validasi metode kemometrik terhadap simultan …
TRANSCRIPT
VALIDASI METODE KEMOMETRIK
TERHADAP SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL
GUAIAKOLAT, DAN KLORFENIRAMIN MALEAT
DALAM SEDIAAN SIRUP SECARA
SPEKTROFOTOMETRI UV
SKRIPSI
OLEH:
AGUS WIDYAWATI
NIM 151501067
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
Universitas Sumatera Utara
VALIDASI METODE KEMOMETRIK
TERHADAP SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL
GUAIAKOLAT, DAN KLORFENIRAMIN MALEAT
DALAM SEDIAAN SIRUP SECARA
SPEKTROFOTOMETRI UV
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
OLEH:
AGUS WIDYAWATI
NIM 151501067
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
Universitas Sumatera Utara
iv
Universitas Sumatera Utara
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah Bapa melalui Tuhan Yesus Kristus yang
telah melimpahkan kasih setia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Validasi Metode Kemometrik terhadap
Simultan Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat dalam
Sediaan Sirup secara Spektrofotometri UV”. Skripsi ini diajukan sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara.
Dalam industri farmasi, proses penetapan kadar sediaan yang cepat dan
handal sangat diperlukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk uji validasi dan
membandingkan kadar hasil yang diperoleh pada penetapan kadar simultan
parasetamol, gliseril guaikolat, dan klorfeniramin maleat dalam sediaan sirup
menggunakan spektrofotometri UV secara Kemometrik dengan persyaratan pada
USP XXII NF XVII. Ternyata metode Kemometrik valid digunakan dan
memenuhi persyaratan kadar parasetamol, gliseril guaikolat, dan klorfeniramin
maleat dalam sediaan sirup menurut USP XXII NF XVII. Hendaknya peneliti
selanjutnya boleh melakukan penetapan kadar multikomponen dengan sediaan
lain menggunakan metode Kemometrik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
senantiasa melindungi dan melimpahkan berkat-Nya. Penulis juga menyampaikan
terima kasih kepada kepada Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara,
Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt., yang telah memberikan bantuan dan fasilitas selama
masa pendidikan. Bapak Prof. Dr. Muchlisyam, M.Si., Apt., yang telah
Universitas Sumatera Utara
vi
membimbing dengan penuh kesabaran, tulus dan ikhlas selama penelitian dan
penulisan skripsi ini berlangsung. Bapak Prof. Dr. rer. nat Effendy De Lux Putra,
SU., Apt., dan Ibu Dra. Sudarmi, M.Si., Apt., yang dengan sabar, tulus dan ikhlas
membagikan ilmunya kepada saya. Bapak Prof. Dr. Ginda Haro, M.Sc., Apt.,
yang telah membimbing saya selama penelitian di Laboratorium Penelitian
Fakultas Farmasi USU. Ibu Dra. Ganda Mauli Simorangkir, Apt., yang telah
memberikan bantuan materil selama penelitian ini. Penulis juga mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada kedua orang tua, Ayahanda
Tekson Manalu dan Ibunda Lediana Sitohang, kakak Julitya Arta Manalu, dan
adik-adikku Aprio Chris Dody Manalu, Xapta Theo Manalu yang selalu
mendoakan dan menyemangati baik moril maupun materil dalam penyelesaian
skripsi ini. Dan juga kepada Margaretta Winda, Retno Priscilla Silalahi, Siska
Noviyanti Siregar, dan Yanti Veronika Nababan dari “princess gemashh”. Dea
Namira Nasution, Tita Yolanda Siregar, Tria Deviana Putri teman sedari dulu.
Richa Shaudespy Pakpahan sebagai suhu dalam penelitian ini. Christina Yanti
Siburian, Febryanto Wiranata Saragih, Nurul Eka Fatma, dan Retno Priscilla
Silalahi teman seperjuangan seperdopingan.
Medan, 27 Mei 2019
Penulis,
Agus Widyawati
NIM 151501067
Universitas Sumatera Utara
vii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Agus Widyawati
Nomor Induk Mahasiswa : 151501067
Program Studi : Sarjana Farmasi
Judul Skripsi : Validasi Metode Kemometrik terhadap Simultan
Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan
Klorfeniramin Maleat dalam.Sediaan Sirup secara
Spektrofotometri UV
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat adalah asli karya sendiri
dan bukan plagiat. Apabila di kemudian hari diketahui skripsi saya tersebut
terbukti plagiat karena kesalahan sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun
oleh Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera
Utara. Saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.
Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya dan dalam
keadaan sehat.
Medan, 24 Mei 2019
Agus Widyawati
NIM 151501067
Universitas Sumatera Utara
vii
VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP
SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL GUAIAKOLAT, DAN
KLORFENIRAMIN MALEAT DALAM SEDIAAN SIRUP
SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV
ABSTRAK
Latar Belakang: Metode spektrofotometri secara kemometrik adalah suatu
metode analisis yang dilakukan dengan menghitung persamaan regresi pada
aplikasi untuk menghitung konsentrasi dan kadar usatu obat seperti pada sediaan
sirup tanpa pemisahan terlebih dahulu.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini untuk memvalidasi metode kemometrik dalam
penetapan kadar parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat dalam
sediaan sirup sampel produksi lokal yang memenuhi persyaratan USP XXII.
Metode: Penetapan kadar parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin
maleat secara spektrofotometri UV menggunakan metode kemometrik dengan
perhitungan secara Partial Least Squares pada panjang gelombang 210-280 nm
dengan interval 2 nm.
Hasil: Dalam penelitian ini diperoleh konsentrasi maksimum parasetamol 6
µg/ml, gliseril guaiakolat 36 µg/ml, dan klorfeniramin maleat 31 µg/ml. Hasil
penetapan kadar parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat yang
diperoleh pada sediaan adalah (99,792 ± 0,0925) %, (99,511 ± 0,3429) %, dan
(99,410 ± 0,2943) %. Kadar yang diperoleh pada tiap obat memenuhi persyaratan
USP XXII. Dari validasi metode yang dilakukan didapat hasil uji perolehan
kembali dan RSD memenuhi persyaratan.
Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode kemometrik yang
digunakan telah memenuhi persyaratan validasi dan ICH Guidelines.
Kata kunci: Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, Klorfeniramin Maleat,
Kemometrik, Partial Least Squares ,Validasi
Universitas Sumatera Utara
viii
VALIDATION OF CHEMOMETRIC METHODS ON
SIMULTANEOUS PARACETAMOL, GLYCERYL GUAIACOLATE,
AND CHLORPHENIRAMINE MALEATE IN SYRUP
PREPARATIONBY UV SPECTROFOTOMETRY
ABSTRACT
Background: The Spectrofotometry method with chemometric is an analysis
method that is carried out by calcutaing the regrresion equation in the application
to calculate the concentration and content of a drug such as in a syrup preparation
without preliminary separation.
Objective: The aims of this study were to validate the chemometric method in
determining paracetamol, glyceryl guaiacolate, and chlorpheniramine maleate in
local production syrup sample preparations that fullfiled the requirements of USP
XXII.
Methods: Determination of paracetamol, glyceryl guaiacolate, and
chlorpheniramine maleate content by using UV spectrophotometry with the
chemometric method with Partial Least Squares calculations at wavelengths of
210-280 nm at 2 nm intervals.
Results: In this study the maximum concentration of paracetamol 6 µg / ml,
glyceryl guaiacolate 36 µg / ml, and chlorpheniramine maleate 31 µg / ml. The
results for determination of paracetamol, glyceryl guaiacolate, and
chlorpheniramine maleate content in the preparation were (99.72 ± 0.0925)%,
(99.511 ± 0.3429)%, and (99.410 ± 0.2943)%. The levels obtained on each drug
meet the requirements of USP XXII. From the method validation showed that the
results of the recovery test and RSD were obtained the requirements.
Conclusion: The results of the study showed that the chemometric method meets
the validation requirements and ICH Guidelines.
Keywords: Paracetamol, Glyceryl Guaiacolate, Chlorpheniramine Maleate,
Partial Least Squares Chemometrics, Validation.
Universitas Sumatera Utara
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR DALAM LAMPIRAN ...................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................... 3
1.3 Hipotesis ............................................................................................................. 3
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 4
1.6 Kerangka Pikir Penelitian .................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 6
2.1 Uraian Bahan ...................................................................................................... 6
2.1.1 Parasetamol ..................................................................................................... 6
2.1.2 Gliseril Guaiakolat .......................................................................................... 6
2.1.3 Klorfeniramin Maleat ...................................................................................... 7
2.2 Spektrofotometri Ultraviolet UV-Visible (UV-Vis)........................................... 7
2.2.1 Pengertian Spektrofotometri Ultraviolet-Visible............................................. 7
2.2.2 Hukum Lamber Beer ....................................................................................... 9
2.2.3 Kegunaan Spektrofotometer.......................................................................... 10
2.2.4 Instrumentasi Spektrofotometer UV-Vis ...................................................... 11
2.3 Teori Kemometrik ............................................................................................ 12
2.4 Validasi ............................................................................................................ 14
2.4.1 Akurasi .......................................................................................................... 14
2.4.2 Presisi ............................................................................................................ 15
2.4.3 Batas Deteksi ................................................................................................. 15
2.4.4 Batas Kuantitasi ............................................................................................ 15
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 16
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................. 16
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 16
3.3 Alat ................................................................................................................... 16
3.4 Bahan................................................................................................................ 16
3.5 Pengambilan Sampel ........................................................................................ 16
3.6 Prosedur Penelitian........................................................................................... 17
3.6.1 Pembuatan Pereaksi ...................................................................................... 17
3.6.2 Pembuatan Larutan Induk Baku .................................................................... 17
3.6.2.1 Pembuatan Larutan Induk Baku Parasetamol ............................................ 17
3.6.2.2 Pembuatan Larutan Induk Baku Gliseril Guaiakolat ................................. 17
3.6.2.3 Pembuatan Larutan Induk Baku Klorfeniramin Maleat ............................. 18
Universitas Sumatera Utara
x
3.6.3 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum ................................................... 18
3.6.3.1 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Parasetamol ............................ 18
3.6.3.2 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Gliseril Guaiakolat ................. 18
3.6.3.3 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Klorfeniramin Maleat ............ 18
3.6.4 Pembuatan Spektrum Serapan Baku ............................................................. 19
3.6.4.1 Pembuatan Spektrum Serapan Parasetamol ............................................... 19
3.6.4.2 Pembuatan Spektrum Serapan Gliseril Guaiakolat .................................... 19
3.6.4.3 Pembuatan Spektrum Serapan Klorfeniramin Maleat................................ 19
3.6.4.4 Pembuatan Spektrum Serapan Campuran Baku Parasetamol, Gliseril
Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat ....................................................... 20
3.6.5 Pembuatan Spektrum Serapan Secara Kemometrik ...................................... 20
3.6.5.1 Pembuatan Spektrum Serapan Parasetamol Secara Kemometrik .............. 20
3.6.5.2 Pembuatan Spektrum Serapan Gliseril Guaiakolat Secara Kemometrik ... 20
3.6.5.3 Pembuatan Spektrum Serapan Klorfeniramin Maleat Secara
Kemometrik................................................................................................ 21
3.6.6 Pembuatan Kurva Kalibrasi Secara Kemometrik ......................................... 21
3.6.6.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Parasetamol Kemometrik.............................. 21
3.6.6.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi Gliseril Guaiakolat Kemometrik................... 21
3.6.6.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi Klorfeniramin Maleat Kemometrik .............. 21
3.6.7 Validasi Metode ............................................................................................ 21
3.6.7.1 Akurasi ....................................................................................................... 21
3.6.7.2 Presisi ......................................................................................................... 22
3.6.7.3 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi............................................................ 23
3.6.7.4 Analisis Data Statistik ................................................................................ 23
3.6.8 Penentuan Kadar Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin
Maleat dalam Sediaan Sirup ......................................................................... 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 25
4.1 Penentuan Spektrum Serapan Maksimum ....................................................... 25
4.2 Penentuan Spektrum Serapan Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan
Klorfeniramin Maleat ...................................................................................... 27
4.3 Hasil Spektrum Serapan Campuran Baku Parasetamol, Gliseril Guaiakolat,
dan Klorfeniramin Maleat ............................................................................... 29
4.4 Hasil Pembuatan Kurva Kalibrasi Secara Partial Least Squares (PLS) .......... 29
4.5 Hasil Validasi Metode ...................................................................................... 33
4.6 Hasil Penetapan Kadar Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin
Maleat dalam Sediaan Sirup ........................................................................... 34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 38
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 38
5.2 Saran ................................................................................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 39
LAMPIRAN ........................................................................................................... 41
Universitas Sumatera Utara
xi
DAFTAR TABEL
4.1 Analisi Kalibrasi Parasetamol dengan Persamaan Regresi PLS .................... 30
4.2 Data Hasil Validasi Silang antara Konsentrasi dan Absorbansi Parasetamol
dengan Metode Kemometrik .......................................................................... 30
4.3 Analisi Kalibrasi Gliseril Guaiakolat dengan Persamaan Regresi PLS ......... 31
4.4 Data Hasil Validasi Silang antara Konsentrasi dan Absorbansi Gliseril
Guaiakolat dengan Metode Kemometrik ....................................................... 31
4.5 Analisi Kalibrasi Klorfeniramin Maleat dengan Persamaan Regresi PLS..... 32
4.6 Data Hasil Validasi Silang antara Konsentrasi dan Absorbansi
Klorfeniramin Maleat dengan Metode Kemometrik ..................................... 32
4.7 Kadar Parasetamol pada Sirup Sampel Produksi Lokal ................................. 37
4.8 Kadar Gliseril Guaiakolat pada Sampel Produksi Lokal ............................... 37
4.9 Kadar Klorfeniramin Maleat pada Sirup Sampel Produksi Lokal ................. 37
4.10 Kadar Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat pada
Sirup Sampel Produksi Lokal secara Statistik ............................................... 37
Universitas Sumatera Utara
xii
DAFTAR GAMBAR
1.1 Kerangka Pikir Penelitian ................................................................................ 5
2.1 Rumus Struktur Parasetamol ............................................................................ 6
2.2 Rumus Struktur Gliseril Guaiakolat ................................................................. 6
2.3 Rumus Struktur Klorfeniramin Maleat ............................................................ 7
2.4 Spektrum Elektromagnetik............................................................................... 8
4.1 Spektrum Serapan Maksimum Parasetamol................................................... 25
4.2 Spektrum Serapan Maksimum Gliseril Guaiakolat ....................................... 26
4.3 Spektrum Serapan Maksimum Klorfeniramin Maleat ................................... 26
4.4 Spektrum Tumpang Tindih Serapan Maksimum Parasetamol, Gliseril
Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat .......................................................... 27
4.5 Spektrum Serapan Parasetamol pada Berbagai Konsentrasi .......................... 28
4.6 Spektrum Serapan Gliseril Guaiakolat pada Berbagai Konsentrasi ............... 28
4.7 Spektrum Serapan Klorfeniramin Maleat pada Berbagai Konsentrasi .......... 28
4.8 Spektrum Campuran Baku Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan
Klorfeniramin Maleat ..................................................................................... 29
4.9 Kurva Plot antara Konsentrasi dan Absorbansi Parasetamol dengan Metode
Kemometrik ................................................................................................... 31
4.10 Kurva Plot antara Konsentrasi dan Absorbansi Gliseril Guaiakolat dengan
Metode Kemometrik ...................................................................................... 32
4.11 Kurva Plot antara Konsentrasi dan Absorbansi Klorfeniramin Maleat dengan
Metode Kemometrik ...................................................................................... 33
4.12 Spektrum Serapan pada Sirup Sampel Produksi Lokal.................................. 35
Universitas Sumatera Utara
xiii
DAFTAR GAMBAR DALAM LAMPIRAN
1. Spektrum Serapan Parasetamol 3-9 µg/ml ...................................................... 92
2. Spektrum Serapan Gliseril Guaiakolat 20-52 µg/ml ....................................... 92
3. Spektrum Serapan Klorfeniramin Maleat 21-41 µg/ml .................................. 92
4. Spektrum Serapan Campuran Baku Parasetamol (6 µg/ml), Gliseril
Guaiakolat (36 µg/ml), dan Klofeniramin Maleat (31 µg/ml) ........................ 93
5. Spektrum PLS Parasetamol 6 µg/ml ............................................................... 94
6. Spektrum PLS Gliseril Guaiakolat 36 µg/ml .................................................. 94
7. Spektrum PLS Klorfeniramin Maleat 31 µg/ml.............................................. 94
8. Spektrum Serapan PLS Sirup Sampel Produksi Lokal Pengulangan 1 .......... 95
9. Spektrum Serapan PLS Sirup Sampel Produksi Lokal Pengulangan 2 .......... 95
10. Spektrum Serapan PLS Sirup Sampel Produksi Lokal Pengulangan 3 .......... 95
11. Spektrum Serapan PLS Sirup Sampel Produksi Lokal Pengulangan 4 .......... 96
12. Spektrum Serapan PLS Sirup Sampel Produksi Lokal Pengulangan 5 .......... 96
13. Spektrum Serapan PLS Sirup Sampel Produksi Lokal Pengulangan 6 .......... 96
14. Spektrum Serapan Uji Perolehan Kembali (%Recovery) pada Sirup Sampel
Produksi Lokal Sebelum Penambahan Baku Rentang Spesifik 80% ............. 97
15. Spektrum Serapan Uji Perolehan Kembali (%Recovery) pada Sirup Sampel
Produksi Lokal Sebelum Penambahan Baku Rentang Spesifik 100% ........... 97
16. Spektrum Serapan Uji Perolehan Kembali (%Recovery) pada Sirup Sampel
Produksi Lokal Sebelum Penambahan Baku Rentang Spesifik 120% ........... 97
17. Spektrum Serapan Uji Perolehan Kembali (%Recovery) pada Sirup Sampel
Produksi Lokal Sesudah Penambahan Baku Rentang Spesifik 80% .............. 98
18. Spektrum Serapan Uji Perolehan Kembali (%Recovery) pada Sirup Sampel
Produksi Lokal Sesudah Penambahan Baku Rentang Spesifik 100% ............ 98
19. Spektrum Serapan Uji Perolehan Kembali (%Recovery) pada Sirup Sampel
Produksi Lokal Sesudah Penambahan Baku Rentang Spesifik 120% ............ 98
20a. Kemasan Sirup Sampel Produksi Lokal Tampak Depan ................................ 99
