laporan pesti 6

16
PRAKTIKUM PESTISIDA DALAM PROTEKSI TANAMAN KALIBRASI ALAT SEMPROT DAN PENENTUAN POLA SEBARAN CAIRAN SEMPROT (PTN 306) KELOMPOK 5 (Kelas Paralel 2) 1. Ricko Baharudin A24130046 2. Ulfah Fahriani A34120004 3. M. Yusuf Al Anshori A34120028 4. Ilmi Hamidi A34120059 5. Nurul Farida Efriani A34120091 Dosen : Ir. Djoko Prijono MAgr. Sc

Upload: nurul-farida-efriani

Post on 16-Aug-2015

25 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan pesti 6

PRAKTIKUM PESTISIDA DALAM PROTEKSI TANAMAN KALIBRASI ALAT SEMPROT DAN PENENTUAN

POLA SEBARAN CAIRAN SEMPROT(PTN 306)

KELOMPOK 5

(Kelas Paralel 2)1. Ricko Baharudin A241300462. Ulfah Fahriani A341200043. M. Yusuf Al Anshori A341200284. Ilmi Hamidi A341200595. Nurul Farida Efriani A34120091

Dosen :Ir. Djoko Prijono MAgr. Sc

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMANFAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2015

Page 2: Laporan pesti 6

PENDAHULUAN

Latar BelakangPestisida adalah senyawa racun yang dapat membunuh organisme

pengganggu tanaman secara tepat dan efisien. Terdapat bermacam-acam alat untuk mengaplikasikan pestisida. Alat aplikasi pestisida bertujuan untuk menghasilkan butiran-butiran cairan atau percikan-percikan (droplet) yang berasal dari cairan yang ditempatkan di dalam salah satu bagian dari alat tersebut. Cairan yang disemprotkan dapat berupa larutan, emulsi, atau suspensi (Djojosumarto 2008).

Alat aplikasi pestisida yang efisien dapat menjamin penyebaran bahan yang rata pada sasaran tanpa pemborosan. Selain itu pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat dan dengan jumlah tenaga kerja minimal. Fungsi utama semua jenis alat pengendalian adalah untuk membantu mengendalikan suatu organisme pengganggu tanaman sasaran sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efisien (Guntoro 2011)

Alat semprot yang memerlukan tenaga manusia tergolong dalam alat semprot manual, sedangkan alat semprot mesin disebut alat semprot bermotor. Semua alat yang digunakan untuk mengaplikasikan pestisida dengan cara penyemprotan disebut alat semprot atau sprayer. Apapun bentuk dan mekanisme kerjanya, sprayer berfungsi untuk mengubah atau memecah larutan semprot yangdilakukan oleh nozzle, menjadi bagian-bagian atau butiran-butiran yang sangat halus (droplet) (Djojosumarto 2008).

Untuk menggunakan pestisida maupun herbisida pada suatu lahan,diperlukan ketepatan teknik. Hal ini untuk menghindari terbuangnya herbisidayang berlebihan atau tanaman menerima herbisida dalam jumlah berlebih. Oleh karena itu, sprayer perlu untuk dikalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi ini ditentukan oleh luas lahan, jenis tanaman, dan jenis herbisida apa yang akan diaplikasikan. Kalibrasi adalah menghitung atau mengukur kebutuhan air suatu alatsemprot untuk luasan areal tertentu. Kalibrasi harus dilakukan pada setiap kegiatan melakukan penyemprotan. Hal ini dilakukan untuk menghindari pemborosan herbisida, memperkecil terjadinya keracunan pada tanaman akibat penumpukan herbisida dan memperkecil pencemaran lingkungan (Noor 1997).

TujuanPraktikum ini bertujuan mengenal peralatan aplikasi pestisida dan

mengetahui teknik kalibrasi sebelum melakukan aplikasi pestisida di lapang.

Page 3: Laporan pesti 6

BAHAN DAN METODE

Tempat dan WaktuPraktikum dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Departemen Proteksi

Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Waktu praktikum dilaksanakan pada hari Senin tanggal 20 April 2015 pukul 15.00 WIB sampai selesai.

Bahan dan AlatBahan yang diperlukan pada praktikum ini adalah air. Sedangkan alat yang

digunakan adalah Alat semprot automatis, alat semprot punggung semi-automatis, ember plastik, penggaris atau meteran, gelas ukur, papan plastik (asbes), stopwath, , nozzle, gelas kecil (57 buah), dan alat tulis .

