laporan praktek kerja lapangan

25
Laporan Praktek Kerja Lapangan PROYEK PEMBANGUNAN RKB SMPN 7 LHOKSEUMAWE Diajukan untuk memenuhi Syarat-syarat Kurikulum Semester V Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe Oleh : RAZUL FUZARI Nim :1122401040 Jurusan :Teknik Sipil Pogram Studi :Kontruksi Bangunan Gedung KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Upload: paulus-nn

Post on 30-May-2015

2.346 views

Category:

Business


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan praktek kerja lapangan

Laporan Praktek Kerja Lapangan

PROYEK PEMBANGUNAN RKB SMPN 7 LHOKSEUMAWE

Diajukan untuk memenuhi Syarat-syaratKurikulum Semester V Jurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Lhokseumawe

Oleh :

RAZUL FUZARI

Nim                             :1122401040Jurusan                      :Teknik SipilPogram Studi             :Kontruksi Bangunan Gedung

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANPOLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

Page 2: Laporan praktek kerja lapangan

2013

BAB IPENDAHULUAN

            Dalam bab ini penulis menerangkan hal-hal yang menyangkut dengan latar belakang

Proyek Pembangunan RKB SMP NEGERI7 LHOKSEUMAWE

1.1              Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara global semakin pesat,

hal ini menuntut perhatian besar dari pemerintah untuk meningkatkan pendidikan anak dalam

negeri sehingga tidak tertinggal dari bangsa-bangsa lain di dunia, sebagai Negara berkembang

Indonesia lebih menitik beratkan pembangunan pada sektor pendidikan. Dalam hal ini yang

menjadi prioritas utama adalah sarana infrastruktur seperti pembangunan Ruang Kelas Baru.

Seperti halnya Proyek Pembangunan RKB SMP NEGERI 7 LHOKSEUMAWE

meningkatkan mutu pendidikan di masa sekarang dan masa yang akan datang. Proyek

pembangunan RKB tersebut sangatlah beralasan, dikarenakan selama ini SMP NEGERI 7

Lhokseumawe masih kurang ruang kelas belajar, dengan dibangunnya RKB ini diharapkan dapat

meningkatkan minat masyarakat untuk mengdaftarkan anak anak mereka ke sekolah tersebut.

1.2              Lokasi Proyek

Proyek pembanguna gedung RKB SMP NEGERI 7 LHOKSEUMAWE berada di

kawasan padat penduduk, yaitu berada di jalan mesjid cunda 100M dari jalan merdeka, dan

bertempat di desa uteunkot.

Adapun batas-batas bangunannya sebagai berikut :

a.       Sebelah utara berbatasan dengan perumahan penduduk

b.      Sebelah selatan berbatasan dengan perumahan penduduk

c.       Sebelah timur berbatasan dengan perumahan penduduk

d.      Sebelah barat berbatasan dengan perumahan penduduk

1.3              Sumber Dana

Pengadaan dana untuk peningkatan sarana dan prasarana fisik Proyek Pembangunan

RKB SMP NEGERI 7 LHOKSEUMAWE merupakan salah satu proyek yang di danai dari

APBA ( otsus ) dengan Total anggaran biaya keseluruhan adalah sebesar Rp.

2.798.694.000 ( dua milyar tujuh ratus Sembilan puluh delapan juta enam ratussembilan puluh

Page 3: Laporan praktek kerja lapangan

empat ribu rupiah ) yang mana pengawasannya dilaksanakan oleh CV. MULTI

ENGINEERING  serta pelaksana pembangunan gedung ini dilakukan oleh PT. LAMNA

TAMITA JAYA dan perencananya diserahkan kepada CV.MULTI ENGINEERING 

1.4              Tujuan Dibangun Proyek

Pembangunan proyek ini untuk menambah ruangan di sekolah tersebut, dan dengan

adanya pembangunan tersebut maka akan menambah daya tamping pelajar di sekolah tersebut.

Adapun tujuan khusus proyek tersebut adalah :

a.       Dengan selsainya proyek ini di harapkan dapat membantu meningkatkan penerimaan siswa di

sekolah tersebut.

b.      Dengan selasainya proyek ini maka pogram pemerintah untuk meningkatkan masyarakat yang

cerdas dan bermoral dapat terwujudkan.

c.       Dapat meningkatkan Kualitas dan Fasilitas pendidikan di Kota Lhokseumawe dan khususnya

provinsi NAD

1.5              Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Praktek kerja lapangan merupakan salah satu kegiatan yang harus diikuti untuk

memenuhi sebagian dari kurikulum pada semester V Jurusan Teknik Sipil Program Studi DIII

Teknik Sipil Konsentrasi Bangunan Gedung. Kegiatan ini bertujuan untuk mengaplikasikan dan

membandingkan teori serta keterampilan yang didapat dibangku kuliah dengan pelaksanaan

pembangunan suatu proyek di lapangan.

Dalam pelaksanaan pembangunan suatu proyek sering kali timbul masalah-masalah yang

harus segera diselesaikan dilapangan, dalam hal ini mahasiswa dapat melihat secara langsung

teknik pelaksanaan dan pemecahan masalah yang dilakukan oleh pengawas lapangan pada

proyek tersebut, semua ini tidak didapatkan oleh mahasiswa di bangku kuliah. Tujuan khusus

dari praktek kerja lapangan adalah agar mahasiswa dapat berfikir dan mempunyai wawasan yang

luas mengenai pelaksanaan suatu proyek yang baik yakni menyangkut dengan efesiensi waktu

dan ekonomis.

