuk trafo pemakaian sendiri menggunakan
system ONAN (Oil Natural Air Natural) dimana distribusi oli pendingin generator
dan udara pendingin oli terdistribusi alami.Minyak pendingin didinginkan oleh
udara melalui pendingin elemen. Pendingin ini tersusun dari lembaran-lembaran
logam.
Gambar transformator :
44
Pemeliharaan di PLTA PBS
Tujuan dari pemeliharaan adalah agar peralatan yang dipelihara ;
Mempunyai umur/ life time lebih panjang
Mempunyai keandalan yang tinggi
Mempunyai daya mampu yang tinggi
Mempunyai effisiensi mampu yang tinggi
Selalu menunjukkan penampilan/ performance yang optimal
Mampu beroperasi dalam jangka panjang dan mengurangi waktu tidak
siap pakai
45
Terhindar dari pemborosan biaya, material, suku cadang dan alat-alat kerja
Tetap dalam keadaan baik dan selalu dalam keadaan siap pakai
Teratur rapidan memberikan waktu yang tepat dan memberikan
keuntungan
Aman terhadap petugas dan lingkungannnya
Prosedure Pemeliharaan sesuai dengan standard ISO 9001 : 2000
a. Pemeliharaan rutin
Pemeliharaan rutin adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara
berulang-ulang dalam periode kurang dari 1 tahun berdasarkan buku O & M serta
jadwal yang telah ditentukan, dilakukan pada saat pembangkit dalan kondisi
operasi maupun tidak operasi. Maksud dan tujuan dari pepeliharaan rutin adalah
menjamin kondisi peralatan menjadi siap operasi, aman dan handal.
Rencana pemeliharaan tahunan dibuat pertengahan april tahunsebelumnya dan
diserahkan ke Supervisor senior perencanaan dan evaluasi kinerja dan Operasi
(SPSRKO) paling lambat akhir april. Sedangkan rencana pemeliharaan rutin
bulanan dibuat dalam satu triwulan dan diserahkan tanggal 5 dua bulan sebelum
jatuh tempo. Pemeliharaan rutin yang perlu dibuat instruksi kerja karena
berpengaruh langsung terhadap opersi unit yaitu pada peralatan-peralatan sebagai
berikut :
Turbin dan alat bantunya
Generator dan alat bantunya
46
Trafo utama dan pemakaian sendiri
Baterey dan charger
Diesel emergency
Main inlet valve
Spillway radial gate
Komputer ASEA master
Sistem pengaman kebakaran
Switchgear 380 V dan 13,8 KV
Rele proteksi
b. Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan korektif adalah suatu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan
dengan berencana pada waktu-waktu tidak tertentu ketika unit pembangkit
mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya
dengan maksud untuk mengendalikan pada kondisi semula. Maksud dan tujuan
dari pemeliharaan korektif adalah agar kelainan dan ketidaknormalan peralatan
akan dapat ditanggulangi/ diperbaiki dengan cepat, tepat dan akurat.
c. Pemeliharaan emergency
47
Pemeliharaan emergency adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan
setelah terjadi kerusakan yang mendadak yang waktunya tidak tertentu dan
pelaksanaannya tidak direncanakan terlebih dahulu. Maksud dan tujuan dari
pemeliharaan emergency adalah agar gangguan emergency dapat segera teratasi
dan terjaminny akerusakan yang lebih besar.
Gangguan emergency adalah gangguan yang bersifat mendedak dan menimbulkan
alarm/ trip, terjadi pada saat unit beroperasi maupun stand by yang mengakibatkan
PLTA PBS tidak dapat beroperasi.
d. Pemeliharaan Periodik
Pemeliharaan periodik adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara
berulang-ulang dalam periode 1 tahun atau lebih dan berdasarkan buku O & M
serta jadwal yang telah ditentukan, dilakukan dalam kondisi tidak beroperasi.
Maksud dan tujuan dari pepeliharaan periodik adalah menjamin kondisi peralatan
menjadi siap operasi, aman dan handal.