20b. Kemasan Sirup Sampel Produksi Lokal Tampak Samping (Komposisi) ....... 99
20c. Kemasan Sirup Sampel Produksi Lokal Tampak Samping (Aturan Pakai).... 99
20d. Botol Sediaan Sirup Sampel Produksi Lokal .................................................. 99
21. Spektrofotometer UV-Visible ....................................................................... 100
22. Neraca Analitik ............................................................................................. 100
23. Sonikator ....................................................................................................... 100
Universitas Sumatera Utara
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk (LIB) dan Serapan Maksimum
Parasetamol ...................................................................................................... 41
2. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk (LIB) dan Serapan Maksimum Gliseril
Guaiakolat ........................................................................................................ 42
3. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk (LIB) dan Serapan Maksimum
Klofeniramin Maleat ........................................................................................ 43
4. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan Maksimum
Parasetamol ...................................................................................................... 44
5. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan Maksimum
Gliseril Guaiakolat ........................................................................................... 45
6. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan Maksimum
Klorfeniramin Maleat ....................................................................................... 46
7. Bagan Alir Pembuatan Larutan Baku Campuran Parasetamol, Gliseril
Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat ............................................................ 47
8. Bagan Alir Pembuatan Kurva Kalibrasi Spektrum Parasetamol Secara
Kemometrik (Partial Least Squares) ............................................................... 48
9. Bagan Alir Pembuatan Kurva Kalibrasi Spektrum Gliseril Secara Kemometrik
(Partial Least Squares) .................................................................................... 49
10. Bagan Alir Pembuatan Kurva Kalibrasi Spektrum Klorfeniramin Maleat
Secara Kemometrik (Partial Least Squares) ................................................... 50
11. Bagan Alir Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Parasetamol secara
Kemometrik (Partial Least Squares) ............................................................... 51
12. Bagan Alir Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Gliseril Guaiakolat
secara Kemometrik (Partial Least Squares) .................................................... 52
13. Bagan Alir Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Klorfeniramin Maleat
secara Kemometrik (Partial Least Squares) .................................................... 53
14. Bagan Alir Pembuatan Spektrum Campuran Baku Parasetamol, Gliseril
Guaiakolat, dan Klofeniramin Maleat secara Kemometrik (Partial Least
Squares)............................................................................................................ 54
15. Bagan Alir Penentuan Kadar Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan
Klofeniramin Maleat dalam Sediaan Sirup Sampel Produksi Lokal ............... 55
16. Bagan Alir Prosedur Penelitian secara Keseluruhan ........................................ 56
17. Perhitungan Penentuan Konsentrasi Serapan Baku Parasetamol, Gliseril
Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat Berdasarkan Hukum Lambert-Beer .. 57
18. Data Perhitungan Kalibrasi, Persamaan Regresi, dan Koefisien Korelasi
Parasetamol ...................................................................................................... 60
19. Data Perhitungan Kalibrasi, Persamaan Regresi, dan Koefisien Korelasi
Gliseril Guaiakolat ........................................................................................... 61
20. Data Perhitungan Kalibrasi, Persamaan Regresi, dan Koefisien Korelasi
Klorfeniramin Maleat ....................................................................................... 62
21. Perhitungan Penetapan Kadar Teoritis Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan
Klorfeniramin Maleat ....................................................................................... 63
22. Contoh Perhitungan Kadar dalam Rentang PLS dari Parasetamol, Gliseril
Guaiakolat, dan Klofeniramin Maleat dalam Sediaan Sirup Sampel Produksi
Lokal ............................................................................................................... 66
23. Data Kadar Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klofeniramin Maleat dalam
Sediaan Sirup Sampel Produksi Lokal ............................................................. 72
Universitas Sumatera Utara
xv
24. Perhitungan Kadar Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klofeniramin Maleat
dalam Sediaan Sirup Sampel Produksi Lokal .................................................. 74
25. Contoh Perhitungan Persentase Perolehan Kembali (%Recovery) .................. 80
26. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Parasetamol pada Sirup Sampel
Produksi Lokal dengan Metode Penambahan Baku (Standart Addition
Method) ........................................................................................................... 83
27. Perhitungan Kadar Perolehan Kembali Parasetamol secara Statistik .............. 84
28. Perhitungan Simpangan Baku, Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi
(LOQ) Parasetamol .......................................................................................... 85
29. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Gliseril Guaiakolat pada Sirup Sampel
Produksi Lokal dengan Metode Penambahan Baku (Standart Addition
Method) ........................................................................................................... 86
30. Perhitungan Kadar Perolehan Kembali Gliseril Guaiakolat secara Statistik ... 87
31. Perhitungan Simpangan Baku, Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi
(LOQ) Gliseril Guaiakolat ............................................................................... 88
32. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Klorfeniramin Maleat pada Sirup
Sampel Produksi Lokal dengan Metode Penambahan Baku (Standart Addition
Method) ............................................................................................................ 89
33. Perhitungan Kadar Perolehan Kembali Klorfeniramin Maleat secara
Statistik ............................................................................................................. 90
34. Perhitungan Simpangan Baku, Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi
(LOQ) Klofeniramin Maleat ............................................................................ 91
35. Spektrum Serapan Parasetamol 3-9 µg/ml, Gliseril Guaiakolat 20-52 µg/ml,
dan Klorfeniramin Maleat 21-41 µg/ml ........................................................... 92
36. Spektrum Serapan Campuran Baku Parasetamol (6 µg/ml), Gliseril Guaiakolat
(36 µg/ml), dan Klofeniramin Maleat (31 µg/ml) ............................................ 93
37. Spektrum PLS Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klofeniramin Maleat
pada Panjang Gelombang Maksimum ............................................................. 94
38. Spektrum Serapan PLS Sampel Sirup yang Dibuat 6 Kali Pengulangan......... 95
39. Spektrum Serapan Uji Perolehan Kembali (%Recovery) pada Sirup Sampel
Produksi Lokal Sebelum Penambahan Baku .................................................. 97
40. Spektrum Serapan Uji Perolehan Kembali (%Recovery) pada Sirup Sampel
Produksi Lokal Sesudah Penambahan Baku ................................................... 98
41. Gambar Sirup Sampel Produksi Lokal ............................................................. 99
42. Gambar Alat-alat ............................................................................................ 100
43. Daftar Nilai Distribusi r ................................................................................. 101
44. Daftar Nilai Distribusi t .................................................................................. 102
45. Sertifikat Pengujian Parasetamol ................................................................... 103
46. Sertifikat Pengujian Gliseril Guaiakolat ........................................................ 104
47. Sertifikat Pengujian Klofeniramin Maleat ..................................................... 105
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada pembuatan obat, pemeriksaan kadar zat aktif merupakan persyaratan
yang harus dipenuhi untuk menjamin kualitas sediaan obat. Sediaan obat yang
berkualitas baik akan menunjang tercapainya efek terapetik yang diharapkan.
Prosedur pengujian dan penetapan kadar pengujian diberikan untuk menetapkan
kesesuaian dengan persyaratan kadar, mutu, dan kemurnian yang tertera pada
Farmakope (Ditjen POM, 1995).
Permenkes No. 73 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di
apotek pasal 1 butir 6, menyebutkan: Obat adalah bahan atau paduan bahan,
termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi sistem fisiologi
atau keadaan patofisiologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.
Campuran parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat adalah
kombinasi yang paling banyak digunakan untuk digunakan sebagai analgesik,
antipiretik, dekongestan, antihistamin (Bhamre dan Rajput, 2015).
Spektroskopi UV-Vis adalah metode estimasi kuantitatif yang sederhana,
cepat, tepat, dan sangat akurat. Prinsip dasar di balik teknik ini adalah bahwa
jumlah cahaya yang diserap adalah proporsional dengan konsentrasi analit.
Perkiraan kuantitatif diperlukan sebelum masuknya obat ke pasaran karena salah
satu konsentrasi lebih dalam formulasi dapat menyebabkan masalah toksisitas
atau mungkin tidak efektif dalam dosis yang disarankan (Chaudary dkk., 2011).
Kemometrik, dalam pengertian yang paling umum adalah seni mengolah
data dengan berbagai teknik numerik untuk mendapatkan informasi yang berguna.
Universitas Sumatera Utara
2
Pemisahan, identifikasi, penentuan dan validasi obat telah dipelajari dengan
menggunakan kemometrik (Muchlisyam dan Pardede, 2017).
Kemometrik dapat melaksanakan perhitungan lebih baik karena dapat
mengukur sinyal yang nonselektif dan kemudian menggabungkannya dalam
model multivariat (analisis multivariat), dimana beberapa variabel
dipertimbangkan secara bersamaan (Muchlisyam dan Pardede, 2017).
Penerapan metode Kemometrik pada penetapan kadar multikomponen
perlu dilakukan sistem divisor. Dilakukan agar saat menetapkan kadar satu
komponen, komponen yang lain tidak akan mempengaruhi absorbasi dari
komponen yang ingin ditetapkan kadarnya. Dalam penelitian ini digunakan
pelarut campuran metanol dan air dengan perbandingan 1:4. Pemilihan
perbandingan pelarut adalah berdasarkan orientasi. Dilakukan dua kali orientasi
yaitu dengan perbandingan 2:3 dan 1:4. Kedua perbandingan pelarut memberikan
absorbansi yang sama, maka untuk mengefisiensikan pelarut dipilih pelarut
metanol : aquadest dengan perbandingan 1:4. Hal tersebut dikarenakan
parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat cukup mudah larut di
dalam air, dan penambahan metanol meningkatkan kelarutan zat aktif.
Beberapa penelitian sebelumnya telah menggunakan metode Kemometrik
pada penetapan kadar campuran obat seperti penetapan kadar simultan
paracetamol, asetosal, kafein (Wijaningtyas, dkk., 2015), kadar simultan
parasetamol, propifenazon, kafein (Dzulfianto, 2015), kadar fenol total bubuk
kopi (Hidayanti, 2017), kadar betametason dan neomisi (Panjaitan, 2018).
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti melakukan penetapan kadar terhadap
campuran parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat dalam
Universitas Sumatera Utara
3
sediaan sirup dengan metode spektrofotometri ultraviolet secara kemometrik
menggunakan pelarut metanol p.a : aquadest (1:4).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Apakah metode spektrofotometri ultraviolet secara Kemometrik memenuhi
persyaratan validasi sehingga dapat digunakan dalam penetapan kadar
parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat dalam sediaan
sirup?
b. Apakah kadar parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat
dalam sediaan sirup yang ditentukan dengan spektrofotometri ultraviolet
secara Kemometrik memenuhi persyaratan USP XXII NF XVII?
1.3 Hipotesis
a. Metode spektrofotometri ultraviolet secara Kemometrik memenuhi
persyaratan validasi sehingga dapat digunakan dalam penetapan kadar
parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat dalam sediaan
sirup.
b. Kadar parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat dalam
sediaan sirup yang ditentukan dengan spektrofotometri ultraviolet secara
Kemometrik memenuhi persyaratan USP XXII NF XVII.
1.4 Tujuan Penelitian
a. Melakukan validasi dan penetapan kadar campuran parasetamol, gliseril
guaiakolat, dan klorfeniramin maleat dalam sediaan sirup dengan
spektrofotometri ultraviolet secara Kemometrik..
Universitas Sumatera Utara
4
b. Membandingkan hasil yang diperoleh pada penetapan kadar campuran
parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat menggunakan
spektrofotometri ultraviolet secara Kemometrik dengan persyaratan USP
XXII NF XVII.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dilakukan adalah sebagai informasi bahwa
aplikasi metode spektrofotometri ultraviolet secara Kemometrik valid dan dapat
digunakan dalam penetapan kadar campuran parasetamol, gliseril guaiakolat, dan
klorfeniramin maleat dalam sediaan sirup.
1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode Kemometrik dan menggunakan
sistem divisor. Dilakukan dengan menghitung persamaan regresi pada aplikasi
untuk menghitung konsentrasi dan kadar suatu obat seperti pada sediaan sirup,
kemudian dipilih rentang panjang gelombang yang memberikan hubungan
linieritas yang paling mendekati satu. Lalu dihitung nilai PLS sampel bendasarkan
rentang panjang gelombang analisis dan ditetapkan kadarnya. Selanjutnya
dilakukan validasi metode. Secara ringkasnya kerangka pikir penelitian dapat
dilihat pada Gambar 1.1
Universitas Sumatera Utara
5
Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian
Nilai PLS
Rentang Panjang Gelombang Analisis
Metode Kemometrik
Parasetamol,
Gliseril
Guaiakolat dan
Klorfeniramin
Maleat (BPFI)
Penetapan Kadar dengan
Metode
Kemometrik
Validasi Metode
Akurasi (% recovery)
Presisi (RSD)
Linearitas (r)
LOD dan LOQ
Variabel
Terikat
Absorbansi
(Parameternya
adalah
Kesalahan
Fotometrik)
Variabel Bebas
Jenis Pelarut:
- Metanol:Air (1:4)
Universitas Sumatera Utara
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Bahan
2.1.1 Parasetamol
Parasetmol larut dalam air, mudah larut dalam air panas. Larut dalam
metanol, etanol, dimetilformamida, etilen diklorida, aseton, etil asetat. Agak sukar
dalam eter. Tidak larut dalam petroleum eter, pentana, benzena (Anonim, 1976).
Spektrum UV parasetamol pada larutan asam mempunyai panjang gelombang
maksimal di sekitar 245 nm dengan nilai A1%
1𝑐𝑚 = 688, pada larutan alkali 257 nm
A1%
1𝑐𝑚 = 715) (Moffat dkk., 2004).
Gambar 2.1 Rumus struktur parasetamol
2.1.2 Gliseril Guaiakolat
Gliseril guaiakolat sangat mudah larut dalam air panas; mudah larut dalam
etanol; larut dalam kloroform, gliserol, propilen glikol, DMF; agak sukar larut
dalam benzena. Praktis tidak larut dalam petroleum eter (Anonim, 1976).
Spektrum UV Gliseril Guaiakolat pada larutan asam mempunyai panjang
gelombang maksimal di sekitar 273 nm dengan nilai A1%
1𝑐𝑚 = 125 (Moffat dkk.,
2004).
Gambar 2.2 Rumus struktur gliseril guaiakolat
Universitas Sumatera Utara
7
2.1.3 Klorfeniramin Maleat
Klorfeniramin maleat (CTM) (Gambar 3) dengan rumus kimia
C16H19CIN2, C4H4O4 (BM 390,9) berbentuk serbuk kristal putih, larut 1 mg/ml
dalam 300 ml etanol, 1 mg/ml dalam 240 ml kloroform, 1 mg/ml dalam 160 ml
air, 1 mg/ml dalam 130 ml metanol, sukar larut dalam benzen dan eter.
Klorfeniramin maleat memiliki absorbansi pada panjang gelombang 265 nm
dalam pelarut asam dengan nilai A1%
1𝑐𝑚 = 302, dan pada panjang gelombang 262
nm pada pelarut basa dengan nilai A1%
1𝑐𝑚 = 205 (Moffat dkk., 2004).
Gambar 2.3 Rumus struktur klorfeniramin maleat
2.2 Spektrofotometri Ultraviolet-Visible (UV-Vis)
2.2.1 Pengertian Spektrofotometri Ultraviolet-Visible
Spektrofotometri merupakan salah satu teknik analisis yang menggunakan
sumber radiasi elektromagnetik sinar ultraviolet dan sinar tampak dengan
memakai instrumen spektrofotometer. Spektrofotometer sesuai dengan namanya
adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer
menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan
fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau
diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif
jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, dan diemisikan sebagai fungsi
Universitas Sumatera Utara
8
dari panjang gelombang. Spektrofotometri UV-Vis mengamati interaksi atom atau
molekul dengan radiasi elektromagnetik pada daerah panjang gelombang 190-380
nm (UV) atau 380-780 nm (Vis) (Gandjar dan Rohman, 2012).
Prinsip kerja spektrofotometri UV-Vis berdasarkan interaksi antara radiasi
elektromagnetik dengan atom, ion, atau molekul. Serapan atom menyebabkan
peralihan atau transisi elektronik, yaitu peningkatan energi elektron dari keadaan
dasar (ground state) ke satu atau lebih tingkat energi yang lebih tinggi atau
tereksitasi (excited state). Transisi terjadi jika energi yang dihasilkan oleh radiasi
sama dengan energi yang diperlukan untuk melakukan transisi (Gandjar dan
Rohman, 2012).
Absorpsi radiasi ultraviolet meningkatkan energi elektron sebuah molekul.
Artinya, energi yang disumbangkan oleh foton-foton memungkinkan elektron
untuk mengatasi kekekangan inti dan energi pindah ke luar ke orbital baru yang
lebih tinggi energinya. Interaksi radiasi elektromagnetik dengan bahan yaitu bila
cahaya jatuh pada senyawa maka sebagian dari cahaya diserap oleh molekul-
molekul sesuai struktur dari molekul. Setiap senyawa mempunyai tingkatan
tenaga yang spesifik. Semua molekul dapat menyerap radiasi elektromagnetik di
Gambar 2.4 Spektrum elektromagnetik
Universitas Sumatera Utara
9
daerah UV-Vis karena memiliki elektron sekutu maupun menyendiri, yang dapat
dieksitasikan ke tingkat energi yang lebih tinggi. Sementara panjang gelombang
yang menunjukkan terjadinya serapan tergantung pada kuat lemahnya ikatan
elektron dalam molekul (Satiadarma dkk., 2004).
Pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi
dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Bila sinar
dikenakan pada prisma maka sinar akan mengalami pembiasan dan hasil yang
diperoleh merupakan sinar monokromatik (Sastrohamidjojo, 2013).
2.2.2 Hukum Lambert-Beer
Menurut hukum Lambert, serapan berbanding lurus terhadap ketebalan sel
yang disinari. Sedangkan menurut Beer, serapan berbanding lurus dengan
konsentrasi. Kedua pernyataan ini dapat dijadikan satu dalam hukum Lambert-
Beer, sehingga diperoleh bahwa serapan berbanding lurus terhadap konsentrasi
dan ketebalan sel, hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa intensitas yang
diteruskan oleh larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan
konsentrasi larutan (Gandjar dan Rohman, 2012).
Hukum Lambert-Beer dikenal dengan persamaan sebagai berikut :
A = a b c (g / L)
Keterangan :
A = Absorbansi
a = absorptivitas
b = tebal kuvel (cm)
c = konsentrasi
Universitas Sumatera Utara
10
Hukum Lambert-Beer menjadi dasar aspek kuantitatif spektrofotometri
dimana konsentrasi dapat dihitung berdasarkan rumus diatas (Muchlisyam dan
Pardede, 2017). Absorptivitas spesifik juga sering digunakan untuk menggantikan
Hukum Lambert-Beer umumnya dikenal dengan persamaan sebagai berikut:
A = A11. b. c (g/100ml)
A = ε b c (mol / L)
Keterangan :
A = Absorbansi
A11 = serapan larutan (1% b/v) dalam kuvet 1 cm
b = tebal kuvel (cm)
c = konsentrasi
ε = absorptivitas molar
2.2.3 Kegunaan Spektrofotometer UV-Vis
Penggunaan utama spektrofotometri ultraviolet-visible adalah dalam
analisis kuantitatif, yaitu menentukan kadar senyawa yang mengabsorpsi radiasi
ultraviolet-visible dengan membandingkan absorban sampel terhadap absorban
senyawa standar yang konsentrasinya diketahui, diukur pada kondisi larutan yang
sama (Satiadarma dkk., 2004).
Kegunaan spektrofotometri ultraviolet dalam analisis kualitatif sangat
terbatas karena rentang daerah radiasi yang relatif sempit hanya dapat
mengakomodasi sedikit sekali puncak absorpsi maksimum dan minimum, karena
itu ide identifikasi senyawa yang tidak diketahui tidak memungkinkan untuk
dilakukan (Satiadarma dkk., 2004).
