laporan praktikum (2)
DESCRIPTION
laporang praktikum eksperimen psikologiTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
PSIKOLOGI EKSPERIMEN
Disusun Oleh :
Nama : Ismi Zulaehah
NIM : 12013113
Assisten : Nana Diana Pramudita
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2013
Daftar Isi
Daftar Isi ............................................................................................ i
Asosiasi ...............................................................................................1
Transfer of Learning ..........................................................................10
Memory .............................................................................................18
i
LAPORAN PRAKTIKUMPSIKOLOGI EKSPERIMEN
1. Nama Eksperimenter : Ismi Zulaehah2. Nomor Mahasiswa : 120131133. Nama Subjek : Vega Nucleoniza dan Meidiya Ende Repa4. Jenis Kelamin : Perempuan5. Umur : 18 Tahun dan 17 Tahun6. Pendidikan : 1. Mahasiswa S-1 Psikologi7. Nama Eksperimen : ASOSIASI8. Nomor Eksperimen : 19. Tanggal Eksperimen : 03 Desember 201310. Waktu : 14.30-16.30 WIB11. Tempat Eksperimen : Laboratorium Fakultas Psikologi
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
I. PROBLEM
Tanggapan-tanggapan dari pikiran kita terlihat datang dan pergi.
Banyak dan sedikitnya tanggapan berhubungan dengan kebiasaan. Stimulus
yang berbeda menghasilkan jumlah tanggapan yang berbeda pula.
Setiap individu akan memberikan respon yang berbeda ketika
dihadapkan pada stimulus yang boleh ditanggapi secara bebas dengan
ketika dihadapkan pada stimulus yang dibatasi tanggapannya.
II. DASAR TEORI
Association (asosiasi), makna paling umum : hubungan fungsional dan
bisa dipelajari antara dua/lebih elemen. Mengidentifikasi apa sajakah
elemen-elemen hubungan tersebut (yaitu ide, tindakan, imaji, stimuli-respon,
dan memori), dan menspesifikkan mekanisme yang melandasinya
merupakan upaya teoretis yang banyak dilakukan para filsuf dan psikolog
sejak dulu.
Association juga diartikan sebagai ikatan atau hubungan yang
dipertemukan lewat makna. Di massa keemasan behaviorisme, kebanyakan
teori belajar dikembangkan berdasarkan ikatan atau asosiasi antara stimuli
(S) dan respon (R), dinotasikan S-R, sejumlah aktivitas penelitian yang tidak
bisa dianggap sepele tersebut dimaksudkan untuk memahami hakikat
hubungan asosiatif ini. Dan dalam praktiknya, setiap karakterisasi asosiasi
1
diteliti terus dari waktu ke waktu, entah dari sekadar jalan saraf yang
sederhana sampai jaringan proporsi yang abstrak. Menariknya, meskipun
‘pendekatan S-R’ sudah ditinggalkan, konsep tentang asosiasi atau
hubungan di antara elemen-elemen sekarang dihidupkan kembali melalui
perspektif yang disebut connectionism.
Selain itu, association juga mengandung arti sebuah pengalaman
psikologis tertentu yang dimunculkan oleh sebuah stimulus atau peristiwa;
contohnya, Anda diberi kata ‘seks’ maka urutan-urutan asosiasi akan muncul
dengan sendirinya. Makna ini biasanya dilengkapi oleh sebuah keterangan
seperti constrained association atau free association. Di dalam statistika :
derajat perubahan di satu variabel disertai perubahan di variabel lain. Di
dalam analisis korelasional contohnya, tidak aneh jika kita membicarakan
asosiasi diantara variabel-variabel yang berkorelasi secara statistik.
Akhirnya, perhatikan juga bahwa sejarah penggunaan istilah ini yang begitu
lama dan bervariasi telah melahirkan sejumlah besar penggunaan spesifik.
Kebanyakan masih terus digunakan dan berperan signifikan di dalam
psikologi, yang tentunya selalu disertai keterangan seperti beberapa item
berikut ini :
1. Association arreas (wilayah/area asosiasi) Wilayah-wilayah di otak
(persisnya korteks atau kulit otak) tempat ‘proses-proses mental lebih
tinggi’ seperti berpikir dan bernalar diduga muncul. Secara umum, wilayah
korteks yang tidak menunjukkan fungsi motorik dan sensorik dianggap
sebagai wilayah asosiasi. Yang paling sering dikutip dan ditemukan
prosesnya adalah lobus frontalis dan lobus parietalis.
2. Association backward (asosiasi mindur) hubungan antara satu item di
sebuah daftar dalam tugas pembelajaran-berseri dengan sebuah item
atau beberapa item yang mendahuluinya. Asosiasi-asosiasi regresif
dianggap lebih lemah ketimbang forward association. Namun demikian,
pada keduanya berlaku hal yang sama, semakin jauh asosiasinya,
semakin lemah hubungannya.
3. Association by cogniguity (asosiasi teratur) istilah pemayung utuk
sejumlah generalisasi empiris dan teoritis menganai cara-cara asosiasi
dibentuk.
2
4. Association constrained (asosiasi terbatas) istilah umum untuk setiap
prosedur asosiasi yang di dalamnya stimuli yang diberikan kepada subjek
atau tipe respons yang boleh diberikan subjek terbatasi. Setiap asosiasi
selain free association.
5. Association controlled (asosiasi terkontrol) sebuah teknik yang digunakan
di dalam penelitian klinis maupun eksperimen dengan memberikan
instruksi yang tepat bagi batasan-batasan jenis asosiasi yang boleh
diberikan subjek atau klien kepada stimuli. Asosiasi terkontrol merupakan
salah satu bentuk constrained association.
6. Association direct (asosiasi langsung) sebuah asosiasi diantara dua hal
yang tidak dijembatani oleh hal-hal lain, atau oleh peranti-peranti
mnemonik.
7. Association forward (asosiasi maju) sebuah koneksi antara satu item di
sebuah daftar di dalam tugas pembelajaran-berseri dengan sebuah item
atau beberapa item yang mengikutinya. Asosiasi maju dianggap lebih
kuat ketimbang backward association.
8. Association free (asosiasi bebas) sebuah asosiasi yang tidak dibatasi,
boleh dilakukan terhadap ide, gagasan, imaji, bayangan, kata atau
gambaran apapun. Di dalam free association test (tes asosiasi bebas),
subjek diberi sebuah kata dan diminta menjawab dengan kata pertama
yang muncul di benak. Asosiasi bebas banyak digunakan di berbagai
wilayah penelitian dan terapi, namun penggunaan terbesarnya adalah
psikologi kognitif dan psikoanalisis. Psikologi kognitif menggunakan
asosiasi bebas untuk mengeksplorasi topik-topik seperti kecepatan
manusia memaknai, mengenali sintaksis dan tanda-tanda bahasa, dan
kemampuan mengakses memori-implisit. Sedangkan penyelidikan dan
prosedur terapi psikoanalitik menggunakannya untuk mengeksplorasi
alam bawah sadar klien terhadap suatu perilaku yang dianggap klien
mengganggu atau yang menurut orang lain menyimpang (biasanya lewat
projective test dan meminta pasien bercerita bebas tentang apa saja yang
dirasakannya, dipandu pertanyaan-pertanyaan terapis yang intervensif).
(Arthur S. Reber & Emily S. Reber, 2010)
Faktor-faktor yang mempengaruhi asosiasi antara lain: Kebiasaan
yang sering dihadapi dimana banyak sedikitnya aktivitas yang ia ikuti, ada
3
berbagai respon terhadap berbagai situasi stimulus yang berbeda sehingga
tentunya akan menghasilkan tanggapan yang berbeda pula. (Atkinson &
Richard, 2012)
Freud mengatakan melalui asosiasi bebas (free asosiation), pasien
diminta untuk mengutarakan setiap pikiran yang muncul dalam benaknya,
tanpa memandang apakah pikiran tersebut ada atau tidak ada ataupun
menimbulkan rasa jijik. Tujuan asosiasi bebas adalah untuk sampai ke alam
tidak sadar dengan cara mulai dari ide yang disadari saat ini, menelusurinya
melalui serangkaian asosiasi, dan mengikuti ke mana ide ini pergi. Proses ini
tidak mudah dan sejumlah pasien tidak bisa menjalani proses tersebut. (Jess
Feist & Gregory J. Feist, 2013)
III. HIPOTESIS
Ada pengaruh perbedaan tipe asosiasi yang diberikan terhadap jumlah
kata-kata yang benar.