BAB IIGAMBARAN UMUM

YANG MENUNJANG PELAKSANAAN

            Struktur organisasi pekerjaan yang sesuai dengan perencanaan pada setiap pekerjaan

suatu proyek perlu dibentuk suatu susunan organisasi yang berfungsi mengatur manajemen kerja,

Page 4: Laporan praktek kerja lapangan

sehingga setiap bagian pekerjaan dapat terkoordinir dengan baik. Dengan demikian unsur-unsur

yang terlibat dalam organisasi tersebut akan memiliki rasa tanggung jawab.

            Hubungan antara satu unsur dengan unsur-unsur yang lainnya harus selalu baik dan tidak

melampaui batas wewenang dan kedudukannya sehingga semua pekerjaan dapat selesai tepat

pada waktu yang telah direncanakan, pengelolaan manajemen yang baik juga sangat berpengaruh

terhadap kelangsungan proyek yang sedang dilaksanakan.

2.1       Struktur Organisasi

            Untuk memperlancar pengawasan terhadap pekerjaan proyek pembangunan baru

perpustakaan mahasiswa diperlukan suatu susunan organisasi yang teratur dan jelas. Dalam

struktur organisasi tersebut ada empat unsur yang saling terlibat dan memegang peranan penting

dalam menangani pelaksanaan pekerjaan di lapangan, sehingga pekerjaan di lapangan dapat

terlaksana dengan lancar.

            Secara hukum dan fungsional bagian organisasi ini terkait dan bekerja sama sesuai

dengan fungsinya baik secara administrasi maupun dalam pelaksanaan dilapangan.

            Adapun unsur-unsur tersebut adalah :

1.      Pemilik Proyek (bouwheer)

2.      Perencana (konsultan)

3.      Pelaksana (kontraktor)

4.      Pengawas (direksi)

2.1.1    Pemilik Proyek (Bouwheer)

            Pemilik proyek pembangunan RKB SMP N 7 Lhokseumawe

            Adapun tugas-tugas pemilik proyek adalah sebagai berikut :

a.       Bertanggung jawab terhadap dana proyek selama proyek tersebut berjalan.

b.      Dilarang mengadakan ikatan yang mengakibatkan naiknya batas anggaran yang telah

direncanakan.

c.       Berhak membatalkan proyek tersebut bila penawaran yang diajukan berlebihan atau melampaui

dana yang tersedia.

d.      Berhak memperpanjang waktu pelaksanaan proyek apabila ada laporan dari konsultan pengawas

tentang hambatan pada proyek tersebut.

e.       Berkewajiban mengurus surat-surat untuk izin mendirikan bangunan pada pemerintah daerah.

2.1.2    Perencana (Konsultan)

            Perencana adalah suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang pelaksanaan konstruksi

yang menerima tugas dari pemilik proyek untuk membuat perencanaan konstruksi maupun

detailnya dan sesuatu yang sifatnya perencanaan. Yang bertindak sebagai perencana pada proyek

ini dipercayakan kepada perencana CV. MULTI ENGENEERING

Page 5: Laporan praktek kerja lapangan

            Adapun tugas dan tanggung jawab perencana adalah sebagai berikut :

1.      Merencanakan gambar kerja dan estimasi anggaran biaya dari gambar kerja tersebut

2.      Membantu pemilik proyek dalam tahap pelaksanaan pratender, tender dan post tender

a.      Pra tender

1)      Membuat/membantu estimasi biaya. Pekerjaan ini adalah tahap pertama mengetahui perkiraan

dana pembangunan proyek.

2)      Membahas dan memberi saran atas fasilitas yang telah dibuat.

3)      Menyediakan tenaga ahli, seperti arsitek dan kontraktor.

4)      Pengamanan biaya dan memberikan saran ekonomi terhadap perubahan design.

5)      Membuat rencana biaya dan berkonsultasi dengan arsitek.

b.      Tender

1)      Membuat Bill of Quantities

2)      Menyiapkan formulir-formulir tender.

3)      Membantu membuat seleksi kontraktor yang akan ikut tender.

4)      Menyiapkan surat-surat undangan tender untuk para kontraktor.

5)      Membuat / memberi rekomendasi evaluasi tender untuk masalah non teknis.

c.       Post Tender

1)      Membuat rencana cash flow pemilik.

2)      Membuat pembayaran (termyn) prestasi pekerjaan fisik kontraktor.

3)      Menghitung dan menilai pekerjaan yang dilaksanakan.

4)      Memeriksa dan menyetujui pekerjaan harian.

5)      Menilai pekerjaan yang dilaksanakan oleh sub-kontraktor.

6)      Memeriksa dan menilai bahan bangunan di lapangan yang belum terpasang.

7)      Memeriksa dan membuat laporan atas klaim yang diajukan kontraktor.

2.1.3        Pelaksana Proyek ( Kontraktor )

Pelaksana proyek adalah suatu badan resmi yang bergerak dibidang bangunan sesuai

dengan keahliannya, pelaksanaan Proyek Pembangunan baru gedung perpustakaan mahasiswa

dipercayakan kepada PT. LAMNA TAMITA JAYA operasional lapangan pemimpin

perusahaan dibantu oleh pelaksana lapangan dan anggota lainnya. Pelaksana mengkoordinir serta

sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek serta bertanggung jawab langsung kepada

pemimpin proyek. Struktur organisasi pelaksana diperlihatkan pada lampiran.

Adapun tugas kontraktor dalam menangani proyek antara lain adalah :

1.      Mengerjakan tiap - tiap jenis pekerjaan sesuai dengan bestek dan gambar kerja.

2.      Mendatangkan bahan, peralatan, tenaga kerja dan lain - lain yang diperlukan sehingga

pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai tepat pada waktunya.