Metode spektrofotometri memiliki beberapa keuntungan antara lain
kepekaan yang tinggi, analisis, ketelitian yang tinggi, mudah dilakukan, cepat
Universitas Sumatera Utara
11
pengerjaannya, dan dapat digunakan untuk menentukan senyawa campuran
(Satiadarma dkk., 2004). Menurut Muchlisyam dan Pardede (2017),
spektrofotometri ultraviolet dan sinar tampak pada umumnya digunakan untuk:
1. Menentukan jenis kromofor, ikatan rangkap yang terkonjugasi dan auksokrom
dari suatu senyawa organik
2. Menjelaskan informasi dari struktur berdasarkan panjang gelombang
maksimum suatu senyawa
3. Mampu menganalisis senyawa organik secara kuantitatif dengan
menggunakan hukum Lambert-Beer.
2.2.4 Instrumentasi Spektrofotometer UV-Vis
Menurut Gandjar dan Rohman (2012) spektrofotometer UV-Vis terdiri
dari komponen-komponen melitputi:
1. Sumber lampu; lampu deuterium digunakan untuk daerah UV pada panjang
gelombang 190 – 350 nm, sementara lampu halogen kuarsa atau tungsten
digunakan untuk daerah visibel yaitu pada panjang gelombang antara 350 –
900 nm.
2. Monokromator; digunakan untuk mendispersikan sinar ke dalam komponen
panjang gelombangnya yang selanjutnya akan dipilih oleh celah (slit).
Monokromator berputar sedemikian rupa sehingga kisaran panjang gelombang
dilewatkan pada sampel sebagai scan instrumen melewati spektrum.
3. Optik; dapat di desain untuk memecah sumber sinar melewati 2 kompartemen,
dan sebagaimana dalam spektrofotometer berkas ganda (double beam), suatu
larutan blanko dapat digunakan dalam satu kompartemen untuk mengoreksi
pembacaan atau spektrum sampel. Yang paling sering digunakan sebagai
Universitas Sumatera Utara
12
blanko dalam spektrofotometri adalah semua pelarut yang digunakan untuk
melarutkan sampel atau pereaksi.
2.3 Teori Kemometrik
Kemometrik adalah cabang utama yang dikembangkan secara luas di
berbagai bidang farmasi. Nama kemometrik dapat dibagi menjadi dua istilah yaitu
kemo (dari kimia) dan metrik (pengukuran). Simgkatnya kemometrik adalah
istilah yang berhubungan dengan data kimia dan bagaimana mendapatkan
informasi dari data tersebut dengan menggunakan model matematis yang harus
selalu divalidasi sebelum diterapkan. Percobaan dan observasi merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dengan kemometrik, karena harus dilakukan sedemikian
rupa, sehingga semua variabel eksperimen bervariasi yang dapat dicapai dan
destimasi dengan menggunakan desain eksperimental (Muchlisyam dan Pardede,
2017).
Analisis dari suatu observasi mutlak dilakukan dengan matematika, oleh
sebab itu pengembangan perangkat lunak tentang pengetahuan teori matematika
dengan sistem komputerisasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan analisis
kimia (Muchlisyam dan Pardede, 2017).
Teknik kemometrik yang diaplikasikan dalam pembuatan kurva kalibrasi
kuantitatif pada analisis spectral yang berdekatan sangat penting dalam kualiti
kontrol kadar komponen obat dalam campuran obat pada sediaan obat yang terdiri
dari 2 atau 3 komponen obat atau lebih, dan mempunyai panjang gelombang
berdekatan ketika dilakukan tumpang tindih spektrumnya. Selain itu, teknik ini
bisa berhasil diterapkan pada semua metoda analisis dalam spektrofotometri
(Muchlisyam dan Pardede, 2017).
Universitas Sumatera Utara
13
Kemometrik menggunakan metoda multivariate yang menawarkan banyak
keuntungan dalam melakukan analisis spektroskopi kuantitatif berbagai jenis
campuran obat. Pada penetapan kadar campuran obat, perlu dilakukan pendekatan
analisa data multivariat yang harus diimplementasikan, daripada analisis univariat
agar didapatkan informasi yang lebih banyak dan lebih dalam serta akurat
(Muchlisyam dan Pardede, 2017).
Menurut Muchlisyam dan Pardede (2017) prinsip kemometrik adalah
sebagai berikut:
1. Selalu gunakan model matematis untuk koneksitas data pada sampel,
rasionalisasi dan interpretasi data kimia yang diperoleh dengan analisis.
2. Selalu sertakan variabilitas dalam model, dan menangani variabilitas dengan
cara distribusi.
3. Selalu gunakan desain statistic untuk merencanakan rangkaian eksperimen
bila perlu mengubah kondisi atau mengoptimalkan dll daripada mengubah
hanya salah satu factor dan menjaga yang lain tetap.
4. Selalu gunakan metoda analisis data multivariate dan tunjukkan hasilnya
sebagai plot juga.
Kemometrik dapat melaksanakan perhitungan lebih baik karena dapat
mengukur sinyal yang nonselektif dan kemudian menggabungkannya dalam
model multivariate (analisis multivariat), dimana beberapa variabel
dipertimbangkan secara bersamaan. Pengukuran multivariate didefinisikan
sebagai satu karena beberapa pengukuran yang dilakukan pada sampel yang
diperiksa, sehingga lebih dari satu variabel atau respon diukur untuk setiap sampel
(Muchlisyam dan Pardede, 2017).
Universitas Sumatera Utara
14
Metoda regresi kuadrat parsial terkecil (PLS) saling terkait dengan PCR dan
MLR dimana PCR akan menemukan factor yang akan menangkap sebagian besar
varian dalam data sebelum regresi untuk variabel konsentrasi sedangkan MLR
akan mengkolerasikan data dan konsentrasinya (Muchlisyam dan Pardede, 2017).
Metoda ini akan memaksimalkan kovariansi sehingga mengkorelasikan
varian dan data bersama. Penguraian data dilakukan dengan menggunakan
spektral dan data konsentrasi. PLS mensyaratkan lebih sedikit variabel laten
daripada PCR namun hal ini tidak akan mempengaruhi kemampuan prediksi
metoda tersebut. Agar estimasi parameter tambahan menjadi penting, perlu
dilakukan pengukuran jumlah besar (Muchlisyam dan Pardede, 2017).
Menurut Muchlisyam dan Pardede (2017) metoda spektrofotometri UV
multikomponen didasarkan pada pencatatan dan simulasi spectra serapan secara
matematis memberikan keuntungan sebagai berikut:
a. Teknik pemisahan dihilangkan, misalnya: Ekstraksi, konsentrasi unsur
penyusun.
b. Langkah pembersihan yang mungkin diperlukan terhadap gangguan noise.
c. Data spektral mudah didapat dengan mudah. Prosesnya cepat, akurat dan
sederhana.
d. Penerapan luas untuk sistem organik dan anorganik, batas deteksi khas 10-4
sampai 10-5 M dan selektif sedang sampai tinggi.
2.4 Validasi Metode
Validasi adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu pada
prosedur penetapan yang dipakai untuk membuktikan bahwa parameter tersebut
memenuhi persyaratan untuk pengunaannya (Harmita, 2004). Parameter analisis
Universitas Sumatera Utara
15
yang ditentukan pada validasi adalah akurasi, presisi, limit deteksi, limit
kuantitasi, kelinieran dan rentang (Gandjar dan Rohman, 2012).
2.4.1 Akurasi
Akurasi atau kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat
kedekatan hasil analis dengan kadar analit yang sebenarnya. Range nilai %
recovery analit yang dapat diterima adalah 90 – 110 %. Range tersebut bersifat
fleksibel tergantung dari kondisi analit yang diperiksa, jumlah sampel dan kondisi
laboratorium. Akurasi dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery)
analit yang ditambahkan (Harmita, 2004).
2.4.2 Presisi
Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya
diekspresikan sebagai simpangan baku relatif dari sejumlah sampel yang berbeda
signifikan secara statistik. Presisi bisa dinyatakan dalam koefisien variasi (KV)
dan dinyatakan memiliki presisi yang baik apabila KV < 2% (Harmita, 2004).
2.4.3 Batas Deteksi
Batas deteksi didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam
sampel yang masih dapat dideteksi, meskipun tidak selalu dapat dikuantifikasi.
LOD juga dapat dihitung berdasarkan pada simpangan baku residual (RSD) dan
kemiringan (slope) kurva baku pada level yang mendekati LOD (Harmita, 2004).
2.4.4 Batas Kuantitasi
Batas kuantifikasi didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam
sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima
pada kondisi operasional metode yang digunakan. Sebagaimana LOD, LOQ juga
diekspresikan sebagai konsentrasi. Jika konsentrasi LOQ menurun maka presisi
juga menurun (Harmita, 2004).
Universitas Sumatera Utara
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental dengan metode
spektrofotometri UV secara Kemometrik terhadap analisa campuran parasetamol,
gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat yang terkandung pada sediaan sirup.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-Maret 2019.
3.3 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah spektrofotometer
ultraviolet (UV-1800 Shimadzu) yang dilengkapi dengan komputer dan software
UV.probe 2.42 dan software Minitab versi 16.2.4.4., neraca analitik (Boeco
Germany), sonikator (Branson 1510), kuvet 1 cm, alat-alat gelas, serta alat-alat
lainnya yang diperlukan dalam penyiapan sampel dan larutan.
3.4 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah Prasetamol
(BPFI), Gliseril Guaiakolat (BPFI), Klorfeniramin Maleat (BPFI), sirup Unibebi
Cough®, aquadest, metanol p.a.
3.5 Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa
membandingkan antara satu tempat dengan tempat yang lain, karena sampel
dianggap homogen (Sudjana, 2002).
Universitas Sumatera Utara
17
3.6 Prosedur Penelitian
3.6.1 Pembuatan Pereaksi
Dibuat pelarut (metanol : aquadest dengan perbandingan 1:4) sebanyak
500 ml. Dicampurkan 100 ml Metanol p.a dan 400 ml Aquadest ke dalam labu
tentukur, dikocok hingga homogen. Dimasukkan ke dalam wadah.
3.6.2 Pembuatan Larutan Induk Baku
3.6.2.1 Pembuatan Larutan Induk Baku Parasetamol
Ditimbang seksama 0,0250 g parasetamol (BPFI) , dimasukkan kedalam
labu tentukur 50 ml, ditambahkan pelarut ( Metanol : Aquadest dengan
perbandingan 1:4), dikocok hingga larut, dicukupkan sampai garis tanda dengan
pelarut, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 500 µg/ml, larutan ini
disebut larutan induk baku I (LIB I). Dari larutan ini dipipet 5 ml, dimasukkan
kedalam labu 25 ml, diencerkan dengan pelarut sampai garis tanda,dikocok
sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 100 µg/ml
(LIB II).
3.6.2.2 Pembuatan Larutan Induk Baku Gliseril Guaiakolat
Ditimbang seksama 0,0250 g gliseril guaiakolat (BPFI), dimasukkan
kedalam labu tentukur 50 ml, ditambahkan pelarut ( Metanol : Aquadest dengan
perbandingan 1:4), dikocok hingga larut, dicukupkan sampai garis tanda dengan
pelarut, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 500 µg/ml, larutan ini
disebut larutan induk baku I (LIB I). Dari larutan ini dipipet 5 ml, dimasukkan
kedalam labu 25 ml, diencerkan dengan pelarut sampai garis tanda,dikocok
sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 100 µg/ml
(LIB II).
Universitas Sumatera Utara
18
3.6.2.3 Pembuatan Larutan Induk Baku Klorfeniramin Maleat
Ditimbang seksama 0,0250 g klorfeniramin maleat (BPFI) , dimasukkan
kedalam labu tentukur 50 ml, ditambahkan pelarut ( Metanol : Aquadest dengan
perbandingan 1:4), dikocok hingga larut, dicukupkan sampai garis tanda dengan
pelarut, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 500 µg/ml, larutan ini
disebut larutan induk baku I (LIB I). Dari larutan ini dipipet 5 ml, dimasukkan
kedalam labu 25 ml, diencerkan dengan pelarut sampai garis tanda,dikocok
sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 100 µg/ml
(LIB II).
3.6.3 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum
3.6.3.1 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Parasetamol
Dipipet 1,5 ml larutan induk baku (LIB II) parasetamol dimasukkan
kedalam labu ukur 25 ml, kemudian dicukupkan volumenya menggunakan pelarut
metanol p.a : aquadest (1:4) sampai garis tanda dengan konsentrasi 6 µg/ml,
kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm.
3.6.3.2 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Gliseril Guaiakolat
Dipipet 9 ml larutan induk baku (LIB II) gliseril guaiakolat dimasukkan
kedalam labu ukur 25 ml, kemudian dicukupkan volumenya menggunakan pelarut
metanol p.a : aquadest (1:4) sampai garis tanda dengan konsentrasi 36 µg/ml,
kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm.
3.6.3.3 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Klorfeniramin Maleat
Dipipet 7,7 ml larutan induk baku (LIB II) klorfeniramin maleat
dimasukkan kedalam labu ukur 25 ml, kemudian dicukupkan volumenya
menggunakan pelarut metanol p.a : aquadest (1:4) sampai garis tanda dengan
Universitas Sumatera Utara
19
konsentrasi 31 µg/ml, kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 200-
400 nm.
3.6.4 Pembuatan Spektrum Serapan Baku
3.6.4.1Pembuatan Spektrum Serapan Parasetamol
Dipipet larutan induk baku (LIB II) parasetamol sebanyak 0,7 ml; 1,1 ml;
1,5 ml; 1,8 ml; 2,2 ml. Masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml,
diencerkan dengan pelarut ( Metanol : Aquadest dengan perbandingan 1:4) hingga
garis tanda. Dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan
konsentrasi 3 µg/ml ; 4,5 µg/ml ; 6 µg/ml ; 7,5 µg/ml dan 9 µg/ml. Kemudian
diukur serapan pada panjang gelombang 200-400 nm.
3.6.4.2 Pembuatan Spektrum Serapan Gliseril Guaiakolat
Dipipet larutan induk baku (LIB II) griseril guaiakolat sebanyak 5 ml; 7
ml; 9 ml; 11 ml; 13 ml. Masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 25
ml, diencerkan dengan pelarut ( Metanol : Aquadest dengan perbandingan 1:4)
hingga garis tanda. Dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan
konsentrasi 20 µg/ml ; 28 µg/ml ; 36 µg/ml ; 44 µg/ml dan 52 µg/ml. Kemudian
diukur serapan pada panjang gelombang 200-400 nm.
3.6.4.3 Pembuatan Spektrum Serapan Klorfeniramin Maleat
Dipipet Larutan induk baku II (LIB II) parasetamol sebanyak 5,3 ml; 6,5
ml; 7,7 ml; 9 ml; dan 10,3 ml. Masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur
25 ml, diencerkan dengan dengan pelarut metanol:akuades (1:4) hingga garis
tanda. Dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi
21 µg/ml; 26 µg/ml; 31 µg/ml; 36 µg/ml; 41 µg/ml.
Universitas Sumatera Utara
20
3.6.4.4 Pembuatan Spektrum Serapan Campuran Baku Parasetamol, Gliseril
Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat
Ditimbang masing-masing 0,0250 g baku parasetamol, gliseril guaiakolat,
dan klorfeniramin maleat, dimasukkan masing-masing kedalam labu tentukur 25
ml, dilarutkan dengan pelarut ( Metanol : Aquadest dengan perbandingan 1:4)
sampai garis tanda, dan dihomogenkan. Kemudian dipipet 1,5 ml dari larutan
parasetamol, 9 ml dari larutan gliseril guaiakolat, dan 7,7 ml dari larutan
klorfeniramin maleat. Ketiga larutan ini dicampurkan kedalam labu tentukur 25
ml, dicukupkan dengan pelarut ( Metanol : Aquadest dengan perbandingan 1:4)
sampai garis tanda, dikocok hingga homogen. Kemudian dari campuran larutan
tersebut dipipet 1 ml, dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml, dicukupkan
hingga garis tanda dengan pelarut dan dikocok sampai homogen. Diukur serapan
pada panjang gelombang 200-400 nm.
3.6.5 Pembuatan Spektrum Serapan Secara Kemometrik
3.6.5.1 Pembuatan Spektrum Serapan Parasetamol Secara Kemometrik
Spektrum serapan parasetamol pada konsentrasi 6 𝜇g/ml dengan bantuan
software UV probe 2.42 untuk memperoleh spektrum dengan cara menghitung
nilai absorbansi pada panjang gelombang 210-280 nm. Kemudian dilakukan
pengolahan data pada software Minitab versi 16.2.4.4.
3.6.5.2 Pembuatan Spektrum Serapan Griseril Guaiakolat Secara
Kemometrik
Spektrum serapan griseril guaiakolat pada konsentrasi 36 𝜇g/ml dengan
bantuan software UV probe 2.42 untuk memperoleh spektrum dengan cara
menghitung nilai absorbansi pada panjang gelombang 210-280 nm. Kemudian
dilakukan pengolahan data pada software Minitab versi 16.2.4.4.
Universitas Sumatera Utara
21
3.6.5.3 Pembuatan Spektrum Serapan Klorfeniramin Maleat Secara
Kemometrik
Spektrum serapan klorfeniramin maleat pada konsentrasi 31 𝜇g/ml dengan
bantuan software UV probe 2.42 untuk memperoleh spektrum dengan cara
menghitung nilai absorbansi pada panjang gelombang 210-280 nm. Kemudian
dilakukan pengolahan data pada software Minitab versi 16.2.4.4.
3.6.6 Pembuatan Kurva Kalibrasi Secara Kemometrik
3.6.6.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Parasetamol Kemometrik
Nilai Partial Least Squares (Kemometrik) dari spektrum parasetamol pada
panjang gelombang 210-280 nm diplot dengan konsentrasi untuk mendapatkan
persamaan regresi pada software Minitab versi 16.2.4.4.
3.6.6.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi Gliseril Guaiakolat Secara Kemometrik
Nilai Partial Least Squares (Kemometrik) dari spektrum gliseril
guaiakolat pada panjang gelombang 210-280 nm diplot dengan konsentrasi untuk
mendapatkan persamaan regresi pada software Minitab versi 16.2.4.4.
3.6.6.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi Klorfeniramin Maleat Secara
Kemometrik
Nilai Partial Least Squares (Kemometrik) dari spektrum klorfeniramin
maleat pada panjang gelombang 210-280 nm diplot dengan konsentrasi untuk
mendapatkan persamaan regresi pada software Minitab versi 16.2.4.4.
