polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

250
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i POLEMIK PABRIK SARIPETOJO DALAM MEDIA ”Studi Analisis Framing Pemberitaan Polemik Pembangunan Mal Di Bekas Pabrik Es Saripetojo Solo Pada Surat Kabar Harian Umum Solopos dan Suara Merdeka Periode Juni Hingga Juli 2011” Oleh : ASTRI WULANSARI D0207038 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: lenhi

Post on 12-Jan-2017

226 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

POLEMIK PABRIK SARIPETOJO DALAM MEDIA

”Studi Analisis Framing Pemberitaan Polemik Pembangunan Mal Di Bekas

Pabrik Es Saripetojo Solo Pada Surat Kabar Harian Umum Solopos dan Suara

Merdeka Periode Juni Hingga Juli 2011”

Oleh :

ASTRI WULANSARI D0207038

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

“Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga”

HR. Muslim

“Konsentrasilah terhadap apa yang anda lakukan. Segala sesuatu tidak akan berhasil sampai anda mendapat sebuah fokus”

Alexander Graham Bell

“Tidak peduli itu tentang apa, bila sudah mulai mengerjakannya dan belum berhasil, jangan menyerah”

Willian Shakespeare

Page 5: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan dan dedikasikan untuk

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya yang tak terhingga,

Bapak dan Ibu yang telah menjadi motivator serta tak henti memberikan kasih sayang,

Serta,

Kakak-kakakku yang telah memberikan dukungan dan semangat.

Page 6: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat

Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya hingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi berjudul POLEMIK PABRIK SARIPETOJO

DALAM MEDIA ”Studi Analisis Framing Pemberitaan Polemik Pembangunan Mal

Di Bekas Pabrik Es Saripetojo Solo Pada Surat Kabar Harian Umum Solopos dan

Suara Merdeka Periode Juni Hingga Juli 2011” dengan baik dan lancar.

Penelitian untuk penyusunan skripsi ini pada awalnya muncul dari

ketertarikan penulis tentang peristiwa Saripetojo, yang pada waktu itu sempat

fenomenal dan menjadi topik pemberitaan beberapa media. Media yang berfungsi

sebagai penyebar informasi kepada publik tidak semata – mata menampilkan

peristiwa secara apa adanya, namun penuh dengan bangunan makna yang dibingkai

sedemikian rupa. Tak terkecuali pada surat kabar Harian Umum Solopos dan Suara

Merdeka, yang sekaligus menjadi obyek penelitian ini.

Oleh karena itu, peneliti dalam mengungkap makna di balik teks media

tersebut menggunakan metode analasis framing. Framing adalah teknik analisis teks

media dengan mencermati strategi seleksi -menyembunyikan dan menonjolkan- fakta

dalam suatu berita. Dan peneliti menggunakan teknik analisia framing dengan model

yang dipopulerkan Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki.

Selesainya skripsi ini tentunya tidak lepas dari peran dan bantuan berbagai

pihak. Untuk itu, pada kesempatan kali ini penulis hendak menyampaikan ucapan

terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:

1. Prof. Drs. Pawito, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret (FISIP UNS) Surakarta.

2. Dra. Prahastiwi Utari, Ph.D selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unversitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 7: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

3. Drs. Mursito Bm., SU selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia

memberikan ilmu, pengarahan dan masukan selama proses penelitian hingga

penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Alexius Ibnu Muridjal, Msi selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan, dorongan, nasehat dan segala pengarahan selama masa

perkuliahan.

5. Staf pengajar pada Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS. Terima kasih atas ilmu

– ilmu yang telah diberikan dan mohon maaf atas segala kesalahan penulis

selama ini. Semoga ilmu yang telah diberikan bermanfaat dan menjadi amal

jariyah bapak dan ibu.

6. Staf perpus FISIP UNS, yang telah berkenan untuk membantu penulis

menemukan buku – buku sebagai pencerahan atas permasalahan yang ditemukan

penulis selama penyusunan skripsi ini.

7. Informan yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berbagi ilmu dan

pengalaman: Sri Herwindya B, S.Sos, Msi (Dosen Jurnalistik FISIP UNS) dan

Ananto Pradono (Redaktur Pelaksana Suara Merdeka).

8. Intan, Istiqomah dan Wida sebagai teman sharing.

9. Ity dan Kiki sebagai teman yang telah bersedia mendengarkan keluh kesah ketika

peneliti dalam masa - masa sulit dan berbagi rasa bersama.

10. Taufik Yulianto yang selalu memberikan motivasi dan semangat dalam

penyusunan skripsi ini dan terima kasih atas koreksinya selama ini.

11. Teman – teman angkatan 2007 dan semua pihak yang telah banyak membantu

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Keterbatasan

kemampuan, pemikiran, tenaga dan waktu penulis menjadikan karya ini jauh dari

kesempurnaan. Namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai

pihak.

Wa’alaikumsalam Wr. Wb.

Sukoharjo, Januari 2012

Penulis,

Page 8: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………... iii

HALAMAN MOTTO ……..………………………………………….. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………. v

KATA PENGANTAR ………………………………………………… vi

DAFTAR ISI …………………………………………………………. viii

DAFTAR TABEL ……………………………………………………. xii

DAFTAR SKEMA …………………………………………………… xv

ABSTRAK ……………………………………………………………. xvi

ABSTRACT …………………………………………………………... xvii

BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah ………………………………… 1

I.2 Perumusan Masalah …………………………………….. 7

I.3 Tujuan Penelitian ………………………………………… 8

I.4 Manfaat Penelitian ………………………………………. 8

I.5 Telaah Pustaka …………………………………………… 8

A. Paradigma Konstruktivisme ………………………… 9

B. Teori Konstruksi Sosial ………………………………. 15

C. Media Massa dan Prinsip Jurnalisme ………………… 17

Page 9: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

1. Media Massa sebagai Sebuah Institusi ……………. 17

2. Prinsip Jurnalisme ………………………………….. 24

D. Produksi Berita dan Pengonstruksian Realitas ………… 26

1. Proses Produksi Berita pada Media Cetak ………… 26

2. Proses Pengonstruksian Realitas dalam Berita …… 29

E. Framing Sebagai Teknik Analisis Media …………….. 31

F. Metodologi Penelitian ………………………………… 35

1. Jenis Penelitian …………………………………….. 35

2. Metode Penelitian ………………………………….. 36

3. Analisa Data ……………………………………….. 37

4. Obyek Penelitian …………………………………… 46

5. Sumber Data ……………………………………...... 47

6. Validitas Penelitian ……………………………….... 48

7. Kerangka Pemikiran ……………………………….. 50

BAB II. DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

II.1 Harian Umum Solopos ………………………………….. 52

A. Sejarah Singkat Berdirinya Solopos ………………….. 52

B. Visi dan Misi Solopos …………………………………. 55

C. Susunan Organisasi Solopos …………………………… 56

D. Bidang Redaksional Solopos …………………………... 57

1. Rincian Tugas Departemen Redaksi Solopos ……… 57

2. Kebijakan Redaksional Solopos ……………………. 59

E. Rubrikasi Solopos ………………………………………. 60

Page 10: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

F. Profil Pembaca Solopos ………………………………… 70

G. Pola Liputan Solopos …………………………………... 72

II.2 Suara Merdeka …………………………………………… 73

A. Sejarah Singkat Berdirinya Suara Merdeka …………… 73

B. Visi dan Misi Suara Merdeka ………………………….. 80

C. Susunan Organisasi Suara Merdeka …………………… 82

D. Bidang Redaksional Suara Merdeka ………………….. 83

1. Rincian Tugas Departemen Redaksi Suara Merdeka .. 83

2. Kebijakan Redaksional Suara Merdeka …………… 86

E. Rubrikasi Suara Merdeka ……………………………… 89

F. Profil Pembaca Suara Merdeka ……………………….. 98

G. Pola Liputan Suara Merdeka …………………………... 99

BAB III. SAJIAN DAN ANALISIS DATA

III.1 Warga Protes Pembongkaran Saripetojo …………………… 102

A. Warga Protes Pembongkaran Saripetojo dalam

Bingkai Harian Umum Solopos ......................................... 104

B. Warga Protes Pembongkaran Saripetojo dalam

Bingkai Surat Kabar Suara Merdeka ................................. 118

III.2 Perseteruan Gubernur – Walikota............................................. 133

A. Perseteruan Gubernur - Walikota dalam Bingkai

Harian Umum Solopos ...................................................... 134

B. Perseteruan Gubernur - Walikota dalam

Page 11: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

Bingkai Surat Kabar Suara Merdeka ................................. 151

III.3 Pembentukan Tim Independen: Sebagai Mediator

Polemik Saripetojo ................................................................... 167

A. Pembentukan Tim Independen: Sebagai

Mediator Polemik Saripetojo dalam Bingkai Harian

Umum Solopos .................................................................. 168

B. Pembentukan Tim Independen: Sebagai

Mediator Polemik Saripetojo dalam Bingkai

Surat Kabar Suara Merdeka ............................................. 184

III.4 Hasil Kajian Tim Independen ................................................. 195

A. Hasil Kajian Tim Independen dalam Bingkai

Harian Umum Solopos ...................................................... 196

B. Hasil Kajian Tim Independen dalam Bingkai

Suara Merdeka ................................................................... 212

III.5 Perbandingan Frame Harian Umum Solopos dan

Suara Merdeka ......................................................................... 225

BAB IV. PENUTUP

IV.1 Kesimpulan …………………………………………………. 228

IV.2 Keterbatasan Penelitian ……………………………………. 231

IV.3 Saran ………………………………………………………... 232

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Perbedaan antara Paradigma Positivis Dan Paradigma

Konstruktivisme ...................................................................... 11

Tabel 1.2 : Aspek-Aspek Paradigma Konstruktivisme ............................... 13

Tabel 1.3 : Tabel Perbedaan Isi Tajuk Rencana Antar Golongan Pers ........ 50

Tabel 2.1 : Rubrikasi Solopos Edisi Harian Sesi I ...................................... 62

Tabel 2.2 : Rubrik Tambahan Solopos Edisi Senin .................................... 64

Tabel 2.3 : Rubrik Solopos Edisi Sabtu Sesi I ............................................ 65

Tabel 2.4 : Rubrikasi Solopos Edisi Harian Sesi II .................................... 66

Tabel 2.5 : Rubrik Tambahan Solopos Edisi Selasa ................................... 67

Tabel 2.6 : Suplemen Gratis ”Jagad Jawa” pada Sesi II Edisi Kamis ......... 67

Tabel 2.7 : Suplemen Gratis ”Khazanah Keluarga” pada Sesi II

Edisi Jumat .............................................................................. 68

Tabel 2.8 : Rubrikasi Solopos Edisi Minggu Sesi I .................................... 69

Tabel 2.9 : Rubrikasi Solopos Edisi Minggu Sesi II ................................... 70

Tabel 2.10 : Prosentase Pembaca Solopos Berdasarkan Usia ....................... 71

Tabel 2.11 : Prosentase Pembaca Solopos Berdasarkan Tingkat Pendidikan 71

Tabel 2.12 : Prosentase Pembaca Solopos Berdasarkan Jenis Pekerjaan ...... 72

Tabel 2.13 : Rubrikasi Suara Merdeka Edisi Harian Sesi I ........................... 89

Tabel 2.14 : Rubrikasi Suara Merdeka Edisi Harian Sesi II ......................... 91

Tabel 2.15 : Rubrikasi Suara Merdeka Edisi Harian Sesi III ........................ 91

Tabel 2.16 : Rubrikasi Suara Merdeka Edisi Sabtu Sesi I ............................ 92

Tabel 2.17 : Rubrikasi Suara Merdeka Edisi Sabtu Sesi II ............................ 93

Page 13: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Tabel 2.18 : Rubrikasi Suara Merdeka Edisi Sabtu Sesi III ........................... 94

Tabel 2.19 : Rubrikasi Suara Merdeka Edisi Sabtu Sesi IV .......................... 95

Tabel 2.20 : Rubrikasi Suara Merdeka Edisi Minggu Sesi I .......................... 95

Tabel 2.21 : Rubrikasi Suara Merdeka Edisi Minggu Sesi II ........................ 96

Tabel 2.22 : Rubrikasi Suara Merdeka Edisi Minggu Sesi III ....................... 97

Tabel 2.23 : Prosentase Pembaca Suara Merdeka Berdasarkan

Tingkat Pendidikan .................................................................. 98

Table 2.24 : Prosentrase Pembaca Suara Merdeka Berdasarkan Usia ............ 99

Table 2.25 : Prosentase Pembaca Suara Merdeka Berdasarkan

Jenis Kelamin .......................................................................... 99

Table 2.26 : Prosentase Pembaca Suara Merdeka Berdasarkan

Pekerjaan ................................................................................. 99

Tabel 3.1 : Daftar Berita yang Dianalisis ..................................................... 101

Tabel 3.2 : Polemik Pembangunan Bekas Saripetojo

Warga-Pelaksana Proyek Bersitegang ....................................... 105

Tabel 3.3 : Penolakan Proyek Mal Berlanjut ............................................... 119

Tabel 3.4 : Perseteruan Walikota – Gubernur Memanas

Solo Tolak Bibit ........................................................................ 136

Tabel 3.5 : Bibit Ditolak Masuk Solo .......................................................... 152

Tabel 3.6 : Tim Independen Kaji Amdal Saripetojo ..................................... 169

Tabel 3.7 : Dibentuk Tim Independen Kasus Saripetojo .............................. 186

Tabel 3.8 : Jokowi Pilih Tunggu BP3, Tim: Saripetojo Tak Layak BCB 197

Tabel 3.9 : Saripetojo Tak Layak Jadi Cagar Budaya

Page 14: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Hasil Kajian Tim 3 Universitas ................................................. 213

Table 3.10: Perbandingan Frame Berita Harian Umum Solopos

dan Suara Merdeka ................................................................... 225

Page 15: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR SKEMA

Skema 1.1 : Komponen Utama Obyektivitas Berita ......................................... 29

Skema 1.2 : Kerangka Pemahaman Framing Model Pan Konsicki .................... 46

Skema 1.3 : Kerangka Pemikiran Peneliti ....................................................... 51

Page 16: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRAK

Astri Wulansari. D0207038. POLEMIK PABRIK SARIPETOJO DALAM MEDIA ”Studi Analisis Framing Pemberitaan Polemik Pembangunan Mal Di Bekas Pabrik Es Saripetojo Solo Pada Surat Kabar Harian Umum Solopos dan Suara Merdeka Periode Juni Hingga Juli 2011”

Penelitian ini didasari atas ketertarikan peneliti pada peristiwa polemik pabrik Es Saripetojo yang sempat fenomenal pada waktu itu. Kefenomenalan polemik Saripetojo tersebut tidak lepas dari campur tangan para pekerja media. Baik media cetak maupun media elektronik meliput peristiwa polemik yang disebabkan oleh rencana Gubernur yang akan membangun mal di lahan bekas Saripetojo.

Media massa dalam memberitakan suatu peristiwa telah melakukan konstruksi, yaitu mengubah realitas empirik (first reality) menjadi sebuah realitas simbolik (second reality). Oleh karenanya, media disebut agen pengonstruksi realitas. Sehingga ini menjadi latar belakang penelitian untuk mengetahui konstruksi media yang tersirat di balik teks berita atas peristiwa yang menyangkut Saripetojo. Media yang dipilih untuk diketahui konstruksi realitasnya adalah Harian Umum Solopos dan Suara Merdeka.

Dalam penelitian teks berita Saripetojo ini digunakan pendekatan analisis framing. Framing adalah teknik analisis teks media dengan mencermati strategi seleksi -menyembunyikan dan menonjolkan- fakta dalam berita. Dan peneliti memanfaatkan model analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki, yang menganalisis dengan melihat empat elemen dalam teks berita, yaitu struktur sintaksis, skrip, tematik, dan retoris.

Setelah melakukan analisis, diperoleh hasil bahwa Harian Umum Solopos sebagai surat kabar lokal membingkai peristiwa polemik pabrik Saripetojo ini cenderung lebih menonjolkan atau menekankan pada aspek bahwa Saripetojo sebaiknya menjadi Benda Cagar Budaya (BCB) daripada harus dibangun pasar modern seperti rencana Gubernur Jawa Tengah. Sedangkan Suara Merdeka sebagai surat kabar regional membingkai peristiwa Saripetojo dengan lebih menonjolkan atau menekankan pada substantif bahwa status Saripetojo sebagai benda cagar budaya perlu dikaji dan rencana pembangunan mal oleh gubernur perlu dipertimbangkan.

Page 17: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

ABSTRACT

Astri Wulansari. D0207038. Polemic of Saripetojo In Media “Framing Analysis of News Reporting Mall Construction Polemic In Former Ice Factory Saripetojo Solo At The Harian Umum Solopos and Suara Merdeka Newspaper With Period June Until July 2011”.

This research is based on interest to the incident of polemic Saripetojo that was phenomenal at that time. The phenomally cannot be separated from the interference of media workers. Both print and electronic media was reporting the incident of polemic caused by the governor's plan that would built the mall in area of Saripetojo. Mass media, in reporting the incident has been constructed, specifically transform of empiric reality (first reality) to be asimbolic reality (second reality). So, mass media is called the construct agent of reality. This was became the background of reseach to find out media’s construct of incident Saripetojo. And, the media was selected to find out the construct is Harian Umum Solopos and Suara Merdeka. In this research, researcher used framing analysis methode. Framing is a media text analysis techniques with way to observe the selection strategy -hidden and accentuated- the fact in news. Researcher used analytical model of Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki. They were analysed with to use four elements in the news text. It is syntacsis structure, script, tematic and retoric. After conducting text analysis, it is concluded that Harian Umum Solopos as local newspaper had framed incident Saripetojo accentuated to aspect that Saripetojo is a Benda Cagar Budaya (BCB) and refuse mall development plan. Whereas, Suara Merdeka as a regional newspaper had framed incident Saripetojo accentuated to substantive that status of Saripetojo as a Benda Cagar Budaya needs to be reviewed and mall development plans to be considered.

Page 18: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Solo adalah salah satu dari beberapa kota di Indonesia yang memiliki

aset peninggalan kebudayaan cukup banyak. Benda-benda peninggalan tersebut

merupakan hasil karya manusia sejak jaman prasejarah hingga sejarah dan

berasal dari beragam kebudayaan pada waktu itu. Banyak orang menyebutnya

sebagai Benda Cagar Budaya (BCB), sehingga patut untuk dijaga dan

dilindungi sebagai warisan yang memiliki nilai historis tinggi. Seperti yang

diatur dalam UU Nomer 11 tahun 2010 bahwa kawasan cagar budaya harus

dilestarikan karena memiliki nilai penting dan bermanfaat bagi kehidupan

manusia. Namun, beberapa BCB di kota yang dikenal dengan sebutan kota

bengawan ini kurang atau bahkan tidak ada yang mengelola dan

mengembangkan guna memanfaatkannya secara maksimal. Seperti yang terjadi

pada bangunan pabrik Es Saripetojo tepatnya di Purwosari, Solo.

Saripetojo menjadi bangunan yang mangkrak atau tidak terurus

semenjak mengalami kolaps beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh

semakin banyaknya pabrik es milik swasta yang berkembang di wilayah Solo.

Menurut penuturan Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, selama pabrik es

tersebut beroperasi hanya memberikan pendapatan sebesar Rp 15 juta per tahun

dan hingga saat ini memiliki hutang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Page 19: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

mencapai Rp 350 juta (Suara Merdeka, 25 Juni 2011). Oleh karena itu,

Pemprov berencana untuk mendayagunakan Saripetojo menjadi sesuatu yang

lebih bermanfaat. Hingga keluar suatu wacana bahwa akan dijadikan pasar

modern atau mal, karena memang sebenarnya hak atas tanah dan bangunan

Saripetojo milik Pemprov Jawa Tengah. Melalui media massa, gubernur

menguraikan tujuannya terkait dengan rencana pembangunan mal di bekas

lahan Saripetojo, yakni dimaksudkan agar dapat memberdayakan masyarakat

dengan penyerapan tenaga kerja yang cukup banyak, kesempatan membuka

lapangan kerja baru dan pendapatan asli daerah (PAD) pun jadi meningkat.

Namun, Pemkot bersama masyarakat Solo menentang keras apa yang

menjadi rencana gubernur. Protes dan penolakan pun dilancarkan masyarakat

Solo untuk menghentikan pembongkaran bangunan Saripetojo. Masyarakat

Solo menganggap pembongkaran tersebut merupakan tindakan yang tidak

mengindahkan adanya BCB. Menurut Badan Pelestarian Peninggalan

Purbakala (BP3) Jawa Tengah, Saripetojo berdiri sejak tahun 1888 dan telah

menorehkan sejarah bagi masyarakat Solo. Pada zaman penjajahan Belanda,

masyarakat Solo pertama kali mengetahui dan mengenal es dari orang-orang

asing yang membawa benda berkristal tersebut dari negara asal mereka. Karena

kurang nyaman dengan cuaca di Indonesia, maka mereka membutuhkan lebih

banyak es untuk mendinginkan tubuh. Hal ini tentu menjadi peluang bagi

warga pribumi untuk membuka usaha pabrik es. Lalu seorang pengusaha

Tionghoa terkaya di Solo bernama Sie Dhian Ho mendirikan pabrik es bernama

“petojo”. Dan kemudian pengelolaannya diambil alih oleh Pemerintah Provinsi

Page 20: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Jawa Tengah dan namanya diubah menjadi Saripetojo. Selain untuk memenuhi

kebutuhan warga kulit putih yang tinggal di Solo, masyarakat juga senantiasa

merasakan manfaat adanya pabrik es tersebut. Mereka dengan mudah

mendapatkan es dengan harga yang terjangkau. Berkat adanya pabrik ini juga

terciptalah lapangan kerja baru dan membuat jenis makanan di kota Solo lebih

bervariasi (Heri Priyatmoko, Solopos (27/6)). Karena mengandung sejarah

yang begitu penting, maka Pemkot Solo menginventarisasi Saripetojo menjadi

BCB. Hal ini dibuktikan dengan terdaftarnya pabrik Es Saripetojo sebagai BCB

ditingkat Balai Pelestarian dan Peninggalan Purbakala (BP3) Jateng sejak tahun

1964 dengan inventarisasi No: 11-72/Ska/TB/64 dan memasuki tahun 2010,

Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) tengah memroses

penetapan BCB tersebut melalui usulan penetapan No: 1388/101.SP/BP3/P-

IV/2010 (Solopos, 25 Juni 2011).

Dalam pemberitaan Suara Merdeka disebutkan penolakan tersebut

dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat seperti Komunitas Peduli Cagar

Budaya (KPCBN), LBMM (Lembaga Bina Masyarakat Marginal) dan

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Meski status kepemilikan tanah dan

bangunan Saripetojo adalah hak Pemprov namun diperkirakan jika mal baru

tersebut tetap berdiri akan menimbulkan berbagai dampak negatif, salah

satunya adalah matinya pasar tradisional. Selain itu, Pemkot juga belum

mengeluarkan surat Izin Pengubahan Bangunan (IPB) maupun Izin Mendirikan

Bangunan (IMB) terhadap pelaksaaan pembangunan gedung berlantai lima

Page 21: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

tersebut. Itulah yang menjadi sebab – sebab masyarakat Solo melakukan

penolakan (Suara Merdeka, 21 Juni 2011).

Namun ternyata Gubenur justru tidak menghiraukan aspirasi dan

protes masyarakat Solo tersebut, sehingga membuat mereka kemudian

mendatangi langsung lokasi Saripetojo dan berusaha menghentikan

pembongkaran yang sedang berlangsung. Bukan penghentian pembongkaran

yang didapat, tetapi perlawanan dari para pekerja proyek yang bersikukuh tidak

mau menghentikan pembongkaran. Sehingga mengakibatkan terjadinya

ketegangan diantara kedua belah pihak (Solopos, 22 Juni 2011).

Polemik yang terjadi juga mengakibatkan hubungan antara Pemprov

Jateng dan Pemkot Solo menjadi tidak harmonis. Pemkot berusaha ingin

melindungi masyarakat Solo dengan menolak rencana gubernur. Sedangkan

gubernur juga bersikukuh untuk tetap membangun mal dengan dalih

meningkatkan pendapatan asli daerah. Hingga terbitlah suatu headline

”Perseteruan Gubernur – Walikota memanas, Solo Tolak Bibit” yang

diturunkan Solopos pada tanggal 28 Juni 2011. Dalam berita tersebut

disebutkan bahwa Bibit Waluyo, selaku Gubernur Jawa Tengah mengeluarkan

pernyataan keras kepada Walikota Solo, Jokowi. Sehingga hal ini memicu

masyarakat Solo untuk mengancam gubernur dengan tidak memperbolehkan

datang ke kota mereka. Berbagai pihak pun menuturkan dukungan mereka

kepada Jokowi karena mampu bersikap tenang dalam menanggapi pernyataan

gubernur tersebut.

Page 22: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Semakin hari semakin bertambah kecaman dari masyarakat atas

pernyataan Bibit Waluyo yang dimunculkan oleh beberapa surat kabar. Hingga

akhirnya, muncul suatu judul berita yang menjadi tahapan solusi awal atau

tahap mediasi atas polemik yang melibatkan masyarakat, Pemprov dan juga

Pemkot. Berita itu adalah tentang pembentukan tim independen, yaitu sebuah

tim yang dibentuk dari hasil pertemuan yang melibatkan BP3 Jateng, Pemkot,

Pemprov dan juga perwakilan dari Kemenbudpar. Tujuan dari dibentuknya tim

tersebut adalah guna mengkaji lebih lanjut rencana pembangunan mal

Ramayana di lahan bekas pabrik Es Saripetojo dan hasil kajian kemudian akan

direkomendasikan kepada Kemenbudpar untuk menjadi pertimbangan dalam

menentukan status pabrik es tersebut (Suara Merdeka, 4 Juli 2011).

Dan pada pemberitaan Solopos selanjutnya, hasil kajian tim pakar

yang beranggotakan kalangan akademisi dari tiga perguruan tinggi, yaitu

UNDIP Semarang, UNS Solo dan UGM Jogja menyatakan bahwa bangunan

pabrik Es Saripetojo disimpulkan tak layak ditetapkan sebagai BCB. Tapi

Walikota Solo tetap bersikukuh akan menunggu hasil kajian dari BP3 Jateng

(Solopos, 9 Juli 2011). Tentu hal ini, kembali menimbulkan kontroversi bagi

masyarakat Solo. Karena hasil kajian tidak sesuai dengan harapan yang mereka

inginkan.

Peristiwa yang telah dipaparkan diatas telah menarik minat peneliti

untuk melakukan penelitian khususnya terkait dengan pemberitaan di media

tentang polemik tersebut. Dari pengamatan peneliti, peristiwa ini mampu

menyedot perhatian khalayak baik lokal maupun nasional. Dibuktikan dengan

Page 23: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

media massa yang meliput, yaitu tidak hanya media lokal saja tetapi juga media

tingkat nasional baik itu media cetak dan media elektronik. Dan perlu diketahui

bahwa media massa bukan semata-mata sebuah institusi yang memaparkan

fenomena atau peristiwa secara apa adanya (realitas sebenarnya = first reality)

tetapi merupakan sebuah institusi yang mengonstruksikan realitas sebenarnya

menjadi realitas media (second reality). Tiap-tiap media tentu memiliki

perbedaan dalam mengonstruksi realitas peristiwa polemik pabrik Es Saripetojo

tersebut. Peristiwa yang nampaknya serupa namun isinya bisa jadi berbeda,

tergantung dari perspektif mana sebuah institusi media tersebut memandang.

Untuk pemilihan media massa yang dijadikan objek penelitian,

peneliti menetapkan pada media cetak yaitu surat kabar Harian Umum Solopos

dan Suara Merdeka. Pemilihan kedua surat kabar tersebut telah melalui

berbagai pertimbangan diantaranya, yaitu Pertama, kedua media cetak tersebut

mudah dijangkau oleh peneliti baik dalam segi wilayah (basis daerah) dimana

surat kabar tersebut diproduksi dan kemudahan untuk memperoleh surat kabar

tersebut. Kedua, Harian Umum Solopos dan Suara Merdeka sama - sama

memiliki pengaruh di Kota Solo. Solopos merupakan surat kabar lokal pertama

di Solo yang diterbitkan dengan menampilkan peristiwa – peristiwa yang

terjadi di Solo sebagai berita yang paling banyak dimunculkan dalam surat

kabar tersebut. Hal ini dikarenakan basis pasar utama Solopos adalah

masyarakat Solo. Sedangkan Suara Merdeka sebagai surat kabar harian yang isi

pemberitaannya mencakup wilayah lebih luas, yakni Jawa Tengah dan

sekitarnya. Meskipun lebih luas lingkup pemberitaannya, Suara Merdeka tidak

Page 24: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

kalah dalam intensitasnya memberitakan Kota Solo dengan surat kabar lokal

Solo. Hal ini terlihat dengan adanya rubrik ”Solo Metro” dengan jargonnya

”Laras Atine Wong Solo” yang disediakan khusus untuk pemberitaan wilayah

lokal Solo dan sekitarnya.

Ketiga, dari pengamatan awal peneliti ditemukan perbedaan pada

kedua surat kabar tersebut dalam mengemas atau membingkai berita polemik

pabrik Es Saripetojo. Pada tampilan surat kabar harian Suara Merdeka

cenderung menyembunyikan kesalahan dari Gubernur Jateng. Hal ini

dibuktikan dengan penggunaan serta pemilihan kata dan narasumber yang

dipakai untuk menguatkan konstruksinya tersebut. Sedangkan dalam surat

kabar harian Solopos dalam mengemas berita peristiwa polemik Saripetojo ini

lebih menonjolkan keburukan dari Pemprov Jateng, meskipun nampak dalam

isi beritanya diupayakan cover both side. Hal ini terlihat pada berita dengan

judul ”Perseteruan Gubernur – Walikota memanas, Solo Tolak Bibit”, dalam isi

berita tersebut banyak menunjukan sikap negatif Bibit Waluyo sebagai seorang

pemimpin Jawa Tengah dan mengelu – elukan Jokowi yang mampu bersikap

tenang dalam menanggapi celaan Bibit.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan diatas, surat kabar Harian

Umum Solopos dan Suara Merdeka, sebagai media massa tentu memiliki

pandangan dan kebijakan masing-masing dalam menyajikan berita seputar

wacana polemik pembangunan mal di bekas pabrik Es Saripetojo Solo. Oleh

karena itu dapat dirumuskan sebuah masalah, yakni:

Page 25: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Bagaimanakah framing pemberitaan surat kabar Harian Umum

Solopos dan Suara Merdeka tentang polemik pembangunan mal di bekas

pabrik Es Saripetojo Solo?

I.3 Tujuan Penelitian

Berdasar pada perumusan masalah yang dikemukakan di atas, tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mencari tahu bagaimanakah framing

pemberitaan surat kabar Harian Umum Solopos dan Suara Merdeka tentang

polemik pembangunan mal di bekas pabrik Es Saripetojo Solo.

I.4 Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan

gambaran tentang penelitian teks media terutama dengan menggunakan

pendekatan analisis framing bagi para civitas akademia, mahasiswa atau

peneliti lain. Sehingga diharapkan ke depan ada pengembangan teknik analisis

framing yang lebih komprehensif dan sesuai dengan perkembangan pers masa

kini.

I. 5 Telaah Pustaka

Telaah pustaka atau kerangka teoritis diperlukan dalam setiap

kegiatan penelitian karena berfungsi sebagai referensi dan rambu-rambu pikiran

peneliti selama proses penelitian berlangsung. Sehingga penelitian dapat

berjalan sesuai dengan teori yang relevan dan dapat mencapai tujuan yang

diharapkan. Dan pada penelitian kualitatif, telaah pustaka dilakukan dengan

menggunakan metode menemukan masalah kemudian menganalisis data yang

Page 26: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

diperoleh secara sistematis. Penyusunan teorinya dimulai dari dasar-dasar dan

teori yang dipilih harus memenuhi dua kriteria, yakni cocok dengan situasi

empiris serta melakukan fungsi teori yaitu meramalkan, menerangkan dan

menafsirkan (Moleong, 2002: 17). Telaah pustaka yang digunakan, yakni:

A. Paradigma Konstruktivisme

Para ilmuwan telah memberikan definisi tentang paradigma, meski

nampak berbeda tapi memiliki kemiripan makna. Seperti yang diungkapkan

oleh HB. Sutopo dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif, Dasar Teori

Dan Terapannya Dalam Penelitian, paradigma adalah seperangkat kepercayaan

sistematis untuk memandang sebuah kebenaran peristiwa dan dengan metode-

metode yang menyertainya. Dengan paradigma, manusia dapat

mendiskripsikan pembuatan intisari mengenai apa yang dipikirkan tentang

dunia yang tidak dapat dibuktikan oleh mereka (Sutopo, 2002: 9).

Tidak jauh beda dengan HB. Sutopo, Thomas Kuhn dalam tulisannya

yang diberi judul The Structure Of Science Revolution: Peran Paradigma

Dalam Revolusi Sains, mengutarakan pengertian paradigma dalam dua segi.

Pertama, paradigma berarti keseluruhan konstelasi kepercayaan, nilai dan

teknik yang dimiliki bersama oleh anggota masyarakat ilmiah tertentu dalam

memandang suatu fenomena. Di segi lain paradigma merujuk pada sejenis

unsur dalam konstelasi itu dan jika digunakan sebagai model pola atau contoh

dapat menggantikan aturan-aturan yang eksplisit sebagai dasar bagi pemecahan

permasalahan dan teka-teki normal sains yang masih tersisa. Paradigma

membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, permasalahan apa

Page 27: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

yang harus dijawab dan aturan apa yang harus diikuti dalam

mengintepretasikan jawaban yang diperoleh (Kuhn, 2002: 187-188).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa paradigma

mengarah pada kerangka berfikir seseorang dalam memandang suatu peristiwa.

Oleh karena itu, paradigma di dalam sebuah proses kegiatan penelitian

sangatlah penting. Peneliti akan memiliki alur pikir yang terorganisir dengan

adanya paradigma tersebut sehingga dapat dengan mudah mencapai tujuan

penelitian.

Perkembangan jaman kelimuwan telah melahirkan berbagai jenis

paradigma dengan implikasi metodologinya masing-masing. Guba dan Lincoln

membagi paradigma menurut tipologinya, yakni positivism (positivisme),

postpositivism (pospotivisme), critical theory (teori kritis), constructivism

(konstruktivisme), dan participatory (partisipatoris) (Denzin, 1994: 192).

Dalam penelitian ini, paradigma yang digunakan adalah paradigma

konstruktivisme. Paradigma konstruktivisme muncul atas dasar rasa

ketidakpuasan para ilmuwan akan paradigma yang telah ada sebelumnya yaitu

paradigma positivisme. Selama ini paradigma positivisme telah berhasil

menguasai hampir keseluruhan bidang ilmu pengetahuan dengan pola

pemikiran penelitian kualitatif. Berbagai kritik dan tantangan pun turut

mewarnai dalam usaha menemukan jalan keluar dari persoalan -persoalan yang

dihadapi dalam perkembangan ilmu pengetahuan di masa kini.

Paradigma positivisme dan konstruktivisme sering kali dipersaingkan

oleh para ilmuwan untuk menunjukan perbedaan diantara keduanya. Dan

Page 28: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

perbedaan tersebut terletak pada objek kajian, sebagai awal dalam memandang

realitas sosial. Hakikat realitas dari kaum positivisme yaitu sesuatu yang

objektif, kebenaran realitas ada dan diatur oleh hukum alam sebab-akibat yang

tidak dapat dipertukarkan. Sedangkan konstruktivisme memandang realitas

adalah suatu yang kompleks dan dinamis, subjek yang bermakna dan

memberikan makna dalam realitas tersebut. Untuk lebih tepat serta jelas

perbedaan antara paradigma konstruktivisme dengan positivisme dalam

persoalan pemberitaan realitas sosial dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 1.1

Perbedaan antara Paradigma Positivis dan

Paradigma Konstruktivisme

No. Item Pembeda Positivis Konstruktivisme

1. Peristiwa atau fakta

Ada oleh kaidah-kaidah tertentu fakta yang ”riil”, yag diatur dan berlaku universal.

Fakta adalah konstruksi atas relaitas suatu fakta yang bersifat relatif, berlaku sesuai konteks tertentu.

2. Media Media hanya sebagai penyalur pesan.

Media sebagai agen konstruksi pesan.

3. Berita Berita adalah refleksi dari kenyataan. Sehingga berita harus sama dan sebangun dengan fakta yang hendak diliput.

Berita tidak mungkin refleksi dari realitas. Karena berita yang terbentuk dari konstruksi realitas.

4. Sifat Berita Bersifat obyektif, tidak mengandung opini dan pandagan subyektif dari pembuat berita.

Bersifat subyektif, opini selalu ada karena ketika meliput, wartawan melihat dengan perspektif dan pertimbangan subyektif.

Page 29: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

5. Wartawan Wartawan hanya sebagai pelapor.

Wartawan sebagai partisipan yang menjembatani keragaman subyektifitas pelaku sosial.

6. Nilai, etika, opini, dan pilihan moral

a. Nilai, etika, opini, dan pilihan moral berada diluar proses peliputan berita.

b. Nilai, etika, opini, dan pilihan moral harus berada diluar proses penelitian.

a. Nilai, etika, opini, dan keberpihakan wartawan tidak terpisahkan dari proses peliputan dan pelaporan suatu peristiwa.

b. Nilai, etika, opini, dan pilihan moral bagian tak terpisahkan dari suatu penelitian.

7. Khalayak Berita diterima sama dengan apa yang dimaksud oleh pembuat berita.

Khalayak mempunyai penafsiran sendiri yang bisa jadi berbeda dengan pembuat berita.

Tabel 1.1 Hasil ringkasan dari Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, LkiS, Yogyakarta, 2002, hal. 19-36.

Paradigma konstruktivisme membantah keras teori kaum positivisme,

yakni realitas yang diamati oleh seseorang tidak bisa digeneralisasikan kepada

semua orang. Karena realitas itu ada dalam varian bentuk konstruksi mental

yang didasarkan pada pengalaman sosial yang bersifat lokal dan spesifik.

Menurut Egon G. Guba dalam bukunya yang berjudul The Paradigm

Dialog, paradigma konstruktivisme memiliki kajian yang berbeda dengan

pandangan kaum positivisme, diantaranya: pertama, realitas tidak hanya dilhat

melalui jendela teori melainkan realitas itu banyak pengonstruksian yang

terjadi didalamnya. Penelitian terhadap suatu realitas itu tidak bebas nilai, tetapi

hanya dapat diteliti dengan perspektif yang berdasarkan nilai. Kedua,

pengetahuan dideskripsikan sebagai konsekuensi dari aktivitas manusia,

Page 30: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

merupakan konstruksi manusia, tidak pernah dipertanggungjawabkan sebagai

kebenaran yang tetap karena merupakan suatu permasalahan dan akan selalu

berubah (Guba, 1990: 25-26). Secara ringkas, paradigma konstruktivisme

menjelaskan bahwa masing-masing individu memiliki construct (bangunan

”kebenaran”) dan construe (cara memahami ”kebenaran”) yang berbeda-beda

dalam menyikapi realitas.

Pada umumnya dalam suatu kegiatan penelitian, para peneliti

menggunakan aspek-aspek keilmuwan sebagai tuntunannya. Aspek-aspek

tersebut meliputi epistimologi, ontologi, metodologi, dan aksiologi tentu

disesuaikan dengan paradigma yang dipakai. Dalam paradigma

konstruktivisme, keempat aspek tersebut diuraikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 1.2

Aspek-Aspek Paradigma Konstruktivisme

Aspek Uraian

Ontologi: meninjau dari obyek atau realitas yang diteliti.

Relativism: Realitas adalah konstruksi sosial. Kebenaran suatu realitas bersifat relatif, berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial.

Epistimologi: meninjau dari hubungan peneliti dengan yang diteliti.

Transaksional atau subyektivis: pemahaman tentang suatu realitas atau temuan suatu penelitian merupakan produk interaksi antara peneliti dengan yang diteliti

Metodologi: meninjau dari bagaimana cara memperoleh pengetahuan.

Hermeneutik atau dialektik: menekankan pada empati dan interaksi dialektik antara peneliti dan responden untuk merekonstruksi realitas yang diteliti melalui metode kualitatif seperti participan observation. Kriteria kualitas penelitian: Authenticity dan reflectifity, sejauhmana temuan

Page 31: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

merupakan refleksi otentik dari realitas dihayati oleh para pelaku sosial.

Aksiologi: meninjau dari posisi penilaian, etika dan pilihan moral peneliti.

Nilai, etika, dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan dalam suatu penelitian. Peneliti sebagai passionate participant, fasilitator yang menjembatani keragaman subyektifitas pelaku sosial. Tujuan penelitian: rekonstruksi realitas sosial secara dialektik antara peneliti dengan aktor sosial yang diteliti.

Tabel 1.2 Hasil ringkasan dari Denzin, Handbook of Qualitative Research, hal.193

Dari tabel diatas terlihat bahwa aspek ontologi dalam paradigma

konstruktivisme adalah bersifat relatif, maksudnya realitas sosial dari suatu

masalah yang diteliti merupakan ”realitas sosial buatan” yang memiliki unsur

relativitas yang tinggi. Dalam penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa realitas

tentang polemik pembongkaran pabrik Es Saripetojo di Solo, Jawa Tengah

secara sengaja memang diciptakan oleh wartawan maupun redaktur surat kabar

Harian Umum Solopos dan Suara Merdeka melalui berita yang dibuat.

Sedangkan aspek epistimologinya bersifat subyektif, artinya pemahaman atau

temuan suatu realitas yang terdapat di dalam teks media merupakan hasil dari

penalaran peneliti secara subyektif dan sebagai hasil kreatif peneliti dalam

bentuk realitas. Untuk mendapatkan pengetahuan atau aspek metodologi dalam

paradigma konstruktivisme bersifat Authenticity dan reflectifity, yaitu peneliti

menggunakan beberapa dokumen yang mencerminkan kondisi obyek peneliti

terkait dengan pokok permasalahan yang diteliti guna memperoleh gambaran

pengetahuan praktisi media. Tidak hanya itu, peneliti juga sebagai pengamat

Page 32: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

langsung berita-berita yang disajikan oleh surat kabar Harian Umum Solopos

dan Suara Merdeka.

Aspek aksiologi dalam pendekatan ini adalah peneliti bertindak

sebagai passionate participant, yakni sebagai fasilitator yang menghubungkan

keragaman subyektivitas pelaku sosial. Dalam hal ini nilai, etika, moral dan

pilihan-pilihan lain dari peneliti merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat

dipisahkan dalam penelitian ini.

B. Teori Konstruksi Sosial

Realitas sosial berasal dari dua kata yakni realitas dan sosial. Dalam

Kamus Umum Bahasa Indonesia, realitas memiliki makna ”kenyataan” dan

sosial berarti ”masyarakat” (Badudu dan Zain, 1996: 1142 & 1350). Sedangkan

definisi realitas sosial menurut Burhan Bungin dalam bukunya Imaji Media

Massa; Konstruksi dan Makna Realitas Sosial Iklan Televisi dalam Masyarakat

Kapitalistik, adalah hasil ciptaan manusia kreatif melalui kekuatan konstruksi

sosial terhadap dunia sosial disekelilingnya. Artinya bahwa realitas sosial itu

terbangun karena dengan sengaja diciptakan oleh individu baik di dalam

maupun di luar realitas tersebut. Realitas bermakna ketika dikonstruksi dan

dimaknai secara subyektif oleh individu lain sehingga memantapkan realitas itu

secara obyektif. Jadi individu mengonstruksi realitas sosial dan

merekonstruksikannya dalam dunia realitas serta memantapkan realitas itu

berdasarkan subyektivitas individu lain dalam institusi sosialnya (Bungin,

2001: 5-8).

Page 33: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Peter L. Beger dan Thomas Luckman adalah sosiolog interpretatif

yang berhasil memperkenalkan gagasan konstruksi sosial atas realitas pada

dunia ilmu pengetahuan. Kedua ilmuwan tersebut mengatakan bahwa telah

terjadi dialektika antara individu yang menciptakan masyarakat dan masyarakat

yang menciptakan individu. Proses tersebut terjadi pada saat manusia atau

individu memahami sebuah realitas sosial. Dan proses ini berlangsung melalui

tiga tahapan penting, yaitu:

1) Eksternalisasi, yakni proses manusia dalam rangka menyesuaikan dan

mengekspresikan diri ke dalam dunia, baik kegiatan mental maupun fisik.

