laporan pp simultan

16
LAPORAN PRAKTIKUM PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PROSES SIMULTAN PADA KAIN KAPAS MENGGUNAKAN METODE PAD-STEAM Nama : Puri Awaliyah R 13020079 Ririn Rizki N 13020080 Baharudin Fatin A 13020086 Auliya Dafina 13020098 Group : K4 Kelompok : II Dosen : M. Ichwan, AT, MS.Eng Asisten : Yayu E.Y.,S.S.T Priyatna SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL

Upload: auliya-dafina-sahman

Post on 16-Jan-2016

109 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

persiapan penyempurnaan

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pp Simultan

LAPORAN PRAKTIKUM

PERSIAPAN PENYEMPURNAAN

PROSES SIMULTAN PADA KAIN KAPAS MENGGUNAKAN METODE PAD-STEAM

Nama : Puri Awaliyah R 13020079

Ririn Rizki N 13020080

Baharudin Fatin A 13020086

Auliya Dafina 13020098

Group : K4

Kelompok : II

Dosen : M. Ichwan, AT, MS.Eng

Asisten : Yayu E.Y.,S.S.T

Priyatna

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL

BANDUNG

2014

Page 2: Laporan Pp Simultan

I. Maksud & Tujuan

1.1 Maksud

a. mengidentifikasi proses persiapan penyempurnaan dengan metode simultan pada

kain kapas

1.2 Tujuan

a. Agar praktikan dapat memahami dan mengetahui mekanisme persiapan

penyempurnaan dengan mmengetahui metode simultansimultan

b. Agar praktikan dapat memahami dan menguasai cara proses persiapan

penyempurnaan cara simultan

c. Agar praktikan dapat mengetahui evaluasi hasil perbandingan dari beberapa resep

proses persiapan penyempurnaan cara simultan

d. agar praktikan dapat menentukan metode dan cara yang paling baik dalam proses

persiapan penyempurnaan cara simultan.

Page 3: Laporan Pp Simultan

II. Teori Dasar

2.1 Proses Simultan

Tujuan dari proses simultan adalah untuk menghilangkan berbagai kotoran alam dan

luar pada bahan tekstil yang kelebihannya adalah cepat dan murah sedangkan

kekurangannya adalah hasil yang diperoleh masih kurang dibandingkan dengan proses

secara terpisah terutama untuk serat alam, sedangkan untuk serat sintetik hasilnya relatif

sama. Proses ini banyak digunakan terutama untuk serat sintetik dan campuran karena

macam dan jumlahkotoran yang harus dihilangkan tidak sebanyak pada serat alam,

namun terkadang jugadilakukan pada serat kapas dan rayon. Prinsip dari proses simultan

adalah adanya kesamaan kondisi proses dan zat yang digunakan tidak saling

mengganggu tujuan masing-masing prosespersiapan penyempurnaan yang dilakukan.

Mekanisme prosesnya sama persis dengan prosesyang dilakukan terpisah

2.2 Desizing

Sebelum ditenun benang lusi dikanji untuk menambah kekuatan dan daya gesek

yang tinggi. Benang lusi yang tidak dikanji kekuatannya rendah, mudah putus sehingga

mengurangi mutu kain dan efisiensi produksi.

Kanji bersifat menghalangi penyerapan (Hidrofob) larutan baik dalam proses

pemasakan, pengelantangan, pencelupan, pencapan, dan penyempurnaan khusus

sehingga jika kanji tidak dihilangkan mengakibatkan hasil proses tersebut kurang

sempurna. Pada proses pencelupan dan pencapan zat warna tidak bisa masuk kedalam

serat sehingga warna akan luntur dan tidak rata. Agar kanji larut dalam air kanji harus

dihidrolisa atau dioksidasi menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga rantai

molekulnya lebih pendek dan mudah larut dalam air.