Page 6: Laporan praktek kerja lapangan

3.      Mengerjakan perubahan – perubahan yang diperlukan sesuai dengan anjuran direksi.

4.      Membayar semua pajak – pajak yang diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan

ketentuan – ketentuan yang berlaku.

5.      Dan lain – lain.

2.1.4        Pengawas ( Direksi )

Pengawas adalah salah satu unsur badan hukum yang ditunjuk dan diberi kuasa penuh

oleh pemimpin proyek untuk membentuk Direksi Teknik dalam pengawasan di lapangan agar

tidak menyimpang dari gambar rencana. Pada proyek ini sebagai pengawas adalah CV. MULTI

ENGENEERING yang dalam pelaksanaan tugas bertanggung jawab kepada pimpinan proyek.

Adapun tugas dan tanggung jawab dari pengawas adalah :

1.      Mengawasi pekerjaan sesuai dengan gambar rencana.

2.      Menyetujui perubahan – perubahan serta penyesuaian di lapangan selama pelaksanaan atas dasar

persetujuan bersama.

3.      Membuat laporan harian dan bulanan atas dasar kemajuan pekerjaan.

4.      Mengawasi kecepatan waktu penyelesaian.

Dalam hal pembangunan Proyek Pembangunan Gedung Perpustakaan Mahasiswa,

pengawas langsung ditunjuk oleh pemilik proyek sebagai direksi untuk mengawasi pekerjaan

sampai selesai.

2.2              Hubungan Kerja Antara Unsur-Unsur Pelaksana

Untuk memperoleh hasil pekerjaan yang sesuai dengan ketentuan - ketentuan yang telah

ditetapkan. Maka perlu adanya hubungan kerja yang cukup baik antara keempat unsur organisasi

yang berperan dalam pekerjaan tersebut.

Hubungan unsur – unsur ini diperlihatkan atas kedua kedudukan antara lain :

1.      Kedudukan masing – masing pihak secara teknis.

2.      Kedudukan masing – masing pihak secara hukum.

2.2.1        Kedudukan masing – masing pihak secara teknis

Kedudukan masing – masing pihak secara teknis ini bertujuan untuk menetapkan

komunikasi antara pihak – pihak yang terlibat sesuai dengan jabatan dan tanggung jawabnya.

Ada dua jalur komunikasi yang diterapkan disini, yaitu jalur pemerintah dan jalur komunikasi.

Page 7: Laporan praktek kerja lapangan

  

Gambar 2.1 Hubungan kerja antara unsur – unsur pelaksana proyek secara teknik

            Dari gambar di atas terlihat bahwa antara pemilik dengan pengawas dan pelaksana

terdapat hubungan vertikal. Dari diagram di atas terlihat bahwa pimpinan proyek

mempercayakan semua masalah kepada perencana.

Page 8: Laporan praktek kerja lapangan

            Apabila pengawas telah ditunjukan oleh pemilik proyek, maka semua masalah di

lapangan diserahkan kepada pengawas dan menjadi tanggung jawabnya, sehingga jika terdapat

kesalahan teknis yang perlu dibicarakan, pemilik proyek tidak dapat langsung memerintahkan

pelaksana, melainkan harus melalui pengawas lapangan yang berkuasa penuh di lapangan.

            Perencana (konsultan) dapat memerintahkan pelaksana secara lisan maupun secara

tulisan sesuai dengan wewenangnya untuk kelancaran pekerjaan di lapangan. Jika terjadi suatu

kesalahan dan perintah pengawas tidak dipatuhi maka pengawas dapat mengambil tindakan

administratif dan dapat memberhentikan pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

            Pengawas dan perencana mempunyai hubungan horizontal, sedangkan antara perencana

dengan pelaksana tidak terdapat hubungan komunikasi kerja secara langsung.

2.2.2        Kedudukan masing – masing pihak secara hukum

Secara hukum masing – masing pihak mempunyai kedudukan yang sama dan terikat

kontrak sehingga pekerjaan yang telah disepakati dapat berjalan sesuai dengan rencana.

Kedudukan masing – masing pihak secara hukum diperlihatkan pada bagan di bawah ini  

Gambar 2.2 Kedudukan masing – masing pihak secara hukum

Pemimpin proyek dengan pengawas bertindak atas dasar jalur teknik, demikian juga

antara pengawas dan pelaksana. Untuk jalur non teknik dilakukan antara pemilik proyek dengan

kontraktor (pelaksana).

2.3              Pelelangan

Pelelangan adalah suatu sistem penawaran, dimana kontraktor yang diundang diberikan

kesempatan untuk melakukan pengajuan syarat – syarat administrasi yang diperlukan sebesar

harga penawaran yang diajukan. Tujuan dari pelelangan ini adalah agar terdapat persaingan

antara kontraktor lain untuk mengajukan permohonan. Dalam hai ini yang memenangkan tender

adalah PT. LAMNA TAMITA JAYA.

2.4              Pelaksanaan Di Lapangan

Page 9: Laporan praktek kerja lapangan

Pada pelaksanaan proyek di lapangan, pelaksana tidak langsung membawahi para tukang

akan tetapi menunjuk kepala tukang untuk memimpin pekerjaan di lapangan. Mengenai bahan –

bahan seperti pasir dan kerikil yang akan digunakan pada proyek ini ditimbun di lokasi di sekitar

lokasi proyek, sedangkan semen dan besi tulangan disimpan di dalam gudang bahan yang dibuat

disekitar lokasi proyek. Sedangkan jadwal kerja harian para buruh diatur oleh kontraktor dan jam

kerjanya berlangsung dari 8.00 s/d 12.00 WIB, kemudian istirahat dan dilanjutkan kembali dari

jam 14.00 s/d 16.30 WIB. Sistem pembayaran upah kepada pekerja dilakukan dengan sistem

bulanan. Untuk menjaga keamanan pada proyek dipekerjakan 3 orang penjaga, yang merangkap

sebagai penerima barang masuk ke proyek.

