laporan praktikum (2)

72
LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI EKSPERIMEN Disusun Oleh : Nama : Ismi Zulaehah NIM : 12013113 Assisten : Nana Diana Pramudita FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2013

Upload: syamsul-huda-pratama

Post on 31-Dec-2015

507 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

laporang praktikum eksperimen psikologi

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

LAPORAN PRAKTIKUM

PSIKOLOGI EKSPERIMEN

Disusun Oleh :

Nama : Ismi Zulaehah

NIM : 12013113

Assisten : Nana Diana Pramudita

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2013

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Daftar Isi

Daftar Isi ............................................................................................ i

Asosiasi ...............................................................................................1

Transfer of Learning ..........................................................................10

Memory .............................................................................................18

i

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

LAPORAN PRAKTIKUMPSIKOLOGI EKSPERIMEN

1. Nama Eksperimenter : Ismi Zulaehah2. Nomor Mahasiswa : 120131133. Nama Subjek : Vega Nucleoniza dan Meidiya Ende Repa4. Jenis Kelamin : Perempuan5. Umur : 18 Tahun dan 17 Tahun6. Pendidikan : 1. Mahasiswa S-1 Psikologi7. Nama Eksperimen : ASOSIASI8. Nomor Eksperimen : 19. Tanggal Eksperimen : 03 Desember 201310. Waktu : 14.30-16.30 WIB11. Tempat Eksperimen : Laboratorium Fakultas Psikologi

Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

I. PROBLEM

Tanggapan-tanggapan dari pikiran kita terlihat datang dan pergi.

Banyak dan sedikitnya tanggapan berhubungan dengan kebiasaan. Stimulus

yang berbeda menghasilkan jumlah tanggapan yang berbeda pula.

Setiap individu akan memberikan respon yang berbeda ketika

dihadapkan pada stimulus yang boleh ditanggapi secara bebas dengan

ketika dihadapkan pada stimulus yang dibatasi tanggapannya.

II. DASAR TEORI

Association (asosiasi), makna paling umum : hubungan fungsional dan

bisa dipelajari antara dua/lebih elemen. Mengidentifikasi apa sajakah

elemen-elemen hubungan tersebut (yaitu ide, tindakan, imaji, stimuli-respon,

dan memori), dan menspesifikkan mekanisme yang melandasinya

merupakan upaya teoretis yang banyak dilakukan para filsuf dan psikolog

sejak dulu.

Association juga diartikan sebagai ikatan atau hubungan yang

dipertemukan lewat makna. Di massa keemasan behaviorisme, kebanyakan

teori belajar dikembangkan berdasarkan ikatan atau asosiasi antara stimuli

(S) dan respon (R), dinotasikan S-R, sejumlah aktivitas penelitian yang tidak

bisa dianggap sepele tersebut dimaksudkan untuk memahami hakikat

hubungan asosiatif ini. Dan dalam praktiknya, setiap karakterisasi asosiasi

1

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

diteliti terus dari waktu ke waktu, entah dari sekadar jalan saraf yang

sederhana sampai jaringan proporsi yang abstrak. Menariknya, meskipun

‘pendekatan S-R’ sudah ditinggalkan, konsep tentang asosiasi atau

hubungan di antara elemen-elemen sekarang dihidupkan kembali melalui

perspektif yang disebut connectionism.

Selain itu, association juga mengandung arti sebuah pengalaman

psikologis tertentu yang dimunculkan oleh sebuah stimulus atau peristiwa;

contohnya, Anda diberi kata ‘seks’ maka urutan-urutan asosiasi akan muncul

dengan sendirinya. Makna ini biasanya dilengkapi oleh sebuah keterangan

seperti constrained association atau free association. Di dalam statistika :

derajat perubahan di satu variabel disertai perubahan di variabel lain. Di

dalam analisis korelasional contohnya, tidak aneh jika kita membicarakan

asosiasi diantara variabel-variabel yang berkorelasi secara statistik.

Akhirnya, perhatikan juga bahwa sejarah penggunaan istilah ini yang begitu

lama dan bervariasi telah melahirkan sejumlah besar penggunaan spesifik.

Kebanyakan masih terus digunakan dan berperan signifikan di dalam

psikologi, yang tentunya selalu disertai keterangan seperti beberapa item

berikut ini :

1. Association arreas (wilayah/area asosiasi) Wilayah-wilayah di otak

(persisnya korteks atau kulit otak) tempat ‘proses-proses mental lebih

tinggi’ seperti berpikir dan bernalar diduga muncul. Secara umum, wilayah

korteks yang tidak menunjukkan fungsi motorik dan sensorik dianggap

sebagai wilayah asosiasi. Yang paling sering dikutip dan ditemukan

prosesnya adalah lobus frontalis dan lobus parietalis.

2. Association backward (asosiasi mindur) hubungan antara satu item di

sebuah daftar dalam tugas pembelajaran-berseri dengan sebuah item

atau beberapa item yang mendahuluinya. Asosiasi-asosiasi regresif

dianggap lebih lemah ketimbang forward association. Namun demikian,

pada keduanya berlaku hal yang sama, semakin jauh asosiasinya,

semakin lemah hubungannya.

3. Association by cogniguity (asosiasi teratur) istilah pemayung utuk

sejumlah generalisasi empiris dan teoritis menganai cara-cara asosiasi

dibentuk.

2

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

4. Association constrained (asosiasi terbatas) istilah umum untuk setiap

prosedur asosiasi yang di dalamnya stimuli yang diberikan kepada subjek

atau tipe respons yang boleh diberikan subjek terbatasi. Setiap asosiasi

selain free association.

5. Association controlled (asosiasi terkontrol) sebuah teknik yang digunakan

di dalam penelitian klinis maupun eksperimen dengan memberikan

instruksi yang tepat bagi batasan-batasan jenis asosiasi yang boleh

diberikan subjek atau klien kepada stimuli. Asosiasi terkontrol merupakan

salah satu bentuk constrained association.

6. Association direct (asosiasi langsung) sebuah asosiasi diantara dua hal

yang tidak dijembatani oleh hal-hal lain, atau oleh peranti-peranti

mnemonik.

7. Association forward (asosiasi maju) sebuah koneksi antara satu item di

sebuah daftar di dalam tugas pembelajaran-berseri dengan sebuah item

atau beberapa item yang mengikutinya. Asosiasi maju dianggap lebih

kuat ketimbang backward association.

8. Association free (asosiasi bebas) sebuah asosiasi yang tidak dibatasi,

boleh dilakukan terhadap ide, gagasan, imaji, bayangan, kata atau

gambaran apapun. Di dalam free association test (tes asosiasi bebas),

subjek diberi sebuah kata dan diminta menjawab dengan kata pertama

yang muncul di benak. Asosiasi bebas banyak digunakan di berbagai

wilayah penelitian dan terapi, namun penggunaan terbesarnya adalah

psikologi kognitif dan psikoanalisis. Psikologi kognitif menggunakan

asosiasi bebas untuk mengeksplorasi topik-topik seperti kecepatan

manusia memaknai, mengenali sintaksis dan tanda-tanda bahasa, dan

kemampuan mengakses memori-implisit. Sedangkan penyelidikan dan

prosedur terapi psikoanalitik menggunakannya untuk mengeksplorasi

alam bawah sadar klien terhadap suatu perilaku yang dianggap klien

mengganggu atau yang menurut orang lain menyimpang (biasanya lewat

projective test dan meminta pasien bercerita bebas tentang apa saja yang

dirasakannya, dipandu pertanyaan-pertanyaan terapis yang intervensif).

(Arthur S. Reber & Emily S. Reber, 2010)

Faktor-faktor yang mempengaruhi asosiasi antara lain: Kebiasaan

yang sering dihadapi dimana banyak sedikitnya aktivitas yang ia ikuti, ada

3

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

berbagai respon terhadap berbagai situasi stimulus yang berbeda sehingga

tentunya akan menghasilkan tanggapan yang berbeda pula. (Atkinson &

Richard, 2012)

Freud mengatakan melalui asosiasi bebas (free asosiation), pasien

diminta untuk mengutarakan setiap pikiran yang muncul dalam benaknya,

tanpa memandang apakah pikiran tersebut ada atau tidak ada ataupun

menimbulkan rasa jijik. Tujuan asosiasi bebas adalah untuk sampai ke alam

tidak sadar dengan cara mulai dari ide yang disadari saat ini, menelusurinya

melalui serangkaian asosiasi, dan mengikuti ke mana ide ini pergi. Proses ini

tidak mudah dan sejumlah pasien tidak bisa menjalani proses tersebut. (Jess

Feist & Gregory J. Feist, 2013)

III. HIPOTESIS

Ada pengaruh perbedaan tipe asosiasi yang diberikan terhadap jumlah

kata-kata yang benar.