Untuk menghilangkan kanji dikenal beberapa cara :

1. Perendaman

2. Asam Encer

3. Alkali Encer

4. Enzym

5. Oksidator

2.2.1   Penghilangan kanji dengan cara oksidator

Proses penghilangan kanji dapat dilakukan dengancara oksidator menggunakan

soda kostik/soda api encer tetapi memerlukan waktu yang cukup lama, cara ini jarang

Page 4: Laporan Pp Simultan

dilakukan di samping makan waktu lama juga hasilnya kurang begitu sempurna. Jenis

kanji yang larut dengan alkali seperti kanji protein, PVA, pati.

Bahan direndam dalam larutan natrium hidroksida encer pada suhu kamar selama

+ 12 jam, Setelah selesai bahan dicuci panas, cuci dingin, keringkan.

hidrolisa

2 (C6H10O5)n + nH2O -------- nC12H22O11

   Kanji (Pati) alkali     maltosa (gula)

2.3 Scouring

Scouring (Pemasakan) adalah proses yang bertujuan untuk menghilangkan bagian

dari komponen penyusun serat berupa minyak-minyak, lemak, lilin, kotoran-kotoran

yang  tidak larut dan kotoran-kotoran kain yang menempel pada permukaan serat dapat

dihilangkan, sehingga  proses selanjutnya seperti pengelantangan, pencelupan,

pencapan dan sebagainya dapat berhasil dengan baik. Pada dasarnya proses

pemasakan serat-serat alam dilakukan dengan alkali seperti natrium hidroksida (NaOH),

natrium carbonat (Na2CO3) dan air kapur, campuran natrium carbonat  dan sabun,

amoniak dan lain-lain. Sedangkan pemasakan serat buatan (sintetik) dapat dilakukan

dengan zat aktif permukaan yang bersifat sebagai pencuci (detergen). Ditinjau dari sistem

yang digunakan, proses pemasakan dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu

pemasakan sistem tidak kontinyu (discontinue) dan pemasakan sistem kontinyu

(continue)

Mekanisme proses pemasakan adalah menyabunkan kotoran berupa lemak, oli,

serisin, gum sehingga dapat larut dalam air serta melepaskan kotoran akibat efek

detergensi dari larutan pemasakan dan gerakan mekanik yang diberikan pada bahan.

Pemasakan dapat dilakukan secara proses tersendiri maupun dilakukan simultan dengan

proses penghilanagn kanji dan pengelantangan. Untuk bahan dengan kandungan kotoran

yang tinggi sebaiknya dilakukan secara terpisah (serat-serat alam),

2.4 Bleaching & OBA

Proses pemutihan bahan tekstil melalui proses pengenlantangan hanya dapat

mendekomposisi pigmen alam dalam serat, sehingga distribusi pemantulan sinar oleh

Page 5: Laporan Pp Simultan

serat menjadi lebih seragam di sepanjang spektrum sinar tampak sehingga kain nampak

lebih putih.

Tujuan pengelantangan yaitu menghilangkan pigmen warna dari serat alam (serat

selulosa, protein), menghilangkan warna dari kotoran luar (pada serat sintetik : pelumas,

grease mesin dsb), sehingga diperoleh bahan putih murni merata di seluruh kain .

mempersiapkan bahan untuk pencelupan atau pencapan dengan warna muda. Pigmen ini

tidak dapat hilang pada proses pemasakan.

Prinsip proses pengelantangan yaitu Oksidasi /Reduksi bagian kromofor dari pigmen

alam (ikatan rangkap terkonjugasi pada struktur pigmen, menjadi ikatan tunggal sehingga

menjadi tidak berwarna dan dapat larut dalam air, mengakibatkan pemantulan distribusi

pemantulan cahaya lebih seragam dan kain kelihatan lebih putih,)

Proses Bleaching menggunakan H2O2 mempunyai sifat kimia yaitu, tidak berwarna

dan larutan larut dalam air, keadaannya stabil pada pH <7 (ditambahkan asam).