IV. DESAIN EKSPERIMEN
Desain eksperimen yang digunakan adalah two independent group
design yaitu desain eksperimen yang memberikan penugasan yang berbeda
pada dua kelompok eksperimen. Dengan membagi 24 subjek secara random
ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing terdiri
dari 12 subjek. Variabel-variabel yang terdapat dalam eksperimen ini adalah
variabel tergantung dan variabel bebas, dimana variabel tergantungnya
adalah jumlah kata-kata yang benar dan variabel bebasnya adalah
perbedaan tipe asosiasi.
Treatment/perlakuan :
R=KE 1 X1YKE 2 X 2Y
Keterangan :
R : Random
X : perlakuan (X1 : pada kelompok 1, X2 : pada kelompok 2)
Y: Hasil (Y1 : pada kelompok 1, Y2 : pada kelompok 2)
4
V. PROSEDUR
a. Material
1. Daftar kata-kata sebagai stimulus (lihat lampiran 1 & lampiran 2)
2. Lembar Observasi (lihat lampiran 3)
3. Stopwatch
b. Prosedur Pelaksanaan
1. Eksperimenter bersama dengan asisten memgundi eksperimentee,
dari seluruh eksperimentee siapa yang masuk kelompok 1 dan siapa
yang masuk kelompok 2.
2. Asisten mengundi kelompok mana yang mendapat stimulus golongan
discreate free association dan kelompok mana yang mendapat
stimulus golongan discreate controlled association.
3. Eksperimentee yang mendapat stimulus golongan discreate free
association dipersilahkan untuk duduk. Eksperimentee yang
mendapat stimulus golongan discreate controlled association diminta
menunggu di luar ruangan.
4. Eksperimenter membacakan instruksi : “Tugas Anda adalah
mengatakan asosiasi berupa satu kata yang segera saudara ingat
setelah saya menyatakan suatu perkataan. Saudara tidak boleh
memikirkan jawaban yang akan Saudara berikan, melainkan benar-
benar apa yang seketika itu timbul dalam asosiasi Saudara saja.”
5. Eksperimenter membaca kata-kata pada golongan discreate free
association. Eksperimenter mencatat satu kata sebagai respon
eksperimentee dalam 10 detik pertama, kemudian membacakan kata
selanjutnya dan seterusnya sampai kata terakhir dalam golongan
tersebut. Eksperimenter juga mencatat observasi perilaku
eksperimentee selama proses eksperimen.
6. Eksperimentee yang mendapat stimulus golongan discreate free
association dipersilahkan untuk menunggu di luar ruangan.
Eksperimentee yang mendapat stimulus golongan discreate
controlled association diminta masuk ruangan dan dipersilahkan
duduk.
5
7. Eksperimenter membacakan instruksi : “Tugas Anda adalah
mengatakan satu kata sesuai dengan instruksi yang akan saya
berikan. Sebutkan satu kata yang segera saudara ingat setelah saya
8. menyatakan suatu perkataan. Saudara tidak boleh memikirkan
jawaban yang akan Saudara berikan, melainkan benar-benar apa
yang seketika itu timbul dalam asosiasi Saudara saja.
9. Eksperimenter membaca kata-kata pada golongan discreate
controlled association. Eksperimenter mencatat satu kata sebagai
respon eksperimentee dalam 10 detik pertama, kemudian
membacakan kata selanjutnya dan seterusnya sampai kata terakhir
dalam golongan tersebut. Eksperimenter juga mencatat observasi
perilaku eksperimentee selama proses eksperimen.
10. Eksperimentee kemudian dipersilahkan keluar ruangan.
VI. PENCATATAN HASIL
1. Eksperimenter melakukan scoring terhadap jawaban dari kedua
eksperimentee. Jawaban benar diberi skor 1, jawaban salah diberi skor 0.
2. Eksperimenter bersama-sama dalam satu kelompok mengumpulkan skor
hasil eksperimen dari seluruh eksperimentee.
3. Pencatatan Hasil Kelompok mengikuti tabel berikut :
Kelompok discreate free
association (A1)
Kelompok discreate controlled
association (A2)
Eksperimentee Skor Eksperimentee Skor
Huda 6 Sihah 19
Diah 13 Memei 19
Vega 12 Desvi 20
Ani 10 Alim 18
Afqhan 11 Hafiz 15
Imam 9 Aziz 15
Rifani 6 Arif 18
Firda 8 Amalia 19
Nia 16 Vivid 18
Teza 8 Yogi 16
6
Egas 9 Sahrul 12
Julius 11 Batiar 20
Total 119 Total 209
VII. ANALISIS HASIL
Hasil eksperimen dianalisis dengan uji t independent sample karena
untuk menguji perbedaan dari dua populasi yang independent, atau dengan
kata lain untuk menguji perbedaan tipe asosiasi yang diberikan terhadap
jumlah kata-kata yang benar antara descreate free association dengan
descreste controlled association.
Berdasarkan uji t independent sample dengan software SPSS maka
diperoleh hasil P = 0.000. Karena P(0.000) < 0.001, maka dapat disimpulkan
bahwa hasilnya adalah sangat signifikan yang artinya ada pengaruh tipe
asosiasi terhadap jumlah kata yang benar antara kelompok A1 (Discreate
Free Assosiation) dengan kelompok A2 (Discreate Controlled Assosiation).
Sebelum melakukan uji t, terlebih dahulu menguji data dengan uji
homogenitas yaitu untuk memastikan bahwa subjek yang dirandom menjadi
2 kelompok mempunyai kualitas yang sama. Artinya bahwa kemampuan
yang dimiliki oleh eksperimentee pada kedua kelompok tersebut seimbang
dan tidak ada kelompok yang mendominasi. Uji homogenitas ini juga untuk
membuktikan bahwa random yang telah dilakukan benar.
VIII. DISKUSI
Setiap individu akan memberikan rsepon yang berbeda ketika
dihadapkan pada stimulus yang boleh ditanggapi secara bebas dengan
stimulus yang dibatasi tanggapannya. Oleh karena itu, berdasarkan
eksperimen yang telah dilakukan pada kelompok Discreate Free Association
(A1) dan Discreate Controlled Association (A2) terlihat bahwa hasil dari
perolehan jumlah kata yang benar pada kelompok ekseperimen Discreate
Free Association (A1) yang totalnya 119 lebih kecil daripada kelompok
eksperimen Discreate Controlled Association (A2) yang totalnya berjumlah
209.
Berdasarkan hasil analisa data yang dilakukan dengan uji t
independent sample, maka diperoleh nilai P = 0.000. Artinya P(0.000) <
7
0,001 = sangat signifikan. Hasil yang sangat signifikan tersebut dikarenakan
faktor-faktor sebagai berikut :
1. Eksperimentee atau subjek sudah mengenal eksperimenter.
2. Tata ruang (tempat duduk yang berdekatan, sehingga memungkinkan
eksperimentee sudah mendengar terlebih dahulu respons eksperimentee
yang lain).
3. Banyaknya kosa kata dalam pikiran eksperimentee yang bisa dipengaruhi
oleh pengalamannya.
4. Emosi positif yang ada pada diri eksperimentee sehingga semangat
dalam merespon stimulus yang diberikan.
5. Kondisi fisik serta psikis eksperimentee yang baik selama eksperimen
berlangsung.
IX. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa data dengan uji t independent sample
diperoleh nilai P = 0.000 < 0.001 (sangat signifikan) artinya ada pengaruh
perbedaan tipe asosiasi antara kelompok 1 (Discreate Free Association) dan
kelompok 2 (Discreate Controlled Association) terhadap jumlah kata – kata
yang benar. Maka hipotesis yang menyatakan ada penngaruh perbedaan
tipe asosiasi terhadap jumlah kata- kata yang benar diterima.
X. OBSERVASI DAN EKSPERIMEN
Kondisi ruangan yang baik dan nyaman membuat eksperimentee
terlihat tenang selama percobaan meskipun eksperimentee kedua terlihat
bingung saat memikirkan respon dari stimulus yang diberikan
eksperimentee. Namun kedua eksperimentee tetap terlihat fokus saat
dibacakan stimulus berupa kata dan dapat menjawab dengan baik stimulus
yang diajukan kepadanya.
XI. KEGUNAAN SEHARI-HARI
1. Digunakan untuk melatih keterampilan berbahasa pada anak kecil yaitu
dengan mengajarkannya satu per satu suku kata, karena anak perlu
untuk memahami setiap kata yang telah diajarkan kepadanya.