IV. DESAIN EKSPERIMEN

Desain eksperimen yang digunakan adalah two independent group

design yaitu desain eksperimen yang memberikan penugasan yang berbeda

pada dua kelompok eksperimen. Dengan membagi 24 subjek secara random

ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing terdiri

dari 12 subjek. Variabel-variabel yang terdapat dalam eksperimen ini adalah

variabel tergantung dan variabel bebas, dimana variabel tergantungnya

adalah jumlah kata-kata yang benar dan variabel bebasnya adalah

perbedaan tipe asosiasi.

Treatment/perlakuan :

R=KE 1 X1YKE 2 X 2Y

Keterangan :

R : Random

X : perlakuan (X1 : pada kelompok 1, X2 : pada kelompok 2)

Y: Hasil (Y1 : pada kelompok 1, Y2 : pada kelompok 2)

4

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

V. PROSEDUR

a. Material

1. Daftar kata-kata sebagai stimulus (lihat lampiran 1 & lampiran 2)

2. Lembar Observasi (lihat lampiran 3)

3. Stopwatch

b. Prosedur Pelaksanaan

1. Eksperimenter bersama dengan asisten memgundi eksperimentee,

dari seluruh eksperimentee siapa yang masuk kelompok 1 dan siapa

yang masuk kelompok 2.

2. Asisten mengundi kelompok mana yang mendapat stimulus golongan

discreate free association dan kelompok mana yang mendapat

stimulus golongan discreate controlled association.

3. Eksperimentee yang mendapat stimulus golongan discreate free

association dipersilahkan untuk duduk. Eksperimentee yang

mendapat stimulus golongan discreate controlled association diminta

menunggu di luar ruangan.

4. Eksperimenter membacakan instruksi : “Tugas Anda adalah

mengatakan asosiasi berupa satu kata yang segera saudara ingat

setelah saya menyatakan suatu perkataan. Saudara tidak boleh

memikirkan jawaban yang akan Saudara berikan, melainkan benar-

benar apa yang seketika itu timbul dalam asosiasi Saudara saja.”

5. Eksperimenter membaca kata-kata pada golongan discreate free

association. Eksperimenter mencatat satu kata sebagai respon

eksperimentee dalam 10 detik pertama, kemudian membacakan kata

selanjutnya dan seterusnya sampai kata terakhir dalam golongan

tersebut. Eksperimenter juga mencatat observasi perilaku

eksperimentee selama proses eksperimen.

6. Eksperimentee yang mendapat stimulus golongan discreate free

association dipersilahkan untuk menunggu di luar ruangan.

Eksperimentee yang mendapat stimulus golongan discreate

controlled association diminta masuk ruangan dan dipersilahkan

duduk.

5

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

7. Eksperimenter membacakan instruksi : “Tugas Anda adalah

mengatakan satu kata sesuai dengan instruksi yang akan saya

berikan. Sebutkan satu kata yang segera saudara ingat setelah saya

8. menyatakan suatu perkataan. Saudara tidak boleh memikirkan

jawaban yang akan Saudara berikan, melainkan benar-benar apa

yang seketika itu timbul dalam asosiasi Saudara saja.

9. Eksperimenter membaca kata-kata pada golongan discreate

controlled association. Eksperimenter mencatat satu kata sebagai

respon eksperimentee dalam 10 detik pertama, kemudian

membacakan kata selanjutnya dan seterusnya sampai kata terakhir

dalam golongan tersebut. Eksperimenter juga mencatat observasi

perilaku eksperimentee selama proses eksperimen.

10. Eksperimentee kemudian dipersilahkan keluar ruangan.

VI. PENCATATAN HASIL

1. Eksperimenter melakukan scoring terhadap jawaban dari kedua

eksperimentee. Jawaban benar diberi skor 1, jawaban salah diberi skor 0.

2. Eksperimenter bersama-sama dalam satu kelompok mengumpulkan skor

hasil eksperimen dari seluruh eksperimentee.

3. Pencatatan Hasil Kelompok mengikuti tabel berikut :

Kelompok discreate free

association (A1)

Kelompok discreate controlled

association (A2)

Eksperimentee Skor Eksperimentee Skor

Huda 6 Sihah 19

Diah 13 Memei 19

Vega 12 Desvi 20

Ani 10 Alim 18

Afqhan 11 Hafiz 15

Imam 9 Aziz 15

Rifani 6 Arif 18

Firda 8 Amalia 19

Nia 16 Vivid 18

Teza 8 Yogi 16

6

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Egas 9 Sahrul 12

Julius 11 Batiar 20

Total 119 Total 209

VII. ANALISIS HASIL

Hasil eksperimen dianalisis dengan uji t independent sample karena

untuk menguji perbedaan dari dua populasi yang independent, atau dengan

kata lain untuk menguji perbedaan tipe asosiasi yang diberikan terhadap

jumlah kata-kata yang benar antara descreate free association dengan

descreste controlled association.

Berdasarkan uji t independent sample dengan software SPSS maka

diperoleh hasil P = 0.000. Karena P(0.000) < 0.001, maka dapat disimpulkan

bahwa hasilnya adalah sangat signifikan yang artinya ada pengaruh tipe

asosiasi terhadap jumlah kata yang benar antara kelompok A1 (Discreate

Free Assosiation) dengan kelompok A2 (Discreate Controlled Assosiation).

Sebelum melakukan uji t, terlebih dahulu menguji data dengan uji

homogenitas yaitu untuk memastikan bahwa subjek yang dirandom menjadi

2 kelompok mempunyai kualitas yang sama. Artinya bahwa kemampuan

yang dimiliki oleh eksperimentee pada kedua kelompok tersebut seimbang

dan tidak ada kelompok yang mendominasi. Uji homogenitas ini juga untuk

membuktikan bahwa random yang telah dilakukan benar.

VIII. DISKUSI

Setiap individu akan memberikan rsepon yang berbeda ketika

dihadapkan pada stimulus yang boleh ditanggapi secara bebas dengan

stimulus yang dibatasi tanggapannya. Oleh karena itu, berdasarkan

eksperimen yang telah dilakukan pada kelompok Discreate Free Association

(A1) dan Discreate Controlled Association (A2) terlihat bahwa hasil dari

perolehan jumlah kata yang benar pada kelompok ekseperimen Discreate

Free Association (A1) yang totalnya 119 lebih kecil daripada kelompok

eksperimen Discreate Controlled Association (A2) yang totalnya berjumlah

209.

Berdasarkan hasil analisa data yang dilakukan dengan uji t

independent sample, maka diperoleh nilai P = 0.000. Artinya P(0.000) <

7

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

0,001 = sangat signifikan. Hasil yang sangat signifikan tersebut dikarenakan

faktor-faktor sebagai berikut :

1. Eksperimentee atau subjek sudah mengenal eksperimenter.

2. Tata ruang (tempat duduk yang berdekatan, sehingga memungkinkan

eksperimentee sudah mendengar terlebih dahulu respons eksperimentee

yang lain).

3. Banyaknya kosa kata dalam pikiran eksperimentee yang bisa dipengaruhi

oleh pengalamannya.

4. Emosi positif yang ada pada diri eksperimentee sehingga semangat

dalam merespon stimulus yang diberikan.

5. Kondisi fisik serta psikis eksperimentee yang baik selama eksperimen

berlangsung.

IX. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa data dengan uji t independent sample

diperoleh nilai P = 0.000 < 0.001 (sangat signifikan) artinya ada pengaruh

perbedaan tipe asosiasi antara kelompok 1 (Discreate Free Association) dan

kelompok 2 (Discreate Controlled Association) terhadap jumlah kata – kata

yang benar. Maka hipotesis yang menyatakan ada penngaruh perbedaan

tipe asosiasi terhadap jumlah kata- kata yang benar diterima.

X. OBSERVASI DAN EKSPERIMEN

Kondisi ruangan yang baik dan nyaman membuat eksperimentee

terlihat tenang selama percobaan meskipun eksperimentee kedua terlihat

bingung saat memikirkan respon dari stimulus yang diberikan

eksperimentee. Namun kedua eksperimentee tetap terlihat fokus saat

dibacakan stimulus berupa kata dan dapat menjawab dengan baik stimulus

yang diajukan kepadanya.

XI. KEGUNAAN SEHARI-HARI

1. Digunakan untuk melatih keterampilan berbahasa pada anak kecil yaitu

dengan mengajarkannya satu per satu suku kata, karena anak perlu

untuk memahami setiap kata yang telah diajarkan kepadanya.