3.6.7 Validasi Metode
3.6.7.1 Akurasi
Uji akurasi dilakukan dengan metode penambahan baku (Standard
Addition Method), yaitu dengan membuat konsentrasi analit sampel dengan
rentang spesifik 80%, 100%, 120%, dimana masing-masing dilakukan sebanyak 3
kali perlakuan. Setiap rentang mengandung 70% analit dan 30% baku
Universitas Sumatera Utara
22
pembanding, kemudian dianalisa dengan perlakuan yang sama seperti pada
penetapan kadar sampel (Harmita, 2004). Spektrum serapan yang dihasilkan
kemudian dibuat spektrum rasio untuk masing-masing parasetamol, gliseril
guaiakolat, dan klorfeniramin maleat, dilakukan double divisor, kemudian
dilanjutkan dengan pembuatan spektrum Kemometrik dan dilakukan penetapan
kadar seperti pada sampel. Menurut Harmita (2004) berikut di bawah merupakan
rumus persen perolehan kembali:
% Perolehan Kembali = CF−CA
CA∗ x 100%
Keterangan :
CF = Konsentrasi sampel setelah penambahan baku
CA = konsentrasi sampel sebelum penambahan baku
CA* = jumlah baku yang ditambahkan
3.6.7.2 Presisi
Menurut Harmita (2004) presisi suatu analisis sering dinyatakan sebagai±
simpangan baku relatif (± SBR) dengan rumus:
SBR = 𝑠
𝑋 x 100%
Keterangan :
SBR = Simpangan baku relatif
S = Simpangan baku
𝑥 = Rerata pengukuran
Universitas Sumatera Utara
23
3.6.7.3 Batas deteksi dan batas kuantitasi
Menurut Satiadarma, dkk., (2004) berdasarkan absorbansi pada λ
analisis dilakukan pada perhitungan LOD dan LOQ sebagai berikut:
SD = √∑(Y− Yi)2
𝑛−2
LOD = 3 x SB
slope
LOQ = 10 x SB
slope
3.6.7.4 Analisis Data Statistik
Menurut Harmita (2004) data perhitungan kadar parasetamol, guaifenesin,
dan klorfeniramin maleat dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji ttabel
distribusi t.
Rumus yang digunakan adalah:
SD = √∑(Xi− X)2
𝑛−1
thitung = 𝑥− 𝑋
𝑆𝐷/ √𝑛
Dasar penolakan data jika thitung ≥ ttabel dan thitung ≤-ttabel pada interval
kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01.
Keterangan:
𝑋 = kadar rerata sampel
X = kadar sampel
SD = standard deviation / simpangan baku
N =jumlah pengulangan
𝛼 = tingkat kepercayaan
Universitas Sumatera Utara
24
3.6.8 Penentuan Kadar Parasetamol, Gliseril Guaiakolat dan Klorfeniramin
Maleat dalam Sediaan Sirup
Dipipet 1 ml sampel sirup mengandung parasetamol, gliseril guaiakolat,
dan klorfeniramin maleat (dilakukan sebanyak 6 kali) kemudian masukkan secara
kuantitatif dalam labu tentukur 50 ml. Dilarutkan dengan metanol: air (1:4)
kemudian dihomogenkan dengan sonikator selama 15 menit. Dicukupkan dengan
pelarut metanol: air (1:4) sampai garis tanda, dikocok hingga homogen. Larutan
tersebut kemudian disaring, lebih kurang 10 ml filtrat pertama dibuang dan filtrat
selanjutnya ditampung. Kemudian dari filtrat ini dipipet 5 ml dan dimasukkan
kedalam labu tentukur 25 ml, dicukupkan dengan pelarut metanol: air (1:4)
sampai garis tanda. Dipipet 1,5 ml dan dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml
kemudian ditambahkan 8,7 ml LIB II gliseril guaiakolat dan 7,7 ml klorfeniramin
maleat. Dicukupkan dengan pelarut metanol: air (1:4) sampai garis tanda sehingga
diperoleh larutan yang mengandung 6 μg/ml parasetamol, 36 μg/ml gliseril
guaiakolat, dan 31 μg/ml klorfeniramin maleat. Diukur serapan pada panjang
gelombang 200-400, dengan bantuan ssoftware UV Probe 2.42 kemudian
dimanipulate dengan tipe data set lalu dipilih operasi pembagian (division), dan di
buat spektrum partial least squares (kemometrik) masing-masing parasetamol,
gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat pada panjang gelombang 210-280
nm dengan interval 2 nm.
Universitas Sumatera Utara
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Penentuan Spektrum Serapan Maksimum
Penentuan spektrum serapan maksimum dilakukan pada panjang
gelombang 200 – 400 nm. Penentuan spectrum serapan maksimum parasetamol
adalah pada konsentrasi 6 µg/ml, gliseril guaiakolat pada konsentrasi 36 µg/ml,
dan klorfeniramin maleat pada konsentrasi 31 μg/ml. Panjang gelombang
maksimum secara praktik untuk parasetamol dalam pelarut (Metanol : Aquadest
dengan perbandingan 1:4) adalah 244,4 nm, gliseril guaiakolat dalam pelarut
(Metanol : Aquadest dengan perbandingan 1:4) adalah 273,2 nm, dan
klorfeniramin maleat dalam pelarut (Metanol : Aquadest dengan perbandingan
1:4) adalah 261,4 nm, yang mana dapat dibandingkan dengan panjang gelombang
maksimum secara teori untuk parasetamol adalah 245 nm, gliseril guaiakolat 273
nm, dan klorfeniramin maleat 262 nm, dengan kata lain panjang gelombang yang
didapat secara praktik memenuhi syarat orientasi ± 1nm (Moffat dkk., 2004).
Spektrum serapan maksimum parasetamol, gliseril guaiakolat, dan
klorfeniramin maleat masing – masing dapat dilihat pada Gambar 4.1, Gambar
4.2, dan Gambar 4.3.
Gambar 4.1 Spektrum Serapan Maksimum Parasetamol (6 µg/mL)
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
Abs.
1.000
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000
Universitas Sumatera Utara
26
Pada Gambar 4.1 dapat menunjukkan bahwa panjang gelombang yang
memberikan serapan maksimum untuk Parasetamol ialah pada lamda = 244,4 nm.
Gambar 4.2 Spektrum Serapan Maksimum Gliseril Guaiakolat (36 µg/ml)
Gambar 4.2 menunjukkan panjang gelombang yang memberikan serapan
maksimum untuk Gliseril Guaiakolat ialah pada lamda = 273,2 nm.
Gambar 4.3 Spektrum Serapan Maksimum Klorfeniramin Maleat (31 µg/ml)
Gambar 4.3 menunjukkan panjang gelombang yang memberikan serapan
maksimum untuk Klorfeniramin Maleat ialah pada lamda = 261,4 nm.
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
Abs.
1.000
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
Abs.
1.000
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000
Universitas Sumatera Utara
27
Gambar 4.4 Spektrum Tumpang Tindih Serapan Maksimum Parasetamol,
Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat
Pada Gambar 4.4 terlihat bahwa spektrum serapan maksimum dari
Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, Klorfeniramin Maleat saling bertumpang tindih
satu sama lain, sehingga tidak dapat dilakukan penetapan kadarnya secara
spektrofotometri biasa karena absorbansi yang dihasilkan sudah merupakan hasil
campuran.
4.2. Penentuan Spektrum Serapan Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan
Klorfeniramin Maleat Pada Berbagai Konsentrasi
Spektrum serapan Parasetamol dibuat pada konsentrasi 3 µg/ml ; 4,5
µg/ml ; 6 µg/ml ; 7,5 µg/ml dan 9 µg/ml. Spektrum serapan Gliseril Guaiakolat
dibuat pada konsentrasi 20 µg/ml ; 28 µg/ml ; 36 µg/ml ; 44 µg/ml dan 52 µg/ml.
Spektrum serapan Klorfeniramin Maleat dibuat pada konsentrasi 21 µg/ml ; 26
µg/ml ; 31 µg/ml ; 36 µg/ml dan 41 µg/ml. Kemudian diukur serapan pada
panjang gelombang 200-400 nm.
Universitas Sumatera Utara
28
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
Abs.
1.000
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
Abs.
1.000
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
Abs.
1.000
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000
Spektrum serapan Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin
Maleat pada berbagai konsentrasi dapat dilihat pada Gambar 4.5, 4.6, dan 4.7.
Gambar 4.5 Spektrum Serapan Parasetamol Pada Berbagai Konsentrasi
Gambar 4.6 Spektrum Serapan Gliseril Guaiakolat Pada Berbagai Konsentrasi
Gambar 4.7 Spektrum Serapan Klorfeniramin Maleat Pada Berbagai Konsentrasi
Universitas Sumatera Utara
29
4.3 Hasil Spektrum Serapan Campuran Baku Parasetamol, Gliseril
Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat
Spektrum serapan campuran baku Parasetamol, Gliseril Guaiakolat,
Klorfeniramin Maleat dibuat dengan konsentrasi 6 µg/ml untuk Parasetamol,
dengan konsentrasi 36 µg/ml untuk Gliseril Guaiakolat, dan 31 µg/ml untuk
Klorferniramin Maleat. Spektrum campuran menghasilkan bentuk yang berbeda
dengan spectrum Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, Klorfeniramin Maleat masing-
masing, karena spektrum serapan campuran adalah kombinasi dari spektrum
penyusunnya.
Spektrum serapan campuran baku Parasetamol, Gliseril Guaiakolat,
Klorfeniramin Maleat dapat dilihat pada Gambar 4.8.
Gambar 4.8 Spektrum serapan Campuran Baku Parasetamol, Gliseril
Guaiakolat, Klorfeniramin Maleat
4.4 Hasil Pembuatan Kurva Kalibrasi Secara Partial Least Squares (PLS)
Partial Least Squares merupakan salah satu jenis kalibrasi multivariat dari
metode Kemometrik yang digunakan untuk melakukan pengolahan data karena
mampu menghasilkan model kalibrasi dengan kemampuan prediksi yang baik
untuk jumlah data yang banyak. Data absorbansi dari 35 set disiapkan sebagai
Universitas Sumatera Utara
30
model kalibrasi diukur pada panjang gelombang 210-280 nm dengan interval
panjang gelombang 2 nm. Rentang panjang gelombang yang dipilih adalah
memberikan hubungan lineritas yang terbaik antara nilai PLS dan konsentrasi
yang ditunjukan dengan nilai koefisien korelasi (nilai ≤ 1 yang mendekati satu).
Koefisien korelasi ini digunakan untuk mengetahui linieritas suatu metode analisis
yang digunakan (Satiadarma, dkk, 2004).
Analisis kalibrasi Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, Klorfeniramin Maleat
dapat dilihat pada Tabel 4.1, Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.
No Konsentrasi (µg/mL)
(X)
Serapan
(Absorbansi) (Y)
1 0,0 0,0000
2 3,0 0,2128
3 4,5 0,3135
4 6,0 0,4236
5 7,5 0,5310
6 9,0 0,6296
a = 14,2430 b = -0,0144
r = 0,99989
Tabel 4.1 Analisis Kalibrasi Parasetamol dengan persamaan regresi PLS
Metode Partial Least Squares
Komponen yang terhitung : set
Jumlah komponen yang dihitung : 1
Model seleksi dan validasi untuk x
Komponen : 1 Variansi x : 1 Penyimpangan:
0,0043297
R- Sq : 0,999990
Koefisien
X Standarisasi x
Konstanta -0,0144 0,000000
Y 14,2430 0,999890
Tabel 4.2 Data hasil validasi silang antara konsentrasi dan absorbansi
parasetamol dengan metode Kemometrik (Partial Least Squares)
pada panjang gelombang 210-280 nm
Universitas Sumatera Utara
31
3,02,52,01,51,00,5
3,0
2,5
2,0
1,5
1,0
0,5
Actual Response
Calc
ulat
ed R
espo
nse
PLS Response Plot(response is c1)
5 components
Gambar 4.9 Kurva plot antara konsentrasi dan absorbansi Parasetamol
dengan metode Kemometrik (Partial Least Squares) pada panjang
gelombang 210-280 nm
No Konsentrasi (µg/mL)
(X)
Serapan
(Absorbansi) (Y)
1 0,0 0,0000
2 20,0 0,2241
3 28,0 0,3153
4 36,0 0,4032
5 44,0 0,4911
6 52,0 0,5754
a = 90,1713 b = -0,1839
r = 0,99987
Tabel 4.3 Analisis Kalibrasi Gliseril Guaiakolat dengan persamaan regresi PLS Metode Partial Least Squares
Komponen yang terhitung : set
Jumlah komponen yang dihitung : 1
Model seleksi dan validasi untuk x
Komponen : 1 Variansi x : 1 Penyimpangan:
0,3359990
R- Sq : 0,999980
Koefisien
X Standarisasi x
Konstanta -0,1893 0,000000
Y 90,1713 0,999870
Tabel 4.4 Data hasil validasi silang antara konsentrasi dan absorbansi
Gliseril Guaiakolat dengan metode Kemometrik (Partial Least
Squares) pada panjang gelombang 210-280 nm
Universitas Sumatera Utara
32
6050403020100
60
50
40
30
20
10
0
Actual Response
Calc
ulat
ed R
espo
nse
PLS Response Plot(response is c1)
5 components
Gambar 4.10 Kurva plot antara konsentrasi dan absorbansi Gliseril dengan
metode Kemometrik (Partial Least Squares) pada panjang
gelombang 210-280 nm.
No Konsentrasi (µg/mL)
(X)
Serapan
(Absorbansi) (Y)
1 0,0 0,0000
2 21,0 0,3024
3 26,0 0,3700
4 31,0 0,4393
5 36,0 0,5095
6 41,0 0,5795
a = 70,8215 b = -0,1487
r = 0,99990
Tabel 4.5 Analisis Kalibrasi Klorfeniramin Maleat dengan persamaan regresi PLS
Metode Partial Least Squares
Komponen yang terhitung : set
Jumlah komponen yang dihitung : 1
Model seleksi dan validasi untuk x
Komponen : 1 Variansi x : 1 Penyimpangan:
0,0559270
R- Sq : 0,999990
Koefisien
X Standarisasi x
Konstanta -0,1487 0,000000
Y 70,8215 0,999900
Tabel 4.6 Data hasil validasi silang antara konsentrasi dan absorbansi
Klorfeniramin Maleat dengan metode Kemometrik (Partial
Least Squares) pada panjang gelombang 210-280 nm.
Universitas Sumatera Utara
33
706050403020100
70
60
50
40
30
20
10
0
Actual Response
Calc
ulat
ed R
espo
nse
PLS Response Plot(response is c1)
5 components
Gambar 4.11 Kurva plot antara konsentrasi dan absorbansi Klorfeniramin Maleat
dengan metode Kemometrik (Partial Least Squares) pada panjang
gelombang 210-280 nm.
Jadi berdasarkan tabel dan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa metode
kemometrik dengan perhitungan secara Partial Least Squares dapat digunakan
terhadap Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat dengan
menggunakan pelarut metanol: air (1:4) karena ketiga zat ini larut dalam pelarut
tersebut (Bhamre dan Rajput, 2015).
4.5 Hasil Validasi Metode
Parameter validasi yang diuji adalah akurasi, presisi, batas deteksi (LOD),
dan batas kuantitasi (LOQ). Akurasi dinyatakan dengan % recovery yang
ditentukan dengan metode adisi standar. Pada penelitian ini dilakukan uji validasi
menggunakan sampel sirup sampel produksi lokal.
Uji akurasi dilakukan dengan membuat tiga konsentrasi sampel dengan
rentang spesifik 80%, 100%, dan 120% dihitung dari kesetaraan penimbangan
pada penetapan kadar sampel, masing-masing rentang spesifik terdiri dari tiga kali
pengulangan yang mengandung 70% analit dan 30% baku. Spektrum PLS uji
perolehan kembali dari parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat
dapat dilihat pada lampiran 39 dan lampiran 40.
Universitas Sumatera Utara
34
Menurut Harmita (2004) persyaratan kadar perolehan kembali (%
recovery) ialah 98-102%. Kadar rata-rata perolehan kembali pada sirup sampel
produksi lokal memenuhi persyaratan dengan 101,03 % parasetamol, 100,25 %
untuk gliseril guaiakolat, dan 100,59% untuk klorfeniramin maleat. Simpangan
baku relatif (RSD) memenuhi persyaratan dengan nilai RSD kurang dari 2% yaitu
0,3998 % untuk parasetamol dan 0,6477 % untuk gliseril guaiakolat, dan 0,5530%
untuk klorfeniramin maleat. Batas deteksi dan batas kuantitasi paarsetamol
berturut-turut adalah 0,75 µg/ml dan 2,52 µg/ml, untuk gliseril guaiakolat berturut
turut adalah 0,98 µg/ml dan 3,27 µg/ml, dan untuk klorfeniramin maleat berturut
turut adalah 5,28 µg/ml dan 17,59 µg/ml. Dari hasil tersebut bahwa metode
analisis campuran parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat
dengan spektrofotometri ultraviolet secara kemometrik dengan perhitungan secara
Partial Least Squares telah memenuhi persyaratan validasi metode.
4.6 Hasil Penetapan Kadar Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan
Klorfeniramin Maleat dalam sediaan Sirup
Spektrum serapan sirup sampel produksi lokal dapat dilihat pada Gambar
4.12
Gambar 4.12 Spektrum Serapan pada Sirup Sampel Produksi Lokal
Universitas Sumatera Utara
35
Pembuatan larutan sampel pada sirup dilakukan dengan metode adisi
standar sampai mencapai konsentrasi maksimum. Pengadisi Gliseril Guaiakolat
dan Klorfeniramin Maleat dilakukan dengan alasan bahwa hasil orientasi sampel
yang diukur mengandung Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin
Maleat dengan perbandingan 24 : 5 : 0,8, dimana serapan Gliseril Guaiakolat dan
Klorfeniramin Maleat yang terukur tidak memenuhi hukum Lambert-beer
(serapan tidak memenuhi rentang 0,2-0,6) sehingga dilakukan adisi sampai
mencapai konsentrasi maksimum.
Menurut Harmita (2004), dalam metode adisi, sejumlah sampel yang
dianalisis ditambah analit dengan kadar yang diperlukan dari kadar analit yang
diperkirakan, dicampur, dan dianalisis, kembali. Selisih kedua hasil dibandingkan
dengan kadar yang sebenarnya. Sampel yang telah dipreparasi kemudian diukur
pada panjang gelombang 200-400 nm.
Spektrum serapan sampel yang diperoleh merupakan campuran dari
spektrum parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat, maka harus
dilakukan pemisahan masing-masing serapan obat dengan cara double divisor
yang kemudian bisa didapat nilai kemometrik yang dihitung secara Partial Least
Squares yaitu dipilih dari panjang gelombang 210-280 nm dengan interval 2 nm,
lalu dari rentang panjang gelombang yang telah dipilih dilakukan perhitungan
pada panjang gelombang yang memenuhi hukum Lambert-Beer saja (0,2-0,6),
yaitu untuk parasetamol pada panjang gelombang 214-270, untuk gliseril
guaiakolat pada panjang gelombang 214-240, dan untuk klorfeniramin maleat
pada panjang gelombang 210-240, kemudian dilakukan pengolahan data pada
software Minitab versi 16.2.4.4.. Kemudian pilih menubar Stat dan pilih toolbar
Regression lalu Partial Least Squares untuk mendapatkan persamaan regresi PLS,
Universitas Sumatera Utara
36
sehingga dapat dihitung konsentrasi sampel. Dirata- ratakan konsentrasi dimana
absorbansi yang diperoleh memenuhi hukum Lambert-Beer (serapan memenuhi
rentang 0,2-0,6) serta dihitung kadar yang diperoleh.