8
2. Assosiasi dapat membantu dalam proses komunikasi dengan orang lain
dalam proses komunikasi dengan orang lain dalam memahami
pembicaraan orang lain maupun menanggapinya, sehingga komunikasi
bisa aktif.
3. Digunakan untuk mempelajari keterampilan bahasa dengan baik.
Yogyakarta, 03 Desember 2013
Eksperimenter
Ismi Zulaehah
Nilai :
Asisten : Nana Diana Pramudita
9
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, RI dan Richard. 2012. Pengantar Psikologi. Jakarta: Penerbit Airlangga.
Bagian Laboratorium Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. 2011. Petunjuk Praktikum Eksperimen. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.
Feist, Jess., Feist, Gregory J. 2013. Teori kepribadianTheories of Personality. Jakarta : Salemba Humanika.
Rober, Arthur, S.,Reber, Emili, S. 2010. Kamus Psikologi. Celeban Timur: Pustaka Pelajar
Lampiran 1
Daftar Kata-kata Stimulus Asosiasi
Kelompok Discreate Free Association
Identitas Eksperimentee :
Nama : Vega Nucleoniza
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 18 Tahun
Pendidikan : Mahasiswa S-1 Psikologi
No Kata-kata Jawaban Skor
1 Ayah Kepala keluarga 1
2 Perbuatan Tindakan 1
3 Gelap Malam 1
4 Ujian Susah 1
5 Cinta Manis 0
6 Kesukaran Gak tau 0
7 Rindu Kangen 1
8 Partai Golkar 0
9 Kakak Abang 1
10 Mati Kuburan 1
11 Musuh Gak tau 0
12 Pesta Ramai 1
13 Hubungan Sosial 1
14 Racun Mematikan 1
15 Air Mengalir 0
16 Tajam Pisau 1
17 Pergi Pulang 0
18 Pukul Sakit 1
19 Marah Teriak 0
20 Darah B 0
TOTAL 12
Lampiran 2
Daftar Kata-kata Stimulus Asosiasi
Kelompok Discreate Controlled Association
Identitas Eksperimentee :
Nama : Meidiya Ende Repa
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 17 Tahun
Pendidikan : Mahasiswa S-1 Psikologi
No Kata-kata Jawaban SkorI. Lawannya
1 Tajam Tumpul 12 Besar Kecil 13 Pandai Bodoh 14 Sukar Mudah 15 Sering Jarang 1
II. Bagian-bagiannya6 Rumah Pintu 17 Buku Kertas 18 Bunga Kelopak 19 Pohon Daun 110 Sepeda Rem 1
III. Keseluruhannya11 Akar Bunga 112 Sisik Ular 113 Ban Sepeda 114 Atap Rumah 115 Jari Kelingking 0
IV. Persamaannya16 Datang Tiba 117 Laki-laki Pria 118 Pakaian Baju 119 Wanita Perempuan 1
20 Dinding Tembok 1
TOTAL 19
Lampiran 3
Lembar Observasi
Identitas Eksperimentee :
Nama : Vega Nucleoniza
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 18 tahun
Pendidikan : Mahasiswa S-1 Psikologi
Hasil Observasi Selama Eksperimen :
Eksperimentee terlihat semangat sebelum eksperimen berlangsung, dan
pada saat eksperimen berlangsung eksperimentee pun terlihat santai dan
senang dalam merespon stimulus berupa kata-kata yang diberikan oleh
Eksperimenter karena selama eksperimen berlangsung, eksperimentee selelu
tersenyum. Eksperimentee tetap fokus dan konsentrasi walau keadaan pada
saat percobaan berlangsung ramai. Walau ada beberapa kata yang harus
diulang karena pada saat percobaan berlangsung suasananya ramai, namun
tidak mengurangi kecepatan eksperimentee pada saat merespons kata. Raut
muka eksperimentee yang senyum pada saat percobaan berlangsung
menunjukan bahwa eksperimentee tidak gugup.
Lampiran 3
Lembar Observasi
Identitas Eksperimentee :
Nama : Meidiya Ende Repa
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 17 tahun
Pendidikan : Mahasiswa S-1 Psikologi
Hasil Observasi Selama Eksperimen :
Selama percobaan berlangsung, Eksperimentee terlihat tenang pada saat
percobaan di mulai. Hal ini terlihat dari wajahnya yang tersenyum saat percobaan
berlangsung. Namun terkadang eksperimentee terlihat bingung saat memikirkan
jawaban terlihat dari gerakan matanya yang melihat keatas, bawah, dan
sekeliling ruangan, sehingga eksperimentee tidak dapat menjawab secepat
eksperimentee yang pertama. Tetapi eksperimentee dapat menjawab dengan
baik stimulus berupa kata- kata yang diajukan kepadanya.
Lampiran Grafik
Grafik Discreate Free Association
HudaDiah Veg
aAni
AfqhanIm
amRifa
niFir
da NiaTe
zaEg
asJuliu
s0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Series1
Grafik Discreate Controlled Association
Sihah
Memei
Desvi
Alim Hafiz
Aziz Arif
Amalia
Vivid
Yogi
Sahru
lBati
ar0
5
10
15
20
25
Series1
Lampiran SPSS
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
skor 24 13.67 4.641 6 20
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
skor
N 24
Normal Parametersa Mean 13.67
Std. Deviation 4.641
Most Extreme Differences Absolute .158
Positive .099
Negative -.158
Kolmogorov-Smirnov Z .775
Asymp. Sig. (2-tailed) .586
a. Test distribution is Normal.
Group Statistics
tipe
asosiasi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
skor 1 12 9.92 2.906 .839
2 12 17.42 2.429 .701
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Differen
ce
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
skor
Equal variances assumed
.238.63
0-6.859 22 .000 -7.500 1.093 -9.768 -5.232
Equal variances not assumed
-6.859 21.329 .000 -7.500 1.093 -9.772 -5.228
LAPORAN PRAKTIKUMPSIKOLOGI EKSPERIMEN
1. Nama Eksperimenter : Ismi Zulaehah2. Nomor Mahasiswa : 120131133. Nama Subjek : Vega Nucleoniza4. Jenis Kelamin : Perempuan5. Umur : 18 Tahun6. Pendidikan : Mahasiswa S-1 Psikologi7. Nama Eksperimen : TRANSFER OF LEARNING8. Nomor Eksperimen : 29. Tanggal Eksperimen : 10 Desember 201310. Waktu : 14.30-16.30 WIB11. Tempat Eksperimen : Laboratorium Fakultas Psikologi
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
I. PROBLEM
Apa yang kita pelajari sebelumnya akan mempengaruhi belajar kita
sekarang. Transfer of learning terjadi ketika pengetahuan atau keterampilan
pada suatu tugas ditransfer pada tugas yang baru bagaimana suatu tugas
dapat mempengaruhi tugas yang lain? Bagaimana perbedaan hasil belajar,
yang sebelumnya diberi tugas memasukkan bola dengan tugas
menghafalkan pasangan kata?
II. DASAR TEORI
Transfer terjadi ketika seseorang mengaplikasikan pengalaman dan
pengetahuan yang dimilikinya untuk mempelajari atau memecahkan problem
dalam situasi baru.
Transfer dapat dikarakteristikkan sebagai transfer dekat atau jauh dan
juga sebagai transfer jalur rendah dan jalur tinggi.
a. Transfer dekat atau jauh.
Transfer dekat terjadi ketika situasinya sama. Contoh yang terjadi
pada dunia pendidikan, jika situasi belajar di kelas sama dengan situasi
dimana pembelajaran sebelumnya terjadi maka ini disebut transfer dekat.
Sedangkan transfer jauh berarti transfer pembelajaran ke situasi yang
sangat berbeda dari situasi pembelajaran sebelumnya.
10
b. Transfer jalur rendah dan jalur tinggi.
Gabriel Salomon dan David Perkins membedakan transfer jalur
rendah dan jalur tinggi. Transfer jalur rendah (low-road) terjadi ketika
pengetahuan sebelumnya secara otomatis, biasanya secara tak sadar,
ditransfer ke situasi yang lain. Ini sering terjadi dalam keahlian yang
sering dipraktikkan dimana tidak dibutuhkan pemikiran reflektif.