8

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

2. Assosiasi dapat membantu dalam proses komunikasi dengan orang lain

dalam proses komunikasi dengan orang lain dalam memahami

pembicaraan orang lain maupun menanggapinya, sehingga komunikasi

bisa aktif.

3. Digunakan untuk mempelajari keterampilan bahasa dengan baik.

Yogyakarta, 03 Desember 2013

Eksperimenter

Ismi Zulaehah

Nilai :

Asisten : Nana Diana Pramudita

9

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, RI dan Richard. 2012. Pengantar Psikologi. Jakarta: Penerbit Airlangga.

Bagian Laboratorium Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. 2011. Petunjuk Praktikum Eksperimen. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.

Feist, Jess., Feist, Gregory J. 2013. Teori kepribadianTheories of Personality. Jakarta : Salemba Humanika.

Rober, Arthur, S.,Reber, Emili, S. 2010. Kamus Psikologi. Celeban Timur: Pustaka Pelajar

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Lampiran 1

Daftar Kata-kata Stimulus Asosiasi

Kelompok Discreate Free Association

Identitas Eksperimentee :

Nama : Vega Nucleoniza

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 18 Tahun

Pendidikan : Mahasiswa S-1 Psikologi

No Kata-kata Jawaban Skor

1 Ayah Kepala keluarga 1

2 Perbuatan Tindakan 1

3 Gelap Malam 1

4 Ujian Susah 1

5 Cinta Manis 0

6 Kesukaran Gak tau 0

7 Rindu Kangen 1

8 Partai Golkar 0

9 Kakak Abang 1

10 Mati Kuburan 1

11 Musuh Gak tau 0

12 Pesta Ramai 1

13 Hubungan Sosial 1

14 Racun Mematikan 1

15 Air Mengalir 0

16 Tajam Pisau 1

17 Pergi Pulang 0

18 Pukul Sakit 1

19 Marah Teriak 0

20 Darah B 0

TOTAL 12

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Lampiran 2

Daftar Kata-kata Stimulus Asosiasi

Kelompok Discreate Controlled Association

Identitas Eksperimentee :

Nama : Meidiya Ende Repa

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 17 Tahun

Pendidikan : Mahasiswa S-1 Psikologi

No Kata-kata Jawaban SkorI. Lawannya

1 Tajam Tumpul 12 Besar Kecil 13 Pandai Bodoh 14 Sukar Mudah 15 Sering Jarang 1

II. Bagian-bagiannya6 Rumah Pintu 17 Buku Kertas 18 Bunga Kelopak 19 Pohon Daun 110 Sepeda Rem 1

III. Keseluruhannya11 Akar Bunga 112 Sisik Ular 113 Ban Sepeda 114 Atap Rumah 115 Jari Kelingking 0

IV. Persamaannya16 Datang Tiba 117 Laki-laki Pria 118 Pakaian Baju 119 Wanita Perempuan 1

20 Dinding Tembok 1

TOTAL 19

Lampiran 3

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Lembar Observasi

Identitas Eksperimentee :

Nama : Vega Nucleoniza

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 18 tahun

Pendidikan : Mahasiswa S-1 Psikologi

Hasil Observasi Selama Eksperimen :

Eksperimentee terlihat semangat sebelum eksperimen berlangsung, dan

pada saat eksperimen berlangsung eksperimentee pun terlihat santai dan

senang dalam merespon stimulus berupa kata-kata yang diberikan oleh

Eksperimenter karena selama eksperimen berlangsung, eksperimentee selelu

tersenyum. Eksperimentee tetap fokus dan konsentrasi walau keadaan pada

saat percobaan berlangsung ramai. Walau ada beberapa kata yang harus

diulang karena pada saat percobaan berlangsung suasananya ramai, namun

tidak mengurangi kecepatan eksperimentee pada saat merespons kata. Raut

muka eksperimentee yang senyum pada saat percobaan berlangsung

menunjukan bahwa eksperimentee tidak gugup.

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Lampiran 3

Lembar Observasi

Identitas Eksperimentee :

Nama : Meidiya Ende Repa

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 17 tahun

Pendidikan : Mahasiswa S-1 Psikologi

Hasil Observasi Selama Eksperimen :

Selama percobaan berlangsung, Eksperimentee terlihat tenang pada saat

percobaan di mulai. Hal ini terlihat dari wajahnya yang tersenyum saat percobaan

berlangsung. Namun terkadang eksperimentee terlihat bingung saat memikirkan

jawaban terlihat dari gerakan matanya yang melihat keatas, bawah, dan

sekeliling ruangan, sehingga eksperimentee tidak dapat menjawab secepat

eksperimentee yang pertama. Tetapi eksperimentee dapat menjawab dengan

baik stimulus berupa kata- kata yang diajukan kepadanya.

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Lampiran Grafik

Grafik Discreate Free Association

HudaDiah Veg

aAni

AfqhanIm

amRifa

niFir

da NiaTe

zaEg

asJuliu

s0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Series1

Grafik Discreate Controlled Association

Sihah

Memei

Desvi

Alim Hafiz

Aziz Arif

Amalia

Vivid

Yogi

Sahru

lBati

ar0

5

10

15

20

25

Series1

Lampiran SPSS

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

skor 24 13.67 4.641 6 20

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

skor

N 24

Normal Parametersa Mean 13.67

Std. Deviation 4.641

Most Extreme Differences Absolute .158

Positive .099

Negative -.158

Kolmogorov-Smirnov Z .775

Asymp. Sig. (2-tailed) .586

a. Test distribution is Normal.

Group Statistics

tipe

asosiasi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

skor 1 12 9.92 2.906 .839

2 12 17.42 2.429 .701

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean Differen

ce

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

skor

Equal variances assumed

.238.63

0-6.859 22 .000 -7.500 1.093 -9.768 -5.232

Equal variances not assumed

-6.859 21.329 .000 -7.500 1.093 -9.772 -5.228

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

LAPORAN PRAKTIKUMPSIKOLOGI EKSPERIMEN

1. Nama Eksperimenter : Ismi Zulaehah2. Nomor Mahasiswa : 120131133. Nama Subjek : Vega Nucleoniza4. Jenis Kelamin : Perempuan5. Umur : 18 Tahun6. Pendidikan : Mahasiswa S-1 Psikologi7. Nama Eksperimen : TRANSFER OF LEARNING8. Nomor Eksperimen : 29. Tanggal Eksperimen : 10 Desember 201310. Waktu : 14.30-16.30 WIB11. Tempat Eksperimen : Laboratorium Fakultas Psikologi

Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

I. PROBLEM

Apa yang kita pelajari sebelumnya akan mempengaruhi belajar kita

sekarang. Transfer of learning terjadi ketika pengetahuan atau keterampilan

pada suatu tugas ditransfer pada tugas yang baru bagaimana suatu tugas

dapat mempengaruhi tugas yang lain? Bagaimana perbedaan hasil belajar,

yang sebelumnya diberi tugas memasukkan bola dengan tugas

menghafalkan pasangan kata?

II. DASAR TEORI

Transfer terjadi ketika seseorang mengaplikasikan pengalaman dan

pengetahuan yang dimilikinya untuk mempelajari atau memecahkan problem

dalam situasi baru.

Transfer dapat dikarakteristikkan sebagai transfer dekat atau jauh dan

juga sebagai transfer jalur rendah dan jalur tinggi.

a. Transfer dekat atau jauh.

Transfer dekat terjadi ketika situasinya sama. Contoh yang terjadi

pada dunia pendidikan, jika situasi belajar di kelas sama dengan situasi

dimana pembelajaran sebelumnya terjadi maka ini disebut transfer dekat.

Sedangkan transfer jauh berarti transfer pembelajaran ke situasi yang

sangat berbeda dari situasi pembelajaran sebelumnya.

10

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

b. Transfer jalur rendah dan jalur tinggi.

Gabriel Salomon dan David Perkins membedakan transfer jalur

rendah dan jalur tinggi. Transfer jalur rendah (low-road) terjadi ketika

pengetahuan sebelumnya secara otomatis, biasanya secara tak sadar,

ditransfer ke situasi yang lain. Ini sering terjadi dalam keahlian yang

sering dipraktikkan dimana tidak dibutuhkan pemikiran reflektif.

