laporan pelatihan kerja lapangan

139
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konstruksi jalan dan jembatan adalah suatu bagian jalur tertentu yang dapat dilewati kendaraan dan memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat tersebut sangat erat hubungannya dengan keadaan daerah setempat dan keamanan serta kenyamanan yang dituntut dalam suatu perjalanan.Jalan juga merupakan salah satu sarana dan prasarana perhubungan yang sangat penting dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pada kenyataannya sarana jalan sangat menunjang laju perkembangan diberbagai sektor kehidupan manusia diantaranya sektor perekonomian, pendidikan, politik, dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan nasional demi tercapainya pembangunan nasional yang adil dan merata. Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039) Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Upload: ryo-ampona-tazza

Post on 15-Jan-2016

29 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

merupakan contoh laporan untuk mahasiswa yang sedang melakukan pelatihan kerja lapangan

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Konstruksi jalan dan jembatan adalah suatu bagian jalur tertentu yang

dapat dilewati kendaraan dan memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat

tersebut sangat erat hubungannya dengan keadaan daerah setempat dan

keamanan serta kenyamanan yang dituntut dalam suatu perjalanan.Jalan juga

merupakan salah satu sarana dan prasarana perhubungan yang sangat penting

dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pada kenyataannya sarana jalan

sangat menunjang laju perkembangan diberbagai sektor kehidupan manusia

diantaranya sektor perekonomian, pendidikan, politik, dan sebagainya. Hal ini

dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan nasional demi tercapainya

pembangunan nasional yang adil dan merata.

Saat ini perkembangan transportasi terutama untuk mobilitas penduduk

dan kendaraan sudah semakin meningkat. Oleh karena itu, diperlukan suatu

prasarana jalan dan jembatan yang memadai untuk menghubungkan suatu

daerah dengan daerah yang lain..

Meningkatnya mobilitas kendaraan dan penduduk haruslah didukung

dengan prasarana jalan maupun jembatan yang memadai, yaitu ketahanan umur

suatu jalan dan juga ketahanan suatu jembatan. Dengan demikian, suatu jalan

harus direncanakan tebal perkerasan “Hasil perencanaan akhir diperoleh dari

hasil studi perbandingan dengan memperhatikan biaya konstruksi awal, life

circle cost, pemeliharaan, tenaga kerja, kemungkinan tersedianya material yang

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 2: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

diperlukan, asumsi yang diambil pada setiap metode, dan kondisi lingkungan

(metode AASHTO, 1972)”.Sejalan dengan tingkat pertumbuhan sosial

masyarakat yang terus berkembang, maka perlu diadakan usaha peningkatan

jalan. Hal ini disebabkan agar terjalin kesinambungan antara peningkatan sarana

transportasi jalan tiap tahunnya dengan kemampuan daya dukung jalan itu

sendiri, yang secara tidak langsung untuk mengurangi kemacetan dan

kecelakaan lalu lintas. Begitu pula dengan jembatan harus mempertimbangkan

kebutuhan masyarakat dalam upaya untuk meningkatkan aksesibilitas dan

mobilisasi.

Sebagai tindak lanjut dari masalah di atas maka pemerintah dalam hal ini

Departermen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga mengadakan

pembangunan dan peningkatan jalan secara menyeluruh kedaerah-daerah baik

itu Daerah Tingkat I maupun Daerah Tingkat II di seluruh Indonesia. Dalam

melaksanakan suatu proyek pekerjaan jalan dan juga pembangunan jembatan,

maka dibutuhkan penanganan yang profesional, dan tenaga-tenaga yang

memiliki yng terampil dan memiliki motivasi kerja yang baik.

Berdasarkan wewenang pembinaan, proyek rehabilitasi jalan danjembatan

ini dilaksanakan untuk mempermudah masyarakat sekitarkhususnya pengguna

jalan untuk melakukan mobilisasi dan mendapatkan aksesibilitas yang mudah.

Oleh karena itu, Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang khususnya

jurusan Teknik Sipil pada kurikulum semester V (lima) mengadakan Praktek

Kerja Lapangan. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa mendapatkan

pengalaman dan pengetahuan tambahan tentang teknik pelaksanaan suatu

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 3: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

proyek dilapangan. Sehingga mahasiswa nantinya dapat menyeimbangkan teori

yang didapatkan diperkuliahan dan praktek yang telah diikuti di lapangan.

Pada pelaksanaan Kerja Proyek yang kami mulai sejak tanggal 17

september 2012 sampai dengan 26 oktober 2012 hanya terbatas pada

pelaksanaan pekerjaan proyek pembangunan jembatan saluran irigasi IPDN kab.

Gowa dengan panjang 26,6 M yg menggunakan metode sumuran dengan lebar

jembatan 6,98 M.

1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan

Penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan ini dimaksudkan untuk

memenuhi salah satu persyaratan akademik pada semester V (lima) Jurusan

Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Adapun tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan kami

Pemahaman secara detail terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan raya

dan juga jembatan yang akan dikerjakan terutama pembangunan jembatan serta

pada pekerjaan – pekerjaan sebelumnya dalam hal ini mengenai bahan, tenaga

kerja, alat, serta biaya pekerjaan .

Penanganan masalah-masalah yang mungkin terjadi dilapangan selama

proses pelaksanaan proyek baik dari segi teknis (alat) maupun dari segi non-

teknis (tenaga kerja dan lingkungan sekitar).

Secara umum menambah wawasan tentang ruang lingkup disiplin ilmu

teknik sipil dan bagaimana penerapannya di lapangan secara nyata.

Dapat membandingkan keadaaan yang terjadi di lapangan dengan hasil teori

yang diterima di bangku kuliah.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 4: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

1.3 Metode Praktek Kerja Lapangan

Dalam penulisan laporan Kerja Praktek ini mengambil data yang dilakukan

dengan dua metode, yaitu :

1. Pengambilan Data Primer

a). Metode pengamatan langsung ( Observasi )

Berupa peninjauan langsung suatu pekerjaan yang sedang berlangsung

dengan pengamatan yang teliti pada Proyek pembangunan jembatan

saluran irigasi IPDN kab. Gowa.

b). Metode interview ( Wawancara / Diskusi )

Berupa pengambilan data dengan cara menanyakan langsung pada

pihak-pihak yang bertanggung jawab di lapangan pada waktu

pelaksanaan proyek sedang berlangsung.

2. Pengambilan Data Sekunder

Berupa pengambilan data langsung mengenai proyek tersebut di

kantor, baik gambar ataupun hasil uji laboratorium.

Pengambilan data kedua di atas juga termasuk mekanisme survey,adapun

hal-hal yang termasuk mekanisme survey yaitu :

a. Pengumpulan data sekunder

- Data dan gambar-gambar design

- Data lelang

- Data Kontrak

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 5: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

b. Pengukuran Topografi

- Stacking out lapangan

- Penentuan PI dan CL

- Transfer BM

- Pengukuran cross dan longitudinal section

c. Penelitian tanah dasar

Untuk keperluan review design ini dilakukan penelitian sondir dan juga

SPT untuk mengetahui kedalaman tanah keras yang menentukan untuk

pembangunan jembatan.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan Kerja Proyek (KP) ini disusun ke dalam

lima (V) bab dengan susunan dan isi dari tiap-tiap bab adalah sebagai berikut :

BAB. I. PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini dikemukakan mengenai latar belakang

masalah, maksud dan tujuan, metode praktek kerja lapangan,

sistematika penulisan.

BAB. II. GAMBARAN UMUM PROYEK

Pada bab ini membahas tentang uraian umum yang terdiri dari tinjauan

umum proyek, maksud dan tujuan proyek, nama proyek, lokasi proyek,

biaya proyek, jumlah hari kontrak, pemilik, perencana, pengawas,

pelaksana, dan organisasi proyek.

BAB. III. PELAKSANAAN PROYEK

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 6: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Pada bab ini membahas mengenai tinjauan umum dalam pelaksanaan

proyek, lingkup pekerjaan, proses Rigid Pavetmen, dan pelaksanaan

konstruksi..

BAB. IV. Masalah – masalah dan Pemecahannya

Pada bab ini membahas masalah-masalah yang timbul dilapangan

selama pelaksanaan pekerjaan dan pemecahan masalah-masalah

tersebut. Masalah yang diidentifikasi adalah masalah non teknis dan

masalah teknis proyek

BAB. V. PENUTUP

Pada bab ini membahas megenai kesimpulan selama proyek dan saran-

saran dari penulis.

Bab di atas juga dilengkapi dengan data-data (lampiran) sebagai

berikut:

Kontrak konstruksi

Spesifikasi tehnis

Gambar kerja

Pengendalian proyek (bart chart, dll)

Quality kontrol (tentang penilitian2x)

Quantity (volume pekerjaan)

RAB

Laporan (bulanan, mingguan, harian)

Metode pelaksanaan

Administrasi

Tugas pihak yg terkait (struktur organisasi & tugas)

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 7: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Permasalahan proyek (Kendala)

Dokumentasi

GKM/ISO

Site instruction

Request Sheet Peralatan

Kesehatan

K3

BAB II

GAMBARAN UMUM PROYEK

2.1 Tinjauan Umum Proyek

Jaringan jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi yang sangat

penting sebagai penunjang berhasilnya berbagai faktor pembangunan jembatan

saluran irigasi IPDN ini merupakan pembangunan sarana transportasi yang

dapat memberikan pelayanan bagi kegiatan masyarakat dimasa sekarang dan

dimasa yang akan datang.

Untuk menentukan kelayakan suatu sarana transportasi darat ditingkatkan

atau dibangun, sangatlah ditentukan oleh berbagai aspek seperti ekonomi, sosial

budaya, politik, dan yang lebih penting adalah fungsi dari jalan tersebut.

Melalui pembangunan Proyek jembatan saluran irigasi IPDN ini

diharapkan dapat memperlancar arus mobilitas kendaraan dan manusia baik itu

mobilitas ataupun dari wilayah lain sehingga aksesibiltas dan mobilisasi

masyarakat dapat meningkat dan masyrakat bias mendapat kemudahan akses.

Dengan pembangunan jembatan ini berarti membuka isolasi masyarakat dan

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 8: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

kantong-kantong potensial sumber daya alam dan kebudayaan masyarakat yang

selama ini hanya dijangkau dengan berjalan kaki dan menggunakan kuda

sebagai sarana angkutan. Demikian juga dengan pembangunan memberi arti

yang sangat besar untuk memperlancar arus mobilitas kendaraan dan manusia

sehingga waktu tempuh dapat sedikit diminimalisir antara daerah disekitar

jembatan maupun dari daerah-daerah lain yang ingin memanfaatkan

pembangunan jalan dan jembatan ini.

2.2 Maksud dan Tujuan Proyek

Pada umumnya pembangunan/peningkatan sarana jalan dimaksudkan

untuk memperlancar dan meningkatkan serta percepatan pembangunan bidang

kehidupan masyarakat lainnya. Melalui pembangunan /peningkatan sarana jalan

dan jembatan berarti membuka aksesibilitas dan mobilisasi masyarakat di suatu

kawasan yang dilalui oleh jalan tersebut. Dengan terbukanya isolasi suatu

daerah dan masyarakat berarti memberi kemungkinan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat tersebut karena arus informasi, transportasi dan

komunikasi akan lebih lancar.

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka Pemerintah

menganggap perlu untuk membangun Proyek pembangunan jembatan saluran

irigasi IPDN mengingat kondisi jalan yang ada sekarang d memerlukan

Rehabilitas berupa peningkatan mutu konstruksi jalan yang lebih baik lagi

ditinjau dari segi konstruksif terhadap kondisi yang ideal dan perkembangan

mobilitas kendaraan dan belum adanya jembatan yang dianggap perlu

dikawasan tersebut.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 9: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Dengan melihat kondisi yang demikian maka proyek ini diharapkan dapat

meningkatkan pelayanan dan struktur dari jalan yang lama. Di samping itu

Proyek

Pebangunan jalan ini bertujuan untuk :

Meningkatkan pelayanan sehingga memberikan kenyamanan dan keamanan

bagi para pemakai jalan.

Dengan selesainya pembangunan prasarana jalan ini otomatis dapat

menmabah aksesibilitas dan mobilisas dikawasan tersebut.

2.3 Nama Proyek

Nama Proyek : Pembangunan jembatan saluran irigasi IPDN Kab. gowa

2.4 Lokasi Proyek

.terletak di desa kampili kecamatan pallangga kabupan gowa depan IPDN

2.5 Biaya Proyek

Biaya total proyek sebesar Rp. 2.855.277.156,38-(Dua milyar delapan

ratus lima pulih lima juta dua ratus tujuh puluh tujuh rupiah). Sumber dana dari

pelaksanaan pembangunan ini adalah dana APBD provinsi tahun anggaran

2012.

Pembayaran kepada kontraktor dilakukan setiap bulan sesuai dengan

kemajuan pekerjaan.

2.6 Nomor Kontrak

Adapun nomor kontrak Proyek pembangunan jembatan (IPDN) adalah :

602.2 / 2114 / DBM ; 21 juni 2012

2.7 Jangka Waktu Pelaksanaan Proyek

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 10: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Berdasarkan persetujuan kontrak maka waktu pelaksanaan proyek

dimulai sejak tanggal 25 Juni 2012 sampai tanggal 21 desember 2012 (180 hari

kalender) dan masa pemeliharaan terhitung 6 bulan atau berakhir tanggal 21 Juni

2012.

2.8 Pihak – pihak yang terlibat Dalam Pelaksanaan Proyek

2.8.1 OWNER ( Pemilik Proyek )

Owner atau pemilik proyek adalah seseorang atau perusahaan yang

mempunyai dana, memberikan tugas kepada seseorang atau perusahaan

yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan

agar hasil proyek sesuai sasaran dan tujuan yang ditetapkan.Dalam hal ini

yang menjadi pemilik proyek adalah Pemerintah Republik Indonesia,

Pejabat Pembuat Komitmen yang diwakili oleh Ir.H. AZIZ JUNAID

ST dan Dinas Bina marga provinsi sulawesi selatan.

Owner.

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan yaitu:

1. Pengawas 1

2. Pengawas 2

3. Pengawas 3

2.8.2 KONSULTAN

Konsultan adalah perorangan atau suatu badan/instansi yang diberikan

kepercayaan untuk mengawasi dan memeriksa pekerjaan kontraktor serta

memberi arahan kepada kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan.