Sedangkan transfer jalur tinggi (high-road) adalah transfer yang dilakukan
dengan banyak usaha dan secara sadar. Transfer jalur tinggi dilakukan
dengan penuh kesadaran yakni, seseorang harus menyadari apa yang
mereka lakukan dan memikirkan hubungab antarkonteks. Transfer jalur
tinggi mengimplikasikan abstraksi kaidah atau prinsip umum dari
pengalaman sebelumnya dan kemudian menerapkannya ke problem baru
dalam konteks baru.
Salomon dan Perkins membagi transfer jalur tinggi menjadi transfer
menjangkau ke depan (forward-reaching) dan transfer menjangkau ke
belakang (backward-reaching). Transfer menjangkau ke depan terjadi
ketika seseorang memikirkan tentang cara dia mengaplikasikan apa yang
telah dipelajari pada situasi yang baru (dari situasi sekarang, dia melihat
“ke depan” untuk mengaplikasikan informasi ke situasi baru di depan).
Kemudian transfer menjangkau ke belakang terjadi ketika seseorang
melihat ke situasi sebelumnya (situasi “lama”) untuk mencari informasi
yang akan membantu memecahkan problem dalam konteks baru.
Gary Phye mendeskripsikan tiga fase untuk meningkatkan transfer.
Dalam fase akuisisi awal, seseorang tak hanya diberi informasi tentang
pentingnya strategi dan cara menggunakannya, tetapi juga diberi
kesempatan untuk berlatih menggunakannya. Dalam fase kedua, yang
disebut retensi, seseorang mendapat lebih banyak latihan menggunakan
strategi dan mengingat kembali cara menggunakan strategi itu sampai
lancar. Dalam fase ketiga, transfer, seseorang diberi problem baru untuk
dipecahkan. Problem ini membuat ia harus menggunakan strategi yang
sama, tetapi problemnya tampak berbeda. Phye juga percaya bahwa
motivasi adalah aspek penting dari transfer. (John W. Santrock, 2010)
Banyak aspek keuntungan mengajar dengan jenis transfer, mungkin
menjelaskan mengapa tampaknya kemampuan siswa yang sama memiliki
11
perbedaan keberhasilan di daerah tertentu. Transfer negatif dapat
menghambat belajar dari beberapa, transfer positif dapat membantu orang
lain. Hal ini menunjukkan kebutuhan untuk mengetahui pengalaman masa
lalu siswa dan apa yang telah dipelajari. Dalam pelajaran dan
pengembangan silabus, instruktur dapat merencanakan untuk transfer
dengan mengorganisir materi pelajaran dan bahan pelajaran individu dalam
urutan yang bermakna. Setiap fase harus membantu siswa belajar apa yang
mengikuti.
Penyebab transfer dan bagaimana tepatnya itu terjadi sulit untuk
menentukan, tapi tidak ada sengketa fakta bahwa transfer terjadi. Untuk
instruktur, pentingnya transferensi terletak pada kenyataan bahwa siswa
dapat dibantu untuk mencapainya. Saran-saran berikut ini mewakili apa yang
psikolog pendidikan percaya harus dilakukan:
1. Rencana untuk transfer sebagai tujuan utama. Seperti dalam semua
bidang pengajaran, kesempatan untuk sukses meningkat jika instruktur
sengaja membuat rencana untuk mencapainya.
2. memastikan bahwa siswa memahami bahwa apa yang dipelajari dapat
diterapkan pada situasi lain. Mempersiapkan mereka untuk mencari
aplikasi lain.
3. Menjaga tingkat tinggi standar pembelajaran. Overlearning mungkin
cocok. Semakin menyeluruh siswa memahami materi, semakin besar
kemungkinan untuk melihat hubungannya dengan situasi baru.
Menghindari belajar menghafal yang tidak perlu, karena tidak mendorong
transfer.
4. Memberikan pengalaman belajar bermakna yang membangun
kepercayaan siswa dalam kemampuan mereka untuk mentransfer
pembelajaran. Hal ini menunjukkan kegiatan yang menantang mereka
untuk latihan imajinasi mereka dan kecerdikan dalam menerapkan
pengetahuan dan keterampilan mereka.
5. Menggunakan materi pembelajaran yang membantu membentuk konsep
yang valid dan generalisasi. Gunakan bahan-bahan yang membuat
hubungan yang jelas. (FAA, 2009)
Untuk mempertahankan atau meningkatkan integritas memori selama
konsolidasi, kita bisa menggunakan berbagai strategi metamemori. Strategi-
12
strategi metamemori melibatkan perefeleksian terhadap proses-proses
memori kita sendiri dengan sebuah pandangan untuk memperbaiki ingatan
kita. Strategi-strategi itu sangat penting saat kita sedang mentransfer
informasi baru menuju memori jangka panjang lewat pelatihan. Strategi
metamemori merupakan salah satu komponen metakognisi, yaitu
kemampuan untuk memikirkan tentang dan mengontrol proses-proses
berpikir kita sendiri dan cara-cara untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kita. (Robert J. Sternberg, 2008)
III. HIPOTESIS
Ada pengaruh tipe transfer terhadap perbedaan hasil belajar
seseorang.
IV. DESAIN EKSPERIMEN
Desain eksperimen yang digunakan adalah two independent group
design yaitu desain eksperimen yang memberikan penugasan yang berbeda
pada dua kelompok eksperimen. Dengan membagi 12 subjek secara random
ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing terdiri
dari 6 subjek. Variabel-variabel yang terdapat dalam eksperimen ini adalah
variabel tergantung dan variabel bebas, dimana variabel tergantungnya
adalah hasil belajar, sedangkan variabel bebasnya adalah pemberian tugas
yang berbeda pada masing-masing kelompok.
Treatment/perlakuan :
RKEX 1YKK−X Y
Keterangan :
R : Random
X : Perlakuan
X1 : Perlakuan pertama pada kelompok 1
-X : Perlakuan berarti pada kelompok 2
Y : Hasil
13
V. PROSEDUR
a. Material
1. Bola tenis
2. Keranjang
3. Daftar pasangan kata (lihat lampiran 4)
4. Lembar observasi (lihat lampiran 3)
b. Prosedur Pelaksanaan
1. Seluruh eksperimentee diminta memasuki ruangan, eksperimentee
diundi dibagi menjadi dua kelompok secara random.
2. Kelompok 1 diminta melempar bola ke dalam keranjang dengan jarak
3 meter dari keranjang secara bergiliran. Hanya mereka yang
lemparannya masuk ke dalam keranjang yang diberi skor. Skor
diberikan termasuk pada mereka yang dapat memasukkan bola ke
dalam keranjang tapi keluar lagi.
3. Masing-masing eksperimentee melakukan 10 lemparan bola. Untuk
lima lemparan bola pertama (seri A), subjek harus langsung melempar
bola ke dalam keranjang tanpa memantul di lantai dulu. Kalau bola
memantul terlebih dahulu tidak mendapat skor. Untuk lemparan ke 6
sampai ke 10 (seri B), masing-masing eksperimentee harus melempar
bola ke dalam keranjang, dengan memantulkan bola sekali dan bola
masuk ke dalam keranjamg.
4. Eksperimentee dari kelompok 2 dipersilahkan keluar ruangan.
Eksperimentee diminta untuk menghafalkan daftar pasangan kata.
5. Ketika semua eksperimentee kelompok 1 selesai dengan tugasnya,
kelompok 2 diminta memasuki ruangan. Eksperimentee kelompok 2
diminta melempar bola ke dalam keranjang dengan memantulkan bola
sekali dan bola masuk ke dalam keranjang (seri B), sebanyak 5
lemparan.
VI. PENCATATAN HASIL
1. Eksperimenter mengamati dan mencatat jumlah lemparan yang masuk
dari masing-masing eksperimentee.
2. Eksperimenter bersama-sama dalam satu kelompok mengumpulkan
catatan waktu hasil eksperimen dari seluruh eksperimentee.
14
3. Pencatatan Hasil kelompok mengikuti tabel berikut :
Kelompok 1 Kelompok 2
Eksperimentee
Jumlah lemparan
yang masuk Eksperimentee
Jumlah
lemparan
yang masuk
Seri A Seri B Seri B
Yossa 1 1 Vega 0
Sihah 1 1 Hafidz 0
Julius 2 0 Tony 3
Syifa 1 1 Alim 1
Rifani 2 0 Firda 2
Husniati 2 0 Egas 0
Total 9 3 Total 6
VII. ANALISIS HASIL
Pada eksperimen ini, metode analisa data yang digunakan adalah
dengan Mann-Whitney Test karena Mann-Whitney Test merupakan sebuah
metode yang dipakai untuk menguji signifikansi perbedaan antara 2
populasi, dengan menggunakan sampel random yang ditarik dari populasi
yang sama. Test ini juga berfungsi sebagai alternative penggunaan uji-t
bilamana persyaratan-persyaratan parametriknya tidak terpenuhi, dan bila
datanya berskala ordinal.
