laporan pendahuluan gastritis

38
LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS A. PENGERTIAN Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Mansjoer, 1999). Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara hispatologi dapat di buktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut (Baughman dan Haskley, 2000). Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung. Secara histologis dapat dibuktikan dengan inflamasi sel- sel radang pada daerah tersebut didasarkan pada manifestasi klinis dapat dibagi menjadi akut dan kronik (Hirlan, 2001). 1

Upload: fransisca-tessa

Post on 21-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

KEPERAWATAN

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

A. PENGERTIAN

Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa

yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti

inflamasi/peradangan. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa

lambung (Mansjoer, 1999).

Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan

submukosa lambung dan secara hispatologi dapat di buktikan dengan

adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut (Baughman dan

Haskley, 2000).

Gastritis  adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan

submukosa lambung. Secara histologis dapat dibuktikan dengan  inflamasi

sel-sel radang pada daerah tersebut didasarkan pada manifestasi klinis

dapat  dibagi menjadi akut dan kronik (Hirlan, 2001).

Gastritis merupakan gangguan yang sering terjadi dengan

karakteristik adanya anorexia, rasa penuh, dan tidak enak pada

epigastrium, mual, muntah. Gastritis adalah peradangan mukosa lambung,

eksplorasi, mukosa lambung, atau kadang-kadang peradangan bakteri

(Ester, 2001).

Gastritis adalah segala radang mukosa lambung (Smeltzer & Bare,

2002).

1

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan

mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal (Price

& Wilson, 2006).

Jadi kesimpulannya, Gastritis adalah radang pada mukosa lambung

yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal yang ditandai dengan

anoreksia, rasa penuh, tidak enak pada epigastrium, mual, dan muntah.

B. KLASIFIKASI

Berikut merupakan klasifikasi gastritis menurut Wim de Jong, 2005:

1. Gastritis Akut

a. Gastritis akut tanpa perdarahan

b. Gastritis akut dengan perdarahan

Gastritis akut berasal dari makan terlalu banyak atau terlalu cepat,

makan-makanan yang terlalu berbumbu atau yang mengandung

mikroorganisme penyebab penyakit, iritasi bahan semacam alkohol,

aspirin, NSAID, lisol, serta bahan korosif lain, refluks empedu atau

cairan pankreas.

2. Gastritis Kronik

Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus

benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter

pylory (H.pylory).

3. Gastritis Bakterial

2

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

Gastritis bakterial yang disebut juga gastritis infektiosa,

disebabkan oleh refluks dari duodenum.

C. ETIOLOGI

Etiologi gastritis menurut Smeltzer & Bare, 2002 adalah:

1. Infeksi bakteri. 

Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori

yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding

lambung. Diperkirakan penularan terjadi melalui jalur oral atau akibat

memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri

ini. Infeksi H. pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama

terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis.

Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan peradangan

menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan

perlindungan dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah

atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil

asam lambung secara perlahan rusak.

2. Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus

Obat analgesic anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin,

ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung

dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi

dinding lambung.

3. Penggunaan alkohol secara berlebihan.

3

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding

lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam

lambung walaupun pada kondisi normal.

4. Penggunaan kokain.

Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan perdarahan dan

gastritis.

5. Stres fisik

Stres fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau

infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta

perdarahan pada lambung.

6. Kelainan autoimmune

Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan

tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung.

Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan

dinding lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam

lambung dan mengganggu produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah zat

yang membantu tubuh mengabsorpsi vitamin B12). Kekurangan B12

akhirnya dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah konsisi

serius yang tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam

tubuh.

7. Crohn’s disease.

4

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari Crohn’s

disease (yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih

menyolok daripada gejala gastritis.

8. Radiasi dan kemoterapi. 

Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan tersebut

menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak

kelenjar penghasil asam lambung.

9. Penyakit bile refluk.

Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-

lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan,

empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus

kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot sphincter yang berbentuk

seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir balik

ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar,

maka empedu akan masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan

peradangan dan gastritis.

D. PATOFISIOLOGI

Bahan-bahan makanan, minuman, obat maupun zat kimia yang

masuk kedalam lambung menyebabkan iritasi atau erosi pada mukosanya

sehingga lambung kehilangan barrier (pelindung). Selanjutnya terjadi

peningkatan difusi kembali asam lambung & pepsin. Gangguan difusi

pada mukosa dan peningkatan sekresi asam lambung yang meningkat /

5

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

banyak. Asam lambung dan enzim-enzim pencernaan. Kemudian

menginvasi mukosa lambung dan terjadilah reaksi peradangan.

