2.laporan praktikum ovitrap

44
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang kesehatan, serangga mempunyai arti yang sangat penting karena peranannya sebagai vektor (perantara) dari berbagai penyakit. Penyakit yang ditularkan oleh vektor ini antara lain penyakit demam berdarah, malaria, dan filariasis. Ketiga penyakit ini ditularkan dari orang yang satu ke orang yang lain melalui perantara nyamuk. Dewasa ini, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan lingkungan yang cenderung meningkat jumlah penderita dan semakin luas daerah penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Pada tahun 2009, kasus Demam Berdarah di wilayah Indonesia mencapai 150 juta kasus yang mana hal ini menempatkan Indonesia menjadi negara dengan kasus DBD tertinggi di ASEAN. DBD disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Laju perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang cukup cepat merupakan salah satu penyebab penyakit DBD di Indonesia sulit diberantas. (P2B2, 2010) Nyamuk seringkali berkembang biak di tempat penampungan air seperti bak mandi, tempayan, drum, barang bekas, pot tanaman air dan lain 1

Upload: argi-septianto

Post on 28-Dec-2015

823 views

Category:

Documents


73 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam bidang kesehatan, serangga mempunyai arti yang sangat

penting karena peranannya sebagai vektor (perantara) dari berbagai penyakit.

Penyakit yang ditularkan oleh vektor ini antara lain penyakit demam berdarah,

malaria, dan filariasis. Ketiga penyakit ini ditularkan dari orang yang satu ke

orang yang lain melalui perantara nyamuk. Dewasa ini, penyakit Demam

Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan lingkungan

yang cenderung meningkat jumlah penderita dan semakin luas daerah

penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan

penduduk.

Pada tahun 2009, kasus Demam Berdarah di wilayah Indonesia

mencapai 150 juta kasus yang mana hal ini menempatkan Indonesia menjadi

negara dengan kasus DBD tertinggi di ASEAN. DBD disebabkan oleh

nyamuk Aedes aegypti. Laju perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang

cukup cepat merupakan salah satu penyebab penyakit DBD di Indonesia sulit

diberantas. (P2B2, 2010)

Nyamuk seringkali berkembang biak di tempat penampungan air

seperti bak mandi, tempayan, drum, barang bekas, pot tanaman air dan lain

sebagainya. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi segala dampak yang bisa

ditimbulkan nyamuk, masyarakat umum perlu mengetahui jenis, kehidupan,

permasalahan yang disebabkan oleh nyamuk bahkan pengetahuan mengenai

kepadatan jentik nyamuk sebagai langkah awal pencegahan terhadap dampak

buruk akibat serangga (khususnya nyamuk) bagi kesehatan. Kegiatan

pemantauan jentik nyamuk untuk mengetahui kepadatan jentik merupakan

salah satu upaya yang harus dilakukan guna menurunkan kejadian penyakit

yang disebabkan oleh nyamuk. Dengan berbekal pengetahuan inilah

masyarakat secara mandiri dapat melakukan upaya pengendalian jentik

nyamuk.

1

Page 2: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

Terdapat beberapa indikator yang mengindikasikan suatu kepadatan

jentik nyamuk. Indikator-indikator tersebut antara lain House Index (HI),

Kontainer Index (CI) dan Breteau Index (BI).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pemeriksaan jentik nyamuk melalui metode Visual di

lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Kantor Manajemen

Universitas Airlangga Surabaya, Kahuripan dan Student Center UNAIR ?

2. Bagaimana menentukan Container Index di lingkungan Fakultas

Kesehatan Masyarakat dan Kantor Manajemen Universitas Airlangga

Surabaya, Kahuripan dan Student Center UNAIR?

3. Bagaimana cara mengidentifikasi jenis jentik nyamuk di lingkungan

Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Student Center UNAIR yang

tertangkap dalam Ovitrap?

1.3 Tujuan Praktikum

1. Mengetahui cara serta langkah-langkah pemeriksaan jentik nyamuk

melalui metode visual d di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Kantor

Manajemen Universitas Airlangga Surabaya, Kahuripan dan Student

Center UNAIR.

2. Melakukan pengamatan serta simulasi secara langsung cara pemeriksaan

jentik nyamuk dengan metode visual dan Ovitrap.

3. Melakukan perhitungan Container Index di FKM dan Kantor Manajemen

Universitas Airlangga, Kahuripan dan Student Center UNAIR.

4. Mengidentifikasi jenis jentik nyamuk di FKM dan Student Center

Universitas Airlangga yang tertangkap dalam ovitrap Ovitrap.

1.4 Manfaat Praktikum

1. Meningkatkan pengetahuan mengenai langkah-langkah pemantauan jentik

nyamuk.

2. Meningkatkan keterampilan dalam melakukan praktek secara langsung

pemantauan dan pemeriksaan jentik nyamuk.