Berdasarkan hasil analisa data yang dilakukan dengan Mann-Whitney
Test yang menggunakan software SPSS, maka diperoleh hasil P = 0.601.
Artinya P(0.601) > 0.005 = Tidak Signifikan, yang berarti bahwa tidak ada
pengaruh perbedaan yang signifikan antara hasil belajar pada subjek yang
diberi tugas menghafal pasangan kata dengan subjek yang diberi tugas
memasukkan bola ke dalam keranjang.
VIII. DISKUSI
Dalam eksperimen ini, terdapat 2 kelompok. Kelompok 1 diberi tugas
untuk melempar bola ke dalam keranjang sebanyak 10 kali dengan
pembagian 5 kali lemparan tanpa dipantulkan dan 5 kali lemparan
15
selanjutnya dengan pantulan terlebih dahulu. Kelompok 2 diberi tugas untuk
menghafal pasangan kata terlebih dahulu lalu melempar bola ke dalam
keranjang dengan memantulkannya terlebi dahulu.
Berdasarkan hasil analisa data yang dilakukan dengan Mann-Whitney
Test dalam eksperimen ini, diperoleh nilai P = 0.601. Artinya P (0.601) >
0.005 = Tidak Signifikan. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang berperan
pada transfer of learning, seperti:
1. Suasana bising yang mempengaruhi konsentrasi eksperimentee ketika
memasukkan bola ke dalam keranjang.
2. Pengalaman dan latihan yang kurang dari eksperimentee sendiri dalam
melempar bola.
3. Tata ruangan yang sempit sehingga membuat ruang gerak eksperimentee
menjadi terbatas, terlihat ketika eksperimentee-eksperimentee melempar
bola, ada yang saling senggol tanpa disengaja.
4. Emosi eksperimentee yang kurang stabil ketika melempar bola ke dalam
keranjang.
5. Kurangnya informasi bagaimana cara melempar bola yang baik dari
eksperimenter.
Faktor-faktor yang telah dijelaskan di atas berbanding terbalik dengan
teori yang dikemukakan oleh Gary Phye yang mendeskripsikan fase akuisisi
awal, retensi, dan transfer. Phye juga percaya bahwa motivasi adalah aspek
penting dari transfer. (John W. Santrock, 2010).
IX. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dengan Mann-Whitney Test, maka
diperoleh nilai dengan P = 0.601, dimana P = 0.601 > 0.005 (tidak
signifikan), yang berarti bahwa tidak ada pengaruh perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar pada subjek yang diberi tugas menghafal
pasangan kata dengan subjek yang diberi tugas memasukkan bola ke dalam
keranjang. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa Ada pengaruh
perbedaan hasil belajar pada subjek yang diberi tugas menghafal pasangan
kata dengan subjek yang diberi tugas memasukkan bola ke dalam keranjang
tidak diterima.
16
X. OBSERVASI DALAM EKSPERIMEN
Suasana yang bising membuat kurangnya konsentrasi eksperimentee
pada saat melempar bola. Tata ruang yang sempit mengurangi ruang gerak
eksperimentee. Selain itu, kegagalan memasukkan bola ke dalam keranjang
pada saat pelemparan bola pertama membuat eksperimentee terlihat gugup
ketika akan melempar lagi.
XI. KEGUNAAN SEHARI-HARI
1. Transfer of learning digunakan oleh para siswa untuk menemukan cara
belajar yang paling sesuai dengan dirinya dari waktu ke waktu sehingga
mampu memperoleh hasil belajar yang jauh lebih maksimal.
2. Digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran yang
dianggap membosankan oleh para siswa dengan lebih menarik agar
mudah diserap oleh siswa secara maksimal.
3. Belajar desain eksperimen pada saat perkuliahan psikologi eksperimen
kemudian diterapkan ketika membuat rancangan desain eksperimen
untuk laporan praktikum.
Yogyakarta, 10 Desember 2013
Eksperimenter
Ismi Zulaehah
Nilai :
Asisten : Nana Diana Pramudita
17
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Laboratorium Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. 2011. Petunjuk Praktikum Eksperimen. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.
FAA. 2009. Aviation Instructor’s Handbook. China: Federal Aviation Adminstration.
Santrock, John W. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Kencana.
Sternberg, Robert J. 2008. Psikologi Kognitif. Celeban Timur: Pustaka Pelajar.
Lampiran 3
Lembar Observasi
Identitas Eksperimentee :
Nama : Vega Nucleoniza
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 18 tahun
Pendidikan : Mahasiswa S-1 Psikologi
Hasil Observasi Selama Eksperimen :
Suasana yang bising membuat kurangnya konsentrasi eksperimentee pada
saat melempar bola. Tata ruang yang sempit mengurangi ruang gerak
eksperimentee. Selain itu, kegagalan memasukkan bola ke dalam keranjang
pada saat pelemparan bola pertama membuat eksperimentee terlihat gugup
ketika akan melempar lagi.
Lampiran 4
Daftar Pasangan Kata
Sim – Rajawali
Baq – Kapal
Rac – Sepakbola
Pib – Kuda
Fas – Dahlia
Pol – Pensil
Sot – Mobil
Moz – Travel
Wer – Kopi
Qix - Tidur
Lampiran Grafik
Kelompok 1 (free)
Yossa Sihah Julius Syifa Rifani Husniati0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
Series1
Kelompok 2 (controll)
Vega Hafidz Tony Alim Firda Egas0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
Series1
Lampiran SPSS
Uji Normalitas
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
skor 12 .75 .965 0 3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
skor
N 12
Normal Parametersa Mean .75
Std. Deviation .965
Most Extreme Differences Absolute .281
Positive .281
Negative -.219
Kolmogorov-Smirnov Z .975
Asymp. Sig. (2-tailed) .298
a. Test distribution is Normal.
Mann Whitney – test
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
skor 12 .75 .965 0 3
namakelompok 12 1.50 .522 1 2
Ranks
namakel
ompok N Mean Rank Sum of Ranks
skor 1 6 6.00 36.00
2 6 7.00 42.00
Total 12
Test Statisticsb
Skor
Mann-Whitney U 15.000
Wilcoxon W 36.000
Z -.523
Asymp. Sig. (2-tailed) .601
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .699a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: namekelompok
LAPORAN PRAKTIKUMPSIKOLOGI EKSPERIMEN
1. Nama Eksperimenter : Ismi Zulaehah2. Nomor Mahasiswa : 120131133. Nama Subjek : Vivid Yuza Abdul Latif dan Meidiya Ende Repa4. Jenis Kelamin : Perempuan5. Umur : 17 Tahun6. Pendidikan : Mahasiswa S-1 Psikologi7. Nama Eksperimen : MEMORY8. Nomor Eksperimen : 39. Tanggal Eksperimen : 17 Desember 201310. Waktu : 14.30-16.30 WIB11. Tempat Eksperimen : Laboratorium Fakultas Psikologi
Universitas Ahmad Dahlan
I. PROBLEM
Apakah memory bersifat tunggal? Apakah kapasitas ingatan pada
materi yang berbeda hasilnya sama?
Pada dasarnya memori terbagi dua berdasarkan kapasitasnya yaitu
Short Term Memory yang berperan sebagai working memory. Dan yang
kedua adalah Long Term Memory yang menyimpan semua ingatan dalam
otak manusia. Kapasitas memori berbeda beda, Short Term Memory hanya
mampu menyimpan sebuah stimulus kurang lebih 30 detik, namun dengan
proses pengulangan yaitu audio dan visual loop sebuah stimulus dapat
berada di Short Term Memory untuk di olah. Sedangkan kapasitas Long
Term Memory tidak terbatas, tergantung pada proses penyimpanan memori
dalam otak.
II. DASAR TEORI
Memori/ingatan adalah cara-cara yang dengannya kita
mempertahankan dan menarik pengalaman-pengalaman dari masa lalu
untuk digunakan saat ini.sebagai sebuah proses, memori mengacu kepada
mekanisme-mekanisme dinamis yang diasosiasikan dengan aktivitas otak
untuk menyimpan, mempertahankan dengan mengeluarkan informasi
tentang pengalaman dimasa lalu.