2) Objektivasi merupakan hasil yang dicapai dari proses eksternalisasi

manusia tersebut. Yang dihasilkan adalah realitas objektif yang bisa jadi

akan menghadapi si penghasil itu sendiri sebagai suatu faktisitas yang

berbeda diluar dan berbeda dari manusia yang menghasilkannya.

3) Internalisasi adalah penyerapan kembali dunia objektif ke dalam

kesadaran sedemikian rupa sehingga subyektif individu dipengaruhi oleh

struktur dunia sosial. Berbagai macam unsur dari dunia yang telah

terobjektifkan tersebut akan ditangkap sebagai gejala realitas di luar

kesadarannya sekaligus sebagai gejala internal bagi kesadaran.

Pada hakikatnya, ketika manusia melewati tahapan-tahapan tersebut

berarti manusia sedang dalam proses komunikasi. Proses komunikasi yang

terjadi bukan pada perspektif paradigma transmisi melainkan bagaimana proses

komunikasi tersebut membentuk konstruksi tentang apa yang dipercaya

manusia tersebut sebagai realitas sosial tadi.

Page 34: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Lebih lanjut Berger menegaskan bahwa masing-masing orang

memiliki konstruksi yang berlainan atas realitas sehingga disebutkan realitas itu

berwajah plural atau ganda. Tiap orang mempunyai pengalaman (frame of

experience), preferensi (frame of reference), pendidikan tertentu dan

lingkungan pergaulan atau sosial tertentu akan menafsirkan realitas sosial itu

dengan konstruksinya masing-masing (Eriyanto, 2002: 15-16).

Realitas sosial pun terdiri dari 3 macam, yakni (1) Realitas subyektif

adalah realitas yang terbentuk sebagai proses penyerapan kembali realitas

obyektif dan simbolik ke dalam individu. (2) Realitas obyektif adalah realitas

yang terbentuk dari pengalaman di dunia obyektif yang berada diluar diri

individu dan realitas ini dianggap sebagai kenyataan. (3) Realitas simbolik

merupakan ekspresi simbolik dari realitas obyektif dalam berbagai bentuk

(Bungin, 2001: 5).

C. Media Massa Dan Prinsip Jurnalisme

1. Media Massa sebagai Sebuah Institusi

Komunikasi massa berasal dari bahasa inggris yaitu mass

communication yang berarti proses komunikasi melalui saluran media massa.

Istilah komunikasi menurut Harold Lasswell digambarkan dengan menjawab

pertanyaan Who?, Says what?, In what channel?, To whom?, With what effect?

atau siapa yang mengatakan, apa yang dikatakan, dengan saluran apa, kepada

siapa, dan dengan pengaruh yang bagaimana (Mulyana, 2005: 62). Dari

pengertian Lasswell tersebut, proses komunikasi mengandung unsur-unsur

Page 35: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

yang saling mempengaruhi, yaitu: Pertama, sumber (source) yang sering

disebut sebagai komunikator atau orang yang mengirim pesan. Kedua, pesan

yaitu sesuatu yang dikomunikasikan oleh komunikator kepada sasaran

(penerima). Pesan dapat berupa simbol verbal maupun nonverbal yang

mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud komunikator. Ketiga, media

merupakan alat, sarana atau wahana yang digunakan sumber untuk

menyampaikan pesannya kepada penerima. Keempat, penerima (receiver)

adalah orang yang menerima pesan (menjadi sasaran) dari sumber. Dan kelima,

efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut.

Media massa merupakan salah satu dari berbagai sarana atau alat

dalam proses komunikasi, yang dapat menjangkau lebih luas dibanding dengan

media komunikasi lainnya. Mursito BM dalam bukunya yang berjudul

Memahami Institusi Media mengatakan bahwa media massa sebagai institusi

memiliki enam karakteristik khusus yang bersifat umum, yaitu:

a) Penyampaian pesan ditujukan kepada khalayak luas, heterogen, anonim,

tersebar, serta tak mengenal batas geografis - kultural.

b) Bentuk kegiatan komunikasi yang dilakukan bersifat umum, bukan

perorangan atau pribadi.

c) Pola penyampaiannya cenderung berjalan satu arah.

d) Komunikasi massa dilakukan secara terencana, terjadwal, terorganisir

dengan manajemen modern.

e) Penyampaian pesan dilakukan secara berkala, tidak bersifat temporer.

Page 36: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

f) Isi pesan yang disampaikan mencakup berbagai aspek kehidupan baik

yang bersifat informatif, edukatif maupun hiburan.

Dari keenam karakteristik diatas dapat disimpulkan bahwa media

massa merupakan lembaga yang mampu menyebarkan pesan dalam waktu yang

bersamaan dan cepat kepada khalayak yang notabene heterogen dan luas.

Menurut jenisnya media massa dibagi ke dalam dua jenis, yakni media cetak

seperti majalah, surat kabar tabloid serta media elektronik semisal televisi,

radio dan internet.

Pada awalnya media massa dipandang sebagai lembaga yang

merefleksikan realitas secara objektif dan apa adanya, namun seiring

perkembangan ilmu pengetahuan mengubah pandangan tersebut. Sebenarnya,

isi media merupakan hasil dari konstruksi realitas yang sebelumnya telah

dipilih oleh para pekerja media dengan bahasa sebagai perangkatnya. Media

massa sekaligus menjadi sebuah forum diskusi diantara pihak yang memiliki

kepentingan serta ideologi yang berbeda. Satu sama lain saling menonjolkan

kerangka pemikiran, perspektif, konsep dan klaim interpretatif masing-masing

dalam rangka memaknai objek wacana (Sudibyo, 2001: 220-221).

Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese dalam bukunya

Mediating The Message Theories of Influence on Mass Media Content

mengatakan isi media merupakan akumulasi dari pengaruh yang beragam. Ada

berbagai faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam ruang

pemberitaan media, yakni influences on content from individual media worker

(level individual), influence of media routinies (level rutinitas media),

Page 37: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

organizational influence on content (level organisasi), influence on content

from outside of media organization (level ekstra media) dan the influence of

idelogy (level ideologi) (Shoemaker, 1996).

a) Level individual

Pada level ini berkaitan dengan latar belakang profesional pekerja

media. Individu melihat bagaimana pengaruh aspek-aspek personel dari

pengelola media mempengaruhi pemberitaan yang akan disajikan kepada

khalayak. Latar belakang individu seperti: jenis kelamin, umur atau agama

dapat mempengaruhi apa yang akan ditampilkan media. Aspek personel

tersebut secara hipotetik mempengaruhi skema pemahaman pengelolaan media.

b) Level rutinitas media

Faktor ini berhubungan dengan mekanisme dan proses penentuan

berita. Setiap media umumnya memiliki aturan pengukuran sendiri tentang apa

yang disebut berita, apa yang menjadi karakteristik kelayakan sebuah berita.

Ukuran tersebut adalah rutinitas yang berlangsung tiap hari dan menjadi

prosedur standar bagi pengelola media yang berada di dalamnya. Selain itu,

rutinitas media juga berhubungan dengan mekanisme bagaimana berita

dibentuk. Ketika ada sebuah peristiwa penting yang harus diliput bagaimana

wujud pendelegasian tugasnya, melalui proses dan tangan siapa saja tulisan

tersebut dibuat sebelum sampai ke proses cetak, yang meliputi siapa

penulisnya, siapa editor dan seterusnya.

Page 38: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

c) Level organisasi

Pada level organisasi ini berkaitan dengan struktur organisasi yang

secara hipotetik mempengaruhi pemberitaan. Dan perlu diingat bahwasannya

dalam organisasi tersebut tidak hanya terdapat wartawan saja melainkan

sekumpulan orang yang memiliki jabatan dan keahlian yang berbeda. Masing-

masing organisasi media bisa jadi memiliki kepentingan yang berbeda pula.

Misal di dalam sebuah institusi media massa, selain bagian redaksi ada juga

bagian iklan, pemasaran, bagian umum, keuangan, dll. Masing-masing dari

bagian tersebut belum tentu sejalan karena memiliki target, tujuan dan strategi

sendiri-sendiri dalam pekerjaannya. Setiap organisasi berita selain memiliki

banyak elemen juga mempunyai tujuan dan filosofi organisasi sendiri yang

biasanya dicanangkan sejak awal berdiri organisasi tersebut. Elemen-elemen

tersebut nantinya akan mempengaruhi sikap wartawan dan penyajian peristiwa

menjadi sebuah berita.

d) Level ekstra media

Faktor ini berhubungan dengan faktor lingkungan di luar media.

Shoemaker dan Reese menjelaskan faktor-faktor tersebut antara lain: (1)

Sumber berita, dalam hal ini dipandang bukan hanya sebagai pihak yang netral

yang memberikan informasi apa adanya tetapi juga memiliki kepentingan

untuk mempengaruhi media dengan bermacam alasan, seperti: memenangkan

opini publik atau memberi citra tertentu kepada khalayak. Karena kapentingan

itulah maka sumber berita tersebut memberlakukan politik pemberitaan, yakni

akan memberikan informasi yang menurut pendapatnya baik bagi dirinya dan

Page 39: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

mengembargo informasi yang dapat mengancam dirinya. Kepentingan sumber

berita ini sering kali tidak disadari oleh para awak media. (2) Sumber

penghasilan media, biasanya berupa pembelian media oleh konsumen dan juga

iklan. Di sini media harus survive dan mampu bertahan demi keberlangsungan

institusinya, hingga kadangkala media mau tidak mau harus berkompromi

dengan sumber daya yang menghidupi mereka. (3) Pihak-pihak eksternal

lainnya, seperti pemerintah; kompetitor; lingkungan ekonomi; dan

perkembangan teknologi. Pengaruh ini sangat ditentukan oleh motif dari

masing-masing lingkungan eksernal media.

Yasmine T. Dabbous lewat penelitiannya yang berjudul Media With a

Mission: Why Fairness and Balance Are Not Priorities in Lebanon’s

Journalistic Codes dalam International Journal of Communication mampu

membuktikan bahwa faktor - faktor eksternal tersebut memang berpengaruh

terhadap isi media. Dalam makalahnya tersebut ia menuliskan:

Journalistic standards and ethics are largely cultural and shaped by the political, social, and economic environments surrounding the media. Able to secure profit through mass circulation and advertising, the U.S. media were able to slowly move away from partisan patronage. The industrialization, urbanization, rise of social sciences, and progressive reaction to the corruption of the Gilded Age all contributed to the emergence of objectivity—and later fairness and balance—as a prime standard of quality journalism. Lebanon’s size and position, on the other hand, made it vulnerable to the political forces in the region. Middle Eastern and Colonial European powers triggered a century-long sectarian strife and weakened the local government, making the proliferation of the za’im system not only possible, but sometimes necessary. In such an environment, where loyalties to communal groups transcend those of the larger good, political patronage made fairness and balance an unlikely standard for Lebanese journalists (Dabbous, 2010: 14).

Page 40: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Dabbous meneliti sistem jurnalisme di Lebanon, yang pada waktu itu

sedang terjadi perselisihan antara negara timur tengah dengan negara kolonial

Eropa. Akibat dari kondisi tersebut menggeser struktur pemerintah daerah dan

menghambat pertumbuhan sistem demokrasi Lebanon. Selain itu, penguasa

yang lebih dominan akan mempengaruhi pemberitaan wartawan Lebanon,

sehingga objektivitas–keadilan dan keseimbangan-sulit untuk direalisasikan. Ini

membuktikan bahwa norma (dasar) dan etika jurnalistik sebagian besar

ditentukan oleh budaya dan lingkungan politik, sosial, dan ekonomi sekitar

media. Karena faktor - faktor tersebut dianggap melindungi institusi media dan

memberikan keuntungan melalui iklan dan sirkulasi massa.

e) Ideologi

Ideologi ini bersifat abstrak, ia berhubungan dengan konsepsi atau

posisi seseorang dalam menafsirkan realitas. Pamela J. Shoemaker dan Stephen

D. Reese mengutip pendapat Raymond William bahwa ideologi memberikan

standar baku bagi sistem pemaknaan, nilai-nilai, kepercayaan yang dapat

dijadikan pandangan dunia (Shoemaker, 1996: 222). Maksud dari definisi

tersebut adalah ideologi mempengaruhi cara media menggunakan sistem tanda

atau bahasa karena bahasa adalah alat untuk menyampaikan gagasan dan

bangunan makna, maka ideologi menyeleksi apa saja yang dapat ditulis dan

sebaliknya menyamarkan atau bahkan menghilangkan apa yang dilarang untuk

ditulis. Ideologi media dipengaruhi oleh banyak faktor karena orang-orang

yang terlibat didalamnya telah berada di bawah penguasa budaya, politik dan

ekonomi masyarakat dimana informasi terpilih sering membentuk konsep

Page 41: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

ideologi yang secara berlebihan mewakili kepentingan yang berkuasa dan

meminggirkan kepentingan kelompok lain.

2. Prinsip Jurnalisme

Istilah jurnalisme mengacu pada aliran yang memuat sejumlah

kerangka normatif untuk memandu karya jurnalistik, atau metode tertentu

dengan pola liputan yang sesuai dengan kerangka norma yang diusungnya.

Sebagai kerangka normatif, jurnalisme memuat sejumlah nilai yang dijadikan

rujukan dan diterapkan melalui sejumlah metode khusus (Kusumaningrat,

2006: 10). Tujuan utama jurnalisme adalah menyediakan informasi yang akurat

dan terpercaya kepada masyarakat, serta dengan informasi tersebut mereka

dapat berperan membangun sebuah masyarakat yang bebas (Ishwara, 2007: 9).

Menurut Bill Kovach dan Tom Rosenstial dalam bukunya yang

berjudul The Elements of Journalism:What Newspeople Should Know and the

Public Should Expect, mengemukakan sembilan elemen jurnalisme sebagai

dasar atau rujukan media dalam menyajikan suatu berita, yakni:

a) Kewajiban paling utama jurnalisme adalah kebenaran. Kebenaran di sini

bukan dalam tataran filosofis melainkan dalam tataran fungsional.

Kebenaran tidak didapat secara langsung namun dibentuk hari demi hari,

lapisan demi lapisan. Dari kebenaran sehari-hari akan terbentuk bangunan

kebenaran yang lebih lengkap.

b) Loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada warga. Semata-semata tujuan

jurnalisme yang pertama yaitu untuk membangun kehidupan masyarakat.

Page 42: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

c) Inti jurnalisme adalah displin melakukan verifikasi. Dengan disiplin

mampu membuat wartawan menyaring isu-isu, gosip, ingatan yang keliru,

manipulasi guna mendapatkan informasi yang akurat. Lima konsep dalam

disiplin verifikasi antara lain:

(1) Jangan menambah atau mengurangi apapun,

(2) Jangan menipu atau menyesatkan pembaca,

(3) Bersikap se-transparan dan sejujur mungkin tentang metode dan

motivasi dalam melakukan reportase,

(4) Bersandar pada reportase sendiri,

(5) Bersikap rendah diri.

d) Para wartawan harus menjaga independensi narasumber.

e) Wartawan mengemban tugas sebagai penyambung lidah masyarakat

kepada penguasa dalam hal ini pemerintah sekaligus sebagai pemantau

yang bebas terhadap kekuasaan.

f) Jurnalisme menyediakan wadah sebagai tempat forum publik untuk kritik

maupun dukungan warga.

g) Jurnalisme harus berusaha membuat peristiwa - peristiwa yang penting,

menarik dan relevan.

h) Jurnalisme harus mampu menjaga agar berita itu proporsional dan

komprehensif.

i) Wartawan diperbolehkan mengikuti hati nuraninya selama menjalankan

kewajibannya. Dari ruang redaksi hingga ruang direksi, semua wartawan

Page 43: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

seyogyanya punya pertimbangan pribadi tentang etika dan tanggungjawab

sosial.

Dengan elemen – elemen yang dikemukakan di atas dapat menjadi

alat ukur kredibilitas suatu media dalam menyajikan suatu berita.

D. Produksi Berita dan Pengonstruksian Realitas

1. Proses Produksi Berita Pada Media Cetak

Eriyanto sebagai orang yang pernah meneliti wacana media

memberikan definisi sebuah berita yaitu sebagai hasil akhir dari proses

kompleks dengan memilah dan menentukan peristiwa dan tema-tema tertentu

dalam satu kategori tertentu (Eriyanto, 2002: 102). Sebuah peristiwa layak

menjadi berita ketika ia memiliki nilai yang dihargai dalam masyarakat,

padahal belum banyak orang yang mengetahuinya. Hal ini tentu mengandung

suatu informasi penting yang menyangkut kepentingan orang banyak dan harus

disebarkan secara luas melalui media massa.

Suatu peristiwa yang telah diliput oleh wartawan kemudian ditulis

menjadi sebuah berita setelah itu melaporkannya kepada redaktur–sebagai

atasan yang memberikan tugas-. Penulisan berita dapat berbentuk straigtnews,

featurenews, softnews dan juga indephtnews. Kemudian redaktur menilai

apakah hasil reportase itu sudah sesuai dengan rancangan awal, yang

sebelumnya ditetapkan dalam rapat redaksi. Selain itu, redaktur juga

memeriksa apakah ada hal yang kurang terliput oleh wartawan dan

mempertimbangkan asas-asas proporsionalitas dalam isi pemberitaan.

Page 44: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Berdasarkan berbagai pertimbangan itu, redaktur memberikan usul dikolom

surat kabar bagian mana berita itu akan ditempatkan melalui rapat ”budgeting”.

Dalam rapat tersebut ditentukan berita mana saja yang masuk pada halaman

depan dan berita mana yang masuk halaman dalam (Kusumaningrat, 2006: 76).

Setelah itu dilanjutkan dengan tahap layout disusul proses cetak lalu hasil berita

yang dimuat di media cetak siap didistribusikan.

Masing-masing institusi media tentu memiliki standar kelayakan

sebuah berita. Namun, secara universal sebuah peristiwa dikatakan layak

menjadi berita apabila peristiwa tersebut mengandung satu atau beberapa unsur

kelayakan atau nilai berita. Unsur-unsur tersebut, antara lain (Mursito, 1999:

38-39):

a) Significance (Penting)

Adalah peristiwa yang berkemungkinan mempengaruhi kehidupan orang

banyak atau kejadian yang mempunyai akibat terhadap kehidupan

pembaca.

b) Magnitude (Besaran)

Yaitu peristiwa yang menyangkut angka-angka yang bermakna bagi

kehidupan orang banyak atau kejadian yang berakibat yang bisa

dijumlahkan dalam angka yang menarik buat pembaca.

c) Timelines (Waktu)

Yakni peristiwa yang menyangkut hal-hal yang baru saja terjadi atau baru

diketemukan.

Page 45: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

d) Proximity (Dekat)

Yaitu kejadian atau peristiwa yang dekat dengan pembaca. Kedekatan ini

bisa bersifat geografis maupun emosional.

e) Prominance (Ketenaran)

Adalah kejadian yang menyangkut hal-hal yang terkenal atau sangat

dikenal oleh pembaca.

f) Human Interest (Manusiawi)

Kejadian tersebut dapat memberikan sentuhan perasaan bagi pembaca,

peristiwa yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa atau

orang besar dalam situasi biasa.

Selain keenam unsur tersebut, sebenarnya ada dua unsur lagi yang

ditambahkan, yakni unsur conflict atau controversy (konflik/kontroversi) serta

unusual (sesuatu yang tidak biasa) (Eriyanto, 2002: 107).

Denis McQuail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa; Sebuah

Pengantar, mengutip teoeri dari J. Westerstahl mengemukakan bahwa

penyajian laporan atau berita secara obyektif harus mencakup nilai-nilai dan

fakta-fakta itu sendiri yang memiliki implikasi evaluatif. Berikut skema yang

dapat digunakan untuk menilai kadar netralitas dan keseimbangan produk

media:

Page 46: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Obyektivitas

Skema 1.1

Komponen Utama Obyektivitas Berita

Kefaktualan sebuah berita ditentukan oleh beberapa kriteria

”kebenaran”, yaitu keutuhan laporan, ketepatan yang ditunjang pertimbangan

independen, dan tidak adanya keinginan untuk membawa ke arah yang salah.

Sedangkan relevansi berhubungan dengan proses seleksi, yakni memilah-milah

berdasarkan prinsip kegunaan yang jelas, demi kepentingan masyarakat. Dan

impartialitas adalah sikap netral wartawan-sikap yang menjauhkan penilaian

personal dan subyektif demi mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkannya-.

2. Proses Pengonstruksian Realitas dalam Berita

Fakta dalam berita bukanlah semata-mata seperti menemukan sesuatu

lalu diambil kemudian difungsikan seperti apa adanya. Menurut Mursito BM

dalam bukunya Memahami Institusi Media Sebuah Pengantar, fakta adalah

hasil pengamatan, penjelasan teoritis, konseptualisasi atau suatu investigasi

Kefaktualan

Impartialitas

Kebenaran

Relevansi

Keseimbangan

Netralitas

Skema 1.4 Diadopsi dari Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa; Sebuah Pengantar, 1996, hal. 130

Page 47: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

jurnalistik. Suatu ”realitas” telah dibentuk berdasarkan prinsip yang dikenal

sebagai ”news value”. Peristiwa yang sebenarnya hanya ada di lapangan, ini

disebut dengan realitas empirik. Sedangkan hasil reportase tentang peristiwa

yang sebenarnya dan tersaji dalam berita disebut dengan realitas simbolik.,

yaitu realitas dikonstruksi dalam bentuk simbol tulisan atau gambar oleh media

(Mursito, 2006: 159 & 174).

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Mark Fishman dengan

memperkenalkan model temuannya, yakni struktur fase. Struktur fase adalah

tahapan-tahapan alur cerita atau kerangka berita yang disusun wartawan. Setiap

wartawan memiliki alur berbeda dalam membuat berita. Lewat struktur fase,

peristiwa yang kompleks, tindakan yang yang tak beraturan, beragam dan

abstrak diorganisasikan sebagai peristiwa yang beraturan, logis dan dibuat

bermakna lewat skema interpretasi wartawan (Eriyanto, 2002: 92- 94).

Dalam mengintepretasikan suatu peritiwa, wartawan bukanlah satu-

satunya individu yang berproses memberikan penafsiran, melainkan ada pihak

lain yang berhubungan satu sama lain, yaitu sumber dan khalayak. Setiap pihak

menafsirkan dan mengontruksikan realitas berdasarkan penafsiran mereka

sendiri dan berusaha agar penafsirannya yang paling menonjol dan dominan.

Wartawan sebagai ”agen konstruksi” berusaha menjadikan apa yang ia

konsruksikan menjadi lebih dominan. Dalam proses konstruksi realitas,

wartawan tidak hanya menggunakan konsepsi yang ada dalam alam pikiran

semata, tapi juga harus mempertimbangkan tiga aspek, yakni (Eriyanto, 2002:

254):

Page 48: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Pertama, proses konstruksi akan melibatkan nilai sosial yang mengikat

wartawan. Nilai-nilai sosial tersebut mempengaruhi bagaimana ralaitas

dipahami dan dituliskan.

Kedua, dalam menulis dan mengonstruksikan berita wartawan bukanlah

berhadapan dengan publik yang kosong, dalam artian khalayak menjadi

pertimbangan wartawan menyusun kata-kata.

Ketiga, Proses konstruksi juga ditentukan oleh proses produksi yang

selalu melibatkan standar kerja profesionalisme dan wartawan.

E. Framing Sebagai Teknik Analisis Media

Pada tahun 1955, Beterson memperkenalkan konsep framing. Saat itu,

frame dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang

mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana serta menyediakan

kategori-kategori standar untuk mengapresiasi realitas. Hingga kemudian

konsep ini dikembangkan lebih jauh oleh Goffman pada tahun 1974 bahwa

frame dipandang sebagai kepingan-kepingan perilaku (strips of behaviour)

yang membimbing individu dalam membaca realitas (Sobur, 2004: 161).

Sebenarnya, framing diadopsi dari ilmu kognitif (psikologi) tapi

lambat laun diimplemantasikan pada ilmu-ilmu lain seperti: sosiologis, politik

dan kultural. Dalam ilmu komunikasi, framing dipakai untuk membedah cara-

cara atau ideologi media saat mengonstruksi fakta. Melalui analisis ini, seorang

peneliti dapat mencermati strategi seleksi, penonojolan dan pertautan fakta ke

dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih

Page 49: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

diingat, untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai perspektifnya. Dengan

kata lain, framing adalah sebuah teknik analisis untuk mengetahui bagaimana

perspektif wartawan sewaktu memilah-milah isu dan kemudian menulisnya

menjadi sebuah berita. Seperti yang dikatakan oleh Robert N. Entman bahwa

frame adalah pemilihan (selection) dan penojolan hal yang penting (salience).

To frame is to selected some aspect of a perceived reality and make them salient in a communicating text, in cusch a way as to promote a particular problem definition, causal interpretation, moral evaluation, and/or treatment recommendation for the item described. (Zen, 2004: 93)

Framing, menurut William A. Gamson adalah sebuah cara bercerita

atau gugusan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan

konstruksi makna dan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu

wacana. Cara bercerita itu terbentuk dalam sebuah kemasan (package) yang

digunakan individu untuk mengonstruksikan makna pesan-pesan yang ingin ia

sampaikan, serta untuk menafsirkan makna pesan-pesan yang ia terima. Todd

Gittlin juga menekankan bahwa dalam mem-frame berita, wartawan telah

menyertakan konsepsi dan skema interpretasinya. Pesan secara simbolik

menyertakan sikap dan nilai. Ia hidup, membentuk dan menginterpretasikan

makna didalamnya (Eriyanto, 2002: 67- 69).

Sedangkan Zongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, merujuk framing

sebagai alat yang digunakan untuk melakukan encouding, menafsirkan serta

memunculkan informasi yang dapat dikomunikasikan dan dihubungkan dengan

kebiasaan dan konvensi pekerjaan jurnalistik. Oleh karena itu, framing dapat

dikaji sebagai suatu strategi untuk mengonstruksi dan merespon wacana berita.

Page 50: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Dari beberapa pengertian framing di atas dapat ditarik benang merah

bahwa analisis framing digambarkan sebagai sebuah teknik analisis untuk

mengetahui proses-proses pembingkaian realitas (peristiwa, aktor, kelompok,

dll) pada media. Proses pembingkaian tersebut tentunya melalui beberapa

tahapan dan salah satunya adalah pengonstruksian. Realitas sosial di sini

dimaknai dan dikonstruksikan dengan makna tertentu (Eriyanto, 2002: 3).

Teknik analisis framing dilakukan dalam dua tahap. Pertama,

memilah fakta. Proses pemilahan fakta ini didasarkan kepada asumsi bahwa

wartawan tidak mungkin melihat peristiwa tanpa perspektif. Dalam

penyeleksian fakta ini selalu terkandung dua kemungkinan apa yang dipilih

(include) dan apa yang dibuang (exclude). Penekanan aspek tertentu itu

dilakukan dengan memilih angle tertentu dan mengabaikan faktor yang lain,

memberitakan aspek tertentu dan melupakan aspek yang lainnya. Oleh karena

itu, berakibat pada pemahaman dan konstruksi atas suatu peristiwa bisa jadi

berbeda antara satu media dengan media lain (Eriyanto: 2002: 69).

Kedua, menuliskan fakta. Pada tahap ini berhubungan dengan

bagaimana fakta, hasil seleksi tersebut disajikan kepada khalayak. Fakta yang

telah dipilih lalu ditekankan dengan pemakaian perangkat tertentu, seperti:

penempatan yang menonjol seperti ditempatkan sebagai headline atau pada

halaman belakang, pengulangan, penggunaan grafis untuk menunjang dan

memperkuat penonjolan, pemakaian label khusus sewaktu menggambarkan

orang atau peristiwa atau orang yang diberitakan, asosiasi terhadap simbol

budaya, generalisasi, simplifikasi dan pemakaian kata yang mencolok, gambar

Page 51: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

dan sebagainnya. Realitas yang disajikan secara menonojol tersebut

kemungkinan akan lebih diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam

memahami suatu realitas (Eriyanto, 2002: 70).

Kate MacNeill dalam Ejournalist menuliskan makalahnya berjudul

‘How can this be art?’: framings of contemporary art in the news media yang

mengemukakan empat bentuk framing umum-sebagai sebuah karya seni

kontemporer media-yang mudah diingat oleh khalayak. Ia menuliskan:

Valkenburg, Semetko and de Vrees (1999) identified four common framings of news in their survey of the literature, namely conflict frame; human interest frame; responsibility frame; and economic consequences frame. Their research established that readers will recall news stories within these frameworks. Furthermore, implicit attitudes towards contemporary art within the text will also influence the reader’s reaction to not only the art being discussed, but to the nature of contemporary art more generally (Macneill, 2008: 4).

Tulisan tersebut menyebutkan bahwa Valkenburg, Semetko and de

Vrees mengidentifikasi empat bentuk framing berita, sebagai kerangka

pemikiran dan seni kontemporer wartawan, yang mudah diingat oleh khalayak.

Bentuk framing itu adalah conflict frame, human interest frame, responsibility

frame, dan economic consequences frame. Dalam proses framing berita,

wartawan tidak hanya melakukan seni kontemporer seperti layaknya seorang

seniman tetapi juga seni kontemporer dalam arti yang lebih umum

(menggunakan prosedur atau karakterisitik tertentu) agar berita yang akan

dimuat dapat menarik perhatian khalayak.

Eriyanto dalam bukunya Analisis Framing Konstruksi Realitas,

Ideologi, Politik Media mengemukakan ada empat macam model analisis

Page 52: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

framing. (1) Model Murray Edelmen, yang mengungkapkan perangkat framing

adalah kategorisasi, (2) Model Robert N. Entman, yang memiliki perangkat

framing seleksi isu dan penonjolan aspek tertentu dari isu, (3) Model William

A. Gamson, yang memiliki perangkat framing yaitu metaphors, catchphrase,

exemplaar, depiction, visual image, roots, appeals to principle dan

consequences, (4) Model Pan Kosicki, yang memiliki perangkat framing

struktur wacana media meliputi: sintaksis, skrip, tematik dan retoris.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini tergolong dalam jenis desktiptif kualitatif dengan

paradigma konstruktivisme. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa

masing-masing individu menurut paradigma konstruktivisme memiliki

perbedaan construct (bangunan ”kebenaran”) dan construe (cara memahami

”kebenaran”) dalam memahami sebuah realitas. Oleh karenanya, penelitian ini

akan menggali constuct dan construe obyek yang diteliti, yaitu surat kabar

harian Suara Merdeka dan Solopos, terutama berkenaan dengan berita tentang

polemik pabrik Es Saripetojo di Solo, Jawa Tengah. Karena penelitian ini

terkategorikan ke dalam penelitian deskriptif maka penelitian hanya dilakukan

dengan memaparkan dan menafsirkan data kualitatif mengenai situasi,

peristiwa atau fenomena secara komprehensif. Penelitian ini tidak mencari atau

menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesa ataupun membuat prediksi

(Rakhmat, 1991: 24).

Page 53: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Data kualitatif yang dikumpulkan merupakan representasi simbolik

yang lebih menekankan pada makna dan tujuan dari obyek penelitian

dibandingkan isi data secara definitif. Hal itu bisa berupa kata-kata dalam

kalimat atau gambar yang mempunyai arti lebih dari sekedar angka atau jumlah

(Sutopo, 2002: 10).

2. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis framing.

Analisis framing memiliki asumsi bahwa berbagai isi di dalam media massa

mempunyai peran yang sangat strategis dalam menentukan mana yang penting

atau signifikan dari bermacam-macam isu yang hadir dalam wacana publik

(Sudibyo, 2001: 220). Karena metode analisis framing termasuk ke dalam

kategori penelitian konstruksionis, maka framing dapat digunakan untuk

melihat dan menemukan bagaimana realitas itu dibentuk dan dikonstruksi.

Dalam praktiknya, ada beberapa bagian yang ditonjolkan dan beberapa bagian

lain yang disembunyikan. Hal tersebut akan berdampak pada khalayak yang

akan mengingat hal-hal tertentu dari apa yang ditampilkan dan

mengesampingkan hal yang tidak muncul dalam pemberitaan media.

Seperti dikatakan oleh Frank D. Durkheim yang dikutip oleh Eriyanto

bahwa framing membuat dunia lebih diketahui dan lebih dimengerti. Realitas

yang kompleks dipahami dan disederhanakan dalam kategori tertentu. Bagi

khalayak, penyajian realitas yang demikian membuat realitas lebih bermakna

dan dimengerti.

Page 54: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

3. Analisa Data

Untuk menganalisa data penelitian, peneliti menggunakan metode

framing dengan model yang diperkenalkan oleh Zhondang Pan dan Gerald M.

Kosicki (Pan Kosicki). Dikarenakan metode framing Pan Kosicki mempunyai

dua kelebihan dibandingkan dengan model-model teknik analisis framing

lainnya. Pertama, pada model Pan Kosicki memberikan peluang yang lebih

luas terhadap unit analisa yang digunakan, seperti: struktur berita, gaya bahasa,

idiom, gambar, foto dan juga grafik. Kedua, terdapat empat bagian besar

dengan bagian analisa masing-masing sehingga lebih lengkap dan sangat

membentuk dalam proses pengkategorian sampai pada tahap analisa.

Menurut Pan Kosicki ada dua konsepsi yang saling berkaitan dalam

teknik analisis framing. Pertama adalah konsepsi psikologis, dalam konsepsi ini

lebih menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi dalam

dirinya dan ditunjukan dalam skema tertentu. Framing di sini dilihat sebagai

penempatan informasi dalam suatu konteks yang khusus dan menempatkan

elemen tertentu dari suatu isu dengan penempatan lebih menonjol dalam

kognisi seseorang. Elemen yang diseleksi dari suatu peristiwa tersebut lebih

penting dalam mempengaruhi pertimbangan dalam membuat keputusan tentang

realitas. Kedua, konsepsi sosiologis, menekankan pada bagaimana konstruksi

sosial atas realitas, bagaimana seseorang mengklasifikasikan lalu

mengorganisasikan dan menafsirkan pengalaman sosialnya untuk mengerti

dirinya dan realitas di luar dirinya. Frame dalam konsepsi ini berfungsi

membuat suatu realitas menjadi teridentifikasi, dipahami dan dapat dimengerti

Page 55: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

karena sudah dilabeli dengan label tertentu. Konsepsi psikologis dan sosiologis

ini digabung dalam satu model dan dapat dilihat dari bagaimana suatu berita

diproduksi dan peristiwa dikonstruksi oleh wartawan (Eriyanto, 2002: 252-

253).

Pan Kosicki juga mengungkapkan bahwa analisis framing

dimunculkan sebagai pendekatan kaum kontruktivisme dalam menguji wacana

media yang bersifat empiris dan operasional yang dibagi ke dalam empat

struktur berita, yaitu struktur sintaksis (syntactional sturcture), struktur naskah

(script structure), struktur tematik (thematic structure), dan struktur retoris

(retoric structure) (Zen, 2004: 91). Dengan empat struktural tersebut akan

dilakukan analisis wacana media berkaitan dengan polemik pembongkaran

pabrik Es Saripetojo di Solo, Jawa Tengah. Berikut ini uraian keempat struktur

tesebut:

a) Struktur Sintaksis

Sintaksis merupakan susunan kata atau frase dalam kalimat. Sintaksis

dalam media massa berkaitan dengan proses wartawan dalam menyusun

laporan peristiwa ke dalam susunan umum berita, yang meliputi pernyataan,

opini, kutipan, dan pengamatan yang telah ia lakukan. Dari struktur sintaksis

pula kita dapat menganalisis objektivitas dan netralitas suatu pemberitaan

media. Objektivitas pemberitaan media setidaknya memiliki tiga unsur pokok,

yaitu unsur kebenaran, unsur keseimbangan serta relevansi judul dengan isi

berita.

Page 56: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Struktur sintaksis biasanya ditandai oleh struktur piramida terbalik

dan oleh aturan-aturan atributif (penandaan) sumber. Piramida terbalik

mengacu pada pengorganisasian bagian-bagian struktur yang runtut, seperti

headline (judul utama), lead (kepala berita atau pendahuluan), background

(latar belakang), kutipan dan ending (penutup) atau bagian yang umum saja

seperti lead, perangkat, tubuh dan penutup sehingga membentuk skema yang

menjadi pedoman bagaimana fakta hendak disusun.

Headline (judul), bagian dari wacana berita yang memiliki tingkat

kemononjolan yang tinggi, yang dapat menunjukan kecenderungan berita.

Melalui judul, dapat digunakan untuk menunjukan proses wartawan

dalam mengonstruksikan suatu fenomena dan seringkali menekankan

makna tertentu lewat penggunaan tanda tanya untuk menunjukan sebuah

perubahan dan tanda kutip untuk menunjukan adanya jarak perbedaan.

Lead (pendahuluan), merupakan paragraf pertama berita, untuk

mengetahui bagaimana sebuah berita diawali. Lewat lead, juga dapat

menunujukan sudut pandang dari dari berita serta perspektif tertentu dari

peristiwa yang diberitakan.

Latar adalah bagian berita yang dapat memberikan pengaruh semantik

(arti kata) yang hendak ditampilkan (Anshori, 2005: 10). Biasanya

wartawan dalam menulis berita mencantumkan latar belakang peristiwa.

Pemilihan latar akan menentukan ke arah mana pandangan khalayak akan

dibawa. Pada umumnya, latar ditampilkan di awal sebelum wartawan

mengemukakan pendapatnya yang dengan sengaja dimunculkan untuk

Page 57: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

mempengaruhi dan memberi kesan bahwa pendapat tersebut beralasan.

Sehingga latar dapat menjadi alasan pembenar gagasan yang diajukan

dalam teks.

Kutipan, digunakan wartawan untuk membangun obyektivitas – cover

both side. Kutipan bisa berwujud parafrase, yaitu kutipan yang disadur

dari buku atau dari kutipan orang lain. Pengutipan pernyataan sumber ini

menjadi perangkat framing atas tiga hal, yakni (1) mengklaim kebenaran

dari pernyataan yang dibuat dengan berdasarkan diri pada klaim otoritas

akademik. Wartawan bisa jadi memiliki pandangan dan pendapat sendiri

atas suatu peristiwa, kutipan digunakan untuk mengesankan bahwa

pendapatnya tersebut didukung oleh ahli yang berkompeten. (2)

menghubungkan poin tertentu dari pandangannya kepada pejabat yang

berwenang, (3) mengecilkan pendapat atau pandangan tertentu yang

dihubungkan dengan kutipan atau pandangan mayoritas sehingga

pandangan tersebut tampak menyimpang dari pendapat umum. Teknik ini

sangat bermanfaat untuk menonjolkan aspek argumentatif dari

keseluruhan pendapat dalam teks berita, bahwa meskipun ada pendapat

yang menyimpang, tapi hal itu akan nampak kecil jika dibandingkan

dengan pendapat – pendapat lain yang tercantum (Anshori, 2005: 11).

Ending (penutup), paragraf terakhir berita yang dapat digunakan untuk

mengetahui bagaimana sebuah berita diakhiri.

Page 58: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

b) Struktur Skrip

Berita sering kali disusun sebagai suatu jalinan cerita. Hal ini

dilakukan karena, pertama, banyak berita yang berusaha menunjukan peristiwa

yang ditulis merupakan kelanjutan dari peristiwa sebelumnya; kedua, berita

memiliki orientasi untuk menghubungkan dengan lingkungan komunal

pembaca. Oleh karena itu, menulis berita hampir sama ketika menulis novel.

Dan melalui skrip ini dapat diketahui bagaimana wartawan mengisahkan atau

menceritakan peristiwa ke dalam bentuk berita dengan maksud agar lebih

menarik untuk dibaca khalayak. Secara umum, struktur skrip skrip terdiri dari

5W+1H, yakni siapa (who), kapan (when), dimana (where), apa (what),

mengapa (why) dan bagaimana (how). Skrip memberikan tekanan tertentu –

bagian mana yang didahulukan dan mana yang kemudian dapat disembunyikan

sebagai suatu informasi yang penting-, dengan jalan menghilangkan salah satu

atau menonjolkan beberapa unsur dari enam kelengkapan berita (5W+1H)

tersebut.

c) Struktur Tematik

Menurut Pan Kosicki, berita mirip pengujian hipotesis, peristiwa yang

diliput, sumber yang dikutip, dan pernyataan yang diungkapkan, semua

perangkat tersebut digunakan untuk membuat dukungan yang logis bagi

hipotesis yang dibuat. Dalam setiap peristiwa, wartawan memiliki tema

tersendiri untuk kemudian ditulis menjadi sebuah berita. Tema tersebut muncul

sebagai konstruksi wartawan saat membuat teks berdasarkan persepsi dan apa

yang ingin ia tulis. Sehingga pembuat teks dapat memanipulasi penafsiran

Page 59: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

pembaca dengan penggunaan diksi dan permainan definisi untuk

mendiskripsikan peristiwa tersebut. Berikut ini elemen-elemen yang dapat

dianalisis:

(1) Koherensi, berkenaan dengan pertalian atau jalinan antar kata, proposisi

atau kalimat. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta berbeda

dihubungkan dengan menggunakan koherensi. Melalui koherensi dapat

dipakai untuk melihat bagaimana seseorang secara strategis menggunakan

wacana untuk menjelaskan fakta. Apakah peristiwa dilihat sebaai sesuatu

yang berhubungan, saling terpisah , atau justru sebab akibat. Hal ini

dipengaruhi oleh kepentingan komunikator terhadap sebuah peristiwa.

Ada beberapa macam koherensi, yakni (a) koherensi kondisional, yaitu

dapat berupa sebab-akibat atau hubungan penjelas. Hal ini dapat diamati

dari penggunaan kata hubung yang dipakai untuk menggambarkan dan

menjelaskan hubungan, atau memisahkan satu proposisi dihubungkan

dengan bagaimana seseorang memaknai suatu peristiwa yang ingin

ditampilkan di depan publik. Koherensi kondisional juga dapat dianalisis

dari penggunaan anak kalimat sebagai penjelas. Sehingga dalam satu

kalimat terdapat dua proposisi. Proposisi yang pertama dijelaskan dalam

proposisi kedua dengan menggunakan kata hubung seperti ”yang” dan”

dimana”. (b) koherensi penjelas, proposisi atau kalimat satu sebagai

penjelas dari kalimat lain. Ditandai dengan kata hubung ”dan” atau ”lalu”.

(c) koherensi pembeda, proposisi atau kalimat satu sebagai lawan atau

kebalikan dari kalimat yang lain. Biasanya dihubungkan dengan kata

Page 60: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

penghubung ”dibandingkan”, ”sedangkan”, ”meskipun demikian”, atau

”tetapi”. Koherensi pembeda ini dipakai untuk penyangkalan

komunikator terhadap tindakan atau fakta yang dianggap tidak realistis

olehnya.

(2) Kata ganti, yakni menunjukan posisi seseorang dalam suatu wacana yang

bertujuan untuk memanipulasi dengan menciptakan imajinasi. Kata ganti

”saya” atau ”kami’ merupakan bentuk resmi dari sikap komunikator.

Sedangkan ”kita” merujuk pada pembukaan sekat antara khalayak dan

komunikator sehingga apa yang menjadi sikap komunikator seolah

menjadi sikap bersama.

(3) Bentuk kalimat, yaitu hal yang berhubungan dengan cara berpikir logis,

prinsip kausalitas. Dengan kausalitas dalam bahasa diwujudkan dalam

subjek (yang menerangkan) dan predikat (yang diterangkan). Bentuk

kalimat ini bukan hanya persoalan kebenaran tata bahasa namun juga

memberikan pemaknaan tertentu melalui susunan kalimat.

(4) Detail, sesuatu yang berhubungan dengan kontrol informasi oleh

komunikator. Informasi yang menguntungkan komunikator atau citra

perusahaan akan ditonjolkan lebih besar dan informasi yang merugikan

akan mendapat bagian lebih sedikit atau bahkan dihilangkan. Informasi

yang menguntungkan tidak hanya ditampilkan secara berlebihan namun

dengan detail yang lengkap dan jika perlu dengan data-data.