2

Page 3: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

3. Meningkatkan pengetahuan dalam menentukan Container Index.

4. Meningkatkan pengetahuan dalam identifikasi jenis jentik dalam Ovitrap.

3

Page 4: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kontainer

Kontainer merupakan semua tempat/wadah yang dapat menampung

air yang mana air didalamnya tidak dapat mengalir ke tempat lain. Dalam

container seringkali ditemukan jentik-jentik nyamuk karena biasanya

kontainer digunakan nyamuk untuk perindukan telurnya. Misalnya saja

nyamuk Aedes aegypti menyukai kontainer yang menampung air jernih yang

tidak langsung berhubungan langsung dengan tanah dan berada di tempat

gelap sebagai tempat perindukan telurnya. (Dinkes DKI Jakarta, 2003)

Menurut Dinas Kesehatan DKI Jakarta (2003), tempat perindukan

nyamuk Aedes aegypti dibedakan menjadi 3, yaitu:

1. Tempat penampungan air (TPA), yaitu tempat untuk menampung air

guna keperluan sehari–hari seperti tempayan, bak mandi, bak WC,

ember, dan lain–lain.

2. Bukan TPA, seperti tempat minum hewan peliharaan, barang–barang

bekas (ban bekas, kaleng bekas, botol, pecahan piring/gelas), vas bunga,

dll.

3. Tempat penampungan air alami (natural/alamiah) misalnya tempurung

kelapa, lubang di pohon, pelepah daun, lubang batu, potongan bambu,

kulit kerang dll. Kontainer ini pada umumnya ditemukan diluar rumah.

2.2 Nyamuk

Nyamuk termasuk jenis serangga yang masuk pada kelas Hexapoda

orde Diptera. Pada umumnya nyamuk mengalami 4 tahap dalam siklus

hidupnya (metamorfosis), yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Nyamuk Aedes

aegypti mengalami metamorfosis sempurna, yaitu telur – larva – pupa –

dewasa. Stadium telur, larva dan pupa hidup didalam air, sedangkan stadium

dewasa hidup diluar air. Pada umumnya telur akan menetas dalam 1-2 hari

setelah terendam dalam air. Stadium jentik biasanya berlangsung antara 5-15

4

Page 5: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

Nyamuk Betina

Dewasa

Telur(1-2 hari)

Jentik(7-9 hari)

Pupa (2-4 hari)

Nyamuk Muda

hari, dalam keadaan normal berlangsung 9-10 hari. Stadium berikutnya

adalah stadium pupa yang berlangsung 2 hari, kemudian menjadi nyamuk

dewasa dan siklus tersebut akan berlangsung kembali. Dalam kondisi yang

optimal, perkembangan dari stadium telur sampai menjadi nyamuk dewasa

memerlukan waktu sedikitnya 9 hari.

Gambar 2.1. Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti

Sumber: mahera.net

Induk nyamuk biasanya meletakkan telur nyamuk pada tempat yang

berair dan tidak mengalir. Pada tempat kering, telur nyamuk akan rusak dan

mati. Kebiasaan meletakkan telur dari nyamuk berbeda-beda tergantung dari

jenisnya.

a. Nyamuk Anopheles akan meletakkan telurnya di permukaan air satu

persatu atau bergerombol tetapi saling lepas, telur Anopeles mempunyai

alat pengapung.

b. Nyamuk Culex akan meletakkan telur di permukaan air secara

bergerombolan dan bersatu berbentuk rakit sehingga mampu untuk

mengapung.

c. Nyamuk Aedes meletakkan telur yang mana menempel pada dinding

kontainer dan mengapung di permukaan air.

5

Page 6: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

Gambar 2.2. Perbedaan nyamuk Anopheles, Aedes dan Culex

Sumber: Rozendaal. 1997

Menurut Ririh Yudhastuti (2011), adapun sifat nyamuk dewasa

berbeda-beda bergantung dari spesies nyamuknya. Berikut sifat-sifat umum

yang dimiliki adalah :

1.) Nyamuk betina membutuhkan darah untuk proses reproduksi seperti

pembentukan telur, sedangkan nyamuk jantan senang tetap tinggal

6

Page 7: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

didaerah dekat perindukannya, atau di tumbuh-tumbuhan.

2.) Nyamuk memiliki jarak terbang yang berbeda-beda tergantung jenis

spesiesnya. Misalnya nyamuk Anopheles bisa mencapai jarak terbang

hingga 3 km. Selain itu, hal tersebut dipengaruhi oleh kelembaban udara.

Penyebaran dari nyamuk itu sendiri bisa bersifat aktif maupun pasif.

3.) Nyamuk juga memiliki waktu yang spesifik dalam mencari mangsa.

Misalnya nyamuk Anopheles, Culex dan Mansonia menyukai senja

hingga fajar dalam mencari mangsanya. Sedangkan nyamuk Aedes

aegypti mencari mangsa di siang hari. Ditinjau dari tempat hidupnya,

nyamuk dibedakan atas beberapa macam yaitu : (1) Nyamuk yang senang

berinduk di air payau (salt marsh type); dan (2) Nyamuk yang senang

berinduk di genangan air yang sifatnya sementara, dibedakan atas :

4.) Temporary pool type, jenis nyamuk ini senang berinduk di genangan air

yang sifatnya sementara, seperti bekas pijakan kerbau, manusia, dan

sebagainya

5.) Artifial container type, nyamuk yang senang di perindukan genangan air

yang terdapat di kaleng bekas, ban bekas, gelas plastik bekas yang

biasanya dibuang oleh manusia disembarang tempat.