Sedangkan transfer jalur tinggi (high-road) adalah transfer yang dilakukan

dengan banyak usaha dan secara sadar. Transfer jalur tinggi dilakukan

dengan penuh kesadaran yakni, seseorang harus menyadari apa yang

mereka lakukan dan memikirkan hubungab antarkonteks. Transfer jalur

tinggi mengimplikasikan abstraksi kaidah atau prinsip umum dari

pengalaman sebelumnya dan kemudian menerapkannya ke problem baru

dalam konteks baru.

Salomon dan Perkins membagi transfer jalur tinggi menjadi transfer

menjangkau ke depan (forward-reaching) dan transfer menjangkau ke

belakang (backward-reaching). Transfer menjangkau ke depan terjadi

ketika seseorang memikirkan tentang cara dia mengaplikasikan apa yang

telah dipelajari pada situasi yang baru (dari situasi sekarang, dia melihat

“ke depan” untuk mengaplikasikan informasi ke situasi baru di depan).

Kemudian transfer menjangkau ke belakang terjadi ketika seseorang

melihat ke situasi sebelumnya (situasi “lama”) untuk mencari informasi

yang akan membantu memecahkan problem dalam konteks baru.

Gary Phye mendeskripsikan tiga fase untuk meningkatkan transfer.

Dalam fase akuisisi awal, seseorang tak hanya diberi informasi tentang

pentingnya strategi dan cara menggunakannya, tetapi juga diberi

kesempatan untuk berlatih menggunakannya. Dalam fase kedua, yang

disebut retensi, seseorang mendapat lebih banyak latihan menggunakan

strategi dan mengingat kembali cara menggunakan strategi itu sampai

lancar. Dalam fase ketiga, transfer, seseorang diberi problem baru untuk

dipecahkan. Problem ini membuat ia harus menggunakan strategi yang

sama, tetapi problemnya tampak berbeda. Phye juga percaya bahwa

motivasi adalah aspek penting dari transfer. (John W. Santrock, 2010)

Banyak aspek keuntungan mengajar dengan jenis transfer, mungkin

menjelaskan mengapa tampaknya kemampuan siswa yang sama memiliki

11

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

perbedaan keberhasilan di daerah tertentu. Transfer negatif dapat

menghambat belajar dari beberapa, transfer positif dapat membantu orang

lain. Hal ini menunjukkan kebutuhan untuk mengetahui pengalaman masa

lalu siswa dan apa yang telah dipelajari. Dalam pelajaran dan

pengembangan silabus, instruktur dapat merencanakan untuk transfer

dengan mengorganisir materi pelajaran dan bahan pelajaran individu dalam

urutan yang bermakna. Setiap fase harus membantu siswa belajar apa yang

mengikuti.

Penyebab transfer dan bagaimana tepatnya itu terjadi sulit untuk

menentukan, tapi tidak ada sengketa fakta bahwa transfer terjadi. Untuk

instruktur, pentingnya transferensi terletak pada kenyataan bahwa siswa

dapat dibantu untuk mencapainya. Saran-saran berikut ini mewakili apa yang

psikolog pendidikan percaya harus dilakukan:

1. Rencana untuk transfer sebagai tujuan utama. Seperti dalam semua

bidang pengajaran, kesempatan untuk sukses meningkat jika instruktur

sengaja membuat rencana untuk mencapainya.

2. memastikan bahwa siswa memahami bahwa apa yang dipelajari dapat

diterapkan pada situasi lain. Mempersiapkan mereka untuk mencari

aplikasi lain.

3. Menjaga tingkat tinggi standar pembelajaran. Overlearning mungkin

cocok. Semakin menyeluruh siswa memahami materi, semakin besar

kemungkinan untuk melihat hubungannya dengan situasi baru.

Menghindari belajar menghafal yang tidak perlu, karena tidak mendorong

transfer.

4. Memberikan pengalaman belajar bermakna yang membangun

kepercayaan siswa dalam kemampuan mereka untuk mentransfer

pembelajaran. Hal ini menunjukkan kegiatan yang menantang mereka

untuk latihan imajinasi mereka dan kecerdikan dalam menerapkan

pengetahuan dan keterampilan mereka.

5. Menggunakan materi pembelajaran yang membantu membentuk konsep

yang valid dan generalisasi. Gunakan bahan-bahan yang membuat

hubungan yang jelas. (FAA, 2009)

Untuk mempertahankan atau meningkatkan integritas memori selama

konsolidasi, kita bisa menggunakan berbagai strategi metamemori. Strategi-

12

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

strategi metamemori melibatkan perefeleksian terhadap proses-proses

memori kita sendiri dengan sebuah pandangan untuk memperbaiki ingatan

kita. Strategi-strategi itu sangat penting saat kita sedang mentransfer

informasi baru menuju memori jangka panjang lewat pelatihan. Strategi

metamemori merupakan salah satu komponen metakognisi, yaitu

kemampuan untuk memikirkan tentang dan mengontrol proses-proses

berpikir kita sendiri dan cara-cara untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kita. (Robert J. Sternberg, 2008)

III. HIPOTESIS

Ada pengaruh tipe transfer terhadap perbedaan hasil belajar

seseorang.

IV. DESAIN EKSPERIMEN

Desain eksperimen yang digunakan adalah two independent group

design yaitu desain eksperimen yang memberikan penugasan yang berbeda

pada dua kelompok eksperimen. Dengan membagi 12 subjek secara random

ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing terdiri

dari 6 subjek. Variabel-variabel yang terdapat dalam eksperimen ini adalah

variabel tergantung dan variabel bebas, dimana variabel tergantungnya

adalah hasil belajar, sedangkan variabel bebasnya adalah pemberian tugas

yang berbeda pada masing-masing kelompok.

Treatment/perlakuan :

RKEX 1YKK−X Y

Keterangan :

R : Random

X : Perlakuan

X1 : Perlakuan pertama pada kelompok 1

-X : Perlakuan berarti pada kelompok 2

Y : Hasil

13

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

V. PROSEDUR

a. Material

1. Bola tenis

2. Keranjang

3. Daftar pasangan kata (lihat lampiran 4)

4. Lembar observasi (lihat lampiran 3)

b. Prosedur Pelaksanaan

1. Seluruh eksperimentee diminta memasuki ruangan, eksperimentee

diundi dibagi menjadi dua kelompok secara random.

2. Kelompok 1 diminta melempar bola ke dalam keranjang dengan jarak

3 meter dari keranjang secara bergiliran. Hanya mereka yang

lemparannya masuk ke dalam keranjang yang diberi skor. Skor

diberikan termasuk pada mereka yang dapat memasukkan bola ke

dalam keranjang tapi keluar lagi.

3. Masing-masing eksperimentee melakukan 10 lemparan bola. Untuk

lima lemparan bola pertama (seri A), subjek harus langsung melempar

bola ke dalam keranjang tanpa memantul di lantai dulu. Kalau bola

memantul terlebih dahulu tidak mendapat skor. Untuk lemparan ke 6

sampai ke 10 (seri B), masing-masing eksperimentee harus melempar

bola ke dalam keranjang, dengan memantulkan bola sekali dan bola

masuk ke dalam keranjamg.

4. Eksperimentee dari kelompok 2 dipersilahkan keluar ruangan.

Eksperimentee diminta untuk menghafalkan daftar pasangan kata.

5. Ketika semua eksperimentee kelompok 1 selesai dengan tugasnya,

kelompok 2 diminta memasuki ruangan. Eksperimentee kelompok 2

diminta melempar bola ke dalam keranjang dengan memantulkan bola

sekali dan bola masuk ke dalam keranjang (seri B), sebanyak 5

lemparan.

VI. PENCATATAN HASIL

1. Eksperimenter mengamati dan mencatat jumlah lemparan yang masuk

dari masing-masing eksperimentee.

2. Eksperimenter bersama-sama dalam satu kelompok mengumpulkan

catatan waktu hasil eksperimen dari seluruh eksperimentee.

14

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

3. Pencatatan Hasil kelompok mengikuti tabel berikut :

Kelompok 1 Kelompok 2

Eksperimentee

Jumlah lemparan

yang masuk Eksperimentee

Jumlah

lemparan

yang masuk

Seri A Seri B Seri B

Yossa 1 1 Vega 0

Sihah 1 1 Hafidz 0

Julius 2 0 Tony 3

Syifa 1 1 Alim 1

Rifani 2 0 Firda 2

Husniati 2 0 Egas 0

Total 9 3 Total 6

VII. ANALISIS HASIL

Pada eksperimen ini, metode analisa data yang digunakan adalah

dengan Mann-Whitney Test karena Mann-Whitney Test merupakan sebuah

metode yang dipakai untuk menguji signifikansi perbedaan antara 2

populasi, dengan menggunakan sampel random yang ditarik dari populasi

yang sama. Test ini juga berfungsi sebagai alternative penggunaan uji-t

bilamana persyaratan-persyaratan parametriknya tidak terpenuhi, dan bila

datanya berskala ordinal.