2.5              Time Schedule

Agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan mengetahui

kemajuan pelaksanaan pekerjaan maka dibuatlah jadwal pekerjaan (Time Schedule). Time

Schedule untuk pekerjaan dan rencana dibuat oleh kontraktor.

Pada proyek pembangunan baru gedung perputakaan mahasiswa jadwal kerjanya masih

sesuai dengan time schedule  yang telah dibuat karena material yang didatangkan sesuai dan

tepat pada waktunya hal ini dapat memperlancar sistem pengerjaan tukang.

2.6              Pengaturan Pemasukan Bahan

Kelancaran pelaksanaan pembangunan sebuah proyek tidak terlepas dari sistem

pengaturan pengadaan bahan dan barang. Apabila pekerjaan ini terhambat akan membuat

penyelesaian proyek semakin lama. Untuk mengantisipasi hal ini, maka sebelum pelaksanaan

proyek kontraktor harus mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :

1.      Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus mendistribusikan bahan atau barang untuk

kebutuhan proyek selambat – lambatnya 4 hari sebelum dilaksanakan pekerjaan.

2.      Kontraktor wajib men-survey keadaan lokasi serta wajib membangun gudang penempatan bahan

yang di order

3.      Kontraktor wajib membangun sebuah gudang untuk menyimpan bahan atau barang

4.      Kontraktor wajib menempatkan beberapa petugas pengawas material, agar pemasukan dan

pengeluaran bahan dapat terkoordinir dengan baik.

5.      Material seperti pasir dari krueng mane dan kerikil diambil dari krueng sawang       , pada

pengecoran semua bangunan materialnya semua diaduk dengan menggunakan molen yang telah

tersedia beberapa buah.

2.7              Pengadaan Peralatan

Untuk kelancaran pembangunan proyek, sangat diperlukan berbagai macam peralatan

baik alat berat maupun manual. Dalam pelaksanaan proyek alat yang digunakan seperti

Exsafator, molen dan alat – alat sederhana lainnya seperti cangkul, skop, tang, meteran, gerobak

Page 10: Laporan praktek kerja lapangan

dorong, serta peralatan lainnya yang mendukung pelaksanaan  proyek disediakan oleh

kontraktor.

2.8              Penempatan Penulis

Dalam melaksanakan praktek kerja lapangan ini yang berdasarkan kepada surat

keputusan Direktur Politeknik Negeri Lhokseumawe Tanggal 26 September 2013, yang

ditujukan kepada Direktur PT. LAMNA TAMITA JAYA. Penulis ditempatkan di lapangan

sebagai asisten lapangan dan pekerjaan ini diamati selama kurang lebih 3 minggu, terhitung

mulai tanggal 26 september s/d 19 oktober 2013, tertera pada lampiran.

2.9              Ruang Lingkup Pekerjaan

Proyek Pembangunan RKB SMP N 7 Lhokseumawe tersebut mempunyai 2 gedung yaitu

gedung A dan gedung B, adapun ruang lingkup antara kedua gedung tersebut sama, berikut ini

ruang lingkup pekerjaan terdiri dari :

2.9.1    Pekerjaan persiapan

            Dalam pekerjaan persiapan meliputi mobolisasi dan demobilisasi, pemotongan

denganexcavator, pengukuran, pembersihan lokasi, pemasangan bowplank,

pembuatan direksikeetmobilisasi dan pembuatan nama proyek.

            Sebelum galian tanah untuk pondasi dilaksanakan, terlebih dahulu harus dilakukan

pengukuran dikarenakan lokasi proyek berbukit terlebih dahulu dilakukan pemotongan bukit

menggunakan alat berat yaitu excavator kemudian pemasangan bowplank agar As pondasi dan

kolom dapat tepat seperti gambar rencana. Agar memudahkan pelaksanaan pekerjaan dan

administrasi lapangan maka dibuat direksikeet.

2.9.2    Pekerjaan tanah dan pondasi

            Pekerjaan ini meliputi galian pondasi, urugan kembali, urugan pasir bawah lantai kerja

pondasi dan sloof, urugan tanah dalam bangunan, penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga

kerja, bahan-bahan dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan galian, penimbunan

kembali dan pengisian/pengurugan untuk peninggian lantai bangunan sesuai dengan peil/elevasi

yang ditentukan.

2.9.3    Pekerjaan Beton Bertulang

Pekerjaan ini meliputi beton bertulang Plat Dinding Sumuran, beton bertulang Pondasi Tapak,

beton bertulang Kolom, beton bertulang Sloof, beton bertulang Kolom, Balok Late, beton

bertulang Balok Lantai, Plat Lantai, Ring Balok, dan beton bertulang Top Gevel

2.9.4    Pekerjaan pasangan dan plasteran

            Untuk pekerjaan pasangan bata dipakai dengan campuran 1 : 4 dan 1: 2 semen, pasir dan

air yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan. Pasangan batu bata adukan 1 : 2 dipasang

Page 11: Laporan praktek kerja lapangan

setinggi 60 cm dari permukaan lantai (trasram). Sedangkan pasangan batu bata adukan 1 : 4

dipasang pada dinding yang tidak  berhubungan langsung dengan air. Batu bata yang digunakan

adalah batu bata setempat dengan kualitas terbaik yang disetujui pengawas, yaitu siku dan sama

ukurannya. Pada pekerjaan plasteran campuran 1 : 4 digunakan pada dinding, sedangkan untuk

daerah basah ( berhubungan dengan air ) digunakan campuran 1 : 2. Ketebalan plasteran untuk

seluruh konstruksi minimal 10 mm, termasuk lapisan acuan kecuali ditentukan lain dalam

gambar rencana.