6.) Treehole type, jenis nyamuk ini pada dasarnya memiliki selera yang sama

seperti jenis Temporary pool type, hanya saja pada jenis ini banyak

ditemukan terutama pada daerah yang sering hujan atau curah hujannya

tinggi, misalnya di lubang-lubang pohon.

7.) Rock pool type, sama halnya dengan Treehole type, hanya saja yang

dipilih pada genangan air di lubang-lubang di batu karang atau padas.

Sedangkan jika ditinjau dari tempat persembunyiannya atau tempat

peristirahatannya, maka nyamuk dikategorikan kedalam dua jenis yaitu :

1.) Natural resting station type, dimana tempat peristirahatannya dalam

lubang-lubang yang ditemui secara alamiah, misalnya pada pohon-pohon,

batu karang atau padas, dan lain sebagainya.

2.) Artifial resting station type, dimana tempat peristirahatannya pada tempat-

tempat yang terbentuk karena hasil karya manusia, baik yang

sifatnyasengaja maupun tidak sengaja misalnya dalam rumah disela-sela

7

Page 8: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

X 100 %HI =Jumlah rumah yang positif jentik

Jumlah rumah yang diperiksa

X 100 %CI =Jumlah kontainer yang positif jentik

Jumlah kontainer yang diperiksa

X 100 %BI =Jumlah kontainer yang positif jentik

100 rumah yang diperiksa

baju yang digantung, adanya kaleng bekas, dan sebagainya.

2.3 Angka Kepadatan Jentik

Untuk mengetahui kepadatan vektor nyamuk pada suatu tempat,

diperlukan survei yang meliputi survei nyamuk, survei jentik serta survei

perangkap telur (ovitrap). Data-data yang diperoleh, nantinya dapat

digunakan untuk menunjang perencanaan program pemberantasan vektor.

Dalam pelaksanaannya, survei dapat dilakukan dengan menggunakan 2

metode (Depkes RI, 2005), yakni :

1. Metode Single Larva

Survei ini dilakukan dengan cara mengambil satu jentik disetiap

tempat-tempat yang menampung air yang ditemukan ada jentiknya untuk

selanjutnya dilakukan identifikasi lebih lanjut mengenai jenis jentiknya.

2. Metode Visual

Survei ini dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya larva di

setiap tempat genangan air tanpa mengambil larvanya.

Setelah dilakukan survei dengan metode diatas, pada survei jentik nyamuk

Aedes aegypti akan dilanjutkan dengan pemeriksaan kepadatan jentik dengan

ukuran sebagai berikut:

a. House Index (HI) adalah jumlah rumah positif jentik dari seluruh rumah

yang diperiksa.

b. Container Index (CI) adalah jumlah kontainer yang ditemukan larva dari

seluruh kontainer yang diperiksa

c. Breteu Index (BI) adalah jumlah kontainer dengan larva dalam seratus

rumah.

8

Page 9: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

HI lebih menggambarkan penyebaran nyamuk di suatu wilayah. Density

figure (DF) adalah kepadatan jentik Aedes aegypti yang merupakan gabungan dari

HI, CI dan BI yang dinyatakan dengan skala 1-9 seperti tabel menurut WHO

Tahun 1972 di bawah ini :

Tabel 2.1 Larva Index

Density figure

(DF)

House Index

(HI)

Container Index

(CI)

Breteau Index

(BI)

1 1 – 3 1 - 2 1 - 4

2 4 – 7 3 - 5 5 – 9

3 8 – 17 6 - 9 10 – 19

4 18 – 28 10 -1 4 20 – 34

5 29 – 37 15 – 20 35 -49

6 38 – 49 21 - 27 50 – 74

7 50 -59 28 - 31 75 – 99

8 60 – 76 32 – 40 100 – 199

9 >77 >41 >200

Sumber: WHO (1972)

Keterangan Tabel :

DF = 1 = kepadatan rendah

DF = 2-5 = kepadatan sedang

DF = 6-9 = kepadatan tinggi.

Berdasarkan hasil survei larva dapat ditentukan Density Figure.

Density Figure ditentukan setelah menghitung hasil HI, CI, BI kemudian

dibandingkan dengan tabel Larva Index. Apabila angka DF kurang dari 1

menunjukan risiko penularan rendah, 1-5 resiko penularan sedang dan diatas

5 risiko penularan tinggi.

