laporan pendahuluan rematik

21
LAPORAN PENDAHULUAN REUMATIK A. Pengertian Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana terjadi kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dnegan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban Secara klinis osteoartritis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi dan hambatan gerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besar. Seringkali berhubungan dengan trauma maupun mikrotrauma yang berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh dan penyakit-penyakit sendi lainnya. B. Penyebab (Etiologi) Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain; 1. Usia lebih dari 40 tahun Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan adalah yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan akibat penuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan berbeda dengan eprubahan pada osteoartritis. 2. Jenis kelamin wanita lebih sering

Upload: eell-amalia

Post on 02-May-2017

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN rematik

LAPORAN PENDAHULUANREUMATIK

A. PengertianOsteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana

terjadi kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan

berhubungan dnegan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi

besar yang menanggung beban

Secara klinis osteoartritis ditandai dengan nyeri, deformitas,

pembesaran sendi dan hambatan gerak pada sendi-sendi tangan dan sendi

besar. Seringkali berhubungan dengan trauma maupun mikrotrauma yang

berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh dan penyakit-penyakit

sendi lainnya.

B. Penyebab (Etiologi)Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa

faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;

1. Usia lebih dari 40 tahun

Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan

adalah yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan

akibat penuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan

berbeda dengan eprubahan pada osteoartritis.

2. Jenis kelamin wanita lebih sering

Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-

laki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher.

Secara keseluruhan, dibawah 45 tahun, frekuensi psteoartritis kurang

lebih sama antara pada laki-laki dan wanita, tetapi diats usia 50 tahunh

(setelah menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita

daripada pria. Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada

patogenesis osteoartritis.

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN rematik

3. Suku bangsa

Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing suku

bangsa. Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun

perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan tulang.

4. Genetik

5. Kegemukan dan penyakit metabolik

Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko

untuk timbulnya osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan

ternyata tidak hanya berkaitan dengan oateoartritis pada sendi yang

menanggung beban berlebihan, tapi juga dnegan osteoartritis sendi lain

(tangan atau sternoklavikula). Olehkarena itu disamping faktor mekanis

yang berperan (karena meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat

faktor lain (metabolit) yang berpperan pada timbulnya kaitan tersebut.

6. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga

Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus

menerus berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu.

Olahraga yang sering menimbulkan cedera sendi yang berkaitan dengan

resiko osteoartritis yang lebih tinggi.

7. Kelainan pertumbuhan

Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan

timbulnya oateoartritis paha pada usia muda.

8. Kepadatan tulang

Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko

timbulnya osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih

padat (keras) tidak membantu mengurangi benturan beban yang diterima

oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih

mudah robek.

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN rematik

C. Tanda dan GejalaGejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang

terkena, etrutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan.

Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dnegan

istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi,

pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat

pembesaran sendi dan krepitasi.

Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak emnonjol dan timbul

belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan,

gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan, antara lain;

1. Nyeri sendi

Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan

gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan

tertentu kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan

gerakan yang lain.

2. Sering keringat dingin, sekalipun waktu tidur

3. Kaki terasa sakit

4. Tulang-tulang dan persendian terasa sakit

5. Keluar keringat berbau anyir

6. Jika diraba, tulang terasa sakit

7. Hambatan gerakan sendi

Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan

sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.

8. Kaku pagi

Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi,

seperti duduk dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.

9. Krepitasi

Rasa gemeretak (kadqang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang

sakit.

10.Pembesaran sendi (deformitas)

Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau

tangan yang paling sering) secara perlahan-lahan membesar.

11.Perubahan gaya berjalan

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN rematik

Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau

panggul berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan

fungsi sendi yang lain merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian

pasien yang umumnya tua (lansia).

D. KOMPLIKASIKelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan

ulkus peptik yang merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasi

nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit ( disease

modifying antirhematoid drugs, DMARD ) yang menjadi faktor penyebab

morbiditas dan mortalitas utama pada arthritis reumatoid.

Komlikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga

sukar dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya

berhubungan dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan

neuropati iskemik akibat vaskulitis.

E. PENCEGAHAN1. Kurangkan berat badan- ini mengurangkan tekanan pada sendi

2. Kerap bersenam- senaman membantu melancarkan pengaliran darah,

memastikan tulang dan otot kita kuat.

3. Makan makanan yang seimbang

4. Pelihara sendi, kurangkan tekanan pada sendi, gunakan mekanisma

badan

F. PENATALAKSANAANTujuan penatalaksanaan reumatoid artritis adalah mengurangi nyeri,

mengurangi inflamasi, menghentikan kerusakan sendi dan meningkatkan

fungsi dan kemampuan mobilisasi penderita (Lemone & Burke, 2001).

Adapun penatalaksanaan umum pada rheumatoid arthritis antara lain :

1. Pemberian terapi

Pengobatan pada rheumatoid arthritis meliputi pemberian aspirin untuk

mengurangi nyeri dan proses inflamasi, NSAIDs untuk mengurangi

inflamasi, pemberian corticosteroid sistemik untuk memperlambat

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN rematik

destruksi sendi dan imunosupressive terapi untuk menghambat proses

autoimun.