Kadar Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat dapat
dilihat pada tabel 4.7, 4.8, dan 4.9.
Pengulangan Parasetamol
Konsentrasi teori
(µg/ml)
Konsentrasi Praktek
(µg/ml)
Kadar (%)
1 6 5,9977 99,762
2 6 5,9961 99,735
3 6 6,0024 99,841
4 6 6,0040 99,867
5 6 6,0008 99,814
6 6 5,9961 99,735
Tabel 4.7 Kadar Parasetamol pada Sirup Sampel Produksi Lokal
Pengulangan Gliseril Guaiakolat
Konsentrasi teori
(µg/ml)
Konsentrasi Praktek
(µg/ml)
Kadar (%)
1 36 36,1156 99,488
2 36 36,1151 99,597
3 36 36,1720 99,643
4 36 36,0536 99,317
5 36 36,2240 99,787
6 36 36,0225 99,232
Tabel 4.8 Kadar Gliseril Guaiakolat pada Sirup Sampel Produksi Lokal
Pengulangan Klorfeniramin Maleat
Konsentrasi teori
(µg/ml)
Konsentrasi Praktek
(µg/ml)
Kadar (%)
1 31 30,9009 99,401
2 31 30,8502 99,238
3 31 30,9627 99,600
4 31 30,8252 99,158
5 31 30,9458 99,545
6 31 30,9380 99,520
Tabel 4.9 Kadar Klorfeniramin Maleat pada Sirup Sampel Produksi Lokal
Universitas Sumatera Utara
37
Hasil penetapan kadar secara statistik Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan
Klorfeniramin Maleat dapat dilihat pada Tabel 4.10
No. Obat Kadar (%) Kandungan
dalam etiket
Persyaratan
Kadar (%)
1 Parasetamol 99,70 – 99,88 120 mg/ 5 ml 90-110
2 Gliseril Guaikolat 99,16 – 99,85 25 mg/ 5 ml 95-105
3 Klorfeniramin Maleat 99,15 – 99,70 1 mg/ 5 ml 90-110
Tabel 4.10 Kadar Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat
pada Sirup Sampel Produksi Lokal secara Statistik
Rentang kadar parasetamol, gliseril guaikolat, dan klorfeniramin maleat
pada sirup sampel produk lokal masing-masing adalah 99,70 – 99,88, 99,16 –
99,85%, dan 99,15 – 99,70%. Kadar tersebut telah memenuhi persyaratan kadar
yang tertera pada USP XXII NF XVII.yaitu 90 - 110% untuk parasetamol dan
klorfeniramin maleat dan 95 - 105% untuk gliseril guaiakolat.
Universitas Sumatera Utara
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
Metode spektrofotometer ultraviolet secara Kemometrik memenuhi
persyaratan validasi sehingga dapat digunakan dalam penetapan kadar
parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat dalam sediaan
sirup.
b. Kadar parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat dalam
sediaan sirup sampel produksi lokal memenuhi persyaratan USP XXII NF
XVII. (1989) yaitu untuk parasetamol dan klorfeniramin maleat yaitu 90%
- 110% dan untuk gliseril guaiakolat 95% - 105%, dimana kadar yang
diperoleh pada sirup sampel produksi lokal adalah 99,70 – 99,88% untuk
parasetamol, 99,16 – 99,85% untuk gliseril guaiakolat, dan 99,15 –
99,70% untuk klorfeniramin maleat.
5.2 Saran
Disarankan pada penelitian selanjutnya agar dilakukan penetapan kadar
campuran menggunakan obat yang lain dengan metode spektrofotometri
ultraviolet secara kemometrik.
Universitas Sumatera Utara
39
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1976. The Merck Index. An Encyclopedia of Chemical and Drugs. Ninth
Edition. USA: Merck and Co, Inc. Halaman 36, 4402-4403.
Bhamre, P. R., Rajput S. J. 2015. DEVELOPMENT OF HPLC AND
CHEMOMETRIC ASSISTED SPECTROPHOTOMETIC METHODS
FOR THE SIMULTANEOUS OF FIVE ACTIVE INGREDIENTS IN
COUGH AND COLD TABLETS AND THEIR APPLICATION TO
DISSOLUTION STUDY. International Journal of Pharmacy and
Pharmaceutical Sciences. Vol. 8(1), 1-8.
Chaudhary, J., Jain, A., Saini, V. 2011. SIMULTANEOUS ESTIMATION OF
..MULTICOMPONENT FORMULATIONS UV-VISIBLE
..SPECTROSCOPY: AN OVERVIEW. IRJP. ..2(12): 81-83.
Ditjen POM Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI. Halaman 769-770, 806.
Dzulfianto, A. 2015. ANALISIS PARASETAMOL, KAFEIN DAN
PROPIFENAZOL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV
DAN KEMOMETRIKA TANPA TAHAP PEMISAHAN. Skripsi.
Fakultas Farmasi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Gandjar, I. G., Rohman, A., 2012. Kimia Farmasi Analisis. Cetakan X. Pustaka
..Pelajar: ..Yogyakarta. Halaman 228-234.
Harmita. 2004. PETUNJUK PELAKSANAAN VALIDASI METODE DAN
CARA PERHITUNGANNYA. Review Artikel. Majalah Ilmu
Kefarmasian. 1(3): 117-135.
Hidayanti, E. D. 2017. PENENTUAN KADAR FENOL TOTAL BUBUK KOPI
PRODUKSI NASIONAL MENGGUNAKAN METODE NIR-
KEMOMETRIK. Skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas Jember. Jember.
Moffat, A. C., Osselton, M. D., Widdop, B. 2004. Clarke’s Analysis of Drugs and
Poisons in Pharmaceuticals, Body Fluids and Postmortem Material. 4th
Ed. ..London: Pharmaceutical Press. Halaman 1087, 1468, ..dan 1856
Muchlisyam, Pardede, T. R. 2017. Spektrofotometri dan Analisis Multikomponen
Obat. Medan: USU Press. Halaman 20-21 dan 97.
Panjaitan, D. N. 2018. VALIDASI METODE KEMOMETRIK PADA
PENETAPAN KADAR BETAMETASON DAN NEOMISIN DALAM
SEDIAAN KRIM SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET.
Skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Permenkes No 73. 2016. STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI
APOTEK. Jakarta: ..Kementerian Kesehatan R.I.
Sastrohamidjojo, H. 2013. Dasar-Dasar Spektroskopi. Cetakan I. Gadjah Mada
.University ..Press: Yogyakarta. Halaman 1-3.
Satiadarma, K., Mulja, H. M., Tjahjono, D. H., Kartasasmita, R. E. 2004. Asas
Pengembangan Prosedur Analisis. Edisi Pertama. Airlaga University .Press:
Jakarta. Halaman 87-94.
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Edisi keenam. Cetak ulang kedua. Bandung:
Penerbit Tarsito. Halaman 168.
Universitas Sumatera Utara
40
USP XXII NF XVII. 1989. The United States Pharmacopeia. USP XXII/ The
.National ..Formulary, NF XVII. Rockville, MD: U.S Pharmacopeial
.Convention, Inc. ..Halaman 1293.
Wijaningtyas, T. D. H. 2015. KOMBINASI SPEKTROFOTOMETRI UV DAN
KALIBRASI MULTIVARIAT UNTUK ANALISIS PARASETAMOL,
ASETOSAL, DAN KAFEIN DALAM SEDIAAN TABLET. Skripsi.
Fakultas Farmasi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Universitas Sumatera Utara
41
Lampiran 1. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan
Maksimum Parasetamol
Baku Parasetamol
Dimasukkan kedalam labu
tentukur 25 ml
dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda
Dipipet 1,5 ml
Parasetamol ( 6 µg/ml)
Ditimbang sebanyak 0,0250 g
Dimasukkan kedalam labu
tentukur 50 ml
Dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut
metanol : air (1:4) sampai garis tanda
Dipipet 5,0 ml
LIB I Parasetamol (500 µg/ml)
LIB II Parasetamol (100 µg/ml)
Dimasukkan kedalam labu
tentukur 25 ml
Dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda
Diukur serapan pada panjang gelombang 200-
400 nm
Panjang gelombang maksimum (λ)
Parasetamol = 244,4 nm
Universitas Sumatera Utara
42
Lampiran 2. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan
Maksimum Gliseril Guaiakolat
Baku Gliseril Guaiakolat
Dimasukkan kedalam labu
tentukur 25 ml
dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda
Dipipet 9 ml
Gliseril Guaiakolat (36 µg/ml)
Ditimbang sebanyak 0,0250 g
Dimasukkan kedalam labu
tentukur 50 ml
Dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut
metanol : air (1:4) sampai garis tanda
Dipipet 5,0 ml
LIB I Gliseril Guaiakolat (500 µg/ml)
LIB II Gliseril Guaiakolat (100 µg/ml)
Dimasukkan kedalam labu
tentukur 25 ml
Dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda
Diukur serapan pada panjang gelombang 200-
400 nm
Panjang gelombang maksimum (λ)
Gliseril Guaiakolat = 273,2 nm
Universitas Sumatera Utara
43
Lampiran 3. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan
Maksimum Klorfeniramin Maleat
Baku Klorfeniramin Maleat
Dimasukkan kedalam labu
tentukur 25 ml
dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda
Dipipet 7,8 ml
Klorfeniramin Maleat ( 31 µg/ml)
Ditimbang sebanyak 0,0250 g
Dimasukkan kedalam labu
tentukur 50 ml
Dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut
metanol : air (1:4) sampai garis tanda
Dipipet 5,0 ml
LIB I Klorfeniramin Maleat (500 µg/ml)
LIB II Klorfeniramin Maleat (100 µg/ml)
Dimasukkan kedalam labu
tentukur 25 ml
Dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda
Diukur serapan pada panjang gelombang 200-
400 nm
Panjang gelombang maksimum (λ)
Klorfeniramin Maleat = 261,4 nm
Universitas Sumatera Utara
44
Lampiran 4. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan
Maksimum Parasetamol
LIB II Parasetamol (100 µg/ml)
Dipipet masing-masing sebanyak 0,7 ml; 1,1
ml; 1,5 ml; 1,8 ml; 2,2 ml
Dimasukkanmasing-masing kedalam labu
tentukur 25 ml
Dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut
metanol : air (1:4) sampai garis tanda
Diukur serapan pada panjang gelombang
200-400 nm
Larutan Standar Parasetamol
(3 µg/ml; 4,5 µg/ml; 6 µg/ml; 7,5
µg/ml; 9 µg/ml)
Spektrum Serapan Parasetamol
Universitas Sumatera Utara
45
Lampiran 5. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan
Maksimum Gliseril Guaiakolat
LIB II Gliseril Guaiakolat (100 µg/ml)
Dipipet masing-masing sebanyak 5 ml; 7 ml; 9
ml; 11 ml; 11 ml
Dimasukkanmasing-masing kedalam labu
tentukur 25 ml
Dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut
metanol : air (1:4) sampai garis tanda
Diukur serapan pada panjang gelombang
200-400 nm
Larutan Standar Gliseril Guaiakolat
(20 µg/ml; 28 µg/ml; 36 µg/ml; 44
µg/ml; 52 µg/ml)
Spektrum Serapan Gliseril Guaiakolat
Universitas Sumatera Utara
46
Lampiran 6. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan
Maksimum Klorfeniramin Maleat
LIB II Klorfeniramin Maleat (100 µg/ml)
Dipipet masing-masing sebanyak 5,3 ml; 6,5
ml; 7,8 ml; 9 ml; 10,3 ml
Dimasukkanmasing-masing kedalam labu
tentukur 25 ml
Dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut
metanol : air (1:4) sampai garis tanda
Diukur serapan pada panjang gelombang
200-400 nm
Larutan Standar Klorfeniramin
Maleat (21 µg/ml; 26 µg/ml; 31
µg/ml; 36 µg/ml; 41 µg/ml)
Spektrum Serapan Klorfeniramin Maleat
Universitas Sumatera Utara
47
Lampiran 7. Bagan Alir Pembuatan Larutan Baku Campuran Parasetamol,
Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat
dimasukkan ke dalam
labu tentukur 25 ml
dilarutkan dan
dicukupkan dengan
pelarut metanol : air
(1 : 4)
dipipet 1,5 ml
dicampur ketiga larutan kedalam
labu tentukur 25 ml dicukupkan
dengan pelarut
dipipet 1,5 ml dimasukkan ke
dalam labu tentukur 25 ml dan
dicukupkan dengan pelarut
diukur serapan pada panjang
gelombang 200-400 nm
dipipet 7,7 ml dipipet 9 ml
dilarutkan dan
dicukupkan
dengan pelarut
metanol : air
(1 : 4)
dimasukkan ke dalam labu
tentukur 25 ml dilarutkan dan
dicukupkan dengan
pelarut metanol : air
(1 : 4)
dimasukkan ke dalam
labu tentukur 25 ml
Parasetamol = 0,0250
g
Klorfeniramin Maleat
= 0,0250 g
Larutan Parasetamol
(1000 µg/ml)
Larutan Gliseril
Guaiakolat
(1000 µg/ml)
Larutan Campuran Baku Parasetamol, Gliseril
Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat
Parasetamol : 6 µg/ml
Gliseril Guaiakolat : 36 µg/ml
Klorfeniramin Maleat : 31 µg/ml
Spektrum Serapan Campuran Baku Parasetamol,
Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat
Gliseril
Guaiakolat = 0,0250 g
Larutan
Klorfeniramin Maleat
(1000 µg/ml)
Universitas Sumatera Utara
48
Lampiran 8. Bagan Alir Pembuatan Kurva Kalibrasi Spektrum Parasetamol
secara Kemometrik (Partial Least Squares)
Spektrum Serapan Parasetamol
Diukur masing-masing area padapanjang
gelombang 210-280 nm.
diplot nilai PLS dengan konsentrasi
masing-masing serapan
Spektrum Serapan PLS Parasetamol
Universitas Sumatera Utara
49
Lampiran 9. Bagan Alir Pembuatan Kurva Kalibrasi Spektrum Gliseril
Guaiakolat secara Kemometrik (Partial Least Squares)
Spektrum Serapan Gliseril Guaiakolat
Diukur masing-masing area padapanjang
gelombang 210-280 nm.
diplot nilai PLS dengan konsentrasi
masing-masing serapan
Spektrum Serapan PLS Gliseril
Guaiakolat
Universitas Sumatera Utara
50
Lampiran 10. Bagan Alir Pembuatan Kurva Kalibrasi Spektrum Klorfeniramin
Maleat secara Kemometrik (Partial Least Squares)
Spektrum Serapan Klorfeniramin Maleat
Diukur masing-masing area pada panjang
gelombang 210-280 nm.
diplot nilai PLS dengan konsentrasi
masing-masing serapan
Spektrum Serapan PLS Klorfeniramin
Maleat
Universitas Sumatera Utara
51
Lampiran 11. Bagan Alir Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum
Parasetamol secara Kemometrik (Partial Least Squares)
Spektrum serapan maksimum
Parasetamol (6 µg/ml)
Diukur masing-masing pada panjang
gelombang 210-280nm.
Spektrum Serapan PLS Parasetamol
pada panjang gelombang 210-280 nm.
Universitas Sumatera Utara
52
Lampiran 12. Bagan Alir Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Gliseril
Guaiakolat secara Kemometrik (Partial Least Squares)
Spektrum serapan maksimum
Gliseril Guaiakolat (36 µg/ml)
Diukur masing-masing pada panjang
gelombang 210-280 nm.
Spektrum Serapan PLS Gliseril
Guaiakolat pada panjang gelombang
210-280 nm.
Universitas Sumatera Utara
53
Lampiran 13. Bagan Alir Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum
Klorfeniramin Maleat secara Kemometrik (Partial Least
Squares)
Spektrum serapan maksimum
Klorfeniramin Maleat (31 µg/ml)
Diukur masing-masing pada panjang
gelombang 210-280 nm.
Spektrum Serapan PLS Klorfeniramin
Maleat pada panjang gelombang 210-
280 nm.
Universitas Sumatera Utara
54
Lampiran 14.Bagan Alir Pembuatan Spektrum Campuran Baku Parasetamol,
Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat secara Kemometrik
(Partial Least Squares)
Spektrum serapan campuran baku
Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan
Klorfeniramin Maleat
Diukur masing-masing pada panjang
gelombang 210-280 nm.
Spektrum Serapan PLS Campuran
pada panjang gelombang 210-280 nm.