2.4 Survei Perangkap Telur (Ovitrap)

Tujuan dari survei perangkap telur adalah untuk mengetahui

ada/tidaknya nyamuk Aedes aegypti dalam situasi densitas sangat rendah,

9

Page 10: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

X 100 %Ovitrap Index =Jumlah paddle dengan telur

Jumlah paddle diperiksa

X 100 %Ovitrap Index =Jumlah telur dari seluruh ovitrapJumlah ovitrap yang digunakan

yang mana dengan metode single larva maupun tidak dapat menemukan

adanya kontainer positif. Survei ini dilakukan dengan menggunakan alat yang

disebut ovitrap. Ovitrap berupa bejana (kaleng, palstik atau potongan bambu)

yang dinding bagian dalamnya dicat hitam dan diberi air secukupnya. Ke

dalam bejana tersebut dimasukan padel yaitu berupa potongan bambu atau

kain yang tenunanya kasar dan berwarna gelap sebagai tempat menyimpan

telur. Ovitrap ini akan ditempatkan baik di dalam atau diluar rumah yang

gelap dan lembab karena nyamuk menyukai tempat-temat tersebut untuk

bertelur. Setelah satu minggu dilakukan pemeriksaan ada/tidaknya telur di

paddel.

Cara menghitung Ovitrap index adalah :

Untuk mengetahui lebih tepat gambaran kepadatan populasi nyamuk dengan

cara:

Gambar 2.3. Ovitrap

Sumber: www.searo.who.int

10

Page 11: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Metode Pemeriksaan Jentik

3.1.1 Metode visual

a. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

1. Senter

2. Alat tulis

b. Cara Kerja

Langkah kerja pemeriksaan jentik nyamuk dengan metode visual

adalah:

1. Memeriksa setiap kontainer yang sudah ditentukan secara

random sebelumnya.

2. Mengamati setiap kontainer yang ditemukan dengan

menggunakan senter, apakah di dalam kontainer tersebut

terdapat jentik nyamuk.

3. Mencatat setiap kontainer yang ada, serta kontainer yang

ditemukan jentik nyamuk di dalamnya.

4. Setelah dilakukan pencatatan tersebut, dilanjutkan dengan

melakukan perhitungan CI untuk mengetahui kepadatan jentik.

3.1.2 Metode ovitrap

a. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam membuat ovitrap adalah:

1. Kasa

2. Wadah tabung berwarna hitam

3. Alat tulis

4. Senter

Bahan yang diperlukan:

1. Air bersih

2. Benang

11

Page 12: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

b. Langkah kerja

1. Mengecat tabung pipa dengan warna hitam.

2. Mempersiapkan kasa berbentuk lingkaran sesuai diameter

dengan karet disekelilingnya sebagai pengapung

3. Mengisi tabung dengan air hingga 1/3 tinggi.

4. Mengapungkan kasa beserta pengapungnya di atas air dalam

ovitrap tersebut.

5. Meletakkan ovitrap di tempat yang biasa menjadi perindukan

nyamuk, misalnya di tempat gelap dan lembab.

6. Setelah ±1 minggu, melakukan perhitungan dan identifikasi

banyaknya jentik yang berhasil terperangkap dalam ovitrap.

3.2 Pelaksanaan Praktikum

3.2.1 Metode visual

Pelaksanaan praktikum pengamatan dan pemeriksaan jentik

dengan menggunakan metode visual dilaksanakan selama tiga hari

yakni tanggal 16, 19 dan 20 Maret 2012. Dalam melakukan

pemeriksaan dengan metode visual anggota tim yang awalnya terdiri

dari tujuh orang dibagi menjadi 2 tim terdiri dari tiga orang dan

empat orang. Tim pertama mengamati diStudent Center dan FKM

sedangkan tim kedua mengamati di Kantor Manajemen dan Gedung

Kahuripan.

12

Page 13: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

Tabel 3.1 Pelaksanaan Metode Visual

No. Tanggal Waktu Lokasi Tim

1 16 Maret 2012 13.00-15.00 Student Center Tim 1

Harida,

Sandy, Putri

2 19 Maret 2012 6.30- 7.30 FKM

15.00-16.00 FKM

3 20 Maret 2012 13.00-14.30 Kantor Manajemen

Unair

Tim 2

Aisyah,

Lutvi,

Nurdina,

Tiwi

14.30-16.00 Gedung Kahuripan

(perpustakaan, LPPM,

Aula lantai 3)

3.2.2 Metode ovitrap

Ovitrap diletakkan masing-masing tiga titik di FKM maupun di

SC dari taanggal 15-25 Maret 2012, dan selalu dilakukan pengecekan

setiap pukul 14.30

Tabel 3.2. Tempat Peletakan Ovitrap

No

.Tempat Jenis Ovitrap Jumlah

1 Student Center (di bawah

tangga depan lantai 1)Tabung yang di cat 1 buah

2 Student Center (gudang

UKM Wanala)Tabung 1 buah

3 Student Center (gudang

samping musholla)Botol Aqua 1 buah

4 FKM (samping lab. AVA) Tabung 1 buah

5 FKM (lorong bawah

bangunan di dekat parkir

dosen)