Pemeliharaan periodik yang perlu dibuat instruksi kerja karena
berpengaruh langsung terhadap operasi unit yaitu pada peralatan-peralatan sebagai
berikut :
Turbin dan alat bantunya
Generator dan alat bantunya
Trafo utama dan pemakaian sendiri
Baterey dan charger
Diesel emergency
48
Main inlet valve
Spillway radial gate
Komputer ASEA master
Sistem pengaman kebakaran
Switchgear 380 V dan 13,8 KV
Rele proteksi
Predictive maintenance
Selain pemeliharaan tersebut diatas yang sesuai dengan ISO 9001-2000
PLTA PBS juga melakukan predictive maintenance atau juga disebut condition
base maintenance, yang berguna untuk memprediksi kapan suatu system atau
peralatan mengalami penurunan unjuk kerja sehingga pemeliharaan corrective
dapat direncanakan untuk menanggulanginya. Pelaksanaan predictive
maintenance adalah dengan melihat tren data yang terkumpul dari operator. Data-
data tersebut antara lain suhu bantalan dan suhu stator generator, dari data-data
yang sudah didapat dapat dianalisa mengenai kondisi peralatannya.
BAB IV
SISTEM PENGOPERASIAN GENERATOR
49
PADA PLTA PB. SOEDIRMAN
PT INDONESIA POWER UBP MRICA
A. Fungsi Generator
Generator berfungsi untuk mengubah tenaga elektrik ke mekanik yang
dihasilkan oleh turbin menjadi tenaga listrik. Prinsip dasar dari generator adalah
berdasarkan Hukum Faraday yang berbunyi : “ Apabila dalam suatu medan
magnet yang bergerak atau berputar, maka suatu konduktor yang akan memotong
garis-garis magnet dan akan timbul Gaya Gerak Listrik pada konduktor tersebut ”.
Sebagai contoh prinsip dasar dari generator tersebut adalah sebagai berikut : “
apabila suatu konduktor digerakan sejauh/unsur luas (ds), memotong kuat medan
magnet ( B ) dengan kerapatan fluks,maka perubahan fluks pada konduksi dengan
panjang efektif ( 1 ) adalah :
Ǿ = B I ds
dari hukum faraday diketahui bahwa Gaya Gerak Listrik (GGL) adalah :
Ǿ = dθ / dt
Maka e ;
v = kecepatan
Jadi, e = Blv
50
Arah gaya gerak listrik ditentukan oleh aturan tangan kanan, dengan ibu jari ( v ),
jari telunjuk (B), dan jari tengah ( e ), yang tegak saling lurus. Bila konduktor
tersebut mengalir arus yang menjauhi kita dan digambarkan dengan simbol ujung
belakang anak panah ( x ), sedangkan yang mendekati kita digambarkan dengan
simbol ujung anak panah pada bagian depan (.). Persamaan e = B I V dapat
diartikan bahwa apabila dalam medium medan magnet diberikan energi mekanik (
untuk menghasilkan kecepatan V ), maka akan dibangkitkan energi listrik ( e ) dan
ini merupakan prinsip dasar dari sebuah generator.
B. Persiapan Pengoperasian Generator
Sistem pengoperasian PLTA PB Soedirman dilengkapi dengan
mikroprosesor, yang digunakan untuk sistem kontrol, proteksi dan penyaluran.
Pada kondisi normal, semua panel kontrol dipilih pada posisi central,
selanjutnya dihubungkan secara otomatis ke pusat ruang kontrol CCR (Control
Room). Terkecuali untuk CB 150 kv,dapat dikontrol dari pusat kontrol kawasan
(area control center) di Ungaran. Pada kondisi central tidak diperlukan operator
ruang kontrol panel.
Bila terjadi kerusakan dalam hubungan antara peralatan pusat ruang
kontrol dan programable control di tempat panel kontrol,dapat digunakan cara
cadangan I (back up I).Jika kerusakan terjadi pada aras (level) 1 PC pada ruang
panel kontrol,dapat digunakan cara cadangan II (back up II). Dari kedua kejadian,
diperlukan operator untuk membantu mengoperasikan pembangkitan.