Universitas Sumatera Utara
55
Lampiran 15. Bagan Alir Penentuan Kadar Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan
Klorfeniramin Maleat dalam Sediaan Sirup Sampel Produksi Lokal
dipipet 1 ml sampel setara dengan 25 mg
parasetamol (dilakukan 6 kali pengulangan)
dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml
dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut
sampai garis tanda
dihomogenkan dengan sonikator selama 15
menit
dipipet 5 ml
dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml
dicukupkan dengan pelarut
dipipet 1,5 ml dimasukkan kedalam labu
tentukur 25 ml
ditambahkan 8,7 ml LIB II gliseril guaiakolat
dan 7,7 ml LIB II klorfeniramin maleat
dicukupkan dengan pelarut
diukur serapan pada 200-400 nm
dibuat spektrum serapan sampel secara PLS
dan dihitung konsentrasinya masing-masing
Parasetamol = 500 µg/ml
Gliseril Guaiakolat = 100 µg/ml
Klorfeniramin Maleat = 4 µg/ml
Parasetamol = 100 µg/ml
Gliseril Guaiakolat = 20 µg/ml
Klorfeniramin Maleat = 0,8 µg/ml
Parasetamol = 6 µg/ml
Gliseril Guaiakolat = 36,4 µg/ml
Klorfeniramin Maleat = 31,3 µg/ml
Spektrum serapan sampel
Kadar
Sirup Sampel Produksi Lokal
Universitas Sumatera Utara
56
Lampiran 16. Bagan Alir Prosedur Penelitian secara Keseluruhan
Pembuatan Larutan Induk Baku
(LIB) Parasetamol, Gliseril
Guaiakolat dan Klorfeniramin
Maleat
Pembuatan dan pengukuran serapan
larutan standar Parasetamol, Gliseril
Guaiakolat dan Klorfeniramin
Maleat
Pengukuran Spektrum Serapan
Maksimum Parasetamol, Gliseril
Guaiakolat dan Klorfeniramin
Maleat
Pengukuran PLS Parasetamol,
Gliseril Guaiakolat dan
Klorfeniramin Maleat pada
spektrum serapan maksimum
Penentuan rentang panjang
gelombang PLS untuk masing-
masing obat melalui pembuatan
kurva kalibrasi PLS dari
pengukuran serapan larutan standar
Pengukuran spektrum serapan
campuran baku Parasetamol,
Gliseril Guaiakolat dan
Klorfeniramin Maleat
Diperoleh persamaan untuk
penentuan konsentrasi masing-
masing obat
Pengujian Validasi metode
Penetapan Kadar Sampel
Pengukuran spektrum serapan
campuran baku Parasetamol,
Gliseril Guaiakolat dan
Klorfeniramin Maleat secara PLS
Membagi masing-masing serapan
obat dengan cara double divisor
Universitas Sumatera Utara
57
Lampiran 17. Perhitungan Penentuan Konsentrasi Serapan Baku Parasetamol,
Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat Berdasarkan
Hukum Lambert-Beer
a) Perhitungan Penentuan Konsentrasi Serapan Baku Parasetamol
i. A = 0,2323 iv. A = 0,5353
A = A11.b.c (g/100 mL) A = A1
1.b.c (g/100 mL)
0,2323 = 715(1) c 0,5353 = 715 (1) c
C = 0,00032 g/100 mL C = 0,000748 g/100 mL
C = 3,2 µg/Ml C = 7,48 µg/mL
ii. A = 0,3333 v. A = 0,6363
A = A11.b.c (g/100 mL) A = A1
1.b.c (g/100 mL)
0,3333 = 715 (1) c 0,633 = 715 (1) c
C = 0,00046 g/100 mL C = 0,000889 g/100 mL
C = 4,6 µg/mL C = 8,89 µg/mL
iii. A = 0,4343
A = A11.b.c (g/100 mL)
0,4343 = 715 (1) c
C = 0,0006 g/100 mL
C = 6 μg/mL
Universitas Sumatera Utara
58
Lampiran 17. (Lanjutan)
b) Perhitungan Penentuan Konsentrasi Serapan Baku Gliseril Guaiakolat
i. A = 0,2323 iv. A = 0,5353
A = A11.b.c (g/100 mL) A = A1
1.b.c (g/100 mL)
0,2323 = 125 (1) c 0,5353 = 125 (1) c
C = 0,001858 g/100 mL C = 0,004282 g/100 mL
C = 18,58 µg /mL C = 42,82 µg/mL
ii. A = 0,3333 A = 0,6363
A = A11.b.c (g/100 mL) v. A = A1
1.b.c (g/100 mL)
0,3333 = 125 (1) c 0,6363 = 125 (1) c
C = 0,002666 g/100 mL C = 0,005090 g/100 mL
C = 26,66 µg/mL C = 50,90 µg/mL
iii. A = 0,4343
A = A11.b.c (g/100 mL)
0,4343 = 125 (1) c
C = 0,003474 g/100 mL
C = 34,74 μg/mL
Universitas Sumatera Utara
59
Lampiran 17. (Lanjutan)
c) Perhitungan Penentuan Konsentrasi Serapan Baku Klorfeniramin Maleat
i. A = 0,2323 iv. A = 0,5353
A = A11.b.c (g/100 mL) A = A1
1.b.c (g/100 mL)
0,2323 = 205 (1) c 0,5353 = 205 (1) c
C = 0,001133 g/100 mL C = 0,002611 g/100 mL
C = 11, 33 µg /mL C = 26,11 µg/mL
ii. A = 0,3333 v. A = 0,6363
A = A11.b.c (g/100 mL) A = A1
1.b.c (g/100 mL)
0,3333 = 205 (1) c 0,6363 = 205 (1) c
C = 0,001625 g/100 mL C = 0,003103g/100 mL
C = 16,25 µg/mL C = 31,03 µg/mL
iii. A = 0,4343
A = A11.b.c (g/100 mL)
0,4343 = 205 (1) c
C = 0,002118 g/100 mL
C = 21,18 μg/mL
Universitas Sumatera Utara
60
Lampiran 18. Data Perhitungan Kalibrasi, Persamaan Regresi, dan Koefisien
Korelasi Parasetamol
No Konsentrasi (µg/mL)
(X)
Serapan
(Absorbansi) (Y)
1 0,0 0,0000
2 3,0 0,2128
3 4,5 0,3153
4 6,0 0,4236
5 7,5 0,5310
6 9,0 0,6296
No X Y XY X2 Y2
1 0,0 0,0000 0,00000 0,00 0,000000
2 3,0 0,2128 0,63840 9,00 0,045283
3 4,5 0,3153 1,41885 20,25 0,099414
4 6,0 0,4236 2,54160 36,00 0,179436
5 7,5 0,5310 3,98250 56,25 0,281961
6 9,0 0,6296 5,66640 81,00 0,396396
∑X= 30,0
X= 5,0
∑Y=
2,1123
Y= 0,3521
∑XY=
14,24775
∑X2=
202,50
∑Y2=
1,002490
a = 0,07021 b = 0,00101 r = 0,99989
Persamaan regresi yang diperoleh adalah y= 0,07021x + 0,00101
Universitas Sumatera Utara
61
Lampiran 19. Data Perhitungan Kalibrasi, Persamaan Regresi, dan Koefisien
Korelasi Gliseril Guaiakolat
No Konsentrasi (µg/mL)
(X)
Serapan
(Absorbansi) (Y)
1 0,0 0,0000
2 20,0 0,2241
3 28,0 0,3153
4 36,0 0,4032
5 44,0 0,4911
6 52,0 0,5754
No X Y XY X2 Y2
1 0,0 0,0000 0,00000 0,00 0,000000
2 20,0 0,2241 4,48200 400,00 0,050220
3 28,0 0,3153 8,82840 784,00 0,099414
4 36,0 0,4032 14,51520 1296,00 0,162570
5 44,0 0,4911 21,60840 1936,00 0,241179
6 52,0 0,5754 29,92080 2704,00 0,331085
∑X= 180,0
X = 30,0
∑Y=
2,0091
Y= 0,3348
∑XY=
79,34580
∑X2=
7120,00
∑Y2=
0,884469
a = 0,01109 b = 0,00204 r = 0,99987
Persamaan regresi yang diperoleh adalah y= 0,01109 x + 0,00204
Universitas Sumatera Utara
62
Lampiran 20. Data Perhitungan Kalibrasi, Persamaan Regresi, dan Koefisien
Korelasi Klorfeniramin Maleat
No Konsentrasi (µg/mL)
(X)
Serapan
(Absorbansi) (Y)
1 0,0 0,0000
2 21,0 0,3024
3 26,0 0,3700
4 31,0 0,4393
5 36,0 0,5095
6 41,0 0,5795
No X Y XY X2 Y2
1 0,0 0,0000 0,00000 0,00 0,000000
2 21,0 0,3024 6,53040 441,0 0,091445
3 26,0 0,3700 9,62000 676,0 0,136900
4 31,0 0,4393 13,61830 961,0 0,192984
5 36,0 0,5095 18,34200 1296,0 0,259590
6 41,0 0,5795 23,7595 1681,0 0,335820
∑X= 155,0
X= 25,8
∑Y=
2,174
Y= 0,3623
∑XY=
71,69020
∑X2=
5055,0
∑Y2=
1,016740
a = 0,01412 b = 0,00210 r = 0,99990
Persamaan regresi yang diperoleh adalah y= 0,01412 x + 0,00210
Universitas Sumatera Utara
63
Lampiran 21. Perhitungan Penetapan Kadar Teoritis Parasetamol, Gliseril
Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat
Dalam Sediaan Sirup
Tiap 5 ml mengandung :
Parasetamol = 120 mg
Gliseril guaikolat = 25 mg
Klorfeniramin maleat = 1 mg
Sampel yang dipipet adalah 1 ml sehingga mengandung:
Parasetamol = 25 mg
Gliseril guaikolat = 5 mg
Klorfeniramin maleat = 0,2 mg
Dilarutkan dengan pelarut metanol : air (1 : 4) di dalam labu tentukur 50 ml
sampai garis tanda. Larutan kemudian disonikasi selama 15 menit.
Konsentrasi parasetamol = 25 𝑥 1000 𝜇𝑔
50 𝑚𝑙 = 500 𝜇𝑔/𝑚𝑙
Konsentrasi gliseril guaikolat = 5 𝑥 1000 𝜇𝑔
50 𝑚𝑙 = 100 𝜇𝑔/𝑚𝑙
Konsentrasi klorfeniramin maleat = 0,2 𝑥 1000 𝜇𝑔
50 𝑚𝑙 = 4 𝜇𝑔/𝑚𝑙
Kemudian dipipet 5 ml dan dimasukkan kedalam labu 25 ml dan diencerkan
dengan pelarut hingga garis tanda.
Konsentrasi parasetamol = 500 𝜇𝑔/𝑚𝑙 𝑥 5 𝑚𝑙
25 𝑚𝑙 = 100 𝜇𝑔/𝑚𝑙
Konsentrasi gliseril guaikolat = 100 𝜇𝑔/𝑚𝑙 𝑥 5 𝑚𝑙
25 𝑚𝑙 = 20 𝜇𝑔/𝑚𝑙
Konsentrasi klorfeniramin maleat = 4 𝜇𝑔/𝑚𝑙 𝑥 5 𝑚𝑙
25 𝑚𝑙 = 0,8 𝜇𝑔/𝑚𝑙
Universitas Sumatera Utara
64
Lampiran 21. (Lanjutan)
Kemudian dipipet lagi 1,5 ml kedalam labu tentukur 25 ml, lalu ditambahkan 8,7
ml LIB II gliseril guaiakolat dan 7,7 ml LIB II klorfeniramin maleat (metode
adisi standar) lalu diencerkan dengan pelarut sampai garis tanda.
Konsentrasi parasetamol = 100
𝜇𝑔
𝑚𝑙𝑥 1,5 𝑚𝑙
25 𝑚𝑙 = 6 𝜇𝑔/𝑚𝑙
Konsentrasi gliseril guaikolat = 20
𝜇𝑔
𝑚𝑙𝑥 1,5
25 𝑚𝑙 = 1,2 𝜇𝑔/𝑚𝑙
Konsentrasi gliseril guaikolat yang akan diadisikan ( metode adisi standar):
Konsentrasi gliseril guaikolat = 36 𝜇𝑔
𝑚𝑙 – 1,2
𝜇𝑔
𝑚𝑙
= 34,8 𝜇𝑔/𝑚𝑙
Volume larutan LIB II gliseril guaikolat yang dipipet untuk mengadisi :
V1 x C1 = V1 x C1
V1 x 100 𝜇𝑔
𝑚𝑙 = 25 ml x 34,8
𝜇𝑔
𝑚𝑙
V1 = 8,7 ml
Volume yang dipipet 8,7 ml
8,7 x 100 𝜇𝑔
𝑚𝑙 = 25 ml x C2
C2 = 34,8 µg/ml
Konsentrasi larutan gliseril guaikolat yang diukur = 1,2 𝜇𝑔/𝑚𝑙 + 34,8 𝜇𝑔/𝑚𝑙
= 36,05 𝜇𝑔/𝑚𝑙
Konsentrasi klorfeniramin maleat= 0,8
𝜇𝑔
𝑚𝑙𝑥 1,5
25 𝑚𝑙 = 0,048 𝜇𝑔/𝑚𝑙
Konsentrasi klorfeniramin maleat yang akan diadisikan ( metode adisi standar):
Konsentrasi klorfeniramin maleat = 31 𝜇𝑔
𝑚𝑙 – 0,048
𝜇𝑔
𝑚𝑙
= 30,952 𝜇𝑔/𝑚𝑙
Universitas Sumatera Utara
65
Lampiran 21. (Lanjutan)
Volume larutan LIB II gliseril guaikolat yang dipipet untuk mengadisi :
V1 x C1 = V1 x C1
V1 x 100 𝜇𝑔
𝑚𝑙 = 25 ml x 30,952
𝜇𝑔
𝑚𝑙
V1 = 7,7 ml
Volume yang dipipet 7,7 ml
7,7 x 100 𝜇𝑔
𝑚𝑙 = 25 ml x C2
C2 = 30,8 µg/ml
Konsentrasi larutan Klorfeniramin Maleat yang diukur
= 0,048 𝜇𝑔/𝑚𝑙 + 30,8 𝜇𝑔/𝑚𝑙
= 30,85 𝜇𝑔/𝑚𝑙
Universitas Sumatera Utara
66
Lampiran 22. Contoh Perhitungan Kadar dalam Rentang PLS dari
Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat dalam
Sirup Sampel Produksi Lokal
Perhitungan Kadar Parasetamol dalam Sirup Sampel Produksi Lokal
WL A 1 A 2 A 3 A 4 A 5 A 6 C 1 C 2 C 3 C 4 C 5 C 6
210 0,153 0,157 0,102 0,175 0,172 0,184 2,165 2,222 1,438 2,478 2,435 2,606
212 0,197 0,194 0,119 0,187 0,201 0,223 2,791 2,749 1,681 2,649 2,848 3,162
214 0,252 0,254 0,16 0,213 0,266 0,274 3,575 3,603 2,264 3,019 3,774 3,888
216 0,273 0,26 0,208 0,246 0,253 0,26 3,874 3,689 2,948 3,489 3,589 3,689
218 0,252 0,244 0,202 0,24 0,261 0,26 3,575 3,461 2,863 3,404 3,703 3,689
220 0,264 0,247 0,241 0,257 0,267 0,247 3,746 3,504 3,418 3,646 3,788 3,504
222 0,249 0,232 0,236 0,235 0,252 0,249 3,532 3,290 3,347 3,333 3,575 3,532
224 0,238 0,239 0,245 0,236 0,247 0,236 3,375 3,390 3,475 3,347 3,504 3,347
226 0,227 0,225 0,247 0,229 0,247 0,234 3,219 3,190 3,504 3,247 3,504 3,318
228 0,231 0,221 0,24 0,226 0,232 0,236 3,276 3,133 3,404 3,205 3,290 3,347
230 0,22 0,222 0,231 0,223 0,231 0,229 3,119 3,148 3,276 3,162 3,276 3,247
232 0,213 0,213 0,23 0,216 0,221 0,22 3,019 3,019 3,261 3,062 3,133 3,119
234 0,194 0,193 0,226 0,196 0,2 0,201 2,749 2,734 3,205 2,777 2,834 2,848
236 0,168 0,168 0,216 0,171 0,174 0,174 2,378 2,378 3,062 2,421 2,464 2,464
238 0,144 0,145 0,197 0,146 0,149 0,149 2,037 2,051 2,791 2,065 2,108 2,108
240 0,128 0,127 0,171 0,129 0,131 0,131 1,809 1,794 2,421 1,823 1,851 1,851
242 0,117 0,117 0,146 0,118 0,121 0,12 1,652 1,652 2,065 1,666 1,709 1,695
244 0,113 0,113 0,129 0,114 0,116 0,116 1,595 1,595 1,823 1,609 1,638 1,638
246 0,115 0,114 0,119 0,116 0,117 0,117 1,624 1,609 1,681 1,638 1,652 1,652
248 0,119 0,119 0,114 0,12 0,122 0,122 1,681 1,681 1,609 1,695 1,723 1,723
250 0,128 0,128 0,116 0,129 0,131 0,13 1,809 1,809 1,638 1,823 1,851 1,837
252 0,141 0,141 0,121 0,142 0,144 0,144 1,994 1,994 1,709 2,008 2,037 2,037
254 0,16 0,16 0,129 0,162 0,163 0,163 2,264 2,264 1,823 2,293 2,307 2,307
256 0,184 0,184 0,143 0,188 0,188 0,187 2,606 2,606 2,022 2,663 2,663 2,649
258 0,214 0,214 0,162 0,216 0,218 0,218 3,034 3,034 2,293 3,062 3,091 3,091
260 0,253 0,253 0,186 0,255 0,258 0,257 3,589 3,589 2,635 3,618 3,660 3,646
262 0,303 0,302 0,217 0,306 0,308 0,308 4,301 4,287 3,076 4,344 4,372 4,372
264 0,364 0,364 0,256 0,368 0,372 0,371 5,170 5,170 3,632 5,227 5,284 5,270
266 0,444 0,444 0,307 0,45 0,453 0,452 6,309 6,309 4,358 6,395 6,438 6,423
268 0,541 0,54 0,37 0,549 0,552 0,552 7,691 7,677 5,256 7,805 7,848 7,848
270 0,65 0,651 0,451 0,66 0,664 0,664 9,244 9,258 6,409 9,386 9,443 9,443
272 0,846 0,846 0,55 0,811 0,788 0,789 12,035 12,035 7,819 11,537 11,209 11,223
274 0,944 0,944 0,662 0,96 0,967 0,968 13,431 13,431 9,414 13,659 13,759 13,773
276 1,061 1,059 0,803 1,078 1,087 1,089 15,097 15,069 11,423 15,340 15,468 15,496
278 1,166 1,164 0,963 1,187 1,196 1,196 16,593 16,564 13,702 16,892 17,020 17,020
280 1,252 1,251 1,08 1,275 1,284 1,283 17,818 17,804 15,368 18,145 18,274 18,259
5,998 5,996 6,002 6,004 6,001 5,996
99,762 99,736 99,841 99,868 99,815 99,736
Universitas Sumatera Utara
67
Lampiran 22. (Lanjutan)
Contoh perhitungan :
Dengan menggunakan persamaan regresi
x = (y * 14,2430) - 0,0144
x = (0,153 * 14,2430) – 0,0144
x = 2,1647
Sehingga diperoleh nilai konsentrasi untuk setiap absorbansi
Kemudian dilakukan rata- rata pada konsentrasi yang mempunyai nilai absorbansi
0,2-0,6 sehingga diperoleh konsentrasi praktik dan dilakukan perhitungan kadar
C= CPraktek / CTeori x standart kemurnian baku (%)
C= 5,997 / 6 x 99,8% = 99,762 %
Universitas Sumatera Utara
68
Lampiran 22. (Lanjutan)
Perhitungan Kadar Gliseril Guaiakolat dalam Sirup Sampel Produksi Lokal
WL A 1 A 2 A 3 A 4 A 5 A 6 C 1 C 2 C 3 C 4 C 5 C 6
210 0,162 0,166 0,169 0,186 0,182 0,195 14,424 14,785 15,055 16,588 16,227 17,400
212 0,195 0,192 0,206 0,185 0,199 0,221 17,400 17,129 18,391 16,498 17,760 19,744
214 0,234 0,237 0,188 0,198 0,248 0,255 20,916 21,187 16,768 17,670 22,179 22,810
216 0,246 0,235 0,218 0,222 0,228 0,234 21,998 21,006 19,473 19,834 20,375 20,916
218 0,226 0,218 0,211 0,215 0,234 0,232 20,195 19,473 18,842 19,203 20,916 20,736