Page 61: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

d) Struktur Retoris

Struktur retoris dalam wacana berita mendiskripsikan pilihan gaya

atau kata yang diplih wartawan untuk menekankan makna yang ingin

ditonjolkan oleh wartawan. Retorik memiliki fungsi untuk membuat cerita,

meningkatkan penonjolan pada sisi-sisi tertentu dan meningkatkan imajinasi

yang diinginkan pada suatu berita. Selain itu struktur ini juga menunjukkan

kecendrungan bahwa apa yang disampaikan tersebut adalah suatu kebenaran.

Elemen-elemen struktur retoris adalah sebagai berikut:

Leksikon, yakni pemilihan atau pemakaian kata-kata tertentu untuk

menggambarkan peristiwa. Pemiilihan ini dilakukan secara ideologis

untuk menunjukan pemaknaan seseorang terhadap fakta. Yang paling

sering digunakan adalah teknik labelling, yaitu melekatkan idiom tertentu

pada sebuah fakta atau peristia dengan maksud memberikan makna

tendesius terhadap fakta atau peristiwa tersebut (Anshori, 2005: 26).

Metafora, adalah kiasan yang mempunyai persamaan sifat dengan benda

atau hal yang bisa dinyatakan dengan kata atau frase. Digunakan tidak

hanya untuk ”ornamen” berita tetapi juga untuk mendukung dan

menekankan pesan utama yang disampaikan.

Grafis, diwujudkan dalam bentuk variasi huruf (ukuran, warna dan efek),

caption, grafik, gambar, tabel, foto dan data lainnya. Bagian yang dicetak

berbeda merupakan bagian yang dianggap penting oleh komunikator,

dimana ia menginginkan khalayak menaruh perhatian yang besar pada

bagian tersebut. Termasuk juga penempatan dan ukuran judul (dalam

Page 62: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

kolom surat kabar). Elemen grafik memberikan efek kognitif, ia

mengontrol perhatian dan ketertarikan secara intensif dan menunjukan

apakah suatu informasi itu dianggap penting dan menarik sehingga harus

difokuskan.

Gaya, menunjukan pada kemasan bahasa tertentu dalam penyampaian

pesan untuk menimbulkan efek tertentu pada khalayak.

Pengandaian, beranggapan (memisalkan/mengumpamakan) bahwa suatu

peristiwa mungkin terjadi.

Ringkasnya, model Pan Kosicki digambarkan dalam kerangka

pemahaman berikut ini:

Page 63: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Skema 1.2

Kerangka Pemahaman Framing Model Pan Konsicki

4. Obyek Penelitian

Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah berita-berita tentang

sengketa pembangunan mal di bekas pabrik Es Saripetojo Solo pada surat kabar

Harian Umum Solopos dan Suara Merdeka dari periode Juni hingga Juli 2011.

Surat kabar Harian Umum Solopos telah berdiri selama kurun waktu

14 tahun di Solo. Karena berbasis di Solo membuat surat kabar ini lebih banyak

menyajikan seputar informasi yang terjadi di Kota Solo. Ini membuat Solopos

mendapatkan perhatian cukup besar pada khalayak Solo. Sedangkan, untuk

STRUKTUR PERANGKAT FRAMING UNIT YANG DIAMATI

SINTAKSIS Cara wartawan menyusun fakta

SKRIP Cara wartawan mengisahkan fakta

TEMATIK Cara wartawan menulis fakta

RETORIS Cara wartawan menekankan fakta

1. Skema berita

2. Kelengkapan berita

3. Detail 4. Koherensi

5. Bentuk kalimat 6. Kata ganti

7. Leksikon 8. Grafis 9. Metafora

Headline, lead, latar, informasi, kutipan, sumber,

pernyataan, penutup

5W+1H Who, What,

Where, When, Why, dan How

Paragraf, preposisi, kalimat, hubungan

antar kalimat

Kata, idiom, gambar atau foto,

grafik

Skema 1.5 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, 2002, hal. 256

Page 64: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Suara Merdeka merupakan media yang mencakup wilayah terbitan Jawa

Tengah. Sehingga tiap daerah yang termasuk di dalam lingkup Jawa tengah

dimasukan di setiap rubriknya. Seperti Kota Solo, karena kota ini termasuk

salah satu kota terbesar diantara kota-kota yang dipimpin oleh Gubernur Bibit

Waluyo dan potensi daya jual yang besar maka Suara Merdeka menyediakan

porsi kolom dan halaman hingga dua sampai tiga halaman. Bahkan disediakan

satu suplemen dengan nama Solo Metro dan dilengkapi dengan Jargon ”Laras

Atine Wong Solo”. Meskipun beritanya meliputi se-eks Karesidenan Surakarta

tapi porsi pemberitaan seputar wilayah Solo lebih banyak dibandingkan berita

di daerah lain.

Alasan pemilihan periode penelitian dari bulan Juni hingga Juli 2011

karena pada saat itu peristiwa sengketa pembengunan mal di bekas pabrik Es

Saripetojo sedang hangat-hangatnya terjadi dan dibicarakan publik. Perseteruan

antara Bibit Waluyo dan Joko Widodo menjadi wacana penting yang harus

diberitakan. Selain itu, mengingat peristiwa ini menyangkut kehidupan

masyarakat Solo, oleh karenanya kedua media tersebut tidak luput untuk

memberitakan peristiwa ini.

5. Sumber Data

Pada umumnya data dalam penelitian komunikasi kualitatif dapat

dikelompokan menjadi tiga jenis, yakni (a) Data yang diperoleh dari interview,

(b) Data yang diperoleh dari observasi, dan (c) Data yang berupa dokumen,

teks, atau karya seni yang dinarasikan (Pawito, 2007: 96). Data primer dalam

penelitian ini berupa keseluruhan sebyek penelitian yang diteliti, yakni teks

Page 65: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

berita yang berkaitan dengan polemik pembangunan mal di bekas pabrik Es

Saripetojo Solo pada Harian Umum Solopos dan Suara Merdeka periode Juni

hingga Juli 2011. Selain itu, peneliti juga menggunakan sumber data lain untuk

mendukung penelitian ini, yaitu dari buku – buku, artikel – artikel baik di

media cetak maupun dari internet, catatan – catatan, serta arsip – arsip lain.

6. Validitas Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, hasil temuan dapat dinyatakan valid

apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dan yang

sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Namun perlu diketahui bahwa

kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal,

tetapi jamak dan bergantung pada konstruksi manusia, dibentuk dalam diri

seseorang sebagai hasil proses mental dalam setiap individu dengan berbagai

latar belakangnya. Dan pengujian validitas data penelitian kualitatif dapat

dilakukan dengan beragam teknik, antara lain dengan menguji credibility

(validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability

(reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas). Yang mana masing – masing

teknik tersebut memiliki berbagai cara yang dapat dipakai sesuai dengan

keinginan dan kondisi peneliti (Sugiyono, 2005: 121).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik uji credibility

dengan cara menggunakan bahan referensi. Yang dimaksud bahan referensi

antara lain berupa foto – foto, rekaman, atau dokumen autentik lainnya yang

dapat mendukung untuk membuktikan data yang telah diketemukan peneliti.

Dan dokumen yang digunakan peneliti untuk menguji validitas data penelitian

Page 66: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

adalah berupa tajuk rencana yang dibuat dan dimuat oleh masing – masing

surat kabar, yakni Solopos dan Suara Merdeka, tentunya yang berkaitan dengan

peristiwa Saripetojo. Tajuk rencana merupakan hasil pemikiran kolektif dari

segenap awak media. Sehingga dalam proses penulisan hingga penerbitan suatu

tajuk rencana terlebih dahulu melalui rapat redaksi yang dihadiri oleh

pemimpin redaksi, redaktur pelaksana, dan jajaran redaktur lainnya yang

berkompeten untuk menentukan sikap bersama terhadap suatu permasalahan

krusial yang sedang berkembang di masyarakat atau dalam kebijakan

pemerintah. Oleh karena itu, peneliti menggunakan tajuk rencana sebagai alat

pembanding dengan hasil analisis data penelitian. Selain itu, yang meyakinkan

peneliti untuk memilih tajuk rencana sebagai alat validitas data karena tajuk ini

memiliki sifat, antara lain (Imung Pujarnako: 2011):

a) Krusial dan ditulis secara berkala, tergantung dari jenis terbitan suatu

media.

b) Isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas baik itu

aspek sosial, politik, ekonomi, budaya, hukum, dan pemerintahan,

olahraga bahkan entertainment tergantung jenis liputan medianya.

c) Memiliki karakter atau konsistensi yang teratur kepada para pembacanya

terkait sikap dari media massa yang menulis tajuk rencana.

d) Berhubungan erat dengan policy media (kebijakan media) yang

bersangkutan. Karena setiap media memilki perbedaan iklim tumbuh dan

berkembang dalam kepentingan yang beragam, yang menaungi media

tersebut.

Page 67: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Dan biasanya tajuk rencana ditulis sesuai dengan golongan pers mana

media atau surat kabar tersebut berasal, seperti antara surat kabar Solopos dan

Suara Merdeka. Seperti yang diketahui bahwa Suara Merdeka memiliki

golongan pers yang lebih tinggi dibandingkan dengan Solopos, maka hal ini

mempengaruhi dalam penulisan tajuk rencana. Perbedaan isi tajuk rencana

tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 1.3

Tabel Perbedaan Isi Tajuk Rencana Antar Golongan Pers

Pers Golongan Middle - Low Media (Solopos)

Pers Golongan Middle - High Media (Suara Merdeka)

Lebih bersifat berani, atraktif, progresif.

memiliki sifat hati - hati, normatif, dan cenderung konservatif.

Tidak canggung untuk memilih pendekatan kritis yang bersifat tajam dan ”tembak langsung”.

Sebisa mungkin menghindari pendekatan kritis yang tajam.

Lebih memilih pendekatan sosiologis daripada politis.

Pertimbangan aspek politis lebih besar dari aspek sosiologis.

7. Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir dalam penelitian ini telah disederhanakan pada

skema di bawah ini:

Tabel 1.3 Hasil ringkasan dari Imung Pujanarko

Page 68: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Skema 1.3

Kerangka Pemikiran Peneliti

Wacana Yang Beredar Dan Berkembang Atas Persitiwa Tersebut

Identifikasi dan Analisis Teks dengan Elemen Framing Pan-Kosicki:

1. Sintaksis 2. Skrip 3. Tematik 4. Retoris

Pengujian Keabsahan Analisis Data

Teks Berita

Wacana di Balik Teks Berita

Realitas Sosial: Polemik Pembangunan Mal di Bekas Pabrik Es Saripetojo Solo

Kebijakan Redaksional Surat Kabar Harian Umum Solopos dan Suara Merdeka

Skema 1.6 olahan peneliti

Page 69: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

BAB II

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

II.1 Harian Umum Solopos

A. Sejarah Singkat Berdirinya Solopos

Harian Umum Solopos pertama kali diterbitkan oleh PT. Aksara

Solopos pada tanggal 19 September 1997. Berbagai persiapan meliputi aspek

sumber daya manusia (SDM) hingga aspek teknis seperti proses persiapan

mencetak sebenarnya telah dilakukan jauh – jauh hari, tepatnya sejak 13 April

1997. Dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas, para calon tenaga

professional jurnalistik Solopos telah dididik dan dilatih oleh praktisi dan

akademi jurnalistik dari Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerbitan

Yogyakarta (LP3Y), yang berlangsung pada bulan April 1997. Sedangkan

untuk karyawan bidang perusahaan mulai bekerja pada 1 Mei 1997. Kemudian

setelah mengantongi Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) yang

dikeluarkan pada tanggal 12 Agustus 1997, proses persiapan tersebut

diintensifkan kembali. Dalam SIUPP disebutkan Solopos terbit 7 kali

seminggu, sedangkan untuk edisi Minggu terbit pertama kali pada 28 Juni

1998.

Sejak awal, Solopos memiliki prinsip untuk menempatkan diri sebagai

surat kabar daerah yang terbit di daerah. Pasalnya, surat kabar ini ingin menjadi

besar di daerah seiring dengan semakin meningkatnya dinamika masyarakat

Solo yang bakal menjadi kota internasional. Hal inilah yang membedakan

Page 70: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Solopos dengan surat kabar lainnya yang rata – rata mengklaim diri sebagai

surat kabar nasional yang terbit di daerah. Pada tahap pertama penerbitan,

Solopos mencetak sekitar 10.000 eksemplar yang diedarkan di wilayah eks

Karesidenan Surakarta dan beberapa kota di Jawa Tengah. Pada Mei 1998

ketika terjadi tragedi yang telah membumihanguskan Kota Solo, ternyata

menjadi babak baru perkembangan Solopos. Hal ini terjadi karena Solopos

menjadi satu-satunya surat kabar di Solo yang memuat berita besar-besaran

tentang peristiwa yang telah meluluhlantakkan Kota Bengawan tersebut,

sehingga berpengaruh terhadap peningkatan jumlah oplah penerbitan. Surat

kabar ini mampu mencetak koran sekitar 40.000 eksemplar pada tahun pertama

dan pada tahun berikutnya diharapkan adanya peningkatan tiras.

Solo dengan enam kabupaten yang letaknya saling berdekatan dan

tergabung dalam eks karesidenan Surakarta ini dipilih menjadi basis utama

terbitan Solopos. Ini dikarenakan Solo merupakan pasar yang sangat potensial

baik dari segi ekonomis maupun historis. Dilihat dari segi ekonomis, Kota Solo

dikenal sebagai pusat bisnis yang penting di Jawa Tengah, bahkan di Pulau

Jawa. Seiring dengan perkembangan waktu, perannya sebagai pusat bisnis

ternyata semakin berkembang. Hal ini tampak dari kondisi makro ekonomi

yang semakin kondusif. Etos kerja masyarakatnya dalam berusaha dan bersikap

kritis terhadap segala perkembangan membuat Solo dan sekitarnya menjadi

wilayah yang layak diperhitungkan baik dalam bisnis skala lokal maupun skala

nasional. Apalagi peran Solo sebagai kota budaya cukup berpengaruh terhadap

perekonomian masyarakatnya. Hal ini terbukti dengan meningkatnya

Page 71: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Solo dari

tahun ke tahun.

Sedangkan dari segi historis, Solo dikenal sebagai cikal bakal

pertumbuhan pers nasional. Namun pada saat itu, tidak satu pun surat kabar

harian asli terbitan Solo yang tersisa. Hanya surat kabar-surat kabar dari luar

kota seperti Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Jakarta saja yang mengisi

kekosongan pangsa pasar tersebut. Padahal masyarakat Solo membutuhkan

alternatif surat kabar baru yang berbasis pada kotanya sendiri dan mampu

mengakomodasi kebutuhan informasi khususnya di wilayah Solo.

Kelompok penerbit Harian Ekonomi Bisnis Indonesia menangkap

kondisi ini menjadi peluang untuk mengembangkan bisnis persnya di Solo.

Melalui kepemilikan saham di PT. Aksara Solopos, akhirnya mereka mampu

memperoleh izin penerbitan surat kabar No 315/ SK/ Menpen/ SIUPP dari

Menteri Penerangan. Dengan berbekal SIUPP inilah, Solopos resmi hadir

ditengah masyarakat Solo dengan 16 halaman pada 19 September 1997. Para

pemegang saham, yang sejak awal mengarahkan Solopos sebagai community

based news paper, ini terdiri atas Sukamdani Sahid Gitosardjono yang

bertindak sebagai Presiden Komisaris PT. Aksara Solopos serta para komisaris

lain diantaranya Ciputra, Subronto Laras dan karyawan PT. Jurnalindo Aksara

Grafika Penerbit Harian Ekonomi Bisnis Indonesia. Sementara itu, untuk

jajaran direksi terdiri dari Lulu Terianto selaku Presiden Direktur, Danie H.

Soe’oed dan Bambang Natur Rahadi selaku Direktur. Dalam pengelolaan

sehari-hari, Solopos dikendalikan oleh Sukamdani S. Gitosardjono sebagai

Page 72: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Pemimpin Umum, Danie H Soe'oed sebagai Wakil Pemimpin Umum, YA

Sunyoto sebagai Pemimpin Redaksi dan Bambang Natur Rahadi sebagai

Pemimpin Perusahaan.

B. Visi dan Misi Solopos

Visi yang ingin dicapai Solopos adalah sebagai penyaji informasi

utama, terpercaya dengan pengelolaan usaha yang profesional. Untuk

mewujudkan visi tersebut, Solopos kemudian merumuskan beberapa misi

sebagai berikut:

1. Membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan bermoral.

2. Selalu menyajikan informasi yang berimbang, akurat, dan unggul.

3. Mensejahterakan stakeholder Solopos.

Berdasar pada tujuan awal Solopos yang ingin mengakomodasi

kebutuhan informasi masyarakat Solo, maka Solopos berusaha tampil lebih

aspiratif dalam memenuhi kebutuhan para pembacanya. Beragam informasi

mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya bahkan hiburan berusaha disajikan

dalam pemberitaannya. Setiap terbit, Solopos hadir dengan konsep dua koran

dalam satu koran, yaitu tampil dengan dua sesi. Sesi pertama menghadirkan

isu-isu global, sedangkan sesi kedua menampilkan informasi lokal. Kebutuhan

masyarakat akan keberagaman informasi dipenuhi sedemikian rupa, sehingga

pembaca cukup memegang satu koran untuk mendapatkan berbagai fakta

sekaligus. Masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya yang berskala nasional

hadir pada sesi pertama Solopos. Sementara informasi berskala lokal disajikan

dengan penuh keragaman, menarik dan lengkap pada sesi kedua. Dan salah satu

Page 73: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

yang menjadi keunggulan Solopos, yakni menyajikan berita ekonomi dan bisnis

dengan lebih menarik. Hal ini tidak terlepas dari pemanfaatan jaringan berita

Bisnis Indonesia-sebagai perusahaan induknya-yang selama ini dikenal sebagai

surat kabar ekonomi nasional terdepan.

Dengan jargon ”Meningkatkan Dinamika Masyarakat”, Solopos selalu

berpegang teguh pada prinsip pokok yang dianut dengan memperhatikan unsur-

unsur sebagai berikut:

Menyajikan berita dengan lebih berani;

Pendekatan yang lebih memihak kepada kepentingan masyarakat banyak;

Berusaha tampil selengkap mungkin dan bernuansa.

C. Susunan Organisasi Solopos

Susunan organisasi sangat diperlukan dalam suatu instansi atau

perusahaan, tak terkecuali Solopos. Karena hal ini membantu karyawannya

untuk bekerja sesuai dengan jabatan dan wewenangnya serta mampu

memaksimalkan pekerjaan mereka. Berikut ini rangkuman susunan organisasi

Solopos (Solopos, 2 Juli 2011):

1. Pemimpin Umum

2. Wakil Pemimpin Umum

3. Pemimpin Redaksi

4. Wakil Pemimpin Redaksi

5. Pemimpin Perusahaan

6. Redaktur Senior

7. Redaktur Pelaksana

Page 74: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

8. Sekretaris Redaksi

9. Redaktur

10. Manajer Litbang dan Pusdok

11. Staf Redaksi

12. Asisten Manajer Layout

13. Tim Pengembang Redaksi

D. Bidang Redaksional Solopos

3. Rincian Tugas Departemen Redaksi Solopos

Bidang keredaksional merupakan bidang yang berhubungan secara

langsung dengan proses produksi berita mulai dari proses pencarian berita,

penulisan, editing, layout sampai berita siap dicetak. Begitu pula dengan

Solopos, surat kabar ini memiliki bagian redaksi yang berperan dalam proses

produksi berita yang disajikan setiap harinya. Secara terperinci, pembagian staf

di bidang keredaksional Solopos dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Pemimpin Redaksi (Pemred) berperan sebagai penentu kebijakan dan

penanggung jawab keredaksian atau pemberitaan (news and analysis

trends). Pemred memiliki hak dan tanggung jawab terhadap seluruh isi

pemberitaan surat kabar baik ke dalam maupun ke luar serta tulisan

wartawan sendiri ataupun penulis.

b) Wakil Pemimpin Redaksi (Wapemred) berperan untuk mewakili dan

menggantikan tugas Pemred bila diminta atau Pemred berhalangan. Oleh

karena itu Wapemred bertanggung jawab kepada Pemred.

Page 75: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

c) Redaktur Pelaksana adalah pelaksana harian yang mengkoordinasikan

kelancaran tugas lintas rubrik/ kompartemen binaannya dan antar

perangkat keredaksian.

d) Redaktur bertindak sebagai pelaksana teras yang memimpin dan

penanggung jawab rubrik/kompartemen. Redaktur bertanggung jawab

terhadap pelaksanaan rencana fisik kerja harian, mingguan dan bulanan

berdasarkan analisis SWOT untuk acara liputan berita dan pembinaan

narasumber. Redaksi mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan

kegiatan operasional kepada redaktur pelaksana.

e) Wartawan (reporter) adalah karyawan pers yang berperan dalam

pengumpulan, pengolahan dan penyiapan berita berupa fakta, ulasan dan

pendapat.

f) Sekretariat redaksi berperan sebagai penunjang kelancaran tugas

operasional keredaksian. Bagian ini bertugas membantu pelaksanaan

fungsi kesekretariatan redaksi sebagai wahana penghubung antar sektoral

di dalam penerbitan dan luar perusahaan.

g) Fotografer (juru foto) adalah karyawan pers yang melakukan pekerjaan

merekam gambar dan menyajikannya dalam bentuk foto berita.

h) Operator Layout adalah karyawan yang merupakan unsur pendukung

dalam persiapan pra cetak. Bagian ini bertanggung jawab kepada bagian

produksi dan kreatif.

i) Desainer Grafis adalah karyawan pers yang melakukan pekerjaan

menggambar kartun.

Page 76: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

j) Setter berperan dalam membantu menyiapkan pengetikan naskah dari

redaktur atau naskah faksimili dari luar kota yang akan dimuat dalam

surat kabar.

k) Staf Pusdok dan Litbang adalah karyawan yang menunjang kelangsungan

dan kelancaran kegiatan redaksi dan perusahaan.

4. Kebijakan Redaksional Solopos

Kebijakan redaksional dalam hal pemberitaan, Solopos berusaha

mengedepankan netralitas karena menyadari adanya pluralisme dalam

masyarakat Solo. Oleh karena itu, Solopos melarang wartawannya berpolitik

aktif sebagai fungsionalis partai politik. Selain itu, Solopos menerapkan konsep

ABC dalam setiap pemberitaannya. Konsep ABC ini mengandung dua pokok

pengertian antara lain :

a) ABC (Accurate, Balance and Clear)

Dalam hal ini, Accurate berarti titik banding berita harus tepat dan

berdasarkan fakta yang sebenarnya. Balance berarti suatu berita harus

memiliki keseimbangan yang melibatkan beberapa pihak yang

berkepentingan dalam berita tersebut (cover both sides). Sedangkan Clear

berarti bahwa suatu berita tidak boleh menimbulkan persepsi yang

bermacam-macam dari pembaca.

b) ABC (Actual, Big and Complete)

Dalam pengertian ini, Actual diartikan bahwa berita yang disajikan hangat

dan aktual (kekinian). Big diartikan bahwa berita yang ditampilkan

dibutuhkan dan memiliki pengaruh kepada masyarakat. Kemudian

Page 77: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Complete berarti suatu berita disajikan secara lengkap sehingga tidak

menimbulkan persepsi yang salah dari para pembaca.

Konsep ABC diatas menjadi dasar yang dipegang oleh Solopos dalam

menyajikan berita kepada khalayak pembaca.

E. Rubrikasi Solopos

Selama kurun waktu lebih dari 14 tahun menjadi bagian dari insan

pers, Solopos telah mengalami beberapa kali perubahan baik dari segi jumlah

halaman, tampilan layout, rubrik maupun isinya. Perubahan ini dilakukan

karena Solopos ingin memberikan sesuatu yang baru kepada pembaca agar

loyalitas mereka terhadap surat kabar ini selalu terjaga. Sekarang ini, Solopos

terbit dengan 24 halaman untuk hari senin, rabu, dan minggu sedangkan hari

selasa, kamis, jumat dan sabtu terbit dengan 28 halaman. Dalam satu kali

terbitan terbagi dalam dua sesi yaitu sesi nasional dan sesi lokal. Sesi nasional

disajikan informasi bertaraf nasional bahkan internasional yang mencakup

masalah politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Untuk sesi lokal mengulas

informasi berskala lokal, khususnya informasi yang terjadi di kawasan Soloraya

mencakup Solo, Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, Sragen, Wonogiri dan Boyolali.

Informasi-informasi tersebut disajikan dalam beragam rubrik.

Keunikan yang dimiliki Solopos dibanding surat kabar lain adalah

hampir setiap terbitan menyajikan tambahan rubrik yang berbeda – beda

terutama pada sesi pertama (sesi nasional) halaman surat kabar. Perbedaan

rubrik tersebut terjadi pada penyajian informasi yang bersifat relaksasi, seperti

rubrik kuliner, belanja, kesehatan, inspirasi, dsb. Pada edisi Selasa terdapat

Page 78: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

tambahan rubrik fokus muda, fokus sains, dan fokus kreatif, sedangkan edisi

sabtu ada rubrik kuliner dan beberapa rubrik olahraga. Rubrik olahraga yang

biasanya pada terbitan Senin hingga Jumat menjadi bagian dalam sesi nasional

tapi pada terbitan Sabtu infromasi seputar olahraga baik nasional maupun

mancanegara tersebut dijadikan dalam satu sesi yang dinamakan koran

”SepakBola”.

Untuk penambahan halaman edisi Kamis dan Jumat karena terdapat

halaman khusus berupa suplemen gratis. Pada hari kamis terdapat suplemen

yang diberi nama ”Jagad Jawa” dan hari Jumat ada ”Khazanah Keluarga”.

Jagad Jawa terdiri dari 4 halaman yang berisi informasi seputar kebudayaan

jawa dan disajikan pula dalam bahasa jawa. Suplemen ini bertujuan untuk

melestarikan dan menambah wawasan pembaca tentang kebudayaan jawa.

Sedangkan Khazanah Keluarga mengulas segala macam informasi yang

berhubungan dengan agama islam, untuk jumlah halaman sama dengan jagad

jawa, yakni empat halaman. Suplemen ini bertujuan untuk memberikan

pengetahuan dan memperluas wawasan mengenai agama islam kepada para

pembaca khususnya bagi kaum muslim.

Rubrikasi pada surat kabar Solopos dibedakan menjadi dua jenis yaitu

edisi harian dan edisi minggu. Edisi harian menyajikan informasi yang bersifat

aktual. Secara terperinci, rubrikasi edisi harian pada sesi satu atau sesi nasional

terdapat dalam harian Solopos dijelaskan dalam tabel sebagai berikut :

Page 79: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel 2.1

Rubrikasi Solopos Edisi Harian Sesi I

Halaman Deskripsi

1 HALAMAN MUKA: Berisi berita teraktual yang diunggulkan dan dianggap paling menarik dalam setiap terbitannya. Terdapat juga kolom ’Sekilas’ yang berisi berita sekilas baik dari dalam negeri maupun luar negeri, kolom ’Ah...Tenane’ yang merupakan kisah lucu kiriman dari pembaca dengan tokohnya yaitu Jon Koplo serta kolom ’Kriiing Solopos’ yang berisi keluhan, pemberitahuan, dll yang dikirimkan oleh pembaca melalui saluran telephone genggam.

2 Rubrik UMUM: Berisi informasi tentang berita-berita umum yang terjadi pada lingkup nasional. Selain itu pada rubrik ini terdapat kolom ’Nusantara’ yang berisi berita pendek.

3 Rubrik JATENG & DIY: Berisi tentang berita politik, ekonomi maupun sosial budaya yang terjadi di wilayah Jateng & DIY. Pada rubrik ini terdapat kolom ’Kronik’ yang menyajikan informasi secara ringkas.

4 Rubrik GAGASAN: Berisi tentang tajuk rencana dari redaksi dan opini dari para akademisi, pakar maupun pemerhati masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya. Opini yang dikemukakan biasanya mengenai fenomena atau peristiwa yang sedang terjadi dan berkembang dalam masyarakat. Pada rubrik ini juga terdapat kolom ’Kamus Espos’ yang mengulas pengertian istilah tertentu yang bermanfaat untuk memperkaya kosakata pembaca dan ’Pos Pembaca’ yaitu surat dari pembaca.

5 Rubrik EKONOMI BISNIS: pada halaman ini ditampilkan informasi – informasi yang berhubungan dengan ekonomi dan bisnis yang terjadi di sekitar wilayah Solo. Terdapat kolom ’Pojok Pasar’ yang isinya opini terkait suatu tema tertentu dari para pedagang. Selain itu juga ada kolom ’Jendela Bisnis’ yang menampilkan sekilas tentang review produk baru atau yang berkaitan dengan bisnis suatu perusahaan yang berfungsi sebagai tempat promosi .

6 Rubrik PENDIDIKAN: berisi tentang informasi pendidikan baik yang bertaraf nasional maupun lokal. Terdapat kolom figur yang menyajikan profile seorang pelajar yang memiliki prestasi tertentu.

7 Rubrik PERGELARAN: Menyajikan informasi hiburan yang terjadi di lingkup lokal, nasional dan internasional.

Page 80: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Selain itu terdapat kolom ’Mereka’ yang mengupas profil tokoh penting atau seniman. Kolom ’Ragam Info’ berisi info hiburan yang dikemas secara ringkas, dan ’Klangenan Solo-Jogja’ berisi jadwal acara yang akan digelar di beberapa tempat hiburan di Solo.

8 Rubrik HUKUM & KRIMINALITAS: memuat berita seputar hukum dan kriminalitas yang terjadi di lingkup lokal dan juga nasional. Terdapat kolom ’kronik’ yang berisi info singkat yang berhubungan dengan hukum dan kriminalitas.

9 Rubrik INTERNASIONAL: Berisi berita-berita tentang peristiwa yang terjadi di mancanegara. Selain itu terdapat kolom ’Dunia Ha..Ha..Ha..’ yang berisi kisah lucu yang terjadi di luar negeri dan kolom ’Lintas Masa’ yang berisi tanggal terjadinya peristiwa bersejarah di dunia. Pada halaman ini juga terdapat sambungan berita dari halaman depan.

10 - 11 Rubrik OLAHRAGA: menampilkan informasi berita tentang plahraga baik yang berskala lokal, nasional dan juga internasional. Pada halaman ini juga terdapat kolom ’Arena’ yang berisi berita singkat dan kolom ’Data & Agenda’ yang memuat hasil perolehan angka pada beberapa cabang olahraga serta jadwal acara olahraga yang akan tayang atau digelar.

12 Rubrik SEPAKBOLA: pada halaman ini khusus menampilkan informasi olaharaga cabang sepakbola yang bertaraf internasional.

Dalam edisi Senin, terdapat sedikit perbedaan pada rubrikasi sesi

pertama. Hal ini dikarenakan adanya penambahan dan pengurangan rubrik.

Untuk penambahan rubrik ada rubrik laporan khusus, inspirasi, belanja dan

rubrik kesehatan. Sedangkan rubrik yang dikurangi dalam edisi harian adalah

rubrik ekonomi bisnis, pendidikan, pergelaran, hukum & kriminalitas, dan

rubrik internasional. Penambahan beberapa rubrik tersebut dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Page 81: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel 2.2

Rubrik Tambahan Solopos Edisi Senin

Halaman Deskripsi

5 Rubrik LAPORAN KHUSUS: menyajikan berita atas suatu peristiwa yang dikemas dengan secara mendalam.

6 Rubrik INSPIRASI: Menyajikan profil atau kisah kesuksesan seorang tokoh dalam berbagai bidang yang mampu memberikan inspirasi bagi para pembaca.

7 Rubrik BELANJA: Menyajikan informasi dan tips berbelanja beragam kebutuhan rumah tangga atau kebutuhan lainnya. Selain itu pada halaman ini terdapat kolom ’Lensa Bisnis’ berupa informasi kegiatan bisnis yang bersifat promosi.

8 Rubrik KESEHATAN: Menyajikan beragam informasi, tips dan konsultasi mengenai kesehatan.

9 Rubrik POS TV & SAMBUNGAN: berisi tentang jadawal acara Televisi dari beberapa stasiun TV dan sambungan berita dari halaman depan.

Begitu juga pada terbitan Sabtu. Khusus untuk hari tersebut sesi

pertama bagian surat kabar Solopos hanya disajikan 8 halaman, sehingga ada

rubrik yang dihilangkan dan ditambahkan. Rubrik yang dikurangi atau

dihilangkan adalah rubrik pendidikan, internasional, olahraga dan sepakbola.

Dan rubrik kuliner sebagai rubrik tambahannya. Pengurangan rubrik olahraga

dan sepakbola dikarenakan khusus edisi Sabtu berita olahraga disajikan dalam

satu sesi tersendiri yang diberi nama ”SepakBola”, jadi ada tiga sesi, yakni sesi

nasional, sesi lokal dan sesi sepakbola. Ini tentu berdampak pada perubahan

letak halaman rubrik lain. Berikut akan ditampilkan sesi pertama (sesi nasional)

surat kabar Solopos edisi sabtu:

Page 82: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabel 2.3

Rubrik SOLOPOS Edisi Sabtu Sesi I

Halaman Deskripsi

1 HALAMAN MUKA: Berisi berita teraktual yang diunggulkan dan dianggap paling menarik dalam setiap terbitannya. Terdapat juga kolom ’Sekilas’ yang berisi berita sekilas baik dari dalam negeri maupun luar negeri, kolom ’Ah...Tenane’ yang merupakan kisah lucu kiriman dari pembaca dengan tokohnya yaitu Jon Koplo serta kolom ’Kriiing Solopos’ yang berisi keluhan, pemberitahuan, dll yang dikirimkan oleh pembaca melalui saluran telephone genggam.

2 Rubrik UMUM: Berisi informasi tentang berita-berita umum yang terjadi pada lingkup nasional. Selain itu pada rubrik ini terdapat kolom ’Nusantara’ yang berisi berita pendek.

3 Rubrik JATENG & DIY: Berisi tentang berita politik, ekonomi maupun sosial budaya yang terjadi di wilayah Jateng & DIY. Pada rubrik ini terdapat kolom ’Kronik’ yang menyajikan informasi secara ringkas.

4 Rubrik GAGASAN: Berisi tentang tajuk rencana dari redaksi dan opini dari para akademisi, pakar maupun pemerhati masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya. Opini yang dikemukakan biasanya mengenai fenomena atau peristiwa yang sedang terjadi dan berkembang dalam masyarakat. Pada rubrik ini juga terdapat kolom ’Kamus Espos’ yang mengulas pengertian istilah tertentu yang bermanfaat untuk memperkaya kosakata pembaca dan ’Pos Pembaca’ yaitu surat dari pembaca.

5 Rubrik KULINER: Menyajikan beragam informasi, tips dan resep mengenai kuliner.

6 Rubrik HUKUM & KRIMINALITAS: memuat berita seputar hukum dan kriminalitas yang terjadi di lingkup lokal dan juga nasional. Terdapat kolom ’kronik’ yang berisi info singkat yang berhubungan dengan hukum dan kriminalitas.

7 Rubrik EKONOMI BISNIS: pada halaman ini ditampilkan informasi – informasi yang berhubungan dengan ekonomi dan bisnis yang terjadi di sekitar wilayah Solo. Terdapat kolom ’Pojok Pasar’ yang isinya opini terkait suatu tema tertentu dari para pedagang. Selain itu juga ada kolom ’Jendela Bisnis’ yang menampilkan sekilas tentang review produk baru atau yang berkaitan dengan bisnis suatu perusahaan yang berfungsi sebagai tempat promosi.

Page 83: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

8 Rubrik PERGELARAN: Menyajikan informasi hiburan yang terjadi di lingkup lokal, nasional dan internasional. Selain itu terdapat kolom ’Mereka’ yang mengupas profil tokoh penting atau seniman. Kolom ’Ragam Info’ berisi info hiburan yang dikemas secara ringkas, dan ’Klangenan Solo-Jogja’ berisi jadwal acara yang akan digelar di beberapa tempat hiburan di Solo.

Dan rubrikasi Solopos edisi harian pada sesi kedua atau sesi lokal

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.4

Rubrikasi Solopos Edisi Harian Sesi II

Halaman Deskripsi

I Rubrik SOLORAYA: mengulas berita-berita umum terpilih yang terjadi di kawasan Eks Karesidenan Surakarta. Pada halaman ini terdapat kolom ’Lintas Masa’ yang berisi tanggal peristiwa penting yang terjadi di Solo. Selain itu juga ada kolom ’jadwal perjalanan KA’ serta kolom ’Lensa Bisnis’ berupa informasi kegiatan bisnis yang bersifat promosi.

II Rubrik KOTA SOLO: menyajikan berita yang terjadi di kota Solo misalkan seputar Balaikota, politik, kesehatan dan sosial. Selain itu terdapat kolom ’Kutha-kutha’ berupa berita sekilas di Solo, ’Kriing SOLOPOS’, ’Zona 103’ berupa jadwal acara radio Solopos Fm dan telepon penting di Solo.

III Rubrik WONOGIRI: menyajikan berita seputar daerah Wonogiri. Terdapat kolom ‘Kronik ’menyajikan info sekitar Wonogiri secara ringkas dan kolom ‘Kriing SOLOPOS’.

IV Rubrik SUKOHARJO: menyajikan berita seputar daerah Sukoharjo. Terdapat kolom ‘Kronik’ menyajikan info sekitar Sukoharjo secara ringkas dan kolom‘Kriing SOLOPOS’.

V Rubrik KLATEN: menyajikan berita seputar daerah Klaten. Terdapat kolom‘Kronik’ menyajikan info sekitar Sukoharjo secara ringkas dan kolom ‘Kriing SOLOPOS’.

VI Rubrik BOYOLALI: menyajikan berita seputar daerah Boyolali. Terdapat kolom‘Kronik’ dan ‘Kriing SOLOPOS’.

VII Rubrik SRAGEN: menyajikan berita seputar daerah Sragen. Terdapat kolom ‘Kronik’ dan ‘Kriing SOLOPOS’.

Page 84: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

VIII Rubrik KARANGANYAR: menyajikan berita seputar daerah Karanganyar. Terdapat kolom ‘Kronik’, ‘Kriing SOLOPOS’ dan telepon penting di Karanganyar.

IX – X1 Rubrik CESSPLENG: berisi tentang iklan kecik seperti lowongan pekerjaan, jual beli barang dan sebagainya

XII Rubrik SOLORAYA: menampilkan informasi atas suatu peristiwa yang terjadi di wilayah Solo. Memang nama rubrik sama dengan halaman I, namun ruang lingkup pemberitaannya yang disajikan berbeda.

Untuk edisi Selasa terdapat tambahan rubrik, seperti dalam tabel

berikut ini:

Tabel 2.5

Rubrik Tambahan Solopos Edisi Selasa

Halaman Deskripsi

VII Rubrik FOKUS MUDA: berisi informasi yang dikemas secara mendalam dan bertujuan memberikan aspirasi kehidupan kepada anak muda.

VIII Rubrik FOKUS KREATIF: menyajikan suatu informasi tentang suau hal yang timbul atas dasar kekreatifan sesorang. Terdapat juga kolom ’Motivasi’ yang dapat memberikan motivasi bagi pembacanya.

IX Rubrik FOKUS SAINS: berisi tentang infromasi berita yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan.

Sedangkan suplemen gratis yang disajikan Solopos dalam sesi II pada

terbitan Kamis dan Jumat adalah sebagai berikut:

Tabel 2.6

Suplemen Gratis ”Jagad Jawa” pada Sesi II Edisi Kamis

Halaman Deskripsi

VII Rubrik JAGAD JAWA: berisi tentang laporan khusus tentang suatu tema yang dikemas dengan bahasa jawa.

VIII Rubrik JAGAD PAMULANGAN: menyajikan informasi berita ang terjadi di wilayah Solo dengan bahasa jawa. Dalam halaman ini juga ada kolom ’Cecala’, ’Pawarta’, ’

Page 85: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Bothekan’, ’Jagad Pewayangan’ dan ’Memetri Aksara Jawa’

IX Rubrik JAGAD SASTRA: berisi cerpen yang dikirim oleh pembaca dengan menggunakan bahasa jawa. Terdapat kolom macapat dan geguritan.

X Rubrik KRIDHA: berisi informasi tentang pagelaran acara yang berkaitan dengan budayadi wilayah Solo. Pada halaman ini juga terdapat kolom ’Kabare’ yang berisi informasi tentang sesorang tokoh atau seniman, kolom ’Gayeng’ berisi cerita komedi pendek dan terdapat juga resepe makanan tang kesemuanya dikemas dengan bahasa jawa.

Tabel 2.7

Suplemen Gratis ”Khazanah Keluarga”

pada Sesi II Edisi Jumat

Halaman Deskripsi

VII - X Rubrik KHAZANAH KELUARGA: berisi informasi segala sesuatu yang dibahas dalam sudut pandang agama islam. Dalam halaman ini juga terdapat beberapa kolom seperti ’Khotbah Jumat’, ’Suara Umat’, ’Kabar Sakinah’, ’Nasihat’, dsb.

Disamping edisi harian diatas, Solopos juga menerbitkan edisi

mingguan yang menyajikan informasi bersifat ringan, santai dan menghibur.

Rubrik – rubrik yang terdapat pada edisi ini dimaksudkan untuk memperluas

wawasan pembaca dan memberikan hiburan kepada pembaca agar tidak jenuh.

Rubrik tersebut dapat dinikmati oleh pembaca dewasa, remaja dan anak-anak.

Secara rinci, rubrikasi khusus edisi minggu dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Page 86: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Tabel 2. 8

Rubrikasi Solopos Edisi Minggu Sesi I

Halaman Deskripsi

1 Halaman MUKA: berisi tentang berita-berita yang diunggulkan dalam setiap terbitannya. Terdapat kolom ’Sekilas’ yang berisi berita sekilas baik dari dalam negeri maupun luar negeri, kolom ’Asale’ yang mengulas sejarah suatu tempat dan kolom ’Lincak’ berupa opini para akademisi, tokoh budaya, dsb serta kolom ’Kriiing Solopos’.

2 Rubrik UMUM: berisi tentang ulasan berita-berita umum yang terjadi pada lingkup nasional. Selain itu pada rubrik ini terdapat kolom ’Sekilas’ yang berisi berita yang dikemas secara ringkas.

3 Rubrik KOTA SOLO: berisi berita seputar wilayah Kota Solo. Pada rubrik ini terdapat kolom ’Kutha-Kutha’ yang mengulas berita singkat.

4 Rubrik SURAKARTAN: berisi tentang berita wilayah eks-Karesidenan Surakarta. Pada rubrik ini terdapat kolom ’Kronik’ yang mengulas berita singkat.

5 Rubrik SEPAKBOLA: menyajikan informasi seputar olahraga dari cabang sepakbola yang beskala internasional.

6 – 7 Rubrik OLAHRAGA: berisi tentang ulasan berita olahraga yang terjadi di lingkup nasional maupun internasional.

8 Rubrik POS TV: berisi informasi jadwal acara televisi dari beragam stasiun TV dan pada halaman ini juga terdapat sambungan berita dari halaman depan.

9 – 11 Rubrik CESSPLENG: berisi tentang iklan kecik seperti lowongan pekerjaan, jual beli barang dan sebagainya.

12 Rubrik HIBURAN: menyajikan berita hiburan lokal, nasional dan internasional. Terdapat kolom ’Mereka’ yang mengupas profil tokoh atau seniman, ’What’s on Cinema’ berisi sinopsis film bioskop.

Page 87: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Tabel 2.9

Rubrikasi Solopos Edisi Minggu Seksi II

Halaman Deskripsi

I Rubrik MODE: menyajikan beragam informasi, tips dan konsultasi mengenai fashion.

II Rubrik KELUARGA: mengulas beragam permasalahan dalam keluarga seperti kesehatan, kecantikan, ekonomi dan sebagainya. Terdapat kolom ’Etalase’ berisi informasi alternatif seputar baju dan kebutuhan rumah tangga.

III Rubrik HOBI & KOMUNITAS: menyajikan beragam informasi dan tips mengenai hobi dan komunitas tertentu.

IV Rubrik JEDA: berisi sajian budaya dan karya sastra yang diterima redaksi dari pembaca seperti sajak dan cerpen. Selain itu terdapat ’Info Buku’ yang berisi ulasan buku.