Di dalam melakukan start generator maka sebelumnya dilakukan persiapan
agar beroperasinya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat merusak
51
komponen pembangkitan.Adapun persiapan yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut :
Aras (level) waduk harus di atas operasi minimum,yaitu elevasi 224,5m
Pipa pesat dalam keadaan penuh terisi air dan siap untuk beroperasi
Distributor turbin francis,guide vane harus dalam keadaan tertutup dan
rapat beroperasi dengan normal
Sebagai pengaman tekanan air.Deflektor harus dapat dioperasikan dengan
baik
Sistem pelumasan minyak harus dalam keadaan baik dan cukup pada
sistim pelumasan dapat bekerja dengan keadaan normal atau tidak
Rele dan alat pengaman harus dalam keadaan siap beroperasi
Governor atau pengatur putaran turbin harus dalam keadaan siap
beroperasi
Gardu induk 150 Kv harus siap beroperasi
C. Operasi Start Generator
Operasi start di PLTA PB Soedirman dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
automatic dan manual. Dimana automatic bisa dilakukan dari keyboard di control
room dengan mode operasi sentral atau central + indication dan dari panel KAB di
unit control panel dengan menggunakan mode operasi Back Up 1 maupun Back
Up 2.
a. Sinkronisasi Automatic
52
Setiap unit generator dilengkapi dengan peralatan sinkronisasi otomatis tipe
QAVA yang dibuat oleh ASEA.Peralatan ini secara otomatis bekerja untuk
mensinkronisasikan dan mengendalikan CB 13,8 kv. Peralatan sinkronisasi
otomatis digunakan dalam urutan start standstill ke keadaan sinkron pada cara
central,central+indikasi dan dengan cara back up 1 dan cara back up II dapat
dipilih untuk sinkronisasi otomatis atau sinkronisasi manual.
Jika peralatan sinkronisasi bekerja dengan baik maka lebih disukai
sinkronisasi secara otomatis. Jika cara otomatis mengalami gangguan,digunakan
cara manual. Peralatan sinkronisasi pada panel kontrol unit,governor dan kontrol
AVR ( Automatic Voltage Regulator),frekuensi dan tegangan unit diatur sehingga
match dengan sistem 13,8 KV dari trafo utama. Jika dua frekuensi sudah
match,jarum sinkronoskop pada panel kontrol unit akan berputar pelan-pelan dan
pada posisi seperti jarum jam menunjuk pukul 12.00,CB 13,8 Kv akan menutup.
Pada prosedur ini diperlukan keterampilan dalam pengoperasian unit.
1. Automatic dari Keyboard
Yakinkan bahwa mode operasi adalah sentral.
Arahkan kursor pada order position (proc 31,41,51)
Tekan select
Tekan cancel
Monitor seq 1 start ( D1 )
Ikuti indikasi urutan start ( dari tep 1-9)
Setelah syncron terpenuhi,kembali ke Q display proc 31,41,51
53
Pengaturan aktif Load
Arahkan kursor ke auto control
Tekan select
Tekan D 8 ( ref.valve)
Tekan angka berapa beban yang dikehendaki
Tekan cancel
Ikuti kenaikan beban
Pengaturan Reaktif Load :
Arahkan kursor ke voltage control
Tekan select
Tekan D 8 (ref.Valve)
Beri angka dari range 13,1 s/d 14,5 KV
Tekan scend
Tekan cancel
Ikuti kenaikan atau penurunan MVAR dari generator
b. Automatic dari Back Up I
Kontrol dalam cara Back up I digunakan jika cara central tidak dapat
dioperasikan,misalnya terjadi kerusakan pada pusat ruang kontrol.Dalam cara ini
kontrol unit digunakan dari unit Kontrol panel level 1 (programable control) yang
digunakn untuk kontrol otomatis.
54
Jika tiga atau dua unit pada kondisi yang sama, yaitu tidak dapat
dijalankan dari pusat ruang kontrol,semua akan beroperasi dalam cara auto back
UP I (cadangan 1 ). Jika terjadi kerusakan pada VDU dan printer, operator dapat
melihat gambaran iktisar pada panel,yang meliputi : letak CB 150 KV, letak CB
13,8 KV,generator MW,MVAR,A,indikasi DMA Waduk.