220 0,24 0,223 0,222 0,233 0,241 0,223 21,457 19,924 19,834 20,826 21,547 19,924
222 0,232 0,216 0,23 0,218 0,234 0,231 20,736 19,293 20,555 19,473 20,916 20,646
224 0,232 0,233 0,234 0,23 0,241 0,23 20,736 20,826 20,916 20,555 21,547 20,555
226 0,237 0,234 0,241 0,239 0,258 0,244 21,187 20,916 21,547 21,367 23,080 21,818
228 0,266 0,254 0,266 0,261 0,268 0,272 23,802 22,720 23,802 23,351 23,982 24,343
230 0,293 0,295 0,301 0,297 0,307 0,305 26,236 26,417 26,958 26,597 27,499 27,318
232 0,346 0,345 0,351 0,349 0,358 0,357 31,015 30,925 31,466 31,286 32,097 32,007
234 0,406 0,405 0,412 0,409 0,42 0,42 36,426 36,335 36,967 36,696 37,688 37,688
236 0,475 0,474 0,482 0,481 0,491 0,491 42,647 42,557 43,279 43,188 44,090 44,090
238 0,545 0,546 0,552 0,551 0,563 0,563 48,959 49,050 49,591 49,500 50,583 50,583
240 0,616 0,615 0,624 0,624 0,635 0,635 55,362 55,271 56,083 56,083 57,075 57,075
242 0,67 0,67 0,68 0,677 0,691 0,69 60,231 60,231 61,133 60,862 62,124 62,034
244 0,701 0,7 0,709 0,708 0,719 0,718 63,026 62,936 63,748 63,657 64,649 64,559
246 0,71 0,709 0,718 0,716 0,728 0,726 63,838 63,748 64,559 64,379 65,461 65,280
248 0,698 0,645 0,706 0,705 0,715 0,714 62,756 57,977 63,477 63,387 64,289 64,198
250 0,683 0,684 0,692 0,69 0,698 0,697 61,403 61,493 62,215 62,034 62,756 62,665
252 0,669 0,67 0,678 0,675 0,684 0,682 60,141 60,231 60,952 60,682 61,493 61,313
254 0,657 0,657 0,664 0,663 0,67 0,668 59,059 59,059 59,690 59,600 60,231 60,051
256 0,651 0,65 0,658 0,656 0,664 0,661 58,518 58,427 59,149 58,968 59,690 59,419
258 0,657 0,656 0,664 0,662 0,669 0,667 59,059 58,968 59,690 59,510 60,141 59,960
260 0,662 0,662 0,669 0,668 0,674 0,673 59,510 59,510 60,141 60,051 60,592 60,501
262 0,676 0,673 0,684 0,683 0,688 0,687 60,772 60,501 61,493 61,403 61,854 61,764
264 0,712 0,712 0,724 0,72 0,727 0,726 64,018 64,018 65,100 64,739 65,371 65,280
266 0,765 0,764 0,777 0,775 0,781 0,779 68,797 68,707 69,879 69,699 70,240 70,060
268 0,803 0,802 0,816 0,815 0,82 0,82 72,224 72,133 73,396 73,306 73,757 73,757
270 0,848 0,849 0,864 0,862 0,867 0,867 76,281 76,372 77,724 77,544 77,995 77,995
272 0,937 0,935 0,955 0,952 0,957 0,958 84,307 84,126 85,930 85,659 86,110 86,200
274 1,053 1,053 1,074 1,071 1,079 1,08 94,766 94,766 96,660 96,390 97,111 97,201
276 1,164 1,162 1,185 1,183 1,193 1,195 104,775 104,595 106,669 106,489 107,390 107,571
278 1,3 1,298 1,325 1,323 1,333 1,333 117,039 116,858 119,293 119,113 120,014 120,014
280 1,469 1,468 1,495 1,495 1,506 1,505 132,278 132,188 134,622 134,622 135,614 135,524
36,116 36,155 36,172 36,054 36,224 36,023
99,489 99,597 99,644 99,318 99,787 99,232
Universitas Sumatera Utara
69
Lampiran 22. (Lanjutan)
Contoh perhitungan :
Dengan menggunakan persamaan regresi
x = (y * 90,1713) - 0,01839
x = (0,162 * 90,1713) – 0,01839
x = 14,4238
Sehingga diperoleh nilai konsentrasi untuk setiap absorbansi
Kemudian dilakukan rata- rata pada konsentrasi yang mempunyai nilai absorbansi
0,2-0,6 sehingga diperoleh konsentrasi praktik dan dilakukan perhitungan kadar
C= CPraktek / CTeori x standart kemurnian baku (%)
C= 36,115 / 36 x 99,17% = 99,488 %
Universitas Sumatera Utara
70
Lampiran 22. (Lanjutan)
Perhitungan Kadar Klorfeniramin Maleat dalam Sirup Sampel Produksi
Lokal
WL A 1 A 2 A 3 A 4 A 5 A 6 C 1 C 2 C 3 C 4 C 5 C 6
210 0,219 0,224 0,228 0,25 0,246 0,263 15,361 15,715 15,999 17,557 17,273 18,477
212 0,266 0,262 0,281 0,252 0,272 0,301 18,690 18,407 19,752 17,698 19,115 21,169
214 0,328 0,332 0,263 0,277 0,348 0,357 23,081 23,364 18,477 19,469 24,497 25,135
216 0,35 0,334 0,31 0,316 0,325 0,333 24,639 23,506 21,806 22,231 22,868 23,435
218 0,326 0,315 0,305 0,311 0,338 0,336 22,939 22,160 21,452 21,877 23,789 23,647
220 0,348 0,325 0,322 0,339 0,351 0,325 24,497 22,868 22,656 23,860 24,710 22,868
222 0,337 0,314 0,334 0,317 0,34 0,336 23,718 22,089 23,506 22,302 23,931 23,647
224 0,336 0,338 0,339 0,333 0,349 0,333 23,647 23,789 23,860 23,435 24,568 23,435
226 0,338 0,335 0,345 0,342 0,368 0,349 23,789 23,577 24,285 24,072 25,914 24,568
228 0,371 0,355 0,371 0,364 0,373 0,379 26,126 24,993 26,126 25,630 26,268 26,693
230 0,394 0,398 0,405 0,4 0,413 0,411 27,755 28,038 28,534 28,180 29,101 28,959
232 0,444 0,443 0,451 0,449 0,461 0,459 31,296 31,225 31,792 31,650 32,500 32,358
234 0,492 0,491 0,5 0,497 0,509 0,509 34,695 34,625 35,262 35,050 35,899 35,899
236 0,543 0,542 0,551 0,55 0,561 0,561 38,307 38,237 38,874 38,803 39,582 39,582
238 0,594 0,595 0,601 0,601 0,613 0,613 41,919 41,990 42,415 42,415 43,265 43,265
240 0,65 0,649 0,658 0,658 0,67 0,67 45,885 45,814 46,452 46,452 47,302 47,302
242 0,693 0,694 0,704 0,702 0,671 0,671 48,931 49,001 49,710 49,568 47,373 47,373
244 0,645 0,719 0,728 0,727 0,695 0,695 45,531 50,772 51,409 51,339 49,072 49,072
246 0,656 0,726 0,736 0,734 0,746 0,744 46,310 51,268 51,976 51,834 52,684 52,542
248 0,717 0,717 0,725 0,724 0,734 0,732 50,630 50,630 51,197 51,126 51,834 51,693
250 0,705 0,705 0,713 0,711 0,72 0,719 49,780 49,780 50,347 50,205 50,843 50,772
252 0,695 0,696 0,704 0,702 0,711 0,709 49,072 49,143 49,710 49,568 50,205 50,064
254 0,69 0,69 0,697 0,696 0,704 0,701 48,718 48,718 49,214 49,143 49,710 49,497
256 0,693 0,692 0,701 0,699 0,707 0,704 48,931 48,860 49,497 49,356 49,922 49,710
258 0,713 0,712 0,721 0,719 0,726 0,724 50,347 50,276 50,914 50,772 51,268 51,126
260 0,736 0,736 0,744 0,743 0,749 0,748 51,976 51,976 52,542 52,472 52,897 52,826
262 0,774 0,771 0,784 0,782 0,788 0,787 54,667 54,455 55,375 55,234 55,659 55,588
264 0,851 0,85 0,865 0,861 0,869 0,868 60,120 60,050 61,112 60,829 61,395 61,324
266 0,964 0,963 0,98 0,977 0,984 0,982 68,123 68,052 69,256 69,044 69,540 69,398
268 1,074 1,072 1,092 1,09 1,097 1,097 75,914 75,772 77,188 77,047 77,542 77,542
270 1,208 1,209 1,231 1,227 1,235 1,234 85,404 85,474 87,033 86,749 87,316 87,245
272 1,444 1,442 1,472 1,467 1,475 1,477 102,118 101,976 104,101 103,746 104,313 104,455
274 1,75 1,749 1,785 1,779 1,793 1,794 123,789 123,718 126,268 125,843 126,834 126,905
276 1,999 1,996 2,036 2,033 2,049 2,052 141,423 141,211 144,044 143,831 144,965 145,177
278 2,269 2,265 2,313 2,31 2,328 2,327 160,545 160,262 163,661 163,449 164,724 164,653
280 2,558 2,556 2,603 2,604 2,623 2,621 181,013 180,871 184,200 184,270 185,616 185,474
30,901 30,850 30,963 30,825 30,946 30,938
99,401 99,238 99,600 99,158 99,546 99,521
Universitas Sumatera Utara
71
Lampiran 22. (Lanjutan)
Contoh perhitungan :
Dengan menggunakan persamaan regresi
x = (y * 70,8215) - 0,1487
x = (0,219 * 70,8215) – 0,1487
x = 15,3612
Sehingga diperoleh nilai konsentrasi untuk setiap absorbansi
Kemudian dilakukan rata- rata pada konsentrasi yang mempunyai nilai absorbansi
0,2-0,6 sehingga diperoleh konsentrasi praktik dan dilakukan perhitungan kadar
C= CPraktek / CTeori x standart kemurnian baku (%)
C= 30,900 / 31 x 99,72% = 99,401%
Universitas Sumatera Utara
72
Lampiran 23. Data Kadar Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin
Maleat dalam Sediaan Sirup Sampel Produksi Lokal
Kadar Parasetamol
Pengulangan Parasetamol
Konsentrasi teori
(µg/mL)
Konsentrasi Praktek
(µg/mL)
Kadar (%)
1 6 5,9977 99,762
2 6 5,9961 99,735
3 6 6,0024 99,841
4 6 6,0040 99,867
5 6 6,0008 99,814
6 6 5,9961 99,735
Kadar= Konsentrasi praktik x Pemurnian baku (tetera di sertifikat pengujian)
Konsentrasi teoritis
Contoh perhitungan pada pengulangan pertama
Kadar Parasetamol = 5,9977 µg/mL x 99,8 % = 99,762 %
6 µg/ml
Kadar Gliseril Guaiakolat
Pengulangan Gliseril Guaiakolat
Konsentrasi teori
(µg/mL)
Konsentrasi Praktek
(µg/mL)
Kadar (%)
1 36 36,1156 99,488
2 36 36,1151 99,597
3 36 36,1720 99,643
4 36 36,0536 99,317
5 36 36,2240 99,787
6 36 36,0225 99,232
Kadar= Konsentrasi praktik x Pemurnian baku (tetera di sertifikat pengujian)
Konsentrasi teoritis
Contoh perhitungan pada pengulangan pertama
Kadar Gliseril Guaiakolat = 36,1156 µg/mL x 99,17 % = 99,488 %
36 µg/mL
Universitas Sumatera Utara
73
Lampiran 23. (Lanjutan)
Kadar Klofeniramin Maleat
Pengulangan Klorfeniramin Maleat
Konsentrasi teori
(µg/mL)
Konsentrasi Praktek
(µg/mL)
Kadar (%)
1 31 30,9009 99,401
2 31 30,8502 99,238
3 31 30,9627 99,600
4 31 30,8252 99,158
5 31 30,9458 99,545
6 31 30,9380 99,520
Kadar= Konsentrasi praktik x Pemurnian baku (tetera di sertifikat pengujian)
Konsentrasi teoritis
Contoh perhitungan pada pengulangan pertama
Kadar Sulfametoksazol = 30,9009 µg/mL x 99,72 % = 99,401 %
31 µg/mL
Universitas Sumatera Utara
74
Lampiran 24. Perhitungan Kadar Parasetamol, Klorfeniramin Maleat, dan
Gliseril Guaiakolat secara Statistik pada Sirup Sampel Produksi
Lokal
Kadar Parasetamol
SD = √∑(Xi− X)2
𝑛−1 = √
0,015821433
5 = 0,056251992
Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai 𝛼 = 0,01, n= 6; dk=5, dari daftar tabel
distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,0321
Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - ttabel
thitung = [(𝑥𝑖−𝑥)
𝑆𝐷/√𝑛]
thitung 1 = [(𝑥𝑖−𝑥)
𝑆𝐷/√𝑛] = [
−0,0307
0,056251992/√6] = 1,337
thitung 2 = [(𝑥𝑖−𝑥)
𝑆𝐷/√𝑛] = [
−0,0570
0,056251992/√6] = 2,483
thitung 3 = [(𝑥𝑖−𝑥)
𝑆𝐷/√𝑛] = [
0,0482
0,056251992/√6] = 2,101
thitung 4 = [(𝑥𝑖−𝑥)
𝑆𝐷/√𝑛] = [
0,0745
0,056251992/√6] = 3,247
thitung 5 = [(𝑥𝑖−𝑥)
𝑆𝐷/√𝑛] = [
−0,0219
0,056251992/√6] = 0,955
thitung 6 = [(𝑥𝑖−𝑥)
𝑆𝐷/√𝑛] = [
−0,0570
0,056251992/√6] = 2,483
No Kadar (%) (X) (X- X) (X- X)2
1 99,762 -0,0307 0,000943127
2 99,735 -0,0570 0,003252825
3 99,841 0,0482 0,002328946
4 99,867 0,0745 0,005562523
5 99,814 0,0219 0,000481187
6 99,735 -0,0570 0,003252825
X= 99,792
∑ =
0,015821433
Universitas Sumatera Utara
75
Lampiran 24. (Lanjutan)
Dari data diatas diperoleh bahwa thitung ≤ ttabel , maka semua data tersebut
diterima sehingga rentang kadar Parasetamol yaitu :
µ = X ± t tabel x SD/√𝑛
µ = 99,792 ± (4,0321 x 0,056251992/√6)
µ = (99,792 ± 0,0925) %
µ = (99,884 – 99,700) %
Universitas Sumatera Utara
76
Lampiran 24. (Lanjutan)
Kadar Gliseril Guaiakolat
SD = √∑(Xi− X)2
𝑛−1 = √
0,21705884
5 = 0,208354909
Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai 𝛼 = 0,01, n= 6; dk= 5, dari daftar table
distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,0321
Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - ttabel
thitung = [(𝑥𝑖−𝑥)
𝑆𝐷/√𝑛]
thitung 1 = [(𝑥𝑖−𝑥)
𝑆𝐷/√𝑛] = [
−0,0225
0,208354909/√6] = 0,264
thitung 2 = [(𝑥𝑖−𝑥)
𝑆𝐷/√𝑛] = [
0,0861
0,208354909/√6] = 1,012
thitung 3 = [(𝑥𝑖−𝑥)
𝑆𝐷/√𝑛] = [
0,1327
0,208354909/√6] = 1,560
thitung 4 = [(𝑥𝑖−𝑥)
𝑆𝐷/√𝑛] = [
−0,1932
0,208354909/√6] = 2,272
thitung 5 = [(𝑥𝑖−𝑥)
𝑆𝐷/√𝑛] = [
0,2760
0,208354909/√6] = 3,245
thitung 6 = [(𝑥𝑖−𝑥)
𝑆𝐷/√𝑛] = [
−0,2761
0,208354909/√6] = 3,281
No Kadar (%) (X) (Xi- X) (Xi- X)2
1 99,488 -0,0225 0,000507429
2 99,597 0,0861 0,007421383
3 99,643 0,1327 0,017615093
4 99,317 -0,1932 0,037364521
5 99,787 0,2760 0,076230109
6 99,232 -0,2761 0,077920304
X= 99,511
∑ =
0,21705884
Universitas Sumatera Utara
77
Lampiran 24. (Lanjutan)
Dari data diatas diperoleh bahwa thitung ≤ ttabel , maka semua data tersebut
diterima sehingga rentang kadar Gliseril Guaiakolat yaitu :
µ = X ± t tabel x SD/√𝑛
µ = 99,511 ± (4,0321 x 0,208354909/√6)
µ = (99,511 ± 0,3429) %
µ = (99,853 – 99,168 %
Universitas Sumatera Utara
78
Lampiran 24. (Lanjutan)
Kadar Klorfeniramin Maleat
SD = √∑(Xi− X)2
𝑛−1 = √
0,159899262
5 = 0,178829115
Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai 𝛼 = 0,01, n= 6; dk= 5, dari daftar table
distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,0321
Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - ttabel
thitung = [(𝑥𝑖−𝑥)
𝑆𝐷/√𝑛]
thitung 1 = [(𝑥𝑖−𝑥)
𝑆𝐷/√𝑛] = [
−0,0094
0,159899262/√6] = 0,128
thitung 2 = [(𝑥𝑖−𝑥)
𝑆𝐷/√𝑛] = [
−0,1723
0,159899262/√6] = 2,360
thitung 3 = [(𝑥𝑖−𝑥)
𝑆𝐷/√𝑛] = [
0,1894
0,159899262/√6] = 2,595
thitung 4 = [(𝑥𝑖−𝑥)
𝑆𝐷/√𝑛] = [
−0,2527
0,159899262/√6] = 3,461
thitung 5 = [(𝑥𝑖−𝑥)
𝑆𝐷/√𝑛] = [
0,3251
0,159899262/√6] = 1,851
thitung 6 = [(𝑥𝑖−𝑥)
𝑆𝐷/√𝑛] = [
0,1098
0,159899262/√6] = 1,504
No Kadar (%) (X) (Xi- X) (Xi- X)2
1 99,401 -0,0094 0,000088439
2 99,238 -0,1723 0,029698314
3 99,600 0,1894 0,035908224
4 99,158 -0,2527 0,063876449
5 99,545 0,1351 0,018264497
6 99,520 0,1098 0,012063339
X= 99,410
∑ =
0,159899262
Universitas Sumatera Utara
79
Lampiran 24. (Lanjutan)
Dari data diatas diperoleh bahwa thitung ≤ ttabel , maka semua data tersebut
diterima sehingga rentang kadar Klorfeniramin Maleat yaitu :
µ = X ± t tabel x SD/√𝑛
µ = 99,410 ± (4,0321 x 0,159899262√6)
µ = (99,410 ± 0,2943) %
µ = (99,704 – 99,157) %
Universitas Sumatera Utara
80
Lampiran 25. Contoh Perhitungan Persentase Perolehan Kembali (% Recovery)
Sampel yang digunakan adalah UNIBEBI® Cough Syrup
Tiap 5 mL sirup mengandung:
Parasetamol 120 mg
Gliseril Guaiakolat 25 mg
Klorfeniramin Maleat 1 mg
Berat kesetaraan sampel pada penetapan kadar = 25 mg
Perolehan 80%
Perhitungan untuk penimbangan
Parasetamol
=80
100x 25 mg = 20 mg
20 mg PCT tersebut berasal 70% dari sirup dan 30% berasal dari baku PCT