Demikian juga terjadi peradangan dilambung karena invasi

langsung pada sel-sel dinding lambung oleh bakteri dan terinfeksi.

Peradangan ini termanifestasi seperti perasaan perih di epigastrium, rasa

panas / terbakar dan nyeri tekan.

Spasme lambung juga mengalami peningkatan diiringi gangguan

pada spinkter esophagus sehingga terjadi mual-mual sampai muntah. Bila

iritasi / erosi pada mukosa lambung sampai pada jaringan lambung dan

mengenai pembuluh darah. Sehingga kontinuitasnya terputus dapat

mennimbulkan hematemesis maupun melena (Nurarif, 2013).

E. PATHWAY

(Nurarif, 2013)

6

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

F. MANIFESTASI KLINIK

Manifestasi klinik menurut (Mansjoer, 1999):

1. Gastritis Akut

a. Gastritis Akute Eksogen Simple:

1) Nyeri epigastrik mendadak.

2) Nausea yang di susul dengan vomitus.

7

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

3) Saat serangan pasien berkeringat, gelisah, sakit perut, dan

kadang disertai panas serta tachicardi.

4) Biasanya dalam 1-2 hari sembuh kembali.

b. Gastritis Akute Eksogen Korosiva :

1) Pasien kolaps dengan kulit yang dingin.

2) Tachicardi dan sianosis.

3) Perasaan seperti terbakar, pada epigastrium.

4) Nyeri hebat / kolik.

c. Gastritis Infeksiosa Akute :

1) Anoreksia

2) Perasaan tertekan pada epigastrium.

3) Vumitus.

4) Hematemisis

d. Gastritis Hegmonos Akut:

1) Nyeri hebat mendadak di epigastrium.

2) Neusia.

3) Rasa tegang pada epigastrium.   

4) Vomitus.

5) Panas tinggi dan lemas.

6) Tachipneu.

7) Lidah kering sedikit ekterik.

8) Tachicardi

9) Sianosis pada ektremitas.

8

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

10) Diare.

11) Abdomen lembek.

12) Leukositosis

2. Gastritis Kronis

a. Gastritis Superfisialis

1) Rasa tertekan yang samar pada epigastrium. 

2) Penurunan BB.

3) Kembung / rasa penuh pada epigastrium.      

4) Nousea.

5) Rasa perih sebelun dan sesudah makan.        

6) Terasa pusing.

7) Vomitus.

b. Gastritis Atropikan

1) Rasa tertekan pada epigastrium.

2) Anorexia.

3) Rasa penuh pada perut.

4) Nousea.

5) Sendawa.

6) Vomitus.

7) Mudah tersinggung

8) Gelisah.

9) Mulut dan tenggorokan terasa kering.

c. Gastritis Hypertropik Kronik

9

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

1) Nyeri pada epigastrium yang tidak selalu berkurang setelah

minum susu.

2) Nyeri biasanya timbul pada malam hari.

3) Kadang disertai melena.

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan darah. Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya

antibodi H. pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan

bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam

hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena

infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia,

yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.

2. Pemeriksaan feces. Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori

dalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan

terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah

dalam feces. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan pada lambung.

3. Endoskopi saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat terlihat

adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang

mungkin tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini dilakukan dengan cara

memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui

mulut dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan bagian atas usus

kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimati-rasakan (anestesi)

sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa

10

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang

terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel

(biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke

laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih

20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang

ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi

menghilang, kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resiko

akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak

nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.

4. Ronsen saluran cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya tanda-

tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan

diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan

ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih

jelas ketika di ronsen.

5. Analisa gaster : untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL

menurun pada klien dengan gastritis kronik.

6. Kadar serum vitamin B12 : Nilai normalnya 200-1000 Pg/ml, kadar

vitamin B12 yang rendah merupakan anemia megalostatik.

7. Kadar hemagiobi, hematokrit, trombosit, leukosit dan albumin.

Gastroscopy.Untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan)

mengidentifikasi area perdarahan dan mengambil jaringan untuk

biopsi.