Dengan cara ini,semua urutan start atau stop dilakukan dengan cara
menekan tombol-tombol panel kontrol unit back up I,yang dipandu dengan lampu
pilot dan indikator penunjuk posisi suatu peralatan. Sehingga operator dengan
mudah dapat mengoperasikan.
Tahap-tahap auto dari Back Up I :
Yakinkan mode operasi pada posisi back up I
Tekan pus button kerja
Ikuti kerja alat bantu generator dan turbin
Setelah syncron :
c. Pengaturan aktif load
Menaikan daya aktif
Tekan tombol increase dan tombol load
Lihat meter MW (ikuti kenaikannya)
Menurunkan daya aktif
Tekan tombol De-Crease dan tombol load (ikuti penurunan beban)
55
d. Pengaturan reaktif load
Menaikan daya reaktif
Posisikan tombol increase dan load
Lihat meter MVAR (ikuti kenaikannya)
Menurunkan daya reaktif
Posisikan tombol decrease dan load
Lihat meter MVAR (ikuti penurunannya)
e. Sinkronisasi manual
Sebelum melakukan start syarat sinkronisasi harus terpenuhi dahulu yaitu :
Tegangan generator harus sama
Sudut fasa harus sama
Frekuensi generator harus sama
Start manual dari Back up II digunakan bila PC level 1 tidak bekerja karena
adanya gangguan.Kontrol dan urutan start atau stop unit dilaksanakan secara
manual. Untuk itu lebih banyak memerlukan gerakan untuk menjalankan start atau
stop jiovernka dibandingkan dengan cara cadangan 1
Tahap-tahap auto dari Back Up II :
Yakinkan mode operasi pada posisi back up II
Memeriksa apakah semua peralatan siap dioperasikan.Apabila akan Block
dicari penyebabnya sebelum di reset, tidak ada alat bantu pada posisi
manual/auto
Menjalankan pompa minyak governor
56
Menjalankan pompa air pendingin
Membuka katup air pendingin pelumas perapat poros
Membuka katup air pendingin perapat poros
Membuka katup air pendingin unit
Mematikan pemanas generator
Meyakinkan rem dalam kondisi bebas
Menjalankan pompa minyak tekanan tinggi pelumas bantalan tekanan
generator
Membuka katup bypass,bendera membuka bila katup membuka penuh
Menunggu hingga tekanan casing > 75% Bendera membuka bila tekanan
casing > 75
Membuka katup utama (MIV) Bendera akan membuka setelah katup
membuka penuh
Mengaktifkan governor turbin
Memastikan putaran generator > 90 % mematikan pompa minyak tekanan
tinggi
Memasukan PMT medan. Unit mulai bertegangan
Mengaktifkan sistim sincron manual bila dipilih sincron manual. Selector
switch “Auto” penutupan PMT generator tertutup
Mengatur beban aktif dan reaktif sesuai batasan
57
d.Pengoperasian Stop Manual
Untuk pengoperasian stop juga dilakukan beberapa tahap sebagai berikut :
-Memastikan tidak ada alarm yang aktif
-Memastikan tidak ada alat bantu yang berada pada mode manual (lokal)
-Membuka PMT generator
-Membuka PMT medan
-Mengaktifkan selenoid untuk stop
-Membuka katup by pass
-Menutup katup-katup utama
-Memastikan katup utama tertutup.Bendera tertutup bila katup menutup penuh
-Menjalankan pompa minyak tekanan tinggi bantalan takanan generator bila rpm
mendekati 90 %. Terlihat di tachometer yang terpasang di panel KAB 3
-Mengaktifkan rem generator bila rpm mendekati 15%
-Memastikan putaran poros nol yaitu dengan lampu indicator di atas exciter
generator padam
-Mematikan pompa minyak governor
-Mematikan pompa air pendingin
-Menutup katup air pendingin perapat poros
-Menutup katup air pendingin unit
-Mematikan rem generator,bendera membuka bila rem bebas
-Menghidupkan pemanas generator,bendera membuka bila pemanas hidup
58
D. Pemeliharaan dan Perawatan Generator
Pemeliharaan PLTA antara lain terdiri dari inspeksi, perbaikan,
penyempurnaan, penyetelan, pengujian, dan lain-lain. Dalam pekerjaan inspeksi
termasuk inspeksi harian, inspeksi berkala dan inspeksi darurat. Dalam pekerjaan
perbaikan dan penyempurnaan termasuk yang dilakukan waktu inspeksi dan
waktu mengatasi gangguan yang timbul. Sesudah inspeksi dan
perbaikan,kemudian dilakukan penyetelan dan pengujian, sehingga mesin kembali
siap dipakai.