2. Pengaturan aktivitas dan istirahat

Pada kebanyakan penderita, istirahat secara teratur merupakan hal

penting untuk mengurangi gejala penyakit. Pembebatan sendi yang

terkena dan pembatasan gerak yang tidak perlu akan sangat membantu

dalam mengurangi progresivitas inflamasi. Namun istirahat harus

diseimbangkan dengan latihan gerak untuk tetap menjaga kekuatan otot

dan pergerakan sendi.

3. Kompres panas dan dingin

Kompres panas dan dingin digunakan untuk mendapatkan efek analgesic

dan relaksan otot. Dalam hal ini kompres hangat lebih efektive daripada

kompres dingin.

4. Diet

Untuk penderita rheumatoid arthritis disarankan untuk mengatur dietnya.

Diet yang disarankan yaitu asam lemak omega-3 yang terdapat dalam

minyak ikan.

5. Pembedahan

Pembedahan dilakukan apabila rheumatoid arthritis sudah mencapai

tahap akhir. Bentuknya dapat berupa tindakan arhthrodesis untuk

menstabilkan sendi, arthoplasty atau total join replacement untuk

mengganti sendi.

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN rematik

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIANData dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan

organ-organ lainnya (misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal), tahapan

misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-

bentuk arthritis lainnya.

1. Aktivitas/ istirahat

Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan

stres pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan

simetris.Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu

senggang, pekerjaan, keletihan.

Tanda : Malaise

Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada

sendi.

2. Kardiovaskuler

Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten,

sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali

normal).

3. Integritas ego

Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan,

ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.

Keputusan dan ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan )

Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (misalnya

ketergantungan pada orang lain).

4. Makanan/ cairan

Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi

makanan/ cairan adekuat: mual, anoreksia, Kesulitan untuk mengunyah

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN rematik

Tanda : Penurunan berat badan, Kekeringan pada membran mukosa.

5. Hygiene

Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan

pribadi. Ketergantungan

6. Neurosensori

Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada

jari tangan.

Gejala : Pembengkakan sendi simetris

7. Nyeri/ kenyamanan

Gejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh pembengkakan

jaringan lunak pada sendi ).

8. Keamanan

Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki.

Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah

tangga. Demam ringan menetap Kekeringan pada mata dan membran

mukosa.

9. Interaksi social

Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain;

perubahan peran; isolasi.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi

jaringan oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.

2. Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal

Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.

3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan

dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum,

peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas

4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal;

penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.

5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosis

dan kebutuhan pengobatan berhubungan kurangnya pemahaman/

mengingat,kesalahan interpretasi informasi

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN rematik

C. INTERVENSI KEPERAWATAN1. Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi

jaringan oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.

Kriteria Hasil:

Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol,

Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam

aktivitas sesuai kemampuan.

Mengikuti program farmakologis yang diresepkan,

Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke

dalam program kontrol nyeri.

Intervensi dan Rasional:.

a. Kaji nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-

faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal

R/ Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri

dan keefektifan program

b. Berikan matras/ kasur keras, bantal kecil,. Tinggikan linen tempat

tidur sesuai kebutuhan

R/Matras yang lembut/ empuk, bantal yang besar akan mencegah

pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stress

pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan

tekanan pada sendi yang terinflamasi/nyeri

c. Tempatkan/ pantau penggunaan bantl, karung pasir, gulungan

trokhanter, bebat, brace.

(R/ Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan

posisi netral. Penggunaan brace dapat menurunkan nyeri dan

dapat mengurangi kerusakan pada sendi)

d. Dorong untuk sering mengubah posisi,. Bantu untuk bergerak di

tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan bawah, hindari

gerakan yang menyentak.

(R/ Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi.

Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/ rasa sakit pada sendi)

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN rematik

e. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran

pada waktu bangun dan/atau pada waktu tidur. Sediakan waslap

hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali

sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi, dan sebagainya.

(R/ Panas meningkatkan relaksasi otot, dan mobilitas,

menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari.

Sensitivitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat

disembuhkan)

2. Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal

Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.

Kriteria Hasil :

Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/ pembatasan

kontraktur.

Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari

dan/ atau konpensasi bagian tubuh.

Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan

melakukan aktivitas

Intervensi dan Rasional:.

a. Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada

sendi (R/ Tingkat aktivitas/ latihan tergantung dari perkembangan/

resolusi dari peoses inflamasi)

b. Pertahankan istirahat tirah baring/ duduk jika diperlukan jadwal

aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus

dan tidur malam hari yang tidak terganmggu.

(R/ Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut dan

seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan

mempertahankan kekuatan)

c. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikiqan juga latihan

resistif dan isometris jika memungkinkan

(R/ Mempertahankan/ meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot

dan stamina umum. Catatan : latihan tidak adekuat menimbulkan

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN rematik

kekakuan sendi, karenanya aktivitas yang berlebihan dapat

merusak sendi)

d. Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup.