Konsultan yang bersangkutan yaitu : PT. Hexa Mulia Konsultan

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 11: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan yaitu:

1. Ketua Tim (Supervision/Site Engineer)

2. Tenaga Ahli (Material Technician)

3. Tenaga Ahli (Chief Inspector)

a. Quantity Surveyor

b. Inspector

c. Material/Laboratorium Technician

d. Tim Tenaga Pendukung

2.8.3 KONTRAKTOR

Kontraktor atau pelaksana adalah perusahaan yang dipilih dan disetujui

untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi yang direncanakan sesuai

dengan keinginan pemilik proyek dan bertanggung jawab penuh terhadap

pembangunan fisik proyek.Yang bertindak sebagai kontraktor atau

pelaksana pada proyek ini adalah PT Wira karsa konstruksi

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan yaitu:

1. Project Manager

2. Site Manager

3. Quantity Engineer

4. Adm. Dan keuangan

5. Adm. Kontrak

6. Juru ukurJurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 12: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

7. Draftman

8. Laboratorium

9. Logistik

10. Humas

11. Mekanik

12. Elektrkal

2.9. Hubungan Kerja antara Owner, Kontraktor dan Konsultan

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

O W N E R

KONTRAKTOR KONSULTAN

Garis komando

Garis Koordinasi

Keterangan :

DIAGRAM HUBUNGAN KERJAANTARA OWNER, KONTRAKTOR, DAN KONSULTAN

Page 13: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

2.9.1 Hubungan Kerja Owner dengan Kontraktor

Adapun hubungan kerja antara pihak-pihak di atas dalam hal ini Owner

yang diwakili oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah yang

mempercayakan pelaksanaan pekerjaan konstruksi kepada pihak pelaksana

(kontraktor) yakni PT Wiratama Karya Nugraha dalam hal pelaksanaan

seluruh pembangunan fisik dari konstruksi.pelaksanaan yang telah rampung

Kontraktor bertugas mengkoordinasikan persentase melaporkan hasil

kegiatan yang telah berlangsung setiap bulannya atau pada waktu yang telah

ditentukan sebelumnya kepada owner.

2.9.2 Hubungan Kerja Owner dengan Konsultan

Dalam setiap kegiatan pelaksanaan Owner dibantu juga oleh pihak

Konsultan dalam hal pengawasan (monitoring) seluruh kegiatan pelaksanaan

konstruksi yang dilakukan oleh Kontraktor.

Konsultan Berugas melakukan koordinasi dengan melaporkan hasil

kegiatan yang telah berlangsung setiap bulannya atau pada waktu yang

telah ditentukan sebelumnya untuk dilaporkan kepada pihak Owner.

2.9.3 Hubungan Kerja Kontraktor dengan Konsultan

Kontraktor bersama-sama dengan Konsultan berkoordinasi untuk

mengendalikan kegiatan-kegiatan maupun sumber daya yang ada didalam

proyek.

2.10. Struktur Organisasi Proyek

2.10.1. Owner

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Kepala Dinas Bina marga provinsi sulsel

Pengawas Lapangan I

Page 14: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

`

Owner atau pemilik proyek adalah seseorang atau perusahaan yang

mempunyai dana, memberikan tugas kepada seseorang atau perusahaan

yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan agar

hasil proyek sesuai sasaran dan tujuan yang ditetapkan yang dalam hal ini

owner diwakili oleh Kepala Dinas Bina marga provinsi sulawesi selatan.

Adapun tugas dari masing-masing pengawas lapangan yang ada dalam

struktur organisasi Proyek Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan, yaitu

sebagai wakil dari Kepala Dinas Bina Marga untuk mengawasi jalannya proyek.

2.10.2 Kontraktor

a. Ketua Tim (Supervision/Site Engineer)

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Pengawas Lapangan II

Pengawas Lapangan III

SITE MANAGER

ADM & KEUANGAN TEKNIK

LOGISTIK

KASIR

JURU UKUR

JURU GAMBAR

PELAKSANA PAVEMENT PELAKSANA STRUKTUR PERALATAN

Page 15: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata Satu (S1) Jurusan

Teknik Sipil/Jalan Raya lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan,

berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang pengawasan

pelaksanaan pekerjaan jalan dan jembatan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.

Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir

seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan selama 5

(lima) bulan penuh sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.

Tugas dan tanggung jawab Supervision/Site Engineer sebagai berikut :

a.Menjamin terlaksananya segala syarat dari KAK yang berkaitan dengan

organisasi dan pelaksanaan pekerjaan jalan selesai dengan baik sehingga

memuaskan pemberi Tugas (Ditjen. Bina Marga).

b. Membantu Ditjen. Bina Marga dalam pengawasan kemajuan pekerjaan

dan mutu sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan.

c.Menjalin hubungan dan kerjasama dengan pejabat-pejabat Ditjen. Bina

Marga dan Dinas Praswil Prov. Sulsel yang berhubungan dengan

kepentingan kegiatan dan koordinasi melalui SNVT Perencanaan dan

Pengawasan Jalan dan Jembatan Metro Makassar.

d. Mengkoordinasikan pekerjaan-pekerjaan kegiatan supervisi di lapangan

dalam membantu memberikan saran-saran/pemecahan terhadap masalah-

masalah yang timbul serta segera melaporkannya kepada SNVT

Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Metro Makassar.

e.Memonitor progres pekerjaan yang dicapai oleh Kegiatan dan menjaga

agar semua kebutuhan dana, laporan kemajuan pekerjaan dan data kontrol

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 16: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

kualitas terkirim secara benar dan tepat tanpa keterlambatan dari tim

supervisi lapangan.

f. Menyusun laporan bulanan tentang kemajuan fisik dan financial, serta

menyerahkannya kepada Kepala Satuan Kerja Sementara.

g. Menyusun Justifikasi Teknis, termasuk gambar dan perhitungan

sehubungan dengan usulan perubahan kontrak dan harus diketahui oleh

Pengawas Lapangan.

h. Memeriksa dan menandatangani gambar kerja (Shop Drawing) yang

diajukan oleh kontraktor sebelum pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan.

i. Mengecek dan menandatangani dokumen pembayaran bulanan (MC).

j. Mengecek dan menandatangani dokumen-dokumen tentang pengendalian

mutu dan volume pekerjaan.

k. Penanggung jawab utama dalam pekerjaan penyiapan Review Design dan

Evaluasi Design serta penyiapan addendumnya akibat Review Design

tersebut.

l. Bertanggung jawab atas seluruh tugas-tugas pengawasan petugas lainnya,

apabila tenaga tersebut tidak disediakan dalam kontrak ini dan

bertanggung jawab langsung kepada SNVT Perencanaan dan Pengawasan

Jalan dan Jembatan Metro Makassar.

b. Tenaga Ahli (Quantity/Quality Engineer)

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Strata Satu (S1) lulusan

universitas perguruan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 17: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

melaksanakan pekerjaan dibidang pengawasan pelaksanaan pekerjaan jalan

dan jembatan sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.

Tugas dan tanggung jawab Quality Engineer akan mencakup tapi tidak

terbatas, hal-hal sebagai berikut :

a.Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi dari Supervision Engineer serta

mengusahakan agar Supervision Engineer dan Kepala Satuan Kerja

Sementara/Pejabat Pembuat Komitmen Fisik selalu mendapat informasi

yang diperlukan sehubungan dengan pengendalian mutu pekerjaan.

b. Melakukan pengawasan dan pemantauan ketat atas pengaturan personil

dan peralatan laboratorium kontraktor, agar pelaksanaan pekerjaan selalu

didukung tersedianya tenaga dan peralatan pengendalian mutu sesuai

dengan persyaratan dalam dokumen kontrak.

c. Melakukan pengawasan dan pemantauan atas pengaturan dan pengadaan

"Stone Crusher" dan "Asphalt Mixing Plant" atau peralatan lain yang

diperlukan.

d. Melakukan pengawasan setiap hari semua kegiatan pemeriksaan mutu dan

bahan dan pekerjaan, serta segera memberikan laporan kepada

Supervision Engineer setiap permasalahan yang timbul sehubungan

dengan pengendalian mutu bahan dan pekerjaan.

e. Melakukan analisa semua hasil test, termasuk usulan komposisi campuran

(Job Mix Formula), baik untuk pekerjaan aspal maupun soil cement.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 18: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

f. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan "Coring" perkerasan jalan yang

dilakukan oleh Kontraktor, sehingga baik jumlah serta lokasi "Coring"

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan.

g. Menyerahkan kepada supervision Engineer himpunan data bulanan

pengendalian mutu paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Himpunan

data harus mencakup semua data test laboratorium dan lapangan secara

jelas dan terperinci. Memberi petunjuk kepada Staf Kontraktor, agar

semua teknis laboratorium dan staf pengendali mutu mengenal dan

memahami semua prosedur dan tata cara pelaksanaan test sesuai dengan

yang tercantum dalam spesifikasi.

c. Tenaga Ahli (Chief Inspector)

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Strata Satu (S1) lulusan

universitas perguruan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman

melaksanakan pekerjaan dibidang pengawasan pelaksanaan pekerjaan jalan

dan jembatan sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.

Tugas dan tanggung jawab Chief Inspector akan mencakup tapi tidak

terbatas, hal-hal sebagai berikut :

a. Menjamin bahwa semua isi dari Kerangka Acuan Kerja ini akan dipenuhi

dengan baik sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.

b. Membantu dan memberikan petunjuk kepada Quantity Engineer, Inspector

dan atau Petugas Pengawas lainnya pada tiap paket pekerjaan, dalam

melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 19: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

c. Mengikuti petunjuk-petunjuk dan persyaratan yang telah ditentukan,

terutama sehubungan dengan :

• Inspeksi secara teratur ke paket-paket pekerjaan untuk melakukan

monitoring kondisi pekerjaan dan melakukan perbaikan-perbaikan agar

pekerjaan dapat direalisasikan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan

yang telah ditentukan.

• Pengertian yang benar tentang spesifikasi.

• Metode pelaksanaan untuk tiap jenis pekerjaan yang disesuaikan

dengan kondisi lapangan.

• Metode pengukuran volume pekerjaan yang benar sesuai dengan pasal-

pasal dalam dokumen kontrak tentang cara pengukuran dan

pembayaran.

• Rincian teknis sehubungan dengan Change Order yang diperlukan.

d. Membuat pernyataan penerimaan (Acceptance) atau penolakan (Rejection)

atas material dan produk pekerjaan.

e. Membantu Supervision Engineer dalam melakukan pemantauan dengan

ketat atas prestasi kontraktor dan segera melaporkan kepada Kepala

Satuan Kerja Sementara/Pejabat Pembuat Komitmen fisik apabila

kemajuan pekerjaan ternyata mengalami kelambatan lebih dari 5% dari

rencana, membuat saran-saran penanggulangan serta perbaikan.

f. Melakukan pengecekan secara cermat semua pengukuran pekerjaan dan

secara khusus harus ikut serta dalam proses pengukuran ahli pekerjaan.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 20: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

g. Membantu Kepala Satuan Kerja Sementara/Pejabat Pembuat Komitmen

fisik dalam penyelesaian pekerjaan, baik dari segi teknis maupun

administrasi.

Bantuan teknis dapat berupa menyiapkan rekomendasi secara terperinci

atas usulan perubahan desain termasuk data pendukung yang diperlukan,

memberi saran dalam mengendalikan kegiatan-kegiatan kontraktor

termasuk pengendalian pemenuhan waktu pelaksanaan pekerjaan serta

mencari pemecahan-pemecahan atas permasalahan yang timbul baik

secara teknis maupun permasalahan kontrak dan lainnya.

Bantuan administrasi dapat berupa pengumpulan data proyek, rapat-rapat

koordinasi lapangan, data pengukuran kuantitas, pembayaran kepada

kontraktor dan pengumpulan semua data tersebut di atas dalam bentuk

laporan kemajuan bulanan, memberikan saran-saran untuk mempercepat

pekerjaan serta memberikan penyelesaian terhadap kesulitan yang timbul

baik secara teknis maupun kontraktual untuk menghindari keterlambatan

pekerjaan lainnya.

h. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Chief Inspector bertanggung jawab

kepada Ketua Tim.

Tim Tenaga Ahli tersebut dibantu oleh tenaga pendukung teknisi sebagai

berikut :

a) Inspector

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 21: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Tugas dan kewajiban Inspector adalah mencakup tetapi tidak terbatas hal-hal

sebagai berikut :

a.Bertanggung jawab kepada Quantity Engineer dan Chief Inspector untuk

mengawasi kualitas daripada konstruksi dan memastikan berdasarkan

basis harian bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan dokumen

kontrak, spesifikasi, gambar-gambar kerja yang disahkan oleh

Supervision Engineer.

b. Mengawasi semua pengambilan contoh material dan pengadaan

transportasi ke laboratorium untuk dites, setelah dites Inspector harus

dan menginformasikan kepada kontraktor tentang hasil pengujian dan

setiap perbaikan yang dibutuhkan.

c.Membuat catatan harian tentang aktivitas kontraktor dan engineer dengan

format laporan standar dan memberitahukan kontraktor secara tertulis

terhadap penyimpangan-penyimpangan yang dilakukannya.

d. Menggambar kemajuan harian yang dicapai kontraktor pada grafik

(chart) yang telah disetujui.

e.Membantu Quantity Engineer dan Chief Inspector dalam membuat laporan

dan serah terima sementara serta pemeriksaan kualitas di lapangan.

f. Memonitor dan melaporkan setiap kejadian (kecelakaan, kebakaran dan

lain-lain) serta ketidak beresan di lapangan kepada Chief Inspector.

b) Material/Laboratorium Technician

Tugas dan kewajiban Laboratorium Technician adalah mencakup tetapi

tidak terbatas hal-hal sebagai berikut :

a.Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi dari Quality Engineer

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 22: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

b. Melakukan pengawasan dan pemantauan ketat atas pengaturan personil

dan peralatan laboratorium kontraktor, agar pelaksanaan pekerjaan

selalu didukung tersedianya tenaga dan peralatan dan pengendalian

mutu sesuai dengan persyaratan dalam dokumen kontrak.

c.Melakukan pengawasan dan pemantauan atas pengaturan dan pengadaan

stone crusher dan "Asphalt Mixing Plant" atau peralatan lain yang

diperlukan.

d. Melakukan pengawasan setiap hari semua kegiatan pemeriksaan mutu

bahan dan pekerjaan, serta memberikan laporan kepada Quality

Engineer setiap permasalahan yang timbul sehubungan dengan

pengendalian mutu bahan dan pekerjaan.

e.Melakukan analisis semua hasil test, termasuk usulan komposisi campuran

(job mix formula), baik untuk pekerjaan aspal, soil cement, dan beton,

serta memberikan rekomendasi dan justifikasi teknik atas persetujuan

dan penolakan usulan tersebut.

f. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan "Coring" perkerasan jalan yang

dilakukan oleh kontraktor, sehingga baik jumlah serta lokasi "Coring"

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan.

g. Menyerahkan kepada Quality Engineer himpunan data bulanan

pengendalian mutu paling lambat tanggal 14 bulan berikutnya.

h. Memberi petunjuk kepada staf kontraktor, agar semua teknisi

laboratorium dan staf pengendali mutu mengenai dan memahami

semua prosedur dan tata cara pelaksanaan test sesuai dengan yang

tercantum dalam spesifikasi.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 23: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

c) Tim Tenaga Pendukung

Untuk mendukung lancarnya pekerjaan pengawasan pada Tim Tenaga

Ahli, apabila diperlukan, dapat dibantu tenaga pendukung dengan

posisi sebagai berikut :

• Juru Gambar

• Operator Komputer

• Pesuruh

2.10.3 Konsultan

1. Project Manager

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

SITE ENGINEER

TAMBARU, ST, MT

STAFF PENDUKUNG

MATERIAL TECHNICIAN I

EFFENDI, ST

CHIEF INSPECTOR

DIRWAN ROHALIK

OFFICE BOY

MISBAHUL MUNIR

TYPIS

MARWANSYAH

Page 24: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

a. Menetapkan asumsi-asumsi yang diperlukan untuk perencanaan dan

pelaksanaan pekerjaan.

b. Memberi pengarahan dalam pembuatan RAPP dan menguasai seluruh

dokumen kontrak.

c. Menjamin tersedianya seluruh sumber daya yang diperlukan untuk

pelaksaan proyek.

d. Memonitor jalannya proses berita acara, klaim tagihann proyek.

e. Memberikan pengarahan memantau dan mengevaluasi pelaksanaan

proyek.