Inspeksi harian dilakukan selama mesin-mesin berjalan. Semua diperiksa
dari luar untuk mengetahui apakah ada sesuatu yang tidak beres, dan jika ternyata
ada kemudian diperbaiki.
Inspeksi, pengukuran dan pengujian berkala perlu dilakukan untuk
mencegah timbulnya gangguan dan untuk mengetahui sebelumnya keadaan yang
diharapkan akan menimbulkan kerugian. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan firasat operator,atau dengan alat-alat ukur, alat-alat penguji dan
lain-lainnya.
Inspeksi darurat dilakukan, apabila diketemukan sesuatu yang tidak
normal pada pemeriksaan dari luar, apabila pihak pimpinan memerintahkannya,
apabila mesin telah dipakai dalam keadaan berat (severe), atau bila terjadi
gangguan pada mesin lain dengan jenis yang sama.
Inspeksi generator meliputi pemeriksaan keadaan komutasi dari
sikat karbon, kontrol terhadap isolasi gulungan, serta pemeriksaan stator dan
rotor, rem, bantalan.
59
Inspeksi turbin perlu diperhatikan antara lain getaran dan bunyi,
kebocoran, rumah turbin, dan tekanan minyak.
Perawatan Generator
Jenis Perawatan Frekuensi Catatan
Turbin Air
Pemeriksaan bagian dalam turbin Francis
Pemeriksaan bagian dalam turbin Pelton
Pemeriksaan bagian dalam turbin Kaplan
Pemeriksaan pengatur kecepatan dan
governor
Pemeriksaan pengatur tekan
Pemeriksaan bantalan
Setiap tahun
Setiap tahun
Setiap tahun
Setiap tahun
Setiap tahun
Setiap tahun
Pengecekan rotor,
sudut antar dan
pengukuran celah-
celah
Pengecekan
sesudah pipa lepas
dikeringkan
Jika terjadi kelainan
atau kerusakan baru
diadakan
pembongkaran
60
Pemeriksaan katup masuk
Pemeriksaan peralatan kontrol dan operasi
Pemeriksaan katup masuk
Minyak mesin
-Pemeriksaan kualitas
-Penyaringan minyak tekan atau
penggantinya
-Penyaringan minyak pelumas atau
penggantinya
Pemeriksaan bermacam-macam saringan dan
pembersihannya
Pemeriksaan ban dan gigi-gigi
Pemeriksaan katup-katup
Pemeriksaan pompa pengering
Setiap tahun
Setiap tahun
Setiap tahun
Setiap tahun
Setiap tahun
Setiap tahun
Setiap tahun
Setiap bulan
Setiap tahun
Setiap6 bulan
Setiap 4 bulan
Untuk jenis
yang pengaturannya
hidrolik
Juga untuk generator
Pengujian oksidasi
minyak
Mutlak diperlukan
sesudah banjir
Setiap kali ada
gangguan
Percobaan jalan
setiap kali sesudah
banjir
61
Generator,Penguat,dan Rotor
Pemeriksaan presisi dan perbaikannya
-Rotor dikeluarkan dan dibersihkan
-Pemeriksaan cincin selip dan sikat
komutator
-Pemeriksaan gulungan angker
-Pemeriksaan lilitan medan
Pemeriksaan baut dan
pengencangannya
Pengukuran tahanan isolasi
Pemeriksaan bantalan.