Cara KerjaPraktikum kalibrasi alat semprot ini dilakukan dengan beberapa metode

yaitu penentuan kecepatan jalan, perhitungan kecepatan curah semprot nozzle, penentuan lebar gawang penyemprotan, dan penentuan volume semprot. Penentuan kecepatan jalan (K) dilakukan dengan cara berjalan pada jarak 40 meter seolah-olah sedang melakukan penyemprotan dengan menggunakan alat semprot kemudian waktu diukur dengan menggunakan stopwatch dimulai dari titik awal berjalan sampai titik akhir sejauh 40 meter. Perhitungan lebar gawang penyemprotan (G) dilakukan dengan cara menyemprotkan air pada ketinggian nozzle tertentu pada permukaan tanah yang kering kemudian diukur lebar penyemprotan yang dihasilkan nozzle dari tepi ke tepi. Perhitungan kecepatan curah semprot nozzle (F) dilakukan dengan dua alat yang berbeda.Pada alat pertama digunakan alat semprot semi-automatis, penentuan kecepatan curah semprot dilakukan dengan memasukan air ke dalam alat semprot dan melakukan pemompaan secara berulang-ulang pada papan plastik miring (asbes) selama 1 menit kemudian air ditampung dengan menggunakan gelas kecil dan hasil air yang tertampung diukur dengan gelas ukur. Sedangkan pada alat kedua digunakan alat semprot automatis, penentuan kecepatan curah semprot dilakukan dengan cara memompa alat semprot satu kali pompa kemudian air yang keluar ditampung dengan menggunakan ember dan diukur dengan gelas ukur.

Penentuan volume semprot (V) dapat diketahui dengan menggunakan

persamaan V= .

Page 4: Laporan pesti 6

HASIL DAN PEMBAHASAN

HasilTabel 1 Kalibrasi alat semprot automatis (sekali semprot)

Ulangan F (l/menit) G (m) K (m/menit) V (l/ha)

1 0.245 0.47 43.95 118.61

2 0.255 0.46 43.01 128.88

3 0.23 0.49 33.33 140.83

Rata-rata 129.44

Tabel 2 Kalibrasi alat semprot semiautomatis (nozel merah)

Ulangan F (l/menit) G (m) K (m/menit) V (l/ha)

1 1.95 2.68 32 227.61

2 2.1 2.18 32.52 296.21

3 1.85 3.22 30.07 191.06

Rata-rata 238.29

Grafik 1 Volume semprot nozle (1)merah (2)biru (3)kuning

Page 5: Laporan pesti 6

PembahasanKalibrasi adalah menghitung atau mengukur kebutuhan air suatu alat

semprot untuk luasan areal tertentu. Kalibrasi harus dilakukan pada setiap kali akan melakukan penyemprotan yang gunanya adalah untuk menghindari pemborosan herbisida, memperkecil terjadinya keracunan pada tanaman akibat penumpukan herbisida dan memperkecil pencemaran lingkungan (Sukma et al 1991). Kalibrasi merupakan hal yang harus dilakukan ketika seorang akan melakukan pengendalian terhadap OPT menggunakan alat semprot. Karena pada setiap alat semprot memililki perbedaan volume yang keluar. Selain itu faktor manusia juga dapat menyebabkan perubahan tersebut. Alat semprot yang menyebabkan perubahan adalah dari nozel, yang kemudian akan menyebabkan volume curah yang keluar, dan nozel menyebabkan perbedaan lebar gawang.

Kalibrasi alat dilakukan dengan mengukur flow rate larutan semprot (liter/menit) dengan cara menampung larutan yang keluar dari nozzle selama satu menit, kemudian larutan tersebut diukur. Setelah itu dengan mengukur lebar semprotan (m) dan mengukur kecepatan jalan penyemprot (m/menit). Pengukuran tersebut dilakukan sebanyak tiga kali kemudian dirata-ratakan. Dari data kalibrasi didapatkan ukuran volume yang dibutuhkan (Barus 2003).