Berdasarkan hasil analisa data yang dilakukan dengan Mann-Whitney

Test yang menggunakan software SPSS, maka diperoleh hasil P = 0.601.

Artinya P(0.601) > 0.005 = Tidak Signifikan, yang berarti bahwa tidak ada

pengaruh perbedaan yang signifikan antara hasil belajar pada subjek yang

diberi tugas menghafal pasangan kata dengan subjek yang diberi tugas

memasukkan bola ke dalam keranjang.

VIII. DISKUSI

Dalam eksperimen ini, terdapat 2 kelompok. Kelompok 1 diberi tugas

untuk melempar bola ke dalam keranjang sebanyak 10 kali dengan

pembagian 5 kali lemparan tanpa dipantulkan dan 5 kali lemparan

15

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

selanjutnya dengan pantulan terlebih dahulu. Kelompok 2 diberi tugas untuk

menghafal pasangan kata terlebih dahulu lalu melempar bola ke dalam

keranjang dengan memantulkannya terlebi dahulu.

Berdasarkan hasil analisa data yang dilakukan dengan Mann-Whitney

Test dalam eksperimen ini, diperoleh nilai P = 0.601. Artinya P (0.601) >

0.005 = Tidak Signifikan. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang berperan

pada transfer of learning, seperti:

1. Suasana bising yang mempengaruhi konsentrasi eksperimentee ketika

memasukkan bola ke dalam keranjang.

2. Pengalaman dan latihan yang kurang dari eksperimentee sendiri dalam

melempar bola.

3. Tata ruangan yang sempit sehingga membuat ruang gerak eksperimentee

menjadi terbatas, terlihat ketika eksperimentee-eksperimentee melempar

bola, ada yang saling senggol tanpa disengaja.

4. Emosi eksperimentee yang kurang stabil ketika melempar bola ke dalam

keranjang.

5. Kurangnya informasi bagaimana cara melempar bola yang baik dari

eksperimenter.

Faktor-faktor yang telah dijelaskan di atas berbanding terbalik dengan

teori yang dikemukakan oleh Gary Phye yang mendeskripsikan fase akuisisi

awal, retensi, dan transfer. Phye juga percaya bahwa motivasi adalah aspek

penting dari transfer. (John W. Santrock, 2010).

IX. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dengan Mann-Whitney Test, maka

diperoleh nilai dengan P = 0.601, dimana P = 0.601 > 0.005 (tidak

signifikan), yang berarti bahwa tidak ada pengaruh perbedaan yang

signifikan antara hasil belajar pada subjek yang diberi tugas menghafal

pasangan kata dengan subjek yang diberi tugas memasukkan bola ke dalam

keranjang. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa Ada pengaruh

perbedaan hasil belajar pada subjek yang diberi tugas menghafal pasangan

kata dengan subjek yang diberi tugas memasukkan bola ke dalam keranjang

tidak diterima.

16

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

X. OBSERVASI DALAM EKSPERIMEN

Suasana yang bising membuat kurangnya konsentrasi eksperimentee

pada saat melempar bola. Tata ruang yang sempit mengurangi ruang gerak

eksperimentee. Selain itu, kegagalan memasukkan bola ke dalam keranjang

pada saat pelemparan bola pertama membuat eksperimentee terlihat gugup

ketika akan melempar lagi.

XI. KEGUNAAN SEHARI-HARI

1. Transfer of learning digunakan oleh para siswa untuk menemukan cara

belajar yang paling sesuai dengan dirinya dari waktu ke waktu sehingga

mampu memperoleh hasil belajar yang jauh lebih maksimal.

2. Digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran yang

dianggap membosankan oleh para siswa dengan lebih menarik agar

mudah diserap oleh siswa secara maksimal.

3. Belajar desain eksperimen pada saat perkuliahan psikologi eksperimen

kemudian diterapkan ketika membuat rancangan desain eksperimen

untuk laporan praktikum.

Yogyakarta, 10 Desember 2013

Eksperimenter

Ismi Zulaehah

Nilai :

Asisten : Nana Diana Pramudita

17

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Laboratorium Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. 2011. Petunjuk Praktikum Eksperimen. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.

FAA. 2009. Aviation Instructor’s Handbook. China: Federal Aviation Adminstration.

Santrock, John W. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Kencana.

Sternberg, Robert J. 2008. Psikologi Kognitif. Celeban Timur: Pustaka Pelajar.

Page 29: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Lampiran 3

Lembar Observasi

Identitas Eksperimentee :

Nama : Vega Nucleoniza

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 18 tahun

Pendidikan : Mahasiswa S-1 Psikologi

Hasil Observasi Selama Eksperimen :

Suasana yang bising membuat kurangnya konsentrasi eksperimentee pada

saat melempar bola. Tata ruang yang sempit mengurangi ruang gerak

eksperimentee. Selain itu, kegagalan memasukkan bola ke dalam keranjang

pada saat pelemparan bola pertama membuat eksperimentee terlihat gugup

ketika akan melempar lagi.

Page 30: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Lampiran 4

Daftar Pasangan Kata

Sim – Rajawali

Baq – Kapal

Rac – Sepakbola

Pib – Kuda

Fas – Dahlia

Pol – Pensil

Sot – Mobil

Moz – Travel

Wer – Kopi

Qix - Tidur

Page 31: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Lampiran Grafik

Kelompok 1 (free)

Yossa Sihah Julius Syifa Rifani Husniati0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

Series1

Kelompok 2 (controll)

Vega Hafidz Tony Alim Firda Egas0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

Series1

Page 32: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Lampiran SPSS

Uji Normalitas

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

skor 12 .75 .965 0 3

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

skor

N 12

Normal Parametersa Mean .75

Std. Deviation .965

Most Extreme Differences Absolute .281

Positive .281

Negative -.219

Kolmogorov-Smirnov Z .975

Asymp. Sig. (2-tailed) .298

a. Test distribution is Normal.

Mann Whitney – test

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

skor 12 .75 .965 0 3

namakelompok 12 1.50 .522 1 2

Ranks

namakel

ompok N Mean Rank Sum of Ranks

skor 1 6 6.00 36.00

2 6 7.00 42.00

Total 12

Page 33: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Test Statisticsb

Skor

Mann-Whitney U 15.000

Wilcoxon W 36.000

Z -.523

Asymp. Sig. (2-tailed) .601

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .699a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: namekelompok

Page 34: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

LAPORAN PRAKTIKUMPSIKOLOGI EKSPERIMEN

1. Nama Eksperimenter : Ismi Zulaehah2. Nomor Mahasiswa : 120131133. Nama Subjek : Vivid Yuza Abdul Latif dan Meidiya Ende Repa4. Jenis Kelamin : Perempuan5. Umur : 17 Tahun6. Pendidikan : Mahasiswa S-1 Psikologi7. Nama Eksperimen : MEMORY8. Nomor Eksperimen : 39. Tanggal Eksperimen : 17 Desember 201310. Waktu : 14.30-16.30 WIB11. Tempat Eksperimen : Laboratorium Fakultas Psikologi

Universitas Ahmad Dahlan

I. PROBLEM

Apakah memory bersifat tunggal? Apakah kapasitas ingatan pada

materi yang berbeda hasilnya sama?

Pada dasarnya memori terbagi dua berdasarkan kapasitasnya yaitu

Short Term Memory yang berperan sebagai working memory. Dan yang

kedua adalah Long Term Memory yang menyimpan semua ingatan dalam

otak manusia. Kapasitas memori berbeda beda, Short Term Memory hanya

mampu menyimpan sebuah stimulus kurang lebih 30 detik, namun dengan

proses pengulangan yaitu audio dan visual loop sebuah stimulus dapat

berada di Short Term Memory untuk di olah. Sedangkan kapasitas Long

Term Memory tidak terbatas, tergantung pada proses penyimpanan memori

dalam otak.

II. DASAR TEORI

Memori/ingatan adalah cara-cara yang dengannya kita

mempertahankan dan menarik pengalaman-pengalaman dari masa lalu

untuk digunakan saat ini.sebagai sebuah proses, memori mengacu kepada

mekanisme-mekanisme dinamis yang diasosiasikan dengan aktivitas otak

untuk menyimpan, mempertahankan dengan mengeluarkan informasi

tentang pengalaman dimasa lalu.

18

Page 35: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Secara khusus, para psikolog kognitif telah mengidentifikasikan tiga

operasi memori yang umum : Pengodean, Penyimpanan, Pemanggilan.