V Rubrik GRIYA: menyajikan beragam informasi, tips dan konsultasi mengenai rumah dan bangunan.

VI – VII Rubrik ANAK: mengulas seluk beluk dunia anak, pengetahuan, teka teki dan hasil karya pembaca yang dikirimkan ke redaksi. Terdapat kolom ’Profil’ berisi feature tokoh anak dengan segala aktivitas dan cita-citanya.

VII – IX Rubrik GAUL: mengulas beragam permasalahan seputar remaja, sekolah dan pergaulan. Selain itu terdapat informasi hiburan, hasil karya dan opini yang dikirimkan pembaca ke redaksi.

X Rubrik SELULAR: menyajikan beragam informasi dan feature mengenai perkembangan teknologi seluler. Terdapat pula kolom ’Ponsel Pekan Ini’ yang menginformasikan harga ponsel pilihan.

XI Rubrik IPTEK: menyajikan beragam informasi dan feature mengenai perkembangan teknologi modern. Terdapat kolom ’Tekno flash’ yang mengupas produk teknologi terbaru.

XII Rubrik OTOMOTIF: menyajikan beragam informasi dan tips mengenai dunia otomotif.

F. Profile Pembaca Solopos

Solopos membidik masyarakat dari semua lapisan sebagai sasaran

pokoknya, terutama masyarakat kawasan eks Karisedenan Surakarta. Namun,

seiring dengan pengembangan basis pasar, bebarapa pusat pertumbuhan lain

Page 88: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

juga dijadikan daerah pembaca Solopos. Dalam sejarahnya, Solopos secara

bertahap menjadi bacaan baru bagi masyarakat Jawa Tengah, khususnya

wilayah selatan dan perbatasan Jawa Timur. Daerah – daerah tersebut meliputi:

Yogyakarta, Salatiga, Semarang, Purwodadi, Pacitan, Magetan, dan Jakarta.

Pembagian prosentase data pembaca Solopos berdasarkan usia,

tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 2.10

Prosentase Pembaca Solopos Berdasarkan Usia

Tabel 2.11

Prosentase Pembaca Solopos Berdasarkan Tingkat Pendidikan

USIA PROSENTASE

Usia 21-30 tahun 29,8 %

Usia 31-40 tahun 38,9 %

Usia 41-50 tahun 18,5 %

Usia 51-70 tahun 12 %

TINGKAT PENDIDIKAN PROSENTASE

SD & SLTP 2,2 %

SLTA 31,8 %

Sarjana Muda 22,1 %

Sarjana 38,9 %

Sumber : Oentari, 2010: 52

Page 89: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tabel 2.12

Prosentase Pembaca Solopos Berdasarkan Jenis Pekerjaan

G. Pola Liputan Solopos

Harian Umum Solopos memiliki dua pola liputan, yakni edisi harian

dan edisi mingguan (surat kabar yang diterbitkan pada hari minggu). Perbedaan

keduanya terletak pada sajian informasinya. Edisi harian lebih menonjolkan

informasi – informasi yang bersifat aktual. Sedangkan edisi mingguan

menyajikan informasi yang lebih ringan dan bersifat untuk menghibur dan

refreshing. Selain itu, Solopos juga menerbitkan suplemen tambahan yang

diberikan secara gratis bernama “Jagad Jawa” pada edisi Kamis dan “Khazanah

Keluarga” yang terbit pada hari Jumat.

Pasca Sarjana 4,9 %

JENIS PEKERJAAN PROSENTASE

Swasta 58,4 %

Pegawai Negeri 27,9 %

BUMN 4,4 %

Ibu Rumah Tangga 3,8 %

Sumber : Oentari, 2010: 52

Sumber : Sumber : Oentari, 2010:

Page 90: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

II.2 Suara Merdeka

A. Sejarah Singkat Berdirinya Suara Merdeka

Sejak era pasca proklamasi tepatnya pada tanggal 11 Februari 1950,

untuk pertama kalinya Suara Merdeka diterbitkan. Mulanya, bernama Mimbar

Merdeka namun lambat laun diubah menjadi Suara Merdeka. Hal ini

dikarenakan jumlah huruf sebanyak 13 kurang tepat. Hetami, sebagai pendiri

utama harian ini, nampaknya tidak terlalu suka dengan angka ganjil. Meskipun,

ada mitos yang menyebutkan angka 13 sebagai angka pembawa sial namun

bagi Hetami hal itu tidak terlalu dipercayainya. Sehingga nama koran berubah

menjadi Suara Merdeka, yang kebetulan jumlah hurufnya adalah genap, yakni

12 dan tanpa menanggalkan kata “Merdeka”. Misi awal penerbitannya pada

waktu itu adalah ingin memperdengarkan suara rakyat Indonesia yang baru saja

memproklamasikan kemerdekaannya. Surat kabar Suara Merdeka sendiri

diterbitkan oleh PT Suara Merdeka Press dengan Surat Izin Usaha Penerbitan

Pers (SIUPP) SK Menteri Penerangan RI Nomor

011/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 tanggal 8 November 1985.

Hetami sebagai pendiri sekaligus penggagas ide lahirnya Suara

Merdeka adalah seorang putra pengusaha batik di Surakarta. Sejak menjadi

mahasiswa, ketertarikannya terhadap dunia jurnalistik telah nampak. Ia pernah

aktif sebagai pengasuh dalam majalah Recths Hogesschool sewaktu kuliah di

Fakultas Hukum di salah satu perguruan tinggi di Jakarta. Selain itu, Hetami

juga pernah bekerja menjadi wartawan di Harian Sinar Baru yang terbit di

Semarang dan Merdeka di Surakarta. Dengan pengalaman jurnalistiknya,

Page 91: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Hetami menjadi seorang yang ulet dan matang. Pengalamannya itu juga

membuat Hetami berani menerbitkan korannya sendirian dengan nama Suara

Merdeka. Di surat kabar miliknya, Hetami menjabat sebagai pemimpin umum

sekaligus pemimpin redaksi. Meskipun menjadi pemimpin redaksi, namun

seringkali ia berperan sebagai reporter. Karena pada saat itu hanya memiliki

dua orang wartawan, yaitu HR Wahyoedi dan Moh. Sulaiman. Di samping ikut

membantu mengoreksi naskah dan membawa naskah ke percetakan, Hetami

juga menunggu giliran surat kabarnya hingga dicetak pada sebuah percetakan

milik harian De Locomotif di Jalan Kepodang Semarang, disebabkan belum

memiliki alat cetak sendiri. Selain itu, ia juga ikut menjual Harian Suara

Merdeka ke berbagai tempat. Hal demikian memang tidak aneh, karena pada

masa itu wartawan dituntut untuk “serba bisa”. Selain bertugas mencari dan

membuat berita ia juga harus siap merangkap menjadi “tukang cetak” dan

“loper surat kabar”.

Pada awalnya, Suara Merdeka merupakan surat kabar sore dengan

jumlah halaman hanya empat buah dan dicetak sebanyak 5.000 eksemplar.

Pengelolaan Suara Merdeka pada saat itu masih dilakukan secara sederhana.

Suara Merdeka hanya bermodalkan dua mesin ketik dan dua meja tulis dengan

ditangani hanya dua orang wartawan serta tiga orang tenaga usaha. Sebagai

perusahaan penerbitan pers, Suara Merdeka juga pernah mengalami pasang

surut, antara lain seperti pada masa “gunting Syarifudin”, yakni suatu kebijakan

pemerintah di bidang moneter. Pada waktu itu nilai uang Rupiah turun menjadi

separohnya dan uang kertasnya digunting menjadi dua bagian. Lalu pada tahun

Page 92: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

1961, para percetakan NH Handelsdrukkerij De Locomotif melakukan aksi

mogok kerja. Untuk tetap dapat terbit surat kabar Suara Merdeka harus dicetak

di Jogjakarta selama satu bulan lebih. Namun situasi dan kondisi tersebut tidak

membuat Suara Merdeka gentar, justru memotivasi untuk menjadi surat kabar

yang lebih baik. Saat yang paling menggembirakan bagi para pengelola Suara

Merdeka adalah pada saat perintisannya. Koran ini memperoleh kehormatan

dan kepercayaan dari bagian kesejateraan Terr-IV (sekarang Kodam

IV/Diponegoro) sebagai satu-satunya surat kabar di Jawa Tengah yang menjadi

langganannya secara kolektif. Suara Merdeka diminta untuk mengirim 1.000

eksemplar setiap hari untuk dibagikan kepada kesatuan-kesatuannya.

Lambat laun, Suara Merdeka memiliki tenaga redaksional baru

sehingga semakin memantapkan perjalanannya di dunia pers Indonesia. Surat

kabar ini semakin berkembang dan tumbuh dimulai ketika masuknya beberapa

tenaga kerja yang duduk dalam desk keredaksionalan. Orang – orang tersebut

antara lain: Soewarno, HR. Wahyoedi, Mochtar Hidayat, Tjan Thawn Soen,

Soejono Said, L. Poedjisrijono, Hanapi, Moejono, Sutrisno dan H. Amir AR di

bagian tata usaha. Yang semula terbit pada sore hari kemudian berubah menjadi

surat kabar dengan terbitan pagi hari. Selain itu, Suara Merdeka menambah

penerbitannya pada hari minggu.

Kemudian mulai tahun 1960-an, Suara Merdeka sudah mampu

memiliki percetakan sendiri dan dinamai NV Semarang. Hal inilah yang

membuat Suara Merdeka tidak lagi mendompleng pada percetakan De

Locomotif. Oleh karenanya, oplah pun ikut meningkat hingga mencapai

Page 93: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

puluhan ribu eksemplar dan tersebar diwilayah Jawa Tengah. Percetakan NV

Semarang ketika itu telah menggunakan teknologi percetakan yang tergolong

modern, yaitu mesin Duplex dan sejumlah mesin penyusunan huruf Intertype

dan Linotype disamping mesin cetak Flethead Half relation Press buatan Swiss

yang mampu mencetak 6.000 eksemplar per jam. Status kepemilikan

percetakan NV Semarang tersebut didasarkan pada perjanjian sewa beli antara

Suara Merdeka dengan Pemerintah RI yang pada saat itu memang sedang

menggalakkan proses industrialisasi termasuk di bidang pers.

Suara Merdeka juga pernah lenyap dari peredaran selama tiga

setengah bulan tepatnya pada tanggal 14 Februari hingga 31 Mei 1966.

Dikarenakan situasi politik nasional yang masih belum stabil akibat peristiwa

G30 S/PKI. Sehingga, pemerintah atau penguasa mengeluarkan peraturan yang

mengharuskan setiap surat kabar daerah berafiliasi dengan salah satu partai atau

kekuatan politik tertentu. Didesak oleh situasi politik yang panas dan tidak

menentu tersebut, maka Suara Merdeka memutuskan berafiliasi dengan harian

Berita Yudha. Harian Berita Yudha merupakan surat kabar harian nasional

yang terbit di Jakarta, dipimpin oleh seorang Brigjen bernama Ibnoe Soebroito

dan memiliki afiliasi pada TNI Angkatan Darat. Surat kabar tersebut memang

diterbitkan untuk melawan kekuatan politik yang menjadi musuh Angkatan

Darat. Namun Suara Merdeka untuk sementara berubah menjadi Berita Yudah

edisi Jawa Tengah. Dan baru pulih kembali menjadi Suara Merdeka seperti

sedia kala pada tanggal 1 Juni 1966, yaitu setelah pemerintah mengeluarkan

Page 94: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 1966 tentang pencabutan kembali

ketentuan afiliasi.

Babak baru dalam penggunaan teknologi percetakan di Suara

Merdeka terjadi pada awal tahun 1970-an dengan menggunakan mesin cetak

offset. Semua perangkat penyusunan huruf, layout, dan unsur pra cetak juga

mulai disesuaikan. Disamping mesin ketik manual, perangkat teknologi

komputer juga telah digunakan pada waktu itu,. Mesin cetak duplex diganti

dengan mesin cetak offset Pacer 36 buatan Inggris yang memiliki kapasitas

mencetak 16 halaman dengan kecepatan 22.00 eksemplar per jam. Penggantian

mesin cetak ini dilakukan karena mesin cetak Duplex dianggap tidak mampu

mengejar kecepatan mencetak sesuai kebutuhan, disamping kualitasnya yang

kurang baik. Setelah beberapa waktu, Suara Merdeka menambah pengadaan

mesin cetak di perusahaannya dengan mesin cetak offset Goose. Kemampuan

mesin tersebut dapat mencetak dengan kecepatan 30.000 eksemplar per jam. Ini

dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan peningkatan sirkulasi Suara

Merdeka.

Modernisasi teknologi percetakan tidak hanya terjadi pada bagian

teknologi mesin cetaknya saja. Namun juga terjadi pada perangkat penunjang

kelancaran proses produksi koran. Hal ini dilakukan dengan mengadakan

penyesuaian secara komputerisasi. Misalnya di bagian redaksi, peralatan utnuk

menulis dan mengirim berita seumanya sudah menggunakan komputer.

Demikian halnya dengan alat pengirim foto dan penerima foto, baik dari para

koresponden atau kantor berita, semuanya mengalami pergantian sesuai

Page 95: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

kebutuhan. Alat komunikasi seperti: radio, teleks, faksimili dan komputer

modern merupakan alat bantu yang menunjang kecepatan dan efisiensi

pengiriman bahan berita dan foto. Untuk menerima foto dari luar negeri. Suara

Merdeka juga sudah memiliki telephoto atau radiophoto: Unifax 11, yang

dilengkapi dengan alat S-16 sebagian alat kirim foto jarak jauh, alat ini sudah

diubah sistemnya dengan teknik penggunaan gambar melalui satelit.

Pada tahun 1978, puncak pimpinan Suara Merdeka mengalami

pergantian dari Hetami kepada Ir. Budi Santosa, yang merupakan menantu

Hetami. Sebelumnya, sejak tahun 1975, Ir. Budi Santosa dipercaya Hetami

untuk menjabat sebagai pemimpin perusahaan. Di bawah kepemimpinan yang

baru, manajemen dan struktur organisasi Suara Merdeka mengalami perubahan

dan penyempurnaan. Setiap bagian mulai menyusun strukturnya sendiri yang

disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya seperti dalam struktur organisasi

perusahaan Suara Merdeka yang baru, Pemimpin Umum dibantu Asisten

Pemimpin Umum, kemudian di bawahnya ada beberapa departemen yang

disesuaikan dengan kebutuhan manajemen perusahaan. Di bagian ini terdapat

Departemen Redaksi, Iklan, Tata Usaha, Personalia, Sirkulasi, Logistik,

Komputer. Di antara departemen yang ada, bagian yang paling besar dan

banyak stafnya adalah Departemen Redaksi. Karena Departemen Redaksi

menjadi tulang punggung perusahaan dan merupakan sebuah tim kerja yang

terbagi atas tugas kewartawanan seperti melakukan perencanaan, mencari

sumber berita, meliput obyek berita, mengolah data faktual, menyusun, dan

kemudian menyiarkan di surat kabar. Kegiatan menyiarkan berita yang

Page 96: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

dipraktekkan oleh wartawan tersebut merupakan praktek diskursif atau saling

berhubungan antara bagian satu dengan bagian lain yang terkesan cukup

kompleks. Perubahan pada manajemen Suara Merdeka sebenarnya juga

mengikuti pada konsep orientasinya. Semula mengacu pada konsep product

oriented kemudian beralih pada konsep market oriented.

Pada tanggal 11 Februari 1982, yaitu tepat pada HUT yang ke-32

Suara Merdeka, percetakan surat kabar ini pindah ke Jalan Kaligawe Km 5

Semarang. Semua tenaga redaksional beserta seluruh alat cetak menempati

tempat baru tersebut. Pengelolaan percetakan Suara Merdeka dipercayakan

kepada PT. Masscom Graphy. Pada tahun 1984, direksi tata usaha, iklan dan

sirkulasi menempati gedung di Jalan Pandanaran 30 Semarang dengan

pertimbangan lokasi yang lebih strategis. Sementara gedung lama di Jalan

Merak digunakan untuk keperluan koperasi dan bengkel armada “Suara

Merdeka Pers”. Saat ini Suara merdeka menempati kantor redaksi pusat di

Jalan Kaligawe KM 5 Semarang, serta memiliki biro di kota-kota besar yakni

Biro Semarang, Biro Jakarta, Biro Surakarta, Biro Banyumas, Biro Pantura,

Biro Muria, Biro Kedu dan Biro Yogyakarta.

Tahun 1992, Suara Merdeka mengalami perkembangan dalam

penggunaan teknologi layout, yaitu dengan mulai digunakannya teknologi

komputer macintosh. Dengan teknologi ini, proses pembuatan berita,

pengiriman, editing, penyusunan dan pemilihan huruf, layout temple sudah

ditinggalkan sehingga hasil akhir dari rangkaian proses redaksional adalah film

yang sudah menata sendiri unsur – unsur warna serta tata wajahnya. Dengan

Page 97: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

komputerisasi di bagian layout ini dapat mengefisiensi proses produksi

pracetak. Perubahan dan kemajuan lain juga merambah ke bidang

keredaksionalan dan bisnis pers. Ini ditunjukan dengan adanya usaha dari Suara

Merdeka untuk semakin meningkatkan penampilannya kepada khalayak

pembaca. Usaha tersebut misalnya menyiarkan berbagai laporan hasil liputan

langsung dari berbagai negara dan penambahan rubrik – rubrik baru yang

menarik perhatian dan memenuhi kebutuhan pembaca.

Pada jumlah halaman juga terjadi perubahan beberapa kali. Seperti

pada tahun 1996, Suara Merdeka terbit dengan 20 halaman, sebelumnya 16

halaman 4 kali seminggu dan sisanya 12 halaman. Pada akhir tahun 1997,

Suara Merdeka terbit dengan 18 halaman, kemudian pada tanggal 1 Januari

1998 berubah menjadi 16 halaman. Dan pada tanggal 18 Februari 1998, Suara

Merdeka terbit menjadi 12 halaman. Ini berkaitan dengan krisis moneter yang

terjadi dan berdampak pada industri keras. Kini Suara Merdeka mampu

menerbitkan 32 halaman yang mencakup berita – berita nasional hingga lokal

dan terbagi dalam rubrik – rubrik tertentu.

B. Visi dan Misi Suara Merdeka

Visi dari Harian umum Suara Merdeka adalah menjadi perusahaan

pelopor industri informasi yang diakui masyarakat dan merupakan pilihan

pelanggan karena bermutu serta mampu menjadi “perekat komunitas jawa

tengah” (Hidayat, 2007: 83-84).

Sedangkan misi yang diemban oleh Suara Mereka diantaranya adalah:

a. Mengabdi kepada masyarakat dalam peningkatan kecerdasan bangsa;

Page 98: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

b. Memasarkan informasi yang akurat, terkini dan bertanggungjawab

melalui media cetak dan elektronik dengan memberikan layanan

pelanggan yang terbaik;

c. Menghasilkan keuntungan yang optimal, agar:

1) Perusahaan makin tumbuh dan berkembang,

2) Kesejahteraan dan profesionalisme karyawan dapat ditingkatkan,

3) Berperan serta secara aktif di dalam arus utama (mainstream)

kehidupan sosial masyarakat.

Dalam perkembangannya, Suara Merdeka ingin mewujudkan sebagai

visioner untuk memposisikan diri, dengan kematangan tampilan isinya, menjadi

moderator sekaligus perekat seluruh entitas Jawa Tengah. Hal itu tercemin dari

jargonnya “Perekat Komunitas Jawa Tengah”. Surat kabar ini juga memiliki

motto yang selalu diaktualkan generasi penerus, yakni independen – obyektif –

tanpa prasangka. “Independen” berarti ingin menempatkan kepentingan umum

di atas kepentingan kelompok. Apa yang diberikan dan dikemukakan sebagai

pendapat, selalu berdasarkan keyakinan dan tanggungjawab sendiri.

Sedangkan kata “obyektif” dimaknai sebagai pemberitaannya yang

tidak diwarnai oleh pamrih sekaligus cover both side atau seimbang, sebab

kalau dicampuri pamrih tentulah bisa lain makna dan sifatnya. Tanpa prasangka

berarti bahwa setiap wartawan dalam membuat berita harus bebas dari opini

pribadi. Dalam memberikan penilaian tentang sesuatu dilakukan dengan hati

dan pikiran yang terbuka (jernih), menjauhkan diri dari prasangka buruk atau

prasangka baik. Selain itu, Suara Merdeka juga menjunjung falsafah jawa

Page 99: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

dalam setiap pemberitaan yang akan disajikan-orang jawa mengenakan keris di

belakang yang memiliki makna kesantunan diutamakan- (Hasil wawancara

dengan redaktur pelaksana Suara Merdeka, Ananto Pradono).

C. Susunan Organisasi Suara Merdeka

Suara Merdeka merupakan sebuah institusi pers, maka bagian

penerbitan produk pers menjadi pokok dari organisasi tersebut. Namun, bagian

penerbitan tersebut juga harus didukung oleh bagian lain agar setiap bidang

pekerjaan dapat dilakukan secara maksimal. Di bawah ini merupakan

rangkuman susunan organisasi Suara Merdeka (Suara Merdeka, 3 Juli 2011):

1. Komisaris Utama

2. Pemimpin Umum

3. Pemimpin Redaksi

4. Wakil Pemimpin Redaksi

5. Redaktur Senior

6. Redaktur Pelaksana

7. Koordinator Liputan

8. Sekretaris Redaksi

9. Penelitian dan Pengembangan (Litbang)

10. Pusat Data dan Analisa

11. Personalia

12. Redaktur Artistik

13. Kepala Biro

14. Direktur Pemberitaan

Page 100: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

15. Direktur SDM

16. Manajer Iklan

17. Manajer Pemasaran

18. Manajer Riset dan Pengembangan

19. Manajer TU/Personalia

20. Manajer Keuangan

21. Manajer Pembukuan

22. Manajer Logistik/Umum

D. Bidang Redaksional Suara Merdeka

1. Rincian Tugas Departemen Redaksi Suara Merdeka

Bagian redaksional media merupakan salah satu bagian penting dalam

proses pembuatan berita dalam media massa. Bagian ini merupakan sebuah

tim yang merupakan satu kesatuan. Tim itu terdiri dari Pimpinan Redaksi,

Dewan Redaksi, Redaktur Pelaksana, Redaktur, Sekretaris Redaksi, Kepala

Desk, Kepala Biro, Reporter, serta staf pendukung lainnya. Masing – masing

bagian ini memiliki tugas, tanggung jawab serta fungsi sendiri – sendiri.

Untuk lebih jelasnya, tugas dari masing – masing komponen bidang

keredaksian tersebut adalah:

a) Pemimpin Redaksi (Pemred) bertanggungjawab kepada pemimpin

terhadap keseluruhan tugas dan kewajiban departemen redaksi.

Page 101: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

b) Wakil Pemimpin Redaksi (Wapemred) I bertanggungjawab kepada

Pemred dan mewakili atau bahkan menggantikan tugas Pemred bila

ditunjuk atau saat Pemred sedang berhalangan.

c) Wakil Pemimpin Redaksi II bertanggungjawab kepada Pemred dan

Wapemred I. Ia berhak mewakili dan mnggantikan tugas Pemred bila

Pemred dan Wapemred I berhalangan. Ia juga memberikan masukan

dalam strategi sebagai pemberitaan dan redaksional.

d) Dewan Redaksi adalah dewan atau forum yang dipimpin oleh Pemred

dengan anggota terdiri dari Wapemred, Redaktur Senior, Redaktur

Pelaksana. Dewan redaksi bertugas memberikan masukan mengenai

kebijakan redaksional secara umum.

e) Redaktur Pelaksana (Redpel) bertanggungjawab kepada Pemred atau

Wapemred dalam mengendalikan seluruh isi berita atau opini surat kabar.

f) Sekretaris Redaksi bertanggungjawab kepada Pemred dan Wapemred

dalam melaksanakan tugas – tugas kesekretariatan di Departemen

Redaksi, termasuk surat - menyurat internal redaksi serta melakukan

tugas kompilasi berita yang dibantu modum dan internet.

g) Kepala Desk bertanggungjawab kepada Redpel dalam merancanakan

program untuk desknya masing-masing secara harian maupun mingguan

(berkala), menugaskan, mengorganisasikan dan mengendalikan wartawan

untuk penyelesaian atas program – program liputan.

Page 102: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

h) Redaktur Malam bertanggungjawab kepada Redpel dalam memantau

perkembangan berita dengan memperhatikan semua fasilitas informasi (

TV, Internet, Reuters dan Antara) mulai pukul 22.00 – 02.00 WIB.

i) Kepala Biro bertanggung jawab kepada Pemred dan Wapemred. Bersama

staf melakukan perencanaan, pengoraganisasian, penerapan dan

pengendalian seluruh tugas pracetak, jaringan dan pemeliharaan.

j) Reporter bertanggunagjawab kepada Kepala Desk dan Kepala Biro. Ia

bertugas melakukan tugas-tugas liputan sesuai tugas nyang dibebankan

Kepada Desk atau Kepala Biro kepadanya.

k) Kepala Pracetak bertanggungjawab kepada Pemred dan Wapemred.

Bersama staf melakukan perencanaan, pengorganisasian, penerapan dan

pengendalian seluruh tugas pracetak, jaringan dan pemeliharaan.

l) Kepala Litbang bertanggungjawab kepada Pemred/Wapemred. Bersama

staf melakukan tugas – tugas penelitian dan pengembangan berdasarkan

kreativitas sendiri maupun order dari Pemred/Wapemred.

m) Kepala pusat dokumentasi bertanggungjawab kepada Pemred/ Wapemred.

Bersama staf melakukan persiapan pengadaan buku, kliping, foto dan

bahan dokumentasi lainnya yang dibutuhkan redaksi untuk melengkapi

berita atau tulisan yang akan dimuat.

n) Kepala Tata Wajah bertanggungjawab kepada Redpel. Ia bertugas

merencanakan pola tata muka untuk seluruh halaman.

o) Kepala Personalia atau Diklat bertanggungjawab kepada

Pemred/Wapemred dalam menyusun program peningkatan kualitas SDM

Page 103: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

wartawan melalui program intern maupun ekstern di lembaga – lembaga

resmi.

p) Kepala Tata Usaha dan Administrasi Redaksi bertanggungjawab kepada

Pemred. Wapemred untuk melakukan tugas-tugas administrasi dan

keuangan untuk operasional redaksi, honor wartawan dan tambahan

operasional bulanan.

q) Editor bahasa bertanggungjawab kepada Redpel. Ia bertugas untuk

mengoreksi dan membetulkan naskah dari sisi tata tulis maupun

penggunaan bahasa sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.

r) Karikaturis atau Illustrator bertugas melakukan visualisasi isu dalam

bentuk karikatur berdasarkan kreatifitas sendiri maupun pesanan dari

Pemred/Wapemred/Repel.

2. Kebijakan Redaksional Suara Merdeka

Bidang redaksional merupakan komunikator professional yang

memiliki fungsi sebagai gate keeper, yakni memilih, mengubah, dan menolak

pesan sehingga mempengaruhi aliran informasi kepada seseorang atau

sekelompok penerima. Oleh karena itu, bidang ini merupakan pengambil

kebijakan redaksional media. Sebagai surat kabar yang telah menjadi besar dan

karenanya tidak bisa dilepaskan dari kepentingan-kepentingan bisnis, maka

sudah sewajarnya jika kebijakan redaksional juga mempertimbangkan aspek

bisnis ini disamping aspek ideal. Oleh karena itu, pertimbangan khusus dan

fleksibilitas kebijakan harus tetap dijaga yang pada dasarnya merupakan

kompromi antara aspek ideal dan material tanpa merugikan kepentingan salah

Page 104: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

satu aspek itu. Dalam hal ini harus ada keserasian hubungan antara kebijakan

redaksional dengan stakeholder perusahaan, misalnya pemerintah, aparat

keamanan, pemasang iklan, pemilik, bank, dan sebagainya.

Menyadari perjalanan selama ini, Suara Merdeka telah memposisikan

dirinya sebagai korannya orang Jawa Tengah. Artinya, Suara Merdeka hidup,

tumbuh dan berkembang bersama gerak dan dinamika masyarakat Jawa

Tengah. Oleh karena itu strong point pemberitaan dan kebijakan redaksional

tetap harus mengutamakan segala masalah dan kepentingan Jawa Tengah.

Untuk berita yang terjadi di Jawa Tengah, Suara Merdeka harus tetap nomor

satu, baik dalam aktualitas maupun kelengkapannya. Baru kemudian

memberikan kebutuhan lain dari pembaca berupa berita – berita nasional,

internasional (dalam bidang politik, ekonomi, hiburan, olahraga, dsb). Dengan

demikian, kebijakan redaksional harus menjamin bahwa pembaca merasa

terpenuhi kebutuhannya dengan berlangganan satu surat kabar, yaitu Suara

Merdeka.

Aspek ideal yang lain perlu diemban adalah bagian kebujakan

redaksional mampu mengangkat harkat kemanusiaan, khususnya golongan

ekonomi lemah yang masih tertinggal sebagai bagian mayoritas dari

masyarakat Indonesia sekarang, dalam konteks poltik, budaya, ekonomi, dsb.

Oleh karena itu, segala ihwal yang menyangkut hak asasi penegakkan

demokrasi politik dan demokrasi ekonomi harus memiliki titik perhatian

penting. Khususnya yang menyangkut kepentingan masyarakat Jawa Tengah.

Page 105: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Segmen pasar yang dituju sudah jelas, yakni masyarakat geografis

Jawa Tengah dan masyarakat lain yang masih memiliki ikatan primordial

dengan Jawa Tengah meskipun tinggal di luar daerah ini. Berdasarkan survei

sosiografisnya, maka kecenderungan pembaca Suara Merdeka adalah

menengah ke atas, baik dalam tingkat pendidikan maupun penghasilannya.

Kebijakan redaksional juga harus terus mengarah pada kebutuhan segmen

geografis masyarakat pembacanya. Selain itu, meskipun berita memiliki nilai –

nilai universal, namun tetap bisa diarahkan kepada kepentingan pembacanya.

Misalnya, dengan memperhatikan aspek pemerataan pemberitaan. Selain itu

juga memperhatikan tren berita yang lebih disukai pembaca yang diketahui

lewat angket dan masukan – masukan lainnya.

Sedangkan untuk porsi pemberitaan, gambaran, ulasan, laporan Suara

Merdeka secara umum, melalui kebijakan rubrikasi dan pengaturan halaman,

berkisar sebagai berikut:

a) Berita Regional (Jawa Tengah/ DIY termasuk Semarang) = 50%

b) Berita Nasional (termasuk daerah perbatasan) = 30%

c) Berita Internasional = 20% (Widiastuti, 2008: 15)

Ditinjau dari jenisnya, maka isi Suara Merdeka meliputi berbagai

bidang: politik, ekonomi, hukum, kriminalitas, olahraga, kebudayaan,

pendidikan, teknologi, hiburan, lingkungan hidup, kemanusiaan, dan

sebagainya. Titik sentuh bidang-bidang itu tetap harus mengacu pada segmen

geografis. Jika ditinjau dari jenis tulisan yang ada di dalamnya juga bervariasi,

yakni terdiri dari straight news, soft news, feature news, indeph news, artikel,

Page 106: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

opini, dan hiburan lainnya. Di setiap pemberitaan yang komersial tentu tak bisa

dilepaskan dari keberadaan iklan. Perbandingan antara pemberitaan dan iklan

adalah 75 % untuk pemberitaan dan 25 % untuk iklan.

E. Rubrikasi Suara Merdeka

Suara Merdeka setiap harinya hadir dengan 32 halaman yang terbagi

dalam 12 halaman untuk berita nasional dan sekitar Jawa Tengah, 8 halaman

untuk suplemen Spirit yang menyajikan berita olahraga mencakup Internasional

dan nasional serta berita tentang selebrita, dan 12 halaman untuk Solo Metro

yang berisi berita meliputi wilayah eks - karisedanan Surakarta. Khusus untuk

terbitan hari sabtu, terdiri dari 12 halaman berita nasional dan seputar Jawa

Tengah, 4 halaman untuk suplemen Spirit, 8 halaman Solo Metro, dan 8

halaman untuk suplemen Advertensia. Sedangkan pada edisi minggu, terbagi

dalam 12 halaman yang memuat peristiwa berskala nasional dan internasional,

8 halaman memuat berita daerah – daerah yang mencakup wilayah Jawa

Tengah dan 12 halaman disajikan untuk berita – berita yang sifatnya ringan dan

ditujukan untuk pembaca remaja dan anak – anak.

Untuk lebih lengkapnya, berikut ini merupakan rubrik-rubrik yang ada

di Harian Suara Merdeka:

Tabel 2.13

Rubrikasi Suara Merdeka Edisi Harian Sesi I

Halaman Deskripsi

1 HALAMAN MUKA: berisi berita – berita aktual yang paling menarik yang terjadi baik itu berita ekonomi, politik maupun bidang lainnya dalam taraf internasional, nasional bahkan lokal.

Page 107: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

2 Rubrik NASIONAL: berisi berita atau informasi yang bersifat nasional, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan lain sebagainya.

3 Rubrik HUKUM: berisi informasi peristiwa yang berkaitan dengan hukum dan kriminal yang bersifat nasional.

4 – 5 Rubrik EKONOMI & BISNIS: berisi tentang perkembangan kurs valuta asing, nilai tukar rupiah, indeks harga saham gabungan berbagai bank, pasar modal ataupun kebijakan – kebijakan moneter pemerintah. Dalam rubrik ini juga terdapat kolom sekilas ekonomi yang menampilkan berita – berita ekonomi secara ringkas dan terbatas.

6 Rubrik WACANA: berisi tajuk rencana, karikatur dan artikel yang membahas suatu permasalahan yang ditulis oleh wartawan surat kabar tersebut atau bahkan pembaca hingga penulis freelance yang sifatnya nasional.

7 Rubrik WACANA LOKAL: berisi artikel – artikel kiriman dari pembaca serta terdapat kolom surat pembaca.

8 Rubrik INTERNASIONAL: berisi tentang berita – berita hangat internasional, konflik dari berbagai belahan dunia, dan peristiwa lainnya. Dalam rubrik ini juga terdapat kolom lintas jagat yang menampilkan berita internasional secara ringkas.

9 Rubrik EDUKASIA: berisi seputar informasi pendidikan. Terdapat kolom lintas akademia, yang berisi infromasi kegiatan sekolah dan informasi pendidikan yang disajikan dengan ringan. Selain itu, terdapat pula kolom suara guru.

10 Memuat berita – berita aktual dan menarik, aik yang bersifat politik, hukum dan kriminal, maupun bidang –bndag lainnya yang berskala nasional.

11 Berisi sambungan berita dari halaman muka.

12 Rubrik NASIONAL: berisi berita – berita aktual dan menarik, baik berita yang sifatnya ekonomi, politik, maupun bidang – bidang lainnya yang berskala nasional dan sifatnya lebih ringan dibandingkan pada halaman 2. Pada halaman ini juga terdapat kolom SOSOK, yang berisi cerita atau pengalaman seorang tokoh publik atau public figure.

Page 108: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Tabel 2.14

Rubrikasi Suara Merdeka Edisi Harian Sesi II

Halaman Deskripsi

13 - 16 Rubrik SPIRIT: memuat berita – berita seputar olahraga yang terjadi di lingkup nasional maupun Internasional.

17 – 18 IKLAN KECIK

19 Rubrik TEKNOLOGI: memuat informasi seputar teknologi, inovasi baru yang terjadi di lingkup nasional dan internasional. Terdaat juga kolom ACARA TV.

20 Rubrik SELEBRITA: berisi informasi tentang kehidupan selebriti baik dari Mancanegara ataupun lingkup nasional. Terdapat juga kolom Blitz yang berisi informasi selebritis secara singkat dan jelas.

Tabel 2.15

Rubrikasi Suara Merdeka Edisi Harian Sesi III

Halaman Deskripsi

A Rubrik SOLO METRO: halaman ini digunakan untuk menempatkan berita yang terjadi di wilayah eks Karesidenan Suarakarta. Selain itu, juga terdapat kolom suara msyarakat dan agenda kota.

B - C Rubrik PROBISNIS: pada halaman ini ditampilkan berita – berita seputar ekonomi dan bisnis di wilayah eks – Karesidenan Surakarta.

D – E Rubrik SOLO METROPOLITAN: memuat berita – berita yang terjadi di Kota Solo. Pada hari – hari tertentu terdapat kolom yang menyajikan artikel yang ditulis baik oleh wartawan Suara Merdeka maupun dari pembaca.

F Rubrik SUKOHARJO – WONOGIRI: memuat informasi peristiwa yang terjadi di kawasan Suoharjo dan Wonogiri.

G Rubrik KARANGANYAR – SRAGEN: memuat berita – berita yang terjadi di kawasan Karanganyar dan Sragen.

H Rubrik MANAHAN: berisi infromasi hiburan dan berita –berita tentang seni dan olahraga di eks – akresidenan Suarakarta. Selain itu, juga terdapat kolom SRIWEDAREN yang berisi daftar acara pertunjukan di hotel, kafe, ataupun gedung lain di kawasan Solo.

Page 109: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

I Diisi dengan dua rubrik, yakni: - Rubrik BOYOLALI: memuat informasi peristiwa yang

terjadi di kawasan Boyolali, dan - Rubrik KRIMINAL & HUKUM: berisi berita – berita yang

berkaitan dengan kriminal dan hukum di sekitar wilayah eks – Karesidenan Surakarta. Terdapat kolom PATROLI yang memuat berita singkat tentang hukum dan kriminal.

J Terdiri dari dua rubrik, yaitu: - Rubrik LINTAS JATENG: memuat berita – berita yang

terjadi di kawasan Kendal, Demak, Ungaran, Salatiga, Purwodadi, wilayah Pantura bagian timur dan bagian barat. Selain itu terdapat kolom SEKILAS DAERAH yang berisi informasi ringan seputar daerah Jawa Tengah, dan

- IKLAN KECIK SOLO METRO

K Rubrik LINTAS JATENG – DIY: menampilkan berita –berita yang terjadi di wilayah Yogyakarta, Kebumen, Magelang, Purworejo, dan Temanggung. Selain itu terdapat kolom SEKILAS DAERAH yang berisi informasi ringan seputar daerah Jawa Tengah dan DIY.

L Rubrik KLATEN: memuat informasi peristiwa yang terjadi di kawasan Klaten. Terdapat kolom ASPIRASI, berisi tentag aspirasi yang diberikan oleh seseorang yang memiliki pengalaman kesuksesan dan kolom POJOK TRIKOYO, yang berisi informasi singkat di daerah Klaten

Tabel 2.16

Rubrikasi Suara Merdeka Edisi Sabtu Sesi I

Halaman Deskripsi

1 HALAMAN MUKA: berisi berita – berita aktual yang paling menarik yang terjadi baik itu berita ekonomi, politik maupun bidang lainnya dalam taraf internasional, nasional bahkan lokal.

2 - 3 Rubrik NASIONAL & HUKUM: berisi berita atau informasi yang bersifat nasional, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial serta peristiwa hukum dan kriminal.

4 – 5 Rubrik EKONOMI & BISNIS: berisi tentang perkembangan kurs valuta asing, nilai tukar rupiah, indeks harga saham gabungan berbagai bank, pasar modal ataupun kebijakan – kebijakan moneter pemerintah. Dalam rubrik ini juga terdapat kolom sekilas ekonomi yang menampilkan berita – berita ekonomi secara ringkas dan terbatas.

Page 110: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

6 Rubrik WACANA: berisi tajuk rencana, karikatur dan artikel yang membahas suatu permasalahan yang ditulis oleh wartawan surat kabar tersebut atau bahkan pembaca hingga penulis freelance yang sifatnya nasional.

7 Rubrik WACANA LOKAL: berisi artikel – artikel kiriman dari pembaca serta terdapat kolom surat pembaca.

8 - 9 Rubrik NASIONAL: memuat peristiwa – peristiwa yang terjadi di wilayah cakupan Jateng dengan berita yang bertaraf nasional.

10 Rubrik SPORT: berisi seputar informasi olahraga yang bertaraf nasional dan internasional.

11 Berisi sambungan berita dari halaman muka.

12 Rubrik NASIONAL: berisi berita – berita aktual dan menarik, baik berita yang sifatnya ekonomi, politik, maupun bidang – bidang lainnya yang berskala nasional dan sifatnya lebih ringan dibandingkan pada halaman 2. Pada halaman ini juga terdapat kolom SOSOK, yang berisi cerita atau pengalaman seorang tokoh publik atau public figure.

Tabel 2.17

Rubrikasi Suara Merdeka Edisi Sabtu Sesi II

Halaman Deskripsi

13 - 16 Rubrik SPIRIT: memuat berita – berita seputar olahraga yang terjadi di lingkup nasional maupun Internasional.

17 Rubrik INTERNASIONAL: berisi tentang berita – berita hangat internasional, konflik dari berbagai belahan dunia, dan peristiwa lainnya. Dalam rubrik ini juga terdapat kolom lintas jagat yang menampilkan berita internasional secara ringkas.

18 Rubrik Edukasia: berisi seputar informasi pendidikan yang mencakup wilayah Jawa Tengah.

19 Rubrik KAMPUS: berisi seputar informasi mahasiswa dan perguruan tinggi. Terdapat juga kolom debat yang berisi perbandingan pendapat antar mahasiswa tentang suatu topik tertentu. Pada halaman ini juga terdapat kolom ACARA TV.

20 Rubrik SELEBRITA: berisi informasi tentang kehidupan selebriti baik dari Mancanegara ataupun lingkup nasional. Terdapat juga kolom Blitz yang berisi informasi selebritis secara singkat dan jelas.

Page 111: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Tabel 2.18

Rubrikasi Suara Merdeka Edisi Sabtu Sesi III

Halaman Deskripsi

A Rubrik SOLO METRO: halaman ini digunakan untuk menempatkan berita yang terjadi di wilayah eks Karesidenan Suarakarta. Selain itu, juga terdapat kolom suara msyarakat dan agenda kota.

B Rubrik SOLO: memuat berita – berita yang terjadi di Kota Solo. Pada hari – hari tertentu terdapat kolom yang menyajikan artikel yang ditulis baik oleh wartawan Suara Merdeka maupun dari pembaca.

C Rubrik PROBISNIS: pada halaman ini ditampilkan berita – berita seputar ekonomi dan bisnis di wilayah eks – Karesidenan Surakarta.

D Rubrik SUKOHARJO – WONOGIRI: memuat informasi peristiwa yang terjadi di kawasan Suoharjo dan Wonogiri.

E Terdiri dari dua rubrik, yaitu: - Rubrik BOYOLALI: memuat informasi peristiwa yang

terjadi di kawasan Boyolali. - Rubrik MANAHAN: berisi infromasi hiburan dan berita –

berita tentang seni dan olahraga di eks – akresidenan Suarakarta. Selain itu, juga terdapat kolom SRIWEDAREN yang berisi daftar acara pertunjukan di hotel, kafe, ataupun gedung lain di kawasan Solo.

F Diisi dengan dau rubrik, yakni: - Rubrik KARANGANYAR – SRAGEN: memuat berita –

berita yang terjadi di kawasan Karanganyar dan Sragen. - IKLAN KECIK SOLO METRO

G Rubrik LINTAS JATENG – DIY: menampilkan berita –berita yang terjadi di wilayah Yogyakarta, Kebumen, Magelang, Purworejo, dan Temanggung. Selain itu terdapat kolom SEKILAS DAERAH yang berisi informasi ringan seputar daerah Jawa Tengah dan DIY.

H Rubrik KLATEN: memuat informasi peristiwa yang terjadi di kawasan Klaten. Terdapat kolom ASPIRASI, berisi tentag aspirasi yang diberikan oleh seseorang yang memiliki pengalaman kesuksesan dan kolom POJOK TRIKOYO, yang berisi informasi singkat di daerah Klaten

Page 112: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Tabel 2.19

Rubrikasi Suara Merdeka Edisi Sabtu Sesi IV

Halaman Deskripsi

1 Rubrik ADVERTENSIA: memuat sebuah artikel berkaitan dengan iklan produk dan perusahaan yang ditulis oleh salah seorang pakar tertentu.

2 Rubrik SERBA SERBI: berisi iklan kolom dari berbagai jenis barang.

3 Rubrik LOWONGAN: berisi iklan lowongan pekerjaan. Seli itu terdapat kolom galeri, yang isinya untuk memperkenalkan dan memberikan tawaran produk baru.