Tabung yang di cat 1 buah

6 FKM (gudang di samping

ruang multiguna)Botol Aqua 1 buah

13

Page 14: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

Tabel 3.3 Jadwal Pelaksanaan Praktikum

KegiatanBulan Maret 2012

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26Survey dan Pembuatan ProposalRevisi ProposalPerizinanPembuatan OvitrapPraktikum metode visualPraktikum metode ovitrapPembuatan Laporan PraktikumPresentasi Laporan Praktikum

14

Page 15: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

3.3 Anggaran Dana

Paralon (1 meter) = Rp 50.000,-

Tutup paralon (4 buah x @Rp 8000,-) = Rp 32.000,-

Kasa nyamuk (1 meter) = Rp 8.000,-

Cat = Rp 5.000,-

Karet ban = Rp 5.000,-

Benang wol = Rp 5.000,-

Jumlah = Rp 105.000,-

15

Page 16: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Metode Visual

4.1.1 Persiapan

Persiapan yang dilakukan berupa survei, sebelum melakukan

praktikum terlebih dahulu dlakukan survei mengenai lokasi dan

kebutuhan kontainer. Survei dilakukan dengan mengidentifikasi

kontainer yang potensial. Karena kontainer yang dibutuhkan 100

buah maka lokasi yang awalnya hanya di FKM dan Kantor

Manajemen Universitas Airlangga diperluas sampaiStudent Center

serta Gedung Kahuripan yang meliputi Perpustakaan, LPPM dan

Aula Lantai 3.

4.1.2 Analisis hasil

a. Hasil pengamatan 100 kontainer

Terlampir

b. Analisis

Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada 100 kontainer di

empat lingkungan dapat diperoleh informasi mengenai lokasi mana

yang positif jentik dan pada kontainer berjenis apa yang positif

jentik, dan diperoleh hasil seperti tabel 4.2 dan 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.2 Perbandingan Hasil Metode Visual Berdasarkan Tempat

Tempat Kontainer

JumlahPositif Negatif

FKM - 38 38

Kantor manajemen - 34 34

Student Center 2 10 12

Gedung

kahuripan

Perpustakaan - 8 8

LPPM - 4 4

Aula lantai 3 - 4 4

Jumlah 2 98 100

16

Page 17: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

X 100 %CI =Jumlah kontainer yang positif jentik

Jumlah kontainer yang diperiksa

X 100 %CI =2

100

Hasil praktikum dengan metode visual berdasarkan tempat, dari 100

kontainer terdapat 2 kontainer positif jentik pada kontainer diStudent

Center.

Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Metode Visual Berdasarkan Jenis

Kontainer

Jenis kontainerKontainer

JumlahPositif Negatif

Bak mandi porselen 2 58 60

Gentong plastik - 4 4

Ember - 35 35

Aquarium - 1 1

Jumlah 2 98 100

Sedangkan perbandingan hasil berdasarkan jenis kontainer terdapat 2

kontainer positif dari 58 kontainer bak mandi porselen, sedangkan pada

jenis kontainer yang lain tidak ditemukan jentik.

Sehingga berdasarkan hasil survei jentik yang telah dilakukan

melalui metode visual terhadap 100 kontainer yang ada, maka

didapatkan perhitungan Container Index sebagai berikut :

= 2 %

Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa kepadatan jentik

nyamuk di lingkungan FKM, Kantor Manajemen UNAIR, SC, LPPM,

Aula lantai 3 Gedung Kahuripan, dan Perpustakaan Kampus C secara

17

Page 18: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

keseluruhan didapatkan Density Figure (DF) = 1 sehingga kepadatan

jentik masih tergolong rendah dengan risiko penularan sedang.

Didapatkannya hasil yang tergolong rendah dipengaruhi karena pada

masing-masing lingkungan tersebut sudah ada petugas kebersihan untuk

membersihkan secara rutin kamar mandi yang ada selama 2x dalam

seminggu. Namun, dalam kenyataannya kami masih menemukan

adanya jentik nyamuk di lantai 2 SC tepatnya pada 2 kamar mandi

wanita karena kondisi kamar mandi yang kurang terawat.

4.1.3 Kendala

1. Kesesuaian dengan jadwal pembersihan bak mandi.

2. Kendala perizinandan dari pihak fakultas dan rektorat.

3. Sulitnya ditemukan kontainer lain selain bak mandi misalnya botol

atau ban yang berisi genangan air di dalam atau luar ruangan

sehingga jenis kontainer kurang variatif.

4.2 Metode Ovitrap

4.2.1 Persiapan pembuatan ovitrap

Persiapan pembuatan ovitrap dimulai dari peminjaman contoh

ovitrap yang ada di laboratorium kesling. Peminjaman ovitrap pada

laboratorium kesling dilaksanakan pada tanggal 10 – 13 Februari 2012.

Yang dilakukan antara lain mengurus surat peminjaman serta

pengambilan alat di laboratorium kesling. Setelah selesai meminjam

ovitrap di laboratorium kesling, selanjutnya membeli alat dan bahan

yang dibutuhkan untuk membuat ovitrap, antara lain : paralon, kain

kasa nyamuk, benang wol, dan karet spons. Pembelian alat dan bahan

tersebut dilakukan pada tanggal 12-13 Maret 2012. Dari alat dan bahan

tersebut akan dibuat tiga variasi ovitrap, yaitu dari bahan paralon

hitam, paralon yang dicat hitam dan botol air mineral.