2.9.5         Pekerjaan Lantai

Pekerjaan lantai meliputi pekerjaan tanah timbun bawah lantai dasar, pasir urugan bawah

lantai, dan  untuk pekerjaan pada lantai pertama ini yaitu penggunaan beton tumbuk dibawah

lantai keramik setinggi 12cm, sedangkan untuk pekerjaan pemasangan keramik untuk lantai I

dan II menggunakan keramik berukuran  40 x 40 cm, dan keramik 40 x 40 anti slip pada bagian

selasar gedung.

2.9.6    Pekerjaan Pintu, Jendela dan Kunci

            Pekerjaan pintu ini meliputi pemasangan kosen pintu, daun pintu, ventilasi kaca di atas

pintu, kunci, pegangan, engsel dan pacok pintu, sedangkan untuk pekerjaan pemasangan jendela

sendiri juga ada pemasangan kosen, daun jendela, ventilasi kaca, ensel, grendel, hak angin

tarikan jendela, dan kaca 5mm.

2.9.7        Pekerjaan Atap dan Plafond

Adapun bagian dari pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka kuda kuda dengan

menggunakan bahan dari baja ringan, penutup atap genteng metal 0.30, rabung metal 0.30, dan

lisplang kayu, pemasangan rangka plafond, plafond gypsum 9mm dan yang terakhir yaitu list

plafond.

2.9.8        Pekerjaan Instalasi Listrik

Pekerjaan ini meliputi pemasangan lampu TL 40 dan 20 W, saklar lampu, stok kontak,

dan penangkal petir.

Page 12: Laporan praktek kerja lapangan

BAB IIIKEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN YANG DIIKUTI

            Proyek Pembangunan RKB SMP NEGERI 7 LHOKSEUMAWE yang telah diikuti oleh

penulis melalui Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang diikuti penulis selama ± 4 (empat) minggu. 

            Adapun kegiatan – kegiatan yang penulis ikuti selama Praktek Kerja Lapangan yang

dimulai dari tanggal 26 September sampai dengan 22 Oktober 2013 meliputi ruang lingkup

pekerjaan Beton Bertulang, pekerjaan tersebut terdiri dari beberapa item pekerjaan antara lain :

1.      Pekerjaan Kolom

2.      Pekerjaan Balok dan Plat Lantai

3.1       Pekerjaan Kolom

            Pada Praktek Kerja Lapangan ini penulis mengikuti praktek pekerjaan kolom. Pekerjaan

kolom dikerjakan setelah pekerjaan plat lantai selesai. Pekerjaan kolom merupakan pekerjaan

beton bertulang yang sangat penting atau berpengaruh pada suatu konstruksi suatu bangunan.

Kolom adalah beton penyangga atau tiang bagi suatu konstruksi bangunan dan

merupakan struktur yang menahan beban axial dan lateral yang sangat diperlukan sekali

ketelitian dan presisinya. Pekerjaan ini memerlukan waktu 9 hari. Dalam pekerjaan kolom ini

terdapat beberapa tahapan yang harus dikerjakan. Tahapan-tahapan tersebut meliputi :

3.1.1    Pekerjaan pembesian kolom

Page 13: Laporan praktek kerja lapangan

            Pada pekerjaan ini, besi yang telah dipotong lalu dibentuk (bending) kemudian dirangkai

dan dipasang pada tempat yang telah ditentukan sesuai dengan ukuran dan dimensinya. Perakitan

besi dilakukan dilokasi pemasangan kolom tersebut, hal ini dilakukan untuk memudahkan

pekerjaan dan untuk menghemat waktu.

Pekerjaan kolom ini terdiri dari 3 type :a.         Kolom K1      Dimensi 35 x 45 cmAtas 3 Ø 16 mmTengah  4 Ø 16 mmBawah  3 Ø 16 mmBehel Ø 8 - 15

b.         Kolom K2      Dimensi 25 x 25 cmAtas 3 Ø 14 mmTengah  2 Ø 14 mmBawah  3 Ø 14 mmBehel Ø 8 - 15

c.          Kolom Praktis (KP)      Dimensi 13 x 13 cmAtas 2 Ø 12 mmBawah  2 Ø 12 mmBehel Ø 6 – 5

Pekerjaan pembesian kolom diawali dengan pemotongan dan pembengkokan besi yang

dilakukan di lokasi proyek di lapangan terbuka. Tulangan dan sengkang akan dipakai terlebih

dahulu diukur lalu dipotong dan dibentuk dan panjang yang diinginkan. Tulangan dan sengkang

yang telah dibentuk dibawa ke lokasi pekerjaan untuk dipasang ataupun dirangkai.

Adapun alat yang dipakai pada pembesian kolom yaitu meja pembengkokan, alat

pembengkok besi, alat pemotong besi, meteran, kawat, tang kakak tua dengan bahan yaitu besi

polos.Tenaga kerja dalam pelaksanaan pembesian kolom berkisar antara 4 – 6 orang pekerja

3.1.2    Pembuatan dan pemasangan bekisting kolom

            Pekerjaan mal dilakukan setelah pekerjaan pembesian selesai. Papan mal untuk kolom

dibuat sesuai bentuk dan ukuran kolom yang direncanakan, papan mal terbuat dari kayu 2/20 cm.