Konsentrasi 6%(w/w) yang dapat mengiritasi kulit. Potenisal redoks paling rendah (810-

840mV). Mw = 34, H2O2 murni = 47% oksigen aktif. Dalam perdagangan dinyatakan

dalam % berat/berat (%w/w), bisa juga dalam volume strenght, ex : H2O2 10,20,100,130

vol. 10 vol = kandungan oksigen aktif = 10x volume H2O2 (kondisi STP), 1%H2O2 = 3,3 vol.

Umumnya dijual sebagai H2O2 35% atau 50% w/w.

Faktor-faktor yang berpengaruh pada peroxide bleaching :

1. Efek pH

2. Efek Suhu

3. Efek Katalis Ion logam

4. Efek Stabilisator

5. Efek Konsentrasi

6. Efek Waktu

Page 6: Laporan Pp Simultan

III. Percobaan

3.1 Diagram Alir Proses

3.2 Skema Proses

Pengeringan

Evaluasi kain, derajat putih

Pencucian

Proses Simultan

Timbang Bahan

Pengeringan

Page 7: Laporan Pp Simultan

3.3 Perbandingan Resep

Nama Zat 1 2 3 4

Naoh kripik (g/l) 10 10 10 10

H2O2 35% (mL/L) 50 50 50 50

Scouring agent (mL/L) - 2 2 2

Stabilisator H2O2 - - 2 2

Anti Oksidan 0,5 0,5 0,5 0,5

WPU 80 80 80 80

Suhu Larutan 30 30 30 30

Waktu steam 10’ 10’ 10’ 15’

3.4 Cara Kerja

Bahan kain dipotongdengan ukuran 25 x 25 cm kemudian ditimbang

Semua kebutuhan zat dihitung sesuai resep

Beaker glass diisi dengan larutan yang terdiri dari air sebagai pelarut dan zat yang

telah dihitung sesua resep, kedian bahan dimasukkan (untuk proses perendaman)

Bahan dibuka lebar dan di padding1 dip- 1nip, kemudian disteam pada suhu dan

waktu yang dibutuhkan

Mesin diset suhu dan waktunya kemudian mesinnya dijalankan

Setelah selesau dikeringkan dan dilakukan evaluasi terhadap hasil proses

Page 8: Laporan Pp Simultan

Evaluasi

Resep No.

1 2 3 4

Contoh kain

Uji Yodium

∆W%

Berat awal : 17,81 gr

Berat akhir : 16,05gr

∆W: gr

∆W%:

Berat awal : 17,8gr

Berat akhir : 16,3 gr

∆W: 1,5 gr

∆W%:

Berat awal : 17,4 gr

Berat akhir : 16,26 gr

∆W: 1,14 gr

∆W%:

Berat awal : gr

Berat akhir : gr

∆W: gr

∆W%:

3.5 Data Hasil dan Evaluasi

Page 9: Laporan Pp Simultan

BAw−BAkBAw

x 100 %=17,81−16,0517,81

x100 %=9,88 %BAw−BAkBAw

x 100 %=17,8−16,317,8

x100 %=8,42 %BAw−BAkBAw

x 100 %=17,4−16,2517,4

x 100 %=6,55 %BAw−BAkBAw

x 100 %=❑❑ x100 %=¿

Daya serap (sec) 280 9,38 1,86 3,15

Page 10: Laporan Pp Simultan

IV. Diskusi dan kesimpulan

4.1 Diskusi

Tujuan dari proses simultan adalah untuk menghilangkan berbagai kotoran alam dan

luar pada bahan tekstil yang kelebihannya adalah cepat dan murah. Pada perinsipnya

pengerjaan simultan sama dengan pengerjaan proses sebelumnya yang telah dilakukan.

Bedanya pada simultan dalam sekali pengerjaan menggunakan resep pada berbagai

proses persiapan penyempurnaan disatukan menjadi resep simlutan. Untuk itu pemilihan

obat pada larutan harus disesuaikan, jika menggunakan larutan yang bersifat alkali maka

seluruh bagian harus bersifat alkali, termasuk kain yang digunakan harus tahan terhadap

alkali. Maka dari itu pada simultan yang kali ini di praktikan menggunanakan tiga proses

yaitu desizing cara oksidator, scouring, dan bleaching.