2. Project Enggineer Manager

a. Mengumpulkan data-data untuk proses perencanaan.

b. Membuat atau merangkum RAPP yang terdiri dari biaya, waktu,

sistem kerja, bahan, tenaga, alat, dan organisasi.

c. Menguasai seluruh isi dokumen kontrak dan meningkatkan efisiensi

proyek.

d. Mengkoordinir dan mengendalikan kegiatan administrasi dan gambar.

e. Memproses Berita Acara (fisik) tepat pada waktunya.

f. Melakukan study/test untuk menjamin mutu pelaksanaan.

Quality Control

a. Mengumpulkan data-data untuk proses perencanaan.

b. Membuat studi perbandingan untuk menemukan metode kerja yang

tepat.

c. Menyiapkan data-data teknik untuk RAPP seperti sistem kerja,

bahan dan alat.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 25: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

d. Menguasai dokumen kontrak yang terdiri dari spesifikasi teknik,

gambar-gambar pelaksanaan, finishing schedule dan berita acara.

e. Melaksanakan studi/test pengendalian mutu pelaksanaan.

Quantity Control

a. Membuat analisa harga satuan pekerjaan.

b. Melaksanakan perhitungan volume pekerjaan tambah/kurang

c. Bersama dengan kepala teknik melaksanakan klaim penagihan.

d. Bersama dengan team proyek melaksanakan negoisasi pekerjaan.

e. Menyiapkan data-data perusahaan dengan baik.

Drafter

a. Membuat gambar-gambar detail yang terjadi dilapangan

b. Membuat gambar-gambar detail jika terjadi perubahan di lapangan

c. Membantu Surveyor dalam penggambaran

Surveyor

a. Melaksanakan kalibrasi alat ukur secara periodik sesuai dengan

waktu yang sudah ditentukan.

b. Melaksanakan pemeriksaan / pemeliharaan rutin peralatan ukur

yang digunakan.

c. Bersama team proyek menetapkan titk referensi bantuan untuk

mempermudah kontrol kebenaran pengukuran.

d. Melaksanakan marking untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan.

e. Secara periodik melaksanakan checking pengukuran selama masa

pelaksanaan pekerjaan.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 26: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

f. Menetapkan asumsi-asumsi yang diperlukan dalam pengukuran.

3. Project Construction Manager

a. Mengumpulkan data-data untuk proses perencanaan.

b. Bersama Engineering menyusun RAPP.

c. Mengkoordinir penyediaan mandor dan pekerja lainnya.

d. Menguasai dokumen kontrak, gambar dan spesifikasi.

e. Meningkatkan efisiensi proyek dan membuat laporan intern dan

extern.

f. Menjaga kualitas pekerjaan sesuai kontrak.

Supervisor

a. Mengawasi setiap para pekerja di lapangan

b. Mengadakan evaluasi membuat laporan hasil pelaksana

pekerjaan di lapangan.

Pelaksana Lapangan

a. Membuat rencana kerja sesuai pengarahan kepala operasi

b. Membuat detail schedule pelaksanaan

c. Mengrahkan tenaga kerja / subkontraktor di lapangan

d. Merencanakan kebutuhan bahan dan alat yang akan digunakan

e. Mempelajari gambar pelaksanaan dan mengawasi pekerjaan di

lapangan

f. Menghitung volume pekerjaan yang akan dihitung

g. Membuat / menghitung opname pekerjaan yang sudah di

selesaikan

4. Humas

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 27: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

a. Penanganan Pembebasan lahan yang akan dikerjakan dalam proyek.

b. Mendampingi pelaksanaan pekerjaan yang sedang berlangsung di

lapangan.

c. Mengurus Persuratan

5. Adm. Kontrak

a. Penanganan mengenai hal-hal yang ada dalam kontrak

b. Berkoordinasi dengan PPK mengenai hal-hal dalam kontrak.

6. Logistik

a. Bertugas mempersiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan

dalam pelaksanaan.

b. Bertugas mengawasi stok ketersediaan bahan dalam pembangunan.

7. Draftman

a. Bertugas membuat Shop Drawing

b. Bertugas membuat as-build drawing

.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 28: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

3.0 Aktivitas Proyek

Aktivitas Kontraktor

PT. Wira Karsa Konstruski, hingga pertanggal 31 Juni 2012

Mobilisasi Material untuk pekerjaan pasangan batu talud

Pembuatan Direksi Keet.

Aktivitas Konsultan

PT. HEXA MULYA

Mengawasi pelaksanaan baik dari segi kuantitas maupun kualitas

pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor pelaksana.

Membuat dan Menyusun Format Laporan

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 29: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

BAB III

PROSES PELAKSANAAN PROYEK

3.1 Tinjauan Umum

target utama dari pekerjaan ini adalah melakukan peningkatan kapasitas

menyangkut tingkat pelayanan dengan Pembangunan Jembatan

3.2 Lingkup Pekerjaan

Proyek pembangunan jembatan sungai irigasi IPDN Kab Gowa

merupakan proyek yang sifatnya melaksanakan pekerjaan fisik pada badan jalan

yang dimaksudkan untuk meningkatkan mutu jalan dan pembangunan jembatan

demi kelancaran dari pelayanan bagi pemakai jalan. Berdasarkan tanggal

kontrak Proyek ini berjalan sejak tanggal 25 Juni 2012 sampai tanggal 21

desember 2012 (180 hari kalender) dan masa pemeliharaan terhitung 6 bulan

atau berakhir tanggal 21 Juni 2012 dan 120 hari masa perawatan. Sedangkan

PKL (praktek kerja lapangan) kami mulai dilaksanakan mulai 17 September

2012 sampai 26 oktober 2012. Adapun Pelaksanaan pada pembangunan ini,

meliputi :

Divisi I. UMUM

Pekerjaan ini mencakup mobilisasi yang terdiri dari :

Sewa tanah untuk Base Camp

Mobilisasi peralatan

Pembangunan dan pengadaan fasilitas kontraktor, antara lain : Base Camp

kantor, bengkel, Akomodasi dan Fasilitas direksi dan lain-lain

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 30: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Penyediaan fasilitas direksi dan laboratorium meliputi : pengadaan alat

laboratorium, penyediaan perabotan dan layanan, kantor direksi dan akomodasi

direksi

Demobilisasi.

Divisi III. PEKERJAAN TANAH

Pekerjaan Tanah terdiri dari :

Item pemb. 3.1.(3) Galian Struktur dengan kedalaman (0 – 2 mater), pekerjaan

ini dilakukan untuk Galian Abutmen (sumuran) Jembatan sesuai dengan target.

Selain itu pekerjaan galian biasa juga dimaksudkan untuk membuang tanah yang

jelek pada permukaan tanah bila tebal lapisannya > 20 cm.

Item pemb. 3.1.(4) Galian Struktur dengan kedalaman (2 – 4 mater), pekerjaan

ini dilakukan untuk lanjutan Galian Abutmen (sumuran) Jembatan sesuai dengan

target.

Item pemb. 3.1.(5) Galian Struktur dengan kedalaman (4 – 6 mater), pekerjaan

ini dilakukan untuk lanjutan Galian Abutmen (sumuran) Jembatan sesuai dengan

target.

Item pemb. 3.2.(1) Timbunan Biasa, Pada umumnya juga dikerjakan untuk

keperluan pekerjaan oprit Jembatan sehingga diperoleh formasi jalan sesuai

target. Selain itu dibutuhkan juga untuk meninggikan (raising) permukaan jalan

apabila diperlukan.

Item pemb. 3.2.(2) Timbunan Pilihan, fungsinya sama dengan timbunan biasa,

hanya dilakukan di atas timbunan biasa setebal 30 cm

Item pemb. 3.3 a Penyiapan Badan jalan pada Galian biasa atau perkerasan lam

Rusak.

Divisi V. PERKERASAN BERBUTIR.

Pekerjaan Perkerasan Berbutir pada paket pembangunan jalan ini terdiri dari:

Item pemb. 5.1.(1) Lapis Pondasi Aggregat Kelas A, dikerjakan sebagai Lapisan

Base perkerasan Flexible.

Item pemb. 5.1.(2) Lapis Pondasi Aggregat Kelas B, diperuntukkan sebagai

Lapisan Sub Base untuk perkerasan Flexible.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 31: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Divisi VI. PERKERASAN ASPAL

Pekerjaan Perkerasan Aspal pada paket pembangunan jalan ini terdiri dari :

Item pemb. 6.1.(1) Lapis Resap Pengikat, dipasang diatas Lapis Pondasi

Agregate Kelas A pada daerah pelebaran untuk perkerasan Flexible.

Item pemb. 6.1.(2) Lapis Perekat, dipasang diatas Lapisan aspal sebagai perekat

antara 2 lapisan aspal.

Item pemb. 6.3.(5) Laston Lapis Aus Beton (AC – WC) t = 5 cm, dipasang

sebagai lapis permukaan pada perkerasan flexible.

Item pemb. 6.3.(6a) Laston Lapis Antara (AC – BC) t = 5 cm, dipasang sebagai

lapis Base LPA Kelas A pada daerah perkerasan flexible

Divisi VII. STRUKTUR

Pekerjaan Perkerasan Struktur pada paket pembangunan Jembatan ini

meliputi :

Item pemb. 7.1.(5) Beton K.250, diperuntukkan pada pekerjaan struktur

pelat/lantai jembatan dan pekerjaan struktur beton lainnya.

Item pemb. 7.1.(6) Beton K.175, diperuntukkan pada pekerjaan struktur Balok

dan pekerjaan struktur beton lainnya.

Item pemb. 7.1.(7) Beton K.175, diperuntukkan pada pekerjaan struktur Beton

Siklop Sumuran.

Item pemb. 7.1.(8) Beton K.125, diperuntukkan pada pekerjaan struktur Lantai

Kerja Sumuran dan pekerjaan struktur beton lainnya

Item pemb. 7.2.(10) Beton K.500, diperuntukkan pada pekerjaan struktur Plat

Berongga (Hollow Slab) pracetak Bentang 21 M Tipe II , 4 buah

Item pemb. 7.2.(10a) Beton K.500, diperuntukkan pada pekerjaan struktur Plat

Berongga (Hollow Slab) pracetak Bentang 21 M Tipe II, 1 Buah

Item pemb. 7.3.(1) Baja Tulangan U.24 polos, diperuntukkan sebagai tulangan

untuk pelat/lantai/Sumuran jembatan dan pekerjaan struktur beton bertulang

lainnya.

Item pemb. 7.3.(3) Baja Tulangan U.32 Ulir, diperuntukkan sebagai tulangan

untuk Balok/pelat/lantai jembatan dan pekerjaan struktur beton bertulang lainnya

Item pemb. 7.7.(1) Penyediaan Dinding Sumuran Silinder, Diameter 250 cm

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 32: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Item pemb. 7.7.(2) Penurunan Dinding Sumuran Silinder, Diameter 250 cm

Item pemb. 7.9, Pasangan batu, pekerjaan ini diperuntukkan untuk tembok

penahan tanah, talud / slope protection.

Item pemb. 7.10 (1), Pasangan batu kosong yang diisikan adukan, pekerjaan ini

diperuntukkan untuk Pondasi Sumuran

Item pemb. 7.11(1)a, Expansion Joint , type Baja Bersudut, merupakan

pekerjaan struktur dari pekerjaan paket ini, dan dilaksanakan pada daerah ujung

Jambatan

Item pemb. 7.11(3)b, Perletakan Elastomer Alam, Type 3 (400x450x45),

merupakan pekerjaan struktur dari pekerjaan paket ini, dan dilaksanakan pada

daerah perletakan Jambatan

Item pemb. 7.13 Sandaran jembatan baja merupakan pekerjaan struktur dari

pekerjaan paket ini, dan dilaksanakan pada daerah sandaran sepanjang Jambatan.

Item pemb. 7.14 Papan Nama Jembatan merupakan pekerjaan struktur dari

pekerjaan paket ini, dan dilaksanakan pada daerah Konstruksi Jembatan.

Divisi VIII. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR

Pekerjaan pengembalian kondisi dan pekerjaan minor pada paket

pembangunan Jembatan ini meliputi :

Item pemb. 8.4.(13), Kertb Pracetak dilaksanakan pada daerah Pinggir dan

Median Jalan / jembatan kiri kanan sebanyak 266 buah.

Item pemb. 8.4.(5), Pengecatan dilaksanakan pada sandaran jembatan kiri kanan

dan lain-lain sesuai gambar.

Pasangan Tegel Trotoar Jembatan luas 42 m2

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 33: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Pada saat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL), hanya sedikit

kegiatan fisik yang kami dapat ikuti di lapangan. Hal ini disebabkan adanya

pelaksanaan kegiatan yang dipercepat pelaksanaannya dan adanya

keterlambatan proyek yang engakibatkan sedikitnya kegiatan fisik yang dapat

kami ikuti.

secara umum pada proyek ini dilengkapi pula dengan pekerjaan sebagai

berikut :Pengaturan lalu lintas pada ruas jalan demi kelancaran perjalanan

kendaraan .

Dalam pekerjaan ini menggunakan tenaga mesin, pekerjaan dapat

dipertanggung jawabkan secara teknologis dan ekonomis, homogenitas tiap-tiap

bagian konstruksi harus dipertahankan baik pada bahannya ataupun pada

lapisannya, kepadatan dan sebagainya.

b. Selama kami melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pihak pelaksana

tidak pernah memberitahukan berapa upah para pekerja tersebut dalam sehari

atau bagaimana tata cara pembayarannya karena selama pengamatan kami di

lapangan para pekerja diproyek kami tidak bekerja sesuai jam kerja seperti

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 34: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

biasanya, maksudnya yaitu biasanya para pekerja memiliki jam kerja yang

sudah ditentukan sebelumnya misalnya dalam sehari bekerja selama 7 jam.

Namun di lapangan para pekerja terkadang bekerja dimulai dari pagi hari

hingga menjelang magrib, juga terkadang pekerjaan hanya berlangsung

pendek yang mungkin disebabkan oleh masalah teknis yaitu adanya

kerusakan pada alat baik alat yang ada di lapangan maupun kerusakan pada

alat.

Adapun pekerja pada pekerjaan galian selokan dan saluran air

a. Mandor

b. Pekerja

Pelaksanaan :

Penggalian dilakukan dengan menggunakan alat excavator

Selanjutnya excavator menuangkan material hasil galian kedalam

dump truck

Dump truck membuang material hasil galian keluar lokasi jalan sejauh

mungkin

Dan sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian

2. PEKERJAAN TANAH

Pada pekerjaan Tanah ini terbagi atas :

1. Pekerjaan Galian Biasa

Pada umumnya untuk melakukan sesuatu pengalian terlebih dahulu

harus menyiapkan alat dan bahan.

