laporan petrologi

4
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Praktikum petrologi ini menerapkan beberapa konsep dasar pembentukan mineral dan batuan yang telah diberikan diperkuliahan dengan cara mengenali

Upload: trully-fahrul-cayang

Post on 27-Jun-2015

570 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan petrologi

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang

Praktikum petrologi ini menerapkan beberapa konsep dasar pembentukan mineral dan batuan yang telah diberikan diperkuliahan dengan cara mengenali

Page 2: laporan petrologi

BAB II

GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN

I.1 Geomorfologi Regional

I.2 Stratigrafi Daerah Penelitian

Litologi yang di jumpai pada daerah praktikum berupa batuan beku(peridotit),

batuan metamorf(geneis), batuan sediment(gamping), dan endapan berdasarkan,

urutan yang tertua sampai yang termuda, yang mengalami proses pengankatan,

sampai tertranspor dan terendapkan kembali jauh dari sumbernya.

Stratigrafi daerah praktikum terdiri atas tiga formasi yaitu formasi

ultramafik(um), formasi makats(Tmm) dan kelompok malihan cycloops, dimana

formasi ultramafik terbentuk dahulu, kemudian formasi kelompok malihan

cycloops(pTmc), danterakhir terbentuk adalah formasi makats(Tmm).

Diantara ketiga formasi terdapat selang waktu pengendapan sehingga terjadi

ketidakselarasan diantaranya. Stratigrafi dari ketiga formasi tersebut adalah sebagai

berikut :

∞ Formasi Ultramafik(Um) : hasburgit, piroksen, dan dunit hasburgit,

berbutir menengah sampai kasar, mineral utama olivin berubah menjadi

antigorit dan serpopit dan sedikit piroksen. Piroksenit : mineral piroksen tipe

hipersten danenstatif, klorit, aktinolit, flogopit, bertekstur mata burung. Kuarsa

serta sedikit oksida besi. Dunit terserpentinkan: mineral piroksen, aktinolit.

Satuan batuan terbreksikan terkekarkan, kuarsa tebal sampai 2m. Bersentuhan

tektonik dengan kelompok malihan cycloops dan batuan mafik.

∞ Formasi Makats(Tmm) : grewak, beselingan batu lanau dan batu

lempung;bagian bawah bersisipan tufa dan beksi gunung api. Grewake,

setempat gampingan, urat kalsit mengisi rekahan sampai 0,5cm; struktur

lapisan bersusun, lengseran, lapisan sejajar, silang siur dan perulangan, rijang,

lempung terkesikkan, sediment malih,berukuran 215cm, dikuasai 4 – 5cm.

Batugamping sebagian terhamplur setempat kalkerenit tuf(tufit), bersusunan

andesit – basalt, berlapis balik tebal tiap lapisan 1 – 2cm. Breksi gunung api

berkomponen andesit- basalt. Kumpulan fosil globorataria.sp,

globogerinoitdes.sp, cycloopeus.sp, dan opercullina.sp. menunjukan umur

miosen tengah sampai miosen akhir(tc atas- tf bawah). Lingkungan

Page 3: laporan petrologi

pengendapan liloral. Formasi ini berlapis baik dan terlipat kuat, setempat

lapisan terbaik. Terba;1 sekitar 1500M, menjemari dengan bagian atas

auwewa.

∞ Kelopok Malihan Cycloop(pTmc) : sekis setempat geneis, filit,

amfibolit, unakit, muskovit- epidot, glaukopan, aktinolit-epidot, klorit. Klorit-

aktinolit, aktinolit-staurolit, klorit-aktinolit, aktinolit-stremolit, aktinolit-kianit,

aktinolit-kuarsa, klorit-biotit, urat – urat kuarsa setebal 50cm, setempat mineral

sulfida akibat terobosan granit sebelum sekis mengalami alihan tempat, fase es

hijau yang terbentuk pada tekanan tinggi bersuhu rendah dan berhubungan

dengan sesar naik. Geneis, bersusunan mika, karbonat, hornblende, klorit,

klorit-muskovit, klorit-epidot, epidot sampai klorit sekitar daromena terlihat sisa

batuan diorit, filit, sisipan dalam sekis, anfibolit, berupa bongkah besar, batu

pualam putih susu, mineral kalsit sedikit kuarsa dan pirit. Unakit, kristalin,

kuarsa, epidot, klorit hasil mineral mafik, feldspar yang umumnya terubah

menjadi, serisit, sedikit magnetit. Hornfels aktinolit, kuarsa bertekstur muszaik,

aktinolit, pirit, muskofit, magnetit.satuan batuan bersentuhan tektonik dengan

batuan ultramafik.

Berdasarkan litologi stratigrafi tak resmi yang bersendikan pada ciri litologi yang

teramati dilapangan. Maka pengelompokan dan penamaan satuan batuan dilakukan

dengan melihat gejala-gejala litologi dan posisi sentuhan antara satuan batuan yang

satu dengan yang lainya.