18
Secara khusus, para psikolog kognitif telah mengidentifikasikan tiga
operasi memori yang umum : Pengodean, Penyimpanan, Pemanggilan.
Masing-masing operasi merepresentasikan sebuah tahapan didalam proses
memori. Ada tiga tipe utama mengingat yang digunakan didalam
eksperimen-eksperiman :
1. Mengingat secara berseri (mengingat item-item dalam urutan yang tepat
seperti yang sudah diperihatkan kepada kita ).
2. Mengingat secara bebas (pengingatan bebas/mengingat item-item dalam
urutan apapun yang dipilih).
3. Mengingat dengan menggunakan petunjuk (dalam mengingat,
diperihatkan item-item secara berpasangan, namun selama prosesnya,
diberi petunjuk hanya salah satunya dari setiap pasangan dan kemudian
diminta menyebutkan setiap pasangannya dengan tepat).
Penyimpanan Jangka Pendek (short-term memory) : memori ini
menahan data memori selama beberapadetik dan terkadang bisa juga
sampai beberapa menit. Menurut Atkinson-Sriffin, simpanan jangka pendek
hanya bisa mengingat beberapa hal saja. Ia bisa juga diakses oleh sejumlah
proses pengontrolan yang mengontrol aliran informasi kepada dan dari
simpanan jangka-panjang. Materi masih tetap bertahan didalam memori
jangka pendek kira-kira 30 detik saja.
Penyimpanan jangka panjang : Istilah long-termmemory pada
umumnya digunakan untuk menggambarkan sistem dalam otak yang
menyimpan banyak informasi yang secara relatif memiliki dasar yang
berkelanjutan, seperti ketika sesorang bermain bola, ingatan akan menu
makan siang kemarin, siapa saja mantan pacar, menyanyikan lagu favourit,
informasi semacam itu dan keterampilan, disimpan di dalam long-therm
memory. (Solso, 2008)
Tahapan tahapan pada proses :
1. Proses Pemasukan Pesan Dalam Ingatan (Encoding) Proses Encoding
(pengkodean terhadap apa yang dipersepsi dengan cara mengubah
menjadi simbol-simbol atau gelombang-gelombang listrik tertentu yang
sesuai dengan peringkat yang ada pada organisme).
2. Proses Penyimpanan Fungsi kedua dari ingatan adalah mengenai
penyimpanan (penyimpanan terhadap apa yang telah diproses dalam
19
encoding, apa yang dipelajari atau apa yang dipersepsi). Sesuatu yang
telah dipelajari biasanya akan tersimpan dalam bentuk jejak-jejak (traces)
dan bisa ditimbulkan kembali. Jejak-jejak tersebut biasa juga disebut
dengan memory traces.
3. Proses Pengingatan Kembali Fungsi ketiga ingatan adalah berkaitan
dengan menimbulkan kembali hal-hal yang disimpan dalam ingatan.
Menimbulkan kembali ingatan yang sudah disimpan dapat
menggunakan cara:
a. Recall
Yaitu proses mengingat kembali informasi yang dipelajari di masa
lalu tanpa petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Contohnya
mengingat nama seseorang tanpa kehadiran orang yang dimaksud
b. Recognize
Yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah dipelajari
melalui suatu petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Contohnya
mengingat nama seseorang saat ia berjumpa dengan orang yang
bersangkutan. (Atkinson, 2012)
Faktor-faktor lain juga mempengaruhi kapasitas memori bagi simpanan
temporer. Contoh : jumlah suku kata yang kita ucapkan menurut setiap
itemnya dapat mempengaruhi jumlah item yang dapat kita ingat. Ketika
setiap item memiliki jumlah suku kata yang lebih banyak , kita hanya bisa
mengingat beberapa item saja, selain itu, penundaan atau campuran apapun
dapat menyebabkan kapasitas tujuh item kita merosot mejadi tiga item.
Bahkan umumnya batas kapasitas Cuma bisa berkisar dari tiga sampai lima
item saja ketimbangsampai tujuh item bahkan bisa lebih rendah lagi.
Faktor-faktor yang meningkatkan kinerja memori : yang pertama
adalah Maintenance Rehearsal (pengulangan pemeliharaan) agar menjaga
informasi tetap didalam STM, kemudian yang kedua yaitu Elaborative
Rehearsal (pengulangan elaborative) mendorong informasi STM ke LTM.
Prinsip kekhasan penyandian (encoding specificity principle) dapat
meningkatkan potensi pengambilan memori dari LTM dengan menyediakan
isyarat yang dapat menyediakan akses ke jejak jejak memori. Cara lain
untuk meningkatkan memori adalah teknik yang dirancang untuk
20
menignkatkan penyandian dan memudahkan pengambilan (retrival), yang
disebut dengan teknik mnemonic.
Teknik asosiasi atau cantolan adalah bagaimana cara kita
mengasosiasikan pelbagai hal dalam memori kita. Kita dapat menggunakan
asosiasi sederhana untuk mengingat potongan-potongan informasi.Selain
itu, teknik ini juga untuk mengajarkan daftar informasi yang panjang,
terutama saat kita ingin mengingat informasi dengan urutan tertentu.
Sistem mata rantai adalah suatu sistem penggunaan mnemonics yang
paling dasar yang menghubungkan antara item satu dengan yang lain
secara berurutan. Metode ini juga disebut dengan metode cerita, sebab
dengan cerita ada item-item yang dihubungkan secara berurutan baik dari
depan maupun dari belakang dan akan mudah diingat. (Sternberg, 2008)
III. HIPOTESIS
Ada pengaruh pemberian informasi secara berulang-ulang terhadap
hasil ketajaman ingatan seseorang.
IV. DESAIN EKSPERIMEN
Desain eksperimen yang digunakan adalah within subject
design/treatment by subject design yaitu dengan memberikan perlakuan atau
treatment yang bervariasi pada subjek yang sama. Dalam eksperimen inii
subjek dibagi menjadi 2 kelompok, namun perlakuan pada kedua kelompok
ini sama yaitu pada masing-masing kelompok diberi tiga perlakuan yang
berbeda.
Tretment/perlakuan :
RX1 X 2 X 3Y 1Y 2Y 3X1 X 2 X 3Y 1Y 2Y 3
Keterangan :
R : Random
X : Perlakuan
X1 : Perlakuan pertama
X2 : Perlakuan kedua
X3 : Perlakuan ketiga
21
Y : Hasil
Y1 : Hasil perlakuan pertama
Y2 : Hasil perlakuan kedua
Y3 : Hasil perlakuan ketiga
V. PROSEDUR
a. Material
1. Daftar Kata-kata Sebagai Stimulus (lihat lampiran 5)
2. Lembar Pencatatan (lihat lampiran 6)
3. Lembar Observasi (lihat lampiran 3)
4. Stopwatch
b. Prosedur Pelaksanaan
1. Eksperimenter bersama dengan asisten mengundi eksperimentee, dari
seluruh eksperimentee siapa yang masuk kelompok 1, 2, 3, 4, 5 dan 6.
2. Eksperimenter bersama-sama dengan asisten melakukan random
assigment yaitu mengundi urutan tugas yang akan diberikan pada
keenam kelompok eksperimentee. Urutan tugas terdiri atas enam
macam yaitu ABC, ACB, BCA, BAC, CAB, CBA. Penyusunan enam
urutan tugas yang berbeda dimaksudkan sebagai counterbalancing
yaitu teknik untuk mengontrol error yang diakibatkan oleh pengaruh
urutan.
3. Eksperimentee pertama dipersilahkan duduk, kemudian diberi tugas
sesuai dengan urutan yang diperoleh pada waktu random.
4. Eksperimenter memberikan instruksi sebagai berikut : “ saya akan
membacakan beberapa kata, tugas saudara adalah hanya
mendengarkan saja sambil mengingat-ingatnya”.
5. Bacakan daftar kata dengan nada yang sama untuk masing-masing
kata dengan urutan kelompok kata sesuai dengan randomisasi tugas.
Antara pasangan kata pertama dengan pasangan kedua disampaikan
dengan jarak 2 detik. Jarak antar seri golongan kata 10 detik. Jarak
ulangan 15 detik. Ulangi sebanyak 5 kali.
6. Adakan istirahat selama 15 menit dengan diisi pembicaraan, jangan
beri kesempatan eksperimentee untuk mengingat-ingat.
22
7. Eksperimenter memberikan intruksi : “sekarang saya akan
membacakan pada saudara satu kata, dan tugas saudara adalah
langsung mengatakan pasangan dari kata tersebut”.