Alat yang digunakan adalah

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 35: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Excavator PC 2000 : 1 unit

Dump Truck kap. 4 m3 : 1 unit

Bahan yang digunakan kayu, benang, paku untuk membuat bothplak

Ketika kita akan menggali sesuatu kita harus konsultasi dengan

supervisor untuk menentukan elevasi, untuk menentukan elevasi

adapun alat yang digunakan :

Theodolit

Waterpass

Bak ukur

Tripod

Tak lepas dari itu kita harus mengacu pada rencana gambar ( terlampir)

Pada saat melakukan pembebasan lahan kita harus konsultasi dengan

kepala desa, kepala dusun, dan dinas pertanahan.

Setelah melakukan penggalian, hasil galian kemudian dibuang

disekitar lokasi pekerjaan dan digunakan untuk urugan kembali.

2. Pekerjaan Galian Struktur dengan Kedalaman 0-2

dan 2-4 meter.

Pekerjaan ini mencangkup pekerjaan galian tanah untuk pondasi

sumuran. Adapun alat-alat mekanis yang dipakai antara lain:

Jack Hammer

Air Compressor

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 36: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Pekerjaan galian struktur dilaksanakan secara manual untuk

penurunan sumuran sesuai dengan elevasi yang direncanakan dengan

menggunakan tenaga manusia dengan beberapa alat bantu. Hasil galian

dibuang disekitar lokasi pekerjaan dan atau digunakan untuk urugan

kembali. Untuk galian batu dengan menggunakan alat Jack Hammer dan

Air Compressor atau hydraulic Breaker dengan dibantu beberapa tenaga

kerja manusia. Dimensi galian mengikuti gambar atau petunjuk direksi

teknik.

3. Pekerjaan Timbunan Biasa

Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan

dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk

pembuatan timbunan.Adapun alat yang digunakan dalam pekerjaan

timbunan ini yaitu :

Wheel Loader : 1 unit

Vibro Compactor : 1 unit

Dump Truck : 1 unit

Motor Grader : 1 unit

Water Truck : 1 unit

Timbunan biasa digunakan di atas tanah existing untuk pekerjaan

pelebaran jalan. Timbunan tanah biasa diklasifikasikan sebagai timbunan

yang terdiri bahan galian tanah atau bahan galian batu yang memenuhi

spesifikasi. Bahan yang digunakan sebaiknya tidak termaksud tanah

yang berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 37: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

SNI-03-6797-2002, namun apabila penggunaan tanah yang berplastisitas

tinggi tidak dapat dihindarkan, maka tanah tersebut harus digunakan

pada bagian dasar dari tanah timbunan saja atau pada penimbunan

kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang

tinggi.Tanah plastis seperti ini tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan

langsung di bawah tanah dasar perkerasan atau bahu jalan atau tanah

dasar bahu jalan. Sebagai tambahan bila bahan ini diuji sesuai SNI-03-

1744-1989, harus memiliki nilai CBR sesuai pada gambar/spesifikasi

atau tidak kurang dari karakteristik daya dukung tanah 6% jika tidak

disebutkan dalam gambar/spesifikasi.

Tanah yang memiliki sifat ekspansif yang tinggi atau lebih

besar dari 1,25 atau derajat pengembangan yang diklasifikasikan

AASHTO T258 yang diklasifikasikan sebagai “very high” atau “extra

high” tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif sendiri

merupakan perbandingan antara Indeks plastisitas/ PI-(SNI 03-1966-

1989) dan persentase kadar lempung (SNI 03-3422-1994)

Proses pelaksanaan dilapangan pada pekerjaan tanah, yaitu :

Pekerjaan ini mengunakan alat berat yaitu motor grader yang digunakan

untuk mengupas lapisan tanah asli ± 10 cm.

Setelah proses striping atau pembebasan lahan selesai maka akan

dilanjutkan lagi dengan proses galian untuk pondasi pasangan batu yang

menggunakan alat excavator.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 38: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Setelah pekerjaan galian untuk pekerjaan pondasi pasangan batu selesai

maka akan dilanjutkan dengan penghamparan timbunan biasa / pilihan.

Timbunan yang digunakan adalah timbunan dari desa mangkoso

kabupaten barru. Pada pekerjaan penghamparan timbunan biasa atau

pilihan ini menggunakan alat yaitu excavator dan dump truck dengan

kapasitas 8 ton serta alat Bantu.

3. Pekerjaan Timbunan Pilihan

Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan

dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk

pembuatan timbunan.Adapun alat yang digunakan dalam pekerjaan

timbunan ini yaitu :

Wheel Loader : 1 unit

Vibro Compactor : 1 unit

Dump Truck : 1 unit

Motor Grader : 1 unit

Water Truck : 1 unit

Timbunan biasa digunakan di atas tanah existing untuk pekerjaan

pelebaran jalan. Timbunan tanah biasa diklasifikasikan sebagai timbunan

yang terdiri bahan galian tanah atau bahan galian batu yang memenuhi

spesifikasi. Bahan yang digunakan sebaiknya tidak termaksud tanah

yang berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut

SNI-03-6797-2002, namun apabila penggunaan tanah yang berplastisitas

tinggi tidak dapat dihindarkan, maka tanah tersebut harus digunakan

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 39: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

pada bagian dasar dari tanah timbunan saja atau pada penimbunan

kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang

tinggi.Tanah plastis seperti ini tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan

langsung di bawah tanah dasar perkerasan atau bahu jalan atau tanah

dasar bahu jalan. Sebagai tambahan bila bahan ini diuji sesuai SNI-03-

1744-1989, harus memiliki nilai CBR sesuai pada gambar/spesifikasi

atau tidak kurang dari karakteristik daya dukung tanah 6% jika tidak

disebutkan dalam gambar/spesifikasi.

Tanah yang memiliki sifat ekspansif yang tinggi atau lebih

besar dari 1,25 atau derajat pengembangan yang diklasifikasikan

AASHTO T258 yang diklasifikasikan sebagai “very high” atau “extra

high” tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif sendiri

merupakan perbandingan antara Indeks plastisitas/ PI-(SNI 03-1966-

1989) dan persentase kadar lempung (SNI 03-3422-1994)

Proses pelaksanaan dilapangan pada pekerjaan tanah, yaitu :

Pekerjaan ini mengunakan alat berat yaitu motor grader yang digunakan

untuk mengupas lapisan tanah asli ± 10 cm.

Setelah proses striping atau pembebasan lahan selesai maka akan

dilanjutkan lagi dengan proses galian untuk pondasi pasangan batu yang

menggunakan alat excavator.

Setelah pekerjaan galian untuk pekerjaan pondasi pasangan batu selesai

maka akan dilanjutkan dengan penghamparan timbunan biasa / pilihan.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 40: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Setelah pekerjaan timbunan biasa / pilihan dan pekerjaan pasangan batu

selesai, maka pekerjaan selanjutnya adalah Timbunan Agregat kelas C

dengan tinggi 15 cm yang ditimbun perlayer dengan 30 cm tebalnya.

3. Penyiapan Badan Jalan

Untuk penyiapan badan jalan harus dibersihkan dari sampah –

sampah. Alat yang digunakan adalah motor grader.

3.2.4 STRUKTUR

Pekerjaan struktur ini terbagi atas :

A. Struktur Bawah

1. Struktur Pondasi (Pondasi Sumuran dan Tiang Pancang)

1.1. Pondasi Sumuran

Pondasi ini terbuat dari beton bertulang atau beton pracetak, yang

umum digunakan pada pekerjaan jembatan di Indonesia adalah dari

silinder beton bertulang dengan diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan

400 cm. Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penurunan dinding

sumuran yang dicor di tempat atau pracetak yang terdiri unit-unit beton

pracetak. Penurunan dilakukan dengan menggali sedikit demi sedikit di

bawah dasarnya. Berat beton pada sumuran memberikan gaya vertical

untuk mengatasi gesekan (friction) antara tanah dengan beton, dan dengan

demikian sumuran dapat turun.

Ketepatan pematokan pada sumuran sangat penting karena tempat yang

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 41: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

digunakan oleh sumuran sangat besar. Akibat kesalahan pematokan,

bersama-sama dengan kemiringan yang terjadi pada waktu sumuran

diturunkan, dapat menyebabkan sumuran itu berada di luar daerah kepala

jembatan atau pilar. Hal ini merupakan tambahan pekerjaan untuk

memperbesar kapala jembatan atau pilar, dan akan meneruskan beban

vertical dari bangunan atas kepada bangunan bawah secara eksentris.

Garis tengah memanjang jembatan dan garis tengah melintang dari

sumuran harus ditentukan dan dioffset sejauh jarak tertentu untuk

memastikan bahwa titik-titik referensi tersebut tidak terganggu pada saat

pembangunan sumuran.

Harus diperhatikan penentuan letak tiap segmen untuk memastikan bahwa

segmen baru akan mempunyai alinyemen yang benar sepanjang sumbu

vertical.

Hal ini penting terutama pada waktu suatu segmen ditambahkan pada

sumuran yang tidak (keluar dari) vertical. Secara ideal kemiringan ini

harus diperbaiki sebelum penambahan segmen berikutnya. Setelah

pekerjaan pematokan selesai, dilakukan penggalian pendahuluan untuk

memberikan jalan awal melalui mana sumuran akan diturunkan. Sisi galian

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 42: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

ini harus sedapat mungkin vertical.

Pembuatan Pondasi Sumuran dilakukan dengan cara pondasi dicor

ditempat dengan menggunakan ready mix yang telah disepakati dalam

kontrak.

Bilamana penggalian dan penurunan pondasi sumuran dilaksanakan,

perhatian khusus harus diberikan untuk hal-hal berikut ini :

1. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan aman, teliti, mematuhi

undang-undang keselamatan kerja, dan sebagainya.

2. Penggalian hanya boleh dilanjutkan bilamana penurunan telah

dilaksanakan dengan tepat dengan memperhatikan pelaksanaan dan

kondisi tanah. Gangguan, pergeseran dan gonjangan pada dinding

sumuran harus dihindarkan selama penggalian.

3. Dinding sumuran umumnya diturunkan dengan cara akibat beratnya

sendiri, dengan menggunakan beban berlapis (superimposed loads), dan Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 43: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

mengurangi ketahanan geser (frictional resistance), dan sebagainya.

4. Cara mengurangi ketahanan geser :

Bilamana ketahanan geser diperkirakan cukup besar pada saat penurunan

din-ding sumuran, maka disarankan untuk melakukan upaya untuk

mengurangi geseran antara dinding luar sumuran dengan tanah di

sekelilingnya.

5. Sumbat Dasar Sumuran

Dalam pembuatan sumbat dasar sumuran, perhatian khusus harus

diberikan untuk hal-hal berikut ini :

i) Pengecoran beton dalam air umumnya harus dilaksanakan dengan cara

tremies atau pompa beton setelah yakin bahwa tidak terdapat fluktuasi

muka air dalam sumuran.

ii) Air dalam sumuran umumnya tidak boleh dikeluarkan setelah

pengecoran beton untuk sumbat dasar sumuran.

6. Pengisian Sumuran

Sumuran harus diisi dengan beton siklop K175 sampai elevasi satu meter

di bawah pondasi telapak. Sisa satu meter tersebut harus diisi dengan

beton K250, atau sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar.

7. Pekerjaan Dinding Penahan Rembesan (Cut-Off Wall Work)

Dinding penahan rembesan (cut-off wall) harus kedap air dan harus

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 44: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

mampu menahan gaya-gaya dari luar seperti tekanan tanah dan air selama

proses penurunan dinding sumuran, dan harus ditarik setelah pelaksanaan

sumuran selesai dikerjakan.

8. Pembongkaran Bagian Atas Sumuran Terbuka

Bagian atas dinding sumuran yang telah terpasang yang lebih tinggi dari

sisi dasar pondasi telapak harus dibongkar. Pembongkaran harus

dilaksanakan dengan menggunakan alat pemecah bertekanan (pneumatic

breakers). Peledakan tidak boleh digunakan dalam setiap pembongkaran

ini.

Baja tulangan yang diperpanjang masuk ke dalam pondasi telapak harus

mempunyai panjang paling sedikit 40 kali diameter tulangan.

A.2. Struktur Atas

1.1. UNIT PRACETAK

Unit pracetak biasanya dibuat di luar lokasi dan dibuat dalam kuantitas

yang cukup, sehingga dapat dibenarkan penggunaan acuan yang tahan

lama dan bermutu tinggi. Bagian – bagian pracetak yang tipikal dari

bangunan atas jembatan adalah papan – papan lantai, pelat lantai, gelagar,

pelat soffit lantai, unit kereb dan tiang (post).

Dalam pekerjaan pracetak, diharapkan adanya keseragaman mutu, bentuk,

warna dan penampilan umum, dan ciri – ciri tersebut dipengaruhi oleh

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 45: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

kuantitas acuan, jenis minyak acuan dan bahan pelapas acuan, perubahan

dalam sifat atau proporsi bahan mentah yang dipakai, jumlah atau jenis

getaran, jenis perawatan, umur pada pembongkaran dan bahkan pada

perubahan cuaca.

Unit – unit pracetak dapat mudah rusak pada waktu penanganan,

penumpukan dan pengangkutan. Jika tersedia alat – alat pengangkut

dalam unit, alat tersebut harus dipakai. Bila titik – titik penyangga pada

waktu penumpukan tidak terlihat pada gambar rencana, harus dimintakan

nasehat perencana. Penyanggaan pada lebih dari dua titik dapat

menyebabkan kerusakan berat. Ketika menumpuk unit serupa, penyangga

harus diletakkan satu di atas lainnya dengan tepat. Bahan pembungkus

(packing) harus dari bahan tetap (inert), atau kalau dari kayu hard wood

(keras) harus dibungkus plastik untuk menghindari kelunturan. Pelendutan

(sagging) atau pemuntiran dari unit yang tipis dan panjang mungkin

terjadi jika kurang diperhatkan desain system penyangga pada waktu

penyimpanan. Gerakan relative penggetar awal (premovement) dan trailer

harus dipertimbangkan untuk mencegah keretakan torsi, pecah atau

gesekan pada waktu mengangkut unit.

Unit pracetak dipasang dengan menggunakan satu crane atau dua crane.

1.2. COR IN-SITU

Jembatan beton bertulang ini dipasang dengan menggunakan perancah.

Perancah yang dibuat harus memperhatikan kondisi aliran sungai pada

waktu banjir, apabila dilaksanakan pada saat kemungkinan adanya banjir.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 46: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Kestabilan dan kekuatan perancah sangat dominan. Setelah perancah

selesai dibuat dan diyakini stabil dan kuat, mulai dibuat acuan atau

bekisting untuk gelagar beton bertulang.

Acuan dibuat dengan dimensi sesuai dengan Gambar Rencana,

mempunyai kelurusan yang baik dan tidak bocor.

Setelah acuan selesai, mulai dipasang baja tulangan dalam acuan tersebut,

dengan memperhatikan selimut tebal selimut beton dengan menahan baja

tulangan dengan beton decking. Mutu beton decking harus lebih tinggi

dari beton yang akan di cor.