4 Terdiri dari dua rubrik: - Rubrik SERBA SERBI, dan - Rubrik LOWONGAN

5 Rubrik OTOMOTIF: berisi tentang iklan jual – beli alat transportasi.

6 Berisi tentang tips – tips yang bermanfaat bagi kehidupan pembaca. Selain itu, terdapat kolom GRIYA, yang berisi iklan jual – beli rumah serta kolom LOWONGAN.

7 Kelanjutan dari rubrik GRIYA pada halaman 6.

8 Keseluruhan dari halaman ini berisi tentang tips – tips dari Suara Merdeka untuk pembaca.

Tabel 2.20

Rubrikasi Suara Merdeka Edisi Minggu Sesi I

Halaman Deskripsi

1 HALAMAN MUKA: berisi berita – berita aktual yang paling menarik yang terjadi baik itu berita ekonomi, politik maupun bidang lainnya dalam taraf internasional, nasional bahkan lokal.

2 Rubrik BINCANG – BINCANG: memuat informasi tentang profil seseorang ternama atau memiliki prestasi tertentu. Terdapat juga kolom GAYENG SEMARANG, yang berisi artikel dari pembaca atau awak media tentang suatu topik.

3 Rubrik JEJAK: memuat informasi tentang kisah atau perjalanan hidup seseorang yang mampu memberikan aspirasi bagi orang yang membacanya.

Page 113: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

4 LAPORAN UTAMA: berisi berita yang ditulis sebagai laporan utama, yaitu lengkap dan detail

5 – 6 Rubrik OLAHRAGA: berisi informasi olahraga baik bertaraf nasional maupun internasional.

7 Rubrik KRIMINALITAS: memuat berita – berita yang bersifat kriminal di lingkup nasional.

8 IKLAN KECIK

9 Berisi sambungan berita dari halaman muka.

10 Rubrik HIBURAN berisi informasi yang bersifat hiburan, seni, keartisan dan sebagainya.

11 Rubrik INTERNASIONAL: berisi tentang berita – berita hangat internasional, konflik dari berbagai belahan dunia, dan peristiwa lainnya. Dalam rubrik ini juga terdapat kolom lintas jagat yang menampilkan berita internasional secara ringkas.

12 Rubrik FRAME: berisi foto – foto jurnalistik tentang kehidupan masyarakat yang bersifat artistik dan human interest.

Tabel 2.21

Rubrikasi Suara Merdeka Edisi Minggu Sesi II

Halaman Deskripsi

13 Rubrik FOKUS JATENG: berisi berita – berita yang bersifat nasional.

14 Rubrik SEMARANG METRO: memuat informasi peristiwa – peristiwa yang terjadi di wilayah Semarang. Terdapat juga kolom SEPUTAR TUGUMUDA yang isinya memuat berita singkat.

15 Rubrik SOLO METRO: halaman ini digunakan untuk menempatkan berita yang terjadi di wilayah eks Karesidenan Suarakarta. Selain itu, juga terdapat kolom suara msyarakat dan agenda kota.

16 Rubrik SUARA PANTURA: berisi tentang berita – berita yang terjadi di kawasan pantai utara sebelah barat, mulai dari Brebes, pekalingan, Tegal, dan Pemalang.

17 Rubrik SUARA MURIA: memuat berita – berita yang yang terjadi di kawasan pantai utara sebelah timur, sperti Pati,, Jepara, Kudus, Rembang, Blora).

18 Rubrik KEDU – DIY: menampilkan berita – berita yang terjadi di wilayah eks Karesidenan Kedu (Kebumen, Magelang,

Page 114: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Purworejo, dan Temanggung) dan Yogyakarta.

19 Rubrik SUARA BANYUMAS: Berisi berbagai informasi seputar peristiwa yang terjadi di wilayah sekitar Banyumas.

20 Rubrik SANG PAMOMONG: memuat tulisan sastra Jawa. Terdapat juga kolom BLENCONG yang berisi artikel dari pembaca yang ditulis dengan bahasa Jawa.

Tabel 2.22

Rubrikasi Suara Merdeka Edisi Minggu Sesi III

Halaman Deskripsi

A Rubrik EKSPOSE: Berisi informasi peristiwa teraktual seputar dunia remaja dan anak, yang dikemas seperti laporan utama.

B - C Rubrik SUARA MUDA: memuat informasi seputar permasalahan remaja yang sekaligus terdapat kolom KONSULTASI REMAJA yang dipandu oleh seorang pakar. Ada juga kolom – kolom yang lain seperti: bintang bicara berisi ramalan zodiak, cerpen, puisi dan opini.

D - E Rubrik YUNIOR: berisi informasi seputar dunia anak – anak (yunior). Terdapat kolom CERMIN yang diampu oleh seorang pakar. Ada juga kolom WARIOR (wartawan yunior) yang berisi hasil karya jurnalistik dari pembaca yunior, kolom CERITA KITA berisi cerita pendek, kolom BINAR berisi profile yunior yang berperstasi dan kolom Liberty berisi liputan suatu acara tertentu yang berkaitan seputar dunia yunior.

F Rubrik KONEK: memuat informasi tentang produk – produk elektronik digital terbaru yang bermanfaat untuk menunjang perangkat elektronik. Selain itu, juga berisi informasi mengenai berbagai perangkat elektronik mutakhir. Rubrik ini disajikandengan maksuf untuk memberikan alternatif piliha produk elektronik dan menyiasati pembelian produk yang baik dan berkualitas.

G Rubrik KOMUNITAS: mengulas tentang profil lengkap suatu komunitas.

H Rubrik KESEHATAN: berisi informasi seputar dunia kesehatan, terdapat kolom yang memuat tentang tips = tips kesehatan.

I Rubrik SERAT: memuat cerita pendek yang ditulis oleh salah satu pembaca dan juga terdapat puisi – puisi hasil karya pembaca Suara Merdeka.

J Rubrik APPETITE: berisi informasi seputar mode baju terbaru dan dilengkapi dengan foto – fot fashion. Selain itu juga terdapat

Page 115: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

infomasi tentang makanan dan resepnya.

K Rubrik HUMOR: berisi karikatur cerita humor dan teka – teki silang.

L Rubrik JALAN – JALAN: mengulas seputar informasi objek – objek wisata nasional maupun mancanegara lengkap dengan segala pernak – perniknya.

Namun untuk hari Minggu dan saat-saat tertentu halaman bisa

berubah sesuai dengan kebijakan redaksi.

F. Profil Pembaca Suara Merdeka

Suara Merdeka sebagai korannya orang Jawa Tengah tentu berusaha

menyesuaikan diri dengan khalayaknya. Surat kabar ini harus memahami

karakteristik pembacanya dengan melihat letak geografis dan kebudayaan Jawa

Tengah. Untuk itu, Suara Merdeka menggunakan hal tersebut sebagai dasar

petimbangan dalam menyajikan berita yang benar-benar sesuai dengan

kebudayaan dan selera pembacanya.

Tabel 2.23

Prosentase Pembaca Suara Merdeka

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Persentase

Tidak tamat SD 18%

SD 9%

SLTP 18%

SLTA 41%

Akademisi/ PT 14%

Sumber: Pusdok Suara Merdeka Biro Surakarta (Nur Hidayat, 2007: 97)

Page 116: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Table 2.24

Prosentrase Pembaca Suara Merdeka Berdasarkan Usia

Usia Persentase

Usia di bawah 25 tahun 30%

Usia di atas 25 tahun 70%

Table 2.25

Prosentase Pembaca Suara Merdeka

Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Persentase

Pria 70%

Wanita 30%

Table 2.226

Prosentase Pembaca Suara Merdeka

Berdasarkan Pekerjaan

Usia Persentase

Kantor 30%

Wiraswasta 40%

Mahasiswa 20%

G. Pola Liputan Suara Merdeka

Tak jauh beda dengan Harian Umum Solopos, Suara Merdeka juga

memiliki pola peliputan yang terbagi dalam dua kategori, yaitu edisi harian

(senin s/d sabtu) dan edisi hari minggu. Edisi harian menyajikan berita – berita

yang sifarnya aktual, sedangkan edisi minggu menyajikan informasi ringan dan

menghibur, khususnya pada masalah – masalah berita hiburan.

Sumber: Pusdok Suara Merdeka Biro Surakarta (Nur Hidayat, 2007: 97)

Sumber: Pusdok Suara Merdeka Biro Surakarta (Nur Hidayat, 2007: 97)

Sumber: Pusdok Suara Merdeka Biro Surakarta (Nur Hidayat, 2007: 97)

Page 117: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

BAB III

SAJIAN DAN ANALISIS DATA

Pada bab III ini berisi data, yang terdiri atas berita-berita yang berkaitan

dengan polemik pabrik es Saripetojo di surat kabar Harian Umum Solopos dan Suara

Merdeka berikut analisisnya. Sesuai dengan periode penelitian yang diambil peneliti,

yakni bulan Juni hingga Juli 2011, terdapat 58 judul yang dimuat oleh Harian Umum

Solopos dan 53 item berita di Suara Merdeka. Dari banyaknya berita yang dimuat

pada masing-masing surat kabar tersebut, oleh karenanya peneliti melakukan

kategorisasi permasalahan dengan melihat kemudian menentukan tema-tema

pokoknya. Pada tahap berikutnya, berita yang isinya masuk dalam tema pokok

diambil salah satu. Kemudian terpilihlah empat berita yang sesuai dengan empat

tema pokok yang berkaitan dengan permasalahan yang diberitakan dan sama-sama

diangkat oleh Solopos dan Suara Merdeka.

Sesuai yang telah diuraikan pada bab I, dalam penelitian ini menggunakan

teknik analisis framing model Pan-Kosicki. Menurut peneliti, berita-berita tersebut

lebih sesuai jika dianalisis dengan model Pan-Kosicki. Namun, ada beberapa bagian

berita yang tidak tersurat dalam struktur analisis model Pan-Kosicki. Hal ini tentu

disesuaikan dengan bagaimana format penulisan berita pada kedua surat kabar

tersebut. Untuk sistematika penulisan bab ini diawali dengan diskripsi tema dalam

perspektif polemik pabrik es Saripetojo, kemudian menampilkan elemen-elemen

struktur berita menurut model Pan-Kosicki dan analisis teks berita yang dipilih. Hasil

Page 118: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

persilangan tema yang diangkat dari dua surat kabar tersebut adalah warga protes

pembongkaran Saripetojo; perseteruan Gubernur - Walikota; pembentukan tim

Independen: sebagai Mediator polemik Saripetojo; dan hasil kajian tim Independen.

Tabel 3.1

Daftar Berita yang Dianalisis

HARIAN UMUM SOLOPOS

NO. Tema Berita Judul Berita Hari & Tanggal

Terbit

Halaman

1. Warga protes

pembongkaran

Saripetojo

Polemik

Pembangunan

bekas Saripetojo,

Warga - Pelaksana

Bersitegang

Rabu, 22 Juni

2011

II (Rubrik Solo

Raya)

2. Perseteruan

Gubernur –

Walikota

Persetruan

Gubernur –

Walikota

memanas,

Solo Tolak Bibit

Selasa, 28 Juni

2011

1 (Rubrik

Solopos

Nasional)

3. Pembentukan tim

Independen:

Sebagai Mediator

Polemik Saripetojo

Tim Independen

Kaji Amdal

Saripetojo

Senin, 4 Juli

2011

1 (Rubrik

Solopos

Nasional)

4. Hasil kajian tim

Independen

Jokowi Pilih

Tunggu BP3,

Tim: Saripetojo

Tak Layak BCB

Sabtu, 9 Juli

2011

1 (Rubrik

Solopos

Nasional)

SUARA MERDEKA

1. Warga protes

pembongkaran

Penolakan Proyek

Mal Berlanjut

Rabu, 22 Juni

2011

A (Rubrik Solo

Metro)

Page 119: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Saripetojo

2. Persetruan

Gubernur -

Walikota

Bibit Ditolak

Masuk Solo

Selasa, 28 Juni

2011

10 (Rubrik

Jateng)

3. Pembentukan tim

Independen:

Sebagai Mediator

Polemik Saripetojo

Dibentuk Tim

Independen Kasus

Saripetojo

Senin, 4 Juli

2011

E (Rubrik Solo

Metropolitan)

4. Hasil kajian tim

Independen

Saripetojo Tak

Layak Jadi Cagar

Budaya,

Hasil Kajian Tim

3 Universitas

Sabtu, 9 Juli

2011

12 (Rubrik

Nasional)

III.1 Warga Protes Pembongkaran Saripetojo

Pembongkaran bangunan pabrik es Saripetojo oleh Pemerintah

Provinsi Jawa Tengah menimbulkan protes dan penolakan dari masyarakat

Solo. Sejumlah masyarakat yang tergabung dalam beberapa wadah organisasi

beserta warga yang tinggal di sekitar Saripetojo bersatu untuk menolak adanya

pembongkaran pabrik es tersebut. Mereka tidak menginginkan adanya

perusakan bangunan Saripetojo dan kemudian dibangun untuk dijadikan pasar

modern, karena mereka menilai bahwasannya Saripetojo masuk dalam kategori

Benda Cagar Budaya (BCB) yang telah terdaftar dalam inventarisasi Balai

Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah. Dari berbagai

pemberitaan media khususnya pada surat kabar Harian Umum Solopos dan

Suara Merdeka, upaya warga untuk mempertahankan bangunan Saripetojo

tersebut terus dilakukan selama aktivitas pembongkaran tidak dihentikan.

Page 120: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Diantara upaya - upaya tersebut, dilakukan dengan cara memrotes dan meminta

petugas proyek pembongkaran menghentikan aktivitasnya. Namun, upaya

warga tersebut gagal karena petugas proyek tidak mau menghentikan

pembongkaran tersebut. Tidak hanya itu, mereka juga akan melakukan

perlawanan jika warga melakukan tindakan nekat dalam upaya menghentikan

aktivitas pembongkaran tersebut (Suara Merdeka, 22 Juni 2011). Padahal,

warga hanya meminta untuk menghentikan sementara sampai ada hasil

keputusan resmi dari BP3 Jateng terkait status Saripetojo, apakah dikategorikan

dalam cagar budaya atau tidak (Solopos, 22 Juni 2011).

Harian Umum Solopos dan Suara Merdeka tentunya memiliki strategi

pengemasan tersendiri atas berita dengan pokok permasalahan warga memrotes

aktivitas pembongkaran Saripetojo tersebut. Apakah upaya warga tersebut

dimaknai sebagai tindakan negatif atau positif (represif atau tidak)?, pihak

mana yang dianggap tindakannya itu benar dan mana yang salah? ataukah

masing-masing media memiliki perspektif lain dalam melihat peristiwa ini.

Seperti yang dikatakan Turner dikutip oleh John Lofland bahwa analisa tentang

protes menurut definisi subyektif dan publik selalu ”berseberangan” dengan

protes yang didefinisikan dan digambarkan sebagai fenomena obyektif. Dalam

fenomena obyektif, protes sebenarnya menunjuk sebagai upaya permintaan

pertanggungjawaban atas tindakan orang lain. Tetapi dalam definisi subyektif,

kata protes dapat dimaknai sebagai tindakan yang identik dengan kekerasan dan

kerusuhan (Lofland, 2003: 2-3).

Page 121: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Tapi yang pasti dalam beberapa kamus, kata protes dimaknai sebagai

kata benda dan kata kerja yang berarti pernyataan pendapat secara beramai-

ramai dan biasanya berupa pembangkangan, keluhan, keberatan atau ungkapan

ketidaksukaan terhadap suatu gagasan atau tindakan (Lofland, 2003: 2). Secara

sederhananya, sesuatu aktivitas dapat dikatakan sebagai protes jika memiliki

dimensi-dimensi sebagai berikut: penolakan atau keberatan terhadap sesuatu

yang berseberangan, yang sudah tidak dapat ditoleransi, yang ditujukan kepada

pribadi atau lembaga yang berkuasa, secara beramai-ramai dan resmi,

dilakukan secara terbuka, didasari oleh rasa ketidakadilan. Di bawah ini akan

disajikan bagaimana pembingkaian berita terhadap aksi penolakan dan protes

warga tersebut pada dua surat kabar, yakni Solopos dan Suara Merdeka.

B. Warga Protes Pembongkaran Saripetojo dalam bingkai Harian

Umum Solopos

1. Tabel elemen struktur berita dengan tema warga protes

pembongkaran Saripetojo pada Solopos

Elemen struktur berita surat kabar Harian Umum Solopos berkenaan

dengan tema warga protes pembongkaran adalah berita berjudul Polemik

Pembangunan Bekas Saripetojo, Warga-Pelaksana Proyek Bersitegang,

diterbitkan Rabu, 22 Juni 2011 di halaman II rubrik Solo Raya.

Page 122: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 123: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 124: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 125: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 126: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

2. Analisis struktur berita ”Polemik pembangunan bekas Saripetojo,

Warga-pelaksana proyek bersitegang” pada Solopos

a) Struktur Sintaksis

Tema aksi protes warga atas pembongkaran Saripetojo diangkat awak

media Solopos dengan judul ”Polemik pembangunan bekas Saripetojo,

Warga-pelaksana proyek bersitegang”. Kata ”polemik” memberikan

pemaknaan bahwa pembongkaran bangunan Saripetojo menimbulkan pro dan

kontra dari berbagai pihak dan kata ”bersitegang” mengandung arti situasi dan

kondisi kedua belah pihak pada saat kejadian, yaitu warga dengan pelaksana

proyek saling bertentangan keras dalam mempertahankan pendapat mereka

masing-masing. Dalam frase ”Polemik pembangunan bekas Saripetojo” pada

headline dicetak dengan huruf yang tidak terlalu besar dan tipis, Solopos ingin

menunjukan judul berita ini mengandung peristiwa yang continuitas

(bersambung). Sedangkan frase ”Warga-pelaksana proyek bersitegang” dicetak

dengan huruf yang cukup besar sekaligus tebal, Solopos ingin mengundang

ketertarikan khalayak untuk membaca berita ini sekaligus memberikan

penekanan pada peristiwa ketika warga dan pelaksana proyek berseteru.

Kemudian adanya sub judul ”Tolak Berhenti” untuk memberikan batasan

pembahasan. Pertama, membahas penolakan pembongkaran yang dilakukan

oleh warga dan kedua, membahas tanggapan dari petugas proyek terkait aksi

warga tersebut.

Sebagai teras berita (lead), Solopos mengemasnya sebagai berikut:

Laweyan (Espos) Belasan orang yang mengatasnamakan perwakilan dari pedagang pasar dan masyarakat Kota Solo memrotes

Page 127: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

pembongkaran bangunan bekas Pabrik Es Saripetojo, Purwosari, Laweyan, Selasa (21/6). (Lampiran 1) (cetak tebal peneliti).

Dalam kalimat di atas, pembaca hendak dibawa pada terjadinya aksi

penolakan yuang dilakukan oleh masyarakat. Terdapatnya koherensi

kondisional pada proposisi ”yang mengatasnamakan perwakilan dari

pedagang pasar dan masyarakat Kota Solo” menguatkan bahwa penonjolan

dalam lead tersebut dilakukan pada unsur who, yakni aksi protes datang tidak

hanya dari para pedagang pasar tetapi juga masyarakat Solo. Ini

mengonstruksikan bahwa pembongkaran pabrik es Saripetojo ditolak oleh

seluruh warga Solo.

Setelah kalimat lead, Solopos menyajian beberapa kalimat latar

sebagai berikut:

Mereka ingin pembongkaran bangunan yang dianggap benda cagar budaya (BCB) itu dihentikan karena menyalahi UU Cagar Budaya. Wacana yang berkembang, di lokasi itu akan dibangun mal. (Lampiran -, kalimat ke-1 dan 2 paragraf 1) (cetak tebal peneliti).

Mereka juga mencoba masuk ke halaman bekas Pabrik Es Saripetojo untuk menemui pelaksana proyek pembongkaran. Kala itu warga berhasil menerobos masuk dan menemui pelaksana proyek pembongkaran (Lampiran 1, kalimat ke-1 dan 2 paragraf 2).

Kata ”menyalahi” pada paragraf 1 memiliki sinonim tidak mematuhi

atau menentang ini dipakai untuk menekankan bahwa pembongkar bangunan

telah melanggar peraturan Undang-Undang (UU) Cagar Budaya. Dan koherensi

sebab-akibat pada kalimat tersebut sekaligus menunjukan unsur why, yakni

protes yang dilakukan warga untuk menghentikan kegiatan pembongkaran

tersebut memang beralasan. Kata ”menerobos” pada paragraf 2, yang memiliki

kesamaan makna dengan mendobrak, ini dipilih Solopos untuk memperhalus

Page 128: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

tindakan dari warga yang masuk secara paksa ke dalam halaman Saripetojo

yang waktu itu dijaga ketat oleh polisi.

Dalam paragraf selanjutnya, berita ini mengulas tentang bagaimana

kronologis peristiwa tersebut. Hal ini dibuat Solopos agar lebih menarik dengan

mendramatisasi setiap kejadian. Dan melalui kalimat berikut ini Solopos ingin

mengonstruksikan bahwa ketegangan yang terjadi bukan hanya disebabkan

oleh warga yang ngotot namun juga disebabkan oleh pelaksana proyek itu

sendiri.

Salah satu perwakilan warga kemudian melakukan negosiasi dengan pelaksana proyek pembongkaran. Dalam pembicaraan itu terjadi perdebatan karena pelaksana proyek tetap akan membongkar bangunan sedangkan warga ingin pembongkaran bangunan itu dihentikan (Lampiran 1, kalimat ke-1 dan 2 paragraf 3) (cetak tebal peneliti).

Koherensi ”karena” dipakai untuk menunjukan akibat dari perdebatan

antara warga dengan petugas proyek dan koherensi ”sedangkan”

mengindikasikan perbedaan pendapat diantara kedua belah pihak. Untuk

pemilihan kata ”negoisasi” memberikan pemaknaan, yaitu warga berusaha

menemukan jalan untuk berunding dengan petugas proyek agar ketegangan

yang waktu itu terjadi tidak berlarut – larut. Ini mengonstruksikan bahwa warga

pada saat kejadian sudah berusaha dengan jalan damai namun petugas proyek

tetap tidak ingin memenuhi permintaan dari warga tersebut.

Solopos kemudian mempertegasnya melalui kalimat kutipan berikut

ini:

”Kami ingin proyek pembongkaran bangunan itu dihentikan sementara sampai ada hasil dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3). Jadi bisa diketahui apakah bangunan tersebut termasuk BCB atau tidak,” papar salah satu peserta aksi, HM Sungkar,

Page 129: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

saat bernegoisasi dengan pelaksana proyek. (Lampiran 1, kalimat ke-1 paragraf 4).

Kalimat langsung tersebut ditulis dan dikutip untuk menunjukan

bahwa warga menginginkan penghentian sementara sampai dikeluarkannya

hasil putusan yang jelas dari pihak yang berwenang dalam menentukan status

Saripetojo, yakni BP3 Jateng.

Berusaha untuk cover both side, Solopos juga memberitakan alasan

atau dalih dari petugas proyek yang tidak mau menghentikan pembongkaran:

Pelaksana proyek bersikukuh tidak mau menghentikan pembongkaran jika belum ada surat resmi untuk penghentian pembongkaran dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Lampiran 1, kalimat ke-1 paragraf 5) (cetak tebal peneliti).

Kata ”bersikukuh” dipakai untuk menandakan bahwa pelaksana

proyek tetap akan melakukan pembongkaran dan kata ”jika” menunjukan

syarat yang diinginkan pembongkar untuk menehentikan pembongkaran

Saripetojo, yakni surat dari Pemprov Jateng karena terkait pekerjaan mereka

yang bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan oleh Pemprov.

Konstruksi pada kalimat latar di atas diperkuat dengan kutipan langsung:

”Kami akan tetap membongkar bangunan tersebut karena kami sudah terikat kontrak dengan Pemprov Jateng, apalagi waktu pembongkaran ditargetkan selama satu bulan,” ungkap perwakilan pemborong pembongkaran bangunan, Susmadya Putra (Lampiran 1, kalimat ke-1 paragraf 6)

Kalimat di atas menjelaskan bahwa alasan pembongkar bangunan

tidak mau untuk menghentikan aktivitas pembongkaran tersebut. Mereka hanya

pihak yang ditunjuk oleh Pemerintah Provinsi Jateng untuk membongkar dan

membuat gedung baru. Karena sudah ada kontrak, yakni ditunjukan dengan

Page 130: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

kata ”terikat”, maka mereka tidak ingin dituntut sudah menghentikan aktivitas

tersebut. Sehingga menurutnya yang bisa menghentikannya adalah Pemprov.

Lalu pada latar selanjutnya:

Di sela-sela pembicaraan antar kedua belah pihak, ada seorang warga lainnya yang bersikeras agar pembongkaran bangunan dihentikan saat itu juga. Sehingga sempat memicu kemarahan dari seorang pekerja proyek dan terjadi perang mulut. (Lampiran 1, kalimat ke-1 dan 2 paragraf 7) (cetak tebal peneliti).

Beberapa aparat kepolisian yang berjaga sejak aksi mulai berlangsung berusaha menenangkan warga itu agar tidak terjadi bentrokan (Lampiran 1, kalimat ke-3 paragraf 7).

Kalimat ke-2 pada paragraf 7 merupakan akibat dari kalimat ke-1

seperti yang ditulis di atas, hal ini ditandai dengan konjungsi ”sehingga”.

Dijelaskan bahwa yang mengakibatkan perang mulut diantara warga dan

petugas proyek adalah salah satu diantara warga yang sangat menginginkan

pembongkaran tersebut dihentikan.

Kata ”bentrokan” pada kalimat ke-3 paragraf 7 dipakai untuk

mendiskripsikan percekcokan yang kemungkinan terjadi jika warga terus

bersitegang dengan petugas proyek.

Dan berita ini ditutup dengan paragraf berikut ini:

Setelah beberapa saat melakukan pembicaraan yang alot, warga kemudian mengajak pelaksana proyek untuk menemui Walikota Solo, Joko widodo, di Balaikota. Hal itu untuk mendapatkan jalan tengah agar kedua belah tidak saling berseteru (Lampiran 1, kalimat ke-1 paragraf 8).

Dalam kalimat penutup terdapat metafora ”jalan tengah” yang

mengandung makna menempuh dengan jalan damai. Dan frase ”warga

kemudian mengajak pelaksana proyek” menekankan pihak warga-lah yang

berusaha untuk mencari ”jalan tengah” bukan dari pihak pelaksana proyek.

Page 131: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Dalam kedua kalimat tersebut telah memberikan pemaknaan bahwa warga

melakukan penolakan dengan meminta kepada petugas pembongkar dengan

cara yang sopan dan mencari solusi bersama, bukan sebagai tindakan represif.

b) Struktur Skrip

Unsur who dalam berita ini ada dua yakni warga dan pelaksana

proyek. Hal ini terkait dengan unsur what, ketegangan yang terjadi antara

kedua belah pihak tersebut. Sedangkan unsur where dan when diletakkan pada

lead berita, yakni pabrik Es Saripetojo, Purwosari, Laweyan pada hari Selasa

21 Juni 2011. Untuk unsur why-nya lebih ditonjolkan pada suatu hal yang

menyebabkan warga melakukan penolakan pembongkaran. Hal ini nampak

pada bagian dimana wartawan memberikan pemaknaan atas realitas, yaitu latar

informasi yang diuraikan oleh Solopos (Kalimat ke-1 dan 2 Paragraf 1). Unsur

how-nya adalah bagaimana warga meminta petugas proyek untuk

menghentikan pembongkaran tersebut. Dari hasil analisis peneliti memang

Solopos menampilkan unsur how-nya lebih banyak dari warga yang melakukan

penolakan dengan cara positif daripada tindakan warga yang negatif.

c) Struktur Tematik

Dari unit analisis koherensi antarkata atau antarkalimat yang

mengonstruksikan peristiwa penolakan pembongkaran bangunan Saripetojo

terdapat koherensi kondisional, seperti pada bagian lead berita (telah dijelaskan

pada analisis struktur sintaksis). Kemudian koherensi sebab-akibat yang paling

banyak muncul pada berita ini, seperti dalam kalimat ”Mereka ingin

Page 132: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

pembongkaran bangunan yang dianggap benda cagar budaya (BCB) itu

dihentikan karena menyalahi UU Cagar Budaya. Wacana yang berkembang,

di lokasi itu akan dibangun mal.” Ini mengonstruksikan tuntutan warga tersebut

beralasan yaitu tindakan pembongkaran menyalahi UU Cagar Budaya sehingga

harus dihentikan. Koherensi sebab-akibat juga terdapat pada kalimat ke-1 dan 2

paragraf 3, kalimat kutipan langsung di paragraf 6 dan kalimat ke-2 paragraf 7

(seperti yang dijelaskan pada struktur sintaksis). Untuk koherensi pembeda

terdapat pada kalimat ”Salah satu perwakilan warga kemudian melakukan

negoisasi dengan pelaksana proyek pembongkaran. Dalam pembicaraan itu

terjadi perdebatan karena pelaksana proyek tetap akan membongkar bangunan

sedangkan warga ingin pembongkaran bangunan itu dihentikan.” menunjukan

perbedaan pendapat yang menyebabkan timbulnya perseteruan tersebut (seperti

yang dijelaskan dalam struktur sintaksis).

Selain koherensi, dalam berita ini juga terdapat konjungsi. Namun

konjungsi yang sering digunakan adalah konjungsi peruntukan seperti kata

”agar” dan ”untuk”. Seperti dalam kalimat ”Di sela-sela pembicaraan antar

kedua belah pihak, ada seorang warga lainnya yang bersikeras agar

pembongkaran bangunan dihentikan saat itu juga.” kata ”agar” menjadi

penghubung antarkalimat yang menjelaskan bahwa hanya satu dari jumlah

seluruh warga yang meminta penghentian pembongkaran itu dengan cara paksa

atau dengan membuat kericuhan. Kemudian kalimat ”Beberapa aparat

kepolisian yang berjaga sejak aksi mulai berlangsung berusaha menenangkan

Page 133: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

warga itu agar tidak terjadi bentrokan.” nampak jelas bahwa polisi ingin

menenangkan warga.

Konjungsi peruntukan juga muncul pada ending berita untuk

memperkuat konstruksi awak media Solopos ”Setelah beberapa saat

melakukan pembicaraan yang alot, warga kemudian mengajak pelaksana

proyek untuk menemui Walikota Solo, Joko widodo, di Balaikota. Hal itu untuk

mendapatkan jalan tengah agar kedua belah tidak saling berseteru. Pada

kalimat yang kedua di atas menunjukan aksi yang dilakukan oleh warga

memiliki tujuan yang positif, yakni warga berusaha untuk mencari solusi atas

peristiwa ini agar tidak terjadi konflik berkelanjutan dengan petugas proyek.

Sedangkan unit analisis detail digunakan Solopos untuk menjelaskan

bagaimana kronologis peristiwa tersebut. Mayoritas kalimat detail yang

digunakan menunjukan aksi protes warga yang positif.

d) Struktur Retoris

Dari unit analisis leksikon, beberapa kata dipilih oleh awak media

Solopos dalam menekankan makna tertentu, antara lain terdapat dalam kalimat

berikut: ”Polemik pembangunan bekas Saripetojo. Warga-pelaksana proyek

bersitegang” pada judul kalimat tersebut ada kata ”polemik” dan ”bersitegang”

(telah dijelaskan pada struktur sintaksis). Pemilihan kata tertentu juga terdapat

pada latar berita, yaitu kata ”menyalahi” (telah dijelaskan pada struktur

sintaksis).

Pada kalimat ke-2 paragraf 2, leksikon ”menerobos” menjelaskan

bahwa warga berusaha masuk untuk menemui petugas proyek karena

Page 134: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

permintaan mereka tidak diindahkan oleh petugas proyek. Kata ”negoisasi”

pada paragraf 3 mengonstruksikan bahwa warga telah berbicara dengan baik-

baik kepada petugas proyek, berupaya untuk mengajak mereka untuk

membicarakan secara sopan dan tidak merugikan kedua belah pihak (seperti

dijelaskan pada struktur sintaksis).

Penggunan label status terdapat pada kalimat ”Kami ingin proyek

pembongkaran bangunan itu dihentikan sementara sampai ada hasil dari Balai

Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3). Jadi bisa diketahui apakah

bangunan tersebut termasuk BCB atau tidak,” papar salah satu peserta aksi,

HM Sungkar, saat bernegoisasi dengan pelaksana proyek.” menerangkan

bahwa HM Sungkar sebagai orang yang memiliki hak berbicara mengenai aksi

tersebut. Sehingga meyakinkan pembaca bahwa data diperoleh memang valid.

Hal ini juga terjadi pada pencantuman label status, yaitu perwakilan pemborong

bangunan.

Dari unit analisis grafis terdapat satu buah foto yang mendiskripsikan

warga sedang menyampaikan orasi dan terlihat tertib serta disisi lain terdapat

polisi yang sedang mengamati aksi tersebut. Selain itu juga terdapat caption:

”TOLAK MAL-Warga yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Kota

Surakarta menggelar aksi penolakan pembangunan mal di bekas bangunan

pabrik es Saripetojo, Purwosari, Solo, Selasa (21/6). Rencana pembangunan

mal itu juga tak disetujui oleh Pemkot Solo dan masyarakat sekitarnya, karena

dinilai menggangu roda perekonomian kawasan sekelilingnya.” dari kalimat

caption tersebut mengosntruksikan bahwa aksi yang digelar oleh warga

Page 135: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

tersebut telah mendapat berbagai dukungan dari pemerintah kota Solo dan

warga sekitar karena apabila nantinya tetap dibangun mal akan muncul

bermacam dampak negatif.

C. Warga Protes Pembongkaran Saripetojo dalam Bingkai Surat Kabar

Suara Merdeka

1. Tabel elemen struktur berita dengan tema warga protes

pembongkaran Saripetojo pada Suara Merdeka

Elemen struktur berita surat kabar Suara Merdeka mengenai warga

protes pembongkaran Saripetojo adalah berita berjudul Penolakan Proyek Mal

Berlanjut, diterbitkan Rabu, 22 Juni 2011 di halaman A rubrik Solo Metro.

Page 136: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 137: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 138: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 139: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 140: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

3. Analisis struktur berita ”penolakan proyek mal berlanjut” pada

Suara Merdeka

a) Struktur sintaksis

Pada kategori tema berita aksi protes warga atas pembongkaran

Saripetojo, surat kabar Suara Merdeka mengangkat judul Penolakan Proyek

Mal Berlanjut. Dari kalimat judul tersebut nampak bahwa peristiwa yang

ditulis tersebut merupakan berita yang memiliki continuitas, yaitu terdapat kata

”berlanjut”. Selain itu, kalimatnya dibuat dengan format nominalisasi, yakni

membentuk kata kerja (verba) = menolak menjadi kata benda (nomina) =

penolakan, sehingga ditekankan bukan pada kegiatannya atau tindakannya

melainkan pada sebuah jalannya peristiwa. Dalam kalimat yang menunjukan

peristiwa pada hakikatnya tidak membutuhkan subjek serta tidak harus

menunjuk pada realitas yang konkret baik pelaku, korban, tempat dan waktu.

Adanya sub judul bergeming digunakan untuk memfokuskan isi

berita yang dibahas oleh Suara Merdeka. Sub judul tersebut berisi tentang

petugas proyek yang tidak mengindahkan permintaan penghentian

pembongkaran dari para pengunjuk rasa.

Bagian lead berita, hanya ada unsur who, what, when, dan where.

Seperti berikut ini:

SOLO- Sejumlah warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Kota Surakarta, mendatangi bekas Pabrik Es Saripetojo, di Jalan Slamet Riyadi, Sondakan, Laweyan, Selasa (21/6) (Lampiran 2, kalimat ke-1 paragraf 1).

Dalam lead diatas terlihat bahwa pembaca hendak dibawa pada

jalannya peristiwa penolakan, yaitu diawali dengan subjek pelaku yang

Page 141: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

mendatangi tempat kejadian. Hal ini dibuat untuk menarik pembaca

melanjutkan dan mengantarkan ke bagian tubuh berita. Dari kalimat lead

tersebut yang paling menonjol adalah unsur who, karena sebelumnya pada

bagian judul berita belum ditampakkan siapa (who) yang melakukan penolakan

tersebut. Kemudian memasuki tubuh berita diawali dengan kalimat yang

digunakan untuk memperjelas lead.

Mereka mendesak pembongkaran gedung bekas pabrik es itu dihentikan karena belum memiliki izin yang jelas (Lampiran 2, kalimat ke-1 paragraf 2) (cetak tebal peneliti).

Unsur how nampak digunakan untuk menandakan bagaimana subyek

pelaku melakukan aksi protes, yaitu dengan “mendesak”. Kata mendesak

memiliki pemaknaan bahwa suatu tindakan permintaan yang dilakukan dengan

cara memaksa. Sedangkan unsur why menandakan sebab para pemrotes

melakukan aksi penolakan tersebut, ini disampaikan secara implisit yaitu tidak

dilengkapi dengan yang dimaksudkan izin yang dikeluarkan oleh siapa,

tindakan pembongkaran melanggar peraturan yang mana. Suara Merdeka

hendak mengontrol informasi dengan tidak menampilkan dengan detail

informasi tersebut.

Dari pengamatan peneliti, berita ini berisi runtutan peristiwa

penolakan. Pada bagian latar informasi digunakan untuk mengetahui

pemaknaan wartawan atas peristiwa ini. Nampak bahwa kalimat-kalimatnya

pun mendiskripsikan peristiwa dan merupakan pendukung dari lead. Kalimat

latar selanjutnya adalah:

Aksi unjuk rasa yang diikuti sejumlah elemen seperti Komunitas Peduli Cagar Budaya Nusantara (KPCBN), Lembaga Bina Masyarakat

Page 142: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

Marginal (LBMM) Surakarta, pedagang Pasar Purwosari dan pedagang Selter Buah Purwosari itu, sempat memanas. (Lampiran 2, kalimat ke-1 paragraf 3) (cetak tebal peneliti).

Dalam kalimat di atas, pengungkapan subyek pelaku (unsur who)

ditulis dengan lengkap ”Aksi unjuk rasa yang diikuti sejumlah elemen seperti

Komunitas Peduli Cagar Budaya Nusantara (KPCBN), Lembaga Bina

Masyarakat (LBMM) Surakarta, pedagang Pasar Purwosari dan pedagang

Selter Buah Purwosari” Hal ini menjelaskan subyek yang dimaksud dalam

kalimat latar yang pertama, yaitu ”Sejumlah warga yang tergabung dalam

Aliansi Masyarakat Peduli Kota Surakarta”. Kata ”memanas” menjelaskan

situasi dan kondisi pada saat itu, hal ini merujuk pada perbuatan yang

dilakukan oleh subyek pelaku-lah yang mengakibatkan aksi protes menjadi

semakin memanas. Konstruksi ini dipertegas dengan kalimat latar dan diikuti

kutipan fragmentasi (Ishwara, 2005: 133) , yaitu:

Pasalnya koordinator aksi, HM Sungkar yang juga mengalungkan tulisan di dadanya ”Mana izin-izinmu. Kok main bongkar sak penakmu wae? Tutup saja Pak!” memaksa petugas di pabrik menghentikan pembongkaran itu. (Lampiran 2, kalimat ke-1 paragraf 4)

Kata ”pasalnya” digunakan sebagai koherensi sebab-akibat, yang

menghubungkan dengan kalimat sebelumnya. Kondisi yang ”sempat memanas”

disebabkan oleh salah seorang yang menjadi koordinator aksi dengan

”Mengalungkan tulisan di dadanya ”Mana izin-izinmu. Kok main bongkar sak

penakmu wae? Tutup saja Pak!” sambil ”Memaksa petugas di pabrik

menghentikan pembongkaran itu”.

Page 143: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

Awak media Suara Merdeka juga menampilkan kutipan langsung dari

koordinator aksi untuk memperkuat bahwa peristiwa tersebut terjadi

disebabkan oleh para pemrotes sendiri.

”Hentikan sekarang juga atau kami paksa. Sudah tidak ada izin, kalian juga membongkar Benda Cagar Budaya (BCB)”, tegasnya dengan sambil mendorong pintu masuk yang saat itu dihalangi oleh petugas kepolisian (Lampiran 2, kalimat ke-1 paragraf 5)

Frase ”mendorong pintu masuk” memiliki konotasi negatif, yakni

dengan cara memaksa. Hal ini mengonstruksikan bahwa pelaku penolakan

bertindak represif dalam aksinya tersebut.

Narasumber yang digunakan tidak hanya dari pihak pelaku penolakan

tetapi juga pihak pembongkar bangunan. Seperti berikut ini:

Pasalnya, dalam Surat Perintah Kerja (SPK) dari Pemprov Jateng, UD Trontong Indah harus segera membongkar bangunan bekas pabrik itu sekitar satu bulan ini. ”Saya tidak mau menghentikan. Perintah ini dari Pemprov. Saya tidak tahu menahu terkait ini bangunan BCB atau tidak. Saya hanya melaksanakan tugas atasan. Jika kalian melawan, saya juga berani melawan,” tandas Sus dengan nada lantang saat pengunjuk rasa mendesak pihaknya segera memerintahkan pekerja menghentikan pembongkaran yang sedang berlangsung. (Lampiran 2, kalimat ke 3-4 paragraf 7).

Pencantuman Surat Perintah Kerja (SPK) dalam kalimat di atas untuk

menunjukan bahwa perintah pembongkaran tersebut datang dari Pemprov

Jawa Tengah, sehingga petugas proyek tidak bisa menghentikan pembongkaran

begitu saja, harus ada surat perintah dari Pemprov. Ini mengonstruksikan

pembongkar bangunan bukan pihak yang harusnya disalahkan karena mereka

hanya menjalankan pekerjaan yang sudah diperintahkan kepada mereka.

Kalimat langsung tersebut nampak semakin mengecilkan tujuan dari tindakan

para pemrotes.

Page 144: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Pada bagian penutup berita, dikemas dengan kutipan langsung dari

koordinator aksi HM Sungkar:

”Ini komitmen kami untuk memperjuangkan pabrik bernilai sejarah, saya tekankan, apalagi pembangunan tidak ada izin dari BP3 dan Pemkot,” ungkap Sungkar saat akan mengerahkan pengunjuk rasa yang akan menuju ke Balaikota (Lampiran 2, kalimat ke-1 paragraf 9).

Kalimat tersebut nampak ingin digunakan sebagai penjelas dari unsur

why. Sebelumnya memang sudah dituliskan pada bagian latar pertama berita,

yaitu pembongkar ”belum memiliki izin yang jelas” Hal inilah yang membuat

mereka melakukan aksi penolakan. Tentu ini menjadi pertanyaan dalam benak

peniliti mengapa belum adanya izin yang dimaksud baru diuraikan dalam

bagian akhir berita ini. Kemungkinan Suara Merdeka ingin menyembunyikan

yang dimaksud izin oleh para pengunjuk rasa dan terkesan kurang ditonjolkan.

b) Struktur skrip

Frame Suara Merdeka yang menunjukan bahwa aksi penolakan yang

dilakukan oleh beberapa organisasi masyarakat di Solo sebagai tindakan

reprseif, juga diwujudkan dalam bagaimana Suara Merdeka mengisahkan

peristiwa penolakan pembongkaran Saripetojo (skrip). Keseluruhan dari isi

berita merupakan penjelas tentang bagaimana kronologi aksi penolakan

tersebut (how). Yang menjadi unsur what-nya adalah peristiwa penolakan

pembongkaran Saripetojo. Untuk unsur who, sebenarnya ada dua pihak yang

diberitakan, namun mayoritas mengulas pelaku pengunjuk rasa atau pihak yang

melakukan penolakan.