-Pemeriksaan bantalan dan pengukuran
celah-celahnya
-Pemeriksaan pipa pendingin bantalan dan
pembersihannya
-Pembongkaran bantalan poros dorong dan
pemeriksaannya
Setiap tahun
Setiap bulan
Setiap tahun
Setiap tahun
Setiap tahun
Setiap tahun
Setiap tahun
Setiap tahun
Setiap 5 tahun
Dikerjakan dengan
mempertimbangkan
adanya panas lebih
atau getaran
Dikerjakan dengan
mempertimbangkan
adanya panas lebih
atau getaran
Dikerjakan dengan
mempertimbangkan
adanya panas lebih
atau getaran
62
-Pengujian kualitas minyak bantalan
-Penyaringan atau penggantian minyak
bantalan
Pemeriksaan alat peredam
Pemeriksaan alat pendingin-pengering udara
Pemeriksaan alat pemadam kebakaran CO2
Pembongkaran dan pembersihan macam-
macam tahanan
Pemeriksaan saklar medan
Setiap tahun
Setiap tahun
Setiap tahun
Setiap tahun
Setiap tahun
Setiap tahun
Setiap tahun
Perlu perhatian
khusus
pada bagian-bagian
yang berkontak
Tabel 1. Perawatan Generator pada PLTA PB.Soedirman
Pemeliharaan dan Perawatan Peralatan Exitasi
Pemeliharaan dan perawatan peralatan exitasi dilakukan pengecekan pada
setiap periode yaitu:
-mingguan
-bulanan
-3bulanan dan tahunan
Peralatan tersebut adalah:
63
A. Thyrostor Convenrter
-Pembersihan dengan vakum pada kubikel conventer
-Membersihkan atau mengganti filter udara kubikel
-Membersihkan dan melumasi motor fan pendingin dengan gemuk
-Memeriksa fuse pada proteksi
B. Fiel Breaker
Mengamati dan memeriksa:
-kontak-kontak
-Mekanisme kerja
-Mekanisme kerja rotor
-Koil pelepas pegas penutup
-Pelepas shunt dan tegangan lebih
-Pelepas arus tegangan lebih
C. Trafo Exsitasi,kubikel peralatan control
-Membersihkan peralatan exitasi
-Mengamati secara fisual
-Memeriksa pengaman dan bagian peralatan lainnya
-Memeriksa overload,kerusakan isolasi,keausan dan kerusakan lainnya
-Memeriksa setting potensio meter yang dikerjakan secara otomatis atau
digerakan oleh motor listrik
-Memeriksa sambungan-sambungan dan proteksi tegangan lebih medan
(field)
64
-Megger trafo exitasi
E. Pengamanan Pada Generator
Untuk pengamanan generator dari gangguan yang terjadi ,maka diperlukan
adanya proteksi.Proteksi-proteksi pada generator tersebut adalah:
Pengamanan Gangguan Tanah Pergeseran Netral
Pengamanan ini berfungsi melindungi generator secara keseluruhan terhadap
gangguan hubung tanah,serta sebagai alat proteksi cadangan terhadap
gangguan hubung tanah terhadap stator.
Pengamanan Gangguan Tanah Stator
Untuk Pengamanan stator generator terhadap gangguan hubung tanah.
Pengamanan Differensial Generator
Melindungi generator dari gangguan hubung singkat antara phase ke
phase,belitan-belitan stator.
Pengamanan Under Impedance
Merupakan perlengkapan atau cadangan proteksi generator.Pada tegangan
kerja sebagai rele over current voltage contro.
(Pengaman bila terjadi tegangan/arus lebih).
Pengamanan Urutan Phasa Negatif
65
Melindungi dari kerusakan atau kerugian over heating karena
ketidakseimbangan beban akibat gangguan system agar phasa positif dan
phasa 0 tetap terjaga dan jika phasa negative terjadi akan menyebabkan PMT
generator terbuka sehingga operasi berhenti otomatis dan alarm akan
berbunyi otomatis karena pada generator terjadi medan puntir pada
fungsinya.
Pengamanan Over Voltage
Melindungi generator,juga berfungsi sebagai proteksi cadangan untuk
keseluruhan unit terhadap gangguan tegangan lebih.