Masing-masing operasi merepresentasikan sebuah tahapan didalam proses

memori. Ada tiga tipe utama mengingat yang digunakan didalam

eksperimen-eksperiman :

1. Mengingat secara berseri (mengingat item-item dalam urutan yang tepat

seperti yang sudah diperihatkan kepada kita ).

2. Mengingat secara bebas (pengingatan bebas/mengingat item-item dalam

urutan apapun yang dipilih).

3. Mengingat dengan menggunakan petunjuk (dalam mengingat,

diperihatkan item-item secara berpasangan, namun selama prosesnya,

diberi petunjuk hanya salah satunya dari setiap pasangan dan kemudian

diminta menyebutkan setiap pasangannya dengan tepat).

Penyimpanan Jangka Pendek (short-term memory) : memori ini

menahan data memori selama beberapadetik dan terkadang bisa juga

sampai beberapa menit. Menurut Atkinson-Sriffin, simpanan jangka pendek

hanya bisa mengingat beberapa hal saja. Ia bisa juga diakses oleh sejumlah

proses pengontrolan yang mengontrol aliran informasi kepada dan dari

simpanan jangka-panjang. Materi masih tetap bertahan didalam memori

jangka pendek kira-kira 30 detik saja.

Penyimpanan jangka panjang : Istilah long-termmemory pada

umumnya digunakan untuk menggambarkan sistem dalam otak yang

menyimpan banyak informasi yang secara relatif memiliki dasar yang

berkelanjutan, seperti ketika sesorang bermain bola, ingatan akan menu

makan siang kemarin, siapa saja mantan pacar, menyanyikan lagu favourit,

informasi semacam itu dan keterampilan, disimpan di dalam long-therm

memory. (Solso, 2008)

Tahapan tahapan pada proses :

1. Proses Pemasukan Pesan Dalam Ingatan (Encoding) Proses Encoding

(pengkodean terhadap apa yang dipersepsi dengan cara mengubah

menjadi simbol-simbol atau gelombang-gelombang listrik tertentu yang

sesuai dengan peringkat yang ada pada organisme).

2. Proses Penyimpanan Fungsi kedua dari ingatan adalah mengenai

penyimpanan (penyimpanan terhadap apa yang telah diproses dalam

19

Page 36: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

encoding, apa yang dipelajari atau apa yang dipersepsi). Sesuatu yang

telah dipelajari biasanya akan tersimpan dalam bentuk jejak-jejak (traces)

dan bisa ditimbulkan kembali. Jejak-jejak tersebut biasa juga disebut

dengan memory traces.

3. Proses Pengingatan Kembali Fungsi ketiga ingatan adalah berkaitan

dengan menimbulkan kembali hal-hal yang disimpan dalam ingatan.

Menimbulkan kembali ingatan yang sudah disimpan dapat

menggunakan cara:

a. Recall

Yaitu proses mengingat kembali informasi yang dipelajari di masa

lalu tanpa petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Contohnya

mengingat nama seseorang tanpa kehadiran orang yang dimaksud

b. Recognize

Yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah dipelajari

melalui suatu petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Contohnya

mengingat nama seseorang saat ia berjumpa dengan orang yang

bersangkutan. (Atkinson, 2012)

Faktor-faktor lain juga mempengaruhi kapasitas memori bagi simpanan

temporer. Contoh : jumlah suku kata yang kita ucapkan menurut setiap

itemnya dapat mempengaruhi jumlah item yang dapat kita ingat. Ketika

setiap item memiliki jumlah suku kata yang lebih banyak , kita hanya bisa

mengingat beberapa item saja, selain itu, penundaan atau campuran apapun

dapat menyebabkan kapasitas tujuh item kita merosot mejadi tiga item.

Bahkan umumnya batas kapasitas Cuma bisa berkisar dari tiga sampai lima

item saja ketimbangsampai tujuh item bahkan bisa lebih rendah lagi.

Faktor-faktor yang meningkatkan kinerja memori : yang pertama

adalah Maintenance Rehearsal (pengulangan pemeliharaan) agar menjaga

informasi tetap didalam STM, kemudian yang kedua yaitu Elaborative

Rehearsal (pengulangan elaborative) mendorong informasi STM ke LTM.

Prinsip kekhasan penyandian (encoding specificity principle) dapat

meningkatkan potensi pengambilan memori dari LTM dengan menyediakan

isyarat yang dapat menyediakan akses ke jejak jejak memori. Cara lain

untuk meningkatkan memori adalah teknik yang dirancang untuk

20

Page 37: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

menignkatkan penyandian dan memudahkan pengambilan (retrival), yang

disebut dengan teknik mnemonic.

Teknik asosiasi atau cantolan adalah bagaimana cara kita

mengasosiasikan pelbagai hal dalam memori kita. Kita dapat menggunakan

asosiasi sederhana untuk mengingat potongan-potongan informasi.Selain

itu, teknik ini juga untuk mengajarkan daftar informasi yang panjang,

terutama saat kita ingin mengingat informasi dengan urutan tertentu.

Sistem mata rantai adalah suatu sistem penggunaan mnemonics yang

paling dasar yang menghubungkan antara item satu dengan yang lain

secara berurutan. Metode ini juga disebut dengan metode cerita, sebab

dengan cerita ada item-item yang dihubungkan secara berurutan baik dari

depan maupun dari belakang dan akan mudah diingat. (Sternberg, 2008)

III. HIPOTESIS

Ada pengaruh pemberian informasi secara berulang-ulang terhadap

hasil ketajaman ingatan seseorang.

IV. DESAIN EKSPERIMEN

Desain eksperimen yang digunakan adalah within subject

design/treatment by subject design yaitu dengan memberikan perlakuan atau

treatment yang bervariasi pada subjek yang sama. Dalam eksperimen inii

subjek dibagi menjadi 2 kelompok, namun perlakuan pada kedua kelompok

ini sama yaitu pada masing-masing kelompok diberi tiga perlakuan yang

berbeda.

Tretment/perlakuan :

RX1 X 2 X 3Y 1Y 2Y 3X1 X 2 X 3Y 1Y 2Y 3

Keterangan :

R : Random

X : Perlakuan

X1 : Perlakuan pertama

X2 : Perlakuan kedua

X3 : Perlakuan ketiga

21

Page 38: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Y : Hasil

Y1 : Hasil perlakuan pertama

Y2 : Hasil perlakuan kedua

Y3 : Hasil perlakuan ketiga

V. PROSEDUR

a. Material

1. Daftar Kata-kata Sebagai Stimulus (lihat lampiran 5)

2. Lembar Pencatatan (lihat lampiran 6)

3. Lembar Observasi (lihat lampiran 3)

4. Stopwatch

b. Prosedur Pelaksanaan

1. Eksperimenter bersama dengan asisten mengundi eksperimentee, dari

seluruh eksperimentee siapa yang masuk kelompok 1, 2, 3, 4, 5 dan 6.

2. Eksperimenter bersama-sama dengan asisten melakukan random

assigment yaitu mengundi urutan tugas yang akan diberikan pada

keenam kelompok eksperimentee. Urutan tugas terdiri atas enam

macam yaitu ABC, ACB, BCA, BAC, CAB, CBA. Penyusunan enam

urutan tugas yang berbeda dimaksudkan sebagai counterbalancing

yaitu teknik untuk mengontrol error yang diakibatkan oleh pengaruh

urutan.

3. Eksperimentee pertama dipersilahkan duduk, kemudian diberi tugas

sesuai dengan urutan yang diperoleh pada waktu random.

4. Eksperimenter memberikan instruksi sebagai berikut : “ saya akan

membacakan beberapa kata, tugas saudara adalah hanya

mendengarkan saja sambil mengingat-ingatnya”.

5. Bacakan daftar kata dengan nada yang sama untuk masing-masing

kata dengan urutan kelompok kata sesuai dengan randomisasi tugas.

Antara pasangan kata pertama dengan pasangan kedua disampaikan

dengan jarak 2 detik. Jarak antar seri golongan kata 10 detik. Jarak

ulangan 15 detik. Ulangi sebanyak 5 kali.

6. Adakan istirahat selama 15 menit dengan diisi pembicaraan, jangan

beri kesempatan eksperimentee untuk mengingat-ingat.

22

Page 39: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

7. Eksperimenter memberikan intruksi : “sekarang saya akan

membacakan pada saudara satu kata, dan tugas saudara adalah

langsung mengatakan pasangan dari kata tersebut”.