8. Bila eksperimentee menjawab dengan benar, eksperimenter
meneruskan memberikan kata selanjutnya. Jika eksperimentee belum
dapat menjawab, tunggu 4 detik, bila gagal dihitung sebagai salah.
9. Eksperimentee pertama dipersilahkan keluar, eksperimentee kedua
dipersilahkan masuk.
10. Ulang langkah 4, 5, 6, 7, 8 untuk eksperimentee kedua.
11. Eksperimentee kedua dipersilahkan keluar ruangan.
VI. PENCATATAN HASIL
1. Eksperimenter menuliskan menghitung jawaban yang benar pada
masing-masing kelompok kata untuk masing-masing eksperimentee.
2. Eksperimenter bersama-sama dalam satu kelompok mengumpulkan
jumlah jawaban yang benar hasil eksperimen dari seluruh
eksperimentee.
3. Pencatatan hasil kelompok mengikuti table berikut :
Eksperimentee
Kelompok
Kata A
(tidak
berarti)
Kelompok
Kata B
(berarti tapi
tidak
berhubungan)
Kelompok
Kata C
(berarti &
berhubungan)
Urutan
Tugas
Herman 2 2 6
ABCEli 0 5 9
Sihah 3 6 9
Vivid 4 8 9
Alim 1 2 7
ACBEgas 2 4 7
Afqhan 5 1 10
Rifani 1 2 5
Syifa 4 7 5
BCANova 4 2 9
23
Farhan 3 1 9
Tony 7 7 8
Memei 1 0 8
BACAni 0 0 5
Hanik 3 5 8
Husniati 8 10 10
Gembor 0 4 8
CABSahrul 0 1 8
Khafidz 0 2 9
Arif 1 1 6
Rahimah 3 4 9
CBABudi 5 7 10
Yossa 1 1 8
Ibnu 2 1 9
Total 60 83 191
VII. ANALISIS HASIL
Pada eksperimen ini, metode analisa data yang digunakan adalah
dengan varians amatan ulang atau Repeated Measure. karena merupakan
sebuah metode yang dipakai untuk kasus amatan karena mengamati dua
subjek yang melakukan eksperimen dengan perlakuan yang berbeda namun
dengan tujuan yang sama, yakni untuk mengetahui ketajaman ingatan
setelah diberi stimulus.
Berdasarkan hasil analisa data yang dilakukan dengan varians amatan
ulang yang menggunakan software SPSS hasil P = 0.000. Artinya P (0.000)
< (0.001) = sangat signifikan , yang berarti bahwa ada pengaruh pemberian
informasi secara berulang-ulang terhadap hasil ketajaman ingatan
seseorang.
VIII. DISKUSI
Eksperimen yang dilakukan adalah dengan menguji daya ingat atau
memori eksperimentee dengan memberikan beberapa pasangan kata yang
terdiri dari tiga kelompok yaitu, kelompok kata A (Tidak Berarti), kelompok
24
kata B (Berarti tetapi tidak berhubungan), dan kelompok kata C (Berarti dan
Berhubungan). Hasilnya menunjukkan bahwa hasil dari skor perolehan
jumlah jenis pasangan kata yang benar pada kelompok kata A paling rendah
dibandingkan dari kedua kelompok yang lainnya. Pada kelompok kata B skor
perolehan jumlah jenis pasangan kata yang benar lebih kecil dibandingkan
kelompok kata C, artinya pada kelompok kata C skor perolehan jumlah jenis
pasangan kata yang benar tertinggi diantara kedua kelompok lainnya.
Berdasarkan hasil analisa data yang dilakukan dengan varians amatan
ulang dalam eksperimen ini, maka diperoleh nilai P = 0.000, dimana
P(0.000) < 0.001 yang artinya sangat signifikan yang berarti bahwa ada
pengaruh pemberian informasi secara berulang-ulang terhadap hasil
ketajaman ingatan seseorang. Hal itu dikarenakan kata- kata yang berarti
dan berhubungan tersebut memiliki makna dan kesan tersendiri sehingga
memiliki kode khusus di dalam memory, sehingga ketika diuji akan mudah
diingat kembali. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi adalah tata ruang,
emosi positif yang ada pada diri eksperimentee sehingga semangat dalam
mendengarkan pasangan kata yang diberikan, kondisi fisik serta psikis
eksperimentee yang baik selama eksperimen berlangsung, kemampuan
mengingat eksperimentee yang cukup baik, serta pengulangan yang
dilakuakan sebanyak 5 kali menyebabkan eksperimentee lebih mengingat
pasangan kata tersebut.
Hal terseut juga dapat dipengaruhi karena adanya 2 macam memory,
yaitu memori jangka pendek (Short Term Memory) dan memori jangka
panjang (Long Term Memory).
IX. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa data dengan varians amatan ulang atau
repeated measure maka diperoleh nilai P = 0.000, dimana P(0.000) < 0.001
yang artinya sangat signifikan, yang berarti bahwa ada pengaruh pemberian
informasi secara berulang-ulang terhadap hasil ketajaman ingatan
seseorang. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh
pemberian informasi secara berulang-ulang terhadap hasil ketajaman
ingatan seseorang dapat diterima.
25
X. OBSERVASI DALAM EKSPERIMEN
Selama eksperimen berlangsung, kedua eksperimentee terlihat
bingung mendengar pasangan kata yang diberikan, terutama pasangan kata
pada bagian A. Namun eksperimentee tetap berusaha keras untuk fokus
mendengarkan pasangan kata yang dibacakan oleh eksperimenter. Dan
ketika dilakukan penskoran, eksperimentee tampak lebih bingung lagi
mengingat pasangan kata di bagian A, tapi sangat cepat mengingat
pasangan kata di bagian C.
XI. KEGUNAAN SEHARI-HARI
1. Digunakan untuk menjawab soal saat mengikuti ujian karena saat itu
seseorang akan menggunakan ingatan (memory) untuk mengingat- ingat
kembali materi yang pernah didapatkan dikelas yang berkaitan dengan
soal pada lembar ujian.
2. Memory digunakan untuk mengenag masa lalu, baik yang indah maupun
yang buruk.
3. Digunakan untuk menghafal Al-Qur’an.
Yogyakarta, 17 Desember 2013
Eksperimenter
Ismi Zulaehah
Nilai :
Asisten : Nana Diana Pramudita
26
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, RI dan Richard. 2012. Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga.
Bagian Laboratorium Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. 2011. Petunjuk Praktikum Eksperimen. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.
Solso, dkk. 2008. Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga.
Sternberg, Robert J. 2008. Psikologi Kognitif. Celeban Timur: Pustaka Pelajar.
Lampiran 3
Lembar Observasi
Identitas Eksperimentee :
Nama : Meidiya Ende Repa
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 17 tahun
Pendidikan : Mahasiswa S-1 Psikologi
Hasil Observasi Selama Eksperimen :
Pada saat eksperimen belum dimulai, eksperimentee terlihat bingung dan
saat eksperimen dilakukan eksperimentee masih terlihat bingung sama seperti
eksperimentee yang pertama, namun eksperimentee dapat mengikuti
eksperimen dengan baik. Saat eksperimenter membacakan kata- kata sebagai
stimulus yang terdapat pada lampiran 5 eksperimentee terlihat serius dan fokus
dalam mendengarkan dan eksperimentee terlihat mencoba untuk menghafalnya.
Eksperimentee dapat melakukan eksperimen dengan baik walaupun kondisi
ruangan yang kurang kondusif karena terlalu banyak orang sehingga sangat
berisik.
Lampiran 3
Lembar Observasi
Identitas Eksperimentee :
Nama : Vivid Yuza Abdul Latif
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 17 tahun
Pendidikan : Mahasiswa S-1 Psikologi
Hasil Observasi Selama Eksperimen :
Pada saat eksperimen berlangsung, kondisi eksperimentee terlihat bingung
dan setelah eksperimen dimulai eksperimentee tetap terlihat bingung. Ditengah
eksperimen ketika eksperimentee diajak mengobrol, eksperimentee mengatakan
bahwa eksperimentee bingung karena eksperimen terasa aneh ketika mndengar
pasangan kata bagian A namun eksperimentee senang dapat mengikuti
eksperimen. Saat eksperimenter membacakan kata- kata sebagai stimulus yang
terdapat pada lampiran 5 eksperimentee berkonsentrasi dan mendengarkan
dengan baik dan mengikuti eksperimen dengan baik walaupun keadaan ruangan
yang tidak kondusif karena terlalu banyak orang sehingga sangat berisik.