Setelah semua baja tulangan selesai dipasang dan acuan dibersihkan dari

kotoran-kotoran yang ada, maka barulah dilakukan pengecoran beton

dengan mengacu pada pelaksanaan pekerjaan beton.

Perancah baru boleh dilepas setelah beton mempunyai kuat tekan minimal

85% dari beton karakteristik. Untuk bentang pendek dapat dicor bersama-

sama dengan lantai.

1.3. Pelat Lantai

a. Acuan

Acuan lantai dapat dilepas atau ditinggal di tempat. Yang ditinggalkan

biasanya terbuat dari baja galvanisasi, semen serat kompresi (compressed

fibre-cement or concrete) atau beton.

Acuan baja galvanisasi yang akan ditinggal di tempat biasanya merupakan

lantai baja trough yang disangga balok memanjang dan gelagar melintang.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 47: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Bagian bawah dari lantai beton dengan acuan yang ditinggal tidak dapat

diperiksa, oleh karena itu perlu perhatian khusus pada waktu pengecoran

dan penggetaran beton untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya

beton berpori pada bagian bawah.

Lantai kantilever dan trotoar adalah bagian yang paling kelihatan dari

jembatan. Gelagar jembatan melendut pada waktu pelat lantai sedang

dicor, dan lendutan ini harus diperhitungkan pada waktu memasang acuan

pinggir, sehingga pinggir lantai merupakan garis menerus, lurus atau

dengan lawan lendut (camber) pada bentang tengah. Acuan lantai harus

disangga dari gelagar dan bukan dari tanah, pilar atau kepala jembatan.

Pada waktu lantai dicor, penting untuk melindungi gelagar luar dan

landasan terhadap pengaruh momen torsi yang disebabkan oleh perputaran

lantai kantilever dan trotoar. Ini dilakukan dengan mengikat bagian atas

gelagar menjadi satu dengan batang penguat yang dilas dan perkuatan

(strutting) pada permukaan flens bawah.

b. Penulangan

Setelah acuan untuk pelat lantai telah selesai dan diperiksa

kekuatannya, pengerjaannya, kerapatan adukan, ketinggian dan

kebersihan, penulangan dapat dipasang. Perlu untuk sering memeriksa

ukuran pada waktu pembengkokan di lokasi, atau tepat sesudah

pengiriman ke lokasi jika tulangan dibengkokan di luar lokasi.

Penggunaan kayu, rak baja atau penyangga lain adalah supaya penulangan

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 48: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

tidak mengenai tanah atau lumpur sampai siap dipakai. Cat, minyak,

lemak, Lumpur, mill scale lepas atau karat lepas akan mengurangi sifat

pelekatan dari batang sederhana khususnya dan harus dilepas. Penutup

(selimut) sangat penting terutama pada pelat lantai yang relative tipis,

kurangnya selimut dapat mengakibatkan berkaratnya batang dan

terkikisnya beton, sedangkan terlalu banyak selimut dapat mengakibatkan

kekuatan rencana diperkirakan dari pelat tidak tercapai.

Pengikat kawat sama cepat berkarat seperti batang biasa, dan ujung

pengikat harus dijauhkan dari permukaan beton.

Blok adukan dan dudukan (chair) plastik dipakai untuk memelihara

selimut lebih disukai daripada dudukan baja dengan pinggiran plastik.

Beberapa dudukan plastik mempunyai luas dasar yang kurang, dan dapat

hancur bila dibebani, apalagi dalam cuaca panas. Bila dudukan dipakai

pada posisi horizontal untuk memegang penulangan vertikal kadang –

kadang berputar kecuali jika dipasang dengan baik.

Penulangan harus ditopang sedemikian rupa sehingga tidak berpindah,

distorsi, atau rusak dengan cara apapun pada waktu pengecoran pelat

lantai.

c. Urutan Pengecoran

Perencanaan urutan pengecoran harus mempertimbangkan hal – hal

sebagai berikut:

1) melintang – dimulai pengecoran beton di tengah, bergerak keluar

secara seimbang / teratur.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 49: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

2) memanjang – pengecoran beton sedemikian sehingga lendutan

maksimum terjadi pada awal, sehingga bila pengerasan awal terjadi beton

tidak akan terpengaruh oleh lendutan yang disebabkan pengecoran beton

kemudian.

Bila pelat yang sedang dicor tidak lurus, biasanya dalam praktek

dikerjakan dari titik terendah menuju titik tertinggi.

d. Pengecoran

Pemeriksaan yang harus dilakukan sebelum mengecor pelat lantai

adalah sebagai berikut:

1. periksa bahwa semua kotoran debu, beton lama, potongan kawat

pengikat dan sebagainya dibersihkan dari acuan.

2. menegaskan bahwa jembatan kerja (runway) ditopang bebas dari

penulangan.

3. Jika keadaan cuaca kurang baik, terutama cuaca panas, periksa agar

pekerjaan dapat berlangsung tanpa melanggar Syarat – syarat Teknik.

4. memastikan adanya pengaturan untuk cahaya buatan (penerangan) bila

pengecoran tidak dapat diselesaikan sebelum gelap.

5. memastikan terdapat cukup kayu untuk membuat stop – end bila

persediaan beton terganggu / terlambat.

6. memastikan ketersediaan tenaga dan fasilitas untuk mengambil benda

uji bahan atau beton sesuai dengan Syarat – syarat Teknik.

7. menegaskan bahwa talang (chutes) terbuat dari logam atau dilapisi

logam sehingga beton tidak akan terpisah dalam talang atau diperbolehkan

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 50: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

jatuh lebih dari 1,5 m.

8. memeriksa tersedianya alat cadangan (standby) yang cukup, termasuk

pengetar, dalam kondisi siap pakai.

Beton dapat dicampur di lokasi atau di tempat lain, dan dapat dicor

dengan menggunakan kereta dorong pada jembatan kerja dengan talang,

monorail conveyor dari ember yang diangkat oleh keran atau katrol

(hoist), atau dipompa. Beton harus dicor dengan kedalaman penuh

dalam acuan sedekat mungkin dengan posisi akhir, sehingga tidak perlu

dipindah – pindahkan dengan screed atau penggetar.

Operator berpengalaman dan pengawasan ketat diperlukan dalam

penggetaran untuk menjamin bahwa beton dipadatkan segera setelah

dicor. Melalui penggetar dalam (internal) dapat dihasilkan lantai yang

padat dan beton yang tahan serta padat di samping dengan menggunakan

screed penggetar dan penghalus tangan (hand floating) atau screed tangan

dan penghalus mesin (power float).

Bila lantai akan diberi lapisan permukaan aspal, suatu daya lekat yang

baik akan terjadi antara beton dan aspal bila permukaan diperkasar, dan

ini didapat dengan cara menyeret sapu kaku secara melintang pada

permukaan sebelum mengeras. Timing dari kegiatan ini penting untuk

mendapat hasil yang baik. Prosedur perawatan dimulai segera setelah

pengerasan awal terjadi.

Perlu pertimbangan tambahan dalam hal flens balok T prategang pracetak

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 51: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

merupakan bagian dari pelat lantai. Setelah gelagar telah dipasang

diperlukan suatu rangkaian pengisi memanjang (infill). Harus diperhatikan

tempat sambungan pelaksanaan antara tepi gelagar pracetak beton pengisi

yang dicor. Pinggiran pracetak harus diperkasar pada tempat (yard)

pencetakan dan dibasahi segera sebelum beton pengisi dicor. Meskipun

dilakukan dengan hati – hati, penyusutan beton dan kelenturan (flexibility)

dari bagian prategang yang baru sering mengakibatkan keretakan pada

sambungan pelaksanaan, sehingga membrane kedap air sering dipasang

pada lantai sebelum pengaspalan.

Pelat lantai beton yang berdampingan dengan hidung sambungan

pemuaian harus dicor bersamaan dengan pengecoran lantai utama. Praktek

(kebiasaan) meniadakan beton sebatas 300 mm dari sambungan harus

tidak diijinkan oleh engineer karena beton yang ditambahkan setelah

beton yang utama, tidak dapat disambung dengan memuaskan pada beton

lantai utama dan akan timbul masalah dengan sambungan pemuaian pada

umur awal bangunan. Hal yang sama berlaku pada peniadaan beton di

sekeliling tiang pagar beton pada waktu pengecoran lantai utama.

Praktek (kebiasaan) pemasangan lapisan adukan pada acuan lantai

sebelum pengecoran tidak boleh diijinkan . Hal ini mengakibatkan suatu

lapisan adukan yang lemah di mana biasanya retak dan terlepas pada

tahap awal.

1.4. PEMBENTUKAN RONGGA (FORMING VOIDS)

Rongga diadakan pada bangunan atas jembatan beton untuk

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 52: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

penempatan kabel post-tensioning, untuk fasilitas umum, untuk

meringankan bangunan, untuk displace beton dekat sumbu netral di mana

terdapat sedikit beban, atau memudahkan pencapaian untuk pemeliharaan.

Fasilitas umum (services) dapat pula dimasukkan di dalam tabung pipa

plastik atau logam yang di tempatkan dalam bangunan atas, di bawah

trotoar atau dipasang kemudian pada bagian luar jembatan.

Plastik busa polystyrene cocok untuk membentuk rongga, tujuan

diadakannya rongga adalah untuk meringankan bangunan dan busa itu

dapat ditingal di tempat, jika diijinkan. Tetapi busa dapat dilepas dengan

mudah yaitu dengan kombinasi pemotongan yang dilanjutkan dengan

penggunaan pelarut pada pinggir – pinggir yang menempel pada beton.

Pembentuk busa juga cocok untuk bukaan akses yang pendek.

Rongga harus dapat mengering sendiri kecuali jika rongga ini tetap

terisi penuh bahan yang dipakai untuk pembentukan.

Tergantung pada ukuran, bentuk dan pemakaian, rongga dapat dibentuk

dengan pembentuk karton berlilin (wax) atau dengan cara – cara

konvensional dengan menggunakan cetakan / pembentuk yang dapat

dilepas.

Pembentuk rongga sering terapung pada waktu pengecoran dan oleh

karena itu harus ditempel pada tulangan untuk mencegah pengapungan

atau terlepas oleh getaran. Rongga lebih besar, atau beberapa rongga kecil

dapat menyebabkan pengambangan yang cukup banyak sehingga

mengubah bentuk (distoisi) jalinan tulangan, dan oleh sebab itu

memerlukan alat penahan yang bebas dari tulangan untuk mengimbangi

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 53: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

keadaan itu.

Harus diperhatikan sambungan sambungan pada pembentuk rongga

itu, khususnya pada ujung, untuk menjamin kerapatan adukan oleh karena

perembesan dapat mengakibatkan hambatan dalam rongga, sehingga akan

sulit memasang kabel atau fasilitas pelayanan umum, atau menyebabkan

tonjolan (projection) tajam yang dapat merusak kabel dan fasilitas

tersebut.Pada waktu pengecoran harus berhati – hati agar pembentuk

rongga tidak mengalami kerusakan, khususnya dengan pemakaian

penggetar. Saluran (ducts) fleksibel dapat deformasi (berubah bentuk)

menyebabkan tonjolan di dalam dengan akibat menyulitkan kabel listrik

atau fasilitas lain. Saluran rigid (kaku) dapat retak dan adukan dapat

merembes masuk, sehingga menyebabkan hambatan. Apapun cara

pembentukan, harus cukup kaku sehingga tidak akan terjadi pengurangan

ukuran rongga.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 54: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Gambar 1 – Tampak Samping dan Atas Jembatan Beton

2. JEMBATAN GELAGAR BETON PRATEKAN

a) Tempat Pencetakan

Lokasi setiap tempat pencetakan harus disetujui oleh Direksi

Pekerjaan.

b) Acuan

Unit Acuan

Pipa acuan untuk membentuk lubang melintang dalam pekerjaan akhir

atau perkakas cetak lainnya yang akan membatasi regangan memanjang

dalam elemen acuan harus dilepas sesegera mungkin setelah pengecoran

beton sede-mikian rupa sehingga pergerakan akibat penyusutan atau

perubahan temperatur beton dapat dikendalikan.

Bilamana diperlukan rongga dalam beton, maka pembentuk rongga beton

harus terpasang kaku dengan cara yang sedemikian hingga tidak terjadi

pergeseran yang cukup besar dalam segala arah selama pelaksanaan

pengecoran.

Bilamana pembentuk rongga beton diikat pada kabel prategang, maka

pencegahan harus dilakukan untuk menjamin bahwa pola untaian tidak

mengalami distorsi akibat gaya apung dari rongga tersebut.

Semua pencegahan harus dilakukan untuk menghindari kerusakan pada

acuan selama pengecoran.

c) Perlengkapan Pra-tegang

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 55: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Perlengkapan penarik kabel harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan

sebelum digunakan dan harus dikalibrasi sebagai unit yang lengkap oleh

suatu labora-torium yang disetujui setiap enam bulan (atau lebih sering

jika diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan) agar memberikan korelasi

antara gaya yang diberikan pada kabel dan bacaan yang ditunjukkan oleh

alat ukur tekanan. Perlengkapan penarikan kabel harus disediakan paling

sedikit 2 alat pengukur tekanan dengan permukaan diameter tidak kurang

dari 150 mm, satu untuk membaca lendutan akibat penegangan dan yang

satunya untuk membaca pembebanan selama operasi penegangan akhir.

Alat pengukur tekanan harus akurat sampai ketelitian 1 % kapasitas

penuh. Sertifikat kalibrasi harus disimpan di kantor kerja pada tempat

pengecoran dan disediakan untuk Direksi Pekerjaan atas permintannya.

d) Perakitan Kabel Pra-tegang

Kabel pra-tegang harus dirakit sesuai dengan petunjuk yang

diikutsertakan dalam sertifikat persetujuan pabrik.

Sebelum perakitan, maka permukaan baja pra-tegang harus diperiksa

terhadap korosi. Karat lepas harus dibuang dengan tangan, yaitu dengan

lap kain guni atau wol baja halus dan setiap jenis minyak harus

dibersihkan dengan menggunakan deterjen. Suatu lapisan karat yang tipis

tidak dianggap merusak asalkan baja tersebut tidak nampak keropos

setelah dibersihkan dari karat.

Baja yang sangat berkarat atau baja yang keropos harus ditolak dan

dikeluarkan dari tempat kerja. Benda asing yang melekat pada baja harus

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 56: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

dihilangkan sete-lah pra-tegang atau sebelum penempatan dalam

selongsong. Bilamana baja pra-tegang untuk pekerjaan penegangan

sebelum pengecoran (pre-tension) dipasang sebelum pengecoran pada unit

tersebut, atau bilamana tidak disuntik dalam waktu 10 hari sejak

pemasangan, maka baja tersebut harus mengikuti ketentuan di atas untuk

perlindungan terhadap korosi dan ditolak jika berkarat. Dalam hal ini,

bahan penghambat korosi harus digunakan dalam selongsong setelah

pemasangan kabel.Jangkar harus dirakit dengan kabel dengan cara

sedemikian sehingga dapat mencegah setiap pergeseran posisi, baik

selama pemasangan maupun penge-coran.