18

Page 19: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

4.2.2 Analisis hasil

LEMBAR PEMERIKSAAN JENTIK NYAMUK

MELALUI METODE OVITRAP

Tanggal : 15 - 25 Maret 2012

Lokasi : FKM danStudent Center

No. Tempat Jenis OvitrapHari Pengamatan Jumlah Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jentik

1 Student Center (di bawah tangga lantai 1) Tabung yang di cat - - - - - - - - - 0

2 Student Center (gudang UKM Wanala) Tabung - - - - - - - - - 0

3 Student Center (gudang samping

musholla)Botol Aqua - - - - - - - - - 0

4 FKM (samping lab. AVA) Tabung - - - - - - - - - 0

5 FKM (lorong bawah bangunan di dekat

parkir dosen)Tabung yang di cat - - - - - - - - - 0

6 FKM (gudang di samping ruang

multiguna)Botol Aqua - - - - - - - - - 0

19

Page 20: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

Dilihat dari tabel di atas, dari semua ovitrap yang ditempatkan

baik di FKM (samping lap. AVA, samping selokan di dekat parkir dosen,

samping selokan di dekat parkir dosen, gudang di samping ruang

multiguna) maupun diStudent Center kampus C Universitas Airlangga

(di bawah tangga lantai 1, gudang UKM Wanala, gudang samping

musholla) tidak ditemukan satu jentik nyamuk pun.

4.2.3 Kendala

1. Cuaca yang tidak dapat diprediksi yang berefek pada kecepatan

angin.

2. Waktu peletakan ovitrap kurang lama karena kendala perizinan dari

pihak rektorat.

3. Adanya campur tangan dari pihak lain (pemindahan ovitrap oleh

pihak lain).

20

Page 21: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Dari pemeriksaan jentik dengan metode visual, didapatkan 2 dari 100

kontainer yang positif jentik, yaitu kontainer yang terdapat diStudent

Center UNAIR.

2. Berdasarkan hasil survei jentik yang telah dilakukan melalui metode

visual terhadap 100 kontainer yang ada, maka didapatkan Container Index

sebesar 2 %.

3. Berdasarkan hasil CI didapatkan Density Figure (DF) = 1 sehingga

kepadatan jentik masih tergolong rendah dengan risiko penularan sedang.

4. Kendala yang didapatkan dalam metode visual, yaitu penyesuaian dengan

jadwal pembersihan bak mandi, masalah perizinan dan sulitnya

menemukan kontainer lain selain bak kamar mandi.

5. Dari metode ovitrap yang dilakukan, tidak ditemukan adanya jentik yang

terperangkap dalam ovitrap.

6. Kendala yang dihadapi dalam metode ovitrap antara lain waktu peletakan

yang kurang lama, masalah perizinan dan kecepatan angin yang tidak

dapat diprediksi.

5.2 Saran

Melihat dari hasil yang diperoleh, kami memberikan saran :

1. Lebih berkoordinasi dengan pihak-pihak yang bersangkutan dengan

kegiatan.

2. Waktu dalam penempatan ovitrap harus diperlama lagi agar ada jentik

nyamuk yang tertangkap.

3. Menganalisa lebih lanjut terkait tempat yang peletakan ovitrap, apakah

tempat itu disukai nyamuk atau tidak.

4. Memperkirakan kondisi lingkungan sekitar di tempat yang akan

ditempatkan ovitrap.

21

Page 22: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

5. Memperhatikan faktor-faktor yang dapat menarik nyamuk agar mau

masuk ke ovitrap yang dipasang.

22

Page 23: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

DAFTAR PUSTAKA

Azaludi. 2009. Demam Berdarah Dengue.

http://azaluddinepid.blogspot.com/2009/12/demam-berdarah-dengue-

dbd.html. Sitasi tanggal 2 Maret 2012

Fahmi, F. 2009. Pemeriksaan Jentik Berkala.

http://www.docstoc.com/docs/20753000/Pemeriksaan-Jentik-Berkala.

Sitasi tanggal 2 Maret 2012

Nugroho, FS. 2009. Skripsi: Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti di RW 4 Desa Ketitang

Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali. Sitasi tanggal 2 Maret 2012.

Kus Anna, L. 2011. Kasus DBD Indonesia Tertinggi di ASEAN.

http://m.kompas.com/news/read/2011/02/19/07163187/Kasus.DBD.di.In

donesia. Sitasi tanggal 2 Maret 2012

Nurmaini. 2003. Mengidentifikasi Vektor dan Pengendalian Nyamuk Anopheles

aconitus secara Sederhana.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3705/1/fkm-

nurmaini1.pdf. Sitasi tanggal 2 Maret 2012.