Untuk mendapatkan ukuran mal yang sesuai dengan kolom, papan ini disusun tegak dengan

memakai plat kayu ukuran 5/7 tiap jarak 50 cm, setiap sisi dan panjang mal yang dibuat sesuai

dengan tinggi kolom.

            Pembuatan papan mal dibuat dengan menggunakan peralatan tukang. Cetakan yang telah

selesai, dibawa ke lokasi pekerjaan dan dipasang sesuai dengan posisi tulangan yang telag

Page 14: Laporan praktek kerja lapangan

dipasang seluruhnya. Untuk memeriksa tegak lurusnya mal digunakan unting-unting yang telah

diikatkan dengan benang yang kemudian digantung pada papan mal. Bila jarak antara benang

dengan papan mal di bagian bawah dan atas telah sama, bearti papan ini telah tegak lurus, maka

mal tersebut disokong pada sisi-sisinya dengan kayu 5/7 cm, sehingga aman terhadap pergeseran

pada saat pengecoran.

            Dalam pekerjaan pemasangan mal ini diperlukan 3 orang tenaga kerja untuk 5 buah mal.

Pekerjaan pemasangan mal ini waktu pelaksanaannya berselangan dengan pengecoran kolom.

Hal ini dilakukan karena jumlah cetakan terbatas. Jadi mal yang sudah pernah dipakai bisa

digunakan lagi pada pengecoran kolom berikutnya.     

3.1.3    Pekerjaan pengecoran kolom

            Pengecoran akan segera dilaksanakan setelah pembesian dan pemasangan mal. Sebelum

dilakukan pengecoran terlebih dahulu diperiksa pembesian dan mal untuk menghindari

terjadinya kesalahan dalam pengecoran. Papan mal harus kokoh dan benar.

Adukan campuran pengecoran berpedoman pada data mix design yang telah diteliti. Dari

hasil penelitian tersebut adukancampuran yang dipakai adalah campuran 1 semen, 2 pasir dan 3

kerikil dengan mutu beton K-225. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan

dicor harus bersih dan bebas dari kotoran dan bagian beton yang lepas. Bagian-bagian yang akan

ditanam dalam beton sudah harus terpasang (pipa-pipa untuk instalasi listrik, plumbing dan

perlengkapan lainnya). Adukan semen dituangkan ke dalam cetakan dengan menggunakan

ember setelah menggunakan palu dipakai sebagai penggetar semen agar merata.

Peralatan yang digunakan adalah ember, gerobak sorong, ruskam, kayu, sendok spasi,

skop dan alat-alat lain yang mendukung. Untuk campuran diaduk langsung dilapangan kemudian

diangkat ke lokasi pengecoran dilantai dua dengan menggunakan ember. Tenaga kerja yang

dibutuhkan pada pekerjaan ini adalah 1 orang mandor, 1 orang pengawas, 1 orang kepala tukang,

2 orang tukang dan 8 orang pekerja.

3.1.4        Pekerjaan Pembongkaran Bekisting

Pekerjaan pembongkaran bekisting kolom ini dilakukan setelah beton 2 - 3 hari.

Pekerjaan ini dilakukan hati-hati agar bekisting tidak rusak. Pembongkaran tidak dilakukan

sekaligus yaitu dengan membongkar keempat sisi bekisting sekaligus melainkan dengan

membongkar salah satu sisi bekisting kemudian diikuti dengan sisi depan dan sisi kiri dan diikuti

sisi kanan, hal ini dilakukan karena bekisting kolom tersebut saling mengait satu sisi dengan sisi

depannya. Agar memudahkan pembongkaran, pekerja menggunakan linggis. Bekisting yang

telah dibongkar lalu dibersihkan dan disimpan pada tempat yang terlindung agar dapat digunakan

pada pekerjaan berikutnya. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 3 orang pekerja.

3.1.5        Perawatan Beton

Page 15: Laporan praktek kerja lapangan

Perawatan beton dilakukan setelah beton mengeras, yaitu kira-kira 2 hari setelah

pengecoran berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mencegah pengeringan bidang-bidang beton

yang dapat menyebabkan retak-retak pada beton. Perawatan kolom ini dilakukan dengan cara

menyiram air kepermukaan beton selama 3 hari. Perawatan beton segera dimulai setelah

pengecoran beton selesai dilaksanakan dan harus berlangsung terus menerus selama paling

sedikit 2 (dua) minggu jika tidak ditentukan lain, tetapi sejauh pengamatan penulis, perawatan

beton di lapangan tidak dilakukan sama sekali.3.2      Pekerjaan Pada Balok Dan Plat Lantai II

Pekerjaan pada balok dan plat lantai II meliputi :1.      Pemasangan bekisting balok dan plat lantai2.      Pembesian balok dan plat lantai3.      Pengecoran balok dan plat lantai4.      Pekerjaan perawatan

3.2.1    Pemasangan bekisting balok dan plat lantai II

Metode Pembuatan bekisting pada dasarnya adalah bagaimana cetakan beton dapat

memikul beban beton diatasnya terutama pada plat saat pengecoran. Oleh sebab itu papan

bekisting menggunakan kayu keras dengan kualitas baik (rata,kokoh dan baik). Ini bertujuan agar

diperoleh hasil beton yang rapi. Dengan hasil ini, finishing beton akan lebih mudah dan cepat

terselesaikan.

Untuk plat struktur menggunakan kayu bekisting Multipleks 9 mm, dengan perancah

scafolding, horrybeam, serta pipe support. Pembentukan mal dilakukan diatas frame yang telah

diletakkan dibawahnya, sedangkan pada bagian sisi atas dibiarkan terbuka untuk pengecoran.