Gambar 2 – Perakitan

Kabel Prategang

e) Selimut Beton

Jika tidak ditentukan lain, maka selimut beton tidak boleh kurang dari

2 kali diameter kabel atau 3 cm, diambil yang lebih besar. Selimut beton

tersebut harus ditambah 1,5 cm untuk beton yang kontak langsung dengan

permukaan tanah atau 3,0 cm untuk elemen beton yang dipasang dalam air

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 57: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

asin.

f) Pengecoran Beton

Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan paling tidak 24 jam

sebelum permulaan operasi pengecoran beton yang dijadwalkan agar

Direksi Pekerjaan dapat memeriksa persiapan pekerjaan tersebut.

Beton tidak boleh dicor sampai Direksi Pekerjaan telah memeriksa dan

me- nyetujui pemasangan baja tulangan, selongsong, jangkar, dan baja

pra-tegang. Selongsong yang retak atau robek harus diganti.

Pengecoran harus sesuai dengan ketentuan, beton harus digetar dengan

hati-hati untuk menghindari pergeseran kabel, kawat, selongsong, atau

baja tulangan. Untuk bagian yang lebih dalam dan tipis, penggetar luar

yang ditempelkan pada acuan dapat dilaksanakan untuk menam-bah

getaran di bagian dalam. Baik sebelum pengecoran maupun segera

sesudah pengecoran beton, maka Kontraktor harus dapat menunjukkan

bahwa semua selongsong tidak rusak hingga dapat diterima oleh Direksi

Pekerjaan.

g) Perawatan

Perawatan dengan uap air dapat digunakan sesuai dengan yang

disyaratkan.

2.2. Pra-penegangan (Pre-stressing)

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 58: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

a) Umum

Tidak ada penegangan yang boleh dilaksanakan tanpa persetujuan dari

Direksi Pekerjaan. Operasi penegangan harus dilaksanakan di bawah

pengawasan dari seorang ahli yang disediakan oleh pabrik dari peralatan

akan digunakan, oleh suatu tim sangat berpengalaman dalam

menggunakan peralatan tersebut dan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan

atau wakilnya.

b) Penegangan Kabel

i) Keselamatan Kerja

Selama proses penarikan kabel tidak diperbolehkan seorangpun berdiri

di muka dongkrak.

Pengukuran atau kegiatan lainnya harus dilaksanakan dari samping

dongkrak atau tempat lainnya yang cukup aman. Sesaat sebelum

penarikan kabel, tanda-tanda yang cukup jelas harus terpasang pada kedua

ujung unit tersebut untuk memperingatkan orang agar tidak mendekati

tempat tersebut.

ii) Peralatan

Sebelum pekerjaan penegangan, peralatan harus diperiksa, dikalibrasi

atau diuji, sebagaimana dipandang perlu oleh Direksi Pekerjaan.

Dynamometer dan alat ukur lainnya harus mempunyai toleransi sampai 2

%. Alat pengukur tekanan harus disesuaikan dengan petunjuk pabrik pem-

buatnya. Alat pengukur tekanan ini juga harus dibuat sedemikian rupa

sehingga tidak akan rusak bila terjadi penurunan tegangan secara

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 59: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

mendadak.

Untuk maksud pencatatan, jika dipandang perlu,dapat dipasang lebih dari

satu alat pengukur tekanan.

c) Data-data Yang Harus Dicatat

i) Umum

Baik untuk Penegangan Sebelum Pengecoran (Pre-Tension) maupun

Penegangan Setelah Pengecoran (Post-Tension), harus dilakukan penca-

tatan data-data berikut ini :

§ Nama dan nomor pekerjaan

§ Nomor balok/gelagar

§ Tanggal selesainya pengecoran

§ Tanggal diberikannya gaya pra-tegang

ii) Kabel Untuk Penegangan Sebelum Pengecoran (Pre-Tension)

Data-data berikut ini harus dicatat :

§ Pabrik pembuatnya, toleransi dan nomor dynamometer, alat peng-ukur,

pompa dan dongkrak.

§ Besarnya gaya yang dicatat oleh dynamometer.

§ Tekanan pompa atau dongkrak dan luas piston.

§ Pemuluran terakhir segera setelah penjangkaran.

iii) Kabel Untuk Penegangan Setelah Pengecoran (Post-Tension)

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 60: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Data-data berikut ini yang harus dicatat :

- Pabrik pembuatnya, toleransi, jenis dan nomor dynamometer, alat

pengukur, pompa dan dongkrak.

- Identifikasi kabel.

- Gaya awal pada saat penegangan awal.

- Gaya akhir dan pemuluran pada saat penegangan akhir.

- Gaya dan pemulura pada selang waktu tertentu jika dan bilamana

diminta oleh Direksi Pekerjaan.

- Pemuluran setelah dongkrak dilepas.

Salinan catatan tersebut harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan dalam

waktu 24 jam setelah setiap operasi penegangan.

2.3. METODE PENEGANGAN SEBELUM PENGECORAN (PRE-TENSION)

1) Landasan Gaya Pra-tegang

Landasan untuk mendukung gaya pra-tegang selama operasi pra-tegang harus

dirancang dan dibuat untuk menahan gaya-gaya yang timbul selama operasi pra-

tegang. Landasan harus dibuat sedemikian rupa sehingga bila terjadi slip pada jangkar

tidak menyebabkan kerusakan pada landasan.

Landasan harus cukup kuat sehingga tidak terjadi lendutan atau kerusakan akibat

beban terpusat atau beban mati dari unit-unit yang ditunjang.

2) Penempatan Kabel

Kabel harus ditempatkan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar, dan

harus dipasang sedemikian hingga tidak bergeser selama pengecoran beton. Pada

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 61: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

penempatan kabel, perhatian khusus harus diberikan agar kabel tidak menyentuh

acuan yang telah diminyaki. Bilamana terlihat tanda-tanda minyak pada kabel, maka

kabel harus segera dibersihkan dengan menggunakan kain yang dibasahi minyak

tanah atau bahan yang cocok lainnya.

Bilamana memungkinkan, penegangan kabel hendaknya dilaksanakan sebelum acuan

diminyaki. Jangkar harus diletakkan pada posisi yang dikehendaki dan tidak bergeser

selama pengecoran beton.

3) Besarnya Gaya Penegangan Yang Dikehendaki

Kecuali ditentukan lain dalam Gambar, gaya penegangan yang diperlukan

adalah sisa gaya kabel pada tengah-tengah setiap unit segera setelah semua kabel

dijangkar pada abutment dari landasan dan berada dalam posisi lendutan akhir.

Perbedaan gaya penegangan adalah 5 persen dari gaya yang diperlukan. Besar gaya

penegangan yang diberikan harus dapat sudah termasuk pengurangan gaya akibat slip

pada perkakas jangkar, masuknya baji (wedge draw-in) dan kehilangan akibat

gesekan (friction losses).

Cara penarikan kabel termasuk pemasangan dan penempatan setiap garis

lengkung kabel, perhitungan yang menunjukkan gaya-gaya pada jangkar dan setiap

titik lendutan, dan perkiraan kehilangan gaya akibat gesekan, harus diserahkan kepada

Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan sebelum dimulainya pembuatan

elemen-elemen.

Kontraktor harus melaksanakan percobaan operasi penegangan untuk

memperoleh besarnya tahanan geser yang diberikan alat pelengkung (hold down) dan

juga memas-tikan bahwa masuknya baji yang disebutkan masih konsisten dengan

jenis dongkrak dan teknik yang diusulkan.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 62: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Kabel harus dilengkungkan bilamana ditunjukkan dalam Gambar, dengan perkakas

yang cukup kuat untuk memegang kabel dalam posisi yang sesuai, terutama selama

penge-coran dan operasi penggetaran. Kecuali disebutkan lain oleh Direksi Pekerjaan,

maka alat pelengkung (hold down) harus diletakkan memanjang dalam 200 mm dan

vertikal dalam 5 mm dari lokasi yang ditunjukkan dalam Gambar.

Alat pelengkung (hold down) harus dirancang sedemikian hingga pelengkung

(deflec-tors) yang dalam keadaan kontak langsung dengan untaian (strand)

berdiameter tidak kurang dari diameter kabel atau 15 mm, mana yang lebih besar.

Pelengkung (deflectors) harus dibuat dari bahan yang tidak lebih keras dari baja mutu

36 sesuai dengan ketentuan dari AASHTO M183.

Kontraktor harus menyerahkan perhitungan yang menunjukkan bahwa alat

pelengkung telah dirancang dan dibuat untuk menahan beban terpusat yang

diakibatkan dari gaya pra-tegang yang diberikan.

Cara penarikan kabel harus dapat menjamin bahwa gaya yang diperlukan

dihasilkan dari semua kabel di tengah-tengah bentang setiap unit, terutama bilamana

lebih dari satu kabel atau satu unit ditarik dalam suatu operasi penarikan.

Beton tidak boleh dicor lebih dari 12 jam setelah peraikan kabel. Bilamana

waktu ini dilampaui, maka Kontraktor harus memeriksa apakah kebutuhan gaya tarik

kabel masih dipertahankan. Bilamana penegangan ulang diperlukan, maka

perpanjangan kabel yang terjadi harus ditahan dengan menggunakan pelat pengunci

(shims) tanpa mengganggu baji yang telah tertanam.

Pengukuran pemuluran, hanya boleh dilaksanakan setelah Direksi Pekerjaan

memeriksa perhitungan dan menentukan bahwa sistem tersebut telah memenuhi

ketentuan. Bacaan alat pengukur tekanan dari dongkrak harus digunakan sebagai

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 63: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

pembanding penguluran pemuluran. Bilamana bacaan tekanan dongkrak dan

pengukuran pemuluran berbeda lebih dari 3 %, Direksi Pekerjaan harus diberitahu

sebelum pengecoran dimulai, dan jika dipandang perlu, kabel harus diuji ulang dan

peralatan dikalibrasi ulang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

4) Prosedur Pra-tegang

Operasi penarikan kabel harus dikerjakan oleh tenaga yang terlatih dan

berpengalaman di bidangnya.

Gaya pra-tegang harus diberikan dan dilepas secara bertahap dan merata.

Untuk menghilangkan kekenduran dan menaikkan kabel dari lantai landasan, maka

gaya 100 kg atau sebesar yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan harus diberikan pada

kabel. Gaya awal harus diberikan untuk menghitung pemuluran yang diperlukan.

Kabel harus ditandai untuk pengukuran pemuluran setelah tegangan awal diberikan.

Bilamana diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, maka kabel harus ditandai pada kedua

ujungnya, ujung yang ditarik dan ujung yang mati serta pada kopel (bila digunakan),

sedemikian hingga slip dan masuknya kabel (draw-in) dapat diukur.

Bilamana terjadi slip pada salah satu kelompok kabel yang ditarik secara bersama-

sama, maka tegangan pada seluruh kabel harus dikendorkan, kabel-kabel diatur lagi

dan kelompok kabel tersebut ditarik kembali. Sebagai alternatif, jika kabel yang slip

tidak lebih dari dua, penarikan kelompok kabel dapat diteruskan sampai selesai dan

kabel yang kendor ditarik kemudian.

Gaya pra-tegang harus dipindahkan dari dongkrak penarik ke abutment landasan pra-

tegang segera setelah gaya yang diperlukan (atau pemuluran) dalam kabel telah

tercapai, dan tekanan dongkrak harus dilepas sebelum setiap operasi berikutnya

dimulai.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 64: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Bilamana untaian (strand) yang dilengkungkan disyaratkan, maka Direksi Pekerjaan

dapat memerintahkan pengukuran pemuluran atau regangan pada berbagai posisi

sepanjang kabel untuk menentukan gaya pada kabel pada masing-masing posisi.

5) Pemindahan Gaya Pra-tegang

a) Persetujuan

Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan usulan terinci cara

pemindahan gaya pra-tegang untuk mendapat persetujuan sebelum pemindahan gaya

dimulai.

b) Ketentuan Kekuatan Beton

Tidak ada kabel yang dilepas sebelum beton mencapai kuat tekan yang lebih besar

dari 85 % kuat tekan beton berumur 28 hari yang disyaratkan dalam Gambar dan

didukung dengan pengujian benda uji standar yang dibuat dan dirawat sesuai dengan

unit-unit yang dicor.

Bilamana, setelah 28 hari, kuat tekan beton gagal mencapai kekuatan minimum yang

disyaratkan, maka kabel segera dilepaskan dan unit beton tersebut harus ditolak.

c) Prosedur

Semua kabel harus diperiksa sebelum dilepas untuk memastikan bahwa tidak terdapat

kabel yang kendur. Bilamana terdapat kabel yang kendur, maka Kon-traktor harus

segera memberitahu Direksi Pekerjaan sehingga Direksi Pekerjaan dapat memeriksa

unit tersebut dan menentukan apakah unit tersebut dapat dipakai terus atau harus

diganti.

Semua kabel harus diberi tanda pada kedua ujung balok pratekan, agar dapat

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 65: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

dilakukan pencatatan bilamana terjadi slip atau masuknya kabel (draw-in).

Pelepasan kabel harus secara berangsur-angsur dan tidak boleh terhenti pada waktu

pelepasannya.

Dengan persetujuan dari Direksi Pekerjaan, pelepasan kabel dapat dilakukan dengan

pemanasan, asalkan ketentuan berikut ini dilaksanakan :

i) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan rincian cara pemindahan

gaya pra-tegang termasuk panjang kabel bebas di antara unit-unit, panjang kabel

bebas pada kedua ujung landasan, tempat-tempat dimana kabel akan diberikan

pemanasan, rencana pemotongan kabel dan pelepasan alat untuk kabel yang

dilengkungkan, cara pemanasan kabel dan peralatan yang diusulakan untuk

digunakan.

ii) Pemanasan harus dilaksanakan merata pada seluruh panjang kabel dalam waktu

yang cukup untuk menjamin bahwa seluruh kabel telah regang (relax) sepenuhnya

sebelum dilakukan pemotongan. Beton tidak boleh dipanaskan secara berlebihan, dan

pemanasan tidak boleh dilakukan lang-sung pada setiap bagian kabel yang berjarak

kurang dari 10 cm dari permukaan beton unit tersebut.

iii) Direksi Pekerjaan harus hadir dalam setiap pelepasan kabel dengan pemanasan.

Setelah gaya pra-tegang telah dipindahkan pada unit-unit, kabel-kabel antara unit-unit

harus bekerja baik sepanjang garis dari titik pelepasan.

Setelah gaya pra-tegang dipindahkan seluruhnya pada beton, kelebihan panjang kabel

harus dipotong sampai ujung permukaan unit dengan pemotong mekanis. Setiap

upaya harus dilakukan untuk mencegah kerusakan pada beton.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 66: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

6) Masuknya (Draw-in) Kabel Yang Diijinkan.

Masuknya kabel pada setiap kabel tidak boleh melampaui 3 mm pada setiap ujung,

kecuali disebutkan lain dalam Gambar.

Bilamana masuknya kabel melampaui toleransi maksimum maka pekerjaan tersebut

harus ditolak.