Page 145: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

Sedangkan unsur when-nya hanya ditampilkan satu kali pada lead

berita, yakni peristiwa tersebut terjadi pada hari Rabu, 22 Juni 2011 dan unsur

where merupakan lokasi tempat kejadian sekaligus tempat yang sedang

dipermasalahkan, pabrik Es Saripetojo. Dalam berita ini juga sangat sedikit

mengulas unsur why, yaitu mereka melakukan tersebut karena pembongkar

bangunan belum memiliki izin yang pasti. Hal ini terlihat detail dari unsur why

hanya ditempatkan pada bagian akhir berita.

c) Struktur tematik

Dari unit analisis koherensi, terdapat beberapa koherensi baik

antarkata ataupun antarkalimat yang mendukung konnstruksi Suara Merdeka

tersebut. Pada latar berita tepatnya pada kalimat ke-1 paragraf 2 terdapat

koherensi sebab-akibat, berbunyi ”Mereka mendesak pembongkaran gedung

bekas pabrik es itu dihentikan karena belum memiliki izin yang jelas.” (telah

dijelaskan pada analisis struktur sintaksis). Koherensi sebab-akibat juga

digunakan dalam kalimat ke-1 paragraf 8, yakni ”Karena buntu, akhirnya

sejumlah pengunjuk rasa pun meninggalkan pabrik.” Kalimat tersebut

mengandung makna tersirat bahwa protes yang dilakukan oleh para pengunjuk

rasa tidak dapat diteruskan karena alasan mereka yang kurang kuat disertai

dengan ketidakpemilikan bukti yang otentik terkait izin yang dimaksudkan

untuk melawan pembongkar bangunan. Koherensi sebab-akibat terdapat lagi

pada kalimat ke-2 paragraf 8, ”Karena kesal, pengunjuk rasa memasang dua

poster ukuran besar yang bertuliskan ”Hentikan!!! Pembangunan Proyek Ini

Belum Ada Izin BP3 dan Pemkot Surakarta” tepat di samping pintu masuk

Page 146: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

pabrik seluas 1,4 hektare tersebut.” Kalimat ini memberikan pemahaman

ketika tujuannya untuk menghentikan pembongkaran bangunan pabrik Es

Saripetojo tidak tercapai maka mereka memasang poster dengan kata-kata yang

memberikan pemaknaan penolakan keras.

Penggunaan kata ”pasalnya” juga dilakukan untuk menghubungkan

kalimat yang satu dengan lainnya, yakni sebagai koherensi sebab-akibat seperti

pada kalimat berikut ini: ”Pasalnya koordinator aksi, HM Sungkar yang juga

mengalungkan tulisan di dadanya ”Mana izin-izinmu. Kok main bongkar sak

penakmu wae? Tutup saja Pak!” memaksa petugas di pabrik menghentikan

pembongkaran itu.” Kalimat ini menjadi penyebab pada kalimat sebelumnya

yang menerangkan situasi aksi penolakan memanas disebabkan salah satunya

adalah pada kalimat tersebut. Sama halnya terjadi pada kalimat ”Pasalnya,

dalam Surat Perintah Kerja (SPK) dari Pemprov Jateng, UD Trontong Indah

harus segera membongkar bangunan bekas pabrik itu sekitar satu bulan ini.”

menerangkan bahwa petugas proyek tidak bisa semena-mena menghentikan

pembongkaran. Karena mereka bertanggung jawab atas Surat Perintah Kerja

yang dikeluarkan oleh pemprov.

Untuk koherensi penjelas, terdapat pada kalimat langsung yang

berasal dari kutipan narasumber salah satu pelaku penolakan, tepatnya pada

penutup berita yang berbunyi ”Ini komitmen kami untuk memperjuangkan

pabrik bernilai sejarah, saya tekankan, apalagi pembangunan tidak ada izin

dari BP3 dan Pemkot,” ungkap Sungkar saat akan mengerahkan pengunjuk

rasa yang akan menuju ke Balaikota.” (telah dijelaskan pada struktur sintaksis).

Page 147: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

Sedangkan koherensi pembeda, awak media Suara Merdeka meletakannya pada

pendukung lead, kalimat ke-1 paragraf 5, ”Namun, petugas proyek bergeming

untuk menghentikan pembongkaran” menandakan kontras dengan para

pengunjuk rasa, pembongkar tidak melakukan hal seperti yang dituduhkan oleh

pengunjuk rasa. Mereka menganggap sudah mendapatkan izin dari Pemprov

untuk membongkar bangunan Sariptojo.

Dari unit analisis detail, terdapat dalam kalimat ”Mereka mendesak

pembongkaran gedung bekas pabrik es itu dihentikan karena belum memiliki

izin yang jelas.” Kalimat tersebut nampak bahwa Suara Merdeka mengurangi

informasi terkait yang dimaksud dengan ”izin yang jelas”. Ini mengesankan

bahwa tindakan pemrotes kurang memiliki dasar atau alasan yang kuat. Elemen

detail juga digunakan dalam kalimat ”Namun, petugas proyek bergeming untuk

menghentikan pembongkaran. Pasalnya, dalam Surat Perintah Kerja (SPK)

dari Pemprov Jateng, UD Trontong Indah harus segera membongkar

bangunan bekas pabrik itu sekitar satu bulan ini.” (seperti dijelaskan dalam

struktur sintaksis).

Penggunaan bentuk kalimat yang tidak biasa, sangat nampak untuk

memperkuat konstruksi Suara Merdeka tepatnya pada kalimat ke-1 paragraf 6

”Tidak ingin terjadi kericuhan, akhirnya petugas memperbolehkan pengunjuk

rasa masuk ke area gedung.” Pada kalimat tersebut, sesuatu yang kemungkinan

akan terjadi diletakkan pada bagian awal kalimat ”Tidak ingin terjadi

kericuhan” ini tentunya sudah memberikan pemahaman negatif kepada

pembaca bahwa pengunjuk rasa melakukan tindakan-tindakan yang memicu

Page 148: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

kerusuhan. Hal ini juga terjadi pada kalimat ”Karena buntu, akhirnya sejumlah

pengunjuk rasa pun meninggalkan pabrik.” dan ”Karena kesal, pengunjuk rasa

memasang dua poster ukuran besar yang bertuliskan ”Hentikan!!!

Pembangunan Proyek Ini Belum Ada Izin BP3 dan Pemkot Surakarta” tepat di

samping pintu masuk pabrik seluas 1,4 hektare tersebut.” Anak kalimat

”karena buntu” dan ”karena kesal” sebagai awal kalimat ini menunjukan bahwa

para pengunjuk rasa merasa kurang cukup bukti sehingga memaksa mereka

untuk menghentikan aksinya.

d) Struktur retoris

Dari unit analisis leksikon, beberapa kata dipilih Suara Merdeka

dalam menekankan makna tentang aksi atau tindakan yang dilakukan oleh para

pengunjuk rasa merupakan tindakan pembuat kerusuhan (represif). Kata

tersebut antara lain: ”mendesak”, ”mendorong pintu masuk” dan ”kericuhan”.

Hal ini mengonstruksikan bahwa mengapa aksi tersebut tidak dilakukan dengan

cara yang sopan melainkan dengan kasar dan memicu keributan. Sedangkan

kata ”buntu” pada kalimat ”Karena buntu, akhirnya sejumlah pengunjuk rasa

pun meninggalkan pabrik.” (telah dijelaskan pada struktur tematik). Kata

”kesal” dalam kalimat ”Karena kesal, pengunjuk rasa memasang dua poster

ukuran besar yang bertuliskan ”Hentikan!!! Pembangunan Proyek Ini Belum

Ada Izin BP3 dan Pemkot Surakarta” tepat di samping pintu masuk pabrik

seluas 1,4 hektare tersebut.” memberikan pemaknaan, karena tujuannya

melakukan protes tidak tercapai maka mereka merasa marah dan memasang

poster berukuran besar (seperti yang diuraikan dalam struktur tematik).

Page 149: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

Sedangkan leksikon yang digunakan untuk menerangkan pihak

pembongkar bangunan sebagai pihak yang tidak seharusnya disalahkan adalah

”Surat Perintah Kerja (SPK)”. Hal ini menunjukan perlawanan yang dilakukan

oleh pihak pembongkar tersebut telah mendapatkan izin dibuktikan dengan

SPK dari Pemprov.

Pada unit analisis penggunaan label, pihak yang melakukan aksi

penolakan dilabelkan sebagai ”pengunjuk rasa”, ini tentu menimbulkan

pemahaman yang kurang baik, yaitu mengandung makna orang-orang pembuat

kerusuhan. Pencantuman label status juga terjadi pada kalimat ke-1 paragraf 4

”koordinator aksi, HM Sungkar yang juga mengalungkan tulisan di dadanya”,

menguraikan bahwa orang itulah yang menjadi pemimpin atau penggerak

dalam aksi tersebut.

Dari unit analisis grafis terdapat satu buah foto yang memperlihatkan

salah satu pengunjuk rasa dengan ekspresi raut muka yang tidak bersahabat

diikuti peserta pemrotes lainnya sedang berbicara dengan anggota polisi, diikuti

gerakan tangan seolah-olah sedang menjelaskan sesuatu. Nampak juga jarak

antara pintu penutup halaman pabrik Es Saripetojo yang telah dijaga polisi

dengan pengunjuk rasa sangat dekat menandakan bahwa mereka (pengunjuk

rasa) ingin berusaha masuk. Sedangkan keterangan foto (caption) ”TUNTUT

PENGHENTIAN: Pendemo berdebat dengan anggota polisi saat menggelar

aksi menuntut penghentian pembongkaran bekas pabrik Es Saripetojo, di Jalan

Slamet Riyadi, Sondakan, Laweyan, Selasa (21/6).” Dari caption tersebut jelas

diuraikan bahwa pengunjuk rasa berdebat dengan pihak berwajib, yakni polisi.

Page 150: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

Dari foto dan caption nampak bahwa pengunjuk rasa dikonstruksikan sebagai

pembuat kericuhan dan polisi adalah pihak yang netral sebagai penjaga

keamanan.

Untuk unit analisis pengandaian terdapat pada kalimat kutipan

langsung ”Jika kalian melawan, saya juga berani melawan,” tandas Sus

dengan nada lantang saat pengunjuk rasa mendesak pihaknya segera

memerintahkan pekerja menghentikan pembongkaran yang sedang

berlangsung.” Kalimat tersebut menunjukan pengandaian apabila para

pengunjuk rasa tetap melawan maka pembongkar bangunan pun akan melawan.

Hal ini mengonstruksikan bahwa kedua belah pihak sama-sama bersikeras

mempertahankan pendapatnya masing-masing.

III.2 Perseteruan Gubernur – Walikota

Rencana pembangunan mal di lahan bekas pabrik es Saripetojo tidak

hanya diprotes oleh masyarakat Solo, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo pun turut

menolak rencana yang telah dibuat oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa

Tengah bersama dengan Perusahaan Daerah (Perusda) Citra Mandiri Jawa

Tengah. Baik Pemkot maupun Pemprov berusaha untuk menguatkan

argumennya masing-masing lewat media. Menurut Pemkot, pembangunan mal

yang terjadi telah melanggar beberapa Perda (Peraturan Daerah) Kota Solo,

antara lain: Perda Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional serta Pusat

Perbelanjaan dan Toko Modern (Pasar modern harus berjarak minimal 500

meter dari pasar tradisional). Selain itu, izin pemanfaatan ruang (IPR) dari

Pemkot, yang dimaksud bukanlah izin merobohkan, apalagi mengubah bentuk

Page 151: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

bangunan. IPR hanya menjelaskan peruntukan lahan di wilayah Purwosari

sebagai kawasan perdagangan. Pemkot juga belum mengeluarkan Izin

Mendirikan Bangunan (IMB) terkait perobohan bangunan Saripetojo (Suara

Merdeka, 28 Juni 2011).

Perseteruan yang terjadi hari demi hari semakin meruncing dan belum

menemukan titik temu. Ini mengakibatkan polemik yang terjadi semakin

mengarah pada konflik individu, yakni antara Bibit waluyo selaku Gubernur

Jawa Tengah dengan Joko Widodo, Walikota Solo. Sampai-sampai Bibit

Waluyo mengeluarkan pernyataan keras kepada Jokowi, yakni menilai bahwa

pemimpin Kota Solo tersebut bodoh. Namun, nampaknya Jokowi menerima

dengan lapang dada atas pernyataan Bibit tersebut (Solopos, 28 Juni 2011).

Meski Jokowi menanggapinya dengan positif melalui media, tapi justru

tanggapan negatif muncul dari masyarakat Solo yang tidak terima atas

pernyataan Bibit tersebut. Sehingga mereka (masyarakat Solo) menyatakan

penolakannya terhadap Bibit. Lalu bagaimanakah bingkai yang dilakukan

Suara Merdeka dan Solopos atas peristiwa ini? Berikut akan disajikan analisis

berita yang telah dilakukan peneliti:

A. Perseteruan Gubernur - Walikota dalam bingkai Harian Umum

Solopos

1. Tabel elemen struktur berita dengan tema Perseteruan Gubernur -

Walikota pada Solopos

Elemen struktur berita surat kabar Harian Umum Solopos mengenai

perseteruan antara Gubernur dan Walikota adalah berita berjudul Perseteruan

Page 152: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

Walikota – Gubernur Memanas, Solo Tolak Bibit, diterbitkan Rabu, 28 Juni

2011 di halaman depan rubrik Solopos Nasional.

Page 153: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 154: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 155: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 156: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 157: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 158: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

2. Analisis struktur berita ”Perseteruan Walikota – Gubernur

Memanas, Solo Tolak Bibit” pada Solopos

a) Struktur sintaksis

Pada kategori tema berita perseteruan antara Gubernur Jawa Tengah

dan Walikota Solo, surat kabar Solopos mengangkatnya dengan judul

”Perseteruan Walikota – Gubernur Memanas, Solo Tolak Bibit”. Dalam

unit analisis variasi huruf terdapat perbedaan antara dua kalimat tersebut.

Kalimat pertama ”Perseteruan Walikota – Gubernur Memanas” ini dicetak

tidak tebal dan ukuran huruf kecil sedangkan kalimat kedua ”Solo Tolak Bibit”

Solopos sengaja mencetaknya dengan ukuran huruf yang besar dan tebal. Ini

mengindikasikan bahwa Solopos ingin memfokuskan pembaca pada informasi

bahwa warga Solo menolak Bibit jika datang ke Solo. Karena kata Solo

diletakkan didepan, sebagai subyek kalimat, maka dalam berita ini kata ”Solo”,

maksudnya adalah warga sekitar, menjadi sorotan atau titik sentral dalam judul

tersebut.

Pada bagian lead dijelaskan alasan dari warga Solo yang menolak

kehadiran Bibit di kota mereka adalah sebagai berikut:

Solo (Espos) Pernyataan Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, yang menilai Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi), bodoh, memantik reaksi keras dari warga Solo. (Lampiran 3) (cetak tebal peneliti).

Diikuti kalimat perluasan lead, yakni:

Mereka menyerukan menolak Bibit Waluyo di Kota Bengawan (Lampiran 3).

Kalimat lead di atas memiliki prinsip kausalitas, dimana klausa

”Pernyataan Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, yang menilai Walikota

Page 159: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

Solo, Joko Widodo (Jokowi.)” merupakan penyebab yang membuat warga Solo

menolak Bibit untuk datang ke Solo dan ini diletakkan sebagai awal kalimat.

Selain itu juga terdapat koherensi kondisional ”yang” menegaskan pernyataan

negatif dari Bibit. Hal ini mengonstruksikan bahwa Solopos ingin menonjolkan

kesalahan Bibit tersebut ketimbang penolakan warga Solo. Kemudian pada

bagian perluasan lead diuraikan dengan cara bagaimana warga Solo menolak

kedatangan Bibit.

Memasuki tubuh berita di awali dengan kalimat latar sebagai berikut:

Namun, Jokowi mengaku legawa atas pernyataan Gubernur itu. Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, sebagaimana dikutip dari Koran Tempo, menilai Walikota Solo bodoh (Lampiran 3, kalimat ke-1 paragraf 1) (cetak tebal peneliti).

Dalam kalimat di atas terjadi pengulangan klausa yang menguraikan

”Bibit menilai Jokowi bodoh”. Akan tetapi, pengulangan tersebut diletakkan di

belakang kalimat sedangkan yang diutamakan dan ingin ditonjolkan adalah

sikap Jokowi dalam menanggapi pernyataan gubernur tersebut. Kata ”legowo”

merupakan bahasa jawa yang bermakna menerima dengan iklas, ini

mengindikasikan bahwa Jokowi tidak terpengaruh dan menerima atas perkataan

Bibit yang menjelek-jelekan dirinya. Koherensi pembeda ”namun” dipakai

untuk menunjukan perbedaan karakter kepemimpinn antara Bibit dengan

Jokowi. Begitu pula pencantuman ”koran tempo” menjadi informasi akurat

yang menunjukan bahwa Bibit memang menyebut Jokowi bodoh lewat media

massa. Solopos juga memberikan detail kalimat parafrase (saduran kalimat

langsung) yang diambil dari koran tempo, sebagai berikut:

Page 160: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

”Walikota Solo itu bodoh, kebijakan Gubernur kok ditentang. Sekali lagi saya tanya, Solo itu masuk wilayah mana? Siapa yang mau membangun?” kata Bibit (Lampiran 3, kalimat ke-2 paragraf 1).

Untuk mengingatkan peristiwa yang sebelumnya terjadi dan

menunjukan bahwa berita ini merupakan berita bersambung (continuitas),

Solopos memberikan latar seperti berikut:

Pernyataan keras dari Bibit itu dipicu oleh polemik pembangunan mal di bekas Pabrik Es Saripetojo Purwosari, Laweyan. Gubernur bersikukuh ingin mal dibangun dengan alasan tanah Saripetojo milik Pemprov Jateng. Namun, Pemkot Solo dan warga menilai bangunan itu masuk benda cagar budaya (BCB) sehingga tidak bisa dibongkar begitu saja (Lampiran -, kalimat ke-1 paragraf 2) (cetak tebal peneliti).

Kasus pembongkaran Saripetojo bahkan sudah dilaporkan ke Polresta Solo, Jumat (24/6) lalu. Dalam kasus itu, Komunitas Peduli Cagar Budaya Nusantara (KPCBN) melaporkan Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Citra Mandiri Jawa Tengah, Ir. Muh. Sayuti (Lampiran 3, kalimat ke-1 paragraf 3).

Kata ”namun” pada latar paragraf pertama, menunjukan adanya

perbedaan pendapat antara Pemkot dan Pemprov hingga berita ini diturunkan

polemik yang terjadi semakin memanas. Dan koherensi ”sehingga”

menunjukan akibat dari Pemkot dan warga yang menilai Saripetojo adalah

cagar budaya, maka mereka menolak pembongkaran tersebut.

Kemudian memasuki latar berikutnya, Solopos kembali mempertegas

konstruksinya bahwa Bibit tidak pantas menjadi pemimpin karena pernyataan

kerasnya di media. Ini dilakukan dengan mencantumkan hasil wawancara

dengan narasumber yang dipilih dan dinilai dapat mendukung konstruksinya.

Pernyataan Gubernur itu mendapat kritikan keras dari kalangan masyarakat Solo. Forum Komunikasi Masyarakat Surakarta (FKMS) menyerukan empat pernyataan sikap terkait pernyataan Gubernur Bibit Waluyo yang membodohkan Walikota Solo, Jokowi (Lampiran 3, kalimat ke-1 paragraf 4).

Page 161: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

Diikuti dengan parafrase dan kutipan langsung yang menunjukan

bahwa apa yang ditulis oleh wartawan tersebut benar sesuai dengan fakta.

FKMS menyatakan mosi tak percaya atas kepemimpinan Bibit Waluyo sebagai Gubernur Jateng (Lampiran 3, kalimat ke-2 paragraf 4).

”Bibit sebagai seorang Gubernur terbukti tak paham aturan hukum. Maka, kami menyatakan mosi tak percaya,” tegas Agus anwari, perwakilan FKMS, Senin (27/6) (Lampiran 3, kalimat ke-3 paragraf 4).

Solopos juga memberikan detail bahwa FKMS akan meminta

pertanggungjawaban Bibit atas pernyataannya tersebut melalui DPRD Provinsi

Jawa Tengah. Detail informasi tersebut disampaikan dalam kalimat berikut:

Selain itu, FKMS mendesak DPRD Provinsi Jawa Tengah segera meminta pertanggungjawaban Gubernur Bibit Waluyo karena dinilai telah mengeluarkan kata-kata kasar dan tak sopan kepada Walikota Solo (Lampiran 3, kalimat ke-1 paragraf 5) (cetak tebal peneliti).

Koherensi penjelas ”selain itu” digunakan untuk mengindikasikan

sikap FKMS selanjutnya dalam menanggapi statement Bibit terhadap Jokowi,

hal ini ditunjukan dengan kata ”karena”.

Yang kemudian diikuti kalimat parafrase dan kutipan langsung:

Sebagai warga Solo, tegas Anwari, statement Bibit yang membodohkan Jokowi sama dengan memancing amarah warga Solo (Lampiran 3, kalimat ke-2 paragraf 5).

”DPRD harus meminta pertanggungjawaban dari Bibit. Apakah Gubernur dibenarkan berkata seperti itu?” tegasnya (Lampiran 3, kalimat ke3 paragraf 5).

Tak hanya itu, FKMS meminta warga Solo bersatu menolak kedatangan Bibit Waluyo di Solo. Sebab, mereka menilai pernyataan Bibit sama dengan menghina martabat warga Solo secara keseluruhan, Bahkan FKMS meminta masyarakat Jawa Tengah bersama-sama menurunkan Bibit Waluyo (Lampiran 3, kalimat ke-1 dan 2 paragraf 6).

Page 162: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

Nampaknya, Solopos melalui judul berita ini mendukung warga Solo

yang tidak suka dengan kata-kata keras Bibit untuk Jokowi. Konkretnya adalah

mayoritas latar dan penggunaan narasumber dipakai untuk mendukung

konstruksi Solopos tersebut.

Lalu memasuki sub judul berita baru, memberikan pokok bahasan

yang menonjolkan karakteristik Jokowi yang sangat berbeda dengan Gubernur

Jateng, Bibit Waluyo. Konstruksi tersebut terlihat pada beberapa bagian

paragraf berita, sebagai berikut:

Menanggapi pernyataan Gubernur itu, Jokowi mengaku legawa. Walikota Solo dua periode itu bahkan dengan rendah hati mengatakan pernyataan Gubernur Jateng tersebut mungkin memang ada benarnya (Lampiran 3, kalimat ke-1 dan 2 paragraf 7) (cetak tebal peneliti).

”Ya, memang kenyataannya saya itu bodoh. Saya masih harus belajar banyak. dibilang bodoh juga tidak apa-apa,” katanya kepada wartawan, Senin (Lampiran 3, kalimat ke-3 paragraf 7).

Meski demikian, secara pribadi Jokowi sempat kaget atas pernyataan Gubernur Jateng yang membodohkan dirinya (Lampiran 3, kalimat ke-1 paragraf 8).

Penggunaan kata ”legawa” yang tanpa disadur ke dalam bahasa

Indonesia dan kata kiasan ”rendah hati” menunjukan bahwa Solopos sangat

mengelu-elukan sikap Jokowi.

Selain itu, Solopos memakai narasumber dari kalangan DPRD yang

memberikan komentar positif kepada Jokowi dan komentar negatif kepada

Bibit Waluyo. Hal ini dilakukan untuk semakin menguatkan bahwa sikap Bibit

tersebut memang tidak seharusnya dilakukan.

”Itu omongan macam apa. Gubernur enggak punya tata krama sama sekali,” kecam Ketua Komisi III, Honda Hendarto (Lampiran 3, kalimat ke-3 paragraf 10).

Page 163: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

”Itu pernyataan orang panik. Dia takut jika Pak Jokowi diminta maju sebagai Gubernur,” tandasnya (Lampiran 3, kalimat ke-2 paragraf 11).

Kemudian di bawahnya diberikan detail yang merupakan kalimat tak

langsung dari orang DPRD tersebut:

Politisi PDIP tersebut menilai Bibit ketakutan melihat prestasi Walikota Solo yang akan menggeser posisi dirinya (Lampiran 3, kalimat ke-1 paragraf 11).

Kalimat di atas sengaja ditulis oleh Solopos untuk memberikan detail

informasi bahwa kemungkinan benar Bibit merasa takut dikalahkan dengan

prestasi Jokowi, makanya Bibit menjelek – jelekan Jokowi lewat media massa.

Dan pada bagian ending atau penutup berita disajikan dengan kalimat

di bawah ini:

Sebelumnya, Gubernur Bibit juga sempat meminta pejabat Pemkot Solo tidak banyak memberikan komentar terkait polemik pembangunan mal di bekas Pabrik Es Saripetojo (Lampiran 3, kalimat ke-1 paragraf 12).

Kalimat penutup di atas ditulis untuk semakin memperjelas sikap

Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo bukan sebagai figur pemimpin yang

baik. Karena terlihat bahwa dalam menanggapi sikap pro dan kontra

pembongkaran Saripetojo, Bibit selalu arogan dan tidak memiliki tata krama.

b) Struktur skrip

Dari analisis skrip, unsur yang paling banyak muncul adalah what,

who dan why. Unsur what dan who menyangkut narasumber siapa menyatakan

atau melakukan apa dalam menanggapi pernyataan Bibit yang menilai

Walikota Solo, Jokowi bodoh (why). Sedangkan unsur how-nya adalah

Page 164: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

bagaimana subyek (who) menyatakan atau melakukannya dalam menanggapi

sikap Bibit tersebut. Seperti dalam kalimat ”Menanggapi pernyataan Gubernur

itu, Jokowi mengaku legawa. Walikota Solo dua periode itu bahkan dengan

rendah hati mengatakan pernyataan Gubernur Jateng tersebut mungkin

memang ada benarnya.” Unsur who adalah ”Jokowi”, what-nya adalah

”mengaku legowo”, frase ”dengan rendah hati mengatakan pernyataan

Gubernur Jateng tersebut mungkin ada benarnya” sebagai unsur how, dan pada

bagian awal kalimat ”menanggapi pernyataan Gubernur” dijadikan sebagai

penyebab (why) Jokowi mengatakan hal tersebut.

Hampir sama dengan susunan unsur skrip di atas, juga dipakai pada

latar dan penulisan parafrase dari narasumber yang ada dalam berita ini. Yang

mana kesemuanya itu memberikan pemahaman Bibit sebagai seorang

pemimpin memiliki sikap lebih buruk dibandingkan dengan Jokowi dalam

menanggapi kasus Saripetojo.

c) Struktur tematik

Unit analisis koherensi, Solopos menggunakan koherensi pembeda

”namun” untuk menunjukan perbedaan sikap dan karakter Jokowi dan Bibit.

Kalimat tersebut adalah ”Namun, Jokowi mengaku legawa atas pernyataan

Gubernur itu. Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo,

sebagaimana dikutip dari Koran Tempo, menilai Walikota Solo bodoh.” Kata

”namun” juga dipakai untuk mengindikasikan perbedaan pendapat antara

Pemkot dan Pemprov yang menyebabkan perseteruan tersebut semakin

memanas ”Pernyataan keras dari Bibit itu dipicu oleh polemik pembangunan

Page 165: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

mal di bekas Pabrik Es Saripetojo Purwosari, Laweyan. Gubernur bersikukuh

ingin mal dibangun dengan alasan tanah Saripetojo milik Pemprov Jateng.

Namun, Pemkot Solo dan warga menilai bangunan itu masuk benda cagar

budaya (BCB) sehingga tidak bisa dibongkar begitu saja.” sedangkan

koherensi sebab-akibat ”sehingga” menunjukan alasan Pemkot menolak adanya

mal baru. Koherensi sebab-akibat yang lain juga terdapat pada paragraf 6 yakni

”Tak hanya itu, FKMS meminta warga Solo bersatu menolak kedatangan Bibit

Waluyo di Solo. Sebab, mereka menilai pernyataan Bibit sama dengan

menghina martabat warga Solo secara keseluruhan, Bahkan FKMS meminta

masyarakat Jawa Tengah bersama-sama menurunkan Bibit Waluyo.” Ini untuk

menjelaskan alasan FKMS menolak kedatangan Bibit ke Solo. Kemudian pada

paragraf 5 ”Selain itu, FKMS mendesak DPRD Provinsi Jawa Tengah segera

meminta pertanggungjawaban Gubernur Bibit Waluyo karena dinilai telah

mengeluarkan kata-kata kasar dan tak sopan kepada Walikota Solo.” Kata

”karena” dipakai untuk mempertegas alasan FKMS yang menganggap Bibit

tidak sopan. Dalam kalimat tersebut juga terdapat koherensi penjelas, ”selain

itu” memberikan detail bahwa warga memberikan sangsi kepada Bibit atas

pernyataan tersebut.

Koherensi penjelas yang lain yaitu pada kalimat ke-1 paragraf 8

”Meski demikian, secara pribadi Jokowi sempat kaget atas pernyataan

Gubernur Jateng yang membodohkan dirinya.” kata ”meski demikian”

mengonstruksikan bahwa meski Jokowi legawa namun tetap tidak menyangka

Bibit, Sebagai gubernur Jateng, mampu berkata demikian kepada dirinya.

Page 166: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

Analisis struktur tematik dalam berita ini mayoritas ditemukan detail-

detail yang mendukung konstruksi Solopos dan mempertegas Bibit yang salah.

Sedangkan unit analisis bentuk kalimat dengan prinsip kausalitasnya telah

dijelaskan pada struktur sintaksis.

d) Struktur retoris

Dari unit analisis grafis, yakni terdapat 2 buah foto yang diletakkan

satu di sisi kiri berita dan satu lagi di kanan berita. Masing-masing foto tersebut

adalah bergambar setengah badan Jokowi dan Bibit dengan ekspresi wajah

yang menunjang konstruksi Solopos. Jokowi dengan ekspresi muka senyum

disertai kutipan langsung yang berbunyi ”Ya, memang kenyataannya saya itu

bodoh. Saya masih harus belajar banyak. dibilang bodoh juga tidak apa-apa”

dan untuk Bibit digambarkan raut muka yang terlihat marah disertai dengan

kutipan langsung ”Walikota Solo itu bodoh, kebijakan Gubernur kok ditentang.

Sekali lagi saya tanya, Solo itu masuk wilayah mana? Siapa yang mau

membangun?” ini mengillustrasikan perseteruan yang terjadi dan secara tersirat

mengontruksikan perbedaan watak dan sifat diantara dua orang tersebut.

Penggunaan label jabatan Walikota Solo, dipakai untuk pihak yang

dielu-elukan dalam berita ini dan Ketua Komisi III, digunakan untuk

memperkuat bahwa dari kalangan legislatif juga sangat mendukung dan

membela Jokowi. Sedangkan untuk label jabatan Gubernur Jawa Tengah dari

analisis peneliti terlihat sebagai penunjang bahwa Bibit Waluyo, seorang

Gubernur bisa berkata yang tidak sopan.

Page 167: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

Unit analisis leksikon, terdapat beberapa kata atau frase untuk

mendukung tema berita, antara lain: ”legawa” disunting dari bahasa Jawa yang

memiliki kesamaan arti dengan menerima dengan lapang dada, ini dipakai

untuk mengonstruksikan watak atau karakteristik Jokowi; kemudian frase

”kalangan legislatif” merupakan orang-orang yang memiliki jabatan di

legislatif, ini dipakai untuk menunjukan pihak yang mendukung Jokowi dan

kata ”kecam” memiliki sinonim kata menegur atau celaan, yang dipakai untuk

menentang keras pernyataan Bibit tersebut.

Kemudian pada beberapa bagian berita juga ditampilkan kata – kata

metafora untuk menimbulkan efek tertentu kepada khalayak. Kata tersebut

adalah: ”reaksi keras” memiliki makna yaitu sebagai protes yg timbul akibat

suatu gejala atau suatu peristiwa; ”kritikan keras” bermakna kecaman atau

tanggapan yang disertai uraian dan pertimbangan tertentu (baik dan buruk);

”memancing amarah” memiliki makna dalam berita yaitu mengadakan

provokasi supaya terjadi perkelahian (pertempuran, permusuhan, dsb); lalu

pada bagian kalimat ”Walikota Solo dua periode itu bahkan dengan rendah

hati mengatakan pernyataan Gubernur Jateng tersebut mungkin memang ada

benarnya.” Mengonstruksikan karaktersitik Jokowi yang tidak sombong dan

menerima atas ejekan yang ditujukan pada dirinya.

Page 168: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

B. Perseteruan Gubernur - Walikota dalam bingkai Surat Kabar Suara

Merdeka

1. Tabel elemen struktur berita dengan tema Perseteruan Gubernur -

Walikota pada Suara Merdeka

Elemen struktur berita surat kabar Suara Merdeka mengenai

perseteruan antara Gubernur dan Walikota adalah berita berjudul Bibit Ditolak

Masuk Solo, diterbitkan Rabu, 28 Juni 2011 di halaman A rubrik Solo Metro.

Page 169: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 170: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 171: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 172: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 173: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 174: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

157

2. Analisis struktur berita ”Bibit Ditolak Masuk Solo” pada Suara

Merdeka

a) Struktur sintaksis

Judul ”Bibit Ditolak Masuk Solo” merupakan bentuk kalimat pasif,

dimana ”Bibit” menjadi kata yang ingin ditonjolkan Suara Merdeka karena

diletakkan sebagai subyek kalimat. Ini mengonstruksikan bahwa Bibit

merupakan sasaran sentral dari suatu pelaku atau tindakan. Hal ini juga terjadi

pada kalimat lead, yang berbunyi sebagai berikut:

Solo-Gubernur Jateng Bibit Waluyo diancam mosi tidak percaya. Bibit juga ditolak jika datang ke Kota Solo (Lampiran 4).

Dua kalimat di atas menggunakan bentuk kalimat pasif, dimana kata

”Bibit” berulang kali diletakkan sebagai subyek kalimat. Ini terkesan bahwa

Gubernur Jawa Tengah tersebut mendapatkan protes yang tidak baik dari warga

Solo.

Kemudian memasuki tubuh berita diawali dengan paragraf berikut ini:

Forum Komunitas Masyarakat Solo (FKMS) yang terdiri atas Paguyuban Pedagang Purwosari, Masyarakat Sondakan, Aliansi Solo Progresif, dan Komunitas Peduli Cagar Budaya menyampaikan sikap itu karena merasa sakit hati atas pernyataan Bibit yang menyebut Wali Kota Surakarta Joko Widodo bodoh (Lampiran 4, kalimat ke-1 paragraf 1) (cetak tebal peneliti).

Kalimat latar tersebut mengemukakan secara lengkap dan jelas pelaku

yang menolak Bibit untuk datang ke Solo. Kemudian koherensi sebab-akibat

”karena” menunjukan alasan mereka bersikap kepada Bibit seperti itu. Untuk

memperjelas alasan dari FKMS yang menolak kedatangan Bibit ke Solo, awak

Page 175: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

158

media Suara Merdeka memberikan kutipan langsung dari perwakilan FKMS

tersebut.

Ucapan ’wali kota Solo itu bodoh’ memperlihatkan karakter kepemimpinan Bibit yang sebenarnya, arogan dan otoriter,” tegas Budi Prayitno, juru bicara FKMS, Senin (27/6) (Lampiran 4, kalimat ke-1 paragraf 2).

Koherensi penjelas ”dan” mengonstruksikan bahwa warga Solo

menilai bahwa Gubernur Jateng itu tidak hanya arogan tetapi juga memiliki

sikap otoriter, yang tidak memperhatikan aspirasi rakyatnya dalam memimpin.

Penggunaan label jabatan ”juru bicara FKMS” untuk menunjang validitas fakta

yang diperoleh dari sumber yang berhak untuk berbicara terkait dengan tema

yang diangkat Suara Merdeka.

Tidak hanya arogan dan otoriter, warga juga secara to the point

mengungkapkan bahwa sikap Bibit kepada Jokowi tersebut tidak pantas

sebagai suri tauladan kepemimpinan yang sebenarnya.

FKMS menilai pernyataan gubernur tersebut tidak cerdas dan tidak patut diucapkan orang yang dianggap sebagai figur pemimpin dan panutan masyarakat (Lampiran 4, kalimat ke-1 paragraf 3).

Kemudian Suara Merdeka memberikan latar berita seperti di bawah

ini:

Memanasnya polemik antara Pemkot Surakarta dan Pemprov Jateng terkait pembongkaran bekas pabrik es Saripetojo harus disikapi dengan kepala dingin, bukannya membuat panas suasana dengan memberikan pernyataan pedas di media massa (Lampiran 4, kalimat ke-1 paragraf 4).

Pada paragraf di atas terlihat seperti kalimat parafrase dari juru

bicara FKMS, tetapi dalam kalimat tersebut sebenarnya juga merupakan

Page 176: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

159

kalimat latar yang ditulis oleh Suara Merdeka. Agar nampak obyektif kemudian

menampilkan kalimat kutipan langsung:

”Hendaknya Bibit menyadari betul apa yang telah diucapkannya. Kenapa Bibit sampai mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas?” kata Budi (Lampiran 4, kalimat ke-1 paragraf 5).

Untuk memperkuat konstruksi bahwa Bibit sebagai pemimpin

sekaligus panutan rakyat tidak semestinya bersikap negatif seperti itu, Suara

Merdeka juga menuliskan sub pokok bahasan yang mengulas tentang status

Saripetojo yang belum jelas dan aktivitas pembongkaran Saripetojo yang tidak

sesuai dengan peraturan. Hal ini juga ditunjang dengan narasumber yang

menyatakan Saripetojo memang seharusnya belum boleh secepat itu

dibongkar.

Selama ini, bangunan bekas pabrik es Saripetojo memang menjadi aset Perusahaan Citra Mandiri. Di lokasi gedung yang dibangun tahun 1888 itu akan didirikan Mal Ramayana. Rencana tersebut menuai protes warga Solo, karena menilai bangunan itu termasuk salah satu cagar budaya berdasarkan rekomendasi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jateng (Lampiran 4, kalimat ke-1, 2 dan 3 paragraf ).

Kalimat latar di atas dibuat untuk mem-flash back sekaligus

mengingatkan pembaca atas peristiwa yang sebelumnya terjadi dan sebagai

pemicu Gubernur Jawa Tengah menyebut Walikot Solo dengan sebutan bodoh.

Dalam kalimat parafrase berikut ini dipertegas bahwa BP3 Jateng

sebenarnya sudah menilai Saripetojo masuk dalam cagar budaya.

Kepala BP3 Jateng Tri Hatmadji menerangkan, dari hasil inventarisasi yang dilakukan pihaknya usai terbitnya UU Nomor 11/2010 tentang Cagar Budaya, terdapat 92 bangunan cagar budaya di Solo. Saripetojo adalah salah satunya, dan terdaftar dengan nomor 64 (Lampiran 4, kalimat ke-1 paragraf 8).

Page 177: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

160

Yang diikuti dengan kalimat kutipan langsung: ”Saat ini proses penetapannya menunggu registrasi dari

Menbudpar. Tapi yang jelas, sesuai UU Nomor 11/2010, seharusnya perubahan fisik atas bangunan-bangunan tersebut harus sepengetahuan dan seizin kementerian.” kata dia (Lampiran 4, kalimat ke-1 paragraf 9).

Dari dua kalimat di atas mengindikasikan bahwa sebenarnya

Saripetojo tidak boleh dibongkar sebelum ada keputusan resmi dari

Kemenbudpar namun apa yang terjadi, sekarang bangunan tersebut telah

rusak dan sudah tidak berbentuk. Ini mengonstruksikan bahwa Gubernur

juga sebagai salah satu pihak yang patut disalahkan karena dia telah meng-

iyakan pembangunan mal di lahan bekas pabrik es Saripetojo. Pencantuman

UU yang mengatur cagar budaya semakin memperkuat konstruksi Suara

Merdeka tersebut.

Penggunaan narasumber dari Pemkot pun juga dilakukan oleh

Suara Merdeka untuk membangun konstruksinya bahwa tindakan

perobohan bangunan Saripetojo telah menyalahi aturan. Kalimat parafrase

tersebut adalah:

Sementara itu, Pemkot Solo menyatakan bahwa izin pemanfaatan ruang (IPR) bukanlah izin merobohkan, apalagi mengubah bentuk bangunan. IPR hanya menjelaskan peruntukan lahan di wilayah Purwosari sebagai kawasan perdagangan (Lampiran 4, kalimat ke-1 paragraf 10).

Sekda Budi Suharto menyatakan, IPR nomor 650/142/LN 08/IPR/V/2011 tanggal 23 Mei 2011 yang dikantongi Citra Mandiri disebutkan berbagai syarat yang wajib dipenuhi pengembang, salah satunya rekomendasi dari BP3 (Lampiran 4,kalimat ke-1 paragraf 11) (cetak tebal peneliti).

Menurut Budi, ada peraturan lain yang juga harus dipatuhi, yakni Perda Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Pasar modern harus berjarak minimal 500 meter dari pasar tradisional (Lampiran 4, kalimat ke-1 paragraf 12),

Page 178: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

161

Budi juga menegaskan, Pemkot belum mengeluarkan Izin mendirikan Bangunan (IMB) terkait perobohan bangunan tersebut (Lampiran 4, kalimat ke-1 paragraf 13).

Berbeda dengan sub bahasan pokok sebelumnya yang terkesan

memojokan Geburnur, kali ini yang ditonjolkan adalah pengembang, Perusda

Citra Mandiri yang tidak mematuhi peraturan yang ada ketika akan

membongkar Saripetojo. Sehingga terkesan bahwa kesalahan semata-mata pada

Perusda dan mengecilkan kesalahan Bibit.

Pada paragraf selanjutnya, Suara Merdeka juga mencantumkan hasil

wawancara dengan Walikota Solo, Jokowi terkait dengan polemik ini.

Terpisah, Joko Widodo mengaku akan segera melakukan koordinasi dengan orang nomor satu di Jateng tersebut. ”Saya akan sowan ke Gubernur untuk membicarakan polemik ini. Yang pasti, saat ini saya masih mempelajari semua berkas terkait rencana pembangunan mal itu,” kata dia (Lampiran 4, kalimat ke-1 paragraf 14).

Secara eksplisit, Suara Merdeka setuju dengan sikap Jokowi yang

berusaha meredam polemik yang bergulir. Hal ini juga nampak dalam penutup

berita berikut ini:

Dia juga meminta semua pihak menjaga suasana kondusif. ”Sebaiknya semua cooling down dulu,” katanya (Lampiran 4, kalimat ke-1 paragraf 15).

b) Struktur skrip

Dari analisis skrip, Suara Merdeka lebih cenderung mengisahkan

fakta siapa menyatakan apa seperti yang disusun seperti dalam kalimat

pendahuluan berita ”Forum Komunitas Masyarakat Solo (FKMS) yang terdiri

atas Paguyuban Pedagang Purwosari, Masyarakat Sondakan, Aliansi Solo

Page 179: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

162

Progresif, dan Komunitas Peduli Cagar Budaya menyampaikan sikap itu

karena merasa sakit hati atas pernyataan Bibit yang menyebut Wali Kota

Surakarta Joko Widodo bodoh.” Frase ”Forum Komunitas Masyarakat Solo

(FKMS) yang terdiri atas Paguyuban Pedagang Purwosari, Masyarakat

Sondakan, Aliansi Solo Progresif, dan Komunitas Peduli Cagar Budaya”

sebagai unsur who, sedangkan ” menyampaikan sikap itu” dijadikan unsur

what. Penguatan judul berita juga terdapat dalam kalimat tersebut yang

mengandung unsur why ”karena merasa sakit hati atas pernyataan Bibit yang

menyebut Wali Kota Surakarta Joko Widodo bodoh.”

Mayoritas dalam berita ini memang mengandung unsur who dan what

dan nampak dibuat untuk mengesankan bahwa gubernur dan pengembang

adalah orang-orang yang patut disalahkan atas perbuatannya terkait Saripetojo.

c) Struktur tematik

Seperti yang telah dijelaskan dalam analisis struktur sintaksis, pada

bagian judul dan lead berita menggunakan bentuk kalimat pasif. Ini untuk

menekankan subyek sasaran. Hal ini juga terjadi pada unsur detail dan beberapa

unsur koherensi yang digunakan untuk memperjelas konstruksi Suara Merdeka.

Koherensi penjelas mayoritas dipakai untuk mengonstruksikan sifat negatif

gubernur, antara lain dalam kalimat: ”Ucapan ’wali kota Solo it bodoh’

memperlihatkan karakter kepemimpinan Bibit yang sebenarnya, arogan dan

otoriter,” tegas Budi Prayitno, juru bicara FKMS, Senin (27/6)” dan ” FKMS

menilai pernyataan gubernur tersebut tidak cerdas dan tidak patut diucapkan

orang yang dianggap sebagai figur pemimpin dan panutan masyarakat.”

