laporan pp fitria wulansari

13
ANALISA PERCOBAAN Pada praktikum kali ini yaitu penurunan tekanan pada sambungan pipa dan perubahan luas penampang pipa. Tujuan praktikum kali ini adalah mempelajari kehilangan tekanan dalam singularitas akibat belokan pipa, belokan pipa yang digunakan pada praktikum ini adalah belokan 180 0 dan 135 0 dan perubahan luas penampang pipa yang digunakan adalah perbesaran pipa dan pengecilan pipa. Kehilangan tekanan adalah kehilangan energi ( Head losses ) akibat gesekan fluida terhadap sambungan pipa / fitting. Pada praktikum kali ini dilakukan pengukuran kehilangan tekanan secara digital dengan menggunakan detector valve dan mentransdusikan dalam bentuk sinyal listrik sehingga terbaca secara digital nilai dari penurunan tekanan, sementara itu juga dilakukan pengukuran penurunan tekanan secara manual dengan menggunakan manometer H 2 O penurunan tekanan yang terjadi dapat diketahui dengan hubungan antara selisih P2- P1. Dalam praktikum ini digunakan variasi sambungan/ belokan dan juga variasi debit dari air yaitu 500, 1000, 1500 L/ hr, variasi debit ini digunakan untuk mengetahui besarnya penurunan tekanan dengan adanya perbedaan kecepatan aliran fluida yang berhubungan langsung dengan besarnya gaya gesek yang terjadi, kemudian dari hasil perhitungan dapat dianalisa bahwa

Upload: putri-utami

Post on 07-Dec-2015

237 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

dfdgvd

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan PP Fitria Wulansari

ANALISA PERCOBAAN

Pada praktikum kali ini yaitu penurunan tekanan pada sambungan pipa dan

perubahan luas penampang pipa. Tujuan praktikum kali ini adalah mempelajari

kehilangan tekanan dalam singularitas akibat belokan pipa, belokan pipa yang

digunakan pada praktikum ini adalah belokan 1800 dan 1350 dan perubahan luas

penampang pipa yang digunakan adalah perbesaran pipa dan pengecilan pipa.

Kehilangan tekanan adalah kehilangan energi ( Head losses ) akibat

gesekan fluida terhadap sambungan pipa / fitting. Pada praktikum kali ini

dilakukan pengukuran kehilangan tekanan secara digital dengan menggunakan

detector valve dan mentransdusikan dalam bentuk sinyal listrik sehingga terbaca

secara digital nilai dari penurunan tekanan, sementara itu juga dilakukan

pengukuran penurunan tekanan secara manual dengan menggunakan manometer

H2O penurunan tekanan yang terjadi dapat diketahui dengan hubungan antara

selisih P2- P1.

Dalam praktikum ini digunakan variasi sambungan/ belokan dan juga

variasi debit dari air yaitu 500, 1000, 1500 L/ hr, variasi debit ini digunakan untuk