11

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

8. EGD (Esofagogastriduodenoskopi) = tes diagnostik kunci untuk

perdarahan GI atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan / derajat

ulkus jaringan / cedera.

9. Angiografi = vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat

disimpulkan atau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan sirkulasi

kolatera dan kemungkinan isi perdarahan.

10. Amilase serum = meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah

diduga gastritis (Doengoes, 1999, hal: 456).

H. PENATALAKSANAAN

1. Terapi Farmakologis

a. Antasida. Antasida merupakan obat bebas yang dapat

berbentuk cairan atau tablet dan merupakan obat yang umum

dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralisir

asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam

lambung dengan cepat.

b. Penghambat asam. Ketika antasida sudah tidak dapat lagi

mengatasi rasa sakit tersebut, dokter kemungkinan akan

merekomendasikan obat seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin

atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang

diproduksi.

c. Penghambat pompa proton. Cara yang lebih efektif untuk

mengurangi asam lambung adalah dengan cara menutup

12

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

“pompa” asam dalam sel-sel lambung penghasil asam.

Penghambat pompa proton mengurangi asam dengan cara

menutup kerja dari “pompa-pompa” ini. Yang termasuk obat

golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan

esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga menghambat kerja

H. pylori.

d. Cytoprotective agents. Obat-obat golongan ini membantu untuk

melindungi jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus

kecil. Yang termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan

misoprostol. Jika meminum obat-obat AINS secara teratur

(karena suatu sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk

meminum obat-obat golongan ini. Cytoprotective agents yang

lainnya adalah bismuth subsalicylate yang juga menghambat

aktivitas H. pylori.

e. Terapi terhadap H. Pylori

Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H. pylori.

Yang paling sering digunakan adalah kombinasi dari antibiotik

dan penghambat pompa proton. Terkadang ditambahkan pula

bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk membunuh

bakteri, penghambat pompa proton berfungsi untuk

meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan

meningkatkan efektifitas antibiotik.

13

Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

Terapi terhadap infeksi H. pylori tidak selalu berhasil,

kecepatan untuk membunuh H. pylori sangat beragam,

bergantung pada regimen yang digunakan. Akan tetapi

kombinasi dari tiga obat tampaknya lebih efektif daripada

kombinasi dua obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama

(terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan 10 hari) juga

tampaknya meningkatkan efektifitas.

Untuk memastikan H. pylori sudah hilang, dapat dilakukan

pemeriksaan kembali setelah terapi dilaksanakan. Pemeriksaan

pernapasan dan pemeriksaan feces adalah dua jenis

pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan sudah

tidak adanya H. pylori. Pemeriksaan darah akan menunjukkan

hasil yang positif selama beberapa bulan atau bahkan lebih

walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut sudah hilang.

2. Terapi Non farmakologis

Terapi non-farmakologis yang dapat dilakukan diantaranya

mengurangi atau menghilangkan stress psikologis, menghentikan

kebiasaan merokok, minuman alkohol, tidak menggunakan obat-

obat golongan nonsteroidal anti-inflamatory drug (NSAID). Selain

itu penderita gastritis harus menghindari makanan-makanan yang

dapat menyebabkan terjadinya ulcer (tukak) seperti makanan dan

minuman yang mengandung kafein, pedas dan alkohol. (Dipiro,

J.T., et al., 2005)

14

Page 15: LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

I. KOMPLIKASI

1. Gastritis Akut

Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah

perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan

melena, dapat berakhir sebagai syock hemoragik. Khusus untuk

perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran

klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik

penyebab utamanya adalah H. pylory, sebesar 100% pada tukak

duodenum dan 60-90% pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat

ditegakkan dengan endoskopi.

2. Gastritis Kronis

a. Gangguan penyerapan Vitamin B12 karena atropi lambung dan

akan   terjadi anemia pernisiosa.

b. Gangguan penyerapan zat besi.

c. Penyempitan daearah fillorus

d. Kanker lambung

15

Page 16: LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

J. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. Pengkajian

a. Pengertian Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dari keseluruhan proses

keperawatan yang menentukan proses berikutnya. Pengkajian

merupakan tindakan pemantauan secara langsung untuk

memperoleh data klien dengan maksud menegaskan kondisi

penyakit dan masalah kesehatan klien. Pengkajian keluarga

merupakan suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil

informasi secara terus-menerus terhadap keluarga yang dibina.