Pada praktikum kali ini, praktikan juga menggunakan beberapa variasi resep dan akan

menghasilkan kain yang berbeda beda. Dengan menggunakan resep 3 sebagai acuannya,

karena pada resep 3 mengandung semua bagian yang diperlukan untuk proses simultan.

Perbedaan terjadi akibat variasi resep yang dilakukan dapat dilihat dalam perbandingan

berikut ini :

Perbandingan resep 1 dan 3

Pada resep 1 tidak menggunakan scouring agent yang berfungsi sebagai

pembasah membantu kinerja dari NaOH sebagai zat penghilang kotoran, seperti

yang kita ketahui didalam kain kapas terdapat kotoran seperti minyak/lemak

direaksi dengan NaOH menghasilkan sabun yang dapat membersihkan kotoran

tersebut sehingga daya serap pada resep 1 kurang baik dari pada resep 3.

Kemudian pada resep 1 juga tidak menggunakan stabilisator H2O2 yang

berfungsi untuk mengontrol pelepasan ion perhidroksil (-OOH) dan free radical

spesies (O*) sehingga mencegah dekomposisi H2O2 yg terlalu cepat dan

mencegah kerusakan serat.

Page 11: Laporan Pp Simultan

Perbandingan resep 2 dan 3

Pada resep 2 menggunakan scouring agent yang berfungsi sebagai

pembasah membantu kinerja dari NaOH sebagai zat penghilang kotoran, seperti

yang kita ketahui didalam kain kapas terdapat kotoran seperti minyak/lemak

direaksi dengan NaOH menghasilkan sabun yang dapat membersihkan kotoran

tersebut sehingga daya serap lebih baik dari resep 1 tetapi tidak lebih baik dari

pada resep 3. Hal ini dikarena kan tidak menggunakan stabilisator H2O2 yang

berfungsi untuk mengontrol pelepasan ion perhidroksil (-OOH) dan free radical

spesies (O*) sehingga mencegah dekomposisi H2O2 yg terlalu cepat dan

mencegah kerusakan serat.

Perbandingan resep 3 dan 4

Perbedaan antar resep 3 dan 4 adalah lamanya waktu steam, pada resep

3 lamanya 10 menit sedangkan pada resep 4 lamanya 15 menit. Karena

perbedaan waktu ini pada resep 4 mengalami degradasi yang terlalu berlebih

yang mengakibatkan daya serapnya lebih lama dari pada resep 3 yang waktu

steamnya hanya 10 menit.

Page 12: Laporan Pp Simultan

4.2 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

- NaOH sebagai zat penghilang kotoran, seperti yang kita ketahui didalam kain kapas

terdapat kotoran seperti minyak/lemak direaksi dengan NaOH menghasilkan sabun yang

dapat membersihkan kotoran.

- H2O2 mempunyai sifat kimia yaitu, tidak berwarna dan larutan larut dalam air yang

membantu menhilangkan pigmen warna.

- scouring agent yang berfungsi sebagai pembasah membantu kinerja dari NaOH.

- stabilisator H2O2 yang berfungsi untuk mengontrol pelepasan ion perhidroksil (-OOH)

dan free radical spesies (O*) sehingga mencegah dekomposisi H2O2 yg terlalu cepat dan

mencegah kerusakan serat.

- Anti oksidan yang berfungsi untuk mengontrol kerja H2O2.

Dari kesimpulan tersebut dapat diketahui bahawa resep yang paling baik untuk proses simultan

dengan metoda pad-steam adalah resep 3, karena menggunakan NaOH, H2O2, scouring

agent, stabilisator H2O2, anti oksidan dan disteam selama 10 menit.

Contoh uji resep no.

.

Page 13: Laporan Pp Simultan

Daftar Pustaka

Hidaya, Krebet dkk. 1981. Teori Penyempurnaan Tekstil 2. Jakarta