Pada praktikum kali ini menggunakan alat semprot otomatis dan semi otomatis. Rata-rata volume semprot yang dihasilkan dari alat semprot otomatis adalah 129.44 l/ha, sedangkan rata-rata volume semprot yang dihasilkan dari alat semprot semiotomatis adalah 238.29 l/ha. Menurut Barus (2003), alat semprot dengan volume larutan per hektar berkisar 50 – 200 liter per hektar, termasuk ke dalam kategori alat semprot Very Low Volume (VLV), sedangkan alat semprot dengan volume 200-600 liter per hektar termasuk ke dalam kategori Low Volume (LV). Sehingga, dari data rata-rata volume yang didapatkan, alat semprot otomatis temasuk kategori VLV, sedangkan alat semprot semi otomatis termasuk kategori LV. Ditinjau dari volume semprot yang dihasilkan, alat semprot otomatis lebih efisien dalam kebutuhan larutan semprot jika dibandingkan dengan alat semprot semi otomatis karena volume semprot yang dihasilkan lebih kecil daripada volume semprot yang dihasilkan dari alat semprot semi otomatis, sehingga dapat mengurangi jumlah kebutuhan pestisida.

Pada pratikum ini dilakukan kalibrasi dengan menggunakan alat semprot punggung semi otomatis tuas bawah. Berdasarkan hasil percobaan penghitungan volume semprot dari nozel yang berbeda yang dilakukan 3 kali ulangan, volume air yang berhasil ditampung dari nozzle merah, biru dan kuning berturut-turut adalah 1516 ml, 1732 ml dan 325 ml. Nozzle biru memiliki volume semprot yang tinggi disusul oleh nozzle merah dan kuning.

Volume semprot tertinggi berdasarkan percobaan adalah nozzle biru dengan rata-rata volume air yg dikeluarkan sebear 1732 ml. Pada dasarnya, nozzle biru memiliki flowrate sebesar 1500 cc/menit dengan lebar semprot mencapai 1.5 m. Nozzle biru di lahan cocok digunakan untuk pengaplikasian pada baris tanaman karena butiran semprot yang keluar maksimal pada sisi kiri dan kanan.

Pada grafik terlihat bahwa pada volume air yang keluar dari nozzle merah merata. Nozzle merah memiliki flowrate sebesar 2000 cc/menit dengan lebar semprot mencapai lebih dari 2 m. Namun hasil percobaan menunjukkan bahwa volume air yang keluar dari nozzle merah ternyata lebih kecil dari pada volume airi yang dikeluarkan oleh nozzle biru yaitu sebesar 1516 ml. Dengan melihat

Page 6: Laporan pesti 6

lebar semprot yang luas, nozzle merah sangat cocok digunakan untuk menyemprot seluruah areal pertanaman.

Nozzle kuning pada hasil percobaan memiliki volume semprot yang paling kecil. Rata-rata air yang dapat ditampung sebanyak 325 ml. Terlihat pada grafik bahwa air yang keluar dari nozzle maksimum pada botol ke-34. Volume air yang dikeluarkan paling tinggi berada di bagian tengah. Pada dasarnya nozzle kuning memiliki flowrate sebesar 500 cc/menit dengan lebar semprot mencapai 0.5 m. Hal tersebut menandakan bahwa nozzle kuning cocok untuk pengaplikasian pestisida pada baris tanaman.

Pengaplikasian pestisida cair atau bahan-bahan lain umumnya diaplikasikan menggunakan sprayer. Sprayer merupakan alat yg difungsikan sebagai penyebar karena memiliki kemampuan jangkauan penyebaran dan kerataan bahan ke tanaman yang merata. Jenis-jenis nozle juga beragam, tergantung volume keluaran cairan dan luasan jangkauan. Dalam penggunaanya didasarkan pada tujuan, misalkan untuk pengaplikasian herbisida yg sistemik, tidak diperlukan nozle yang jangkauan dan penyebaran tinggi (Sudarmo 1997).

Kehilangan cairan pestisida yang terjadi merupakan salah satu kendala yang terjadi karena adanya keausan nozzle yang digunakan sehingga perlu dilakukan kalibrasi dan perawatan alat yang digunakan dalam aplikasi pestisida di lapangan. Kalibrasi harus dilakukan pada setiap kali akan melakukan penyemprotan dilapang yang bertujuan untuk menghindari pemborosan pestisida yang digunakan dan memperkecil terjadinya keracunan pada tanaman akibat penumpukan pestisida atau pengurangan residu kimia yang terjadi dilingkungan (Parlyna 2011).