Secara umum data keluarga yang dikumpulkan mencakup struktur

keluarga, fungsi, data sosio kultur, lingkungan keluarga serta

stressor keluarga dan strategi koping. Sedangkan data individu

anggota keluarga mencakup data mental, fisik, emosi, sosial dan

spiritual.

b. Metode untuk menggali sumber informasi

Metode yang dapat digunakan untuk menggali sumber informasi

adalah:

1) Wawancara dengan keluarga kejadian sekarang dan masa lalu.

2) Observasi terhadap rumah, fasilitas-fasilitas yang ada di dalam

rumah.

3) Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga (inspeksi, palpasi,

perkusi, auskultasi).

16

Page 17: LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

4) Sumber data sekunder (hasil laboratorium, rontgen)

Untuk dapat bekerja sama secara efektif dengan klien, maka

dalam melakukan pengkajian dan memberikan perawatan, perawat

keluarga harus berfikir secara interaksi. Wright dan Leahey (1984)

menerangkan bahwa variabel paling penting meningkatkan

perawatan yang berpusat keluarga adalah bagaimana perawat

mengkonseptualisasikan masalah.

c. Data umum

Data umum meliputi:

1) Nama KK

2) Umur KK

3) Alamat

4) Pekerjaan

5) Pendidikan

6) Susunan anggota keluarga

Genogram 3 generasi.

7) Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala

atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.

8) Suku bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta

mengidentifikasi budaya suku dan bangsa tersebut terkait

denga kesehatan.

17

Page 18: LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

9) Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta

kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan

10) Status ekonomi sosial keluarga

Status ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik

dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain

itu ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan

oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.

11) Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga

pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi

tertentu namun dengan menonton tv dan mendengarkan radio

juga merupakan aktivitas rekreasi.

d. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga, meliputi:

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak

tertua dari keluarga ini. Atau tahap perkembangan tertinggi

yang saat ini dicapai oleh keluarga.

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang

belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas

perkembangan tersebut belum terpenuhi.

18

Page 19: LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

3) Riwayat keluarga saat ini

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga

inti yang meliputi riwayat penyakit/keturunan, riwayat

kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap

pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan

kesehatan yang bisa digunakan keluarga serta pengalaman

terhadap pelayanan kesehatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya

Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari

pihak suami dan istri.

e. Lingkungan

1) Karakteristik rumah

a) Rumah (tipe, ukuran, jumlah ruangan, denah)

b) Ventilasi dan penerangan

c) Persediaan air bersih

d) Pembuangan sampah

e) Pembuangan air limbah

f) Jamban/ WC (tipe, jarak sumber air)

g) Lingkungan rumah

2) Karakteristik tetangga dan komunikasi Rw

Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan

komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,

19

Page 20: LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

aturan/kesepakatan, budaya setempat yang mempengaruhi

kesehatan.

3) Mobilitas geografi keluarga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan

keluarga berpindah tempat.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga

untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan

sejauh mana keluarga berinteraksi dengan masyarakat.

5) Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah

jumlah anggota keluarga yang sehat.

f. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi keluarga,

terbuka atau tertutup.

2) Struktur kekuatan keluarga

Menjelaskan kemampuan keluarga mengendalikan dan

mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.

3) Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga

baik secara formal maupun informal. Misal ayah, formal

sebagai kepala keluarga, informal sebagai pendidik.

20

Page 21: LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

4) Nilai dan norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh

keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.

g. Fungsi Keluarga

1) Fungsi afektif

Yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga,

perasaan memiliki dan dimiliki oleh keluarga, dukungan

keluarga terhadap anggota keluarga lainnya.

2) Fungsi sosialisasi

Mengkaji bagaimana interaksi atau hubungan/

bersosialisasi dalam keluarga dan orang lain, sejauh mana

anggota keluarga belajar disiplin

3) Fungsi reproduksi

4) Fungsi ekonomi

5) Fungsi perawatan keluarga

a) Kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan

b) Kemampuan keluarga untuk mengambil keputusan

mengenai tindakan kesehatan yang tepat

c) Kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga

yang sakit

d) Kemampuan keluarga untuk memelihara lingkungan rumah

yang sehat

21

Page 22: LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

e) Kemampuan keluarga untuk menggunakan fasilitas/sarana

kesehatan yang ada di masyarakat.

h. Stress dan koping keluarga

1) Stressor jangka panjang dan pendek

a) Stressor jangka pendek, stressor yang memerlukan

penyelesaian dalam waktu ±6 bulan

b) Stressor jangka panjang, stressor yang memerlukan

penyelesaian dalam waktu >6 bulan

2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor

Sejauh mana keluarga berespon terhadap stressor misal

panik atau bingung.