Maka sampel yang ditimbang setara dengan
=70
100x 20 mg = 14 mg
Oleh karena itu sampel yang dipipet adalah
=14 mg
120 mgx 5 ml = 0,58 ml
Baku Parasetamol yang ditambahkan adalah
=30
100 x 20 mg = 6 mg
Gliseril Guaiakolat
GG yang terdapat dalam 0,58 ml sampel
=0,58 ml
5 mlx (25 𝑚𝑔) = 2,9 mg
Baku Gliseril Guaiakolat yang ditambahkan adalah
=30
100x 25 mg x
20 mg
120 mg= 1,25 mg
Klorfeniramin Maleat
CTM yang terdapat dalam 0,58 ml sampel
=0,58 ml
5 mlx 1 mg = 0,116 mg
Universitas Sumatera Utara
81
Baku Klorfeniramin Maleat yang ditambahkan adalah
=30
100x 1 mg x
20 mg
120 mg= 0,05 mg
Perolehan 100%
Parasetamol
=100
100x 25 mg = 25 mg
25 mg PCT tersebut berasal 70% dari sirup dan 30% berasal dari baku PCT
Maka sampel yang ditimbang setara dengan
=70
100x 25 mg = 17,5 mg
Oleh karena itu sampel yang dipipet adalah
=17,5 mg
120 mgx 5 ml = 0,73 ml
Baku Parasetamol yang ditambahkan adalah
=30
100 x 25 mg = 7,5 mg
Gliseril Guaiakolat
GG yang terdapat dalam 0,73 ml sampel
=0,73 ml
5 mlx 25 mg = 3,65 mg
Baku GG yang ditambahkan adalah
=30
100x 25 mg x
25 mg
120 mg= 1,5625 mg
Klorfeniramin Maleat
CTM yang terdapat dalam 0,73 ml sampel
=0,73 ml
5 mlx 1 mg = 0,146 mg
Baku CTM yang ditambahkan adalah
=30
100x 1 mg x
25 mg
120 mg= 0,0625 mg
Universitas Sumatera Utara
82
Perolehan 120%
Parasetamol
=120
100x 25 mg = 30 mg
30 mg Parasetamol tersebut berasal 70% dari sirup dan 30% berasal dari baku
Parasetamol,
Maka sampel yang ditimbang setara dengan
=70
100x 30 mg = 21 mg
Oleh karena itu sampel yang dipipet adalah
=21 mg
120 mgx 5 ml = 0,875 ml
Baku Parasetamol yang ditambahkan adalah
=30
100 x 30 mg = 9 mg
Gliseril Guaiakolat (GG)
GG yang terdapat dalam 0,875 ml sampel
=0,875 ml
5 mlx 25 mg = 4,375 mg
Baku GG yang ditambahkan adalah
=30
100x 25 mg x
30 mg
120 mg= 1,875 mg
Klorfeniramin Maleat (CTM)
CTM yang terdapat dalam 0,875 ml sampel
=0,875 ml
5 mlx 1 mg = 0,175 mg
Baku CTM yang ditambahkan adalah
=30
100x 1 mg x
30 mg
120 mg= 0,075 mg
Persentase perolehan kembali:% Recovery = 𝐶𝐹−𝐶𝐴
CA∗ x 100%
Keterangan:
CF = Konsentrasi sampel setelah penambahan bahan baku
CA = Konsentrasi sampel sebelum penambahan bahan baku
CA*= Jumlah baku yang ditambahkan (dikali pemurnian baku)
Universitas Sumatera Utara
83
Lampiran 26. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Parasetamol pada Sirup
Sampel Produksi Lokal dengan Metode Penambahan Baku
(Standart Addition Method)
Rent
ang
spesi
fik
(%)
Nilain PLS Bobot % recovery
Sebelum
penambaha
n baku
Sesudah
penambaha
n baku
Sebelum
penambah
an baku
Sesudah
penambah
an baku
Baku
yang
ditamba
hkan
80 0,195 0,210 24,749 30,99 6,14 101,78
0,200 0,216 25,441 31,68 6,24 101,34
0,200 0,213 25,441 31,39 5,94 100,96 100 0,203 0,222 25,018 32,35 7,33 100,66
0,200 0,228 24,847 32,59 7,74 101,43
0,202 0,219 24,950 32,59 7,64 100,75 120 0,226 0,248 25,335 34,57 9,23 100,56
0,235 0,244 25,152 34,41 9,26 100,82
0,228 0,256 25,182 34,46 9,27 100,99
Rata- rata % recovery 101,03
Standard Deviation (SD) 0,4039
Relative Standard Deviation (RSD) 0,3998
Contoh perhitungan :
Rentang Spesifik Parasetamol 80%-1
Faktor pengenceran = 25 𝑚𝑙
1,5 𝑚𝑙 𝑥
25 𝑚𝑙
5 𝑚𝑙 = 83,33
Diperoleh konsentrasi sebelum penambahan baku dalam labu akhir adalah µg/ml,
maka bobotnya adalah:
Bobot dalam labu awal = 5,49 µg/ml x 83,33 x 50 ml
= 24749 µg = 24,74 mg
Diperoleh konsentrasi setelah penambahan baku dalam labu akhir adalah µg/ml,
maka bobotnya adalah:
Bobot dalam labu awal = 7,44 µg/ml x 83,33 x 50 ml
= 30998 µg = 30,99 mg
% Recovery = 𝐶𝐹−𝐶𝐴
𝐶𝐴∗ x 100 %
= 30,99 mg−24,74 mg
6,14 mg x 100 %
= 101,78%
Universitas Sumatera Utara
84
Lampiran 27. Perhitungan Kadar Perolehan Kembali Parasetamol secara
Statistik
No Kadar Perolehan
Kembali (%) (X)
(Xi- X)
(Xi- X)2
1 101,78 0,7478 0,5592
2 101,34 0,3078 0,0947
3 100,96 -0,0722 0,0052
4 100,66 0,3722 0,1385
5 101,43 0,3978 0,1582
6 100,75 -0,2822 0,0796
7 100,56 -0,4722 0,2230
8 100,82 -0,2122 0,0450
9 100,99 -0,0422 0,0018
X= 101,03
∑ = 1,3100
SD = √∑(Xi− X)2
𝑛−1 = √
1,3100
8 = 0,4039
RSD = SD x 100% = 0,400 x 100% = 0,3998
X 101,03
Universitas Sumatera Utara
85
Lampiran 28. Perhitungan Simpangan Baku, Batas Deteksi (LOD), dan Batas
Kuantitasi (LOQ) Parasetamol
No X Y Yi Y-Yi (Y-Yi)2
1 0 0 0.0016 -0.00164 0.0000027
2 3 0,037 0.0334 0.00364 0.0000133
3 4,5 0,048 0.0492 -0.00121 0.0000015
4 6 0,066 0.0651 0.00093 0.0000009
5 7,5 0,078 0.0809 -0.00293 0.0000086
6 9 0,098 0.0968 0.00121 0.0000015
∑(Y − Yi) 2 0.0000284
S𝑌𝑋⁄ = SB =√
(Y−Yi)2
𝑛−2
= √0.0000284
4
= 0.0026
LOD = 3 𝑥 𝑆𝐵
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
= 3 𝑥 0.0026
0,01057143
= 0,75 µg/ml
LOQ = 10 𝑥 𝑆𝐵
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
= 10 𝑥 0.0026
0,01057143
= 2,52 µg/ml
Universitas Sumatera Utara
86
Lampiran 29. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Gliseril Guaiakolat pada
Sirup Sampel Produksi Lokal dengan Metode Penambahan Baku
(Standart Addition Method)
Rent
ang
spesi
fik
(%)
Nilain PLS Bobot % recovery
Sebelum
penambaha
n baku
Sesudah
penambaha
n baku
Sebelum
penambah
an baku
Sesudah
penambah
an baku
Baku
yang
ditamba
hkan
80 0,195 0,210 5,073 6,271 1,2 99,82
0,200 0,216 5,085 6,288 1,2 101,04
0,200 0,213 5,085 6,175 1,1 99,86 100 0,203 0,222 5,087 6,717 1,65 99,58
0,200 0,228 5,088 6,758 1,68 100,19
0,202 0,219 5,101 6,758 1,65 101,24 120 0,226 0,248 5,006 6,953 1,95 100,69
0,235 0,244 5,089 7,011 1,93 99,38
0,228 0,256 5,066 7,006 1,95 100,42
Rata- rata % recovery 100,25
Standard Deviation (SD) 0,6493
Relative Standard Deviation (RSD) 0,6477
Contoh perhitungan :
Rentang Spesifik Gliseril Guaiakolat 80%-1
Faktor pengenceran = 25 𝑚𝑙
9 𝑚𝑙 𝑥
25 𝑚𝑙
5 𝑚𝑙 = 13,88
Diperoleh konsentrasi sebelum penambahan baku dalam labu akhir adalah 7,310
µg/ml, maka bobotnya adalah:
Bobot dalam labu awal = 7,310 µg/ml x 13,88 x 50 ml
= 5073 µg = 5,073 mg
Diperoleh konsentrasi setelah penambahan baku dalam labu akhir adalah 9,036
µg/ml, maka bobotnya adalah:
Bobot dalam labu awal = 9,036 µg/ml x 13,88 x 50 ml
= 6271 µg = 6,271 mg
% Recovery = 𝐶𝐹−𝐶𝐴
𝐶𝐴∗ x 100 %
= 6,271 mg−5,073 mg
1,2 mg x 100 %
= 99,82%
Universitas Sumatera Utara
87
Lampiran 30. Perhitungan Kadar Perolehan Kembali Gliseril Guaiakolat secara
Statistik
No Kadar Perolehan
Kembali (%) (X)
(Xi- X)
(Xi- X)2
1 99,82 -0,4267 0,1820
2 101,04 0,7933 0,6294
3 99,86 -0,3867 0,1495
4 99,58 -0,6667 0,4444
5 100,19 -0,0567 0,0032
6 101,24 0,9933 0,9867
7 100,69 0,4433 0,1965
8 99,38 -0,8667 0,7511
9 100,42 0,1733 0,0300
X= 100,25
∑ = 3,3730
SD = √∑(Xi− X)2
𝑛−1 = √
3,3730
8 = 0,6493
RSD = SD x 100% = 0,6493 x 100% = 0,6477
X 100,25
Universitas Sumatera Utara
88
Lampiran 31. Perhitungan Simpangan Baku, Batas Deteksi (LOD), dan Batas
Kuantitasi (LOQ) Gliseril Guaiakolat
No X Y Yi Y-Yi (Y-Yi)2
1 0 0.0033 -0.0033 -0,00333 0,0000110797
2 20 0.2221 0.0039 0,00393 0,0000154614
3 28 0.3096 0.0034 0,00343 0,0000118088
4 36 0.4014 -0.0004 -0,00043 0,0000001884
5 44 0.4846 -0.0036 -0,00356 0,0000126382
6 52 0.5721 -0.0001 -0,00005 0,0000000025
∑(Y − Yi)2 0.000051179
S𝑌𝑋⁄ = SB =√
(Y−Yi)2
𝑛−2
= √0.000051179
4
= 0.0036
LOD = 3 𝑥 𝑆𝐵
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
= 3 𝑥 0.0036
0,010936
= 0,98 µg/ml
LOQ = 10 𝑥 𝑆𝐵
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
= 10 𝑥0,0036
0,010936
= 3,27µg/ml
Universitas Sumatera Utara
89
Lampiran 32. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Klorfeniramin Maleat pada
Sirup Sampel Produksi Lokal dengan Metode Penambahan Baku
(Standart Addition Method)
Rent
ang
spesi
fik
(%)
Nilain PLS Bobot % recovery
Sebelum
penambaha
n baku
Sesudah
penambaha
n baku
Sebelum
penambah
an baku
Sesudah
penambah
an baku
Baku
yang
ditamba
hkan
80 0,195 0,210 24,831 30,998 6,14 100,45
0,200 0,216 25,441 31,68 6,24 100,57
0,200 0,213 25,441 31,39 5,94 100,92 100 0,203 0,214 25,018 32,35 7,33 100,81
0,200 0,228 24,847 32,59 7,74 99,22
0,202 0,219 24,950 32,59 7,64 101,07 120 0,226 0,248 25,335 34,57 9,23 100,49
0,235 0,244 25,152 34,41 9,26 100,98
0,228 0,256 25,182 34,46 9,27 100,76
Rata- rata % recovery 100,59
Standard Deviation (SD) 0,5563
Relative Standard Deviation (RSD) 0,5530
Contoh perhitungan :
Rentang Spesifik Klorfeniramin Maleat 80%-1
Faktor pengenceran = 25 𝑚𝑙
1,57,8 𝑚𝑙 𝑥
25 𝑚𝑙
5 𝑚𝑙 = 16,02
Diperoleh konsentrasi sebelum penambahan baku dalam labu akhir adalah 0,0310
µg/ml, maka bobotnya adalah:
Bobot dalam labu awal = 0,0310 µg/ml x 16,02 x 50 ml
= 24831 µg = 24,831 mg
Diperoleh konsentrasi setelah penambahan baku dalam labu akhir adalah 0,0387
µg/ml, maka bobotnya adalah:
Bobot dalam labu awal = 0,0387 µg/ml x 16,02 x 50 ml
= 30998 µg = 30,998 mg
% Recovery = 𝐶𝐹−𝐶𝐴
𝐶𝐴∗ x 100 %
= 0,310 mg−0,248 mg
0,05993 mg x 100 %
= 100,45%
Universitas Sumatera Utara
90
Lampiran 33. Perhitungan Kadar Perolehan Kembali Klorfeniramin Maleat
secara Statistik
No Kadar Perolehan
Kembali (%) (X)
(Xi- X)
(Xi- X)2
1 100,45 -0,1356 0,0184
2 100,57 -0,0156 0,0002
3 100,92 0,3344 0,1119
4 100,81 0,2244 0,0504
5 99,22 -1,3656 1,8647
6 101,07 0,4844 0,2347
7 100,49 -0,0956 0,0091
8 100,98 0,3944 0,1556
9 100,76 0,1744 0,0304
X= 100,59
∑ =2,4754
SD = √∑(Xi− X)2
𝑛−1 = √
2,4754
8 = 0,5563
RSD = SD x 100% = 1,8168 x 100% = 0,5530
X 100,4318
Universitas Sumatera Utara
91
Lampiran 34. Perhitungan Simpangan Baku, Batas Deteksi (LOD), dan Batas
Kuantitasi (LOQ) Klorfeniramin Maleat
No X Y Yi Y-Yi (Y-Yi)2
1 0 0 -0.0070 0.00698 0.00005
2 21 0,081 0.0910 -0.01004 0.00010
3 26 0,111 0.1144 -0.00338 0.00001
4 31 0,134 0.1391 -0.00512 0.00003
5 36 0,164 0.1611 0.00294 0.00001
6 41 0,193 0.1844 0.00861 0.00007
∑(Y − Yi)2 0.00026988
S𝑌𝑋⁄ = SB =√
(Y−Yi)2
𝑛−2
= √0.00026988
4
= 0.0082
LOD = 3 𝑥 𝑆𝐵
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
= 3 𝑥 0.0082
0,004667
= 5,28 µg/ml
LOQ = 10 𝑥 𝑆𝐵
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
= 10 𝑥 0.0082
0,004667
= 17,59 µg/ml
Universitas Sumatera Utara
92
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
Abs.
1.000
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
Abs.
1.000
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
Abs.
1.000
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000
Lampiran 35. Spektrum Serapan Parasetamol 3-9 µg/ml, Gliseril Guaiakolat 20-
52 µg/ml, dan Klorfeniramin Maleat 21-41µg/ml
Gambar 1. Spektrum Serapan Parasetamol 3- 9 µg/ml
Gambar 2. Spektrum Serapan Gliseril Guaiakolat 20-52 µg/ml
Gambar 3. Spektrum Serapan Klorfeniramin Maleat 21-41µg/ml
Universitas Sumatera Utara
93
Lampiran 36. Spektrum Serapan Campuran Baku Parasetamol, Gliseril
Guaikolat, dan Klorfeniramin Maleat
Gambar 4. Spektrum Serapan Campuran Parasetamol (6 µg/ml), Gliseril
Guaikolat (36 µg/ml), dan Klorfeniramin Maleat
(31 µg/ml)
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
Abs.
1.000
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000
Universitas Sumatera Utara
94
Lampiran 37. Spektrum PLS Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan
Klorfeniramin Maleat pada Panjang Gelombang Maksimum
Gambar 5. Spektrum PLS Parasetamol 6 µg/ml
Gambar 6. Spektrum PLS Gliseril Guaiakolat 36 µg/ml
Gambar 7. Spektrum PLS Klorfeniramin Maleat 31 µg/ml
Universitas Sumatera Utara
95
Lampiran 38. Spektrum Serapan PLS Sirup Sampel Produksi Lokal yang Dibuat
6 Kali Pengulangan
Gambar 8. Pengulangan 1
Gambar 9. Pengulangan 2
Gambar 10. Pengulangan 3
Universitas Sumatera Utara
96
Gambar 11. Pengulangan 4
Gambar 12. Pengulangan 5
Gambar 13. Pengulangan 6
Universitas Sumatera Utara
97
Lampiran 39. Spektrum Serapan Uji Perolehan Kembali (%Recovery) pada Sirup
Sampel Produksi Lokal Sebelum Penambahan Baku
Gambar 14. Rentang Spesifik 80%
Gambar 15. Rentang Spesifik 100%
Gambar 16. Rentang Spesifik 120%
Universitas Sumatera Utara
98
Lampiran 40. Spektrum Serapan Uji Perolehan Kembali (%Recovery) pada Sirup
Sampel Produksi Lokal Sesudah Penambahan Baku
Gambar 17. Rentang Spesifik 80%
Gambar 18. Rentang Spesifik 100%
Gambar 19. Rentang Spesifik 120%
Universitas Sumatera Utara
99
Lampiran 41. Gambar Sirup Sampel Produksi Lokal
a. c.
b. d.
Keterangan:
a. Kemasan Sirup Sampel Produksi Lokal Tampak Depan
b. Kemasan Sirup Sampel Produksi Lokal Tampak Samping (Komposisi)
c. Kemasan Sirup Sampel Produksi Lokal Tampak Samping (Aturan Pakai)
d. Botol Sediaan Sirup Sampel Produksi Lokal
Gambar 20. Sirup Sampel Produksi Lokal
Universitas Sumatera Utara
100
Lampiran 42. Gambar alat-alat
Gambar 21. Spektrofotometer UV-Visible (Shimadzu UV 1800)
Gambar 22. Neraca analitik
Gambar 23. Sonikator (Branson 1510)
Universitas Sumatera Utara
101
Lampiran 43. Daftar Nilai Distribusi r
Universitas Sumatera Utara
102
Lampiran 44. Daftar Nilai Distribusi t
Universitas Sumatera Utara
103
Lampiran 45. Sertifikat pengujian Parasetamol
Universitas Sumatera Utara
104
Lampiran 46. Sertifikat pengujian Gliseril Guaiakolat
Universitas Sumatera Utara
105
Lampiran 47. Sertifikat pengujian Klorfeniramin Maleat
Universitas Sumatera Utara
106
Universitas Sumatera Utara