8. Bila eksperimentee menjawab dengan benar, eksperimenter

meneruskan memberikan kata selanjutnya. Jika eksperimentee belum

dapat menjawab, tunggu 4 detik, bila gagal dihitung sebagai salah.

9. Eksperimentee pertama dipersilahkan keluar, eksperimentee kedua

dipersilahkan masuk.

10. Ulang langkah 4, 5, 6, 7, 8 untuk eksperimentee kedua.

11. Eksperimentee kedua dipersilahkan keluar ruangan.

VI. PENCATATAN HASIL

1. Eksperimenter menuliskan menghitung jawaban yang benar pada

masing-masing kelompok kata untuk masing-masing eksperimentee.

2. Eksperimenter bersama-sama dalam satu kelompok mengumpulkan

jumlah jawaban yang benar hasil eksperimen dari seluruh

eksperimentee.

3. Pencatatan hasil kelompok mengikuti table berikut :

Eksperimentee

Kelompok

Kata A

(tidak

berarti)

Kelompok

Kata B

(berarti tapi

tidak

berhubungan)

Kelompok

Kata C

(berarti &

berhubungan)

Urutan

Tugas

Herman 2 2 6

ABCEli 0 5 9

Sihah 3 6 9

Vivid 4 8 9

Alim 1 2 7

ACBEgas 2 4 7

Afqhan 5 1 10

Rifani 1 2 5

Syifa 4 7 5

BCANova 4 2 9

23

Page 40: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Farhan 3 1 9

Tony 7 7 8

Memei 1 0 8

BACAni 0 0 5

Hanik 3 5 8

Husniati 8 10 10

Gembor 0 4 8

CABSahrul 0 1 8

Khafidz 0 2 9

Arif 1 1 6

Rahimah 3 4 9

CBABudi 5 7 10

Yossa 1 1 8

Ibnu 2 1 9

Total 60 83 191

VII. ANALISIS HASIL

Pada eksperimen ini, metode analisa data yang digunakan adalah

dengan varians amatan ulang atau Repeated Measure. karena merupakan

sebuah metode yang dipakai untuk kasus amatan karena mengamati dua

subjek yang melakukan eksperimen dengan perlakuan yang berbeda namun

dengan tujuan yang sama, yakni untuk mengetahui ketajaman ingatan

setelah diberi stimulus.

Berdasarkan hasil analisa data yang dilakukan dengan varians amatan

ulang yang menggunakan software SPSS hasil P = 0.000. Artinya P (0.000)

< (0.001) = sangat signifikan , yang berarti bahwa ada pengaruh pemberian

informasi secara berulang-ulang terhadap hasil ketajaman ingatan

seseorang.

VIII. DISKUSI

Eksperimen yang dilakukan adalah dengan menguji daya ingat atau

memori eksperimentee dengan memberikan beberapa pasangan kata yang

terdiri dari tiga kelompok yaitu, kelompok kata A (Tidak Berarti), kelompok

24

Page 41: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

kata B (Berarti tetapi tidak berhubungan), dan kelompok kata C (Berarti dan

Berhubungan). Hasilnya menunjukkan bahwa hasil dari skor perolehan

jumlah jenis pasangan kata yang benar pada kelompok kata A paling rendah

dibandingkan dari kedua kelompok yang lainnya. Pada kelompok kata B skor

perolehan jumlah jenis pasangan kata yang benar lebih kecil dibandingkan

kelompok kata C, artinya pada kelompok kata C skor perolehan jumlah jenis

pasangan kata yang benar tertinggi diantara kedua kelompok lainnya.

Berdasarkan hasil analisa data yang dilakukan dengan varians amatan

ulang dalam eksperimen ini, maka diperoleh nilai P = 0.000, dimana

P(0.000) < 0.001 yang artinya sangat signifikan yang berarti bahwa ada

pengaruh pemberian informasi secara berulang-ulang terhadap hasil

ketajaman ingatan seseorang. Hal itu dikarenakan kata- kata yang berarti

dan berhubungan tersebut memiliki makna dan kesan tersendiri sehingga

memiliki kode khusus di dalam memory, sehingga ketika diuji akan mudah

diingat kembali. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi adalah tata ruang,

emosi positif yang ada pada diri eksperimentee sehingga semangat dalam

mendengarkan pasangan kata yang diberikan, kondisi fisik serta psikis

eksperimentee yang baik selama eksperimen berlangsung, kemampuan

mengingat eksperimentee yang cukup baik, serta pengulangan yang

dilakuakan sebanyak 5 kali menyebabkan eksperimentee lebih mengingat

pasangan kata tersebut.

Hal terseut juga dapat dipengaruhi karena adanya 2 macam memory,

yaitu memori jangka pendek (Short Term Memory) dan memori jangka

panjang (Long Term Memory).

IX. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa data dengan varians amatan ulang atau

repeated measure maka diperoleh nilai P = 0.000, dimana P(0.000) < 0.001

yang artinya sangat signifikan, yang berarti bahwa ada pengaruh pemberian

informasi secara berulang-ulang terhadap hasil ketajaman ingatan

seseorang. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh

pemberian informasi secara berulang-ulang terhadap hasil ketajaman

ingatan seseorang dapat diterima.

25

Page 42: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

X. OBSERVASI DALAM EKSPERIMEN

Selama eksperimen berlangsung, kedua eksperimentee terlihat

bingung mendengar pasangan kata yang diberikan, terutama pasangan kata

pada bagian A. Namun eksperimentee tetap berusaha keras untuk fokus

mendengarkan pasangan kata yang dibacakan oleh eksperimenter. Dan

ketika dilakukan penskoran, eksperimentee tampak lebih bingung lagi

mengingat pasangan kata di bagian A, tapi sangat cepat mengingat

pasangan kata di bagian C.

XI. KEGUNAAN SEHARI-HARI

1. Digunakan untuk menjawab soal saat mengikuti ujian karena saat itu

seseorang akan menggunakan ingatan (memory) untuk mengingat- ingat

kembali materi yang pernah didapatkan dikelas yang berkaitan dengan

soal pada lembar ujian.

2. Memory digunakan untuk mengenag masa lalu, baik yang indah maupun

yang buruk.

3. Digunakan untuk menghafal Al-Qur’an.

Yogyakarta, 17 Desember 2013

Eksperimenter

Ismi Zulaehah

Nilai :

Asisten : Nana Diana Pramudita

26

Page 43: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, RI dan Richard. 2012. Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga.

Bagian Laboratorium Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. 2011. Petunjuk Praktikum Eksperimen. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.

Solso, dkk. 2008. Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga.

Sternberg, Robert J. 2008. Psikologi Kognitif. Celeban Timur: Pustaka Pelajar.

Page 44: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Lampiran 3

Lembar Observasi

Identitas Eksperimentee :

Nama : Meidiya Ende Repa

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 17 tahun

Pendidikan : Mahasiswa S-1 Psikologi

Hasil Observasi Selama Eksperimen :

Pada saat eksperimen belum dimulai, eksperimentee terlihat bingung dan

saat eksperimen dilakukan eksperimentee masih terlihat bingung sama seperti

eksperimentee yang pertama, namun eksperimentee dapat mengikuti

eksperimen dengan baik. Saat eksperimenter membacakan kata- kata sebagai

stimulus yang terdapat pada lampiran 5 eksperimentee terlihat serius dan fokus

dalam mendengarkan dan eksperimentee terlihat mencoba untuk menghafalnya.

Eksperimentee dapat melakukan eksperimen dengan baik walaupun kondisi

ruangan yang kurang kondusif karena terlalu banyak orang sehingga sangat

berisik.

Page 45: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Lampiran 3

Lembar Observasi

Identitas Eksperimentee :

Nama : Vivid Yuza Abdul Latif

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 17 tahun

Pendidikan : Mahasiswa S-1 Psikologi

Hasil Observasi Selama Eksperimen :

Pada saat eksperimen berlangsung, kondisi eksperimentee terlihat bingung

dan setelah eksperimen dimulai eksperimentee tetap terlihat bingung. Ditengah

eksperimen ketika eksperimentee diajak mengobrol, eksperimentee mengatakan

bahwa eksperimentee bingung karena eksperimen terasa aneh ketika mndengar

pasangan kata bagian A namun eksperimentee senang dapat mengikuti

eksperimen. Saat eksperimenter membacakan kata- kata sebagai stimulus yang

terdapat pada lampiran 5 eksperimentee berkonsentrasi dan mendengarkan

dengan baik dan mengikuti eksperimen dengan baik walaupun keadaan ruangan

yang tidak kondusif karena terlalu banyak orang sehingga sangat berisik.