mengetahui besarnya penurunan tekanan dengan adanya perbedaan kecepatan

aliran fluida yang berhubungan langsung dengan besarnya gaya gesek yang

terjadi, kemudian dari hasil perhitungan dapat dianalisa bahwa pada sambungan

1800 terdapat hubungan bahwa semakin besar laju alir fluida maka semakin besar

nilai penurunan tekanan / rugi tekan akibat gesekan yang terjadi hal ini sesuai

dengan prinsip bernouli bahwa dalam suatu aliran fluida peningkatan kecepatan

fluida berbanding lurus dengan penurunan tekanan yang terjadi. Hubungan

perbandingan lurus juga terjadi pada sambungan pipa dengan sudut belokan 1350

bahwa semakin besar laju alir fluida maka penurunan tekanannya semakin besar,

penurunan tekanan ini terjadi akibat adanya gesekan fluida terhadap pipa pada

sambungan pipa tersebut. Kemudian pada diketahui adanya penurunan tekanan

pada saat terjadi perubahan luas penampang pipa, hubungan perbandingan lurus

juga terjadi pada perbesaran dan pengecilan pipa, semakin besar laju alir fluida

maka semakin besar gaya geseknya dan semakin besar pula penurunan

Page 2: Laporan PP Fitria Wulansari

tekanannya. Pada percobaan ini diketahui bahwa besar atau kecilnya penurunan

tekanan ini disebabkan oleh adanya koefisien gesek, semakin besar koefisien

gesek maka semakin besar pula kerugian geseknya dan semakin kecil koefisien

gesek maka semakin kecil pula kerugian geseknya. Koefisien gesek ini berarti

suatu nilai (biasanya berkisar antara 0-1) yang berlaku tetap untuk satu benda

yang turut menentukan energi yang harus dikeluarkan untuk memindahkan suatu

benda dan artinya adalah semakin besar koofisien gesek maka semakin besar pula

energi yang harus digunakan untuk memindahkan fluida tersebut. Pada pecobaan

belokan 180 0 dan 1350 didapatkan bahwa kerugian gesek yang terjadi lebih besar

penurunan tekanan pada belokan 1350 hal ini dikarenakan pada sudut 1350

penampangnya memiliki diameter 17,3 mm yang lebih kecil dari penampang pada

180 0 sehingga kerugian geseknya akan semakin besar dengan kecilnya luas

penampang pipa, hal ini juga dijelaskan oleh adanya kerugian gesek pada

perbesaran dan pengecilan pipa bahwa pada saat pengecilan pipa kerugian

tekanannya semakin besar dan pada pembesaran pipa kerugian tekanannya

semakin kecil hal ini disebabkan oleh kecilnya penampang pipa sehingga

kecepatan fluida naik dan gaya gesek yang terjadi semakin besar.

Page 3: Laporan PP Fitria Wulansari

KESIMPULAN

Dari praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Kehilangan tekanan dalam suatu aliran fluida dalam pipa dapat disebabkan

oleh adanya sambungan pipa yang menyebabkan adanya gesekan fluida

terhadap pipa.

2. Semakin besar laju alir fluida/ debit maka semakin besar kehilangan

tekanannya hal ini dikarenakan semakin besar laju alir fluida maka

gesekannya akan semakin besar.

3. Nilai koofisien kehilangan tekanan berbanding lurus dengan besarnya

kehilangan tekanan, hal ini dikarenakan semakin besar nilai koefisien

gesek maka semakin besar energi yang diperlukan untuk melakukan

gerakan pada fluida.

4. Penurunan tekanan pada belokan 1350 lebih besar dibandingkan pada belokan 1800 hal ini dikarenakan pada pipa belokan1350 diameter penampangnya kecil sehingga gaya geseknya akans semakin besar.

5. Penurunan tekanan pada pengecilan pipa akan lebih besar dibandingkan pada pembesarana pipa hal ini juga dipengaruhi oleh diameter penampanmg pipa, semakin kecil diameter maka semakin besar gaya geseknya begitupun sebaliknya.

DAFTAR PUSTAKA

Lestari, Sutini Pujiastuti. 2014. Penuntun Praktikum Pengendalian Proses.

Palembang : Politeknik Negeri Sriwijaya. Hal. 71-82

http://niarahmawati2012.blogspot.com/2013/10/laporan-mekanika-fluida-major

losses.html

Page 4: Laporan PP Fitria Wulansari

PERTANYAAN

1. Bandingkan hasil percobaan dan hasil perhitungan (P2 –P3), (P13- P14) dan

(P14- P15)

Jawaban : Sudah dijawab pada hasil perhitungan.

2. Mengapa perlu menghitung koefisien kehilangan tekanan ?

Jawaban :

Karena Koefisien kehilangan tekanan merupakan suatu nilai yang berlaku

tetap untuk satu benda yang turut menentukan energi yang harus dikeluarkan

untuk memindahkan suatu benda, yaitu semakin besar nilai koefisien

kehilangan tekanan maka dibutuhkan energi yang besar pula untuk

menggerakan suatu benda / fluida.