Page 7: Laporan pesti 6

SIMPULAN

Page 8: Laporan pesti 6

DAFTAR PUSTAKA

Barus E. 2003. Pengendalian Gulma di Perkebunan. Yogyakarta (ID): Kanisius.Djojosumarto P. 2004. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Yogyakarta (ID):

KanisiusDjojosumarto P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Jakarta (ID): Agromedia

Pustaka.Guntoro D. 2011. Panduan Praktikum Mata Kuliah Pengendalian Gulma

(AGH321). Bogor (ID) : Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB.Noor E S. 1997. Pengendalian Gulma di Lahan Pasang Surut. Yogyakarta (ID):

Penerbit KanisiusParlyna R. 2011. Konsumsi Pangan Organik: Meningkatkan Kesehatan

Konsumen. Econosains 9(2): 157-165.Sudarmo S. 1991. Pestisida. Yogyakarta (ID): Penerbit KanisiusSukma. 1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Jakarta (ID): Rajawali Press.Wudianto R. 1994. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Jakarta (ID): Penebar

Swadaya

Page 9: Laporan pesti 6

LAMPIRAN

Data volume (ml) semprot nozzle warna merah

Gelas Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 31 7.5 22.5 212 10.5 23.3 303 10.5 23.6 324 13.0 23.5 345 21 26 376 26 31 337 34 31 298 34 35 299 24.5 28 27

10 18.5 28 2711 17 25 2812 16 27.5 2813 19.5 24 3114 21.5 24 3015 24.5 25.5 3416 27 27.5 3017 27.5 31 3118 28 33 2919 23.5 22 3920 27 39 2421 23.5 30 3022 21.5 29 3123 21 30 2824 21.5 34 2925 23 37 2726 23.5 38 3627 25 31 3828 25 9 3529 25.5 28 3330 24 30 3131 23.5 30 2832 24 29 3433 24.5 30 30.534 24.5 34 28.535 24 37 28.536 24 38 3037 14 31 2738 5 9 739 25.5 38 31.540 22.5 29 2541 21.5 23 2542 23 28 2443 26 27.5 25

Page 10: Laporan pesti 6

44 12.5 27 2545 27.5 30 26.546 28 31 2847 20 31 2548 28 35 2749 30 33 2550 22.5 34 2551 30 31 2452 34 29 2553 22.5 33 2454 17 31 2055 14.5 38 2056 12.5 56.7 1857 12.5 40 3

Data volume (ml) semprot nozzle warna biru

Gelas Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 31 20 17 102 28 21 173 29 28 174 32 29 185 31 37 206 32 38 217 32 39 278 30 38 289 30 39 2910 30 39 2911 6 39 3012 29 38 3013 25 39 3114 27 38 3315 28 38 3016 30 36 3017 29 32 3018 32 32 2819 16 17 2420 38 40 3721 35 37 3122 36 38 3223 37 34 3324 37 33 3125 38 37 3126 38 33 2927 37 35 3228 37 36 3429 38 37 3730 37 32 37

Page 11: Laporan pesti 6

31 37 36 3632 38 31 3433 37 32 3234 34 30 3735 34 32 3636 35 33 3737 31 29 3538 8 10 3239 39 33 3340 36 27 3141 37 27 31.542 29 29 3343 29.5 32 3344 28.5 27.5 3045 30 26 2846 31 32.5 2947 33.5 25 2948 34 33 2849 33 33 2850 28 26.5 28.551 30 26.5 2552 30 31 2453 28.5 32 24.554 30 29 2355 28 28.5 2056 25 0 17.557 29 21.5 29

Data volume (ml) semprot nozzle warna kuning

Gelas Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 31 0.1 0 02 0 0 03 0.1 0 04 0.4 0 05 0 0 06 0.1 0 07 0.2 0.1 08 0 0 09 1.8 0.1 0

10 0.2 0.1 011 0 0 012 1.1 0 013 1.4 0 014 1.6 0.1 015 0 0 016 1.4 0.9 017 1.3 0.2 0

Page 12: Laporan pesti 6

18 1.4 0.1 0.219 1.2 1.3 020 0 0 021 2.6 2.7 022 2.5 3.2 1.223 0 3.9 2.324 6 7.4 4.425 0.2 17 4.526 0 17 7.627 8 18 8.728 9 23 1629 17 28 1930 25 29 2031 27 29 2232 31 35 2333 38 33.5 2734 32 31 2435 30 27 1336 27 18 1037 19 12 1638 13 11.5 1739 10 12 7.540 10 7 841 5 5 642 3 3 3.743 2 2 344 0 0 1.445 0 0 146 0 0 147 0 0 048 0 0 049 0 0 050 0 0 051 0 0 052 0 0 053 0 0 054 0 0 055 0 0 056 0 0 057 0 0 0