Demonstrasikan/ bantu tehnik pemindahan dan penggunaan

bantuan mobilitas, mis, trapeze

(R/ Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan

sirkulasi. Memepermudah perawatan diri dan kemandirian pasien.

Tehnik pemindahan yang tepat dapat mencegah robekan abrasi

kulit)

e. Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokanter,

bebat, brace

(R/ Meningkatkan stabilitas ( mengurangi resiko cidera ) dan

memerptahankan posisi sendi yang diperlukan dan kesejajaran

tubuh, mengurangi kontraktor)

3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan

dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum,

peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.

Kriteria Hasil :

Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan

untuk menghadapi penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan

kemungkinan keterbatasan.

Menyusun rencana realistis untuk masa depan.

Intervensi dan Rasional:

a. Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses

penyakit, harapan masa depan.

(R/Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/

kesalahan konsep dan menghadapinya secara langsung)

b. Diskeusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada pasien/orang

terdekat. Memastikan bagaimana pandangaqn pribadi pasien

dalam memfungsikan gaya hidup sehari-hari, termasuk aspek-

aspek seksual.

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN rematik

(R/Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi

diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan

terhadap intervensi/ konseling lebih lanjut)

c. Diskusikan persepsi pasienmengenai bagaimana orang terdekat

menerima keterbatasan.

(R/ Isyarat verbal/non verbal orang terdekat dapat mempunyai

pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya

sendiri)

d. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan.

(R/ Nyeri konstan akan melelahkan, dan perasaan marah dan

bermusuhan umum terjadi)

e. Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau

terlalu memperhatikan perubahan.

(R/ Dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping

maladaptive, membutuhkan intervensi lebih lanjut)

f. Susun batasan pada perilaku mal adaptif. Bantu pasien untuk

mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping.

(R/ Membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri, yang

dapat meningkatkan perasaan harga diri)

4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal;

penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.

Kriteria Hasil :

Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten

dengan kemampuan individual.

Mendemonstrasikan perubahan teknik/ gaya hidup untuk memenuhi

kebutuhan perawatan diri.

Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/ komunitas yang dapat

memenuhi kebutuhan perawatan diri.

Intervensi dan Rasional:

a. Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4) sebelum timbul awitan/

eksaserbasi penyakit dan potensial perubahan yang sekarang

diantisipasi.

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN rematik

(R/ Mungkin dapat melanjutkan aktivitas umum dengan melakukan

adaptasi yang diperlukan pada keterbatasan saat ini).

b. Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan.

(R/ Mendukung kemandirian fisik/emosional)

c. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri.

Identifikasi /rencana untuk modifikasi lingkungan.

(R/ Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang akan

meningkatkan harga diri)

d. Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi okupasi.

(R/ Berguna untuk menentukan alat bantu untuk memenuhi

kebutuhan individual. Mis; memasang kancing, menggunakan alat

bantu memakai sepatu, menggantungkan pegangan untuk mandi

pancuran)

e. Kolaborasi: Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum

pemulangan dengan evaluasi setelahnya.

(R/ Mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi

karena tingkat kemampuan aktual)

f. Kolaborasi : atur konsul dengan lembaga lainnya, mis: pelayanan

perawatan rumah, ahli nutrisi.

(R/ Mungkin membutuhkan berbagai bantuan tambahan untuk

persiapan situasi di rumah)

5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosis

dan kebutuhan pengobatan berhubungan kurangnya pemahaman/

mengingat,kesalahan interpretasi informasi.

Kriteria Hasil :

Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/ prognosis, perawatan.

Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, termasuk modifikasi

gaya hidup yang konsisten dengan mobilitas dan atau pembatasan

aktivitas.

Intervensi dan Rasional:

a. Tinjau proses penyakit, prognosis, dan harapan masa depan.

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN rematik

(R/ Memberikan pengetahuan dimana pasien dapat membuat

pilihan berdasarkan informasi)

b. Diskusikan kebiasaan pasien dalam penatalaksanaan proses sakit

melalui diet,obat-obatan, dan program diet seimbang, l;atihan dan

istirahat.

(R/ Tujuan kontrol penyakit adalah untuk menekan inflamasi

sendiri/ jaringan lain untuk mempertahankan fungsi sendi dan

mencegah deformitas)

c. Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang

realistis,istirahat, perawatan pribadi, pemberian obat-obatan,

terapi fisik, dan manajemen stres.

(R/ Memberikan struktur dan mengurangi ansietas pada waktu

menangani proses penyakit kronis kompleks)

d. Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmakoterapeutik.

(R/ Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan

dosis)

Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN rematik

DAFTAR PUSTAKA

Doenges E Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC:

Jakarta

Ganong.1998.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Kalim, Handono. 1996. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI:

Jakarta

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta kedokteran. Media Aesculaapius

FKUI:Jakarta.

Prince, Sylvia Anderson. 1999. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-

Proses Penyakit.    EGC: Jakarta.

Smeltzer, Suzzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal

Bedah. .Jakarta: EGC.