3. Mana yang lebih besar kehilangan tekanan pada P2-P3 , P13- P14 dan P14- P

15 dan jelaskan mengapa ada perbedaan diantara ketiganya ?

Jawaban :

Kehilangan tekanan yang paling besar adalah pada pipa P13- P14 hal ini

dikarenakan diameter pada pipa P13- P14 lebih kecil dibandingkan pada pipa

P2 –P3 dan P14- P15, karena semakin kecil diameter pipa maka akan semakin

besar nilai koefisien gesek dan juga menyebabkan penurunan tekanan yang

terjadi akan semakin besar.

Page 5: Laporan PP Fitria Wulansari

MEKANIKA FLUIDA

PERCOBAAN II : SINGULARITAS PIPA

1. Tujuan Percobaan

Mahasiswa dapat mempelajari kehilangan tekanan dalam singularitas

akibat belokan pipa secara praktek dan teori.

2. Peralatan yang Digunakan

Seperangkat alat dynamic of fluids

3. Teori Singkat

Tinjauan Umum Sistem Perpipaan

Kamus mendefinisikan pipa sebagai cubing panjang dari tanah liat,

konkret, metal, kayu, dan seterusnya, untuk mengalirkan air, gas, minyak dan

cairan-cairan lain. Pipa yang dimaksud bukan berarti hanya pipa, tetapi fitting-

fitting, katup-katup dan komponen-komponen lainnya yang merupakan

system perpipaan. Pipa dan komponen yang dimaksudkan disini adalah

meliputi (Raswari, 1986) :

1. Pipa-pipa (pipes)

2. Jenis-jenis flens (flanges)

3. Jenis-jenis katup (valves)

4. Jenis-jenis alat penyambung (fittings)

5. Jenis-jenis alat-alat sambungan cubing

6. Jenis-jenis alat sambungan cabang o’let

7. Bagian khusus (special item)

8. Jenis-jenis gasket

9. Jenis-jenis baut (boltings)

Material-material pipa dibagi dua kelas dasar, metal dan nonmetal.

Nonmetal pipa seperti kaca, keramik, plastik dan seterusnya. Pipa metal

pun dibagi menjadi dua kelas, besi dan bukan besi. Material besi terdiri dari besi

Page 6: Laporan PP Fitria Wulansari

yang umum digunakan pada pipa proses. Besi metal adalah baja karbon, besi

tahan karat, baja krome, besi tuang dan seterusnya. Sedang pipa metal bukan

besi termasuk aluminium

1. S a m bun gan P a d a P i p a

Ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi hilangnya energi di

dalam pipa Jenis-jenis sambungan ikut mempengaruhi hilangnya energi pada

pipa. Dengan adanya sambungan dapat menghambat aliran normal dan

menyebabkan gesekan tambahan. Pada pipa yang pendek dan mempunyai

banyak sambungan, fluida yang mengalir di dalamnya akan mengalami banyak

kehilangan energi.

Dalam sistem pipa salah satu konstruksinya adalah menggunakan sambungan

yang berfungsi untuk membelokan arah aliran fluida ke suatu tempat tertentu.

Salah satu efek yang muncul pada aliran ketika melewati suatu

sambungan yang berkaitan dengan pola aliran adalah adanya ketidakstabilan

aliran atau fluktuasi aliran. Fluktuasi aliran yang terjadi terus menerus pada

belokan pipa akan memberikan beban impak secara acak pada

sambungan tersebut. Akibat pembeban impak secara acak yang berlangsung

terus menerus bisa menyebakan getaran pada pipa.

Pada sambungan pipa bekerja gaya yang disebabkan oleh aliran zat cair

yang berbelok, disamping berat pipa dan isinya.