Page 46: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Lampiran 5

Daftar Kata-kata Stimulus Memory

1. Kelompok A, kata-kata yang tidak berarti atau non-sense syllable :

a. Par –Sep f. Sit - Pun

b. Sat – Mal g. Ram - Sur

c. Kim – Pot h. Kar - Rab

d. Bas – Rap i. Tum - Kor

e. Kes – Dar j. Mid – Rus

2. Kelompok B, kata-kata yang berarti tetapi tidak berhubungan :

a. Mulai – Ayah f. Beli - Tidur

b. Pisau – Surat g. Kakak - Tanah

c. Asing – Niat h. Siap - Watak

d. Gemar – Maksud i. Sore - Negara

e. Pohon – Makan j. Maksud – Bangsa

3. Kelompok C, kata-kata yang berarti dan berhubungan :

a. Surat – Kantor Pos f. Mencuri - Polisi

b. Musuh – Racun g. Buku - Sekolah

c. Nakal – Hukuman h. Air - Mancur

d. Ujian – Lulus i. Belajar - Pandai

e. Bapak – Ibu j. Meja - Kursi

Page 47: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Lampiran 6

Lembar Pencatatan Memory

Identitas eksperimentee :

Nama : Vivid Yuza Abdul Latif

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 17 Tahun

Pendidikan : Mahasiswa S-1 Psikologi

Kelompok A Kelompok B Kelompok C

Soal Jawab Skor Soal Jawab Skor Soal Jawab Skor

Par Sep 1 Mulai Ayah 1 Surat Kantor

Pos

1

Sat Mal 1 Pisau Surat 1 Musuh Racun 1

Kim Pot 1 Asing Niat 1 Nakal Hukuman 1

Bas Rap 0 Gemar Maksud 0 Ujian Lulus 1

Kes Dar 0 Pohon Makan 1 Bapak Ibu 1

Sit Pun 0 Beli Tidur 1 Mencuri Polisi 1

Ram Sur 1 Kakak Tanah 1 Buku Sekolah 1

Kar Rab 0 Siap Watak 0 Air Mancur 0

Tum Kor 0 Sore Negara 1 Belajar Pandai 1

Mid Rus 0 Maksud Bangsa 1 Meja Kursi 1

Total 4 Total 8 Total 9

Page 48: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Lampiran 6

Lembar Pencatatan Memory

Identitas eksperimentee :

Nama : Meidiya Ende Repa

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 17 Tahun

Pendidikan : Mahasiswa s-1 Psikologi

Kelompok A Kelompok B Kelompok C

Soal Jawab Skor Soal Jawab Skor Soal Jawab Skor

Par Sep 0 Mulai Ayah 0 Surat Kantor

Pos

0

Sat Mal 0 Pisau Surat 0 Musuh Racun 0

Kim Pot 0 Asing Niat 0 Nakal Hukuman 1

Bas Rap 0 Gemar Maksud 0 Ujian Lulus 1

Kes Dar 0 Pohon Makan 0 Bapak Ibu 1

Sit Pun 1 Beli Tidur 0 Mencuri Polisi 1

Ram Sur 0 Kakak Tanah 0 Buku Sekolah 1

Kar Rab 0 Siap Watak 0 Air Mancur 1

Tum Kor 0 Sore Negara 0 Belajar Pandai 1

Mid Rus 0 Maksud Bangsa 0 Meja Kursi 1

Total 1 Total 0 Total 8

Page 49: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Lampiran Grafik Memory

Skor A (Tak Berarti)

Herman Eli

Sihah

Vivid

Alim Egas

AfqhanRifa

niSy

ifaNova

Farh

anTo

ny

Memei Ani

Hanik

Husniati

Gembor

Sahru

l

Khafidz

Arif

Rahim

ah BudiYo

ssa Ibnu0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Series1

Skor B (Berarti Tak Berhubungan)

Herman Eli

Sihah

Vivid

Alim Egas

AfqhanRifa

niSy

ifaNova

Farh

anTo

ny

Memei Ani

Hanik

Husniati

Gembor

Sahru

l

Khafidz

Arif

Rahim

ah BudiYo

ssa Ibnu0

2

4

6

8

10

12

Series1

Page 50: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Skor C (Berarti Berhubungan)

Herman Eli

Sihah

Vivid

Alim Egas

AfqhanRifa

niSy

ifaNova

Farh

anTo

ny

Memei Ani

Hanik

Husniati

Gembor

Sahru

l

Khafidz

Arif

Rahim

ah BudiYo

ssa Ibnu0

2

4

6

8

10

12

Series1

Page 51: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Lampiran SPSS

Uji Normalitas

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

TB 24 2.50 2.226 0 8

BTB 24 3.75 2.923 0 10

BB 24 7.96 1.574 5 10

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

TB BTB BB

N 24 24 24

Normal Parametersa Mean 2.50 3.75 7.96

Std. Deviation 2.226 2.923 1.574

Most Extreme Differences Absolute .166 .225 .219

Positive .166 .225 .129

Negative -.131 -.117 -.219

Kolmogorov-Smirnov Z .815 1.104 1.072

Asymp. Sig. (2-tailed) .519 .175 .200

a. Test distribution is Normal.

General linear model

Within-Subjects Factors

Measure:MEASURE_1

factor1

Dependent

Variable

1 TB

2 BTB

3 BB

Page 52: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

TB 2.50 2.226 24

BTB 3.75 2.923 24

BB 7.96 1.574 24

Multivariate Testsb

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

factor1 Pillai's Trace .875 76.796a 2.000 22.000 .000

Wilks' Lambda .125 76.796a 2.000 22.000 .000

Hotelling's Trace 6.981 76.796a 2.000 22.000 .000

Roy's Largest Root 6.981 76.796a 2.000 22.000 .000

a. Exact statistic

b. Design: Intercept

Within Subjects Design: factor1

Mauchly's Test of Sphericityb

Measure:MEASURE_1

Within Subjects Effect

Mauchly's W

Approx.

Chi-Squar

e

df

Sig.

Epsilona

Greenhouse-

Geisser

Huynh-

Feldt

Lower-

bound

factor1 .792 5.143 2.07

6.828 .884 .500

Tests the null hypothesis that the error covariance matrix of the orthonormalized transformed dependent variables is proportional to an identity matrix.a. May be used to adjust the degrees of freedom for the averaged tests of significance. Corrected tests are displayed in the Tests of Within-Subjects Effects table.

b. Design: Intercept

Within Subjects Design: factor1

Page 53: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Tests of Within-Subjects Effects

Measure:MEASURE_1

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

factor1 Sphericity Assumed 392.528 2 196.264 58.571 .000

Greenhouse-Geisser 392.528 1.655 237.175 58.571 .000

Huynh-Feldt 392.528 1.767 222.121 58.571 .000

Lower-bound 392.528 1.000 392.528 58.571 .000

Error(factor1) Sphericity Assumed 154.139 46 3.351

Greenhouse-Geisser 154.139 38.065 4.049

Huynh-Feldt 154.139 40.645 3.792

Lower-bound 154.139 23.000 6.702

Tests of Within-Subjects Contrasts

Measure:MEASURE_1

Source factor1

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

factor1 Linear 357.521 1 357.521 158.198 .000

Quadratic 35.007 1 35.007 7.881 .010

Error(factor1) Linear 51.979 23 2.260

Quadratic 102.160 23 4.442

Tests of Between-Subjects Effects

Measure:MEASURE_1

Transformed Variable:Average

Source

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Intercept 1615.014 1 1615.014 174.130 .000

Error 213.319 23 9.275

Page 54: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Paired samples t-test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 TB 2.50 24 2.226 .454

BTB 3.75 24 2.923 .597

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 TB & BTB 24 .581 .003

Paired Samples Test

Paired Differences

t dfSig. (2-tailed)Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1

TB - BTB -1.250 2.436 .497 -2.279 -.221 -2.514 23 .019

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 BTB 3.75 24 2.923 .597

BB 7.96 24 1.574 .321

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 BTB & BB 24 .149 .488

Page 55: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Paired Samples Test

Paired Differences

t dfSig. (2-tailed)Mean

Std. Deviati

on

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1

BTB - BB -4.208 3.107 .634 -5.520 -2.897 -6.637 23 .000

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 TB 2.50 24 2.226 .454

BB 7.96 24 1.574 .321

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 TB & BB 24 .416 .043

Paired Samples Test

Paired Differences

t dfSig. (2-tailed)Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1

TB - BB -5.458 2.126 .434 -6.356 -4.561 -12.578 23 .000

Page 56: LAPORAN PRAKTIKUM (2)