Mal harus datar agar menghasilkan kotak mal yang baik. Antara tripleks satu dengan tripleks

yang lainnya harus rapat dan dipakai selotip karna tidak boleh ada rongga atau celah, agar

adukan beton tidak merembes keluar mal. Pemasangan bekisting dilakukan sebelum pemasangan

tulangan, bekisting tersebut sudah dirangkai sesuai dengan ukuran dan dimensinya. Peralatan

yang dibutuhkan saat pembuatannya adalah gergaji, palu, meteran,waterpass, pahat kayu, dan

lain-lain yang dianggap perlu. Adapun bahan-bahannya adalah tripleks 9mm, dolken kayu φ 8,

Kayu kelas III, Balok kayu kelas II, Paku kayu 5cm – 12 cm, Minyak bekisting, dan lain-lain.

Pada pekerjaan ini pekerja yang dibutuhkan mencapai 25-30 orang. Dengan alat yang

digunakan palu, tang kakak tua, linggis. Dalam sehari pekerja dapat mengecor sebanyak 10 m3.

3.2.2    Pembesian balok dan plat lantai II

Pemotongan dan pembengkokan tulangan balok lantai dan Plat lantai dilakukan dilokasi

kerja. Tulangan-tulangan yang telah dibentuk diangkat ke atas papan bikisting untuk dirangkai

sesuai dengan gambar rencana yang menggunakan kawat beton berdiameter 1

mm.          Pekerjaan pembesian balok dan plat lantai II dikerjakan setelah pengecoran sloof dan

kolom sudah diselesaikan. Pembesian balok dan plat lantai II menurut ukuran penampang seperti

yang tercamtum pada gambar rencana.

Pekerjaan balok dan plat lantai II ini terdiri dari 3 tipe yaitu:

Page 16: Laporan praktek kerja lapangan

Balok lantai (BL1)

Dimensi 30 x 50 cm         

Tulangan atas 5 Ø 16 mmTulangan tengah 4 Ø 16 mmTulangan bawah 3 Ø16Beugel Ø8-10 mmBalok Lantai (BL2)

Dimensi 30 x 50Tulangan atas 4 Ø 16 mmTulangan tengah 4 Ø 16 mmTulangan bawah 3 Ø16Beugel Ø 8-10 mm

Balok lantai (BLT)

Dimensi 13 x 13 cmTulangan atas 2 Ø 10 mmTulangan bawah 3 Ø 10 mmBeugel Ø6-12 mm

Pada  pembesian plat lantai dan balok, tulangan yang telah disiapkan langsung dirangkai dan dipasang pada tempat yang telah ditentukan sesuai dengan ukuran dan dimensinya. Besi yang digunakan pada plat lantai adalah besi berdiameter 10 mm. Pembuatan nya langsung dilakukan diatas bikisting lantai yang telah dibuat. Untuk menjaga agar kedudukan rangkaian tulangan tidak menempel pada bikisting , maka setiap jarak 50 cm dipasang beton tahu yang adukannya  1 pc : 2 ps dengan ketebalan 3 cm dibawah tulangan lapisan bawah.

Adapun alat yang dipakai pada pembesian balok dan plat lantai II yaitu  meteran, kawat,

tang kakak tua dengan bahan yaitu besi ulir dan besi polos.

Volume pekerjaan pada pembesian balok dan plat lantai II untuk dimensi 30x50 cm kira-

kira dalam 1 hari mencapai 10 m3. Untuk dimensi 50x30 cm kira-kira dalam 1 hari mencapai

2,16 m3 . Tenaga kerja dalam pelaksanaan pembesian sloof berkisar antara 6 – 12 orang pekerja.

Dengan 1 orang mandor, 1 orang kepala tukang.

3.2.3    Pengecoran balok dan plat lantai II

Sebelum pengecoran dimulai hendaklah semua bikisting dibersihkan dari kotoran-kotoran

yang melekat dan juga diadakan pemeriksaan letak tulangan maupun letak bikisting. Pengecoran

balok dan plat lantai II yang merupakan beton struktural menggunakan mutu beton K 250 yang

campurannya diperoleh dari hasil Mix design, Mix design harus dilakukan di laboratorium yang

berwenang dan independent, perbandingan campuran adalah 1:2:3  terdiri dari 1 zak semen, 2

tong pasir, 3 tong kerikil. untuk selimut beton dipakai 3 cm, dengan slump test (12±2)

cm.  pengecoran harus dilakukan sesuai prosedur karena sangat berpengaruh kepada kekakuan

Page 17: Laporan praktek kerja lapangan

bangunan.  Peralatan yang digunakan adalah molen, vibrator, ember, gerobak sorong, ruskam,

kayu, sendok spasi, skop dan alat-alat lain yang mendukung.

Volume pada pengecoran balok dan plat lantai II dalam 1 hari biasanya mencapai 8 m3.

Dengan pekerja mencapai 20-30 orang pekerja. Adapun alat yang digunakan dalam pengecoran

balok dan plat lantai II antara lain molen, cangkul, skrop, timba, selang air, dengan bahan yang

digunakan berupa air, pasir, kerikil dan semen.

BAB IVMASALAH YANG TIMBUL DAN PEMECAHANNYA

            Permasalahan merupakan suatu hal yang tidak mungkin dipisahkan dari suatu kegiatan

atau pelaksanaan pekerjaan yang sedang dikerjakan. Sebagaimana kita ketahui setiap pekerjaan

konstruksi pasti mengalami permasalahan–permasalahan, baik itu secara besar  maupun kecil.

Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini banyak mengalami permasalahan di Proyek

Pembangunan RKB SMP N 7 Lhokseumawe.

4.1       Permasalahan

            Masalah yang timbul adalah sebagai berikut :

1.         Penepatan material yang kurang terlindungi dari teik matahri dan guyuran hujan, sehingga besi

cepat berkarat.

2.         Material di letakkan di halaman sekolah dimana tempat tersebut adlah tempat bermain siswa

siswi dikala waktu istirahat.

3.         Tidak dilakukannya perawatan beton

4.2       Pemecahan Masalah

            Untuk mengatasi masalah diatas dilakukan pemecahan masalah sebagai berikut :

1.      Pihak kontrktor harusnya menyediakan gudang/tempat penyimpan barang agar lebih terawatt

dan aman dari anak anak.

2.      Sebagian material tidak dihamparkan begitu saja melainkan ditimbun dengan baik dan terpisak

antara pasir dan kerikil agar tidak tercampur.

Page 18: Laporan praktek kerja lapangan

3.      Ketersedian material harus sesuai dengan time schedule  dan biasanya terkait dengan keadaan

cuaca dan transportasi. Sebaiknya keterlambatan material dapat dicegahdengan pengaturan

jadwal pemasukan material, agar tidak terjadi keterlambatan karena sangat merugikan bagi pihak

kontraktor. Jadi sebaiknya jauh hari sebelum pekerjaan dilaksanakan, penjadwalan kedatangan

material sudah direncanakan, termasuk material yang didatangkan dari pabrik. Ketika tidak ada

pekerjaan yang diperlukan para pekerja langsung mengalihkan pelaksanaan pekerjaan yang lain

dan kontraktor harus membuat jadwal bahan agar tidak ada bahan yang terlambat.

4.      Dalam RKS pasal 13 ayat 3  mengenai perawatan beton dikatakan bahwa perawatan beton

segera dimulai setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan harus berlangsung terus

menerus selama paling sedikit 2 (dua) minggu. Perawatan beton dilakukan dengan cara

menyiram air kepermukaan beton selama 3 hari. Perawatan beton sangat penting dilakukan,

karena dapat mencegah pengeringan bidang – bidang beton yang dapat menyebabkan retak –

retak pada beton.

5.      Dalam pekerjaan konstruksi dilapangan hujan merupakan suatu hambatan dimana pada saat

hujan pekerjaan tidak dapat aktif dan baik. Sebaiknya kontraktor haruslah mempelajari keadaan

cuaca, jika hujan harus mempersiapkan tenda/terpal sebagai penutup pada saat pengecoran untuk

melindungi beton.

Page 19: Laporan praktek kerja lapangan

BAB VPENUTUP

            Setelah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan, penulis merasakan manfaat yang sangat

besar sekali, karena dapat membandingkan antara teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan

praktek sebenarnya di lapangan.

            Dari hasil pengamatan dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan selama 3 (tiga) minggu,

penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut:

5.1       Kesimpulan

            Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil adalah sebagai berikut:

1.      Dalam melaksanakan suatu proyek melibatkan beberapa unsur organisasi antara lain pemilik

proyek, konsultan perencana, konsultan pengawas dan pelaksana proyek.

2.      Pekerjaan pemotongan, pembengkokan dan pengkaitan besi tulangan dilakukan cukup baik dan

teliti.

3.      Besi yang digunakan dilapangan sesuai dngan gambar rencana.

4.      Komunikasi antara pengawas dan pekerja di lapangan dipandang perlu agar terciptanya

hubungan yang baik dan pekerjaan dapat berjalan lancar.

5.      Material yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah material yang bermutu baik, bebas dari

unsur-unsur yang dapat merusak beton seperti lumpur dan lain-lain. Karena material yang

mutunya tidak baik akan mengakibatkan kekuatan mutu beton.

5.2              Saran – saran

Adapun beberapa saran yang dapat penulis utarakan sebagai berikut:

1.      Pengadaan material di lapangan hendaknya disesuaikan dengan jadwal kerja dan volume

pekerjaan

2.      Penumpukan dan penempatan material seperti pasir dan kerikil hendaknya tidak langsung di atas

tanah sebaiknya diberikan alas dibawahnya hal ini untuk menghindari tercampurnya tanah saat

pengambilan material tersebut sehingga tidak mempengaruhi akan mutu beton.

3.      Penyedian tenaga kerja pada suatu pekerjaan hendaknya disesuaikan dengan volume pekerjaan,

agar dapat diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditetapkan.

4.      Kepala tukang hendaknya mengontrol pekerjaannya secara rutin supaya tidak terjadi

penyimpangan, sehingga mengurangi mutu pekerjaan tersebut.

5.      Kontraktor sebelum melakukan proyek hendaknya lebih mempertimbangan akan tersedianya

bahan dan peralatan, agar proyek dapat berjalan lancar dan efektif sebagaimana seperti yang

telah direncanakan.

Page 20: Laporan praktek kerja lapangan

DAFTAR PUSTAKA

Safrawati, 2008. Proyek Lanjutan Pembangunan Gudang Penyimpanan Bahan

            Praktikum Mahasiswa Seluas 815 M2, Politeknik Negeri Lhokseumawe,

            Buket Rata Lhokseumawe.

Nurdin Sari, 2009. Proyek Pembangunan Gedung Asrama Tahfidhil Qur’an Tahap I Lhoksukon

Kabupaten Aceh Utara, Politeknik Negeri Lhokseumawe. Buket Rata Lhokseumawe.

PT. Lamna Tamita Jaya , 2013. Proyek Pembangunan RKB smp negeri 7 lhokseumawe,Lhokseumawe.