Lampiran 5
Daftar Kata-kata Stimulus Memory
1. Kelompok A, kata-kata yang tidak berarti atau non-sense syllable :
a. Par –Sep f. Sit - Pun
b. Sat – Mal g. Ram - Sur
c. Kim – Pot h. Kar - Rab
d. Bas – Rap i. Tum - Kor
e. Kes – Dar j. Mid – Rus
2. Kelompok B, kata-kata yang berarti tetapi tidak berhubungan :
a. Mulai – Ayah f. Beli - Tidur
b. Pisau – Surat g. Kakak - Tanah
c. Asing – Niat h. Siap - Watak
d. Gemar – Maksud i. Sore - Negara
e. Pohon – Makan j. Maksud – Bangsa
3. Kelompok C, kata-kata yang berarti dan berhubungan :
a. Surat – Kantor Pos f. Mencuri - Polisi
b. Musuh – Racun g. Buku - Sekolah
c. Nakal – Hukuman h. Air - Mancur
d. Ujian – Lulus i. Belajar - Pandai
e. Bapak – Ibu j. Meja - Kursi
Lampiran 6
Lembar Pencatatan Memory
Identitas eksperimentee :
Nama : Vivid Yuza Abdul Latif
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 17 Tahun
Pendidikan : Mahasiswa S-1 Psikologi
Kelompok A Kelompok B Kelompok C
Soal Jawab Skor Soal Jawab Skor Soal Jawab Skor
Par Sep 1 Mulai Ayah 1 Surat Kantor
Pos
1
Sat Mal 1 Pisau Surat 1 Musuh Racun 1
Kim Pot 1 Asing Niat 1 Nakal Hukuman 1
Bas Rap 0 Gemar Maksud 0 Ujian Lulus 1
Kes Dar 0 Pohon Makan 1 Bapak Ibu 1
Sit Pun 0 Beli Tidur 1 Mencuri Polisi 1
Ram Sur 1 Kakak Tanah 1 Buku Sekolah 1
Kar Rab 0 Siap Watak 0 Air Mancur 0
Tum Kor 0 Sore Negara 1 Belajar Pandai 1
Mid Rus 0 Maksud Bangsa 1 Meja Kursi 1
Total 4 Total 8 Total 9
Lampiran 6
Lembar Pencatatan Memory
Identitas eksperimentee :
Nama : Meidiya Ende Repa
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 17 Tahun
Pendidikan : Mahasiswa s-1 Psikologi
Kelompok A Kelompok B Kelompok C
Soal Jawab Skor Soal Jawab Skor Soal Jawab Skor
Par Sep 0 Mulai Ayah 0 Surat Kantor
Pos
0
Sat Mal 0 Pisau Surat 0 Musuh Racun 0
Kim Pot 0 Asing Niat 0 Nakal Hukuman 1
Bas Rap 0 Gemar Maksud 0 Ujian Lulus 1
Kes Dar 0 Pohon Makan 0 Bapak Ibu 1
Sit Pun 1 Beli Tidur 0 Mencuri Polisi 1
Ram Sur 0 Kakak Tanah 0 Buku Sekolah 1
Kar Rab 0 Siap Watak 0 Air Mancur 1
Tum Kor 0 Sore Negara 0 Belajar Pandai 1
Mid Rus 0 Maksud Bangsa 0 Meja Kursi 1
Total 1 Total 0 Total 8
Lampiran Grafik Memory
Skor A (Tak Berarti)
Herman Eli
Sihah
Vivid
Alim Egas
AfqhanRifa
niSy
ifaNova
Farh
anTo
ny
Memei Ani
Hanik
Husniati
Gembor
Sahru
l
Khafidz
Arif
Rahim
ah BudiYo
ssa Ibnu0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Series1
Skor B (Berarti Tak Berhubungan)
Herman Eli
Sihah
Vivid
Alim Egas
AfqhanRifa
niSy
ifaNova
Farh
anTo
ny
Memei Ani
Hanik
Husniati
Gembor
Sahru
l
Khafidz
Arif
Rahim
ah BudiYo
ssa Ibnu0
2
4
6
8
10
12
Series1
Skor C (Berarti Berhubungan)
Herman Eli
Sihah
Vivid
Alim Egas
AfqhanRifa
niSy
ifaNova
Farh
anTo
ny
Memei Ani
Hanik
Husniati
Gembor
Sahru
l
Khafidz
Arif
Rahim
ah BudiYo
ssa Ibnu0
2
4
6
8
10
12
Series1
Lampiran SPSS
Uji Normalitas
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
TB 24 2.50 2.226 0 8
BTB 24 3.75 2.923 0 10
BB 24 7.96 1.574 5 10
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
TB BTB BB
N 24 24 24
Normal Parametersa Mean 2.50 3.75 7.96
Std. Deviation 2.226 2.923 1.574
Most Extreme Differences Absolute .166 .225 .219
Positive .166 .225 .129
Negative -.131 -.117 -.219
Kolmogorov-Smirnov Z .815 1.104 1.072
Asymp. Sig. (2-tailed) .519 .175 .200
a. Test distribution is Normal.
General linear model
Within-Subjects Factors
Measure:MEASURE_1
factor1
Dependent
Variable
1 TB
2 BTB
3 BB
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
TB 2.50 2.226 24
BTB 3.75 2.923 24
BB 7.96 1.574 24
Multivariate Testsb
Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.
factor1 Pillai's Trace .875 76.796a 2.000 22.000 .000
Wilks' Lambda .125 76.796a 2.000 22.000 .000
Hotelling's Trace 6.981 76.796a 2.000 22.000 .000
Roy's Largest Root 6.981 76.796a 2.000 22.000 .000
a. Exact statistic
b. Design: Intercept
Within Subjects Design: factor1
Mauchly's Test of Sphericityb
Measure:MEASURE_1
Within Subjects Effect
Mauchly's W
Approx.
Chi-Squar
e
df
Sig.
Epsilona
Greenhouse-
Geisser
Huynh-
Feldt
Lower-
bound
factor1 .792 5.143 2.07
6.828 .884 .500
Tests the null hypothesis that the error covariance matrix of the orthonormalized transformed dependent variables is proportional to an identity matrix.a. May be used to adjust the degrees of freedom for the averaged tests of significance. Corrected tests are displayed in the Tests of Within-Subjects Effects table.
b. Design: Intercept
Within Subjects Design: factor1
Tests of Within-Subjects Effects
Measure:MEASURE_1
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
factor1 Sphericity Assumed 392.528 2 196.264 58.571 .000
Greenhouse-Geisser 392.528 1.655 237.175 58.571 .000
Huynh-Feldt 392.528 1.767 222.121 58.571 .000
Lower-bound 392.528 1.000 392.528 58.571 .000
Error(factor1) Sphericity Assumed 154.139 46 3.351
Greenhouse-Geisser 154.139 38.065 4.049
Huynh-Feldt 154.139 40.645 3.792
Lower-bound 154.139 23.000 6.702
Tests of Within-Subjects Contrasts
Measure:MEASURE_1
Source factor1
Type III Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
factor1 Linear 357.521 1 357.521 158.198 .000
Quadratic 35.007 1 35.007 7.881 .010
Error(factor1) Linear 51.979 23 2.260
Quadratic 102.160 23 4.442
Tests of Between-Subjects Effects
Measure:MEASURE_1
Transformed Variable:Average
Source
Type III Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Intercept 1615.014 1 1615.014 174.130 .000
Error 213.319 23 9.275
Paired samples t-test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 TB 2.50 24 2.226 .454
BTB 3.75 24 2.923 .597
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 TB & BTB 24 .581 .003
Paired Samples Test
Paired Differences
t dfSig. (2-tailed)Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1
TB - BTB -1.250 2.436 .497 -2.279 -.221 -2.514 23 .019
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 BTB 3.75 24 2.923 .597
BB 7.96 24 1.574 .321
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 BTB & BB 24 .149 .488
Paired Samples Test
Paired Differences
t dfSig. (2-tailed)Mean
Std. Deviati
on
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1
BTB - BB -4.208 3.107 .634 -5.520 -2.897 -6.637 23 .000
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 TB 2.50 24 2.226 .454
BB 7.96 24 1.574 .321
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 TB & BB 24 .416 .043
Paired Samples Test
Paired Differences
t dfSig. (2-tailed)Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1
TB - BB -5.458 2.126 .434 -6.356 -4.561 -12.578 23 .000