Page 180: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

163

Kata ”dan” juga dipakai untuk memperjelas bahwa tindakan

perobohan bangunan Saripetojo belum mendapat izin dari BP3 dan melanggar

beberapa Peraturan Daerah Kota Solo. Kalimat tersebut adalah: ”Kepala BP3

Jateng Tri Hatmadji menerangkan, dari hasil inventarisasi yang dilakukan

pihaknya usai terbitnya UU Nomor 11/2010 tentang Cagar Budaya, terdapat

92 bangunan cagar budaya di Solo. Saripetojo adalah salah satunya, dan

terdaftar dengan nomor 64.” kata ”dan” dipakai untuk mempertegas bahwa

Saripetojo memang cagar budaya. ”Saat ini proses penetapannya menunggu

registrasi dari Menbudpar. Tapi yang jelas, sesuai UU Nomor 11/2010,

seharusnya perubahan fisik atas bangunan-bangunan tersebut harus

sepengetahuan dan seizin kementerian.” kata dia.” Menjelaskan bahwa

pembongkaran Saripetojo belum mendapatkan izin dari Kemenbudpar.

”Sementara itu, Pemkot Solo menyatakan bahwa izin pemanfaatan ruang (IPR)

bukanlah izin merobohkan, apalagi mengubah bentuk bangunan. IPR hanya

menjelaskan peruntukan lahan di wilayah Purwosari sebagai kawasan

perdagangan.” kata ”apalagi” dipakai untuk mempertegas bahwa pembongkar

belum mendapatkan izin membongkar, namun kenyataannya malah sudah akan

mengubahnya menjadi mal.

Melalui koherensi pembeda, juga digunakan untuk menunjukan sikap

negatif gubernur ”Memanasnya polemik antara Pemkot Surakarta dan

Pemprov Jateng terkait pembongkaran bekas pabrik es Saripetojo harus

disikapi dengan kepala dingin, bukannya membuat panas suasana dengan

memberikan pernyataan pedas di media massa.” Sedangkan koherensi sebab-

Page 181: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

164

akibat terdapat pada kalimat yang menjelaskan alasan warga Solo bersikap

demikian kepada Gubernur Jateng (telah dijelaskan dalam struktur sintaksis).

Dari unit analisis detail, banyak digunakan dengan memberikan

informasi secara lengkap dan panjang lebar, disertai dengan data - data atas

pelanggaran – pelanggaran yang dilakukan pengembang dalam melakukan

pembongkaran Saripetojo. Ini mengonstruksikan Suara Merdeka

mendelegitimasi tindakan pengembang. Hal ini dilakukan Suara Merdeka

untuk menjaga citra baik di mata khalayak khususnya masyarakat Solo.

d) Struktur retoris

Dalam analisis retoris, penempatan berita pada kolom halaman surat

kabar juga termasuk bagian yang dianalisis. Untuk judul berita ”Bibit Ditolak

Masuk Solo” diletakkan pada halaman sepuluh rubrik Jateng. Yang nampak

janggal adalah selain berita tersebut juga terdapat judul berita lain yang

membahas masalah Saripetojo. Judul berita yang masih dalam satu rubrik

antara lain adalah: ”Pembongkaran Saripetojo Sudah Sesuai Aturan” membahas

tentang pihak pengembang, yakni Perusda Citra Mandiri Jateng telah bertindak

sesuai dengan prosedur dari Pemkot Solo; ”DPRD Gelar Dengar Pendapat” ,

membahas tentang rencana pengadaan pertemuan dengan pihak-pihak terkait

Saripetojo; ”Batik Saja jangan Mal” mengulas tentang tanggapan para anggota

DPD terkait dengan persetruan antara Bibit dengan Jokowi dan terlihat bahwa

Suara Merdeka berusaha cover both side (tidak mendukung pihak manapun)

dalam judul berita tersebut.

Page 182: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

165

Dari beberapa judul berita tersebut, yang nampak menonjol adalah

judul ”Bibit Ditolak Masuk Solo”, karena dicetak dengan huruf paling besar

dan tebal diantara judul lainnya. Hal ini mengostruksikan bahwa Suara

Merdeka ingin memfokuskan ketertarikan pembaca untuk membaca pertama

kali judul tersebut ketimbang dengan berita lainnya. Namun, untuk

menetralisasi atau untuk mengesankan bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam

pembongkaran Saripetojo tidak bersalah maka dibuatlah judul ”Pembongkaran

Saripetojo Sudah Sesuai Aturan” (seperti yang telah dijelaskan sebelumnya).

Untuk unsur label jabatan, memang beberapa digunakan Suara

Merdeka untuk memperkuat perolehan sumber data dan dapat diyakini oleh

khalayak atau pembaca bahwa memang benar informasi tersebut. Label jabatan

tersebut adalah seperti: Juru Bicara FKMS, Kepala BP3 Jateng, Walikot Solo,

Sekda Solo, dan Gubernur Jateng.

Sedangkan unit analisis metafora terdapat pada paragraf 4 yaitu

”Memanasnya polemik antara Pemkot Surakarta dan Pemprov Jateng terkait

pembongkaran bekas pabrik es Saripetojo harus disikapi dengan kepala

dingin, bukannya membuat panas suasana dengan memberikan pernyataan

pedas di media massa.” Kiasan ”kepala dingin” mengandung makna menyikapi

suatu masalah dengan memikirkan baik dan buruknya tanpa disertai dengan

emosi, dan ”pernyataan pedas” memiliki makna ucapan dari seseorang dengan

kalimat yang menyinggung perasaan orang lain.

Suara Merdeka juga menentukan pilihan kata (leksikon) atas beribu-

ribu kata yang ada untuk memperkuat konstruksinya. Kata atau frase tersebut

Page 183: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

166

antara lain adalah: inventarisasi; UU Nomor 11/2010 tentag Cagar Budaya; UU

Nomor 11/2010; Perda Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat

Perbelanjaan dan Toko Modern; IPR nomor 650/142/LN 08/IPR/V/2011

tanggal 23 Mei 2011. Leksikon tersebut untuk menunjang bahwa pihak

pembongkar bangunan telah melakukan kesalahan karena dalam membongkar

bangunan Saripetojo tidak sesuai dengan peraturan Pemkot Solo dan UU Cagar

Budaya.

Untuk leksikon kata ”sowan” pada kalimat langsung ”Saya akan

sowan ke Gubernur untuk membicarakan polemik ini. Yang pasti, saat ini saya

masih mempelajari semua berkas terkait rencana pembangunan mal itu,” kata

dia.” Menunjukan karakteristik Suara Merdeka, yaitu sesuai dengan kultur

Jawa. Meskipun itu adalah kalimat langsung (kalimat yang ditulis apa adanya

langsung dari narasumber) namun terkadang beberapa media mengubah atau

bahkan memilih kalimat atau kata yang pantas ditampilkan dalam surat kabar.

Selain itu, kata ”sowan” juga mengostruksikan karateristik Jokowi yang

memiliki tata krama dan sopan santun terlihat dari penggunaan kata dalam

bahasa jawa krama alus. Kemudian pada ending berita ”Dia juga meminta

semua pihak menjaga suasana kondusif. ”Sebaiknya semua cooling down

dulu,” katanya.” Kata ”kondusif” dan ”cooling down” untuk menegaskan

bahwa Jokowi sebagai Walikota Solo dan menjadi bahan celaan Bibit mampu

bersikap tenang, maka masyarakat Solo juga harus mampu menjaga suasana

agar tetap terjaga dan jangan sampai terjadi keributan lagi.

Page 184: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

167

III.3 Pembentukan Tim Independen: Sebagai Mediator Polemik Saripetojo

Polemik pabrik es Saripetojo akhirnya mencapai titik mediasi setelah

timbul pertikaian dari beberapa pihak. Sekaligus ini menjadi babak awal untuk

menemukan solusi bagi kelangsungan Saripetojo. Pihak-pihak yang terkait

dalam peristiwa ini sepakat untuk membentuk sebuah tim yang dipergunakan

untuk mengkaji lebih lanjut tentang rencana pembangunan mal di lahan bekas

Saripetojo. Tim tersebut dinamakan Tim Independen, yang dibentuk saat

pertemuan di kantor Balai Pelestarian dan Peninggalan Purbakala (BP3) Jateng

di Prambanan, Klaten (Solopos, 4 Juli 2011). Pihak yang turut andil dalam

pembentukan tim ini adalah: perwakilan dari Pemkot, Pemprov, BP3, dan

Direktorat Jenderal (Ditjen) Sejarah dan Purbakala Kemenbudpar. Tim

Independen tersebut nantinya akan terdiri dari kalangan akademisi meliputi tiga

universitas, yakni: UGM Yogyakarta, UNS Surakarta, dan Undip Semarang.

Hasil kajian dan rekomendasi dari tim tersebut nantinya akan

direkomendasikan ke Kemenbudpar sebagai salah satu bahan pertimbangan

pengambilan keputusan, apakah Saripetojo masuk dalam kategori benda cagar

budaya atau tidak. Pada saat pertemuan tersebut semua pihak yang hadir juga

sepakat untuk menyetujui apapun hasil kajian dan rekomendasi dari Tim

Independen (Suara Merdeka, 4 Juli 2011). Berikut ini akan disajikan analisis

berita terkait dengan tema yang telah ditetapkan oleh peneliti.

Page 185: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

168

A. Pembentukan Tim Independen: Sebagai Mediator Polemik

Saripetojo dalam Bingkai Harian Umum Solopos

1. Tabel elemen struktur berita dengan tema pembentukan tim

independen: sebagai mediator polemik Saripetojo pada Solopos

Elemen struktur berita mengenai pembentukan tim independen:

sebagai mediator permasalahan Saripetojo diangkat oleh Harian Umum

Solopos dengan judul Tim Independen Kaji Amdal Saripetojo, diterbitkan

Senin, 4 Juli 2011 di halaman depan rubrik Solopos Nasional.

Page 186: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 187: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 188: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 189: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 190: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 191: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 192: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

175

3. Analisis struktur berita ”Tim Independen Kaji Amdal Saripetojo”

pada Solopos

a) Struktur sintaksis

Dalam judul kalimat ”Tim Independen Kaji Amdal Saripetojo”

terdapat unsur who dan what ini terlihat bahwa Solopos ingin menonjolkan

tujuan dibentuknya dari tim independen, yakni sebagai pengkaji amdal

pembangunan mal di lahan bekas pabrik es Saripetojo. Dengan penulisan judul

yang tidak dicetak tebal dan ukuran huruf yang tidak terlalu besar ini terlihat

Solopos terkesan mengecilkan ketertarikan khalayak akan judul berita ini.

Kemudian berita ini diawali dengan kalimat lead yang berbunyi:

Solo (Espos) Sebuah tim Independen dibentuk untuk mengkaji lebih lanjut berbagai permasalahan terkait rencana pembangunan mal di lahan bekas Pabrik Es Saripetojo Purwosari Solo (Lampiran 5, kalimat ke-1 paragraf 1) (cetak tebal peneliti).

Sedikit berbeda seperti yang disebutkan dalam judul kalimat, yang

mengesankan bahwa tim independen hanya ditugaskan untuk mengkaji Amdal

Saripetojo, pada kalimat lead di atas tim independen dibentuk sekaligus untuk

mengatasi berbagai permasalahan yang muncul terkait pembangunan mal di

bekas pabrik Saripetojo. Konjungsi ”untuk” dipakai untuk menunjukan fungsi

atau tujuan dibentuknya tim tersebut.

Memasuki tubuh berita, Solopos mengemasnya sebagai latar yang

menginformasikan berbagai fakta tentang pembentukan tim tersebut:

Informasi yang dihimpun Espos, Minggu (3/7), tim tersebut dibentuk saat pertemuan di Kantor Balai Pelestarian dan Peninggalan Purbakala (BP3) Jateng di Prambanan, Klaten, Jumat (1/7). Pertemuan itu dihadiri antara lain perwakilan BP3 Jateng, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Pemerintah Provinsi Jateng dan Direktorat Jenderal

Page 193: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

176

(Ditjen) Purbakala Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) (Lampiran 5, kalimat ke-1 dan 2 paragraf 2).

Tim independen yang dibentuk juga bakal melibatkan kalangan akademisi dari tiga universitas yaitu Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogja dan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo (Lampiran 5, kalimat ke-1 paragraf 3).

Kedua paragraf di atas memberikan informasi detail terkait

pembentukan tim independen. Pada paragraf pertama mengonstruksikan

bahwa tim independen terbentuk karena kesepakatan antara BP3 Jateng,

Pemkot, Pemprov, dan juga Direktorat Jenderal (Ditjen) Purbakala

Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata. Kemudian pada paragraf kedua

menunjukan bahwa kemungkinan tim yang telah dibentuk akan

beranggotakan dari para akademisi yang berasal dari tiga perguruan tinggi

terkenal di wilayah Jawa Tengah.

Kalimat selanjutnya menunjukan bahwa dalam pertemuan tersebut,

Pemkot diwakili oleh bagian DTRK Kota Solo. Ini dilakukan Solopos dengan

mencantumkan kutipan langsung dari narasumber yang valid agar berita

tersebut nampak obyektif.

”Ya memang dalam pertemuan di BP3 Prambanan Klaten, Jumat kemarin salah satunya ada pembentukan tim yang akan mengkaji lebih lanjut tentang amdal terkait rencana pembangunan mal di lahan bekas Pabrik Es Saripetojo. Tapi untuk detail tugas dan fungsinya, saya masih belum memperoleh laporan lengkapnya dari Kasi saya yang ikut dalam pertemuan kemarin,” ujar Ahyani kepada wartawan, Minggu (3/7) (Lampiran 5, kalimat ke-1 dan 2 paragraf 5).

Untuk kembali memperkuat dan mempertegas tentang pembentukan

tim tersebut, awak media Solopos juga melakukan wawancara dari pihak

yang ikut terlibat dalam pertemuan tersebut, yakni BP3 Jateng. Berikut latar

dan kutipan langsungnya:

Page 194: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

177

Hal senada dikemukakan Kasi Pemanfaatan dan Pelestarian BP3 Jateng, Gutomo. (Lampiran 5, kalimat ke- 1 paragraf 6)

Menurut Gutomo, tim independen tersebut melibatkan para akademisi yang akan mengkaji analisis dampak lingkungan (Amdal). Namun terkait tugas dan fungsi tim tersebut masih akan dibahas dalam pertemuan berikutnya (Lampiran 5, kalimat ke-2 dan 3 paragraf 6).

Gutomo menambahkan dalam pertemuan itu, semua yang hadir juga telah setuju akan meyepakati apapun hasil kajian dari tim atas permasalahan Saripetojo. ”Semua yang hadir sudah sepakat, apapun hasil kajian tim independen nantinya akan disepakati oleh semua pihak,” tegasnya (Lampiran 5, kalimat ke-1 dan 2 paragraf 7).

Penggunaan label jabatan ”Kasi Pemanfaatan dan Pelestarian BP3

Jateng” menunjukan bahwa fakta yang diperoleh berasal dari narasumber

yang benar-benar mengetahui kronologis peristiwa tersebut. Kalimat ”Namun

terkait tugas dan fungsi tim tersebut masih akan dibahas dalam pertemuan

berikutnya.” Ini terlihat bahwa ingin membantah pernyataan dari Kepala

DTRK Solo yang berbunyi ”Tapi untuk detail tugas dan fungsinya, saya

masih belum memperoleh laporan lengkapnya dari Kasi saya yang ikut

dalam pertemuan kemarin”. Dari dua narasumber yang mengikuti pertemuan

tersebut tidak ada kesepahaman dalam hal detail tugas dan fungsi dari tim

independen. Namun, untuk tujuan utama dibentuknya tim, kedua narasumber

tersebut menyatakan bahwa tim independen akan mengkaji Amdal Saripetojo.

Tentu hal ini sesuai dengan judul yang diangkat oleh Solopos.

Dalam paragraf 7 di atas terlihat bahwa memang benar jika tim

independen dibentuk atas kesepakatan antara BP3 Jateng, Pemkot, Pemprov

dan juga Kemenbudpar. Kalimat ”semua yang hadir juga telah setuju akan

meyepakati apapun hasil kajian dari tim atas permasalahan Saripetojo.”

Mengonstruksikan bahwa karena pembentukan tim ini atas persetujuan

Page 195: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

178

bersama maka segala hasil kajian dari tim harus dapat diterima dengan

seksama.

Kemudian memasuki sub pokok bahasan yang lain, yakni berkaitan

dengan protes warga, diawali dengan latar sebagai berikut:

Sementara itu, warga di sekitar bekas Pabrik Es Saripetojo terus merapatkan barisan menolak pembangunan mal di lokasi itu (Lampiran 5, kalimat ke-1 paragraf 9) (cetak tebal peneliti).

Warga Jantirejo, Sondakan, Laweyan menyatakan ada 14 alasan warga menolak mal di daerah itu, diantaranya masalah keamanan, problem sosial, ekologi, lalu lintas hingga rapuhnya sendi-sendi budaya masyarakat akibat berdirinya mal (Lampiran 5, kalimat ke-2 paragraf 9) (cetak tebal peneliti).

Koherensi pembeda ”sementara itu” menunjukan perbedaan dan

mengonstruksikan bahwa sementara pejabat-pejabat yang terkait masalah

Saripetojo baru mengadakan pertemuan dan akan membentuk tim yang

ditugaskan untuk mengkaji Amdal Saripetojo, warga telah melakukan diskusi

dan membicarakan Amdal yang kemungkinan muncul jika mal tetap berdiri,

ini ditandai dengan koherensi akibat. Di sini awak media Solopos ingin

menunjukan keterlambatan dari pemerintah untuk mengatasi polemik

Saripetojo ini. Agar terlihat bahwa warga memang benar-benar melakukan

rembuk atau diskusi tersebut, Solopos menyantumkan wawancara dari

narasumber yang merupakan ketua paguyuban warga. Kalimat tersebut

adalah:

Ketua Paguyuban Warga Jantirejo, Amin Rosyadi menegaskan pembangunan mal di daerah itu akan berdampak langsung terhadap kehidupan warga. ”Pak Gubernur mungkin tak akan merasakannya. Sebab setelah proyek mal itu jadi, mungkin dia tak lagi jadi gubernur,” papar Amin Rosyadi, kepad Espos di kediamannya, Minggu (Lampiran 5, kalimat ke1 dan 2 paragraf 10).

Page 196: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

179

Kemudian dipertegas dengan parafrase yang berbunyi:

Dalam rembuk warga beberapa hari terakhir, kata Amin, warga tak hanya menginventarisasi dampak negatif pembangunan mal. Namun, mereka juga menerima masukan positif dari Gubernur Jateng. antara lain kawasan menjadi ramai, harga tanah naik, tenaga kerja terserap serta munculnya usaha kos-kosan dan warung makan (Lampiran 5, kalimat ke-1 dan 2 paragraf 11).

Meski demikian, dampak positif tersebut justru bak pisau bermata dua. ”Sebab, ketika kawasan menjadi ramai, justru memicu kebisingan, polusi, keruwetan lalu lintas, meningkatnya pergaulan bebas hingga kriminalitas,” kata amin (Lampiran 5, kalimat ke-1 dan 2 paragraf 12) (cetak tebal peneliti).

Hasil dari diskusi warga tersebut nampak pembangunan mal mampu

menimbulkan dampak positif dan juga negatif. Konkretnya adalah pada

ungkapan yang digunakan ”dampak positif tersebut justru bak pisau bermata

dua”. Ini dicantumkan Solopos untuk menguatkan pesan yang hendak

disampaikan.

Kemudian Solopos juga menghimpun pendapat dari narasumber

lain yang mendukung pernyataan dari warga tersebut.

Forum Komunikasi Masyarakat (FKMS) juga menilai alasan terciptanya penyerapan tenaga kerja lokal hanyalah pemanis di bibir. Bahkan, janji itu dinilai sebagai omong kosong yang kadaluwarsa (Lampiran 5, kalimat ke-1 dan 2 paragraf 15) (cetak tebal peneliti).

Pemilihan FKMS sebagai narasumber mengesankan bahwa Solopos

secara tersirat mendukung bahwa dampak negatif akan muncul lebih banyak

ketimbang dampak positifnya. Pemilihan kata kiasan ”pemanis di bibir” dan

”omong kosong yang kadaluwarsa” semakin ingin mempertegas bahwa

dampak positif yang diungkapkan oleh gubernur hanyalah sebagai iming-

iming bukan kejujuran yang sebenarnya agar rencananya untuk membangun

mal dapat terlaksana. Kemudian janji gubernur juga dianggap sebagai omong

Page 197: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

180

kosong yang sering kali diucapkan oleh pejabat-pejabat yang ingin mendapat

dukungan dari masyarakat.

b) Struktur skrip

Dari analisis struktur skrip yang paling menonjol adalah unsur what,

yakni mengenai pembentukan tim independen dan analisis dampak lingkungan

dari pembangunan mal di lahan bekas pabrik Es Saripetojo. Sedangkan dari

unsur who-nya, paling banyak mengulas tim independen dan warga yang

menolak pendirian mal. Unsur when dan where dalam berita ini adalah tempat

dan waktu terkait dengan pembentukan tim independen dan diskusi warga.

Untuk unsur when dan where pembentukan tim independen adalah di

Prambanan, Klaten pada saat pertemuan antara Pemkot, Pemprov, BP3 Jateng

dan Ditjen Kemenbudpar. Dan untuk diskusi warga, unsur when-nya tidak

disebutkan secara jelas, hanya beberapa hari terakhir dan unsur where-nya

adalah Jantirejo, Sondakan, Laweyan.

Unsur how yang ditekankan dalam berita tersebut adalah fakta yang

berkaitan dengan pembentukan tim independen dan fakta tentang hasil diskusi

warga. Sedangkan unsur why menekankan pada sebab pembentukan tim

independen dan alasan warga menolak mal.

c) Struktur tematik

Dari struktur tematik sebagian besar merupakan detail yang

menguraikan terbentuknya tim independen. Seperti beberapa kalimat

berikut ini:

Page 198: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

181

Informasi yang dihimpun Espos, Minggu (3/7), tim tersebut dibentuk saat pertemuan di Kantor Balai Pelestarian dan Peninggalan Purbakala (BP3) Jateng di Prambanan, Klaten, Jumat (1/7). Pertemuan itu dihadiri antara lain perwakilan BP3 Jateng, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Pemerintah Provinsi Jateng dan Direktorat Jenderal (Ditjen) Purbakala Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar).

Tim independen yang dibentuk juga bakal melibatkan kalangan akademisi dari tiga universitas yaitu Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogja dan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

... Menurut Gutomo, tim independen tersebut melibatkan para akademisi yang akan mengkaji analisis dampak lingkungan (Amdal). Namun terkait tugas dan fungsi tim tersebut masih akan dibahas dalam pertemuan berikutnya.

Gutomo menambahkan dalam pertemuan itu, semua yang hadir juga telah setuju akan meyepakati apapun hasil kajian dari tim atas permasalahan Saripetojo. ”Semua yang hadir sudah sepakat, apapun hasil kajian tim independen nantinya akan disepakati oleh semua pihak,” tegasnya.

Dari beberapa kalimat di atas terlihat terjadi pengulangan detail,

yaitu tim independen yang akan mengkaji Amdal Saripetojo, kemungkinan

awak media Solopos ingin menegaskan tujuan dibentuknya tim independen

kepada pembaca.

Dan detail juga digunakan dalam sub tema yang membahas

tentang warga melakukan kajian amdal mandiri dengan berdiskusi. Kalimat

detail tersebut adalah:

Warga Jantirejo, Sondakan, Laweyan menyatakan ada 14 alasan warga menolak mal di daerah itu, diantaranya masalah keamanan, problem sosial, ekologi, lalu lintas hingga rapuhnya sendi-sendi budaya masyarakat akibat berdirinya mal.

... Dalam rembuk warga beberapa hari terakhir, kata Amin, warga tak hanya menginventarisasi dampak negatif pembangunan mal. Namun, mereka juga menerima masukan positif dari Gubernur Jateng.Antara lain kawasan menjadi ramai, harga tanah naik, tenaga kerja terserap serta munculnya usaha kos-kosan dan warung makan.

Page 199: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

182

...... Terkait dampak positif terserapnya tenaga kerja lokal, warga tak selamanya sepakat. Berangkat dari pengalaman di daerah lain, kata Amin, tenaga kerja lokal hanya dipekerjakan kontrak dan outsourcing.

Dari beberapa kalimat detail di atas, Solopos ingin menegaskan

bahwa kajian Amdal yang dilakukan secara mandiri oleh warga membuahkan

hasil bahwa dampak negatif yang muncul lebih banyak daripada dampak

positifnya.

Sedangkan dari unit analisis koherensi, terdapat pada kalimat

langsung paragraf 8, ”Direktur Jenderal Purbakala dari Kemenbudpar akan

berupaya untuk menjelaskan tentang duduk permasalahan Saripetojo itu

kepada Menteri (Menbudpar, Jero Wacik-red) secara langsung. Sehingga

diharapkan nantinya segera ada ketetapan dari Menteri tentang status

bangunan Saripetojo tersebut,” tandasnya” Menjelaskan bahwa perwakilan

dari Ditjen Kemenbudpar yang ikut dalam pertemuan tersebut dapat

mempercepat Menteri Budaya dan Pariwisata untuk memutuskan status

Saripetojo. Koherensi sebab akibat yang lain juga terdapat pada paragraf 12

”Sebab, ketika kawasan menjadi ramai, justru memicu kebisingan, polusi,

keruwetan lalu lintas, meningkatnya pergaulan bebas hingga kriminalitas,”

kata amin”. Ini menegaskan dampak negatif dari pembangunan mal.

Koherensi pembeda terdapat pada kalimat ”Menurut Gutomo, tim

independen tersebut melibatkan para akademisi yang akan mengkaji analisis

dampak lingkungan (Amdal). Namun terkait tugas dan fungsi tim tersebut

masih akan dibahas dalam pertemuan berikutnya.” menunjukan bahwa

memang tim independen ditugaskan untuk mengkaji amdal tapi untuk lebih

Page 200: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

183

detailnya belum sempat dibahas dalam pertemuan tersebut. lalu pada kalimat

”Dalam rembuk warga beberapa hari terakhir, kata Amin, warga tak hanya

menginventarisasi dampak negatif pembangunan mal. Namun, mereka juga

menerima masukan positif dari Gubernur Jateng. Antara lain kawasan menjadi

ramai, harga tanah naik, tenaga kerja terserap serta munculnya usaha kos-

kosan dan warung makan.” Meskipun warga sekitar Saripetojo tidak setuju

dengan adanya mal, tapi mereka tetap mempertimbangkan dampak positif yang

akan muncul seperti yang diucapkan oleh gubernur. Kemudian pada paragraf

14 ”Menurut Amin, mendirikan mal di bekas Pabrik Es Saripetojo adalah

kebijakan instan. Sebab, meski Solo disebut sebagai kota perdagangan dan

jasa, namun memilih mendirikan mal adalah pilihan yang keliru.” dipakai

untuk memperjelas bahwa warga tidak suka dengan adanya mal baru di sekitar

tempat tinggal mereka.

Dan pada bagian ending berita ”Forum Komunikasi Masyarakat

(FKMS) juga menilai alasan terciptanya penyerapan tenaga kerja lokal

hanyalah pemanis di bibir. Bahkan, janji itu dinilai sebagai omong kosong

yang kadaluwarsa.” Kata ”bahkan” untuk menghubungkan dan memperjelas

kalimat sebelumnya yang membantah janji dan pernyataan gubernur terkait

dampak positif pembangunan mal. Serta kalimat ke-1 paragraf 9 dan kalimat

ke-1 paragraf 12 yang telah dijelaskan pada struktur sintaksis.

d) Struktur retoris

Pada beberapa pencantuman narasumber terdapat beberapa label

jabatan yang digunakan untuk memperkuat fakta yang disajikan oleh Solopos,

Page 201: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

184

antara lain: label jabatan Kepala Dinas Tata Ruang dan Kota (DTRK) Solo,

Kasi Pemanfaatan dan Pelestarian BP3 Jateng serta Ketua Paguyuban Warga

Jantirejo. Beberapa narasumber yang digunakan telah memiliki wewenang

untuk berbicara sesuai dengan pokok bahasan yang disajikan oleh Solopos.

Kemudian pada unit analisis metafora pada paragraf 12 dan paragraf penutup

berita dipakai untuk mendukung dan menekankan kosntruksi yang ingin

disampaikan Solopos (seperti telah dijelaskan dalam struktur sintaksis).

Dari unit analisis pengandaian terdapat pada paragraf 14 kalimat ke-2

yang merupakan kutipan langsung dari warga ”Kenapa mesti mal? Kenapa

tidak museum, taman pintar, atau usaha yang bisa menyerap produk lokal

warga, semisal pusat oleh-oleh khas Solo. Mal itu kan jelas tak akan

mengakomodasikan kepentingan warga lokal,” paparnya” Ini

mengonstruksikan bahwa lahan bekas Saripetojo dapat direvitalisasi sebagai

tempat yang lebih bermanfaat dibanding harus membangun mal yang akan

menimbulkan banyak dampak negatif.

B. Pembentukan Tim Independen: Sebagai Mediator Polemik

Saripetojo dalam Bingkai Surat Kabar Suara Merdeka

1. Tabel elemen struktur berita dengan tema pembentukan tim

independen: sebagai mediator olemik Saripetojo pada Suara

Merdeka

Elemen struktur berita surat kabar Suara Merdeka berkenaan dengan

tema pembentukan tim independen: sebagai mediator polemik Saripetojo

Page 202: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

185

adalah berita berjudul Dibentuk Tim Independen Kasus Saripetojo yang

diterbitkan pada tanggal 4 Juli 2011 di halaman E rubrik Solo Metropolitan.

Page 203: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 204: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 205: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 206: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

189

2. Analisis struktur berita ”Dibentuk Tim Independen Kasus

Saripetojo” pada Suara Merdeka

a) Struktur sintaksis

Dari bentuk nominalisasi judul kalimat ”Dibentuk Tim Independen

Kasus Saripetojo” ini terlihat bahwa Suara Merdeka ingin me-generalisasi

peristiwa pembentukan tim independen, yang sebenarnya dalam judul tersebut

mengandung tentang proses pembentukan, tujuan pembentukan, siapa yang

membentuk, dll. Kalimat judul tersebut dicetak tebal dengan huruf berukuran

besar. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian khalayak agar membaca

berita tersebut. Penggunaan kata ”kasus” mengonstruksikan bahwa awak media

Suara Merdeka menganggap polemik Saripetojo ini sebagai peristiwa yang

sudah sangat krusial. Pada judul ini juga ditulis sub bab ”Hasil Rekomendasi”

yang membahas tentang bagaimana seharusnya tindak lanjut dari hasil tim

kajian independen tersebut.

Kemudian pada bagian lead diuraikan unsur who, siapa saja yang

terlibat dalam pembentukan tim independen tersebut, seperti berikut ini:

Solo- Pemprov Jateng, Pemkot Surakarta, dan Balai Pelestarian dan Peninggalan Purbakala (BP3) Jateng sepakat membentuk tim independen, guna mengkaji lebih lanjut rencana pembangunan mal Ramayana di lahan bekas pabrik es Saripetojo (Lampiran 6) (cetak tebal peneliti).

Kalimat lead di atas terlihat bahwa tim independen dibentuk atas

dasar kesepakatan bersama antara tiga pihak yang terlibat dalam polemik kasus

Saripetojo. Klausa ”guna mengkaji lebih lanjut rencana pembangunan mal

Page 207: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

190

Ramayana di lahan bekas pabrik es Saripetojo” terdapat konjungsi peruntukan

menunjukan tujuan dari dibentuknya tim tersebut.

Pada paragraf selanjutnya dijelaskan dengan detail keanggotaan tim

independen tersebut, seperti berikut ini:

Tim tersebut terdiri atas kalangan akademisi dari tiga universitas, yakni Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta dan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang (Lampiran 6, kalimat ke-1 paragraf 1).

Penggunaan label status ”kalangan akademisi” untuk mempertegas

bahwa keanggotaan tim independen berasal dari orang-orang berpendidikan

tinggi.

Memasuki tubuh berita, disajikan parafrase yang sekaligus menjadi

latar wartawan dalam judul berita ini. Dan kalimat tersebut adalah:

Kepada wartawan, Minggu (3/7) Kepala Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) Ahyani menerangkan, pembentukan tim tersebut merupakan salah satu kesepakatan dalam pertemuan antara perwakilan Pemkot, Pemprov, BP3, dan Direktorat Jenderal (Ditjen) Sejarah dan Purbakala Kemenbudpar, Jumat (1/7) lalu, di kantor BP3 (Lampiran 6, kalimat ke-1 paragraf 2).

Pengutipan parafrase dari narasumber Kepala DTRK

mengonstruksikan bahwa memang benar jika Pemkot Solo adalah salah satu

pihak yang ikut menyetujui pembentukan tim tersebut. Karena pada saat

pertemuan, Pemkot diwakili oleh kepala DTRK, seperti yang ditulis pada

kalimat parafrase berikut ini:

Dijelaskan, dalam pertemuan tersebut Pemkot diwakili pihak DTRK dan Bagian Hukum dan HAM Setda (Lampiran 6, kalimat ke-1 paragraf 4).

Page 208: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

191

Dari kalimat di atas dijelaskan tidak hanya DTRK namun juga bagian

Hukum dan HAM Setda menjadi perwakilan pihak pemkot Solo menghadiri

pertemuan tersebut.

Pembentukan tim independen didukung dengan pernyataan

narasumber dari BP3 yang ikut dalam pertemuan tersebut.

Soal pembentukan tim independen yang beranggotakan akademisi tersebut juga disampaikan Kasi Pemanfaatan dan Pelestarian BP3 Jateng, Gutomo (Lampiran 6, kalimat ke-1 paragraf 8) .

Diikuti dengan kutipan langsung:

”Ke depan, masih akan diadakan beberapa pertemuan lagi. Termasuk pertemuan untuk membahas tugas dan fungsi tim itu,” terangnya (Lampiran 6, kalimat ke-2 paragraf 8).

Label jabatan ”Kasi Pemanfaatan dan Pelestarian BP3 Jateng” ingin

menunjukan bahwa narasumber yang dipakai adalah orang yang turut hadir

dalam pertemuan dan berperan dalam pembentukan tim tersebut.

Kemudian selanjutnya, ada kalimat parafrase yang merupakan

penegas dari kalimat kutipan langsung di atas.

Ditegaskan, seluruh peserta pertemuan telah menyetujui apa pun hasil rekomendasi yang dihasilkan anggota tim, khususnya terkait kelanjutan proyek yang kini menjadi polemik tersebut (Lampiran 6, kalimat ke-1 paragraf 9) (cetak tebal peneliti).

Kata ”ditegaskan” yang memiliki sinonim dengan kata dijelaskan ini

dipakai Suara Merdeka untuk menguatkan bahwa semua pihak yang hadir

dalam pertemuan tersebut sepakat untuk menyetujui apapun hasil kajian dan

rekomendasi tim independen. Sehingga nantinya tidak ada lagi yang memrotes

ataupun menyangkal hasil kajian tim tersebut.

Page 209: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

192

Pada bagian ending berita, Suara Merdeka menggunakan kutipan

langsung dari Gutomo, Kasi Pemanfaatan dan Pelestarian BP3 Jateng:

”Diharapkan upaya tersebut akan mendorong menteri untuk segera menetapkan status bangunan Saripetojo tersebut sebagai Benda Cagar Budaya (BCB),” jelas dia (Lampiran 6, kalimat ke-1 paragraf 11).

Kalimat langsung tersebut secara tersurat mengonstruksikan bahwa

BP3 Jateng sebenarnya sangat mendukung jika Saripetojo menjadi cagar

budaya. Namun, informasi ini diletakkan pada akhir berita sehingga

mengesankan Suara Merdeka menyembunyikannya dan lebih menonjolkan

pada pembentukan tim independen.

b) Struktur skrip

Dalam berita ini, mayoritas susunan paragraf demi paragraf

merupakan kutipan langsung dan parafrase dari dua narasumber, yakni

perwakilan dari Pemkot Solo dan BP3 Jateng yang membenarkan adanya

pembentukan tim tersebut. Sehingga yang sering muncul adalah unsur who,

yakni subyek yang mengatakan dan unsur what, yaitu subyek mengatakan apa.

Sedangkan unsur how-nya mengulas tentang fakta-fakta terkait pembentukan

tim independen dan kejadian saat berlangsungnya pertemuan tersebut. Untuk

unsur why-nya lebih ditonjolkan pada tujuan atau alasan dibentuknya tim

independen, karena diletakkan pada bagian teras berita (lead). Unsur when dan

where-nya adalah waktu dan tempat dimana proses pembentukan tim tersebut

terjadi, yakni Jumat, 1 Juli 2011 dengan lokasi di kantor BP3 Jateng.

Page 210: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

193

c) Struktur tematik

Dari unit analisis koherensi terdapat koherensi ”tapi” dalam kalimat

”Tapi detail tugas dan fungsi tim tersebut belum dibicarakan,” kata dia.”

untuk membedakan bahwa pembentukan tim independen memang sudah pasti

namun untuk detail tugas dan fungsi belum jelas. Sedangkan kata ”dan”

menjelaskan bahwa dalam pertemuan tersebut, tidak hanya tugas yang belum

dibahas tetapi juga fungsi dari tim independen. Kata ”dan” juga terdapat pada

paragraf 8 ”Ke depan, masih akan diadakan beberapa pertemuan lagi.

Termasuk pertemuan untuk membahas tugas dan fungsi tim itu,” terangnya.”

ini untuk menjelaskan bahwa tugas dan fungsi dari tim independen baru akan

dibahas pada pertemuan selanjutnya. Lalu pada kalimat ”Dijelaskan, dalam

pertemuan tersebut Pemkot diwakili pihak DTRK dan Bagian Hukum dan HAM

Setda.” menguraikan bahwa perwakilan dari Pemkot Solo terdiri dari dua

bagian departemen pemerintahan. Selain koherensi terdapat juga konjungsi

peruntukan yaitu kata ”guna” seperti dalam kalimat ”Solo- Pemprov Jateng,

Pemkot Surakarta, dan Balai Pelestarian dan Peninggalan Purbakala (BP3)

Jateng sepakat membentuk tim independen, guna mengkaji lebih lanjut

rencana pembangunan mal Ramayana di lahan bekas pabrik es Saripetojo.”

Ini untuk menunjukan dan mendetailkan tujuan dari pembentukan tim

independen.

Dari unit analisis detail, terdapat pengulangan kalimat yang

menjelaskan tentang proses pembentukan tim independen pada pertemuan

yang terjadi di kantor BP3 Jawa Tengah. Pengulangan tersebut nampak

Page 211: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

194

dijelaskan oleh dua narasumber yaitu Kepala DTRK Solo dan Kasi

Pemanfaatan dan Pelestarian BP3 Jateng. Hal ini nampak sesuai dengan judul

yang diangkat oleh Suara Merdeka.

d) Struktur retoris

Dari unit analisis leksikon, beberapa kata dipilih awak media Suara

Merdeka untuk mendiskripsikan dan memberikan penekanan makna pada

peristiwa. Kata – kata tersebut adalah ”kasus”, Suara Merdeka memberikan

penekanan bahwa Saripetojo ini sudah menjadi perseteruan yang sangat krusial,

oleh karenanya pembentukan Tim Independen diupayakan dapat membantu

untuk mengatasi polemik yang terjadi. Pada paragraf 9 terdapat kata

”ditegaskan” memberikan penekanan makna bahwa kalimat parafrase tersebut

penting, yakni apapun hasil kajian tim independen telah disetujui oleh para

peserta yang hadir dalam pertemuan di kantor BP3 Jateng. Lalu kata ”SK

pengangkatannya” mengindikasikan bahwa Pemkot Solo telah sangat setuju

dengan pembentukan Tim independen dan siap dengan anggota tim yang akan

ditunjuk untuk mewakili Solo.

Penggunaan label jabatan Kepala DTRK, menunjukan bahwa dari

Pemkot Solo yang hadir dalam pertemuan adalah DTRK Solo sehingga

keterangan informasi yang diperoleh Suara Merdeka benar valid. Begitu juga

pemakaian label jabatan Kasi Pemanfaatan dan Pelestarian BP3 Jateng.

Kemudian label status ”kalangan akademisi” ini mengonstruksikan

bahwa Tim Independen terdiri dari orang-orang yang memiliki kemampuan

penelitian dan pendidikan tinggi karena berasal dari universitas-universitas

Page 212: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

195

ternama dilingkup Jawa Tengah. Sedangkan pada kalimat ”Ditegaskan, seluruh

peserta pertemuan telah menyetujui apa pun hasil rekomendasi yang

dihasilkan anggota tim, khususnya terkait kelanjutan proyek yang kini menjadi

polemik tersebut.” untuk menyebut orang - orang yang hadir dalam pertemuan

tersebut, termasuk Gutomo sebagai orang yang memberikan keterangan dalam

kalimat parafrase di atas.

III.4 Hasil Kajian Tim Independen

Tim yang terbentuk dari hasil pertemuan di kantor BP3 Jawa Tengah

akhirnya mengemukakan hasil kajiannya. Berdasarkan aspek kajian, yang

meliputi: kesejarahan, estetika, kejamakan, kelengkapan, keistimewaan dan

peran terhadap kawasan, tim independen menilai bahwa Saripetojo memang

tidak layak disebut sebagai benda cagar budaya (Solopos, 9 Juli 2011). Selain

menyampaikan hasil kajiannya, tim juga memberikan beberapa rekomendasi

atau saran, diantaranya: penyelidikan dan penyidikan oleh polisi atau

pengaduan LSM terkait pengrusakan cagar budaya tidak dilanjutkan, semua

pihak diharap menunggu penetapan eks pabrik es itu sebagai cagar budaya atau

bukan oleh Menbudpar, proses rancang bangun bisa diteruskan termasuk

pengurusan proses perizinan lebih lanjut (Suara Merdeka, 9 Juli 2011).

Fakta di atas diberitakan dengan cara yang berbeda antara Solopos

dan Suara Merdeka. Nampak dari hasil analisis peneliti ada informasi yang

ditonjolkan dan dikurangi untuk memberikan konstruksi yang ingin di

sampaikan oleh media tersebut. Suara Merdeka ingin mengonstruksikan bahwa

hasil kajian tim independen memang benar dan harus diyakini. Sedangkan

Page 213: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

196

konstruksi yang ingin dibangun Solopos adalah hasil kajian dari tim tersebut

bukan hasil akhir yang dapat merubah nasib Saripetojo. Untuk lebih

lengkapnya akan diuraikan dalam analisis berikut ini:

A. Hasil Kajian Tim Independen dalam Bingkai Harian Umum Solopos

1. Tabel elemen struktur berita dengan tema hasil kajian tim

independen pada Solopos

Elemen struktur berita surat kabar Harian Umum Solopos berkaitan

dengan tema hasil kajian tim independen adalah berita berjudul Jokowi Pilih

Tunggu BP3, Tim: Saripetojo Tak Layak BCB yang diterbitkan pada Sabtu,

9 Juli 2011 di halaman 12 rubrik Solopos Nasional.

Page 214: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 215: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 216: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 217: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 218: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 219: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 220: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 221: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

204

4. Analisis struktur berita ”Jokowi Pilih Tunggu BP3, Tim:

Saripetojo Tak Layak BCB” pada Solopos

a) Struktur sintaksis

Pada kalimat judul yang dicetak tebal dengan ukuran huruf yang

besar, yakni ”Tim: Saripetojo Tak Layak BCB” dari bentuk kalimatnya

merupakan sebuah kalimat petikan tim independen. Penggunaan kalimat

tersebut sengaja untuk mempertegas subyek yang menyatakan Saripetojo tak

layak BCB. Dan kalimatb”Jokowi Pilih Tunggu BP3”, mengonstruksikan

bahwa Jokowi lebih memilih menunggu keputusan dari badan resmi yang

memang memiliki kewenangan untuk memutuskan hal-hal yang berkaitan

dengan cagar budaya, yaitu BP3 Jawa Tengah.

Pada bagian lead, Solopos mengemasnya dengan memaparkan salah

satu rekomendasi dari tim independen, yaitu sebagai berikut:

Semarang (Espos) Tim pakar dari perguruan tinggi merekomendasikan proses rancang bangun di lokasi bekas pabrik Es Saripetojo, Solo bisa diteruskan, termasuk proses perizinan lainya (Lampiran 7, kalimat ke-1 paragraf 1).