3) Strategi koping yang digunakan

Mekanisme pertahanan diri yang digunakan keluarga jika

ada masalah.

4) Strategi adaptasi disfungsional

Meliputi data tentang mekanisme pertahanan diri yang

maladaptif.

i. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga,

dari ujung rambut sampai ujung kaki.

j. Harapan keluarga

Apa yang diharapkan keluarga dengan bantuan yang

diberikan perawat.

22

Page 23: LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

2. Diagnosa Keperawatan

Perumusan diagnosa keperawatan keluarga yang telah disepakati

menggunakan aturan yang terdiri dari:

a. Problem (masalah sebagai akibat dari tidak terpengaruhinya

kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota

keluarga)

b. Etiologi ( suatu pernyataan yang menyebabkan masalah dalam

keluarga)

c. Tanda dan gejala (sekumpulan data subyektif dan obyektif yang

diperoleh perawar dari keluarga saat pengkajian)

Apabila perawat merumuskan diagnosis keperawatan lebih dari

satu perlu dilakukan skor. Proses skoring menggunakan skala yang

telah dirumuskan oleh Bailondan Maglaya.Proses scoring untuk setiap

diagnosa keperawatan:

a. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat

b. Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dengan bobot

c. Skor yang diperoleh...x bobot skor tertinggi

d. Jumlah skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama dengan

jumlah bobot, yaitu 5).

Tabel scoring diagnosis keperawatan:

No Kriteria Skor Bobot

1 Sifat masalah

Skala: Tidak/ kurang sehat 3

1

23

Page 24: LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

Ancaman kesehatan

Keadaan sejahtera

2

1

2 Kemungkinan masalah dapat diubah

Skala: Mudah

Sebagian

Tidak dapat

2

1

0

2

3 Potensi masalah dapat dicegah

Skala: Tinggi

Cukup

Rendah

3

2

1

1

4 Menonjolnya masalah

Skala: Masalah berat, harus segera ditangani

Ada masalah, tidak perlu ditangani

Masalah tidak dirasakan

2

1

0

1

Kriteria prioritas masalah menurut Effendy (1998):

a. Sifat masalah

b. Kemungkinan masalah dapat diubah

c. Potensial masalah untuk dicegah

d. Menonjolnya masalah

3. Rencana Asuhan Keperawatan

Ada beberapa tingkatan tujuan dalam penyusunan rencana suhan

keperawatan menurut Friedman (1998) yaitu tujuan jangka pendek dan

tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek sifatnya dapat diukur,

24

Page 25: LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

langsung, dan spesifik. Tujuan jangka panjang merupakan tingkatan

akhir yang menyatakan maksud-maksud luas yang diharapkan oleh

perawat. Tahap perencanaan adalah merumuskan tujuan dan menyusun

rencana tindakan keperawatan.

a. Tujuan asuhan keperawatan keluarga

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari atas penetapan

tujuan (umum dan khusus) yang didukung dengan kriteria dan

standar.

b. Menyusun rencana tindakan keperawatan

Rencana tindakan yang disusun untuk mengatasi etiologi dan

mengacu pada tujuan khusus dengan mempertimbangkan onec.

4. Implementasi

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan

keperawatan keluarga:

a. Sumber daya keluarga (keuangan)

b. Tingkat pendidikan keluarga

c. Adat-istiadat yang berlaku

d. Respon dan penerimaan keluarga

e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga

5. Evaluasi

Menurut Friedman (1998) evaluasi didasarkan pada bagaimana

efektifnya intervensi-intervensi yang dilakukan oleh keluarga, perawat

dan yang lainnya. Faktor yang paling penting adalah bahwa metode

25

Page 26: LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

tersebut harus disesuaikan dengan tujuan dan intervensi yang sedang di

evaluasi, yaitu:

a. Evaluasi respon verbal

Keluarga mampu menyebutkan tentang penyakit/ masalah

yang sedang dihadapi.

b. Evaluasi respon afektif

Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.

c. Evaluasi respon psikomotor

Keluarga mampu memodifikasi lingkungan bagi penderita.

26