2.4. METODE PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN (POST-TENSION)

1) Persetujuan

Kecuali disebutkan lain dalam Gambar, Kontraktor dapat menentukan prosedur pra-

tegang yang dikehendakinya, dimana prosedur dan rencana pelaksanaan tersebut

harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan sebelum

setiap pekerjaaan untuk unit penegangan setelah pengecoran dimulai.

2) Penempatan Jangkar

Setiap jangkar harus ditempatkan tegak lurus terhadap garis kerja gaya pra-tegang,

dan dipasang sedemikian hingga tidak akan bergeser selama pengecoran beton.

Bilamana ditentukan dalam Gambar bahwa plat baja digunakan sebagai jangkar, maka

bidang permukaan beton yang kontak langsung dengan plat baja tersebut harus rata,

daktil (ducktile) dan diletakkan tegak lurus terhadap arah gaya pra-tegang. Jangkar

pelat baja dapat ditanam pada adukan semen sebagaimana yang disetujui atau

diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

Sesudah pekerjaan pra-tegang dan penyuntikan selesai, jangkar harus ditutup dengan

beton dengan tebal paling sedikit 3 cm.

3) Penempatan Kabel

Lubang jangkar harus ditutup untuk menjamin bahwa tidak terdapat adukan semen

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 67: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

atau bahan lainnya masuk ke dalam lubang selama pengecoran.

Segera sebelum penarikan kabel, Kontraktor harus menunjukkan bahwa semua kabel

bebas bergerak antara titik-titik penjangkaran dan elemen-elemen tersebut bebas

untuk menampung pergerakan horisontal dan vertikal sehubungan dengan gaya pra-

tegang yang diberikan.

4) Kekuatan Beton Yang Diperlukan

Gaya pra-tegang belum boleh diberikan pada beton sebelum mencapai kekuatan beton

yang diperlukan seperti yang disyaratkan dalam Gambar, dan tidak boleh kurang dari

14 hari setelah pengecoran jika perawatan dengan pembasahan digunakan, atau

kurang dari 2 hari setelah pengecoran jika perawatan dengan uap digunakan.

Bilamana unit-unit terdiri dari elemen-elemen yang disambung, kekuatan yang

dipindah-kan ke bahan sambungan paling sedikit harus sama dengan kekuatan yang

dipindahkan pada unit beton.

5) Besarnya Gaya Pra-tegang Yang Diperlukan

Pengukuran gaya pra-tegang yang dilakukan dengan cara langsung mengukur tekanan

dongkrak atau tidak langsung dengan mengukur pemuluran. Kecuali disebutkan lain

dalam Gambar, Direksi Pekerjaan akan menentukan prosedur yang diambil setelah

pengamatan kondisi dan ketelitian yang dapat dicapai oleh kedua prosedur tersebut.

Direksi Pekerjaan akan menentukan perkiraan pemuluran dan tekanan dongkrak.

Kontraktor harus menetapkan titik duga untuk mengukur perpanjangan dan tekanan

dongkrak samapai dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.

Kontraktor harus menambahkan gaya pra-tegang yang diperlukan untuk mengatasi

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 68: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

kehi-langan gaya akibat gesekan dan penjangkaran. Besar gaya total dan

perpanjangan yang dihitung harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum

penegangan dimulai.

Segera setelah penjangkaran, maka tegangan dalam kabel pra-tegang tidak boleh

melampaui 70 % dari beban yang ditetapkan. Selama penegangan, maka nilai tersebut

tidak boleh melampaui 80 %.

Kabel harus ditegangkan secara bertahap dengan kecepatan yang tetap. Gaya dalam

kabel harus diperoleh dari pembacaan pada dua buah arloji atau alat pengukur tekanan

yang menyatu dengan peralatan tersebut. Perpanjangan kabel dalam gaya total yang

disetujui tidak boleh melampaui 5 % dari perhitungan perpanjangan yang disetujui.

Bilamana perpanjangan yang diperlukan tidak dapat dicapai maka gaya dongkrak

dapat ditingkatkan sampai 75 % dan beban yang ditetapkan untuk kabel. Bilamana

perbedaan pemuluran antara yang diukur dengan yang dihitung, lebih dari 5 %, maka

tidak perlu dilakukan penarikan lebih lanjut sampai perhitungan dan peralatan tersebut

diperiksa.

Penegangan harus dari salah satu ujung, kecuali disebutkan lain dalam Gambar atau

disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Bilamana penegangan pada kabel dilakukan dengan pendongkrakan pada kedua

ujung-nya, maka tarikan ke dalam (pull-in) pada ujung yang jauh dari dongkrak harus

diukur dengan akurat dengan memperhitungkan kehilangan gaya untuk perpanjangan

yang diukur pada ujung dongkrak.

Bilamana pekerjaan pra-tegang telah dilakukan sampai diterima oleh Direksi

Pekerjaan, maka kabel harus dijangkarkan. Tekanan dongkrak kemudian harus dilepas

dengan sedemikian rupa sehingga dapat menghindari goncangan terhadap jangkar

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 69: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

atau kabel tersebut.

Bilamana tarikan ke dalam (pull-in) kabel pada penjangkaran akhir lebih besar dari

yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka beban harus dilepas secara bertahap

dengan kecepatan tetap dan penarikan kabel dapat diulangi.

6) Prosedur Penarikan Kabel

a) Umum

Semua pekerjaan penarikan kabel harus dihadiri oleh Direksi Pekerjaan atau

wakilnya.

Pelepasan dongkrak harus bertahap dan menerus. Penarikan kabel harus sesuai

dengan urutan yang telah ditentukan dalam Gambar. Pemberian gaya pra-tegang

sebagian (partially prestressed) hanya boleh diberikan bilamana ditunjukkan dalam

Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pemberian gaya pra-tegang yang

melampaui gaya maksimum yang telah dirancang untuk mengurangi gesekan dapat

diijinkan asal sepengetahuan dan sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan, untuk

mengatasi penurunan gaya yang diperlukan. Dalam keadaan apapun, perhatian khusus

harus diberikan agar kabel tidak ditarik melebihi 85 % dari kekuatan maksimumnya,

dan dongkrak tidak dipaksa sampai melebihi batas kapasitas maksimumnya.

Sebelum penegangan, kabel harus dibersihkan dengan cara meniupkan udara

bertekanan ke dalam selongsong. Jangkar juga harus dalam keadaan bersih. Bagian

kabel yang menonjol harus dibersihkan dari bahan-bahan yang tidak dikehendaki,

karat/korosi, sisa-sisa adukan semen, gemuk, minyak atau kotoran debu lainnya yang

dapat mempengaruhi perlekatannya dengan pekerjaan pen-jangkaran. Kabel dicoba

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 70: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

untuk ditarik keluar dan masuk ke dalam selongsong agar dapat kelengketan akibat

kebocoran selongsong dapat segera diketahui dan diambil langkah-langkah

seperlunya.

Gaya tarik pendahuluan, untuk menegangkan kabel dari posisi lepasnya, harus diatur

agar besarnya cukup akan tetapi tidak mengganggu besarnya gaya yang diperlukan

yang akan digunakan untuk setiap prosedur.

Setelah kabel ditegangkan, kedua ujungnya diberi tanda untuk memulai peng-ukuran

pemuluran. Bilamana Direksi Pekerjaan menghendaki untuk menentu-kan kesalahan

pembacaan pemuluran (zero error in measuring elongation) selama proses

penegangan, data bacaan dynamometer dan pengukuran pemu-luran harus dicatat dan

dibuat grafiknya untuk setiap tahap penegangan..

Bilamana slip terjadi pada satu kabel atau lebih dari sekelompok kabel, Direksi

Pekerjaan dapat mengijinkan untuk menaikkan pemuluran kabel yang belum

ditegangkan asalkan gaya yang diberikan tidak akan melebihi 85 % kekuatan

maksimumnya.

Bilamana kabel slip atau putus, yang mengakibatkan batas toleransi yang diijinkan

dilampaui, kabel tersebut harus dilepas, atau diganti jika perlu, sebelum ditarik ulang.

b) Penarikan Kabel Dengan 2 Dongkrak

Umumnya operasi pra-tegang harus dilaksanakan dengan dongkrak pada setiap ujung

secara bersama-sama. Setiap usaha yang dilakukan untuk mencatat semua gaya pada

setiap dongkrak selama operasi penarikan kabel harus diteruskan sampai gaya yang

diperlukan pada dongkrak tercapai atau sampai jumlah pemu-luran sama dengan

jumlah pemuluran yang diperlukan.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 71: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Penegangan pada salah satu ujung harus dilakukan untuk menentukan kehi-langan

gesekan (friction loss), jika diperintahkan oleh Direksi Pekejaan. Kedua dongkrak

dihubungkan pada kedua ujung dari setiap kabel. Salah satu dongkrak diberikan

perpanjangan paling tidak 2,5 cm sebelum dongkrak lainnya dihu-bungkan. Kabel

yang masih kendor harus dikencangkan, dan kabel yang per-tama-tama ditegangkan

adalah pada dongkrak yang tidak diberi perpanjangan (disebut leading jack).

Dongkrak yang tidak diberi gaya (disebut trailing jack) harus dipasang sedemikian

hingga gaya yang dipindahkan pada ujung ini dapat dicatat. Penegangan ujung ini

harus dilanjutkan sampai pemuluran mendekati 75 % dari total pemuluran yang

diperkirakan pada ujung trailing jack. Penegangan kemudian dilanjutkan dengan

memberi gaya hanya pada trailing jack, sampai pada kedua dongkrak tersebut tercatat

gaya yang sama. Kedua dongkrak selanjutnya dikerjakan dengan mempertahankan

gaya yang sama pada kedua dongkrak, sampai mencapai besar gaya yang

dikehendaki.

c) Penegangan Dengan 1 Dongkrak

Bilamana ditunjukkan dalam Gambar bahwa kabel harus ditarik pada satu ujung

(biasanya bentang pendek), maka hanya satu dongkrak yang digunakan. Setelah kabel

ditegangkan, kedua ujung ditandai untuk mengukur pemuluran masuknya kabel

(draw-in).

7) Lubang Penyuntikan (Grouting Hole)

Lubang penyuntikan harus disediakan pada jangkar, pada titik atas dan bawah profil

kabel dan pada titk-titik lainnya yang cocok. Jumlah dan lokasi titik-titik ini harus

disetujui oleh Direksi Pekerjaan tetapi tidak boleh lebih dari 30 meter pada bagian

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 72: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

dari panjang selongsong. Lubang penyuntikan dan lubang pembuangan udara paling

tidak harus berdiameter 10 mm dan setiap lubang harus ditutup dengan katup atau

perleng-kapan sejenis yang mampu menahan tekanan 10 kg/cm2 tanpa kehilangan air,

suntikan atau udara.

8) Penyuntikan dan Penyelesaian Akhir Setelah Pemberian Gaya Pra-tegang

Kabel harus disuntik dalam waktu 24 jam sesudah penarikan kabel selesai dilakukan

kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan.

Lubang penyuntikan harus diuji dengan diisi air bertekanan 8 kg/cm2 selama satu jam

sebelum penyuntikan. Selanjutnya selongsong harus dibersihkan dengan air dan udara

bertekanan.

Peralatan pencampur harus dapat menghasilkan adukan semen dengan kekentalan

yang homogen dan harus mampu memasok secara menerus pada peralatan

penyuntikan. Peralatan penyuntikan tersebut harus mampu beroperasi secara menerus

dengan sedikit variasi tekanan dan harus mempunyai sistim untuk mengalirkan

kembali adukan bila-mana penyuntikan sedang tidak dijalankan. Udara bertekanan

tidak boleh digunakan. Peralatan tersebut harus mempunyai tekanan tetap yang tidak

melebihi 8 kg/cm2. Semua pipa yang disambungkan ke pompa penyuntikan harus

mempunyai suatu lengkung minimum, katup dan sambungan penyesuai antar

diameter. Semua pengatur arus ke pompa harus disetel dengan saringan 1,0 mm.

Semua peralatan, terutama pipa, harus dicuci sampai bersih dengan air bersih setelah

setiap rangkaian operasi dan pada akhir operasi setiap hari.

Interval waktu antar pencucian tidak boleh melebihi dari 3 jam. Peralatan tersebut

harus mampu mempertahankan tekanan pada selongsong yang telah disuntik sampai

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 73: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

penuh dan harus dilengkapi dengan katup yang dapat terkunci tanpa kehilangan

tekanan dalam selongsong. Pertama-tama air dimasukkan ke dalam alat pencampur,

kemudian semen. Bilamana telah dicampur sampai merata, jika digunakan, maka

aditif akan ditambahkan. Pengadukan harus dilanjutkan sampai diperoleh suatu

kekentalan yang merata. Rasio air - semen pada campuran tidak akan melebihi 0,45

menurut takaran berat kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan. Pencampuran

tidak boleh dilakukan secara manual. Penyuntikan harus dikerjakan dengan cukup

lambat untuk menghindari timbulnya segre-gasi adukan. Cara penyuntikan adukan

harus sedemikian hingga dapat menjamin bahwa seluruh selongsong terisi penuh dan

penuh di sekeliling kabel. Grouting harus dapat mengalir dari ujung bebas selongsong

sampai kekentalannya ekivalen dengan grouting yang disuntikkan. Lubang masuk

harus ditutup dengan rapat. Setiap lubang grouting harus ditutup dengan cara yang

serupa secara berturut-turut dalam arah aliran. Setelah suatu jangka waktu yang

semestinya, maka penyuntikan selanjutnya harus dilaksanakan untuk mengisi setiap

rongga yang mungkin ada.

Setelah semua lubang ditutup, tekanan penyuntikan harus dipertahankan pada 8

kg/cm2 p

Selongsong penyuntikan tidak boleh terpengaruh oleh goncangan atau getaran dalam

waktu 1 hari setelah penyuntikan.

Tidak kurang dari 2 hari setelah penyuntikan, permukaan adukan dalam penyuntikan

dan lubang pembuangan udara harus diperiksa dan diperbaiki sebagaimana

diperlukan.

Kabel tidak boleh dipotong dalam waktu 7 hari setelah penyuntikan. Ujung kabel

harus dipotong sedemikian rupa sehingga minimum terdapat selimut beton setebal 3

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 74: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

cm pada ujung balok (end block).

2.5. PENANGANAN, PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN UNIT-UNIT

BE-TON PRACETAK

1) Pemberian Tanda Unit-unit Beton Pracetak

Segera setelah pembongkaran acuan samping dan melaksanakan perbaikan kecil,

maka unit-unit harus diberi tanda untuk memudahkan indentifikasi di kemudian hari.

Cat tahan cuaca harus digunakan dalam menandai unit-unit tersebut. Data yang

ditandakan pada semua unit harus mencakup nomor rujukan dan tanggal pengecoran.

Malahan pelat pracetak harus mempunyai data yang digoreskan pada permukaan atas

segera setelah pengecoran. Juga tiang pancang harus mempunyai tanda ukuran

panjang yang jelas dan permanen di sepanjang panjang tiang, dengan interval satu

meter yang diukur dari ujung tiang panjang.