2. Ca r a P e n y a m bun gan P i p a

Penyambungan tersebut dapat dilakukan dengan :

a. Pengelasan

Jenis pengelasan yang dilakukan adalah tergantung pada jenis pipa dan

penggunaannya, misalnya pengelasan untuk bahan stainless steel menggunakan

las busur gas wolfram, dan untuk pipa baja karbon digunakan las metal.

b. Ulir (threaded)

Penyambungan ini digunakan pada pipa yang bertekanan tidak terlalu

tinggi. Kebocoran pada sambungan ini dapat dicegah dengan menggunakan

Page 7: Laporan PP Fitria Wulansari

gasket tape pipe. Umumnya pipa dengan sambungan ulir digunakan pada pipa

dua inci ke bawah.

c. Menggunakan Flens (flange)

Kedua ujung pipa yang akan disambung dipasang flens kemudian diikat

dengan baut.

Contoh Sambungan

Page 8: Laporan PP Fitria Wulansari

2

2

3. K e h i l a n ga n - k e h i l a n g a n E n er gi p a d a S i st e m P e r p i p aan

Pada mekanika fluida telah diperlihatkan bahwa ada 2 macam

bentuk kehilangan energi, yaitu :

1. Kehilangan Longitudinal (Longitudinal Losses)

Kehilangan longitudinal, yang disebabkan oleh gesekan sepanjang

lingkaran pipa. Ada beberapa persamaan yang dapat digunakan dalam

menentukan kehilangan longitudinal hf apabila panjang pipa L meter dan

diameter d mengalirkan kecepatan rata-rata V. Menurut White (1986), salah

satu persamaan yang dapat digunakan adalah Persamaan Darcy-Weisbach yaitu :

Dimana :

f = faktor gesekan (Darcy friction factor), nilainya dapat diperoleh dari

diagram Moody.

L = panjang pipa (m)

d = diameter pipa (m)

Tabel 1. Kekasaran rata-rata pipa komersial

Permuk

aan

Koefisien Kekasaran Mutlak

- K -(M) 10 -3 (Kaki)

Tembaga, Timbal, Kuningan,Aluminium 0,001 - 0,002 (3,33 - 6,7)10 -6

Pipa PVC dan Plastik 0,0015 - 0,007 (0,5 - 2,33)10 -5

Stainless

steel

0.015 5x10 -5

Baja komersial pipa 0,045 - 0,09 (1,5 - 3)10 -4

Membentang baja 0.015 5x10 -5

Weld

baja

0.045 1.5x10 -4

Baja

galvanis

0.15 5x10 -4

Berkarat baja (korosi) 0,15 - 4 (5 - 133)10 -4

Baru besi

cor

0,25 - 0,8 (0.82 - 2.62)10 -4

Page 9: Laporan PP Fitria Wulansari

Dikenakan besi cor 0,8 - 1,5 (2,7 - 5)10 -3

Rusty besi

cor

1.5 - 2.5 (5 - 8,3) 10 -3

Lembar besi cor atau aspal 0,01 - 0,015 (3,33 - 5)10 -5

Merapikan semen 0.3 1x10 -3

Biasa

beton

0,3 - 1 (1 - 3,33)10 -3

Beton

kasar

0,3 - 5 (1 - 16,7)10 -3

Terencana kayu 0,18 - 0,9 0.59 - 2.95

Biasa

kayu

5 16.7x10 -3

Sumber : http://www.engineeringtoolbox.com/surface-roughness ventilation- du c t s d_209.html

2. Kehilangan Lokal (Local Losses)

Kerugian lokal adalah kerugian head yang disebabkan karena

sambungan, belokan, katup, pembesaran/pengecilan penampang, sehingga oleh

Messina (1986) dirumuskan dengan :

h1 = ho + hb + hc (m)

a. Kerugian pada bagian pemasukan

Untuk menghitung kerugian head pada bagian pemasukan digunakan rumus

dari (Messina, 1986) :

b. Kerugian karena perubahan penampang

Kerugian menghitung kerugian head karena perubahan penampang digunakan

rumus dari ( saleh, 2003 )

c. Kerugian karena sambungan

Untuk menghitung kerugian head karena belokan digunakan rumus Fuller

(Sularso, 2002) :

Page 10: Laporan PP Fitria Wulansari