Pengamanan Gangguan Tanah Rotor
Melindungi rotor terhadap gangguan medan atau gangguan hubungan tanah.
Pengamanan Daya Balik
Berfungsi sebagai pengamanan adanya gangguan daya dari luar masuk ke
generator tidak berubah sebagai motor listrik.
Pengamanan Over dan Under Frekuensi
Berfungsi sebagai pengaman bila terjadi high frequency atau under frequency
dari adanya gangguan operasi pada generator/turbin.
BAB V
66
PENUTUP
Dalam rangka memenuhi kebutuhan energy listrik yang semakin dewasa
ini, PLN dituntut untuk memenuhi kebutuhan tersebut yaitu dengan jalan
mengembangkan dan memanfaatkan potensi alam yang ada. Salah atunya potensi
alam adalah energi air yang dapat digunakan untuk pembangkit listrik (PLTA).
Dengan dibangunnya PLTA PB Soedirman berarti telah membantu pemerintah
dalam penyediaan tenaga listrik sehingga kebutuhan akan tenaga listrik dapat
diatasi.
A. Kesimpulan
PLTA PB Soedirman merupakan PLTA serbaguna karena selain untuk
pembangkit tenaga listrik juga member manfaat lain seperti : pengendalian air,
pengatur air,untuk irigasi,tempat wisata,proyek perikanan dan lain-lain.
PLTA PB Soedirman menjadi bagian dari sistem interkoreksi se Jawa-Bali
menjadi handal (untuk sistem tegangan Jawa bagian Selatan).
PLTA PB Soedirman menggunakan turbin Francis dengan poros tegak,
pemilihan ini berdasarkan tinggi jatuh air efektif dan daya yang keluar.PLTA PB
Soedirman mempunyai tiga unit generator yang masing-masing menggunakan
poros tegak karena daya yang dikeluarkan turbin (61,5MW) termasuk daya yang
dikeluarkan besar dan putarannya (231) termasuk putaran rendah dan mempunyai
tiga buah transformator generator (T1,T2,T3) dan dua transformator bantu PS
(T11,T13) serta transformator untuk pemakaian local (T21).
B. Saran
67
Semua peralatan yang ada dalam PLTA PB Soedirman cukup baik namun
peralatan yang baik tidak akan bertahan lama jika tidak dipelihara. Pemeliharaan
hendaknya jangan ditunda karena akan memperbesar kerusakan peralatan. Oleh
karena itu perlu adanya jadwal pemeliharaan dan jadwal tersebut harus dicatat.
Untuk menjaga keandalan sistem atau unit hendaknya:
1. Perlu ditingkatkan professional karyawan serta hubungan kerja sesama
keryawan guna meningkatkan semngat kerja.
2. Perlu diadakan buku-buku teknik terutama tentang kelistrikan guna
menunjang pengetahuan karyawan khususnya dalam hal yang berkaitan
dengan pembangkitan dan penyaluran (terutama yang berbahasa Indonesia).
Demikian laporan ini penulis susun dengan segenap kemampuan dan
sesungguhnya.Sadar akan kekurangan penulis serta waktu yang tersedia maka
saran dan kritik membangun penulis terima dengan lapang dada demi perbaikan
dan kemajuan bersama.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih yang tak ternilai harganya kepada
seluruh keluarga besar PT.INDONESIA POWER Unit Bisnis Pembangkitan
Mrica, PLTA PB Soedirman yang telah ikhlas dan sabar dalam membantu dan
melaksanakan hingga laporan ini selesai penulis susun.
DAFTAR PUSTAKA
68
Asea Generation,1997,Generator Equipment,Sweden : Asea Corporation.
Asea Generation, Mrica H.E.P.P.General Document Power Station.
Haryanto,Puji,1996,Operasi Perawatan Generator,Institut Sains dan Teknologi
AKPRIND,Yogyakarta.
Operasi dan Memelihara untuk Generator,PLN Pembangkit dan Penyaluran
bagian Barat,1981,Jakarta.
Boving,Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan,PLTA PB.Soedirman.
69