2) Penanganan dan Pengangkutan

Perhatian khusus harus diberikan dalam penanganan dan pemindahan unit-unit beton

pracetak. Gelagar dan pelat pracetak harus diangkat dengan alat pengangkat atau

melalui lubang-lubang dibuat pada unit-unit tersebut, dan harus diangkut dalam posisi

tegak. Titik angkat, bentuk dan posisinya harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Penyangga dan penggantung yang cocok harus digunakan setiap saat dan tidak boleh

ada unit beton pracetak yang akan digerakkan sampai sepenuhnya lepas dari

permukaan tanah.

Unit-unit beton pracetak yang rusak akibat penyimpanan dan penanganan yang tidak

sebagaimana mestinya harus diganti oleh Kontraktor dengan biaya sendiri.

Bilamana cara pengangkatan dan pengangkutan gelagar tidak disebutkan dalam

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 75: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Gambar, maka Kontraktor harus menyerahkan cara yang diusulkan kepada Direksi

Pekerjaan. Setelah disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka Kontraktor harus mengikuti

cara yang telah disetujui.

3) Penyimpanan

Unit-unit harus ditempatkan bebas dari kontak langsung dengan permukaan tanah dan

ditempatkan pada penyangga kayu di atas tanah keras yang tidak akan turun baik

musin hujan maupun kemarau, akibat beban dari unit-unit tersebut. Bilamana unit-unit

tersebut disusun dalam lapisan-lapisan, maka tidak melebihi dari 3 lapisan dengan

penyangga kayu dipasang di antara tiap lapisan. Penyangga untuk setiap lapisan harus

dipasang di atas lapisan yang terdahulu. Untuk gelagar dan tiang pancang, penyangga

harus dipasang pada jarak tidak lebih dari 20 % dari ukuran panjang unit, yang diukur

dari setiap ujung.

4) Baja Pra-tegang (Pre-stressing Steel)

Semua baja pra-tegang harus dilindungi dari kerusakan fisik dan karat atau akibat lain

dari korosi setiap saat dari pembuatan sampai penyuntikan. Baja pra-tegang yang

telah mengalami kerusakan fisik pada setiap saat harus ditolak. Baja pra-tegang harus

dibung-kus dalam peti kemas atau bentuk pengiriman lainnya untuk melindungi baja

tersebut dari kerusakan fisik. Bahan pencegah korosi harus dimasukkan ke dalam

kemasan atau bentuk lainnya, atau bila diijinkan oleh Direksi Pekerjaan, dapat

digunakan langsung pada baja pra-tegang. Bahan pencegah korosi tidak boleh

mempunyai pengaruh yang merusak pada baja pra-tegang atau beton atau kekuatan

ikat (bond strength) baja pada beton. Kemasan atau bentuk lainnya yang rusak oleh

berbagai sebab harus segera diganti atau diperbaiki hingga mencapai kondisi semula.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 76: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Kemasan atau bentuk lainnya harus ditandai dengan jelas dengan suatu keterangan

bahwa kemasan berisi baja pra-tegang berkekuatan tinggi, dan perhatian khusus harus

diberikan dalam penanganan, jenis macam dan jumlah bahan pencegah korosi yang

digunakan (termasuk tanggal sewaktu dimasukkan), petunjuk pengamanan dan

petunjuk penggunaan.

2.6. PELAKSANAAN BALOK BETON PRATEKAN SEGMENTAL

1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari perakitan, penyambungan dan penegangan segmen-segmen

pracetak di lapangan. Unit-unit ini harus difabrikasi sesuai dengan ketentuan dalam

Seksi ini.

2) Perakitan Segmen Pracetak

Penanganan unit-unit pracetak dalam pelaksanaan balok pracetak segmental selama

operasi pemasangan harus sesuai dengan ketentuan.

Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan detil rancangan acuan,

metode pemasangan dan perakitan untuk mendapat persetujuan paling sedikit 4

minggu sebelum tanggal memulai perakitan segmen-segmen ini.

Segmen-segmen harus dirakit pada acuan atau pada penyangga di atas tanah lapang.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 77: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Kontraktor harus merancang sistem penyangga untuk menyalurkan semua beban yang

mungkin terjadi, dan harus menyertakan perlengkapan untuk menyesuaikan posisi

setiap segmen selama perakitan.

Unit harus dirakit dengan ketidaktepatan alinyemen selongsong dan permukaan luar

seminimum mungkin serta harus berada dalam toleransi yang diberikan dalam

ketentuan.

3) Sambungan Beton

Beton yang digunakan untuk sambungan dan diafragma yang terkait atau beton yang

dimasukkan lainnya untuk pelaksanaan penegangan setelah pengecoran (post-tension)

harus sesuai dengan ketentuan, kecuali bilamana dimodifikasi dengan ketentuan lain

seperti di bawah ini.

· Kadar semen tidak kurang dari 450 kg atau tidak lebih dari 500 kg per meter kubik

beton.

· Kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, maka ukuran efektif maksimum

harus 10 mm.

· Sambungan beton harus mempunyai kekuatan yang sama dengan beton tersebut

sebelum diberi gaya pra-tegang .

· Bahan untuk beton harus dipilih dengan teliti dan sesuai dengan proporsi rancangan

campuran untuk memperoleh beton sambungan dengan kekuatan yang disyaratkan

dan warna yang serupa dengan segmen-segmen tersebut. Bilamana diminta oleh

Direksi Pekerjaan maka Kontraktor harus menyerahkan contoh usulan sambungan

beton yang telah dirawat untuk membandingkan warna beton sambungan dan beton

semula.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 78: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

· Sambungan beton antara segmen-segmen harus ditempatkan dalam cetakan yang

me-menuhi bentuk, garis dan dimensi yang diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan

ini. Cetakan harus kaku, kedap air, diperkaku dan diikat bersama agar posisi dan

bentuknya selama pengecoran beton tidak berubah. Ketepatan cetakan terhadap

segmen-segmen harus sedemikian hingga diperoleh sambungan yang kedap air, tepat

(pas) dengan permukaan yang bersebelahan. Cetakan harus sedemikian hingga

permukaan yang halus dan rata dapat diperoleh.

· Bilamana diperlukan, pembukaan sementara pada acuan harus dilakukan untuk

memu-dahkan pengecoran dan pemadatan beton yang memadai, terutama di sekeliling

dan di bawah selongsong dan jangkar.

· Sambungan antara segmen-segmen harus diisi penuh dengan beton yang dipadatkan

dengan kuat tekan sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar. Permukaan yang

akan diisi beton harus dikasarkan sampai mencapai permukaan yang padat dan keras.

Sebe-lum pengecoran, permukaan tersebut harus dibersihkan dari semua kotoran dan

benda-benda asing lainnya.

· Beton sambungan harus dilaksanakan dengan pengawasan Direksi Pekerjaan dan

setiap beton sambungan yang dilaksanakan tanpa pengawasan Direksi Pekerjaan atau

dilak-sanakan tidak memenuhi ketentuan harus dibongkar oleh Kontraktor dan harus

dibuat lagi tanpa tambahan biaya.

· Perhatian khusus harus diberikan selama pengecoran dan pemadatan beton agar

setiap kerusakan pada selongsong dapat dihindarkan. Alat penggetar tidak boleh

bersentuhan langsung dengan selongsosng. Bilamana selongsong rusak selama

pengecoran, seluruh atau sebagian pengecoran beton ini dapat ditolak oleh Direksi

Pekerjaan.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 79: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

· Setelah pengecoran beton, permukaan atas dari sambungan harus diratakan sampai

sama dengan permukaan atas segmen-segmen yang bersebelahan dan harus ditutup

agar ter-hindar dari pengeringan dini. Beton sambungan harus dirawat dengan satu

cara atau lebih sesuai ketentuan dan selama minimum 7 hari.

4) Pengecoran Ceruk Jangkar

Pengecoran ceruk jangkar pada balok pratekan pracetak segmental harus dilaksanakan

sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar dan sesuai dengan ketentuan dalam

Spesifikasi ini.

5) Kerusakan Unit-unit

Bilamana setiap unit yang difabrikasi atau diterima oleh Direksi Pekerjaan, ternyata

rusak seperti retak, mengelupas atau deformasi pada baja tulangan, unit yang

demikian harus disisihkan sampai diperiksa oleh Direksi Pekerjaan, yang akan

menentukan apakah unit tersebut ditolak dan dikeluarkan dari lapangan pekerjaan atau

diperbaiki oleh Kontraktor.

Biaya untuk perbaikan ini, atau penyingkiran atas unit-unit yang ditolak, dan semua

biaya untuk mengganti unit-unit ini di lapangan harus menjadi beban Kontraktor.

2.7. PEMASANGAN UNIT-UNIT BETON PRATEKAN

1) Penerimaan Unit-unit

Bilamana unit-unit difabrikasi di luar tempat kerja, maka Kontraktor harus memeriksa

mutu dan kondisi pada saat barang tiba di tempat dan harus segera melapor secara

tertulis kepada Direksi Pekerjaan untuk setiap cacat atau kerusakan. Kontraktor

bertang-gungjawab atas semua kerusakan yang terjadi pada unit-unit setelah barang

tiba di tempat.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 80: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

2) Tumpuan untuk Unit-unit

a) Unit-unit Yang Diletakkan di atas Landasan Neoprene atau Elastomer

Bilamana unit-unit akan diletakkan di atas perletakan neoprene atau elastomer, maka

bantalan tersebut harus diletakkan sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar dan harus

ditahan pada posisinya dengan merekatkan permukaan beton yang berkontak

langsung dengan perletakan, menggunakan bahan perekat yang disetujui untuk

mencegah pergeseran perletakan selama pemasangan unit-unit.

b) Unit-unit Yang Ditanamkan Pada Adukan Semen

Bilamana Gambar menunjukkan bahwa unit-unit harus ditanamkan pada adukan

semen, maka suatu lajur adukan semen harus disiapkan di atas struktur bagian bawah

jembatan segera sebelum pemasangan unit-unit beton pratekan. Adukan semen harus

dibuat dengan campuran 1 semen portland dan 3 pasir ditambah dengan bahan aditif

yang disetujui, ditempatkan dengan lebar yang ditunjukkan dalam Gambar dan tebal

sekitar 10 mm, sehingga membentuk lajur tumpuan yang rata. Unit-unit beton

pratekan harus diletakkan pada bangunan bawah jembatan yang telah disiapkan dalam

posisi yang ditunjukkan dalam Gambar. Setiap kelebihan adukan semen harus

dibuang.

3) Pengaturan Posisi Unit-unit

Semua baut yang tertanam dan lubang untuk tulangan melintang, dan sebagainya

harus diluruskan dengan hati-hati selama pemasangan unit-unit tersebut. Batang baja

harus dipasang pada lubang untuk tulangan melintang sewaktu perakitan berlangsung,

agar dapat menjamin penempatan lubang dengan tepat.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 81: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 82: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

BAB VMASALAH – MASALAH PELAKSANAAN DAN PEMECAHANNYA

Masalah yang timbul di lapangan pada saat kami melaksanakan praktek Kerja

Lapangan (PKL) adalah kebanyakan masalah / kendala non teknis, sedangkan

masalah teknis cenderung lebih sedikit.

4.1 Masalah Teknis

1. Kerusakan Alat Berat :

c. Masalah (Problem)

Pelaksanaan pekerjaan pengecoran terhambat sehubungan dengan terjadinya

kerusakan pada alat berat (loader)

d. Pemecahan (Way out)

Melakukan pemeriksaan atau pengecekan kondisi alat berat sebelum

digunakan dan melakukan perawatan rutin terhadap alat tersebut.

2.Material

a. Masalah (Problem)

Pelaksanaan pekerjaan pengecoran di lapangan kadang terhambat di

karenakan kehabisan stock material.baik berupa semen maupun air

b. Pemecahan (Way Out)

Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perencanaan dan pengecekan stock

material.Terkhusus air sebaiknya sumbernya lebih dari satu tempat.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 83: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

4.2 Masalah Non Teknis

4.2.1 Masalah Cuaca

a. Masalah (Problem)

Masalah cuaca yang dimaksud adalah terjadinya hujan yang dapat

menghambat pelaksanaan pekerjaan di lapangan seperti pemasangan

batu talud dan pengujian sand cone.

b. Pemecahan (Way out)

Untuk pemecahan masalah cuaca sebaiknya pekerjaan di atas sedapat

mungkin diselesaikan sebelum musim penghujan. Bila turun hujan

saat pengecoran dilapangan, pekerjaan pengecoran dapat dihentikan

untuk sementara waktu sedangkan campuran beton yang telah

terhampar dan belum kering dapat ditutup dengan plastik.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 84: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

BAB VI

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah kami mengikuti Praktek Kerja Lapangan pada proyek pembuatan

jembatan sungai irigasi IPDN, maka kami menarik suatu kesimpulan yaitu :

Proyek pembangunan jembatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan

pelayanan bagi masyarakat dan jalan ini dipergunakan sebagai perhubungan

antar warga sekitar.

Dalam pelaksanaan suatu proyek, kerjasama dan koordinasi antar pihak

kontraktor, pihak konsultan, dan pihak pimpinan proyek harus terjalin dengan

baik. Demikian pun dalam tubuh kontraktor, setiap personil harus menciptakan

suasana kerja yang tentram dan menjadi satu team work yang baik.

Kenyataan dilapangan terkadang tidak sesuai dengan teori yang kami peroleh

dari bangku perkuliahan, melainkan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan

pengalaman dari pihak konsultan maupun kontraktor.

Waktu yang ditargetkan di time schedule, biasanya tidak sesuai di lapangan.

Kadang pekerjaan tersebut cepat, kadang pula lambat. Hal ini disebabkan

karena berbagai macam faktor diantaranya : pengaruh cuaca, pengadaan

peralatan, ketersediannya bahan baku, dan sebagainya.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 85: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

5.2 Saran-saran

Adapun saran kami selama kegiatan PKL ini adalah :

Kiranya kegiatan PKL dapat diperpanjang waktunya, agar kami mempunyai

banyak pengalaman dilapangan.

Pada saat pelaksanaan PKL, sebaiknya mahasiswa terlebih dahulu diberikan

bekal yang cukup sesuai dengan apa yang akan dihadapi dilapangan nantinya

sehingga dapat melaksanakan kegiatan tersebut dengan baik.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 86: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Kontrak konstruksi

Spesifikasi tehnis

Gambar kerja

Pengendalian proyek (bart chart, dll)

Quality kontrol (tentang penilitian2x)

Quantity (volume pekerjaan)

RAB

Laporan (bulanan, mingguan, harian)

Metode pelaksanaan

Administrasi

Tugas pihak yg terkait (struktur organisasi & tugas)

Permasalahan proyek (Kendala)

Dokumentasi

GKM/ISO

Site instruction

Request Sheet Peralatan

Kesehatan

K3

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 87: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

DAFTAR PUSTAKA

Bahan-Bahan Kuliah, Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang

Departemen PU Direktorat Jenderal Bina Marga .Pre Construction Meeting (PCM).

Spesifikasi Teknis, 2010. Proyek Pembangunan Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan

Jembatan Toddopuli X- Tritura. DEBT.SWAP

Akhrizaldi Rauf 2007. Laporan PKL PNUP : Makassar.

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 88: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 89: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 90: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)

Page 91: Laporan pelatihan kerja lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012

Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)

Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)