Rosyidi, A. 2007. Mosquito Trap. http://rosyidi.com/mosquito-trap/: PKL Agam

Rosyidi dan Pamby Yudardi di Puskesmas Kepanjen Malang dengan

bimbingan dr.Hadi Puspita. Sitasi tanggal 2 Maret 2012

Tan Ai-leen, G. Jin Song, R. 2000. The Use of GIS in Ovitrap Monitoring for

Dengue Control in Singapore.

www.searo.who.int/en/Section10/Section332/Section522_2536.htm.

Sitasi tanggal 2 Maret 2012

Umniyati SR, Sutomo AH, Laksana BE, (2004). Penggunaan Otosidal Ovitrap

untuk pengendalian Nyamuk Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue.

Jurnal Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat-Universitas Gadjah

Mada. Sitasi tanggal 2 Maret 2012.

Yudahstuti, R. 2011. Pengendalian Vektor dan Rodent. Surabaya : Pustaka

Melati.

23

Page 24: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

LAMPIRAN

Lampiran 1

LEMBAR PEMERIKSAAN JENTIK NYAMUKMELALUI METODE VISUAL

Tanggal : 19 Maret 2012Lokasi : FKM

NOJENIS KONTAINER TEMPAT

KONTAINERJUMLAH JENTIKPOSITIF NEGATIF

1 Bak mandi (Porselen)Lt 1 (dept S2

IKM) - √ -

2 Bak mandi (Porselen)Lt 1 (dept S2

IKM) - √ -

3 Bak mandi (Porselen)Lt 1 (dept S2

IKM) - √ -

4 Bak mandi (Porselen)Lt 1 (dept S2

IKM) - √ -

5 Bak mandi (Porselen)Lt 1 (antara

aula) - √ -

6 Bak mandi (Porselen)Lt 1 (antara

aula) - √ -

7 Bak mandi (Porselen)Lt 1 (antara

aula) - √ -

8 Bak mandi (Porselen)Lt 1 (antara

aula) - √ -

9 Bak mandi (Porselen)Lt 1 (parkir

selatan) - √ -

10 Bak mandi (Porselen)Lt 1 (parkir

selatan) - √ -

11 Bak mandi (Porselen)Lt 2 (RK 2-

RK 3) - √ -

12 Bak mandi (Porselen)Lt 2 (RK 2-

RK 3) - √ -

13 Bak mandi (Porselen)Lt 2 (RK 2-

RK 3) - √ -

14 Bak mandi (Porselen)Lt 2 (RK 2-

RK 3) - √ -15 Bak mandi (Porselen) Lt 2 (RK 9) - √ -16 Bak mandi (Porselen) Lt 2 (RK 9) - √ -17 Bak mandi (Porselen) Lt 2 (RK 9) - √ -18 Bak mandi (Porselen) Lt 2 (RK 9) - √ -

19 Bak mandi (Porselen)Lt 2 (dept

gizi) - √ -

20 Bak mandi (Porselen)Lt 2 (dept

gizi) - √ -

21 Bak mandi (gentong)Lt 2 (dept

biostat) - √ -

22 Bak mandi (gentong)Lt 2 (dept

biostat) - √ -23 Aquarium Lt 2 (dept - √ -

24

Page 25: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

kesling)

24 Bak mandi (Porselen)Lt 3 (S2

AKK) - √ -

25 Bak mandi (Porselen)Lt 3 (S2

AKK) - √ -

26 Bak mandi (Porselen)Lt 3 (S2

AKK) - √ -

27 Bak mandi (Porselen)Lt 3 (S2

AKK) - √ -

28 Bak mandi (Porselen)Lt 3 (dept

K3) - √ -

29 Bak mandi (Porselen)Lt 3 (dept

K3) - √ -

30 Bak mandi (Porselen)Lt 3 (RK12-

RK13) - √ -

31 Bak mandi (Porselen)Lt 3 (RK12-

RK13)- √ -

32 Bak mandi (Porselen)Lt 3 (RK12-

RK13)- √ -

33 Bak mandi (Porselen)Lt 3 (RK12-

RK13)- √ -

34 Bak mandi (gentong) Lt.3 (RB) - √ -35 Bak mandi (gentong) Lt.3 (RB) - √ -36 Bak mandi (gentong) Lt.3 (RB) - √ -37 Bak mandi (gentong) KM Mushola - √ -

38 Bak mandi (gentong)Lt.1 (lab

gizi)- √ -

JUMLAH 0 38 0Lampiran 2

LEMBAR PEMERIKSAAN JENTIK NYAMUK

MELALUI METODE VISUAL

Tanggal : 16 dan 20 Maret 2012Lokasi : SC, Perpustakaan Kampus C, LPPM, dan Aula lantai 3

NO JENIS KONTAINER TEMPATJENTIK JUMLAH

JENTIKPOSITIF NEGATIF1 Bak mandi (porselen) SC Lantai 1 - √ -2 Bak mandi (porselen) SC Lantai 1 - √ -3 Bak mandi (porselen) SC Lantai 1 - √ -4 Bak mandi (porselen) SC Lantai 1 - √ -5 Bak mandi (porselen) SC Lantai 2 √ 46 Bak mandi (porselen) SC Lantai 2 √ 37 Bak mandi (porselen) SC Lantai 2 - √ -8 Bak mandi (porselen) SC Lantai 2 - √ -9 Bak mandi (porselen) SC Lantai 3 - √ -10 Bak mandi (porselen) SC Lantai 3 - √ -11 Bak mandi (porselen) SC Lantai 3 - √ -12 Bak mandi (porselen) SC Lantai 3 - √ -