Dari beberapa rekomendasi yang disampaikan tim independen,

Solopos memilih kalimat tersebut sebagai lead atau pembuka berita

menandakan bahwa Solopos ingin menonjolkan pada kemungkinan besar

pembangunan mal di lahan bekas pabrik es Sarieptojo akan tetap terus berjalan.

Hal ini diperjelas pada kalimat perluasan lead berikut ini:

Rekomendasi itu diungkap oleh Prof Eko Budiharjo, ketua tim pakar yang bertugas mengkaji bangunan bekas Pabrik Es Saripetojo, kepada wartawan di Semarang, Jumat (8/7) (Lampiran 7, kalimat ke-2 paragraf 1).

Page 222: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

205

Unsur who adalah unsur yang paling ditekankan pada kalimat di atas.

yakni ”Prof Eko Budiharjo, ketua tim pakar yang bertugas mengkaji bangunan

bekas Pabrik Es Saripetojo”. Penggunaan label jabatan semakin mempertegas

pihak yang memiliki wewenang untuk berbicara mengenai tema yang diangkat.

Agar terlihat obyektif, Solopos menyantumkan kutipan langsung dari

narasumber bersangkutan, yang berbunyi seperti dibawah ini:

”Sambil menunggu ketetapan dari Menteri kebudayan dan Pariwisata tentang status bangunan bekas Pabrik Es Saripetojo sebagai benda cagar budaya atau tidak, proses rancang bangun bisa diteruskan, termasuk proses perizinannya lebih lanjut.” (Lampiran 7, kalimat ke-1 paragraf 2).

Dari pengutipan kalimat langsung tersebut nampak ganjil, yang

seharusnya segala kegiatan menyangkut masalah pembangunan ataupun

pembongkaran Saripetojo itu dihentikan karena belum ada ketetapan resmi dari

Kemenbudpar, namun yang direkomendasikan justru sebaliknya bahwa kegitan

terkait pembangunan mal bisa diteruskan sambil menunggu ketetapan dari

kemenbudpar.

Untuk memberikan informasi atau mengingatkan kembali pembaca

tentang tim independen ini maka ditulislah latar yang mengulang informasi

yang telah ditulis pada edisi sebelumnya. Kalimat tersebut adalah:

Untuk mengkaji apakah bangunan bekas Pabrik Es Saripetojo termasuk benda cagar budaya (BCB) atau bukan, Pemerintah Provinsi Jateng membentuk tim pakar beranggotakan ahli dari tiga perguruan tinggi, Undip Semarang, UNS Solo dan UGM Jogja (Lampiran 7, kalimat ke-1 paragraf 3).

Dari hasil kajian tim pakar beranggotakan tujuh orang, Prof Ir Eko Budiharjo dan Prof Totok Rusmanto (Undip), Drs Soedarmono dan Ir Bambang Triratma (UNS) serta Dr Amiluhur Soeroso dan Setiaksi SS (UGM), di tambah Drs Gutomo dari Balai Pelestariam Peninggalan Purbakala (BP3) Jateng, bangunan bekas Pabrik Es Saripeotjo

Page 223: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

206

disimpulkan tak layak ditetapkan sebagai BCB (Lampiran 7, kalimat ke-1 paragraf 4).

Pada paragraf ketiga, penekanan dilakukan pada kalimat tujuan

dibentuknya tim independen, karena klausa tersebut ditempatkan di awal

kalimat. Yang menjadi subyek dalam kalimat tersebut adalah Pemerintah

Provinsi Jateng, ini nampak ganjil karena pada berita sebelumnya Solopos

memuat bahwa tim independen dibentuk atas kesepakatan bersama antara

Pemprov, Pemkot dan BP3 Jateng. Hal ini kemungkinan Solopos ingin

mengonstruksikan bahwa Pemprov-lah yang membentuk tim tersebut sehingga

nampak hasil kajian tim berpihak pada Pemprov. Kemudian pada paragraf

keempat, Solopos memperjelas siapa saja keanggotaan dalam tim independen

tersebut.

Memasuki sub judul ”aspek sejarah”, lebih lanjut Solopos mengulas

sebab-sebab tim independen menyimpulkan Saripetojo tidak layak menjadi

benda cagar budaya. Dari sturuktur sintaksis-nya banyak menggunakan

parafrase dan kutipan langsung, seperti kalimat-kalimat di bawah ini:

Eko menduga dasar yang digunakan BP3 Jateng dalam menetapkan Saripetojo menjadi cagar budaya hanya dari aspek ketuaannya (Lampiran 7, kalimat ke-1 paragraf 5).

Diikuti dengan kutipan langsung: ”Padahal, tolok ukur sebagai cagar budaya bukan hanya aspek

kesejarahan, tetapi juga aspek lain seperti estetika, kejamakan, kelengkapan, keistimewaan dan peran terhadap kawasan.” (Lampiran 7, kalimat ke-2 paragraf 5) (cetak tebal peneliti).

Page 224: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

207

Terdapatnya koherensi pembeda ”bukan hanya” menunjukan

perbedaan cara mengkaji Saripetojo antara tim independen dengan BP3 Jateng.

Lalu memasuki parafrase selanjutnya:

Selain itu, bangunan asli Pabrik Es Saripetojo yang dibangun pada 1888, kini tak lagi ada. Bangunan pabriknya sudah beberapa kali direnovasi, terutama pascakebakaran pada 1953 serta dibangun kembali pada 1959 dan selesai 1961 (Lampiran 7, kalimat ke-1 dan 2 paragraf 6) (cetak tebal peneliti).

Di kompleks bekas Pabrik Es Saripetojo, kata dia, sebenarnya ada tiga bangunan menonjol, yakni bangunan pabrik, rumah dinas dan tower, namun penilaian terhadap tiga bangunan itu tidak boleh disatukan, harus terpisah (Lampiran 7, kalimat ke-1 paragraf 7).

Setelah itu dikutip kalimat langsung:

”Kalau rumah dinasnya, kami menilai layak jika ditetapkan

sebagai cagar budaya, namun untuk bangunan pabrik dan tower tidak cukup layak, sebab tidak memiliki keunikan arisitektural dan estetikanya juga tidak menonjol,” papar Eko (Lampiran 7, kalimat ke-1 paragraf 8).

”Bangunan Pabrik Es Sarpetojo tidak memiliki keunikan dan tidak termasuk bangunan yang langka, sehingga tidak layak dijadikan sebagai bangunan cagar budaya,” tegasnya mantan rektor Undip itu.” (Lampiran 7, kalimat ke-1 paragraf 9).

Dari urutan parafrase kalimat di atas memberikan detail atau

penjelasan dari ketua tim independen tentang dasar-dasar yang dipakai untuk

menentukan Saripetojo bukan cagar budaya. Kata ”selain itu” sebagai

penjelas dari fakta-fakta lain yang ditemukan saat proses pengkajian.

Kemudian pada kalimat parafrase berikut ini mengesankan bahwa

Perusda Citra Mandiri Jawa Tengah yang seharusnya disalahkan atas

pembongkaran bangunan Saripetojo.

Anggota lainnya tim pakar, Prof Totok Rusmanto, menambahkan PT Citra Mandiri Jawa Tengah (CMJT) selaku pengelola bangunan bekas Pabrik Es Saripetojo punya kesalahan karena terlalu cepat merobohkan bangunan yang status cagar budayanya masih diproses di

Page 225: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

208

Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (Lampiran 7, kalimat ke-1 paragraf 11).

Kemudian disertakan kutipan langsung yang semakin mempertegas

konstruksi tersebut:

”Sekarang tinggal 40 persen bangunan pabriknya yang tersisa, tower sudah dibongkar, sementara rumah dinasnya masih utuh. Padahal, Proses perizinan baru sampai tahap izin pemanfaatan ruang (IPR). Seharusnya menunggu dulu keputusan dari Menteri Kebudayaan dan Parisiwata.” (Lampiran 7, kalimat ke-1 dan 2 paragraf 12).

Dalam berita ini Solopos juga menggunakan pernyataan Jokowi dan

perwakilan dari BP3 Jateng. Hal ini dipakai untuk mengonstruksikan bahwa

kajian Tim Independen belum sepenuhnya dapat digunakan sebagai penentu

proyek mal tetap berlanjut atau berhenti. Berikut ini struktur sintaksisnya:

Dimintai tanggapan hasil rekomendasi tim independen, Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi), Jumat, memilih menuggu laporan tertulis resmi dari tim independen maupun Balai Pelestarian dan Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah (Lampiran 7, kalimat ke-1 paragraf 13)

”Saya kan belum menerima rekomendasi atau laporannya secara tertulis, sehingga belum mengetahui detail hasil kajiannya seperti apa. Ya saya tunggu BP3 dulu, akan saya lihat dulu laporan tertulisnya, supaya jelas seperti apa hasil kajian dari tim Independen,” ujar Jokowi saat dihubungi melalui telpon selulernya (Lampiran 7, kalimat ke-1 dan 2 paragraf 14)

Dari kalimat di atas terlihat Solopos ingin menunjukan sikap Jokowi

yang tetap tenang dalam menanggapi hasil kajian tim tersebut. Jokowi tidak

bersikap menolak mentah-mentah hasil kajian dari tim, namun Ia ingin

mempelajari terlebih dahulu laporan hail kajian tersebut. Kemudian Solopos

memberikan latar yang menunjukan bahwa rekomendasi tim independen

bertolak belakang dengan BP3 Jateng.

Page 226: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

209

Hasil rekomendasi tim independen, berbeda dengan keterangan staf Pelindungan BP3 Jateng, Harun Al-Rosyid, saat diperiksa penyidik Polresta Solo, Rabu (6/7) lalu (Lampiran 7, kalimat ke-1 paragraf 18)

Ini dipertegas dengan kutipan langsung yang sekaligus menjadi

kalimat penutup berita:

”Yang jelas, BP3 Jateng sudah menginventarisasi bangunan itu (bekas Pabrik Es Saripetojo-red)” tegas harun (Lampiran 7, kalimat ke-2 paragraf 18)

Pencantuman hasil wawancara dengan perwakilan dari BP3 Jateng

tersebut dilakukan Solopos untuk mempertegas bahwa hasil kajian tim

independen belum final karena BP3 Jateng dan tim Independen adalah dua

pihak yang sama-sama akan memberikan rekomendasi mereka pada

Kemenbudpar terkait status Saripetojo.

b) Struktur skrip

Unsur who dalam berita ini ada tiga, yaitu tim independen, Walikota

Solo, Joko Widodo dan juga BP3 Jawa Tengah. Penggunaan narasumber

Walikota sebagai usaha Solopos untuk menunjukan cover both side, isinya

bahwa Walikota membantah atas hasil kajian tim independen tersebut. Untuk

narasumber perwakilan dari BP3 Jateng dipakai untuk mengecilkan hasil kajian

dari tim independen yang menyatakan bahwa Saripetojo tidak dapat disebut

sebagai cagar budaya. Sedangkan unsur what yang paling meonojol adalah

tentang hasil kajian dan rekomendasi dari tim independen serta tanggapan

Jokowi terkait hasil kajian tersebut. Untuk unsur where-nya adalah inti dari

tema berita, yakni Pabrik Saripetojo dan tempat saat tim independen

mengadakan konferensi pers, sama halnya dengan unsur when.

Page 227: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

210

Unsur how yang ditonjolkan adalah hal-hal yang berkaitan dengan

rekomendasi dari tim independen serta hal-hal yang akan dilakukan Jokowi

terkait hasil kajian tim tersebut. Sedangkan unsur why dalam berita ini adalah

alasan kenapa tim bisa menilai kalau Saripetojo tidak bisa dikategorikan dalam

BCB dan kenapa Jokowi belum mau menyetujui hasil dari kajian tim

independen tersebut.

c) Struktur tematik

Dari unit analisis koherensi, koherensi antarklausa yang memperkuat

alasan tim independen yang menyebut Saripetojo bukan cagar budaya adalah

”Padahal, tolok ukur sebagai cagar budaya bukan hanya aspek kesejarahan,

tetapi juga aspek lain seperti estetika, kejamakan, kelengkapan, keistimewaan

dan peran terhadap kawasan.” Koherensi pembeda yakni pada kata ”bukan

hanya”. Hal tersebut mengonstruksikan bahwa tolak ukur yang dipakai BP3

Jateng untuk menentukan status Saripetojo kurang ilmiah.

Terdapat koherensi penjelas ”selain itu” pada paragraf 6 yakni ”Selain

itu, bangunan asli Pabrik Es Saripetojo yang dibangun pada 1888, kini tak lagi

ada. Bangunan pabriknya sudah beberapa kali direnovasi, terutama

pascakebakaran pada 1953 serta dibangun kembali pada 1959 dan selesai

1961.” mengonstruksikan bahwa bangunan Saripetojo telah berulang kali

mengalami renovasi sehingga bentuk bangunan aslinya sudah tidak begitu

terlihat. Kemudian kata ”dan” yang termasuk dalam koherensi penjelas masuk

dalam kalimat kutipan langsung ”Bangunan Pabrik Es Sarpetojo tidak memiliki

keunikan dan tidak termasuk bangunan yang langka, sehingga tidak layak

Page 228: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

211

dijadikan sebagai bangunan cagar budaya,” tegasnya mantan rektor Undip itu.”

Kata ”dan” dipergunakan untuk menguatkan bahwa selain tidak memiliki

keunikan ada juga kelemahan yang lain, yaitu tidak termasuk bangunan yang

langka. Sedangkan kata ”sehingga” merupakan koherensi sebab-akibat yang

mengakibatkan tim menyimpulkan bahwa Saripetojo tidak layak menjadi cagar

budaya.

Dan beberapa koherensi lain terdapat pada paragraf-paragraf berita ini

dipakai untuk memperkuat alasan tim independen yang menyatakan Saripetojo

tak layak BCB. Untuk unit analisis detail, dalam berita ini mayoritas

merupakan penjelasan mendalam dari Tim Independen yang menyatakan

Saripetojo tidak masuk dalam benda cagar budaya.

d) Struktur retoris

Dari unit analisis grafis terdapat satu buah illustrasi dan dua buah

insert tulisan yang berupa keterangan dari BP3 Jateng dan Tim independen

terkait status Saripetojo. Untuk diskripsi illustrasi tersebut adalah dua orang

yang saling berhadapan dan nampak sedang berdebat dengan background

gambar bagian depan bangunan Saripetojo. Illustrasi tersebut kemungkinan

untuk menunjang dari insert tulisan yang dimaksud, yakni pendapat yang

kontras antara BP3 Jawa Tengah dengan Tim Independen.

Dari unit analisis label jabatan nampak digunakan untuk mendukung

narasumber agar terkesan bahwa memang benar data tersebut valid karena

berasal dari orang yang memiliki wewenang untuk berbicara terkait dengan

tema berita. Label jabatan tersebut antara lain: ketua tim independen, anggota

Page 229: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

212

tim independen, Walikota Solo dan beberapa orang yang menjabat di BP3 Jawa

Tengah.

Dari unit analisis pengandaian terdapat pada paragraf 16 ”Kalau yang

akan dibangun disitu nantinya tetap mal, ya tentunya kami akan mengacu

Perda itu”. Konstruksi yang dibangun adalah jika mal tetap dibangun maka

Pemkot akan berusaha menolaknya dengan Perda (Peraturan daerah) Kota Solo

yang mengatur tentang perlindungan pasar tradisional.

B. Hasil Kajian Tim Independen dalam Bingkai Surat Kabar Suara

Merdeka

1. Tabel elemen struktur berita dengan tema hasil kajian tim

independen pada Suara Merdeka

Elemen struktur berita dengan tema hasil kajian tim independen,

Suara Merdeka mengangkatnya dengan judul Saripetojo Tak Layak Jadi

Cagar Budaya, Hasil Kajian Tim 3 Universitas diterbitkan Sabtu, 9 Juli

2011 di halaman 12 rubrik Nasional.

Page 230: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 231: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 232: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 233: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 234: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

217

2. Analisis struktur berita ”Saripetojo Tak Layak Jadi Cagar

Budaya” pada Suara Merdeka

a) Struktur sintaksis

Dari kalimat judul ”Saripetojo Tak Layak Jadi Cagar Budaya” terlihat

bahwa Suara Merdeka ingin menekankan Saripetojo memang bukan cagar

budaya. Hal ini nampak dari variasi huruf yang dipakai dalam judul, yakni

dicetak tebal dan hurufnya berukuran besar sehingga berusaha menarik

perhatian dan meyakinkan pembaca dengan judul tersebut. Pada bagian kicker

bertuliskan ”Hasil Kajian Tim Tiga Universitas” dan dicetak dengan

background berwarna merah. Terlihat bahwa Suara Merdeka ingin

mempertegas pernyataan Saripetojo bukan cagar budaya dikeluarkan oleh tim

resmi yang sebelumnya dibentuk untuk mengkaji permasalahan pabrik es

tersebut. Lebih lanjut, Suara Merdeka menjelaskan keanggotaan dari tim

independen dalam lead berikut ini:

SEMARANG- Tim kajian dari tiga universitas yakni Undip, UNS, dan UGM yang mengkaji bangunan eks pabrik es Saripetojo di Kota Surakarta menyimpulkan bangunan tersebut tidak layak ditetapkan sebagai cagar budaya (Lampiran 8, kalimat ke-1 paragraf 1) (cetak tebal peneliti).

Dari kalimat lead di atas terlihat bahwa Suara Merdeka mengambil

sudut pandang bahwa hasil kajian yang menyimpulkan Saripetojo tak layak

cagar budaya dinyatakan oleh tim yang memang dibentuk dan ditugaskan

mengkaji bangunan pabrik Saripetojo. Tim tersebut berasal dari kalangan

akademisi yang terpercaya, karena diuraikan secara detail yang dimaksud

dengan tiga universitas.

Page 235: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

218

Kemudian pada paragraf selanjutnya, Suara Merdeka memberikan latar

sebagai berikut:

Tim juga merekomendasikan seyogyanya penyelidikan dan penyidikan oleh polisi atau pengaduan LSM terkait pengrusakan cagar budaya tidak dilanjutkan karena bangunan belum resmi dinyatakan sebagai cagar budaya (Lampiran 8, kalimat ke-1 paragraf 2).

Dari sekian rekomendasi yang disampaikan oleh tim Independen,

rekomendasi untuk menghentikan penyelidikan dan penyidikan oleh polisi

diletakkan sebagai awal bagian tubuh berita. Hal ni mengonstruksikan bahwa

pengrusakan bangunan Saripetojo yang melibatkan Gubernur Jateng memang

belum dapat dinyatakan bersalah karena Saripetojo belum resmi jadi cagar

budaya.

Untuk mempertegasnya, Suara Merdeka memberikan detail atau

penjelasan dari ketua tim tentang mengapa Saripetojo tidak dapat disebut

sebagai cagar budaya.

Ketua tim kajian, Prof Ir Eko Budiharjo MSc menuturkan gedung bangunan asli pabrik es yang dibangun pada tahun 1888 itu tidak layak jadi cagar budaya. Pasalnya bangunan itu sudah tidak ada lagi akibat telah direnovasi beberapa kali terutama setelah kebakaran pada tahun 1953. Dari tolok ukur cagar budaya hanya aspek kesejarahan yang menonjol, sedangkan aspek lain seperti estetika, kejamakan, kelangkaan, keistimewaan dan peran terhadap kawasan tidak memiliki nilai tinggi (Lampiran 8, kalimat ke-1, 2 dan 3 paragraf 3) (cetak tebal peneliti).

Kata ”pasalnya” dipakai untuk menjelaskan alasan dari tim yang

menyimpulkan Saripetojo bukan cagar budaya. Dan kata ”sedangkan” dipakai

menekankan bahwa memang Saripetojo memiliki nilai tinggi dalam aspek

ketuaan namun jika dinilai dari aspek lain seperti estetika, kejamakan,

Page 236: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

219

kelangkaan, keistimewaan dan peran terhadap kawasan memiliki nilai yang

jauh lebih rendah.

Penggunaan label status ”Ketua tim kajian” ini memperkuat validitas

fakta artinya sebagai fakta dari pihak yang diyakini memiliki wewenang untuk

bicara mengenai tema yang diangkat. Karena apabila tanpa disertai dengan

label status, fakta krusial yang menyangkut individu kadang tidak mudah

dipercayai publik dengan alasan mengada-ada dan tidak obyektif. Selanjutnya,

disertakan dengan kutipan langsung untuk memperkuat latar yang ingin

dibangun oleh Suara Merdeka, yaitu sebagai berikut:

"Itu untuk bangunan pabrik esnya karena bentuknya seperti gudang saja tidak memiliki ornament yang unik.” (Lampiran 8, kalimat ke-4 paragraf 3)

Namun untuk rumah dinas manajer yang berada di kawasan itu dinilai layak dilestarikan sebagai tetenger atau landmark." terangnya didampingi anggota tim dari Undip Prof Totok Rusmanto MEng di Semarang, Jumat (8/7) (Lampiran 8, kalimat ke-1 paragraf 4).

Dan kemudian diikuti dengan parafrase berikut ini:

Dikatakan, rumah dinas tersebut kondisinya masih relatif utuh dengan arsitektur indisch ean cukup memiliki keunikan. Eko menuturkan bangunan rumah itu bisa dijadikan museum pabrik es berdampingan dengan eks pabrik es Saripetojo yang bisa direvitalisasi untuk bangunan baru (Lampiran 8, kalimat ke-2 dan 3 paragraf 4).

Dari urutan-urutan yang dibuat oleh Suara Merdeka tersebut, peneliti

melihat bahwasannya Suara Merdeka ingin meyakinkan kalau memang

Saripetojo tidak dapat dikatakan sebagai benda cagar budaya. Konkretnya

adalah dalam penjelasan yang disampaikan oleh ketua tim, Eko Budiharjo yang

ditulis dengan rinci dan detail terkait dengan penilaian tim tersebut.

Page 237: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

220

Lalu masuk pada sub judul ”Rekomendasi” isinya mengulas tentang

beberapa anjuran yang diberikan oleh tim agar polemik Saripetojo ini berangsur

membaik. Dalam beberapa latar di sub judul ini, Suara Merdeka juga

mengonstruksikan bahwa pembangunan mal dapat dilanjutkan karena

Saripetojo bukan cagar budaya. Seperti dalam kalimat latar di bawah ini:

Tim diantaranya merekomendasikan semua pihak diharap menunggu penetapan eks pabrik es itu sebagai cagar budaya atau bukan oleh Menbudpar. Sambil menunggu ketetapan, lanjutnya, proses rancang bangun bisa diteruskan termasuk pengurusan proses perizinan lebih lanjut (Lampiran 8, kalimat ke-3 dan 4 paragraf 5).

Dalam kalimat kedua diatas secara tersirat menunjukan bahwa

berbagai proses aktivitas untuk membangun mal dapat dilanjutkan. Hal ini

nampak tidak sealur dengan kalimat pertama bahwa diharapkan semua pihak

untuk menunggu hasil dari Menbudpar. Seharusnya rekomendasi terkait dengan

proses rancang bangun juga dihentikan sampai dikeluarkannya keputusan dari

Menbudpar. Kemudian pada bagian latar selanjutnya, Suara Merdeka mem-

flash back tujuan dari dibentuknya tim dan detail keanggotaan tim. Hal ini

dilakukan untuk meyakinkan pembaca bahwa tim tersebut memang resmi dan

terdiri dari orang-orang yang dapat dipercaya untuk melakukan pengkajian

tersebut. Latar tersebut adalah:

Tim kajian dibentuk karena ada persoalan status Saripetojo. Karena itulah dibentuk tim pengkaji yang terdiri atas tiga perguruan tinggi negeri. Tim beranggotakan delapan orang, yakni Eko Budiharjo, Totok Rusmanto (Undip), Soedarmono dan Bambang Triatma (UNS), Amiluhur Soeroso dan Sektiadi (UGM), serta perwakilan BP3 Jawa Tengah, Gutama (Lampiran 8, kalimat ke-1, 2 dan 3 paragraf 6).

Agar nampak cover both side, Suara Merdeka juga menampilkan

pendapat dari Pemkot terkait hasil kajian dari tim yang dibentuknya bersama

Page 238: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

221

Pemprov dan BP3 Jateng yang menyatakan bahwa Saripetojo tidak dapat

disebut sebagai cagar budaya.

Sementara itu, Pemkot Surakarta justru mempertanyakan hasil kajian tersebut (Lampiran 8, kalimat ke-1 paragraf 7).

Yang diikuti dengan parafrase dan kutipan langsung dari Walikota

Solo, Joko Widodo sebagai berikut:

Wali Kota Joko Widodo mengatakan, ia tidak tahu bagaimana kesimpulan tersebut bisa muncul (Lampiran 8, kalimat ke-2 paragraf 7).

”Bagaimana ceritanya kok tahu-tahu ada kesimpulan seperti itu? Seharusnya, sebelum mengambil kesimpulan, Pemkot diajak komunikasi terlebih dahulu. Lagipula, waktu kerjanya juga singkat. Hanya sekitar seminggu. Padahal, mereka kan minimal juga harus melihat langsung lokasi yang dikaji itu,” kata dia (Lampiran 8, kalimat ke-3, 4, dan 5 paragraf 7).

Dari susunan paragraf yang dibuat menunjukan bahwa Pemkot

belum mempercayai hasil kajian dan merasa kecewa karena tidak diajak

berdiskusi atau berdialog dalam proses pengkajian tersebut. Penggunaan

kata ”sementara itu” menjadi koherensi pembeda dengan paragraf

sebelumnya.

Dan berita ini ditutup, dengan kalimat berikut ini:

Karena itu, ia memilih menunggu keputusan Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), ketimbang mengiyakan hasil kajian tim independen yang dibentuk Pemprov Jateng, Pemkot, dan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakalan (BP3) tersebut.

Dalam kalimat penutup di atas terdapat koherensi ”karena itu” untuk

memperjelas bahwa hasil kajian dari tim independen belum dapat sepenuhnya

diterima oleh Pemkot.

Page 239: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

222

Meskipun berusaha untuk tidak memihak, tapi dalam berita ini terlihat

bahwa Suara Merdeka mengelu-elukan hasil kajian tim independen yang

menetapkan jika Saripetojo memang tidak pantas menjadi cagar budaya.

Konkretnya adalah porsi pemberitaan yang kurang seimbang, penekanannya

dilakukan lebih banyak pada detail-detail yang menjelaskan atau mendukung

Saripetojo tidak layak menjadi cagar budaya.

b) Struktur skrip

Unsur who dalam berita dengan judul ”Saripetojo Tak Layak Jadi

Cagar Budaya” adalah Tim Independen dan Pemkot Solo. Namun, dari

keseluruhan isi berita yang paling banyak diulas yaitu tim independen. Untuk

unsur what-nya merupakan hal-hal yang disampaikan oleh tim independen

terkait dengan Saripetojo yang tak layak jadi cagar budaya. Sedangkan unsur

where dan when hanya satu kali dimunculkan, yaitu ketika ketua tim

independen memberi keterangan atas hasil kajiannya tersebut, yakni terjadi di

Semarang pada tanggal 8 Juli 2011. Unsur why lebih banyak menonjolkan

tentang mengapa Saripetojo tidak pantas disebut cagar budaya. Dari analisis

yang dilakukan, unsur how terlihat memberikan fakta yang berkaitan dengan

Saripetojo yang tidak layak disebut sebagai cagar budaya, yaitu tim independen

yang memberikan rekomendasi tentang langkah selanjutnya agar polemik

Saripetojo ini berangsur mereda.

Page 240: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

223

c) Struktur tematik

Dari unit analisis koherensi, yang paling banyak muncul adalah

koherensi penjelas, seperti: kata ”yang”, ”pasalnya”, ”lagipula”. Dari hasil

analisis peneliti, koherensi-koherensi penjelas tersebut ditulis untuk

memperkuat pernyataan-pernyataan dari tim independen yang menilai

Saripetojo tidak layak jadi cagar budaya. Dalam kalimat lead ”Tim kajian dari

tiga universitas yakni Undip, UNS, dan UGM yang mengkaji bangunan eks

pabrik es Saripetojo di Kota Surakarta menyimpulkan bangunan tersebut tidak

layak ditetapkan sebagai cagar budaya.” kata ”yang” digunakan untuk

menjelaskan tiga universitas yang memang sebelumnya telah dipilih dan

ditugaskan secara resmi untuk mengkaji Saripetojo. Kemudian dalam kalimat

”Pasalnya bangunan itu sudah tidak ada lagi akibat telah direnovasi beberapa

kali terutama setelah kebakaran pada tahun 1953.” Kata pasalnya dipakai

untuk memperkuat kalimat sebelumnya yang berisi pernyataan dari ketua tim

independen bahwa Saripetojo bukan cagar budaya. Pada pernyataan dari

Walikota Solo hanya terdapat satu koherensi penjelas, yakni pada kalimat

langsung ”Lagipula, waktu kerjanya juga singkat.” Kata lagipula untuk

menjelaskan mengapa Joko Widodo selaku Walikota Solo belum dapat

mempercayai hasil kajian dari tim independen tersebut.

Begitu juga beberapa koherensi sebab-akibat dan koherensi pembeda

pada judul berita ini, menurut peneliti ditulis untuk menegaskan dan

memperkuat pernyataan tim independen yang menilai Saripetojo bukan cagar

budaya.

Page 241: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

224

Dari unit analisis detail, terdapat pada beberapa paragraf yang

menguraikan sejumlah fakta yang membuat Saripetojo tidak bisa disebut

sebagai cagar budaya. Seperti dalam kalimat: ”Dari tolok ukur cagar budaya

hanya aspek kesejarahan yang menonjol, sedangkan aspek lain seperti estetika,

kejamakan, kelangkaan, keistimewaan dan peran terhadap kawasan tidak

memiliki nilai tinggi.”, ”Dikatakan, rumah dinas tersebut kondisinya masih

relatif utuh dengan arsitektur indisch ean cukup memiliki keunikan. Eko

menuturkan bangunan rumah itu bisa dijadikan museum pabik es

berdampingan dengan eks pabrik es Saripetojo yang bisa direvitalisasi untuk

bangunan baru.”, ”Tim diantaranya merekomendasikan semua pihak diharap

menunggu penetapan eks pabrik es itu sebagai cagar budaya atau bukan oleh

Menbudpar. Sambil menunggu ketetapan, lanjutnya, proses rancang bangun

bisa diteruskan termasuk pengurusan proses perizinan lebih lanjut.” dan pada

beberapa paragraf lainnya.

d) Struktur retoris

Dari unit analisis grafis terdapat satu buah foto disertai caption. Untuk

foto yang ditampilkan adalah ketika alat berat digunakan untuk membongkar

bangunan pabrik es Saripetojo, untuk keterangan foto dituliskan ”BONGKAR

BANGUNAN: Sebuah alat berat membongkar bangunan bekas pabrik es

Saripetojo, Jumat (8/7). Bangunan tersebut dinyatakan oleh tim independen

bukan termasuk Benda Cagar Budaya (BCB).” Nampaknya Suara Merdeka

ingin mengingatkan peristiwa pembongkaran Saripetojo kepada pembacadan

mengonstruksikan tindakan pembongkaran tersebut tidak bersalah.

Page 242: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

225

Dari unit analisis leksikon terdapat pada bagian ending berita, yakni

kata ”ketimbang” memiliki arti sama dengan daripada, namun ”ketimbang”

lebih memiliki intonasi yang terkesan meremehkan.

Dari unit analisis label jabatan, sama pada analisis-analisis

sebelumnya dipergunakan untuk meyakinkan pembaca tentang pengambilan

sumber informasi yang benar-benar valid dan apa adanya.

III.5 Perbandingan Frame Harian Umum Solopos dan Suara Merdeka

Dalam setiap pemberitaan fakta peristiwa pembangunan mal di bekas

bangunan pabrik Es Saripetojo, Harian Umum Solopos dan Suara Merdeka

memiliki karakteristik pembingkaian dan pemaknaan yang berbeda. Melalui

perangkat framing yang dipolulerkan oleh Zhongdang Pan dan Gerald M

Kosicki, peneliti memperoleh kesimpulan tentang karakteristik teks berita yang

dianalisis. Dan lewat karakteristik yang ditemukan, peneliti memperoleh

informasi tentang pengemasan atau pembingkaian atas konstruksi masing –

masing media dalam melihat peristiwa Saripetojo ini. Peneliti merangkumnya

dalam tabel di bawah ini:

Table 3.10

Perbandingan Frame Berita Harian Umum Solopos

dan Suara Merdeka

NO. TEMA SOLOPOS SUARA MERDEKA

Judul Frame Judul Frame

1 Warga Protes

Pembongkaran

Saripetojo

Polemik

Pembangunan

bekas

Aksi protes

dibingkai sebagai

tindakan positif

Penolakan

Proyek Mal

Berlanjut

Aksi protes

dibingkai sebagai

tindakan represif.

Page 243: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

226

Saripetojo,

Warga -

Pelaksana

Bersitegang

untuk melindungi

Benda Cagar

Budaya.

Dan pembongkar

bangunan dibingkai

sebagai pihak yang

seharusnya tidak

disalahkan atas

peristiwa

pembongkaran

tersebut.

2 Perseteruan

Gubernur -

Walikota

Persetruan

Gubernur –

Walikota

memanas,

Solo Tolak

Bibit

Pernyataan keras

Bibit di media

yang menilai

Jokowi bodoh

dibingkai sebagai

tindakan negatif.

Solopos juga

selalu

membandingkan

sikap Bibit

dengan sikap

positif Jokowi

dalam

menanggapi

pernyataan Bibit

tersebut.

Bibit Ditolak

Masuk Solo

Pernyataan keras

Bibit di media yang

menilai Jokowi

bodoh dibingkai

sebagai tindakan

negatif. Namun,

disisi lain juga

dicantumkan isi

berita yang memuat

pelanggaran –

pelanggaran dalam

pembongkaran

Saripetojo semata

atas kesalahan

pengembang yang

dipakai untuk

mengecilkan

kesalahan Bibit

tersebut.

3 Pembentukan

Tim

Independen:

Sebagai

Mediator

Polemik

Tim

Independen

Kaji Amdal

Saripetojo

Pembentukan tim

independen

sebagai bentuk

keterlambatan

pemerintah untuk

mengatasi

Dibentuk Tim

Independen

Kasus

Saripetojo

Pembentukan Tim

independen

dikonstruksi

sebagai bentuk

kesepakatan tiga

pihak, yakni

Page 244: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

227

Saripetojo polemik

Saripetojo.

Konstruksi dari

Solopos juga

menunjukan

dukungannya

kepada

masyarakat yang

tidak

menginginkan

adanya mal baru.

Pemkot, Pemprov,

dan BP3. Sehingga

apapun hasil

rekomendasi dari

tim harus dapat

diterima oleh

semua pihak.

4 Hasil Kajian

Tim

Independen

Jokowi Pilih

Tunggu BP3,

Tim: Saripetojo

Tak Layak

BCB

Hasil kajian Tim

Independen

belum menjadi

keputusan final

untuk

menentukan

status resmi

Saripetojo apakah

masuk dalam

daftar benda

cagar budaya

atau tidak.

Saripetojo Tak

Layak Jadi

Cagar Budaya,

Hasil Kajian

Tim 3

Universitas

Hasil Kajian Tim

Independen dapat

dipercaya karena

penelitian pabrik Es

Saripetojo

dilakukan oleh

orang – orang

berpendidikan

tinggi (seperti

professor, doktor,

dan sejarahwan

yang tidak

diragukan lagi

kualitasnya dalam

melakukan

penelitian).

Tabel 3.10 hasil dari penelitian

Page 245: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

228

BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa penelitian

ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pembingkaian (framing) berita

tentang peristiwa polemik Saripetojo pada surat kabar Harian Umum Solopos dan

Suara Merdeka. Dan dari analisis yang telah dilakukan ditemukan perbedaan

antara kedua surat kabar tersebut dalam membingkai peristiwa ini. Harian Umum

Solopos sebagai surat kabar lokal membingkai peristiwa polemik pabrik

Saripetojo ini cenderung lebih menonjolkan atau menekankan pada aspek bahwa

Saripetojo sebaiknya menjadi Benda Cagar Budaya (BCB) daripada harus

dibangun pasar modern seperti rencana Gubernur Jawa Tengah, sekaligus ini

menunjukan Solopos berpihak kepada Kota Solo. Hal ini terlihat pada:

1. Analisis framing struktur sintaksis, yaitu menunjukan mayoritas pengutipan

narasumber oleh Harian Umum Solopos bersifat homogen, yaitu memakai

orang atau pihak – pihak yang mendukung Saripetojo menjadi cagar budaya

bukan orang – orang yang mendukung rencana pembangunan mal; kemudian

dari penulisan judul (headline) berita, Harian Umum Solopos menunjukan

ketidakberpihakan namun ada beberapa judul yang tidak relevan dengan isi

beritanya, yaitu ada keberpihakan pada Kota Solo.

2. Dari struktur skrip, yakni awak media Harian Umum Solopos dalam menulis

unsur 5W+1H dalam susunan berita, terutama unsur why ditulis dengan jelas

Page 246: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

229

didukung dengan data – data lengkap. Ini dilakukan agar penolakan oleh

warga Solo nampak beralasan dan terlihat sekali pada judul berita “Polemik

Pembangunan Bekas Saripetojo, Warga-Pelaksana Proyek Bersitegang”.

3. Struktur tematik, yaitu penulisan kalimat detail yang dimunculkan pada berita

– berita Harian Umum Solopos menunjukan bahwa pembongkaran bangunan

pabrik es untuk dijadikan pasar modern atau mal tidak bisa dibenarkan; lalu

pada segi struktur penulisan dan tata bahasa cenderung lebih berani untuk

mengkritisi rencana pembangunan mal serta nampak juga dalam pengulangan

kalimat ketika memberitakan Bibit mengeluarkan pernyataan bahwa

Walikota Solo bodoh. Ini menunjukan dan menekankan sikap negatif

gubernur. Kemudian pada unit analisis koherensi banyak menggunakan

koherensi sebab-akibat dan koherensi penjelas, hal ini untuk menunjukan

tindakan Pemerintah Kota dan Warga Solo, yang menolak rencana

pembangunan mal oleh gubernur, terlihat memiliki alasan yang rasional.

4. Struktur retoris, yaitu penggunaan grafis dan foto pada judul berita

“Perseteruan Walikota – Gubernur Memanas, Solo Tolak Bibit” menunjukan

dukungan pada sikap positif Jokowi dalam menanggapi pernyataan keras

Bibit kepada Walikota Solo tersebut, yang telah berani menentang rencana

pembangunan mal; lalu terdapatnya grafis yang menunjukan perbedaan

rekomendasi terkait status Saripetojo antara BP3 Jawa Tengah dengan Tim

Independen pada judul “Jokowi Pilih Tunggu BP3, Tim: Saripetojo tak Layak

BCB” ini mendiskripsikan bahwa hasil kajian tim independen yang

menyatakan Saripetojo bukan cagar budaya belum dapat dikatakan sebagai

Page 247: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

230

keputusan akhir. Konstruksi tersebut juga nampak pada foto dan caption yang

menunjukan protes warga Solo sebagai tindakan positif untuk mendukung

Saripetojo sebagai Benda Cagar Budaya (BCB), ini sekaligus terlihat dari

penggunaan metafora untuk mendukung pesan tersebut; dan dari segi

penempatan judul berita tentang peristiwa penolakan pembongkaran

Saripetojo dan tindakan gubernur yang tidak beretika sebagai headline baik

pada halaman atau rubrik nasional maupun sebagai headline dalam rubrik

Kota Solo menunjukan peristiwa tersebut penting untuk diberitakan diantara

judul lainnya.

Sedangkan Suara Merdeka sebagai surat kabar regional membingkai

peristiwa Saripetojo dengan lebih menonjolkan atau menekankan pada substantif

bahwa status Saripetojo sebagai benda cagar budaya perlu dikaji dan rencana

pembangunan mal oleh gubernur perlu dipertimbangkan, sehingga Suara

Merdeka dalam memberitakan peristiwa ini cenderung netral. Hal ini terlihat

pada:

1. Analisis framing struktur sintaksis: narasumber yang digunakan oleh Suara

Merdeka lebih bersifat heterogen, meskipun komposisinya dalam beberapa

berita belum seimbang. Hal ini juga terlihat dari judul berita yang

ditampilkan.

2. Struktur skrip, yaitu Suara Merdeka memiliki strategi dalam

menyembunyikan salah satu atau beberapa unsur dari 5W+1H untuk

mengisahkan peristiwa dalam berita, seperti dalam judul “Penolakan Proyek

Mal Berlanjut”. Pada isi berita tersebut unsur why, yaitu alasan warga Solo

Page 248: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

231

melakukan protes, nampak disembunyikan agar terlihat tindakan tersebut

kurang beralasan.

3. Dari struktur tematik, yakni pada segi struktur penulisan dan tata bahasa,

Suara Merdeka cenderung lebih berhati – hati, terkecuali pada berita aksi

protes warga Solo menolak pembongkaran Saripetojo. Berita tentang aksi

protes tersebut dikemas dengan pemilihan kata atau leksikon yang keras

untuk mendiskripsikan peristiwa tersebut, karena memang konstruksi yang

ingin dibangun tindakan warga tersebut represif; hal ini juga nampak pada

teknik labelling “pengunjuk rasa” sewaktu menggambarkan orang atau pihak

yang melakukan penolakan pembongkaran Saripetojo.

4. Struktur retoris menunjukan mayoritas penempatan judul berita diletakkan

bukan sebagai headline, seperti pada judul berita “Bibit Ditolak Masuk Solo”.

Ini menjadi strategi untuk menyembunyikan tindakan negatif Bibit kepada

Jokowi; kemudian penggunaan foto serta caption pada judul berita

“Penolakan Proyek Mal Berlanjut” menunjukan sikap represif warga Solo

saat melakukan demonstrasi menolak pembongkaran Saripetojo.

IV.2 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, menurut peneliti masih ada beberapa hal yang

menjadi keterbatasan penelitian. Diantaranya adalah: Pertama, keterbatasan

dalam pengujian keabsahan hasil analisis penelitian (validitas data penelitian).

Lazimnya, pada teknik analisis framing menggunakan teknik triangulasi sumber -

dalam hal ini dilakukan wawancara dengan awak media yang terlibat dalam

pembuatan teks berita peristiwa Saripetojo - sebagai alat validitas data penelitian.

Page 249: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

232

Namun, karena awak media surat kabar yang bersangkutan tidak berkenan untuk

melakukan wawancara, serta hambatan lain seperti hambatan internal peneliti

maka teknik triangulasi sumber tersebut tidak dapat dilancarkan. Padahal, itu

penting untuk menemukan faktor – faktor yang mempengaruhi pembingkaian

berita atas peristiwa Saripetojo.

IV.3 Saran

Setelah menyelesaikan penelitian ini, saran yag dapat diberikan

peneliti antara lain: Pertama, kepada civitas akademia yang ingin melakukan riset

untuk mengembangkan teori teknik analisis framing model Zhongdang Pan dan

Gerald M Kosicki. Diharapkan dapat mengembangkan kriteria dalam pemilihan

unit – unit berita mana saja yang akan diambil sebagai bahan analisis. Karena

rata – rata pada penelitian framing yang telah dilakukan hanya memilih beberapa

berita sesuai dengan tema yang dikategorikan oleh peneliti. Padahal di luar sub

tema yang dipilih terbuka kemungkinan ada informasi lain yang menunjukan

sikap dan strategi media massa. Kedua, kepada mahasiswa yang ingin meneliti

lebih lanjut judul skripsi ini. Karena penelitian ini hanya bersifat

mendeskripsikan tentang bagaimana pembingkaian teks berita yang dilakukan

oleh Harian Umum Solopos dan Suara Merdeka, maka diharapkan faktor – faktor

yang mempengaruhi pembingkaian kedua surat kabar tersebut dapat diteliti lebih

lanjut guna mengetahui lebih lengkap dan mendetail pem-framing-an

pemberitaan pembangunan mal di bekas pabrik Es Saripetojo. Atau dianjurkan

untuk melanjutkan penelitian dengan mengukur bagaimana berita dikonstruksi

Page 250: polemik pabrik saripetojo dalam media astri wulansari d0207038

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

233

khalayak. Sehingga, nantinya kosntruksi berita atas peristiwa Saripetojo tidak

hanya dari sisi media saja, tetapi juga dilihat dari sisi konstruksi khalayak.