25

Page 26: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

13 Bak mandi (porselen) Perpus kampus C - √ -14 Bak mandi (porselen) Perpus kampus C - √ -15 Bak mandi (porselen) Perpus kampus C - √ -16 Bak mandi (porselen) Perpus kampus C - √ -17 Bak mandi (porselen) Perpus kampus C - √ -18 Bak mandi (porselen) Perpus kampus C - √ -19 Bak mandi (porselen) Perpus kampus C - √ -20 Bak mandi (ember) Perpus kampus C - √ -21 Bak mandi (porselen) LPPM - √ -22 Bak mandi (porselen) LPPM - √ -23 Bak mandi (porselen) LPPM - √ -24 Bak mandi (porselen) LPPM - √ -25 Bak mandi (porselen) Lantai 3 - √ -26 Bak mandi (porselen) Lantai 3 - √ -27 Bak mandi (porselen) Lantai 3 - √ -28 Bak mandi (porselen) Lantai 3 - √ -

JUMLAH 2 26 7

Lampiran 3

LEMBAR PEMERIKSAAN JENTIK NYAMUK

MELALUI METODE VISUAL

Tanggal : 19 Maret 2012Lokasi : Kantor Manajemen Universitas Airlangga Surabaya

NO JENIS KONTAINER TEMPATJENTIK JUMLAH

JENTIKPOSITIF NEGATIF1 Bak mandi (ember) Lantai 1 - √ -2 Bak mandi (ember) Lantai 1 - √ -3 Bak mandi (ember) Lantai 1 - √ -4 Bak mandi (ember) Lantai 1 - √ -5 Bak mandi (ember) Lantai 1 - √ -6 Bak mandi (ember) Lantai 1 - √ -7 Bak mandi (ember) Lantai 1 - √ -8 Bak mandi (ember) Lantai 1 - √ -9 Bak mandi (ember) Lantai 2 - √ -10 Bak mandi (ember) Lantai 2 - √ -11 Bak mandi (ember) Lantai 2 - √ -12 Bak mandi (ember) Lantai 2 - √ -13 Bak mandi (ember) Lantai 2 - √ -14 Bak mandi (ember) Lantai 2 - √ -

26

Page 27: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

15 Bak mandi (ember) Lantai 2 - √ -16 Bak mandi (ember) Lantai 2 - √ -17 Bak mandi (ember) Lantai 3 - √ -18 Bak mandi (ember) Lantai 3 - √ -19 Bak mandi (ember) Lantai 3 - √ -20 Bak mandi (ember) Lantai 3 - √ -21 Bak mandi (ember) Lantai 3 - √ -22 Bak mandi (ember) Lantai 3 - √ -23 Bak mandi (ember) Lantai 3 - √ -24 Bak mandi (ember) Lantai 3 - √ -25 Bak mandi (ember) Lantai 4 - √ -26 Bak mandi (ember) Lantai 4 - √ -27 Bak mandi (ember) Lantai 4 - √ -28 Bak mandi (ember) Lantai 4 - √ -29 Bak mandi (ember) Lantai 4 - √ -30 Bak mandi (ember) Lantai 4 - √ -31 Bak mandi (ember) Lantai 4 - √ -32 Bak mandi (ember) Lantai 4 - √ -33 Bak mandi (ember) Lantai 5 - √ -34 Bak mandi (ember) Lantai 5 - √ -

JUMLAH 0 34 0

Lampiran 4

Dokumentasi

27

Pelaksanaan Metode Visual di FKM UNAIR

19 Maret 2012 07:03 WIB

Pelaksanaan Metode Visual di FKM UNAIR

19 Maret 2012 07:17 WIB

Page 28: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

28

Pelaksanaan Metode Visual di Kantor Manajemen UNAIR19 Maret 2012 15:15 WIB

Pelaksanaan Metode Visual di Kantor Manajemen UNAIR19 Maret 2012 15:24 WIB

Page 29: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

29

Pelaksanaan Metode Visual di Student Center UNAIR

20 Maret 2012 15:15 WIB

Variasi Ovitrap14 Maret 2012 14:15 WIB

Ovitrap14 Maret 2012 15:33 WIB

Page 30: 2.Laporan Praktikum Ovitrap

30

Peletakan Ovitrap (samping Lab. AVA FKM)

15 Maret 2012 15:35

Peletakan Ovitrap (Parkir Dosen FKM)

15 Maret 2012 15:48 WIB

Peletakan Ovitrap (Gudang WANALA Student Center)15 Maret 2012 16.18 WIB

Peletakan Ovitrap (Gudang Student Center)

15 Maret 2012 16.35 WIB